20
ii
Kata Pengantar
Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT, karena atas rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas ilmu lingkungan ternak.Tugas ini dibuat dalam rangka memenuhi tugas dari dosen ilmu lingkungan ternak Selain itu juga penulis ingin memberikan pengetahuan kepada pembaca mengenai dampak pencemaran udara terhadap peternakan
Dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing mata kuliah ilmu lingkungan ternak yang telah banyak memberikan pengetahuan kepada penulis dalam menyusun tugas ini serta kepada semua pihak yang telah membantu .
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab itu, penulis mengaharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca, khususnya dari teman-teman mahasiswa dan dosen .
Majalengka 20 desember 2016
penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...........................................................................................................................................i
DAFTAR ISI........................................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang.......................................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................................................2
1.3 Tujuanpembahasan ..............................................................................................................................2
1.4 Hipotesis..............................................................................................................................................3
1.5 Metode penulisan..................................................................................................................................3
1.6 Manfaat Penelitian................................................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Definisi Dan Batasan.........................................................................................................................4
2.2 Klasifikasi Bahan Pencemar Udara............................................................................................4
2.3. Sumber Pencemaran.........................................................................................................................5
2.4. Jenis-Jenis Polutan...........................................................................................................................6
2.5. Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Pencemaran Udara.........................................................8
2.6. Dampak Umum Pencemaran Udara..................................................................................... 9
2.7 Dampak Pencemaran Udara Bagi Peternakan ....................................................................12
2.8. Pencegahan Pencemaran Udara ..........................................................................................15
2.9. Upaya Penanggulangan Pencemaran Udara........................................................................17
BAB III Kesimpulan
3.1 Kesimpulan .....................................................................................................................................20
3.2 Saran ..................................................................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA
I. PENDAHULUAN
I.I. Latar Belakang
Pencemaran udara adalah suatu kondisi di mana kualitas udara menjadi rusak dan terkontaminasi oleh zat-zat, baik yang tidak berbahaya maupun yang membahayakan kesehatan tubuh manusia. Pencemaran udara biasanya terjadi di kota-kota besar dan juga daerah padat industri yang menghasilkan gas-gas yang mengandung zat di atas batas kewajaran. Rusaknya atau semakin sempitnya lahan hijau atau pepohonan di suatu daerah juga dapat memperburuk kualitas udara di tempat tersebut. Pencemar udara dibedakan menjadi pencemar primer dan pencemar sekunder. Sumber-sumber pencemaran udara dapat dibagi dalam dua kelompok besar, sumber alamiah dan akibat perbuatan manusia Jenis polutan dapat dibagi berdasarkan struktur kimia dan penampang partikelnya, seperti: struktur kimia(partikulat, gas anorganik, dan gas organik ) dan penampang partikel. Faktor- faktor yang memengaruhi pencemaran udara yang terjadi di permukaan bumi yaitu meteorologi dan iklim (temperatur,arah cepat angin, dan hujan) serta faktor topografi(dataran rendah, pegunungan, dan lembah). Dampak-dampak pencemaran udara pada kehidupan manusia dapat di bagi menjadi dampak umum, dampak terhadap ekosistem, dampak terhadap kesehatan, dampak terhadap tumbuh-tumbuhan dan hewan, dampak terhadap cuaca dan iklim, dan dampak terhadap sosial-ekonomi. Pencegahan yang ditempuh terhadap pencemaran udara tergantung dari sifat dan sumber polutannya. Pencegahan yang paling sederhana dan mudah dilakukan yaitu menggunakan masker sebagai pelindung untuk menghindari terjadinya gangguan kesehatan. Tindakan yang dilakukan untuk mencegah pencemaran udara seperti mengurangi polutan, bahan yang mengakibatkan polusi dengan peralatan, mengubah polutan, melarutkan polutan, dan mendispersikan-menguraikan polutan. Upaya penanggulangan dilakukan dengan tindakan pencegahan (preventif) yang dilakukan sebelum terjadinya pencemaran seperti mengurangi atau menghentikan semua penggunaan CFC dan CCl4 dan tindakan kuratif yang dilakukan sesudah terjadinya pencemaran seperti: melokalisasi tempat pembuangan sampah akhir (TPA) sebagai tempat/pabrik daur ulang.
1.2 Rumusan Masalah
1. apa pengertian Pencemaran Udara
2. apa saja jenis-jenis Pencemaran Udara
3. apa saja Faktor-faktor yang memengaruhi pencemaran udara
4. bagaimana cara Pencegahan Pencemaran Udara
1.3 TUJUAN PEMBAHASAN
Makalah ini di buat dengan tujuan agar para pembaca terutama mahasiswa dapat mengetahui dan memahami pemahaman tentang Dampak Pencemaran Udara bagi dunia peternakan
Adapun tujuan dari makalah ini adalah:
1. mengetahui Definisi dan Batasan Dampak Pencemaran Udara
2. mengetahui Jenis-jenis Polutan
3. mengetahui Faktor-faktor yang memengaruhi pencemaran udara
4. mengetahui Pencegahan Pencemaran Udara
1.4 HIPOTESIS
Hipotesis adalah sebuah taksiran atau referensi yang dirumuskan serta diterima untuk sementara yang dapat menerangkan fakta-fakta yang diamati ataupun kondisi-kondisi yang diamati dan digunakan sebagai petunjuk untuk langkah-langkah selanjutnya
analisis Dampak Pencemaran Udara membuat hipotesis bahwa
Manusia adalah pelaku pencemaran udara
Udara paktor penentu keberlangsungan peternakan
1.5. METODE PENULISAN
Metode-metode pengumpulan informasi pencemaran udara Ada tiga metode yaitu :.
1. Metode observasi : adalah dengan cara mengobservasi pencemaran udara
2. Metode eksperimen metode ini merupakan metode pengumpulan dengan cara mengadakan eksperimen atau percobaan terhadap situasi tertentu
3. Metode Survai : Metode pengumpukan data atau informasi melakukan partisipsi secara aktif.
1.6 Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian kualitatif lebih bersifat teoritis, yaitu untuk mengembangkan ilmu, namun juga tidak menolak manfaat praktisnya untuk memecahka masalah diantaranya :
Mengetahui Dampak Pencemaran Udara
Mengetahui Faktor-faktor yang memengaruhi pencemaran udara
Mengetahui Pencegahan Pencemaran Udara
II. HASIL DAN PEMBAHASAN
2.1.Definisi dan Batasan
Polusi atau pencemaran udara adalah masuknya komponen lain ke dalam udara, baik oleh kegiatan manusia secara langsung atau tidak langsung maupun akibat proses alam sehingga kualitas udara turun sampai ke tingkatan tertentu yang menyebabkan lingkungan menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai peruntukannya. Setiap substansi yang bukan merupakan bagian dari komposisi udara normal disebut sebagai polutan.
2.2 Klasifikasi Bahan Pencemar Udara
Banyak faktor yang dapat menyebabkan pencemaran udara, diantaranya pencemaran yang ditimbulkan oleh sumber-sumber alami maupun kegiatan manusia atau kombinasi keduanya. Pencemaran udara dapat mengakibatkan dampak pencemaran udara bersifat langsung dan lokal, regional, maupun global atau tidak langsung dalam kurun waktu lama. Pencemar udara dibedakan menjadi pencemar primer dan pencemar sekunder :
1. Polutan primer Polutan primer adalah substansi pencemar yang ditimbulkan langsung dari sumber pencemaran udara atau polutan yang dikeluarkan langsung dari sumber tertentu, dan dapat berupa:
Polutan Gas terdiri dari:
Senyawa karbon, yaitu hidrokarbon, hidrokarbon teroksigenasi, dan karbon oksida (CO atau CO2) karena ia merupakan hasil dari pembakaran
Senyawa sulfur, yaitu oksida.
Senyawa halogen, yaitu flour, klorin, hydrogen klorida, hidrokarbon terklorinasi, dan bromin.
Partikel
Partikel yang di atmosfer mempunyai karakteristik yang spesifik, dapat berupa zat padat maupun suspense aerosol cair sulfur di atmosfer. Bahan partikel tersebut dapat berasal dari proses kondensasi, proses (misalnya proses menyemprot/ spraying) maupun proses erosi bahan tertentu.
2. Polutan Sekunder
Polutan sekunder adalah substansi pencemar yang terbentuk dari reaksi pencemar- pencemar primer di atmosfersekunder biasanya terjadi karena reaksi dari dua atau lebih bahan kimia di udara, misalnya reaksi foto kimia. Sebagai contoh adalah disosiasi NO2 yang menghasilkan NO dan O radikal. Proses kecepatan dan arah reaksinya dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain:
a) Konsentrasi relative dari bahan reaktran
b) Derajat fotoaktivasi
c) Kondisi iklim
d) Topografi lokal dan adanya embun.
2.3. Sumber Pencemaran
Sumber-sumber pencemaran udara dapat dibagi dalam dua kelompok besar, sumber alamiah dan akibat perbuatan manusia seperti berikut:
1.Sumber pencemaran yang berasal dari proses atau kegiatan alam. Contoh : kebakaran hutan, kegiatan gunung berapi, dan lainnya.
2. Sumber pencemaran buatan manusia (berasaldari kegiatan manusia).
Contoh :
Sisa pembakaraan bahan bakar minyak oleh kendaraan bermotor berupa gas CO, CO2, NO, hidrokarbon, aldehide, dan Pb.
Limbah industri : kimia, metalurgi, tambang, pupuk, dan minyak bumi.
Sisa pembakaran dari gas alam, batu bara, dan minyak seperti asap, debu, dan sulfurdioksida.
. Lain-lain, seperti pembakaran sisa pertanian, hutan, sampah, dan limbah reaktor nuklir.
Dalam proses pencemaran ini terjadi proses sinergistik yaitu suatu keadaan ketika polutan satu dengan polutan yang lain di dalam udara bereaksi menjadi jenis polutan baru yang lebih berbahaya dari polutan semula. Contoh, dua jenis komponen polutan yang berasal dari sisa pembakaran bahan bakar minyak (yaitu nitrogen dioksida dan hidrokarbon) dengan bantuan sinar ultraviolet akan membentuk jenis polutan baru (peroksiasetil nitrit dan ozon) yang sangat berbahaya bagi kesehatan. Reaksi kimia: N2O + Hidrokarbon Peroksiasetil nitrat + O3 Sinar matahari Polutan baru ini akan menimbulkan kabut di permukaan bumi dikenal sebagai kabut fotokimia (photochemical smog) atau senyawa pembentuk kabut pengiritasi (irritating smog forming compound). Kabut tersebut menyebabkan mata menjadi berair dan distres pernapasan pada manusia serta menimbulkan hill reaction dan mengganggu proses fotosintesis tumbuh-tumbuhan. Ozon sendiri akan meningkatkan proses respirasi daun-daunan dan mengurangi makanaannya sehingga tumbuhan menjadi layu danmati.
2.4. Jenis-jenis Polutan
Jenis polutan dapat dibagi berdasarkan struktur kimia dan penampang partikelnya, seperti berikut :
1. Struktur kimia:
a. Partikulat (partikel) adalah pencemaran udara yang dapat berada bersama- sama bahan / bentuk pencemaran lain, macam-macam partikulat:
Aerosol : tersebarnya partikel halus zat padat atau cairan dalam gas atau udara.
Kabut (fog): aerosol yang berupa butiran air yang berada diudara.
Asap (smoke): campuran antara butir padatan dan cairan terhembus melayang diudara.
Debu (dust): aerosol yang berupa butiran melayang diudara karena adanya hembusan angin
Fume: aerosol yang berasal dari kondensasi uap logam.
Plume: asap yang keluar dari cerobong asap suatu industri.
Smoge: campuran dari smoke dan fog.
b. Gas anorganik seperti:
Sulfur Dioksida (SO2): dihasilkan oleh batu bara, bahan bakar minyak yang mengandung sulfur, pembakaran limbah pertanah, dan proses dalam industri. Dampak: efek iritasi pada saluran napas sehingga menimbulkan gejala batuk dan sesak napas.
Hidrogen Sulfida (H2S): dihasilkan dari kawah gunung yang masih aktif dan dapat menimbulkan bau yang tidak sedap, dapat merusak indra penciuman.
Nitrogen Oksida (N2O), Nitrogen Monoksida (NO), Nitrogen Dioksida (NO2): gas-gas ini berasal dari berbagai jenis pembakaran, gas buang kendaraan bermotor, peledak, pabrik pupuk. Efek: mengganggu sistem pernapasan dan melemahkan sistem pernapasan paru dan saluran napas sehingga paru-paru mudah terserang infeksi.
Amoniak (NH3): berasal dari proses industri. Amoniak menimbulkan bau yang tidak sedap menyengat. Dan dapat menyebabkan gangguan sistem pernapasan, bronchitis, merusak indra penciuman.
Karbon Dioksida (CO2), Karbon Monoksida (CO), Hidrokarbon: semua hasil pembakaran menghasilkan gas ini, begitu juga proses industri. Gas ini menimbulkan efek sistematik, karena meracuni tubuh dengan cara pengikatan hemoglobin yang amat vital bagi oksigenasi jaringan tubuh akibatnya apabila otak kekurangan oksigen dapat menimbulkan kematian. Dalam jumlah kecil dapat menimbulkan gangguan berpikir, gerakan otot, gangguan jantung.
c. Gas organik seperti hidrokarbon, benzen, etilen, asetilen, aldehide, keton, alkohol, dan asam-asam organik.
2. Penampang partikel
Partikel dalam udara dapat melekat pada saluran pernapasan manusia yang tentunya menyebabkan bahaya bagi kesehatan manusia. Ukuran Saluran Pernapasan 8-25 mikron melekat di hidung dan tenggorokan 2-8 mikron Melekat di saluran bronkial 0,5-2 mikron deposit pada alveoli <0,5 mikron Babas keluar masuk melalui pernapasan
2.5. Faktor-faktor yang memengaruhi pencemaran udara
Pencemaran udara yang terjadi di permukaan bumi ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, di antaranya faktor meteorologi dan iklim serta faktor topografi.
1. Meteorologi dan Iklim Variabel yang termasuk di dalam faktor meteorologi dan iklim, antara lain:
Temperatur Pergerakan mendadak lapisan udara dingin ke suatu kawasan industri dapat menimbulkan temperatur inversi. Dengan kata lain, udara dingin akan terperangkap dan tidak dapat keluar darikawasan tersebut dan cenderung menahan polutan tetap berada di lapisan permukaan bumi sehingga konsentrasi polutan di kawasan tersebut semakin lama semakin tinggi. Dalam keadaan tersebut, di permukaan bumi dapat dikatakan tidak terdapat pertukaran udara sama sekali. Karena kondisi itu dapat berlangsung sampai beberapa hari atau beberapa minggu,udara yang berada dekat permukaan bumi akan penuh dengan polutan dan dapat menimbulkan keadaan yang sangat kritis bagi kesehatan.
Arah dan kecepatan angin Kecepatan angin yang kuat akan membawa polutan terbang kemana-mana dan dapat mencemari udara negara lain. Kondisi semacam ini pernah dialami negara-negara di daratan Eropa. Sebaliknya, apabila kecepatan angin lemah, polutan akan menumpuk di tempat dan dapat mencemari udara tempat pemukiman yang terdapat di sekitar loksi pencemaran tersebut.
Hujan Air hujan, sebagai pelarut umum, cenderung melarutkan bahan polutan yang terdapat dalam udara. Kawasan industri yang menggunakan batu bara sebagai sumber energinya berpotensi menjadi sumber pencemaran udar di sekitarnya. Pembakaran batu bara akan menghasilkan gas sulfurdioksida dan apabila gas tersebut bercampur dengan air hujan akan terbentuk asam sulfatsehingga air huajn menjadi asam, biasanya disebut hujan asam.
2. Topografi Variabel-variabel yang termasuk di dalam faktor topografi, antara lain:
Dataran rendah Di daerah dataran rendah, angin cenderung membawa polutan terbang jauh ke seluruh penjuru dan melewati batas negara dan mencemari udara negara lain.
Pegunungan Di daerah dataran tinggi sering terjadi temperatur inversi dan udara dingin yang terperangkap akan menahan polutan tetap di lapisan permukaan bumi.
Lembah Di daerah lembah, aliran angin sedikit sekali dan tidak bertiup kesegala penjuru. Keadaan ini cenderung menahan polutan yang terdapat di permukaan bumi.
2.6. Dampak Umum Pencemaran Udara
Dampak-dampak pencemaran udara pada kehidupan manusia dapat di bagi menjadi dampak umum, dampak terhadap ekosistem, dampak terhadap kesehatan, dampak terhadap tumbuh-tumbuhan dan hewan, dampak terhadap cuaca dan iklim, dan dampak terhadap sosial-ekonomi.
Dampak Umum
Dampak umum pencemaran udara terhadap kegidupan manusia, antara lain:
Meningkatkan angka kesakitan dan kematian pada manusia, flora, dan fauna.
Memengaruhi kuantitas dan kualitas sinar matahari yang sampai ke permukaan bumi dan memengaruhi proses fotosintesis tumbuhan.
Memengaruhi dan mengubah iklim akibat terjadinya peningkatan kadar CO2 di udara.kondisi ini cenderung menahan panas tetap berada di lapisan bawah atmosfer sehingga terjadi efek rumah kaca.
Pencemaran udara dapat merusak cat, karet, dan bersifat korosif terhadap benda yang terbuat dari logam.
Meningkatkan biaya perawatan bangunan, monumen, jembatan, dan lainnya.
Mengganggu penglihatan dan dapat meningkatkan angka kasus kecelakaan lalu lintas di darat, sungai, maupun udara.
Menyebabkan warna kain dan pakaian menjadi cepat buram dan bernoda
2. Dampak terhadap Ekosistem
Industri yang mempergunakan batu bara sebagai sumber energinya akan melepaskan zat oksida sulfat ke dalam udara sebagai sisa pembakaran batu bara. Zat tersebut akan bereaksi dengan air hujan membentuk asam sulfat sehingga air hujan menjadi asam. Apabila keadaan ini berlangsung cukup lama, akan terjadi perubahan pada ekosistem perairan danau. akibatnya, pH air danau akan menjadi asam, produksi ikan menurun, dan secara tidak langsung pendapatan rakyat setempat pun menurun.
3. Dampak terhadap Kesehatan
Efek pencemaran udara terhadap kesehatan manusia dapat terlihat baik secara cepat maupun lambat, seperti berikut:
a. Dampak cepat Hasil studi epidemiologi menunjukkan bahwa peningkatan mendadak kasus pencemaran udara juga akan meningkatkan angka kasus kesakitan dan kematian akibat penyakit saluran pernapasan. Beberapa gas yang mempengaruhi kesehatan manusia:
Karbon monoksida (CO) Mampu mengikat Hb (hemoglobin) sehingga pasokan O2 ke jaringan tubuh terhambat. Hal tersebut menimbulkan gangguan kesehatan berupa; rasa sakit pada dada, nafas pendek, sakit kepala, mual, menurunnya pendengaran dan penglihatan menjadi kabur. Selain itu, fungsi dan koordinasi motorik menjadi lemah. Bila keracunan berat (70 – 80 % Hb dalam darah telah mengikat CO), dapat menyebabkan pingsan dan diikuti dengan kematian.
Nitrogen dioksida (SO2) Dapat menyebabkan timbulnya serangan asma.
Hidrokarbon (HC) Menyebabkan kerusakan otak, otot dan jantung.
Chlorofluorocarbon (CFC) Menyebabkan melanoma (kanker kulit) khususnya bagi orang-orang berkulit terang, katarak dan melemahnya sistem daya tahan tubuh.
Timbal (Pb) Menyebabkan gangguan pada tahap awal pertumbuhan fisik dan mental serta memengaruhi kecerdasan otak.
Ozon (O3) Menyebabkan iritasi pada hidung, tenggorokan terasa terbakar dan memperkecil paru-paru.
NOx Menyebabkan iritasi pada paru-paru, mata dan hidung.
b. Dampak lambat Pencemaran udara diduga sebagai salah satu penyebab penyakit bronkitis kronis dan kanker paru primer. Penyakit yang disebabkan oleh pencemaran udar, antara lain:
Penyakit Antrakosis Merupakan penyakit saluran pernapasan yang disebabkan oleh pencemaran debu batubara. Penyakit ini biasanya dijumpai pada pekerja tambang batubara atau pekerja yang banyak mlibatkan penggunaan batubara seperti power plant (pembangkit listrik tenaga uap). Masa inkubasi penyakit ini antara 2-4 tahun yang ditandai dengan sesak napas.
Penyakit Silikosis Penyakit yang disebabkan oleh pencemaran debu silica bebas, berupa SiO2, yang terhisap masuk ke dalam paru-paru dan kemudian mengendap. Debu silica ini banyak terdapat di industry besi baja, keramik, pengecoran beton, proses permesinan seperti mengikir, menggerinda. Di samping itu debu silica juga terdapat di penambangan bijih besi, timah putih, dan tambang batu bara. Penyakit silikosis akan lebih buruk lagi, kalau penderita sebelumnya sudah menderita penyakit TBC paru-paru, bronchitis kronis, astma broonchiale dan penyakit pernapasan lainnya. Pada awalnya, penyakit silikosis ditandai dengan sesak napas yang disertai dengan batuk-batuk tanpa dahak.
Penyakit Asbestosis Merupakan penyakit akibat kerja yang disebabkan oleh debu atau serat asbes yang mencemari udara. Asbes merupakan campuran berbagai macam silikat terutama.
4. Dampak terhadap Tumbuhan dan Hewan Tumbuh-tumbuhan sangat sensitif terhadap gas sulfur dioksida, florin, ozon, hidrokarbon, dan CO. Apabila terjadi pencemaran udara, konsentrasi gas tersebut akan meningkat dan dapat menyebabkan daun tumbuhan berlubang dan layu. Ternak akan menjadi sakit jika memakan tumbuh-tumbuhan yang mengandung dan tercemar florin. Gas CFC mengakibatkan tumbuhan menjadi kerdil, ganggang di laut punah, terjadi mutasi genetik (perubahan sifat organisme). Selain itu pencemaran udara juga dapat mempengaruhi penipisan lapisan ozon yang dapat menimbulkan kanker mata pada sapi, terganggunya atau bahkan putusnya rantai makanan pada tingkat konsumen di ekosistem perairan karena penurunan jumlah fitoplankton. Pencemaran udara juga akan menyebabkan hujan asam mengakibatkan pH air turun di bawah normal sehingga ekosistem air terganggu. Pemanasan globaljuga terjadi karena adanya pencemaran udara yang dapat membawa dampak negatif pada kehidupan hewan, pencemaran udara juga mampu merusakkan bangunan dan candi-candi.
5. Dampak terhadap Cuaca dan Iklim
Gas karbon dioksida memiliki kecenderungan untuk menahan panas tetap berada di lapisan bawah atmosfer sehingga terjadi efek rumah kaca. Udara menjadi panas. Selain itu, partikel-partikel debu juga memiliki kecenderungan untuk memantulkan kembali sinar matahari di udara sebelum sinar tersebut sampai ke permukaan bumi sehingga udara di lapisan bawah atmosfer menjadi dingin. Pencemaran udara juga berpengaruh kepa iklim, iklim dunia yang berubah polanya mengakibatkan timbulnya kemarau panjang, bencana alam dan naiknya permukaan laut. Kemarau panjang memicu terjadinya kebakaran hutan dan menurunnya produksi panen, bencana alam (banjir, gempa, tsunami) banyak terjadi dan permukaan laut yang meninggi akan mengakibatkan tenggelamnya pulau-pulau kecil dan daerah-daerah pesisir pantai.
6. Dampak terhadap Sosial Ekonomi
.
Dampak Pencemaran Udara Bagi Peternakan Pencemaran udara akan meningkatkan biaya perawatan dan pemeliharaan bangunan, monumen, jembatan, dan lainnya serta menyebabkan pengeluaran biaya ekstra untuk mengendalikan pencemaran yang terjadi
1 .Dampak Langsung Terhadap Peternakan
Timbulnya pencemaran udara menimbulkan pemanasan global di permukaan bumi akan mempengaruhi semua komponen lingkungan, baik abiotik ( faktor fisik dan kimia) maupun biotik
( semua interaksi di antara (perwujudan) makanan, air, predasi, penyakit serta interaksi sosial dan seksual.
Faktor lingkungan abiotik adalah faktor yang paling berperan dalam menyebabkan stres fisiologis (Yousef, 1984). Komponen lingkungan abiotik utama yang pengaruhnya nyata terhadap ternak adalah temperatur, kelembaban (Yousef, 1984 ; Chantalakhana dan Skunmun, 2002), curah hujan (Chantalakhana dan Skunmun, 2002), angin dan radiasi matahari (Yousef, 1984 ; Cole and Brander, 1984 Perubahan temperatur lingkungan mempengaruhi produksi ternak melalu empat cara: (a) dampak terhadap perubahan ketersedian dan harga bahan pakan ( biji-bijian, tepung ikan dll) , dampaknya terhadap produksi dan kualitas padang rumput dan hijauan makanan ternak, perubahan dalam distribusi hama dan penyakit ternak dan pengaruh langsung dari cuaca dan temperatur ekstrim terhadap kesehatan, pertumbuhan dan reproduksi ternk. ( Smith et al 1996). Pengaruh peningkatan temperatur lingkungan bukan hanya berdampak secara tunggal, akan tetapi dapat mempunyai multiefek terhadap faktor abiotik lainnya, seperti radiasi, kelembaban, angin , dan faktor lainnya. Adapun dampak secara langsung dapat di analisis sebagai berikut :
a.Dampak terhadap Proses Fisiologis
Dampak peningkatan temperatur lingkungan akan mempengaruhi 2 faktor fisiologis :.
Mempengaruhi kecepatan reaksi kimia dalam tubuh artinya molekul dalam tubuh ternak akan membatasi pelepasan energi cenderung lebih banyak mengkonsumsi air
. Peningkatan aktipitas enzimatik sehingga akan menimbulkan stres pada ternak
b. Dampak Terhadap Reproduksi Ternak
Dampaknya bila kelembaban udara tinggi dapat menyebabkan penurunan tingkat kebuntingan pada sapi betina
menyebabkan lambatnya pubertas pada sapi dara, tidak timbulnya berahi pada sapi induk
, menekan aktivitas berahi, menyebabkan aborsi dan meningkatkan kematian anak sebelum disapih
Penurunan fertilitas terutama disebabkan oleh naiknya temperatur tubuh yang mempengaruhi fungsi ovarium, ekspresi berahi
Pada tingkat embrio, pengaruh cekaman panas terhadap perkembangan embrio, mengurangi jumlah embrio pada tahap dua sel dan empat – delapan sel
Dampak terhadap Konsumsi Pakan
Pengaruh temperatur lingkungan tinggi dijabarkan oleh konsumsi bahan kering menurun,
sedangkan konsumsi air meningkat
Rendahnya konsumsi pakan pada ternak ruminansia merupakan salah satu cara utama untuk beradaptasi terhadap temperatur lingkungan tinggi, akan tetapi pada umumnya di susul dengan penurunan performan produksi
Dampak terhadap Produksi susu
Pada umunya, sapi perah yang mengalami cekaman panas , konsumsi pakannya menurun dan pada waktu bersamaan produksi susunya ikut menurun..
Volume susu bangsa sapi Eropa (Bos taurus) nyata menurun pada suhu diatas 210 C. Tetapi bagi sapi brahman tidak begitu dipengaruhi
Komposisi susu sapi juga ikut berubah selama cekaman panas.
Sekresi lemak susu menurun, tetapi hal ini kelihatanya tidak berhubungan dengan sekresi cairan susu karena konsentrasi lemak dalam susu sangat beragam sesuai dengan bangsa sapinya.
e. Dampak Terhadap Pertumbuhan
prenatal sebelum anak sapi lahir dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan fetus
sapi bunting yang dipelihara pada musim panas tanpa naungan menghasilkan anak-anak sapi yang nyata mempunyai bobot badan lebih kecil.
Hal ini menyebabkan kesukaran dalam mengukur parameter dan menganalisis data hasil – hasil penelitian tentang dampak pencemaran udara di lapangan .
2.Dampak Tidak Langsung
Pengaruh tidak langsung dari perubahan temperatur lingkungan pada performans ternak terutama mengahasilkan perubahan kualitas dan kuantitas nutrisi pakan ternak. Hasil penelitian menduga bahwa perubahan dalam iklim akan mempengaruhi kualitas dan kuantitas jiauan makanan ternak yang dihasilkan, (Top & Doyle 1996a. 1996b)
adapun dampak secara tidak langsung adalah sebagai berikut:
Dampak ketersedian dan harga bahan pakan ( biji-bijian, tepung ikan dll)
Dampaknya terhadap produksi dan kualitas padang rumput dan hijauan makanan ternak,
Perubahan kualitas dan kuantitas nutrisi pakan ternak.
Menyebarkan penyakit dan parasit kedaerah baru atau menghasilkan peningkatan wabah penyak
2.8. Pencegahan Pencemaran Udara
Pencegahan yang ditempuh terhadap pencemaran udara tergantung dari sifat dan sumber polutannya. Pencegahan yang paling sederhana dan mudah dilakukan yaitu menggunakan masker sebagai pelindung untuk menghindari terjadinya gangguan kesehatan.
Tindakan yang dilakukan untuk mencegah pencemaran udara seperti mengurangi polutan, bahan yang mengakibatkan polusi dengan peralatan, mengubah polutan, melarutkan polutan, dan mendispersikan-menguraikan polutan.
1) Mencegah pencemaran udara berbentuk gas
Adsorbsi Adsorbsi merupakan proses melekatnya molekul polutan atau ion pada permukaan zat padat-adsorben-seperti karbon aktif dan silikat. Adsorben mempunyai sifat dapat menyerap zat lain sehingga menempel pada permukaannya tanpa reaksi kimia serta memiliki daya kejenuhan yang bersifat disposal (sekali pakai buang) atau dibersihkan dulu, kemudian digunakan lagi.
Absorbsi Absorbsi merupakan proses penyerapan yang memerlukan solven yang baik untuk memisahkan polutan gas dengan konsentrasinya. Metoe absorbs ini pada prinsipnya hampir sama dengan metode adsorbsi, hanya bedanya bahwa emisi hidrokarbon mengalami kontak dengan cairan di mana hidrokarbon akan larut atau tersuspensi.
. Kondensasi Kondensasi merupakan proses perubahan uap air atau bendda gas menjadi benda cair pada suhu udara di bawah titik embun. Polutan gas diarahkan mencapai titik kondensasi tinggi dan titik penguapan yang rendah, seperti hidrokarbon dan gas organic lainnya.
Pembakaran Pembakaran merupakan proses untuk menghancurkan gas hidrokarbon yang terdapat di dalam polutan dengan mempergunakan proses oksidasi panas yang disebut inceneration. Iceneration merupakan salah satu metode dalam pengolahan limbah padat dengan menggunakan pembakaran yang menghasilkan gas dan residu pembakaran.
2) Mencegah pencemaran udara berbentuk partikel
Filter Filter udara dimaksudkan untuk menangkap debu atau polutan partikel yang ikut keluar pada cerobong atau stack pada permukaan filter, agar tidak ikut terlepas ke lingkungan sehingga hanya udara bersih saja yang keluar dari cerobong. Penggunaan filter udara seharusnya disesuaikan dengan sifat gas buangan yang keluar seperti berdebu banyak, besifat asam, bersifat alkalis dan sebagainya. Beberapa contoh jenis filter yang banyak digunakan seperti cotton, nylon, orlon, Dacron, fiberglass, polypropylene, wool, nomex, Tefloyn.
Filter basah Cara kerja filter basah atau scrubbers/wat collectors adalah membersihkan udara kotor dengan cara menyemprotkan air dari bagian atas alat, sedangakan udara yang kotor dari bagian bawah alat.
Elektrostatik Alat pengendap elektrostatik dapat digunakan untuk membersihkan udara kotor dalam jumlah yang relative besar. Alat ini menggunakan arus searah (DC) yang mempunyai tegangan antara 25-100 kv, berupa tabung silinder di mana dindingnya diberi muatan positif sedangkan di tengah ada sebuah kawat yang merupakan pusat silinder, sejajar dinding silinder, diberi muatan negative.
Kolektor mekanik mengendapkan polutan partikel yang ukurannya relative besar dapat dengan menggunakan tenaga gravitasi. Pengendap siklon atau cyclone Separators adalah pengendap debu yang ikut dalam gas buangan atau udara dalam ruang pabrik yang berdebu.
Program penghijauan Tumbuh-tumbuhan menyerap hasil pencemaran udara berupa karbon dioksida (CO2) dan melepaskan oksigen (O2). Tumbuh-tumbuhan akan menghisap dan mengurangi polutan, dengan melepaskan gas oksigen maka akan mengurangi jumlah polutan di udara. Semakin banyak tumbuh-tumbuhan ditanam sebagai paru-paru kota maka kualitas udara akan semakin sehat sehingga akan mendukung program langit biru (prolabir). Program penghijauan ini seharusnya merupakan gerakan nasional agar semua pihak dapat berpartisipasi aktif.
Ventilasi udara Penggunaan dan penempatan ventilasi udara seharusnya disesuaikan dengan kebutuhan. Perhatian utama yaitu tercukupnya kebutuhan gas oksigen (O2) dalam ruangan serta menjadikan udara dalam ruangan bebas dari berbagai polutan. Bila akan menggunakan exhaust fan, maka usahakan dekat dengan sumber pencemaran, agar polutan segera dapat keluar dalam ruangan.
2.9. Upaya Penanggulangan Pencemaran Udara
Upaya penanggulangan dilakukan dengan tindakan pencegahan (preventif) yang dilakukan sebelum terjadinya pencemaran dan tindakan kuratif yang dilakukan sesudah terjadinya pencemaran.
a. Usaha Preventif (sebelum pencemaran)
Mengembangkan energi alternatif dan teknologi yang ramah lingkungan.
Mensosialisasikan pelajaran lingkungan hidup (PLH) di sekolah dan masyarakat.
Mewajibkan dilakukannya AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan) bagi industri atau usaha yang menghasilkan limbah.
Tidak membakar sampah di pekarangan rumah.
Tidak menggunakan kulkas yang memakai CFC (freon) dan membatasi penggunaan AC dalam kehidupan sehari-hari
Tidak merokok di dalam ruangan.
Menanam tanaman hias di pekarangan atau di pot-pot.
Ikut berpartisipasi dalam kegiatan penghijauan.
Ikut memelihara dan tidak mengganggu taman kota dan pohon pelindung.
Tidak melakukan penebangan hutan, pohon dan tumbuhan liar secara sembarangan.
Mengurangi atau menghentikan penggunaan zat aerosol dalam penyemprotan ruang.
Menghentikan penggunaan busa plastik yang mengandung CFC.
Mendaur ulang freon dari mobil yang ber-AC.
Mengurangi atau menghentikan semua penggunaan CFC dan CCl4.
b Usaha kuratif (sesudah pencemaran)
Bila telah terjadi dampak dari pencemaran udara, maka perlu dilakukan beberapa usaha untuk memperbaiki keadaan lingkungan, dengan cara:
Menggalang dana untuk mengobati dan merawat korban pencemaran lingkungan.
Kerja bakti rutin di tingkat RT/RW atau instansiinstansi untuk membersihkan lingkungan dari polutan.
Melokalisasi tempat pembuangan sampah akhir (TPA) sebagai tempat/pabrik daur ulang.
Menggunakan penyaring pada cerobongcerobongi di kilang minyak atau pabrik yang menghasilkan asap atau jelaga penyebab pencemaran udara.
Mengidentifikasi dan menganalisa serta menemukan alat atau teknologi tepat guna yang berwawasan lingkungan setelah adanya musibah/kejadian akibat pencemaran udara, misalnya menemukan bahan bakar dengan kandungan timbal yang rendah (BBG).
c. Program pemerintah
Selain usaha preventif dan kuratif, Pemerintah juga perlu mencanangkan programprogram yang bertujuan untuk mengendalikan pencemaran, khususnya pencemaran udara yaitu:
PROGRAM LANGIT BIRU yang dicanangkan sejak Agustus 1996. Bertujuan untuk meningkatkan kembali kualitas udara yang telah tercemar, misalnya dengan melakukan uji emisi kendaraan bermotor.
Keharusan membuat cerobong asap bagi industri/ pabrik.
Imbauan mengurangi bahan bakar fosil (minyak, batu bara) dan menggantinya dengan energi alternatif lainnya.
Membatasi beroperasinya mobil dan mesin pembakar yang sudah tua dan tidak layak pakai.
Larangan menggunakan gas CFC.
Larangan beredarnya insektisida berbahaya seperti DDT (dikhloro difenil trikhloro etana).
Melarang penggunaan CFC pada produksi kosmetika.
Menetapkan undang-undang dan hukum tentang pelaksanaan perlindungan lapisan ozon.
d. Secara nasional dan internasional
Solusi untuk mengatasi polusi udara kota terutama ditujukan pada pembenahan sektor transportasi, tanpa mengabaikan sektor-sektor lain. Hal ini kita perlu belajar dari kota-kota besar lain di dunia, yang telah berhasil menurunkan polusi udara kota dan angka kesakitan serta kematian yang diakibatkan karenanya :
Pemberian izin bagi angkutan umum kecil hendaknya lebih dibatasi, sementara kendaraan angkutan massal, seperti bus dan kereta api, diperbanyak.
Pembatasan usia kendaraan, terutama bagi angkutan umum, perlu dipertimbangkan sebagai salah satu solusi. Sebab, semakin tua kendaraan, terutama yang kurang terawat, semakin besar potensi untuk memberi kontribusi polutan udara.
Potensi terbesar polusi oleh kendaraan bermotor adalah kemacetan lalu lintas dan tanjakan. Karena itu, pengaturan lalu lintas, rambu-rambu, dan tindakan tegas terhadap pelanggaran berkendaraan dapat membantu mengatasi kemacetan lalu lintas dan mengurangi polusi udara.
Pemberian penghambat laju kendaraan di permukiman atau gang-gang yang sering diistilahkan dengan "polisi tidur" justru merupakan biang polusi, kendaraan bermotor akan memperlambat laju.
Uji emisi harus dilakukan secara berkala pada kendaraan umum maupun pribadi meskipun secara uji petik (spot check). Perlu dipikirkan dan dipertimbangkan adanya kewenangan tambahan bagi polisi lalu lintas untuk melakukan uji emisi di samping memeriksa surat-surat dan kelengkapan kendaraan yang lain.
III. KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
Dari hasil diskusi kelompok yang telah dilakukan saat tutorial, maka dapat diambil kesimpulan bahwa:
Polusi atau pencemaran udara adalah masuknya komponen lain ke dalam udara, baik oleh kegiatan manusia secara langsung atau tidak langsung maupun akibat proses alam sehingga kualitas udara turun sampai ke tingkatan tertentu yang menyebabkan lingkungan menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai peruntukannya.
Dampak-dampak pencemaran udara pada kehidupan manusia dapat di bagi menjadi dampak umum, dampak terhadap ekosistem, dampak terhadap kesehatan, dampak terhadap tumbuh-tumbuhan dan hewan, dampak terhadap cuaca dan iklim, dan dampak terhadap sosial-ekonomi.
Upaya penanggulangan dilakukan dengan mengurangi atau menghentikan semua penggunaan CFC dan CCl4,melokalisasi tempat pembuangan sampah akhir (TPA) sebagai tempat/pabrik daur ulang.
Pencegahan yang ditempuh terhadap pencemaran udara tergantung dari sifat dan sumber polutannya. Pencegahan yang paling sederhana dan mudah dilakukan yaitu menggunakan masker sebagai pelindung untuk menghindari terjadinya gangguan kesehatan.
3.2 Saran
Pencemaran udara dapat memberikan dampak buruk bagi kelangsungan hidup, semua mahluk hidup maka kita mempunyai kewajiban untuk menjaga kebersihan udara agar tetap bersih .maka jagalah alam ini supaya tetap bersih dari segala bentuk pencemaran udara .
DAFTAR PUSTAKA
Chandra, Budiman. 2005. Pengantar Kesehatan Lingkungan. Jakarta : EGC. Fardiaz, Srikandi. 1992. Polusi Air Dan Udara. Yogyakarta : Kanisius. Susanta, G. dan S. Sutjaha. 2007. Akankah Indonesia tenggelam Akibat Pemanasan Global. Jakarta : Penebar Plus. Karmana, Oman. 2007. Cerdas Biologi. Jakarta: Grafindo Media Pratama. http://mubarok012.blogspot.com/2012/12/kata-pengantar-puji-syukur-kami.html diakses pada tanggal 13 November 2013 pukul 21.00 WIB. Valtorta, S.E. 2007: Animal production in a changing climate: Impacts and mitigation Lucy, M.C. 2002. Reproductive loss in farm animals during heat stress. Page 50-53 in Proc. 15th American Meteorological Society Biological Syatems and Aero Meeting.
15