20
iii
MAKALAH FISIKA BATUAN
BATUAN BEKU
OLEH
HERYANTO R. SIHITE
INTAN SYAHYATI
IRMA SURYANI SIREGAR
SURYANI N.J SIREGAR
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat dan karunianya sehingga makalah yang berjudul "BATUAN BEKU" dapat kami selesaikan pada waktunya.
Dalam penyusunan makalah ini, kami banyak mendapat tantangan dan hambatan akan tetapi dengan bantuan tantangan itu bisa teratasi. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada dosen mata kuliah Fisika Batuan yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.
Kami sadar bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, untuk itu kami sangat mengharapkan kritik atau saran dari para pembaca sekalian. Semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk kita semua.
Medan, Februari 2015
Penulis
Daftar Isi
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
BAB I PENDAHULUAN 1
Latar Belakang 1
Rumusan Masalah 2
Tujuan 2
BAB II URAIAN MATERI 2
Pengertian Batuan Beku 3
Tekstur Batuan Beku 5
Hubungan Antar Kristal 6
Struktur Batuan Beku 7
Mineral Pembentukan Batuan 9
Klasifikasi Batuan Beku 12
Klasifikasi Batuan Beku Berdasarkan Genesanya 12
Klasifikasi Batuan Beku Berdasarkan Komposisi Kimia 20
Klasifikasi Batuan Beku Berdasarkan Mineralogi 22
BAB III PENUTUP 23
Kesimpulan 23
DAFTAR PUSATAKA 24
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Bumi tertutupi oleh daratan dan lautan, dimana bagian lautan lebih besar daripada bagian daratan. Akan tetapi daratan adalah bagian dari kulit bumi yang dapat diamati langsung dengan dekat, maka banyak hal-hal yang dapat diketahui secara cepat dan jelas. Salah satu diantaranya adalah kenyataan bahwa daratan tersusun oleh jenis batuan yang berbeda satu sama lain dan berbeda-beda materi penyusun serta berbeda pula dalam proses terbentuknya.
Petrology yaitu ilmu yang khusus membahas tentang batuan. Batuan beku sebenarnya telah banyak dipergunakan orang dalam kehidupan sehari-hari hanya saja kebanyakan orang hanya mengetahui cara mempergunakannya saja, dan sedikit yang mengetahui asal kejadian dan seluk-beluk mengenai batuan beku ini. Secara sederhana batuan beku adalah batuan yang terbentuk dari pembekuan magma.
Sekitar 98 persen kerak bumi tersusun dari delapan unsur kimia, dan unsur oksigen dan silikon menyusun 75 persen dari jumlah tersebut. Sebagian besar unsur kerak bumi telah berkombinasi dengan satu atau lebih unsur lainnya untuk membentuk senyawa-senyawa yang disebut mineral. Mineral mineral tersebut pada umumnya terdapat dalam campuran untuk membentuk batuan bumi. Sebagai contoh, batu kapur merupakan batuan sedimen yang penting dan terdiri atas sebagian besar kalsium dan magnesium karbonat serta jumlah mineral-mineral lain yang jumlahnya bervariasi sebagai selingan. Mineralmineral yang dominan dalam batuan-batuan ini adalah feldspar, amfibol, piroksen, kuarsa, mika mineral tanah liat, limonit (oksida besi), dan mineral-mineral karbonat.
Batuan beku adalah batuan yang terbentuk langsung dari permukaan magma. Proses pembentukan tersebut merupakan proses perubahan fase padat. Proses pembentukan magma akan menghasilkan kristal-kristal mineral primer atau gelas. Proses pembentukan magma akan sangat berpengaruh terhadap tekstur dan struktur primer batuan, sedangkan komposisi batuan sangat di pengaruhi oleh sifat magma asal.
Magma ini dapat berasal dari batuan setengah cair ataupun batuan yang sudah ada, baik di mantel ataupun kerak bumi. Umumnya, proses pelelehan dapat terjadi karena salah satu dari proses-proses berikut ini ; penurunan tekanan, kenaikan temperatur, atau perubahan komposisi. Lebih dari 700 tipe batuan beku telah berhasil dideskripsikan, dan sebagian besar batuan beku tersebut terbentuk di bawah permukaan kerak bumi.
Rumusan Masalah
Apa itu batuan beku?
Bagaimana karakteristik dari batuan beku?
Bagaimana klasifikasi batuan beku?
Tujuan
Mengetahui seperti apa batuan beku.
Mengetahui karakteristik batuan beku.
Mengetahui klasifikasi batuan beku.
BAB II
URAIAN MATERI
2.1 Pengertian Batuan Beku
Batuan beku atau batuan igneus (dari Bahasa Latin: ignis, "api") adalah jenis batuan yang terbentuk dari magma yang mendingin dan mengeras dengan atau tanpa proses kritalisasi baik di bawah permukaan sebagai batuan instrusif maupun di atas permukaan bumi sebagai ekstrutif. Batuan beku dalam bahasa latin dinamakan igneus (dibaca ignis) yang artinya api.
Batuan beku insteusif atau instrusi atau plutonik adalah batuan beku yang telah menjadi kristal dari sebuah magma yang meleleh di bawah permukaan Bumi. Magma yang membeku di bawah tanah sebelum mereka mencapai permukaan bumi disebut dengan nama pluton. Nama Pluto diambil dari nama Dewa Romawi dunia bawah tanah. Batuan dari jenis ini juga disebut sebagai batuan beku plutonik atau batuan beku intrusive.
Sedangkan batuan belu ekstrusif adalah batuan beku yang terjadi karena keluarnya magma ke permukaan bumi dan menjadi lava atau meledak secara dahsyat di atmosfer dan jatuh kembali ke bumi sebagai batuan.
Magma ini dapat berasal dari batuan setengah cair ataupun batuan yang sudah ada, baik di mantel ataupun kerak bumi. Umumnya, proses pelelehan dapat terjadi karena salah satu dari proses-proses berikut ini : penurunan tekanan, kenaikan temperatur, atau perubahan komposisi.
Terdapat 700 lebih tipe batuan beku telah berhasil dideskripsikan, dan sebagian besar batuan beku tersebut terbentuk di bawah permukaan kerak bumi.
Proses terbentuknya batuan beku berasal dari pembekuan magma. Menurut para ahli, magma adalah cairan silikat kental yang terdapat di kerak bumi bagian bawah dengan temperatur yang sangat tinggi, dan bersifat dinamis. Jadi dapat dikatakan bahwa bahan baku batuan beku adalah magma pijar yang mengalami proses pembekuan alami
Proses pembekuan magma
Beberapa ahli geologis seperti Turner dan Verhoogen tahun 1960, F.F Groun Tahun 1947,Takeda Tahun 1970, mendefenisikan magma sebagai cairan silikat kental pijar yang terbentuk secara alami, memiliki temperatur yang sangat tinggi yaitu antara 1.500 sampai dengan 2.500 derajat celcius serta memiliki sifat yang dapat bergerak dan terletak di kerak bumi bagian bawah. Dalam magma teredapat bahan-bahan yang terlarut di dalamnya yang bersifat volatile / gas (antara lain air, co2, chlorine, fluorine, iro, sulphur dan bahan lainnya) yang magma dapat bergerak, dan non-volatile / non gas yang merupakan pembentuk mineral yang umumnya terdapat pada batuan beku.Dalam perjalanan menuju bumi magma mengalami penurunan suhu, sehingga mineral-mineral pun akan terbentuk. Peristiwa ini disebut dengan peristiwa penghabluran.
2.2 Tekstur Batuan Beku
Tekstur pada batuan beku umumnya ditentukan oleh tiga hal utama, yaitu kritalinitas, Granularitas dan Bentuk Kristal. Mari kita bahas ketiga hal penting tersebut satu persatu.
1.Kristalinitas
Kristalinitas merupakan derajat kristalisasi dari suatu batuan beku pada waktu terbentuknya batuan tersebut. Kristalinitas dalam fungsinya digunakan untuk menunjukkan berapa banyak yang berbentuk kristal dan yang tidak berbentuk kristal, selain itu juga dapat mencerminkan kecepatan pembekuan magma. Apabila magma dalam pembekuannya berlangsung lambat maka kristalnya kasar. Sedangkan jika pembekuannya berlangsung cepat maka kristalnya akan halus, akan tetapi jika pendinginannya berlangsung dengan cepat sekali maka kristalnya berbentuk amorf. Dalam pembentukannnya dikenal tiga kelas derajat kristalisasi, yaitu:
Holokristalin
, Holokristalin adalah batuan beku dimana semuanya tersusun oleh kristal. Tekstur holokristalin adalah karakteristik batuan plutonik, yaitu mikrokristalin yang telah membeku di dekat permukaan.
Hipokristalin
Hipokristalin adalah apabila sebagian batuan terdiri dari massa gelas dan sebagian lagi terdiri dari massa kristal.
Holohialin
Holohialin adalah batuan beku yang semuanya tersusun dari massa gelas. Tekstur holohialin banyak terbentuk sebagai lava (obsidian), dike dan sill, atau sebagai fasies yang lebih kecil dari tubuh batuan.
2,Granularitas
Granularitas dapat diartikan sebagai besar butir (ukuran) pada batuan beku. Pada umumnya dikenal dua kelompok tekstur ukuran butir, yaitu:
a. Fanerik atau fanerokristalin,
Besar kristal-kristal dari golongan ini dapat dibedakan satu sama lain secara megaskopis dengan mata telanjang. Kristal-kristal jenis fanerik ini dapat dibedakan menjadi:
Halus (fine), apabila ukuran diameter butir kurang dari 1 mm.
Sedang (medium), apabila ukuran diameter butir antara 1 – 5 mm.
Kasar (coarse), apabila ukuran diameter butir antara 5 – 30 mm.
Sangat kasar (very coarse), apabila ukuran diameter butir lebih dari 30 mm.
b. Afanitik
Besar kristal-kristal dari golongan ini tidak bisa dibedakan dengan mata telanjang sehingga diperlukan bantuan mikroskop. Batuan dengan tekstur afanitik dapat tersusun oleh kristal, gelas atau keduanya. Dalam analisis mikroskopis dibedakan menjadi tiga yaitu :
Mikrokristalin, Jika mineral-mineral pada batuan beku bisa diamati dengan bantuan mikroskop dengan ukuran butiran sekitar 0,1 – 0,01 mm.
Kriptokristalin, jika mineral-mineral dalam batuan beku terlalu kecil untuk diamati meskipun dengan bantuan mikroskop. Ukuran butiran berkisar antara 0,01 – 0,002 mm.
Amorf/glassy/hyaline, apabila batuan beku tersusun oleh gelas.
3.Bentuk Kristal
Bentuk kristal merupakan sifat dari suatu kristal dalam batuan, jadi bukan sifat batuan secara keseluruhan. Ditinjau dari pandangan dua dimensi dikenal tiga bentuk kristal, yaitu:
Euhedral, jika batas dari mineral adalah bentuk asli dari bidang kristal.
Subhedral, jika sebagian dari batas kristalnya sudah tidak terlihat lagi.
Anhedral, jika mineral sudah tidak mempunyai bidang kristal asli.
Ditinjau dari pandangan tiga dimensi, dikenal empat bentuk kristal, yaitu:
Equidimensional, jika bentuk kristal ketiga dimensinya sama panjang.
Tabular, jika bentuk kristal dua dimensi lebih panjang dari satu dimensi yang lain.
Prismitik, jika bentuk kristal satu dimensi lebih panjang dari dua dimensi yang lain.
Irregular, jika bentuk kristal tidak teratur.
2.3 Hubungan Antar Kristal
Hubungan antar kristal atau disebut juga relasi diartikan sebagai hubungan antara kristal atau mineral yang satu dengan yang lain dalam suatu batuan. hubungan antar kristal dapat dibagi menjadi beberapa jenis antara lain sebagai berikut :
Equigranular, yaitu jika secara relatif ukuran kristalnya yang membentuk batuan berukuran sama besar. Berdasarkan keidealan kristal-kristalnya, maka equigranular dibagi menjadi tiga, yaitu:
Panidiomorfik granular, yaitu jika sebagian besar mineral-mineralnya terdiri dari mineral-mineral yang euhedral.
Hipidiomorfik granular, yaitu jika sebagian besar mineral-mineralnya terdiri dari mineral-mineral yang subhedral.
Allotriomorfik granular, yaitu jika sebagian besar mineral-mineralnya terdiri dari mineral-mineral yang anhedral.
Inequigranular, yaitu jika ukuran butir kristalnya sebagai pembentuk batuan tidak sama besar. Mineral yang besar disebut fenokris dan yang lain disebut massa dasar atau matrik yang bisa berupa mineral atau gelas.
2.4 Struktur Batuan Beku
Berdasarkan tempat pembekuannya batuan beku dibedakan menjadi batuan beku extrusif dan intrusif. Hal ini pada nantinya akan menyebabkan perbedaan pada tekstur masing masing batuan tersebut. Kenampakan dari batuan beku yang tersingkap merupakan hal pertama yang harus kita perhatikan. Kenampakan inilah yang disebut sebagai struktur batuan beku
a) Struktur batuan beku ekstrusif
Batuan beku ekstrusif adalah batuan beku yang proses pembekuannya berlangsung di permukaan bumi. Batuan beku ekstrusif ini yaitu lava yang memiliki berbagia struktur yang memberi petunjuk mengenai proses yang terjadi pada saat pembekuan lava tersebut. Struktur ini di antaranya:
Masif, yaitu struktur yang memperlihatkan suatu masa batuan yang terlihat seragam.
Sheeting joint, yaitu struktur batuan beku yang terlihat sebagai lapisan.
Columnar joint, yaitu struktur yang memperlihatkan batuan terpisah poligonal seperti batang pensil.
Pillow lava, yaitu struktur yang menyerupai bantal yang bergumpal-gumpal. Hal ini diakibatkan proses pembekuan terjadi pada lingkungan air.
Vesikular, yaitu struktur yang memperlihatkan lubang-lubang pada batuan beku. Lubang ini terbentuk akibat pelepasan gas pada saat pembekuan.
Amigdaloidal, yaitu struktur vesikular yang kemudian terisi oleh mineral lain seperti kalsit, kuarsa atau zeolit.
Struktur aliran, yaitu struktur yang memperlihatkan adanya kesejajaran mineral pada arah tertentu akibat aliran
b) Struktur Batuan Beku Intrusif
Batuan beku ekstrusif adalah batuan beku yang proses pembekuannya berlangsung di bawah permukaan bumi. berdasarkan kedudukannya terhadap perlapisan batuan yang diterobosnya struktur tubuh batuan beku intrusif terbagi menjadi dua yaitu konkordan dan diskordan.
Konkordan
Tubuh batuan beku intrusif yang sejajar dengan perlapisan di sekitarnya, jenis jenis dari tubuh batuan ini yaitu :
Sill, tubuh batuan yang berupa lembaran dan sejajar dengan perlapisan batuan di sekitarnya.
Laccolith, tubuh batuan beku yang berbentuk kubah (dome), di mana perlapisan batuan yang asalnya datar menjadi melengkung akibat penerobosan tubuh batuan ini, sedangkan bagian dasarnya tetap datar. Diameter laccolih berkisar dari 2 sampai 4 mil dengan kedalaman ribuan meter.
Lopolith, bentuk tubuh batuan yang merupakan kebalikan dari laccolith, yaitu bentuk tubuh batuan yang cembung ke bawah. Lopolith memiliki diameter yang lebih besar dari laccolith, yaitu puluhan sampai ratusan kilometer dengan kedalaman ribuan meter.
Paccolith, tubuh batuan beku yang menempati sinklin atau antiklin yang telah terbentuk sebelumnya. Ketebalan paccolith berkisar antara ratusan sampai ribuan kilometer
Diskordan
Tubuh batuan beku intrusif yang memotong perlapisan batuan di sekitarnya. Jenis-jenis tubuh batuan ini yaitu:
Dyke, yaitu tubuh batuan yang memotong perlapisan di sekitarnya dan memiliki bentuk tabular atau memanjang. Ketebalannya dari beberapa sentimeter sampai puluhan kilometer dengan panjang ratusan meter.
Batolith, yaitu tubuh batuan yang memiliki ukuran yang sangat besar yaitu > 100 km2 dan membeku pada kedalaman yang besar.
Stock, yaitu tubuh batuan yang mirip dengan Batolith tetapi ukurannya lebih kecil
2.5 Mineral Pembentuk Batuan
Mineral-mineral yang terdapat pada batuan beku, antara lain : kwarsa, mika, feldspar, olivine, piroksen. Mineral-mineral penyusun batuan metamorf, antara lain : kwarsa, mika feldspar, karbonat, mineral lempung.
Tekstur menggambarkan sifat butir (kristal) yang membentuk batu. Batuan dianggap berbutir kasar jika kita dapat membedakan kristal dengan mata telanjang. Batuan beku berbutir halus setidaknya memiliki bagian dari matriks batuan yang memiliki kristal yang tidak dapat dilihat dengan mata telanjang. Tekstur porfiritik diproduksi oleh dua tahap pendinginan yang berbeda, baik kristal besar dan kecil di batu yang sama. Pendinginan yang lambat (umumnya di bawah tanah) menghasilkan kristal besar. Pendinginan cepat (pada atau dekat permukaan Bumi) menghasilkan kristal yang lebih kecil.
Dalam sebuah porfiritik, kristal adalah ukuran jelas berbeda. Kristal yang lebih kecil disebut matriks atau massa dasar. Istilah pegmatit disediakan untuk batuan beku yang memiliki kristal yang luar biasa besar. Ini adalah istilah yang digunakan untuk batuan beku namun biasanya terkait dengan granit.
Pegmatites adalah unik karena mereka tidak membentuk langsung dari batuan beku lelehan namun terbentuk dari cairan yang berasal dari atau dekat tubuh batuan beku.Cairan (umumnya berair dan di bawah temperatur dan tekanan yang tinggi) memungkinkan untuk banyak kebebasan untuk migrasi ion (dibebankan atom atau molekul) ke situs kristalisasi. Hasilnya adalah pembentukan kristal besar.
Batuan beku terbentuk dari pemadatan bahan batu (magma cair), baik mengalami kristalisasi maupun tanpa kristalisasi. Ada dua tipe dasar batuan beku yaitu:
Batuan beku intrusif (plutonik) seperti diorit, granit, gabro, dan pegmatite yaitu batuan beku yang mengeras di bawah permukaan bumi.
Batuan beku ekstrusif (vulkanik) seperti andesit, basalt, obsidian, batu apung, riolit dan scoria yang mengeras pada atau di atas permukaan bumi.
Bedasarkan Genetik Batuan beku terdiri atas kristal-kristal mineral dan kadang-kadang mengandung gelas, berdasarkan tempat kejadiannya (genesa) batuan beku terbagi menjadi 3 kelompok yaitu
Batuan beku dalam (pluktonik), terbentuk jauh di bawah permukaan bumi. Proses pendinginan sangat lambat sehingga batuan seluruhnya terdiri atas kristal-kristal (struktur holohialin).contoh : Granit, Granodiorit, dan Gabro.
Batuan beku korok (hypabisal), terbentuk pada celah-celah atau pipa gunung api. Proses pendinginannya berlangsung relatif cepat sehingga batuannya terdiri atas kristal-kristal yang tidak sempurna dan bercampur dengan massa dasar sehingga membentuk struktur porfiritik. Contoh batuan ini dalah Granit porfir dan Diorit porfir.
Batuan beku luar (efusif) terbentuk di dekat permukaan bumi. Proses pendinginan sangat cepat sehingga tidak sempat membentuk kristal. Struktur batuan ini dinamakan amorf. Contohnya Obsidian, Riolit dan Batua pung.
Berdasarkan Senyawa Kimia Berdasarkan komposisi kimianya batuan beku dapat dibedakan menjadi:
Batuan beku ultra basa memiliki kandungan silika kurang dari 45%. Contohnya Dunit dan Peridotit.
Batuan beku basa memiliki kandungan silika antara 45% - 52 %. Contohnya Gabro, Basalt.
Batuan beku intermediet memiliki kandungan silika antara 52%-65 %. Contohnya Andesit dan Syenit.
Batuan beku asam memiliki kandungan silika lebih dari 65%. Contohnya Granit, Riolit.
Dari segi warna, batuan yang komposisinya semakin basa akan lebih gelap dibanding yang komposisinya asam.
Berdasarkan Susunan Mineralogi Klasifikasi yang didasarkan atas mineralogi dan tekstur akan dapat mencerminkan sejarah pembentukan batuan dari pada atas dasar kimia. Tekstur batuan beku menggambarkan keadaan yang mempengaruhi pembentukan batuan itu sendiri. Seperti tekstur granular member arti akan keadaan yang serba sama, sedangkan tekstur porfiritik memberikan arti bahwa terjadi dua generasi pembentukan mineral. Dan tekstur afanitik menggambarkan pembekuan yang cepat.
Dalam klasifikasi batuan beku yang dibuat oleh Russel B. Travis, tekstur batuan beku yang didasarkan pada ukuran butir mineralnya dapat dibagi menjadi:
Batuan dalam Bertekstur faneritik yang berarti mineral-mineral yang menyusun batuan tersebut dapat dilihat tanpa bantuan alat pembesar.
Batuan gang Bertekstur porfiritik dengan massadasar faneritik.
Batuan gang Bertekstur porfiritik dengan massa dasar afanitik.
Batuan lelehan Bertekstur afanitik, dimana individu mineralnya tidak dapat dibedakan atau tidak dapat dilihat dengan mata biasa.
Nakhlites (batuan beku mars) adalah batuan beku, yang dipadatkan dari magma basaltik,walaupun komposisi magmanya yang tidak teratur. Asal beku yang disusun oleh mineralogi, kimia mineral, tekstur, dan formasi urutan mineral. Mineral kimia dan pola mineral yang ada di bumi, bulan, dan eucrite (asteroidal) adalah sama-sama memiliki basal. Keseluruhan tekstur dari nakhlites juga mirip dengan basal terestrial, seperti tekstur mesostasis. Demikian pula, mineral dalam nakhlites mengandung multifase, inklusi kaca yang identik dengan yang diidentifikasi sebagai inklusi batuan basaltik magmatik di bumi.Sehingga, batu hampir identik dengan nakhlites yang telah ditemukan di Bumi.Interpretasi awal dari nakhlites mengandalkan mineral dan kesamaan tekstur dengan batuan basaltik terestrial. Mineraloginya didominasi oleh piroksin, olivin, plagioklas, dan oksida Fe-Ti seperti yang ditemukan pada batu basal. Tekstur keseluruhannya adalah phenocrystic atau porfiritik basal.Pada NWA817 dan MIL03346 ada pengecualian yaitu bahwa mereka mesostases sebagian besar kaca.
Klasifikasi batuan beku berdasarkan indeks warna menurut S.J. Shand, 1943, antara lain :
Batuan beku Leucoctaris rock, jika mengandung kurang dari 30% mineral mafik.
Batuan beku Mesococtik rock, jika mengandung 30% – 60% mineral mafik.
Batuan beku Melanocractik rock, jika mengandung lebih dari 60% mineral mafik.
Sedangkan klasifikasi batuan beku berdasarkan indeks warna menurut S.J. Ellis (1948) antara lain sebagai berikut :
Batuan beku Holofelsic, batuan beku dengan indeks warna kurang dari 10%.
Batuan beku Felsic, batuan beku dengan indeks warna 10% sampai 40%.
Batuan beku Mafelsic, batuan beku dengan indeks warna 40% sampai 70%.
Batuan Beku Mafik, batuan beku dengan indeks warna lebih dari 70%.
Klasifikasi Batuan Beku
2.6.1 Klasifikasi Batuan Beku Berdasarkan Genesanya
Klasifikasi batuan beku secara genetika didasarkan pada tempat terbentuknya. Batuan beku berdasarkan genesa dapat dibedakan menjadi:
Batuan Beku Dalam (pluktonik), terbentuk jauh di bawah permukaan bumi. Proses pendinginan sangat lambat sehingga batuan seluruhnya terdiri atas kristal-kristal (struktur holohialin). Contoh: Granit, Diorit, Gabro, Sienit dan Granodiorit.
Granit
Granit adalah salah satu contoh batuan beku yang berasal dari magma yang membeku saat belum keluar sampai ke permukaan bumi.
Proses terbentuk
: Batuan ini terbentuk dari hasil pembekuan magma berkomposisi asam yang membeku di dalam dapur magma, sehingga batu ini merupakan jenis batu beku dalam.
Massa jenis
: Sekitar 2,2 – 2,3 gram/cm3
Warna
: Putih, abu-abu, atau campuran keduanya.
Komposisi
: Mineral feldspar,kuarsa,homblende,dan biodit
Batuan ini banyak di temukan di daerah pinggiran pantai dan di pinggiran sungai besar ataupun di dasar sungai.
Batu Granit dapat digunakan sebgai :
Batu bahan bangunan
Monumen
Jembatan
Jebagai dekorasi
Bahan tegel
Dll
Granodiorit
Granodiorit adalah salah satu contoh batuan beku yang berasal dari magma yang membeku saat belum keluar sampai ke permukaan bumi.
Ciri batuan Granodiorit adalah mineralnya berbutir kasar hingga sedang, berwarna terang, menyerupai granit.
Fungsi Batuan Granodiorit dapat digunakan untuk pengeras jalan, pondasi, dan lain-lain. Granodiorit banyak terdapat di alam dalam bentuk batolit, stock, sill dan retas yang tersebar di Bukit Barisan, Sumatera.
Diorit
Proses terbentuk
: Merupakan batuan hasil terobosan batuan beku (instruksi) yang Terbentuk dari hasil peleburan lantai samudra yang bersifat mafic pada suatu subduction zone. biasanya diproduksi pada busur lingkaran volkanis, dan membentuk suatu gunung didalam cordilleran ( subduction sepanjang tepi suatu benua, seperti pada deretan Pegunungan).
Terdapat emplaces yang besar berupa batholiths ( banyak beribu-ribu mil-kwadrat) dan mengantarkan magma sampai pada permukaan untuk menghasilkan gunung api gabungan dengan lahar andesite. Termasuk jenis batuan beku dalam
Massa jenis
: 2,8 – 2,9 gram/cm3
Warna
: Kelabu bercampur putih, atau hitam bercampur putih
Kegunaan
: Batu diorit ini dapat dijadikan sebagai batu ornamen dinding maupun lantai bangunan gedung atau untuk batu belah untuk pondasi bangunan / jalan raya.
Sienit
Gabro
Proses Terbentuk
: Terbentuk dari magma yang membeku di dalam gunung. Termasuk batuan dalam
Massa Jenis
: 2,9 – 3,21 gram/cm3
Warna
: Gelap kehijauan , coklat bercampur putih
Karakteristik lain
:Batuan gabro berwarna gelap kehijauan, menunjukkan kandungan silika rendah sehingga magma asal bersifat basa.
Batuan beku korok (hypabisal), terbentuk pada celah-celah atau pipa gunung api. Proses pendinginannya berlangsung relatif cepat sehingga batuannya terdiri atas kristal-kristal yang tidak sempurna dan bercampur dengan massa dasar sehingga membentuk struktur porfiritik. Contoh batuan ini adalah Granit porfit.
Batuan beku luar (efusif) ,terbentuk di dekat permukaan bumi. Proses pendinginan sangat cepat sehingga tidak sempat membentuk kristal. Struktur batuan ini dinamakan amorf. Contohnya Andesit, Riolit, batu basalt dan Batu apung.
Andesit
Proses terbentuk
: Batuan ini berasal dari lelehan lava gunung merapi yang meletus, batu Andesit terbentuk (membeku) ketika temperatur lava yang meleleh turun antara 900 sampai dengan 1,100 derajat Celsius. Merupakan jenis batuan beku luar.
Massa Jenis
: 2,8 – 3 gram/cm3
Warna
: Agak gelap (abu-abu tua).
Batu andesit sering digunakan sebagai :
Nisan kuburan
Cobek
Lumping jamu
Cungkup (kap lampu taman)
Arca untuk hiasan
Batu pembuat candi
Sarkofagus
Meja batu
dll
Basalt
Proses Terbentuk
: Berasal dari hasil pembekuan magma berkomposisi basa di permukaan atau dekat permukaan bumi. Biasanya membentuk lempeng samudera di dunia. Mempunyai ukuran butir yang sangat baik sehingga kehadiran mineral mineral tidak terlihat.
Massa jenis
: 2,7 – 3 gram/cm3
Warna
: Gelap
Karakteristik lain
:Batuan Basalt lazimnya bersifat masif dan keras, bertekstur afanitik, terdiri atas mineral gelas vulkanik, plagioklas, piroksin. Amfibol dan mineral hitam. Kandungan mineral Vulcanik ini hanya dapat terlihat pada jenis batuan basalt yang berukuran butir kuarsa, yaitu jenis dari batuan basalt yang bernama gabbro. Berdasarkan komposisi kimianya, basalt dapat dibedakan menjadi dua tipe, yaitu basalt alkali dan basalt tholeitik. Perbedaan di antara kedua tipe basalt itu dapat dilihat dari kandungan Na2O dan K2O. Untuk konsentrasi SiO2 yang sama, basalt alkali memiliki kandungan Na2O dan K2O lebih tinggi daripada basalt tholeitik
Manfaat
: Basalt kerap digunakan sebagai bahan baku dalam industri poles, bahan bangunan / pondasi bangunan (gedung, jalan, jembatan, dll) dan sebagai agregat.
Basalt
Disebut juga batu lava
Warna : hijau keabu-abuan dan terdiri dari butiran yang kecil.
Berasal dari magma yang membeku di bawah lapisan kerak bumi
Massa jenis : sekitar 2,7 – 3 gram/cm3
Warna : gelap
Riolit
Proses terbentuk
: proses pembekuan magma yang bersifat cepat
Warna
: cokelat
kristanilitas
: hipokristalin
granularitas
: afanitik
Komposisi mineral
: plagioklas, mikroklin, biotit, orthoklas, glass
Apung
Proses Terbentuk
: Batu apung merupakan hasil material erupsi gunung api yang membeku
ketika didalamnya masih terdapat udara sehingga mempunyai sifat titik
berongga-rongga tersebar secara tidak merata. Batu apung mengandung
silika tinggi, dan termasuk jenis batuan beku luar.
Massa Jenis
: Di bawah 1 gram/cm3
Warna
: Putih, dan coklat muda
Karakteristik lain
: Dapat terapung di air, kedap suara, batuapung juga tahan terhadap api, kondensi, jamur dan panas
Manfaat
: Dalam sektor industri lain, batu apung digunakan sebagai bahan pengisi (filler), pemoles/penggosok (polishing), pembersih (cleaner), stonewashing, abrasif, isolator temperatur tinggi dan lain-lain
Klasifikasi Batuan Beku Berdasarkan Komposisi Kimia
Batuan beku asam, apabila batuan beku tersebut mengandung lebih dari 66% SiO. Contoh batuan ini : Granit, Rhyolit.
Granit
Rhyolit
Batuan beku intermediet (menengah), bila batuan beku tersebut 52%-66% SiO2. Contoh batuan ini: Diorit, Andesit
Diorit
Andesit
Batuan beku basa, bila batuan beku tersebut mengandung 45%-52% SiO2. Contoh batuan ini: Gabro dan Basalt
Gabro
Basalt
Batuan beku ultra basa, bila batuan beku tersebut mengandung <45% SiO2. Contoh batuan ini adalah Peredotit dan Dunit.
Peridotit
Dunit
2.6.3 Klasifikasi Batuan Beku Berdasarkan Mineralogi
Dasar klasifikasi perbandingan indeks warna mineral mefic dan felsic (S.J.Shand,1943).
Leucocratic rock, bila batuan beku tersebut mengandung <30% mineral mafic.
Mesocratic rock, bila batuan beku tersebut mengandung 30%-60% mineral mafic.
Melanocratic rock, bila batuan beku tersebut mengandung 60%-90% mineral mafic.
Hypermalanic rock, bila batuan beku tersebut mengandung >90% mineral mafic.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari identifikasi batuan bekuadalah :
Batu adalah material padat dari agregat mineral yang telah padu. Batuan beku merupakan batuan yang terbentuk dari magma yang mendingin dan membeku.
Magma adalah suatu lelehan silikat bersuhu tinggi berada didalam litosfir, yang terdiri dari ion-ion yang bergerak bebas, hablur yang mengapung didalamnya, serta mengandung sejumlah bahan berwujud gas. Lelehan tersebut diperkirakan terbentuk pada kedalaman berkisar sekitar 200 kilometer dibawah permukaan bumi, terdiri terutama dari unsur-unsur yang kemudian membentuk mineral-mineral silikat. Magma yang berasal dari astenosfir dan terjadi sebagai hasil pemisahan litosfir.
Batuan beku adalah batuan yang terbentuk dari satu atau beberapa mineral dan terbentuk akibat pembekuan dari magma.
Batuan beku berdasarkan genetiknya yaitu batuan ekstruksi dan batuan instrusi yaitu batuan beku dalam dan beku luar.
Batuan beku adalah batuan yang terbentuk dari pembekuan magma, baik dibawah permukaan (intrusif) maupun diatas permukaan (ekstrusif). Ciri khas batuan beku adalah kenampakannya yang kritalin, yaitu memiliki unit-unit kristal yang kecil yang saling mengikat satu sama lain. Identifikasi batuan merupakan suatu kegiatan membuat deskripsi tentang suatu batuan tertentu.
Struktur batuan beku ada 4, yaitu struktur bantal, struktur vesikular, strutur aliran, struktur kekar.
Beberapa jenis batuan beku antara lain batu Diorit, Diabas, Basalt, Dunit, perodit, Obsidian, Granit, Granodiorit, Sienit, Andsit dan Zeolit dan lain sebagainya.
.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. https://future20.wordpress.com/2013/03/08/jenis-jenis-batuan-ciri-ciri-dan-proses-terbentuknya/
Anonim. http://candycoffin.blogspot.com/2014/05/contoh-batuan-beku.html
Anonim. http://atmantokukuh.blogspot.com/2012/11/makalah-batuan-beku_19.html
Anonim.http://fathurrahmangeografi.blogspot.com/2013/04/makalah-geologi-batuan.html
Fahrudin. http://fahrudin.blog.undip.ac.id/files/MINERAL-DAN-BATUAN-4.pdf