25
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN ……………………………………………………….. 2
HASIL PRAKTIKUM ……………………………………………………….. 9
PEMBAHASAN ……………………………………………………….. 13
KESIMPULAN ……………………………………………………….. 16
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………….. 17
LAMPIRAN ……………………………………………………….. 18
Soal ……………………………………………………….. 18
Kasus ……………………………………………………….. 21
PENDAHULUAN
PENGERTIAN DARAH
Darah merupakan suatu cairan yang sangat penting bagi manusia karena berfungsi sebagai alat transportasi serta memiliki banyak kegunaan lainnya untuk menunjang kehidupan. Tanpa darah yang cukup seseorang dapat mengalami gangguan kesehatan dan bahkan dapat mengakibatkan kematian.
Darah terdiri dari sel darah merah (eritrosit), sel darah putih (leukosit), keping darah( trombasit) serta medium cair dimana bagian padat tersuspensi. Darah mengalir dalam arteri, kapiler dan vena untuk mengirimkan oksigen dan zat-zat gizi ke jaringan dan membawa karbon dioksida dan hasil limbah lainnya.
Darah pada tubuh manusia mengandung 55% plasma darah (cairan darah) dan 45% sel-sel darah (darah padat). Jumlah darah yang ada pada tubuh kita yaitu sekitar sepertigabelas berat tubuh orang dewasa atau sekitar 5 atau 6 liter. Bobot jenis darah berfariasai antara 1,024- 1,028. Viskositas darah kira- kira 4,5 kali viskositas air.
FUNGSI DARAH :
Pernafasan (Transport oksigen dari paru-paru ke jaringan-jaringan dan karbondioksida dari jaringan ke paru-paru)
Gizi (Transport zat-zat yang diabsorbsi melalui dinding usus )
Ekskresi (Transpor sisa metabolisme ke ginjal, paru, kulit dan usus untuk dibuang)
Mengatur suhu tubuh dengan meratakan panas badan.
Mengatur keseimbangan asam basa dalam tubuh.
Mengatur keseimbangan air melalui efek darah terhadap pertukaran air antara cairan yang bersirkulasi
Perlawanan tehadap peradangan
Transpor hormon
Transpor metabolit
SIFAT DARAH :
bersifat agak alkalis dengan pH = 7,36
PEREDARAN DARAH
Peredaran darah besar yaitu peredaran darah yang berasal dari jantung membawa oksigen dan sari makanan ke seluruh tubuh dan kembali ke jantung membawa karbondioksida.
Peredaran darah kecil yaitu peredaran darah dari jantung membawa karbondioksida menuju paru-paru untuk dilepas dan mengambil oksigen untuk dibawa ke jantung.
KOMPOSISI DARAH
Menurut volumenya, 40-45% darah terdiri atas eritrosit, leukosit dan trombosit. Dalam jumlah rata-rata tanpa membedakan jenis kelamin dan umur, 1cc darah terdiri atas ± 5x106 eritrosit, 5-10x103leukosit dan 1-3x105 trombosit. Jika darah dilakukan pemusingan atau sentrifugasi, dalam kondisi tidak terjadi pembekuan, maka supernatannya disebut plasma, jika dalam kondisi pembekuan darah, maka cairan yang terpisah dari bekuan darah disebut serum. Serum tidak mengandung fibrinogen.
KOMPONEN-KOMPONEN DARAH
Komponen-komponen dalam darah adalah:
Cairan Plasma darah merupakan substansi kompleks yang mengandung protein (albumin, glubulin, dan fibrinogen), karbohidrat (glukosa), lemak, mineral, protein dan hormon.
Fibrinogen : Untuk pembekuan darah (0,3%)
Albumin : Menjaga tekanan osmotic darah (4%)
Globulin : Membentuk zatkebal/zat antibiodi (2,7%)
Eritrosit (Sel darah merah)
Jenis sel darah yang paling banyak dan berfungsi membawa oksigen ke jaringan-jaringan tubuh lewat darah. Bagian dalam eritrosit terdiri dari hemoglobin, sebuah biomolekul yang dapat mengikat oksigen. Hemoglobin akan mengambil oksigen dari paru-paru , dan oksigen akan dilepaskan saat eritrosit melewati pembuluh kapiler. Warna merah sel darah merah sendiri berasal dari warna hemoglobin yang unsur pembuatnya adalah zat besi. Pada manusia, sel darah merah dibuat di sumsum tulang belakang, lalu membentuk kepingan bikonkaf.
Di dalam sel darah merah tidak terdapat nukleus. Sel darah merah sendiri aktif selama 120 hari sebelum akhirnya dihancurkan. Warna dari eritrosit berasal dari gugus heme yang terdapat pada hemoglobin. Sedangkan cairan plasma darah sendiri berwarna kuning kecoklatan, tetapi eritrosit akan berubah warna tergantung pada kondisi hemoglobin. Ketika terikat pada oksigen, eritrosit akan berwarna merah terang dan ketika oksigen dilepas maka warna eritrosit akan berwarna lebih gelap, dan akan menimbulkan warna kebiru-biruan pada pembuluh darah dan kulit.
Leukosit (Sel darah putih)
Jumlah sel darah putih pada orang dewasa berkisar antara 6000 – 9000 sel/cc darah. Fungsi utama dari sel tersebut adalah untuk fagosit (pemakan) bibit penyakit/ benda asing yang masuk ke dalam tubuh. maka jumlah sel tersebut bergantung dari bibit penyakit/benda asing yang masuk tubuh. Jumlah sel pada orang dewasa berkisar antara 6000 – 9000 sel/cc darah. Jumlah sel tersebut bergantung dari bibit penyakit/benda asing yang masuk tubuh. Peningkatan jumlah leukosit merupakan petunjuk adanya infeksi (misalnya radang paru-paru). Lekopeni adalah berkurangnya jumlah lekosit sampai di bawah 6000 sel/cc darah. Lekositosis adalah bertambahnya jumlah lekosit melebihi normal (di atas 9000 sel/cc darah). Fungsi fagosit sel darah tersebut terkadang harus mencapai benda asing/kuman jauh di luar pembuluh darah.
Berdasarkan ada tidaknya granula, leukosit dibagi menjadi:
Leukosit Granuler : Eosinofil, Basofil, Neutrofil
Leukosit Agranuler : Monosit dan Limfosit
Trombosit (platelet)
Keping darah tersirkulasi dalam darah dan terlibat dalam mekanisme homeostasis tingkat sel dalam proses pembekuan darah dengan membentuk darah beku. Rasio plasma keping darah normal berkisar antara 200.000-300.000 keping/mm³, nilai dibawah rentang tersebut dapat menyebabkan pendarahan, sedangkan nilai di atas rentang yang sama dapat meningkatkan risiko trombosis. Trombosit memiliki bentuk yang tidak teratur, tidak berwarna, tidak berinti, berukuran lebih kecil dari eritrosit dan leukosit, dan mudah pecah bila tersentuh benda kasar.
PEMBEKUAN DARAH
Pembekuan terjadi setelah yang mengalami kerusakan sistem pembuluh darah (vaskular sistem) tetapi tidak harus terjadi jika yang mengalami kerusakan adalah sistem peredaran darah (circulatory sistem). Pembentukan fibrin dan konservasinya menjadi bekuan darah adalah puncak reaksi-reaksi berurutan yang melibatkan banyak enzim-enzim dalam plasma dan berinteraksi sebagai suatu sistem bertingkat.
KOMPONEN-KOMPONEN ANORGANIK DAN ORGANIK DALAM PLASMA
Komponen-komponen ini dalam individu normal dapat mengalami fluktuasi karena pengaruh beberapa faktor yang bervariasi termasuk status nutrisi. Komponen-komponen ini dipertahankan dalam tingkat yang menunjukkan keseimbangan antara proses anabolik dan proses metabolik normal. Penyimpangan dari nilai-nilai normal komponen-komponen dalam plasma ini menunjukkan status patologi. Beberapa contoh komponen organik normal adalah: bilirubin, urea, kreatinin, asam urat, glukosa, total kolesterol, lipid total. Sedangkan komponen anorganik antara lain adalah: chloride, phospat, kalsium, sodium, magnesium, fe.
HEMOGLOBIN
merupakan protein yang terdapat dalam sel darah merah (SDM). Protein tetramer yang dapat mengikat 4 atom oksigen per tetramer (satu pada tiap subunit hem), atom oksigen terikat pada atom Fe2+, yang terdapat pada hem, pada ikatan koordinasi ke 5. Protein tetramer kompak yang setiap monomernya terikat pada gugus prostetik hem dan keseluruhannya mempunyai berat molekul 64.450 Dalton. Darah mengandung 7,8 sampai 11,2 mMol hemoglobin monomer/L (12,6 sampai 18,4 gram/dL), tergantung pada jenis kelamin dan umur individu. Nilai normal Hb pada wanita dewasa 11,5 – 13,5 gr % pada pria dewasa 13,5 – 17,5 gr %
Fungsi Hemoglobin :
Mengikat dan membawa oksigen dari paru-paru ke seluruh jaringan tubuh.
Mengikat dan membawa CO2 dari seluruh jaringan tubuh ke paru-paru.
Memberi warna merah pada darah
Mempertahankan keseimbangan asam-basa dari tubuh
Hemoglobin yang terikat pada oksigen disebut hemoglobin teroksidasi atau oksihemoglobin (HbO2), sedangkan hemoglobin yang sudah melepaskan oksigen disebut deoksihemoglobin (Hb). Hemoglobin juga dapat mengikat suatu gas hasil pembakaran yang tidak sempurna yaitu karbonmonoksida (CO) dan disebut karbonmonoksidahemoglobin (HbCO). Ikatan Hb dengan CO ini 200 kali lebih kuat daripada ikatan Hb dengan oksigen, dan akibatnya Hb tidak dapat lagi mengikat, membawa dan mendistribusikan oksigen ke jaringan.
Dalam keadaan lain, muatan Fe yang terdapat pada pusat hem dapat menjadi Fe3+. Hal ini dapat terjadi karena oksidasi oleh senyawa-senyawa pengoksidasi. Hemoglobinnya disebut hemoglobin teroksidasi atau methemoglobin (MetHb) atau Hb (Fe3+). Dalam bentuk ini Hb tidak dapat mengikat oksigen atau kehilangan fungsinya yang amat penting.
Beberapa derivat dari hemoglobin, misalnya oksiHb, Hb, HbCO dapat dibedakan dengan melakukan pengenceran, dan pada pengenceran ini OksiHb terlihat berwarna merah kekuning-kuningan, Hb berwarna merah kecoklatan dan HbCO berwarna merah terang (carmine tint).
DEOKSIHEMOGLOBIN DAN OKSIHEMOGLOBIN
Hemoglobin dapat mengikat oksigen menjadi HbO2 dan senyawa ini dapat terurai kembali menjadi deoksiHb dan O2. O2 terikat lemah pada ion Ferro, dan mudah dilepas lagi. Misalnya dengan larutan Stokes yaitu suatu reduktor lemah dihasilkan Hb tereduksi. Bila Hb tereduksi diberikan O2 lagi oksiHb akan terbentuk lagi HbO2. Hb tereduksi, ungu muda; oksiHb berwarna kuning-merah.
HEMOLISIS ERITROSIT (FRAGILITAS GLOBULAR ERITROSIT)
Hemolisis adalah pecahnya membran eritrosit, sehingga hemoglobin bebas ke dalam medium sekelilingnya (plasma). Kerusakan membran eritrosit dapat disebabkan oleh antara lain : penambahan larutan hipotonis, hipertonis kedalam darah, penurunan tekanan permukaan membran eritrosit, zat/unsur kimia tertentu, pemanasan dan pendinginan, rapuh karena ketuaan dalam sirkulasi darah dll.
Apabila medium di sekitar eritrosit menjadi hipotonis (karena penambahan larutan NaCl hipotonis) medium tersebut (plasma dan lrt. NaCl) akan masuk ke dalam eritrosit melalui membran yang bersifat semipermiabel dan menyebabkan sel eritrosit menggembung. Bila membran tidak kuat lagi menahan tekanan yang ada di dalam sel eritrosit itu sendiri, maka sel akan pecah, akibatnya hemoglobin akan bebas ke dalam medium sekelilingnya. Sebaliknya bila eritrosit berada pada medium yang hipertonis, maka cairan eritrosit akan keluar menuju ke medium luar eritrosit (plasma), akibatnya eritrosit akan keriput (krenasi). Keriput ini dapat dikembalikan dengan cara menambahkan cairan isotonis ke dalam medium luar eritrosit (plasma).
Masalah Klinis
PENURUNAN FRAGILITAS : Talasemia mayor dan minor (anemia Mediterania atau anemia Cooley), anemia (defisiensi besi, defisiensi asam folat, defisiensi vit B6, sel sabit), penyakit hemoglobin C, polisitemia vera, post splenektomi, nekrosis hati akut dan sub akut, ikterik obstruktif.
PENINGKATAN FRAGILITAS : Sferositosis herediter, transfusi (inkompatibilitas ABO dan Rhesus), anemia hemolitik autoimun (AIHA), penyakit hemoglobin C, toksisitas obat atau zat kimia, leukemia limfositik kronis, luka bakar (termal).
PEMISAHAN ALBUMIN DAN GLOBULIN SERUM
Protein mempunyai struktur yang tidak stabil sehingga mudah mengalami denaturasi yang meliputi presipitasi dan koagulasi. Albumin merupakan protein yang larut dalam air sedangkan globulin sukar larut dalam air. Di dalam serum terdapat protein albumin dan globulin.Untuk menentukan adanya globulin ditambahkan (NH4)2 SO4 22% (ammonium sulfat jenuh). Dengan ditambahkan garam ammonium sulfat 22%, maka protein akan terdenaturasi atau daya larut globulin akan berkurang sehingga globulin akan terpisah sebagai endapan. Globulin akan mengendap pada penambahan amonium sulfat 22% sedangkan albumin akan larut.
HASIL PRAKTIKUM
Uji fragilitas globular eritrosit
Tujuan : mengetahui tingkat fragilitas eritrosit
Alat : 6 tabung reaksi, pipet, beker glass, timer
Bahan :
5 ml larutan NaCl (0,2 %, 0,3 %, 0,4 %, 0,5 %, 0,6 %, 0,7 % )
2 tetes eritrosit yang telah dicuci dengan NaCl 0,9%
Prosedur :
siapkan 6 tabung reaksi, masukkan ke dalam tabung 5 ml larutan NaCl dengan konsentrasi berbeda yaitu : 0,2 %, 0,3 %, 0,4 %, 0,5 %, 0,6 %, 0,7 %
tambahkan 2 tetes eritrosit yang telah dicuci dengan NaCl 0,9% ke tiap-tiap tabung
tunggu 30 menit, amati dan catat perubahan warnanya
TABUNG
1
2
3
4
5
6
NaCl
0,2 %
0,3 %
0,4%
0,5 %
0,6 %
0,7 %
Eritrosit Yang Telah Dicuci Dengan Nacl 0,9%
2 tetes
2 tetes
2 tetes
2 tetes
2 tetes
2 tetes
TUNGGU 30 MENIT LALU AMATI PERUBAHAN YANG TERJADI
HASIL
Warna merah jernih di semua bagian
(+hemolisis)
Warna merah jernih di semua bagian
(+hemolisis)
Warna merah jernih,ada sedikit endapan (+hemolisis)
Lapisan atas merah pucat (-hemolisis)
Lapisan atas bening, lapisan bawah merah (-hemolisis)
Lapisan atas bening, lapisan bawah merah pekat, (-hemolisis)
Uji oksihemoglobin dan deoksihemoglobin
Tujuan : membuktikan hemoglobin dapat mengikat oksige membentuk oksihemoglobin dan dapat terurai lagi menjadi oksigen dan deoksihemoglobin
Alat : tabung reaksi, pipet, beker glass
Bahan : darah segar, pereaksi stokes, larutan NH4OH
Prosedur :
Oksi HB
2ml darah + 6ml air suling ad hom, amati warna merah terang dari okihemoglobin yang terbentuk, bagi 2 larutan tersebut masing" 3ml. tabung 1 sebagai control, tabung 2 sebagai uji.
Pembentukan deoksiHB
Siapka tabung, isi 2ml pereaksi stokes + NH4OH secukupnya untuk melarukan endapan yang segera terbentuk (campuran ini adalah pereduksi kuat), masukkan campuran tersebut ke tabung 2 beberapa tetes, amati perubahan warnanya bandingkan dengan tabung 1.
Pembentukan kembali oksiHB dari deoksi HB
Kocok kuat tabung 2 maka akan terjadi kembali oksigenasi dari udara. Amati dan catat perubahan warnanya.
Proses
tabung
warna
Oksi HB
1
warna merah
2
warna merah
proses
Tabung
Warna
sesudah
Pembentukan deoksiHB
1
warna merah
warna merah
2
warna merah
Berwarna merah pekat
Proses
tabung
warna
Pembentukan kembali oksiHB dari deoksi HB
1
warna merah
2
warna merah
3. Uji untuk methemoglobin
Tujuan : memperlihatkan bila besi dalam molekul hemoglobin dioksidasi menjadi fe3+ maka terbentuk methb yang tidak bisa mengikat oksigen.
Alat : tabung reaksi, pipet, beker glass, penangas
Bahan : darah segar, pereaksi stokes, pereaksi K3Fe(CN)6
Prosedur :
Encerkan 1ml darah + 4ml air suling dalam tabung reaksi
+ beberapa tetes K3Fe(CN)6 33%, amati perubahan warna
+ pereaksi stokes, kocok kuat, amati perubahan warna
Encerkan 1 ml darah + 1ml air suling, panaskan sebentar, + 6ml K3Fe(CN)6 33%, ad hom, perhatikan gelembung oksigen yang terbentuk.
tabung
perlakuan
sebelum
sesudah
1
+ beberapa tetes K3Fe(CN)6 33%, + pereaksi stokes, kocok kuat
Merah
Merah pekat
2
Panaskan, + 6ml K3Fe(CN)6 33%
Teknik pemisahan albumin dan globulin serum dengan salting out
Tujuan : mengetahui perbedaan albumin dan globulin
Alat : tabung reaksi, pipet, beker glass, kertas saring
Bahan : serum, (NH4)2SO4, biuret, asetat encer
Prosedur :
3 ml serum dimasukkan ke tabung reaksi + 3ml (NH4)2SO4 jenuh, ad setengah jenuh
Kocok kuat 1 menit, diamkan 5 menit
Larutan di saring, presipitat dilarutkan dalam 3ml air
Ambil 1 ml presipitat, uji biuret, sisa 2 ml panaskan ad mendidih selama 5 menit, + 1 tetes asetat encer
Amati koagulasi
3ml filtrate hasil saringan, didihkan dalam penangas air selama 5 menit
Amati koagulasi
Bahan uji
tabung
perlakuan
sesudah
Presipitat
1ml
Tetesi biuret
warna biru muda
2ml
panaskan ad mendidih
Ada gumpalan
filtrat
3ml
didihkan
Ada gumpalan
PEMBAHASAN
Uji fragilitas globular eritrosit
Uji fragilitas osmotik eritrosit (juga disebut resistensi osmotik eritrosit) dilakukan untuk mengukur kemampuan eritrosit menahan terjadinya hemolisis (destruksi eritrosit) dalam larutan yang hipotonis. Jika terjadi hemolisis pada larutan salin yang sedikit hipotonis, keadaan ini dinamakan peningkatan fragilitas eritrosit (=penurunan resistensi/daya tahan eritrosit), dan apabila hemolisis terjadi pada larutan salin yang sangat hipotonis, keadaan ini mengindikasikan penurunan fragilitas osmotik (=peningkatan resistensi eritrosit).
Ini Karena hemoglobin keluar dari sel pada masing-masing tabung yang berisi larutan NaCl yang kadarnya berbeda-beda. Permulaan hemolisis pada konsentrasi NaCl 0,5% - 0,7% (terdapat dua lapisan warna yang dilapisan atas tak berwarna dan lapisan bawah berwarna merah ) dan hemolisis sempurna pada konsentrasi NaCl 0,2% - 0,4% (warna menjadi merah jernih merata)
Persentase hemolisis dalam keadaan normal adalah :
97 - 100 % hemolisis dalam NaCl 0,30%
50 - 90 % hemolisis dalam NaCl 0,40%
5 - 45 % hemolisis dalam NaCl 0,45%
0 % hemolisis dalam NaCl 0,55%
faktor lain yang mempercepat terjadinya fragilitas pada eritrosit adalah :
pH plasma, suhu, konsentrasi glukosa, dan saturasi oksigen pada darah
Eritrosit yang berumur lama cenderung memiliki fragilitas osmotik yang tinggi
Sampel darah yang diambil lebih dari 3 jam dapat menunjukkan peningkatan fragilitas osmotik.
Uji oksihemoglobin dan deoksihemoglobin
Pengujian kali ini bertujuan untuk memperlihatkan bahwa hemoglobin dapat mengikat oksigen menjadi HbO2 dan senyawa ini dapat terurai kembali menjadi deoksi Hb dan O2. Dalam keadaan tereduksi, Fe dalam hemoglobin dapat mengikat O2 menjadi HbO2. Dan HbO2 akan melepas 02 pada penambahan reaksi stokes.
Hb(Fe2) + 02 <<<<<>>>>> Hb(Fe2)02
Pada hasil percobaaan Oksihemoglobin warna larutan pada tabung merah. Kemudian pada percobaan deoksi diberikan pereaksi stokes darah menjadi berwarna merah pekat karena pada tabung tersebut terjadi proses pelepasan O2 (oksigen). Pada percobaan yang ketiga dengan pengojokan kuat diperoleh warana darah merah terang merata hal ini karena Hb mengikat O2 (oksigen) lagi dari udara.
Uji untuk methemoglobin
Darah yang didalamnya juga terkandung ion fe2+ dengan penambahan K3Fe(CN)6 33% akan mengalami oksidasi menjadi fe3+ dan terbentuklah metHb. MetHb ini tidak bisa mengikat oksigen sehingga warna yang di hasilkan adalah merah pekat.
Teknik pemisahan albumin dan globulin serum dengan salting out
Di dalam serum terdapat protein albumin dan globulin. Untuk mendapatkan atau menentukan adanya globulin ditambahkan (NH4)2 SO4 22% (ammonium sulfat jenuh).Prosedur ini untuk memisahkan protein dengan salting out .Albumin merupakan protein yang larut dalam air sedangkan globulin mempunyai sukar larut dalam air. Serum yang mengandung kedua protein (albumin dan globulin) ini ditambahkan garam ammonium sulfat 22%, maka globulin akan terpisah sebagai endapan dan albumin akan larut.
Pengendapan dapat terjadi karena saat amonium sulfat 22% ditambahkan pada serum, ion-ion garam amonium sulfat menarik molekul air dan albumin menjauh dari globulin. Hal ini disebabkan ion-ion pada garam amonium sulfat memiliki muatan berat jenis yang lebih besar dibandingkan protein, sehingga ketika ditambahkan akan berikatan dengan molekul air dan albumin yang dapat memaksa globulin berinteraksi, dan ketika menambahkan amonium sulfat dalam jumlah cukup menyebabkan terpresifitasi. Setelah proses ini, akan didapatkan endapan globulin yang akan disaring dengan kertas saring dan fitrat akan digunakan untuk pengujian albumin.
Endapan berupa gel tersebut kemudian dibilas menggunakan pelarut Nacl 1 % (sifat globulin larut dalam larutan garam encer) dengan volume kurang lebih 20 ml. Larutan ini kemudian ditetesi menggunakan biuret untuk membuktikan danya protein dalam darah. Apabila setelah diberi tetesan biuret, larutan berubah warna menjadi warna biru muda, darah positif mengandung protein globulin, perubahan warna bisa terjadi karena biuret bereaksi terhadap ikatan popride pada protein.
2ml presipitat dan filtrate yang di panaskan akan terbentuk gumpalan karena mengandung protein. Protein yang dipanaskan akan terjadi denaturasi dan menggumpal.
KESIMPULAN
Tingkat fragilitas eritrosit tergantung pada konsentrasi larutan NaCl.semakin rendah konsentrasinya maka semakin hemolisis
DeoksiHemoglobin akan mengakibatkan warna darah menjadi gelap. Dikarenakan hemoglobin yang tidak mengikat oksigen. Namun ketika dikocok kuat warna darah akan kembali merah terang karena pada saat itu terjadi reaksi oksigenasi dari udara. Yang dimana hemoglobin berhasil mengikat oksigen lagi.
dengan penambahan K3Fe(CN)6 33% akan mengalami oksidasi menjadi fe3+ dan terbentuklah metHb. MetHb yang tidak bisa mengikat oksigen.
ditambahkan garam ammonium sulfat 22%, maka globulin akan terpisah sebagai endapan dan albumin akan larut.
presipitat dan filtrate mengandung protein
DASAR PUSTAKA
Hamid, Abdul, 2001. "Biokimia Metabolisme Biomolekul". Penerbit Alfabeta : Jakarta.
Hardjasasmita, Pantjita. 2006. "Ikhtisar Biokimia Dasar". Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia : Jakarta.
Martoharsono, Soeharsono. 2000." Biokimia Jilid II". Penerbit Gadjah Mada University Press : Jakarta.
Lohninger, Albert.2008.dasar-dasar Biokimia Jilid I.Jakarta:Erlangga
Peara, Evvelyn C.2006.Anatomi dan fisiologi untuk paramedis.Jakarta:PT.Gramedia
LAMPIRAN 1
SOAL :
Jelaskan fungsi darah dalam kehidupan?
Pernafasan (Transport oksigen dari paru-paru ke jaringan-jaringan dan karbondioksida dari jaringan ke paru-paru)
Gizi (Transport zat-zat yang diabsorbsi melalui dinding usus )
Ekskresi (Transpor sisa metabolisme ke ginjal, paru, kulit dan usus untuk dibuang)
Mengatur suhu tubuh dengan meratakan panas badan.
Mengatur keseimbangan asam basa dalam tubuh.
Mengatur keseimbangan air melalui efek darah terhadap pertukaran air antara cairan yang bersirkulasi
Perlawanan tehadap peradangan
Transpor hormon
Transpor metabolit
Jelaskan perbedaan serum dengan plasma?
Darah terdiri dari plasma, serum, sel darah putih (sel yang melawan benda asing) dan sel darah merah (sel yang membawa oksigen). Perbedaan utama antara plasma dan serum terletak pada faktor pembekuan mereka. Plasma darah mengandung fibrinogen ini. Pada dasarnya, ketika serum dan plasma dipisahkan dari darah, plasma masih mempertahankan fibrinogen yang membantu dalam pembekuan sementara serum adalah bagian dari darah yang tersisa setelah fibrinogen ini dihilangkan. Jika darah dilakukan pemusingan atau sentrifugasi, dalam kondisi tidak terjadi pembekuan, maka supernatannya disebut plasma, jika dalam kondisi pembekuan darah, maka cairan yang terpisah dari bekuan darah disebut serum. Serum tidak mengandung fibrinogen.
Apa fungsi protein plasma dan beri contohnya ?
Mengatur keseimbangan cairan ekstraseluler tubuh, protein plasma menjaga keseimbangan tekanan osmotic dan intra vaskuler.
. Mengatur system penyangga dalam darah protein plasma dengan Hb berperan mengatur keseimbangan asam basa cairan tubuh.
Alat transport dalam darah, hormone/ tiroksin, kartisol, Ca, Mg, Cu, Fe, bilirubin.
Mengatur aktifitas sel dalam tubuh seperti enzim dan hormone.
Mengatur system pertahanan tubuh pembentukan immunoglubin, komplemen yang berperan dalam pertahanan tubuh.
System pembentukan darah.
Sebagai cadangan protein yang bersirkulasi terutama albumin merupakan cadangan bagi jaringan tubuh
Ada 3 jenis protein plasma yang utama: albumin, globulin, dan fibrinogen.
Jelakan factor yang menyebabkan hemolisis eritrosit ?
penambahan larutan hipotonis, hipertonis kedalam darah
penurunan tekanan permukaan membran eritrosit
Penambahan zat/unsur kimia tertentu
pemanasan dan pendinginan
rapuh karena ketuaan dalam sirkulasi darah dll.
Masalah medis yang timbul akibat turunnya fragilitas globular ?
Talasemia mayor dan minor (anemia Mediterania atau anemia Cooley)
anemia (defisiensi besi, defisiensi asam folat, defisiensi vit B6, sel sabit)
penyakit hemoglobin
polisitemia vera
post splenektomi
nekrosis hati akut dan sub akut
ikterik obstruktif.
Apa hemoglobin, apa fungsinya !
merupakan protein yang terdapat dalam sel darah merah (SDM). Protein tetramer yang dapat mengikat 4 atom oksigen per tetramer (satu pada tiap subunit hem), atom oksigen terikat pada atom Fe2+, yang terdapat pada hem, pada ikatan koordinasi ke 5. Protein tetramer kompak yang setiap monomernya terikat pada gugus prostetik hem dan keseluruhannya mempunyai berat molekul 64.450 Dalton. Darah mengandung 7,8 sampai 11,2 mMol hemoglobin monomer/L (12,6 sampai 18,4 gram/dL), tergantung pada jenis kelamin dan umur individu.
Fungsi Hemoglobin :
Mengikat dan membawa oksigen dari paru-paru ke seluruh jaringan tubuh.
Mengikat dan membawa CO2 dari seluruh jaringan tubuh ke paru-paru.
Memberi warna merah pada darah
Mempertahankan keseimbangan asam-basa dari tubuh
KASUS :
1. Seorang wanita gemuk usia 50 tahun datang ke suatu klinik kesehatan, dengan keluhan haus yang berlebihan, banyak minum, dan sering buang air kecil. Sebelumnya tidak pernah ada keluhan medis dan sudah lama tidak kedokter. Hasil pemeriksaan fisik, umumnya normal, dan dokter mengatakan bahwa wanita tersebut tidak dalam kondisi sakit akut. Urinalis menunjukkan glukosa meningkat dan kadar glukosa serum sewaktu adalah 320 mg/dL. Menurut saudara:
a. Penyakit apakah yang dialami wanita tersebut?
b. Sistem organ apakah yang terlibat dalam penyakit tersebut?
c. Apakah dasar biokimia dari penyakit tersebut?
2. Pemeriksaan kadar kolesterol darah seseorang penderita berumur 55 tahun dilakukan di suatu klinik. Analisis berdasarkan reaksi berikut:
Cholerterol esters + H2O -> cholesterol + fatty acids
Cholesterol + O2 -> cholest-4-ene-3-one +H2O2
H2O2 + phenol + 4-aminoantipyrine -> quinoneimine chromogen λmax = 510 nm
Tabel 1. Hasil Pemeriksaan Terbaru Tabel 2. HasilPemeriksaan Sebelumnya
Tabung
A510(x)
A510(s)
1
0,825
0,195
2
0,890
0,214
3
0,876
0,202
Tabung
A510(x)
A510(s)
1
0,600
0,301
2
0,580
0,214
3
0,760
0,202
Cholesterol concentration (mg/100 mL) = A510(x) / A510(s) X Cz
Keterangan =
x = sampel, s = kolesterol standar, Cs = konsentrasi kolesterol standar (100mg/100mL)
Tabel 3. Average total human serum cholesterol levels as afunction of age
Age years
Total cholesterol (mg/1oomL serum)
0 – 19
120 -230
20 – 29
120 – 240
30 – 39
140 – 270
40 – 49
150 – 310
50 - 59
160 - 330
Menurut saudara:
a) Apakah penderita tersebut mengalami hypercholesterolemia? Jelaskan perubahan kadar kolesterol antara dua pemeriksaan tersebut?
b) Jelaskan korelasi kadarkolesteroldengan "heart disease"!
c) Apakah adahubungan antarahypercholesterolemia denganpenyakit batu empedu? Jelaskan alasannya!
d) Apakah dasar biokimia dari pertanyaan c?
3. Seorang anakberusia 1 tahun, dia ke IRD, karena mual, muntah dan sakit perut selama 2 hari. Tes laboratorium, kadar trigliserida, amylase, dan lipase serumnya tinggi, sedangkan aktivitas lipoprotein lipasenya turun. Riwayat keluaarga, dari keluarga ibunya, ada beberapa yang menderita sakit jantung sejak dini.
Menurut saudara:
a) Apakah dugaan penyakit yang dialami anak tersebut? Jelaskan berdasarkan datayang ada!
b) Apakah kelainan biokimia yang menndasari?
c) Apakah peran lipoproteinlipase?
d) Apakah yang menyebabkan hypertrigliseridemia?
4. Hasil pemeriksaan laboratorium pasien DM tipe I yang tidakterkontrol menunjukkan hiperglikemia (634mg/dL)dan hipertrigliseridemia (498mg/dL)
a) Apakah kelainan biokimia yang mendasari?
b) Mengapa penderita DM bias mengalami hipertrigliseridemia?
JAWAB :
1.
a) Wanita tersebut menderita penyakit diabetes mellitus
b) Sistem organ yang terlibat adalah pancreas
c) Dasar biokimia: Kadar glukosa serum saat itu diatas 200mg/dL adalah termasuk kadar glukosa yang tinggi, sedangkan pada wanita tersebut, kadar glukosa serum 320mg/dL, maka wanita tersebut mengidap penyakit diabetes mellitus. Diabetes mellitus merupakan suatu penyakit dimana kadar glukosa tinggi dalam darah karena pancreas tidak dapat melepaskan atau mengguanakan insulin dengan tepat.
2.
Tabel 1. Hasil Pemeriksaan Terbaru Tabel 2. HasilPemeriksaan Sebelumnya
Tabung
A510(x)
A510(s)
1
0,825
0,195
2
0,890
0,214
3
0,876
0,202
Rata-rata
423,7/100mL
Tabung
A510(x)
A510(s)
1
0,600
0,301
2
0,580
0,214
3
0,760
0,202
Rata-rata
282/100mL
a) Ya, dari data pasien berumur 55 tahun, kadar normal kolesterolnya berkisar 160 – 330mg/100mL. berdasarkan pemeriksaan sebelumnya, rata-rata konsentrasi kolesterol 282mg/100mL, yang berarti masih dalam batas normal. Akan tetapi pada pemeriksaan terbaru, rata-rata konsentrasi kolesterol 423,7mg/dL yang berarti melebihi batas normal kadar kolesterol.
b) Dasar hypercholesterolemia diidentifikasikan suatu defisiensi reseptor LDL, karena tidak adanya membrane reseptor, masuknya kompleks kolesterol LDL kedalamsel terganggu. Akibatnya kehilangan pengaturan normal sintesis kolesterol, yang dapat menimbulkan kadar kolesterol plasma yang tinggi dan permulaan aterosklerosis dengan pembentukan plak pada dinding bagian dalam pembuluh darah, juga pada pembuluh darah di jantung. Jika lama kelamaan maka akan terjadi penyumbatan yang mengakibatkan gangguan aliran darah untuk suplai nutrisi dan oksigen sehingga terjadi serangan jantung.
c) Ada, karena kolesterol menghasilkan metabolit berupa garam empedu yang jika selalu bertambah maka masanya semaki membesar menyerupai batu.
d) Garam empedu merupakan metabolit kolesterol untuk pencernaan normal dari lemak, merupakan molekul amfiotik dalam usus kecil untuk melarutkan makanan, sekitar 80%dari empedu. Pada kasus ini,pasien terjadi hypercholesterolemia, kolesterol yang tinggi menyebabkan produksi metabolitnya juga semakin tinggi yaitu garam empedu.sehingga garam empedu banyak yang menumpuk pada kantong empedu dan mengalami pemadatan hingga menjadi batu empedu.
3.
a. Hipertrigliseridemia, Karena pada hasil tes, kadar trigliseridanya meningkat, sedangkan lipoprotein lipasenya menurun. Padahal lipoprotein lipase bertugas untuk memecah trigliserida menjadi asam lemak gliserol
b. Kelainan karena lipoprotein lipase merupakan jenis enzim lipase yang mempercepat proses reaksi hidrolisis pada trigliserida, sehingga jika lipoprotein lipase turun, proses hidrolisis trigliserida terhambat. Trigliserida dapat dipecah menjadi asam lemak dan gliserol.
c. Peran lipoprotein lipase yaitu untuk memecah trigliserida menjadi asam lemak dan gliserol
d. Faktor-faktor hipertrigliseridemia :
Berat badan yang berlebihan (obesitas)
Kurang beraktifitas
Mengkonsumsimakanan yang mengandung karbohidrat dan lemak jenuh secara berlebih
Adanya penyakit ginjal/hati
Penyakit kencing manis
Faktor keturunan (genetic), sulit diatasi kaerna reseptor didalam sel-sel hati yang bertugas untuk mengubah trigliserida yang berlebih menjadi kolesterol sudah mengalami cacat bawaan.
4.
Hiperglikemia
Kelainan hiperglikemia: kekurangan insulibn yang memegang peran penting, pengangkutan pankrean,kerusakan sel beta,sellangerhans, factor hereditas. Hiperglikemia adalah tingginya kadar glukosa dalam darah karena perusakan pada sel beta pankres, sehingga sekresi insulin terhambat atau karena reseptor insulin tidakbekerja.
Karena mengalami kelainan hiperglikemia maka artinya insulin mengalami kerusakan permanen. Hormone glukagonlah yang bekerja (glukogenolisis, glukoneogenesis, lipolisis) untuk memecah glukosa. Hasil akhir pemecahan lemak adalah asam lemak yang kemudian dibawa ke hati untuk di ubah menjadi trigliserida dan kolesterol. Jumlah trigliserida inilah yang berlebihan pada darah menyebabkan hypertrigliseridemia