1515
15
15
MAKALAH BELAJAR DAN PEMBELAJARAN
"TEORI BELAJAR SIBERNETIK"
Untuk Memenuhi Persyaratan Pada Mata Kuliah Belajar dan Pembelajaran
Dosen pengampu: Husamah, Spd., M.pd.
Oleh :
Kelompok 5
MOURIA BIDARINJANI (201710070311094)
SITI MUBASIROH (201710070311099)
DHEBA INDAR T. (201710070311115)
AFWAN RAHMAD D. (201710070311119)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
Malang, April 2018
KATA PENGANTAR
Assalamu'alaikum Wr. Wb.
Puji dan Syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena atas ridho dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah Belajar dan Pembelajaran dengan judul "Teori Belajar Siberentik" ini dengan baik.
Dalam penyusunan makalah ini mungkin kami mengalami kesulitan dan kendala yang disebabkan oleh keterbatasan kemampuan, pengetahuan, dan wawasan serta pola pikir kami. Namun berkat keyakinan, keinginan, dan usaha dengan sungguh-sungguh akhirnya semua hambatan itu dapat kami atasi dengan baik.
Kami menyadari sedalam-dalamnya bahwa kami tidaklah sempurna dalam pembuatan makalah ini. Dengan demikian kami berharap dengan dibuatnya makalah ini dapat memenuhi persyaratan dalam Mata Kuliah Belajar dan Pembelajaran ini dan dapat bermanfaat bagi kami serta para pembaca lainnya.
Tidak lupa kami berterimakasih kepada rekan-rekan yang telah banyak membantu dalam proses pembuatan Makalah ini. Sekian dari kami.
Wassalamu'alaikum Wr. Wb.
Malang, April 2018
Penyusun
DAFTAR ISI
COVER 1
KATA PENGANTAR 2
DAFTAR ISI 3
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang 4
1.2 Rumusan Masalah 4
1.3 Tujuan 4
BAB II ISI
Belajar dalam Pandangan Teori Sibernetik 5
Teori Pemrosesan Informasi 9
Kondisi Internal dan Eksternal Siswa 10
Teori Belajar Menurut Landa 13
Teori Belajar Menurut Pask and Scott 14
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan 18
DAFTAR PUSTAKA 19
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Istilah sibernetika/sibernetik atau dalam bahasa Inggris disebut cybernetics berasal dari bahasa Yunani Kuno, kybernetes yang berarti pilot , jurumudi, kemudi atau gubernur, akar kata yang sama dengan pemerintah (Umpleby 2006; Uno, 2010). Istilah sibernetik digunakan untuk menggambarkan cara bagaimana umpan balik (feedback) memungkinkan untuk berlangsungnya proses komunikasi.
Menurut teori sibernetik, belajar adalah pengolahan informasi. Proses belajar memang memegang peranan penting, namun yang lebih penting lagi adalah pengolahan sistem informasi. Dengan kata lain, sistem informasi dipandang sangat memegang peranan penting dalam memudahkan penyampaian materi pembelajaran yang akan disajikan kepada siswa.
Rumusan Masalah
Apa pandangan teori sibernetik tentang belajar?
Apa saja devinisi sibernetik menurut para ahli?
Apa saja teori yang ada pada teori belajar sibernetik?
Tujuan
Mengetahui pandangan teori sibernetik tentang belajar.
Mengetahui devinisi sibernetik menurut para ahli
Mengetahui teori yang ada pada teori belajar sibernetik
BAB II
ISI
Belajar dalam Pandangan Teori Sibernetik
Istilah sibernetika/sibernetik atau dalam bahasa Inggris disebut cybernetics berasal dari bahasa Yunani Kuno, kybernetes yang berarti pilot , jurumudi, kemudi atau gubernur, akar kata yang sama dengan pemerintah (Umpleby 2006; Uno, 2010). Istilah ini pertama kali digunakan dalam bahasa Inggis tahun 1945 oelh Nobert Wiener, seorang ilmuwan dari Massachussets Institute of Technology (MIT), dalam buku berjudul Cybernetics untuk menggambarkan kecerdasan buatan (artificial intelligence). Nobert Wiener mendefinisikan cybernetics sebagai, "control and communication in animal and machine" (Umpleby, 2006; Malik, 2014).
Sejumlah devinisi telah diberikan oleh para ahli. Stafford Beer mendefinisikan sibernetik sebagai "science of effective organitization." Gregory Bateson mengatakan bahwa sibernetik lebih merupakan bentuk daripada substansi. Gordon Pask mendefinisikan sibernetik sebagai "the art of manipulating defensible metaphoros". Para ahli organisasi menganggap bahwa teori sibernetik sebagai sebuah ilmu tentang pemrosesan informasi, pengambilan keputusan, pembelaaran, adaptasi, dan organisasi yang terjadi pada individu, kelomopok, organisasi, negara, atau mesin (umpleby 2006).
stilah sibernetik digunakan untuk menggambarkan cara bagaimana umpan balik (feedback) memungkinkan untuk berlangsungnya proses komunikasi.
Menueut Capra (2002) sistem cybernetic terwujud dalam berbagai bidang, yaitu:
Bidang ekonomi yang dikenal dengan konsep invisible hands,
Dalam bidang kekuasaan, yang terwujud dalam konsep check and balances di konstitusi,
Bidang berfikir, yang terwujud dalam cara berfikir Hegel, yaitu tesis-antitesis dan seintesis.
Sibernetika adalah teori sistem pengontrol yang didasarkan pada komunikasi (penyampaian informasi) antara sistem dan lingkungan antar sistem, pengontol (feedback)dari sistem berfungsi dengan memperhatikan lingkungan. Prinsip dasar teori sibernetik yaitu menghargai adanya "perbedaan", bahwa suatu hal akan memiliki perbedaan dengan yang lainnya, atau bahwa sesuatu akan berubah seiring perkembangan waktu. Pembelajaran digambarkan sebagai: INPUT – PROSES – OUTPUT (Malik, 2014).
Teori sibernetik merupakan teori belajar yang relatif baru dibandingkan dengan teori-teori belajar yang telah dibahas sebelumnya. Teori ini berkembang sejalan dengan perkembangan teknologi dan ilmu informasi (Uno, 2010). Menurut teori belajar sibernetik belajar adalah mengolah informasi (pesan pembelajaran), proses belajar sangat ditentukan oleh sistem informasi (Kosmiyah, 2002). Sekilas, teori sibernetik mempunyai persamaan dengan teori kognitif yang mementingkan proses belajar dibandingkan hasil belajar. Proses belajar memang penting dalam teori sibernetik, namun lebih penting lagi adalah sistem informasi yang diproses yang akan dipelajari siswa. Informasi inilah yang akan menentukan proses (Budiningsih, 2012).
Menurut teori sibernetik, belajar adalah pengolahan informasi. Proses belajar memang memegang peranan penting, namun yang lebih penting lagi adalah pengolahan sistem informasi. Dengan kata lain, sistem informasi dipandang sangat memegang peranan penting dalam memudahkan penyampaian materi pembelajaran yang akan disajikan kepada siswa. Asumsi lain dari teori sibernatik adalah bahwa tidak ada satu proses belajar manapun ynag ideal untuk segala sesuatu dan cocok untuk semua siswa, karena cara belajar sangat ditentukan oleh sistem informasi (Suciati & Prasetya, 2001; Budiningsih, 2012). Menurut teori belajar sibernetik, pebelajar menggunakan jenis-jenis memori yang berbeda selama belajar karena situasinya berbeda-beda.
Aliran sibernetik tampaknya melahirkan teori belajar berdasarkan analisis tugas karena pengolahan informasi diperlukan dalam analisis tugas. Tanpa informasi yang jelas tugas tidaka akan terselesaikan dengan baik (Suprihatiningrum, 2013). Sehubungan dengan proses tesebut umpan balik dan tindakan korektif merupakan salah satu prinsip pokok dalam teori sibernetik. Menurut Scheerens (2003) ada 4 prinsip kunci sibernetik, yaitu:
Sistem harus mempunyai kapasitasuntuk merasakan, memonitor dan meneliti aspek signifikan dari lingkungan mereka;
Mereka harus mampu menghubungkan informasi dengan norma yang berlaku yang memandu prilaku sistem;
Sistem harus mampu mendeteksi penyimpangan yang signifikan dari norma-norma;
Mereka harus mampu memulai tindakan korektif ketika ketidaksesuaian terdeteksi". Orientasi ini lebih mendekati gagaan tentang responsivitas terhadap batasan lingkungan dibanding terhadap efektivitas dalam pengertian produktivitas dan pencapaian tujuan.
Teori sibernetik merupakan cabang dari psikologi sibernetik (psikosibernetik), yaitu suatu studi perbandingan antara mekanisme kontrol manusia (biologis) dengan sistem elektro mekanik, seperti komputer. Menurut Nurhadi (2013) psikosibernetik merupakan psikologi personaliti kreatif (creative personality) yang memfokuskan kajiannya pada self-image yang terdapat pada pikiran bawah sadar.Psikosibernetik berprinsip bahwa pikiran bawah sadar merupakan mekanisme dalam mencapai tujuan yang disebut "servo-mechanism", yang terdiri atas otak, dan sistem saraf yang digunakan dan diarahkan untuk mencapai tujuan. Hal itu berarti bahwa manusia memiliki pikiran yang beroprasi secara otomatis seperti mesin yang bekerja kerasdalam mencapai tujuan (goal striving machine). Sepemahaman dengan maltz, Whittingham (2008) memandang bahwa mekanisme psikosibernetik sebagai versi termostat pada otak. Tugas termostat adalah untuk menjaga daerah sekitarnya atau badan pada temperatur konstan.
Berdasarkan teori sibernetik, ahli psikologi menganalogikan mekanisme kerja manusia seperti mekanisme mesin elektronik. Mereka menganggap siswa (pebelajar) sebagai suatu sistem yang yang dapat mengendalikan umpan balik sendiri (self-regulated feedback). Sistem kendali umpan balik ini, baik pada manusia atau mesin (seperti komputer) mempunyai tiga fungsi, yakni: (1) menghasilkan gerakan/tindakan sistem terhadap target yang diinginkan (untuk mencapai tujuan tertentu yang diinginkan), (2) membandingkan dampak dari tindakannya tersebut apakah sesuai atau tidak dengan jalur/rencana yang seharusnya (mendeteksi kesalahan), dan (3) memanfaatkan kesalahan (error) untuk mengarahkan kembali ke arah/ jalur seharusnya (Uno, 2010).
Lebih lanjut menurut Uno (2010) para ahli sibernetik menginterpretasikan manusia sebagai suatu sistem kontrol yang dapat mrngarahkan tindakannya dan memperbaiki tindakan dengan berdasar pada umpan balik. Dengan demikian, belajar dalam konteks sibernetik merupakan proses mengalami konsekuensi lingkungan secara sensorik dan melibatkan prilaku koreksi diri (self-corrective behavior) oleh karena itu, pembelajaran harus didesain sedemikian sehingga tercipta suatu lingkungan yang dapat menghasilkan umpan balik yang optimal bagi siswa.
Menurut Nurwahid (2013) kelebihan strategi pembelajaran yang berpijak pada teori sibernetik, yaitu:
Cara berfikir yang berorientasi pada proses lebih menonjol
Penyajian pengetahuan memenuhi aspek ekonomis,
Kapabilitas belajar sapat disajikan lebih lengkap,
Adanya keterarahan seluruh kegiatan belajar kepada tujuan yang ingin dicapai,
Adanya transfer belajar pada lingkungan kehidupan yang sesungguhnya, kontrol belajar memungkinkan belajar sesuai dengan irama masing-masing individu,
Balikan informatif memberikan rambu-rambu yang jelas tentang tingkat unjuk kerja yang diharapkan.
Kelemahan teori sibernetik adalah terlalu menekankan pada sistem informasi yang dipelajari, dan kurang memperhatikan bagaimana proses belajar (Nurwahid, 2013). Teori sibernetik dikritik sebab tidak membahas proses belajar langsung sehingga hal ini menyulitkan penerapannya.
Teori Pemosesan Informasi
Menurut Suminar (2010) model proses pengolahan informasi memandang memori manusia seperti computer yang mengambil dan mendapatkan informasi, mengolah dan mengubahnya dalam bentuk dan isi kemudian menyimpan dan menampilkan informasi pada saat dibutuhkan.
Teori pemrosesan informasi umumnya berpijak pada asumsi (1) Bahwa antar stimulus dan respon terdapat suatu seri tahapan pemrosesan informasi dimana pada masing-masing tahapan dibutuhkan sejumlah waktu tertentu (2) stimulus akan mengalami perubahan bentuk ataupun isi dan (3) salah satu dari tahapan mempunyai kapasitas yang terbatas. Ketiga asumsi tersebut menjadi dasar pengembangan teori tentang komponen struktur dan pengatur alur pemrosesan informasi.
Komponen pemrosesan informasi berdasarkan perbedaan fungsi, bentuk, kapasitas, bentuk informasi dan proses terjadinya lupa dijelaskan melalui 3 komponen berikut (Baharuddin & Wahyuni, 2008 ; Suminar, 2010; Budiningsih,2012).
Sensory Memory/ Sensory Register/Sensory Receptor (SM/SR)
Merupakan komponen utama dalam sistem informasi. Sensory informasi menerima informasi atau stimuli dari lingkungan (Sinar, udara, bau, panas, warna, dan lain-lain ) terus menerus melalui alat-alat penerima (reseptor) atau alat indera.
Working memory (WM) dan Short Term Memory (STM)
Merupakan bagian dari memori manusia, komponen kedua yang menangkap yang diberi perhatian oleh individu dan menyimpanan informasi menjadi pikiran-pikiran. Informasi yang masuk dari Short Term Memory (STM) berasal dari Sensory Memory (SM) dan dapat pula dari Long Term Memory.
Long Term Memory (LTM)
Merupakan bagian dari sistem memory manusia yang menyimpan informasi untuk sebuah periode yang cukup lama. Long Term Memory (LTM) diperkirakan memiliki kapasitas yang sangat besar dan sangat lama untuk menyimpan informasi, namun hanya sedikit saja yang diaktifkan, dikarenakan hanya informasi yang ada dan sedang dipikirkan dan dikerjakan oleh ingatan atau memory. Long Term Memory (LTM) diasumsikan berisi (a) Semua pengetahuan yang dimiki individu. (b) Mempunyai kapasitas tidak terbatas (c) sekali informasi disimpan pengetahuan tersebut tidak akan hilang atau terhapus. Persoalan Lupa pada tahapan ini dikarenakan oleh kesulitan atau kegagalan memunculkan informasi yang diperlukan.
Kondisi Internal dan Eksternal Siswa
Belajar bukan sesuatu yang bersifat alamiah, namun terjadi dengan kondisi-kondisi tertentu, yaitu kondisi internal dan kondisi eksternal. Sehubungan hal tersebut, Menurut Suminar (2010) pengelolaan pembelajaran dalam teori belajar sibernetik, menuntut pembelajaran untuk diorganisir dengan baik yang memperhatikan kondisi internal dan eksternal. Mengacu pada pendapat Suminar (2010) uraian masing-masing kondisi internal dan eksternal siwa adalah sebagai berikut.
Kondisi Internal
Kondisi internal siswa mempengaruhi proses belajar melalui proses pengolahan informasi, dan sangat penting untuk diperhatikan oleh guru dalam mengelola pembelajaran antara lain (Suminar, 2010):
Kemampuan awal siswa
Kemampuan awal siswa adalah pengetahuan atau keterampilan yang telah dimiliki siswa, merupakan prasyarat sebelum mengikuti pembelajaran. Tanpa adanya kemampuan awal (prasyarat) maka siswa tidak akan mampu mengikuti proses pembelajaran dengan baik. Kemampuan awal siswa dapat diukur melalui tes awal, interview atau cara lain yang cukup sederhana.
Motivasi
Motivasi berperan sebagai tenaga pendorong yang menyebabkan adanya tingkah laku kearah tujuan tertentu. Motivasi instrinsik lebih menguntungkan karena dapat bertahan lama. Kebutuhan untuk berprestasi yang bersifat instrinsik relative stabil, karena ini berorientasi pada tugas-tugas belajar yang memberikan tantangan.
Perhatian
Perhatian merupakan strategi untuk menerima dan memilih stimulus yang relevan untuk diprooses lebih lanjut diantara sekian banyak stimulus yang dating dari luar. Perhatian dapat mengarahkan diri ke tugas yang diberikan,melihat masalah-masalah yang akan diberikan,memilih dan memberikan focus pada masalah yang akan diselesaikan, dan mengabaikan hal-hal lain yang tidak relevan.Faktor-faktor yang mempengaruhi perhatian seseorang adalah faktor internal yang mencakup: minat, kelelahan dan karakteristik pribadi, sedangkan faktor eksternal mencakup: intensitas stimulus, stimulus yang baru, keragaman stimulus, warna, gerak, dan penyajian stimulus secara berkala dan berulang-ulang.
Persepsi
Persepsi adalah tindakan menyusun, mengenali dan menafsirkan informasi sensoris guna memberikan gambaran dan pemahaman tentang lingkungan (Scachter, 2011). Persepsi merupakan proses yang bersifat kompleks yang menyebabkan orang dapat menerima atau meringkas informasiyang diperoleh dari lingkungannya. Persepsi sebagai tingkat awal struktur kognitif seseorang. Persepsi seseorang menjadi lebih mantap dengan meningkatnya pengalaman.
Ingatan
Ingatan adalah suatu system aktif yang menerima, menyimpan dan mengeluarkan kembali informasi. Ingatan sangat selektif, teriri dari tiga tahap, yaitu ingatan sensorik, ingatan jangka pendek, dan ingatan jangka panjang (relative permanen). Penyimpanan informasi jangka panjang dilakukan dalam berbagai bentuk, yaitu melalui kejadian-kejadian khusus, gambaran (image), atau yang berbentuk verbal bersifat abstrak. Daya ingat sangat menentukan hasil belajar yang diperoleh siswa.
Lupa
Lupa merupakan hilangnya informasi yang telah disimpan didalam ingatan jangka panjang. Seseorang dapat melupakan informasi yang telah diperoleh karena beberapa hal, yaitu 1) tidak ada informasi yang menarik perhatian, 2) kurang pengulangan atau tidak ada pengelompokan informasi yang diperoleh, 3) mengalami kesulitan dalam mencari kembali informasi tersimpan, 4) ingatan telah aus dimakan waktu atau rusak,5) ingatan tidak pernah dipakai, 6) materi tidak dipelajari sampai benar-benar dikuasai, dan 7) adanya gangguan dalam bentuk informasi lain yang menghambatnya untuk mengingat kembali.
Retensi
Retensi adalah apa yang tertinggal dan dapat diingat kembali setelah seseorang mempelajari sesuatu, jadi kebalikan lupa. Ada tiga faktor yang mempengaruhi retensi, yaitu: materi yang dipelajari pada permulaan (original learning), melajar melebihi penguasaan (overlearning), dan pengulangan dengan interval waktu (spaced review).
Transfer
Transfer merupakan suatu proses yang telah pernah dipelajari, dapat mempengaruhi proses dalam mempelajari materi yang baru. Transfer belajar atau transfer latihan berarti aplikasi atau pemindahan pengetahuan, keterampilan, kebiasaan, sikap atau respons-respons lain dari satu situasi ke situas ilain.
Kondisi Eksternal
Kondisi eksternal yang sangat berpengaruh terhadapproses belajar dengan proses pengolahan informasi antara lain (Suminar, 2010):
Kondisi Belajar
Kondisi belajar,merupakan masukan yang dapat menyebabkan adanya modifikasi tingkah laku yang dapat dilihat sebagai akibatdari adanya proses belajar. Gagne mengklasifikasikan ada 5 macam hasil belajar, yakni:1) Keterampilan intelektual atau pengetahuan procedural yang mencakup belajar diskriminasi, konsep,prinsip dan pemecahan masalah yang diperoleh melalui materi yang disajikan dalam pembelajaran dikelas. 2) Strategi kognitif, kemampuan untuk memecahkan masalah-masalah baru dengan jalan mengatur proses internal masing-masing individu dalam memperhatikan belajar, mengingat dan berfikir. 3) Informasiverbal, kemampuan untuk mendeskripsikan sesuatu dengan kata-kata dengan jalan mengatur informasi-informasi yang relevan.4) Keterampilan motorik, kemampuan untuk melaksanakan dan mengkordinasi gerakan-gerakan yang berhubungan dengan otot. 5) Sikap, suatu kemampuan internal yang mempengaruhi perilaku seseorang, dan dan didasari oleh emosi, kepercayaan serta faktor intelektual.
Tujuan Belajar
Tujuan belajar merupakan komponen system pembelajaran yang sangat penting, sebab komponen-komponen lain dalam pembelajaran harus bertolak dari tujuan belajar yang hendak dicapai dalam proses belajarnya. Tujuan belajar yang dinyatakan secara spesifik dapat mengarahkan proses belajar, dapat mengukur tingkat ketercapaian tujuan belajar, dan dapat meningkatkan motivasi belajar.
Pemberian Umpan Balik
Pemberian umpan balik, merupakan suatu hal yang sangat penting bagi siswa, karena memberikan informasi tentang keberhasilan, kegagalan dan tingkat kompetensi.
Teori Belajar Menurut Lada
Salah satu penganut aliran sibernatik adalah Lev N. Landa. Ia membedakan ada dua macam proses berfikir, yaitu prose berpikir algoritmik dan proses berpikir heuristik. Uraian dari masing-masing proses berfikir tersebut.
Proses Berfikir Algoritmik
Merupakan Proses berfikir sistematis, tahap demi tahap, linier, konvergen, lurus menuju satu target tujuan tertentu. Landa menyebutkan bahwa proses algoritmik proses yang terdiri dari serangakaian operasi yang elementer yang terbentuk secara seragam dan regular dibawah kondisi yang didefinisikan untuk memecakan berbagai masalah.
Cara Berfikir Heuristik
Merupakan cara berfikir devergen, menuju beberapa target atau tujuan sekaligus. Memahami suatua konsep yang mengandung arti ganda dan penafsiran biasanya menuntut seorang untuk menggunakan cara berfikir heuristik.
Teori Belajar Menurut Pask dan Scott
Gordon Pask sebenarnya adalah seorang yang kehidupan karirnya berkisar di dunia seni. Kontribusi utamanya adakah mengenai "aesthetically-potent environments" yang diartikan sebagai "karya seni yang erupakan sebuah system yang berevolusi secara independen atau dengan melibatkan interaksi". Pask mengatakan lingkungan estetis potensial adalah suatu lingkungan yang dirancang menyenangkan. Hal ini berarti bahwa untuk menggali potensi ataupun dalam aktivitas belajar, lingkungan sekitar harus sedemikian rupa agar menjadi lingkungan yang menyenangkan, sehingga memudahkan seseorang untuk belajar.
Gordon Pask mendalami sibernetik bersama koleganya Bernard Scott. Teori belajar Pask dan Scott termasuk dalam rumpun teori pemrosesan informasi, dimana proses belajar sangat ditentukan dengan sistem informasi yang dipelajari. Menurut teori pemrosesan informasi, suatu informasi akan mengalami tahapan diterima, disandi, disimpan, dan dimunculkan kembali dari ingatan. Informasi diterima disensori reseptor, kemudian disandi di working memory, dan disimpan di long term memory. Informasi yang tersimpan di LTM tidak akan terhapus atau hilang.
Teori belajar menurut teori Pask dan Scott yaitu agar siswa mampu mengkaji materi yang telah dipelajari dan yang telah didapati dari gurunya, serta dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari hari. Menurut Pask dan Scott, ada 2 macam cara berpikir, yaitu cara berpikir serialis dan cara berpikir menyeluruh.
Serialis
Pendekatan serialis yang dikemukakan Pask dan Scott memiliki kesamaan dengan pendekatan algoritmik. Siswa tipe serialis cenderung berpikir secara algoritmik terutama dalam mempelajari bidang eksakta seperti matematika. Seorang yang memiliki gaya serialis memilih belajar dengan berproses dalam langkah langkah kecil yang logis, berusaha untuk mendapatkan kejelasan pada setiap bagian sebelum melangkah lanjut, mengejar jalur linear dalam tugas pembelajaran serta menghindari penyimpangan. Siswa yang menggunakan strategi penggunaan langkah langkah yang telah ditetapkan secara hirarkis merupakan pembelajaran yang memiliki gaya pengajaran serialis.
Wholist
Cara ber[ikir menyeluruh wholist adalah berpikir yang cenderung melompat ke depan, langsung ke gambaran lengkap sebuah sistem informasi. Siswa tipe wholist atau menyeluruh cenderung mempelajari sesuatu dari tahap yang paling umum kemudian bergerak ke yang lebih khusus atau lebih detail. Seorag wholist memilih untuk belajar dalam car acara yang berbeda, dan mendekati ide idedari sudut pandang yang berbeda pula. Pembelajar yang menggunakan strategi pengajran yang fleksibel dan kontekstual, tidak terikat oleh langkah langkah hirarkis pentahapan pembelajaran merupakan pembealajar yang memiliki gaya pengajaran holostik.
Pendekatan yang berorientasi pada pengelolahan informasi menekankan beberapa hal seperti ingatan jangka pendek, ingatan jangka panjang, dan sebagainya yang berhubungan dengan apa yang terjadi pada otak kita dalam proses pengelolahan informasi. Namun, menurut teori sibernetik ini, agar proses belajar berjalan seoptimal mungkin, bukan hanya cara kerja otak kitayang perlu dipahami, tapi juga lingkungan yang mempengaruhi mekanisme itupun perlu diketahui. Dari model ini dikembangkan prinsip belajar seperti proses mental dalam belajar terfokus pada pengetahuan bermakna, proses mental mampu menyandi informasi secara bermakna, dan bermuara pada pengorganissian dan pengaktualisasian informasi.
Teori Pask dan Scott selain dikembangkan dari teori sibernetik juga dikembangkan dari conversation theory. Teori ini menganggap sosial system as symbolic, dimana orientasinya pada system Bahasa yang tanggapannya bergantung pada penafsiran seseorang atau salah satu perilaku orang lain, dan makna tersebut disepakati melalui percakapan. Teori tersebut juga menjelaskan interaksi antara dua atau leboh system kognitiv, seperti guru dan siswa atau perspektif berbeda dalam satu individu.
Conversation memiliki beberapa kategori sebagai berikut:
Monolog, conversation yang lebih kepada proses internal pada diri individu
Dialoge, digunakan untuk mencari mufakat
Dialektic, percakapan untuk mendapatkan kebenaran dari argument logis yang berfokus pada pemikiran analitika dan informasi factual
Contruction, percakapan digunakan untuk membuat sesuatu yang baru
Dampak pengiring kegiatan pembelajaran berlandaskan teori Pask dan Scott sebagai berikut
Sikap positif, guru yang menguasai teori ini tidak semata mta menilai hasil akhir melainkan proses berpikir siswa sehingga akan membuat siwa lebih diargai. Hal ini juga akan merubah pemikiran mereka bahwa materi itu sulit menjadi materi itu mengasyikkan, serta membuat siswa mau dengan tekun mengerjakan dan menyelesaikan tugas yang diberikan dengan sesegera mungkin
Kemandirian, kemandirian siswa akan terbentuk dari cara sisa mwnuangkan sendiri hasil membaca buku materi dan dengan dibantu oleh guru saat mereka mengalami kesulitan. Jadi guru tidak secara terus mendikte siswa dalam menyelesaikan masalah melainkan membimbing mereka sesuai dengan kesulitan mereka.
Kreativitas, pemberian kesempatan kepada siswa untuk memahami materi dengan membaca dari buku teks dan mencoba sendiri terlebih dahulu memecahkan masalah dengan pemahamannya menjadika siswa kreatif dalam berpikir.
Implementasi teori belajar Pask dan Scott dalam kegiatan pembelajaran ialah dengan memproses informasi yang menitikberatkan pada system informasi belajar. Teori Pask dan Scott menghendaki siswa memproses informasi secara sistematik, linear, konvergen, dan menuju satu tujuan. Siswa dapat menyelesaikan permasalahan mulai dari pengertian awal, diteruskan sampai mendekati hasil dan menarik kesimpulan. Menhendaki siswa untuk mampu berpikir melompat kedepan dan langsng kegambaran lengkap adalah maksud lain teori Pask dan Scott.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Menurut teori sibernetik, belajar adalah pengolahan informasi. Proses belajar memang memegang peranan penting, namun yang lebih penting lagi adalah pengolahan sistem informasi.
Sejumlah devinisi telah diberikan oleh para ahli. Stafford Beer mendefinisikan sibernetik sebagai "science of effective organitization." Gregory Bateson mengatakan bahwa sibernetik lebih merupakan bentuk daripada substansi. Gordon Pask mendefinisikan sibernetik sebagai "the art of manipulating defensible metaphoros". Para ahli organisasi menganggap bahwa teori sibernetik sebagai sebuah ilmu tentang pemrosesan informasi, pengambilan keputusan, pembelaaran, adaptasi, dan organisasi yang terjadi pada individu, kelomopok, organisasi, negara, atau mesin
Teori yang ada pada teori belajar sibernetik
Teori Pemosesan Informasi
Teori Belajar Menurut Landa
Teori Belajar Menurut Pask dan Scott.
DAFTAR PUSTAKA
Husamah, Pantiwati, Y., Restian, A., & Sumarsono, P. 2018. Belajar dan Pembelajaran. Malang: UMM Press.