BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengetahuan mengenai larutan sangat penting, karena sebagian besar reaksi kimia dan biologis terjadi dalam bentuk cairan, terutama dalam bentuk larutan dengan pelarut air. Larutan dapat didefinisikan sebagai suatu system homogen yang terdiri dari dua komponen atau lebih. Terdapat banyak tipe larutan yang berlainan. Salah satunya dapat dibedakan berdasarkan kemampuannya menghantarkan arus litrik. Larutan yang dapat menghantarkan arus listrik disebut larutan elektrolit. sedangkan larutan yang tidak dapat menghantarkan arus listrik disebut larutan non elektrolit. Apa yang kita lakukan untuk membedakan larutan elektrolit dengan larutan non elektrolit ? Pernahkah kita menguji daya hantar listrik suatu larutan ? Daya hantar listrik tersebut dapat dilihat dari menyala atau tidaknya lampu yang digunakan pada alat uji. Jika pada pengujian tersebut ternyata lampunya menyala, hal itu menunjukkan larutan tersebut bersifat elektrolit. B. Perumusan Masalah 1. Apa pengertian dari larutan elektrolit dan non elektrolit ? 2. Bagaimana sifat – sifat sifat dari larutan elektrolit dan non elektrolit ? 3. Apakah larutan elektrolit penting untuk kehidupan kita ? 4. Apa sajakah contoh larutan yang termasuk kedalam larutan elektrolit dan non elektrolit ?
C. Tujuan Penulisan Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut: 1. Menguraikan lebih lanjut tentang larutan elektrolit dan larutan non el ektrolit. 2. Mengidentifikasi sifat- sifat, contoh dan penerapan larutan non elektrolit dan elektrolit 3. Menjelaskan penyebab kemampuan larutan elektrolit menghantarkan arus litirk.
1
BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Larutan Dalam kimia, larutan adalah campuran homogen yang terdiri dari dua atau lebih zat. Zat yang jumlahnya lebih sedikit di dalam larutan disebut (zat) terlarut atau solut, sedangkan zat yang jumlahnya lebih banyak daripada zat-zat lain dalam larutan disebut pelarut atau solven. Komposisi zat terlarut dan pelarut dalam larutan dinyatakan dalam konsentrasi larutan, sedangkan proses pencampuran zat terlarut dan pelarut membentuk larutan disebut pelarutan atau solvasi. Contoh larutan yang umum dijumpai adalah padatan yang dilarutkan dalam cairan, seperti garam atau gula dilarutkan dalam air. Gas juga dapat pula dilarutkan dalam cairan, misalnya karbon dioksida atau oksigen dalam air. Selain itu, cairan dapat pula larut dalam cairan lain, sementara gas larut dalam gas lain. Terdapat pula larutan padat, misalnya aloi (campuran logam) dan mineral tertentu. B. Konsentrasi Larutan 1. Konsentrasi Konsentrasi larutan menyatakan secara kuantitatif komposisi zat terlarut dan pelarut di dalam larutan. Konsentrasi umumnya dinyatakan dalam perbandingan jumlah zat terlarut dengan jumlah total zat dalam larutan, atau dalam perbandingan jumlah zat terlarut dengan jumlah pelarut. Contoh beberapa satuan konsentrasi adalah molar, molal, dan bagian per juta (part per million, ppm). Sementara itu, secara kualitatif, komposisi larutan dapat dinyatakan sebagai encer (berkonsentrasi rendah) atau pekat (berkonsentrasi tinggi). Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk menyatakan komposisi larutan. Beberapa diantaranya adalah : a. Fraksi Mol (X)
Fraksi mol adalah mol zat tertentu dibagi mol zat total
XA =
b. Persen Mol (%) Persen mol suatu komponen yang terdapat dalam suatu larutan dapat dicari dengan menggunakan rumus :
Persen mol komponen I = Xi 100
Xi = praksi mol komponan i.
2
c. Molaritas (M) Molaritas didefinisikan sebagai : Molaritas (M) = d. Molalitas (m) Molalitas didefinisikan sebagai : Molalitas (m) = e. Persen Berat dan Persen Volume Konsentrasi larutan dapat dinyatakan dalam persen berat, dalam hal ini baik pelarut maupun zat terlarut dinyatakan dalam satuan berat. Bila
zat
terlarut
bebentuk
cair,
akan
lebih
memudahkan
bila
dalam
menyiapakan larutan, baik pelarut maupun zat terlarut yang diukur adalah volumenya. Dalam hal ini konsentrasi dapat dinyatakan dalam persen volume.
Mollitas Volume ( m’ )
f.
Molalitas volume berarti konsentrasi dinyatakan dalam jumlah mol zat terlarut yang dilarutkan dalam satu liter larutan. C. Hukum Raoult Pada tahun 1880, Raoult mengemukakan sebuah hukum setelah mempelajari
tekanan uap larutan. Hukum ini berbunnyi “tekanan uap pelarut (P A) pada permukaan larutan besarnya sama dengan hasil kali tekanan uap pelarut murni (P Ao) dengan fraksi mol pelarut tersebut didalam larutan (XA). Secara matematis, hukum ini dapat ditulis : P A = XA P Ao Bila zat terlarut juga bersifat mudah menguap (volatil) sehingga tekanan uapnya dapat diukur, maka tekanan uap zat terlarut dapat dicari dengan rumus yang serupa, yaitu : PB = XB PBo Bila diasumsikan bahwa sistem hanya mengandung dua komponen (A dan B), maka tekanan uap total (P) dari sistem tersebut dapat dicapai dengan menggunakan hukum Dalton, yaitu : P = P A PB P = XA P Ao XB PBo Tekanan uap molekul zat terlarut dalam larutan encer yang non ideal dapat digunakan dengan hokum Henry, yaitu : Pi = Xi k Atau Pi = k’m Pi = tekanan uap zat terlarut i Xi = fraksi mol i 3
k = konsentrasi (satuan atmosfer) yang bergantung pada suhu dan sifat pelarut serta zat terlarut k’ =
konstanta (satuan atmosfer mol -1kg pelarut)
m = molalitas larutan
D. Jenis-jenis larutan Larutan dapat diklasifikasikan misalnya berdasarkan fase zat terlarut dan pelarutnya. Tabel berikut menunjukkan contoh-contoh larutan berdasarkan fase komponen-komponennya. Zat terlarut Contoh larutan Gas Udara (oksigen Gas
dan gas-gas lain dalam nitrogen)
Pelarut
Air terkarbonasi Cairan
(karbon dioksida dalam air)
Hidrogen larut Padatan
dalam logam, misalnya platina
Cairan
Padatan Bau suatu zat padat yang
Uap air di udara
timbul dari larutnya
(kelembapan)
molekul padatan tersebut di udara
Etanol dalam air; campuran berbagai hidrokarbon (minyak bumi)
Sukrosa (gula) dalam air; natrium klorida (garam dapur) dalam air; amalgam emas dalam raksa
Air dalam arang aktif;
Aloi logam seperti baja
uap air dalam kayu
dan duralumin
E. Pengertian larutan elektrolit dan larutan nonelektrolit
1. Larutan elektrolit adalah larutan yang dapat menghantarkan arus listrik dengan memberikan gejala berupa menyalanya lampu pada alat uji atau timbulnya gelmbung gas dalam larutan .Larutan yang menunjukan gejala – gejala tersebut pada pengujian tergolong ke dalam larutan elektrolit.
2. Larutan nonelektrolit adalah larutan yang tidak dapat menghantarkan arus listrik dengan memberikan gejala berupa tidak ada gelembung dalam larutan atau lampu tidak menyala pada alat uji. Larutan yang menunjukan gejala – gejala tersebut pada pengujian tergolong ke dalam larutan nonelektrolit.
4
F. Jenis – jenis larutan berdasrkan daya hantar listrik 1. Larutan elektrolit kuat Laruta elektrolit kuat adalah larutan yang banyak menghasilkan ion – ion karena
terurai sempurna, maka harga derajat ionisasi (ά ) = 1. Banyak sedikit elektrolit menjadi ion dinyatakan dengan derajat ionisasi ( ά ) yaitu perbandingan jumlah zat yang menjadi ion dengan jumlah zat yang di hantarkan. Yang tergolong elektrolit kuat adalah : 1. Asam – asam kuat 2. Basa – basa kuat 3. Garam – garam yang mudah larut Ciri – ciri daya hantar listrik larutan elektrolit kuat yaitu lampu pijar akan menyala terang dan timbul gelembung – gelembung di sekitar elektrode. Larutan elektrolit kuat terbentuk dari terlarutnya senyawa elektrolit kuat dalam pelarut air. Senyawa elektrolit kuat dalam air dapat terurai sempurna membentuk ion positif ( kation ) dan ion negatif (anion). Arus listrik merupakan arus electron. Pada saat di lewatkan ke dalam larutan elektrolit kuat, electron tersebut dapat di hantarkan melalui ion – ion dalam larutan, seperti ddihantarkan oleh kabel. Akibatnya lampu pada alat uji elektrolit akan menyala. Elektrolit kuat terurai sempurna dalam larutan. Contoh : HCl, HBr, HI, HNO 3, H2SO4, NaOH, KOH, dan NaCL. 2. Larutan elektrolit lemah Larutan elektrolit lemah adalah larutan yang daya hantar listriknya lemah
dengan harga derajat ionisasi sebesar 0 < ά > 1. Larutan elektrolit lemah mengandung zat yang hanya sebagian kecil menjadi ion – ion ketika larut dalam air. Yang tergolong elektrolit lemah adalah : 1. Asam – asam lemah 2. Garam – garam yang sukar larut 3. Basa – basa lemah Adapun larutan elektrolit yang tidak memberikan gejala lampu menyala, tetapi menimbulkan gas termasuk ke dalam larutan elektrolit lemah. Contohnya adalah larutan ammonia, larutan cuka dan larutan H 2S. 4. Larutan non elektrolit Larutan non elektrolit adalah larutan yang tidak dapat menghantarkan arus listrik karena zat terlarutnya di dalam pelarut tidak dapat menghasilkan ion – ion ( tidak 5
mengion ). Yang tergolong jenis larutan ini adalah larutan urea, larutan sukrosa, larutan glukosa, alcohol dan lain – lain. Tabel pengujian daya hantar listrik beberapa larutan. Nyala Lampu Ada Tidak ada
Larutan
Gelembung Gas Ada Tidak Ada
Larutan Ureautan
–
√
–
√
Larutan Anomia
–
√
√
–
Laruran HCL
√
–
√
–
Larutan Cuka
–
√
√
–
Air aki
√
–
√
–
Larutan alcohol
–
√
–
√
Air laut
√
–
√
–
Larutan H2S
–
√
√
–
Air Kapur
√
–
√
–
Larutan Glukosa
–
√
–
√
G. Contoh Soal 15 gr glukosa ditambahkan ke 250 gr air pada 20 o C. jika tekanan uap air pada 20 oC adalah 17,535 mmHg hitung penurunan tekanan uap relatif air pada temperatur diatas karena larutan tersebut encer, hukum Raoult dapat diterapkan. n2 = n1
=
x2
= = 5,94 x 10 -3
p10 – p1 = ( 5.94 x 10-3 ) ( 17, 535 mm ) = 0,104 mmHg Hitung tekanan osmosis yang diperlukan untuk mendorong air dari akar kedaun sebuah pohon papaya yang tingginya enam meter. dengan menggunakan persamaan =
π =
=
π
maka, π
= = ( 1.0 g cm-3 ) ( 980.7 cm det-2 ) ( 6 102 cm) = 588420 g cm-1 det-2 = 588420 dyne cm-2
1 atm = 1.0133 x 106 dyne cm-2 Jadi, 6
BAB III PENUTUP KESIMPULAN Kesimpulan dari pembahasan makalah ini adalah :
1. Larutan adalah campuran homogen (serbasama) terdiri dari zat terlarut (jumlahnya sedikit) dan zat pelarut (jumlahnya banyak). solute (zat terlarut): zat yang berperan sebagai terlarut dalam jumlah sedikit solvent (zat pelarut): zat yang berperan sebagai pelarut dalam jumlah banyak 2. Berdasarkan daya hantar listrik, ditandai dengan lampu nyala, redup dan tidak menyala dan didapatkan gelembung gas pada elektroda disebut larutan elektrolit. Sedangkan larutan non elektrolit akan didapatkan lampu tidak menyala dan tidak ada gelembung gas. 3. Larutan elektrolit dapat menghantarkanlistrik karena terjadi proses ionisasi sedangkan larutan non elektrolit tidak terjadi proses ionisasi (proses ionisasi atau reaksi kimia : proses terbentuknya ion positif dan negatif dari suatu zat yang dilarutkan ke dalam air). 4. Larutan elektrolit dapat dibedakan menjadi elektrolit kuat dan elektrolit lemah. Adanya larutan elektrolit kuat ditandai dengan gelembung gas banyak dan lampu nyala terang. Sedangkan elektrolit lemah gelembung sedikit dan lampu nyala redup atau bahkan tidak menyala. Kelompok larutan elektrolit : larutan garam, cuka dapur, asam klorida, air accu, air hujan, air kali dan air sumur. Kelompok larutan non elektrolit : larutan urea, larutan gula, larutan alkohol.
7
DAFTAR PUSTAKA
Bird
tony.1987.Penuntun
Praktikum
Kimia
Fisik
Untuk
Universitas.Jakarta.PT
Gramedia
Dogra, S.K, Dogra, S., 1984, Kimia Fisik dan Soal-soal, Jakarta : UI-Press
http://jejaringkimia.blogspot.com/2011/01/larutan-elektrolit-dan-nonelektrolit.html
http://sahri.ohlog.com/larutan-elektrolit-dan-non-elektrolit.cat3416.html
http://www.scribd.com/doc/7244500/Kebutuhan-Cairan-Dan-Elektrolit
http://elcom.umy.ac.id/elschool/muallimin_muhammadiyah/file.php/1/materi/Ki mia/
LARUTAN%20ELEKTROLIT%20DAN%20NON%20ELEKTROLIT.pdf
8