PROGRAM S-UDI PENULUHAN DAN KOMUNIKASI PER-ANIAN /URUSAN SOSIAL EKONOMI PER-ANIAN 0AKUL-AS 0AKUL-AS PER-ANIAN UNIVERSI-AS GAD/AH MADA OGAKAR-A "(1(
I.
PENDAHULUAN
Sikap atau attitude adalah suatu konsep paling penting dalam psikologi sosial. Pembahasan yang berkaitan dengan psikologi (sosial hampir selalu menyertakan unsur sikap baik indi!idu maupun sikap kelompok sebagai salah satu bagian pembahasannya. "anyak ka#ian dilakukan untuk merumuskan pengertian sikap$ proses terbentuknya sikap$ maupun proses perubahannya. "anyak pula penelitian telah dilakukan terhadap sikap untuk mengetahui e%ek dan perannya baik sebagai !ariabel bebas maupun sikap sebagai !ariabel tergantung. Pembahasan pengertian dan pemberian de%inisi sikap ternyata melahirkan tidak hanya satu rumusan sa#a melainkan berbagai de%inisi dan berbagai teori. Pemahaman konsepsi mengenai sikap tersebut kemudian telah menolong manusia untuk memahami kaitannya dengan berbagai hal dan bidang penelaahan yang lain. &anusia kemudian dapat memahami mengapa orang bertingkah laku tertentu dalam situasi tertentu. 'aitan semaam itulah yang merupakan iri ilmu pengetahuan yang saling berinteraksi satu sama lain dan tidak berdiri sendiri. Se)aktu kita berada dalam lingkungan dan situasi sosial$ yakni ketika terlibat dalam interaksi sosial$ kita pernah merasa netral dan bereaksi tanpa rasa suka maupun tidak suka terhadap mitra interaksi kita. 'ita #uga dapat melepaskan perasaan senang dan tidak senang dari persepsi dan perilaku kita. *etapi hal tersebut pasti sulit ter#adi. Selalu sa#a ada mekanisme mental yang menge!aluasi$ membentuk pandangan$ me)arnai perasaan$ dan akan ikut menentukan keenderungan perilaku kita terhadap manusia atau sesuatu yang sedang kita hadapi$ bahkan terhadap diri kita sendiri. Itulah %enomena sikap yang timbulnya tidak sa#a ditentukan oleh keadaan obyek yang sedang kita hadapi tapi #uga oleh kaitannya dengan pengalaman+pengalaman masa lalu$ oleh situasi di saat sekarang$ dan oleh harapan+harapan kita untuk masa yang akan datang.
II.
ISI
Seara historis$ istilah ,sikap- (attitude digunakan pertama kali oleh Herbert Spener di tahun /01 yang pada saat itu diartikan olehnya sebagai status mental seseorang (Allen$ 2uy$ dan Edgley$ 3/4. Pada tahun /// Lange menggunakan istilah sikap dalam bidang eksperimen mengenai respon untuk menggambarkan kesiapan subyek dalam menghadapi stimulus yang datang tiba+tiba.
A. Sikap Dalam De%inisinya Sikap manusia dide%iniskan dalam berbagai !ersi oleh para ahli. Ada tiga kerangka pemikiran5 . 'erangka pemikiran yang di)akili oleh para ahli Psikologi seperti Louis *hurstone (31/$ 6ensis Likert (371$ dan 8harles 9sgood. &enurut mereka sikap adalah suatu bentuk e!aluasi atau reaksi perasaan. Seara lebih spesi%ik *hurstone sendiri mem%ormulasikan sikap sebagai dera#at a%ek positi% atau a%ek negati% terhadap suatu obyek psikologis (Ed)ards$ 3:;. 1. 'erangka pemikiran yang di)akili oleh 8ha!e (31/$ "ogardus (37$ LaPierre (37<$ &ead (37<$ dan 2ordon Allport (37:. &enurut mereka sikap merupakan semaam kesiapan untuk bereaksi terhadap suatu obyek dengan ara+ ara tertentu. Dapat dikatakan bah)a kesiapan yang dimaksudkan merupakan keenderungan potensial untuk suatu bereaksi dengan ara tertentu apabila indi!idu dihadapkan pada suatu stimulus yang menghendaki adanya respon. LaPierre (37< dalam Allen$ 2uy$ dan Edgley$ 3/4 mende%iniskan sikap sebagai suatu pola perilaku$ tendensi atau kesiapan antisipati%$ predisi+posisi untuk menyesuaikan diri dalam situasi sosial$ atau seara sederhana$ sikap adalah respon terhadap stimuli sosial yang telah dikondisikan. 7. 'erangka pemikiran menurut Seord = "akman (30< sikap merupakan konstelasi komponen+komponen kogniti%$ a%ekti% dan konati% yang saling berinteraksi dalam memahami$ merasakan$ dan berperilaku terhadap suatu obyek. Atau dengan lebih sederhana sikap dide%inisikan sebagai keteraturan tertentu dalam hal perasaan (A%eksi$ pemikiran ('ognisi$ dan predisposisi tindakan ('onasi seseorang terhadap suatu aspek di lingkungan sekitarnya.
Di kalangan para ahli psikologi sosial terdapat ara lain yang popular guna klasi%ikasi pemikiran tentang sikap dalam dua pendekatan5 . &emandang sikap sebagai kombinasi reaksi a%ekti%$ perilaku$ dan kogniti% terhadap suatu obyek . 'etiga komponen tersebut seara bersama mengorganisasikan sikap indi!idu. Pendekatan ini dikenal dengan nama skema triadik$ disebut #uga pendekatan tricomponent . 1. Pendekatan kedua timbul dikarenakan adanya ketidakpuasan atas pen#elasan mengenai inkonsistensi yang ter#adi di antara ketiga komponen kogniti%$ a%ekti% dan perilaku dalam membentuk sikap. 9leh karena itu pengikut pendekatan ini memandang perlu untuk membatasi konsep sikap hanya pada aspek a%ekti% sa#a ( single-component .
'at> dan Stotland (3:3 dan Smith (3<; menganggap bah)a konsepsi respon+ respon sikap yang bersikap kognti%$ a%ekti% dan konati% sebagaimana dalam skema triadi bukan sekedar ara klasi%ikasi de%inisi sikap melainkan suatu telaah yang lebih dalam. Ahli+ahli lain mende%inisikan konstrak kognisi$ a%eksi$ dan konasi sebagai tidak menyatu langsung ke dalam konsepsi mengenai sikap. Pandangan ini dinamakan tripartite model yang dikemukan oleh 6osenberg dan Ho!land (304 dalam A#>en$ 3//$ menempatkan ketiga komponen a%eksi kognisi dan konasi sebagai %aktor #en#ang pertama dalam suatu model hirarkis. 'etiganya dide%inisikan tersendiri dan kemudian dalam abstraksi yang lebih tinggi membentuk konsep sikap sebagai %aktor tinggal #en#ang kedua.
++gambar++
Dalam skema gambar di atas terlihat bah)a sikap seseorang terhadap suatu obyek selalu berperanan sebagai perantara antara respon dan obyek yang bersangkutan. 6espon diklasi%ikasikan dalam tiga maam$ yaitu respon kogniti%$ respon a%ekti% dan respon perilaku atau konati%. &asing+masing klasi%ikasi respon ini berhubungan dengan ketiga komponen sikapnya.
". Sikap$ Nilai$ dan 9pini Nilai (!alue dan opini (opinion atau pendapat sangat erat berkaitan dengan sikap. 9pini merupakan penyataan sikap yang sangat spesi%ik atau sikap dalam artian sempit.
9pini terbentuk didasari oleh sikap yang sudah mapan akan tetapi opini lebih bersi%at situasional dan temporer. Sebagai ontoh$ seseorang bersikap negati% (tidak setu#u terhadap nikah siri karena dianggap merugikan pihak perempuan. Namun apabila dipandang dari sisi lain$ nikah siri lebih baik dilakukan dari pada ber>inah. 9pini atau pendapat dalam situasi seperti itu tidak mengubah sikapnya mengenai nikah siri karena opini bersikap situasional dan lebih mudah berubah sesuai kondisinya. Nilai merupakan disposisi yang lebih luas dan si%atnya lebih mendasar. Nilai berakar lebih dalam dan karenanya lebih stabil dibandingkan sikap indi!idu. Lebih dari pada itu nilai dianggap sebagai bagian dari kepribadian indi!idu yang dapat me)arnai kepribadian kelompok atau bangsa. 8ontohnya orang Indonesia menghargai dan menganut nilai perdamaian$ artinya inta damai dianggap sebagai bagian dari kepribadian orang Indoensia. ?adi$ nilai bersi%at lebih mendasar dan stabil sebagai bagian dari irri kepribadian$ sikap bersikap e!aluati% dan berakar pada nilai yang dianut dan terbentuk dalam kaitannya dengan suatu obyek$ sedangkan opini merupakan sikap yang lebih spesi%ik dan sangat situasional serta lebih mudah berubah. 8. Perilaku &anusia Psikologi mendang perilaku manusia (human behavior sebagai reaksi yang dapat bersi%at sederhana maupun bersi%at komplek. Salah satu karakteristik reaksi perilaku manusia yang menarik adalah si%at de%erensialnya. &aksudnya satu stimulus dapat menimbulkan lebih dari satu respon yang berbeda dan beberapa stimulus yang berbeda dapat sa#a menimbulkan satu respon yang sama. Seara ilustrati% hal itu dapat digambarkan sebagai berikut5 gambar
Dalam ilustrasi di atas S melambangkan bentuk stimulus lingkungan yang diterima oleh indi!idu I yang menimbulkan respon yang dilambangkan oleh 6. #adi$ respon 67 dapat sa#a timbul dikarenakan stimulus S7 ataupun oleh stimulus S dan stimulus S1 dapat sa#a menimbulkan respon 61 ataupun 6<. 'urt Le)in (3:$ dalam "righam$ 33 merumuskan suatu model hubungan perilaku yang mengatakan bah)a perilaku (" adalah %ungsi karakteristik indi!idu (P dan lingkungan (E$ yaitu "@ f (P$E. aktor lingkungan memiliki kekuatan besar dalam menentukan perilaku$ bahkan kadang+kadang kekuatannya lebih besar daripada karakteristik indi!idu. Hal inilah yang men#adikan prediksi perilaku lebih komplek.
Agar dapat memprediksi perilaku Iek A#>en dan &artin ishbein mengemukakan teori tindakan beralasan$ yaitu teori yang didasarkan pada asumsi+asumsi bah)a manusia umumnya melakukan sesuatu dengan ara yang masuk akal$ bah)a manusia mempertimbangkan semua in%ormasi yang ada$ dan bah)a seara eksplisit maupun impliit manusia memperhitungkan implikasi tindakan mereka. ++gambar++ Dari gambar di atas tampak bah)a intensi merupakan %ungsi dari 1 determinan dasar$ yaitu pertama sikap indi!idu terhadap perilaku dan kedua adalah persepsi indi!idu terhadap tekanan sosial untuk melakukan atau tidak melakukan yang bersangkutan yang disebut dengan norma subyekti%. Seara sederhana teori ini mengatakan bah)a seseorang akan melakukan suatu perbuatan apabila ia memandang perbuatan itu positi% dan bila ia peraya bah)a orang lain ingin agar ia melakukannya. *eori perilaku beralasan kemudian diperluas dan dimodi%ikasi oleh A#>en (3// yang dinamai teori perilaku terenana. Dalam teori ini keyakinan+keyakinan berpengaruh pada sikap terhadap perilaku tertentu$ pada norma+norma subyekti%$ dan pada ontrol perilaku yang dihayati. 'etiga komponen ini berinteraksi dan men#adi determinan bagi intensi yang pada gilirannya akan menentukan apakah perilaku yang bersangkutan akan dilakukan atau tidak. ++gambar++ Sikap terhadap suatu perilaku dipegaruhi oleh keyakinan bah)a perilaku tersebut akan memba)a kepada hasil yang diinginkan atau tidak diinginkan. 'eyakinan mengenai perilaku apa yang bersi%at normati!e (yang diharapan orang lain dan moti!asi untuk bertindak sesuai dengan harapan normati!e tersebut membentuk norma subyekti% dalam diri indi!idu. 'ontrol perilaku ditentukan oleh pengalaman masa lalu dan perkiraan indi!idu mengenai seberapa sulit atau mudahnya untuk melakukan perilaku yang bersangkutan. 'ontrol perilaku ini sangat penting artinya ketika rasa peraya diri seseorang sedang berada dalam kondisi yang lemah. D. 'onsistensi Sikap+Perilaku Sikap dikatakan sebagai suatu respon e!aluati!e yang berarti bah)a bentuk reaksi yang dinyatakan sikap itu timbulnya didasari oleh proses e!aluasi dalam diri indi!idu yang member kesimpulan terhadap stimulus dalam bentuk nilai baik+buruk$ positi%+
negati%$ menyenangkan+tidak menyenangkan yang kemudian mengkristal sebagai potensi reaksi terhadap obyek sikap. Barner dan Deleur (303$ dalam Allen$ 2uy$ dan Edgley$ 3/4 mengemukakan tiga postulat guna mengidenti%ikasikan tiga pendangan umum mengenai hubungan sikap dan perilaku5 . Postulat 'onsistensi &engatakan bah)a sikap !erbal merupakan petun#uk yang ukup akurat untuk memprediksikan apa yang akan dilakukan seseorang bila ia dihadapkan pada suatu obyek sikap. ?adi$ postulat ini mengasumsikan adanya hubungan langsung antara sikap dan perilaku. 1. Postulat Cariasi Independen &engatakan bah)a sikap tidak ada alasan untuk menyimpulkan bah)a sikap dan perilaku berhubungan seara konsisten. Sikap dan perilaku merupakan dua dimensi dalam diri indi!idu yang berdiri sendiri$ terpisah$ dan berbeda. &engetahui sikap tidak berarti dapat memprediksi perilaku. 7. Postulat 'onsistensi *ergantung &enyatakan bah)a hubungan sikap dan perilaku sangat ditentukan oleh %aktor+ %aktor situasional tertentu. Norma+norma$ peranan$ keanggotaan kelompok$ kebudayaan$ dll merupakan kondisi ketergantungan yang dapat mengubah hubungan sikap dan perilaku. 9leh karena itu$ se#auh mana prediksi perilaku dapat disandarkan pada sikap akan berbeda dari )aktu ke )aktu dan dari satu situasi ke situasi lainnya. Semakin kompleks situasinya dan semakin banyak %aktor yang ikut men#adi pertimbangan dalam bertindak maka semakin sulitlah memprediksi perilaku dan semakin sulit pula mena%sirkannya sebagai indikator sikap seseorang. Hal inilah yang di#elaskan oleh model theory o% reasoned ation (A#>en = ishbein$ 3/4 bah)a respon perilaku ditentukan tidak sa#a oleh sikap indi!idu akan tetapi #uga oleh norma sub#ekti% yang ada dalam diri indi!idu yang bersangkutan dan di#elaskan pula oleh model teori 'urt Le)in (3: bah)a perilaku merupakan %ungsi dari %aktor kepribadian indi!idual dan %aktor lingkungan. Penyimpulan mengenai sikap harus didasarkan pada suatu %enomena yang diamati dan dapat diukur. enomena ini berupa respon terhadap ob#ek sikap dalam berbagai bentuk. 6osenberg dan Ho!land melakukan analisis terhadap berbagai respon yang dapat di#adikan dasar penyimpulan sikap dari perilaku$ yang hasilnya disa#ikan dalam tabel di ba)ah ini.
ob#ek sikap 6eaksi pereptual 6eaksi terhadap ob#ek sikap
%isiologis Perilaku
terhadap ob#ek sikap
intense
tampak
sehubungan dengan ob#ek sikap
Dari table di atas respon kogniti% !erbal merupakan pernyataan mengenai apa yang diperayai atau diyakini mengenai ob#ek sikap. 6espon kogniti% yang non+!erbal lebih sulit untuk diungkap disamping in%ormasi tentang sikap yang diberikannya pun lebih bersi%at tidak langsung. 6espon a%ekti% !erbal dapat dilihat pada pernyataan !erbal perasaan seseorang mengenai sesuatu. Sedangkan respon konati% pada dasarnya merupakan keenderungan untuk berbuat. Dalam bentuk !erbal$ intense ini terungkap le)at pernyataan keinginan melakukan atau keenderungan untuk melakukan. "ila konsistensi sikap dan perilaku dilihat dari arti korelasional antara keduanya$ maka hasil studi telah mmperlihatkan bah)a adanya hubungan sikap dan perilaku hanya tampak bila pengukuran sikap itu erat berkaitan dengan maam perilaku yang bersangkutan (A#>en = ishbein$ 3;; dalam "rehm = 'assin$ 334.
III.
PENU*UP
&asalah sikap manusia merupakan salah satu telaah utama di budang sosiologi. &eskipun begitu$ dalam hal ini psikologi memiliki akar telaahnya sendiri. 'ebetulan pengertian sikap seara umum di bidang sosiologi sangat bersesuaian dengan pengertian sikap dalam dunia psikologi. &inat para ahli psikologi sendiri pada masalah sikap dibangkitkan oleh minat mereka terhadap masalah indi!idual (individual differences. Pembahsan masalah sikap manusia$ dalam kaitan ini digunakan untuk men#elaskan kenapa orang+orang dapat berperilaku berbeda dalam situasi yang sama. 'esimpulan5 . Sikap adalah suatu bentuk e!aluasi atau reaksi perasaan yang merupakan semaam kesiapan sebagai keteraturan tertentu dalam hal perasaan (A%eksi$ pemikiran ('ognisi$ dan predisposisi tindakan ('onasi seseorang terhadap suatu aspek di lingkungan sekitarnya. 1. Nilai bersi%at lebih mendasar dan stabil sebagai bagian dari iri kepribadian$ sikap bersi%at e!aluati!e dan berakar pada nilai yang dianut dan terbentuk dalam kaitannya dengan suatu ob#ek. 7. 9pini merupakan sikap yang lebih spesi%ik dan sangat situasional serta lebih mudah berubah. <. &odel hubungan perilaku 2 f P3E$ "5 Perilaku P5 ungsi karakteristik indi!idu E5 Lingkungan :. "ila konsistensi sikap dan perilaku dilihat dari arti korelasional antara keduanya$ maka adanya hubungan sikap dan perilaku hanya tampak bila pengukuran sikap itu erat berkaitan dengan maam perilaku yang bersangkutan.