Tafsir Tematik 12 Oktober 2014
18
Abdul Wahab Royani & Elan Herlan
Tafsir Tematik
. Al-Aridh,Ali Hasan. Sejarah metodologi Tafsir. Jakarta, PT. Raja Grapindo Persada, 1994.
.Al-Sadr, Muhammad Baqir. Tafsir Mau«'i wa Tafsir Al-Tajzi'i pi Al-Quran Al-Karim. Beirut : Ta'aruf al-Matb'at, 1980.
. Al-Sadr, Muhammad Baqir. Tafsir Mau«'i wa Tafsir Al-Tajzi'i pi Al-Quran Al-Karim. Beirut : Ta'aruf al-Matb'at, 1980.
. Al-Sadr, Muhammad Baqir. Tafsir Mau«'i wa Tafsir Al-Tajzi'i pi Al-Quran Al-Karim. Beirut : Ta'aruf al-Matb'at, 1980.
. Al-Sadr, Muhammad Baqir. Tafsir Mau«'i wa Tafsir Al-Tajzi'i pi Al-Quran Al-Karim. Beirut : Ta'aruf al-Matb'at, 1980.
Al-Sadr, Muhammad Baqir. Tafsir Mau«'i wa Tafsir Al-Tajzi'i pi Al-Quran Al-Karim. Beirut : Ta'aruf al-Matb'at, 1980.
Munawwir,Ahmad Warson. Kamus Al-Munawwar. Yogyakarta, 1984.
Munawwir,Ahmad Warson. Kamus Al-Munawwar. Yogyakarta, 1984.
Shihab,M. Quraish. Wawasan Alquran. Bandung : Mizan, 1996.
Shihab,M. Quraish. Wawasan Alquran. Bandung : Mizan, 1996.
Al-Qattan,Manna Khalil. Mab±his fi 'Ulmil Quran. Raiyadh : D±r al-Ma'arif, 1973.
BAB I
PENDAHULUAN
Al-qur'an sebagai kumpulan kalam Allah yang diturunkan dalam bentuk wahyu kepada Nabi Muhammad saw yang berfungsi sebagai petunjuk ( huda ) dan pedoman hidup bagi ummat manusia di dunia mau pun di akhirat. Kesemuannya itu dapat diwujudkan jika kandungan ajaran Al-qur'an dapat dipahami oleh manusia itu sendiri yang selanjutnya di aplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam kerangka memahami Alquran upaya yang dilakukan adalah melalui penafsiran-penafiran. Dengan cara ini diharapkan segala kandungan makna Alquran yang masih terselubung dalam teks ( lafaz ) dapat terbuka sehingga menjadi sesuatu yang jelas. Bila ditinjau dari sudut pandang sejarah penafsiran Alquran tentunya beraneka ragam metode serta bentuk dalam penafsirannya. Para ulama telah membagi metode penafsiran Al-qura'n kepada empat metode, yaitu : metode tahlil ( analitik ), metode ijmali ( umum ), metode muqarni ( komparasi ), dan metode Maudhu'i ( tematik ).
Maka dalam Makalah yang sederhana ini penulis mencoba untuk menyajikan satu di antara empat metode Tafsir tersebut, yaitu metode Maudhui (tematik) dan penulis menyajikan dari segi Maknanya, sejarah, bentuk, langkah-langkah yang ditempuh, keistemewaan dan keterbatasannya.
Banyak pengertian yang dapat diberikan terhadap tafsir tematik. secara etimologi maudhu`i berarti tema atau pembicaraan. Menurut Ali Hasan Al-Aridh, Tafsir Tematik adalah suatu metode yang ditempuh oleh seorang mufassir dengan jalan menghimpun seluruh ayat-ayat Alquran ynag berbicara tentang suatu pokok pembicaraan atau tema (maudhu`i) yang mengarah kepada satu pengertian atau tujuan.
BAB II
PEMBAHASAN
Terjemahan dan Isi Kandungan
Surat Ar-Rum Ayat 21 Sampai 25
Surat A-Rum Ayat 21
وَمِنْ آيَاتِهِ أَنْ خَلَقَ لَكُمْ مِنْ أَنْفُسِكُمْ أَزْوَاجًا لِتَسْكُنُوا إِلَيْهَا وَجَعَلَ بَيْنَكُمْ مَوَدَّةً وَرَحْمَةً إِنَّ فِي ذَلِكَ لَآيَاتٍ لِقَوْمٍ يَتَفَكَّرُوْنَ.
Artinya: " Dan diantara tanda-tanda kekuasaa-Nya ialah dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri supaya kamu cenderung dan merasa tentram kepadanya, dan dijadi-Nya diantara kamu rasa kasih sayang, sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir."
Maksudnya, Manusia mengetahui bahwa mereka mempunyai perasaan-perasaan tertentu terhadap jenis yang lain. Perasaan-perasaan dan pikiran-pikiran itu ditimbulkan oleh daya tarik yang ada pada masing-masing mereka, yang menjadikan yang satu tertarik kepada yang lain, sehingga antara kedua jenis pria dan wanita itu terjalin hubungan yang wajar. Mereka melangkah maju dan bergiat agar perasaan-perasaan itu dan kecenderungan-kecenderungan antara laki-laki dan wanita itu tercapai. Puncak dari semuanya itu ialah terjadinya perkawinan antara laki-laki dan perempuan itu.
Dalam keadaan demikian bagi laki-laki hanya istrinya itulah wanita yang paling cantik dan baik, sedang bagi wanita itu, hanya suaminyalah laki-laki yang menarik hatinya. Masing-masing mereka merasa tenteram hatinya dengan ada pihak yang lain itu. Semuanya ini merupakan modal yang paling berharga dalam membina rumah tangga bahagia.
Kemudian dengan adanya rumah tangga yang berbahagia jiwa dan pikiran menjadi tenteram, tubuh dan hati mereka menjadi tenang serta kehidupan dan penghidupan menjadi mantap, kegairahan hidup akan timbul, dan ketenteraman bagi laki-laki dan wanita secara menyeluruh akan tercapai. Khusus mengenai kata-kata "mawaddah" (rasa kasih) dan "rahmah" (sayang), Mujahid dan Ikrimah berpendapat bahwa yang pertama adalah sebagai ganti dari kata "nikah" (bersetubuh, bersenggama) dan yang kedua sebagai kata ganti "anak". Jadi menurut Mujahid dan Ikrimah, maksud perkataan Tuhan: "Bahwa Dia menjadikan antara suami dan istri rasa kasih sayang ialah adanya perkawinan sebagai yang disyariatkan Tuhan antara seorang laki-laki dengan seorang wanita dari jenisnya sendiri, yaitu jenis manusia, akan terjadilah persenggamaan yang menyebabkan adanya anak-anak dan keturunan.
Persenggamaan adalah merupakan suatu keharusan dalam kehidupan manusia, sebegaimana adanya anak-anak adalah merupakan suatu keharusan yang umum pula. Ada yang berpendapat bahwa: "mawaddah" bagi anak muda, dan "rahmah" bagi orang tua. Sehubungan dengan mawaddah itu Allah mengutuk kaum Luth yang melampiaskan nafsunya dengan melakukan homosex, dan meninggalkan istri-istri mereka yang seharusnya kepada istri-istri itulah mereka melimpahkan rasa kasih sayang dan dengan merekalah seharusnya bersenggama.
Surat Ar-Rum Ayat 22
وَمِنْ آيَاتِهِ خَلْقُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَاخْتِلَافُ أَلْسِنَتِكُمْ وَأَلْوَانِكُمْ إِنَّ فِي ذَلِكَ لَآيَاتٍ لِلْعَالِمِينَ.
Artinya: "Dan diantara kekuasaan-Nya ialah menciptakan langit dan bumidan berlain-lainan bahasamu dan warna kulitmu. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang mengetahui"
Ayat ini menerangkan tanda-tanda kekuasaan dan kebesaran Allah yang lain, yaitu penciptaan langit dan bumi, sebagai peristiwa yang luar biasa besarnya, sangat teliti dan cermat. Orang tidak mengetahui rahasia kejadian itu, kecuali jumlah yang sangat sedikit sekali. Hanya sedikit sekali yang mengetahui bahwa di langit itu ada galaxi-galaxi yang tidak terbilang jumlahnya. Tiap-tiap galaxi itu mempunyai matahari, bumi, bulan dan bintang-bintang yang berjuta-juta jumlahnya.
Bumi yang didiami manusia ini tak ubahnya seperti atom yang sangat kecil yang hampir saja tidak mempunyai berat dan bayangan, jika dibandingkan dengan semua galaxi tersebut. Sesungguhnya galaxi-galaxi, Galaxi bahasa Inggris. Dalam bahasa Indonesia disebut Bimasakti dalam bahasa Arab Al Majarrah yaitu gugusan bintang yang beribu-ribu banyaknya, sehingga suatu gugusan itu kelihatan sebagai cahaya atau kabut putih di langit. Kata lain dalam bahasa Inggris Milky Way dalam bahasa Arab Darb At Tabbanah itu banyak jumlahnya di angkasa luas, dan masing-masing galaxi itu merupakan sistim peredaran yang paling teratur, mereka tak pernah berantakan atau bertubrukan antara yang satu dengan yang lain, atau antara planet-planet yang ada pada masing-masing galaxi itu. Semuanya itu berjalan menurut aturan yang telah ditentukan.
Itu adalah dari segi jumlah besar, dan sistimnya.
Adapun rahasia-rahasia benda-benda alam besar itu, tabiat-tabiatnya, apa yang tersembunyi dan yang nampak padanya, hukum-hukum alam yang menjaga, mengatur dan menjalankannya, hal itu amat banyak macam dan ragamnya dibanding dengan apa yang telah diketahui manusia. Apa yang telah diketahui manusia itu hanya sebagian kecil saja, walaupun para ahli itu telah menyelidiki keadaan alam semesta bertahun-tahun lamanya, dan mereka mengetahui bahwa semuanya itu telah berlangsung berjuta-juta tahun lamanya hukum-hukum alam, dengan amat teratur.
Di samping tanda-tanda kekusaan Allah berada di langit dan di bumi itu, terdapat pula pada yang lain, yaitu perbedaan bahasa yang digunakan oleh suku-suku dan bangsa-bangsa dari perbedaan warna kulit serta sifat-sifat kejiwaan mereka.
Dengan adanya kenyataan itu, dihubungkan dengan kejadian langit dan bumi dengan segala isinya, tentu ada pula hubungan antara kedua hal tersebut. Perbedaan iklim-iklim di permukaan bumi itu, mempunyai hubungan yang erat dengan perbedaan bahasa dan warna kulit serta sifat-sifat kejiwaan manusia, walaupun asal dan pertumbuhannya satu, yaitu dari bani insan.
Para ahli ilmu pengetahuan zaman sekarang mengamati adanya perbedaan bahasa dan warna kulit serta sifat-sifat kejiwaan itu. Tapi sayang mereka tak menghubungkannya dengan kekuasaan Allah SWT, dan dengan tanda-tanda kebesaran-Nya. Mereka mengkaji kenyataan itu secara mendalam, tapi mereka tidak mengagungkan Pencipta dan Pengendalinya, baik mengenai segala yang lahir dan segala yang tersembunyi. Hal itu adalah karena kebanyakan manusia tidak mengetahui.
Surat Ar-Rum ayat 23
وَمِنْ آيَاتِهِ مَنَامُكُمْ بِاللَّيْلِ وَالنَّهَارِ وَابْتِغَاؤُكُمْ مِنْ فَضْلِهِ إِنَّ فِي ذَلِكَ لَآيَاتٍ لِقَوْمٍ يَسْمَعُونَ.
Artinya: "Dan diantara kekuasaan-Nya ialah tidurmu di waktu malam dan siang hari dan usahamu mencari sebagian dari karunia-Nya, sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda Bagi kaum yang mendengarkan"
Ayat ini masih membicarakan tentang tanda-tanda kekuasaan dan kebesaran Allah, alam semesta dan hubungannya dengan keadaan manusia, pergantian siang dan malam. serta tidurnya manusia di malam hari dan bangunnya mencari rezki di siang hari. Manusia tidur di malam hari agar badannya mendapatkan ketenangan dan istirahat, untuk memulihkan tenaga-tenaga yang digunakan waktu bangunnya. Tidur dan bangun itu silih berganti dalam kehidupan manusia, seperti silih bergantinya siang dan malam di alam semesta ini. Dengan keadaan yang silih berganti itu seperti tidur dan bangun bagi manusia, dia akan mengetahui nikmat Allah serta kebaikan-Nya. Di waktu tidur manusia akan mendapatkan makanan yang baik bagi organ tubuhnya. Begitu juga dia akan mendapatkan di waktu bangun pergerakan anggota tubuhnya dengan leluasa.
Dalam ayat ini tidur didahulukan dari bangun, padahal kelihatannya bangun itu lebih penting dari pada tidur, karena di waktu bangun itu orang bekerja, berusaha dan melaksanakan tugas. Tugas dan kewajibannya dalam hidup, yang terkandung dalam perkataan-Nya, "dan usahamu mencari sebagian dari karunia-Nya", agar nikmat tidur itu diperhatikan. Pada umumnya manusia itu sedikit sekali yang memperhatikannya. Tidur merupakan pengasingan manusia dari kesibukan-kesibukan hidup, dan terputusnya hubungan antara jiwanya dengan Zatnya sendiri, seakan-akan identitasnya hilang di waktu itu. Dari segi inilah kebanyakan manusia memandang tidur itu sebagai suatu hal yang tidak penting.
Ini adalah pengertian yang sudah salah dalam memahami nikmat yang besar itu yang dianugeratikan Tuhan kepada manusia. Dalam keadaan tidur dan dalam keadaan antara bangun dan tidur, manusia pergi kemana saja yang ia sukai dengan akal dan rohnya ke balik alam materi ini di sana tak ada belenggu dan halangan. Dan di sana dia dapat merealisir apa yang tak dapat direalisirnya di dalam dunia serba benda ini. Dalam alam mimpi itu dia akan mendapat kepuasan. Berapa banyak orang yang miskin, tapi dalam mimpinya ia dapat memakan apa yang diingininya. Berapa banyak orang yang teraniaya tapi dalam mimpinya ia dapat mengobati jiwanya dari keganasan dan kelaliman. Berapa banyaknya orang-orang yang bercinta-cintaan serta berjauhan tempat tinggal, tetapi dalam mimpi mereka dapat berjumpa dengan sepuas hatinya. Dan banyak lagi contoh lain..
Menurut ahli ilmu jiwa, mimpi yang dialami dalam waktu tidur adalah sebagai penetralisir yakni pemurni dan penawar bagi jiwa. Bagi orang-orang yang sedang bercinta-cintaan umpamanya, mereka dapat mewujudkan apa yang diingininya atau dikhayalkannya di waktu bangun. Demikian pula halnya dengan orang-orang yang teraniaya, orang yang lapar dan sebagainya. Dengan situasi itu jiwa akan lega dan tenteram. Kalau tidak demikian tentu akan terjadi ketegangan-ketegangan jiwa yang sangat berbahaya. Jadi dalam dunia tidur manusia akan mendapat kepuasan akal, rohani dan jiwanya.
Hal mana tak dapat diperolehnya di waktu bangun apabila tubuh manusia memerlukan makan dan minum, maka roh, jiwa dan akalpun memerlukan makan dan minum. Makan dan minumnya itu dilakukannya di waktu tidur. Tidur itu tidak lain, melainkan belenggu dari tubuh tetapi kebebasan bagi jiwa. Dengan demikian segi kejiwaan mendapat kebahagiaannya di waktu tidur, bebas dari kebendaan, tekanan dan kelaliman. Kalau tidak demikian, roh itu akan selalu terbelenggu dalam tubuh dan cahayanya akan pudar. Orang-orang yang menganggap enteng tidur, dan menganggapnya sebagai suatu kemestian yang berat yang diharuskan atas alat tubuh manusia; dan menganggapnya sebagai suatu obat yang diberikan kepada manusia, yang mencekam kepribadiannya, seperti pada masa kanak-kanak dan masa tua, maka anggapan mereka demikian itu adalah disebabkan mereka tidak mengetahui kecuali apa yang tidak dapat diraba oleh tangan mereka, atau dilihat oleh mata sendiri. Adapun yang di balik itu, mereka tidak mengetahui atau mempercayainya, atau karena mereka materialistis, yang hanya melihat kepada materi saja. Mereka bergaul dengan manusia hanyalah atas dasar materi.
Apabila tidur dianggap sebagai nikmat nyata, maka sesungguhnya Allah SWT telah menyediakan malam sebagai waktu yang tepat untuk tidur. Tidur adalah nikmat yang jelas.
Surat Ar-Rum Ayat 24
وَمِنْ آيَاتِهِ يُرِيكُمُ الْبَرْقَ خَوْفًا وَطَمَعًا وَيُنَزِّلُ مِنَ السَّمَاءِ مَاءً فَيُحْيِي بِهِ الْأَرْضَ بَعْدَ مَوْتِهَا إِنَّ فِي ذَلِكَ لَآيَاتٍ لِقَوْمٍ يَعْقِلُونَ.
Artinya: Dan diantara tanda-tanda kekuasaan-Nya dia memperlihatkan kilat untuk (menimbulkan) ketakuatan dan harapan, dan dia menurunkan hujan dari langit, lalu menghidupkan bumi dengan air tu sesudah kematiannya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang memergunakan akalnya.
Ayat ini menerangkan tanda-tanda kekuasaan dan kebesaran Allah yang lain, yaitu adanya kilat. Kilat adalah suatu fenomena (gejala) alam yang dapat disaksikan oleh pancaindera dan dapat pula diterangkan secara ilmiah. Kilat timbul dari bunga api listrik yang terjadi di kala bersatunya listrik positif yang berada di kelompok awan yang mengandung air dengan listrik negatif yang berada di bumi, sewaktu keduanya sedang berdekatan, umpamanya di waktu awan itu sedang berada di puncak gunung. Dari persatuan kedua macam listrik itu timbullah pengosongan udara yang mengakibatkan kilat, lalu diikuti oleh petir, kemudian diikuti pula oleh turunnya hujan. Jadi penyebab terjadinya kilat itu, suatu yang jelas ialah dia merupakan suatu fenomena (gejala) alam yang timbul dari aturan yang diciptakan Tuhan untuk mengatur alam ini.
Alquran cocok dengan keadaannya sebagai buku dakwah, maka dia tidak memperinci hakikat fenomena-fenomena alam itu serta tidak menerangkan sebab-sebabnya. Alquran hanya menyebutkan hal itu sebagai alat untuk menghubungkan hati manusia dengan alam dan Penciptanya. Karena itu di sini dia menetapkan salah satu tanda adanya Allah, yaitu dengan memperlihatkan keadaan kilat yang menimbulkan takut dan harapan. Kedua perasaan naluri itu datang silih berganti pada jiwa manusia dalam menghadapi fenomena itu. Perasaan takut di kala melihat kilat itu ialah karena kilat itu akan diikuti oleh petir, sedang petir ini kalau menyambar sesuatu akan binasalah dia. Bila manusia disambarnya akan mati terbakarlah manusia itu. Bila metal (logam) yang disambarnya akan cair dan meleburlah dia. Bila batu dan bangunan yang disambarnya, akan hancur dan berderai-derailah dia. Atau ketakutan yang samar-samar ketika melihat kilat itu, dan perasaan yang ditimbulkan oleh kekuatan yang mengendalikan alam semesta ini. Dan perasaan harapan pada harta benda dengan akan turunnya hujan yang biasa menemani kilat itu.
Sesudah kata-kata takut dan harapan, ayat ini dilanjutkan dengan "Dia menurunkan air hujan dari langit, lalu menghidupkan bumi dengan air itu sesudah matinya". Ungkapan hidup dan mati itu jika dibandingkan dengan tanah adalah suatu ungkapan yang menggambarkan bahwa tanah itu merupakan benda hidup, yang dapat pula hidup dan dapat pula mati. Begitulah hakikat yang digambarkan Alquran. Alam ini adalah makhluk hidup, yang tunduk dan patuh kepada Tuhan, mengerjakan perintah-Nya dengan bertasbih dan beribadat kepada-Nya. Manusia yang hidup di atas bumi adalah salah satu dari makhluk-makhluk Allah itu. Mereka ikut beserta makhluk-makhluk itu dalam satu parade (pawai) besar menghadap Allah Tuhan semesta alam.
Di samping itu air apabila menyirami tanah, dia akan menyuburkannya. Kemudian tumbuhlah tumbuh-tumbuhan yang hidup. Daun-daunnya berkembang begitu pula halnya dengan hewan dan manusia. Air itu merupakan Rasul dan pembawa kehidupan. Di mana ada air disitu ada kehidupan. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang mempergunakan akalnya. Ayat ini diakhiri dengan kata "akal", sebagai media untuk berpikir dan menyelidik.
Surat Ar-Rum ayat 25
وَمِنْ آيَاتِهِ أَنْ تَقُومَ السَّمَاءُ وَالْأَرْضُ بِأَمْرِهِ ثُمَّ إِذَا دَعَاكُمْ دَعْوَةً مِنَ الْأَرْضِ إِذَا أَنْتُمْ تَخْرُجُونَ.
Artinya: " Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah berdirinya langit dan bumi dengan iradat-Nya. Kemudian apabila Dia memanggil kamu sekali panggil dari bumi, seketika itu (juga) kamu ke luar (dari kubur)".
Berdirinya langit dan bumi dengan iradat Allah, artinya: "Beradanya keduanya tetap dalam keadaannya dengan penjagaan Allah dan peraturan-peraturan yang diadakan-Nya untuk mengatur keduanya. Yang dimaksud dengan iradat Allah (biamrihi) di sini ialah kekuasaan dan kesanggupan-Nya.
Ini berarti bila seseorang berpendapat bahwa alam semesta ini, baik langit maupun bumi telah ada sedemikian rupa menurut tabiatnya, tanpa dipelihara oleh Allah, bagaimana pula pendapat mereka tentang aturan alam yang sangat harmonis itu, sehingga yang satu dengan yang lainnya, tak pernah bertubrukan. Apakah ini juga karena yang demikian itu sudah menjadi tabiatnya?. Kalau demikian halnya tentu alam itu berakal, bijaksana, mengatur, dan mempunyai kesanggupan. Ini adalah suatu hal yang tidak mungkin, karena jelas bahwa alam ini tidak berakal, maka jelas pula bahwa alam ini bukanlah diadakan dan diatur oleh tabiat alam itu sendiri, tetapi oleh Tuhan. Orang yang mengingkari bahwa alam ini ciptaan Allan dan berada di bawah penjagaan-Nya adalah karena mereka tidak mau mengakui keesaan Allah.
Oleh karena langit dan bumi akan tetap dalam keadaannya yang sekarang ini, hanya sampai datangnya suatu saat yang telah ditentukan, yaitu saat terjadinya kiamat, maka di kala saat itu datang manusia akan memenuhi panggilan Tuhan, untuk keluar dari dalam kubur mereka. Dan adanya panggilan ini maka manusia bangkitlah dari kuburnya.
Hal itu adalah suatu peraturan yang berlaku dalam alam ini, seperti aturan jalannya bintang-bintang di falaknya, begitu juga aturan malam dan siang yang terjadi dari peredaran matahari dan bumi pada falaknya juga. Kapan datangnya hari berbangkit itu belum diketahui oleh seseorang juapun. Yang jelas seruan berbangkit itu dating setelah manusia mati semuanya. Ungkapan seketika itu (juga) kamu keluar (dari kubur), menunjukkan bahwa kebangkitan dari kubur itu langsung setelah seruan, tidak terlambat walau sesaat sekalipun.
Surat As-Sajadah Ayat 9 Sampai 12
Surat As-Sajadah Ayat 9
ثُمَّ سَوَّاهُ وَنَفَخَ فِيهِ مِن رُّوحِهِ وَجَعَلَ لَكُمُ السَّمْعَ وَالْأَبْصَارَ وَالْأَفْئِدَةَ قَلِيلاً مَّا تَشْكُرُونَ.
Artinya: :Kemudian dia menyempurnakan dan meniupkan ke dalamnya roh (ciptaan)-Nya dan dia menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan dan hati; (tetapi) kamu sedikit sekali bersyukur".
Surat As-Sajadah Ayat 10
وَقَالُوا أَئِذَا ضَلَلْنَا فِي الْأَرْضِ أَئِنَّا لَفِي خَلْقٍ جَدِيدٍ بَلْ هُم بِلِقَاء رَبِّهِمْ كَافِرُونَ.
Artinya: "Dan mereka berkata: "Apakah bila kami telah lenyap (hancur) dalam tanah, kami benar-benar akan berada dalam ciptaan yang baru?" Bahkan mereka ingkar akan menemui Tuhannya.
Surat As-Sajadah Ayat 11
قُلْ يَتَوَفَّاكُم مَّلَكُ الْمَوْتِ الَّذِي وُكِّلَ بِكُمْ ثُمَّ إِلَى رَبِّكُمْ تُرْجَعُونَ.
Artinya : Katakanlah: "Malaikat maut yang diserahi untuk (mencabut nyawa)mu akan mematikanmu, kemudian hanya kepada Tuhanmulah kamu akan dikembalikan"
Surat As-Sajadah 12
وَلَوْ تَرَى إِذِ الْمُجْرِمُونَ نَاكِسُو رُؤُوسِهِمْ عِندَ رَبِّهِمْ رَبَّنَا أَبْصَرْنَا وَسَمِعْنَا فَارْجِعْنَا نَعْمَلْ صَالِحاً إِنَّا مُوقِنُونَ.
Artinys : "Dan, jika sekiranya kamu melihat mereka ketika orang-orang yang berdosa itu menundukkan kepalanya di hadapan Tuhannya, (mereka berkata): "Ya Tuhan kami, kami telah melihat dan mendengar, maka kembalikanlah kami (ke dunia), kami akan mengerjakan amal saleh, sesungguhnya kami adalah orang-orang yang yakin."
Surat Al-Hasyr Ayat 22 Sampai 24
Surat Al-Hasyr Ayat 22
Artinya :"Dialah Allah yang tiada Tuhan selain Dia, yang mengetahui yang ghaib dan yang nyata, Dia-lah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang".
Ayat ini menjelaskan bahwa Sesungguhnya tiada Tuhan selain Allah, dan setiap orang yang menyembah selain Dia seperti tumbuh-tumbuhan, batu, berhala, atau raja adalah batal. Allah Maha mengetahui segala sesuatu yang tampak di jagat raya baik yang tampak maupun tidak tampak, serta tidak ada satu yang di langit dan di bumi ini yang lepas dari pengetahuan Tuhan. Allah memiliki Rahmat yang amat luas yang menjangkau seluruh Ciptaan-Nya. Allah Maha Pengasih di dunia dan akhirat serta pada keduanya.
Ayat ini menunjuk-Nya dengan kata "Dia" yakni Dia yang menurunkan Al-Qur'an dan yang disebut-sebut pada ayat-ayat yang lalu Dia, Allah Yang tiada Tuhan yang berhak disembah, serta tiada Pencipta dan Pengendali alam raya selain Dia, Dia Maha Mengetahui yang ghaib baik yang nisbiy/relatif maupun yang mutlak dan yang nyata, Dia-lah ar-Rahman Pencurah rahmat yang bersifat sementara untuk seluruh makhluk dalam pentas kehidupan dunia ini lagi ar-Rahim pencurah rahmat yang abadi bagi orang-orang beriman di akhirat nanti.
Kata (Huwa) yang mendahului ar-Rahman ar-Rahim berfungsi mengkhususkan kedua sifat itu dalam pengertiannya yang sempurna hanya untuk Allah SWT. Kata (Huwa) sepintas tidak diperlukan lagi karena telah menunjuk kepada Allah. Tetapi ini agaknya untuk menggambarkan semua sifat-sifat-Nya.sebelum menyebut sifat-sifat tertentu, karena kata Allah menunjukkan kepada Dzat yang wajib wujud-Nya itu dengan sifat-Nya, baik sifat Dzat maupun sifat fi'il.
Surat Al-Hasyr Ayat 23
Artinya :" Dialah Allah yang tiada Tuhan selain Dia, raja, yang Maha suci, yang Maha Sejahtera, yang Mengaruniakan Keamanan, yang Maha Memelihara, yang Maha Perkasa, yang Maha Kuasa, yang memiliki segala Keagungan, Maha Suci Allah dari apa yang mereka persekutukan".
Ayat ini menjelaskan bahwa Allah adalah Satu-satunya Penguasa terhadap apapun juga. Dialah yang menggerakkan segala sesuatu tanpa ada yang mampu menghalangi dan menolaknya. Dia terhindar dari segala sesuatu yang tercela dan hal-hal yang menunjukkan kekurangan, yang mengamankan makhluk-Nya dari sesuatu yang mendzaliminya dan Dia pula yang mengintainya. Dia pula yang memuliakan terhadap sesuatu yang dinilai rendah, yang mampu mengalahkan sesuatu melalui keagungan dan daya paksa-Nya.
Kata (al-Malik) terdiri dari huruf (mim) dan (lam) dan (kaf) yang rangkaiannya mengandung makna kekuatan dan keshahihan. Ia pada mulanya berarti ikatan dan penguatan.kata ini berulang terulang didalam al-Quran sebanyak 5 kali.
Al-Malik mengandung arti penguasaan terhadap sesuatu disebabkan oleh kekuatan pengendalian dan keshahihannya. Malik biasa diterjemahkan raja adalah yang menguasai dan menangani perintah dan larangan, anugerah, dan pencabutan dan karena itu biasanya kerajaan terarah kepada manusia dan tidak kepada barang yang bersifat tidak dapat menerima perintah dan larangan.
Surat Al-Hasyr Ayat 24
Artinya: "Dialah Allah yang Menciptakan, yang Mengadakan, yang membentuk Rupa, yang mempunyai asmaaul Husna. bertasbih kepadanya apa yang di langit dan bumi. dan dialah yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana".
Al-Magribhy mengatakan bahwa Dia-lah Allah yang menciptakan segala sesuatu yang menampakkannya di alam jagat raya berdasarkan sifat yang dikehendaki-Nya. Dia-lah Allah yang memiliki Asma' al-Husna dan tidak ada satupun yang dapat menyamai-Nya.
Terjemah Kosa Kata
Surat Ar-Rum Ayat 21
لِتَسْكُنُو
Agar Kalian Meras Tentram
أَزْوَاجًا
Pasangan-pasangan
مِنْ أَنْفُسِكُمْ
Dari Jenis Kalian
لَكُمْ
Bagi Kalian
خَلْقُ
Dia Menciptakan
أَنْ
Bahwa
وَمِنْ آيَاتِهِ
Dan Diantara Ayat-Ayat-Nya
فِي ذَلِكَ
Dan Pada Demikian Itu
إِنَّ
Sesungguhnya
وَرَحْمَةً
Dan Rasa Sayang
مَوَدَّةً
Rasa Kasih
بَيْنَكُمْ
Di Antara Kalian
وَجَعَل
Dan Menjadikan
إِلَيْهَا
Kepada-Nya
يَتَفَكَّرُونَ
Berfikir
لِقَوْمٍ
Bagi Kaum
لَآيَاتٍ
Benar-benar Tanda-tanda
Surat Ar-Rum Ayat 22
وَأَلْوَانِكُمْ
Dan Warna (Kulit) Kalian
أَلْسِنَتِكُمْ
Bahasa Kalian
وَاخْتِلَافُ
Dan Perbedaan
وَالْأَرْضِ
Dan Bumi
السَّمَاوَاتِ
Langit
خَلْقُ
Penciptaan
وَمِنْ آيَاتِهِ
Dan Diantara Ayat-Ayat-Nya
لِلْعَالِمِينَ
Bagi Orang-orang yang Mengetahui
لَآيَاتٍ
Benar-benar Tanda-tanda
فِي ذَلِكَ
Pada Demikian Itu
إِنَّ
Sesungguhnya
Surat Ar-Rum Ayat 23
إِنَّ
Sesungguhnya
مِنْ فَضْلِهِ
Dari Karunia-Nya
وَابْتِغَاؤُكُمْ
Dan Usaha Pencarian Kalian
وَالنَّهَارِ
Dan Siang
بِاللَّيْلِ
Pada Waktu Malam
مَنَامُكُمْ
Tidur Kalian
وَمِنْ آيَاتِهِ
Dan Diantara Ayat-Ayat-Nya
يَسْمَعُونَ
Mendengarkan
لِقَوْمٍ
Bagi Kaum
لَآيَاتٍ
Benar-benar Tanda-tanda
فِي ذَلِكَ
Pada Demikian Itu
Surat Ar-Rum Ayat 24
مِنَ السَّمَاءِ
Dari Langit
وَيُنَزِّلُ
Dan Dia Menurunkan
وَطَمَعًا
Dan Hamparan
خَوْفًا
Rasa Takut
الْبَرْقَ
Kilat
يُرِيكُمُ
Dia Memperlihatkan Pada Kalian
وَمِنْ آيَاتِهِ
Dan Diantara Ayat-Ayat-Nya
فِي ذَلِكَ
Pada Demikian Itu
إِنَّ
Sesungguhnya
بَعْدَ مَوْتِهَا
Setelah Matinya
الْأَرْضَ
Bumi
بِهِ
Dengan-Nya
فَيُحْيِي
Lalu Dia Menghidupkan
مَاءً
Air
يَعْقِلُونَ
Yang Menggunakan Akal
لِقَوْمٍ
Bagi Kaum
لَآيَاتٍ
Benar-benar Tanda-tanda
Surat Ar-Rum Ayat 25
ثُمَّ
Kemudian
بِأَمْرِهِ
Atas Perintah-Nya
وَالْأَرْضِ
Dan Bumi
السَّمَاءُ
Langit
تَقُومَ
Berdiri
أَنْ
Bahwa
وَمِنْ آيَاتِهِ
Dan Diantara Ayat-Ayat-Nya
تَخْرُجُونَ
Keluar
(dari Bumi)
أَنْتُمْ
Kalian
إِذَا
Seketika Itu
مِنَ الْأَرْضِ
Dari Bumi
دَعْوَةً
Dengan Sekalil Panggilan
دَعَاكُمْ
Dia Memanggil Kalian
إِذَا
Apabila
Asbabunnuzul dan Kolerasi Dari 3 Surat
Surat Ar-Rum Allah menciptakan manusia dari tanah dan kemudian Allah memperlihatkan kebesarannya. dan kepada surat Al-Hasir, Allah itu Esa dan dialah penguasa atas ciptaannya, dan tidak ada satu baginya. Dan didalam surat Assajadah Allah menyempurnakan ciptaanya (manusia) yang pertamanya berupah dari tanah, kemudian menjadi manusia Allah punmeniupkan roh kedalam tubuh manusia dan dilengkapi dengan panca indra dan manusia itulah yang akan mempertanggung jawabkan dirinya sendiri kehadapan Allah.
Washa berarti memperingatkan, melarang, memerintahkan, menasehati. Kata benda turunan, washiyah berarti kemauan, yakni perintah yang terakhir dan terpenting yang ditinggalkan seseorang. Kata kerja disini dibuktikan dalam bentuk jamak karena berkenaan dengan manusia. Implikasinya adalah bahwa guna mengatasi keadaan normal keduniawian maka kita harus malibatkan orang lain, masalah keduniawian tidak dapat diselesaikan melalui pengasingan diri. Juga berarti di anatara orang lain dalam kesatuan sosial ada ukuran yang dapat kita jadikan sebagai patokan untuk yang beroriantasi pada kebenaran dan saling memikirkan, maka kedustaan dan kemunafikan kita akan terungkap.
Pondasi dari semua ini adalah sabar, kebesaran, karena Allah adalah Yang Maha Besar, Al-Shabur. Allah beberapa di luar waktu. Kesabaran berarti menyusutkan waktu. Umpamanya, jika kita ingin memakan buah mentah sebelum waktunya dan kita tahu harus menunggu tujuh hari sebelum buah itu siap dimakan, maka kita siap menjadi waktu nol (kita menunggu sampai sampai waktu yang seminggu itu habis dijalani) Surat dimulai dengan ashr dan diakhir dengan shabr dan menunjukkan kepada kita.
Syarah Ayat dengan Hadist yang terkait
عَنْ أَنَسِ بَنِ مَل لِكٍ دَضِىَ الله عَنه ُعَنْ الِّنبِىِّ صَلَّى الله عَلَيَمَ وَسَلَمِ قاَلَ : إِنَّ الله وَكَّلَ بِالرَّ حِمِ َملَكًايَقُولُ : أَيْ رَبِّ نُطْفَةً أَ ى رَبِ عَلَقَةً. أَىْ ربِّ مُضْغَةً. فَإِ ذَاأَ رَادَالله أَنْ يَقْضِىَ جَلْقَهَا قال : أَىْ رَبِّ ا شَقِىُّ أَوسَعِيْدُ ؟ ذَكَرٌ أَوْأُنْثَى ؟ فَمَا لأ جَلُ ؟ فيكسب كذ لكَ فىْ بَطْنِ أَمِّهِ .
"رواه الجنارىومسلم واأ حمد"
"Dari pada Anas bin Malik (Moga-moga Ridha Allah terhadap diri-nya), dari Nabi SAW, bahwa beliau bersabda: "Sesungguhnya Allah telah mewakilkan dalam hal rahim seorang malikat" Dia berkata: "Ya Tuhan, apakah dan jadikan nuthfah ? "Ya Tuhan ! Apakah akan diteruskan jadi 'alaqah?" maka bila mana Allah telah menghendaki menciptakannya (jadi anak), berkata pulalah malaikat itu : " Ya Tuhan ! Apakah akan jadi laki-laki atau akan jadi perempun ? maka bagai mana rezekinya ?bagaimana ajalnya ? maka dituliskanlah demikian itu ketika dia masih dalam perut ibunya". (Diriwayatkan Oleh Bukhari dan Muslim dan al-imam ahmad bin Hanbal).
Petunjuk yang bisa diambil dari ayat
Ar-Rum Ayat 21 Sampai 25
Dengan adanya tanda-tanda kebesaran Allah maka sampaila manusia kepada kesimpulan tentang pasti adanya maha pencipta, maha pengatur, maha bijaksana, maha perkasa disertai maha pengasi dan maha penyayang.
Dengan adanya tanda-tanda kebesaran Allah atau bukti-bukti adanya tuhan ialah untuk menyarankan manusia bahwa dia mempunyai akal dan fikiran dan lain lain.
As-Sajadah Ayat 9 Sampai 12
Hidup dan mati manusia diataur oleh Allah swt dan tak ada satupun mahluk yang dapat membantahnya.
Manusia harus meyakini adanya hari kiamat dan tidak ada satupun mahluk yang dapat mengingkarinya.
Al-Hasyr Ayat 22 Sampai 24
Kita sebagai umat islam hendaknya menumbuhkan sikap saling toleransi antar agama baik dalam beribadah maupun dalam bermasyarakat, dan kita sebagai umat islam hendaknya tidak saling merugihkan baik sesama muslim maupun non muslim.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Dari ketiga ayat diatas (Ar-Rum, Al-Hasyr, As-Sajadah) kami pemakalah menyimpulkan bahwa pada dasarnya, memiliki pengertian, dan pembahasan yang sama yaitu mengenai kekuasaan, keesaan Allah, dan mengenal Asma dan sifat Allah.
Selain itu dijelaskan pula tentang dan kasih sayang yang tersebut didalam surat Ar-Rum setiap laki-laki yang sehat dan perempuan yang sehat senantiasa mencari teman hidup yang disertai keinginan menumbuhkan kasih sayang disertai kepuasan bersetubuh, atau menumbuhkan cinta keduah belah pihak.
Dan pada As-sajadah dijelaskan pula tentang kehinaan yang menimpah orang-orang kafir, di akherat dan mereka pada waktu itu diminta supaya di kembalikan saja kedunia untuk bertobat dan berbuat kebaikan tetapi keinginan ini ditolak. Keinginan kaum musrik terhadap hari berbangkit dan mereka menganggap hal itu mustahil. Jadi, maksud ketiga ayat diatas yaitu menumbuhkan tentang kebesaran Allah swt yang dibuktikan dengan tanda, tanda yang ia kirimkan kepada mahluk dan alam seluruh jagat raya, dan tak ada satupun mahluk yang mengingkarinya.
Isi Kandungan Surat Ar-Rum Ayat 21 Sampai 25
Dan Allah pun setelah menciptakan mahluknya ternyata tidak sebatas itu saja, tetapi Allah menciptakan mahluknya berpasang-pasangan. Agar manusia itu cenderung dan muda merasakan tenteram kepadanya (pasangan hidup atau lawan jenis) diantara mu rasa kasih sayang, dan sungguh itu suatu tanda kebesarannya, bagi mahluk yang beriman.
Dan diantara kebesaranya ialah menciptakan langit dan bumi, menjadi atau menciptakan bahasa dan bangsa yang berbeda pula.
Diantara kebesaranya dialah telah menurunkan juga nikmat kepada mahluknya tidur malam dan siang hari, dan menurunkan rizki kepada mereka supaya mahluknya berusaha untuk mencari nafkah atau karuniahnya.
Diantara kebesarannya, Allah juga memperlihatkan ciptaannya juga yang lain (kilat) kepada mahluknya supayah mereka merasa takut akan Allah, dan memberikan harapan kepada mahluknya, berupa (hujan) dan menghujankan kembali bumi yang sudah kering.
Allah menciptakan bumi dan langit dengan kehendaknya pula dan apabila ia menjadikan hari itu kiamat (pembangkitan) maka tidak ada satupun yang bisa mengingkarinya.
Isi Kandungan Surat As-Sajadah Ayat 9 Sampai 12
Tentang kekuasaan Allah SWT. atas mahluk-Nya dan hak Allah atas mahluk-Nya, yaitu menciptakan dan menghancurkan.
Bagaimana manusia itu di ciptakan dari tanah dan akan kembali pada tanah
Umat manusia meminta dirinya supaya kembali kedunia dan mereka yakin akan mengerjakan amal yang sholeh.
Isi Kandungan Surat Al-Hasyr Ayat 22 Sampai 24
Sesungguhnya tiada Tuhan selain Allah, dan setiap orang yang menyembah selain Dia seperti tumbuh-tumbuhan, batu, berhala, atau raja adalah batal. Allah Maha mengetahui segala sesuatu yang tampak di jagat raya baik yang tampak maupun tidak tampak, serta tidak ada satu yang di langit dan di bumi ini yang lepas dari pengetahuan Tuhan. Allah memiliki Rahmat yang amat luas yang menjangkau seluruh Ciptaan-Nya. Allah Maha Pengasih di dunia dan akhirat serta pada keduanya.
Allah adalah Satu-satunya Penguasa terhadap apapun juga. Dia-lah yang menggerakkan segala sesuatu tanpa ada yang mampu menghalangi dan menolaknya. Dia terhindar dari segala sesuatu yang tercela dan hal-hal yang menunjukkan kekurangan, yang mengamankan makhlukNya dari sesuatu yang mendzaliminya dan Dia pula yang mengintainya. Dia pula yang memuliakan terhadap sesuatu yang dinilai rendah, yang mampu mengalahkan sesuatu melalui keagungan dan daya paksaNya.
Dia-lah Allah yang menciptakan segala sesuatu yang menampakkannya di alam jagat raya berdasarkan sifat yang dikehendaki-Nya. Dia-lah Allah yang memiliki Asma' al-Husna dan tidak ada satupun yang dapat menyamai-Nya.