2
BAB I
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG MASALAH
Agama Islam adalah agama yang dibawa oleh NabiMuhammad saw. Dengan agama inilah Allah menutup aama-agama sebelumnya. Allah telah menyempurnakan agama ini bagi hamba-hamba-Nya. Dengan agama Islam ini pula Allah menyempurnakan nikmat atas mereka. Allah hanyameridhai Islam sebagai agama yang harus mereka peluk. Oleh sebab itu, tidak ada suatu agama pun yang diterima selain Islam. Allah berfirman:
40. Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki di antara kamu[1223]., tetapi dia adalah Rasulullah dan penutup nabi-nabi. dan adalah Allah Maha mengetahui segala sesuatu.
[1223] Maksudnya: nabi Muhammad s.a.w. bukanlah ayah dari salah seorang sahabat, Karena itu janda Zaid dapat dikawini oleh Rasulullah s.a.w.
Agama Islam ini telah merangkum semua bentuk kemaslahatan yang diajarkan oleh agama-agama sebelumnya. Agama Islam yang Beliau bawa ini lebih istimewa dibandingkan agama-agama terdahulu karena Islam adalah ajaran yang bisa diterapkan disetiap masa, disetiap tempat dan dimasyarakat manapun. Oleh karena penyusun ingin lebih mengetahui lebih dalam lagi mengenai Agama Islam dalam makalah ini.
Semoga makalah ini bermanfaat bagi para pembaca, mahasiswa, serta masyarakat pada umumnya.
RUMUSAN MASALAH
Dari uraian latar belakang diatas,makadapat dirumuskan masalah sebagai berikut:
Apa arti dan ruang lingkup agama Islam?
Bagaimana klasifikasi agama dan agama Islam?
Apa saja salah paham terhadap Islam?
AGAMA ISLAM
Arti dan Ruang Lingkup Agama Islam
Sebelum kita bicara tentang ruang lingkup Agama Islam, terlebih dahulu perlu kita pahami arti perkataan Islam itu sendiri. Islam kata turunan (jadian) yang berarti ketundukan, ketaatan, kepatuhan (kepada kehendak Allah) berasal dari kata salama artinya patuh atau menerima. Kata dasarnya adalah salima yang berarti sejahtera, tidak bercela, tidak bercacat. Dari kata itu terbentuk kata masdar salaamat (yang dalam Bahasa Indonesia berarti selamat). Dari kata tersebutjuga tersebut kata-kata salm, silm yang berarti kedamaian, kepatuhan, penyerahan(diri). Dari uraian tersebut dapatlah disimpulkan bahwa arti yang terkandung dalam perkataan Islam adalah kedamaian, kesejahteraaan, keselamatan, penyerahan (diri), ketaatan, dan kepatuhan. Dari perkataan salaamat salm tersebut timbul ungkapan Assalamu'alaikum yang telah membudaya dalam masyarkat Indonesia.Artinya (mengandung do'a dan harapan) semoga Anda selamat, damai, dan sejahtera.
Pengertian Islam secara terminologis diungkapkan Ahmad Abdullah Almasdoosi (1962) bahwa Islam adalah kaidah hidup yang diturunkan kepada manusia sejak manusia digelarkan ke muka bumi, dan terbina dalam bentuknya yang terakhir dan sempurna dalamAl-Qur'an yang suci yang diwahyukan Tuhan kepada Nabi-Nya yang terakhir, yakni Nabi Muhammad bin Abdullah, satu kaidah yang memuat tuntunan yang jelas dan lengkap mengenai aspek hidup manusia, baik spiritual maupun material.
Dari definisi itu dapat disimpulkan bahwa Islam adalah agama yang diturunkan Allah kepada manusia melalui Rasul-Nya, berisi hukum-hukum yang mengatur hubungan manusia dengan Allah, manusia dengan manusia, dan manusia dengan alam semesta. Agama yang diturunkan Allah ke muka bumi sejak Nabi Adam sampai Nabi Muhammad saw. Adalah agama Islam sebagaimana diungkapkan oleh Al-Qur'an :
19. Sesungguhnya agama (yang diridhai) disisi Allah hanyalah Islam. tiada berselisih orang-orang yang Telah diberi Al Kitab[189] kecuali sesudah datang pengetahuan kepada mereka, Karena kedengkian (yang ada) di antara mereka. barangsiapa yang kafir terhadap ayat-ayat Allah Maka Sesungguhnya Allah sangat cepat hisab-Nya.
[189] maksudnya ialah kitab-kitab yang diturunkan sebelum Al Quran.
Demikianlah analisis makna perkataan Islam. Intinya adalah berserah diri, tunduk, patuh, dan taat dengan sepenuh hatikepada kehendak illahi. Kehendak Illahi yang wajib ditaati dengan sepenuh hati oleh manusia itu, manfaatnya, bukanlah untuk Allah sendiri tetapi untuk kemaslahatan atau kebaikan manusia dan lingkungan hidupnya.
Sebagai agama wahyu yang memberi bimbingan kepada manusia mengenai semua aspek hidup dan kehidupannya, dapat diibaratkan seperti jalan raya yang lurus, mendaki, memberi peluang kepada manusia yang melaluinya sampai ketempat yang dituju, tempat tertingi dan mulia. Jalan raya itu lempang dan lebar, kiri dan kananya berpagar Al-Qur'an dan Al-Hadist. Pada jalan itu terdapat juga rambu-rambu dan tanda-tanda ( marka) serta jalur-jalur sebanyak aspek kehidupan manusia. Siapa saja yang memasuki gerbang jalan raya itu baik karena agama, keturunan maupun menyebutkan dua kalimat syahadat, wajib mempertahankan rambu-rambu, tanda-tanda dan berjalan melalui jalur-jalur yang telah ada.
Secara garis besar, ruang lingkup agama Islam menyangkut tiga hal pokok, yaitu :
Aspek keyakinan yang disebut Aqidah, yaitu aspek credial atau keimanan terhadap Allah dan semua yang difirmankan-Nya untuk diyakini.
Aspek norma atau hukum yang disebut Syariah, yaitu aturan-aturanAllah yang mengatur hubungan manusia dengan Allah, sesama manusia, dan dengan alam semesta.
Aspek perilaku yang disebut akhlak, yaitu sikap-sikapatau perilaku yang nampak dari pelaksanaan aqidah dan syariah.
Ketiga aspek tersebut tidaklah berdiri sendiri-sendiri, tetapi menyatu membentuk kepribadian yang utuh pada diri seorang muslm. Hal ini diungkapkan secara tegas dalam firman Allah:
208. Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu.
Sebagai agama wahyu terakhir, agama Islam merupakan suatu sistem akidah dan syariah, serta akhlak yang mengatur hidup dan kehidupan manusia dalam berbagai hubungan. Ruang lingkupnya ( seperti telah disinggung didepan ) lebih luas dari ruang lingkupya agama Nasrani yang hanya mengatur hubungan manusia dengan Tuhan. Agama islam tidak hanya mengatur hubungan manusia dengan manusia dalam masyarakat termasuk dengan hubungan diri manusia itu sendiri, tetapi juga dengan alam sekitarnya yang kini terkenal dengan istilah lingkungan hidup.
Dibawah judul The Special Case of Islam, dalam sosiologi agamanya The Meaning and End of Religion (W.C Smith 1964:74) Guru Besar Perbandingan Agama The Institute of Islam Studies Universitas McGill Montreal Canada itu membandingkan agama islam dengan agama –agama lain, terutama dengan agama wahyu sebelumnya yakni agama yahudi dan Nasrani. Menurut W.C Smith, dibandingkan dengan agama-agama lain, agama islam adalah sui generis (sesuai dengan wataknya, mempunyai corak, dan sifat sendiri dalam jenisnya) karena banyak agama islam berbeda dengan agama lain. Sebagai contoh (sederhana) beliua menunjuk pada nama agama dan nama pemeluk agama islam.
Berbeda dengan agama lain yang namanya dihubungkan dengan manusia yang mendirikan ataubyang menyampaikan agama itu atau dengan tempat lahir agama bersangkutan seperti agama Budha, Yahudi (judaism), nama agama yang disampaikan oleh Nabi Muhammad SAW ini tidak dihubungkan dengan nama orang yang menyampaikan wahyu itu kepada anusia atau nama tempat agama itumula-mula tumbuh dan berkembang, seperti agama-agama tersebut diatas.
Islam, seperti telah dikemukakan diatas, mengandung makna damai, sejahtera, selamat, penyerahan dir, patuh, dan menerima kehendak Allah SWT. Orang yang mengaku Islam disebut muslim.
Oleh karena itu, kata W.C Smith selanjutnya, penanaman Muhamedanism untuk agama Islam Muhamedan untuk orang-orang Islam yang telah dilakukan berabad-abad oleh orang barat, terutama oleh para orientalis, seperti dapat dibaca dalam kepustakaan bahasa Inggris, misalnya adalah salah. Kesalahan ini disebabkan karena para penulis Barat menyamakan agama Islam dengan agama-agama ain, misalnya dengan Christyanity yang diajaran oleh Jesus Kristus. Budhism yang diajarkan leh Budha Gautama dan lain-lain.
Penamaan yang salah ini telah menyebabkan pemahaman yag keliru terhadap Islam, yang akan dibicarakan kelak. Namun demikian perlu dicatat bahwa setelah perang dunia ke-II kesalah pengertian ini sudah berangsur kuang. Ini disebabkan karena munculnya negara-negara Islam dan negara-negara mayoritas penduduknya beragama Islam dalam pergaulan antar bangsa, menjadi anggota PBB atau lembaga-lembaga dunia lainnya.
Orang yang mengaku beragama Islam atau yang secara bebas memilih untuk menyesuaikan kehendaknya dengan kehendak Tuhan,disebut muslim. Seorang muslim yang benar adalah orang yang menrima petunjuk Tuhan dan menyerahkan diri untuk mengikuti kemauan Illahi. Artinya, seorang muslim yang benar adalah yang melalu penggunaan akal bebasnya, menerima petunjuk Tuhan. Makna ini berlaku untuk semua yang menerima dan patuh kepada hukum-hukum Tuhan tidak terbantah itu. Hukum-hukum Tuhan itu di dunia barat sering disebut dengan istilah Natural Law. Didalam ajaran Islam, apa yang disebut dengan Natural Law didunia Barat, dinamakan Sunatullah.
Untuk memahami dan menerima sunnatullah itu, sbagai makhluk Tuhan manusia telah dipersiapkan Allah dengan berbagai pembekalan dan alat perlengkapan supaya dapat menentukan posisinya di alam semesta. Diantara alat perlengkapan yang paling berharga yang diberikan Tuhan kepada manusia adalah akal. Akallah yang membedakan manusia dengan makhluk-makhluk Tuhan lainnya dengan akalnya manusia dapat terangkat ke derajat yang setinggi-tinggnya tetapi dengan mempergunakan akalnya juga manusia dapat jatuh ketingkat yang serendah-rendahnya. Dengan akalnya manusia bisa menjadi muslim dengan akalnya pula manusia tidak dapat tunduk kepada sunnatullah.
Sementara itu perlu dikemukakan bahwa sejak diturunkan Islam sebagai agama terus menerus mendasarkan dirinya pada pemusatan perhatan kepada Tuhan. Ia didasarkan pada tauhid ( keEsaan Tuhan ) Islam sebagai agama yang berdasarkan tauhid tidak pernah memisahkan antara hal-hal yang disebut spiritual ( keagamaan ), temporal ( keduniaan ),religious ( yang berhubungan dengan agama ), dan profane ( yang duniawi didalam segala bidang. Didalam bahasa Islam tidak ada kata yang semakna dengan kata "sekuler" seperti yang terdapat di dunia Barat. Ini merupakan suatu petunjuk bahwa konsep "sekuler" tidak ada dalam agama Islam. Islam mengajarkan suatu jalan hidup yang menyeluruh, tidak mengecualikan apapun juga (S.H. Nasr, 1981:14).
Istilah sekunder yang menjadi inti kata sekulerisme dan sekulerisasi berasal dari bahasa Latin saeculum yang mempunyai dua pengertian, yakni pengertian waktu dan pengertian lokasi. Pengertian waktu meunjukan kepada sekarang, pengertian lokasi menunjukan pada dunia ini, atau duniawi.
Didalam masyarakat Eropa dan Amerika terutama, sekulerisme itu diteapkan melalui proses sekulerisasi. Yang dimaksud dengan proses sekulerisasi adalah usaha sadar untuk membebaskan manusia, pertama dari agama dan kedua dari metafisika yaitu segala yang gaib tidak dapat dilihat atau diraba oleh pancaindera. Proses sekulerisasi ini, berlangsung dalam segala bidang hidup dan kehidupan manusia: politik, ekonomi, sosial budaya, dan ilmu pengetahuan. Dengan kata lain proses sekulerisasi adalah pelaksanaan paham sekulerisme. Sekulerisme, dilihat dari sudut pandang Islam, adalah paham Iadiniyah ( anti agama) yang menganggap sepi Tuhan, manganggap tidak perlu agama-agamaan.
Sekulerisme bentuk kedua yang dpatdigolongkan kedalam sekulerisme ganas, dapat kita lihat misalnya di negara-negara bekas Uni Soviet dan daerah pengaruhnya dahulu. Sekulerisme bentuk kedua ini manampakan dirinya dalam atheism yaitu paham yang mengingkari dan sma sekali tidak mengakui adanya Tuhan. Oleh karena pahamnya demikian, segala ajaran yang berasal dari Tuhan tidak boleh dipergunakan untuk mengatur kehidupan manusia.
Sekulerisme dapat menjelma dalam berbagai wujud, salah satunya adalah humanisme sekuler.
Menurut paham humanisme sekuler pandangan hdup mereka yaitu pandangan hidup humanism sekuler modern yang kadang-kadang disebut juga dengan istilah pragmatism telah mendorong penerapan hidup dan teknologi untu memperbaiki kondisi hdup manusia. Dampaknya yang positif adalah mengurangi tingkat kemiskinan, penderitaan, danpenyakit diberbagai bagian dunia dimuka bumi ini, memperpanjang umur manusia, memperbaiki transportasi dan komunikasi yang memungkinkan manusia menikmati hidup yang lebih layak.
Menurut pernyataan humanisme sekuler itu, mereka prihatin dan gelisah, karena peradaban modern sedang diancam oleh kekuatan yang mengancam pikiran sehat, demokrasi, dankebebasan. Kekuatan yang reaksioner ini, menurut penganut humanisme sekuler, berasal dari fundamentalisme agama. Fundamentalisme adalah pahamagama Kristen yang hendak mengembalikan dan melihat ajara agama secara fundamental, dari dasar atau fundamennya sendiri, yaitu kitab suci agama Nasrani.
Dalam pernyataan tersebut, humanisme sekuler menyebutkan beberapa masalah yang menjadi pokok perhatiannya, diantaranya adalah:
Humanisme sekuler atau biasa juga mereka menyebut dirinya humanisme sekuler demokratik mempunyai komitmen kepada prinsip penyelidikan kasus.
Karena komitmen mereka terhadap kebebasan mutlak itu, para penganut humanisme sekuler percaya pada prinsip pemisahan gereja ( agama) Negara.
Humanisme sekuler secara konsekuen akan memperhatikan apa yang mereka sebut konsepsi sempurna tentang kebebasan, tidak hanya dari kesadaran batin dan iman, tetapi juga dari politik dan ekonomi yang menindas.
Menurut humanisme sekuler, pertimbangan-pertimbangan etika, harus bebasdari agama dan harus merupakan suatu wilayah otonomi penyelidikan bebas.
Mereka percaya bahwa perkembangan moral manusia harus dikelola pada anak-anak dan orang-orang uda yang telah dewasa, tetapi pendidikan moral itu harus bebas dari ajaran agama.
Penganut aham ini bersikap skeptis terhadap agama.
Mereka percaya sepenuhnya terhadap penggunaan metode penelidikan rasional, penggunaan logika dalam mengembangkan pengetahuan dan menguji kebenaran.
Mereka percaya pada metode ilmiah, betapapun tidak sempurnanya, karena metode ini adalah cara yang paling dapat dipercaya memahami dunia.
Penganut humanisme sekuler ini prihatin terhadap sikap golongan agama yang menyerang teori evolusi Darwin. Menurut mereka bila serangan itu berhasil akan merusak kepercayaan orang terhadap ilmu.
Menurut pendapat penganut humanisme sekuler, pendidikan merupakan metode esensial untuk membina masyarakat yang manusiawi, bebas, dan demokratis.
Sekulerisasi dan sekulerisme ,erupakan masalah berat yang dihadapi umat Islam pada waktu ini. Sebab, dengan perkembangan dan kemajuan media cetak, media elektronik sekarang, serta gelombang informasi seperti yang diramalkan oleh Alvi Toffler, pengaruh suatu paham cepat sekali mengenai tubuh umat Islam dimanapun mereka berada di era globalisasi ini.
Karena itu, cara terbaik untuk menghadapi masalah tersebut dengan memahami ajaan Islam dengan sebaik-baiknya, baik ajaran agama Islam yang bersumber dari Al-Qur'an dan Sunnah, maupun ajaran Islam yang bersumber dari ijtihad manusia sepanjang sejarah perkembangan Islam.
Memahami ajaran Islam dengan sebaik-baiknya, meupakan komitmen umat Islam. Setiap muslim dan muslimat mempunyai komitmen keterkaitan dengan ajaran Islam. Komitmen muslim dan muslimat terhadap Islam, intinya terdapat dalam Al-Qur'an surat Al-'Asr.
1. Demi masa.
2. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian,
3. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.
Berpangkal tolak dari bunyi surat Al-'Asr itu, ada lima komitmen atau keterikatan seorang muslim dan muslimat terhadap Islam. Komitmen itu adalah :
Meyakini, mengimani ajaran agam Islam dengan seyakin-yakinnya.
Mempelajari, mengilmui ajaran Islam secara baik dan benar.
Mengamalkan ajaran Islam dalam kehidupan pribadi, keluarga dan masyarakat.
Mendakwahkan, menyebarkan agama Islam secara bijaksana disertai argumentasi yang menyakinkan dengan yang baik.
Sabar dala berislam, dalam meyakini, mempelajari mengamalkan, dan mendakhkan agama Islam, agama yang kita peluk, agama yang diridhai Allah, agama yang menyelamatkan kehidupan kita baik di dunia dan di akhirat kelak.
Klasifikasi Agama dan Agama Islam
Menurut sumber ajaran suatu agama,agama-agama dapat dibagi menjadi dua, yaitu :
Agama wahyu yang kadang-kadang disebut juga agama langit.
Agama budaya yang kadang-kadang disebut juga agama bumi atau agama alam.
Ciri-ciri agama wahyu dan agama budaya yaitu :
Agama wahyu dapat dipastikan kelahirannya. Pada waktu agama wahyu disampaikan malaikat kepada manusia pilihan yang disebut Rasul, pada waktu itulah agama wahyu lahir.
Agama budaya tidak dapat dipastikan kelahirannya karena mengalami proses pertumbuhan sesuai dengan proses pertumbuhan kebudayaan masyarakat.
Agama wahyu disampaikan kepada manusia melalui Rasul Allah yang bertugas selain menyampaikan, juga menjelaskan wahyu yang diterimanya dengan berbagai cara dan upaya.
Agama budaya tidak mengenal utusan atau Rasul yang mengajarkan agama budaya adalah filsuf atau pemimpin kerohanian atau pendiri agama itu sendiri.
Agama wahyu mempunyai kitab suci yang berisi himpunan wahyu yang diturunkan Allah.
Agama budaya tidak memiliki kitab suci. Agama budaya masyarakat yang telah berperadaban mungkin mempunyai kitab suci, namun isinya dapat berubah karena filsafat agama atau kesadaran agama masyarakatnya.
Ajaran agama wahyu mutlak berasaldari Allah Yang Maha Benar. Karena itu kebenarannya tidak terikat pada ruang dan waktu yang terikat pada ruang dan waktu adalah kebenaran pemahaman atau penafsiran ajaran agama wahyu yang dilakukan oleh akal yang terbatas kemampuannya,
Agama budaya kebenarannya relative, terikat pada ruang dan waktu tertentu.
Sistem hubungan manusia dengan Allah dalam agama wahyu ditentukan oleh Allah sendiri. Sistem ini tidak dapat berubah bagaimanapun dahsyatnya perubahan karena perkembangan budaya, ilmu pengetahuan, dan teknologi.
Sistem hubungan manusia dengan Tuhan dalam agama budaya berasal dari akal berdasrkan kepercayaan dan pengetahuan serta pengalaman manusia yang senantiasa berubah-ubah.
Konsep ketuhanan agama wahyu adalah monoteisme murni. Monoteisme adalah paham yang mempercayai hanya satu Tuhan.
Konsep ketuhanan agama budaya karena disusun oleh akal manusia daru dinamisme sampai monoteisme tidak murni.
Dasar-dasar agama wahyu bersifat mutlak berlaku bagi seluruh umat manusia.
Dasar-dasar agama budaya bersifat relatif karena ditunjukan kepada manusia dalam masyarakat tertentu yang belum sesuai dengan masyarakat yang lain.
Sistem nilai agama wahyu ditentukan oleh Allah sendiri yang diselaraskan dengan ukuran dan hakikat kamenusiaan.
Nilai-nilai agama budaya ditentukan oleh manusia sesuai dengan cita-cita pengalaman, serta penghayatan masyarakat yang menganutnya.
Agama wahyu menyebut sesuatu tentang alamyang kemudian dibuktikan kebenarannya oleh ilmu pengetahuan modern.
Hal-hal yang disebut agama budaya tentang alam sering dibuktikan kekeliruannya oleh sains.
Melalui agama wahyu Allah memberi petunjuk, pedoman, tuntunan, dan peringatan kepada manusia dalam menentukan insan kamil yaitu manusia sempurna, manusia yang baik dan bersih dari noda dan dosa.
Pembentukan manusia menurut agama budaya disandarkan kepada pengalaman dan penghayatan masyarakat penganutnya yang belum tentu diakui oleh masyarakat lain yang berbeda cita-cita, pengalaman dan penghayatan.
Jika kesepuluh tolak ukur diatas diterapkan kepada ajaran agama Islam hasilnya akan sebagai berikut :
Kelahiran agama Islam adalah pasti, tanggal 17 Ramadhan tahun Gajah, bertepatan pada tanggal 6 agustus 610 M.
Disampaikan oleh malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad. Tentang kerasulan Muhammad banyak keterangan dan bukti yang membenarkannya.
Memiliki kitab suci yaitu Al-Qur'an, yang keasliannya teap dipertahankan dari wahyu pertama sampai yang terakhir, melalui penghafalan dan penulisan.
Ajaran agama Islam mutlak benar dan berlaku abadi tidak berubah dan tidak boleh diubah.
Sistim hubungan manusia dengan Allah disebutkan dalam Al-Qur'an, dijelaskan dan dicontohkan pelaksanaannya oleh Rasul-Nya.
Konsep ketuhanan Islam yaitu Tauhid,monoteisme murni, ke-Esaan Allah.
Dasar-dasar agama Islam bersifat fundamental dan mutlak, berlaku untuk seluruh umat manusia dimanapun.
Nilai-nilai, terutama dalam etika dan estetika yang ditentukan oleh ajaran Islam sesuai dengan fitrah manusia dan kemanusiaannya.
Soal-soal alam semesta yang disebutkan dalam ajaran agama Islam yang dahulu diterima dengan keyakinan saja kini telah banyak dibuktikan kebenarannya oleh sains modern.
Bila petunjuk, pedoman, tuntunan serta peringatan agama Islam dilakukan dengan baik dan benar akan terbentuklah insan kamil, mausia sempurna.
Ajaran Islam berlaku universal untuk segalanya tempat dan bangsa serta berlaku abadi sepanjang masa sebagimana ungkapan Al-Qur'an :
107. Dan tiadalah kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam.
Ayat ini mengisyaratkan bahwa ajaran yang diturunkan kepada Nabi Muhammad ( Islam ) ditujukan untuk semua manusia pada semua tempat dan waktu.
Dalam ayat lain Allah berfirman :
9. Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Quran, dan Sesungguhnya kami benar-benar memeliharanya[793].
[793] ayat Ini memberikan jaminan tentang kesucian dan kemurnian Al Quran selama-lamanya.
Pemeliharaan Al-Qur'an yang dimaksud dalamayat diatasadalah pemeliharaan lafaz dan nilai-nilai yang terkandung didalamnya. Hal tersebut dibuktikan dengan aktualitas Al-Qur'an sampai hari ini telah berusia lebih dari 1400 tahun sejak diturunkannya.
Agama Islam diturunkan untuk seluruh manusia yang hidup sepanjang zaman hingga kehidupan dunia berakhir. Ia diturunkan untuk membimbing dan memberi petunjuk kepada manusia guna mencapai kesejahteraan hidupnya di dunia dan di akhirat. Dengan demikian jelaslah perbedaan agama Islam dengan agama-agama lain dan semakin jelas pula kesempurnaannya sebagai satu-satunya agama yang diturunkan Allah ke muka bumi.
Salah Paham Terhadap Islam
Salah Memahami Ruang Lingkup Ajaran Islam
Salah paham terhadap Islam tejadi karena orang salah memahami ruang lingkup agama Islam. Lambang yang sama yakni perkataan agama dipakai untuk sistem ajaran yang berbeda, seperti yang dikemukakan diatas, telah menimbulkan salah paam terhadap Islam. Terpengaruh oleh makna Religi atau religion misalnya, yang ruang lingkupnya hanya mengatur hubungan manusia dengan Tuhan saja,orang menganggap bahwa sebagai agama, Islam pun ruang lingkupnya hanya mengatur hubungan manusia dengan Tuhan belaka.
Salah Menggambarkan Susunan Bagian-Bagian Agama dan Ajaran Islam
Kesalahpahaman yang timbulkarena penggambaran bagian-bagian agama dan ajaran agama Islam tidak menyeluruh, tetapi hanya sebagian-sebagian atau sepotong-sepotong. Misalnya orang membuat gambaran yang memberi kesan seakan Islam hanyalah akidah atau ilmu tauhid saja, dan terikat semata-mata tanpa memandang dan meletakkan bagian-bagian atau segmen itu kealam kerangka ajaran dan kerangka Islam secara terpadu secara keseluruhan. Menggambarkan Islam secara sepotong-sepotong inilah yang menyebabkan Islam menjadi agama yang paling disalah pahami didunia.
Salah Mempergunakan Metode Mempelajari Islam
Metode atau jalan yang ditempuh oleh para orientalis terutama sebelum perag dunia ke-II adalah pendekatan yang menjadikan Islam dan seluruh agamanya semata-mata sebagai objek studi dan analisis.
Untuk menghindari salah paham terhadap Islam dan supaya dapat memahami Islam lebih baik dan benar hall-hal yang perlu diperhatikan ialah :
Pertama, pelajarilah Islam dari sumber yang asli, yakni Al-Qur'an dan Al-Hadist. Mempelajari Islam dari sumber yang asli itu tidak merupakan masalah lagi sekarang, karena kalaupun orang tidak atau belum menguasai bahasa Arab, keduanya dapat dipelajari misalnya dengan menggunakan bahasa Inggris.
Kedua,Islam tidak dipelajari secara partial tetapi integral. Artinya Islam tidak dipelajari sepotong-potong, tetapi secara keseluruhandan dipadukan dalam satu kesatuan yang bulat. Untuk menghindari pemahaman secara seotong-potong, maka kita harus mempelajarinya secara menyeluruh, dari itu kita akan memperoleh ruang lingkup, pola atau kerangka dasaragama dan ajaran agama Islam yang sesungguhnya.
Ketiga, Islam dipelajari dari karya atau kepustakaan yang dipelajari oleh meeka yang telah mengkaj dan memahami Islam secara baik dan benar. Pada umunya mereka adalah para cendikiawan dan sarjana muslim yang diakui otritasnya.
Keempat, dihubungkan dengan berbagai persoalan asasi yang dihadapi manusia dalam masyarakat dan dilihat relasi serta relevansinya dengan persoalan-persoalan politi, ekonomi, sosbud, sepanjang sejarah umat manusia terutama sejarah umat Islam.
Kelima, mempelajari Islam dengan ilmu-ilmu pengetahuan yang berkembang, seperti ilmu-ilmu ilmiah, sosial budaya, serta kemanusiaan.
Keenam, tidak menyamakan Islam dengan Umat Islam. Penjajahan Barat yang melanda umat Islam selama berabad-abad telah menyebabkan umat Islam berada dalam keadaan lemah, miskin, terbelakang, terpecah-pecah dalam keadaan fikrah atau kelompok-kelompok. Keadaan ini sering menyebabkan para ahli ilmu-ilmu sosial menarik kesimpulan yang tidak benar dan tidak bertanggung jawab.
Ketujuh, pelajarilah Islam dengan metode yang selaras dengan agama dan ajaran Islam. Beberapa sarjana muslim telah mengemukakan pendapatnya mengenai berbagai metode yang sesuai dengan ajaran dan agama Islam.
Dalam pecarian metode dan pendekatan baru perlu diingatkan bahwa untuk memahami Islam, tidak cukup dengan memahami dengan satu metode saja, karena Islam bukanlah agama mono dimensional tetapi agama multi dimensional. Al-qur'an sendiri memperlihatkan keberagamannya, baik pada tujuan maupu pada temanya.
Tujuan diturunkannya Al-Qur'an adalah untuk :
Membangkitkan kesadaran tentang hubungan manusia dengan Allah.
Membangkitkan kesadaran tentang manusia dengan alam semesta termasuk manusia didalamnya.
Salah paham tentang islam dan ilmu pengetahuan
Agama dan ilmu pengetahuan merupakan dua hal yang sering disalah pahami. Di satu sisi agama di pandangkan sebagai hal yang statis, subyetif, dan irrasional dan ilmu pengetahuan dipandang sebagai dinamis, obyektif, dan rasional. Keduanya seringkali di tempatkan pada titik yang bersebrangan.
Agama dan ilmu pengetahuan sampai saat ini masih di pandang sebagai dua hal yang tidak bisa dikompromikan. Pandangan ini terus berkembang dan bahkan memesuki pola berpikir sebagian umat islam yang memisahkan secara diametral antara persoalan agama dan ilmu pengetahuan.
Agama islam datang dan diturunkan melalui wahyu Allah, sedangkan ilmu pengetahuan merupakan hasil olah pikir dan akal budi manusia ciptaan Allah. Karena itu, kebenaran ilmu pengetahuan dan agama berbeda. Yang satu bersifat apa adanya (given) dari Allah yang mutlak kenenarannya, sedangkan yang lain diciptakan dan disusun oleh manusia yang kebenarannya bersifat relatif. Kendatipun demikian, agama Islam dan ilmu pengetahuan pada hakikatnya bersumber dari Allah dan Allah mendorong manusiia menguasai ilmu pengetahuan.
Dengan demikian, agama islam tidak menentang atau menghambat lajunya ilmu pengetahuan dan teknologi seperti yang sering disangkakan orang. Bahkan sebaliknya justru mendorong lajunnya ilmu pengetahuan dan teknologi, karena penguasaan kedua hal tersebut merupakan perwujudan dari tugas manusia sebagai khalifah di muka bumi.
Agama islam diturunkan oleh Allah kepada manusia; makhluk yang dibekali akal untuk berpikir. Oleh karena itu tidak mungkin islam bertentangan dengan akal atau produk-produk akal. Paling jauh adalah adanya keterbatasan akal dalam menjangkau sesuatu, karena memerlukan informasi Tuhan, misalnya tentang alam gaib. Hal-hal semacam ini yang bersifat statis dan dogmatis dalam ajaran islam. Islam yang bersumber kepada Al-quran dan Alhadist sangat menjujung tinggi kedudukan akal. Di dalam Alquran terdapat ratusan ayat yang mendorong penggunaan akal untuk berpikir. Akal adalah lambang kekuatan manusia, karena itu di dalam ajaran islam yang memberikan kedudukan tinggi kepada akal terdapat konsep manusia yang berpikir, mandiri dan bertanggung jawab. Dengan demikian manusia diberikan kebebesan dalam berkehendak dan mengubah keadaan dirinya dan alam sekitarnya, suatu hal yang sesuai dengan pandangan yang ada dalam ilmu pengetahuaan.
Ilmu pengetahuaan sebagai produk akal sentiasa dapat diikuti oleh agama islam, karena islam memberikan tempat yang luas bagi pengembangan pemikiran manusia. Akal diperintahkan untuk bekerja dengan giat memikirkan dengan serius dan mendalam terhadap segala hal dan segala peristiwa di alam raya ini. Firman Allah:
101. Katakanlah: "Perhatikanlah apa yaag ada di langit dan di bumi. tidaklah bermanfaat tanda kekuasaan Allah dan rasul-rasul yang memberi peringatan bagi orang-orang yang tidak beriman".
Ayat di atas mendorong manusia untuk mengadakan pengamatan pada langit, bumi dan peristiwa-peristiwa yang terjadi disana. Pengamatan, penelitian, dan observasi merupakan bagian dari metode yang digunakan ilmu pengetahuan. Dengan demikian agama islam memandang ilmu pengetahuan dan teknologi dalam pandangan yang positif, bahkan mendorong manusia untuk menggali dan mengembangkannya.
Penempatan akal pada posisi yang sentral mendorong berkembangnya ilmu pengetahuan di kalangan umat islam terutama pada abat ke-8 dan 13 M yang melahirkan para cendikiawan dan ilmuan muslim. Sejarah membuktikan pada waktu itu didirikan universitas-universitas Islam Cordova (Spanyol), universitas Al-azhar di Mesir dan unversitas Al-Nizamiyah di Bagdad. Sehingga berkembanglah ilmu pengetahuan di dunia islam jauh-jauh hari sebelum orang-orang mengembangkannya.
Cendekiawan dan ulama islam zaman silam bukan hanya menguasai ilmu dan filsafat yang mereka peroleh dari peradaban Yunani, tetepi mereka kembangkan dan tambahkan hasil-hasil penyelidikan dan pemikiran mereka sendiri kedalam dunia ilmu dan filsafat.Dengan demikian timbulah ilmuwan-ilmuwan dan filosof-filosof muslim disamping ulama-ulama ahli agama.
Ilmu pengetahuan dalam pandangan islam, tidak dibiarkan berdiri ditempat netral dan berjalan sendiri.Ilmu bukan untuk ilmu itu sendiri , tetapi ilmu pengetahuan untuk kesejahteraan manusia , bahkan ilmu pengetahuan diarahkan kepada pencarian kebenaran yang dapat difungsikan untuk menambah keyakinan akan kemaha kuasaan Allah dan kebenaran agama.
Ilmu pengetahuan pada dasarnya adalah kumpulan rasionalitas manusia yang dihasilkan dari logika dan fenomena-fenomena alam.Gejala-gejala alam adalah aturan baku yang ditetapkan Allah atas alam semesta yang disebut sunnatullah. Ilmu pengetahuan pada dasarnya hasil upaya manusia mendeskribsikan secara rasional dan sistematik hukum-hukum ( sunnatullah ) tersebut. Jika ilmu pengetahuan merupakan deskribsi sunnatullah , maka sumber ilmu pengetahuan adalah Allah sendiri.
Ilmu pengetahuan yang berkemkembang pesat di dunia Barat berdiri di atas pandangan dasar yang menyatakan bahwa alam memiliki hukumnya sendiri dalam bentuk keteraturan dan harmoni di alam semesta. Pandangan ini melahirkan pemisahan antara hukum alam dengan hukum Tuhan sehingga ilmu pengetahuan menjadi kering dan steril. Hal ini berbeda dengan pandangan islam yang tidak memisahkan antara hukum alam dengan hukum Tuhan. Hukum alam adalah hukum Tuhan pula.
Sementara itu, teknologi adalah penerapan ilmu pengetahuan secara sistematis untuk memanfaatkan alam di sekelilingnya dan mengendalikan gejala-gejala yang dapat di kemudikan manusia dalam proses-proses produktif yang ekonomis. Teknologi sebagai penerapan ilmu pengetahuan diarahkan kepada kepentingan untuk mencapai kesejahteraan manusia. Kesejahteraan manusia tidak terletak pada pemenuhan kebutuhan material semata, melainkan juga kebutuhan rohaniah. Oleh karena itu, ilmu penetahuan dan teknologi di tempatkan sebagai alat bukan tujuan.
Dengan ilm pengetahuan, manusia dapat menghayati kekuasaan Allah yang tidak terbatas sehingga manusia dapat merasakan keterbatasan dan kelemahan dirinya dihadapan Allah. Karena itu sudah sepantasnya manusia menghambakan dirinya kepada Allah yang Mahakuasa.
Islam menempatkan ilmu pengetahuan pada tempat yang tinggi dan mulia:
Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majlis", Maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", Maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.
Penyebutan orang yang beriman dan berilmu mengisyaratkan bersatunya iman dengan ilmu. Karena itu, dalam pandangan islam ilmu pengetahuan tidak bebas nilai, ia selalu memihak kepada kebaikan dan kebenaran.
Alam yang luas yang mejadi obyek ilmu pengetahuan adalah bukti kekuasaan Allah yang tidak terhingga sebagai mana di ungkapkan dalam Firman-Nya:
255. Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan dia yang hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. tiada yang dapat memberi syafa'at di sisi Allah tanpa izin-Nya? Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi[161] Allah meliputi langit dan bumi. dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha besar.
[161] Kursi dalam ayat Ini oleh sebagian Mufassirin diartikan dengan ilmu Allah dan ada pula yang mengartikan dengan kekuasaan-Nya.
Ayat ini menunjukan bahwa sangat luas kekuasaan Allah (ilmu-Nya) antara langit dan bumi. Hal ini menunjukan bahwa sangatlah luas ilmu yang bisa digali di alam semesta ini, baik dalam pengertian alam kabir (macro cosmos) atau alam sagir (micro cosmos). Betapa luasnya ranah tersebut sehingga kalaupun manusia memperoleh ilmu pengetahuan, dalam pandangan Allah ilmu tersebut masih sangat sedikit.
Dengan demikian tampaklah bahwa agama islam berpandangan sangat luas dan positif terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi serta mendorong umatnya untuk menguasainya dan memanfaatkannya untuk kesejahteraan umat manusia dan keridhoan Allah SWT.
BAB III
PENUTUP
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, karena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah ini.
Penyusun banyak berharap para pembaca yang budiman memberikan kritik dan saran yang membangun kepada penyusun demi sempurnanya makalah ini. Semoga makalah ini berguna bagi penyusun dan juga para pembaca yang budiman
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Agama RI, 200. Buku Teks Pendidikan Agama Islam Pada Perguruan Tinggi Umum, PT. Bulan Bintang, Jakarta.
Darajat, Zakiah..,dkk. 1992. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara.
Hasan Ali dan Zakia Darajat.., 1997. Pendidikan Agama Islam. Jakarta: Offset Firma "Sumatera".