PERANAN FILSAFAT DALAM PENDIDIKAN BAB I PENDAHULUAN Istilah flsaat berasal dari dua suku kata dalam bahasa Yunani kuno, uno,
yait yaitu u phile atau phile atau philos philos yang
berarti
cinta
atau
sahabat,
dan sophia ata sophia atau u sophos yang sophos yang berarti kebijaksanaan. Kedua suku kata tersebut tersebut membentuk membentuk kata majemuk majemuk philosophia. philosophia. Dengan demikian, ber berdasa dasark rkan an asal asal us usul ul philosophia (flsa (flsaat) at) berart berartii cinta cinta kepada epada kebijaksanaan kebijaksanaan atau sahabat kebijaksanaan. Karena Karena istilah philosophia dalam bahasa Indonesia identik dengan istilah flsaat, maka untuk orangnya, yaitu orang yang mencintai kebijaksanaan disebut flsu. aru arun n adi adi!i !ijo jono no berp berpen enda dapa patt bah! bah!a a flsa flsaa att diam diambi bill dari dari bahasa Yunani, flosofa. "truktur katanya berasal dari kata flosofen yang yang bera berart rtii menc mencin inta taii kebij ebijak aksa sana naan an.. Dala Dalam m arti arti itu, itu, menu menuru rutt adi!ijono flsaat mengandung arti sejumlah gagasan yang penuh kebijaksanaan. #rtinya, seseorang dapat disebut berflsaat ketika ia akti memperoleh kebijaksanaan. Kata flsaat dalam pengertian ini lebih memperoleh kebijaksanaan. Kata flsaat dalam pengertian ini lebih berarti sebagai $imbauan kepada kebijaksanaan%. Di &ama &aman n Yunan unani, i, flsa flsaa att buka bukan n meru merupa paka kan n su suat atu u disi disipl plin in teorit teoritis is dan spesia spesial, l, akan akan tetapi tetapi su suatu atu cara cara hidup hidup yang yang kongk kongkre ret, t, suatu pandangan hidup yang total tentang manusia dan tentang alam yang menyinari seluruh kehidupan seseorang. "elanjutnya, dengan kehidup kehidupan an atau perkemban perkembangan gan peradaban peradaban manusia manusia dan problem problema a yang di hadapinya, pengertian yang bersiat teoritis seperti yang di lahirkan lahirkan flsaat flsaat Yunani itu kehilan kehilangan gan kemam kemampuan puan untuk memberi memberi ja!aban
yang
layak
tentang
kebenaran kebenaran
peradaban
itu
telah
menyeb menyebabk abkan an manus manusia ia melak melakuk ukan an loncat loncatan an besar besar dalam dalam bidang bidang sains, teknologi, kedokteran dan pendidikan.
1
'erub erubah ahan an
itu itu
mend mendor oron ong g
manus anusia ia
mem memikir ikirk kan
kemba embali li
pengertian tentang kebenaran. "ebab setiap terjadi perubahan dalam perada peradaban ban akan akan berpen berpengar garuh uh terhad terhadap ap sis sistem tem nilai nilai yang yang berlak berlaku, u, karena antara perubahan peradaban dengan cara berfkir manusia terdapat hubungan timbal balik. 'endidik endidikan an adalah adalah upaya upaya mengem mengemban bangk gkan an poten potensi sipot potens ensii manus anusia ia! !i meny menyia iapk pkan an
peser esertta
did didik. ik.
Karen arenan anya ya
pen pendid didikan ikan
prib pribad adii
dala dalam m
kesei eseimb mban anga gan, n,
bertu ertuju juan an
kesat esatua uan, n,
orga organi nis, s,
dinamis, guna mencapai tujuan hidup kemanusiaan, melalui flsaat kependi ependidik dikan. an. ils ilsaa aatt pendid pendidik ikan an adalah adalah flsaa flsaatt yang yang diguna digunaka kan n dalam studi mengenai masalahmasalah pendidikan. ilsaat pendidikan perlu dikuasai oleh para pendidik, adapun alasannya antara lain* 'ertama , karena pendidikan bersiat normati, maka maka dalam dalam rangk rangka a pendid pendidik ikan an diperl diperluk ukan an asumsi asumsi yang yang bersi bersiat at normati pula. #sumsiasumsi pendidikan yang bersiat normati itu antara antara lain dapat bersumber bersumber dari flsaat. flsaat. ilsaat ilsaat pendidikan pendidikan yang bersiat deskripti dan normati akan memberikan petunjuk tentang apa yang yang seharu seharusny snya a di dalam dalam pendid pendidik ikan an atau atau apa yang yang dicita dicita citakan dalam pendidikan. Kedua, bah!a pendidikan tidak cukup dipahami hanya melalui pendekatan ilmiah yang bersiat parsial dan deskripti saja, melainkan perl perlu u dipa dipand ndan ang g pula pula seca secara ra holis holisti tik. k. #dapu dapun n kajian ajian pend pendid idik ikan an secara holistik dapat di!ujudkan melalui pendekatan flosofs. #da berbagai aliran flsaat pendidikan, antara lain Idealisme, +ealisme, 'ragmatisme, dan sebagainya. amun demikian, bangsa Indo Indone nesi sia a
sesu sesung nggu guhn hnya ya
memi memilik likii
flsa flsaa att
pend pendid idik ikan an
nasi nasion onal al
tersendiri, yaitu flsaat pendidikan yang berdasarkan berdasarkan 'ancasila. "ehubungan dengan dengan hal ini berbagai aliran flsaat pendidikan pendidikan perlu perlu kita kita pelaja pelajari, ri, namun namun demiki demikian an bah!a bah!a pendid pendidik ikan an yang yang kita kita selenggarakan hendaknya tetap berlandaskan 'ancasila. 'emahaman 'emahaman atas atas berb berbag agai ai alir aliran an flsa flsaa att pend pendid idik ikan an akan akan dapa dapatt memb memban antu tu pendidik untuk tidak terjerumus ke dalam aliran flsaat lain. l ain.
2
Di samping samping itu, sepanjang sepanjang tidak tidak bertentan bertentangan gan dengan dengan nilai nilai nilai 'ancasila, kita pun dapat mengambil hikmah dari berbagai aliran flsaat flsaat pendidika pendidikan n lainnya, lainnya, dalam rangka rangka memperk memperkok okoh oh landasan landasan flsa flsaa att
pend pendid idik ikan an
kita kita..
Deng Dengan an
pendid pendidika ikan n dihara diharapk pkan an tidak tidak
memah emaham amii
land landas asan an
flsa flsaa att
terjad terjadii kesalah esalahan an konse konsep p tentan tentang g
pendidika pendidikan n yang akan akan mengakiba mengakibatkan tkan terjadinya terjadinya kesalah kesalahan an dalam praktek pendidikan. 'aper ini akan membantu #nda untuk memahami pengertian flsaat, pengertian flsaat pendidikan dan konsep flsaat pendidikan menurut berbagai aliran flsaat. #dapun aliran flsaat yang dimaksud yaitu* yaitu* Idealisme Idealisme,, +ealisme, ealisme, 'ragmatism 'ragmatisme, e, dan
flsaat flsaat pendidika pendidikan n
nasional yang berdasarkan 'ancasila. 'ancasila. -ebih khusus lagi paper ini akan membantu pendidik untuk memahami memahami implikasi konsep flsaat umum setiap aliran flsaat terhadap konsep konsep pendidikan.
3
BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian dan Karakteristik Filsafat 1. Denisi Filsafat se!ara Eti"#l#gis
Istilah flsaat (Inggris* philosophy #rab* alsaah) berasal dari dua kata dalam bahasa Yunani kuno, yaitu philein atau philos yang berarti cinta atau sahabat, dan sophia atau sophos yang berarti
kebijaksanaan
Dengan
demikian,
secara
etimologis
philosophia (flsaat) berarti cinta kepada kebijaksanaan atau sahabat kebijaksanaan. Dalam tradisi Yunani Kuno istilah flsaat telah digunakan. "ekitar abad keenam sebelum masehi, 'ythagoras (/01/11 "2) telah menggunakannya. 3erkenaan dengan pengertian istilah philosophia
'hythagoras
pernah menyatakan bah!a dirinya
bukanlah orang yang bijaksana, melainkan seorang flsu atau seorang yang mencintai kebijaksanaan (Dagobert D. +unes, 4504).
Demikian pula "ocrates (671855 "2), sebagaimana
tercatat dalam salah satu tulisan 'lato yang berjudul 'haedrus, "ocrates dengan rendah hati menyatakan tentang flsu sebagai berikut* “Tak akan kusebut ari bijaksana mereka itu (maksudnya: flsu), karena sebutan demikian itu hanya berlaku bagi Tuhan; lebih suka aku menamakan mereka (para flsu) sahabat-sahabat kebijaksanaan; begitulah gelar yang bersahaja bagi mereka (uad assan, 4509). +asa cinta kepada kebijaksanaan yang ada pada diri flsu di!ujudkan oleh para flsu melalui berbagai perbuatan, yaitu* (4) berfkir secara radikal:kontemplati untuk mengetahui kebenaran atau hakikat segala sesuatu (;) 2engamalkan kebenaran (8) 2engajarkan kebenaran dan (6) 3ertujuan mempertahankan kebenaran dengan penuh pengorbanan. al ini sebagaimana dicontohkan oleh "ocrates dan 'ythagoras.
4
$. Denisi Filsafat se!ara %&erasi#nal
#da diantara para ahli yang mendefnisikan flsaat dari segi proses berpikirnya, dan ada pula yang mendefnisikan flsaat dari segi hasil berpikir (hasil berpikir para flsu). amun demikian, dalam rangka membangun pengertian flsaat, antara keduanya itu
(flsaat
sebagai
sesungguhnya
tak
proses
dapat
dan
dipisahkan.
flsaat
sebagai
hasil)
suatu
proses
"ebagai
berpikir, flsaat dapat didefnisikan sebagai suatu proses berpikir re
kritis kontemplati untuk menghasilkan
sistem pikiran atau sistem teori tentang hakikat segala sesuatu secara komprehensi.
"ejalan
dengan ini
=itus dkk. (4575)
mengemukakan bah!a* !"hilosophy is a method o re#e$ti%e thinking and reasoned in&uiry ('ilsaat adalah metode atau $ara berpikir re#ekti dan penyelidikan melalui menalar). "ebagai
suatu
hasil
berpikir,
flsaat
dapat
didefnisikan
sebagai sekelompok teori atau sistem pikiran. =itus dkk., (4575) merumuskannya dalam kalimat* “"hylosophy is a group o theories or systems o thougt . asil berflsaat yang telah dilakukan oleh para flsu tiada lain adalah sistem teori atau sistem pikiran mengenai segala sesuatu. "istem teori atau sistem pikiran ini tentunya sudah ada atau sudah tergelar di dalam kebudayaan umat manusia. Kita dapat menemukannya dalam bentuk tulisan atau buku, puisi, dsb, sebagaimana telah dihasilkan oleh para flsu besar seperti* "ocrates, 'lato, #ristoteles, +ene Descartes, I>bal, #lgha&ali, ?ohn De!ey, ?ohn -ocke, dsb. Dengan redaksi lain, flsaat sebagai hasil berpikir dapat didefnisikan sebagai suatu sistem teori atau sistem pikiran tentang hakikat segala sesuatu yang bersiat komprehensi, yang diperoleh melalui berpikir re
5
'. Denisi Filsafat Se!ara Leksikal.
Ditinjau secara leksikal, sebagaimana dijelaskan dalam Kamus 3esar 3ahasa Indonesia, bah!a flsaat berarti sikap hidup atau pandangan hidup (3alai 'ustaka, ;11/). Kita sering atau mungkin pernah mendengar pernyataan berikut ini* “flsaat hidup saya adalah
., atau
“"an$asila
ndonesia. Istilah
flsaat
adalah
flsaat
hidup
bangsa
dalam pernyataanpernyataan tadi
memiliki arti sebagai sikap hidup atau pandangan hidup. Dalam pengertian di atas, setiap orang baik secara indi@idual maupun secara kelompok tentu memiliki flsaatnya masing masing.
#dapun
flsaat tersebut akan tercermin di dalam
pernyataanpernyataan atau perbuatanperbuatannya. Aontoh* Brang yang apabila bepergian ke luar rumah selalu memba!a senjata tajam untuk membela diri, mencerminkan sebagian kecil dari keseluruhan pandangan hidupnya. Brang tersebut memiliki pandangan
bah!a
memusuhinya,
sebab
alam itu
di
luar
hendaknya
dirinya selalu
berbahaya !aspada
dan untuk
mempertahankan diri atau untuk membela diri. "ebagai sikap hidup atau pandangan hidup, flsaat tentunya bukan sloganslogan yang tidak diyakini kebenarannya dan tidak dijadikan dasar tindakan atau perbuatan dalam hidup seharihari. "ebaliknya, bah!a sikap hidup dan pandangan hidup itu sudah diyakini kebenarannya dan dijadikan dasar tindakan dalam hidup seharihari. ilsaat sebagai sikap hidup dan pandangan hidup dapat dimiliki seseorang secara alamiah melalui pengalaman hidup bersama di dalam masyarakatnya. "ikap hidup atau pandangan hidup itu dimiliki melalui pengalaman yang relati tidak disadari secara rasional
dan
diperoleh
tidak
dengan
caracara
berflsaat. 6
"ebaliknya, flsaat sebagai sikap hidup atau pandangan hidup itu dapat pula dimiliki seseorang melalui caracara belajar yang disadari
misalnya
melalui
belajar
tentang
flsaat.
Dengan
mempelajari flsaat, seseorang atau suatu kelompok masyarakat atau bangsa akan dapat membangun sikap hidup atau pandangan hidupnya. "elain itu, flsaat sebagai sikap hidup atau pandangan hidup bahkan dapat pula dimiliki seseorang melalui berflsaat sebagaimana telah dilakukan oleh para flsu. (. Karakteristik Filsafat
Dapat didentifkasi enam hal berkenaan dengan karakteristik flsaat, yaitu objek yang dipelajari flsaat (objek studi), proses berflsaat (proses studi), tujuan berflsaat, hasil berflsaat (hasil studi),
penyajian dan siat kebenarannya.
Bbjek studi flsaat
adalah segala sesuatu, meliputi segala sesuatu yang telah tergelar dengan sendirinya (ciptaan =uhan)
maupun segala sesuatu
sebagai hasil kreasi manusia. amun demikian dari segala sesuatu tersebut hanya yang bersiat mendasarlah yang dipelajari atau dipertanyakan dan dipikirkan oleh para flsu. 'endek kata objek studi flsaat bersiat komprehensi mendasar. 'roses studi atau proses berflsaat dimulai dengan ketakjuban, ketidak puasan, hasrat bertanya, dan keraguan seseorang flsu terhadap sesuatu yang dialaminya. "ehubungan dengan itu dalam berflsaat para flsu tidak berpikir dengan bertolak kepada suatu asumsi yang telah ada, sebaliknya mereka menguji asumsi yang telah ada. "elain itu, berpikir flosofs atau berflsaat bersiat kontemplati,
artinya
berfkir untuk mengungkap hakikat dari
sesuatu yang difkirkan, atau berfkir spekulati yakni berfkir melampaui akta yang ada untuk mengungkap apa yang ada di balik yang nampak, atau disebut pula berfkir radikal, yaitu berfkir sampai kepada akar dari sesuatu yang dipertanyakan hingga terungkap hakikat dari apa yang dipertanyakan tersebut. #dapun
7
dalam
rangka
mengungkap
hakikat
sesuatu
yang
dipertanyakannya itu para flsu berfkir secara sinoptik, yaitu berfkir dengan pola
yang bersiat merangkum keseluruhan
tentang apa yang sedang dipikirkan atau dipertanyakan, pola berfkir ini merupakan kebalikan dari pola berfkir analitik. 'erlu dipahami pula bah!a dalam berfkirnya itu para flsu melibatkan seluruh pengalaman insaninya sehingga bersiat subjekti. =ujuan para flsu berpikir
sedemikian rupa
mengenai apa
yang dipertanyakannya tiada lain adalah untuk memperoleh kebenaran. #dapun hasil berflsaat adalah ber!ujud system teori, system pikiran atau system konsep yang bersiat normati@e atau preskripti dan indi@idualitistikunik. asil berflsaat
bersiat
normati atau preskripti artinya bah!a system gagasan flsaat menunjukkan tentang apa yang dicitacitakan atau apa yang seharusnya. "edangkan indi@idualistikunik artinya bah!a system gagasan flsaat yang dikemukakan flsu tertentu akan berbeda dengan system gagasan flsaat yang dikemukakan flsu lainnya. Ini mungkin terjadi antara lain karena siat subjekti dari proses berfkirnya yang melibatkan pengalaman insani masingmasing flsu. "ebab itu, maka kebenaran flsaat bersiat subjekti paralelistik, maksudnya bah!a suatu system gagasan flsaat adalah benar bagi flsu yang bersangkutan atau bagi para penganutnya antara system gagasan flsaat yang satu dengan system
gagasan
flsaat
yang
lainnya
tidak
dapat
saling
menjatuhkan mengenai kebenarannya. Dengan kata lain, bah!a masingmasing aliran flsaat memiliki kebenaran yang berlaku dalam relnya masingmasing. #dapun hasil berflsaat tersebut disajikan para flsu secara tematik sistematis dalam bentuk narati
(uraian lisan:tertulis) atau proetik (dialog:tanya ja!ab
lisan:tertulis). ). Siste"atika*+a,ang-!a,ang Filsafat .
8
3erdasarkan objek yang dipelajarinya flsaat dapat diklasifkasi ke dalam* 4) ilsaat Cmum atau ilsaat 2urni, dan ;) ilsaat Khusus atau ilsaat =erapan (+edja 2udyahardjo, 455/). Aabang ilsaat Cmum terdiri atas* a. 2etafsika yang meliputi* (4) 2etafsika Cmum atau Bntologi, dan (;) 2etafsika Khusus yang meliputi cabang* (a) Kosmologi, (b) =eologi, dan (c) #ntropologi. b. pistemologi c. -ogika d. #ksiologi yang meliputi cabang* (4) tika dan (;) stetika.
#dapun cabang ilsaat Khusus antara lain* (4) ilsaat ukum, (;) ilsaat Ilmu, (8) ilsaat 'endidikan, dsb. 2etafsika adalah cabang flsaat yang mempelajari atau membahas hakikat realitas (segala sesuatu yang ada) secara menyeluruh (komprehensi). Bntologi adalah cabang flsaat
(metafsika
umum)
yang
mempelajari atau membahas tentang hakikat adanya segala sesuatu yang ada secara komprehensi. Aontoh tentang apa yang dibahas atau dipermasalahkan di dalam Bntologi antara lain* apakah hakikat yang ada (realitas) itu bersiat material atau idealE #pakah hakikat yang ada itu bersiat tunggal, dua, atau pluralE #pakah yang ada itu menetap atau berubahE Dsb. ?a!aban terhadap pertanyaan tersebut tentunya tidak satu, melainkan berbedabeda. Kosmologi adalah cabang flsaat (bagian metafsika khusus) yang mempelajari atau membahas tentang hakikat alam termasuk segala isinya, kecuali manusia. =eologi adalah cabang flsaat (bagian dari metafsika khusus) yang mempelajari atau membahas tentang keberadaan =uhan. Dalam teologi permasalahan tentang keberadaan =uhan ini dibahas secara rasional
terlepas dari kepercayaan agama. 2isalnya*
pengakuan
akan adanya =uhan itu bukan atas dasar keimanan, melainkan atas argumentasi
rasional.
Aontohnya
$#rgumen
Kosmologi%
yang
9
menyatakan bah!a* segala
sesuatu yang ada mesti mempunyai
suatu sebab. #danya alam semesta termasuk manusia adalah sebagai akibat. Di alam semesta terdapat rangkaian sebabakibat, namun tentunya mesti ada "ebab 'ertama yang tidak disebabkan oleh yang lainnya. "ebaliknya, "ebab 'ertama adalah sumber bagi sebabsebab yang lainnya, tidak berada sebagai materi, melainkan sebagai F'ribadiF atau FKhalikF, yaitu =uhan. #ntropologi adalah cabang flsaat (bagian metafsika khusus) yang
mempelajari
atau
membahas
tentang
hakikat
manusia.
'ersoalan yang dibahas dalam antropologi antara lain* siapakah manusia itu, ciptaan =uhan atau muncul dari alam sebagai hasil e@olusiE #pakah yang hakiki pada manusia itu badannya atau ji!anyaE
3agaimanakah
hubungan
antar
badan
dan
ji!aE
3agaimanakah hubungan manusia dengan tuhannya, dengan alam, dengan sesamanya, dsb. pistemologi adalah cabang flsaat yang mempelajari
atau
membahas tentang hakikat pengetahuan. 'ersoalan yang dibahas dalam
epistemology
pengetahuan,
antara
caracara
lain
mengenai
memperoleh
sumbersumber
pengetahuan,
kriteria
kebenaran pengetahuan, dsb. -ogika
adalah
cabang
flsaat
yang
mempelajari
atau
membahas tentang asasasas, aturanaturan, prosedur dan kriteria penalaran (berpikir) yang benar. -ogika antara lain membahas tentang bagaimana cara berpikir yang tertib agar kesimpulan kesimpulannya benar. #ksiologi
adalah
cabang
flsaat
yang
mempelajari
atau
membahas tentang hakikat nilai. #ksiologi terdiri dari tika adalah cabang flsaat (bagian aksiologi) yang mempelajari atau membahas tentang hakikat baik jahatnya perbuatan manusia dan
10
stetika
adalah
cabang
flsaat
(bagian
aksiologi)
yang
mempelajari atau membahas tentang hakikat seni ( art ) dan keindahan ( beauty ). #liran
ilsaat.
dimuka, bah!a
"ebagaimana
dapat
dipahami dari
karakteristik berpikir para flsu
uraian
yang bersiat
kontemplati dan subjekti telah menghasilkan system gagasan yang bersiat
indi@idualistikunik.
amun
demikian,
dalam
peta
perkembangan system pikiran flsaat para ahli flsaat menemukan kesamaan dan konsistensi pikiran dalam bentuk beberapa aliran pikiran dari para flsu tertentu. Dengan demikian, maka dikenal adanya
berbagai
aliran
flsaat
seperti
Idealisme,
+ealisme,
'ragmatisme, dsb. B. Desini dan Karakteristik Filsafat Pendidikan 1. Denisi Filsafat Pendidikan -andasan flosofs pendidikan adalah seperangkat asumsi yang bersumber dari flsaat yang dijadikan titik tolak dalam pendidikan. Strktr Filsafat Pendidikan ilsaat pendidikan sesungguhnya
merupakan
suatu
sistem gagasan
tentang
pendidikan yang dideduksi atau dijabarkan dari suatu sistem gagasan flsaat umum (2etafsika, pistemologi, #ksiologi) yang dianjurkan oleh suatu aliran flsaat tertentu. al ini dapat dipahami sebagaimana disajikan oleh Aallahan and Alark (4508) dalam karyanya $oundations o ducation%, dan sebagaimana disajikan d!ard ?. 'o!er (450;) dalam karyanya 'hilosophy o ducation, "tudies in 'hilosophies, "chooling and ducational 'olicies. 3erdasarkan kedua sumber di atas dapat #nda pahami bah!a terdapat hubungan implikasi antara gagasangagasan dalam
cabangcabang
flsaat
umum
terhadap
gagasan
gagasan pendidikan. ubungan implikasi antara gagasan gagasan
dalam
cabangcabang
flsaat
umum
terhadap
11
gagasan pendidikan tersebut dapat di@isualisasikan seperti berikut ini* 3#G# I2'-IK#"I KB"' I-"##= C2C2 =+#D#' KB"' 'DIDIK# KB"' I-"##= C2C2 akikat +ealitas akikat 2anusia akikat 'engetahuan akikat ilai
KB"' 'DIDIK# =ujuan 'endidikan Kurikulum 'endidikan 2etode 'endidikan 'eranan 'endidik dan 'eserta Dididik
$. Karakteristik Filsafat Pendidikan ilsaat pendidikan berisi tentang gagasangagasan atau konsepkonsep yang bersiat normati atau preskripti. ilsaat pendidikan dikatakan bersiat normati atau preskripti, sebab landasan
flosofs
pendidikan
tidak
berisi
konsepkonsep
tentang pendidikan apa. ilsaat 'endidikan adanya (aktual), melainkan berisi tentang
konsepkonsep
pendidikan
yang
seharusnya atau yang dicitacitakan (ideal), yang disarankan oleh flsu tertentu untuk dijadikan titik tolak dalam rangka praktek pendidikan dan:atau studi pendidikan. '. Aliran dala" Filsafat Fil#s#s Pendidikan "ebagaimana halnya di dalam flsaat umum, di dalam landasan flsaat pendidikan juga terdapat berbagai aliran. "ehubungan dengan ini dikenal adanya landasan flosofs pendidikan Idealisme, landasan flosofs pendidikan +ealisme, landasan flosofs pendidikan 'ragmatisme, dsb. +. T/an Filsafat Pendidikan #dapun 6 =ujuan ilsaat 'endidikan menurut d!ard ?. 'o!er, sebagai berikut* 1.
T/an Filsafat Pendidikan Inspirational
#dalah “ to e*press utopian ideals or the ormal and inormal edu$ation
o
human
beings
#tau
artinya
adalah
untuk
12
mengekspresikan tentang pendidikan yang ideal atau pendidikan yang dicitacitakan. +#nt#0 t/an lsafat &endidikan inspirational antara lain sebagaimana termuat
tercermin
dalam
dalamm flsaat
karyanya
yang
pendidikan
berjudul
'lato
yang
“+epublik
'lato
mengekspresikan suatu model pendidikan yang dicitacitakan atau diidamkan dalam ragka mendidik manusia agar menjadi !arga egara yang cakap, bertanggung ja!ab, dan mampu berpartisipasi dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara, sesuai dengan statusnya dan tingkat kebajikan yang dapat disumbangkannya kepada egara idaman. "elain 'lato, ?.?
+ousseau
dalam
bukunya
“mile
mengekspresikan tentang pendidikan yang diidamkan dan dicita citakan
dalam
rangka
mendidik
anak
lakilaki.
+ouseau
mengemukakan bah!a* $segala sesuatu yang dating dari tangan =uhan pada a!alnya adalah baik, tetapi segala sesuatu menjadi rusak Karena tangan manusia %. $.
T/an Filsafat Pendidikan Analytical
#dalah $to desco@er and interpret meaning in educational discourse
and
practice%
atau
artinya
adalah
tujuan
flsaat
pendidikan tiada lain untuk menemukan dan menginterpretasi makna perkataan atau tulisan mengenai konsep pendidikan dan praktek pendidikan. Aontoh tujuan flsaat pendidikan yang bersiat analyti$al antara lain sebagaimana tercermin dalam flsaat pendidikan dikemukakan oleh Israel scheHers berjudul $the language o education%. d!ar ? 'o!er mengemukakan bah!a* bah!a di #merika serikat karya Israel "chelJers dalam karyanya $the language o education% merupakan sebuah essei flsaat pendidikan yang representati@e yang bertujuan analytical.
"cheHers
menggunakan
analisis
linguistic
untuk
menemukan kejelasan ideaidea atau konsepkonsep dalam literature pendidikan.
13
'.
T/an Filsafat Pendidikan ang Bersifat Presfective
#dalah “to gi%e $lear and pre$ise dire$tions or edu$ational pra$ti$e ith a $ommitment to their implementation atau tujuan flsaat
pendidikan
yang
bersiat
prespekti
tiada
lain
untuk
memberikan kejelasan da arah yang tepat bagi praktek pendidikan dengan suatu komitmen untuk mengimplimentasikannya. =ujuan flsaat pendidikan adalah memberikan petunjuk tentang tujuan dan caracara
pendidikan
diimplimentasikan. +#nt#0 t/an
yang lsafat
seharusnya &endidikan
untuk ang
dapat ,ersifat
prespective antara lain sebagaimana tercermin dalam flsaat pendidikan dari erbart dalam karyanya “the s$ien$e o edu$ation utchin dalam karyanya “The higher learning in ameri$a dan 2aritain dalam karyanya “edu$ation and the $rossroads . ilsaat pendidikan
erbart
antara
lain
memberikan
petunjuk
bah!a*
moralitas adalah satu dan keseluruhan pekerjaan pendidikan dan erbart juga memberikan petunjuk bah!a mengajar hendaknya didasarkan
pada
minat
dan
tahapan
yang
runtut
dan
jelas.
2enurutnya bah!a metode pendidikan hendaknya didasarkan kepada psikologi. (.
T/an Filsafat Pendidikan ang Bersifat Investigations dan Inquiry
#dalah $to in&uire into poli$ies and pra$ti$es adopted in edu$ation ith a %ie to either justif$ation or re$onstru$$tion% atau tujuan flsaat pendidikan yang bersiat in@estigasi dan inkuiri adalah untuk
menyelidiki
kebijakankebijakan
dan
praktekpraktek
pendidikan untuk menjastifkasi atau merekontruksikannya kembali. Aontoh =ujuan flsaat pendidikan yang bersiat in@estigasi dan inkuiri tercermin dalam flsaat pendidikan ?hon De!ey dalam karyanya berjudul $emo$ra$y and du$ation% D. Sifat K#"&re0ensif Filsafat Pendidikan
14
ilsaat bersiat
pendidikan
komprehensi
berungsi mengenai
memberikan hakikat
!a!asan
yang
pendidikan. #dapun
gambaran konkrit siat $komprehensi% flsaat pendidikan dalam memandang persoalan kehidupan manusia sebagai indi@idu yang akan terus belajar sepanjang hayatnya dapat kita lihat ketika seorang mahasis!a dari jurusan kependidikan yang ketika itu diberikan mata kuliah flsaat pendidikan maka akan timbul pertanyaan mengapa harus mempelajarinya dan ungsinya apa E Dan itu menandakan bah!a mahasis!a tersebut memandang belajar untuk hidup dan lebih spesifknya lagi adalah memandang belajar flsaat pendidikan untuk praktek pendidikan dan studi pendidikan. =etapi ketika ada seorang mahasis!a dengan jurusan yang sama diberikan mata kuliah tersebut dan mempelajarinya hanya atas dasar untuk memenuhi ke!ajiban dalam menempuh "K" atau ketentuan kurikulum yang ada atau bahkan mahasis!a tersebut mempelajarinya
hanya
untuk
mengisi
!aktu
luang
agar
ada
kesibukan semata, maka tidak akan pernah muncul pertanyaan seperti mahasis!a yang pertama dan pandangannya bukanlah belajar untuk hidup melainkan hidup untuk belajar atau belajar hanya sekedar mengisi !aktu dalam hidup. Kita memang harus mengetahui ungsi flsaat pendidikan, pandangan tersebut paling tidak akan memberikan !a!asan dan moti@asi bagi yang mempelajarinya agar dapat bersungguhsungguh, mengambil hikmah dari yang dipelajari dan mau mengamalkan seta melaksanakan dalam praktek pendidikan jika sudah mengerti secara menyeluruh. "ebagaimana yang telah kita pahami flsaat merupakan aplikasi
dari flsaat
pendidikan
umum yang tujuannya
untuk
memecahkan masalah pendidikan. Di dalam flsaat pendidikan antara
ain
dikaji
mengenai
makna
hakikat
realitas,
hakikat
pengetahuan, hakikat nilai dan hakikat keberadaan manusia dalam hubungannya dengan segala yang ada. 'encarian tujuan pendidikan yang bijaksana dan konsisten adalah salah satu tugas dari flsaat
15
pendidikan.
Dengan
demikian,
flsaat
pendidikan
berungsi
memberikan pedoman ke mana pendidikan seharusnya di arahkan, yang dirumuskan dalam tujuan pendidikan. E. Fngsi Filsafat Bagi Pendidik 23r4 "ejak a!al perkembangan, flsaat
berperan
memberikan
pengertian dan menjadi pedoman bagi manusia dalam usaha memahami hakikat sesuatu. #jaran flsaat telah membantu dalam memberikan ja!abanja!aban atas problemaproblema mendasar dalam alam pikiran dan alam kehidupan manusia. #dapun ungsi flsaat pendidikan antara lain sebagai berikut * 4. ungsi
spekulati yang ditujukan untuk lebih memahami hakikat
sesuatu. 2isalnya mengenai persolanpersoalan pendidikan secara komprehensi. ;. ungsi ormati yaitu proses temuan norma norma kehidupan yang bersumber pada dasardasar flsaat hidup yang dimilikinya. 8. ungsi Kritik yaitu memberikan dasar pertimbangan dan menasirakan data yang bersiat ilmiah. 6. ungsi =oeri bagi praktek, semua ide,konsepsi, kesimpulankesimpulan /. ungsi Integrati sering digunakan untuk memadu semacam nilai dan a&asa&as normatie dalam ilmu pendidikan.
F. K#nse& U"" Filsafat 1. Filsafat Pendidikan Idealis"e 2etafsika * akikat +ealitas. Di alam semesta dapat kita temukan berbagai hal, seperti batu, air, tumbuhan, khe!an, manusia, gunung, lautan, speda motor, buku, kursi, tata surya, dsb. "elain itu, kita juga mengenal apa yang disebut ji!a, spirit, ide, dsb. "egala hal yang ada di alam semesta itu disebut realitas (reality) . "esuai dengan siat berpikirnya yang radikal, para flsu mempertanyakan apakah sesungguhnya (hakikat) realitas ituE ?a!aban mereka berbedabeda sesuai dengan titik tolak berpikir, cara berpikir dan tasirnya masingmasing.
16
2enurut para flsu Idealisme,
hakikat realitas
bersiat
spiritual daripada bersiat fsik, atau bersiat mental daripada bersiat material. al ini sebagaimana dikemukakan 'lato, bah!a dunia yang kita lihat, kita sentuh dan kita alami melalui indera bukanlah dunia yang sesungguhnya, melainkan suatu dunia bayangan (a copy !orld) dunia yang sesungguhnya adalah dunia ideaidea (the !orld o $ideas%). Karena itu 'lato disebut sebagai seorang Idealist (".. rost ?r., 45/7). 2enurut penganut Idealisme, realitas diturunkan dari suatu substansi undamental, yaitu pikiran:spirit:roh. 3endabenda yang bersiat material yang tampak nyata, sesungguhnya diturunkan dari pikiran:ji!a:roh . Aontoh* Kursi yang sesungguhnya bukanlah bersiat material, sekalipun #nda menemukan kursi yang tampak bersiat material, namun hakikat kursi adalah spiritual:ideal, yaitu ide tentang kursi. 'ada tingkat uni@ersal (alam semesta), pikiran pikiran yang terbatas hidup dalam suatu dunia yang bertujuan yang dihasilkan oleh suatu pikiran yang tak terbatas atau yang #bsolut. "eluruh alam semesta diciptakan oleh suatu pikiran atau roh yang tak terbatas. Karena itu,
segala sesuatu dan kita
(manusia) merupakan bagian kecil dari pikiran atau roh yang tak terbatas (Aallahan and Alark, 4508). 'andangan metafsika Idealisme
diekspresikan 'armenides dengan kalimat* $hat
cannot be thought cannot be real%: #pa yang tidak dapat dipikirkan tidaklah nyata. "choupenhauer mengekspresikannya dengan pernyataan $=he !orld is my idea%:Dunia adalah ideku (G.. Kneller, 4574). "ebab itu, keberadaan (eksistensi) sesuatu tergantung kepada pikiran:ji!a:spirit:roh. akikat 2anusia. "ejalan dengan gagasan di atas, menurut para flsu Idealisme bah!a manusia hakikatnya bersiat spiritual atau
keji!aan.
kemampuan
'ribadi
manusia
digambarkan
dengan
keji!aannya
(seperti*
kemampuan
berpikir,
kemampuan memilih, dsb). 2anusia hidup dalam dunia dengan
17
suatu aturan moral yang jelasyang diturunkan dari yang #bsolut. Karena manusia merupakan bagian dari alam semesta
yang
bertujuan, maka manusia pun merupakan makhluk yang cerdas dan bertujuan. "elain itu, karena $pikiran manusia diberkahi kemampuan rasional, maka ia mempunyai kemampuan untuk menentukan pilihan, ia adalah makhluk yang bebas% (d!ard ?. 'o!er, 450;). akikat manusia bersiat spiritual atau keji!aan. 3erkenaan dengan ini setiap manusia
memiliki bakat kemampuannya
masingmasing yang mengimplikasikan status atau kedudukan dan peranannya di dalam masyarakat:negara. Kita ambil contoh dari teori 'lato tentang tiga bagian ji!a ('latos tripartite theory o the soul) * 2enurut 'lato, setiap manusia memiliki tiga bagian ji!a, yaitu* nous (akal, fkiran) yang merupakan bagian rasional, thumos (semangat atau keberanian), dan epithumia (keinginan, kebutuhan atau nasu). 'ada setiap orang, dari ketiga bagian ji!a tersebut akan muncul salah satunya yang dominan. "ehingga* pertama, ada orang yang dominan bakat kemampuan berpikirnya kedua, ada yang dominan keberaniannya, dan ketiga ada yang dominan keinginan:nasunya. #tas dasar ini, 'lato mengklasifkasi manusia di dalam negara berdasarkan bakat kemampuannya tersebut, yaitu* pertama, kelas counselors (kelas penasihat atau pembimbing : pemimpin), yaitu para cendekia!an atau para flsu kedua,
kelas
the
stateassistants
:
guardians
(kelas
pembantu:penjaga) yaitu kelompok militer dan ketiga, kelas money
makers
(kelas
karya:penghasil)
yaitu
para
petani,
pengusaha, industrialis, dsb. amun demikian klasifkasi manusia tersebut bukanlah kasta yang secara turun temurun tidak dapat berubah. #pabila seseorang dari kelas tertentumisalnya* dari kelas karyaternyata memiliki bakat yang sesuai dengan bakat dalam kelas penjaga atau pembimbing, maka ia harus segera pindah ke kelas yang sesuai dengan bakatnya itu, demikian pula
18
sebaliknya. "elain itu, 'lato menghubungkan ketiga bagian ji!a manusia dengan empat kebajikan pokok (cardinal @irtues) sebagai moralitas ji!a (souls morality), yaitu* kebijaksanaan:kearian, keperkasaan,
pengendalian
diri,
dan
keadilan.
'ikiran:akal
dihubungkan dengan kebijaksanaan:kearian yang harus menjadi moralitas
ji!a
kelas
counselor:
pembimbing:
pemimpin
keberanian dihubungkan dengan keperkasaan yang harus menjadi moralitas ji!a
kelas militer :
penjaga (guardians) ,
nasu
dihubungkan dengan pengendalian diri yang harus menjadi moralitas
ji!a
kelas
karya:penghasil.#dapun
keadilan
harus
menjadi moralitas ji!a semua orang dari kelas manapun agar keselarasan dan kesimbangan tetap terpelihara dengan baik. 3erdasarkan uraian di atas dapat #nda simpulkan bah!a hakikat manusia bukanlah badannya, melainkan ji!a:spiritnya, manusia adalah makhluk berpikir, mampu memilih atau bebas, hidup dengan suatu aturan moral yang jelas dan bertujuan. =ugas dan tujuan hidup manusia adalah hidup sesuai dengan bakatnya serta nilai dan norma moral yang diturunkan oleh Yang #bsolut. pistemologi* akikat 'engetahuan. 'roses mengetahui terjadi dalam pikiran, manusia memperoleh pengetahuan melalui berpikir.
Di samping itu, manusia dapat pula memperoleh
pengetahuan melalui intuisi. 3ahkan beberapa flsu Idealisme percaya bah!a pengetahuan diperoleh dengan cara mengingat kembali (semua pengetahuan
adalah sesuatu
yang diingat
kembali). 'lato adalah salah seorang penganut pandangan ini. Ia sampai pada kesimpulan tersebut berdasarkan asumsi bah!a spirit:ji!a manusia bersiat abadi, yang mana pengetahuan sudah ada di dalam spirit:ji!a sejak manusia dilahirkan. 3agi penganut Idealisme Bbjecti@e seperti 'lato,
ideide
merupakan esensi yang keberadaannya bebas dari pendriaan. "edangkan bagi penganut Idealisme "ubjecti@e seperti
George
3arkeley, bah!a manusia hanya dapat mengetahui dengan apa yang ia persepsi. Karena itu, pengetahuan manusia hanyalah
19
merupakan keadaan dari pikirannya atau idenya. #dapun setiap rangsangan yang diterima oleh pikiran hakikatnya diturunkan atau
bersumber
dari
=uhan, =uhan adalah "pirit Yang =ak
=erbatas (Aallahan and Alark, 4508). "ehubungan dengan hal di atas, kebenaran (pengetahuan yang benar) hanya mungkin didapat oleh orangorang tertentu yang memiliki pikiran yang baik saja, sedangkan kebanyakan orang hanya sampai pada tingkat pendapat% (d!ard ?. 'o!er, 450;). #dapun uji kebenaran pengetahuan dilakukan melalui uji konsistensi atau koherensi dari ideidenya. "ebab itu teori uji keberanannya dikenal sebagai =eori Konsistensi:=eori Koherensi. Aontoh* $"emua makhluk bersiat ana (dapat rusak atau mati), I>bal adalah makhluk, sebab itu I>bal akan mati%. 'engetahuan ini adalah benar, sebab ideidenya koheren atau konsisten. $?alan merupakan urat nadi perekonomian masyarakat, #min bunuh diri dengan jalan memutuskan urat nadinya, karena itu #min telah membunuh jalannya perekonomian masyarakat%. 'engetahuan ini adalah salah, sebab ideidenya tidak konsisten:tidak koheren. #ksiologi* akikat ilai . 'ara flsu Idealisme sepakat bah!a nilainilai bersiat
abadi. 2enurut penganut Idealisme =heistik
nilainilai abadi berada pada =uhan. 3aik dan jahat, indah dan jelek diketahui setingkat dengan ide baik dan ide indah konsisten dengan baik dan indah
yang absolut dalam =uhan. 'enganut
Idealisme 'antheistik mengidentikan =uhan dengan alam. ilai nilai adalah absolut dan tidak berubah (abadi), sebab nilainilai merupakan bagian dari aturanaturan yang sudah ditentukan alam (Aallahan and Alark, 4508). "ebab itu dapat #nda simpulkan bah!a manusia diperintah oleh nilainilai moral imperati dan abadi yang bersumber dari +ealitas yang #bsolut. $. Filsafat Pendidikan Realis"e 2etafsika* akikat +ealitas. menekankan
pikiran.ji!a:spirit:roh
?ika
sebagai
flsu hakikat
Idealisme realitas,
20
sebaliknya menurut para flsu +ealisme
bah!a dunia terbuat
dari sesuatu yang nyata, substansial dan material yang hadir dengan sendirinya (entity). Di dunia atau di alam tersebut terdapat hukumhukum alam yang menentukan keteraturan dan keberadaan setiap yang hadir dengan sendirinya dari alam itu sendiri (Aallahan and Alark, 4508). +ealitas hakikatnya bersiat objekti, artinya bah!a realitas atau
berdiri sendiri, tidak tergantung
tidak bersandar kepada pikiran:ji!a:spirit:roh.
amun
demikian, mereka tetap mengakui keterbukaan realitas terhadap pikiran untuk dapat mengetahuinya. anya saja realitas atau dunia itu bukan:berbeda dengan pikiran atau keinginan manusia. akikat 2anusia. 2anusia adalah bagian dari alam, dan ia muncul di alam sebagai hasil puncak dari mata rantai e@olusi yang terjadi di alam.
akikat manusia didefnisikan sesuai
dengan apa yang dapat dikerjakannya. 'ikiran (ji!a) adalah suatu organisme yang sangat rumit yang mampu berpikir. amun, sekalipun manusia mampu berpikir ia bisa bebas atau tidak bebas (d!ard ?. 'o!er, 450;). 2anusia dan masyarakat adalah bagian dari alam. Karena di alam semesta terdapat hukum alam yang mengatur dan mengorganisasikannya, maka untuk tetap sur@i@e dan bahagia tugas dan tujuan manusia adalah menyesuaikan diri terhadap
hukumhukum
alam,
masyarakatnya
dan
kebudayaannya. pistemologi* akikat 'engetahuan . Ketika lahir, ji!a atau pikiran manusia adalah kosong. "aat dilahirkan manusia tidak memba!a
pengetahuan
atau
ideide
ba!aan,
?ohn
-ocke
mengibaratkan pikiran:ji!a manusia sebagai tabula rasa (meja lilin:kertas
putih
yang
ditulisi). 'engetahuan diperoleh manusia bersumber
belum dari
pengalaman indra. 2anusia dapat menggunakan pengetahuannya dalam berpikir untuk menemukan objekobjek serta hubungan hubungannya yang tidak ia persepsi (Aallahan and Alark, 4508).
21
2engingat realitas bersiat objekti, maka terdapat dualisme antara orang yang mengetahui dengan realitas yang diketahui. Implikasinya, para flsu +ealisme menganut
$prinsip
independensi%
yang
menyatakan bah!a pengetahuan manusia tentang realitas tidak dapat mengubah substansi atau esensi realitas. Karena realitas bersiat material dan nyata, maka kebenaran pengetahuan diuji dalam kesesuaiannya dengan akta di dalam dunia material atau pengalaman dria. =eori uji kebenaran ini dikenal sebagai =eori Korespondensi. Aontoh* #pabila seseorang mengatakan bah!a rasa
gula
adalah
manis,
pengetahuan:pernyataan
untuk
tersebut
mengetahui harus
kebenaran
diuji
melalui
pengalaman, misalnya dengan mencicipi gula. ?ika dari pengalaman mencicipi gula ternyata gula itu rasanya manis, maka pengetahuan itu benar. #tas dasar prinsip independensi
dan
teori
korespondensi,
maka
pengetahuan
mungkin saja berubah. #pa yang dulu dinyatakan benar mungkin sat ini dinyatakan salah, atau mungkin pula sebaliknya sesuai dengan hasil pengalaman empiris yang didapat. "ebab itu, epistemologi demikian dikenal pula sebagai mpirisme atau Bbjekti@isme. #ksiologi* akikat ilai . Karena manusia adalah bagian dari alam, maka ia pun harus tunduk kepada hukumhukum alam, demikian pula masyarakat. al ini sebagaimana dikemukakan d!ard ?. 'o!er (450;) bah!a* $=ingkah laku manusia diatur oleh hukum alam, dan pada tingkat yang lebih rendah diuji melalui kon@ensi atau kebiasaan, dan adat istiadat di dalam masyarakat%. $ilainilai indi@idual dapat diterima apabila sesuai dengan nilai nilai
umum
masyarakatnya.
'endapat
umum
masyarakat
mereuo realitas masyarakat dan karena realitas masyarakat merepresentasikan kebenaran yang adalah ke luar dari mereka sendiri, serta melebihi pikiran, maka hal itu berguna
22
sebagai
suatu
standar
untuk
menguji
@aliditas
nilainilai
indi@idual% (Aallahan and Alark, 4508). '. Filsafat Pendidikan Prag"atis 2etafsika* akikat +ealitas . #liran flsaat 'ragmatisme dikenal
pula
dengan
sebutan
Instrumentalisme.
2enurut
realitas
segala
adalah
ksperimentalisme
penganut sesuatu
'ragmatisme
dan
hakikat
yang dialami
manusia
(pengalaman) bersiat plural (pluralistic) dan terus menerus berubah.
2ereka
sebagaimana
berargumentasi
dialami
melalui
bah!a
pengalaman
realitas
adalah
setiap
indi@idu
(Aallahan and Alark, 4508). al ini sebagaimana dikemukakan illiam ?ames bah!a* $Dunia nyata adalah dunia pengalaman manusia% (".. rost ?r., 45/7). "iat plural realitas antara lain tersurat
dalam pernyataan
?ohn
De!ey*
$Dunia
yang ada
sekarang ini adalah dunia pria dan !anita, sa!ahsa!ah, pabrik pabrik, tumbuhantumbuhan dan binatangbinatang, kota yang hiruk pikuk, bangsabangsa yang sedang berjuang, dsb. L. adalah dunia pengalaman kita% (.. =itus et all, 45/5). 2engingat realitas ini terus berubah, maka realitas tak pernah lengkap atau tak pernah selesai. "ebab itu, tujuan akhir realitas pun berada bersama
perubahan
tersebut.
?adi
menurut
penganut
'ragmatisme, $hanya realitas fsik yang ada, teori umum tentang realitas tidak mungkin dan tidak diperlukan% (d!ard ?. 'o!er, 450;). akikat 2anusia . Kepribadian:manusia tidak terpisah dari realitas
pada
umumnya,
sebab
manusia
adalah
bagian
daripadanya dan terus menerus bersamanya. Karena realitas terus berubah, manusia pun merupakan bagian dari perubahan tersebut. 3eradanya manusia di dunia adalah suatu kreasi dari suatu proses yang bersiat e@olusi (".. rost ?r., 45/7). $2anusia lakilaki dan perempuan M adalah hasil e@olusi biologis, psikologis, dan sosial% (d!ard ?. 'o!er, 450;). "ejalan dengan perubahan
23
yang terus menerus terjadi tentunya akan
muncul berbagai
permasalahan dalam kehidupan pribadi dan masyarakatnya. "ebab itu, manusia yang ideal adalah manusia yang mampu memecahkan
masalah
baru
baik
dalam
maupun masyarakatnya. pistemologi* akikat 'engetahuan .
kehidupan
pribadi
ilsu 'ragmatisme
menolak dualisme antara subjek (manusia) yang mempersepsi dengan
objek yang dipersepsi. 2anusia adalah keduaduanya
dalam dunia yang dipersepsinya dan dari dunia yang ia persepsi. "egala sesuatu dapat diketahui melalui pengalaman, adapun caracara memperoleh pengetahuan yang diandalkan adalah metode ilmiah atau metode sains sebagai mana disarankan oleh ?ohn
De!ey.
'engalaman
tentang
enomena
menentukan
pengetahuan. Karena enomena terus menerus berubah, maka pengetahuan dan kebenaran tentang enomena itu pun mungkin berubah. 3agaimanapun, kebenaran pada hari ini harus juga dipertimbangkan mungkin berubah esok hari (Aallahan and Alark, 4508). 2enurut flsu 'ragmatisme, suatu pengetahuan hendaknya dapat di@erifkasi dan diaplikasikan dalam kehidupan. #dapun kriteria kebenarannya adalah !orkability, satisaction, and result . 'engetahuan
dinyatakan benar
apabila
dapat
dipraktekkan,
memberikan hasil dan memuaskan. 3erdasarkan uraian di atas dapat
disimpulkan
bah!a
$pengetahuan
bersiat
relati
pengetahuan dikatakan bermakna apabila dapat diaplikasikan. "ebab itu 'ragmatisme dikenal pula sebagai Instrumentalisme % (d!ard ?. 'o!er, 450;). #ksiologi* akikat ilai . ilainilai diturunkan dari kondisi manusia. melainkan
ilai
tidak
ada
bersiat
dalam
ekslusi,
suatu
tidak
proses,
berdiri
sendiri,
yaitu
dalam
tindakan:perbuatan manusia itu sendiri. Karena manusia (idi@idual) merupakan bagian dari masyarakatnya, baik atau tidak baik tindakantindakannya dinilai berdasarkan hasilhasilnya di dalam
24
masyarakat. ?ika akibat yang terjadi berguna bagi dirinya dan masyarakatnya, maka tindakan tersebut adalah baik . ilai etika dan estetika tergantung pada keadaan relati dari situasi yang terjadi. ilainilai akhir ( ultimate @alues ) tidaklah ada, benar itu selalu relati dan tergantung pada kondisi yang ada (conditional). 'ertimbanganpertimbangan nilai adalah berguna jika bermakna untuk kehidupan yang intelegen, yaitu hidup yang sukses, produkti, dan bahagia (Aallahan and Alark, 4508). Karena itu aliran ini dikenal sebagai 'ragmatisme atau ksperimentalisme . 3. I"&likasi Filsafat ter0ada& Pendidikan Implikasi ilsaat Idealisme, +ealisme,
'ragmatisme,
"cholastisisme dan ksistensialisme terhadap 'endidikan, sebagai berikut* 4. =ujuan 'endidikan 2enurut para flsu Idealisme, pendidikan bertujuan
untuk membantu perkembangan pikiran dan diri pribadi (sel) sis!a, sedangkan tujuan pendidikan dari flsaat +ealisme adalah untuk $penyesuaian diri dalam hidup dan mampu melaksanakan tanggung ja!ab sosial% dan untuk tujuan pendidikan dari flsaat pragmatisme hampir sama dengan realisme yaitu mengadepankan penyesuaian diri terhadap perubahan yang terjadidi dalam masyarakat. Kemudian tujuan dari flsaat "cholatisisme mengajarkan bah!a tujuan pendidikan hendaknya tidak hanya untuk mengembangkan kemempuan intelektual saja, atau hanya untuk mengembangkan kemampuan fsika, melainkan untuk mengembangkan semua potensi yang dimiliki manusia agar dapat hidup selamat di dunia maupun di akhirat. =ujuan dari flsaat ksistensialisme lebih kepada membantu menusia secara indi@idual karena
hakikat
ini
muncul
setelahnya
jadi
dapat
memperbaiki
kekurangan dari pandangan dari hakikat sebelumnya. ;. Kurikulum 'endidikan Kurikulum pendidikan Idelaisme
berisikan
pendidikan liberal dan pendidikan @okasional:praktis. 2aksudnya adalah untuk mengembangkan kemampuankemampuan rasional, moral dan kemampuan suatu kehidupan:pekerjaan. Kurikulumnya diorganisasikan menurut mata pelajaran dan berpusat pada materi pelajaran (subject matter centered). 2enurut kurikulum pendidikan +ealisme sebaiknya
25
kurikulum itu meliputi * "ains,:ilmu pengetahuan alam dan matematika, Ilmuilmu kemanusiaan dan ilmuilmu sosial serta nilainilai. Dan para flsu +ealisme percaya bah!a kurikulum yang baik diorganisasikan menurut mata pelajaran dan berpusat pada materi pelajaran (subject matter
centered)
dan
ini
hampirsama
dengan
kurikulum
yang
diterapkan pada pendidikan Idelaisme. Kemudian dalam pandangan 'ragmatisme, kurikulum sekolah seharusnya tidak terpisahkan dari keadaankeadaan yang riil dalam masyarakat. 2aka dari itu Demokratis harus menjadi bentuk dasar kurikulum dan makna pemecahan ulang masalahmasalah
lembaga
demokratis
juga
harus
dimuat
dalam
kurikulum. "edangkan isi pendidikan "cholatisisme harus meliputi agama dan ilmu kemanusiaan (humanities). Disiplin matematika, logika, bahasa, dam retorika juga dipandang penting. -ain halnya dengan kurikulum yang dianut pendidikan eksistensialisme yang tidak berpusat pada materi pelajaran karena apapun yang dipelajari peserta didik merupakan
suatu
alat
bagi
peserta
didik
terebut
dalam
mengembangkan Npengetahuan diri (sel kno!ledge) dan tanggung ja!ab diri (sel responsibility). 8. 2etode 'endidikan 'ada pendidikan Idealisme struktur dan atmosfr kelas hendaknya memberikan kesempatan kepada sis!a untuk berpikir, dan untuk menggunakan kriteria penilaian moral dalam situasisituasi kongkrit
dalam
konteks
pelajaran.
2etode
pendidikan
Idealisme
cenderung mengabaikan dasadasa fsiologis dalam belajar. Cntuk pendidikan realisme metode yang disarankan bersiat otoriter. Dan e@aluasi merupakan aspek penting dalam mengajar. Dalam metode yang di gunakan pada penganut pragmetisme ialah metode pemecahan masalah serta metode penyelidikan dan penemuan.sedangkan pada penganut "cholatisisme mengutamakanmetode latihan ormal dalam rangka
mendisiplinkan
pikiran.
Kemudian
untuk
para
flsu
ksistesialisme hendaknya pendidikan dilaksanakan dengan teknik teknik pembelajaran nondirecti@e. 6. 'eranan 'endidik dan 'eserta Didik 2enurut para
26
sis!a. 'ada prinsip pendidikan 'ragmatisme guru berperan sebagai pemimpin dan membimbing pengalaman belajar tanpa ikut campur terlalu
jauh dengan
minat
sis!a.
Kemudian
pada prinsip yang
diterapkan "cholatisisme guru harus menjadi teladan yang baik bagi para sis!anya sama seperti prinsip yang di anut hakikathakikat sebelumnya. "edangkan pada hakikat penganut ksistensialisme guru harus berperan sebagai pembimbing, karena itu pendidik harus bersikap demokratis.
27
KESIMPULAN Istilah flsaat
berasal dari dua
kata dalam bahasa Yunani
kuno, yaitu philein atau philos yang berarti cinta atau sahabat, dan sophia atau s ophos yang berarti kebijaksanaan. Dengan demikian, berdasarkan
asal
kebijaksanaan operasional
usul
atau
katanya
sahabat
flsaat
berarti
kebijaksanaan.
cinta
kepada
#dapun
secara
flsaat mengandung dua pengertian, yakni sebagai
proses (berflsaat) dan sebagai hasil berflsaat (sistem teori atau system gagasan). Di pihak lain jika ditinjau secara leksikal flsaat berarti sikap hidup atau pandangan hidup. 3erkenaan dengan objek studi, proses studi, tujuan studi, hasil studi,
penyajian dan siat kebenaran flsaat dapat diidentifkasi
karakteristik
sebagai
berikut*
4)
komprehensi
mendasar,
;)
kontemplati:radikal dan sinoptik, 8) normati atau preskripti dan indi@idualitistikunik, 6) tematik sistematis dalam bentuk narati atau proetik, dan /) subjektiparalelistik. 3erdasarkan objek yang dipelajarinya flsaat dapat diklasifkasi ke dalam* 4) ilsaat Cmum atau
ilsaat
2urni,
dan
;)
ilsaat
Khusus
atau
ilsaat
=erapan.Aabang ilsaat Cmum. ilsaat umum terdiri atas* a.
2etafsika yang meliputi* (4)
2etafsika Cmum atau Bntologi, dan (;) 2etafsika Khusus yang meliputi cabang* (a) Kosmologi, (b) =eologi, dan (c) #ntropologi. b. pistemologi. c. -ogika. d. #ksiologi yang meliputi cabang* (4) tika dan (;) stetika. #dapun cabang ilsaat Khusus antara lain* (4) ilsaat ukum, (;) ilsaat Ilmu, (8) ilsaat 'endidikan, dsb. Di dalam flsaat dikenal adanya berbagai aliran seperti Idealisme, +ealisme, 'ragmatisme, dsb. Idealisme*
hakikat
realitas
bersiat
keji!aan:spiritual:rohaniah:ideal. 2anusia memperoleh pegetahuan melalui
berpikir,
intuisi,
atau
mengingat
kembali.
Kebenaran
pengetahuan diuji melalui koherensi:konsistensi ideidenya. #dapun
28
hakikat nilai
diturunkan dari realitas absolute (=uhan). Implikasinya*
pendidikan hendaknya bertujuan untuk
mengembangkan bakat,
kepribadian, dan kebajikan sosial para sis!a, agar mereka dapat melaksanakan kehidupan yang baik di dalam masyarakat:negara sesuai nilainilai yang diturunkan dari Yang #bsolut. Cntuk itu kurikulum
berisikan
pendidikan
liberal
dan
pendidikan
@okasional:praktis kurikulum harus memuat pengetahuan dan nilai nilai esensial kebudayaan sebab itu kurikulum pendidikan cenderung sama untuk semua sis!a. Kurikulum Idealisme bersiat subject matter centered . 2etode dialektik diutamakan, namun demikian beberapa metode
yang eekti yang mendorong belajar dapat diterima
kecenderungannya
mengabaikan
dasardasar
fsiologis
dalam
belajar%. Guru harus unggul dalam hal intelektual maupun moral bekerjasama dengan alam dalam proses pengembangan manusia dan bertanggung ja!ab menciptakan lingkungan pendidikan bagi para
sis!a.
#dapun
sis!a
berperan
bebas
mengembangkan
kepribadian dan bakatbakatnya. +ealisme* akikat realitas bersiat fsik:material dan objekti keberadaan dan perkembangan realitas diatur dan diorganisasikan oleh hukum alam. 2anusia adalah bagian dan dihasilkan dari alam itu sendiri
hakikat
pribadi
tertentukan
dari
apa
yang
dapat
dikerjakannya manusia mampu berpikir tetapi ia dapat bebas atau tidak bebas. 'engetahuan diperoleh manusia melalui pengalaman pendriaan kebenaran pengetahuan diuji melalui korespondensinya dengan akta. ilai hakikatnya diturunkan dari hukum alam dan kon@ensi:kebiasaan serta adat istiadat masyarakat. Implikasinya* pendidikan bertujuan agar sis!a mampu menyesuaikan diri dengan lingkungannya, dan mampu melaksanakan tanggungja!ab sosial. Kurikulum pendidikan berpusat kepada isi mata pelajaran adapun mata
pelajarannya
terdiri
atas
sains:
I'#,
matematika,
ilmu
kemanusiaan dan I'", serta nilainilai. Kurikulum tersebut harus memuat pengetahuan dan nilainilai esensial kebudayaan yang
29
diberlakukan sama untuk semua sis!a. Kurikulum direncanakan dan ditentukan oleh guru. Kurikulum +ealisme bersiat subject matter centered. 2etode mengajar yang utama adalah pembiasaan para sis!a hendaknya belajar melalui pengalaman langsung ataupun pengalaman
tidak
langsung.
'eranan
guru cenderung
otoriter guru
harus menguasai
pengetahuan dan
teknikteknik
mengajar
memiliki
Guru
bersiat
keterampilan
ke!enangan
dalam
membentuk prestasi sis!a. #dapun sis!a berperan untuk menguasai pengetahuan, harus taat pada aturan dan disiplin. +ealisme dan Idealisme memiliki kesamaan dalam orientasi pendidikannya, yaitu ssensialisme. amun demikian karena kedua aliran
ini
memiliki
gagasan
yang
berbeda
mengenai
flsaat
umumnya, maka kedua aliran ini tetap memiliki perbedaan pula dalam hal tujuan pendidikan, isi kurikulumnya, metode pendidikan, serta peranan pendidik dan peranan peserta didik:sis!anya. 'ragmatisme* +ealitas hakikatnya adalah sebagaimana dialami manusia bersiat plural, dan terus menerus berubah. 2anusia adalah hasil e@olusi biologis, psikologis dan sosial. 'engetahuan diperoleh manusia melalui pengalaman (metode sains), pengetahuan bersiat relati
teori
uji
kebenaran
pengetahuan
dikenal
sebagai
pragmatisme: instrumentalisme, sebab pengetahuan dikatakan benar apabila dapat diaplikasikan. akikat nilai berada dalam proses, yaitu dalam perbuatan manusia, bersiat kondisonal, relati, dan memiliki kualitas indi@idual dan sosial.
'endidikan bertujuan agar sis!a dapat memecahkan
permasalahan hidup indi@idual maupun sosial. =idak ada tujuan akhir pendidikan. Kurikulum pendidikan hendaknya berisi pengalaman pengalaman yang telah teruji, yang sesuai dengan minat dan kebutuhan sis!a (child centered) dan berpusat pada aktiftas sis!a (acti@ity centered) . #dapun kurikulum tersebut mungkin berubah. 'ragmatisme mengutamakan metode pemecahan masalah (problem sol@ing method) serta metode penyelidikan dan penemuan (in>uiry
30