Str ategi Pengelolaan dan Pengem bangan Pusat K egiatan Bela jar Masyar ak at (PK BM)
A.
Pend ahul huluan
Pendidikan Nasional
sebagaimana yang diamanatk an dalam
Undang-
ndidi kan Undang nomor 20 tahun 2003 , dikenal dalam tiga jalur jalur yaitu jalur pe ndidi pendidikan formal jalur pendidikan inf or mal, ja ja jalur - ja jalur
antara
ter se but
dan jalur pendidikan en didikan nonf or mal, dimana
saling
melengkapi
dalam
mengembangkan
sumberdaya manusia. Pen Pen didikan nonformal seba seba gaimana tercantum dalam pasal 26 ayat ayat 4, diuraikan bahwa
lem baga pelatihan,
satuan pendid pendidika ikan n nonf nonfor ormal mal terdi terdiri ri atas atas lemb embag aga a k ur sus,
k egiatan belaja belajar r masyar ak at,
be laj laj ar, ar, pusat kelompok be
majelis tak lim dan satuan pendidikan pendidikan yang se jenis. Satuan
Pusat
pendidi pendidi kan nonformal nonformal yang saat ini berke berkem mba bang ng pes pesat at ad adalah alah
ja jar Masyar ak at K egiatan Bela
(PK BM), yang pada awal r intisannya didirikan
di tingk at k ecamatan kemudian menyebar ke tiap desa atau k alur ahan. Pada
awal berdirinya berdirinya
masyar ak at di sek itar
PKBM merupakan merupakan tempa tempa t
P K BM itu berada. PKBM
masyar ak at dan untuk masyar ak at.
K egiatan
be lajar bagi
warga
didirikan oleh masyar ak at, dari
utam uta ma PKBM adalah membelajarkan
masyar ak at melalui berbagai layanan program pendidikan olah. Dimana pendidikan luar sek ol
berdirinya learning
PK BM
jar masyar ak at (comm diilhami oleh gagasan pusat bela ja ommunity
center ) yang
terdapat di berbagai
negara
maju
seja seja k
sek itar
enam puluhan, serta ad ijak an tentang broad based lear ning. UNESCO ada an ya k e b ja
(1993), mendefinisikan
ja jar yang PKBM sebagai tempat bela
jar . orang-orang dapat bela ja
ter or ganisasi dimana
Sebagai institusi yang didirikan oleh, dari dan untuk masyar ak at, memilik i potensi sebagai institusi yang mandir i. P K BM
Mesk i pun
PK BM
awal berdirinya banyak
yang ber gantun g pada bantuan dan dana block gr ant dari pemer intah,
dalam jangka panjang dihar a pk an pada seba gian besar
PKBM
akan
tum buh
k emandir ian, dalam hal ini peran dominan pemer intah yang selama ini menjadi semakin berkurang dan lebih pada peran f asilitasi ak an dapat berjalan seiring
den gan
kemandirian
PK BM.
PK BM
akan ber dir i
k ok oh atas keswadayaan
masyar ak at. Be ber a pa
potensi
PKBM
yang dapat dik em bangk an, per tama, seiring
dengan posisi sebagai institusi pendidikan yang berbasis pada (comm unity based education) yang dalam
ak tualisasinya dicirikan
masyar ak at
adanya(1)
dukungan dari masyar ak at dalam berbagai ben tuk; (2) keterlibatan masyar ak at dalam pengambilan k e putusan; (3) k emitr aan di mana warga masyar ak at ik ut
menjalin hubungan yang sejajar dengan pengelola program; (4) kepemilikan di mana warga masyar ak at ik ut mengendalikan semua k e putusan yang ber ka itan
den gan program-program pendidikan luar sek olah, k edua, dilihat dari pr ogr am
yang
dapat
dilaksana kan
P K BM
memiliki
layanan
potensi
untuk
menyelenggar ak an seluruh program pendidikan nonformal dan inf or mal, yang
mencakup: pendidikan k ecak a pan hidu p, pendidikan anak usia dini, pendidikan k e pemudaan, pendidikan pem ber dayaan per em puan, pendidikan k eak sar aan,
pen didikan k etr am pilan dan pelatihan k er ja, pendidik an k esetar aan serta pen didikan lain
yang ditu juk an untuk mengem bangk an kemampua n peserta
didik , k etiga, dalam pelaksanaan k egiatan pembelajaran masyar ak at PK BM dapat menerapkan prinsip belaja r kelompok dimana warga belajar bisa melaksanakan
k egiatan belajar bersama warga belajar yang lain dalam suatu kelompok belajar, juga potensi pembelajaran dengan pendekatan integratif, dimana suatu proses pembelajaran tidak hanya menekankan pada pembelajara n satu aspek tertentu
saja dari
sekian banyak aspek k ehidu pan manusia
tetap i suatu proses
yang
memadukan berbagai aspek kehidupan masyar ak at dalam suatu layanan program pembelajaran pendidikan luar sek olah, k ee m pat, potensi lain yang dimilik i sebagai
institusi
pembelajaran
masyar ak at
adalah
k emam puan
P KBM
dalam
bekerjasama secara k ola bor atif dan sinergis dengan berbagai institusi lain yang
ada di dalam masyar ak at baik
yang menyelenggarakan ak tivitas pendidikan
mau pun ak tivitas lain yang memiliki
tujuan yang sejalan dengan P KBM yaitu
mem bangk itk an masyar ak at dari berbagai k eter tinggalan, dan k elima,
P KBM
dalam proses pem bela jar an menem patk an sasaran warga belajar masyar ak at
sebagai subjek didik yang harus ak tif melaksanakan k egiatan pembelajaran bagi dirinya dan masyar ak at,
PKBM
memposisikan war ga belajar sebagai individu yang
memiliki potensi untuk memenuhi k e butuhan dir i, masyar ak at dan institusi
PKBM
itu sendir i, dan ter ak hir sebagai institusi yang berada di dalam masyar ak at
dan
untuk membelajarkan masyar ak at, maka
didirikan dengan maksud
kehadiran
PK BM ber potensi untuk memberdayakan masyar ak at secara keseluruhan dalam arti dapat
mem bantu kelompok-kelompok
marginal agar mer ek a
mampu
memilik i potensi yang seimbang dengan kelompok-kelompok lainnya yang lebih
mampan kehidupan sosial ek onominya, dengan menyediakan layanan pendidikan yang ter jangk au sehingga
dapat ter angk at der a jatnya, hak-haknya baik sosial
maupun ek onomi. Banyaknya potensi yang dimiliki akan berbuah menjadi k enyataa n atau seba liknya tetap potensi sangat ter gantung dari pengelolaan dan pengembangan
yang dilakukan oleh par a pengelola
PK BM
maupun para tenaga pendi dik maupun
kependidikan yang terliba t di dalamnyan maupun
keperdulian dari berbagai
pihak ter masuk pemer intah. Dalam makalah singk at ini akan dicoba
pengelolaan dan pengembangan
PKBM
dikupas secar a singk at strate gi
agar potensi
yang
dimiliki da pat
ber ke m bang.
B. Masalah dan Tantangan yang dihadapi PK BM
Dalam mengembangkan potensi yang dimiliki ter or ganisasi di mana sekaligus
di bentuk oleh, dari
dan
r angk a meningk atk an pengetahuan, k etr am pilan dan
serta mengembangkan
yang
warga belajar masyar ak at dapat belajar di tempat itu
mer u pak an tem pat belajar yang
masyar ak at dalam
PKBM seba gai tempat
segala
potensi
war ga belajar dan
memiliki perbedaan dalam per ke m bangannya.
untuk sikap
masyar ak atnya,
Perbedaan perkembangan
PKBM
lebih disebabkan oleh perbedaan dalam
k om ponen-k om ponennya, per tama, adanya
(ada
PK BM
perbedaan dalam
per or angan, yayasan, pondok pesantren,
LSM,
kepemilikannya
desa, ds b), k edua,
per bedaan sumberdaya manusia yang mengelolanya, k etiga, perbed aan karena kemampuan dana, walau pun sampai saat ini sebagaian besar PK BM memperoleh dana
dari pemer intah,
k ee m pat, perbedaan dalam
prasarana pendidikan yang dimiliki masing-masing
PKBM
pen gadaan sarana dan dan k elima, perbedaan
dalam jumlah dan jenis layanan program pendidikan yang diselenggarakan oleh PK BM. Atas
dasar
k ar ak ter istik pengelolaannya,
menjadi tiga bentuk yaitu:
PKBM
P K BM
diklasifikasikan
dalam
yang berbasis k elem bagaan, yaitu
inisiatif pem bentukk an dan pengelolaan dilakukan oleh
PKBM
yang
lembaga pemer intah
atau non pemer intah, ciri utamanya semua sarana dan prasarana ter masuk dana
disediakan oleh lem baga,
PK BM
yang ber basis k om pr ehensif , yaitu
PK BM
yang
inisiatif pem bentukk annya dari lembaga namun dalam pengelolaannya dilakukan
secara bersama dengan masyar ak at sek itar dan merupakan
PKBM
inisiatif
yang
PK BM
ber basis masyar ak at,
pem bentukk an,
pengelolaan
dan
pen yelenggaraan dari dan oleh masyar ak at, unsur lain lebih ber per an sebagai mitr a dan f asilitator . Adanya
perbedaan
pengelolaan maupun
masalah dan tantangan yang Menur ut
dihadapi
f ak tor lainnya
masing-masing
menyebabnya
PK BM juga
berbeda.
hasil penelitian yang dilakukan oleh Nur d jazif ah ER , dkk pada tahun
2005, terdapat sejumlah permasalahan internal yang dihadapi P KBM dilihat dari
tingk at pencapaian standar mutu minimal yang perlu k ur angnya
k emam puan
PKBM
untuk
dicapai antara lain: (1)
mengembangkan
program-program
pendidikan luar sek olah yang sesuai dengan k e butuhan setempat, hampir seluruh P K BM
melaksanakan pr ogr am- pr ogr am pembelajaran
yang
ditawar ka n
oleh
pemerintah; (2) beberapa pedoman penyelenggar aan dan pelaksanaan program
pendidikan luar sekolah yang telah disediakan jarang d ilak sanak an sesuai dengan yang sehar usnya, ber ak i bat munculnya permasalahan dalam pelaksanaan ; (3) tingk at pencapaian mutu minimal penyelenggaraan
PKBM
belum
tercapai baik
pada k egiatan pelaksanaan program pendidikan dan pem bela jar an, pem ber ian
layanan inf or masi, perluasan
jaringan
k er jasama,
maupun
pada
k egiatan
pembinaan tenaga k e pendidik an.
Permasalahan ini didukung oleh temuan lain di Jawa per tama, pendirian
diduga k uat bukan didasari per tim bangan k e butuhan
PK BM
kesadaran par a pemakrasanya
atau
Bar at antara lain:
akan perluasan
pendidikan
hak-hak
masyar ak at, tetapi se bagai respon untuk bagaimana mem buat wadah
menampung kucuran block gr ant dar i pemer intah.
Yang penting
untuk
ada wadha dulu,
bagaimana pr ak tek pendi dikan akan dijalankan itun soal yang lain lagi. rendahnya kepemilikan k omunitas, menur ut da ta,
PKBM
K edua,
didominasi oleh pegawai
neger i, orang-orang yang pekerjaan utamanya menjadi TLD, penilik dan gur u mendo minasi kepengurusan baik ditingk at ketua (53,68%) maupun
sek re tar is
(56,5%), dimana yang menarik ada jumlah profesi r angk a p. Guru yang notabene sudah mendapat gaji dar i pekerjaan mengajarnya di sekolah formal ik ut terlibat dalam kepengurusan
PK BM
sek re tar is). A pa ar tinya?. P K BM
patut diduga
informasi yang
(21, 73
Ar tinya
% pada
posisi ketua dan 27,53
%
pada posisi
menguatk an temuan pertama bahwa pendirian
k uat diprakarsai oleh orang-orang yang mempunyai akses
cukup besar terhadap kebijakan- kebijakan bar u pendidik an,
ter masuk dida lamnya tata cara mengakses block gr ant dan semacamnya.
Atau
sekurang-kurangnya informasi tentan g hal ini lebih banyak tersebar di lingkaran terbata s, yaitu “orang-orang dalam” De pdik nas. Dimana gejala ini di per ku at
dengan siapa yang mengelola atau bentuk organisasi PK BM, sebanyak 56,6 P K BM
dikelola
yayasan,
oleh
yang
nota bene
bentuk i
organisasi
%
yang
kepemilikannya berada di tangan segelintir or ang, disam ping itu seba gian besar P K BM
masis berbasis
k elem bagaan, belum
ber basis
masyar ak at.
K etiga,
rendahnya relevansi program dengan k e butuhan masyar ak at. Program-program P K BM
umumnya
ada lah “program-program paket” yang
sepe rti K eak sar aa n Fungsional,
k ur sus,
K WD, K WK ,
Pak et
A,
Pak et
B,
sudah distandar isasi,
Pak et
C,
Beasiswa
KPP dan lain-lain yang serupa itu. Program-program ini
memang yang disar ank an untuk dilakukan
PK BM jika
ingin mengakses dana block
grant . Cukup banyak juga mater i-mater i belaja r tentang k etr am pilan, tetapi
hampir
semua jenis-jenis k etr am pilan yang ber or ientasi tek nis pr oduk tif , dan
semua pr ogr am
baik paket maupun k eter am pilan masih jauh dari hubun gannya dengan potensi
desa/ daer ah. Selain permasalahan yang dihada pi, agar
PK BM k e depan
PKBM juga menghada pi tantangan
lebih berfungsi dalam melaksanakan
program-program
pendidikan luar sekolah dan pemberdayaan yang berasal dari internal maupun ek ster nal yang harus di per tim bangk an dan dicari pemecahannya dalam rangka
kinerja PK BM.
meningk atk an fungsi dan
Secara
inter nal PKBM menghadapi
tantangan berupa rendahn ya kemampuan para pengelola PK BM pada umumnya
untuk mengembangkan
PK BM
sebagai
institusi
PLS yang
dise ba bk an
oleh
perbedaan latar belakang pendidikan dann geografis maupun perbedaan latar
belak ang sosial dan ek onomi, yang ber ak i bat
PKBM
menghasilkan ber bagao program pendidikan luar
menghadapi kenda la dalam yang berbasis pada
sekolah
k e butuhan peserta didik dan masyar ak atnya, dimana kemampuan merencanakan dan mengembangkan program-program P LS yang dikembangkan sendiri
belum
merata dimiliki oleh para pengelola dan pemangk u k e pentingan lain di tingk at
PK BM, selain itu sebagaimana temuan di Jaba r, PK BM menghada pi tantangan masih
k uatnya k eter gantungan terhadap bantuan dan
pemer intah melalui berbagai hibah rendahnya
kemampuan
PK BM
yang
di ber ik an, tantangan lain
mem buat
dalam
duk ungan dana dari
dan
mengajukan
adalah
pr o posal
k egiatan yang dapat didanai. Ter da pat kecende rungan bahwa dana hibah jatuh k etangan PK BM yang
memiliki
memang
kemampuan
mengajukan usulan (pr o posal) k egiatan, sering terjadi
untuk mem buat PKBM
yang memperoleh
dana hibah dari tahun ke tahun itu-itu sa ja, oleh karena itu tantangan pada
umumnya
adalah meningk atk an kemampuan ber saing dengan
dalam perolehan dana Sedangk an
hibah
dar i pemer intah maupun
tantan gan berat lain
yang dihada pi
PKBM
dan
founding
P KBM
P K BM
lain
lainnya.
dalam jangka panjang
adalah meningk atk an mutu pengelolaan dan mutu program pendidikan luar sekolah yang ditawar ka n kepa da masyar ak at. Dimana dewasa ini konsep mutu
menjadi suatu k ehar usan,
yang
sering
pendidik an, seperti adan ya Ak re ditasi
diter a pk an dalam
Lem baga,
dunia
bisnis
dan
ser tif ik asi IS O 9000-2001 dan
se bagainya. Secar a rinci menur ut Yoyon Suryono (2007:34) PK BM menghadapi
persoalan peningk atan mutu yang mencakup; (1) apakah pr ogr am-pr ogr am
diarahkan pada
pembelajaran yang dikembangkan sudah
k e pentingan
warga
belajar atau para pelanggan lainnya (stak eholder ), (2) apakah semua pemangku
k e pentingan
PKBM
sudah terlibat seca ra sungguh-sungguh dalam pengelolaan dan
pen gembangan PK BM, (3) apakah dalam mengelola program
pembelajaran penilaian
(evaluasi)
P K BM
sudah
dan menyelenggarakan
dilaksanakan
dengan
semestinya, P K BM tidak mungkin memenuhi stand ar mutu yang sudah ditentuk an
oleh masyar ak at tanpa memiliki alat ukur untuk menilai k ema juan hasilnya, (4)
apakah semua
yang ber ke pentingan dengan
pihak
sudah
PK BM
memiliki
k omitmen yang k uat untuk meningk atk an mutu dan (5) apakah upaya perbaikan
dan peningk atan mutu pengelolaan
PKBM
dan penyelenggaraan program-program
pembelajaran sudah dilakukan seca ra terus mene rus dan ber ke lan jutan. Pengembangan
PKBM
ber ka it juga dengan pengembangan kelompok-
k elom pok belajar yang sudah ada di dalam tantangan penting
mengem bangk an
lain
yang
P K BM itu
dihadapi oleh
kelompok-kelompok belajar
sendir i, oleh karena itu
PK BM
itu
adalah
bagaimana
yang mengarah pada
meningk atnya k iner ja kelompok belajar yang ditandai dengan (1) meningk atnya
par tisi pasi warga belaja r, (2) terjadinya proses
demokrasi dalam
k elom pok , (3) meningk atnya k esetar aan kedudu kan pada k e pentingan yang
kehid upan
semua pemangku
memungkinkan terjadinya pr oses pembebasan pada
warga
belajar dan (4) meningk atnya derajat kehidup an warga belajar dar i kelompok
masyar ak at yang ter pinggir ka n menjadi kelompok masyar ak at yang memilik i
pengetahuan,
sikap
k etr am pilan
dan
yang
dapat meningk atk an
der a jat
k ehidu pannya.
C. Strategi Pendekatan Pengelolaan dan Pengemb angan PK BM Untuk mengembangkan
nonf or mal dan sekaligus
PK BM
sebagai salah
satu satuan pendidikan
institusi pemberdayaan masyar ak at yang tum buh dari
masyar ak at sendiri banyak konsep dan
teori yang dapat diperguna kan baik
melalui pendek atan pendidikan mau pun pemberdayaan masyar ak at. Dalam makalah ini hanya akan dibahas dua strategi pendek atan yaitu
pendek atan pengembangan
kemampuan
dan
pendekatan
pem ber dayaa n
masyar ak at sebagai kerangka k onse ptual untuk mengembangkan PK BM.
Str ategi pendekatan pertama,
adalah
pendekatan
yang dapat digunakan untuk pengembangan
pengembangan
yaitu
kemampu an,
suatu
u paya
meningk atk an kemampuan orang dan lembaga secara ber ke lan jutan, k om petensi
dan kemampuannya memecahkan masalah, atau penger tian lain yang sering dipergunakan yaitu suatu pendek atan pembangunan yang dilaks ana kan secara untuk 1)
sistematis
k ehidu pannya,
2)
memberdayakan
individu
agar
mengubah
mampu
menumbuhkembangkan potensi-potensi individu
yang pada
akhirnya dapat diwujudkan dalam tindak an k olek tif , 3) memerangi k emisk inan,
penindasan dan
deskriminasi
dan
4)
mewujudkan potensi- potensi
melalui penci ptaan keadilan sosial dan ek onomi.
n pada Ber dasar ka
atas maka pendekatan pengembangan k emam puan, beb erapa konsep
manusia
penger tian di
har us ditek ank an pada
antara lain: per tama, pengembangan k emam puan dir ancang
untuk memberdayakan individu
yang
mampu
mewujudkan ek sistensi secar a
mandiri dan k olek tif , kedua merupakan upaya untuk mem bantu sebagian peran
negara dalam menci ptak an otonomi dann kemandirian masyar ak at, k etiga harus mengalami penyesuaian
selalu
k e pentingannya,
dengan tun tutan
lingkungan
dan
tingk at
k eem pat, tidak hanya berhubun gan dengan finansial tetapi
yang jauh lebih penting adalah aspek-aspek yang kurang k asat mata seperti aspek sosial, politik , organisasi dan mana jemen dan
kemampuan merupakan konsep
makro
k elima, pengembangan
yang da pat diim plementasik an secara
berbeda sesuai dengan k ontek s situasi, tuntutan sosial- politik yang ada
Dalam pendek atan pen gembangan kemampuan ada
da pat dipergunakan yaitu, pendek atan individual, Str ategi
manusia
pendek atan individu
or ganisasi,
yang
organisasi dan jar ingan.
menekankan pada pentingnya posisi dan peran
pem bangunan,
dalam
tiga strategi yang
strategi
yang
dikenal dengan pengembangan
kedua
adalah
kelembagaan
pendekatan
(institutional
building), yaitu bagian dari investasi masa de pan yang menekankan pada upaya meningk atk an
kinerja
or ganisasi.
ja K iner
or ganisasi
yang
tinggi
sebagai
gambaran organisasi yang diharapkan atau diidealkan ditandai oleh sejumlah k ar ak ter istik organisasi sebagai berikut: (1) menawa rkan dukungan bersama dan solidar itas,
(2)
mem per ku at
harga
diri
dan
kepercayaan
ber sama,
(3)
memperbaiki k a pasitas individu untuk melawan k emisk inan, k etidak adilan, dan
penindasan melalui tindak an k olek tif , (4) berfungsi sebagai forum untuk belajar, (5) mempromosikan diskusi dan analisis persoalan bersama , (6) meningk atk an par tisi pasi individu dalam berbagai proses politik , (7) mampu melakukan lobi atas masalah-masalah politik yang merupakan k e pentingan nyata, (8) memiliki
akses
terhadap pemer intah dan
institusi-institusi
yang berpengaruh dan (9)
mampu melakukan negosiasi dengan para ak tor lain. Str ategi pendekatan
yang
ada lah pem bentuk an jaringan dan
k etiga,
k emitr aan yang sejalan dengan semakin
canggihnya
tek nologi, karena adanya
dua alasan yaitu: un tuk membagi dan menyebarkan gagasan
dann informasi
untuk dapat saling belajar, serta untuk mengintegr asik an pengalaman dan energi para ak tor yang terlibat dida lamnya agar dapat meningk atk an dampak individu dan k olek tivitasnya.
Suatu jaringan
akan efektif manak ala dipenuhinya beberapa
hal berikut: (1) adanya pola k emitr aa n yang saling menghor mati ser ta ak ses yang sama terhadap sum ber daya, (2) adanya k e pentingan bersama antar individu dan antar individu dengan or ganisasi, (3) adanya kemampuan manajemen jaringan
yang baik yang dif asilitasi
oleh
dengan tetap mem per hatik an
organisasi
k e be basan. K onse p
pengembangan
kemampuan
lebih
diter a pk an untuk
banyak
k e pentingan reformasi pemer intahan atau bir ok ra si, namun
juga untuk pembangunan masyar ak at, melalui usaha
ter or ganisasi
untuk memperbaiki
P K BM
dapat diter a pk an
yang memiliki arti sebagai
kehid upan suatu k omunitas
serta
peningk atan k emam puan ber inter ak si dan berkembang secara mandiri dalam
hal sumberdaya manusia, sar ana dan prasarana maupun
baik
k etr am pilan.
Penerapan konsep pengembangan kemampuan untuk pembangunan masyar ak at diarahkan untuk memberdayakan masyar ak at mengontr ol
sepenuhnya
kehidupan
k e butuhan dan permasalahan yang Dalam penilaian Osborne
dan
dan
sehingga
lingk ungannya,
dihadapi dan
Gae bler ,
masyar ak at
yang
mampu
mengidentif ik asi
mencari pemecahanannya.
dik uti p oleh
Yoyon
Suryono
(2007:46), pendek atan ini memiliki bebe rapa kelebihan yaitu: a) masyar ak at lebih memiliki k omitmen terhadap para
anggotanya daripada pemer intah, b)
masyar ak at lebih memahami per soalan yang dihadapinya daripada pihak luar, c) masyar ak at lebih fleksibel dan kreatif dar i pada organisasi lain yang lebih besar ,
D)
Masyarak at
mampu
menegakkan standar
perilaku secara
lebih
efektif daripada birokrasi atau organisasi swasta lainnya.
Pendek atan k edua, yang dapat digunakan untuk pengembangan adalah
Pendekatan
pemberdayaan
ini
Pemb erdayaa n
mengandung
Masyar ak at,
Dimana
dalam
dua penger tian, pertama,
PKBM
k onse p
pem ber dayaa n
merupakan pemberian k ek uatan atau kewenangan (to give power or author ity to), kedua pemberdayaan adalah memberi k ek uatan atau kemampua n (to give a bility to or ana ble), Ber dasar ka n penger tian diatas Bank Dunia (dalam Syahyuti,
2006), pemberdayaan adalah proses untuk meningk atk an aset dan kemampuan secar a individual maupun
suatu kelompok suatu masyar ak at.
Masyar ak at
yang
telah ber daya diidikasikan oleh adanya pemilikan kebebasan dalam pilihan dan
tindak an sendir i. Dalam k ontek s pendidikan luar sek olah, istilah pemberdayaan masyar ak at pertama k ali dikemukakan oleh Suzanne K inder vatter pada
diser tasinya Menur ut
yang ber judul: Nonf or mal
K inder vatt er
(dalam Zainuddin
Education Ar if ,
as
tahun 1979 dalam
Em power ing
Pr ocess.
2003) pemberdayaan merupakan
upaya agar masyar ak at memperoleh pemahaman d an kemampuan mengontr ol k ek uatan-k ek uatan sosial, ekonomi dan politik agar mereka da pat meningk atk an posisinya dalam masyar ak at.
K elom pok masyar ak at
atau individu yang posisinya
meningk at ditandai oleh dimilik inya, (1) akses dan peluang yang tinggi, (2) daya tawar k olek tif yang tinggi, (3) kemampuan memilih berbagai pilihan, (4) status citra diri dan perasaan positif terhadap identitas dir inya, (5) kemampuan k ri tis
dan
kemampuan
menggunak an pengalaman
mem ber ik an k euntungan, (6)
untuk menilai potensi
legitimasi dalam
arti k e butuhan
yang
masyar ak at
di per tim bangk an se bagai sesuatu yang logis dan adil, (7) mampu menentuk an sendiri standar pekerjaan yang dilak uk an bersama orang lain dan (8) mempunyai
persepsi yang kreatif yaitu mempunyai pandangan yang lebih positif terhadap hubungan dirinya dan lingk ungannya. Dari sudut pandang mana jemen, Cook dan Maculay
(Zainuddin
Ar if ,
2003), mende finisikan pemberdayaan sebagai instr umen
yang dipergunakan untuk memperbaiki kinerja organisa si melalui penyebaran pem buatan k e putusan dan tanggung jawa b, dalam arti keterlibatan para anggota dalam pem buatan k e putusan dan tanggun g jawa b. Hir yanto, M.Si
Atas
dasar dua penger tian Page 10
Arif( 2003 ), menyimpulkan bahwa pemberdayaan merupakan
diatas, Zainuddin
usaha untuk memampukan masyar ak at kecil yang dianggap kurang berfungsi agar meningk at sosialnya
dan
mem punyai kemampuan lebih
melalui pemberian
k ewenangan
baik atas peran dalam
kepada warga
sistem
masyar ak at
untuk
mengambil bagian dalam pengambilan k e putusan. Dalam k aitannya dengan pengembangan P K BM, pemberdayaan masyar ak at akan men jadi agar dapat
lebih bermakna sebagai upaya untuk memperbaiki kinerja mencapai tu juan
secara
efektif dan
ef isien,
PKBM
memberdayakan
program-program PLS yang dikelola oleh PK BM, memberdayakan para
warga
belajar dan mem bangk itk an potensi kelompok sasar an atau warga belajar agar
mereka memiliki
kemampuan mengendalikan k ek uatan lingk ungannya.
karena itu agar
PKBM
dapat
mengembangkan hal
diatas, Zainuddin
Oleh
Arif
menyarankan adanya beberapa langkah yang dilakukan untuk mengembangkan k elom pok belajar, yang berfungsi untuk melakukan pemberdayaan masyar ak at, yang
ter dir i dar i: 1)
mem bentuk
kelompok
kecil sebagai
per encana; 2)
mem bentuk kelompok belaja r; 3) memilih dan melatih tutor; 4) mengak tif ka n kelompok belajar; 5) mengada kan pertemuan f asilitator /t utor ; 6) mendorong dan mem bantu k egiatan k elom pok belajar; 7) menci ptak an hubungan
antar
kelompok dan 8) melakukan evaluasi.
Hir yanto, M.Si
Penu tup
Page 11
Pusat
jar Masyar ak at K egiatan Bela
(PKBM) sebagai salah satu institusi
pendidik an nonformal yang tum buh dan berdiri atas prakarsa masyar ak at akan m bang manak ala penyelenggara program maupun dap at ber ke k e pentingan memiliki k esamaa n persepsi
para pemangku
dalam peningk atan k ualitas hidup
warga masyar ak at yang mengalami mar ginalisasi. Oleh karena itu dalam makalah singk at ini menawarkan gagasan dalam pengembangan PK BM menuju PK BM yang
mandir i,
mudah- mudahan dapat
pelatihan dalam membawa
Hir yanto, M.Si
PKBM
menambah wawasan bagi
para peserta
yang lebih ber daya.
Page 12
Daf tar
Pustak a
ju ju Sud jana, D
(2000 ). Mana jemen Program Pendidikan untuk Pendidikan Luar Sekolah dan Pengembangan Sumber Daya Manusia. Bandung: Fallah Pr oduction.
Nur D jazif ah ER , dkk (2005 ). Pemetaa n tingk at Pencapaian Mutu Pendidikan pada Pusat K egiatan Bela jar Masyar ak at (PKBM) di provinsi Daerah Istimewa Yogyak ar ta. La por an penelitian k elom pok , Yogyak ar ta: Jurusan PLS FIP UNY. Yoyon Suryono (2007 ). Peningk atan K emam puan Pusat Masyar ak at (PK BM). Yogyak ar ta: U N Y Pr ess Zainuddin Arif (2003 ). Pengelolaan dan Pemberdayaan Pusat Masyar ak at. Mak alah
Hir yanto, M.Si
K egiatan
jar Bela
jar K egiatan Bela
Page 13