12
Rohiat, Manajemen Sekolah, (Bandung: PT Refika Aditama, 2010), 25.
Ary Gunawan, Administrasi Sekolah, Administrasi Pendidikan Mikro, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 1996), 9.
Sri Minarti, Manajemen Sekolah: Mengelola Lembaga Pendidikan Secara Mandiri (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2011),159.
Syaiful Sagala, Administrasi Pendidikan Kontemporer, (Bandung: CV. Alfabeta, 2009), 55.
Sri Minarti, Manajemen Sekolah: Mengelola Lembaga Pendidikan Secara Mandiri (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2011),168-169.
Ibid, hlm.170
E. Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah: Konsep, Strategi, dan Implementasi, (Bandung: Rosdakarya, 2004), 20.
Ibid. Hlm, 79
Ary Gunawan, Administrasi Sekolah, Administrasi Pendidikan Mikro, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 1996), 99.
Makalah Adminitrasi Pendidikan
PENGELOLAAN KESISWAAAN
Ditujukan untuk memenuhi tugas"
Mata Kuliah : Adminitrasi Pendidikan
Dosen : Drs. H. M. Yususf Abdullah, MA
Jurusan : Tarbiyah - PAI (VI-A)
Di susun Oleh
Kelompok 3 (Tiga)
Ezar Wani
Muliana Sari
Risdiana
Zairanisa Fitri
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM JAM'IYAH MAHMUDIYAH TANJUNG PURA - LANGKAT
T.A : 2017- 2018
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Tuhan yang maha Esa atas ridho dan hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas Makalah ini dengan penuh keyakinan serta usaha maksimal. Semoga dengan terselesaikannya tugas ini dapat memberi pelajaran positif bagi kita semua.
Selanjutnya penulis juga ucapkan terima kasih kepada bapak dosen Drs. H. M. Yususf Abdullah, MA mata kuliah Adminitrsi Pendidikan yang telah memberikan tugas Makalah ini kepada kami sehingga dapat memicu motifasi kami untuk senantiasa belajar lebih giat dan menggali ilmu lebih dalam khususnya mengenai "Pengelolaan Kesiswaan" sehingga dengan kami dapat menemukan hal-hal baru yang belum kami ketahui.
Terima kasih juga kami sampaikan atas petunjuk yang di berikan sehingga kami dapat menyelasaikan tugas Makalah ini dengan usaha semaksimal mungkin. Terima kasih pula atas dukungan para pihak yang turut membantu terselesaikannya laporan ini, ayah bunda, teman-teman serta semua pihak yang penuh kebaikan dan telah membantu penulis.
Terakhir kali sebagai seorang manusia biasa yang mencoba berusaha sekuat tenaga dalam penyelesaian Makalah ini, tetapi tetap saja tak luput dari sifat manusiawi yang penuh khilaf dan salah, oleh karena itu segenap saran penulis harapkan dari semua pihak guna perbaikan tugas-tugas serupa di masa datang.
Tanjung Pura, Maraet 2018
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I 1
PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang Masalah 1
B. Rumusan Masalah 1
C. Tujuan Pembahasan 1
BAB II 2
PEMBAHASAN 2
A. Pengertian Pengelolaam Kesiswaan 2
B. Perencanaan Kesiswaan 2
C. Penerimaan Siswa Baru 3
D. Masalah disiplin dan tata tertib siswa 7
E. Kenaikan Kelas, Perpindahan dan Kelulusan 7
F. Kegiatan Ekstra Kelas dan Osis 10
BAB III 11
PENUTUP 11
A. Kesimpulan 11
DAFTAR PUSTAKA 12
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Sebagai anggota masyarakat sekolah, siswa mempunyai hak untuk memperoleh pelajaran, mengikuti kegiatan-kegiatan yang terdapat di sekolah. Diantaranya yaitu menggunakan fasilitas, memperoleh bimbingan, dan sebagainya. Di samping itu siswa juga mempunyai kewajiban untuk hadir tepat waktu pada pelajaran berlangsung, mengikuti pelajaran dengan baik, dan mentaati tata tertib yang berlaku.
Administrasi kesiswaan ialah keseluruhan proses penyelenggaraan usaha kerja sama dalam bidang kesiswaan dalam rangka pencapaian tujuan-tujuan pendidikan di sekolah. Tujuan administrasi kesiswaan adalah mengatur kegiatan-kegiatan dalam bidang kesiswaan agar proses belajar mengajar di sekolah bisa berjalan dengan lancar, tertib dan teratur, tercapai atasapa yang menjadi tujuan-tujuan pendidikan di sekolah.
Rumusan Masalah
Apa pengertian pengelolaan kesiswaan?
Bagaimana perencanaan pengelolaan kesiswaan?
Bagaimana pengelolaan penerimaan murid baru?
Bagaimana tindakan disiplin?
Bagaimana proses perpindahaan, kenaikan kelas dan kelulusan?
Bagaimana kegiatan ekstra kurikuler dan OSIS?
Tujuan Pembahasan
Untuk mengetahui pengertian pengelolaan kesiswaan.
Untuk mengetahui Untuk mengetahui perencanaan pengelolaan kesiswaan.
Untuk mengetahui pengelolaan penerimaan murid baru.
Untuk mengetahui tindakan disiplin.
Untuk mengetahui proses perpindahaan, kenaikan kelas dan kelulusan.
Untuk mengetahui kegiatan ekstra kurikuler dan OSIS.
BAB II
PEMBAHASAN
Pengertian Pengelolaam Kesiswaan
Ungkapan Pengelolaan kesiswaan terdiri dari dua kata yaitu pengelola dan kesiswaan. Sementara itu yang dimaksud dengan kesiswaan ialah segala sesuatu yang menyangkut dengan peserta didik atau yang lebih populer dengan istilah siswa.
Dengan pengelolaan kesiswaan memiliki pengertian suatu proses pengurusan segala hal yang berkaitan dengan siswa di suatu sekolah mulai dari perencanaan, penerimaan siswa, pembinaan yang dilakukan selama siswa berada di sekolah, sampai dengan siswa menyelesaikan pendidikannya di sekolah melalui penciptaan suasana pembelajaran yang kondusif dan konstruktif terhadap berlangsungnya proses belajar mengajar atau pembelajaran yang efektif. Dengan kata lain pengelolaan kesiswaan merupakan keseluruhan proses penyelenggaraan usaha kerjasama dalam bidang kesiswaan dalam rangka pencapaian tujuan pembelajaran di sekolah.
Perencanaan Kesiswaan
Dalam perencanaan peserta didik mencakup sensus sekolah dan penentuan jumlah peserta didik yang diterima. Pendataan calon peserta didik merupakan salah satu komponen penting dalam perencanaan pendidikan. Dengan data yang diperoleh dari sensus sekolah akan dapat ditetapkan:
Dalam bagian perencanaan kesiswaan ini akan diutarakan dua hal yaitu:
1. Sensus Sekolah
Sensus sekolah adalah pencatatan anak-anak usia sekolah yang diperkirakan akan masuk sekolah atau calon siswa. Dengan demikian, sensus sekolah untuk sekolah dasar adalah anak-anak yang akan masuk sekolah dasar. Sensus sekolah untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP) adalah para siswa kelas tertinggi sekolah dasar. Sensus sekolah untuk Sekolah Menengah Atas (SMA) adalah siswa-siswa kelas tertinggi Sekolah Menengah Pertama.
Sensus sekolah akan lebih lengkap apabila pencatatan itu tidak saja menghasilkan jumlah calon siswa, tetapi juga dilengkapi dengan minat kemana mereka itu ingin melanjutkan sekolah. Dengan sensus sekolah akan diketahui jumlah siswa yang akan melanjutkan studi selanjutnya.
2. Penentuan Jumlah Siswa yang Diterima
Berapa jumlah siswa yang akan diterima di suatu sekolah sangat bergantung pada jumlah kelas atau fasilitas tempat duduk yang tersedia. Prakiraan jumalah siswa yang akan diterima bisa dibuat berdasarkan prakiraan siswa yang akan meninggalkan sekolah.
Penerimaan siswa baru pada umumnya hanya untuk kelas permulaan (kelas satu). Tetapi ini tidak berarti terjadi penerimaan baru untuk kelas dua ataupun tiga. Sehingga untuk memperkirakan berapa jumlah siswa baru yang akan diterima, tinggal menghitung saja berapa siswa kelas terakhir yang aka n meninggalkan sekolah. Jika kelas terakhir berjumlah lima kelas, maka secara langsung dapat ditentukan bahwa jumlah siswa baru yang akan diterima juga lima kelas. Sepanjang tidak ada perubahan-perubahn atau pengembangan sekolah, maka cara perhitungan diatas dapat digunakan. Namun perlu diperhatikan pula siswa-siswa yang tinggal kelas atau mengulang. Jika jumlahnya tidak banyak, hal tersebut tidak akan mengganggu. Tetapi jika jumlahnya banyak, hal ini harus ikut diperhitungkan dalam membuat perencanaan. Hal ini akan berpengaruh pada jumlah kelas maupun jumlah siswa baru yang akan diterima.
Bagi sekolah negeri, penentuan jumlah siswa baru yang bisa diterima dikukuhkan/disyahkan oleh Kantor Wilayah Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan
Penerimaan Siswa Baru
Dalam pembahasan penerimaan siswa baru ini akan dibicarakan berturut-turut tiga hal, yaitu:
1. Kebijakan Dalam Penerimaan Siswa Baru
Dalam rangka penerimaan siswa baru ini ada beberapa kebijakan yang harus diperhatikan, karena kebijakan tersebut akan menjadi landasan kerja dalam pelaksanaan kegiatan penerimaan siswa baru.
1) Undang-undang dasar 1945
Dalam UUD 1945, pada pembukaan alenia keempat disebutkan bahwa salah satu tujuan Pemerintah Negara Indonesia adalah untuk "mencerdaskan kehidupan bangsa". Ini berarti bahwa pemerintah negara indonesia mempunyai kewajiban dan tanggungjawab untuk memberikan pendidikan kepada bangsa indonesia. Kewajiban dan tanggungjawab ini dituangkan dalam Bab XIII pasal 31 ayat 1 dan 2 yang berbunyi: "tiap-tiap warga negar berhak mendapat pengajaran", mengandung jaminan bahwa setiap orang, warga negara Indonesia, tidak peduli warga negara Indonesia asli maupun warga negara Indonesia keturunan asing, diberi kesempatan seluas-luasnya untuk menuntut ilmu, untuk mendapatkan pengetahuan dan pendidikan.
2) Undang-undang pokok pendidikan no. 4 tahun 1950
Undang-undang no. 4 tahun 1950 dikenal juga sebagai Undang-undang no. 12 tahun 1954. Bab XI pasal 17 berbunyi: "tiap-tiap warga negara Republik Indonesia mempunyai hak yang sama untuk diterima menjadi murid suatu sekolah, jika memenuhu syarat-syarat yang ditetapkan untuk pendidikan dan pengarajaran pada sekolah itu".
3) Peraturan pemerintah dan lain-lain peraturan
Disamping Undang-undang Dasar 1945 dan Undang-undang no. 4 tahun 1950, masih banyak pedoman-pedoman atau peraturan-peraturan yang berhubungan dengan masalah penerimaan siswa baru. Pedoman-pedoman atau peraturan-peraturan itu bisa dari pemerintah dan mungkin juga dari kepala sekolah sendiri.
2. Sistem Penerimaan Siswa Baru
Yang dimaksud dengan sistem dalam pengertian disini adalah cara-cara atau teknik-teknik-teknik yang digunakan untuk menyeleksi siapa-siapa diantara para calon siswa yang akan diterima sebagai siswa baru. Adapun cara-cara seleksi yang bisa digunakan diantaranya:
1) Ujian atau tes
Ujian atau tes ini biasa disebut dengan Ujian Masuk atau Tes Masuk (entracs test).Tes masuk ini diselenggarakan oleh sekolah masing-masing, tetapi bisa juga oleh gabungan beberapa sekolah dalam suatu wilayah atau daerah.Mata pelajaran yang diujikan, jenis-jenis soal yang digunakan, serta cara-cara mengevaluasi ditentukan oleh sekolah.Penentuan calon siswa yang diterima didasarkan pada peringkat (rangking) jumlah nilai yang dicapai.
2) Penelusuran bakat kemampuan
Yang dimaksud dengan bakat kemampuan disini ialah pembawaan-pembawaan yang menunjukkan adanya potensi-potensi yang cukup bagus. Gambaran tentang adanya pembawaan potensi yang bagus ditunjukkan oleh prestasi siswa dalam berbagai matapelajaran di sekolah. Oleh karena itu penelusuran bakat kemampuan ini dilaksanakan dengan cara meneliti atau menjejaki angka-angka prestasi siswa dalam satu atau dua tahun selama siswa mengikuti pelajaran disekolah. Dari hasil penjejakan inidipanggil calon-calon siswa yang kirannya berminat atau bersedia menjadi siswa di suatu sekolah.
3) Berdasarkan hasil UAN (Ujian Akhir Nasional)
Akhir-akhir ini dikembangkan sistem penerimaan siswa baru, yang boleh dikatakan sebagai pengganti sistem tes masuk.Sistem ini mengunakan angka-angka atau nilai-nilai hasil UAN (nasional) sebagai dasar kriteria untuk penentuan peneruimaan siswa baru.
4) Pindah sekolah
Disamping penerimaan siswa baru secara masal lewat cara-cara diatas, sebenarnya masih ada lagi penerimaan siswa baru yang bersifat individual, yaitu penerimaan siswa pindahan.Siswa pindahan juga merupakan siswa baru bagi suatu sekolah.
3. Orientasi Siswa Baru
Orientasi siswa baru adalah kegiatan yang merupakan salah satu bagian dalam rangka proses penerimaan siswa baru. Istilah yang digunnakan adalah "Masa Orientasi Siswa Baru (MOS)". Tujuan orientasi siswa baru yaitu pengenalan bagi siswa baru mengenai keadaan-keadaan sekolah, antara lain meliputi tata tertib, kondisi siswa, serta pengenalan pelajaran yang akan dihadapi, ini dimaksudkan agar siswa nanti tidak akan mengalami kejanggalan dalam menempuh studi.
Waktu masa orientasi siswa (MOS) juga digunakan untuk penelusuran bakat-bakat khusus siswa baru, misalnya penelusuran bakat-bakat olahraga, bakat-bakat seni, bakat-bakat menulis (mengarang). Tujuan orientasi peserta didik atau MOS adalah:
1) Agar peserta didik mengenal lebih dekat mengenai diri mereka sendiri di tengah-tengah lingkungan barunya.
2) Agar peserta didik mengenal lingkungan sekolah, baik lingkungan fisiknya maupun lingkungan sosialnya.
Adapun fungsi dari orientasi peserta didik atau MOS adalah:
1) Bagi peserta didik sendiri, orientasi peserta didik berfungsi sebagai:
· Wahana untuk menyatakan dirinya dalam konteks keseluruhan lingkungan sosialnya.
· Wahana untuk mengenal siapa lingkungan barunya sehingga dapat dijadikan sebagai pedoman dalam menentukan sikap.
2) Bagi personalia sekolah dan atau tenaga kependidikan, dengan mengetahui siapa peserta didik barunya, akan dapat dijadikan sebagi titik tolak dalam memberikan layanan-layanan yang mereka butuhkan.
3) Bagi para pesrerta didik senior, dengan adannya orientasi ini, akan mengetahui lebih dalam mengenai peserta didik penerusnya di sekolah tersebut. Hal ini sangat penting, terutama berkaitan dengan kepemimpinan estafet organisasi peserta didik di sekolah tersebut.
Masalah disiplin dan tata tertib siswa
Masalah disiplin merupakan masalah penting yang dihadapi sekolah-sekolah dewasa ini.Bahkan sering masalah displin digunakan sebagai barometer pengukur kemampuan kepala sekolah dalam memimpin sekolahnya.
1. Pengertian disiplin.
Dalam kamus Administrasi, The liang Gie merumuskan pengertian disiplin sebagai berikut :
"Disiplin adalah suatu keadaan tertib dimana orang-orang yang tergabung dalam suatu organisasi tunduk pada peraturan-peraturan yang telah ada dengan rasa senang hati".
Dari pengertian diatas, apabila kita terapkan dalam kelas atau sekolah, maka pengertian disiplin kelas atau sekolah dapat dirumuskan sebagai berikut :
"Disiplin kelas/sekolah ialah keadaan tertib dimana para guru, staf sekolah dan siswa yang tergabung dalam kelas/sekolah, tunduk kepada peraturan-peraturan yang telah ditetapkan dengan senang hati"
Kenaikan Kelas, Perpindahan dan Kelulusan
Kenaikaln Kelas
Kenaikan kelas merupakan cermin akhir evalusi untuk menentukan keberhasilan siswa/siswi dalam proses belajar mengajar selama setahun sebelumnya, dengan tujuan untuk menduduki tingkat selanjutnya.
Macam-macam kenaikan kelas
a. Naik kelas
b. Naik kelas bersyarat
c. Tidak naik kelas
Kriteria kenaikan kelas
a. Naik kelas
Siswa/siswi dinyatakan naik kelas di dasarkan perolehan nilai di dasarkan perolehan nilai pada proses kegiatan belajar mengajar selama 2 semester dan mempertimbangkan hasil Penilaian Kegiatan Belajar Mengajar selama 1 tahun.
b. Naik kelas bersyarat
1. Siswa dapat dinyatakan naik kelas bersyarat dengan jumlah nilai kurang melebihi dari ketentuan.
2. Siswa yang mempunyai nilai rata kkm dapat di nyatakan naik kelas bersyarat jika nilai suluk baik (nilai yang didasarkan pada tingkat pelaksanaan tata tertib siswa, dengan memperhatikan dokumen pelanggaran dari siswa masing-masing).
3. Siswa yang mempunyai nilai pelajaran khusus, yaitu kurang dari norma yang dinyatakan naik kelas bersyarat jika mempunyai suluk yang baik.
4. Siswa yang dinyatakan naik kelas karena pertimbangan nilai kurang, maka akan diadakan pemanggilan orangtua dan di lakukan pemantauan peningkatan capaian nilai selama tengah semester, dan jika tidak ada perkembangan kemampuan/ capaian nilai maka yang berangkutan akan di kembalikan pada posisi kelas semula.
5. Siswa yang dinyatakan naik kelas karena pertimbangan komulatif pelanggaran tata tertib, maka akan di adakan pemangglan orangtua dan dilakukan pemantauan perkembangan tingkah laku selama tengah semester, dan jika tidak ada perubahan tingkah laku ke arah yang lebih baik maka yang bersangkutan akan di kembalikan kepada orangtuanya.
c. Tidak naik kelas
1. Siswa dapat dikatakan tidak naik kelas meskipun memiliki nilai rata-rata diatas nilai norma, apabila mempunyai nilai suluk kurang.
2. Siswa dinyatakan naik kelas apabila melakukan mutasi/pindah sekolah.]
Perpindahan Siswa
Perpindahan siswa sering disebut dengan istilah mutasi siswa. Perpindahan siswa sebenarnya mempunyai 2 pengertian yaitu:
1) Perpindahan siswa dari suatu sekolah ke sekolah lain yang sejenis.
Perpindahan siswa dari suatu sekolah ke sekolah lain pada hakikatnya adalah perpindahan wilayah atau temapat. Jenis sekolah, tingkat/kelas dan jurusan/program studi di sekolah baru sama dengan jenis sekolah, kelas/tingkat dan jurusan pada sekolah yang lama. Contoh: kelas XI IPA Madrasah Aliyah Sunan Ampel pindah ke XI IPA Madrasah Aliyah Sunan Gunung Jati.
2) Perpindahan siswa dari suatu jenis program ke jenis program lain.
Program yang tersedia dalam sekolah/madrasah diantaranya yaitu IPA, IPS, Bahasa dan Agama dan lain-lain. Siswa kelas X yang akan naik ke kelas XI, sekaligus menentukan program yang dipilih. Siswa yang telah ditentukan jenis program, dimungkinkan untuk pindah ke jenis program yang lain. Dari program IPS ke Bahasa atau sebaliknya bahkan ke program lain, perpindahan tersebut harus memenuhi persyratan tertentu yaitu:
a) Siswa harus telah mengikuti program yang telah dipilih (ditentukan), sekurang-kurangnya dalam 1 semester. Hal ini berarti setelah 2 semester mengikuti program yang dipilih, masih dimungkinkan untuk pindah program yang alain.
b) Siswa harus memenuhi jumlah mata pelajaran yang dituntut untuk program yang dituju. Dalam hal ini mata pelajaran yang telah diperoleh, ditinjau, diteliti apakah ada keserasian dengan mata pelajaran program yang baru dan yang diinginkan. Dalam hal ini kemungkinan akan didapati mata pelajaran yang sesuai dan ada yang tidak sesuai.
c) Siswa harus mempunyai keyakinan penuh bahwa program baru lebih sesuai dengan kemampuan dan minatnya.
d) Perpindahan program harus mendapatkan persetujuan dari orang tua atau wali siswa yang bersangkutan. Hal ini untuk mencegah kesalahpahaman, apabila dikemudian hari timbul masalah-masalah.
Kelulusan
Kelulusan adalah pernyataan dari sekolah sebagai suatu lembaga tentang telah diselesaikannya program pendidikan yang harus diikuti oleh siswa. Setelah seseorang siswa selesai mengikuti seluruh program pendidikan di suatu sekolah dan berhasil lulus dalam ujian, maka kepadanya diberikan surat keterangan atau sertifikat, tang umumnya disebut IJAZAH atau STTB (Surat Tanda Tamat Belajar).
Kegiatan Ekstra Kelas dan Osis
Adalah kegiatan pendidikan yang dilaksanakan sekolah, namun pelaksanaannya di luar jam pelajaran.
1) Kegiatan ekstra kurikuler
Adalah kegiatan pelajaran yang diselenggarakan di luar jam pelajaran. Kegiatan ini dilaksanakan sore hari, bagi sekolah-sekolah yang masuk pagi dan dilaksanakan pagi hari bagi sekolah yang masuk sore.Kegiatan ekstra kurikuler dimaksudkan untuk mengembangkan salah satu bidang pelajaran yang diminatai oleh sekelompok siswa. Misalnya: kesenian, olahraga, berbagai macam ketrampilan, kepramukaan dan lain-lain.
2. Organisasi Intra Sekolah (OSIS)
Merupakan wadah/arena tempat kehidupan siswa sebagai calon warga Negara.
1. Nilai dan fungsi OSIS.
OSIS adalah suatu organisasi.Oleh karena itu nilai dari OSIS adalah nilai berorganisasi. Pengalaman berorganisasi diantaranya yaitu:
a) Pengalaman memimpin.
b) Pengalaman bekerjasama.
c) Hidup demokratis.
d) Berjiwa toleransi.
e) Pengalaman mengendalikan organisasi.
Adapun fungsi OSIS adalah fungsi pembinaan siswa. Pembinaan siswa mempunyai tujuan, agar siswa nantinya bisa menjadi warga Negara yang baik dan berguna. Warga yang baik dan berguna adalah warga Negara yang bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, cerdas, dan terampil, berbudi pekerti luhur, berkepribadian dan bersemangat kebangsaan, menjadi manusia-manusia pembangunan, yang mampu membangun dirinya sendiri dan bersama-sama bertanggungjawab atas pembangunan bangsa.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Dari uraian yang telah dipaparkan di atas kiranya dapat disimpulkan bahwa administrasi kesiswaan merupakan suatu proses pengurusan segala hal yang berkaitan dengan siswa. Ia merupakan bagian dari tugas dari kepala sekolah yang secara garis besar memberikan layanan bagi siswa. Karenanya diharapkan kepala sekolah untuk lebih baik karena hal ini menjadi sangat penting sebab keberhasilannya akan menentukan baik buruknya generasi yang akan memegang tongkat estafet perjuangan bangsa di masa yang akan datang.
Kegiatan Administrasi Kesiswaan Meliputi :
Mengatur kegiatan penerimaan siswa baru
Mengatur kegiatan orientasi siswa baru
Mengatur kegiatan Ekstrakurikuler
Pengelolaan kelas
Pembinaan disiplin murid/siswa
Mengatur pemberian bimbingan dan penyuluhan
Mengatur kenaikan kelas dan penjurusan
Pengelolaan OSIS (organisasi siswa intra sekolah)
Pengelolaan data siswa
Promosi dan mutasi
DAFTAR PUSTAKA
Rohiat.Manajemen Sekolah. Bandung: PT Refika Aditama. 2010.Gunawan, Ary.Administrasi Sekolah, Administrasi Pendidikan Mikro. Jakarta: PT Rineka Cipta. 1996.Sagala, Syaiful. Administrasi Pendidikan Kontemporer. Bandung: CV. Alfabeta.
2009.E. Mulyasa.Manajemen Berbasis Sekolah: Konsep, Strategi, dan Implementasi. Bandung: Rosdakarya. 2004.
Sri Minarti, Manajemen Sekolah: Mengelola Lembaga Pendidikan Secara Mandiri.Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2011