LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN KELOMPOK IV
PENERAPAN KESEHATAN KERJA
DI PT. ASTRA OTOPARTS
JAKARTA 17 DESEMBER 2015
KELOMPOK IV
1. AHMAD CHOIRI
2. ARIF NAUVAL
3. AWAN
4. FAMILIANTORO
5. MELIA
6. RYAN DWI
7. YOGA PRASETYA
8. YOHANES
CALON AHLI KESELAMATAN DAN KESEHATAN
KERJA UMUM
2015
DAFTAR ISI :
Halaman
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 3
B. Maksud dan Tujuan 4
C. Ruang Lingkup 5
D. Dasar Hukum 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Pelayanan Kesehatan Kerja 7
B. Sumber bahaya yang berpotensi pada kesehatan Kerja 8
C. Pengelolaan kesehatan kerja di tempat kerja 8
BAB III KONDISI PERUSAHAAN 10
BAB IV TEMUAN DAN ANALISA 14
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan 18
B. Saran 18
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berkembangnya dunia industri dewasa ini semakin lama semakin meningkat,
begitu juga dalam hal penggunaan teknologi dan sarana untuk membantu
manusia. Peningkatan jumlah peralatan yang digunakan oleh pekerja dalam
dunia industri ini tentunya juga disertai dengan meningkatnya potensi
bahaya serta dampak bagi kesehatan maupun bagi lingkungan di sekitarnya.
Potensi bahaya serta dampak ini apabila tidak dikendalikan dan tidak
diawasi dapat mengarah pada timbulnya risiko kecelakaan. Untuk itu,
Depnakertrans melalui Per-04/MEN/1987 tentang P2K3 serta Tata Cara
Penunjukan Ahli Keselamatan Kerja, menunjuk ahli keselamatan kerja dalam
perusahaan untuk membantu melaksanakan dan menegakkan peraturan dan
perundangan K3 secara optimal di perusahaan tersebut. Sehingga nantinya
kegiatan di industri tersebut dapat berjalan dengan baik dan tenaga
kerja bebas dari rasa ketidak nyamanan dalam bekerja serta keselamatan
dan kesehatannya terjamin.
Peningkatan dunia industri kontruksi semakin lama semakin meningkat
begitu juga peningkatan keahlian dalam masyarakat global Asean dalam hal
keselamatan dan kesehatan kerja. Perubahan teknologi menuntut
pengembangan SDM yang harus disesuaikan dengan peralatan yang akan
digunakan untuk bekerja. Hal ini tentunya juga disertai dengan
meningkatnya potensi bahaya serta dampak bagi kesehatan maupun bagi
lingkungan di sekitarnya. Sehingga nantinya kegiatan di industri
tersebut dapat berjalan dengan baik dan tenaga kerja bebas dari rasa
ketidak nyamanan dalam bekerja serta keselamatan dan kesehatannya
terjamin.
Pekerja yang ada di sebuah perusahaan tentunya bervariasi, baik dari
jumlah, kemampuan dan pengetahuan, serta jenis pekerjannya. Semua
pekerja dalam melaksanakan tugasnya selalu memiliki potensi bahaya yang
bila tidak ditanggulangi dengan baik dan benar dapat menimbulkan dampak
negatif terhadap keselamatan dan kesehatannya yang pada akhirnya akan
mempengaruhi produktifitas kerjanya.
Dalam suatu kegiatan industri, paparan dan resiko terhadap pekerja akan
bahaya yang ada di tempat kerja tersebut pasti selalu terjadi. Berbagai
usaha pencegahan dan penanggulangan terhadap kemungkinan resiko tersebut
harus senantiasa diupayakan. Salah satu bidang yang harus diupayakan
adalah dalam pengawasan lingkungan kerja.
Seperti yang diamanatkan dalam Undang-undang No 1 tahun 1970 tentang
faktor lingkungan kerja pada pasal 3 ayat 1 serta untuk pengawasan
kesehatan kerja pada pasal 2, pasal 3, pasal 5, pasal 8, pasal 9, pasal
11, pasal 12, dan pasal 14 serta mengacu pada Permenaker no. 03/MEN/1982
tentang Pelayanan Kesehatan Kerja.
B. Maksud dan Tujuan
Tujuan Observasi Secara Umum
1. Diharapkan setiap peserta dapat mengetahui sumber-sumber bahaya di
lokasi kerja dan memahami dasar-dasar keselamatan dan kesehatan
lingkungan kerja.
2. Bahan seminar dalam pelaksanaan "Pendidikan dan Latihan Calon Ahli K3
Umum" untuk meningkatkan pengetahuan, keahlian Calon Ahli K3 Umum.
Tujuan Observasi Secara Khusus
Diharapkan setiap peserta dapat:
1. Memeriksa kondisi spesifik kesehatan kerja karyawan.
2. Memastikan standar Pelayanan Kesehatan Kerja berjalan dengan baik.
3. Mengetahui sumber-sumber bahaya atau potensi yang mengakibatkan
gangguan kesehatan kerja.
C. Ruang Lingkup
1. Lokasi dan Waktu
PKL diadakan di PT. Astra Otoparts, Citeureup Bogor, Jawa Barat.
Dilaksanakan pada tanggal 17 Desember 2015 Pukul 09.00 WIB sampai
dengan selesai.
2. Bidang Inspeksi
Bidang inspeksi yang dilakukan meliputi :
a. Pelayanan Kesehatan Kerja karyawan di tempat kerja
b. Sumber bahaya yang berpotensi mengakibatkan gangguan kesehatan
karyawan
c. Pengelolaan kesehatan kerja karyawan di tempat kerja
D. Dasar Hukum
Dasar hukum pengawasan lingkungan dan kesehatan kerja berdasarkan
peraturan perundang-undangan adalah sebagai berikut:
1. Undang-Undang No. 1/ 1970 tentang keselamatan kerja pasal 2, pasal 5,
pasal 9, pasal 10 dan pasal 14.
2. Undang-Undang No. 1/ 1970 pasal 3 ayat 1 f, g, i, j, k, l tentang
syarat-syarat kesehatan kerja
3. Undang-Undang No. 1/ 1970 pasal 8 tentang pemeriksaan kesehatan kerja
4. Undang-Undang No. 3 tahun 1969 tentang persetujuan Konvensi ILO No.
120 mengenai hygiene dalam perniagaan dan kantor-kantor pasal 7.
5. Peraturan Menteri Perburuhan No. 7 tahun 1964 tentang syarat kesehatan
kebersihan serta penerangan dalam tempat kerja.
6. KepmenakerNo. 51/ Men/ 1999 tentang nilai ambang batas faktor fisika
di tempat kerja.
7. Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja No. 01/ Men/ 1997 tentang nilai
ambang batas faktor kimia di udara lingkungan kerja.
8. UU No. 3/ 1992 tentang Jamsostek yang meliputi jaminan kecelakaan
kerja, kematian, hari tua dan pemeliharaan kesehatan.
9. Keppres RI No. 22/ 1993 tentang penyakit akibat kerja
10. PermenakertransNo. 3/ 1982 tentang Pelayanan Kesehatan Kerja
11. PermenakertransNo. 15/ 2008 tentang P3K di tempat kerja
12. Pemenakertrans RI 15/2008 Tentang Ruangan P3K di Tempat Kerja
13. Pemakertrans RI No.3 / 1982 Tentang Pelayanan Kesehatan Kerja
14. Keppres RI No. 22/1993 Tentang Penyakit Akibat Kerja
15. Permenaker No 3 Tahun 1983 tentang Pelayanan Kesehatan Kerja.
16. Permenaker No 1 Tahun 1998 tentang Penyelenggaraan Pemeliharaan
Kesehatan Bagi Tenaga Kerja dengan Manfaat Lebih Baik dari Paket
Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Dasar Jamsostek.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pelayanan Kesehatan Kerja
Menurut JOIN ILO/WHO Committee tahun 1995 adalah promosi dan
pemeliharaan derajat yang setinggi-tingginya dari kesehatan fisik,
mental dan social pekerja pada pencegahannya: pencegahan gangguan
kesehatan pada pekerja yang disebabkan oleh kondisi kerjanya,
perlindungan pekerja dari resiko akibat factor yang mengganggu
kesehatan, penempatan dan pemeliharaan pekerja dalam suatu lingkungan
kerja yang sesuai dengan kemampuan fisik dan psikologinya, dan sebagai
kesimpulan, penyesuaian pekerja pada manusia, dan setiap manusia pada
pakerjanya.
Dalam peraturan Menteri tenaga kerja No. 03/MEN/1982 antara lain :
1. Pelayanan Kesehatan adalah usaha kesehatan yang dilaksanakan dengan
tujuan:
a. Memberikan bantuan kepada tenaga kerja dalam penyesuaian diri baik
fisik
maupun mental, terutama dalam penyesuaian pekerjaan dengan tenaga
kerja.
b. Melindungi tenaga kerja terhadap setiap gangguan kesehatan yang
timbul dari
pekerjaan atau lingkungan kerja.
c. Meningkatkan kesehatan badan, kondisi mental (rohani) dan kemampuan
fisik
tenaga kerja.
d. Memberikan pengobatan dan perawatan serta rehabilitasi bagi tenaga
kerja yang
menderita sakit.
2. Tempat kerja adalah sebagaimana yang dimaksud dalam pasal 1 ayat (1)
Undangundang Nomor 1 Tahun 1970.
3. Pengurus adalah sebagaimana yang dimaksud dalam pasal 1 ayat (2)
Undang-undang
Nomor 1 Tahun 1970.Pengusaha adalah sebagaimana yang dimaksud pada
surat Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. Kepts
79/Men/1977.
4. Pegawai Pengawas Keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah dokter atau
pegawai
teknis yang berkeahlian khusus yang ditunjuk oleh Menteri Tenaga Kerja
dan
Transmigrasi.
Tugas pokok pelayanan Kesehatan Kerja meliputi:
1. Pemeriksaan kesehatan sebelum kerja, pemeriksaan berkala dan
pemeriksaan khusus.
2. Pembinaan dan pengawasan atas penyesuaian pekerjaan terhadap tenaga
kerja.
3. Pembinaan dan pengawasan terhadap lingkungan kerja.
4. Pembinaan dan pengawasan perlengkapan sanitair.
5. Pembinaan dan pengawasan perlengkapan untuk kesehatan tenaga kerja.
6. Pencegahan dan pengobatan terhadap penyakit umum dan penyakit akibat
kerja.
7. Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan.
8. Pendidikan Kesehatan untuk tenaga kerja dan latihan untuk petugas
Pertolongan
Pertama Pada Kecelakaan.
9. Memberikan nasehat mengenai perencanaan dan pembuatan tempat kerja,
pemilihan alat pelindung diri yang diperlukan dan gizi serta
penyelenggaraan makanan di tempat kerja.
10. Membantu usaha rehabilitasi akibat kecelakaan atau penyakit akibat
kerja.
11. Pembinaan dan pengawasan terhadap tenaga kerja yang mempunyai
kelainan tertentu dalam kesehatannya.
12. Memberikan laporan berkala tentang Pelayanan Kesehatan Kerja kepada
pengurus.
B. Sumber bahaya yang berpotensi pada kesehatan Kerja
Berdasarkan UU No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja, dimana sumber
bahaya ditempat kerja berpotensi mempengaruhi gangguan kesehatan
karyawan yang berkerja di tempat tersebut.
C. Pengelolaan kesehatan kerja di tempat kerja
Dokter pemeriksa kesehatan tenaga kerja adalah dokter yang ditunjuk oleh
pengusaha yang telah mengikuti training hiperkes dan dibenarkan/mendapat
pengesahan oleh Direktur Jenderal BINAWAS-DEPNAKER.
Paramedis Perusahaan adalah tenaga paramedis yang ditunjuk atau
ditugaskan untuk melaksanakan atau membantu penyelenggaraan tugas-tugas
higiene perusahaan keselamatan dan kesehatan kerja di perusahaan atas
petunjuk dokter perusahaan.
BAB III
KONDISI PERUSAHAAN
PT Astra Otoparts, Tbk adalah perusahaan komponen otomotif terkemuka
Indonesia yang memproduksi dan mendistribusikan suku cadang kendaraan
bermotor baik kendaraan roda dua maupun roda empat. Sejarah Astra Otoparts
bermula dari didirikannya PT Alfa Delta Motor pada tahun 1976, yang
bergerak di perdagangan otomotif, perakitan mesin dan konstruksi.
Setelah mengalami berbagai perubahan dan pergantian nama perusahaan,
akhirnya pada tahun 1997 berganti menjadi PT Astra Otoparts dan pada tahun
1998 mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Jakarta (sekarang Bursa Efek
Indonesia) dengan kode transaksi: AUTO. Sejak saat itu PT Astra Otoparts
menjadi perusahaan publik dengan nama PT Astra Otoparts Tbk.
Segmen pasar terbesar Perseroan adalah pasar pabrikan otomotif
(OEM/Original Equipment for Manufacturer) dan pasar suku cadang pengganti
(REM/Replacement Market). Saat ini Grup Astra Otoparts terdiri dari 7 unit
bisnis, 14 anak perusahaan konsolidasi, 18 associates dan jointly
controlled entities, 2 cost companies, serta 11 sub-subsidiary companies
yang aktif, yang didukung oleh 37.754 orang karyawan.
PT Astra Otoparts, Tbk (AUTO) terus melaju dengan pertumbuhan pendapatan
yang terus meningkat dengan pesat. Total pendapatan perusahaan per tahun
pada tahun 2010 sebesar Rp 6,2 Trilyun, tahun 2011 sebesar Rp 7,3 Trilyun,
tahun 2012 sebesar Rp 8,2 Trilyun dan tahun 2013 mencapai Rp 10,7 Trilyun.
Pendapatan AUTO tahun 2014 sebesar Rp 12,25 Trilyun dengan laba bersih Rp
871,65 Miliar serta memiliki total asset Rp 14,3 Trilyun.
Suku cadang kendaraan bermotor produk Astra Otoparts diserap pasar segmen
pabrikan otomotif atau Original Equipment for Manufacturer (OEM) dan segmen
pasar suku cadang pengganti atau Replacement Market (REM). Pelanggan Astra
Otoparts di segmen OEM diantaranya adalah Toyota, Daihatsu, Isuzu, UD
Trucks, Mitsubishi, Suzuki, Honda, Yamaha, Kawasaki, dan Hino. Di segmen
REM, produk Astra Otoparts sudah didistribusikan ke seluruh pelosok
nusantara, melalui 68 main dealers dan 12.000 toko-toko spare parts.
1. Kondisi yang terkait dengan kesehatan kerja Karyawan
a. Jumlah karyawan khusus di PT. Astra Otoparts yang telah dikunjungi
sejumlah 1.963 orang.
b. Sistem Kerja dibagi dalam 3 shift :
1) Pagi
2) Siang
3) Malam
c. Jumlah tenaga kesehatan yang ada :
- Dokter 1 orang
- Paramedis 2 orang
Untuk kejadian kecelakaan kerja diluar jam kerja, PT. Astra Ottoparts
telah bekerjasama dengan klinik / RS terdekat yang dituangkan dalam
perjanjian kerja sama.
d. Dalam menjaga kondisi kesehatan karyawan, perusahaan ini telah
memberikan makan dalam setiap shiftnya.
e. Transportasi rujukan menggunakan mobil operasional dan mobil ambulan
dari klinik / RS terdekat yang telah terjalin kerjasama.
f. Limbah Medis
PT. Astra Ottoparts telah bekerjasama dengan pihak ketiga dalam
pengelolaan limbah medis.
2. Holding Company Bisnis
3. Company Profile
4. Rekanan dan Penggguna
BAB IV
TEMUAN DAN ANALISA
Berdasarkan hasil kunjungan langsung di PT. Astra Otoparts, didapatkan
temuan pelaksanaan dan penerapan Sistem Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(K3), antara lain :
1. Temuan Positif
"No."Temuan "Gambar "Manfaat "Referensi "
"1 "Penerangan diruang" "untuk memudahkan "Pp no 11 tahun "
" "klinik sudah " "karyawan dalam "1979 pasal 8 "
" "memenuhi standart " "melihat objek yang " "
" " " "ada disekitarnya " "
"2 "Informasi tentang" "Sebagai media "Permenaker no "
" "penyakit akibat " "sosialisai kepada "3/men/1982 "
" "kerja sudah " "karyawan mengenai "pasal 1 "
" "terpasang di " "pengetahuan penyakit" "
" "klinik.(baner,post" "akibat kerja dan " "
" "er) " "pencegahaanya " "
"3 "Informasi tentang " "Sebagai media "Permenaker no "
" "jadwal pelayanan " "informasi untuk "3/men/1982 "
" "kesehatan di " "karyawan saat "pasal 3 "
" "klinik sudah " "melakukan " "
" "terpasang dan " "pemeriksaan " "
" "mudah dilihat " "kesehatan pada jam " "
" " " "kerja " "
"4 "Promosi pencegahan" "Pengendalian "UU no 1 tahun "
" "terjadinya " "preventif kecelakaan"1970 pasal "
" "kecelakaan kerja " "kerja berjalan "12,14 "
" "(APD) sudah " "dengan baik " "
" "terpasang " " " "
"5 "Fasilitas " "Memberikan kemudahan"Permenaker no "
" "kesehatan sudah " "dalam pelaksanaan "3/men/1982 "
" "memenuhi standart " "pemeriksaan "Pasal 3 "
" " " "kesehatan karyawan " "
"6 "Peralatan " "Memberikan kemudahan"Pp No 11/1979 "
" "emergency untuk " "kepada petugas "Pasal 40,41,42 "
" "kondisi darurat " "emergency dalam " "
" "(tandu penyelamat)" "prosedur evakuasi " "
" "sudah ada " "dan penyelamatan " "
" " " "orang ketika terjadi" "
" " " "kondisi darurat " "
"7 "Karyawan sudah " "Dengan SOP yang ada "Kep "
" "melakukan SOP " "tingkat resiko "235/Men/2003 "
" "manual handling " "kecelakaan saat " "
" "saat memindahkan " "pemindahan barang " "
" "barang (>20 Kg) " "dapat di minimalisir" "
"8 "Adanya petugas " "Pelayanan kesehatan "Per 01/men/1979"
" "kesehatan yang " "dapat dilakukan "PP No 11 th "
" "siaga di klinik " "selama jam kerja "1979 "
" " " " "Per 04/men/1995"
" " " " "psl 1 "
2. Temuan Negatif
"No."Temuan "Potensi "Gambar "Manfaat "Referensi "
" " "Bahaya " " " "
"6 "Tidak konsisten"Terpeleset " "Konsistensi dan"UU no 1 "
" "dalam "dan kejatuhan" "penegakan SOP "tahun 1970"
" "penggunaan APD "material pada" "dalam " "
" " "saat bekerja " "pengguanaan APD" "
"7 "Perawatan "Berpotensi " "Perawatan dan "UU 13 "
" "fasilitas yang "menimbulkan " "kebersihan "tahun 2003"
" "kurang baik "penyakit yang" "secara berkala " "
" " "diakibatkan " " " "
" " "jamur dan " " " "
" " "penyakit " " " "
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Secara umum PT. Astra Ottoparts telah melaksanakan dan menerapkan
program K3, walaupun masih ada beberapa kekurangan yang harus
dipenuhi.
2. Pemeriksaan karyawan telah dilakukan secara teratur dan terjadwal.
3. Program pembinaan dan sosisalisasi tentang PAK dapat berjalan dengan
baik walaupun berlum secara maksimal.
4. Sumber-sumber bahaya atau potensi yang mengakibatkan gangguan
kesehatan kerja telah dapat diidentifikasi, tetapi masih adanya
tempat penampungan limbah kaca yang masih tercecer.
B. Saran
1. Management harus berperan aktif dan komitmen dalam meningkatkan
kesadaran mengenai kesehatan kerja.
2. Adanya SOP mengenai SMK3 serta sanksi yang tegas mengenai sistem
keselamatan kerja.
3. Penjadwalan pemeriksaan kesehatan karyawan.
4. Monitoring dan evaluasi kegiatan pemeriksaan / pelayanan kesehatan
dengan pihak ketiga.
5. Penambahan dan perbaikan sarana untuk mengurangi resiko dan sumber
bahaya k3.