MAKALAH REPRODUKSI VERTEBRATA
REPRODUKSI PADA AYAM (AVES)
OLEH
RAHAYU NUR: 1214141001 NURFITRIANI: 1214141002
JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2015
KATA PENGANTAR
Assalamu alaikum wr.wb Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Allah SWT yang senantiasa memberikan nikmat kesehatan dan kekuatan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Shalawat dan salam senantiasa kami hanturkan kepada baginda Rasulullah Muhammad SAW sebagai suri telada yang paling sempurana. Secara umum makalah ini berisi tentang hal-hal apa saja yang berkaitan dengan reproduksi pada aes !ayam". Mulai dari alat reproduksi jantan dan betina. Mekanisme reproduksi secara alami dalam hal ini adalah cara kawin# waktu kawin# perbandi ngan jantan dan betina# lama bunting# jumlah anak yang dilahirkan# olume spermato$oa dan jumlah sperma pada hewan jantan. Serta teknologi yang berkaitan dengan reproduksi tersebut. %ami mengharapakan makalah ini dapat memberikan man&aat kepada semua orang dan lebih khususnya kepada kelompok kami sendiri. Akhirnya tiada gading yang tak retak# begitu pula dengan makalah ini. 'leh karena itu kritik dan saran senantiasa kami harapkan dari segenap para pembaca.
Wassalamu alaikum wr. wb
Makassar#
Maret ()*+
Penulis %elompok ,
BAB I PENDAHULUAN
A. L!" B#$%&' Reproduksi merupakan suatu proses biologis yang terjadi pada makhluk hidup di
mana indiidu organisme baru diproduksi. Reproduksi adalah cara dasar mempertahankan diri atau mempertahankan keturunan yang dilakukan oleh semua bentuk kehidupan. setiap indiidu organisme ada sebagai hasil dari suatu proses reproduksi oleh pendahulunya. Pada organisme tingkat tinggi umumnya proses reproduksi berlangsung secara seksual yaitu membutuhkan keterlibatan dua indiidu# biasanya dari jenis kelamin yang berbeda yaitu jantan dan betina. Sistem reproduksi pada masing-masing makhluk hidup berbeda-beda# begitupun pada makhluk hidup tingkat tinggi. Alat reproduksi# mekanisme reproduksi !cara kawin# waktu kawin# perbandingan " dan tekhnologi pada masing-masing kelas hewan tingkat tinggi berbeda-beda# mulai dari kelas pisces# am&ibi# reptil# aes dan mamalia. %elima kelas ini masing-masing memiliki ciri khas dalam sistem reproduksinya. Selain itu dalam cara kawin ada yang terjadi secara alami dan adapu la yang membutuhkan bantuan manusia atau dengan menggunkan tekhnologi. Reproduksi pada kelas aes dalam hal ini adalah ayam # memiliki cara reproduksi seksual. Proses reproduksi pada ayam memiliki kekhasan tersendiri. Ayam memiliki cara kawin yang unik dengan memperlihatkan berbagai tanda-tanda bahwa ayam jantan dan betina telah siap untuk kawin. Ayam adalah hewan poligami sehingga dengan satu pejantan dapat mengawini lebih dari -*) ayam betina. /ara kawin terjadi secara alami maupun secraa buatan denga bantuan manusia dan juga dengan menggunakan tekhnologi. Secara alami seekor ayam betin a akan mengalami masa bertel ur ketika sudah memasuki masa matangnya organ reproduksi ayam# walaupun tanpa membutuhkan seekor pejantan. 0anya saja telur yang dihasilkan tidak akan dapat ditetaskan karena tidak adanya pembuahan sel telur oleh sperma di dalam organ reproduksi ayam betina# telur tanpa pembuahan tersebut dinamakan in&ertile. Agar menghasilkan sebutir telur yang dapat ditetaskan# tentu diperlukan sebuah perkawinan oleh seekor ayam jantan sebagai penghasil sperma# yang selanjutnya sperma tersebut akan dibuahi oleh indukan betina untuk menghasilkan telur. %emudian telur tersebut dierami sampai menetas selama (* hari untuk memperoleh 1'/. *. 'leh karena untuk mengetahui bagaimana perbedaan reproduksi ayam jantan dan betina# dan juga untuk mengetahui bagaimana meknaisme reproduksi ayam secara alami
serta tekhnologi reproduksi yang berkaitan dengan hewan tersebut sehingga dibuatlah makalah ini. B. T& Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut2 1. 3ntuk mengetahui perbedaan alat reproduksi jantan dan betina pada ayam 2. 3ntuk mengetahui mekanisme reproduksi secara alami !cara kawin# waktu kawin# perbandingan jantan betina# lama masa bunting# jumlah sekelahiran# olume spermato$oa# dan jumlah sperma" 3ntuk +. *.M& ,! mengetahui tekhnologi reproduksi yang digunakan pada ayam Adapun man&aat dari pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut2 1. Mahasiswa dapat mengetahui perbedaan alat reproduksi jantan dan betina pada ayam 2. Mahasiswa dapat mengetahui mekanisme reproduksi secara alami !cara kawin# waktu kawin# perbandingan jantan betina# lama masa bunting# jumlah sekelahiran# olume spermato$oa# dan jumlah sperma" *. Mahasiswa dapat mengetahui tekhnologi reproduksi yang digunakan pada ayam
BAB II ISI
A. P#&'#"!-& R#"/%- S#" U33
Reproduksi adalah
suatu
proses biologis dimana
indiidu
organisme baru
diproduksi. Reproduksi adalah cara dasar mempertahankan diri yang dilakukan oleh semua bentuk kehidupan# setiap indiidu organisme ada sebagai hasil dari suatu proses reproduksi oleh pendahulunya. /ara reproduksi secara umum dibagi menjadi dua jenis yaitu seksual dan aseksual. 1alam reproduksi aseksual# suatu indiidu dapat melakukan reproduksi tanpa keterlibatan indiidu lain dari spesies yang sama. Pembelahan sel bakteri menjadi dua sel anak adalah contoh dari reproduksi aseksual. Walaupun demikian#
reproduksi
aseksual
tidak
dibatasi
kepada
organisme
bersel
satu.
%ebanyakan tumbuhan juga memiliki kemampuan untuk melakukan reproduksi aseksual. Reproduksi seksual membutuhkan keterlibatan dua indiidu# biasanya dari jenis kelamin yang berbeda !Aries# ()*(". B. R#"/%- P A3 1. P#"&-&'& A$! R#"/%- A3 J&!& D& A3 B#!-& Ayam merupakan hewan tingkat tinggi yang bekembang secara seksual atau dengan melakukan perkawinan. Ayam jantan berperan sebagai pejantan yang dalam perkawinan bertugas menyampaikan sperma kedalam alat reproduksi betina# agar telur yang dihasilkan oleh betina menjadi telur yang &ertil sehingga dapat menghasilkan keturunan baru apabila ditetaskan. Sedangkan ayam betina berperan sebagai induk yang siap menerima sperma dari pejantan !Sutiyono# ())*". 0irarki klasi&ikasi ayam menurut Rahayu !())*" adalah sebagai berikut2 %ingdom 2 Animalia Phylum 2 /hordata Subphylum 2 ,ertebrata 1iisi 2 /arinathae %elas 2 Aes 'rdo 2 4alli&ormes 5amily 2 Phasianidae 4enus 2 4allus Spesies 2 4allus gallus domestica sp . A$! "#"/%- 3 &!& Menurut Tri !())6"# Alat reproduksi ayam jantan terdiri dari alat reproduksi primer dan sekunder. Alat reproduksi primer merupakan alat reproduksi utama karena tanpa adanya alat ini dengan cara apapun ayam tidak mungkin menghasilkan keturunan. Alat tersebut dinamakan testis sedangkan alat reproduksi sekunder terdiri dari epidedimis# as de&erens dan penis. Alat reproduksi ayam jantan dibagi dalam tiga bagian utama# yaitu sepasang testis# sepasang saluran de&erens# dan kloaka.
keterangan *. %loaka
(. Sepasang testes 6. Sepasang saluran de&erens 7. Proctodeum Alat tambahan2 *. 4injal (. Saluran urin
4ambar *. Alat reproduksi ayam jantan 1) T#!- Testis ayam jantan terletak di rongga badan dekat tulang belakang# melekat pada bagian dorsal dari rongga abdomen dan dibatasi oleh ligamentum
mesorchium, berdekatan dengan aorta dan vena cavar, atau di belakang paru-paru bagian depan dari ginjal. Meskipun dekat dengan rongga udara# temperatur testis selalu 7* o - 76o / karena spermatogenesis !pembentukan sperma" akan terjadi pada temperatur tersebut. Testis ayam berbentuk biji buah buncis dengan warna putih krem. Testis terbungkus oleh dua lapisan tipis transparan# lapisan albugin yang lunak. 8agian dalam dari testid terdiri atas tubuli seminiferi !9+: ; <+: dari olume testis"# yang merupakan tempat terjadinya spermatogenesis# dan jaringan intertitial yang terdiri atas sel glanduler !sel =eydig" tempat disekresikannya hormon steroid# androgen# dan testosteron. 8esarnya testis tergantung pada umur# strain# musim# dan pakan.
4ambar (. Penampang sebuah testis ayam !Sumber2 >tches# *<<" 2) E--3- Setiap testis memiliki satu epididimis yang menempel pada dinding bagian
luar testis# merupakan saluran yang berbelah-belah yang ber&ungsi untuk alat transpor# penyerapan air# pendewassan dan penyimpanan sperma. *) S$"& D#,#"#&
Saluran de&erens dibagi menjadi dua bagian# yaitu bagian atas yang merupakan muara sperma dari testis yang ber&unsi menyalurkan sperma# serta bagian bawah yang merupakan perpanjangan dari saluran epididimis dan dinamakan saluran de&erens. Saluran de&erens ini akhirny a bermuara di kloaka pada daerah proktodeum yang berseberangan dengan urodium dan koprodeum. 1i dalam saluran de&erens# sperma mengalami pemasakan dan penyimpanan sebelum diejakulasikan. Pemasakan dan penyimpanan sperma terjadi pada +: bagian distal saluran de&erens. 4) A$! K/$Alat kopulasi pada ayam berupa papila !penis" yang mengalami rudimenter# kecuali pada itik berbentuk spiral yang panjangnya *(-*9 cm. Pada papila ini juga diproduksi cairan transparan yang bercampur dengan sperma saat terjadinya kopulasi. Alat ini ber&ungsi menyempro tkan sperma kedalam alat reproduksi betina pada saat terjadi perkawinan. 5) K$/% Pada ayam dewasa bagian yang berhubungan dengan as de&erens. 1iameternya membesar membentuk bulbus yang ber&ungsi untuk menampung semen# bagian ini disebut bursa &abricius# kloaka sebetulnya tidak termasuk alat kelamin tetapi merupakan lat yang melindungi alat reproduksi terutama penis dan kloaka ini mempunyai otot spinter dan selalu terlutut rapat dan membuka pada saat membuang kotoran dan kapalatis. %eistimewaan alat kelamin pada ayam jantan adalah tidak mempunyai kelenjar esicula seminalis# cowper dan prostat. /airan tambahan semen unggas berasal dari tubulus semini&eru s dan epididimis. M#%&-3# S#"3!/'#- Menurut Tri !())6"# spermatogenesis yaitu proses pembentukan sel sperma
yang terjadi di epitelium !tubuli" semini&eri di bawah kontrol hormon gonadotropin dari hipo&isis !pituitaria bagian depan". Tubuli semini&eri ini terdiri dari sel Sertoli dan sel germinalis. Spermatogenesis terjadi dalam 6 &ase yaitu spermatogonial# meiosis dan spermiogenesis dan butuh waktu *6-*7 hari Awal dari Spermatogenesis dengan pembelahan meiotik dari spermatosit
menjadi spermatosit !waktu hari" Pembelahan meiotik !)#+ hari" Spermatid bulat !(#+ hari" Spermatid memanjang untuk menjalani pemasakan selama !waktu 9 hari"
4ambar *7. 1iagram Spermatogenesis !Sumber2 >tches# *<<" Perkembangan kelamin dan spermatogenesisi. Testis tumbuh lambat selama 9 ; *) minggu# tetapi sesudah itu pertumbuhannya sangat cepat. Pada ayam leghorn atau bangsa petelur testes mencapai berat dewasa pada umur (7 ; ( minggu# sedangkan bangsa-bangsa yang besar memerlukan waktu * ; 6 minggu lebih lama lagi. Spermatosit primer mulai muncul di dalam tubulus semi&erus pada umur sekitar minggu dan berlangsung terus sampai (-6 minggu. Minggu ke *)# muncul spermatosit sekunder. Sedangkan spermatosit sekunder membelah diri menjadi spermtid umur *( miggu yang selanjutnya mengalami metamor&osis menjadi spermato$oa. Spermatid dan spermato$oa terlihat dalam tubulus semini&erus minggu ke () !?eilem$# ()*+". Walaupun spermato$oa di dalam semen dapat ditampung dari ayam pejantan berumur *) ;*( minggu# akan tetapi olume semen yang cukup dan &ertilitas yang memuaskan baru dapat dicapai pada umur (( ; ( minggu. 1alam hal ini banyak perbedaan untuk tiap indiidu. Semen dan spermato$oa# mempunyai bentuk yang berbeda dengan sperma pada ternak yang lain. Spermato$oa mempunyai kepala yang silindris lonjong dan acrosoma yang runcing. %epala bagian tengah dan ekor berukuran *+#7 mikron dan 9) mikron. 1iameter kepala dan bagian tengah kira-kira )#+ mikron. 8erbeda dengan spermato$oa mamalia. Ayam jantan mulai dewasa setelah umur enam bulan# pada masa itu sperma mulai terbentuk dan mulai mengejar dan mengawini ayam betina. Pada ayam aduan proses pertumbuhan badan terhenti setelah sepuluh bulan# ketika semua bulu yg ada di sekitar leher sudah tumbuh tuntas.
Semen segar biasanya bersi&at agak basa. Rata-rata p0 berkisar antara @#) ;@#. Plasma semen ayam lebih banyak mengandung asam glutamik dan glycin dan seidkit asam aspartik. =ebih ari 9<: ejakulat menunjukkan motilitas sperma yang progresi&. Sperma unggas tetap mempunyai daya gerak dalam kisaran suhu dari ( sampai 76 / dan pergerakan meninggi dengan peninggian suhu. Walaupun sperma ayam tetap motil in itro pada suhu lemari es selama 6 ; + hari atau sampai (7 hari# tetapi motilitas tidak ada hubungannya dengan kesanggupan membuahi# karena sperma akan kehilangan &ertilitasnya dalam waktu hanya beberapa jam. Pengaruh hormon, Androgen yang dihasilkan oleh testes mempengaruhi si&at-si&at kelamin sekunder# seperti berkokok dan si&at mencumbu dengan menari disekeliling ayam betina. Tingkatan sosial atau
peck order pada
ayam adalah atas pengaruh sekresi androgen !?eilem$# ()*+". 5aktor-&aktor yang mempengruhi produksi semen#
produksi sperma
meninggi distimulir oleh periode siang hari# sedangkan berkurangnya periode siang hari mempunyai pengaruh yang berlawanan. Suhu lingkungan juga mempengaruhi produksi semen. Suhu antara 6) / membahayakan produksi sperma. %ekurangan makanan# kekurangan itamin A dan itamin > dapat menghambat produksi semen.
. A$! R#"/%- A3 B#! -& Menurut Tri !())6"# sistem reproduksi ayam betina terdiri dari oarium B
oiduk dan yang berkembang hanya bagian sebelah kiri sedangkan yang kanan rudimenter. 8agian alat reproduksi2 7. 'arium +. n&undibulum . Magnum @. sthmus 9. 3terus <. %loaka Alat tambahan2 *. 4injal (. Saluran urine
<. 'iduk rudimenter
4ambar 6. Alat reproduksi ayam betina !Sumber Say# *<9@" 'arium yang mengandung sekitar *)))-6))) &olikel dan di dalam &olikel terdapat kuning telur !yolk". 3kuran &olikel berkisar dari yang mikroskopik hingga besarnya seperti yolk# tergantung pada tingkat kemasakan yolk didalamnya. Setelah sebuah yolk dioulasikan# kemudian ditangkap oleh in&undibulum dan melewati bagian-bagian lain seperti magnum# isthmus# uterus# agina# lalu keluar dari kloaka menjadi telur yang sempurna. Menurut Tri !())6"# alat reproduksi pada ayam betina terdiri dari yaitu sebagai berikut2 1) O6"-3 'arium pada unggas dinamakan pula dengan &olikel. 8entuk dari oarium ini seperti buah anggur !gambar *+" dan terletak pada rongga perat berdekatan dengan ginjal kiri dan bergantung pada ligamentum meso-ovarium. 8esarnya oarium pada saat ayam menetas )#6 g kemudian mencapai panjang *#+ cm pada ayam betina umur *( minggu dan mempunyai berat ) g pada tiga minggu sebelum dewasa kelamin. 'arium terbagi dalam dua bagian yaitu cortex pada bagian luar dan medulla pada bagian dalam. Cortex ini mengandung &olikel# pada &olikel !oum" ini terdapat sel-sel telur. Cumlah sel telur ini dapat mencapai lebih dari *(.))) buah namun yang mampu masak hanyalah beberapa buah saja !pada ayam dara dapat mencapai jutaan buah". 5olikel ini akan masak pada <-*) hari sebelum oulasi. %arena pengamh karoteiod pakan maupun karoteniod yang tersimpan di tubuh ayam yang tidak homogen maka penimbunan materi penyusun &olikel tersebut menjadikan lapisan konsentris yang tidak seragam. Proses pembentukan oum dinamakan itelogeni !itelogenesis" yang merupakan sintesa asam lemak di hati yang dikontrol oleh hormon estrogen kemudian oleh darah diakumulasikan di oarium sebagai &olikel atau oum yang kemudian dinamakan yolk atau kuning telur. 1ikenal dua &ase perkembangan yolk yaitu &ase cepat antara @-7 hari sebelum oulasi dan &ase lambat pada *)-9 hari sebelum oulasi serta pada (-* hari sebelum oulasi. Akibat prekembangan cepat tersebut maka akan terbentuk gambaran konsentris pada kuning telur. 0al ini disebabkan perbedaan kadar Dantopil dan karotenoid pada pakan yang dibelah oleh latebra dimana latebra ini juga menghubungkan antara inti yolk dengan diskus germinalis.
5olikel dikelilingi oleh pembuluh darah kecuali pada bagian stigma. Apabila oum dirasa sudah masak maka stigma akan robek sehingga terjadi oulasi. Robeknya stigma ini dikontrol oleh hormon =0. Melalui pembuluh darah ini oarium mendapat suplai makanan dari aorta dorsalis. Material kimiawi yang diangkut melalui sistem askulari sasi ke dalam oarium harus melalui beberapa lapisan antara lain theca layer merupakan lapisan terluar yang bersi&at permeabel sehingga memungkinkan cairan plasma dapat menembus ke jaringan di sekelilingnya. =apisan kedua berupa lamina basalts yang ber&ungsi sebagai &ilter yang menyaring komponen cairan plasma yang lebih besar. =apisan ketiga sebelum sampai pada oocyte adalah lapi san perivitettin yang berupa material protein bersi&at &ibrous. 1alam membran plasma# oocyte kemudian berikatan dengan sejumlah reseptor yang akan terbektu k endocitic sehingga terbentuklah material penyusun kuning telur. Sebagian besar penyusun kuning telur adalah material granuler berupa High Density Lipoprotein !01=" dan lipoitellin. Senyawa ini dengan ion kuat dan p0 tinggi akan membentuk komplek &os&oprotein# &ositin# ion kalsium dan ion besi.
4ambar 7. Penampang melintang sebuah oum !Sumber2 8ahr dan Cohnson# *<<*" Pembentukan itellogenin ini dinamakan itellogenesis !iletogeni". Penyusun utama kuning telur adalah air# lipoprotein# protein# mineral dan pigment. Protein kuning telur diklasi&ikasikan menjadi dua kategori2 =ietin merupakan protein plasmatik yang terakumulasi pada kuning telur dan
disintesa di hati hampir ): dari total kuning telur. Phositin dan lipoprotein yang terdiri dari High Density Lipoprotein !01=" dan Low Density Lipoprotein !=1=" yang disebut pula dengan granuler dimana kedua-nya disintesa dalam hati. Pada ayam dewasa bertelur setiap hari disintesa (#+ g proteinEhari melalui hati. Sintesa ini dikontrol oleh hormon estrogen. 0asil sintesa ini bersama-sama dengan ion kalsium# besi dan $inc membentuk
molekul komplek yang mudah larut kemudian masuk ke dalam kuning telur. Pada saat dewasa kelamin panjang total oiduk @) cm dan berat 7) g.
%eterangan2 *. Sistem kapiler (. Folk 6. Sel granulose 7. Membrana itelina +. 1asar membrane . Seltheca 4ambar +. Struktur kuning telur !Sumber2 >tches# *<<" 2) O6-% Secara anatomi alat reproduksi ayam !oiduk" terbagi ke dalam 6 bagian
!dari anterior ke posterior yaitu sebagai berikut2 I&,&-$3 ! -$/&7 panjang dari bagian ini adalah < cm dan &ungsi
utama dari m&undibulum ini hanyalah menangkap oum yang masak. 8agian ini sangat tipis dan mensekresikan sumber protein yang mengelilingi membran itelina. %uning telur berada di bagian mi antara *+-6) menit. Perbatasan antara in&undibulum dan magnum yang dinamakan dengan sarang spermato$oa merupakan terminal akhir dari lajulintas spermato$oa sebelum
terjadi pembuahan. M'&37 merupakan bagian yang terpanjang dari oiduk yaitu 66 cm dan magnum tersusun dari glandula tubuler yang sangat sensibel dimana sintesa dan sekresi putih telur terjadi di sini. Mukosa dari magnum tersususun dari sel gobelet. Sel gobelet mensekresikan putih telur kental dan cair. %uning
telur berada di magnum untuk dibungkus dengan putih telur selama 6#+ jam. I!83 yang mengsekresikan membran atau selaput telur. Panjang dari saluran isthmus adalah *) cm dan telur berada di sini antara * jam *+ menit sampai *#+ jam. sthmus bagian depan yang berdekatan dengan magnum berwarna putih sedangkan 7 cm terakhir dari isthmus mengandung banyak pembuluh darah sehingga memberikan warna merah.
*) U!#"
disebut pula glandula kerabang telur yang panjangnya *) cm# pada bagian mi terjadi dua phenomena yaitu hidratasi putih telur atau plumping kemudian terbentuk karabang telur. Warna dari kerabang telur yang terdisi dari
sel phorphirin akan terbentuk di bagian ini pada akhir dari mineralisasi kerabang telur. =ama mineralisasi antara ()-(* jam. 4) V'-&
8agian ini hampir dikatakan tidak terdapat sekresi di dalam pembentukan telur. Telur melewati agina dengan cepat yaitu sekitar 6 menit# kemudian telur dike-luarkan !oviposttiori dan 6) menit setelah peneluran akan terjadi kembali oulasi. 5) K$/%
adalah bagian ujung luar dari oiduk tempat dikeluarkannya telur. Total waktu yang diperlukan untuk pembentukan sebutir telur adalah (+-( jam. nilah salah satu penyebab mengapa ayam tidak mampu bertelur ( lebih dari satu butirEhari. 1isamping itu saluran reproduksi ayam betina bersi&at tunggal# artinya hanya oiduk bagian kiri saja yang mampu berkembang. Padahal ketika ada benda asing seperti yolk dan gumpalan darah menyebabkan tidak terjadinya oulasi. Proses pengeluaran telur ini diatur oleh hormon oksitosin dari pituitaria bagian belakang !pituitaria pars posterior. Secara garis besar mekanisme pembentukan telur dapat digambarkan pada tabel berikut ini2 Anatomireproduksi
'arium
3kuran!cm" @
'iduk
5ungsi
Waktu
8agian 5olikel
Penghasilgamet betina Pembentukan kuning telur Menangkapoum !yolk" terjadinya &ertilisasi
*+)hari *)hari
<
n&undibulum
() menit
66
Magnum
Produksiputih telur kental
6 jam 6) menit
*)
sthmus
bagian dalam Pembentukan kerabang tipis
* jam *+ menit
*)
3terus
Pembentukan kerabang telur
*-(* jam
*)
,agina
Pembentukan kulikula dan pewarnaan kerabang
*+ menit
*)
%loaka
Peneluran!oiposisi"
Sesaat
Pada ayam 1ewasa kelamin diantaranya dipengaruhi oleh &aktor cahaya dan pakan. Pengaruh pakan terhadap dewasa kelamin sangat ditentukan oleh kadar protein# lemak# protein dan kalsium# karena akan menyebabkan peningkatan hormon estrogen yang diperlukan untuk pembentukan sel telur# merangsang peregangan tulang pubis dan pembesaran ent guna mempersiapkan ayam betina untuk bertelur. 3mur menjelang dewasa kelamin pada ayam menjadi kriteria penting yang mempengaruhi penampilan reproduksi induk selanjutnya. Pola pemberian pakan dan nilai gi$i yang terkandung di dalamnya sangat menentukan kondisi menjelang dewasa kelamin terutama organ reproduksi mulai dari oarium sampai kloaka !Martha# ()*(". 'rgan reproduksi yang terdiri dari oarium dan alat reproduksi yang meliputi in&undibulum# magnum# isthmus# uterus dan agina merupakan tempat dimana sebutir telur dibentuk. n&undibulum merupakan tempat untuk menangkap kuning telur atau yolk yang telah mengalami oulasi# magnum mensekresikan albumen atau putih telur# isthmus yang mensekresikan membrane cangkang atau kerabang# uterus mensekresikan cangkang dan agina tempat dimana telur untuk sementara ditahan dan dikeluarkan bila tercapai bentuk sempurna !8lakely B 8ade# *<<*". Pakan yang diberikan pada ayam petelur harus sesuai dengan nutrien yang dibutuhkan# jika ayam kekurangan nutrien yang diperlukan dalam tubuh akan memperlambat dan merusak organ reproduksi# yang pada gilirannya akan berdampak terhadap produksi telur !Fu et al.# *<<( dikutip >tches# *<<". 0unton !*<<+" mengatakan bahwa pada saat dewasa kelamin ayam memerlukan nutrien yang cukup karena pada saat itu terjadi perkembangan oarium dan oiduct# perubahan &isiologi dan terjadi perubahan metabolisme 2. M#%&-3# R#" /%- S# " A$3Menurut Anonim !()*+"# tingkah laku reproduksi ayam termasuk tingkah laku sosial# sebab menyangkut lebih dari satu ekor. Ayam adalah hewan poligami sehingga dengan satu pejantan dapat mengawini -*) ayam betina. Tingkah laku reproduksi pada ayam sangat di pengaruhi cara perkawinan. Perkawinan secara alami adalah perkawinan ayam pejantan dengan induk betina dimana keduanya telah matang organ reproduksinya. Perkawinan dilakukan dengan cara ayam akan menaiki tubuh induk betina dan memasukkan spermanya ke dalam agina induk betina. Perkawinan ini dilakukan tanpa ada campur tangan manusia# karena biasanya saat induk betina sudah
mulai siap kawin akan menunjukkan tingkah laku yang dapat mengundang ayam jantan untuk segera mengawininya. . T-&'%8 $ % % 9-& Menurut !Anonim# ()*+"# Ternak ayam secara alami pada saat perkawinan melakukan tingkah laku yang unik# berikut tingkah laku dan gerakan ternak ayam jantan dan betina saat libido dan birahi !melakukan tingkah laku reproduksi"2 *" Cantan Tarian WA=TG Pejantan akan melakukan tarian seperti2 merendahkan sayap# mendekati betina dan melangkah ke samping betina hingga dekat sekali. Ada 6 macam tarian WA=TG diperlihatkan kepada betina yaitu sebagai pinangan#
yang sudah siap kawin dan setelah selesai kawin. Aktiitas pengganti mengalihkan dorongan seksual. 1ilakukan bila pinangan tidak ada tanggapan# jantan mematuk-matuk batuEmengais-ais sambil
memanggil betina. Cika tetap tidak ada tanggapan# betina akan dikejar. Penegakkan bulu =eher Pejantan meninggikan bulu# bulu ditegakkan# bulu
seluruh badan bergetar dilakukan sebelum B sesudah kawin. 4erakan ekor# ekor si jantan digerakkan dengan cepat dalam arah hori$ontal. 4erakan %epala# kepala dimiringkan# kemudian digerakkan membuat satu
lingkaran. Penyisiran 8ulu Menggosok-gosokkan kepala pada sayapnya.
0entakan %aki Cantan berlari dengan kaki dibengkokkan# sayapnya
direndahkan# sehingga menyentuh tanah# leher dipendekkan# biasanya
dilakukan sebelum jantan mengejar betina. 4erakan Abnormal Pejantan mengitari betina sambil mengawasinya dengan seksama lalu pejantan mendekati betina dari belakang lalu mematuk
kepalaEleher betina sambil mengepakkan sayapnya dengan cepat. (" 8etina Menolak dikawini 8etina yang menolak dikawini akan cenderung menghindar
dan lari. Menerima dikawini Ayam betina akan merapatkan dada dan ekor ke tanah#
sayap dikembangkan untuk menjaga keseimbangan. 8ersarang %etika akan bertelur ayam merasa gelisah# proses bertelur mempengaruhi jiwa ayam# cenderung tenang bila ada sarang yang ada
telurnya. Mengeram Perilaku mengeram merupakan perilaku alami ayam betina untuk menetaskan telurnya# namun perilaku ini dapat dihilangkan melalui seleksi. 3ntuk mencegah ayam betina mengeram dapat dilakukan2 kandang jangan terlalu gelap# suhu jangan terlalu tinggi# litter jangan terlalu tebal dan
dikeluarkan dari kelompok. Selanjutnya menghentikan ayam betina mengeram dengan cara2 dilepas# dibiarkan jalan-jalan# kandang harus sejuk dan
dimandikan !suhu tubuhnya diturunkan". Mengasuh Anak nduk ayam memiliki mathering ability yang besar umumnya akan lebih agresi&. nduk akan merawat dan melindungi anaknya. Penyapihan
terjadi pada umur anak *( ; * minggu# induk berahi lagi %omunikasi Penglihatan untuk pengenalan dan ingatan seperti2 bentuk dan
warna kepala !jengger dan pial" dan warna bulu sayapEtubuh. Pendengaran Suara !kokok" sebagai alat komunikasi antara induk dengan anak# atau betina memberi tanda pejantan. Tingkah laku reproduksi dari ternak unggas keseluruhan hampir sama. Ternak
unggas jantan lebih menampakan kelebihan seperti kegagahanya# suaranya# bulunya dan lain-lain. Ternak betina cenderung menerima ataupun menolak. Ternak betina yang menerima akan diam dan memposisikan diri seperti rebah# menempelkan dada# perut# paruh dan ekor ke tanah# apabila menolak maka akan lari. Ada beberapa perbedaan dari tingkah laku reproduksi ternak unggas yang membuat ciri khas ternak tertentu. Ayam jantan memiliki ciri khas lebih agresi& dan mengejar betina# serta betina yang mula-mula lebih suka menghindar atau lari !Anonim# ()*+".
4ambar . sepasang ayam jantan dan betina melakukan perkawinan 6" Tingkah =aku Anak Ayam dan induknya Menurut Adi !())@"# Proses pembentukan telur berjalan selama (7 ; (+ jam# melalui saluran reproduksi yang terdiri dari in&undibulum# magnum# isthmus# agina dan cloaca. 1imana seluruh bagian tersebut disebut sebagai oiduct. Tandatanda menjelang bertelur adalah gelisah# mengeluarkan suara dan mencari sarang atau tempat untuk bertelur. Anak ayam turun segera setelah (7 ; ( jam menetas. Memiliki si&at meniru induk maupun ayam lainnya. %esendirian dan rasa tercekam ditandai dengan menciap-ciap. Pada saat dewasa2 kanibal# saling bertengkar# patuk
mematuk# berebut pakan !saat seperti ini sering muncul peck order". Tingkah laku dasar yang berkembang pada akhirnya meliputi2 ingesti& !makan ; minum"# eliminati !ekskresi"# parental !Maternal behaior"# inestigatie !keingintahuan"# shelter seeking !mencari perlindungan"# allelomimetik E mimicking !bertingkahlaku sama"# agonistic E combat !beradu# merupakan upaya untuk mempertahankan diri". Pada sistem pemeliharaan beralas litter# tingkah laku sebelurm bertelur hampir mirip dengan tingkah laku natural. 1idahului dengan &ase mencari sarang yang nyaman untuk bertelurH pemilihan bidang sarang untuk bertelur dan kemudian diikuti dengan pembuataan nest hollow E cekungan untuk bertelur. Permasalahan yang terjadi tergantung pada ukuran pen dan jumlah sarang yang tersedia. %eterbatasan sarang dan interaksi aggressie merupakan &aktor utama penyebab banyaknya I&loor eggsJ. Ayam lebih menyukai bertelur di dekat tempat terjadi kopulasi dibandingkan dengan tempat yang terisolasi# namun tetap membutuhkan suana yang nyaman dan tenang. Tingkah laku pada saat oiposisi pada ayam. Ayam lebih menyukai bertelur dengan menghadap serong kedepan dengan bidang miring kedepan. nisiasi terjadinya kanibalisme lebih banyak terjadi jika ayam menghadap ke dalam nest boD. Cika terjadi penundaan oiposisi akibat lighting in&erior# ataupun keterbatasan nest boD# retensi telur pada uterus sering mengakibatkan deposisi ekstra calcium pada permukaan kulit telur. 0al tsb mengakibatkan tampak lapisan seperti debu pada permukaan kulit telur dan tentunya menambah ketebalan telur dan mereduksi kemampuan pertukaran udara jika telur akan ditetaskan. Tingkah =aku Post =aying Ayam. Ayam menduduki telur yang telah dikeluarkannya selama K ).+ jam. Meningkatkan resiko pemendek an masa simpan telur konsumsi dengan mencegah pendinginan telur secara cepat disamping peningkatan kontaminasi mikrobia. Pada sistem roll way nest boDes hal ini dapat direduksi# karena telur akan segera dikeluarkan dari sarang. Memberikan peluang untuk menduduki telur dapat meningkatkan hasrat untuk mengeram# hal ini dapat terjadi meskpun pada jenis ayam petelur yang sudah terseleksi secara genetis.
a
b
c 4ambar @. a. Telur ayam# b. nduk ayam mengerami telurnya# c. Telur ayam yang menetas Resiko lain yang muncul adalah munculnya peluang bagi ayam untuk memakan telurnya sendiri. Pada awalnya dapat terjadi dengan mengkonsumsi telur yang retak E pecah# namun ayam yang memiliki pengalaman memakan telur biasanya akan terus berlanjut dengan memakan telur yang retak bahkan jika tidak menemukan akan memecahkan telur yang utuh. Solusi perbaikan management# pengurangan lighting. Tingkah laku anak ayam
3nggas. kat an induk ; anak terbentuk dengan
adanya panggilan E suara induk untuk menunjukkan makanan pada anak !maternal &eeding call"# peran induk terbatas pada proteksi dan mengajarkan mengenal pakan edible maupun inedible.
a
b
4ambar 9. a. ayam jantan dewasa dan ayam betina dewasa# b. induk ayam dan anaknya 0ubungan dalam kelompok. Agresi dilakukan dalam rangka membentuk hierarkhi E pecking order yang stabil. Pecking order mulai muncul beberapa minggu setelah menetas dan baru mulai stabil setelah berumur ; 9 minggu. . %! %9-& %etika seekor ayam betina mencapai usia delapan belas hingga dua puluh
minggu# ia akan mulai bertelur. Pada umumnya# seekor ayam betina akan bertelur
satu butir setiap hari. 1alam lingkungan yang alami# ayam betina akan terus bertelur di sarangnya hingga mencapai beberapa butir. %emudian ia akan duduk di atas telurtelur itu hingga menetas. Siklus reprodukti& ayam biasanya berlangsung selama dua puluh empat jam selama bulan-bulan di musim panas. Siklusnya ditentukan oleh lamanya siang hari. Cika siang hari memendek# dan musim dingin mendekat# seekor ayam akan bertelur lebih sedikit# sebab ada hari-hari yang dilaluinya tanpa bertelur. 8eberapa jenis ayam betina akan berhenti bertelur sama sekali hingga musim semi tiba. Alasannya adalah karena musim dingin merupaka n musim yang tidak baik untuk merawat anak-anak ayam. /uaca yang dingin akan memperkecil peluang bertahan hidup anak-anak ayam itu. Ayam betina# seperti semua jenis unggas lainnya# mengeluarkan telur-telurnya melalui saluran keluar yang sama dengan saluran kotorannya. %arena ada kulit yang melipat ke bawah# telur-telur tidak terkontaminasi oleh kotoran apapun yang mungkin ada di dekat lubang pengeluaran. Seekor ayam betina tidak harus dikawinkan agar dia bisa bertelur. Sebagian besar ayam betina di tempat pemeliharaan ayam petelur bahkan tidak pernah sekalipun bertemu dengan ayam jantan. Setelah ayam betina meletakkan telurnya# ia akan meninggalkan sarangnya. Telur itu dengan cepat akan menjadi dingin dan bisa menjaga sebuah embrio hidup terus hingga dua minggu. Setiap hari# ayam betina itu akan meletakkan telur lain hingga kemudian ada beberapa telur di dalam sarangnya itu. %emudian ia akan jadi ayam pengeram. Seekor ayam pengeram akan duduk di sarangnya sepanjang siang dan malam# sayapnya akan merungkup sedikit sehingga telur-telurnya tetap hangat. %arena pertumbuhan embiro sempat terhenti saat telur-telur diletakkan# maka mereka akan berkembang secara bersamaan. Ayam yang sedang dalam masa mengerami akan meninggalkan sarangnya sekali sehari untuk membuang kotoran# makan# dan minum. Siapapun yang mendekati sarangnya akan dia patuk. Setelah tiga minggu mengerami telur# anakanak ayam akan menetas. Telur yang tidak menetas akan ditinggalkannya sebab ia kemudian akan membawa anak-anaknya ke luar sarang untuk pertama kalinya. Sarang itu kemudian akan ditinggalkan. 1i peternakan atau di tempat pemeliharaan ayam petelur# proses alami di atas akan dihilangkan. /ahaya lampu bisa membuat ayam berpikir bahwa lamanya siang hari tidak berubah. 0al ini menyebabkan jumlah telur yang dihasilkannya akan tetap.
Setelah sebutir telur diletakkan# telur itu diambil. Ayam betina itu akan mengira bahwa telur di sarangnya itu selalu tidak cukup# dan dia akan terus bertelur lagi. Ayam yang menolak meletakkan telur di sarangnya akan didorong dengan cara meletakkan beberapa telur palsu di sarangnya. Ayam betina akan terus bertelur hingga mencapai usia dua atau tiga tahun. Selain cahaya yang terang dan usia tua# ada beberapa alasan lain mengapa seekor ayam betina berhenti bertelur. Salah satunya adalah karena nutrisi pakannya yang buruk. Ayam yang tidak mendapatkan jumlah pakan yang tepat tidak akan mampu menghasilkan telur. Alasan lainnya adalah pergantian bulu. Setelah beberapa bulan bertelur# seekor ayam bisa memasuki siklus pergantian bulu. %arena besarnya energi yang dibutuhkan untuk berganti bulu# tubuh ayam tidak akan memiliki cukup energi untuk bertelur. Ayam betina juga bisa tidak bertelur selama beberapa waktu akibat stress atau penyakit. Seumur hidupnya# seekor ayam betina bisa menghasilkan telur yang beratnya sebanyak tiga puluh kali bobot tubuhnya.jika satu telur sehari# selama hampir dua setengah tahun# maka jumlah telur totalnya adalah sekitar sembilan ratus telur. 3ntuk ayam yang ukurannya sekecil itu# itu adalah jumlah yang luar biasa. Menurut Sarwono 8 !())7"# bahwa kemampuan bertelur ayam arab umur @ bulan sebanyak ()) ; (+) butir pertahun# sedangkan buras biasa !ayam kampung" hanya mampu bertelur *)) ; *+) butir dengan pemeliharaan insenti&. Telur yang dihasilkan induk ayam tidak semuanya berkualitas baik untuk ditetaskan. 'leh karenanya# memilih telur yang akan ditetaskan merupakan hal yang sangat penting# karena berpengaruh pada daya tetas dan anak ayam yang dihasilkan. Telur yang dihasilkan induk ayam dapat dibagi menjadi ( jenis yaitu telur in&ertile dan telur &ertile. Telur in&ertile disebut juga telur konsumsi yang merupakan telur yang dihasilkan tanpa perkawinan. Telur ini tidak dapat menetas dan hanya dipakai sebagai konsumsi rumah tangga. Sedangkan telur &ertile yang disebut juga dengan telur tetas adalah telur yang dihasilkan oleh induk ayam yang telah dikawini oleh pejantannya. Cenis ini memiliki daya tetas yang cukup tinggi !Sudradjad# *<<+ dalam 8achari# dkk. ())". Ayam kampung yang dipelihara secara ekstensi& sangat rendah produksi telurnya !7); +) butir per tahun"# telurnya kecil-kecil# ayam betina mempunyai si&at mengeram yang agak lamaEtinggi. Selama satu masa bertelur bisa menghasilkan telur antara *(;*9 butir# berat per butir telur sekitar 7+-+) g. Pertama kali bertelur ketika berumur sekitar (+) hari. nduk betina yang kecil mampu mengerami 9;*)
butir telur sedangkan induk betina besar dapat mengerami telur sebanyak *+ butir !Sarwono# *<<@".
c. Penyebab Telur Ayam tidak Menetas Menurut
Anonim
(2015),
Beberapa
al
yan!
men"adi
penyebab telur ayam tidak menetas yaitu seba!ai berikut# 1) Adanya ayam jantan $sia ayam yan! terlalu muda atau terlalu tua biasanya kuran!
subur
sein!!a
mempen!arui
daya
tetas
telur. Makanan ayam "u!a berpen!aru teradap kesuburan telurnya
sein!!a
mempen!arui
daya
tetas.
$ntuk
menin!katkan daya tetas, berikan makanan yan! men!andun! banyak
protein.
$ntuk
men!etaui
apaka
telur
ayam
%ertil&subur&ada beninya atau tidak, setela dierami kuran! lebi ' ari teraan! telur den!an lampu yan! cukup teran!. Telur %ertil akan ditemukan noda mera bulat di dalam telur, lama kelamaan semakin besar membentuk semacam akar. edan!kan telur yan! benin!, bisa dipastikan tidak akan menetas. 2) suhu pengeraman Biasanya "ika menetaskan pada mesin tetas suu yan! *uktuati% karena sala set termostat atau banyak kebocoran pada mesin tetas biasanya akan men!akibatkan telur tidak menetas. Pada ayam yan! men!eram, "ika banyak ter!an!!u ayam lain atau manusia "u!a akan mempen!arui kestabilan suu dan kelembaban sein!!a telur menetas anya sedikit. Pada musim tertentu ada kutu yan! serin! in!!ap pada ayam men!eram, ini men!!an!!u konsentrasi ayam men!eram sein!!a daya tetas menurun.
+) Rasio ayam jantan dan betina dealnya rasio ayam "antan betina indukan 1 "antan dan - betina. Pada ayam arab bisa mencapai 1 "antan betina. /asio yan! terlalu besar , misalnya 1 "antan 15 betina akan menurunkan daya tetas telur, karena ayam "antan tidak mampu men!aini semua betina. alam rasio yan! banyak , bisa "adi ada ayam betina yan! tidak dikain ole ayam "a!o. ') Telur Ayam Terlalu Lama disimpan aktu penyimpanan telur "u!a akan berpen!aru pada daya tetas telur. emakin lama telur disimpan daya tetas telur akan semakin menurun. A!ar menetas den!an baik, sebaiknya telur ayam se!era dierami sebelum satu min!!u. *.
T#%&/$/'- R#"/%- &' B#"%-!& #&'& R#"/%- A3 8eberapa tekhnologi yang digunakan pada reproduksi ayam yaitu sebagai
berikut2 . K9-& S#3- A$3Tidak semua indukan betina mau dikawini oleh ayam pejantan# sehingga ayam pejantan yang telah siap kawin akan mengejar indukan betina yang lari ketakutan. %alaupun ayam pejantan dapat mengejar dan mengawini indukan betina# maka sperma jantan tidak akan dapat masuk sempurna karena indukan betina akan terus meronta dan ayam pejantan akan terburu buru mengeluarkan spermanya walaupun posisinya belum tepat benar. /ara menyiasatinya adalah dengan cara kawin dodok !diambil dari istilah duduk"# yaitu perkawinan ayam yang dilakukan sama seperti cara konensional# tetapi dibantu tangan manusia. /aranya dengan memegangi induk betina yang siap kawin dengan posisi didudukkan ke lantai agar tidak meronta-ronta# sehingga ayam pejantan dapat mengawininya secara alami. perkawinan ini hanya dapat dilakukan pada ayam yang sudah jinak dan terbiasa !Admoko# ()*6". . K9-& &!-% (I-&- B!&) 3ntuk memperoleh 1'/ yang berkualitas dalam jumlah banyak dan seragam dan dalam waktu yang singkat tentu sulit tercapai# mekipun menggunakan ayam pejantan yang unggul dan betina yang baik. meskipun secara kualitas telur akan
baik# tetapi jumlah telur yang dihasilkan akan terbatas dan tingkat kegagalan tetas telur juga cukup tinggi. 3ntuk mengatasi kendala tersebut# salah satu alternati& yang dapat dilakukan yaitu dengan penerapan bioteknologi dalam bidang reproduksi ternak dengan melakukan konserasi semen dan penerapan teknologi nseminasi 8uatan !8" pada ayam. 1engan cara ini semen dari seekor pejantan dapat diencerkan untuk mengawini sekitar tujuh belas ekor betina !8ahr dan 8akst# *<9@". nseminasi buatan pada unggas merupakan salah satu teknologi yang diharapkan dapat memperbaiki produktiitas ayam# dan merupakan teknik yang berharga dalam industri peternakan unggas maupun dalam riset penelitian. 1engan sistem ini dapat diprogramkan upaya untuk mendapatkan bibit dan 1'/ !day old chick" dalam jumlah banyak dengan umur sama dalam waktu pendek !Ridwan dan Rusdin# ())9". Menurut Admoko !()*6"# %euntungan inseminasi buatan2 *" /ukup menggunakan satu pejantan untuk banyak betina !satu pejantan bisa untuk () ekor betina" (" 1apat dipilih pejantan yang unggul dan induk betina yang baik 6" Masa produksi telur dapat bersamaan dengan betina lainnya 7" 1apat memperoleh telur yang berkualitas baik dengan jumlah yang banyak dalam waktu yang singkat +" 1imungkinkannya melakukan perkawinan silang dengan ayam jenis tertentu " 1apat dilakukan pada ayam# baik pejantan maupun induk betina yang kesulitan melakukan kawin secara alami %ekurangan inseminasi buatan2 *"
1iperlukan alat dan bahan untuk melakukan inseminasi buatan
("
1iperlukan keahlian dan pengetahuan untuk melakukan inseminasi buatan
6"
1iperlukan waktu untuk pemisahan terlebih dahulu bagi pejantan dan betina 7" 1iperlukan kandang terpi sah untu k ayam jantan dan betin a sebelum dila kukan inseminasi buatan +" 1iperlukan kandang baterai untuk menempatkan betina yang sedang bertelur " 1iperlukan mesin tetas dengan kapasitas tertentu# karena satu betina tidak mampu mengerami telur secara alami dalam jumlah yang banyak. . P#!& #&'& M#&''&%& M#-& T#! /ara ini lebih menguntungkan dibandingkan penetasan alami# karena 1'/
yang dihasilkan dapat diperoleh secara massal pada saat yang bersamaan. Meskipun demikian# penggunaan mesin tetas perlu mempertimbangkan hal-hal ital agar tidak sampai gagal. Pertimbangan tersebut didasarkan seleksi mutu telur tetas !umur telur#
berat telur# dan indeks bentuk telur"# stabilitas suhu dan kelembaban# sirkulasi udara dan entilasi# perlakuan pemutaran dan pendinginan telur dsb !Winarto# dkk. ())9".
BAB III PENUTUP A. K#-3$&
8erdasarkan dari makalah ini# disimpulkan yaitu sebagai berikut2 *. Alat reproduksiisi ayam jantan yait u maka dibagidapat dalam tiga bagian utama# yaitu sepasang testis# sepasang saluran de&erens# dan kloaka. Sedangkan alat reproduksi ayam betina terdiri dari oarium B oiduk !yang terdiri dari in&undibulum# magnum# isthmus"# uterus# kloaka serta alat tambahan berupa ginjal dan saluran urine dan yang berkembang hanya bagian sebelah kiri sedangkan yang kanan rudimenter. (. Mekanisme reproduksi secar a alami yaitu dim ulai dari tingkah laku ayam janta n dan betina# dimana keduanya masing-masing memperlihatkan perbedaan# unggas jantan lebih menampakan kelebihan seperti kegagahanya# suaranya# bulunya dan lain-lain. Ternak betina cenderung menerima ataupun menolak. Ayam adalah hewan poligami sehingga dengan satu pejantan dapat mengawini -*) ayam betina. Proses pembentukan telur berlangsung (7-(+ jam# anak ayam turun segera setelah menetas selama (7-( jam. Telur pada ayam betina dibedakan menjadi telur &ertil dan in&ertil. Ayan betina dapat mengerami telur *(-*9 butir selama satu masa bertelur. ayam betina bertelur setelah umur mencapai *9-() minggu atau sekitar (+) hari. Cumlah telur yang dihasilkan oleh betina berbeda-beda pada beberapa spesies ada yang ())-(+) butir per tahun# ada pula yang hanya 7)-+) butir. Ayam jantan mulai dewasa setelah umur enam bulan#pada masa itu sperma mulai terbentuk dan mulai mengejar dan mengawini ayam betina. Pada ayam aduan proses pertumbuhan badan terhenti setelah sepuluh bulan# ketika semua bulu yg ada di sekitar leher sudah tumbuh tuntas. 6. Tekhnologi yang berkaitan dengan reproduksi ayam yaitu kawin semi alami# inseminasi buatan dan penetasan dengan menggunakan mesin tetas B. S"& Adapun saran yang dapat diberikan yaitu diharapkan dalam mempelajari reproduksi ertebrata kiranya mahasiswa dapat mengamati secara langsung hewan-hewan yang terdapat dilingkungan sekitar.
DAFTAR PUSTAKA
Adi. ())@. Diktat "ingkah Laku "ernak #ub $a%ian& "ingkah Laku 'nduk (nak. 0ttp2EEAdisarjana.8logspot./omE())9E)E1iktat-Tlt-*-St-Reised-Tingkah-=aku. 1iakses Pada Tanggal 9 Maret ()*+2 Makassar. Admoko# ()*6. Cara )erkawinan (yam. 0ttp2EEFoyokadmoko.8logspot./omE()*6E)@E/araPerkawinan-Ayam.0tml. 1iakses Pada Tanggal 9 Maret ()*+2 Makassar. Anonim#
()*+.
Http&**"ernakayampelung.Com*)erawatan-(yam-)elung*+engapa-"elur-
(yam-"idak-+enetas. 1iakses Pada Tanggal 9 Maret ()*+2 Makassar. Arie# Rahmat# ()*(.
Htmlhttp&**(risychology.logspot.Com*/*/*0eproduksi-Hewan-
(seksual-Dan-#eksual. 1iakses Pada Tanggal 9 Maret ()*+2 Makassar. 8ahr C.M 1an 8akst# M.R.# *<9@. )oultry. n >.S.>. 0a&e$# >d Reproduction n 5arm Animal. + Th >d. =ea And 5ebiger# Philadelphia Pp 6@< ; 699. 8lakely# C. B 1.0. 8ade. *<<*. lmu Peternakan. >disi %eempat. >tches# R.C. *<<. Reproduction in Poultry. 3niercity Press. /ambridge. rawati 8achari# skandar Sembiring# 1an 1edi Suranta Tarigan. ()). Pengaruh 5rekuensi Pemutaran Telur Terhadap 1aya Tetas 1an 8obot 8adan 1oc Ayam %ampung !The >&&ect '& >gg /entri&ugation 5reLuency 'n 0atchability And 8ody Weight 1oc '& 5ree-Range /hicken". 1urnal (gribisnis )erternakan, 2ol. , 3o. 4,. 1epartemen Perternakan 5akultas Pertanian 3su. ?eilam$# ()*+. 5mriologi Dan 0eproduksi. 0ttps2EE?eilam$.Wordpress./omE>mbriologi1an-ReproduksiE. 1iakses pada tangga 9 maret ()*+2 Makassar. Rahayu# man# Sudaryani# Santosa# 0ari. ())(. )anduan Lengkap (yam. Penebar Swadaya 0alaman ((-7)2 Cakarta. Ridwan 1an Rusdin. ())9. %onserasi Semen Ayam 8uras Menggunakan 8erbagai Pengencer Terhadap 5ertilitas 1an Periode 5ertil Spermato$oa Pasca nseminasi 8uatan. 1urnal (groland /6 !/ & 74 - 78, 'ssn & 96: ; 7:/x. Roni Pinau. ()*(.
Sutiyono. ())*. Pengenalan Reproduksi Ayam. %erjasama antara PT Perhutani !P>RS>R'" %P0 %endal dengan 5orum %elompok Sumber 1aya Alam Cawa Tengah Pelestari2 Semarang. Tri-Fuwanta# ())6. Dasar "ernak
>ang Diberi )akan Dengan Campuran 0umput Laut !?racilaria 5dulis . Curusan Peternakan# 5akultas Pertanian# 3niersitas Pattimura2 Ambon. Winarto# 1kk. ())9. Rancang 8angun Sistem %endali Suhu 1an %elembaban 3darapenetas Ayam 8erbasis Plc !Programmable =igic /ontroller". 1urnal 0ekayasa Dan "ekhnologi
5lektro. 2ol 3o /. Curusan Tekhnologi Pertanian Politekhnik ?egeri =ampung2 =ampung.