BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Ditinjau dari klasifikasi tumbuhan penghasil kayu, sebagian dari produk rotan ini sebenarnya termasuk kayu. ka yu. Namun demikian karena dominasinya berasal dari kelompok tumbuhan monokotil, maka tidak relevan untuk dimasukkan dalam kelompok kayu yang senyatanya memang berasal dari tumbuhan dikotil dan konifer. Selanjutnya di dalam perdagangan hasil hutan, produk yang berasal dari tumbuhan berkekuatan ini disebut dengan Hasil Hutan Ikutan, misalnya: rotan, bambu, kelapa/kelapa sawit, s awit, sagu, nipah dan sebagainya. seba gainya. Dasar dipakainya istilah produk tumbuhan berkekuatan dititikberatkan ditit ikberatkan pada pemanfaatan kekuatan batang tumbuhan ini dan tidak dari produk-produk lainnya yang mungkin juga dapat dihasilkan seperti buah, daun, tepung, dan sebagainya. Dari batang tumbuhan ini dapat dihasilkan macam-macam produk panel-panel, meubel dan kerajinan. Dari kelompok Hasil Hutan Non Kayu produk berkekuatan ini akan diberikan contoh produk yang potensial dan bernilai yaitu rotan. Rotan adalah sekelompok palma palma dari puak (tribus (tribus)) Calameae yang memiliki habitus memanjat, habitus memanjat, terutama Calamus, Calamus, Daemonorops, Daemonorops, dan Oncocalamus. Oncocalamus. Rotan tumbuh liar di dalam dalam hutan atau ada yang yang sengaja ditanam. Rotan dapat dipanen setiap saat, dengan memperhatikan bagian bawah batangnya tidak tertutup oleh kelopak, daun sudah mengering, duri dan kelopak daun sudah rontok. Panen rotan yang tidak benar menghasilkan limbah yang besar. Rata-rata limbah pemanenan rotan secara tradisional di Indonesia Indonesia sebesar 12,6-28,5%, 12,6-28,5%, dan dengan menggunakan alat bantu tirfor dan lir sebesar 4,1-11,1%, sedangkan besarnya limbah yang dihasilkan selama pengangkutan pengangkutan berkisar antara 5-10%, Indonesia adalah Negara penghasil rotan terbesar di dunia. Luas hutan rotan di Indonesia sebesar 13,20 juta hektar tergolong kedalam 8 marga dan 306 jenis daripadanya 51 jenis yang sudah dimanfaatkan. Jenis yang memiliki harga yang tinggi adalah Calamus dan Calamus dan Daemonorops Daemonorops,, yang terdapat juga di Maluku.
B. Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah dari makalah ini, yaitu : 1. Apa yang dimaksud sebagai rotan? 2. Bagaimana bentuk dan cirri-ciri rotan ? 3. Apa saja jenis rotan ? 4. Bagaimana sifat dasar dan struktur bahan rotan ? 5. Apa saja pemanfaatan rotan ?
BAB II PEMBAHASAN A. ROTAN Rotan adalah
sekelompok palma dari
puak
(tribus) Calameae yang
memiliki habitus memanjat, terutama Calamus, Daemonorops, dan Oncocalamus. Puak Calameae sendiri terdiri dari sekitar enam ratus anggota, dengan daerah persebaran di bagian tropis Afrika, Asia dan Australasia. Ke dalam puak ini termasuk pula marga Salacca ( misalnya salak ), Metroxylon (misalnya rumbia / sagu) ,serta Pigafetta yang tidak memanjat, dan secara tradisional tidak digolongkan sebagai tumbuhan rotan.
Batang rotan biasanya langsing dengan diameter 2-5cm, beruas-ruas panjang, tidak berongga, dan banyak yang dilindungi oleh duri-duri panjang, keras, dan tajam. Duri ini berfungsi sebagai alat pertahanan diri dari herbivora, sekaligus membantu pemanjatan, karena rotan tidak dilengkapi dengan sulur. Suatu batang rotan dapat mencapai panjang ratusan meter. Batang rotan mengeluarkan air jika ditebas dan dapat digunakan sebagai cara bertahan hidup di alam bebas. Badak jawadiketahui juga menjadikan rotan sebagai salah satu menunya. Sebagian
besar
rotan
berasal
dari
hutan
di Indonesia,
seperti Sumatra, Jawa, Borneo, Sulawesi, dan Nusa Tenggara. Indonesia memasok 70% kebutuhan rotan dunia. Sisa pasar diisi dari Malaysia, Filipina, Sri Lanka, dan Bangladesh. Rotan cepat tumbuh dan relatif mudah dipanen serta
ditransprotasi. Ini dianggap membantu menjaga kelestarian hutan, karena orang lebih suka memanen rotan daripada kayu.
Rotan termasuk jenis produk dari Hasil Hutan Non Kayu yang sudah lama dikenal. Bahkan sudah banyak menghasilkan produk-produk olahan yang tidak sedikit dalam memberikan sumbangan pendapatan kepada negara (devisa). Didalam perdagangan dikenal nama-nama ini mendasar pada tempat atau negara tujuan ekspor maupun bentuk/jenis rotan yang dipasarkan, seperti : bin rattan, rattan, core peel, canes, dan lain-lain. Pemanfaatan rotan ( sp. Daemonorops Draco ) terutama adalah sebagai bahan baku mebel, misalnya kursi, meja tamu, serta rak buku. Rotan memiliki beberapa keunggulan daripada kayu, seperti ringan, kuat, elastis / mudah dibentuk, serta murah. Kelemahan utama rotan adalah gampang terkena kutu bubuk "Pin Hole". B. BENTUK DAN CIRI-CIRI ROTAN Berikut ini adalah beberapa ciri-ciri umum yang ada di batang Rotan: 1. Bentuk batang Rotan umumnya memanjang dan bulat seperti silinder atau segitiga, tetapi selalu bersifat aktinomorf. Batang Rotan bersifat aktinomorf maksudnya adalah bahwa batang Rotan akan menjadi bagian yang setangkup bila dibagi menjadi dua. 2. Batang tanaman Rotan dibagi menadi ruas-ruas yang setipa ruasnya dibatasi oleh buku-buku. Di buku-buku tersebut itulah tempat melekatnya pelepah dan tangkai daun tanaman Rotan . 3. Batang tanaman Rotan selalu bersifat fototrop atau heliotrop, yaitu selalu mengarah ke atas menuju sinar matahari. 4. Batang tanaman Rotan selalu bertambah panjang pada ujungnya.
C. JENIS-JENIS ROTAN Jenis-jenis rotan di Indonesia ternyata amat banyak. Total jenis rotan yang tumbuh di Indonesia mencapai sekitar 312 spesies. Kekayaan jenis rotan Indonesia dapat dilihat juga dari ragam genus (marga) yang dimiliki Indonesia. Dari total 13 genus tumbuhan rotan di seluruh dunia, 8 genus diantaranya tumbuh di Indonesia. Rotan merupakan tumbuhan dari famili Arecaceae (palem). Rotan umumnya merambat, batangnya langsing dengan diameter antara 0,3-10 cm, beruas tapi tidak berongga, dan berduri. Duri ini berfungsi sebagai pertahanan diri dan alat merambat. Dan rotan sendiri ternyata bukan hanya satu jenis, tetapi mencapai ratusan spesies dengan 13 marga. Klasifikasi tumbuhan
Di Indonesia terdapat 8 suku dengan jumlah jenisnya ± 306 jenis antara lain : 1. Calamus
5. Ceratolobus
2. Daemonorops
6. Plectocomiopsis
3. Khorthalsia
7. Myrialepis
4. Plectocomia
8. Calopspatha
Dengan penyebaran : 1. Kalimantan 137 jenis
6. Maluku 11 jenis
2. Sumatra 91 jenis
7. Timor 1 jenis
3. Sulawesi 36 jenis
8. Sumbawa 1 jenis
4. Jawa 19 jenis
Yang bernilai komersial
5. Irian 48 jenis
tinggi sebanyak 28 jenis
Berikut ini adalah daftar jenis rotan yang tumbuh di Indonesia. Dari 312 jenis tersebut sebagian telah dimanfaatkan batangnya baik untuk diperjualbelikan bagi industri
kerajinan,
maupun hanya
digunakan secara
lokal.
Inilah
beberapa jenis rotan di Indonesia yang dilengkapi dengan nama umum, nama latin tumbuhan, nama-nama dalam penyebutan lokal, maupun daerah sebarannya di Indonesia. 1. Rotan Balubuk (Calamus burckianus Beccari); Disebut juga sebagai Howe balubuk (Sunda), rotan sepet, penjalin bakul (Jawa). Terdapat di Jawa. 2. Rotan Taman (Calamus caesius Blume); Disebut juga sebagai Sego (Aceh), Segeu (Gayo), Sego (Sumatera). Tersebar di Kalimantan dan Sumatera. 3. Rotan Korod (Calamus heteroideus Blume); Disebut juga Rotan Lilin. Tumbuh di Jawa. 4. Rotan Tohiti (Calamus inops Beccari); Disebut juga Sambutan (Sulawesi, Maluku). Tersebar di Sulawesi dan Maluku. 5. Rotan Lilin (Calamus javensis Blume); Tersebar di Kalimantan dan Sumatera. 6. Rotan Manau (Calamus manan Miquel); Tumbuh di Sumatera dan Kalimantan. 7. Rotan Buyung (Calamus optimus Becc.); Disebut juga sebagai Buyung, Selutup, Sega Bulu (Kalimantan).Daerah sebarannya meliputi Sulawesi, Kalimantan, dan Sumatera. 8. Rotan Seuti (Calamus ornatus Blume); Disebut juga sebagai Howe seuti, rotan kasur (Jawa Barat), rotan kesup (Bengkulu), rotan lambang (Sulawesi Tengah), rotan buku dalam (Sulawesi Utara), minong atau munau
(Kalimantan). Daerah sebarannya antara lain Sumatera, Kalimantan, dan Jawa. 9. Rotan Sigisi (Calamus orthostachyus Warburg ex Beccari); Disebut juga Popini, Tersebar di Sulawesi. 10. Rotan Sanjat (Calamus paspalanthus Beccari); Disebut juga Rotan Marau Tunggal. Daerah sebaran Kalimantan, Semenanjung Malaysia, dan Palawan. 11. Rotan Inun (Calamus scabridulus Becc); Tersebar di Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi. 12. Rotan Dandan (Calamus schistoacanthus Blume); Tersebar di Sumatera dan Kalimantan. 13. Rotan Semambu (Calamus scipionum Loureiro); Daerah sebarannya antara lain Sumatera, Kalimantan, dan Jawa. 14. Rotan Irit (Calamus trachycoleus Becc); Tumbuhan endemik Kalimantan. 15. Rotan Manau tikus (Calamus tumidus Furtado); Tumbuh di Sumatera. 16. Rotan Batang (Calamus zollingeri Beccari); Disebut juga sebagai Batang putih, umul (Sulawesi), rotan air, halawaku malibat (Maluku). Tumbuh di Sulawesi dan Maluku. 17. Rotan Jernang Besar ( Daemonorops draco Blume); Disebut juga Jernang, Beruang (Sumatera Selatan), Getik Badag (Jawa Barat), Getik War ak (Jawa Tengah). Tersebar di Sumatera dan Semenanjung Malaysia. 18. Rotan Seel ( Daemonorops melanochaetes Blume); Disebut juga Penjalin manis, dendek, rotan getah. Tersebar di Sumatera, Jawa, Malaysia, dan Thailand. 19. Rotan Batang Susu ( Daemonorops robusta Warburg); Disebut juga Batang susu (Sulawesi Utara), batang merah (Sulawesi Tengah), rotan bulu rusa (Seram Ambon), noko (Sulawesi Tenggara). Tumbuh di Sulawesi dan Maluku. 20. Rotan Getah ( Daemonorops rubra (Reinw. ex Blume) Mart.). Disebut juga Rotan leules, rotan pelah, rotan selang, rotan teretes (Sunda), rotan penjalin sepet, rotan penjalin ayam (Jawa), rotan getah (Sumatera). Ters ebar di Jawa dan Sumatera.
21. Rotan Udang ( Korthalsia echinometra Beccari); Disebut juga Rotan semut, rotan dahan, rotan meiya, uwi hurang. Tersebar di Jawa, Sumatera, Bengkulu, Kalimantan, dan Semenanjung Malaysia. 22. Rotan Kapuas ( Korthalsia ferox Beccari); Rotan endemik Kalimantan. 23. Rotan Dahanan ( Korthalsia flagellaris Miq); Tersebar di Sumatera, Kalimantan, dan Semenanjung Malaysia. 24. Rotan Sampang ( Korthalsia junghuhnii Blume); Disebut juga Howe sampang, owe menceng. Tersebar di Jawa dan Sumatera. 25. Rotan Cabang ( Korthalsia rigida Blume); Disebut juga sebagai Rotan dane (Aceh), rotan cabang dan rotan simpang (Berau, Kalimantan Timur), rotan marau (Sanggau, Kalimantan Barat). Tersebar di Jawa, Sumatera, Semenanjung Malaysia, Kalimantan, Palawan, dan Thailand. 26. Rotan Bubuai ( Plectocomia elongata Martius ex Blume); Hoe bubuai (Sunda), menjalin warak (Jawa). Daerah sebarannya meliputi Jawa, Sumatera, dan Kalimantan. 27. Rotan Langgane ( Plectocomia mulleri Blume); Disebut juga Rotan langgane (Kalimantan Tengah); Rotan sadak, Sanggau (Kalimantan Barat), Berau (Kalimantan Timur). Tersebar di Kalimantan dan Semenanjung Malaysia. 28. Rotan Maldo Jormal ( Plectocomiopsis geminiflora (Griff.) Beccari); Wi matar, rotan batu (Kalimantan), rotan gilang (Malaya), bungkulang, rotan buluh (Sumatera). Tersebar di Sumatera, Kalimantan, Semenanjung Malaysia, dan Thailand Selatan. 29. Rotan Samare ( Plectocomiopsis mira J.Dransf.); Disebut juga Rotan marak, Wi matar, Samare (Kalimantan). Tersebar di Sumatera, Kalimantan, dan Semenanjung Malaysia.
D. SIFAT DASAR DAN STRUKTUR BAHAN ROTAN Pemanfaatan rotan sebagai komoditi perdagangan dunia juga diikuti oleh penelitian tentang sifat sifat dan kegunaan rotan oleh berbagai pihak seperti lembaga penelitian, perguruan tinggi dan beberapa industri yang berkecimpung langsung dalam pemanfaatan rotan. Penelitian rotan meliputi pengetahuan tentang botani, silvikultur, struktur anatomi, fisis mekanis, dan komponen kimia 1. Berat Rotan Berat rotan tergantung tergantung banyaknya zat yang ada didalam batang rotan (dinnding sel ) per satuan isi , zat infiltrasi dalam rotan dan basarnya kandungan air dalam rotan. 2. Struktur Anatomi Pembagian struktur anatomi rotan dikelompokan dalam dua ciri yaitu; ciri umum dan ciri anatomi. Ciri umum ditetapkan berdasarkan hasil pengamatan secara makroskopis yang meliputi wrna batang, diameter batang tanpa pelepah, panjang ruas, kerapatan ikatan pembuluh ( KIP) dan tinggi buku. Penempatan ciri umum berdasarkan hasil pengamatan dan pengukuran secara visual dan dengan bantuan lup. Penetapan KIP dilakukan melalui perhitungan jumlah pembuluh dalam bidang 2 mm x 2 mm pada penampang lintang batang rotan dengan menggunakan lup. Umumnya contoh uji berukuran panjang 5 cm dan diameter tergantung diameter rotan yang diukur. Pengukuran dilakukan pada bidang seluas 2 mm x 2 mm, masing-masing dibagian tepi., tengah , pusat rotan. Hasil pengukuran ketiga bagian sampel dijumlahkan kemudian ditetapkan banyaknya ikatan pembuluh per mm² dengan rumus.
KIP = Pi + Te + Pu 12
3. Sifat Kimia Komponen kimia rotan juga penting dalam menentukan kekuatan dan keawetan rotan, Rachman (1996), melaporkan secara umum komposisi kimia rotan terdiri dari holoselulosa (71%-76%), selulosa (39%-58%), lignin (18%27%), dan silika (0,54 5 -8%). Hasil peelitian terhadap kandugan beberapa jenis rotan dapat dilihat pada table berikut : N o
Jenis Rotan Nama
Nama latin
daerah 1
2
Sampan
K. Junghunii
g
Miq
Bubuay
P.
Holoselu
Selul
Ligni
Tani
Pati
losa
osa
n
n
%
%
%
%
%
71,49
42,8
24,41
8,14
9 Elongata
73,84
Becc 3
Seuti
40,8
2 16,85
8,88
9
C. Ornatus Bl
72,69
39,1
5
Semamb
C. Scipionum
u
Burr
Tretes
D. Heteroides
70,07
13,35
8,56
72,49
Balubuk
Batang
C. Burchianus
C.
73,34
Galaka
-
42,3
Zolineri
73,78
41,0
21,99
-
74,38
44,1
24,03
-
Tohiti
C. Inops Becc
74,42
43,2
24,21
-
Manau
C.
Manan
71,45
Miq
39,0 5
20,6 1
21,45
-
19,4 0
21,34
-
8 10
20,8 5
9 9
21,1 5
9
C. Spp
21,3 5
5
Becc 8
22,19
2
Becc 7
41,7
21,8 2
6
Bl 6
37,3
23,5 7
9 4
19,6
18,5 7
22,22
-
18,5 0
Sumber: Rachman (1996), Jasni et al. (1997 dan 1998), Jasni dan Supriana (1999)
4. Kadar Air Kadar air (KA) rotan adalah jumlah air yang terkandung dalam rotan dengan berat rotan kering tanur dan dinyatakan dalam persen. Pada risalah ini, kadar air yang digunakan adalah kadar air kering udara yang dihitung berdasarkan perbandingan berat rotan pada kondisi kering udara dengan berat kering tanur. Untuk menghitung kadar air secara teliti harus dilakukan di laboratorium dengan menggunakan timbangan dan oven. Besarnya kadar air rotan dihitung menurut rumus:
5. Kuat lentur (MOR) Kuat Lentur merupakan ukuran kemampuan suatu bahan menahan lentur (Beban) yang bekerja tegak lurus sumbu memanjang serat di tengah-tengah bahan yang di tumpu pada kedua ujungnya tanpa terjadi perubahan bentuk yang tetap. Kuat Lentur dapat dibedakan menjadi 2 (dua) macam, yaitu kuat Lentur statik dan kuat Lentur pukul. Kuat Lentur statik menunjukkan kekuatan rotan dalam menahan gaya yang mengenainya perlahan-lahan, sedangkan kuat Lentur pukul adalah kekuatan rotan dalam menahan gaya yang mengenainya secara mendadak. Balok rotan yang terletak pada dua tumpuan atau lebih, bila menerima beban berlebihan akan melengkung / melentur. Pada bagian sisi atas balok akan terjadi tegangan tekan dan pada sisi bawah akan terjadi tegangan tarik yang besar. Kekuatan Lentur Statis Rotan adalah ukuran kemampuan rotan menahan beban yang menyebabkan terjadinya perubahan bentuk. Pada pengujian lentur
statis diperoleh besaran MOE dan MOR. Pengujian dilakukan dengan cara memberikan beban statis di tengah bentang contoh uji dengan jarak sangga tertentu menggunakan mesin uji UTM. 6. Kuat Tarik Sejajar Serat Kekuatan tarik sejajar serat rotan adalah ketahanan batang rotan dalam menahan beban tarik terutama pada rotan berdiameter kecil yang digunakan sebagai komponen mebel yang mengalami tarikan seperti landasan tempat duduk, sandaran, pengikat dan lain-lain. E. PEMANFAATAN ROTAN 1. Rotan sebagai Furnitur
Perlu diketahui, ada dua macam furnitur rotan yang dijual di pasaran yaitu furnitur berbahan rotan alami dan rotan sintetis. Tentu saja harga perabotan dari rotan alami ini lebih mahal sebab mempunyai kualitas yang lebih baik. Namun dari segi penampilan dan daya tahannya, rotan sintetis juga tidak mau kalah pamornya. Perabotan berbahan baku rotan sintetis tidak mengalami muai-susut tetapi warnanya cepat kusam. Keunggulan rotan sebagai furniture a. Dibandingkan dengan furnitur kayu, harga perabotan dari rotan lebih murah dengan kesan alami yang tidak begitu berbeda. b. Furnitur rotan selalu menampilkan kesan unik berkat teknik anyaman dalam pembuatannya. Motif yang dimilikinya pun sangat beragam sehingga memudahkan kita berkreasi untuk menciptakan desain yang modern hingga tradisional.
c. Bobot alat dan perabotan yang terbuat dari rotan pun lebih ringan. Hal ini akan mempermudah kita dalam memindah-mindahkan posisinya sesuai dengan selera pribadi. d. Kesan alami yang dipancarkan oleh furnitur dari material rotan ini juga begitu kuat. Anda bisa menjadikannya sebagai salah satu senjata utama ketika ingin membuat ruangan yang berdesain natural. e. Bagi para pengrajinnya, proses pembuatan kerajinan dari rotan lebih mudah dibandingkan dengan kerajinan-kerajinan yang berbahan baku kayu. f. Khusus perabotan rotan sintetis kini hadir dengan beragam pilihan warna yang modern. Jadi Anda sudah tidak akan terbatasi lagi dengan warna putih, krem, cokelat, dan hitam. g. Di sejumlah daerah di Indonesia, furnitur berbahan baku rotan lebih banyak dijumpai dibandingkan dengan furnitur kayu. Kondisi ini berkaitan dengan melimpahnya jumlah rotan, apalagi saat ini juga telah ditemukan rotan sintetis. Kelemahan rotan sebagai furniture a. Sama seperti kayu, rotan cukup rentan dirusak oleh serangga dan binatang pengerat. Dibutuhkan perlakuan tertentu supaya perabotan Anda terhindar dari gangguan hewan-hewan ini. b. Rotan juga mempunyai konstruksi yang tidak terlalu kuat. Fakta ini berkaitan
dengan
teknik
pembuatan
furnitur
rotan
yang
hanya
mengandalkan metode anyaman. Pengecualian pada furnitur-furnitur yang telah dipadukan dengan bahan lain seperti besi, baja ringan, dan sebagainya. c. Karena memiliki banyak lubang pada bentuknya, perabotan yang berasal dari rotan sering menjadi sarang debu. Partikel-partikel kotoran mudah berkumpul di lubang tersebut sampai menumpuk karena sulit dibersihkan.
d. Rotan merupakan material yang gampang rusak bila terkena sinar matahari dan air hujan terus-menerus. Oleh karena itu, jangan pernah menempatkan furnitur rotan di lingkungan outdoor. e. Rotan membutuhkan bentuk perawatan yang lumayan rumit. Setahun sekali, permukaan material ini harus diberikan coating ulang agar keindahannya terjaga dan tetap terlindungi dengan baik. 2. Rotan sebagai Konstruksi Atap untuk Rumah Kayu
Rotan sangat elastis dan kuat. Pemberian zat pengawet yang tepat akan membuat kualitas rotan jadi lebih tahan lama. Bagi dunia arsitektur, rumah sangat baik digunakan untuk dijadikan kontruksi atap pada bangunan rumah kayu yang di desain artistik. Umumnya rotan akan dikombinasikan dengan kayu-kayu seperti jati, pinus dan juga bambu. Salah satu contoh pemanfaatan rotan sebagai konstruksi rumah ada di Mbaru Niang, Rumah tradisonal Suku Wae Rebo Pulau Flores yaitu di jadikan sebagai Penyangga Dinding dan dinding (atap) Penyangga dinding yang sekaligus berfungsi sebagai atap ini adalah kumpulan rotan dalam satu ikatan, ukurannya sangat besar, dan panjangnya disesuaikan dengan keliling lingkaran, jadi yang paling panjang adalah pada lantai satu, sepanjang 34,54 m (keliling lingkarang = 2 phi r) dan semakin keatas semakin pendek. kumpulan rotan inilah yang membentuk bulatan pada mbaru niang.
selain kumpulan rotan besar itu sebagai penyangga utama, ada juga bambu- bambu / buku bambu yang berfunsi sebagai ‘reng’ atau penyangga yang mengikat sekumpulan-kumpulan ijuk atau alang-alang yang disusun bergantian. 3. Rotan sebagai Tulangan Beton
Ada beberapa penelitian yang telah di lakukan di antaranya adalah : a. Penelitian Darius, (2004) dari hasil penelitian yang telah dilakukan bahwa balok yang menggunakan tulangan rotan memiliki nilai kuat lentur sebagai berikut; rotan bagian pangkal dengan Ø 12mm memiliki nilai kuat lentur rata-rata terjadi pada umur 28 hari sebesar 125 kg/cm², rotan pada bagian tengah memiliki nilai kuat lentur pada umur 28 hari sebesar 113 kg/cm², dan perbandingannya dengan besi beton ialah memiliki kuat lentur rata-rata pada umur 28 hari sebesar 155 kg/cm², dan dinyatakan bahwa semua kelenturannya memenuhi syarat. b. Penelitian
Victor
Harison
tentang
Karakteristik Pull-Out
Resistance Tulangan Rotan Sebagai Perkuatan pada tanah pasir. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji seberapa besar tahanan cabut rotan sebagai perkuatan dalam struktur tanah bertulang pada berbagai tingkat perubahan kadar air, dan gaya normal yang diberikan diatasnya. dan hasilnya adalah sebagai berikut; Berdasarkan hasil pengujian standar Proctor didapat nilai kadar air optimum (w) pada 15% dengan nilai berat volume kering maksimum (γdmaks) sebesar 1,695 gr/cm. Jika perkuatan longitudinal ditinjau terhadap penambahan tegangan normal yang bekerja saat dilakukan pengujian, maka tahanan gesek tulangan rotan akan bernilai semakin tinggi saat kadar air tanah pasir berada pada kondisi optimum (15%) dengan catatan bahwa
penambahan tegangan normal telah mencapai 0,05 kg/cm2 ketika dilakukan pengujian dilaboratorium. Jika perkuatan longitudinal ditinjau terhadap perubahan kadar air pada tanah pasir saat dilakukan pengujian, maka tahanan gesek tulangan rotan akan bernilai semakin t inggi saat penambahan tegangan normal telah mencapai 0,05 kg/cm 2 yang hanya terjadi pada saat kondisi kadar air tanah pasir optimum (15%). Pada pengujian perkuatan transversal didapat nilai tahanan dukung maksimum per satuan luas tulangan rotan dengan kondisi kadar air tanah pasir 13%, 15%, dan 16,5% berturut turut sebesar 4,59 kg/cm2 (Δsv = 0,025 kg/cm2 ; tulangan patah); 4,795
kg/cm2
(Δs =
0,05 kg/cm2 ;
tulangan
patah);
dan
4,241
kg/cm2 (Δsv = 0,025 kg/cm2 ; tulangan patah) denganregangan yang terjadi berturut-turut sebesar 0,5%; 11,2%; dan 16,2%. Jika nilai tahanan dukung maksimum per satuan luas tulangan rotan ditinjau terhadap penambahan tegangan
normal
yang
bekerja
saat
dilakukan
pengujian,
maka
tahanan dukung per satuan luas tulangan rotan akan bernilai paling tinggi saat kadar air tanah pasir berada pada kondisi sisi basah optimum (16,5%) dengan pertimbangan mengambil nilai paling maksimum dimana tulangan rotan tidak mengalami patah sebesar 3,422 kg/cm2. c. Penelitian
Irma Wirantina Kustanrika ( 2016 ) Untuk mengatasi akan
ketergantungan pemakaian baja tulangan pada beton tersebut maka digunakan altrenatif material lain sebagai baja tulangan yang mudah, murah didapat dan tahan terhadap korosi, yaitu berupa tulangan dari batang rotan. Hal ini bertujuan agar sumber daya alam yang kita miliki dapat dimanfaatkan kembali secara maksimal. Penelitian ini menggunakan rotan jenis seel sebagai tulangan balok beton. Pengujian dilakukan dengan metode pembebanan satu titik, retak yang diharapkan pada pengujian ini adalah gagal lentur. Tulangan dibuat dari 1 buah tulangan besi dan 2 tulangan rotan yang dililitkan kawat bendrat sepanjang tampang tulangan, hal ini diharapkan agar daya lekat tulangan dengan beton semakin kuat.
Pengujian yang dilakukan berupa pengujian kapasitas lentur balok beton tulangan rotan dengan menggunakan tipe tulangan rotan polos ukuran OD 20 mm dan OD 30 mm. Dengan mutu beton yang digunakan sebesar fc’ = 18,675 Mpa. Benda uji kapasitas lentur balok beton berumur 28 hari dengan metode pengujian fourth point loading system. 4. Penggunaan rotan di berbagai tempat a. Kebun binatang Melbourne
b. INBAR Garden
c. Anyaman Arsitektur oleh Andrea Von Chrismar
BAB III PENUTUP A. KESIMPULAN ROTAN adalah bahan serba guna yang memiliki begitu banyak manfaat mulai dari berbagai macam furnitur, sebagai konstruksi atap pada rumah tradisional bahkan menjadi pengganti tulangan pada beton
B. SARAN Diharapkan adanya kepedulian terhadap lingkungan dan sumber daya alam yang melimpah agar tidak hanya terfokus terhadap bahan yang tidak renewable saja melainkan bahan yang melimpah yang bersifat renewable
DAFTAR PUSTAKA
jurnal.umj.ac.id/index.php/semnastek http://fauziahforester.blogspot.co.id/2013/10/makalah-rotan-calamus-rotang.html https://id.wikipedia.org/wiki/Rotan http://karmidi.blogspot.co.id/2009/08/pengenalan-jenis-rotan.html#!/tcmbck https://manfaat.co.id/manfaat-rotan-bagi-kehidupan http://maxrodrigueezz.blogspot.co.id/2015/10/perilaku-mekanik-balok-dengantulangan.html http://rattanteluk.blogspot.co.id/2016/05/mengenal-jenis-jenis-rotanindonesia.html https://wahyuadnyana.wordpress.com/2015/05/09/mbaru-niang-rumahtradisional-dari-ntt-nusa-tenggara-timur/ http://www.greeners.co/flora-fauna/rotan-tanaman-berduri-unggulan-industrimebel/ https://hansfriederich.wordpress.com https://inhabitat.com
Bahan Konstruksi Lanjutan
ROTAN
Oleh : AHMAD SYAUKI P3200216001
PASCA SARJANA MAGISTER TEKNIK ARSITEKTUR UNIVERSITAS HASANUDDIN 2017