ernmental Inustrial Hygienist* an I'O )International 'tanar Organi?ation* sebesar 20 )A*, seang menurut O'HA )O((upational 'a%ety an Health Aministration* sebesar 4/ )A* untuk 6aktu kerja 2 jam
erasarkan
'urat
Keputusan
Mentri
&enaga
Kerja
Nomor
KP.0#
(. 5enis Penyakit Dampak yang apat itimbulkan paa pekerja akibat kebisingan antara lain : #. 8angguan %isiologis, yaitu berupa peningkatan tekanan arah, peningkatan nai, basal metabolism, konstruksi pembuluh arah ke(il terutama bangian kaki, apat menyebabkan pu(at an gangguan sensoris. $. 8angguan psikologis, berupa rasa tiak nyaman, kurang konsentrasi, susah tiur, emosi serta paparan alam 6aktu lama apat menyebabkan penyakit psikosomatik seperti gastritis, penyakit jantung (oroner an lain+ lain. 3. 8angguan komunikasi ". 8angguan keseimbangan, berupa gangguan %isiologis seperti kepala pusing, mual an lain+lain. 0. 8angguan penengaran )ketulian*
a. &uli 'ementara )&emporary &reshol;&&'* Diakibatkan oleh pemaparan terhaap bising engan intensitas tinggi, pekerja akan mengalami penurunan aya engar yang si%atnya sementara. iasanya 6aktu pemaparan terlalu singkat, setelah (ukup istirahat aya engarnya akan pulih kembali. b. &uli menetap )Permanent &reshol 'hi%t;P&'* iasanya akibat paparan yang lama
)kronis*. esarnya P&'
ipengaruhi oleh %aktor : •
&ingginya le>el suara
•
@ama pemaparan
•
'pektrum suara
•
&emporal Pattern
•
Kepekaan ini>iu
•
Pengaruh obat+obatan
•
Keaaan sehat
. Patogenesis Mekanisme asar terjainya gangguan penengaran akibat bising merupakan kombinasi ari %aktor mekanis an metabolik yakni aanya paparan bising kronis yang merusak sel rambut koklea an perubahan metabolik yang menyebabkan hipoksia akibat >asokontriksi kapiler oleh karena bising )errite B 'antana, $//0 Mi?uo, Miyamoto B 'himi?u, $/##*. 8angguan penengaran akibat bising juga merupakan interaksi ari %aktor lingkungan an %aktor genetik )@aer, et al., $//!*. Paparan bising menyebabkan pembentukan 2+isoprostaglanin $C )2+ isoP8$C* ialam koklea yang merupakan marker terjainya proses reakti% oksigen an berpotensi menyebabkan >asokonstriksi sehingga menurunkan aliran arah ke koklea
Penilaian tuli akibat bising se(ara histopatologi menunjukkan aanya kerusakan organ 7orti i koklea terutama sel+sel rambut. Kerusakan yang terjai paa struktur organ tertentu bergantung paa intensitas an lama paparan. Daerah yang pertama terkena aalah sel+sel rambut luar separti stereosilia paa sel+sel rambut luar menjai kaku. Dengan bertambahnya intensitas an urasi paparan akan ijumpai lebih banyak kerusakan seperti hilangnya stereosilia, kerusakan paa stria >askular, kolaps sel+sel penunjang, hilangnya jaringan %ibrosit an kerusakan serabut sara% )Daniel, $//1 Kuja6a, $//4*. Mekanisme hiroinamika paa kerusakan sel rambut alam, sel rambut luar an membran basilaris akibat pajanan bising menurut gelombang bunyi yang atang akan tersebar se(ara merata berbentuk raial. 8elombang bunyi tersebut menimbulkan regangan paa partisi koklea an menyebabkan %leksi membran basilaris, sepanjang tepi ligamentum spiralis. Akibat ari keaaan i atas bagian tengah membran basilaris yang tiak itopang oleh penunjang lain akan bergetar lebih kuat ibaningkan struktur lain. Paa bagian tengah ini pula terletak bagian basal sel rambut luar yang mempunyai hubungan erat engan pilar sel rambut alam, sehingga muah imengerti bah6a sel penunjang paa bagian tengah membran basilaris bersama sel rambut luar an sel rambut alam muah terjai kerusakan akibat pajanan bising )Alberti, #44#*. e. Pen(egaha Pen(egahan yang apat ilakukan antara lain : #. Dengan melakuakan pengenalian yaitu : a. Pengenalian teknis •
Pemilihan euipment
•
Mantainan(e alat
•
Pemasangan peream bunyi paa alat prouksi
•
Mengisolasi tempat yang menjai sumber bising engan melakukan pereaman.
b. Pengenalian Aministrati% •
Menerapkan sistem shi%t
•
Mengurangi jam kerja
•
Melakukan training
$. Melakukan pemeriksaan se(ara berkala 3. Penggunaan APD sepert earplug, earmu%% an helmet. Pe!"#$%& eb/ Lo.#m Ke(#*
a. De%inisi @ogam keras aalah suatu istilah yang ipakai untuk karbia+karbia logam ipaatkan ari tungstreen yang sangat keras )ialamnya telah itambahkan sejumlah ke(il titanium, tantalum, >anaium, molyebrum, atau karbia kronium* yang iikat bersama kobalt )termasuk besi an nikel*. Pekerja yang memiliki risiko tinggi terkena penyakit ebu logam keras antara lain pekerja yang terlibat alam prouksi karbia alam proses men(ampur, membuat bubuk, membentuk, pemanasan tungku, pengerjaan engan mesin, penggerinaan persisi, pekerja alam proses prouksi perkakas, pengasahan perkakas an bagian mesin, serta pekerja lain yang bertugas i ekat tempat kerja yang memiliki risiko tinggi terkena pajanan. b. Nilai Ambang atas Nilai Ambang atas )NA* bergantung paa jenis senya6a yang igunakan serta paparan yang akan itimbulkan.
(. 5enis Penyakit Debu logam keras apat menimbulkan berbagai e%ek antara lain berbagai gejala iritati% termasuk batuk, rhinitis, yspnea mirip asma, an yspnea paa pengerahan tenaga, %ibrosis intestinal i%us juga apat terjai. Penyakit paru an saluran perna%asan yaitu bronkhopulmoner merupakan penyakit yang isebabkan oleh ebu logam keras. . Patogenesis Absorbsi logam keras hanya terjai le6at paru+paru. Debu yang terabsorbsi kemuian iistribusikan ke bagian+bagian tubuh melalui uara perna%asan engan partikel ebu yang lain. Partikel ebu yang tak larut akan tertahan alam jaringan paru, sementara itu komponen yang larut iba6a oleh aliran arah ke bagian tubuh lain. Hanya kobalt uang iekskresi alam jumlah ke(il melalui kemih. e. Pen(egahan -ntuk men(egah timbulnya penyakit yang iakibatkan oleh logam keras upaya yang apat ilakukan antara lain : #. Melakukan pemeriksaan sebelum penempatan, meliputi pemeriksaan ri6ayat meis an pemeriksaan %isik. $. Melakukan pemeriksaan berkala yang ilakukan alam perioe 6aktu setiap tahun yang bertujuan untuk eteksi ini aanya penyakit yang timbul akibat logam keras. 3. Pengenalian teknis yang ilakukan engan (ara menutup mesin+mesin an >entilasi pembuangan lokal sehingga akan mengurangi kaar ebu agar sesuai engan NA. ". Pengguanaan APD berupa respirator selama paparan engan kaar ebu tinggi. 10 Pe!"#$%& I!e$*% '#! P#(#*%&
a. De%inisi
Paparan terhaap mikroorganisme an parasite in%ekti% hiup an prouk toksiknya tiak ipungkiri apat terjai i tempat kerja. Agen penyebab in%eksi an parasit antara lain, >irus, klamiia, bakteri, jamur, proto?oa, an (a(ing. Kemampuan hiup ari masing+masing parasite bergantung paa %aktor+%aktor %isik, iklim, nutrisi an multiplikasi serta aanya reser>oir oblogat serta >ektor biantang paa kasus parasite. Penyakit in%eksi an parasit ini memiliki risiko tinggi paa pekerja pertanian, tempat+tempat kerja i Negara beriklim panas an belum maju, rumah sakit, laboratorium, klinik, ruang otopsi, pkerjaan yang berhubungan engan penanganan binatang an prouk+prouknya an pekerjaan lapangan imana terapat kontak engan binatang. b. 5enis Penyakit Penyakit yang apat itimbulkan akibat in%eksi an parasite antara lain : #. nse%alitis $. &uber(ulosis 3. Antraks ". In%eksi jamur kulit 0. 9abies, ll. (. Patogenesis Mekanisme terjainya penyakit in%eksi an parasite akibat kerja apat melalui berbagai (ara bergantung ari jenis agen yang mengin%eksi. Agen apat masuk ke alam tubuh pekerja melalui uara, kulit, gigitan serangga maupun makanan an minuman. . Pen(egahan Pen(egahan yang apat ilakukan engan (ara : #. Melakukan pemeriksaan sebelum penempatan, berupa pemeriksaan ri6ayat meis an pemeriksaan %isik. $. Pemeriksaan se(ara berkala. 3. Peniikan kesehatan terhaap pekerja
". Melakukan penanganan kasus engan tepat terhaap pekerja yang suah terin%eksi, seperti mengisolasi. 0. Menggunakan APD seperti sarung tangan, masker ataupun baju pelinung sesuai engan jenis pekerjaan. !. Melakukan proseur kerja se(ara tepat. 11 Pe!"#$%& K/l%& A$%b#& Ke(,#
a. De%inisi Penyakit kulit akibat kerja atau yang iapat se6aktu melakukan pekerjaan, banyak penyebabnya antara lain agen sebagai penyebab penyakit kulit tersebut antara lain berupa agen+agen, kimia maupun biologis. b. 5enis Penyakit 5enis+jenis penyakit kulit akibat kerja antara lain : #. Dermatitis kontak iritan primer, aalah ermatosis akibat kerja yang paling sering itemukan. entuknya mirip engan kebanyakan ermatosis yang lain an penyebabnya tiak muah ikenali. $. Dermatitis kontak alergi, baik akut maupun kronis, mempunyai (iri+(iri klinisa yang sama engan e(?ema bukan akibat kerja. 3. Akne )jera6at* akibat kerja. Mirip engan jera6at paa umumnya, tetapi terutama menyerang bagian yang kontak engan agen. ". Dermatosis solaris akut. Penyakit kulit yang ianggap sebagai penyakit kulit akibat keerja, yang sangat ipermuah oleh ?at+?at %otoinamik yang igunakan alam pekerjaan tersebut. (. Patogenesis Dermatosis akibat kerja aalah segala kelainan kulit yang timbul paa 6aktu bekerja atau isebabkan oleh pekerjaan, istilah ermatosis lebih tepat aripaa ermatitis, sebab kelainan kulit akibat kerja tiak usah selalu suatu peraangan, melainkan juga tumor atau alergi. Presentasi ermatosis akibat kerja ari seluruh penyakit+penyakit akibat kerja sekitar 0/E+!/E, maka ari itu penyakit tersebut menapatkan perhatian yang (ulup. 7iri;(iri ari
emratosis itu seniri aalah kulit mengelupas, ber6arna kemerah+merahan isertai rasa gatal paa kulit. . Pen(egahan Pen(egahan ermatosis akibat kerja yang apat ilakukan antara lain : #. Penilaian bahan+bahan yang akan igunakan i perusahaan. $. Mengganti bahan+bahan berbahaya engan yang tiak berbahaya. 3. Peniikan. ". Hygiene personal an perusahaan. 0. Alat Pelinung Diri )APD*, berupa pelinung mata an muka atau pelinung kulit an tubuh. !. Pemeriksaan pra kerja. 'eangkan upaya penanggulangan se(ara umum untuk men(egah penyakit kulit akibat kerja antara lain : #. ilamana mungkin allergen kuat sensiti?er an karsilogen henaknya iganti engan ?at+?at yang kurang berbahaya. $. Kontak kulit engan agen henaknya ibatasi engan pengenalian teknologi. 3. liminasi kontak kulit engan bahan penyebab. ". Pakaian pelinung )apron, sarung tangan, topeng 6ajah*. 0. Penyeiaan %asilitas asar untuk kebersihan iri, henaknya iseiakan APD an penggunaannya iharuskan untuk igunakan selama jam kerja. 12 Pe!"#$%& A$%b#& U'#(# M#m#&
a. De%inisi -ara mampat aalah uara paa tekanan yang lebih tinggi aripaa tekanan permukaan laut atau yang isebut atmos%er normal. -ara mampat i tempat kerja apat menimbulkan gangguan kesehatan paa pekerja. Penyakit akibat uara mampat i tempat kerja memiliki risiko tinggi paa pekerja alam tero6ongan uara mampat an operasi (aisson serta para penyelam.
b. 5enis Penyakit Penyakit atau gangguan yang apat itimbulkan akibat uara mampat antara lain barotrauma telinga tengah an sinus, paru+paru meletus an emboli uara otak, sakit ekompresi, kera(unan oksigen apabila oksigen igunakan saat ekompresi an osteone(rosis akibat isbarisme atau nekrosis asepti(. (. Patogenesis %ek ari uara mampat apat menyebabkan barotrauma atau %isiologis
akibat
peningkatan
tekanan
parsial
gas+gas
komponennya.
arotrauma timbul akibat aanya perbeaan tekanan antara
keua sisi
membrane tim%ani an e%ek utama yaitu sakit ekompresi yang iakibatkan oleh pembentukan gelembung+gelembung nitrogen alam arah. Paa tekanan atmos%er normal sekitar #$ ml nitrogen alam arah. Apabila ekompresi meuju tekanan atmos%er terlalu (epat, nitrogen yang larut alam arah membentuk gelembung+gelembung yang menyebabkan gangguan sirkulasi jaringan setempat. . Pen(egahan Pen(egahan yang apt ilakukan antara lain : #. Pemeriksaan sebelum penempatan, yang meliputi pemeriksaan ri6ayat meis an pemeriksaan %isik. $. Pemeriksaan se(ara berkala yang bertujuan untuk melakukan eteksi ini. 3. Menaati segala peraturan atau proseur kerja yang telah itetapkan. 13 Pe!"#$%& A$%b#& Ge(#!
a. De%inisi 8etaran aalah gerakan yang teratur ari bena atau meia engan arah bolak+balik
ari keuukan
keseimbangan
)KP+0#
Penyakit getaran aalah penyakit atau gangguan kesehatan yang timbul akibat getaran. b. Nilai Ambang atas
NA getaran alat kerja yang kontak langsung maupun tiak langsung paa lengan an tangan tenaga kerja itetapkan sebesar " meter per etik kuarat )m<et$*.
(. 5enis Penyakit #. Faskular an sirkulasi $. 'istem sara% 3. Osteoarthritis ". Hernia Nu(leus Pulposus . Patogenesis Penyakit akibat getaran biasanya mun(ul setelah paparan selama 3+0 tahun yang menyebabkan gangguan paa aliran arah i aerah ginjal an saluran ken(ing, serta kerusakan permanen paa seni atau tulang yang menyebabkan arthritis. 'eangkan untuk paparan akut apat menyebabkan peraangan atau in%lamasi kemuian timbuk gangguan %insi ginjal an saluran ken(ing. e. Pen(egahan #. 5aga agar paparan tak melampaui NA $. Atur 6aktu kera+istirahat )# jam+#/ mnt* 3. Istirahat : massaging, s6inging, shaking ". Pakai glo>es )FIP* 0. 5aga agar baan tetap hangat !. Hinari %aktor risiko 1. Pemeriksaan berkala 14 Pe!"#$%& A$%b#& eb/ M%!e(#l
a. De%inisi entuk+bentuk mineral Kristal utama yang ianggap sebagai silika bebas aalah kuarsa, trimit, an kristobalit. atu+batuan umumnya menganung silika bebas yang terba6a uara erasal ari peleakan, penggerinaan, penghan(uran, pengeboran an penggilingan batuan. Debu+ ebu mineral tersebut apabila masuk ke alam tubuh apat menimbulkan gangguan kesehatan atau penyakit akibat kerja. 9isiko tinggi terkena pajanan ebu mineral yaitupaa pekerja tambang an ekstraksi batu+batu keras, penghalusan an pemolesan batu, pen(etakan, pembentukan, penyemprotan pasir i tempat penge(oran an pembersihan bangunan, pengerokan 6aah rebus, pabrik keramik, porselin an enamel serta pekerjaan+pekerjaan yang menggunakan pasir. b. Nilai Ambang atas
(. 5enis Penyakit 5enis penyakit yang apat itimbulkan akbata pajan ebu mineral yaitu pneumokiniosis karena ebu mineral pembentuk jaringan parut )sili(osis, antrakosilikosis,
asbetosis*
an
silikotuberkulosisi
yang
silikosisnya
merupakan %aktor utama penyebab (a(at atau kematian. . Patogenesis Aa ua tahapan ebu mineral apat masuk alam saluran perna%asan, yaitu : #. 9etenst Partikel ebu engan iameter 0+#0 um yang mengenap paa saluran perna%asan apat ibersihkan oleh gerakan mukosiliar, tetapi partikel
beriameter /,0+0 um yang sampaii saluran perna%asan terminal atau lebih jauh mungkin tertahan. Partikel ebu yang tertahan i paru+paru iambil oleh makro%ag yaitu %agosit mononu(lear an iangkut ke saluran na%as kemuian ibersihkan ke parenkim paru. Apabila sel+sel yang berisi ebu tersebut mati, maka partikel yang ilepaskan akan iambl leh sel lain. Namun, sel+sel lain ini akan terbunuh sehingga akan ter(ipta suatu reaksi erajat renah yang berkelanjutan yang mengarah paa pembentukan jaringan parut setempat )noul+noul* seringkali terjai i saluran na%as terminal. Debu silika bebas berbea alam hal kemampuan mematikan sel, an akti>asi ini apat iperlambat oleh aanya ebu+ebu lain an ?at kimia yang mempengaruhi permukaan partikel kuarsa. Mekanisme perlinungan normal yaitu engan melapisi partikel ebu engan suatu glikoprotein kaya besi tampaknya tiak e%ekti% paa kasus partikel silika bebas. $. liminasi liminasi partikel+partikel kuarsa terutama saat ber(ampur engan ebu lain apat terjai selama beberapa hari pertama setelah inhalasi leaet bronkus an tra(hea. Debu tertahan meningkat alam peninggian tingkat paparan, paparan terhaap ebu yang tinggi paa masa lalu an anya penyakit paru terutama tuber(ulosis. Partikel tertahan alam partikel partu tersebut jarang iangkut melalui kelenjar lim%e sehingga menyebabkan kerusakan paa paru an kelnjar lim%e. e. Pen(egahan Pen(egahan yang apat ilakukan antara lain : #. 'ubstitusi yaitu melakukan menggantian bahan engan bahan yang tiak berbahya, misalkan paa proses sanlasting yaitu proses meratakan permukaan logam engan ebu pasir yang isemprotkan engan tekanan tinggi iganti engan bubuk alumina.
$. Mengurangi kaar silika bebas alam mangan, enga (ara >entilasi umum an lokal. 3. Penggunaan APD seperti masker yang terstanarisasi. 1 Pe!"#$%& A$%b#& R#'%#*% Io!%*#*%
a. De%inisi 9aiasi aalah perpinahan energi oleh gelombang atau partikel. Aa ua jenis raiasi yaitu : #. 9aiasi Ionisasi aalah bentuk+bentuk raiasi yang paa interaksi engan materi mengakibatkan partikel+partikel bermuatan listrik )ion*. 7ontoh: sinar al%a, sinar beta, sinar gama, sinar G, neu%rons. $. 9aiasi non Ionisasi aalah bentuk+bentuk raiasi engan energi yang (ukup
untuk
mengeluarkan
elektron,
tapi
tiak
(ukup
untuk
membangkitkan ion. 7ontoh: sinar ultra+ungu )ultra+>iolet*, gelombang mikro )mi(ro6a>er*, sinar in%ra merah )in%ra+re*, sinar laser. Penyakit akibat raiasi apat itimbulkan oleh ke(elakaan raiasi yaitu suatu konisi yang tiak iren(anakan termasuk kesalahan operasi, kerusakan ataupun kegagalan %ungsi alat yang menjurus timbulnya konisi paparan raiasi an atau kontaminasi yang melampaui batas keselamatan. b. Nilai Ambang atas #. 9aiasi Ionisasi Nilai atas Dosis )ND* raiasi tahunan yang menga(u paa IAA 'a%ety 'eries No. ##0 tentang 'tanar Keselamatan Internasional Proteksi terhaap 9aiasi Pengion an Keselamatan 'umber 9aiasi.
$. 9aiasi Non+Ionisasi a. =aktu Pemajanan 9aiasi 'inar -ltra -ngu yang iperkenankan kep+ 0#
b. Nilai Ambang atas reku6ensi 9aio an 8elombang Mikro
3. 5enis Penyakit #* 9aiasi Ionisasi &fe' soati' timbul se(ara langsung paa tenaga kerja terpapar. &fe' geneti' timbul paa keturunannya. &fe' Stochastic merupakan e%ek yang kemungkinan terjainya ianggap merupakan %ungsi ari osis yang iterima iperkirakan tanpa ambang batas. 7ontoh: e%ek karsinogenik. &fe' (on Stochastic merupakan e%ek berat ringannya sesuai osis an memiliki NA. 7ontoh: Katarak. $* 9aiasi non+Ionisasi Sinar )ltra )ngu: konjungti>itis %otoelektrika paa mata, erythema merupakan ber(ak merah abnormal paa kulit. $re'uensi *adio dan +elo"ang Mi'ro: 8angguan 'istem 'yara%, 9eprouksi, ugaan @eukimia an Katarak. ". Patogenesis 9aiasi menyebabkan terionisasi atau tereksitasinya atom an molekul sel i alam jaringan tubuh. Apabila molekul pe(ah atau terisosiasi karenanya, akan terbentuk %ragment berupa raikal bebas an ion, yang se(ara kimia tiak stabil. 9aikal bebas sangat reakti% an engan muah apat bereaksi atau mengoksiasi atom lain alam suatu sel jaringan yang menyebabkan sel menjai rusak. ang perlu menapat perhatian aalah apabila terjai kerusaan sel yang menyebabkan pertumbuhan sel abnormal. Paa konisi sel rusak yang tumbuh se(ara abnormal apat menjai apa yang kita kenal sebagai kanker. Hal inilah yang menjai asar meningkatnya risiko kanker karena terpapari engan raiasi pengion, baik ari raiasi alam maupun buatan. 0. Pen(egahan #. Mengurangi 6aktu beraa i sekitar sumber raiasi Dengan sesingkat mungkin beraa ekat engan sumber raiasi, maka se(ara proporsional akan mengurangi osis raiasi yang iterima. $. Memposisikan iri sejauh mungkin ari sumber raiasi
esarnya paparan raiasi akan menurun, sebaning engan kebalikan kuarat jarak terhaap sumber. Dengan menjauhkan sumber raiasi engan
%aktor
ua,
akan
menurunkan
intensitasnya
menjai
seperempatnya. Menjauhkan jarak sumber raiasi engan %aktor tiga akan menurunkan intensitas raiasi menjai sepersembilannya. 3. Menggunakan perisai yang sesuai Perisai yang tepat apat menurunkan se(ara eksponential paparan raiasi gamma an menghalangi hampir semua sinar raiasi+beta. ". 'elain engan ketiga strategi i atas, untuk mengurangi bahaya raiasi eksterna, maka kurangi akti>itas ?at raioakti% engan (ara: -ntuk sumber
engan 6aktu
paruh penek tunggu
sampai
meluruh
ekontaminasi sumber raioakti% sebelum bekerja atau pinahkan ?at raioakti% yang tiak perlu an bisa ipinahkan ke lokasi lain.