KELAINAN PADA OVARIUM
Makalah Ini Disusun Guna Melengkapi Tugas Askeb IV Patologi
Dosen Pengampu : ELLY ANDRIASTUTI S.SiT
DISUSUN OLEH : ANGELA RIA MULYANTI (09.003) DIAN PRILLY. P (09.008) TESI DRISTI BAHAGIA (09.036) Tingkat III A
AKADEMI KEBIDANAN LENGGOGENI PADANG 2011/2012
KATA PENGANTAR Segala puji bagi Tuhan YME, yang telah melimpahkan nikmat dan rahmat-Nya berupa nikmat iman dan kesehatan serta masih banyak nikmat-nikmat lain yang tidak mungkin dapat dihitung, walaupun seluruh air laut dimuka bumi ini dijadikan tinta untuk melukiskannya. Akhirnya penulis dapat menyusun Makalah Asuhan Kebidanan IV tentang “KELAINAN PADA OVARIUM”. Harapan penulis dengan adanya makalah ini penulis dan para mahasiswi, khususnya dan segenap pembaca pada umumnya dapat mengerti serta memahami dari materi yang kami buat dan bisa menerapkan kepada masyarakat sekitar. Selama proses penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir tidak terlepas dari bantuan dan bimbingan berbagai pihak, perkenankanlah kami menyampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada semua pihak yang membantu kami dalam menyelesaikan makalah ini. Kami menyadari makalah ini jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun, sangatlah diharapkan demi perbaikan makalah ini. Selain itu, kami menyampaikan permohonan maaf apabila dalam penulisan makalah ini terdapat kesalahan, baik yang disengaja ataupun tidak disengaja. Akhirnya, kami berharap semoga usaha yang dilakukan selama ini senantiasa diridhoi Tuhan YME dan bermanfaat bagi semua. Amin.
Padang,
September 2011
Penulis
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ……………………………………………………………….… 1 DAFTAR ISI …………………………………………………………………………... 2 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang .……………………………………………………….……. 3 1.2 Tujuan a.Tujuan umum…………………………………………………….……….. 4 b.Tujuan khusus……………………………………………….……………. 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sindroma Ovarium Polikistik (PSOC)................................................... 2.2 Kanker Ovarium.................................................................... 2.3 Tumor Ovarium……………………………………………… BAB III PENUTUP..................................................................................... 3.1 Kesimpulan...................................................................................... 3.2 Saran........................................................................................... ...... DAFTAR PUSTAKA....................................................................................
2
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar belakang Pada tahun 1935, Stein dan Leventhal menggambarkan adanya penderita amenorea dan infertil dan disertai dengan pembesaran ovarium berikut sejumlah kista kecil di dalamnya. Pada awal 1980 an, beberapa kasus seperti diatas diketahui memiliki kaitan dengan hiperinsulinemia dan gangguan toleransi glukosa. Pada awal 1990 an, ditemukan adanya defek reseptor insulin pada penderita PCOS. Berkaitan dengan penemuan yang ada, perhatian terhadap PCOS sekarang di pusatkan pada masalah hiperandrogenisme, hiperinsulinemia, abnormalitas kadar lemak darah dan obesitas yang memberikan dampak yang lebih luas terhadap kesehatan. Dokter harus memiliki kemampuan untuk dapat menegakkan diagnosa PCOS secara dini dan membantu agar penderitanya terhindar dari berbagai masalah kesehatan jangka panjang sebagai konsekwensi medis lanjutan dari PCOS. Kanker ovarium merupakan penyebab kematian utama pada kasus keganasan ginekologi, dan sampai tahun 1998 kanker ovarium merupakan kanker kelima tersering yang menyebabkan kematian wanita di Amerika Serikat setelah kanker paru-paru, kolorektal, payudara, dan pankreas. Insidensinya pada wanita dibawah 50 tahun 5,3 per 100.000 dan meningkat menjadi 41,4 per 100.000 pada wanita di atas 50 tahun. Di Indonesia kanker ovarium menduduki urutan ke enam terbanyak dari keganasan pada wanita setelah karsinoma serviks uteri, payudara, kolorektal, kulit dan limfoma. Berbagai jenis tumor ovarium pada komplikasi kehamilan. Insidensi tumor pada kelainan sel yang terjadi pada kelompok beberapa usia diketahui melalui pemeriksaan USG secara rutin selama kehamilan. Dari hasil kilas balik KAT 2 dan kawan-kawan tahun 1983 menemukan rata-rata insidensi pada masa adneksal 1-200 kehamilan. Whitecar dan asosiasi (1999) melaporkan insidensi pada 1300 kehamilan dengan tumor dilakukan laparotomi. Koonings dan rekan kerja (1988) dilaporkan pada satu neoplasma adneksa pada setiap 197 persalinan sectio caesarea.
3
Kebanyakan tumor ovarium dan gangguan sel Whitecar dan asosiasi (1999) menjelaskan 130 masa adneksal diagnosa selama kehamilan, 30% terutama gangguan sel 28% serous or mucinous cystadenomas, 13% korpus luteal dan 70% gangguan sel lainnya.
1.2.Tujuan penulisan
4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.SINDROMA OVARIUM POLIKISTIK (PCOS)
2.1.1. Pengertian PCOS atau sindroma Ovarium Polikistik Sindroma ovarium polikistik adalah masalah kesehatan wanita yang terjadi akibat adanya gangguan keseimbangan hormon sehingga mengakibatkan gangguan haid dan anda akan sulit mendapatkan kehamilan bila sudah menikah. Selain itu, penyakit ini dapat merubah penampilan. Bila kamu tidak segera memperoleh pengobatan yang memadai, maka dalam jangka panjang akan terjadi masalah kesehatan yang lebih berat yaitu diabetes atau penyakit jantung. Sindroma ovarium polikistik adalah penyakit yang sering terjadi dan mengenai 1 dari 15 wanita. Tidak jarang gejala-gejala muncul pada usia belasan tahun. Pengobatan yang diberikan secara memadai dapat membantu mengatasi keluhan yang ada dan mencegah terjadinya masalah kesehatan jangka panjang. Hormon adalah unsur kimia yang merupakan pencetus terjadinya berbagai proses dalam tubuh manusia, antara lain proses pertumbuhan dan proses menghasilkan energi. Dalam tubuh ditemukan banyak sekali jenis hormon. Seringkali fungsi suatu hormon merupakan tanda bagi tubuh untuk melepaskan hormon jenis lain. Pada PCOS terjadi gangguan keseimbangan hormon tanpa diketahui penyebabnya secara pasti. Perubahan salah satu jenis hormon memicu perubahan jenis hormon lain sehingga menyebabkan terjadinya perubahan proses tertentu dalam tubuh. Akhirnya terjadilah lingkaran setan dalam gangguan keseimbangan hormon.
2.1.2. Gejala PCOS Pada
awalnya
gejala
umumnya
ringan.
Mungkin
kamu
hanya
mengeluhkan beberapa dari sejumlah gejala berikut ini : a) Jerawat. b) Berat badan meningkat.
5
c) Pertumbuhan rambut berlebihan pada wajah atau bagian tubuh lainnya. Rambut di daerah wajah menebal dan semakin hitam. Terjadi pula pertumbuhan rambut berlebihan dipunggung, tengkuk dan dada. d) Penipisan rambut kepala. e) Gangguan haid. Dalam setahun penderita PCOS mengalami haid kurang dari 9 kali. Sebagian wanita tidak mendapatkan haid. Sejumlah penderita lain justru mengalami perdarahan vagina yang berlebihan. f) Sejumlah penderita PCOS
mengalami
kesulitan untuk
memperoleh
kehamilan. Depresi. g) Sebagian besar penderita PCOS menunjukkan adanya pertumbuhan sejumlah kista kecil di indung telur (ovarium). Ini sebabnya mengapa disebut sebagai sindroma ovarium polikistik. Sebenarnya kista ini sendiri tidak berbahaya namun akan menyebabkan terjadinya gangguan keseimbangan hormonal.
2.1.3. Penyebab dari PCOS Gejala PCOS disebabkan oleh perubahan kadar hormon. Terdapat sejumlah keadaan yang merupakan penyebab terjadinya perubahan kadar hormon tersebut. PCOS nampaknya merupakan kelainan familial, sehingga kemungkinan dirimu untuk terkena gangguan ini menjadi lebih besar bila dalam keluarga terdekat terdapat wanita yang menderita PCOS, gangguan haid atau diabetes. PCOS dapat diturunkan dari pihak ayah atau ibu.
2.1.4. Diagnosa PCOS Untuk menegakkan diagnosa PCOS, dokter akan : a) Menanyakan tentang kesehatanmu secara umum sebelumnya, gejala atau keluhan serta siklus haid. b) Melakukan pemeriksaan fisik untuk mencari tanda-tanda PCOS, seperti misanya pertumbuhan rambut yang berlebihan pada tubuhmu, tekanan darah. c) Dokter juga akan menentukan BMI ( Body Mass Index ) dengan mengukur tinggi dan berat tubuhmu.
6
d) Melakukan sejumlah pemeriksaan laboratorium utuk mengetahui kadar gula darah, insulin dan kadar hormon tertentu lainnya. Pemeriksaan hormon dapat membantu dokter menyingkirkan kemungkinan adanya gangguan tiroid atau kelenjar lain yang dapat menunjukkan gejala yang sama. e) Bila
fasilitas
tersedia,
maka
dokter
akan
melakukan
pemeriksaan
ultrasonografi transvaginal untuk melihat kemungkinan adanya kista pada indung telurmu. Meskipun demikian, dokter dapat saja menyatakan kamu mungkin menderita PCOS tanpa harus melakukan pemeriksaan ultrasonografi transvaginal terlebih dulu.
2.1.5. Pengobatan PCOS Olah
raga
secara
teratur,
mengkonsumsi
makanan
sehat
dan
mengendalikan berat badan adalah kunci utama untuk mengobati PCOS. Dokter akan memberikan terapi hormon. Kamu harus segera memperoleh terapi untuk menghilangkan keluhan dan mencegah terjadinya komplikasi kesehatan jangka panjang. Langkah pertama dalam penatalaksanaan PCOS adalah olah raga teratur dan mengkonsumsi makanan yang sehat terutama untuk kesehatan jantung. Langkah ini dapat membantu kamu untuk menurunkan tekanan darah, menurunkan kadar kolesterol dan menurunkan resiko terjadinya diabetes dan penyakit jantung.
a) Olah raga teratur yang paling mudah adalah berjalan kaki. b) Makanan sehat untuk jantung pada umumnya berupa sayur dan buah-buahan, kacang, kedelai. Batasi konsumsi makanan yang mengandung banyak lemak jenuh seperti daging dan keju. Bila kadar gula darahmu bermasalah, cobalah konsumsi karbohidrat dalam jumlah yang sama setiap kali makan. c) Sebagian besar penderita PCOS akan memperoleh manfaat dengan menurunkan berat badannya. Menurunkan berat badan sebesar 5 kg sudah membantu menyeimbangkan hormon tubuh dan membuat siklus haid menjadi teratur.
7
d) Berhentilah merokok bila sebelumnya kamu memiliki kebiasaan merokok. Merokok dapat meningkatkan kadar androgen sehingga gejala PCOS akan menjadi semakin berat.
Dokter biasanya akan menuliskan resep berikut : a) Pil kontrasepsi akan membuat siklus haid menjadi teratur dan menurunkan gejala pertumbuhan rambut wajah yang berlebihan dan jerawat. Obat penurun kadar androgen seperti spironolakton sering digunakan bersama pil kontrasepsi untuk mengatasi gejala yang sangat berlebihan. b) Obat diabetes seperti metformin dapat mengendalikan kadar insulin dan kadar gula darah serta menurunkan kadar androgen sehingga resiko diabetes dan penyakit jantung berkurang. Obat ini juga akan membuat siklus haidmu menjadi teratur dan derajat fertilitas akan meningkat. c) Obat pemicu ovulasi bila kamu menghendaki kehamilan.
2.2.KANKER INDUNG TELUR
2.2.1. PENGERTIAN Kanker Indung Telur (Kanker Ovarium) adalah tumor ganas pada ovarium (indung telur). Kanker ovarium paling sering ditemukan pada wanita yang berusia 50-70 tahun dan 1 dari 70 wanita menderita kanker ovarium. Kanker ovarium bisa menyebar secara langsung ke daerah di sekitarnya dan melalui sistem getah bening bisa menyebar ke bagian lain dari panggul dan perut; sedangkan melalui pembuluh darah, kanker bisa menyebar ke hati dan paru-paru.
2.2.2. PENYEBAB Penyebabnya tidak diketahui. Efek perlindungan terhadap kanker ovarium ditemukan pada wanita yang memiliki banyak anak, wanita yang kehamilan pertamanya terjadi di usia dini dan wanita yang memakai pil KB.
8
Sedangkan faktor resiko tejadinya kanker ovarium adalah: a) Obat kesuburan b) Pernah menderita kanker payudara c) Riwayat keluarga yang menderita kanker payudara dan/atau kanker ovarium d) Riwayat keluarga yang menderita kanker kolon, paru-paru, prostat dan rahim (menunjukkan adanya sindroma Lynch II).
2.2.3. GEJALA Gejala awalnya berupa rasa tidak enak yang samar-samar di perut bagian bawah. Ovarium yang membesar pada wanita pasca menopause bisa merupakan pertanda awal dari kanker ovarium. Di dalam perut terkumpul cairan dan perut membesar akibat ovarium yang membesar ataupun karena penimbunan cairan. Pada saat ini penderita mungkin akan merasakan nyeri panggul, anemia dan berat badannya menurun. Kadang kanker ovarium melepaskan hormon yang menyebabkan pertumbuhan berlebih pada lapisan rahim, pembesaran payudara atau peningkatan pertumbuhan rambut. Gejala lainnya yang mungkin terjadi: a) Panggul terasa berat b) Perdarahan pervaginam c) Siklus menstruasi abnormal d) Gejala saluran pencernaan (perut kembung, nafsu makan berkurang, mual, munatah, tidak mampu mencerna makanan dalam jumlah seperti biasanya) e) Sering berkemih.
2.2.4. DIAGNOSA Diagnosis pada stadium dini sulit ditegakkan karena kanker baru menimbulkan gejala setelah mencapai stadium lanjut dan gejalanyapun menyerupai beberapa penyakit lainnya. Pada pemeriksaan fisik, lingkar perut bertambah atau ditemukan asites (penimbunan ciaran di dalam rongga abdomen). Pada pemeriksaan panggul diberukan massa ovarium atau massa perut.
9
Pemeriksaan yang biasa dilakukan: a) Pemeriksan darah lengkap b) Pemeriksaan kimia darah c) CA125 d) Serum HCG e) Alfa fetoprotein f) Analisa air kemih g) Pemeriksaan saluran pencernaan h) Laparatomi i) USG j) CT scan atau MRI perut.
2.2.5. PENGOBATAN Jika kanker belum menyebar ke luar ovarium, hanya dilakukan pengangkatan ovarium yang terkena dan mungkin dengan tuba falopiinya (saluran indung telur). Jika kanker telah menyebar ke luar ovarium, maka dilakukan pengangkatan kedua ovarium dan rahim, serta kelenjar getah bening dan struktur di sekitarnya. Setelah pembedahan bisa dilakukan terapi penyinaran dan kemoterapi untuk menghancurkan sisa-sisa sel kanker.
2.2.6. PENCEGAHAN Beberapa faktor muncul untuk mengurangi risiko kanker indung telur, termasuk: a) Kontrasepsi oral(pil KB). Dibandingkan dengan wanita yang tidak pernah menggunakan mereka, para wanita yang menggunakan kontrasepsi oral selama lima tahun atau lebih mengurangi risiko kanker ovarium sekitar 50 persen, sesuai dengan ACS. b) Kehamilan dan menyusui. Memiliki paling tidak satu anak menurunkan risiko Anda mengalami kanker ovarium. Menyusui anak-anak juga dapat mengurangi risiko kanker ovarium. c) Tubal ligasi atau histerektomi. Setelah tabung Anda diikat atau memiliki histerektomi dapat mengurangi risiko kanker ovarium.
10
Perempuan yang berada pada risiko yang sangat tinggi mengalami kanker ovarium dapat memilih untuk memiliki indung telur mereka diangkat sebagai cara untuk mencegah penyakit. Operasi ini, dikenal sebagai profilaksis ooforektomi, dianjurkan terutama bagi perempuan yang telah dites positif untuk mutasi gen BRCA atau wanita yang mempunyai sejarah keluarga yang kuat payudara dan kanker ovarium, bahkan jika tidak ada mutasi genetik yang telah diidentifikasi. Studi menunjukkan bahwa ooforektomi profilaksis menurunkan risiko kanker ovarium hingga 95 persen, dan mengurangi risiko kanker payudara hingga 50 persen, jika ovarium diangkat sebelum menopause. Profilaksis ooforektomi mengurangi, tetapi tidak sepenuhnya menghilangkan, risiko kanker ovarium. Karena kanker ovarium biasanya berkembang di lapisan tipis rongga perut yang meliputi ovarium, wanita yang pernah diangkat indung telur mereka masih bisa mendapatkan yang serupa, tetapi jarang bentuk kanker yang disebut kanker peritoneal primer. Selain itu, profilaksis ooforektomi menginduksi menopause dini, yang dengan sendirinya mungkin memiliki dampak negatif pada kesehatan Anda, termasuk peningkatan risiko osteoporosis, penyakit jantung dan kondisi lain. Jika Anda sedang mempertimbangkan setelah prosedur ini dilakukan, pastikan untuk membahas pro dan kontra dengan dokter Anda.
2.3.TUMOR OVARIUM
2.3.1. Pengertian Tumor ovarium adalah kista yang permukaannya rata dan halus biasanya bertangkai,bilateral dan dapat menjadi besar ( Arif Mansjoer ). Tumor ovarium adalah kista ada yang bersifat neoplastik dan nonneoplastik ( sarwono). Tumor ovarium adalah pertimbuhan jinak yang berkembang dari sel-sel otot polos. Kista ovarium merupakan suatu pengumpulan cairan yang terjadi pad indung telur yang dibungkus oleh semacam semacam selaput yang terbentuk dari lapisan terluar dari ovarium.
11
2.3.2. Etiologi Belum diketahui secara pasti akan tetapi ada faktor yang menyebabkan tumor ovarium : a) Faktor genetic b) Wanita yan menderita kanker payudara c) Riwayat kanker kolon d) Gangguan hormonal e) Diet tinggi lemak f) Merokok g) Minum alcohol h) Pengunaan bedak talk perineal i) Sosial ekonomi yang rendah
Kista ovarium terbentuk oleh bermacam sebab. Penyebab inilah nantinya yang akan menentukan tipe dari kista.Diantara beberapa kista ovarium ,tipe folikuler merupakan tipe kista yang paling banyak ditemukan.Cairan yang mengisi kista sebagian besar berupa darah yang keluar dari akibat perlukaan yang terjadi pada pembuluh darah kecil ovarium.Pada beberapa kasus, kista dapat pula diisi oleh jaringan abnormal tubuh seperti rambut dan gigi.
2.3.3. Gejala Letak tumor yan tersembunyi dalam rongga perut dan sangat berbahaya dapat menjadi besar tanpa disadari oleh penderita. Pertumbuhan primer diikuti oleh infiltrasi kejaringan sekitar yang menyebabkan berbagai keluhan samarsamar: a) Rasa nyeri pada perut bagian bawah dan panggul b) Makan sedikit terasa cepat kenyang c) Sering kembung d) Nyeri sanggama e) Nafsu makan menurun f) Rasa penuh pada perut bagian bawah
12
g) Gangguan miksi karena adanya tekanan pada kandung kemih dan juga tekanan pada dubur h) Gangguan menstuasi.
Pada umumnya tumor ovarium tidak mengubah pola haid kecuali tumor itu sendiri mengeluarakan hormon seperti pada tumor sel granulosa yang dapat menyebabkan hipermenorrea. Akibat Pertumbuhan adalah dengan adanya tumor didalam perut bisa menyebabkan pembengkakan perut..Tekanan pada alat atau organ sekitar disebabkan oleh besarnya tumor atau posisinya dalam perut. Misalnya sebuah kista yang tidak seberapa besar tetapi posisinya terletak didepan uterus sehingga dapat menekan kandung kencing dan menyebabkan gangguan miksi dan sedang kista besar yang terletak didalam rongga perut kadang-kadang hanya menimbulkan rasa berta pada perut.Selain gangguan miksi obstipasi dan oedema pada tungkai dapat terjadi. Sebagian besar kista ovarium tidak menimbulkan gejala, atau hanya sedikit nyeri yang tidak berbahaya. Tetapi adapula kista yang berkembang menjadi besar dan menimpulkan nyeri yang tajam. Pemastian penyakit tidak bisa dilihat dari gejala-gejala saja karena mungkin gejalanya mirip dengan keadaan lain seperti endometriosis, radang panggul, kehamilan ektopik (di luar rahim) atau kanker ovarium. Meski demikian, penting untuk memperhatikan setiap gejala atau perubahan ditubuh Anda untuk mengetahui gejala mana yang serius.
Gejala-gejala berikut mungkin muncul bila Anda mempunyai kista ovarium: a) Perut terasa penuh, berat, kembung b) Tekanan pada dubur dan kandung kemih (sulit buang air kecil) c) Haid tidak teratur d) Nyeri panggul yang menetap atau kambuhan yang dapat menyebar ke punggung bawah dan paha. e) Nyeri sanggama f) Mual, ingin muntah, atau pengerasan payudara mirip seperti pada saat hamil.
13
Gejala-gejala berikut memberikan petunjuk diperlukan penanganan kesehatan segera: a) Nyeri perut yang tajam dan tiba-tiba b) Nyeri bersamaan dengan demam c) Rasa ingin muntah
2.3.4. Diagnosa Pemeriksaan USG masih menjadi pilihan utama untuk mendeteksi adanya kista. Selain itu, MRI dan CT Scan bisa dipertimbangkan tetapi tidak sering dilakukan karena pertimbangan biaya.
2.3.5. Komplikasi Beberapa ahli mencurigai kista ovarium bertanggung jawab atas terjadinya kanker ovarium pada wanita diatas 40 tahun. Mekanisme terjadinya kanker masih belum jelas namun dianjurkan pada wanita yang berusia diatas 40 tahun untuk melakukan skrining atau deteksi dini terhadap kemungkinan terjadinya kanker ovarium. Faktor resiko lain yang dicurigai adalah penggunaan kontrasepsi oral terutama yang berfungsi menekan terjadinya ovulasi. Maka dari itu bila seorang wanita usia subur menggunakan metode konstrasepsi ini dan kemudian mengalami keluhan pada siklus menstruasi, lebih baik segera melakukan pemeriksaan lengkap atas kemungkinan terjadinya kanker ovarium.
2.4.6. Pengobatan Umumnya kista ovarium pada wanita usia subur akan menghilang dengan sendirinya dalam 1 sampai 3 bulan. Meskipun ada diantaranya yang pecah namun tidak akan menimbulkan gejala yang berarti. Kista jenis ini termasuk jinak dan tidak memerlukan penanganan medis. Kista biasanya ditemukan secara tidak sengaja saat dokter melakukan pemeriksaan USG. Meskipun demikian, pengawasan tetap harus dilakukan terhadap perkembangan kista sampai dengan beberapa siklus menstruasi. Bila
14
memang ternyata tidak terlalu bermakna maka kista dapat diabaikan karena akan mengecil sendiri. Pemeriksaan USG sangat berperanan dalam menentukan langkah penatalaksanaan kista ovarium. Dengan USG dapat dilihat besarnya kista, bentuk kista, issi dari kista dan lain sebagainya. Jika memang kista ovarium tumbuh membesar dan menimbulkan keluhan akibat dari peregangan organ sekitar kista maka perlu dipertimbangkan untuk melakukan operasi pengangkatan kista. Jangan lupa untuk segera membawa jaringan kista ke laboratorium patologi anatomi untuk mengetahui kemungkinan kista tersebut berkembang menjadi kanker.
15
BAB III PENUTUP 3.1. Kesimpulan
3.2. Saran
16
DAFTAR PUSTAKA http://pcos-disease.blogspot.com/ http://medicastore.com/penyakit/1048/Kanker_Indung_Telur.html. http://imexplore.wordpress.com/2011/06/22/sindrom-ovarium-polikistik-sopk/ http://digilib.unsri.ac.id/download/Ca%20Ovarium%20Germ%20Sel.pdf
http://askepasbid.blogspot.com/2009/06/kelainan-pada-ovarium.html http://www.peutuah.com/pengertian-tumor-ovarium/
17