MAKALAH PENYAKIT AKIBAT KERJA Mata Kuliah K3 Dosen : ELISA HAFRIDA M.Kes
Disusun oleh : M REZI ALFATH RISKY JAKA PERDANA
STT Dumai Program Studi Teknik Industri Tahun 2016 [Type text]
Page 1
KATA PENGANTAR Assalamualaikum Wr. Wb. Dengan mengucapkan Alhamdulillah sebagai wujud puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Adapun judul makalah ini yaitu: “PENYAKIT AKIBAT KERJA”. Kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan motivasi kepada para mahasiswa/i untuk lebih giat mempelajarinya. Pembuatan makalah ini merupakan suatu syarat untuk menambah pengetahuan tentang Penyakit akibat kerja dan melengkapi tugas dalam proses pembelajaran K3. Terimakasih kepada Ibuk Elisa Hafrida M.Kes, selaku dosen yang membimbing kami dalam pembelajaran K3. Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik untuk makalah ini.Akhir kata kami mengharapkan semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua, khususnya bagi kami sendiri. Aamiin.. Wassalamualaikum Wr. Wb.
[Type text]
Page 2
DAFTAR ISI Kata Pengantar.............................................................................................................
2
Daftar isi........................................................................................................................
3
Bab I Pendahuluan........................................................................................................
4
I.1. Latar Belakang.............................................................................................
4
I.2. Rumusan Masalah.......................................................................................
4
I.3. Tujuan.........................................................................................................
4
Bab II Pembahasan.........................................................................................................
5
II.a. Pengertian Penyakit Akibat Kerja……………........................................
5
II.b.Penyebab Penyakit Akibat Kerja .........................................................
6
II.c. Pencegahan Penyakit Akibat Kerja.......................................................
7
II.d. Penanggulangan Penyakit Akibat Kerja..............................................
7
Bab III Penutup.............................................................................................................
9
III.1. Kesimpulan...............................................................................................
9
III.2. Saran.........................................................................................................
9
Daftar Pustaka................................................................................................................
[Type text]
10
Page 3
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kondisi keselamatan dan kesehatan kerja (K3) perusahaan di Indonesia secara umum diperkirakan termasuk rendah. Padahal kemajuan perusahaan sangat ditentukan peranan mutu tenaga kerjanya. Karena itu disamping perhatian perusahaan, pemerintah juga perlu memfasilitasi dengan peraturan atau aturan perlindungan Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Nuansanya harus bersifat manusiawi atau bermartabat. Keselamatan kerja telah menjadi perhatian di kalangan pemerintah dan bisnis sejak lama. Faktor keselamatan kerja menjadi penting karena sangat terkait dengan kinerja karyawan dan pada gilirannya pada kinerja perusahaan. Semakin tersedianya fasilitas keselamatan kerja semakin sedikit kemungkinan terjadinya kecelakaan kerja. Penyakit Akibat Kerja (PAK) dan Kecelakaan Kerja (KK) di kalangan petugas kesehatan dan non kesehatan kesehatan di Indonesia belum terekam dengan baik. Sebagai faktor penyebab, sering terjadi karena kurangnya kesadaran pekerja dan kualitas serta keterampilan pekerja yang kurang memadai. Banyak pekerja yang meremehkan risiko kerja, sehingga tidak menggunakan alat-alat pengaman walaupun sudah tersedia. Setiap orang membutuhkan pekerjaan untuk memenuhi kebutuan hidupnya. Dalam bekerja Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) merupakan faktor yang sangat penting untuk diperhatikan karena seseorang yang mengalami sakit atau kecelakaan dalam bekerja akan berdampak pada diri, keluarga dan lingkungannya. Salah satu komponen yang dapat meminimalisir Kecelakaan dalam kerja adalah tenaga kesehatan. Tenaga kesehatan mempunyai kemampuan untuk menangani korban dalam kecelakaan kerja dan dapat memberikan penyuluhan kepada masyarakat untuk menyadari pentingnya keselamatan dan kesehatan kerja. B. Rumusan Masalah Berdasarkan penjelasan pada latar belakang di atas, maka permasalahan yang akan dibahas dalam makalah ini adalah bagaimana memahami penyakit akibat kerja serta mencegah penyakit yang disebabkan saat kerja guna meningkatkan keselamatan dan kesehatan kerja. C. Tujuan Untuk memberikan informasi kepada pembaca agar lebih mengerti tentang penyakit yang diakibatkan kerja dan dapat mengurangi korban kecelakaan kerja guna meningkatkan keselamatan dan kesehatan kerja
[Type text]
Page 4
BAB 2 PENYAKIT AKIBAT KERJA A. Pengertian Penyakit Akibat Kerja Sebuah hal yang subtansi dari kehidupan kita adalah pentingnya pekerjaan, karena dengan bekerja kita dapat menghidupi kehidupan kita secara jasmani, namun kadang dengan aktifitas yang sering kita lakukan. Sehingga organ tubuh mengalami satu hal yang membuat kita merasa sakit, untuk memahami lebih dalam kami akan mendefinisikan penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan. Penyakit akibat kerja adalah penyakit yang mempunyaik penyebab yang spesifik atau asosiasi yang kuat dengan pekerjaan, pada umumnya terdiri dari satu agen penyebab, harus ada hubungan sebab akibat antara proses penyakit dan hazard ditempat kerja. Factor lingkungan kerja sangat berpengaruh dan berperan sebagai penyebab timbulnya Penyakit Akibat Kerja. Sebagai contoh antara lain debu silica dan silicosis, uap timah dan keracunan timah. Akan tetapi penyebab terjadinya akibat kesalahan factor manusia juga (WHO). Penyakit akibat kerja adalah penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan, alat kerja, bahan, proses maupun lingkungan kerja. Dengan demikian penyakit, akibat kerja merupakan penyakit yang artifisial atau man made disease. WHO membedakan empat kategori penyakit akibat kerja: 1. Penyakit yang hanya disebabkan oleh pekerjaan, misalnya pneumoconiosis 2. Penyakit yang salah satu penyebabnya adalah pekerjaan, misalnya Karsinoma Bronkhogenik. 3. Penyakit dengan pekerjaan merupakan salah satu penyebab diantara factor-faktor penyebab lainnya, misalnya Bronkhitis khronis. 4. Penyakit dimana pekerjaan memperberat suatu kondisi yang sudah ada sebelumnya, misalnya asma. Pada symposium internasional mengenai penyakit akibat hubungan pekerjaan yang diselenggarakan oleh ILO (Internasional Labour Organization) di Linz, Austria, dihasilkan definisi menyangkut PAK sebagai berikut : 1. Penyakit Akibat Kerja – Occupational Disease adalah penyakit yang mempunyai penyebab yang spesifik atau asosiasi yang kuat dengan pekerjaan, yang pada umumnya terdiri dari satu agen penyebab yang sudah diakui. [Type text]
Page 5
2. Penyakit yang Berhubungan dengan Pekerjaan – Work Related Disease adalah penyakit yang mempunyai beberapa agen penyebab, dimana factor pekerjaan memegang peranan bersama dengan factor risiko lainnya dalam perkembangannya penyakit yang mempunyai etiologi kompleks. 3. Penyakit yang Mengenal Populasi Kerja - Disease of Fecting Working Population adalah penyakit yang terjadi pada populasi pekerja tanpa adanya agen penyebab ditempat kerja, namun dapat diperberat oleh kondisi pekerjaan yang buruk bagi kesehatan.
B. Penyebab Penyakit Akibat Kerja Terdapat beberapa penyebab Penyakit Akibat Kerja yang umum terjadi ditempat kerja, berikut beberapa jenisnya yang digolongkan berdasarkan penyebab dari penyakit yang ada di tempat kerja. Golongan fisik : - Suara tinggi atau bising dapat menyebabkan ketulian.’ - Temperature atau suhu tinggi dapat menyebabkan hyperpireksi, miliaria, heat cramp, heat exhaustion, heat stroke. - Radiasi sinar elektromagnetik infra merah dapat menyebabkan katarak - Ultraviolet dapat menyebabkan konjungtivitas. - Radio aktif/ alfa/ beta/ gama/ X dapat menyebabkan gangguan terhadap sel tubuh manusia. - Getaran menyebabkan reynaud’s Desiase, gangguan metabolism polineurutis. Golongan kimiawi: - Asal: bahan baku, bahan tambahan, hasil sementara, hasil samping(produk), sisa produksi atau bahan buangan. - Bentuk: zat padat, cair, gas, uap maupun partikel. - Cara masuk tubuh dapat melalui saluran pernafasan, saluran pencernaan, kulit dan mukosa. - Masuknya dapat secara akut dan secara kronis - Efek terhadap tubuh: iritasi, alergi, korosif, asphyxia, keracunan, sistematik, kanker, kerusakan kelainan janin. Golongan biologik: - Viral desiases: rabies, hepatitis - Fungal desiases: anthrax. Leptospirosis, brucellosis, TBC, tetanus. - Parasitic desiases: ancylostomiasis, schistosomiasis. [Type text]
Page 6
Golongan fisiologik/ ergonomi: - Akibat cara kerja, posisi kerja, alat kerja, lingkungan kerja yang salah, dan kontruksi yang salah. - Efek terhadap tubuh: kelelahan fisik, nyeri otot, deformirtas tulang, perubahan bentuk, dislokasi, dan kecelakaan. Golongan psikososial : - Akibat organisasi kerja (tipe kepemimpinan, hubungan kerja komunikasi, keamanan), tipe kerja (monoton, berulang-ulang, kerja berlebihan, kerja kurang, kerja shif, dan terpencil). - Manifestasinya berupa stress. C. Pencegahan Penyakit Akibat Kerja Beberapa tips dalam mencegah penyakit kerja, diantaranya: - Pakailah alat pelindung diri secara benar dan teratur - Kenali resiko pekerjaan dan cegah supaya tidak terjadi lebih lanjut - Segera akses tempat kesehatan terdekat apabila terjadi luka yang berkelanjutan. Selain itu terdapat pula beberapa pencegahan lain yang dapat ditempuh agar bekerja bukan menjadi lahan untuk menuai penyakit. 1. Pencegahan prime-health promotion meliputi perilaku kesehatanm factor bahaya ditempat kerja, perilaku kerja yang baik, olah raga dan gizi. 2. Pencegaha skunder-specifict protection meliputi pengendalian melalui perundang - undangan, pengendalian administrative / organisasi: rotasi / pembatasan jam kerja, pengendalian teknis: subtitusi, isolasi, alat pelindung diri (APD) dan pengendalian jalur kesehatan imunisasi. 3. Pencegahan tesier meliputi pemeriksaan kesehatan pra-kerja, pemeriksaan kesehatan berkala, pemeriksaan lingkungan secara berkala, surveilans, pengobatan segera bila ditemukan gangguan pada kerja, dan pengendalian segera ditempat kerja. D. Penanggulangan Penyakit Akibat Kerja Untuk dapat menanggulangi Penyakit Akibat Kerja pada individu perlu dilakukan suatu pendekatan sistematis untuk mendapatkan informasi yang diperlukan dan menginterprestasinya secara tepat. Pendekatan tersebut dapat disusun menjadi 7 langkah yang dapat digunakan sebagai pedoman: [Type text]
Page 7
a. Tentukan Diagnosis klinisnya Diagnosis klinis harus dapat ditegakkan terlebih dahulu, dengan memanfaatkan fasilitas-fasilitas penunjang yang ada, seperti umumnya dilakukan untuk mendiagnosis suatu penyakit. Setelah diagnosis klinik ditegakkan baru dapat dipikirkan lebih lanjut apakah penyakit tersebut berhubungan dengan pekerjaan atau tidak. b. Tentukan pajanan yang dialami oleh tenaga kerja selama ini Pengetahuan mengenai pajanan yang dialami oleh seorang tenaga kerja adalah esensial untuk dapat menghubungkan suatu penyakit dengan pekerjaannya. Untuk ini perlu dilakukan anamnesis mengenai riwayat pekerjaannya secara cermat dan teliti, yang mencakup: - Penjelasan mengenai semua pekerjaan yang telah dilakukan oleh penderita secara khronologis - Lamanya melakukan masing-masing pekerjaan - Bahan yang diproduksi - Materi (bahan baku) yang digunakan - Jumlah pajanannya - Pemakaian alat perlindungan diri (masker) - Pola waktu terjadinya gejala - Informasi mengenai tenaga kerja lain (apakah ada yang mengalami gejala serupa) - Informasi tertulis yang ada mengenai bahan-bahan yang digunakan (MSDS, label, dan sebagainya) c. Tentukan apakah pajanan tersebut memang dapat menyebabkan penyakit tersebut. Apakah terdapat bukti-bukti ilmiah dalam kepustakaan yang mendukung pendapat bahwa pajanan yang dialami menyebabkan penyakit yang diderita. Jika dalam kepustakan tidak ditemukan adanya dasar ilmiah yang menyatakan hal tersebut diatas, maka tidak dapat ditegakkan diagnose penyakit akibat kerja. Jika dalam kepustakaan ada yang mendukung. d. Tentukan apakah jumlah pajanan yang dialami cukup besar untuk dapat mengakibatkan penyakit tersebut. Jika penyakit yang diderita hanya dpaat terjadi pada keadaan pajanan tertentu, maka pajanan yang dialami pasien ditempat kerja menjadi penting untuk diteliti lebih lanjut dan membandingkannya dengan kepustakaan yang ada untuk dapat menentukan diagnosis panyakit akibat kerja. [Type text]
Page 8
BAB 3 PENUTUP A. Kesimpulan Sebagai suatu sistem program yang dibuat bagi pekerja maupun pengusaha, kesehatan dan keselamatan kerja atau K3 diharapkan dapat menjadi upaya preventif terhadap timbulnya kecelakaan kerja dan penyakit akibat hubungan kerja dalam lingkungan kerja. Pelaksanaan K3 diawali dengan cara mengenali hal-hal yang berpotensi menimbulkan kecelakaan kerja dan penyakit akibat hubungan kerja, dan tindakan antisipatif bila terjadi hal demikian. Tujuan dari dibuatnya sistem ini adalah untuk mengurangi biaya perusahaan apabila timbul kecelakaan kerja dan penyakit akibat hubungan kerja. Peran tenaga kesehatan dalam menangani korban kecelakaan kerja adalah menjadi melalui pencegahan sekunder ini dilaksanakan melalui pemeriksaan kesehatan pekerja yang meliputi pemeriksaan awal, pemeriksaan berkala dan pemeriksaan khusus. Untuk mencegah terjadinya kecelakaan dan sakit pada tempat kerja dapat dilakukan dengan penyuluhan tentang kesehatan dan keselamatan kerja. B. Saran Kesehatan dan keselamatan kerja sangat penting dalam pembangunan karena sakit dan kecelakaan kerja akan menimbulkan kerugian ekonomi (lost benefit) suatu perusahaan atau negara olehnya itu kesehatan dan keselamatan kerja harus dikelola secara maksimal bukan saja oleh tenaga kesehatan tetapi seluruh masyarakat.
[Type text]
Page 9
DAFTAR PUSTAKA Indonesia. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja. Indonesia. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja. Poerwanto, Helena dan Syaifullah. Hukum Perburuhan Bidang Kesehatan dan Keselamatan Kerja. Jakarta: Badan Penerbit Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2005. Silalahi, Bennett N.B. [dan] Silalahi,Rumondang.1991. Manajemen keselamatan dan kesehatan kerja.[s.l]:Pustaka Binaman Pressindo. Suma'mur .1991. Higene perusahaan dan kesehatan kerja. Jakarta :Haji Masagung Suma'mur .1985. Keselamatan kerja dan pencegahan kecelakaan. Jakarta :Gunung Agung, 1985 Sumber Lain : http://alfa1995.blogspot.co.id/2012/09/makalah-tentang-anemia-apalastik.html
[Type text]
Page 10