1
BAB I PENDAHULUAN A.
Latar Belakang
Sistem pertanian terpadu pada hakekatnya adalah memanfaatkan seluruh potensi energi sehingga dapat dipanen secara seimbang.Pertanian melibatkan makhluk hidup dalam satu atau beberapa tahapnya dan memerlukan ruang untuk kegiatan itu serta jangka waktu tertentu dalam proses produksi. Dengan pertanian terpadu ada pengikatan bahan organik didalam tanah dan penyerapan karbon lebih rendah dibanding pertanian konvensional yang pakai pupuk nitrogen dan sebagainya. Agar proses pemanfaatan tersebut dapat terjadi secara efektif dan efisien, maka sebaiknya produksi pertanian terpadu berada dalam suatu kawasan.Pada kawasan tersebut sebaiknya terdapat sektor produksi tanaman, peternakan maupun perikanan. Keberadaan sektor-sektor ini akan mengakibatkan kawasan tersebut memiliki ekosistem yang lengkap dan seluruh komponen produksi tidak akan menjadi limbah karena pasti akan dimanfaatkan oleh komponen lainnya.Disamping akan terjadi peningkatan hasil produksi dan penekanan biaya produksi sehingga efektivitas dan efisiensi produksi akan tercapai. Bagi negara agraris seperti Indonesia,peran sektor pertanian sangat penting dalam mendukung perekonomian nasional, terutama sebagai penyedia bahan pangan, sandang dan papan bagi segenap penduduk, serta penghasil komoditas ekspor nonmigas untuk menarik devisa. Lebih dari itu, mata pencaharian sebagian besar rakyat Indonesia bergantung pada sektor pertanian. Namun ironis sekali, penghargaan masyarakat umum terhadap pertanian relatif rendah dibandingkan sektor lain, seperti industri, pertambangan, dan perdagangan.
B.
Rumusan Masalah 1.1 Apa yang dimaksud dengan pertanian terpadu 1.2 Apa saja Jenis-jenis Pertanian Terpadu 1.3 Contoh Pertanian Terpadu Dan Berkelanju Berkelanjutan tan Berwawasan Lingkungan
C.
Tujuan Untuk mengetahui sistem pertanian terpadu dan jenis-jenisnya yang dapat diterapkan dalam berbagai bidang pertanian
2
BAB I PEMBAHASAN
1.1 Pengertian Pertanian Terpadu
Sistem Pertanian terpadu merupakan sistem yang menggabungkan kegiatan pertanian, peternakan, perikanan, kehutanan dan ilmu lain yang terkait dengan pertanian dalam satu lahan, sehingga diharapkan dapat sebagai salah satu solusi bagi peningkatan produktivitas lahan, program pembangunan dan konservasi lingkungan, serta pengembangan desa secara terpadu. Diharapkan kebutuhan jangka pendek, menengah, dan panjang petani berupa pangan, sandang dan papan akan tercukupi dengan sistem pertanian ini . Atau dapat juga di artikan bahwa Sistem pertanian terpadu merupakan satu sistem yang menggunakan ulang dan mendaur ulang menggunakan tanaman dan hewan sebagai mitra, menciptakan suatu ekosistem yang meniru cara alam bekerja.Pertanian pada hakekatnya merupakan pertanian yang mampu menjaga keseimbangan ekosistem di dalamnya sehingga aliran nutrisi (unsur hara) dan energi terjadi secara seimbang. Keseimbangan
inilah
yang
akan
menghasilkan
produktivitas
yang
tinggi
dan
keberlanjutan produksi yang terjaga secara efektif dan efisien . Pertanian terpadu pada hakekatnya adalah memanfaatkan seluruh potensi energi sehingga dapat dipanen secara seimbang. Pertanian melibatkan makhluk hidup dalam satu atau beberapa tahapnya dan memerlukan ruang untuk kegiatan itu serta jangka waktu tertentu dalam proses produksi. Dengan pertanian terpadu ada pengikatan bahan organik di dalam tanah dan penyerapan karbon lebih rendah dibanding pertanian konvensional yang pakai pupuk nitrogen dan sebagainya. Agar proses pemanfaatan tersebut dapat terjadi secara efektif dan efisien, maka sebaiknya produksi pertanian terpadu berada dalam suatu kawasan. Pada kawasan tersebut sebaiknya terdapat sektor produksi tanaman, peternakan maupun perikanan. Keberadaan sektor-sektor ini akan mengakibatkan kawasan tersebut memiliki ekosistem yang lengkap dan seluruh komponen produksi tidak akan menjadi limbah karena pasti akan dimanfaatkan oleh komponen lainnya. Disamping akan terjadi peningkatan hasil produksi dan penekanan biaya produksi sehingga efektivitas dan efisiensi produksi akan tercapai. Selain hemat energi, keunggulan lain dari pertanian terpadu adalah petani akan memiiki beragam sumber penghasilan. Sistem Pertanian terpadu memperhatikan diversifikasi tanaman dan polikultur. Seorang petani bisa menanam padi dan bisa juga
3
beternak kambing atau ayam a yam dan menanam sa yuran. Kotoran yang dihasilkan oleh ternak dapat digunakan sebagai pupuk sehingga petani tidak perlu membeli pupuk lagi. Jika panen gagal, petani masih bisa mengandalkan daging atau telur ayam, atau bahkan menjual kambing untuk mendapatkan penghasilan.
1.2 Jenis-jenis Pertanian Terpadu
Sistem pertanian terpadu merupakan sistem di mana pertanian dapat bermanfaat dan berperan penting dalam suatu bidang tertentu baik itu secara langsung maupun tidak langsung, begitu pula sebaliknya. Namun, tentunya tidak s emua bidang dapat menerapkan sistem pertanian di dalamnya. Umumnya bidang-bidang tersebut mempunyai hubungan tertentu yang lebih spesifik dengan pertanian. Adapun beberapa bidang yang di dalamnya pertanian dapat diterapkan, di antaranya adalah perkebunan, kehutanan, perikanan, peternakan dan wisata. a. Pertanian – Kehutanan Kehutanan ( Agroforestri )
Sistem pertanian terpadu pertanian-kehutanan digunakan untuk mengurangi penebangan hutan untuk lahan pertanian, dan menjadi solusi untuk keterbatasan lahan pertanian. Salah satu bentuk system pertanian terpadu pertanian-kehutanan adalah agroforestry yaitu penanaman tanaman tahunan, dengan tanaman semusim. Tanaman tahunan, dalam bentuk tanaman hutan, keras, guna untuk rehabilitasi, disamping untuk rehabilitasi, ditanamkan juga tanaman semusim untuk faktor ekonomi. Agroforestri adalah
sistem
penggunaan
lahanyang
mengkombinasikan mengkombinasikan
pepohonan dengan tanaman pertanian untuk meningkatkan keuntungan, baik secara ekonomis maupun lingkungan. Pada sistem ini, terciptalah keanekaragaman tanaman dalam suatu luasan lahan sehingga akan mengurangi risiko kegagalan dan melindungi tanah dari erosi serta mengurangi kebutuhan pupuk atau zat hara dari luar kebun karena adanya daur-ulang sisa tanaman. Agroforestri dapat didefinisikan sebagai bentuk menumbuhkan dengan sengaja dan mengelola pohon secara bersama-sama dengan tanaman pertanian dan atau makanan ternak dalam sistem yang bertujuan menjadi berkelanjutan secara ekologi, sosial dan ekonomi baik dengan pengaturan ruang secara campuran ata u di tempat dan saat yang sama maupun secara berurutan dari waktu ke waktu. Nair (1989), menyatakan bahwa Pengertian Agroforestri adalah suatu nama kolektif untuk sistem-sistem penggunaan lahan teknologi, dimana tanaman keras berkayu (pohon-pohon, perdu, jenis palm, bambu, dll) ditanam bersamaan dengan
4
tanaman pertanian dan atau hewan, dengan suatu tujuan tertentu dalam suatu bentuk pengaturan spasial atau urutan temporal, dan didalamnya terdapat interaksi-interaksi ekologi dan ekonomi diantara berbagai komponen yang bersangkutan. Bentuk Bentuk Agroforestri adalah : 1) Agrisilvopastur penggunaan lahan secara sadar dan dengan pertimbangan masak untuk memproduksi sekaligus hasil-hasil pertanian dan kehutanan. 2) Sylvopastoral System suatu sistem pengolahan lahan hutan untuk menghasilkan kayu dan memelihara ternak. 3) Agrosylvo-pastoral system suatu sistem pengolahan lahan hutan untuk memproduksi hasil pertanian dan kehutanan secara bersamaan, serta sekaligus untuk memelihara ternak. 4) Multipurpose forest sistem pengolahan dan penanaman berbagai jenis kayu, yang tidak hanya untuk hasil kayunya, akan tetapi juga daun daunan dan buah buahan yang dapat digunakan sebagai bahan makanan manusia, ataupun sebagai pakan ternak. Beberapa ciri penting agroforestri yang dikemukakan oleh Lundgren dan Raintree (1982) adalah: 1)
Agroforestri biasanya tersusun dari dua jenis tanaman atau lebih (tanaman dan/atau hewan).
2)
Siklus sistem agroforestry selalu lebih dari satu tahun.
3)
Ada interaksi (ekonomi dan ekologi) antara tanaman berkayu dengan tanaman tidak berkayu.
4)
Selalu memiliki dua macam produk atau lebih (multi product), misalnya pakan ternak, bakar, buah-buahan, obat-obatan.
5)
Minimal mempunyai satu fungsi pelayanan jasa (service function), misalnya pelindung angin, penaung, penyubur tanah, peneduh sehingga dijadikan pusat berkumpulnya keluarga/masyarakat.
6)
Untuk sistem pertanian masukan rendah di daerah tropis, agroforestry tergantung pada
penggunaan
dan
manipulasi
mengoptimalkan penggunaan sisa panen.
biomasa
tanaman
terutama
dengan
5
7)
Agroforestri yang paling sederhanapun secara biologis (struktur dan fungsi) maupun ekonomis jauh lebih kompleks dibandingkan sistem budidaya monokultur.
Sistem Agroforestri 1). Strip rumput Strip rumput merupakan bentuk peralihan dari sistem pertanian tanaman semusim menjadi siste m a groforestri. Strip ru m p ut a d ala h barisan rumput dengan lebar 0,5-1 m dan jarak antar strip 4-10 m yang ditanam sejajar garis ketinggian (kontur). Pada tanah yang berteras, rumput ditanam di pinggir (bibir) teras. Jenis rumput yang cocok adalah rumput yang mempunyai sistem perakaran rapat dan dapat dijadikan hijauan pakan ternak, misalnya rumput gajah, rumput BD, rumput pahit dan lain-lain. Adakalanya rumput akar wangi digunakan juga sebagai tanaman strip rumput. Akar wangi tidak disukai ternak, tetapi menghasilkan minyak atsiri yang merupakan bahan baku pembuatan kosmetik. Sistem strip rumput mempunyai keuntungan antara lain :
Mengurangi kecepatan aliran permukaan dan erosi
Memperkuat bibir teras
Menyediakan hijauan pakan ternak
Membantu mempercepat proses pembentukan teras secara alami.
2). Pertanaman lorong Sistem ini merupakan sistem pertanian di mana tanaman semusim ditanam pada lorong di antara barisan tanaman pagar yang ditata menurut garis kontur. Jenis tanaman yang cocok untuk tanaman pagar adalah tanaman kacang-kacangan (leguminosa) Jarak antar baris tanaman pagar berkisar antara 4 sampai 10 m. Semakin curam lereng maka jarak antar barisan tanaman pagar dibuat semakin dekat. Sistem pertanaman lorong memiliki keuntungan yaitu Menyumbangkan bahan organik dan hara terutama nitrogen untuk tanaman lorong dan Mengurangi laju aliran permukaan dan erosi. 3). Pagar hidup Pagar hidup adalah barisan tanaman perdu atau pohon yang ditanam pada batas kebun. Bila kebun berada pada lahan yang berlereng curam, maka pagar hidup
6
akan membentuk jejaring yang bermanfaat bagi konservasi t anah. Pangkasannya dapat digunakan sebagai sumber bahan organik atau sebagai hijauan pakan ternak. Jenis tanaman yang digunakan untuk pagar pagar sebaiknya yang mudah ditanam dan mudah didapatkan bibitnya, misalnya gamal dengan stek, turi, lamtoro dan kaliandra dengan biji. Untuk tanaman pagar jenis leguminose perdu (lamtoro, gamal), ditanam dengan jarak antar batang ± 20 cm. Jarak yang rapat ini untuk menjaga agar tanaman pagar tidak tumbuh terlalu tinggi. Keuntungan dari sistem ini ialah :
Melindungi kebun dari ternak
Pangkasannya dapat dijadikan hijauan pakan ternak
Menjadi sumber bahan organik dan hara tanah
Menyediakan kayu bakar Mengurangi kecepatan angin (wind break)
4). Sistem multistrata Sistem multistrata adalah sistem pertanian dengan tajuk bertingkat, terdiri dari tanaman tajuk tinggi (seperti mangga, kemiri), sedang (seperti lamtoro, gamal, kopi) dan rendah (tanaman semusim, rumput) yang ditanam di dalam satu kebun (lihat gambar di halaman depan). Antara satu tanaman dengan yang lainnya diatur sedemikian rupa sehingga tidak saling bersaing. Tanaman tertentu seperti kopi, coklat memerlukan sedikit naungan, tetapi kalau terlalu banyak naungan pertumbuhan dan produksinya produksinya akan terganggu. Keuntungan dari sistem ini ialah :
Mengurangi intensitas cahaya matahari, misalnya untuk kopi dan coklat yang butuh naungan.
Karena banyak jenis tanaman, diharapkan panen dapat berlangsung secara bergantian sepanjang tahun dan ini dapat dapat menghindari musim paceklik.
Tanah selalu tertutup tanaman sehingga aman dari erosi
Agroforestri dapat dilihat pada sistem penanamannya. Contohnya adalah penanaman tanaman semusim diberi sela dengan d engan tanaman tahunan. Padi dengan pematang sawah berupa pohon nangka atau pohon sengon dapat dijadikan contoh dari sistem ini.
7
Manfaat pertanian
dalam
kehutanan
adalah
dengan
mengetahui
sistem
penanaman yang benar dapat dihasilkan produk yang lebih. Di sisi lain lingkungan terjaga dengan adanya tumbuhan (yang hidup/ daya panennya dalam jangka waktu lama) yang dapat menjaga kadar air tanah, manusia juga mendapatkan hasilnya di saat panen. Selain itu, keberadaan sistem ini juga dapat menjadikan kelestarian alam lebih terjaga dan rapi. b.
Pertanian – Perikanan Perikanan
Kaitan antara bidang pertanian dan perikanan tentunya ada pada pertanian dengan sistem yang membutuhkan air cukup banyak, misalnya pada lahan sawah irigasi. Pada lahan ini dapat dilakukan usaha tani berupa mina padi. Secara umum mina padi berarti memanfaatkan air pada saat penanaman padi untuk kehidupan ikan. Sistem mina padi merupakan cara pemeliharaan ikan di sela-sela tanaman padi, sebagai penyelang diantara dua musim tanam padi atau pemeliharaan ikan sebagai pengganti palawija di persawahan. Jenis ikan yang dapat dipelihara pada sistem tersebut adalah ikan mas, nila, mujair, karper, tawes dan lain-lain. Ikan mas dan karper merupakan jenis ikan yang paling baik dipelihara di sawah, karena ikan tersebut dapat tumbuh dengan baik meskipun di air yang dangkal, serta lebih tahan terhadap matahari. Agar pertumbuhan tanaman padi tidak terganggu, pemeliharaan ikan di sawah harus disesuaikan dengan sistem pengairan yang ada, sehingga produksi padi tidak terganggu. Usaha mina padi selain merupakan usaha yang menguntungkan, juga dapat meningkatkan pendapatan petani, serta membantu program pemerintah dalam usaha memenuhi gizi keluarga. Potensi Minapadi dalam Mendukung Produksi Ikan Nasional. Salah satu langkah yang perlu dilakukan dalam pengelolaan padi sawah yaitu pengelolaan tanah yang meliputi: penggenangan, perbaikan pematang, pembabadan jerami, pembajakan dan pencangkulan serta pemerataan permukaan tanah. Selain itu, pada saat awal dilakukan penanaman padi, tidak banyak yang dapat dilakukan petani selain melakukan pengeringan tanah untuk menekan serangan keong mas, menyemprot hama dan menunggu tanaman padi membesar. Sayangnya kegiatan-kegiatan tersebut kurang memberikan nilai tambah bagi petani sebaliknya mengeluarkan cukup banyak biaya.Sebaliknya dengan sistem minapadi, petani bisa mendapatkan beberapa keuntungan diantaranya meningkatnya produktifitas lahan, memperoleh pendapatan
8
dari panen padi dan ikan dan berkurangnya biaya produksi. Dalam sistem minapadi, setelah proses pengolahan tanah sambil menunggu menunggu waktu tanam, lahan ditanami bibit ikan dan dipelihara selama 30-40 hari. Selanjutnya ikan dipanen dan dilakukan penanaman padi. Penanaman bibit ikan baru dilakukan beberapa hari kemudian dan dilakukan pemeliharaan selama 30 sampai 40 hari. Dengan demikian dalam sekali siklus budidaya minapadi dapat dilakukan pemanenan ikan 2 kali dan sekali pemanenan padi. Selain itu penerapan minapadi dapat menekan pertumbuhan gulma, mengurangi serangan hama dan penyakit dan meningkatkan jumlah musuh alami bagi hama tanaman. Benih ikan memakan plankton dan organisme kecil lain yang jatuh atau terdapat di air termasuk telur dan larva hama padi. Hal ini menguntungkan karena ikan yang dipelihara memperoleh makanan tambahan. Selain itu, berkurangnya aplikasi pestisida dalam budidaya minapadi memberi keuntungan lain karena mendorong berkembangnya musuh alami bagi hama padi. Dengan berkurangnya aplikasi pestisida selain memberi keuntungan bagi petani dengan berkurangnya biaya produksi, juga memberi keuntungan bagi kesehatan manusia dan pelestarian lingkungan. Dengan potensi lahan persawahan Indonesia yang cukup besar yakni mencapai 7 juta hektar maka produksi perikanan yang cukup besar bisa diperoleh dari dar i penerapan minapadi. Sehubungan dengan besarnya potensi tersebut maka Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) (KKP) telah mengembangkan program ”gerakan sejuta hektar mina padi” atau disingkat GENTANADI. Dari program tersebut selain produksi ikan nasional akan meningkat juga memberi manfaat bagi meningkatnya kesejahteraan masyarakat khususnya petani. Pada
prinsipnya
kondisi
sawah
yang
cenderung
selalu
tergenang
air
memungkinkan untuk budidaya ikan. Namun kenyataanya sawah yang didesain hanya untuk budidaya padi kondisinya kurang optimum untuk budidaya ikan. Sebagai contoh, petani melakukan pengeringan pada pertanaman padi untuk melakukan penyiangan, menekan perkembangan hama keong dan mendorong berkembangnya anakan padi. Kondisi Kondisi tersebut tentu tidak cocok untuk budidaya budidaya ikan. Selain itu aplikasi pestisida untuk membunuh hama dalam pertanaman padi dapat membunuh ikan budidaya. Oleh karena itu, agar sawah dapat sesuai untuk budidaya minapadi maka desain dan pengelolaan sawah harus dapat mendukung untuk pertumbuhan ikan dan padi.
9
Agar kondisi lahan sawah ideal bagi budidaya minapadi maka beberapa modifikasi perlu
dilakukan.
Pada
dasarnya
modifikasi
yang
dilakukan
adalah
untuk
memperdalam area bagi budidaya ikan tanpa membuat tanaman padi tergenang lebih dalam serta meminimalkan akses ikan masuk lokasi budidaya padi. Paling tidak ada empat perbaikan fisik untuk budidaya minapadi yaitu: 1)
meningkatkan tinggi pematang sehingga meningkatkan tinggi genangan dan meminimalkan kerusakan bila lokasi terendam air
2)
memasang jaring atau pembatas sehingga ikan tidak melarikan diri serta melindungi dari masuknya predator
3)
melakukan pengeringan
4)
membuat daerah yang lebih dalam untuk perlindungan ikan.
Kawasan Minapadi juga dapat mendukung wisata lingkungan (Ekowisata). Istilah “ekowisata” dapat diartikan sebagai perjalanan oleh seorang turis ke daerah terpencil dengan tujuan menikmati dan mempelajari mengenai alam, sejarah dan budaya di suatu daerah, di mana pola wisatanya membantu ekonomi masyarakat lokal dan mendukung pelestarian alam. Prinsip-prinsip pengembangan ekowisata berbasis masyarakat dan konservasi adalah : 1)
keberlanjutan ekowisata dari aspek ekonomi, sosial dan lingkungan (prinsip konservasi dan partisipasi masyarakat)
2)
Pengembangan institusi masyarakat lokal dan kemitraan (Prinsip partisipasi masyarakat)
3)
Ekonomi berbasis masyarakat (Prinsip partisipasi masyarakat); dan Prinsip Edukasi. Ekowisata memberikan banyak peluang untuk memperkenalkan kepada wisatawan tentang pentingnya perlindungan alam dan penghargaan terhadap kebudayaan lokal.
Salah satu bentuk wisata yang marak berkembang belakangan ini adalah wisata pertanian dimana wisatawan terlibat langsung dalam kegiatan pertanian seperti membajak sawah, bercocok tanam, berternak, memancing dan berbagai kegiatan pertanian lainnya. lai nnya. Berbagai daerah diketahui telah tela h mengembangkan wisata wis ata pertanian pertania n seperti Desa Cinangneng, Bogor, Desa Kebonagung di Jogjakarta dan lain-lain. Pengembangan minapadi pada kawasan pertanian sawah akan lebih meningkatkan daya tarik wisata pertanian karena lebih banyak variasi wisata yang dapat diperoleh serta sifatnya yang ramah lingkungan. Pada lokasi minapadi, wisatawan wisatawan tidak hanya menemukan padi di lahan persawahan tetapi juga dapat menemukan ikan. Berbagai
10
kegiatan yang berkaitan dengan perikanan juga dapat dikembangkan sebagai alternatif wisata seperti memancing dan menjala ikan, memberi makan ikan dan lain lain. Disisi lain sistem budidaya minapadi yang dapat mengurangi penggunaan bahan bahan kimia seperti s eperti pupuk dan pestisida pengaruhnya yang baik dalam meningkatkan musuh alami dari hama dan penyakit tanaman padi memungkinkan dihasilkannya produk pertanian organik yang yang lebih sehat. Dengan semakin meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya makanan sehat seperti produk organik, maka proses produksi bahan organik juga dapat menjadi daya tarik khusus bagi wisatawan sekaligus media pendidikan yang baik untuk kampanye pentingnya perlindungan alam dan dan penghargaan terhadap kebudayaan lokal. lokal.
c.
Pertanian – Peternakan Peternakan
Hubungan antara pertanian dengan peternakan dalam sistem pertanian terpadu sangat beraneka ragam, tergantung pada sudut pandang yang diambil. Salah satu manfaat dari mempelajari sistem pertanian terpadu adalah bisa mengetahui hubungan saling ketergantungan antara pertanian dengan peternakan. Selain itu dapat pula diketahui berbagai keuntungan yang bisa diambil saat mempelajari hubungan antara sistem pertanian dengan peternakan. Keuntungan yang bisa diambil dari peternakan bagi pertanian adalah pemanfaata n tenaga hewan ternak untuk kepentingan pertanian. Contoh manfaat yang bisa diambil dari peternakan adalah kotoran hewan ternak dapat digunakan sebagai pupuk kandang bagi tanaman. Tenaga hewan ternak juga dapat digunakan sebagai tenaga pengolah lahan dan dapat juga dimanfaatkan sebagai tenaga pengangkutan hasil pertanian di mana akan menghemat biaya karena tidak membutuhkan bahan bakar layaknya kendaraan bermotor. Sama dengan peternakan, pertanian pun sangat bermanfaat bagi dunia peternakan. Salah satu faktor yang harus terpenuhi dalam peternakan adalah kebutuhan akan pakan ternak Dari pertanian akan dihasilkan bahan-bahan yang dapat diolah menjadi pakan ternak. Pertanian sangat berperan dalam memenuhi keutuhan pakan ternak karenatidak semua hewan ternak dapat diberi pakan dengan bahan makanan yang diambil dari alam. Banyak hewan ternak yang pemenuhan pakannya sangat bergantung pada pertanian. Contohhewan ternak yang membutuhkan pertanian adalah unggas. Pada umumnya unggas memakan biji-bijian di mana biji-bijian ini hanya
11
akan diperoleh dengan pertanian. Oleh sebab itu, keberadaan pertanian menjadikan kebutuhan pakan ternak akan mudah terpenuhi. Namun permasalahan yang cukup mengkhawatirkan dalam peternakan adalah persaingan antara pakan dan pangan. Sistem pemberian pakan dalam peternakan menggunakan sumberdaya yang sama dengan yang dimakan manusia. Serealia dan tepung kedele adalah komponen terbesar pakan ternak yang juga dikonsumsi oleh manusia. Diperkirakan hampir 50% dari supply biji-bijian dunia dikonsumsi ternak. Jika semua biji-bijian dunia dicadangkan untuk konsumsi manusia saja maka akan cukup untuk memberi makan 9 – 10 milyar penduduk dunia
pada
titik
mana
populasi dunia diharapkan akan stabil. Oleh karena itu, pemecahan terhadap masalah memenuhi kebutuhan pangan di tahun mendatang adalah mengembangkan sistem produksi ternak yang tidak tergantung pada biji-bijian serealia. Keuntungan lain dari alternatif sistem pakan bukan biji-bijian akan membawa kepada pengurangan kontaminasi lingkungan, meningkatkan kesempatan kerja dan meningkatkan keragaman hayati dan produk ternak yang lebih baik mutunya. Karenanya tiap intervensi yang melibatkan ternak harus didasarkan pada peran sinergis mereka dalam manfaat sistem pertanian keseluruhan ketimbang sebagai penghasil daging, susu atau telur yang menggunakan pakan bersaing dengan kebutuhan manusia. Sistem peternakan yang menggunakan pakan sama dengan pangan hanya akan mengakumulasi masalah dimasa mendatang, apalagi sekarang pangan tidak hanya digunakan sebagai pakan tetapi juga energi. Tentu diperlukan terobosan dalam bidang peternakan untuk menjaga keberlanjutan sistem pertanian secara keseluruhan.
d.
Pertanian – Wisata Wisata
Hubungan
antara
pertanian
dengan
wisata
sering
disebut
dengan
agrowisata.Agrowisata adalah salah satu bentuk pariwisata yang obyek wisata utamanya adalah lanskap pertanian, maka dapat dikatakan bahwa agrowisata merupakan wisata yang memanfaatkan obyek-obyek pertanian. Agrowisata juga merupakan kegiatan wisata yang terintegrasi dengan keseluruhan sistem pertanian dan pemanfaatan obyek-obyek pertanian sebagai obyek wisata, seperti teknologi pertanian maupunkomoditi pertanian. Beberapa sumber menjelaskan bahwa agrowisata adalah salah satu bentuk kegiatan wisata yang dilakukan di kawasan pertanian yang menyajikan suguhan
12
pemandangan alam kawasan pertanian (farmland view) dan aktivitas di dalamnya seperti persiapan lahan, penanaman, pemeliharaan, pemanenan, pengolahan hasil panen sampai dalam bentuk siap dipasarkan dan bahkan wisatawan dapat membeli produk pertanian tersebut sebagai oleh-oleh. Agrowisata tersebut ikut melibatkan wisatawan dalam kegiatan-kegiatan pertanian. Agrowisata umumnya berada pada daerah yang memiliki iklim dingin atau dengan kata lain ada pada dataran tinggi di mana pertanian dapat terlaksana dengan baik. Pengembangan wisata dengan metode pertanian memil iki kesenangan tersendiri. Di dalamnya para wisatawan dapat mengetahui lebih lanjut tentang pertanian dan bahkan dapat melakukannya. Pendekatan ini secara tidak langsung menambah pengetahuan mengenai pertanian bagi para wisatawan. Selain itu, dengan adanya agrowisata petani dan masyarakat sekitar pun mendapatkan pendapatan yang lebih. Keberadaan
tempat
wisata
menyebabkan
masyarakat
turut
berperan
dalam
meramaikan pasarnya. Manfaat lain dari agrowisata adalah kelestarian alam sekitar terjaga. Agrowisata pada prinsipnya merupakan kegiatan industri yang mengharapkan kedatangan konsumen secara langsung ditempat wisata yang diselenggarakan. Aset yang penting untuk menarik kunjungan wisatawan adalah keaslian, keunikan, kenyamanan, dan keindahan alam. Oleh sebab itu, faktor kualitas lingkungan menjadi modal penting yang harus disediakan, terutama pada wilayah-wilayah yang dimanfaatkan untuk dijelajahi para wisatawan. Menyadari pentingnya nilai kualitas lingkungan tersebut, masyarakat/petani setempat perlu diajak untuk selalu menjaga keaslian, kenyamanan, dan kelestarian lingkungannya. Beberapa contoh agrowisata di Indonesia Indonesia adalah agrowisata agrowisata di Pagilaran, Tamah Buah Mekarsari, agrowisata di daerah Guci, Tegal, Kebun Teh Kaligua, Agrowisata Durian H. Djahuri di Semarang, Agrowisata Kusuma di Batu, Malang, dan masih banyak lagi.
13
1.3 Contoh Pertanian Terpadu Dan Berkelanjutan Berwawasan Lingkungan
1.
Pertanian terpadu biosiklus Pertanian terpadu biosiklus adalah pertanian pertanian yang yang mengintegrasikan tanaman, ternak, dan ikan dalam satu siklus (biosiklus) sedemikian rupa sehingga hasil panen dari satu kegiatan pertanian dapat menjadi input kegiatan pertanian lainnya, selebihnya dilepas ke pasar. Dengan pola itu ketergantungan petani dengan input produksi dari luar dapat diminimalisasi. Misalnya pakan untuk ternak dan ikan sebagian dapat dipenuhi dari hasil tanaman dan limbah, sedangkan kebutuhan pupuk organik dapat diperoleh dari kotoran hasil ternak. Kotoran ternak ditampung dalam biodigester untuk diambil gas metannya dan dapat dimanfaatkan untuk memasak bahkan untuk energi listrik. Dengan Dengan sistem pertanian terpadu biosiklus itu, petani memperoleh sumber penghasilan yang beragam dari diversifikasi produk hasil pertanian; panen harian (misal telur, susu), panen musiman (misal gabah, jagung) dan panen tahunan (anak sapi), meningkatkan pendapatan dan kesejahteraannya, kebutuhan pangan yang bergizi seimbang tercukupi (mendekati PPH ideal) dari usaha tani mereka, kesuburan lahan terjaga dan tanpa limbah (zero waste). Data penelitian lapangan menunjukkan bahwa dengan sistem pertanian terpadu itu, petani kecil dapat memperoleh pendapatan per bulan lebih besar daripada UMR.
2.
Pertanian Organik Modern Pertanian ramah lingkungan salah satunya adalah dengan menerapkan pertanian organik. Pertanian organik adalah sistem manajemen produksi terpadu yang menghindari penggunaan pupuk buatan, pestisida dan hasil rekayasa genetik, menekan pencemaran udara, tanah, dan air. Di sisi lain, Pertanian organik meningkatkan kesehatan dan produktivitas produktivitas di antara flora, fauna dan manusia. Penggunaan masukan di luar pertanian yang menyebabkan degradasi sumber daya alam tidak dapat dikategorikan sebagai pertanian organik. Sebailknya, sistem pertanian yang tidak menggunakan masukan dari luar, namun mengikuti aturan pertanian organik dapat masuk dalam kelompok pertanian organik, meskipun agro-ekosistemnya tidak mendapat sertifikasi organik. Bila kita sepenuhnya mengacu kepada terminologi (pertanian organik natural) ini tentunya sangatlah sulit bagi petani untuk menerapkannya, oleh karena itu pilihan yang dilakukan adalah melakukan pertanian organik
14
regenaratif,
yaitu
pertanian
dengan
perinsip
pertanian
disertai
dengan
pengembalian ke alam masukan-masukan yang berasal dari bahan organik. Pengelolaan pertanian yang berwawasan lingkungan dilakukan melalui pemanfaatan sumberdaya alam secara optimal, lestari dan menguntungkan, sehingga dapat dimanfaatkan secara berkelanjutan untuk kepentingan generasi sekarang dan generasi mendatang. Pemilihan komoditas dan dan areal usaha yang cocok
merupakan
berkelanjutan,
kunci
komoditas
dalam harus
pelaksanaan
yang
pembangunan
menguntungkan
secara
pertanian ekonomis,
masyarakat sudah terbiasa membudidayakannya, dan dibudidayakan pada lahan yang tidak bermasalah dari segi teknis, ekologis dan menguntungkan secara ekonomis. Beberapa perinsip dasar yang perlu diperhatikan adalah: (1) pemanfaatan sumberdaya alam untuk pengembangan agribisnis hortikultura (terutama lahan dan air) secara lestari sesuai dengan kemampuan dan daya dukung alam, (2) proses produksi atau kegiatan usahatani itu sendiri dilakukan secara akrab lingkungan, sehingga tidak menimbulkan dampak negatif dan eksternalitas pada masyarakat, (3) penanganan dan pengolahan hasil, distribusi dan pemasaran, serta pemanfaatan produk tidak menimbulkan masalah pada lingkungan (limbah dan sampah), (4) produk yang dihasilkan harus menguntungkan secara bisnis, memenuhi preferensi konsumen dan aman konsumsi. Keadaan dan perkembangan permintaan dan pasar merupakan acuan dalam agribisnis hortikultura ini. Beberapa tahun terakhir, pertanian organik modern masuk dalam sistem pertanian Indonesia secara sporadis dan kecil-kecilan. Pertanian organik modern berkembang memproduksi bahan pangan yang aman bagi kesehatan dan sistem produksi yang ramah lingkungan. Tetapi secara umum konsep pertanian organik modern belum banyak dikenal dan masih banyak dipertanyakan. Penekanan sementara ini lebih kepada meninggalkan pemakaian pestisida sintetis. Dengan makin berkembangnya pengetahuan dan teknologi kesehatan, lingkungan hidup, mikrobiologi, kimia, molekuler biologi, biokimia dan lain-lain, pertanian organik terus berkembang. 3.
Sistem Tanam Tumpangsari (Multiple Cropping) Sistem pertanaman pertanaman berganda atau tumpangsari adalah definisi umum dari semua pola pertanaman yang melibatkan penanaman lebih dari satu jenis tanaman pada suatu hamparan lahan. l ahan. Prinsip esensial esensia l yang terkandung di dalamnya adalah
15
penanaman beberapa jenis tanaman secara sekaligus pada sehamparan lahan (intercropping ) dan penanaman beberapa jenis tanaman secara bertahap pada sehamparan lahan ( sequentialcropping ( sequentialcropping ) (Steiner 1984). Multiple cropping cropping atau atau sistem tanam ganda merupakan suatu usaha pertanian untuk mendapatkan hasil panen lebih dari satu kali dari satu jenis atau beberapa jenis tanaman pada sebidang tanah yang sama dalam satu tahun. Dalam hal ini tanaman-tanaman yang ada disitu akan melakukan suatu hubungan atau interaksi. Hubungan-hubungan tersebut ada yang bersifat kompetitif, yaitu apabila tanaman yang satu dapat merintangi pertumbuhan atau bersaing dengan tanaman lain dengan tanaman lain dalam pemanfaatan unsur hara, air, oksigen dan cahaya matahari. Bersifat komplementer, yaitu apabila masing-masing tanaman justru akan tumbuh dan berproduksi lebih baik dibanding tanaman monokultur.
16
BAB III PENUTUP
A.
KESIMPULAN
B.
SARAN
17
DAFTAR PUSTAKA
http://sistempertanianterpadu.co.id/2014/01/contoh-pertanian-terpadu-dan.html https://drive.google.com/drive/folders/0BzkNGi2eElCMVEs5bUlNdlpLbDg http://sistempertanianterpadu.blogspot.co.id/2014/01/sistem-pertanian-terpadu sistem.html