KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberi rahmat dan karunia- Nya karunia- Nya sehingga makalah tentang “Asuhan Keperawatan Pada Pasien HNP” ini dapat terselesaikan. Makalah ini diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Medikal Bedah. Adapun makalah ini masih jauh dari sempurna. Semoga makalah ini memberikan informasi bagi mahasiswa STIK Sint Carolus semester empat (4) khususnya untuk pengembangan ilmu pengetahuan.
Jakarta, 3 Maret 2014
Penyusun
1
DAFTAR ISI Kata Pengantar Daftar Isi
……………………………………………….……….1 ……………………………………………….………. 1 ………………………………………………..………2 ………………………………………………..……… 2
BAB I PENDAHULUAN 1.1
Latar Belakang ………………………………………………………... ………………………………………………………...3 3
1.2
Tujuan Seminar ………………………………………………………... ………………………………………………………...4 4
1.3
Manfaat
………………………………………………………...4 ………………………………………………………... 4
BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1
Definisi
……………………………………………….. ………………………… …………………….. 5-6
2.2
Anatomi Fisiologis
………………………………………………....7-8 .7-8
2.3
Tanda dan Gejala
……………………………………………….... 9 9
2.4
Komplikasi
………………………………………………….9 ………………………………………………… .9
2.5
Lab dan Tes Diagnostik ………………………………………………… …………………………………………………10 10
2.6
Penatalaksanaan Medis ………………………………………………… …………………………………………………11 11
2.7
Pengkajian
2.8
Diagnosa Keperawatan ………………………………………………….14 ………………………………………………….14
2.9
Asuhan Keperawatan …………………………………………………...14-19 14-19
2.10
Discharge Planning
………………………………………………….19 …………………………………………………. 19
2.11
Patoflow Diagram
…………………………………………………..20
DAFTAR PUSTAKA
…………………………………………………12-13 ………………………………………………… 12-13
………………………………………………….21
2
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Hernia Nukleus Pulposus atau biasa disebut HNP adalah merupakan salah satu dari penyebab nyeri pinggang bawah akibat proses degeneratif. Hampir semua orang pernah mengalami nyeri pinggang bawah. Nyeri pinggang biasanya diderita pada orang pria dewasa karena penderita mayoritas melakukan suatu aktivitas mengangkat beban yang berat dan sering membungkuk. Penderita penyakit ini sering mengeluh sakit pinggang yang menjalar ke tungkai bawah terutama pada saat aktivitas membungkuk.. Aktivitas ini banyak dilakukan oleh para pekerja bangunan,
pembantu rumah tangga, olahragawan angkat besi, kuli
pelabuhan, dll. HNP adalah suatu keadaan di mana sebagian atau seluruh bagian dari nukleus pulposus mengalami penonjolan kedalam kanalis spinalis. Hernia Nukleus Pulposus (HNP) merupakan salah satu penyebab dari nyeri punggung (NPB) Prevalensinya berkisar antara 12% dari populasi. HNP lumbalis paling sering (90%) mengenai diskus intervertebralis L5-S1 dan L4-L5. Tindakan pembedahan jarang diperlukan kecuali pada keadaan tertentu. Nukleus pulposus tidak mempunyai persarafan, sehingga tidak menimbulkan rasa nyeri, tetapi bila ia mendorong ke belakang, ia meregangkan anulus fibrosus dan menimbulkan rasa nyeri. Karena ikat-ikat posterior longitudinal menutupi anulus fibrosus di bagian tengah, herniasi lebih sering mendorong ke arah posterolateral. HNP dapat dilakukan pembedahan Laminektomi. Laminektomi adalah suatu tindakan pembedahan atau pengeluaran atau pemotongan lamina tulang belakang dan biasanya dilakukan untuk memperbaiki luka pada spinal. Laminektomi dilakukan dengan tujuan menghilangkan tekanan atau desakan terhadap akar saraf spinal yang disebabkan oleh herniasi diskus, stenosis spinal, fraktur vertebra, tumor spinal, atau penyempitan spinal kongenital.
3
1.2 Tujuan Seminar Agar dapat memahami pengertian yang terkait patofisiologi Hernia Nukleus Pulposus (HNP) serta dapat menentukan diagnosa keperawatan yang tepat yang berhubungan dengan penyakit Hernia Nucleus Pulposus (HNP).
1.3 Manfaat Diharapkan mahasiswa dapat memahami tentang penyakit HNP serta dapat membuat asuhan keperawatannya dan dapat mengimplementasikannya.
4
BAB II TINJAUAN TEORITIS
2.1 Definisi
Herniasi atau rupture dari diskus invertebrate adalah protrusi nucleus pulposus bersama dengan beberapa bagian annulus ke dalam kanalis spinalis atau foramen
interverterbralis
(Kapita
Selekta
Kedokteran, 2000). Hernia Nukleus Pulposus (HNP) atau herniasi diskus lumbal
HNP adalah suatu
keadaan di mana sebagian atau seluruh nukleus pulposus mengalami penonjolan ke dalam kanalis spinalis. HNP paling sering terjadi di daerah L4-L5 dan L5-S1, kemudian di leher pada C5-C6. Paling jarang terjadi di torakal. HNP sering menyebabkan nyeri punggung bawah (Low Back Pain). Nyeri punggung bawah atau LBP adalah nyeri yang terbatas pada region lumbar, tetapi gejalanya lebih merata dan tidak hanya terbatas pada satu radiks saraf, namun secara luas berasal dari diskus intervertebralis lumbal. Diskus kartilago
Intervertebralis yang
adalah
membentuk
lempengan
sebuah
bantalan
diantara tubuh vertebra. Material yang keras dan fibrosa ini digabungkan dalam satu kapsul. Bantalan seperti bola dibagian tengah diskus disebut
nukleus
pulposus.
rupturnya nukleus pulposus.
5
HNP
merupakan
Hernia Nukleus Pulposus bisa ke korpus
vertebra
diatas
atau
bawahnya, bisa juga langsung ke kanalis
vertebralis.
Apabila
kondisi ini berlangsung terus menerus
dapat
menimbulkan
komplikasi antara lain berupa radiklitis
(iritasi
cedera
medulla
parestese,
akar
saraf), spinalis,
kelumpuhan
pada
tungkai bawah, sehingga dapat dilakukan pembedahan Laminektomi yaitu eksisi pembedahan untuk mengangkat lamina dan memungkinkan ahli bedah spinalis, mengidentifikasi dan mengangkat patologi dan menghilangkan kompresi medulla dan radiks, laminektomi juga berarti eksisi vertebra posterior dan umumnya dilakukan untuk menghilangkan tekanan atau nyeri akibat HNP.
6
2.2 Anatomi Fisiologis
Vertebra merupakan tulang tak beraturan yang membentuk punggung d a n m u d a h digerakan. Fungsinya yaitu menahan kepala dan anggota tubuh yang lain, melindungi organ-organ vital, sebagai tempat melekatnya tulang iga dan tulang pa nggu l, ser ta me nen tu ka n sikap tubuh. Kolumna vertebralis dibentuk oleh 33 vertebrae yang terbagi yaitu ; a. 7 Tulang Cervical Tulang cervical 1 (C1) di sebut tulang Altas, tulang ini bersendi dengan Cranium dan mempunyai kekhasan, bahwa ia tdk memiliki Corpus vertebra Tulang cervical 2 (C2) disebut tulang epistropheus, ia mempunyai kekhasaan bahwa ia memiliki Dens-epistropheus di bagian posterior yang bersendi dengan permukaan dalam tulang atlas Tulang cervical 3 sampai 7 memiliki corpus vertebrae yang tersusun ke bawah makin besar . C7 memiliki kekhasaan bahwa processus spinosusnya paling menonjol ke belakang. b. 12 Tulang Thoracal Kekhasaan tulang thoracal adalah memiliki permukaan sendi dengan tulang iga(costa) c.
5 Tulang Lumbal
Kekhasaan tulang lumbal adalah memiliki corpus vertebrata yang besar ukurannya d.
5 Tulang Sacral
Tulang ini menyatu membentuk satu tulang Os sacrum dengan garis-garis penghubung tulang yang masih Nampak. Namun tidak terjadi pergerakan tulang-tulang karena telah menyatu. Os sacrum membentuk cekungan kea rah depan dan ini memrupakan sisi belakang dari rongga panggul. e.
4 Tulang Coccygis
Di sebut pula tulang ekor, pada manusia, tulang coccygis sudah rudimenter (mengalami kemunduran) tinggal sisa-sisanya saja dan tidak berfungsi lagi. Karena itu “ekor” manusia tidak lagi menonjol ke luar. 7
Tulang (belakang) pada batang punggung sepanjang punggung, menghubungkan tengkorak dengan panggul. Tulang ini melindungi syaraf yang menonjol pada otak dan menjalar kebawah punggung dan ke seluruh tubuh. tulang belakang tersebut dipisahkan oleh piringan yang berisi bahan yang lembut, seperti agar-agar, yang menyediakan batalan ke batang tulang belakang. Diskus intervertebralis adalah lempengan kartilago yang membentuk sebuah bantalan diantara tubuh vertebra. Material yang keras dan fibrosa ini digabungkan dalam satu kapsul. Bantalan seperti bola dibagian tengah diskus disebut nukleus pulposus. Piringan ini bisa hernia (bergerak keluar dari tempatnya) atau pecah karena luka berat atau tegangan. Nukleus pulposus adalah gel viskus yang terdiri dari proteoglikan yang mengandung kadar air yang tinggi. Nukleus pulposus memiliki fungsi menahan sebagai
beban sekaligus
bantalan.
bertambahnya
usia
Dengan kemampuan
nukleus pulposus menahan air sangat berkurang sehingga diskus mengerut, terjadi penurunan vaskularisasi sehingga diskus menjadi kurang elastis. Pada diskus yang sehat, nukleus pulposus akan mendistribusikan beban secara merata ke segala arah, namun nukleus pulposus yang mengerut akan mendistribusikan beban secara asimetris, akibatnya dapat terjadi cedera atau robekan pada anulus. Tahap pertama sobeknya annulus fibrosus itu bersifat sirkumferensial. Karena adanya gaya traumati berulang, sobekan itu menjadi lebih besar dan timbul sobekan radial dan dapat mencapai ke kanalis vertebralis.
8
2.3 Tanda dan Gejala
-
Nyeri pinggang bawah dalam beberapa minggu atau beberapa tahun
-
Sifat nyeri khas dari posisi berbaring ke duduk, nyeri mulai dari pantat dan terus menjalar ke bagian belakang lutut kemudian ke tungkai bawah
-
Nyeri bertambah bila daerah L5-S1 ditekan
-
Rasa baal/kesemutan di pinggang sampai kaki.
-
Nyeri trauma
-
Kelemahan ekstremitas bawah
-
Kehilangan sensori
2.4 Komplikasi -
Kelemahan dan atropi otot
-
Trauma serabut saraf dan jaringan lain
-
Kehilangan kontrol otot spincter
-
Paralisis atau ketidak kemampuan pergerakan
-
Infeksi dan inflamasi pada tingkat pembedahan diskus spinal
-
Cidera arteri vertebral
-
Radiklitis (iritasi akar saraf)
-
Cedera medulla spinalis
-
Kelumpuhan pada tungkai bawah
-
Radang pada membran arakhnoid (setelah pembedahan)
9
2.5 Lab dan Tes Diagnostik -
Rontgen Pemeriksaan dengan sinar X atau fleuroskopi dari columna vertebralis dan ekstremitas
-
CT scan lumbosakral Dapat memperlihatkan letak disk protusion.
-
MRI Dapat memperlihatkan perubahan tulang dan jaringan lunak divertebra serta herniasi.
-
Myelogram Dapat menunjukkan lokasi lesi untuk menegaska pemeriksaan fisik sebelum pembedahan
-
Elektromyografi (EMG) Dapat menunjukkan lokasi lesi meliputi bagian akar saraf spinal.
-
Epidural venogram Menunjukkan lokasi herniasi
-
Lumbal pungsi Untuk mengetahui kondisi infeksi dan kondisi cairan serebro spinal.
-
Iskografi Pemeriksaan diskus dilakukan menggunakan kontras untuk melihat seberapa besar daerah diskus yang keluar pada kanalis vertebralis
-
Tomografi scan Melihat gambaran vertebra dan jaringan di sekitarn ya termasuk diskus invertebralis
-
Mielografi Untuk mengetahui adanya penyumbatan hambatan kanalis spinalis
10
2.6 Penatalaksanaan Medis -
Terapi konservatif
a. Tirah baring Tirah baring berguna untuk mengurangi rasa nyeri mekanik dan tekanan intradiskal b. Terapi obat Cyclobenzaprine untuk relaksan otot, Ketoprofen untuk obat anti inflamasi, Tramadol untuk pereda nyeri, Amitriptyline untuk obat antidepresan c. Fisioterapi Untuk relaksasi otot dan mengurangi lordosis -
Pembedahan Tujuannya untuk mengurangi tekanan pada radiks saraf untuk mengurangi nyeri dan mengubah defisit neurologik. Biasanya pembedahan Laminektomi yaitu mengangkat lamina untuk memajankan elemen neural pada kanalis spinalis, memungkinkan ahli bedah untuk menginspeksi kanalis spinalis, mengidentifikasi dan mengangkat patologi dan menghilangkan kompresi medulla dan radiks
-
Imobilisasi Untuk memperkecil cidera berkelanjutan
11
2.7 Pengkajian
Data pasien Nama, umur, agama, pendidikan, pekerjaan, alamat, jenis kelamin, status perkawinan dan wali klien.
Keluhan utama Nyeri pada punggung bawah
Riwayat sakit dan Kesehatan -
Riwayat sakit saat ini Kaji riwayat trauma akibat mengangkat atau mendorong benda yang berat. Pengkajian paraparesis flasid, parestesia, dan retensi urine. Keluhan nyeri pada punggung bawah dan kesemutan (parastesia) atau baal, dan kekuatan otot menurun.
-
Riwayat sakit terdahulu Pasien pernah menderita tuberkulosis tulang,osteomielitis, keganasan (mielomamultipleks), metabolik (osteoporosis), hipertensi, cedera tulang belakang, diabetes melitus, dan penyakit jantung.
-
Riwayat penyakit keluarga Mengkaji adanya anggota generasi terdahulu yang menderita hipertensi dan diabetes melitus.
Pengkajian Pola Gordon
1. Pola aktifitas dan latihan DS: -
Mengangkat benda berat
-
Duduk dan mengemudi dalam waktu yang lama
-
Penurunan rentang gerak dari ekstremitas pada salah satu bagian tubuh
-
Tidak mampu melakukan aktivitas yang biasa dilakukan DO:
-
Postur tubuh
-
Gangguan dalam berjalan
-
Atrofi otot pada bagian tubuh yang terkena
2. Pola eliminasi DS: -
Mengalami kesulitan dalam defekasi
-
Adanya inkontinensia/ retensi urine
12
DO: -
Observasi feses dan urine
-
Palpasi kandung kemih
3. Pola presepsi kognitif DS: -
Kesemutan dan kekakuan
-
Nyeri dari tangan/kaki
-
Nyeri punggung DO :
-
Penurunan refleks tendon dalam
-
Kelemahan otot
4. Pola persepsi dan konsep diri DS: -
Adanya kecemasan
-
Merasa tidak berdaya DO:
-
Tampak cemas dan despresi
-
Menghindar dari keluarga/orang terdekat
-
Postur tubuh
13
2.8 Diagnosa Keperawatan
Pra Operasi No.
Diagnosa Keperawatan Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan gangguan neuromuscular Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera fisik Ansietas yang berhubungan dengan perasaan takut
Post Operasi No.
Diagnosa Keperawatan Kelambatan pemulihan pasca bedah berhubungan dengan prosedur pembedahan luas Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan keadaan alam perasaan depresi atau ansietas Defisit perawatan diri berhubungan dengan anjuran imobilisasi pasca operasi
2.9 Asuhan Keperawatan
Pra Operasi No.
Diagnosa
Hasil Yang Diharapkan
Intervensi
Keperawatan Hambatan mobilitas 1. Klien dapat berjalan
1. Kaji mobilitas yang ada dan
fisik berhubungan
secara mandiri dalam
observasi peningkatan
dengan gangguan
waktu 7 hari
kerusakan
neuromuscular
2. Klien dapat melakukan
dan melanjutkan aktivitas secara mandiri dalam waktu 7 hari
R: mengetahui tingkat kemampuan pasien dalam melakukan aktivitas
2. Lakukan gerakan pasif pada eksternitas yang sakit
R: otor volunter akan kehilangan tonus dan kekuatannya bila tidak dilatih untuk gerak
14
3. Ajarkan pasien untuk melakukan latihan gerak aktif pada ekstermitas yang tidak sakit
R: gerakan aktif memberikan massa, tonus, dan kekuatan otot
4. Kolaborasi dengan ahli fioterapi untuk latihan fisik pasien
R: peningkatan kemampuan dalam mobilita ekstermitas dapat ditingkatkan dengan latihan fisik dari tim fisiterapi
Nyeri akut berhubungan
1. Nyeri klien berkurang
dengan skala nyeri 0-1
1. Kaji adanya keluhan nyeri, catat lokasi, dan menetapkan skala nyeri dari 0-10
dengan agen cidera
R: membantu menentukan
fisik
pilihan intervensi dan memberikan dasar untuk perbandingan dan evaluasi terhadap nyeri.
2. Pertahankan tirah baring. Letakkan pasien pada posisi semi fowler dengan tulang spinal, pinggang dan lutut dalam keaadaan fleksi
R: agar syaraf pada tulang belakang tidak terjepit sehingga mengurangi nyeri 3. Instruksikan pasien untuk melakukan teksik relaksasi
R: memfokuskan perhatian 15
pasien, membantu merunkan tegangan otot dan meningkatkan proses penyembuhan 4. Berikan tempat tidur ortopedik/ letakkan papan di bawah kasur
R: memberikan sokongan dan menurunkan fleksi spinal yang menurunkan pasme otot Ansietas yang
1. Kecemasan klien atau
1. Kaji tingkat ansietas pasien
berhubungan dengan
berkurang dan dapat
R: membantu dalam
perasaan takut
mengindentifikasi ketidak
mengindentifikasi kekuatan
efektifan prilaku koping
dan ketrampilan yang mungkin
dan konsekuensinya
membantu pasien mengatasi keadaanya sekarang.
2. Bantu klien mengekspresikan marah, kehilangan dan takut
R: cemas yang berkelanjutan memberikan dampak serangan jantung selanjutnya
3. Beri kesempatan kepada pasien untuk mengungkapkan ansietasnya
R: dapat menghilangkan ketegangan terhadap kekhawatiran yang tidak di ekspresikan
4. Rujuk pada kelompok penyokong yang ada, pelayanan sosial, konselor finansial, dan psikoterapi
R: memberikan dukungan
16
untuk beraptasi pada perubahan dan memberikan sumber-sumber untuk mengatasi masalah
Post Operasi No.
Diagnosa
Hasil Yang Diharapkan
Intervensi
Keperawatan 1
Kelambatan
1. Menunjukan adanya
1. Kaji TTV klien
pemulihan pasca
penyembuhan insisi
R: untuk menentukan dan
bedah berhubungan
pembedahan yang
mencegah adanya komplikasi
dengan prosedur
ditandai dengan tepi luka 2. Beri posisi lateral
pembedahan luas
menyatu dalam waktu 5
R: untuk meningkatkan
hari
kenyamanan dan keamanan serta mencegah komplikasi pada klien 3. Bantu mobilisasi klien di tempat tidur R: untuk memenuhi kebutuhan dasar klien 4. Bantu klien dalam perawatan diri R: untuk memenuhi kebutuhan dasar klien 5. Rawat luka dari pembedahan R: untuk mengurangi resiko infeksi, komplikasi luka dan meningkatkan penyembuhan luka 6. Diet makanan setelah operasi 17
R: untuk membantu mempercepat penyembuhan luka Hambatan mobilitas 1. Klien dapat melakukan
1. Kaji kemampuan mobilisasi
fisik berhubungan
mobilisasi secara mandiri
klien
dengan keadaan
dalam waktu 7 hari
R: untuk mengetahui tingkat
alam perasaan depresi atau ansietas
2. Klien dapat melakukan
kemampuan pasien dalam
dan melanjutkan aktivitas
mengubah letak tubuh secara
secara mandiri dalam
mandiri
waktu 7 hari
2. Bantu klien untuk mobilisasi R: untuk memenuhi kebutuhan dasar klien 3. Fasilitasi klien dengan alat bantu R: untuk membantu klien melakukan aktifitasnya secara tanpa bantuan orang lain 4. Latih ROM R: untuk mempertahankan kekuatan otot
Defisit perawatan
1. Klien mampu melakukan 2. Kaji kemampuan klien dalam
diri berhubungan
perawatan diri secara
merawat diri
dengan anjuran
mandiri dalam waktu 5
R: untuk mengetahui sejauh
imobilisasi pasca
hari
mana pasien bisa melakukan
operasi
hal secara mandiri 3. Bantu klien mandi R: untuk memenuhi kebutuhan dasar klien 4. Latih klien untuk perawatan diri sendiri R: untuk memandirikan pasien 18
5. Libatkan keluarga dalam membantu perawatan diri klien R: untuk memudahkan pihak keluarga dalam membantu klien ketika sudah pulang ke rumah
2.10 Discharge Planing -
Anjurkan klien untuk istirahat
-
Ajarkan klien latihan peregangan punggung dan memperkuat punggung
-
Anjurkan klien untuk menurunkan berat badan bila melebihi IMT normal
-
Anjurkan klien untuk mengurangi aktivitas yang menimbulkan fleksi dengan peregangan pada spinal
-
Anjurkan klien untuk kompres lembab hangat untuk membantu otot – otot yang kaku menjadi rileks
-
Anjurkan klien untuk menghindari kerja berat selama 2-3 bulan setelah operasi
19
2.11 Patoflow Diagram
Faktor Predisposisi: Etiologi: -
Proses degeneratif
-
Pekerjaan
-
Salah posisi
-
Jenis kelamin
Faktor Presipitasi:
-
Usia
-
Mengangkat beban terlalu berat
-
Sering membungkuk
-
Usia ↑ kandungan air pada diskus vertebralis ↓
-
Diskus vertebralis tidak elastis saat menerima beban
HNP
Nukleus pulposus terdorong
Ujung saraf spinal tertekan
Gangguan eliminasi urin Nyeri akut berhubungan
berhubungan dengan Nyeri
dengan agen cidera
Retensi Urin
sensori motorik
fisik
Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan gangguan neuromuscular
-
Kelemahan
-
Trauma serabut saraf
-
Kehilangan kontrol otot spincter
dan jaringan lain -
Paralisis atau ketidak kemampuan pergerakan
Defisit perawatan
Laminektomi
diri berhubungan dengan anjuran
Hambatan mobilitas fisik berhubungan
-
imobilisasi pasca operasi
Kelambatan pemulihan pasca bedah berhubungan dengan rosedur embedahan luas
-
Infeksi dan inflamasi pada tingkat
dengan keadaan
pembedahan diskus spinal
alam perasaan
Cidera arteri vertebral
depresi atau ansietas
20 Kematian