KATA PENGANTAR Puji Syukur kami panjatkan ke-hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat rahmat dan karunia-Nyalah, makalah ini dapat terselesaikan dengan baik, tepat pada waktunya. Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi memenuhi tugas Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) semester II, di tahun ajaran 2013, dengan judul Perang Badar, Uhud dan Badar. Kami sadar, sebagai seorang pelajar yang masih dalam proses pembelajaran, penulisan makalah ini masih banyak kekurangannya. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat positif, guna penulisan makalah yang lebih baik lagi di masa yang akan datang. Harapan kami, semoga makalah yang sederhana ini, dapat memberi kesadaran tersendiri bagi generasi muda melalui hikmah dan nilai-nilai positif yang dapat kita contoh dari setiap cerita perangnya.
TIM PENYUSUN
KELOMPOK 6
1
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR
................................. ................ ................................. ................................. ..................... ....
1
PENDAHULUAN
................................. ................ ................................. ................................. ..................... ....
3
RUMUSAN MASALAH ................................. ................ ................................. ................................. ..................... ....
3
TUJUAN PENULISAN ................................. ................ ................................. ................................. ..................... ....
3
PEMBAHASAN A. PERANG BADAR
................................. ................ ................................. ................................. ..................... ....
4
B. PERANG UHUD
................................. ................ ................................. ................................. ..................... ....
9
C. PERANG KHODAQ ................................. ................ ................................. ................................. ..................... ....
13
PENUTUP
18
................................. ................ ................................. ................................. ..................... ....
2
A. PENDAHULUAN
Nabi Muhammad merupakan seorang rosul Allah yang diutus untuk menyiarkan ajaran Islam. Namun untuk menjadi seorang rasul tidaklah mudah, beliau sudah diberi cobaan oleh Allah sejak masih didalam kandungan ibunya. Sebelum menjadi rasul, beliau selalu dihadapkan pada keadaan yang sulit sejak kecil. Mulai dari menjadi yatim piatu, menjadi seorang penggembala kambing, menikah dengan wanita yang sudah janda, dan masih banyak lagi. Semua itu i tu memang sengaja dilakukan oleh Allah untuk membentuk jiwa yang kuat pada diri rasul, agar jiwa rasul terbentuk sebagai seorang yang sabar dan selalu mendekatkan diri kebadaNya serta selalu bersyukur. Namun bukan berarti setelah menjadi seorang rasul, beliau hidup enak, nyaman dan tentram, beliau selalu mendapatkan tantangantantangan dalam kehidupannya, salah satu dari sekian banyak tantangan yang rasul hadapi adalah banyak terjadinya peperangan antara kaum Muslimin dan kaum Quraisy. Diantara peperangan yang terjadi, yang akan dibahas pada makalah ini i ni adalah Perang Badar, Perang Per ang Uhud dan Perang Khandaq.
A. RUMUSAN MASALAH
A. Perang Badar B. Perang Uhud C. Perang Khandaq
B. TUJUAN PENULISAN
Setelah melaksanakan melaksanakan pembelajaran pembelajaran di sekolah SMAN SMAN 1 Jember, setiap kelompok dituntut untuk membuat sebuah makalah, yang berguna untuk melatih siswa dalam membuat makalah, dan untuk mengetahui seberapa jauh siswa memahami tentang ilmu agama yang telah diberikan kepada siswa tersebut, adapun tujuan t ujuan yang lebih lanjut dari penulisan laporan laporan ini adalah adalah : 1. Memberikan penjelasan latar belakang, belakang, proses terjadinya perang, penyelesaian perang dan analisa dari perang Badar. 2. Memberikan penjelasan latar belakang, belakang, proses terjadinya perang, penyelesaian perang dan analisa dari perang Uhud. 3. Memberikan penjelasan latar belakang, belakang, proses terjadinya perang, penyelesaian perang dan analisa dari perang Khadaq. 3
PEMBAHASAN A. Pelaku Perang Badar Nabi Muhammad Hamzah bin Abdul Muthalib (Paman Nabi Muhammad) Abu Bakar ash-Shiddiq Umar bin Khattab Ali bin Abi Thalib Abu Sufyan Amr bin Hisyam Walid bin Utbah Syaibah bin Rabi'ah
Umayyah bin Khalaf.
Ali Ubaidah bin al-Harits
Hamzah
B. Latar Belakang
Perang Badar yang meletus antar kaum muslimin dan orang-orang musyrik dipicu oleh beberapa sebab, di antaranya: a. Pengusiran Kaum Muslimin dari Kota Makkah Serta Perampasan Harta Benda Mereka
Genderang perang terhadap kaum muslimin sebenarnya sudah ditabuh oleh orang-orang musyrikin sejak Rasulullah saw. mengumandangkan risalah dakwah yang ia bawa. Mereka menghalalkan darah kaum muslimin dan harta benda mereka di kota Makkah, khususnya terhadap orang-orang Muhajirin. Mereka rampas rumah dan kekayaan kaum Muhajirin. Orang islam pun melarikan diri dan menukarnya dengan keridhoan Allah swt. Kita dapat melihat sendiri bagaimana orang kafir Quraisy merampas dan menguasai harta benda Shuhaib sebagai imbalan diizinkannya ia untuk berhijrah ke Madinah. Kita pun dapat menyaksikan bagaimana mereka menduduki rumah-rumah dan peninggalan kaum muslimin yang ditinggal oleh pemiliknya.
4
b. Penindasan Terhadap Umat Islam Hingga Kota Madinah
Apa yang dilakukan orang Quraisy terhadap umat Islam ternyata tidak hanya ketika mereka berada di Kota Makkah. Di bahwa pimpinan Kurz bin Habbab Al-Fihri, mereka memprovokasi kaum musyrikin lainnya untuk menyerang, menteror, dan menguasai harta benda milik kaum muslimin yang ada di Kota Madinah (sebagaimana yang terjadi pada Perang Badar Shughra). Oleh karena itu, sudah sewajarnya apabila orang-orang musyrik menerima balasan atas semua permusuhan dan penindasan mereka terhadap umat Islam selama ini. Mereka begitu sadar bahwa banyak kepentingan dan hasil perdagangan mereka yang akan berpindah ke tangan orang-orang Islam di sana, selain bahwa kini Islam telah memiliki pasukan dan wilayah yang mampu memberikan perlawanan atas kewenang-wenangan, menegakkan kebenaran dan menumbangkan kebatilan meskipun orang-orang yang berhati durjana tidak menyukainya. c. Memberi Pelajaran Kepada Quraisy dan Mengembalikan Harta Benda Milik Umat Islam
Oleh karena itu, begitu Rasulullah saw. mendengar bahwa kafilah dagang Quraisy yang dipimpin oleh Abu Sufyan bin Harb dan „Amr bin Al -„Ash bersama 40 orang bergerak dari Syam membawa harta orang-orang Quraisy yang keseluruhannya mencapai seribu ekor unta, maka beliau pun segera mengajak kaum muslimin untuk bergerak mendatanginya. Rasulullah saw. mengatakan, ”Ini adalah perdagangan Quraisy. Maka keluarlah kalian, semoga Allah swt. akan memberikannya kepada kalian.”Mendengar seruan ini, sebagian kaum muslimin menyambutnya sementara yang lainnya merasa sedikit berat dengannya. Mereka menggangap bahwa ketika itu Rasulullah saw. tidak bermaksud mengumandangkan sebuah peperangan. Karena beliau mengatakan, ” Barangsiapa yang saat ini memiliki tunggangan, maka hendaklah ia ikut bersama kami.” kami .” Beliau tidak menunggu sahabat yang tunggangannya tidak ada pada saat itu. d. Sikap Keras Kepala dan rasa dendam Kaum Musyikin untuk Berperang
Pada bulan September 623, Muhammad memimpin sendiri 200 orang kaum Muslim melakukan serangan yang gagal terhadap rombongan besar kafilah Mekkah. Tak lama setelah itu, kaum Quraisy Mekkah melakukan "serangan balasan" ke Madinah, meskipun tujuan sebenarnya hanyalah untuk mencuri ternak kaum Muslim. Pada bulan January 624, kaum Muslim menyerang kafilah dagang Mekkah di dekat daerah Nakhlah, Nakhlah, hanya 40 kilometer di luar kota Mekkah, membunuh seorang penjaga dan akhirnya benar-benar membangkitkan dendam di kalangan kaum Quraisy Mekkah
5
C. Perjalanan Perang
bahasa Arab Arab:: Pertempuran Badar ( bahasa
, ghazawāt badr ), ), adalah pertempuran besar
pertama antara umat Islam melawan musuh-musuhnya. Perang ini terjadi pada 17 Maret 624 Masehi atau 17 Ramadan 2 Hijriah. Sebelum pertempuran ini, kaum Muslim dan penduduk Mekkah telah terlibat dalam beberapa kali konflik bersenjata skala kecil antara akhir 623 sampai dengan awal 624, dan konflik bersenjata tersebut semakin lama semakin sering terjadi. Meskipun demikian, Pertempuran Badar adalah pertempuran skala besar pertama yang terjadi antara kedua kekuatan, yaitu antara kaum Muslimin dan kaum Kafir Qurais y. Disebut sebagai peristiwa besar, karena perang Badar merupakan awal perhelatan senjata dalam kapasitas besar yang dilakukan antara pembela Islam dan musuh Islam. Saking hebatnya peristiwa ini, Allah namakan hari teradinya peristiwa tersebut dengan Yaum Al Furqan (hari pembeda) karena pada waktu itu, Allah, Dzat yang menurunkan syariat Islam, hendak membedakan antara yang haq dengan yang batil. Di saat itulah Allah mengangkat derajat kebenaran dengan jumlah kekuatan yang terbatas dan merendahkan kebatilan meskipun jumlah kekuatannya 3 kali lipat. Pada peperangan ini kekuatan antara kaum Muslimin dan kaum kafir Qurais tidak seimbang, yaitu Pasukan kecil kaum Muslim berjumlah 313 orang sementara pasukan Quraisy dari Mekkah yang berjumlah 1.000 orang. Di saat fajar tanggal 17 Maret, pasukan Quraisy membongkar kemahnya dan bergerak menuju lembah Badar. Telah turun hujan di hari sebelumnya, sehingga mereka mereka harus berjuang ketika membawa kuda-kuda dan unta-unta mereka mendaki bukit 'Aqanqal (beberapa sumber menyatakan bahwa matahari telah tinggi ketika mereka berhasil mencapai puncak bukit). bukit).[ Setelah menuruni bukit 'Aqanqal, pasukan Mekkah mendirikan kemah baru di dalam lembah. Saat beristirahat, mereka mengirimkan seorang pengintai, yaitu Umair bin Wahab,, untuk mengetahui letak barisan-barisan Muslim. Umair melaporkan bahwa pasukan Wahab Muhammad berjumlah kecil, dan tidak ada pasukan pendukung Muslim lainnya yang akan bergabung dalam peperangan. Akan tetapi ia juga memperkirakan akan ada a da banyak korban dari kaum Quraisy bila terjadi penyerangan (salah satu hadits menyampaikan bahwa ia melihat "unta-unta (Madinah) yang penuh dengan hawa kematian").Hal tersebut semakin menurunkan moral kaum Quraisy, karena adanya kebiasaan peperangan suku-suku Arab yang umumnya sedikit memakan korban, dan menimbulkan perdebatan baru di antara para pemimpin Quraisy. Meskipun demikian, menurut catatan tradisi Islam, Amr bin Hisyam membungkam semua ketidak-puasan dengan membangkitkan rasa harga diri kaum Quraisy dan menuntut mereka agar menuntaskan hutang darah mereka. 6
Pertempuran diawali dengan majunya pemimpin-pemimpin kedua pasukan untuk berperang tanding. Tiga orang Anshar maju dari barisan Muslim, akan tetapi diteriaki agar mundur oleh pasukan Mekkah, yang tidak ingin menciptakan dendam yang tidak perlu dan menyatakan bahwa mereka hanya ingin bertarung melawan Muslim Quraisy. Karena itu, kaum Muslim kemudian mengirimkan Ali, Ubaidah bin al-Harits, al-Harits, dan Hamzah. Para pemimpin Muslim berhasil menewaskan pemimpin-pemimpin Mekkah dalam pertarungan tiga lawan tiga, meskipun Ubaidah mendapat luka parah yang menyebabkan ia wafat. wafat .[
D. Akhir Perang
Akhirnya kedua pasukan mulai melepaskan anak panah ke arah lawannya. Dua orang Muslim dan beberapa orang Quraisy yang tidak jelas jumlahnya tewas. Sebelum pertempuran berlangsung, Muhammad telah memberikan perintah kepada kaum Muslim agar menyerang dengan senjata-senjata jarak jauh mereka, dan bertarung melawan kaum Quraisy dengan senjata-senjata jarak pendek hanya setelah mereka mendekat. Segera setelah itu ia memberikan perintah untuk maju menyerbu, sambil melemparkan segenggam kerikil ke arah pasukan Mekkah; suatu tindakan yang mungkin merupakan suatu kebiasaan masyarakat Arab, dan berseru "Kebingungan melanda mereka!" Pasukan Muslim berseru "Ya manshur, amit!!" dan mendesak mendesak barisan-barisan pasukan pasukan Quraisy. Besarnya kekuatan serbuan kaum Muslim dapat dilihat pada beberapa ayat-ayat al-Qur'an, yang menyebutkan bahwa ribuan malaikat turun dari Surga pada Pertempuran Badar untuk membinasakan kaum Quraisy. Haruslah dicatat bahwa sumber-sumber Muslim awal memahami kejadian ini secara harafiah, dan terdapat beberapa hadits mengenai Muhammad yang membahas mengenai Malaikat Jibril dan peranannya di dalam pertempuran tersebut. Apapun penyebabnya, pasukan Mekkah yang kalah kekuatan dan tidak bersemangat dalam berperang, segera saja tercerai-berai tercerai -berai dan melarikan diri. Pertempuran itu sendiri s endiri berlangsung hanya beberapa jam dan selesai sedikit lewat tengah t engah hari.
7
E. Analisa Peperangan
a. Menjawab tudingan non muslim bahwa islam dikembangkan dengan kekerasan Dapat dilihat dari latar belakang bahwa awal terjadi Perang Badar Kubra dimulai oleh penindasan terhadap orang islam oleh kaum Quraisy dan perampasan harta milik kaum muslim. Dimana kaum Muslim melakukan perlawanan untuk Memberi Pelajaran Kepada Quraisy agar Mengembalikan Harta Benda Milik Umat Islam. Sehingga hak mereka tidak diambil oleh kaum Quraisy. Dengan perang ini, Berbagai suku Arab mulai memeluk agama Islam dan membangun persekutuan dengan kaum Muslim di Madinah; dengan demikian, ekspansi agama Islam pun dimulai. b.
Korelasi perang dengan realitas sekarang
Apabila dikorelasikan dengan realitas sekarang, Kaum Quraisy tidaklah jauh beda dengan Koruptor Negara. Dimana mereka mengambil dan merampas harta milik orang lain yang seharusnya bukanlah milik mereka. Sehingga mungkin saja peperangan seperti yang telah terjadi pada masa Nabi Muhammad, terjadi sekarang. Hal ini merupakan bentuk pembrontakan dari rakyat.
8
A. Pelaku Perang Uhud Abdullah bin Jubair RA Hamzah RA Abu Sufyan Abdullah bin Ubay bin Salul Washi
: pemimpin pasukan pemanah : pemimpin pasukan : Kepala Kafilah dagang Quraisy ke negeri Syam : Pemimpin kaum munafik : budak Abdullah bin Jubair RA yang telah membunuh
Hamzah RA A. Latar Belakang Perang Uhud
Kekalahan kaum musrikin Quraisy di dalam perang Badar nyata-nyata menjatuhkan martabat mereka sehingga kebanyakan dari kepala-kepala dan ketua-ketua mereka merasa lebih baik mati daripada hidup dengan terhina. Oleh Sebab itu terjadinya perang ini adalah adanya keinginan orang-orang Quraisy untuk membalas dendam kepada kaum muslimin atas kekalahan yang mereka derita pada saat Perang Badar. Pada suatu saat, pemimpin pemimpin dan ketua-ketua Quraisy mengadakan permusyawaratan untuk memutuskan bagaimana caranya car anya melakukan m elakukan pembalasan kepada tentara muslimin hingga mereka hancur sama sekali. Setelah dibicarakan dengan masak-masaknya, dalam permusyawaratan itu akhirnya diputuskan dengan sebulat-bulatnya keputusan berikut ini:
Kafilah dagang Quraisy ke negeri Syam yang dikepalai oleh Abu Sufyan yang dapat melepaskan diri dari kejaran tentara Muhammad dan selamat dari bahaya, maka keuntungan dari kafilah dagang tadi harus dikeluarkan oleh masing-masing orang yang ketika itu mengirimkan dagangannya ke negeri Syam, kemudian keuntungan tadi dikumpulkan
guna
membalas
memerangi
Muhammad
dan
tentaranya
guna
menghancurkan kota Madinah.
Kabilah-kabilah Tihamah, kinanah dan lain-lainnya dari kabilah-kabilah arab yang berdekatan dengan kota Mekah perlu diikat diikat dengan perjanjian oleh kaum Quraisy.
Kaum perempuan Quraisy, terutama yang familinya tewas pada Perang Badar, harus ikut berangkat ke peperangan.
B. Perjalanan Perang
Saat itulah Abu Sufyan bersama dengan 3.000 pasukannya berangkat dan menetap digunung Uhud. Pihak Quraisy berangkat dengan membawa kaum wanitanya juga, dipimpin oleh Hindun. Dialah orang paling panas hati ingin membalas dendam, karena dalam peristiwa Badr itu ayahnya, saudaranya dan orang-orang yang dicintainya telah mati terbunuh. Mendengar keberangkatan pasukan Quraisy ini, rasulullah segera melakukan 9
konsultasi kepada sahabat. Sebagian besar dari mereka mengajukan pendapat agar pasukan Islam keluar dari Madinah. Maka keluarlah sebanyak 1.000 tentara. Ditengah perjalanan, orang-orang munafik pimpinan Abdullah bin Ubay bin Salul melakukan penghianatan dengan menarik 1/3 tentara dari pasukan kaum muslimin. Alasan yang mereka kemukakan adalah bahwa Rasulullah telah mengingkarinya dengan cara keluar dari Madinah dan tidak mengambil pendapat mereka. Akhirnya dua angkatan perang berhadapan satu sama lain di dekat gunung Uhud. Nabi Muhammad SAW mengatur me ngatur strategi peperangan dengan sempurna dalam dala m penempatan pasukannya. Beberapa orang pemanah ditempatkan pada suatu bukit kecil untuk menghalang majunya musuh. Pada awalnya musuh menderita kekalahan. Sehingga banyak dari para pemanah Muslim meninggalkan pos-pos mereka untuk mengumpulkan barang rampasan. Wahshi, budak Jubair bin Muttan bersembunyi sendirian di belakang sebuah batu karang dan dengan licik menyerang Hamzah RA sehingga Hamzah RA mati syahid. Meskipun Hamzah RA telah dengan jelas pada posisi yang menang. Pasukan pemanah diperintah oleh Nabi Muhammad SAW untuk tidak meninggalkan posisi mereka dalam keadaan apapun juga. Kebanyakan para pemanah merasakan bahwa Allah SWT telah memberikan kemenangan kepada angkatan perang Muslim. Mereka tidak tahan untuk mengumpulkan barang rampasan musuh yang berharga tersebut. Abdullah bin Jubair RA, pemimpin pasukan pemanah mengingatkan mereka tentang instruksi i nstruksi dari Nabi Muhammad SAW. Sangat disesalkan, Abdullah bin Jubair RA ditinggalkan di sana dengan hanya sembilan orang pemanah. Musuh mengambil kesempatan ini dan sekali lagi menyerang para pemanah ini dari arah bukit ini. Banyak dari kaum Muslim yang mati syahid dan bahkan Nabi Muhammad SAW mengalami luka yang sangat sa ngat parah. Pasukan berkuda musuh maju terus dan mengepung angkatan perang Muslim. Kaum Muslim menjadi panik dan kacau, dan beberapa orang terpaksa melarikan diri untuk menyelamatkan diri. Kemenangan dengan cepat berubah menjadi suatu keadaan yang sangat mengkhawatirkan. Ada tiga faktor, yang menyebabkan berubahnya kemenangan menjadi kekalahan kaum Muslim seperti itu. 1) Pelanggaran terhadap perintah Nabi Muhammad SAW oleh pasukan pemanah. 2) Berita kematian Nabi Muhammad SAW. Ini melemahkan semangat banyak orang-orang beriman. 3) Perselisihan paham di medan perang tentang perintah Nabi Muhammad SAW.
10
C. Penyelesaian Penyelesaian Peperangan Peperangan
Setelah berhasil merebut pos di atas bukit, pasukan kafir merasa telah menang, apalagi karena tidak melihat Rasulullah. Abu Sofyan mengira bahwa Rasulullah telah wafat dalam perang. Ia pun bersorak di atas bukit, "Muhammad telah mati! Perang sudah berakhir! Kami lah pemenang!!!" Namun ia salah duga. Rasulullah masih hidup. Sesaat setelah Abu Sofyan memberi pengumuman tersebut, Rasulullah keluar dari tempatnya --beliau terluka akibat baju perangnya mengenai wajahnya sehingga harus diobati--. Beliau memberitahukan wakyu yang baru ia dapat, QS Ali Imran 139-140, untuk menenangkan hati pasukan islam yang sedih karena banyak yang akhirnya terbunuh. Abu Sofyan kaget karena dugaannya salah. Ia takut kalau semangat umat islam kembali lagi dan kembali menyerang pasukannya. Ia pun memerintahkan untuk mundur kembali ke Mekah. Tujuan awal pasukan kafirin hendak menyerang muslimin tidak tercapai. Kedua hal inilah yang menjadi penyebab dapat dikatakan bahwa umat islam tidak kalah. Pasukan yang menyerah itulah yang kalah. Dalam hal ini, pasukan kafir yang menyerah. Mereka pulang dengan tidak mencapai tujuan awal akan melakukan perang. Ada yang mengatakan bahwa jumlah pasukan islam yang mati lebih banyak dari pasukan kafir kafi r yang mati. Pasukan islam i slam yang mati berjumlah 70 orang sedangkan s edangkan pasukan kafir berjumlah 23 orang. Tapi tidak bisa dilihat dari jumlahnya saja, perlu dihitung secara rumus perang. Total pasukan islam hanya 650an orang sedang pasukan kafir 3000 orang. Harusnya pasukan yang berjumlah besar tidak mungkin kalah, tetapi dalam perang ini pasukan kafir menderita kekalahan 23 orang. Bila jumlah pasukan kedua kubu disamakan, yang mati dari pihak kafir melebihi yang mati dari pihak islam. D. Analisa Peperangan Peperangan 1.
Memahamkan kepada kaum muslimin betapa buruknya akibat kemunafikan seperti saat Wahsih budak Jubair bin Muttan membunuh Hamzah Ra. Para koruptor yang memunafikki negaranya dengan berpura-pura baik di depan
rakyat namun, buruk di belakang pasti akan hancur dikemudian hari sesuai janji Allah. 2.
Memahamkan kepada kaum muslimin betapa buruknya akibat mengerjakan apa yang telah dilarang, yaitu ketika barisan pemanah meninggalkan pos-pos mereka yang sudah ditetapkan oleh Rasulullah agar mereka berjaga di sana. 11
Para Dewan Perwakilan Rakyat yang telah diberi amanat oleh rakyat sebagai
penyalur anspirasi rakyat tapi, ada beberapa yang menyelewengkan kedudukannya. kedudukannya. Seperti tidur saat sidang, melihat film fil m tidak senonoh saat sidang dll. 3.
Ditundanya kemenangan pada sebagian pertempuran, adalah sebagai jalan meruntuhkan kesombongan diri. Saat sepak bola Indonesia kalah dengan Malaysia, bisa saja di balik itu semua
terdapat hikmah agar kita bersyukur dan bersabar sehingga kerika kita menang kita tidak menjadi sombong.
12
A. Pelaku Perang Uhud
Dari Bani Nadir
: Abdullah bin Sallam bin Abi Huqaiq, Huyayy
bin Akhtab, Kinanah ar-Rabi bin Abi Huqaiq, Huqaiq, Sallam bin Misykam
Dari Bani Wa‟il
: Humazah bin Qais, Abu Ammar
Pemimpin suku Quraisy
: Abu Sufyan bin Harb
Pemimpin Gotofahn
: Uyaynah bin Hisn bin Hudzaifah bin Badr
dari Bani Fazarah
Pemimpin Bani Murrah
: Harits bin Auf
Pemimpin Bani Asyja‟
: Mas‟ud bin Rakhilah bin Nuwairah bin Tharif
bin Samhah bin Gotofahn
Pemimpin Bani Quraizhah
: Ka‟b bin Asad
Pemuka suku Ghathafan
: „Uyainah bin Hishn dan AlAl -Harits bin „Auf
Kaum Yahudi lainnya
:
Huyyai bin Akhthab
: menghasut Ka‟b bin Asad untuk memerangi
Rasulullah
Kaum Muslim lainnya
:
Ali bin Abi Thalib
: membunuh „Amr bin „Abdi Wadd
Salman Al-Farisi
: mengusulkan penggunaan parit
Sa‟d bin „Ubadah
: sahabat Rasul yang diutus mencari berita
tentang pengkhianatan Bani Quraizhah Sa‟d bin Mu‟adz
: sahabat Rasul yang diutus mencari berita
tentang pengkhianatan Bani Quraizhah Abdullah bin Rawahah
: sahabat Rasul yang diutus mencari berita
tentang pengkhianatan Bani Quraizhah Khawwat bin Jubair
: sahabat Rasul yang diutus mencari berita
tentang pengkhianatan Bani Quraizhah Nu„aim bin Mas„du
: muallaf dari Kabilah Gatafan
B. Latar Belakang Perang Uhud
Perang ini merupakan salah satu peristiwa terbesar yang terjadi di bulan Syawwal tahun 5 H/Maret 627 M. Ia dinamakan “Perang (Ghazwah) Ahzab” dan “Perang (Ghazwah) Khandaq”. Dinamakan “Perang Ahzab” karena dalam peperangan itu orang-orang kafir Quraisy bersekongkol dan membentuk persekutuan (ahzab) dengan orang-orang Yahudi. Sedangkan dinamakan dinamaka n “Perang Khandaq” karena dalam peperangan itu kaum muslimin menggunakan menggunakan parit (khandaq) sebagai pertahanan. 13
Penyebab terjadinya perang karena beberapa pemimpin Yahudi dari Bani Nadlir berangkat ke Mekkah untuk mendorong kaum Musyrikin Quraisy melancarkan perang terhadap Rasulullah saw. Mereka berjanji: “Kami akan berperang bersama-sama bersama -sama kalian hingga berhasil menghancurkannya.“ Selanjutnya mereka berdalih dan meyakinkan bahwa: “Kepercayaan kalian (orang-orang (orang-orang Quraisy) jauh lebih baik daripada agama Muhammad.“ Muhammad.“ Maka mereka bersepakat bersama kaum Musyrikin Quraisy untuk memerangi kaum Muslimin, pada hari yang telah ditentukan bersama. Berkenaan
dengan
mereka
inilah
Allah
swt
menurunkan
firman-Nya:
" Apakah kamu tidak memperhatikan orang-orang yang diberi bagian dari al-Kitab? Mereka percaya kepada yang disembah selain Allah dan Thogut, serta mengatakan kepada orang-orang kafir (Musyrik Mekkah) bahwa mereka itu lebih benar jalannya dariapda orang-orang yang beriman. Mereka itulah orang yang dikutuki Allah. Siapa saja yang dikutuki Allah, niscaya kamu sekali-kali tidak akan memperoleh penolong baginya.“ QS.An-Nisa QS.An -Nisa 51-52. Kemudian para pemimpin Yahudi itu mendatangi suku Ghathafan dan berhasil mewujudkan persekutuan dengan mereka sebagaimana yang telah berhasil diciptakannya dengan kaum musyrikin Quraisy. Selain Bani Ghatfahan, turut bergabung pula Bani Fuzarah dan Bani Murrah yang selama itu menyimpan dendam kesumat terhadap Islam. Islam .
C. Perjalanan perang Ketika Rasulullah saw mendengar berita keberangkatan mereka dari Mekkah, beliau
mengumumkannya kepada kaum Muslimin dan memerintahkan mereka untuk mengadakan persiapan perang. Rasulullah saw meminta pandangan para sahabatnya dalam menghadapi peperangan ini. Salman al-Farisi mengusulkan supaya digali parit di sekitar kota Madinah. Kaum Muslimin mengagumi usulan ini dan menyetujuinya (karena cara ini belum pernah dikenal oleh bangsa Arab dalam peperangan mereka). Kemudian bersama Rasulullah saw kaum Muslimin keluar dari kota Madinah dan berkemah di lereng gunung Sila dengan membelakanginya. Mereka mulai menggali parit yang memisahkan mereka dengan musuh mereka. Dalam proses penggalian parit di kota madinah waktu itu terjadi empat macam peristiwa mengherankan bagi orang-orang yang mengetahuinya, keempat peristiwa itu adalah: a.
Tentang batu besar yang tidak dapat diangkat.
b. Buah kurma yang sedikit berubah menjadi banyak. c.
Makanan yang sedikit depat menjadi banyak.
d. Batu yang dipecahkan dan mengeluarkan cahaya. 14
Kemudian ketika kaum musyrikin sampai di kota Madinah, mereka terkejut melihat pertahanan yang dibuat kaum muslimin. Belum pernah hal ini terjadi pada bangsa Arab. Akhirnya mereka membuat perkemahan mengepung kaum muslimin. Tidak terjadi pertempuran berarti di antara mereka kecuali lemparan panah dan batu. Namun sejumlah ahli berkuda musyrikin Quraisy, di antaranya „Amr bin „Abdi Wadd, „Ikrimah dan lainnya berusaha mencari jarak lompat yang lebih sempit. Beberapa orang berhasil menyeberangi parit. Merekapun menantang para pahlawan muslimin muslimin untuk perang tanding. „Ali bin Abi Thalib radhiyallahu „anhu menyambut tantangan tersebut. „Ali berkata: “Wahai „Amr, kau pernah menjanjikan kepada Allah, bahwa tidak seorangpun lelaki Quraisy yang menawarkan pilihan kepadamu salah satu dari dua hal melainkan kau terima hal itu darinya.” Kata „Amr: “Betul.” Kata „Ali: “Maka sungguh, saya mengajakmu kepada Allah dan Rasul-Nya, Rasul -Nya, serta kepada Islam.” „Amr menukas: “Aku tidak membutuhkan hal itu.” Kata „Ali pula: “Kalau begitu saya menantangmu agar turun (bertanding).” Kata „Amr: “Wahai anak saudaraku, demi Allah. Aku tidak suka membunuhmu.” „Ali menjawab tegas: “Tapi saya demi Allah, ingin membunuhmu.” „Amr terpancing, diapun turun dan membunuh kudanya, lalu menghadapi „Ali. Mulailah keduanya saling serang, tikam menikam dengan serunya. Namun pedang „Ali bin Abi Thalib berhasil membunuh „Amr. Akhirnya para prajurit berkuda kafir Quraisy lainnya melarikan diri.
D. Penyelesaian Penyelesaian Peperangan Kekalahan kaum Musyrikin tanpa peperangan akibat :
Jumlah kaum Muslimin dan kaum Musyrikin pada perang ini sangat tidak sebanding. Waktu itu jumlah kaum Muslimin sebanyak tiga ribu sedangkan kaum Quraisy bersama kabilah-kabilah lain berjumlah sepuluh ribu. Namun hal tersebut tidak mempengaruhi 15
semangat dan kegigihan kaum Muslimin untuk membela agama Allah. Maka Allah memberikan kemenangan kepada kaum Muslimin dalam perang Khandaq ini tanpa melalui pertempuran. Allah mengalahkan mereka dengan dua sarana yang tidak melibatkan kaum Muslimin sama sekali. Pertama, Pertama, dengan seorang lelaki dari kaum Musyrikin bernama Nu„aim bin Mas„du, yang datang kepada Nabi saw menyatakan diri masuk Islam yang kemudian menawarkan diri kepada Nabi saw untuk melaksanakan segala bentuk perintah yang diinginkan oleh Nabi saw. Lalu Nabi saw memberikan tugas untuk memecah kekuatan musuh. Kepadanya Nabi saw berpesan: " Diantara kita, engkau adalah satu-satunya orang yang dapat melaksanakan tugas itu. Bila engkau sanggup, lakukanlah tugas itu untuk menolong kita. Ketahuilah bahwa peperangan , peperangan , sesungguhnya adalah tipu muslihat.“ Nu„aim kemudian segera pergi mendatangi orang-orang orang-orang Bani Quraidlah untuk meyakinkan. Mereka mengira Nu„aim masih sebagai seorang Musyrik agar mereka tidak turut berperang bersama-sama kaum Quraisy sebelum mendapat jaminan dari mereka berupa beberapa orang terkemuka te rkemuka sebagai seb agai sandera, supaya kaum Quraisy tidak mundur meninggalkan mereka sendirian di Madinah tanpa pembela dalam menghadapi Muhammad dan para sahabatnya. Mereka menjawab: “Engkau telah memberikan suatu pendapat yang amat baik.” Setelah itu Nu„aim pergi mendatangi pemimpin-pemimpin pemimpin -pemimpin Quraisy. Kepada mereka Nu„aim memberitahukan bahwa Bani Quraidlah telah menyesal atas apa yang mereka lakukan dan secara sembunyi-sembunyi mereka telah melakukan kesepakatan bersama Nabi saw untuk menculik beberapa peimpin Quraisy dan Ghatfahan untuk diserahkan kepada Nabi saw untuk dibunuhnya. Karena itu, bila orang-orang Yahudi itu datang kepada kalian untuk meminta beberapa orang sebagai sandera, janganlah kalian menyerahkan seorang pun kepada mereka. Nu„aim kemudian pergi mendatangi orang-orang orang -orang Bani Quraidlah. Kepada mereka ia mengemukakan apa yang dikemukakannya kepada orang-orang Quraisy. Demikianlah akhirnya terjadi salah paham di antara mereka dan saling tidak mempercayai. Sehingga masing-masing dari mereka menuduh terhadap yang lainnya sebagai berkhianat. Kedua, dengan mengirimkan angin taufan pada malam hari yang dingin dan mencekam. Angin taufan datang menghempaskan kemah-kemah merekan dan menerbangkan kualikuali mereka. Hal ini terjadi setelah mereka melakukan pengepungan kepada kaum Muslimin selama sepuluh hari lebih
16
E. Analisa Peperangan Peperangan
a. perang ini tidak dilakukuan secara kasar perang ini menggunakan sistem parit yang digunakan untuk menjebak para musuh . dan pada akhirnya mereka (para musuh ) saling membunuh. sehingga tidak terlihat peperangan yang berati. b. di zaman sekarang perang membela agama memang sudah jarang terjadi. tetapi disetiap perang itu selalu ada oihak yang menang ataupun kalah . contoh perang diatas menggunakan taktik yang di buat pasukan muslim untuk mengalahkan pasukan sekutu dari suku suku di Arab dengan menggunakan strategi , dengan strategi kita dapat memikirkan dari mana cara kita untuk melawan musuh tersebut tanpa menimbulkan korban yang banyak dari kubu kita sendiri. jadi strategi dapat digunakan untuk melawan musuh tanpa harus berjuang mati matian
17
PENUTUP
Dari ketiga perang yang terjadi pada masa Nabi Muhammad SAW yang di uraikan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa kaum Muslimin bisa mengalahkan pasukan kaum Kafir Quraisy pada pertempuran Badar. Perang Badar merupakan pertempuran skala besar yang pertama antara kaum Muslimin dan kaum Quraisy. Kemenangan kaum muslimin atas kaum Quraisy ini memicu timbulnya dendam dalam diri kaum Quraisy. Akhirnya mereka melancarkan serangan kepada kaum Muslimin guna membalas dendam atas kekalan yang dialaminya pada perang Badar. Maka terjadilah perang Uhud, mengapa dinamakan perang Uhud? Karena peperangan terseut terjadi di Bukit Uhud. Perang Khandaq sendiri terjadi karena beberapa pemimpin Yahudi dari Bani Nadlir berangkat ke Mekkah untuk mendorong kaum Musyrikin Quraisy melancarkan perang terhadap te rhadap Rasulullah saw. Mereka berjanji: “Kami akan berperang bersama-sama bersama -sama kalian hingga berhasil menghancurkannya.“ Selanjutnya mereka berdalih dan meyakinkan bahwa: “Kepercayaan kalian (orang-orang Quraisy) jauh lebih baik daripada agama agam a Muhammad.”
18