PENGAMATAN JENIS-JENIS TANAMAN OBAT Karya Tulis Di susun untuk melengkapi salah satu persyaratan Ujian Nasional Tahun pelajaran 2008 / 2009
Oleh : Nama : Felicia rezkhi Putri NIS : 7643 Kelas : XII IPA
DINAS PENDIDIKAN MENENGAH DAN TINGGI PROPINSI DKI JAKARTA SEKOLAH MENENGAH ATAS ANGKASA I JAKARTA 2008 / 2009
LEMBAR PENGESAHAN KARYA TULIS INI DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH :
5
Nama Guru Pembimbing
Tanda Tangan
Tanggal
(Dwi Djuni, Spd.)
-------------------------------------------- -----
-----------------------
Wali Kelas
(Dra. Lilis Sulistyomurti)
----------------------------------------------- ------
------------------------
Mengetahui Kepala SMA Angkasa I
(Dra. Hj. Sri Utami)
5
Nama Guru Pembimbing
Tanda Tangan
Tanggal
(Dwi Djuni, Spd.)
-------------------------------------------- -----
-----------------------
Wali Kelas
(Dra. Lilis Sulistyomurti)
----------------------------------------------- ------
------------------------
Mengetahui Kepala SMA Angkasa I
(Dra. Hj. Sri Utami)
5
LEMBAR KEASLIAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Felicia Rezkhi Putri NIS
: 7643
Kelas : XII IPA
Menyatakan bahwa karya tulis ini yang berjudul “JENIS-JENIS “JENIS-JENIS TANAMAN OBAT” adalah asli buatan sendiri bukan jiplakan.
Jakarta, Desember 2008
Felicia Rezkhi Putri
5
KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur penulis sampaikan kepada Tuhan Yang Maha Pengasih dan Penyayang, yang telah mencurahkan karunia dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis ini. Karya Tulis ini dibuat untuk melengkapi persyaratan Ujian Nasional tahun 2008/2009. Adapun judul dari karya tulis ini adalah “JENIS-JENIS TANAMAN OBAT”. Pengamatan ini dilakukan di Desa Ciptarasa, Sukabumi - Jawa Barat. Penulis menyadari bahwa karya tulis ini masih sangat jauh dari sempurna, tetapi penulis telah berusaha melakukan yang terbaik dalam penyusunan karya tulis ini. Ucapan terima kasih yang ingin penulis sampaikan kepada orang yang telah memneri dorongan kepada penulis dalam pembuatan karya tulis ini. •
Keluarga penulis. Terima kasih atas semua nasihat, arahan, bantuan, dan dukungan baik moril maupun materil yang telah di berikan.
•
Guru-guru, baik Kepala Sekolah, Guru Pembimbing maupun Wali Kelas. Terima kasih atas bimbingannya.
•
Pembimbing regu Kelinci, Ibu Dewi Tresna Handayani, S. SI. Terimakasih atas dukungannya.
•
Mentor regu Kelinci, Ka Agung. Terima kasih atas bimbingan dan kesabarannya.
•
Kepala Desa, pemilik home stay, pemilik rumah kerja, dan seluruh warga Desa Ciptarasa, Sukabumi – Jawa Barat. 5
•
Teman-teman angkatan 2006, adik kelas, dan kakak alumni SMA ANGKASA I. Terima kasih atas bantuan dan dukungannya.
Penulis berharap karya tulis ini dapat membantu bagi para peneliti yang ingin meneliti jenis-jenis tanaman obat dan dapat dijadikan sebagai referensi.
Jakarta, Desember 2008
Penulis
5
DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN……………………………………………………………. LEMBAR KEASLIAN………………………………………………………………….. KATA PENGANTAR………………………………………………………………….. DAFTAR ISI……………………………………………………………………………… BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang………………………………………………………………… 1.2 Rumusan Masalah…………………………………………………………… 1.3 Tujuan dan Manfaat Penulisan…………………………………………… 1.4 Waktu dan Tempat Penelitian…………………………………………… 1.5 Pengumpulan data…………………………………………………………… 1.6 Sistematika Penulisan…………………………………………………… BAB II PEMBAHASAN 2.1 Mahkota Dewa………………………………………………………………… 2.2 Tahi Kotok………………………………………………………………… 2.3 Kunyit………………………………………………………………………… 2.4 Cengkeh………………………………………………………………………… 2.5 Jahe………………………………………………………………………………… 2.6 Kunci Pepet………………………………………………………………… 2.7 Temu Hitam 2.8 Temu Putih BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan……………………………………………………………………… 5
3.2 Saran………………………………………………………………………….. DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………….. LAMPIRAN……………………………………………………………..
5
BAB I PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG MASALAH
Tanaman obat adalah tanaman yang berkhasiat dapat menyembuhkan berbagai macam penyakit. Tanaman obat ini dapat di racik dengan 2 cara : cara traditional dan cara modern. Cara traditional biasanya di lakukan oleh masyarakat pedesaan atau masyarakat yang tinggal jauh dari kota. Mereka lebih baik memilih untuk menanam tanaman obat daripada berjalan ke kota yang jauh jaraknya. Menanam tanaman obat merupakan adat istiadat yang turun-temurun dari nenek moyangnya. Jadi, mereka sudah mengetahui segala jenis tanaman obat, cara penggunaannya, manfaat, dan efek sampingnya. Cara penyajiannya pun berbeda, mereka dapat menumbuk, dimakan langsung, dan diseduh. Berbeda dengan cara modern. Cara ini biasanya di gunakan pada masyarakat kota. Semakin canggihnya teknologi, membuat masyarakat memilih cara praktis dengan membeli obat di warung atau di apotik. Tanaman obat diracik secara modern menggunakan alat-alat canggih dan dibuat dengan bermacam-macam bentuk, seperti : kapsul, tablet, obat cair, bubuk, dll. Penanaman tanaman obat di Desa Ciptarasa menggunakan cara tradisional. Mereka menanam tanaman obat di pekarangan rumah mereka. Pengetahuan mengenai jenis-jenis tanaman obat, mereka ketahui dari nenek moyang mereka yang bersifat turun-temurun. Tanaman obat yang mereka tanam, digunakan oleh keluarga mereka sendiri. Mereka menggunakan / mengolah tanaman obat tersebut dengan cara : menumbuk, merebus, memakan langsung, dll. Mayoritas mereka memanfaatkan bagian akar, batang, buah, daun, dan bunga. Jika keluarga lain membutuhkan obat, namun mereka tidak memiliki tanaman obat di pekarangan rumahnya, mereka akan melakukan pertukaran (barter) pada empunya tanaman obat. Dengan begitu, tumbuh rasa solidaritas antar masyarakat.
1.2 RUMUSAN MASALAH
5
Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan diatas, pengamatan ini bermaksud mengungkap mengenai cirri-ciri, kegunaan, dan manfaat. JENISJENIS TANAMAN OBAT di lingkungan pedesaan khususnya di Desa Ciptarasa dengan salah satu cara, antara lain dengan pertanyaan-pertanyaan berikut : 1. Jenis tanaman obat apakah yang banyak ditanam di Desa Ciptarasa? 2. Apakah manfaat dari tanaman obat tersebut? 3. Bagaimana cirri-ciri dari tanaman obat tersebut? 4. Bagaimana cara menggunakan dan mengolah tanaman obat tersebut?
1.3 METODE PENELITIAN
Metode penelitian yang digunakan dengan observasi, studi kepustakaan, wawancara, metode deskriptif dan kualitatif. Metode deskriptif adalah metode dalam peneliti status kelompok manusia, suatu set produksi, suatu sistem pemiliran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang . 1.4 TUJUAN DAN MANFAAT PENULISAN
Penelitian ini bertujuan sebagai persyaratan untuk mengikuti Ujian Nasional di SMA ANGKASA I Halim Perdana Kusuma tahun ajaran 2008 / 2009 dan salah satunya untuk mengetahui jenis-jenis tanaman obat, khususnya di Desa Ciptarasa. Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai bahan informasi para peneliti yang akan meneliti jenis-jenis tanaman obat, ciri-cirinya, manfaatnya, cara penggunaan dan pengolahannya. 1.5 WAKTU DAN TEMPAT
Penelitian ini dilakukan pada hari Senin, tanggal 30 Juni – 2 Juli 2008, bertempat : Desa Ciptarasa, Sukabumi – Jawa Barat, pukul 13.00 – 15.00 WIB.
1.6 PENGUMPULAN DATA
5
1.7 SISTEMATIKA PENULISAN
Dalam penyusunan karya tulis ini, penulis menyusun dengan sistematika penulisan dan metode pembahasan sebagai berikut : 1.7.1
BAB I Pendahuluan
Pada bab ini berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, metode penelitian, tujuan dan manfaat penulisan, waktu dan tempat, pengumpulan data, dan sistematika penulisan. 1.7.2
BAB II Pembahasan
Pada bab ini berisi pembahasan mengenai jenis-jenis tanaman obat, ciricirinya, manfaatnya, dan cara penggunaannya. 1.7.3
BAB III Kesimpulan dan Saran
Pada bab ini penulis meguraikan tentang kesimpulan dan saran dari karya tulis ini.
5
BAB II PEMBAHASAN
Desa Ciptarasa memiliki berbagai macam jenis tanaman obat. Tanaman tersebut masing-masing memiliki cirri-ciri, manfaat, dan cara penggunaan yang berbeda-beda. Antara lain :
2.1 Mahkota Dewa Mahkota dewa (Phaleria macrocarpa) bisa ditemukan ditanam di pekarangan sebagai tanaman hias atau di kebun-kebun sebagai tanaman peneduh. Asal tanaman mahkota dewa masih belum diketahui. Menilik nama botaninya Phaleria papuana, banyak orang yang memperkirakan tanaman ini populasi aslinya dari tanah Papua, Irian Jaya. Di sana memang bisa ditemukan tanaman ini. Mahkota dewa tumbuh subur di tanah yang gembur dan subur pada ketinggian 10-1.200 m dpl.
Ciri-ciri: 1. Perdu menahun ini tumbuh tegak dengan tinggi 1-2,5 m. 2. Batangnya bulat, permukaannya kasar, warnanya cokelat, berkayu dan bergetah, percabangan simpodial. 3. Daun tunggal, letaknya berhadapan, bertangkai pendek, bentuknya lanset atau jorong, ujung dan pangkal runcing, tepi rata, pertulangan menyirip, permukaan licin, warnanya hijau tua, panjang 7-10 cm, lebar 2-5 cm. 4. Bunga keluar sepanjang tahun, letaknya tersebar di batang atau ketiak daun, bentuk tabung, berukuran kecil, berwarna putih, dan harum. 5. Buah bentuknya bulat, diameter 3-5 cm, permukaan licin, beralur, ketika muda warnanya hijau dan merah setelah masak. 6. Daging buah berwarna putih, berserat, dan berair. Biji bulat, keras, berwarna cokelat. Berakar tunggang dan berwarna kuning kecokelatan.
Manfaat : Kulit buah dan daging buah digunakan untuk disentri, psoriasis, dan jerawat. Daun dan biji digunakan untuk pengobatan: - penyakit kulit, seperti ekzim dan gatal-gatal. Buah mahkota dewa mengandung beberapa zat aktif seperti: 5
1.
Alkaloid, bersifat detoksifikasi yang dapat menetralisir racun di dalam tubuh
2.
Saponin, yang bermanfaat sebagai:
3.
a.
sumber anti bakteri dan anti virus
b.
meningkatkan sistem kekebalan tubuh
c.
meningkatkan vitalitas
d.
mengurangi kadar gula dalam darah
e.
mengurangi penggumpalan darah
Flavonoid a.
melancarkan peredaran darah ke seluruh tubuh dan mencegah terjadinya penyumbatan pada pembuluh darah
b.
mengurangi kandungan kolesterol serta mengurangi penumbunan lemak pada dinding pembuluh darah
c.
mengurangi kadar resiko penyakit jantung koroner
d.
mengandung antiinflamasi (antiradang)
e. berfungsi sebagai anti-oksidan f.
membantu mengurangi rasa sakit jika terjadi pendarahan atau pembengkakan
4.
Polifenol a. berfungsi sebagai antihistamin (antialergi)
Cara Penggunaan: Bagian yang digunakan adalah daun, daging dan kulit buahnya. Daun dan kulit buah bisa digunakan segar atau yang telah dikeringkan, sedangkan daging buah digunakan setelah dikeringkan.Belum diketahui dosis efektif yang aman dan bermanfaat. Untuk obat yang diminum, gunakan beberapa irisan buah kering (tanpa biji). Selama beberapa hari baru dosis ditingkatkan sedikit demi sedikit, sampai dirasakan manfaatnya. Untuk penyakit berat, seperti kanker dan psoriasis, dosis pemakaian kadang harus lebih besar agar mendapat manfaat perbaikan. Perhatikan efek samping yang timbul.
Contoh Pemakaian di Masyarakat : 1. Disentri : Rebus kulit buah mahkota dewa yang sudah dikeringkan (15 g) dengan dua gelas air sampai mendidih selama 15 menit. Setelah dingin, saring clan minum airnya sekaligus. Lakukan 2--3 kali dalam sehari.
5
2. Psoriasis: Belah buah mahkota dewa segar (tiga buah), bijinya dibuang, lalu iris tipis-tipis dan jemur sampai kering. Rebus simplisia ini dengan satu liter air dengan api besar. Setelah mendidih, kecilkan api dan rebus sampai airnya tersisa seperempatnya. Setelah dingin, saring dan minum airnya sehari dua kali, masing-masing separuhnya. Jika timbul gejala keracunan, turunkan dosis atau hentikan penggunaannya. 3. Eksim atau gatal-gatal : Cuci daun mahkota dewa segar secukupnya, lalu giling sampai halus. Tempelkan pada bagian yang sakit, lalu balut. Ganti 2--3 kali dalam sehari.
2.2 Tahi Kotok Tanaman tahi kotok (Tagetes erecta L.) sering ditanam di halaman rumah dan taman-taman sebagai tanaman hias. Tahi kotok berasal dari Meksiko, menyukai tempat terbuka yang terkena matahari langsung dan udara lembap.
Ciri-ciri : 1. Bunga rasanya pahit, sifatnya sejuk, berbau khas (tidak sedap). 2. Tingginya yang mencapai 1,3 sampai 1,5 meter. 3. Ia termasuk tumbuhan bercabang, dengan daun tunggal menyirip sangat dalam. Sehingga menyerupai daun majemuk menyirip gasal. 4. Jumlah taju anak daun pada kedua sisi ada 5-9, bentuknya memanjang hingga lanset menyempit. 5. Ada bintik kelenjar bulat dekat tepinya, dengan warna hijau. 6. Bunga tunggal, berbentuk bongkol warnanya kuning atau orange. 7. Buahnya keras, bentuk garis, dan berwarna hitam.
Manfaat : Dapat membunuh belatung tanaman, radang mata (konjunkvitis), batuk rejan (pertusis), radang saluran napas (bronkhitis), radang tenggorok, sariawan, sakit gigi, perut kembung, mual, kejang panas pada anak, mengencerkan dahak, obat batuk, peluruh kencing (diuretic), dan memperbaiki gangguan pencernaan.
Cara Penggunaan ; 5
1. Membunuh belatung pada tanaman: Giling bunga sebanyak 3 gram sampai halus, lalu tambahkan satu liter air. Saring dan siap digunakan untuk menyemprot tanaman. 2. Gondongan
(parotitis),
radang
payudara
(mastitis),
dan
pegal
linu
(rheumatism): Jika ingin menjadikannya obat minum, maka rebuslah bunga kering (5-15g), lalu minum airnya. Sementara untuk pemakaian luar, cuci bunga segar, lalu giling sampai halus. Tambahkan cuka beras putih secukupnya, lalu gunakan sebagai tapal ditempat yang sakit. Adapun akar dan daun segarnya, bisa digunakan sebagai tapal untuk koreng di kulit (piodermi). Caranya giling sampai halus dan tempelkan pada bagian yang sakit. 3. Batuk rejan: Rebuslah bunga tahi kotok yang kering (15g) dan gula enau secukupnya, dengan dua gelas air sampai airnya tersisa satu gelas. Setelah dingin, saring dan minum airnya sehari dua kali, masing-masing setengah gelas. 4. Sakit gigi : Rebuslah bunga tahi kotok kering (15g), dengan dua gelas air sampai tersisa satu gelas. Setelah dingin, saring dan minum airnya sehari dua kali. Masingmasing setengah gelas. 5. Sakit mata : cucilah bunga tahi kotok segar(satu kuntum), lalu rebus. Setelah dingin, saring dan gunakan untuk mencuci mata yang sakit dengan gelas mata.
6. Radang kulit bernanah (Pyodermi): Lumatkan akar dan daun segar, sebagai tapal di tempat kelainan.
2.3 Kunir (Kunyit) Kunir atau kunyit (Curcuma longa Linn. syn. Curcuma domestica Val.)
termasuk salah satu tanaman rempah dan obat asli dari wilayah Asia Tenggara. Tanaman ini kemudian mengalami persebaran ke daerah Indo-Malaysia, Indonesia, Australia bahkan Afrika. Hampir setiap orang Indonesia dan India serta bangsa Asia
5
umumnya pernah mengkonsumsi tanaman rempah ini, baik sebagai pelengkap bumbu masakan, jamu atau untuk menjaga kesehatan dan kecantikan . Kunyit adalah rempah-rempah yang biasa digunakan dalam masakan di negara-negara Asia. Kunyit sering digunakan dalam masakan sejenis gulai, dan juga digunakan untuk memberi warna kuning pada masakan. Produk farmasi berbahan baku kunyit, mampu bersaing dengan berbagai obat paten, misalnya untuk peradangan sendi ( arthritis- rheumatoid ) atau osteo-arthritis berbahan aktif natrium deklofenak , piroksikam, dan fenil butason dengan harga yang relatif mahal atau suplemen makanan (Vitamin-plus) dalam bentuk kapsul. Kunyit tergolong dalam kelompok jahe-jahean, Zingiberaceae. Kunyit (Curcuma domestic) termasuk salah satu tanaman rempah dan obat, habitat asli tanaman ini meliputi wilayah Asia khususnya Asia Tenggara. Tanaman ini kemudian mengalami persebaran ke daerah Indo-Malaysia, Indonesia, Australia bahkan Afrika. Hampir setiap orang Indonesia dan India serta bangsa Asia umumnya pernah mengkonsumsi tanaman rempah ini, baik sebagai pelengkap bumbu masakan, jamu atau untuk menjaga kesehatan dan kecantikan.
Manfaat : Umbi akar yang berumur lebih dari satu tahun dipakai sebagai ubat (umbi akar bersifat mendinginkan, membersihkan, mempengaruhi bagian perut khususnya pada lambung , merangsang, melepaskan lebihan gas di usus, menghentikan pendarahan dan mencegah penggumpalan darah). Kunyit dikonsumsi dalam bentuk perasan yang disebut filtrat, juga diminum sebagai ekstrak atau diguna sebagai salap untuk mengubati bengkak. Kunyit juga berkhasiat untuk menyembuhkan hidung yang tersumbat, caranya dengan membakar kunyit dan menghirupnya. Pengobatan hepatitis, antioksidan, gangguan pencernaan, anti mikroba (broad spectrum), anti kolesterol, anti HIV, anti tumor (menginduksi apostosis), menghambat perkembangan sel tumor payudara (hormone dependent and independent), menghambat ploriferasi sel tumor pada usus besar (dose-dependent), anti invasi, anti rheumatoid arthritis (rematik ), mempunyai prospek yang cerah pada sektor industri hilir dalam berbagai bentuk (ekstrak, minyak, pati, makanan/minuman, kosmetika, produk farmasi dan IKOT/IOT). Diabetes melitus, Tifus, Usus buntu, Disentri, Sakit keputihan; Haid
5
tidak lancar, Perut mulas saat haid, Memperlancar ASI; Amandel, Berak lendir, Morbili, Cangkrang (Waterproken) Diabetes melitus, Tifus, Usus buntu, Disentri, Sakit keputihan; Haid tidak lancar, Perut mulas saat haid, Memperlancar ASI; Amandel, Berak lendir, Morbili, Cangkrang (Waterproken); bahan dalam masakan, obat anti gatal dan anti kejang serta mengurangi pembengkakan selaput lendir mulut
Cara Penggunaan : 1. Diabetes mellitus Bahan: 3 rimpang kunyit, 1/2 sendok the garam Cara membuat: kedua bahan tersebut direbus dengan 1 liter air sampai mendidih, kemudian disaring. Cara menggunakan: diminum 2 kali seminggu 1/2 gelas. 2. Tifus Bahan: 2 rimpang kunyit, 1 bonggol sere, 1 lembar daun sambiloto Cara membuat: Semua bahan tersebut ditumbuk halus dan dipipis, kemudian ditambah 1 gelas air masak yang masih hangat, dan di saring. Cara mengunakan: diminum, dan dilakukan selama 1 minggu berturut-turut. 3. Usus buntu Bahan: 1 rimpang kunyit, 1 butir buah jeruk nipis, 1 potong gula kelapa/aren. Garam secukupnya. Cara membuat: Kunyit diparut dan jeruk nipis diperas, kemudian dicampur dengan bahan yang lain dan disedu dengan 1 gelas air panas, kemudian disaring. Cara menggunakan:diminum setiap pagi setelah makan, secara teratur. 4. Disentri Bahan: 1-2 rimpang kunyit, gambir dan kapur sirih secukupnya Cara membuat: semua bahan tersebut direbus dengan 2 gelas air sampai mendidih hingga tinggal 1 gelas kemudian disaring. Cara menggunakan:diminum dan diulangi sampai sembuh.
5
5. Sakit Keputihan Bahan: 2 rimpang kunyit, 1 genggam daun beluntas, 1 gagang buah asam, 1 potong gula kelapa/aren Cara membuat: semua bahan tersebut direbus dengan 1 liter air sampai mendidih, kemudian di saring. Cara menggunakan:diminum 1 gelas sehari. 6. Haid tidak lancar Bahan: 2 rimpang kunyit, 1/2 sendok Teh ketumbar, 1/2 sendok Teh biji pala, 1/2 genggam daun srigading. Cara membuat: semua bahan tersebut ditumbuk halus kemudian direbus dengan 1 liter air sampai mendidih, kemudian disaring Cara menggunakan:diminum 1 gelas sehari. 7. Perut mulas pada saat haid Bahan: 1 rimpang kunyit sebesar 4 cm, 1 rimpang jahe sebesar 4 cm, 1/2 rimpang kencur sebesar 4 cm Cara membuat: semua bahan tersebut dicuci bersih dan diparut untuk diambil airnya, kemudian di tambah dengan perasan jeruk nipis, diseduh dengan 1/2 gelas air panas dan disaring. Cara menggunakan:ditambah garam dan gula secukupnya dan diminum pada hari pertama haid. 8. Memperlancar ASI Bahan: 1 rimpang kunyit Cara membuat: kunyit ditumbuk sampai halus Cara menggunakan: dioleskan sebagai kompres diseputar buah dada 1 kali setiap 2 hari. 9. Cangkrang (Waterproken) Bahan: 2 rimpang kunyit, 1 genggam daun eceng, Cara Membuat: semua bahan tersebut ditumbuk sampai halus Cara menggunakan: dioleskan pada bagian yang kena cangkrang. 10. Amandel Bahan: 1 rimpang kunyit, 1 butir jeruk nipis, 2 sendok madu Cara membuat: Kunyit diparut, jeruk diperas untuk diambil airnya, kemudian dicampur dengan madu dan 1/2 gelas air hangat, diaduk sampai merata dan disaring 5
Cara menggunakan:diminum secara rutin 2 hari sekali. 11. Berak lendir Bahan: 1 rimpang kunyit, 1 potong gambir, 1/4 sendok makan kapur sirih Cara membuat: semua bahan tersebut direbus bersama dengan 2 gelas air sampai mendidih hingga tinggal 1 gelas dan disaring. Cara menggunakan: diminum 2 kali sehari 1/2 gelas, pagi dan sore. 12. Morbili Bahan: 1 rimpang kunyit dan 1 rimpang dringo bengle Cara membuat: kedua bahan tersebut ditumbuk bersama sampai halus Cara menggunakan:dioleskan pada seluruh badan sebagai bedak
2.4 Cengkeh Cengkeh (Syzygium aromaticum, syn. Eugenia aromaticum), dalam bahasa
Inggris disebut cloves, adalah tangkai bunga kering beraroma dari keluarga pohon Myrtaceae. Cengkeh adalah tanaman asli Indonesia, banyak digunakan sebagai bumbu masakan pedas di 18ender-negara Eropa, dan sebagai bahan utama rokok kretek khas Indonesia. Cengkeh ditanam terutama di Indonesia ( Kepulauan Banda) dan Madagaskar , juga tumbuh subur di Zanzibar , India, dan Sri Lanka. Tumbuhan ini adalah flora identitas Provinsi Maluku Utara.
Ciri-ciri : 1. Cengkeh (Syzygium aromaticum) termasuk jenis tumbuhan perdu yang dapat memiliki batang pohon besar dan berkayu keras. 2. Cengkeh mampu bertahan hidup puluhan bahkan sampai ratusan tahun , tingginya dapat mencapai 20 -30 meter dan cabang-cabangnya cukup lebat. Cabang-cabang dari tumbuhan cengkeh tersebut pada umumnya panjang dan dipenuhi oleh ranting-ranting kecil yang mudah patah . 3. Mahkota atau juga lazim disebut tajuk pohon cengkeh berbentuk kerucut . 4. Daun cengkeh berwarna hijau berbentuk bulat telur memanjang dengan bagian ujung dan panggkalnya menyudut, rata-rata mempunyai ukuran lebar berkisar 2-3 cm dan panjang daun tanpa tangkai berkisar 7,5 -12,5 cm. 5
5. Bunga dan buah cengkeh akan muncul pada ujung ranting daun dengan tangkai pendekserta bertandan. Pada saat masih muda bunga cengkeh berwarna keungu-unguan , kemudian berubah menjadi kuning kehijau-hijauan dan berubah lagi menjadi merah muda apabila sudah tua. 6. Sedang bunga cengkeh keringakan berwarna coklat kehitaman dan berasa pedas sebab mengandung minyak atsiri. 7. Umumnya cengkeh pertama kali berbuah pada umur 4-7 tahun. Tumbuhan cengkeh akan tumbuh dengan baik apabila cukup air dan mendapat sinar matahari langsung. Di Indonesia , Cengkeh cocok ditanam baik di daerah daratan rendah dekat pantai maupun di pegunungan pada ketinggian 900 meter di atas permukaan laut.
Manfaat : Minyak esensial dari cengkeh mempunyai fungsi anestetik dan antimikrobial. Minyak cengkeh sering digunakan untuk menghilangkan bau nafas dan untuk menghilangkan sakit gigi. Zat yang terkandung dalam cengkeh yang bernama eugenol, digunakan dokter gigi untuk menenangkan saraf gigi. Minyak cengkeh juga digunakan dalam campuran tradisional choji (1% minyak cengkeh dalam minyak mineral) dan digunakan oleh orang Jepang untuk merawat permukaan pedang mereka. Cengkeh dapat digunakan sebagai bumbu, baik dalam bentuknya yang utuh atau sebagai bubuk. Bumbu ini digunakan di Eropa dan Asia. Terutama di Indonesia, cengkeh digunakan sebagai bahan rokok kretek . Cengkeh juga digunakan sebagai bahan dupa di Tiongkok dan Jepang. Minyak cengkeh digunakan di aromaterapi dan juga untuk mengobati sakit gigi. Untuk penyakit, cengkeh dapat menyembuhkan penyakit kolera, campak, menambah denyut jantung dan menghitamkan alis mata.
Cara Penggunaan : 1. Kolera dan menambah Denyut Jantung Bahan: Bunga cengkeh yang sudah kering Cara menggunakan: dikunyah disesap airnya, dilakukan setiap hari. Minyak cengkeh dapat memperkuat 19ender usus dan lambung serta menambah jumlah darah putih. 2. Campak 5
Bahan: 10 Biji bunga cengkeh dan gula batu Cara membuat: bunga cengkeh direndam air masak semalam kemudian ditambah dengan gula batu dan diaduk sampai merata. Cara menggunaka : diminum sedikit demi sedikit 3. Menghitamkan alis mata Bahan: 5-7 biji bunga cengkeh kering dan minyak kemiri. Cara membuat: bunga cengkeh dibakar sampai hangus, kemudian ditumbuk sampai halus dan ditambah dengan minyak kemiri secukupnya. Cara menggunakan: dioleskan pada alis mata setiap sore hari.
2.5 Jahe Jahe (Zingiber officinale), adalah tanaman rimpang yang sangat rending
sebagai rempah-rempah dan bahan obat. Rimpangnya berbentuk jemari yang menggembung di ruas-ruas tengah. Rasa dominan pedas disebabkan senyawa keton bernama zingeron. Jahe termasuk suku Zingiberaceae (temu-temuan). Nama ilmiah jahe diberikan oleh William Roxburgh dari kata Yunani zingiberi, dari bahasa Sansekerta, singaberi. Jahe diperkirakan berasal dari India. Namun ada pula yang mempercayai jahe berasal dari Tiongkok Selatan. Dari India, jahe dibawa sebagai rempah perdagangan hingga Asia Tenggara, Tiongkok, Jepang, hingga Timur Tengah. Kemudian pada zaman kolonialisme, jahe yang rend memberikan rasa hangat dan pedas pada makanan segera menjadi komoditas yang rending di Eropa.
Ciri-ciri morfologis jahe : 1. Batang jahe merupakan batang semu dengan tinggi 30 hingga 100 cm. 2. Akarnya berbentuk rimpang dengan daging akar berwarna kuning hingga kemerahan. 3. Bau menyengat. 4. Daun menyirip dengan panjang 15 hingga 23 mm dan panjang 8 hingga 15 mm. 5. Tangkai daun berbulu halus.
5
6. Bunga jahe tumbuh dari dalam tanah berbentuk bulat telur dengan panjang 3,5 hingga 5 cm dan lebar 1,5 hingga 1,75 cm. 7. Gagang bunga bersisik sebanyak 5 hingga 7 buah. 8. Bunga berwarna hijau kekuningan. Bibir bunga dan kepala putik ungu. Tangkai putik berjumlah dua. 9. Jahe tumbuh subur di ketinggian 0 hingga 1500 meter di atas permukaan laut, kecuali jenis jahe gajah di ketinggian 500 hingga 950 meter. 10. Untuk rend berproduksi optimal, dibutuhkan curah hujan 2500 hingga 3000 mm per tahun, kelembapan 80% dan tanah lembab dengan PH 5,5 hingga 7,0 dan rendin hara tinggi. Tanah yang digunakan untuk penanaman jahe tidak boleh tergenang. 11. Karena jahe hanya rend bertahan hidup di daerah tropis, penanamannya hanya bsia dilakukan di daerah katulistiwa seperi Asia Tenggara, Brasil, dan Afrika. Saat ini Equador dan Brasil menjadi pemasok jahe terbesar di dunia.
Jenis-jenis Jahe :
1. Jahe kering Merupakan potongan jahe yang kemudian dikeringkan. Jenis ini sangat rending di pasar tradisional.
2. Awetan jahe Merupakan hasil pengolahan tradisional dari jahe segar, terutama jahe muda. Yang paling sering ditemui di pasaran adalah acar, asinan, sirup, dan rending jahe. Jenis ini disukai konsumen dari daerah Asia dan Australia.
3. Bubuk jahe Merupakan hasil pengolahan lebih lanjut dari jahe menggunakan teknologi rending21. Bubuk jahe diperlukan untuk keperluan farmasi, minuman, rending dan jamu. Biasanya menggunakan bahan baku jahe kering.
4. Oleoresin jahe Adalah hasil pengolahan lebih lanjut dari tepung jahe. Bentuknya berupa cairan cokelat dengan kandungan minyak asiri 15 hingga 35%.
5
Varietas Terdapat tiga jenis jahe yang rending di pasaran, yaitu:
1.
Jahe gajah
Merupakan jahe yang paling disukai di pasaran internasional. Bentuknya besar gemuk dan rasanya tidak terlalu pedas. Daging rimpang berwarna kuning hingga putih.
2. Jahe kuning Merupakan jahe yang banyak dipakai sebagai bumbu masakan, terutama untuk konsumsi rendi. Rasa dan aromanya cukup tajam. Ukuran rimpang sedang dengan warna kuning.
3. Jahe merah Jahe jenis ini memiliki kandungan minyak asiri tinggi dan rasa paling pedas, sehingga cocok untuk bahan dasar farmasi dan jamu. Ukuran rimpangnya paling kecil dengan warna merah.dengan serat lebih besar dibanding jahe biasa.
Manfaat Jahe Di balik rasanya yang pedas, jahe mengandung zat-zat yang berguna bagi tubuh manusia. Tak heran bila sejak lama dikenal ada wedang (minuman) jahe, permen jahe, atau bandrek (minuman yang mengandung jahe). Jahe juga banyak digunakan
sebagai
bumbu
untuk
berbagai
jenis
masakan
atau
kue.
Manfaat jahe, berdasar sejumlah penelitian, antara lain: 1. Merangsang pelepasan rending adrenalin, memperlebar pembuluh darah, sehingga darah mengalir lebih cepat dan rendin. Tubuh pun menjadi lebih hangat, kerja jantung memompa darah lebih ringan. Akibatnya, tekanan darah menjadi turun. 2. Jahe mengandung dua enzim pencernaan yang penting. Pertama, protease yang berfungsi memecah protein. Kedua, lipase yang berfungsi memecah lemak. Kedua enzim ini membantu tubuh mencerna dan menyerap makanan. 3. Jahe sekurangnya mengandung 19 komponen bio-aktif yang berguna bagi tubuh. Komponen yang paling utama adalah gingerol yang bersifat antikoagulan, yaitu mencegah penggumpalan darah. Jadi mencegah
5
tersumbatnya pembuluh darah, penyebab utama stroke, dan serangan jantung. Gingerol diperkirakan juga membantu menurunkan kadar kolesterol. 4. Memblok serotonin, yaitu senyawa kimia pembawa pesan. Senyawa ini menyebabkan perut berkontraksi, sehigga timbul rasa mual. Misalnya pada orang yang mengalami mabuk perjalanan. Jadi, untuk mencegah mabuk perjalanan, ada baiknya minum wedang jahe sebelum bepergian. Caranya: pukul-pukul jahe segar sepanjang 1 ruas jari, masukkan dalam satu gelas air panas. Beri madu secukupnya, lalu minum. Bisa juga menggunakan sepertiga sendok teh jahe bubuk, atau kalau tahan, makan dua kerat jahe mentah. 5. Membuat lambung menjadi nyaman, dan membantu mengeluarkan angin. Bisa meringankan kram perut saat menstruasi atau kram akibat terlalu banyak mengkonsumsi makanan berlemak. 6. Membantu tubuh melawan pilek dan flu. Jahe mengandung antioksidan yang membantu menetralkan efek merusak yang disebabkan oleh radikal bebas di dalam tubuh. 7. Jahe merupakan pereda rasa sakit yang alami dan dapat meredakan nyeri rematik, sakit kepala, dan migren. Caranya, minum wedang jahe 3 kali sehari. Bisa juga minum wedang ronde, mengulum permen jahe, atau menambahkan jahe saat Anda membuat soto, semur, atau rending.
2.6 Kunci Pepet Kunci pepet atau kunir putih sering disebut “kunyit putih” atau “curcuma alba”, sebutan nama latin yang salah. Karena daunnya bercorak indah dan tumbuhnya tidak tinggi maka sosoknya menyerupai tanaman hias sehingga sering ditanam di pekarangan atau di dalam pot. Kunci pepet juga bisa ditemukan tumbuh liar di beberapa tempat di bagian timur Jawa samapai ketinggian kurang dari 750 m dpl. Selain digunakan sebagai campuran jamu tradisional, kunci pepet juga sering digunakan untuk kosmetika tradisional. Ada dua fase tumbuh kunci pepet. Yang pertama sisebut fase 23ias23ative, yaitu pertumbuhan normal seperti biasa dengan daun dan batang semu. Yang kedua, yaitu gase 23ias23ative. Pada fase ini yang terlihat hanya bunga-bunganya saja. Tanaman ini terdapat pada dataran rrendah
5
dengan ketinggian kurang 750 m dpl. Banyak ditemukan di Sumatera dan Jawa. Selain itu, juga ditemukan di India, Srilangka, dan Malaysia.
Ciri-ciri : 1. Terna tahunan dengan tinggi 30-70 cm ini tumbuh merumpun dengan batang semu yang tumbuh dari rimpangnya. 2. Daun tunggal, helaian daun berbentuk lanset, panjang 20-30 cm, lebar 7.5-10 cm, ujung runcing, pangkal berpelepah, tepi rata, warnanya hijau muda dengan bagian tengah bercorak warna cokelat. 3. Bunga keluar dari rimpang dengan batang semu yang amat pendek. Bunga 24ias tumbuh menggerombol, sering mekar beberapa kuntum sekaligus, warnanya ungu muda kemerahan. 4. Akarnya berdaging membentuk rimpang yang tidak terlalu besar, yaitu seukuran telur puyuh. 5. Dari rimpang induk keluar akar-akar kasar yang ujungnya terdapat anakan rimpang yang berair dan tampak tumbuh menggerombol menutupi rimpang induk. Jika rimpang dibelah terlihat warnanya putih pucat, berserat halus, dan rasanya pahit. 6. Jika telah keluar bunga, menandakan rimpang siap di panen. Umbi muda 24ias dijadikan lalap. Perbanyakan dengan rimpang.
Sifat dan Khasiat Rimpang rasanya pahit, sifatnya sejuk. Berkhasiat antiradang, peluruh kentut (karninatif), dan mempercepat penyembuhan luka.
Kandungan Kimia Rimpang mengandung minyak asiri berwarna kuning muda, agak berbau, mengandung borneol, sineol, metal khavikol, dan soponin.
Bagian yang Digunakan Bagian tanaman yang digunakan sebagai obat adalah rimpangnya.
Indikasi 5
Rimpang digunakan untuk mengatasi : Gangguan pencernaan, sakit perut, perut mulas, bengkak karena memar dan keseleo.
Cara Pemakaian Untuk pemakaian luar, gunakan perutan rimpang untuk menurap bagian tubuh yang memar, keseleo, dan bisul yang sulit pecah. Setelah digiling halus menjadi serbuk, rimpang induk yang telah dekeringkan 25ias digunakan sebagai obat.
Contoh Pemakaian : 1. Bengkak, memar dan bisul Cuci bersih rimpang induk kunci pepet yang segar, lalu tumbuk sampai halus. Jika menggunakan rimpang kering, tambahkan sedikit air. Tempelkan hasilnya pada bagian tubuh yang memar atau bengkak, lalu balut. 2. Mengeluarkan angin dari perut Seduh serbuk kunci pepet sebanyak satu sendok teh dengan secangkir air panas, lalu tutup. Setelah dingin, minum beningannya.
2.7 Temu Hitam Temu hitam terdapat di Burma, Kamboja, Indocina dan menyebar sampai ke Pulau Jawa. Selain ditanam di pekarangan atau di perkebunan, temu hitam juga banyak ditemukan tumbuh liar di hutan jati, padang rumput, atau di lading pada ketinggian 400-750 m dpl.
Ciri-ciri : 1. Terna tahunan ini menpunyai tinggi 1-2 m, berbatang semu yang tersusun atas kumpulan pelepah daun, berwarna hijau atau cokelat gelap. 2. Daun tunggal, bertangkai panjang, 2-9 helai. Helaian daun bentuknya bundar memanjang sampai lanset, ujung dan pangkal runcing, tepi rata, pertulangan menyirip, warnanya merah gelap atau lembayung, panjang 31-84 cm, lebar 1018 cm. 3. Bunganya bunga majemuk berbentuk bulir yang tandannya keluar langsung dari rimpang, panjang tandan 20-25 cm, bunga mekar secara bergiliran dari
5
kantong-kantong daun pelindung yang besar, pangkal daun pelindung berwarna putih, ujung daun pelindung berwarna kemerahan. 4. Mahkota bunga berwarna kuning. Rimpangnya cukup besar dan merupakan umbi batang. 5. Rimpang juga bercabang-cabang. Jika rimpang tua dibelah, tampak lingkaran berwarna biru kehitaman di bagian luarnya. Rimpang temu hitam mempunyai aroma yang khas. 6. Perbanyakan dengan rimpang yang sudah cukup tua atau pemisahan rumpun.
Sifat dan Khasiat Rimpang rasanya pahit, tajam, dan sifatnya dingin. Berkhasiat peluruh kentut (karminatif), peluruh dahak, meningkatkan nafsu makan (stomakik), anthelmintik, dan pembersih darah setelah melahirkan atau setelah haid.
Kandungan Kimia Rimpang temu hitam mengandung minyak asiri, tannin, kurkumol, kurkumenol, isokurkumenol, kurzerenon, kurdion, kurkumalakton, germakron,
Bagian yang Digunakan Bagian tanaman yang digunakan sebagai obat adalah rimpangnya. Cuci rimpang, lalu potong-potong, baru keringkan dengan cara diangin-anginkan agar kandungan minyak asirinya tidak terlalu berkurang.
Indikasi Rimpang berkhasiat untuk mengatasi : Tidak nafsu makan, melancarkan keluarnya darah kotor setelah melahirkan, kudis, ruam, borok, perut mulas (kolik), sariawan, batuk, sesak napas, dan cacingan.
Cara Pemakaian Untuk obat yang diminum, gunakan rimpang sebanyak 1-2 jari tangan. Untuk pemakaian luar, cuci rimpang segar secukupnya, lalu kupas dan giling sampai halus. Tambahkan minyak kelapa, aduk merata, lalu gunakan untuk menutup kudis, borok, dan ruam kulit. 5
Contoh Pemakaian : 1. Membangkitkan nafsu makan Ambil temu hitam (seukuran ibu jari), cuci, dan iris tipis-tipis. Rebus dengan dua gelas air sampai tersisa satu gelas. Setelah dingin, saring, lalu bagi untuk dua kali minum, pagi, dan sore hari, sebelum makan. 2. Membersihkan setelah melahirkan Cuci temu hitam (dua jari tangan), lalu buang kulitnya. Tumbuk sampai halus, tambahkan setengah cangkir air panas, lalu aduk merata. Setelah dingin, saring dengan sepotong kain dan minum sekaligus. Lakukan selama tiga hari setelah melahirkan. 3. Batuk berdahak dan sesak napas Cuci rimpang segar temu hitam (25 g), lalu potong tipis-tipis. Rebus dengan dua gelas air sampai mendidih selama 20 menit. Setelah dingin, saring, lalu bagi dua sama banyak untuk diminum pada pagi dan sore hari.
2.8 Temu Putih Umumnya, temu putih ditanam sebagai tanaman obat, dapat ditemukan tumbuh liar pada tempat-tempat terbuka yang tanahnya lembab pada ketinggian 01000 m dpl. Sosok tanaman ini mirip dengan temulawak dan dapat dibedakan dari rimpangnya. Temu putih banyak ditemukan di Indonesia seperti : di Jawa Barat, Jawa Tengah, Sumatera, Ambon, hingga Irian. Selain itu, juga di budidayakan di India, Bangladesh, Cina, Madagaskar, Filipina, dan Malaysia.
Ciri-ciri : 1. Terna tahunan ini tingginya dapat mencapai 2 m. 2. Batangnya merupakan batang semu yang dibentuk dari pelepah-pelepah daun yang tumbuh dari rimpangnya. 3. Daun tunggal, bertangkai panjang. Helaian daun bentuknya bulat memanjang atau lanset, ujung dan pangkal runcing, tepi rata, pertulangan menyirip, 5
warnanya hijau dengan sisi kiri-kanan ibu tulang daun terdapat semacam pita memanjang berwarna merah gelap atau lembayung, panjang 25-70 cm, lebar 8-15 cm. 4. Bunganya bunga majemuk berbentuk bulir yang tandannya keluar langsung dari rimpang, panjang tandan 20-25 cm, bunga mekar secara bergiliran dari kantong-kantong daun pelindung yang besar. 5. Mahkota bunga berwarna putih dengan garis tepi merah tipis. 6. Rimpang induk bentuknya jorong membulat dan mengeluarkan rimpang cabang yang cukup banyak dan tumbuh ke arah samping, ukurannya lebih kecil, bentuknya memanjang dan mudah dipatahkan. Darinya terdapat kantong air. Warna rimpangnya putih dengan hati yang berwarna kuning muda. 7. Bentuk buah bundar, berserat, segitiga, kulitnya lunak dan tipis. Biji bentuknya lonjong, berselaput, ujungnya berwarna putih. 8. Daun rasanya seperti serai sehingga bisa digunakan untuk memasak ikan. Rimpang muda dapat ditambahkan ke dalam salad. Perbanyakan dengan rimpang dan pemisahan anakan.
Sifat dan Khasiat Rimpang temu putih rasanya sangat pahit, pedas, sifatnya hangat, berbau aromatic, dengan afnitas ke meridian hati dan limpa. Temu putih termasuk tanaman obat yang menyehatkan darah dan menghilangkan sumbatan, melancarkan sirkulasi vital energy (qi) dan menghilangkan nyeri. Rimpang temu putih berkhasiat antikanker, antiradang (antiflogistik), melancarkan aliran darah, fibrinolitik, tonik pada saluran cerna, peluruh haid (emenagog), dan peluruh kentut.
Bagian yang digunakan Bagaian yang digunakan adalah rimpangnya. Setelah dibersihkan, rebus rimpang, lalu jemur sampai kering. Setelah akarnya dibuang, iris rimpang tipi-tipis untuk disimpan.
Indikasi Rimpang digunakan untuk pengobatan : nyeri sewaktu haid, tidak datang haid (amenore) karena tersumbatnya aliran darah, pembersih darah setelah melahirkan, 5
memulihkan gangguan pencernaan makanan (dispepsi), seperti : rasa mual dan kembung karena banyak gas, sakit perut, rasa penuh dan sakit di dada akibat tersumbatnya energy vital (qi), pembesaran : hati (hepatomegali), limpa (splenomegali), luka memar, sakit gigi, radang tenggorok, batuk, kanker : serviks, vulva, dan kulit, meningkatkan efektivitas pengobatan radiasi dan kemoterapi pada pemderita kanker.
Cara Pemakaian Untuk obat yang diminum, rebus rimpang temu putih kering (3-10 g). untuk pemakaian luar, gunakan minyak ikan asiri atau air perasan rimpang segarnya untuk prmakaian local, seperti luka memar, berbagai macam kelainan kulit. Abu dari rimpangnya bisa ditaburkan pada luka, borok, dan bagian tubuh yang terkilir (keseleo).
Contoh Pemakaian : 1. Kanker serviks Cuci rimpang temu putih kering (10 g), herba baru cina segar (20 g), herba rumput mutiara segar (30 g), herba sambiloto kering (20 g), dan biji jail (30 g) sampai bersih. Tumbuk biji jail sampai halus, iris rimpang temu putih, lalu masukkan bersama bahan lain ke dalam panic email. Tambahkan empat gelas air, lalu rebus dengan api sedang sampai airnya tersisa satu gelas. Setelah dingin, saring dan minum airnya sekaligus pada pagi hari sebelum makan. Ampasnya bisa rirebus sekali lagi dan minum pada sore hari sebelum makan. Lakukan setiap hari sampai ada perbaikan. 2. Perut kembung Cuci rimpang temu putih kering (6 g), rimpang temulawak kering (15 g), daun iler segar (10 lembar), dan daun sembung segar (2 lembar) sampai bersih. Iris rimpang tipis-tipis, lalu masukkan semua bahan ke dalam panic email. Tambahkan tiga gelas air bersih, rebus sampai tersisa satu gelas. Selama merebus, panic harus tertutup rapat. Setelah dingin, saring dan minum sekaligus airnya sewaktu ingin tidur. 3. Memar dan Keseleo
5
Bersihkan rimpang temu putih secukupnya, lalu tumbuk atau parut sampai halus. Tempelkan pada bagian tubuh yang memar atau keseleo, lalu balut.
BAB III PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan yang sudah dijelaskan di bab sebelumnya, dapat diperoleh beberapa kesimpulan : 3.1.1
Di Desa Ciptarasa memiliki banyak jenis tanaman obat yang beranekaragam.
3.1.2
Selain untuk pengobatan, ada jenis tanaman yang dapat digunakan untuk aromatherapy, bahan rokok, dan bahan dupa. Tanaman itu yaitu cengkeh.
3.2 SARAN
Berdasarkan kesimpulan diatas, penulis memberikan saran sebagai berikut : 3.2.1
Perlu diberikan penyuluhan kepada penduduk di desa tersebut agar menanam tanaman obat di pekarangan rumahnya.
3.2.2
Desa Ciptarasa sudah memiliki banyak tanaman obat. Sebaiknya itu semua harus dilestarikan.
5
DAFTAR PUSTAKA Dalimartha, Setiawan. 2003. “ Atlas Tumbuhan Obat Indonesia”, jilid 3 (Jakarta : Puspa Swara) Internet : http://id.wikipedia.org
5
LAMPIRAN Cengkeh
Temu hitam
Kunyit
Mahkota Dewa
5
Tahi Kotok
Temu putih
Kunci Pepet
5