MAKALAH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
ALAM DAN LINGKUNGAN HIDUP
Disusun oleh : Syuhud Hendra P (1403030021) Ananda Rahma P (1703030018)
PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK DAN SAINS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Allah SWT, SWT, yang telah melimpahkan melimpahkan Rahmat, Rahmat, Hidayah, dan Inayah-Nya sehingga kami dapat merampungkan penyusunan makalah pendidikan agama islam dengan judul " Alam dan Lingkungan Hidup " tepat pada waktunya. Penyusunan makalah semaksimal mungkin kami upayakan dan didukung bantuan berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar dalam penyusunannya. Untuk itu tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam menyelesaikan makalah ini. Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih terdapat kekurangan baik dari segi penyusunan bahasa dan aspek lainnya. Oleh karena itu, dengan lapang dada kami membuka selebar-lebarnya pintu bagi para pembaca pembaca yang ingin memberi saran maupun maupun kritik demi memperbaiki memperbaiki makalah ini. Akhirnya penyusun sangat mengharapkan semoga dari makalah sederhana ini dapat diambil manfaatnya dan besar keinginan kami dapat menginspirasi para pembaca untuk mengangkat permasalahan lain yang relevan pada makalahmakalah selanjutnya
Purwokerto, Februari 2018
Penyusun
i
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ........................................................................................................ i BAB I..................................................................................................................................iii PENDAHULUAN .............................................................................................................iii A. Latar Belakang. .......................................................................................................iii B. Rumusan Masalah. ..................................................................................................iv C. Tujuan .......................................................................................................................iv BAB II ................................................................................................................................ 1 PEMBAHASAN ................................................................................................................ 1 A. Dasar – Dasar Normatif Tentang Pemeliharaan Lingkungan............................. 1
1.
Perspektif Akidah ............................................................................................... 1
2.
Perspektif Etika ................................................................................................... 1
3.
Perspektif Ilmu Fikih ......................................................................................... 2
B. Konsep Islam Dalam Pemeliharaan Lingkungan ................................................. 3 C. Bahaya – Bahaya Yang Mengancam Lingkungan ................................................ 9
1.
Bahaya Pencemaran ............................................................................................ 9
2.
Bahaya Pengurasan Sumber Alam ...................................................................... 9
D. Faktor – Faktor Yang Merusak Lingkungan ...................................................... 11
1.
Merusak Ciptaan Allah ..................................................................................... 11
2.
Kezaliman ......................................................................................................... 1 1
3.
Berjalan Sombong di Bumi ............................................................................... 1 2
4.
Menuruti Hawa Nafsu ....................................................................................... 1 2
5.
Kufur Terhadap Nikmat Allah .......................................................................... 13
E. Strategi Islam Dalam Memelihara Lingkungan .................................................. 14
1.
Pendidikan Agama bagi Generasi Muda ........................................................... 14
2.
Mencerdaskan Generasi Muda dengan Nilai Islam .......................................... 14
3.
Kontrol Sosial, Amar Makruf dan Nahi Mungkar ............................................ 15
4.
Membangun Supremasi Hukum ....................................................................... 15
5.
Kerja Sama dengan Lembaga Nasional dan Internasional ................................ 15
BAB III ............................................................................................................................ 16 PENUTUP ....................................................................................................................... 16 Kesimpulan .................................................................................................................. 16 DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 17
ii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan dan makhluk hidup, termasuk di dalamnya manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya. Semua jenis makhluk hidup sebenarnya bertempat tinggal di dalam suatu lingkungan hidup global yang merupakan suatu lapisan kehidupan yang relatif tipis, yang tebalnya hanya kira-kira 14-15 km yang terdiri dari gas (atmosfer), gunung, serta flora dan fauna (lahan dan air yang secara sederhana kita sebut langit dan bumi serta isinya), yang merupakan struktur dasar ekosistem. (Ir. Herman Khaeron, M.Si. 2014 ) Masalah lingkungan hidup sebenarnya bukan merupakan masalah baru, melainkan sudah muncul sejak bumi ini lahir. Faktor terpenting dalam permasalahan lingkungan akhirakhir ini adalah semakin besarnya laju pertambahan penduduk di muka bumi. Lonjakan jumlah penduduk yang berlangsung sangat cepat itu telah memicu peningkatan kebutuhan pangan, sumber energi, perumahan serta kebutuhan-kebutuhan dasar manusia lainnya. Masalah-masalah yang muncul dalam kehidupan itu dicoba diatasi dengan pendekatan teknologi dan industrial isasi di segala sektor kehidupan. Masalah lingkungan hidup memang begitu rumit, karena selain merupakan masalah teknis, juga berkaitan dengan masalah ekonomi, politik, serta pertimbangan sosial maupun yang lainnya. Perlindungan lingkungan yang terlalu ketat dapat memberikan dampak yang kurang baik terhadap perekonomian masyarakat dan negara. Ada banyak pihak yang terlibat dalam masalah ini, dan disinilah beberapa pertimbangan perlu disertakan dalam pengelolaan lingkungan hidup. (Muklis Akhadi. 2014) (M. Muhtaroh Ilyas. 2008) Dalam penelitiannya mengemukakan bahwa, kunci keberhasilan dalam menangani masalah lingkungan hidup adalah faktor manusia yang menentukan itu semua. Dengan memberikan tempat secara wajar terhadap makhluk hidup lainnya juga sesama manusianya di bumi ini. Dalam penggunaan sumber daya alam hendaklah jangan berlebih-lebihan atau rakus, tetapi iii
hendaklah dapat memelihara keseimbangan takaran yang telah ditentukan Sang Pencipta yaitu Allah SWT, selain itu juga dapat mengembangkan akal dan rasa yang bertujuan membawa manusia kepada Tauhid sebagai prinsip asas Islam dan yang lebih utama lagi yaitu dapat mensyukuri nikmat Allah yang telah diberikan padaNya. B. Rumusan Masalah
1. Apa saja dasar-dasar nilai normatif tentang pemeliharaan lingkungan? 2. Bagaimana konsep Islam dalam pemeliharaan lingkungan? 3. Bahaya apakah yang mengancam lingkungan? 4. Faktor apakah yang merusak lingkungan? 5. Bagaimana pandangan Islam dalam pelestarian lingkungan? C. Tujuan
1. Mahasiswa dapat mengetahui dasar-dasar normatif pemeliharaan lingkungan. 2. Mahasiswa dapat menjelaskan konsep Islam tentang pemeliharaan lingkungan. 3. Mahasiswa dapat menyebutkan bahaya dan faktor-faktor yang dapat merusak lingkungan. 4. Mahasiswa dapat menarasikan sejarah Islam dalam pemeliharaan lingkungan.
iv
BAB II PEMBAHASAN A. Dasar – Dasar Normatif Tentang Pemeliharaan Lingkungan
1. Perspektif Akidah Akidah berasal dari kata akad/ikatan. Akidah maksudnya adalah ikatan yang diikat seseorang kepada zat ataupun orang lain. Dalam istilah agama akidah adalah keyakinan seseorang kepada Tuhan. Keyakinan seseorang kepada Tuhan adalah jaminan utama untuk terciptanya pemeliharaan lingkungan hidup. Dengan keyakinan mukmin kepada Tuhan maka dia tidak akan melakukan kejahatan lingkungan walaupun tidak ada orang yang melihat. Karena dia yakin, saat mata manusia tidak melihat maka Allah Maha Melihat dan Maha Mengetahui. Orang yang yakin kepada Allah akan menjaga lingkungan hidup dan memeliharanya dengan ikhlas. Hal ini sangat berbeda dengan manusia yang tidak beragama. Muslim yang ikhlas ketika berbuat tidak pernah mengharapkan pujian dari manusia. Dan ini adalah puncak kunci keberhasilan dalam berbuat. Karena betapa banyak orang berbuat mengharap balas jasa dari orang lain, kemudian tidak dibalas sesuai dengan harapan, hingga akhirnya dia merusak karya yang telah dihasilkannya. Atau minimal dia kecewa dan sakit hati. Muslim sejati memelihara lingkungan hidup karena dia yakin kepada Tuhan, dan hidup semata untuk menggapai rida dan kasih-Nya. 2. Perspektif Etika Muslim menjaga lingkungan karena Muslim sangat dianjurkan untuk berakhlak baik. Tuhan mereka Maha Pengasih dan maha Penyayang, Nabinya dipuji karena berakhlak mulia, maka wajar bila muslim menjadi manusia yang paling berakhlak di bumi ini. Akhlak itu tidak saja tercermin dalam perilaku muslim dengan sesama muslim, sesama manusia, tapi juga berlaku terhadap lingkungan hidup yang lain, baik itu hewan, tumbuhan, bumi, langit, air bahkan hasil ciptaan dan buatan manusia. Nabi Muhammad mengatakan dalam sebuah hadis: “Tebarlah kasih di bumi, kamu akan
1
mendapat kasih di langit.” “Barang siapa tidak pernah mengasih, tidak akan dikasihi.” Tebar kasih merupakan pesan universal Islam untuk berinteraksi dengan lingkungan hidup. Bila etika ini dilaksanakan maka balasannya adalah kasih Allah melimpahi manusia. Dan ini sudah sangat cukup. Tidak ada jaminan yang lebih dapat dipercaya selain jaminan dan perkataan Allah. Karena Dia tidak pernah ingkar janji. Maha Benar Allah dengan segala firman-firman-Nya. 3. Perspektif Ilmu Fikih Fikih berasal dari kata faqaha artinya memahami secara mendalam. Fikih menjadi istilah agama yang artinya peraturan yang dibuat berdasarkan pemahaman yang mendalam atas sumber-sumber hukum agama. Hukum fikih ini meliputi semua urusan di dunia dan di akhirat, se mua permasalahan ibadah dan muamalah, serta hubungan dengan Tuhan dan manusia sekaligus. Di dalamnya juga masuk masalah-masalah ekonomi, politik, sosial, pendidikan dan budaya serta semua dimensi yang berhubungan dengan kehidupan manusia. Di antara ilmu fikih yang mengajak manusia untuk memelihara lingkungan hidup ialah hemat air dalam berwudu. Ini penting, karena boros dalam agama adalah tindakan yang tercela. Ketika hal itu ditanyakan sahabat apakah dikatakan boros ketika seseorang membuang-buang air ketika dia berwudu di sungai. Nabi Muhammad berkata: “Ya, walaupun itu di sungai.” Ketika
binatang
mati
menjadi
bangkai,
maka
Nabi
Muhammad
memerintahkan sahabat untuk mengambil kulitnya dengan cara disamak. Untuk itulah hewan kurban yang paling afdal adalah biri-biri. Di samping dagingnya dapat dimakan, bulunya pun digunakan untuk serat kain. Dalam haji, kita menemukan larangan berburu, memotong tumbuhan dan semacamnya. Kita juga menemukan upaya menghidupkan lahan yang sudah mati dalam fikih muamalah. Islam juga menetapkan bahwa air, rumput, api dan garam adalah milik umum dan tidak boleh dimiliki oleh kelompok tertentu.
2
Fikih Islam juga berhubungan dengan jihad, serta segala aturan yang diperbolehkan untuk merusak dan yang tidak. Serta bahasan-bahasan lain yang berhubungan dengan lingkungan. Fikih Islam didasari pada metodologi yang pada tataran pelaksanaannya dapat menjamin seluruh siklus kehidupan di dunia ini, terutama manusia. Ini sangat sesuai dengan pesan Maha Hidup tentang lingkungan hidup yang sedang kita kaji.
B. Konsep Islam Dalam Pemeliharaan Lingkungan
Alam semesta (lingkungan hidup) adalah sebuah karunia yang diberikan Allah kepada manusia, Allah menciptakan alam se mesta dan segala isinya untuk kelangsungan hidup manusia. Dia (Allah) memberikan nikmat langit, bumi, air, laut, sungai, bulan dan segala keperluan hidup manusia, agar manusia dapat hidup dan menikmati segala fasilitas yang Allah berikan. Seperti firman-Nya dalam (Q.S. Ibrahim:32-34 ) yang berbunyi:
]
-
,
[
“Allah-lah yang Telah menciptakan langit dan bumi dan menurunkan air hujan dari langit, Kemudian dia mengeluarkan dengan air hujan itu berbagai buahbuahan menjadi rezki untukmu; dan dia Telah menundukkan bahtera bagimu supaya bahtera itu, berlayar di lautan dengan kehendak-Nya, dan dia Telah menundukkan (pula) bagimu sungai-sungai. Dan dia Telah menundukkan (pula) bagimu matahari dan bulan yang terus menerus beredar (dalam orbitnya); dan Telah menundukkan bagimu malam dan siang. Dan dia Telah memberikan kepadamu (keperluanmu) dan segala apa yang kamu mohonkan kepadanya. dan jika kamu menghitung nikmat Allah, tidaklah dapat kamu 3
menghinggakannya. Sesungguhnya manusia itu, sangat zalim dan sangat
mengingkari (nikmat Allah).” Dalam ayat tersebut jelas bahwa alam dan segala isinya merupakan fasilitas yang diberikan Allah kepada makhluknya khususnya manusia. Nikmat yang tiada ternilai dan sangat besar. Dengan karunia-Nya, Allah memerintahkan kepada manusia untuk memanfaatkan segala fasilitas yang sudah tersedia, karena Allah menganggap bahwa manusia sudah diberi kelebihan yang tidak diberikan kepada mahluk lain. Allah juga memberikan wewenang kepada manusia agar mengelola dunia dengan sebaik-baiknya, karena kedudukan manusia adalah sebagai khalifah di muka bumi, dengan mengelola dan menjaga bumi dari kerusakan berarti manusia sudah dapat mewujudkan tugasnya sebagai khalifah. Salah satu kelebihan manusia adalah akal yang Allah berikan padanya, dengan akal manusia dapat memikirkan bagaimana caranya mengolah dan memanfaatkan segala fasilitas yang ada di dalam lingkungannya. Dengan akal dan pikiran, manusia juga dapat menemukan dan mencari sumber tenaga alam, yang sudah disediakan oleh alam itu sendiri, seperti batu bara, minyak bumi dan kekayaan alam lainnya. Selain itu manusia dapat menciptakan teknologi dari kegiatan-kegiatan produksi, sampai kepada industri - industri, dan semuanya itu tidak akan lepas dengan lingkungan hidup yang mempengaruhi manusia. Tetapi adakalanya, akal pikiran yang sudah di berikan Allah s.w.t, akan menjadi suatu cobaan bagi manusia, jika manusia itu tidak mempergunakannya dengan sebaik mungkin. Manusia yang tidak bertanggung-jawab dapat mengekploitasi alam dengan tidak memperhatikan lingkungannya. Akibatnya alam dan lingkungan sekitar menjadi rusak karena hilangnya keseimbangan. Manusia juga kadang tidak memikirkan akibat yang ditimbulkan dari hasil penemuan-penemuannya, misalnya, dengan kemajuan teknologi dan industri mengakibatkan pencemaran-pencemaran, baik itu pencemaran udara, air atau tanah. Juga gangguan yang diakibatkan oleh suara yang terlalu bising, radiasi, kerusakan lapisan ozon dan lain-lain.
4
Jadi bukan suatu hal yang asing lagi bagi kita, bahwa masalah lingkungan saat ini banyak menuai perhatian masyarakat kita dan masyarakat dunia, karena alam dari hari kehari kian kritis. Dr. Nadjamudin Ramly, dalam bukunya “Islam Ramah Lingkungan”, mengatakan bahwa masalah yang dihadapi manusia yang berkaitan dengan lingkungan, ditandai oleh beberapa hal diantaranya: Pertama, hutan-hutan yang menyuplai oksigen dari hari ke hari kian menciut, Kedua, air laut dan air sungai tercemar, Ketiga, tanah terkontaminasi oleh zat-zat berbahaya, Keempat, lapisan ozon yang kian menipis, Kelima, Gumpalan gunung es di kutub utara dan kutub selatan mencair yang menyebabkan naiknya permukaan air laut, dan masih banyak lagi masalah lainnya. Masalah-masalah di atas akan berakibat fatal bagi semua kelangsungan semua spesies mahluk hidup dimuka bumi. Hutan misalnya, merupakan paru paru dunia, Karena selain ia sebagai pelindung manusia yang berada di dataran rendah dari banjir, serta menyimpan air, ia juga berjasa memproduksi kebutuhan manusia yang paling utama yaitu oksigen. Beralih pada pencemaran air laut dan air sungai, banyak kita jumpai spesies laut dan sungai punah karena pencemaran dari zat-zat kimia, padahal laut dan sungai menyediakan berbagai macam kebutuhan manusia, untuk kelangsungan hidupnya. Selain pencemaran tanah yang berakibat hilangnya kesuburan tanah, semua ini akan berdampak sangat buruk bagi kelangsungan hidup manusia. Masalah lain yang tidak kalah menarik, dan menjadi fokus perhatian para aktifis lingkungan saat ini adalah apa yang dinamakan “Pemanasan Global”, pemanasan global ini terjadi akibat rusaknya lapisan ozon, pencemaran udara, penggundulan hutan, efek rumah kaca (Greenhouse Effect). Pemanasan global ini meningkatkan suhu dipermukaan bumi yang mengakibatkan perubahan i klim dan kenaikan permukaan air laut yang disebabakan mencairnya lapisan es di kutub. Pemanasan Global adalah sebuah masalah yang dihadapi oleh semua manusia di dunia. Apabila menaggapi masalah yang terjadi di Indonesia, seperti yang kita ketahui, hutan di Indonesia semakin hari semakin habis, di t ebang dan diambil oleh tangan-tangan manusia yang tidak bertanggung jawab. Akibatnya 5
sudah sangat kita rasakan, banjir dan tanah longsor misalnya, semua itu bersumber dari penggundulan hutan. Jika hal ini sudah terjadi, maka siapa yang akan bertanggung jawab,semua kerusakan, dan pencemaran lingkungan yang terjadi adalah suatu masalah yang berat dan perlu cepat dicari solusinya. Jikalau kita membuka kitab suci Al-qur’an dan mengkajinya sebenarnya didalamnya terdapat sebuah ayat yang menerangkan bahwa bencana alam dan krisis lingkungan adalah adalah ulah dari mannusia itu sendiri. Hal demikian diterangkan dalam Q.S. Ar-Rum ayat 41 yang berbunyi:
“Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusi, supay Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat)
perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)” Ayat diatas menerangkan bahwa, kerusakan dimuka bumi disebabkan oleh ulah tangan manusia. Bencana yang datang silih berganti mengiringi kerusakanalam yang semakin parah ini bukan salah siapapun, melainkan salah dari manusia sendiri. Oleh karena itu, yang harus bertanggung jawab dari semua kerusakan di lingkungan ini adalah manusia. Bagaimana caranya agar alam kembali bersahabat dan benar-benar menjadi tempat yang nyaman dan tentram bagi kelangsungan hidup manusia itu sendiri. Manusia sebagai mahluk yang menempati alam ini, dan yang banyak mengakibatkan kerusakan alam, maka harus cepat mengambil tindakan dan langkah-langkah yang diperlukan untuk mengembalikan dan memulihkan kembali keseimbangan itu. Usaha manusia ini bisa juga di sebut dengan pemeliharaan, pembinaan dan pengembangan lingkungan hidup agar tetap terpelihara kelestariannya bahkan akan meningkatkan kwalitasnya. Dalam hal ini Islam berusaha memberikan dorongan dan semangat untuk menumbuhkan kesadaran berwawasan lingkungan pada setiap diri manusia. 6
Dalam Islam, hak mengelola alam tidak bisa dipisahkan dari kewajiban untuk memelihara kelestariannya. Banyak sekali ayat Al-Qur’an yang membicarakan larangan merusak bumi mengindikasikan kewajiban umat Islam untuk memelihara kelestarian dan keasrian bumi. Menurut Quraish Shihab seperti yang dikutip oleh Nadjamuddin ramly dalam bukunya “Islam ramah Lingkungan” bahwa, etika pengelolaan lingkungan dalam Islam mencari keselarasan dengan alam sehingga manusia tidak hanya memikirkan kepentingan dirinya sendiri, tapi menjaga lingkungan dari kerusakan. Setiap perusakan lingkungan haruslah dilihat sebagai perusakan terhadap diri sendiri. Jadi jelaslah bahwa lingkungan disini sebagai lingkungan tempat manusia tinggal dan berkumpul, maka seharusnyalah manusia sebagai mahluk Allah yang dianggap paling mulia, menjaga dan memeliharanya den gan sebaik mungkin. Dibawah ini ada beberapa ayat-ayat Al-Qur’an yang menerangkan agar manusia senantiasa memelihara dan selalu menja ga karunia Allah yang terbesar yaitu Alam semesta beserta isinya. Diantaranya dalam surat An-Nahl ayat 30:
“Dan dikatakan kepada orang -orang yang bertakwa: "Apakah yang telah diturunkan oleh Tuhanmu?" Mereka menjawab: "(Allah telah menurunkan) kebaikan". Orang-orang yang berbuat baik di dunia ini mendapat (pembalasan) yang baik. Dan sesungguhnya kampung akhirat adalah lebih baik dan itulah sebaik-baik tempat bagi orang yang bertakwa”
Ayat diatas menjelaskan bahwa orang-orang yang berbuat baik didunia akan mendapat pembalasan yang baik dari Allah s.w.t, berbuat baik disini dapat dikatakan juga sebagai perbuatan baik dalam menjaga lingkungan (berbuat ihsan terhadap lingkungan). dalam ayat Al-Qur’an ini Allah menjanjikan kepada manusia yang berbuat ihsan dalam arti luas, baik terhadap Tuhan maupun
7
terhadap diri sendiri, kepada sesama manusia dan terhadap alam semesta, memuji dan mandapat balasan yang baik dari-Nya.
Kemudian dalam ayat lain seperti Q.S Al-A’raf ayat: 56
“ Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah (Allah) memperbaikinya dan berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut (tidak akan diterima) dan harapan (akan dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik ”.
Dalam ayat ini menjelaskan bahwa melarang melakukan perusakan di muka bumi, perusakan adalah salah satu bentuk pelampauan batas, karena itu, ayat ini melanjutkan tuntutan ayat yang lalu, dengan menyatakan : dan janganlah kamu membuat kerusakan dimuka bumi, sesudah perbaikannya yang dilakukan Allah atau siapapun, dan berdo’alah serta beribadahlah kepada-Nya dalam keadaan takut, sehingga kamu lebih khusu, dan lebih terdorong untuk mentaaatiNya, dan dalam keadaan penuh harapan terhadap anugerah-Nya, termasuk pengabulan do’a. sesungguhnya rahmat Allah itu dekat dengan orang orang yang berbuat baik (al- muhsinin). Ayat Al-Qur’an di atas mengajak manusia untuk mengendalikan diri, dengan tidak berbuat kerusakan di muka bumi, dan Allah tidak menyuakai orang – orang yang berbuat kerusakan. Apabila kita sebagai manusia tidak dapat menjaga lingkungan kita sendiri maka akan mengakibatkan kerusakan dan gangguan serta hilangnya keseimbangan lingkungan hidup. Jadi yang harus dilakukan manusia sebagai mahluk Tuhan adalah Menjaga dan memelihara alam ini dengan pengetahuan yang dimiliki, bukan malah merusaknya, dan menjadikan alam ini tidak nyaman sebagai tempat tinggal.
8
C. Bahaya – Bahaya Yang Mengancam Lingkungan
1. Bahaya Pencemaran UU No. 4 Tahun 1982 membedakan istilah pencemaran l ingkungan dengan perusakan lingkungan. Pencemaran lingkungan adalah masuknya atau dimasukkanya makhluk hidup, zat, energi, dan/atau komponen lain ke dalam lingkungan dan/atau berubahnya tatanan lingkungan oleh kegiatan manusia atau proses alam, sehingga kualitas lingkungan turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan menjadi berkurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya. Sedangkan perusakan lingkungan adalah tindakan yang menimbulkan perubahan langsung atau tidak langsung terhadap sifat-sifat fisik atau hayati lingkungan, yang mengakibatkan lingkungan itu kurang atau tidak berfungsi, lagi dalam menunjang pembangunan yang berkesinambungan (Abdurrahman, 1986). Pencemaran dan perusakan lingkungan menimbulkan kerugian, dan kerugian ini dapat terjadi (1) Kerugian ekonomi dan sosial ( economic and social injury), (2) Gangguan sanitari ( sanitary hazard ), (3) Gangguan
keseimbangan dalam kehidupan manusia, terutama dalam hal menyangkut ekologi. Kerusakan dan pencemaran lingkungan dapat di golongkan kepada beberapa kelompok, yaitu: (1) Kronis, dalam keadaan ini kerusakan dan pencemaran lingkungan terjadi secara progresif tetapi prosesnya lambat, (2) Kejutan atau akut, dalam keadaan ini perusakan dan pencemaran lingkungan terjadi secara mendadak dan kondisinya sangat berat, (3) Berbahaya, terjadi kerugian biologis cukup berat, dan dalam hal ada radioaktivitas maka terjadi kerusakan genetis, (4) Katastrofis, di sini kematian organis hidup cukup banyak, organisme hidup menjadi punah sama sekali (Sutamiharja, 1978). 2. Bahaya Pengurasan Sumber Alam Sumber daya alam merupakan sumber daya yang penting bagi kehidupan umat manusia dan mahluk hidup lainnya,oleh karena itu perlu dilakukan pelestrarian. Pengelolaan sumberdaya alam seharusnya mengacu kepada aspek konserpasi dan pelestarian ligkungan.Sumber Daya Alam
9
yang hanya berorientasi ekonomi tetapi menimbulkan efek positif dan negatif
bagi kelangsungan hidup umat manusia. Oleh karna itu
pembangunan tidak hanya memperhatikan aspek ekonomi tetapi juga memperhatikan aspek etika dan sosial yang berkaitan dengan kelestarian serta kemampuan dan daya dukung sumber daya alam. Eksploitasi sumberdaya alam yang berlebihan akan berdampak pada kerusakan lingkungan, baik terhadap aspek kepentingan manusia, maupun terhadap kualitas dan daya dukung bagi makhluk hidup lainnya, Contoh kongkritnya, kerusakan hutan akan berpengaruh terhadap perubahan iklim dan terjadinya pemanasan global (global warming). Akibat lebih jauh dari kerusakan hutan tersebut akhirnya akan mempengaruhi kehidupan manusia. Selain itu pertambahan
jumlah penduduk juga akan berdampak pada
kerusakan lingkungan, karena semakin banyaknya jumlah manusia yang menghuni bumi akan semakin tidak terbendungnya aktivitas manusia dalam mengeksploitasi sumberdaya alam.
Akibatnya akan mempercepat
kerusakan lingkungan dan mempercepat habisnya sumberdaya alam yang ada di bumi. Adanya tindakan manusia melakukan eksploitasi yang berlebihan terhadap sumberdaya alam diakibatkan oleh adanya pandangan manusia yang anthroposentris terhadap alam, yang memandang bahwa manusia adalah pusat dari alam semesta. Sehingga alam dipandang sebagai objek yang dapat dieksploitasi hanya untuk memuaskan keinginan manusia. Padahal Allah Subhanahuwataala telah mengingatkan manusia dalam Al Quran surat Ar Ruum ayat 41:
“Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, Allah menghendaki agar mereka merasakan sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)”.
10
D. Faktor – Faktor Yang Merusak Lingkungan
1. Merusak Ciptaan Allah Merusak ciptaan Allah merupakan faktor utama yang menyebabkan lingkungan rusak. Karena Allah Maha Hidup dan menginginkan kehidupan yang baik bagi makhluk-Nya. Maka bila ada makhluk yang merusak ciptaan-Nya sama artinya dia mengubah kehidupan menjadi kematian. Contoh mengubah ciptaan Allah ialah mengubah tumbuh-tumbuhan yang tumbuh secara alami dikarbit dan dipaksa panen lebih cepat dari waktunya akibat proses kimia dan obat yang beracun. Atau merubah hewan dan sapi atau ayam dari pemakan rumput dan hasil bumi, menjadi pemakan protein dan makan pelet, maka timbullah penyakit sapi gila dan flu burung. Bahkan merubah manusia sebagai makhluk sosial menjadi manusia robot yang tidak berperi kemanusiaan, berarti telah merusak ciptaan Allah. 2. Kezaliman Dua dosa yang tidak ditunggu balasannya di akhirat, yaitu pemutus silaturrahim dan pelaku kezaliman. Kezaliman berasal dari bahasa Arab yang
diambil
dari
kata
zhulm/gelap.
Pelaku
kezaliman
berarti
menggelapkan apa yang sudah terang bagi manusia. Contohnya menzalimi rakyat dengan tidak memberi hak mereka, atau menzalimi hewan ternak dengan tidak memberinya makan saat di dalam kandang, dan tidak pula melepaskannya agar dapat mencari makan sendiri di luar kandang. Menzalimi tanaman, dengan tidak menyiramnya pada waktu yang diperlukannya.Satu catatan penting, ketika seseorang menzalimi maka sebenarnya orang tersebut telah melakukan kebodohan yang nyata. Karena dia hanya menzalimi dirinya sendiri. Maksudnya, ketika dia menzalimi orang atau makhluk lain (hewan, tumbuhan dan lingkungan hidup lainnya), sebenarnya orang tersebut telah mendapatkan limpahan pahala orang yang menzalimi itu kepada dirinya. Kedua, orang yang terzalimi itu mendapat kasih dari Tuhan. Ketika seseorang menzalimi Tuhan, maka Tuhan itu tidak memerlukan penyembahan makhluknya. Kedurhakaan makhluk pun tidak mengurangi kekuasaan Allah. Allah Maha Kuasa dan Maha Kaya sebelum manusia diciptakan, Dia tetap Maha Kaya ketika makhluk itu ada, serta Dia Maha Kaya ketika makhluk telah tiada.Kita memerlukan Tuhan dan Tuhan 11
tidak memerlukan kita. Kezaliman yang dilakukan hanya merugikan diri sendiri. Menarik pernyataan Ibnu Taimiyah bahwa Allah akan membiarkan negara kafir apabila ia berlaku adil, dan sebaliknya, akan memusnahkan negara Islam yang banyak terjadi kezaliman di dalamnya. 3. Berjalan Sombong di Bumi Sombong dan takabur adalah perangai Iblis yang dikutuk Allah dan diusirnya dari surga. Manusia yang sombong tidak layak menjadi wakil Allah di bumi, dan tidak akan mungkin dapat memakmurkannya.Pesan Maha Kasih dalam Lautan Kisah kita temukan sifat-sifat kezaliman manusia yang dari dahulu hingga saat ini dan masa depan terus saja terjadi. Contoh, tokoh kezaliman ialah Firaun dan Karun. Keduanya, lambang dari penguasa dan pengusaha. Penguasa dan pengusaha bila tidak cermat dalam menjalankan amanat kekuasaan dan kekayaan akan menimbulkan Neo Firaun dan Karun. Sebaliknya penguasa dan pengusaha yang melihat apa yang dimilikinya adalah amanat yang dititipkan Allah, hingga dia menjadikannya sarana bukan tujuan hidup, inilah yang terjadi pada diri para sahabat. Orang ini tidak pernah sombong, karena kekayaan dan jabatan bukanlah hal yang perlu untuk disombongkan. Satu hal yang paling menyedihkan dalam hidup ini ialah bila kita menemukan orang miskin yang sombong lagi angkuh. 4. Menuruti Hawa Nafsu Sebagaimana kata Syekh Mutawalli Sya’rawi di atas bahwa sumber kerusakan di langit, bumi, manusia, hewan dan tumbuhan adalah mengikuti hawa nafsu. Nabi Muhammad menyadarkan kita hakikat hawa nafsu yang tidak pernah puas. Bila seorang anak Adam diberi emas sebanyak gunung Uhud, maka dia akan meminta gunung yang kedua. Bila dibeli yang kedua, maka dia akan meminta yang ketiga. Ketamakan terjadi karena mengikuti hawa nafsu yang tiada henti. Padahal hawa nafsu itu bagaikan anak yang bila diikuti dan dibiarkan untuk terus menyusui kepada ibunya maka sampai dewasa pun dia masih tetap menyusui dari ibunya. Tapi bila dia disapih pada usia dua tahun, dia pun akan berhenti menyusui.Pepatah Arab mengatakan: “Kepuasan adalah harta karun yang tidak pernah habis.” Allah berfirman : 12
“Andaikata kebenaran itu menuruti haw a nafsu mereka, pasti binasalah langit dan bumi ini, dan semua yang ada di dalamnya.” (QS alMu’minûn: 71) 5. Kufur Terhadap Nikmat Allah Allah berfirman:
“Dan jika kamu m enghitung-hitung nikmat Allah, niscaya kamu tak dapat menentukan jumlahnya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha
Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. An Nahl: 18). Ayat ini mengisyaratkan bahwa satu nikmat itu memiliki cabang dan sub nikmat yang banyak serta fungsi dan batas waktu yang tidak pernah habis dan berhenti. Sebagai contoh, nikmat mata, bila disebutkan maka nikmat yang satu itu tidak akan pernah selesai untuk disebutkan. Mata itu sendiri memiliki banyak organ, bila dirinci lagi sub dan bagian mata itu maka itu pun tidak akan habis untuk dibicarakan dan dihitung. Inilah gambaran betapa besar nikmat Allah kepada kita. Hingga besarnya nikmat tersebut Nabi Muhammad bersabda: “Seorang tidak layak masuk surga bila hanya mengandalkan ibadahnya.” Sahabat bertanya : “Apakah kamu Muhammad juga demikian?” Nabi Menjawab : “Ya, termasuk saya. Kecuali Allah melimpahkan kasih- Nya kepada kita semua.” Artinya, amal ibadah yang kita lakukan itu tidak akan sanggup untuk membalas satu dari sekian banyak nikmat Allah. Kalau hutang saja belum terbayar, maka rasanya kita pun malu untuk bertemu dan meminta upah dari apa yang kita kerjakan. Tapi Allah Maha Kasih, semoga berkat kasih-Nya kita dapat masuk surga dan bertemu dengan-Nya. Amin.
13
E. Strategi Islam Dalam Memelihara Lingkungan
1. Pendidikan Agama bagi Generasi Muda Untuk memelihara lingkungan perlu pendidikan agama yang benar dari tingkat dini hingga perguruan tinggi. Materi yang perlu ditekankan adalah perihal penanaman visi kepedulian dan penjagaan terhadap lingkungan, serta pola interaksi yang baik sesuai dengan perintah Allah. Dengan perlakuan adil, manusia akan dapat mengambil berbagai manfaat dari lingkungan tanpa terjebak pada keinginan mengusai serta tindakan berlebihan. Sebagaimana kita sebutkan di awal tentang akidah, maka pemeliharaan lingkungan hidup harus didasari kepada iman dan takwa. Tanpa nya, manusia akan menjaga bila diawasi, bila tidak ada yang jaga maka dia pun mulai merusak. Pemahaman ini harus ditanam sejak dini, agar menjadi bagian tak terpisahkan. Nabi bersabda: “Wahai anak, jagalah Allah, niscaya Allah akan menjagamu.” Penjagaan ini merupakan modal utama untuk hidup di hari kemudian kelak. Tidak saja di akhirat, tapi juga masa depan anak akan terwujud dari penjagaan dirin ya terhadap Allah.Iman merupakan modal utama manusia dalam mengarungi kehidupan untuk meraih kebahagiaan. 2. Mencerdaskan Generasi Muda dengan Nilai Islam Selain pendidikan keimanan, nilai-nilai keislaman juga perlu ditanamkan. Di antara nilai keislaman yang terkait dengan lingkungan hidup ialah pelurusan pemahaman tentang hakikat Tuhan, manusia, hewan, bumi langit dan air. Dalam kajian buku ini selanjutnya akan membahas bagaimana nilai-nilai Islam melihat hal itu semua. Banyak strategi yang dapat dilakukan untuk memelihara lingkungan hidup dengan mencerdaskan generasi muda. Seperti, dengan cara metode penerangan, penyuluhan, diskusi, seminar dan pidato. Atau lomba seni dan budaya, Atau pendekatan kultural bagi masyarakat umum. Sedangkan agama dan lingkungan harus dilakukan berdasarkan nas dan teks yang benar. Bisa dilakukan lewat khutbah Jumat ataupun pengajian rutin di masjid dan di rumah.
14
3. Kontrol Sosial, Amar Makruf dan Nahi Mungkar Kontrol sosial masyarakat sangat ampuh untuk menjaga lingkungan hidup dan mencegah kemungkaran. Timbulnya kenakalan remaja dan ketergantungan pada narkotika akibat rapuhnya kontrol sosial. Di Indonesia, kontrol sosial hanya milik polisi dan aparat pemerintah. Masyarakat tidak dilibatkan dalam hal suka. Kalau pun ada dalam hal duka. Contohnya, masyarakat tidak pernah dilibatkan dalam musyawarah desa untuk mengatur keuangan di tingkat lurah dan camat. Tapi, pada saat gotong-royong mereka selalu diminta tenaganya. Kontrol sosial harus ditumbuhkan dalam suka dan duka agar lingkungan hidup dapat lebih terjamin. Untuk itu, program pemerintah itu harusnya bersifat dari bawah ke atas bukan dari atas ke bawah. 4. Membangun Supremasi Hukum Supremasi hukum harus ditegakkan dengan memberi hukuman yang tegas bagi siapa saja yang melanggar. Kurang tegasnya dalam penegakan hukum akan membuat penjahat dan perusak lingkungan hidup tidak pernah kapok. 5. Kerja Sama dengan Lembaga Nasional dan Internasional Kelima dan terakhir, membangun kerja sama dengan lembaga swadaya domestik dan internasional untuk menjaga lingkungan dan meluruskan
segala
bentuk
tindakan
pengurasan,
pencemaran
dan
pengrusakan lingkungan. Sebagai pesan yang Maha Kuasa yang diabadikan dalam Alquran menyangkut berbagai sumber daya alam dan lingkungan hidup meliputi manusia, binatang, tumbuhan, bumi dan gunung, angkasa, udara dan lain sebagainya yang dilihat dari berbagai aspek. Hal ini dimaksudkan untuk lebih memberikan pemahaman dan wawasan yang lebih luas terhadap alam dengan seluruh isinya dalam pandangan agama Islam sekaligus mengarahkan manusia bagaimana seharusnya bersikap terhadap sumber daya dan lingkungan hidup itu sendiri.
15
BAB III PENUTUP Kesimpulan
Dari pembahasan tersebut dapat disimpulkan bahwa, lingkungan hidup merupakan pengetahuan dasar tentang bagaimana makhluk hidup berfungsi dan bagaimana mereka berinteraksi satu sama lain dengan lingkungan mereka. Lingkungan hidup merupakan bagian dari kehidupan manusia. Bahkan, manusia menjadi salah satu komponen dari lingkungan hidup itu sendiri. Tindakan manusia yang berlebihan dalam pemanfaatan alam lingkungan mengakibatkan kerusakan lingkungan yang terus meingkat. Hal ini menandakan bahwa eksistensi manusia sebagai seorang pemelihara muka bumi sudah mulai luntur, sehingga perlu suatu pendekatan yang secara fitrah dapat mengembalikan kesadaran
manusia
tersebut.
Ajaran
Agama
Islam
sebagai
agama
rahmatalil’aalamiin telah memberikan rambu-rambu agar bagaimana manusia bertindak dalam mengelola alam lingkungan secara arif dan bijaksana, sehingga kebermanfaatannya dapat dirasakan oleh semua mansia tanpa merusak sedikitpun.
16
DAFTAR PUSTAKA
Khaeron,Herman. 2014 . Islam, Manusia, dan Lingkungan Hidup. Bandung:Nuansa Cendekia. Akhadi, Mukhlis. 2014. Isu Lingkungan Hidup Mewaspadai Dampak Kemajuan Teknologi dan Polusi Lingkungan Global yang Mengancam Kehidupan.
Yogyakarta: Graha Ilmu. Ilyas, Muhtarom. 2008. Jurnal : LINGKUNGAN HIDUP DALAM PANDANGAN ISLAM.
Abdillah, Mujiono. 2001. Agama Ramah Lingkungan Perspektif Al-Qur’an. Cet I; Jakarta: Paramadina. Alex MA, Kamus Ilmiah Populer Kontemporer, Suarabaya, Karya Harapan. Mohammad, Noer. 1993. Lingkungan Hidup Berkeadilan, Bunga Rampai Pembangunan Berwawasan Lingkungan, Jakarta: Puspitasari Indah
Nadjamuddin, Ramly. 2007 Islam Ramah Lingkungan(Konsep Strategi Islam dalam pengelolaan, pemeliharan dan penyelematan lingkungan. Jakarta:Grafindo
Khazanah Ilmu. M. Quraish, Shihab. 2002 Tafsir Al – Misbah pesan , kesan, dan keserasian Al – Qur’an volume 5. Jakarta : Lentera Hati Supriana, Dana. 2008. Skripsi : ISLAM TENTANG LINGKUNGAN SEBUAH KONSEP PENDIDIKAN AGAMA ISLAM YANG BERWAWASAN LINGKUNGAN
Abdurrahman, SH. 1986. Pengantar Hukum Lingkungan Indonesia. Jakarta : Arika Media Cipta. Abdul Manan dan Hakim Agung MA.RI. jurnal : PENCEMARAN DAN PERUSAKAN LINGKUNGAN DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM.
Ghazali, Bahri. 1999. Lingkungan Hidup dalam Pemahaman Islam. Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya. Qardhawi, Yusuf. 2002. Ri’ayah al -Biah fi al-Syari’ah al -Islam diterjemahkan oleh Abdullah Hakam Shah dengan judul “ Islam Agama Ramah Lingkungan”. Cet I; Jakarta: Pustaka al-Kautsar.
17
Riyadi, Slamet. 1998 Ekologi Ilmu Lingkungan Dasar-Dasar dan Pengertiannya. Surabaya: Usaha Nasional. Noor Ardiansyah. Andri, Msi. Jurnal : Peranan Agama dalam Pelestarian Lingkungan.
18