BAB I PENDAHULUAN A.
LATAR BELAKANG Pembelajaran, Menurut Usman ( 2000 : 4 ) “ … proses pembelajaran merupakan suat suatu u pros proses es yang yang meng mengan andun dung g sera serangk ngkai aian an perb perbuat uatan an guru guru dan sisw siswaa atas atas dasa dasar r hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu” Proses pembelajaran merupakan interaksi semua komponen atau unsur yang terdapa terdapatt dalam dalam pembel pembelaja ajaran ran yang yang satu satu sama sama lain lain saling saling berhub berhubunga ungan n dalam dalam sebuah sebuah rangkaian untuk mencapai tujuan. Menurut Sudjana ( 1989 : 30 ) yang termasuk dalam komponen pembelajaran adala adalah h “ tuju tujuan an,, bahan bahan,, meto metode de dan dan alat alat sert sertaa peni penila laia ian n “Met “Metod odee menga mengaja jarr yang yang digunakan guru hampir tidak ada yang sisa-sia, karena metode tersebut mendatangkan hasil dalam waktu dekat atau dalam waktu yang relatif lama. Hasil yang dirasakan dalam waktu dekat dikatakan seabagi dampak langsung (Instructional effect) sedangkan hasil yang dirasakan dalam waktu yang reltif lama disebut dampak pengiring (nurturant effect) biasanya bekenaan dengan sikap dan nilai. Bila kita berbicara masalah pendidikan pasti , dalam diri kita semua kita ingin mempunyai mempunyai anak yang terdidik, terdidik, pandai, pandai, berahlak, berahlak, punya daya kreatifit kreatifitas, as, motivasi motivasi yang tinggi dalam menjalani studinya sehingga ketika mereka lulus, mereka dapat menjadi manusia-manusia yang berguna bagi keluarga , masyarakat , negara dan agamanya. Kewajiban sebagai pendidik atau guru , tidak hanya transfer of Knowlegde tapi juga juga dapat dapat mengub mengubah ah prilak prilaku, u, member memberikan ikan doronga dorongan n yang yang positi positiff sehing sehingga ga siswa siswa termotivasi, memberi suasana belajar yang menyenangkan, agar mereka bisa berkembang semaksimal mungkin. Guru tidak hanya mengolah otak siswanya tapi juga mengolah jiwa anak didiknya, bila seorang guru hanya mengolah otak tampa mempedulikan jiwa anak
1
didiknya, alhasil mereka tumbuh menjadi manusia robot yang tidak berhati. Anak yang cerdas, bukan saja anak yang nilai nilai ulangannya baik, nilai rapornya tinggi, tapi emosional dan fungsi motoriknya berjalan dengan baik Mungkin tidak salah kalau kita menyimak apa kata paul Lawrence dan Nitin Nohria (Driveb : How Human Nature Shapes Our Choice) seperi yang dikutip oleh taufik pasi pasiak ak 4 dorong dorongan an manu manusi siaa mela melaku kuka kan n sesu sesuat atu: u: (1) (1) to aqui (dorongan gan untuk untuk aquire re (doron bond (dorongan learn memperoleh memperoleh sesuatu), sesuatu), (2) to bond (dorongan membangun membangun hubungan), hubungan), (3) to learn
(dorongan untuk memahami), (4) to defend (dorongan untuk mempertahankan semua yang dimiliki). Seorang guru yang baik dapat menciptakan iklim belajar dan mengajar yang sehat dan menyenangkan kelasnya sehingga bisa memberikan dorongan kepada para siswanya agar mempunyai motivasi yang tinggi , dan memberikan dorongan yang positif. UNESCO UNESCO menjelaskan menjelaskan bahwa
pendidikan pendidikan pada abad ini harus diorienta diorientasikan sikan
terhadap pencapaian 4 pilar pembelajaran: (1) Learning to know ( belajar untuk tahu), (2) learning to do ( belajar untuk melakukan), (3) Lerning to be (belajar untuk menjadi diri sendiri), (4) learning to live together ( belajar bersama dengan orang lain). Bila seorang guru dapat membekali siswanya dan memberi pondasi agar 4 pilar tadi dapat berdir berdirii kokoh, kokoh, betapa betapa bahagia bahagianya nya siswa siswa yang yang mempuny mempunyai ai guru guru atau atau pendid pendidik ik yang yang berkualitas seperti itu. Dan betapa bangganya bangsa dan negara ini bila pendidikan bisa menjadi tonggak berdirinya suatu negara yang kokoh. Karenanya guru harus mengetahui model-model model-model pembelajaran pembelajaran sebagai bagian dalam perencanaan mengajarnya, mengajarnya, agar siswa dapat memahami yang berikan oleh gurunya secara seksama. Kuri Kuriku kulu lum m 2004 2004 berb berbas asis is kompe kompete tens nsii (KBK (KBK), ), yang yang dipe diperb rbah ahar arui ui deng dengan an Kurikulum 2006 (KTSP), telah berlaku selama 4 tahun dan semestinya dilaksanakan secara utuh pada setiap sekolah. Namun pada kenyataannya, pelaksanaan pembelajaran di sekolah, masih kurang memperhatikan ketercapaian kompetensi siswa. Hal ini tampak pada RPP yang dibuat oleh guru dan dari cara guru mengajar di kelas masih tetap menggunakan cara lama, yaitu dominan menggunakan metode ceramah-ekspositori. Guru masih dominan dan siswa resisten, guru masih menjadi pemain dan siswa penonton, guru aktif dan siswa pasif.
2
didiknya, alhasil mereka tumbuh menjadi manusia robot yang tidak berhati. Anak yang cerdas, bukan saja anak yang nilai nilai ulangannya baik, nilai rapornya tinggi, tapi emosional dan fungsi motoriknya berjalan dengan baik Mungkin tidak salah kalau kita menyimak apa kata paul Lawrence dan Nitin Nohria (Driveb : How Human Nature Shapes Our Choice) seperi yang dikutip oleh taufik pasi pasiak ak 4 dorong dorongan an manu manusi siaa mela melaku kuka kan n sesu sesuat atu: u: (1) (1) to aqui (dorongan gan untuk untuk aquire re (doron bond (dorongan learn memperoleh memperoleh sesuatu), sesuatu), (2) to bond (dorongan membangun membangun hubungan), hubungan), (3) to learn
(dorongan untuk memahami), (4) to defend (dorongan untuk mempertahankan semua yang dimiliki). Seorang guru yang baik dapat menciptakan iklim belajar dan mengajar yang sehat dan menyenangkan kelasnya sehingga bisa memberikan dorongan kepada para siswanya agar mempunyai motivasi yang tinggi , dan memberikan dorongan yang positif. UNESCO UNESCO menjelaskan menjelaskan bahwa
pendidikan pendidikan pada abad ini harus diorienta diorientasikan sikan
terhadap pencapaian 4 pilar pembelajaran: (1) Learning to know ( belajar untuk tahu), (2) learning to do ( belajar untuk melakukan), (3) Lerning to be (belajar untuk menjadi diri sendiri), (4) learning to live together ( belajar bersama dengan orang lain). Bila seorang guru dapat membekali siswanya dan memberi pondasi agar 4 pilar tadi dapat berdir berdirii kokoh, kokoh, betapa betapa bahagia bahagianya nya siswa siswa yang yang mempuny mempunyai ai guru guru atau atau pendid pendidik ik yang yang berkualitas seperti itu. Dan betapa bangganya bangsa dan negara ini bila pendidikan bisa menjadi tonggak berdirinya suatu negara yang kokoh. Karenanya guru harus mengetahui model-model model-model pembelajaran pembelajaran sebagai bagian dalam perencanaan mengajarnya, mengajarnya, agar siswa dapat memahami yang berikan oleh gurunya secara seksama. Kuri Kuriku kulu lum m 2004 2004 berb berbas asis is kompe kompete tens nsii (KBK (KBK), ), yang yang dipe diperb rbah ahar arui ui deng dengan an Kurikulum 2006 (KTSP), telah berlaku selama 4 tahun dan semestinya dilaksanakan secara utuh pada setiap sekolah. Namun pada kenyataannya, pelaksanaan pembelajaran di sekolah, masih kurang memperhatikan ketercapaian kompetensi siswa. Hal ini tampak pada RPP yang dibuat oleh guru dan dari cara guru mengajar di kelas masih tetap menggunakan cara lama, yaitu dominan menggunakan metode ceramah-ekspositori. Guru masih dominan dan siswa resisten, guru masih menjadi pemain dan siswa penonton, guru aktif dan siswa pasif.
2
Paradigma lama masih melekat karena kebiasaan yang susah diubah, paradigma meng mengaj ajar ar
masi masih h
teta tetap p
dipe dipert rtah ahan anka kan n
dan dan
belu belum m
beru beruba bah h
menj menjad adii
pera peradi digm gmaa
membelajark membelajarkan an siswa. siswa. Padahal, Padahal, tuntutan tuntutan KBK, pada penyusunan penyusunan RPP menggunakan istilah skenario pembelajaran untuk pelaksanaan pembelajaran di kelas, ini berarti bahwa guru sebagai sutradara dan siswa menjadi pemain, jadi guru memfasilitasi aktivitas siswa dalam mengembangkan kompetensinya sehingga memiliki kecakapan hidup (life skill) untuk bekal hidup dan penghidupannya sebagai insan mandiri. Demiki Demikian an pula, pula, pada pihak pihak siswa, siswa, karena karena kebias kebiasaan aan menjad menjadii penonto penonton n dalam dalam kelas, mereka mereka sudah merasa enjoy dengan kondisi menerima menerima dan tidak biasa memberi. memberi. Selain dari karena kebiasaan yang sudah melekat mendarah daging dan sukar diubah, kondisi kondisi ini kemungk kemungkina inan n disebab disebabkan kan karena karena penget pengetahu ahuan an guru guru yang yang masih masih terbat terbatas as tentang bagaimana siswa belajar dan bagaimana cara membelajarkan siswa. Karena Karena penghar penghargaa gaan n terhada terhadap p profes profesii guru guru sangat sangat minim minim,, sehing sehingga ga para para guru guru tidak mempunyai waktu yang cukup untuk membaca buku yang aktual. Karena mereka sangat sibuk untuk memenuhi kebutuhan keluarganya, dan memang itu kewajiban utama, apalagi apalagi untuk untuk membeli membeli buku pembel pembelaja ajaran ran yang yang inovat inovatif, if, itu adalah adalah suatu hal yang sang sangat at suli sulitt untu untuk k dila dilaku kuka kan. n. Mere Mereka ka buka bukan n tida tidak k mau mau meni mening ngka katk tkan an kual kualit itas as pemebel pemebelaja ajaran ran,, tetapi tetapi situas situasii dan kondisi kondisi kurang kurang memungk memungkink inkan. an. Permas Permasala alahan hannya nya adalah bagaimana mengubah kebiasaan prilaku guru dalam kelas, mengubah paradigma paradigma menga mengaja jarr menj menjad adii memb membel elaj ajar arka kan, n, sehi sehingg nggaa misi misi KBK KBK dapa dapatt terw terwuj ujud ud.. Deng Dengan an paradigma yang berubah, kemungkinan kebiasaan murid yang bersifat pasif sedikit demi sedikit akan berubah pula menjadi aktif. Tugas utama guru adalah membelajarkan siswa, yaitu mengkondisikan siswa agar belajar aktif sehingga potensi dirinya (kognitif, afektif, dan konatif) dapat berkembang dengan dengan maksim maksimal. al. Dengan Dengan belaja belajarr aktif, aktif, melalu melaluii parti partisip sipasi asi dalam dalam setiap setiap kegiat kegiatan an pembelajaran pembelajaran,, akan terlatih dan terbentuk terbentuk kompetensi yaitu kemampuan kemampuan siswa siswa untuk melakukan sesuatu yang sifatnya positif yang pada akhirnya akan membentuk life skill sebagai bekal hidup dan penghidupannya. Agar hal tersebut di atas dapat terwujud, guru sepant sepantasn asnya ya menget mengetahu ahuii bagaim bagaimana ana cara cara siswa siswa belaja belajarr dan menguas menguasai ai berbag berbagai ai cara cara
3
membel membelaja ajarka rkan n siswa. siswa. Model Model belaja belajarr akan akan membaha membahass bagaim bagaimana ana cara cara siswa siswa belaja belajar, r, sedangkan model pembelajaran akan membahas tentang bagaimana cara membelajarkan siswa dengan berbagai variasinya sehingga terhindar terhindar dari rasa bosan dan tercipta tercipta suasana belaja belajarr yang yang nyaman nyaman dan menyen menyenang angkan. kan. Dan di dalam dalam makala makalah h ini, ini, penuli penuliss akan akan memb membah ahas as meng mengen enai ai mode modell pemb pembel elaj ajar aran an Team Team Game Gamess Tour Tourna name ment nt (TGT (TGT)) yang yang diterapkan pada pelajaran Fisika.
B.
PERMASALAHAN Di dalam makalah ini ada beberapa permasalahan pokok yang akan kita bahas, yaitu:
C.
1.
Apa yang yang dima dimaks ksud ud denga dengan n mode modell pembel pembelaj ajar aran an ?
2.
Bagai Bagaima mana na kons konsep ep das dasar ar mode modell pemb pembel elaj ajar aran an koop kooper erat atif if ?
3.
Apa yang yang dim dimak aksu sud d pemb pembel elaj ajar aran an koo koope pera rati tiff tipe tipe TGT TGT ?
4.
Bagaima Bagaimana na prose prosedur dur pelaks pelaksana anaan an pembe pembelaj lajara aran n model model kooper kooperati atiff tipe tipe TGT TGT ?
TUJUAN Makala Makalah h ini dibuat dibuat untuk untuk memenuh memenuhii tugas tugas pada pada mata mata kuliah kuliah Strat Strategi egi Belaja Belajar r Mengajar. Tetapai penulis berharap agar mafaat dari pembuatan makalah ini tidak sebatas hanya sampai disitu saja. Penulis berharap, agar para pembaca makalah ini akan lebih memaham memahamii mengena mengenaii apa itu itu model model pembel pembelaja ajaran ran.. Dan dengan dengan adanya adanya makala makalah h ini, ini, penulis berharap agar para pembaca yang tertarik dengan penerapan model pembeajaran TGT, bisa lebih memahami dan lebih mengerti bagaimana menerapkan model TGT ini. Dan di dalam makalah ini juga terdapat sedikit pembahasan mengenai model koopertaif, dimana para pembaca bisa melihat bagimana penerapan pembelajaran kooperaif yang tepat dan apa keuntungan serta kekurangannya.
4
BAB II PEMBAHASAN A.
PENGERTIAN MODEL PEMBELAJARAN Pendidikan menurut kamus besar bahasa Indonesia adalah proses pengubahan
sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan. Sekolah dan kelas merupakan komunitas pelajar yang dibawa untuk mengeksplorasi dunia dan dinavigasi secara produktif, mereka diharapkan berilmu yang tinggi dan berdedikasi , serta berketerampilan yang tingi. Adalah menjadi kewajiban bagi pendidik untuk mengetahui model-model pembelajaran, karena teaching mode adalah suatu system mengajar yang dibuat sedemian rupa dijadikan pedoman perencanaan, pelaksanaan , dan evaluasi. Dalam pendidikan kita mengenal istilah mengajar, menurut Hamalik seperti yang dikutip oleh syafaruddin mengajar adalah pemberian bimbingan kepada siswa untuk belajar atau menciptakan lingkungan atau kemudahan bagi siswa untuk melakukan kegiatan belajar. Disini guru berusaha memfungsikan seluruh sub system pengajaran dalam mencapai tujuan. Guru adalah motivator untuk mempengaruhi siswa melakukan kegiatan belajar. Untuk memberikan pengaruh dan bimbingan dalam konteks mengajar, guru sebagai pemimpin melakukan dua usaha utama: (1) memperkokoh motivasi siswa (2) memilih strategi mengajar yang tepat. Models of Teaching merupakan perencanaan yang dapat digunakan sebagai pola
face to face/saling berhadapan dalam pengajaran di kelas, atau pengaturan dalam tutorial atau bentuk dari bahan-bahan instruksional. Termasuk buku-buku, film, tape, computer, dan kurikulum. Setiap model di desian untuk membantu siswa mendapatkan bermacammacam hasil.
5
Menurut Bruce Joyce, dkk, Models of teaching atau model pembelajaran adalah model pelajaran, untuk membantu siswa mendapatkan informasi, ide, keterampilan, nilainilai, kemampuan berfikir, dan dapat mengaktualisasi diri, juga diajarkan kepada siswa bagaimana belajar yang efektif dan sistematis sehingga kedepan dihasilkan siswa yang dapat meningkatkan kemampuannya belajar lebih mudah dan efektif dalam keilmuan dan keterampilan, karena mereka sudah memdapat proses pembelajaran yang tuntas. Jadi keberadaan model pengajaran adalah berfungsi membantu siswa memperoleh informasi, gagasan, keterampilan, nilai-nilai, cara berfikir, dan pengertian yang diekspresiakan mereka. Karena itu posisi guru adalah mengajar siswa bagaimana cara belajar. Untuk jangka panjang sebenarnya pembelajaran harus menciptakan iklim yang memungkinkan siswa meningkatkan kemampuan pembelajaran yang lebih mudah dan efektif pada masa depan. Sebab pengertian dan keterampilan diperoleh mereka dengan baik apabila mereka sudah melakukan pembelajaran tuntas (mastering learning), Jadi pembelajaran tuntas merupakan salah satu metode pembelajaran seperti halnya model pembelajaran bersama (cooperative learning). Model pembelajaran ini membutuhkan guru yang berpengalaman mengarahkan siswanya,
didukung
oleh
sumber
pengetahuan
yang
memadai
seperti
buku,
perpustakaan ,internat sehingga dapat membuka wawasan siswa , memotivasi mereka untuk mencari, menggali informasi, dan saling bekerja sama dengan temannya, sehingga timbul kreatifitas yang dapat menambah pengetahuan dan keterampilannya dikemudian hari dalam
masyarakat.
Model
pembelajaran
adalah bantuan
alat-alat
yang
mempermudah siswa belajar. Tujuan proses mengajar secara ideal adalah agar bahan bahan yang dipelajari, dikuasai murid sepenuhnya dan ini disebut Mastery Learning (belajar tuntas).
6
B.
KONSEP
DASAR
MODEL
PEMBELAJARAN
KOOPERATIF Istilah Pembelajaran Kooperatif berasal dari kata Cooperative Learning . Pembelajaran dengan kelompok kooperatif lebih dari sekedar belajar belajar kelompok tradisional. Pembelajaran kooperatif membentuk kelompok kerja dengan lingkungan yang positif. Penggunaan model pembeljaran kooperatif merupakan suatu pendekatan yang membutuhkan partisipasi dan kerja sama dalam kelompok. Pembelajaran kooperatif adalah salah satu bentuk pembelajaran yang berdasarkan paham konstruktivis. Pembelajaran kooperatif merupakan strategi belajar dengan sejumlah siswa sebagai anggota kelompok kecil yang tingkat kemampuannya berbeda. Dalam menyelesaikan tugas kelompoknya, setiap siswa anggota kelompok harus saling bekerja sama dan saling membantu untuk memahami materi pelajaran. Dalam pembelajaran kooperatif, belajar dikatakan belum selesai jika salah satu teman dalam kelompok belum menguasai bahan pelajaran. Unsur-unsur dasar dalam pembelajaran kooperatif adalah sebagai berikut (Lungdren, 1994). 1).
Para siswa harus memiliki persepsi bahwa mereka “tenggelam atau berenang bersama.”
2).
Para siswa harus memiliki tanggungjawab terhadap siswa atau peserta didik lain dalam kelompoknya, selain tanggungjawab terhadap diri sendiri dalam mempelajari materi yang dihadapi.
3).
Para siswa harus berpandangan bahwa mereka semua memiliki tujuan yang sama.
4).
Para siswa membagi tugas dan berbagi tanggungjawab di antara para anggota kelompok.
5).
Para siswa diberikan satu evaluasi atau penghargaan yang akan ikut berpengaruh terhadap evaluasi kelompok.
6).
Para siswa berbagi kepemimpinan sementara mereka memperoleh keterampilan bekerja sama selama belajar.
7
7).
Setiap siswa akan diminta mempertanggungjawabkan secara individual materi yang ditangani dalam kelompok kooperatif. Menurut Thompson, et al. (1995), pembelajaran kooperatif turut menambah
unsur-unsur interaksi sosial pada pembelajaran sains. Di dalam pembelajaran kooperatif siswa belajar bersama dalam kelompok-kelompok kecil yang saling membantu satu sama lain. Kelas disusun dalam kelompok yang terdiri dari 4 atau 6 orang siswa, dengan kemampuan yang heterogen. Maksud kelompok heterogen adalah terdiri dari campuran kemampuan siswa, jenis kelamin, dan suku. Hal ini bermanfaat untuk melatih siswa menerima perbedaan dan bekerja dengan teman yang berbeda latar belakangnya. Pada pembelajaran kooperatif diajarkan keterampilan-keterampilan khusus agar dapat bekerja sama dengan baik di dalam kelompoknya, seperti menjadi pendengar yang baik, siswa diberi lembar kegiatan yang berisi pertanyaan atau tugas yang direncanakan untuk diajarkan. Selama kerja kelompok, tugas anggota kelompok adalah mencapai ketuntasan. Pada pembelajaran kooperatif dapat dimulai dengan melempar masalah secara konfrontasi, masalah dapat secara verbal maupun pengalaman, sehingga siswa dapat terstimulasi bereaksi, mereka menjadi lebih interes dalam berbagai reaksi terhadap permasalahan yang dihadapi, siswa kemudian mengadakan analisis data dan masalah, membahas dan membuat laporannya, akhirnya setiap kelompok mengevaluasi tujuan yang mendasar. Jadi terdapat siklus mulai dari mengulang sendiri, konfrontasi terhadap yang lain dengan problem yang baru dan berkembang menjadi sesuatu siklus activitas yang mandiri. Menurut Jhonson, Jhonson & Jhonson-Holubec (dalam Vernon F. Jones & Louise S. Jones, 1998 : 214) ada 5 elemen dasar dalam penerapan model pembelajaran kooperatif, yaitu: 1.
Saling ketergantungan positif
2.
Pemberian tangungjawab individu
3.
Interaksi berhadap-hadapan
8
4.
Kemampuan untuk bekerja sama
5.
Proses kelompok
Dalam merancan kelompok pembelajaran sekolah membutuhkan perpustakaan yang baik yang dapat menyediakan berbagai informasi yang dibutuhkan siswa, mereka harus distimulasi untuk selalu mencari ilmu pengetahuan. Model pembelajaran ini cukup menyeluruh dan serba guna, dapat meramu tujuan akademik , social integrasi, social proses learning. Dengan model pembelajaran berkelompok akan dihasilkan: 1.
Rasa menghargai terhadap orang lain dan dapat menerima semua perbedaan (pruralism) yang ada (respect for dignity of all and commitment to prulism)
2.
Mempunyai kepercayaan diri sebagai seorang pelajar yang memang tugasnya adalah belajar (independence as a learner)
3.
kesanggupan bersosial (commitment to Social )
4.
mempunyai kepribadian yang hangat (interpersonal warmth and affiliation)
5.
kostruksi bagaimana kita memandang ilmu pengetahuan
6.
kedisiplinan dalam mencari
7.
efektivitas proses pembelajaran kelompok dan kepemimpinan Dalam setiap model pembelajaran yang sangat banyak jenisnya, tentu setiap
masing-masing model pembelajaran tersebut mempunyai ciri dan karakteristik yang berbeda. Beberapa ciri dari pembelajaran kooperatif adalah; (1). setiap anggota memiliki peran (2). terjadi hubungan interaksi langsung di antara siswa (3). setiap anggota kelompok bertanggung jawab atas belajarnya dan juga teman-teman sekelompoknya (4). guru
membantu
mengembangkan
keterampilan-keterampilan
kelompok (5). guru hanya berinteraksi dengan kelompok saat diperlukan.
9
interpersonal
C.
PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) Pembelajaran kooperatif model TGT adalah salah satu tipe atau model
pembelajaran kooperatif yang mudah diterapkan, melibatkan aktivitas seluruh siswa tanpa harus ada perbedaan status, melibatkan peran siswa sebagai tutor sebaya dan mengandung unsur permainan dan reinforcement. Aktivitas belajar dengan permainan yang dirancang dalam pembelajaran kooperatif model TGT memungkinkan siswa dapat belajar lebih rileks disamping menumbuhkan tanggung jawab, kerjasama, persaingan sehat dan keterlibatan belajar. Menurut Saco (2006), dalam TGT siswa memainkan permainan-permainan dengan anggota-anggota tim lain untuk memperoleh skor bagi tim mereka masingmasing. Permainan dapat disusun guru dalam bentuk kuis berupa pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan materi pelajaran. Kadang-kadang dapat juga diselingi dengan pertanyaan yang berkaitan dengan kelompok (identitas kelompok mereka). Permainan dalam TGT dapat berupa pertanyaan-pertanyaan yang ditulis pada kartu-kartu yang diberi angka. Tiap siswa, misalnya, akan mengambil sebuah kartu yang diberi angka tadi dan berusaha untuk menjawab pertanyaan yang sesuai dengan angka tersebut. Turnamen harus memungkinkan semua siswa dari semua tingkat kemampuan (kepandaian) untuk menyumbangkan poin bagi kelompoknya. Prinsipnya, soal sulit untuk anak pintar, dan soal yang lebih mudah untuk anak yang kurang pintar. Hal ini dimaksudkan
agar semua
anak mempunyai
kemungkinan
memberi
skor bagi
kelompoknya. Permainan yang dikemas dalam bentuk turnamen ini dapat berperan sebagai penilaian alternatif atau dapat pula sebagai reviu materi pembelajaran. Pemilikan kemamampuan pemecahan suatu masalah oleh siswa sangatlah penting, namun masih rendahnya keterampilan siswa dalam pemecahan masalah menuntut diterapkannya berbagai model pembelajaran dengan harapan dapat menarik perhatian siswa agar menyukai pelajaran dan untuk mempermudah siswa dalam memecahkan suatu masalah. Model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games 10
Tournaments (TGT) adalah salah satu model pembelajaran yang menarik karena di dalamnya terdapat kegiatan turnamen akademik yang diharapkan dapat membuat siswa agar lebih kreatif, cepat dan tepat dalam memecahkan masalah matematika dan dapat meningkatkan sikap positif siswa terhadap pelajaran, mendorong siswa berpartisipasi aktif dan dapat menghadapkan siswa pada keterampilan yang menantang agar siswa terlatih melakukan pemecahan suatu masalah dan berpikir analitik. Penerapan model ini dengan cara mengelompokkan siswa heterogen, tugas tiap kelompok bisa sama bisa berbeda. Setelah memperoleh tugas, setiap kelompok bekerja sama dalam bentuk kerja individual dan diskusi. Usahakan dinamikia kelompok kohesif dan kompak, serta tumbuh rasa kompetisi antar kelompok, suasana diskuisi nyaman dan menyenangkan sepeti dalam kondisi permainan (games) yaitu dengan cara guru bersikap terbuka, ramah , lembut, santun, dan ada sajian bodoran. Setelah selesai kerja kelompok sajikan hasil kelompok sehingga terjadi diskusi kelas. Menurut Jhonson-Jhonson (dalam Carolyn W Rouviere) TGT adalah belajar kooperatif yang terdiri dari pengajaran (teaching), balajar dalam tim (team study), dan pertandingan akademik (game tournament). TGT sama dengan STAD dalam beberapa hal, kecuali kuis dan skor penelitian. TGT menggunakan pertandingan akademik sebagai pengganti kuis dalam STAD. Siswa bertanding sebagai wakil timnya dengan anggota tim lainnya yang berkemampuan sama. Secara umum ada 5 komponen utama dalam penerapan model TGT, yaitu: 1.
Penyajian kelas ( Class Presentations)
Pada awal pembelajaran guru menyampaikan materi dalam penyajian kelas atau sering juga disebut dengan presentasi kelas (Class Presentations). Kegiatan ini biasanya dilakukan dengan pengajaran langsung atau dengan ceramah yang dipimpin olehguru. Pada saat penyajian kelas ini siswa harus benar-benar memperhatikan dan memahami materi yang disampaikan guru, karena akan membantu siswa bekerja lebih baik pada saat kerja kelompok dan pada saat game karena skor game akan menentukan skor kelompok.
11
2.
Kelompok (Teams)
Kelompok biasanya terdiri dari 4 sampai 5 orang siswa yang anggotanya heterogen dilihat dari prestasi akademik, jenis kelamin dan ras atau etnik. Fungsi kelompok adalah untuk lebih mendalami materi bersama teman kelompoknya dan lebih khusus untuk mempersiapkan anggota kelompok agar bekerja dengan baik dan optimal pada saat game. Setelah guru memberikan penyajian kelas, kelompok (tim belajar) bertugas untuk mempelajari lembar kerja. Daam belajar kelompok ini kegiatan siswa adalah mendiskusikan masalah-masalah, membandingkan jawaban, memeriksa, dan memperbaiki kesalahan-kesalahan konsep temannya jika teman satu kelompok melakukan kesalahan. 3.
Permainan ( Games)
Game terdiri dari pertanyaan-pertanyaan yang relevan dengan materi, dan dirancang untuk menguji pengetahuan yang didapat siswa dari penyajian kelas dan belajar kelompok. Kebanyakan game terdiri dari pertanyaan-pertanyaan sederhana bernomor. Game ini dimainkan pada meja turnamen oleh 3 orang siswa yang mewakili timnya masing-masing. Siswa memilih kartu bernomor dan mencoba menjawab pertanyaan yang sesuai dengan nomor itu. Siswa yang menjawab benar pertanyaan itu akan mendapat skor. Skor ini yang nantinya dikumpulkan siswa untuk turnamen mingguan. 4.
Turnamen (Tournament )
Turnamen adalah struktur belajar, diamana game terjadi. Biasanya turnamen dilakukan pada akhir minggu atau pada setiap unit setelah guru melakukan presentasi kelas dan kelompok sudah mengerjakan lembar kerja siswa (LKS). Turnamen pertama guru membagi siswa ke dalam beberapa meja turnamen. Tiga siswa tertinggi prestasinya dikelompokkan pada meja I, tiga siswa selanjutnya pada meja II dan seterusnya.
12
5.
Penghargaan Kelompok ( Team recognition)
Guru kemudian mengumumkan kelompok yang menang, masing-masing team akan mendapat sertifikat atau hadiah apabila rata-rata skor memenuhi kriteria yang ditentukan. Team mendapat julukan “Super Team” jika rata-rata skor 50 atau lebih, “Great Team” apabila rata-rata mencapai 50-40 dan “Good Team” apabila rata-ratanya 40 kebawah. Sesuai dengan kelima komponen diatas, maka secara singkat skenario dalam model TGT ini adalah sebagai berikut: 1.
Guru menyampaiakan tujuan yang ingin di capai dan menyampaiakan materi yang akan dibahas pada hari ini. Kemudian buat kelompok siswa heterogen 4-5 orang, kemudian berikan informasi pokok materi dan mekanisme kegiatan.
2.
Siapkan meja turnamen secukupnya, misal 10 meja dan untuk tiap meja ditempati 4 siswa yang berkemampuan setara, meja I diisi oleh siswa dengan level tertinggi dari tiap kelompok dan seterusnya sampai meja ke-X ditepati oleh siswa yang levelnya paling rendah. Penentuan tiap siswa yang duduk pada meja tertentu adalah hasil kesepakatan kelompok.
3.
Selanjutnya adalah pelaksanaan turnamen, setiap siswa mengambil kartu soal yang telah disediakan pada tiap meja dan mengerjakannya untuk jangka waktu tertentu (misal 3 menit). Siswa bisa mengerjakan lebih dari satu soal dan hasilnya diperiksa dan dinilai, sehingga diperoleh skor turnamen untuk tiap individu dan sekaligus skor kelompok asal. Siswa pada tiap meja tunamen sesuai dengan skor yang diperolehnya diberikan sebutan (gelar) superior, very good, good dan medium.
4.
Begitu juga untuk turnamen ketiga-keempat, dan seterusnya. Dan dilakukan pergeseran tempat duduk pada meja turnamen sesuai dengan sebutan gelar tadi, siswa superior dalam kelompok meja turnamen yang sama, begitu pula untuk meja turnamen yang lainnya diisi oleh siswa dengan gelar yang sama.
5.
Setelah selesai hitunglah skor untuk tiap kelompok asal dan skor individual, berikan penghargaan kelompok dan individual.
13
Kelebihan model pembelajara kooperatif tipe TGT : 1.
Model TGT tidak hanya membuat siswa yang cerdas (berkemampuan kademis tinggi) lebih menonjol dalm pembelajaran, tetapi siswa yang berkemampuan akademi lebih rendah juga ikut aktif dan mempunyai peranan yang penting dalam kelompoknya.
2.
Dengan model pembelajaran ini, akan menumbuhkan rasa kebersamaan dan saling menghargai sesama anggota kelompoknya.
3.
dalam model pembelajaran ini, membuat siswa lebih bersemangat dalam mengikuti pelajaran. Karena dalam pembelajaran ini, guru menjanjikan sebuah penghargaan pda siswa atau kelompok terbaik.
4.
dalam pembelajaran siswa ini membuat siswa menjadi lebih senang dalam mengikuti pelajaran karena ada kegiatan permainan berupa tournamen dalam model ini.
Kelemahan dalam model pembelajaran kooperatif tipe TGT adalah : 1.
dalam model pembelajaran ini, harus menggunakan waktu yang sangat lama.
2.
guru yang menggunakan model pembelajaran ini, guru harus pandai memilih materi pelajaran yang cocok untuk model ini.
3.
guru harus mempersiapkan model ini dengan baik sbelum diterapkan. Misalnya membuat soal untuk setiap meja touramen, dan guru harus tau urutan akademis siswa dari yang tertinggi hingga terrendah.
14
D.
PROSEDUR
PELAKSANAAN
PEMBELAJARAN
MODEL KOOPERATIF TIPE TGT Secara lebih lengkap, prosedur pelaksanaan pembelajaran model kooperatif tipe TGT dapat kita lihat sebagai berikut:
1).
Persiapan TGT (1).
Persiapan materi
TGT digunakan untuk meyajikan materi kurikulum pada pembeajaran kelompok. Sebelum presentasi materi dimulai, perlu disiapkan Lembar Kerja Siswa (LKS) yang akan dipelajari oleh kelompok kooperatif. Lembar jawaban dari LKS tersebut, satu set dengan kartu bernomor 1-30 atau paling sedikit 1-15 untuk setiap siswa dalam kelas. (2).
Membagi siswa dalam kelompok
Untuk setiap kelompok belajar kooperatif beranggotakan 4 atau 5 orang siswa yang terdiri
atas siswa berkemampuan akademis tinggi, sedang dan rendah. Untuk
membentuk siswa dalam kelompok perlu dilakukan langkah-langkah sebagai berikut: 1.
Rangking siswa dalam kelas berdasarkan prestasi akademis dari yang tertinggi sampai pada yang berkemampuan rendah. Gunakan informasi apa saja yang dapat digunakan untuk erangking siswa tersebut.
2.
Menentukan jumlah anggota setiap tim, seaiknya beranggotakan 4 orang siswa jika mungkin. Untuk menentukan banyaknya siswa dalam kelompok yang akan dibentuk, bagilah jumlah siswa dalam kelas dengan 4. Jika hasilnya tidak bulat, misalnya : jumlah siswa 34 orang maka ada 8 kelompok yang beranggotakan 4 orang dan 2 kelompok yang beranggotakan 5 orang.
3.
Usahakan agar rata-rata kemampuan siswa dalam setiap kelompok relatif sama. Gunakan rangking dalam menentukan anggota kelompok. Contoh : jika menggunakan 8 kelompok, maka kita bisa menggunakan huruf A sampai H. Mulai
15
pada posisi rangking atas berialah tanda A ; berikan abjad sampai seterusnya. Ketika sampai pada huruf terakhir, kembalilah lagi pemberian abjad berlawanan dengan urutan abjad yang telah dibuat. Siswa harus dicek apakah ras, etnik dan jenis kelamin telah seimbang. Tetapi jika tim yang dibentuk berdasarkan rangking kemampuan bukan atas dasar penyeimbang jenis kelamin atau suku, atur siswa supaya setiap tim memiliki tingkat kemampuan yang relatif sama, sehingga keseimbangan tim bisa tercapai. 4.
Isilah lembar ringkasan yang memuat nama tim. Isilah nama siswa pada tiap tim yang dibentuk. (3).
Membagi siswa dalam meja turnamen
Daftarlah kemampuan siswa dari yang berkemamapuan tertinggi sampai yang berkemampuan terendah, gunakan rangking yang sama ketika saat membentuk tim. Hitung jumlah siswa dalam kelas, jika jumlahnya bisa dibagi 4, maka seluruh meja turnamen terdiri atas 4 orang siswa (sesuaikan dengan jumlah anggota dalam kelompok). Empat orang siswa pertama menempati meja 1, empat orang siswa selanjutnya menempati meja 2 dan seterusnya. Tetapi jika ada sisa, misalnya jumlah siswa ada 29 orang siswa, maka ada 7 meja turnamen dengan 1 meja turnamen terdiri atas 5 orang siswa.
2).
Bagaimana Memulai TGT TGT dilakukan dengan jadwal aktivitas yang dideskripsikan sebagai berikut ini.
Sesudah guru memberikan pelajaran, umumkan pembagian tim dan suruh siswa untuk membentuk meja kelompok. Katakan bahwa mereka akan belajar bersama dalam timnya dan akan bertanding dalam turnamen akademik untuk menambah skor timnya dan tim yang memperoleh skor tertinggi akan mendapat penghargaan.
16
3).
Jadwal Aktivitas (1).
Pengajaran kelas
Guru menyampaikan materi pelajaran. Materi diperkenalkan melalui presentasi kelas. Penyajian materi pelajaran dilakukan oleh guru secara individual, yang umumnya melaui pembelajaran langsung, dan materi yang diajarkan difokuskan pada pokok-pokok tertentu. Tiap pelajaran dalam TGT dimulai dengan presentasi. Presentasi mencakup pembukaan, pengembangan, dan praktek terkendali. Dalam proses pembelajaran ini, tekankanlah hal-hal sebagai berikut: a).
Pembukaan (Opening)
Beritahu siswa tentang apa yang ingin
mereka pelajari dan mengapa ini penting, munculkan rasa ingin tahu siswa dengan demonstrasi masalah-masalah yang nyata atau cara lain.
Ulas
secara
singkat
keterampilan
prasyarat. b).
Pengembangan (Development)
Sampaikan tujuan yang ingin dicapai
dalam pembelajaran.
Tekankan konsep pada pemahaman bukan
hafalan.
Demonstrasikan
konsep/keterampilan
secara aktif menggunakan bantuan visual, manipulasi-manipulasi dan banyak contoh.
Periksalah sesering mungkin pemahaman
siswa dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan.
Pertahankan keadaan dengan mengurangi
interupsi, banyak pertanyaan dan lanjutkan materi.
17
c).
Praktek Terkendali (Guided Practice)
Mintalah siswa mengerjakan soal-soal
latihan atau buat contoh soal dan siswa diminta siap-siap untuk menjawab pertanyaan dari guru.
Panggil siswa secara acak.
Jangan memberikan tugas yang lama
penyelesaiannya. Beri satu atau dua latihan/contoh, kemudian berilah umpan balik.
(2).
Belajar kelompok
Tim belajar terdiri atas 4 sampai 5 orang siswa yang berbeda dalam kemampuan akademik ataupun jenis kelamin. Fungsi kelompok belajar ini adalah untuk memastikan bahwa anggota kelompok telah belajar dalam timnya, dan terutama untuk menyiapkan turnamen akademik. Selama belajar dalam kelompok, anggota tim belajar bertugas untuk menguasai materi yang diajarkan dalam pelajaran dan menolong anggota timnya untuk menguasai materi. Siswa mengerjakan LKS dan lembar jawaban dapat mereka gunakan untuk melatih keterampilan mereka. Secara khusus, sebelum memulai kerja kelompok diskusikan aturan-aturan berikut: 1.
siswa bertanggungjawab bahwa timnya sungguh-sungguh mempelajari materi.
2.
tidak seorang siswapun yang berhenti belajar sebelum teman sekelompoknya menguasai materi.
3.
siswa diwajibkan bertanya dengan teman satu kelompoknya sebelum bertanya pada guru.
(3).
Turnamen akademik
Turnamen adalah struktur belajar dimana game terjadi. Tutnamen biasanya dilakukan pada setiap akhir belajar mingguan. Prosedur turnamen akademik ini adalah sebagai berikut:
18
1.
Pada awal masuk turnamen, umumkan pembagian meja turnamen dan mintalah siswa membentuk meja bersama. Acak buatlah nomor meja tersebut, sehingga siswa bisa mengetahui mana meja yang digunakan untuk turnamen siswa yang berkemampuan akademik tinggi dan meja mana yang digunakan untuk siswa yang berkemampuan akademik yang kurang. Setelah meja untuk turnamen selesai dipersiapkan, guru bisa membagaikan kartu pertanyaan untuk setiap meja turnamen sesuai dengan jumlah peserta yang akan mengisi setiap meja. Kartu-kartu yang berisi soal (pertanyaan) ini telah dipersiapkan oleh guru terlebih dahulu sebelumnya. Dimana soal-soal yang dibuat ini, telah dirancang gru dengan sebaik baiknya. Soal-soal yang dibuat guru ini mempunyai tingkatan yang berbeda, disesuaikan denagan kemampuan siswa yang diperkirakan akan mengisi meja turnamen. Misalkan pada meja turnamen 1, diisi oleh siswa-siswa yang berkemampuan akademik tinggi. Maka soal-soal yang diletakkan pada meja 1 ini adalah soal-soal yang mempunyai tingkat kesulitan yang tinggi. Kemudian pada meja turnamen 2, diisi oleh siswa-siswa yang berkemampuan sedang. Maka soalsoal yang diletakkan pada meja 2 ini mempunyai tingkat kesukaran yang sedang. Dan begitu juga untuk meja-meja turnamen selanjutnya.
2.
Untuk memulai game, siswa bisa mempersiapkan semua peralatan yang mungkin diperlukan saat turnamen berlangsung. Kemudian sesuai dengan kesepakatan dari setiap kelompok, untuk mengirim satu orang anggota timnya untuk mengisi satu meja turnamen yang telah disipakan.
3.
Saat turnamen dimulai, setiap siswa pada meja turnamen bisa mulai mengerjakan soal-soal pada kartu yang telah terdapat didepan mereka, dimulai dari kartu yang paling atas hingga yang paling bawah. Siswa boleh melewatkan kartu soal yang mereka jawab jika mereka merasa tidak mampu mengerjakannya. Demikian juga untuk meja-meja turnamen yang lainnya. Semua siswa yang mengikuti turnamen harus bermain pada waktu yang sama.
Ketika siswa bermain, guru bergerak dari satu tempat ke tempat yang lain dan yakinkan bahwa setiap siswa mengerti prosedur game. 10 menit sebelum waktu berakhir, siswa diminta berhenti mengerjakan soal dan diminta mengumpulkan soal-soal yang mereka
19
jawab. Guru bisa mengoreksi soal-soal yang dijawab dengan benar oleh siswa dan menghitung jumlah kartu yang terjawab oleh setiap siswa bersama-sama dengan semua siswa. Setelah menghitung jumlah kartu yang telah dijawab setiap siswa dengan benar siswa mengisi nama, tim dan jumlah kartu yang dijawab pada lembar poin game.
Tabel 1. Contoh lembar poin game Meja Turnamen 1 Nama Pemain Dina Afrianti M. Zaqie Maria
Nama Tim Einstein Dalton Newton
Soal yang Dijawab 10 7 12
Poin 40 20 60
Secara umum pada meja yang terdiri dari 3 orang siswa dengan tidak ada seri, siswa mendapat skor tertinggi diberi poin 60, skor kedua mendapat poin 40 dan skor terendah mendapat poin 20. Jika ada kurang atau lebih dari 3 pemain dalam satu meja turnamen atau jika ada seri, guru bisa menggunakan tabel berikut sebagai pedoman. Ketika semua siswa telah menghitung poin turnamen, mintalah siswa mengumpulkan lember skor game. Pedoman pemberian poin dapat dilihat pada tebel berikut ini: Tabel 4. Pedoman pemberian poin untuk 4 (empat) orang pemain
Pemain Poin Tertinggi Poin Menengah
Seri
Seri
Seri
3 Seri
3 Seri
Di
Di
Di
Di
di
Atas
Tengah
Bawah
Atas
Bawah
60
50
60
60
50
60
40
50
40
50
40
40
50
30
40
50
Tanpa Seri
Ke Atas
20
Ke-4 nya Seri
Seri di bawah & di atas
Poin Menegah Ke Bawah Poin Terendah
30
30
40
30
50
30
40
30
20
20
20
30
20
30
40
30
Sumber : http//www.postdam.edu/EDUC/GLC/ike/tgt.html Tabel 5. pedoman pemberian poin untuk 3 (tiga) orang pemain
Pemain Poin Tertinggi Poin Tengah Poin Terendah
Tanpa Seri 60 40 20
Seri Di Atas 50 50 20
Seri Di Bawah 60 30 30
Ke-3 nya Seri 40 40 40
Sumber : http//www.postdam.edu/EDUC/GLC/ike/tgt.html Tabel 5. pedoman pemberian poin untuk 2 (dua) orang pemain
Pemain Poin Tertinggi Poin Terendah
Tanpa Seri 60 20
Seri 40 40
Sumber : http//www.postdam.edu/EDUC/GLC/ike/tgt.html
(4).
Penghargaan tim
Secepatnya setelah turnamen selesai, tentukan skor tim dan siapkan sertifikat tim atau tulis berita kelas untuk mengumumkan hasil turnamen. Untuk melakukan ini, periksa poin turnamen pada skor game kemudian pindahkan poin turnamen tiap siswa pada lembar rangkuman untuk timnya, jumlahkan skor anggota tim dan bagi jumlah skor total tim dengan jumlah anggotanya yang bermain. Dalam penerapan model TGT ini ada 3 tingkatan penghargaan yang diberikan berdasarkan rat-rata skor tim, yaitu:
Rata-rata skor 50 atau lebih, disebut Super Team.
Rata-rata skor antara 40 sampai kurang dari 50, disebut Great Team.
Rata-rata skor 40 atau dibawahnya, disebut Good Team.
21
E.
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TGT RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Satuan pendidikan : SMA / MA Mata pelajaran
: Fisika
Kelas / semester
: X (sepuluh) / 2 (genap)
Alokasi waktu
: 2 x 45 menit
I.
Materi pokok
: Suhu dan Kalor
II.
Sub Materi Pokok
:
A.
III.
Suhu dan termometer
Standar kompetensi
: Menerapkan kosep kalor dan prinsip konservasi
energi pada berbagai perubahan energi.
IV.
Kompetensi dasar
: Menganalisis pengaruh kalor terhadap suatu zat.
V.
Indikataor
:
1. Mengidentifikasi suhu 2. Mengidentifikasi alat ukur suhu (termometer) 3. Menyelesaikan soal-soal tentang suhu dan termometer
22
VI.
Tujuan pembelajaran
:
Setelah pembelajaran siswa dapat: 1.
Menyebutkan definisi suhu dengan benar
2.
Menyebutkan j enis-jenis termometer, m inimal 4 buah dengan
benar. 3.
Mengkonversikan skala dari satu termometer ke termometer
lainnya dengan benar.
VII.
4.
Menyelesaikan soal-soal tentang suhu dengan benar.
5.
Menyelesaikan soal-soal tentang termometer dengan benar.
Model pembelajaran
: Model kooperatif tipe Teams Games Tournamen
(TGT)
VIII. Kegiatan belajar mengajar :
A.
Kegiatan awal (15 menit)
1.
Guru memberikan salam kepada siswa (menyapa siswa).
2.
Apersepsi
Apakah kalian pernah memegang es? Atau pernahkah kalian merasakan saat tangan kalian didekatkan dengan api? Pada dua kejadian di atas apa yang kalian rasakan, dan menurut kalian apa yang menyebabkan hal itu terjadi? 3.
Guru menyampaiakan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
4.
Guru menyampaikan materi yang akan dibahas secara singkat,
sesuai dengan tujuan yang akan dicapai.
23
B.
Kegiatan inti (60 menit)
1.
Guru membagi siswa menjadi kelompok-kelompok kecil yang
terdiri atas 4-5 orang dalam satu kelompok dengan setiap anggotanya mempunyai kemampuan akademik yang berbeda-beda. 2.
Guru menyampaiakn bahwa pada pertemuan kali ini siswa akan
belajar dengan teman-teman satu kelompoknya. Kemudian akan diadakan turnamen, dan kelompok yang mendapat skor tertinggi (pemenang) akan mendapatkan penghargaan. 3.
Siswa diberikan kesempatan untuk mempelajari materi yang
telah dibagikan oleh guru kepada setia kelompok bersama-sama denga teman satu kelompoknya. Dan selanjutnya mengerjakan LKS yang telah dibagikan oleh guru. Waktu untuk kegiatan ini sekitar 15 menit. 4.
Guru menyampaikan bahwa waktu untuk belajar bersama
kelompoknya telah habis, dan turnamen akan segera dimulai. Guru menyampaikan bahwa di dalam turnamen ini, satu meja turnamen diisi oleh 4 orang. Dan setiap kelompok boleh mengirim satu orang anggota kelompoknya untuk mengisi satu meja turnamen. Pada meja turnamen pertama terdapat soal-soal dengan tingkat kesukatan yang paling tinggi. Dan meja kedua terdapat soal-soal dengan tingkat kesukaran yang sedikit lebih rendah dari meja turnamen pertama, dan begitu seterusnya. Setiap siswa bisa menjawab maksimal 10 kartu soal yang telah dipersiapkan di atas meja turnamen. Dan siswa yang mejawab paling banyak, akan mendapatkan poin yang aling tinggi pada meja turnamennya. 5.
Siswa melakukan kegiatan turnamen dan guru mengamati
jalannya kegiatan sambil memastikan bahwa semua siswa mengerti prosedur kegiatan yang dilakukan. Waktu untuk kegiatan turnamen ini sekitar 30 menit.
24
6.
Guru bersama-sama dengan siswa, mengoreksi kartu-kartu yang
dijawab oleh peserta turnamen. Sambil menuliskan poin yang didapat setiap peserta di papan tulis dan siswa pada setiap meja turnamen diurutkan dari siswa yang mendapat poin tertinggi hingga terendah, untuk diberi gelar Superior, Very Good, Good dan Medium, sesuai poin yang didapat. Pemberian poin pada siswa berdasarkan dengan tabel pedoman pemberian poin untuk model tgt dan waktu untuk kegiatan ini sekitar 15 menit.
C.
Kegiatan akhir (15 menit)
1.
Jumlah poin yang didapat untuk setiap kelompok dijumlahkan
menjadi satu. 2.
Semua kelompok diurutkan dari kelompok dengan skor tertinggi
hingga skor terendah, dan akan diberikan gelar Super Team, Great Team dan Good Team sesuai dengan skor yang didapat siswa. 3.
Siswa dan kelompok yang mendapat poin tertinggi pada saat
turnamen akan mendapatkan penghargaan dari guru. 4.
Guru menutup kegiatan belajar-mengajar dengan memberikan
salam.
IX.
Sumber belajar ⊗
:
Buku teks : FISIKA untuk SMA kelas X, Jilid 1. Karangan Drs. Supiyanto, M.si. halaman: 139-155.
⊗
Buku teks : Seribu pena FISIKA SMA untuk kelas X. Karangan Ir. Marthen Kanginan, M.Sc. Halaman 153-166.
X.
Penialaian
:
Dalam penerapan model pembelajaran ini, semua siswa diikut sertakan dalam kegiatan turnamen. Dan setiap siswa akan menjawab maksimal 10 soal. Sehingga penialaian untuk model ini adalah: 25
Nilai =
Jumlah soal yang dijawab dengan benar Jumlah soal maksimal
yang dijawab setiap siswa
100
×
Lampiran : Uraian Materi Ajar
A.
Suhu dan Termometer Suhu didefenisikan sebagai ukurn derajat panas atau dinginnya suatu benda atau
sistem. Benda yang panas memiliki suhu yang tinggi, sedangkan benda yang dingin memiliki suhu yang rendah. Pada hakikatnya, suhu adalah ukuran energi kinetik rata-rata yang dimiliki oleh partikel dalam suatu benda. Dengan demikian, suhu mengambarakan bagaimana gerakan molekul-molekul benda. Pada saat kita memanaskan atau mendinginkan suatu benda sampai pada suhu tertentu, beberapa sifat fisik benda tersebut berubah. Sifat-sifat benda yang bisa berubah akibat adanya perubahan suhu, disebut sifat termometrik . Contoh sifat termometrik tersebut adalah panjang logam, volume zat cair, dan lain sebagainya. Dengan demikian adanya perubahan sifat termoetrik menunjukkan adanya perubahan suhu suatu benda. Dan berdasarkan sifat termometrik tersebut, kita mengenal alat yang digunakan untuk mengukur suhu sebuah benda yaitu Termometer . Pembuatan termometer didasarkan pada beberapa sifat termometrik zat, seperti pemuaian zat padat, pemuaian zat cair, pemuaian gas, tekanan zat cair, tekanan udara, regangan zat padat, hambatan zat terhadap arus listrik, dan intensitas cahaya (radiasi benda). Beberapa jenis termometer yang biasa digunakan untuk pengukuran suhu
26
diantaranya, yaitu termometer raksa, termometer alkohol, termometer gas, termometer bimetal, termometer hambatan, termokopel, dan pirometer. Kebanyakan, termometer yang umum dikenal dan digunakan dimasyarakat adalah termometer air raksa. Ada beberapa hal yang menjadi alsan mengapa air raksa sering digunakan unruk mengisi termometer, dibandingkan air dan alkohol, yaitu: 1).
Air raksa lebih cepat berubah terhadap perubahan suhu yang sangat kecil.
2).
Air raksa tidak menempel (membekas / meninggalkan sisa) pada dinding kaca termometer.
3).
Air raksa memili wara, sehingga lebih mudah diamati tanpa harus dicampurkan pewarna terlebih dahulu.
Tabel 1. Jenis-jenis termometer Termometer
Sifat fisis yang diukur
Karakteristik
Tekanan dan volume Jangkauan luas, sangat teliti dan peka, Gas ideal
gas cair
ukuran relatif besar, reaksi lambat, dan tidak
dapat
dbawa
langsung
untuk
mengkalibrasi termometer lain Hambatan
Hambatan listrik
Jangkauan luas, sangat akurat, dan tidak cocok untuk perubahan suhu mendadak
platina Paramagnetik Plat bimetlik
Sifat magnetik bahan
Beda muai diantara dua Sering digunakan dalam termostat logam Warna
Pirometer optik
Cocok untuk suhu rendah yang konstan
cahaya
yang Tanpa kotak langsung dengan benda yang
terpancar
diukur, dan cocok untuk mengukur suhu benda yang sangat tinggi
Raksa dalam pipa
Ekspansi atau kontraksi Sederhana, murah, mudah dibawa, dan fluida
langsung dapat dibaca
27
Tegangan Termokopel
antara
listrik
logam
di Jangkauan luas, cukup akurat, kuat dan yang kompak, serta cocok untuk perubahan
berbeda
suhu mendadak
Pembuatan skala pada termoemter memerlukan dua titik acuan. Titik acuan pertama yang disebut sebagai titki tetap bawah pada umumnya dipilih tititk beku air, yaitu suhu campuran antara es dan air pada tekanan normal. Titik acuan kedua yang disebut titik tetap atas dipilih titik didih, yaitu suhu ketika air mendidih pada tekanan normal. Kalibrasi termometer adalah penetapan tanda-tanda untuk pebagian skala pada suatu termometer. Adapun langkah-langkah kalibrasi termometer adalah sebagai berikut: 1.
menentukan titik tetap bawah (T b)
2.
menentukan titik tetap atas (Ta)
3.
menentukan jumlah skala diantara titik-titik tetap
4.
memperluas skala diluar titik tetap Kita dapat melakukan konversi skala dari satu termometer ke termometer yang
lain. Sebagai contoh, suhu suatu benda menunjukkan skala X ketika diukur dengan termometer X yang memiliki T b = X b dan Ta = Xa. Maka, ketika suhu benda tersebut diukur dengan menggunakan termometer Y yang memiliki T b = Y b dan Ta = Y a, skala Y akan menunjukkan angka yang dapat dihitung dengaan rumus: X −X b Xa
−
X b
=
Y − Y b Ya
−
Y b
Terdapat empat macam skala yang biasa digunakan dalam pemgukuran suhu, yaitu skala Celcius, skala Fahrenheit , skala Reamur , dan skala Kelvin. Pada skala Celsius digunakan titik lebur es murni sebagai titik tetap bawah dan ditandai dengan angka 0. sedangkan untuk menyatakan titik tetap atas digunakan titik didih air pada tekanan atmsofer dan ditandai dengan angka 100, sehingga ada 100 pembagian skala.
28
Pada skala Fahrenheit, penentuan suhu nol derajat digunakan suhu campuran es dan garam. Titik tetap bawah dan titik tetap atasnya dinyatakan pada skala 32 dan 212, sehingga ada 180 pembagian skala. Pada skala Reamur, penentuan titik tetpa nawah dan titik tetap atas seperti pada skal Celcius, namun dinyatakan dalam skala 0 dan 80, sehingga ada 80 pembagian skala. Pada skala Kelvin, penentuan suhu nol derajat digunakan suhu terendah yang dimiliki oleh suatu partikel yang setara dengan -273,15oC, yaitu keadaan dimana energi kinetik rata-rata partikel sama dengan nol, sehingga tidak ada panas yang terukur atau sering disebut denga suhu nol mutlak . Setiap satu skala Kelvin sama denga satu skala Celcius, sehingga titik tetap bawah dan titik tetap atas skala Kelvin masing-masing adalah 273 K dan 373 K. Pada skala tidak ada suhu yang bernilai negative sehingga disebut sebagai skala suhu mutlak atau skala termodinamik, dan skaligus Kelvin digunakan sebagai satuan SI untuk suhu. Perbandingan keempat skala suhu adalah tampak pada gambar di bawah ini. 100oC
o
0C
212oF
80oR
o
o
32 F
0R
373 K
Titik didih air
Titik beku air 273 K
Gambar 1. Perbandingan skala Celcius, Fahrenheit, Reamur dan Kelvin
Kita dapat mengkonversikan skala temometer dari termometer yang satu ke termeometer yang lainnya. Berikut adalah table yang menunjukkan persamaan untuk mengkonversikan skala termometer. Table 2. Konversi skala termometer
29
Skala
Celsius
Fahrenheit
Celsius Fahrenheit Reamur Kelvin
C= F=
9 5
R=
5 9
Reamur C=
( F - 32)
F=
C + 32 4
R=
C
5
K = C + 273
K=
5 9
4 9
9 4
5 4
C = K - 273
R
R + 32
F=
9 5
R=
( F - 32)
( F - 32) + 273
Kelvin
K=
5 4
( K - 273) + 32 4 5
( K - 273)
R + 273
Lembar Kerja Siswa (LKS)
1.
Sebutkan definisi dari suhu! Jawaban : …………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………….
……………………………………………………………………………. 2.
Sebutkan jenis-jenis termometer, minimal 4 buah! Jawaban : …………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………….
30
…………………………………………………………………………..... 3.
Tuliskan perbadingan skala suhu, utuk termometer Celcius, Fahrenheit, Reamur dan Kelvin! Jawaban : …………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………….
……………………………………………………………………………. 4.
Jika suhu suatu benda diukur denga termometer Celsius terbaca 32oC, maka berapa suhu benda tersebut jika diukur dengan termometer Kelvin? Jawaban : …………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………….
……………………………………………………………………………. 5.
Sebutkan pengertian dari suhu nol mutlak! Jawaban : …………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………….
31
…………………………………………………………………………….
Kunci Jawaban LKS 1.
Suhu didefenisikan sebagai ukuran atau derajat panas atau dinginnya suatu benda atau sistem.
2.
3.
4.
Jenis-jenis termometer diantaranya adalah: 1).
Termometer gas ideal
2).
Termometer hambatan platina
3).
Termometer paramagnetic
4).
Termometer plat bimetalik
5).
Pirometer optic
6).
Termometer raksa dalam pipa
7).
Termokopel
Perbandingan skala-skala pada termometer adalah: Termometer Celcius
: 0o C – 100o C
Termometer Fahrenheit
: 32o F – 212o F
Termometer Reamur
: 0o R – 80o R
Termometer Kelvin
: 273o K – 373o K
Diketahui
:
Pada skala Celcius = 32oC
Ditanyakan
:
berapa suhu pada skala Kelvin…?
Penyelesaian : K = C + 273 K = 32 + 273
32
K = 305 K 5.
Suhu nol mutlak adalah suhu dimana energi kinetic rata-rata yang bekerja pada partikel-partikel zat sama dengan nol, sehingga tidak ada panas yang terukur.
Soal untuk meja turnamen 1
1.
Sebutkan langkah-langkah dalam mengkalibrasi termometer?
2.
Sebutkan alasan mengapa air raksa lebih baik digunakan pada termometer, jika dibandingkan dengan alkohol dan air!
3.
Sebutkan karakteristik dari termometer hambatan platina!
4.
Apa yang dimaksud dengan suhu nol mutlak!
5.
Konversikan skala termometer 25o C menjadi skala Fahrenheit dan Reamour!
6.
tuliskan perbandingan skala antara termometer Celcius, Fahrenheit, Reamour dan Kelvin!
7.
Tuliskan rumus untuk mengkonversikan skala Fahrenheit menjadi Kelvin!
8.
Apa yang terjadi pada partikel suatu zat, saat berada pada suhu –273,15o C?
9.
Sebutakan minimal 3 sifat termometrik zat yang dijadikan sebagai dasar dalam pembuatan termometer!
10.
Pada suhu berpakah skala Fahrenheit dan skala Celcius menunjukkan angka yang sama?
33
Soal untuk meja turnamen 2 1.
Sebutkan pengertian suhu jika dilihat dari segi energi kinetik?
2.
Tuliskan perbadingan skala suhu, utuk termometer Celcius, Fahrenheit, Reamur dan Kelvin!
3.
Sebutkan karakteristik dari termometer paramagnetik!
4.
Apa yang dimaksud dengan suhu nol mutlak!
5.
Konversikan skala termometer 122o F menjadi skala Celcius!
6.
Apa yang terjadi pada energi kinetik rata-rata partikel suatu zat, jika suhu zat tersebut dinaikkan!
7.
Tuliskan rumus untuk mengkonversikan skala Fahrenheit menjadi Remur!
8.
Apa yang terjadi pada partikel suatu zat, saat berada pada suhu –273,15oC?
9.
Sebutakan minimal 3 sifat termometrik zat yang dijadikan sebagai dasar dalam pembuatan termometer!
10.
Apa dasar penentuan titik tetap bawah dan titik tetap atas pada skala termometer Celcius?
34
Soal untuk meja turnamen 3 1.
Apa yang dimaksud denga kalibrasi termometer?
2.
Sebutakn dua titik acuan yang digunakan pada pembuatan termometer!
3.
Sebutkan karakteristik dari termometer Plat bimetalik!
4.
Mengapa skala Kelvin disebut sebagai skala suhu mutlak?
5.
Konversikan skala termometer 173 K menjadi skala Reamur!
6.
Apa yang terjadi pada energi kinetik rata-rata partikel suatu zat, jika suhu zat tersebut dinaikkan!
7.
Tuliskan rumus untuk mengkonversikan skala Reamur menjadi Fahrenheit!
8.
Sebutkan minimal 4 jenis termometer yang kamu ketahui?
9.
Mengapa air raksa lebih sering digunakan untuk mengisi tabung termometer, jika dibandingkan dengan alkohol dan air?
10.
Apa dasar penentuan titik tetap bawah dan titik tetap atas pada skala termometer Celcius?
35
Soal untuk meja turnamen 4 1.
Apa nama alat yang digunakan untuk mengukur suhu?
2.
Sebutakn dua titik acuan yang digunakan pada pembuatan termometer!
3.
Sebutkan karakteristik dari termometer Raksa dalam pipa!
4.
Mengapa skala Kelvin disebut sebagai skala suhu mutlak?
5.
Konversikan skala termometer 173 K menjadi skala Celcius!
6.
Tuliskan perbandingan antara skala termometer Celcius, Fahrenheit, Reamur dan Kelvin!
7.
Tuliskan rumus untuk mengkonversikan skala Celcius menjadi Reamur!
8.
Sebutkan minimal 4 jenis termometer yang kamu ketahui!
9.
Mengapa air raksa lebih sering digunakan untuk mengisi tabung termometer, jika dibandingkan dengan alkohol dan air?
10.
Apa yang dimaksud dengan sifat termometrik suatu zat?
36
Kunci Jawaban Untuk Meja Turnamen 1 1.
2.
Langkah-langkah dalam mengkalibrasi termometer adalah sebagai berikut: 1).
menentukan titik tetap bawah (T b)
2).
menentukan titik tetap atas (Ta)
3).
menentukan jumlah skala diantara titik-titik tetap
4).
memperluas skala diluar titik tetap
Air raksa lebih sering digunakan untuk mengisi termometer, jika dibandingkan degan air dan alkohol, karena: 1).
Air raksa lebih cepat berubah terhadap perubahan suhu yang sangat kecil.
2).
Air raksa tidak menempel (membekas / meninggalkan sisa) pada dinding kaca termometer.
3).
Air raksa memili wara, sehingga lebih mudah diamati tanpa harus dicampurkan pewarna terlebih dahulu.
3.
Jangkauan luas, sangat akurat, dan tidak cocok untuk perubahan suhu mendadak.
4.
Suhu nol mutlak adalah suhu paling rendah yang mungkin dimiliki oleh suatu zat. Dimana energi kinetik rata-rata partikel zat tersebut sama dengan nol, sehingga tidak ada kalor yang mengalir.
5.
Diketahui
: C = 25o C
Ditanyakan
:
Penyelesaian
:
F=
9 5
C + 273 =
F = ….? Dan R = ….?
9 5
⋅
25 + 273 = 318o F
37
R=
6.
4
C
5
=
4 5
⋅
25 = 20o R
Perbandingan skala-skala pada termometer adalah: Termometer Celcius
: 0o C – 100o C
Termometer Fahrenheit
: 32o F – 212o F
Termometer Reamur
: 0o R – 80o R
Termometer Kelvin
: 273o K – 373o K
5
7.
K=
8.
Saat berada pada suhu -273,15o C, partikel-partikel suatu zat akan berhenti bergerak
9
(F - 32)
+
273
(diam), karena energi kinetik rata-ratnya adalah sama dengan nol. 9.
Beberapa sifat termometrik zat yang dijadikan sebagai dasar pembuatan termometer diantaranya ialah:
10.
1).
Pemuaian zat padat
2).
Pemuaian zat cair
3).
Pemuaian gas
4).
Tekanan zat cair
5).
Tekanan udara,
6).
Regangan zat padat
7).
Hambatan zat terhadap arus listrik
8).
Intensitas cahaya (radiasi benda).
Misalkan skala Fahrenheit dan skala Celcius menunjukkan angka yang sama (X), maka TF = TC = X. dari hubungan antara skala Fhrenheit dan Celcius, maka diperoleh:
38
F=
9 5
C + 32
X - 32 =
−
4 5
X
9 5
⋅
X
= 32
F - 32 =
⇔
5
⇔
5
X-
9 5
X =−
⇔
9 5
⋅
C
X = 32
5 4
⋅
32
X = -40
Kunci Jawaban Untuk Meja Turnamen 2 1.
Jika dilihat dari segi enegri kinetik, suhu merupakan ukuran energi kinetik rata-rata partikel dalam suatu benda.
2.
3.
Perbandingan skala-skala pada termometer adalah: Termometer Celcius
: 0o C – 100o C
Termometer Fahrenheit
: 32o F – 212o F
Termometer Reamur
: 0o R – 80o R
Termometer Kelvin
: 273o K – 373o K
Karakteristik termometer paramagnetik ialah, termometer ini cocok untuk suhu rendah yang konstan.
4.
Suhu nol mutlak adalah suhu paling rendah yang mungkin dimiliki oleh suatu zat. Dimana energi kinetik rata-rata partikel zat tersebut sama dengan nol, sehingga tidak ada kalor yang mengalir.
5.
Diketahui
: F = 122o F
Ditanyakan
:
Penyelesaian
:
C=
5 9
(F - 32) =
C = ….?
5 9
⋅
(122 - 32) = 50o C
39
6.
Suhu merupakan ukuran energi kinetik rata-rata yang dimiliki partikel zat. Sehingga, jika suhu zat tersebut dinaikkan, maka energi kinetik rata-rata partikel zat tersebut juga akan semakin tinggi. 4 (F - 32) 9
7.
R=
8.
Saat berada pada suhu -273,15o C, partikel-partikel suatu zat akan berhenti bergerak (diam), karena energi kinetik rata-ratnya adalah sama dengan nol.
9.
Beberapa sifat termometrik zat yang dijadikan sebagai dasar pembuatan termometer diantaranya ialah:
10.
1).
Pemuaian zat padat
2).
Pemuaian zat cair
3).
Pemuaian gas
4).
Tekanan zat cair
5).
Tekanan udara,
6).
Regangan zat padat
7).
Hambatan zat terhadap arus listrik
8).
Intensitas cahaya (radiasi benda).
Pada skala Celcius, digunakan titik lebur es murni sebagai dasar penentuan titik tetap bawah dan untuk menyatakan titik tetap atas digunakan titik didih air pada tekanan atmsofer.
40
Kunci Jawaban Untuk Meja Turnamen 3 1.
Kalibrasi termometer adalah penetapan tanda-tanda untuk pebagian skala pada suatu termometer.
2.
3.
Dua titik acuan yang digunakan dalam pembuatan termometer adalah: 1).
Titik tetap bawah, pada umumnya dipilih titik beku air.
2).
Titik tetap atas, pada umumnya dipilih titik didih air.
Karakteristik termometer plat bimetalik ialah, termometer ini sering digunakan dalam termostat.
4.
Skala suhu Kelvin disebut sebagai skala suhu mutlak karena pada skala ini tidak ada suhu yang bernilai negatif.
5.
Diketahui
: K = 173 K
Ditanyakan
:
Penyelesaian
:
R=
6.
4 5
(K - 273) =
R = ….?
4 o ⋅ (173 - 273) = -80 R 5
Suhu merupakan ukuran energi kinetik rata-rata yang dimiliki partikel zat. Sehingga, jika suhu zat tersebut dinaikkan, maka energi kinetik rata-rata partikel zat tersebut juga akan semakin tinggi.
41
9
R + 32
7.
F=
8.
Perbandingan skala-skala pada termometer adalah:
9.
10.
4
Termometer Celcius
: 0o C – 100o C
Termometer Fahrenheit
: 32o F – 212o F
Termometer Reamur
: 0o R – 80o R
Termometer Kelvin
: 273o K – 373o K
Jenis-jenis termometer diantaranya adalah: 1).
Termometer gas ideal
2).
Termometer hambatan platina
3).
Termometer paramagnetic
4).
Termometer plat bimetalik
5).
Pirometer optic
6).
Termometer raksa dalam pipa
7).
Termokopel
Ada beberapa hal yang menjadi alasan mengapa air raksa sering digunakan untuk mengisi termometer, dibandingkan air dan alkohol, yaitu: 1).
Air raksa lebih cepat berubah terhadap perubahan suhu yang sangat kecil.
2).
Air raksa tidak menempel (membekas / meninggalkan sisa) pada dinding kaca termometer.
3).
Air raksa memili wara, sehingga lebih mudah diamati tanpa harus dicampurkan pewarna terlebih dahulu.
11.
Pada skala Celcius, digunakan titik lebur es murni sebagai dasar penentuan titik tetap bawah dan untuk menyatakan titik tetap atas digunakan titik didih air pada tekanan atmsofer.
42
Kunci Jawaban Untuk Meja Turnamen 3 1.
Alat yang digunakan untuk mengukur suhu adalah termometer.
Dua titik acuan yang digunakan dalam pembuatan termometer adalah:
3.
1).
Titik tetap bawah, pada umumnya dipilih titik beku air.
2).
Titik tetap atas, pada umumnya dipilih titik didih air.
Karakteristik termometer raksa dalam pipa ialah, sederhana, murah, mudah dibawa, dan langsung dapat dibaca.
4.
Skala suhu Kelvin disebut sebagai skala suhu mutlak karena pada skala ini tidak ada suhu yang bernilai negatif.
5.
Diketahui
: K = 173 K
Ditanyakan
:
Penyelesaian
:
C = ….?
C = K - 273 = 173 - 273 = -100o C 6.
Suhu merupakan ukuran energi kinetik rata-rata yang dimiliki partikel zat. Sehingga, jika suhu zat tersebut dinaikkan, maka energi kinetik rata-rata partikel zat tersebut juga akan semakin tinggi.
43
R=
4
C
5
Jenis-jenis termometer diantaranya adalah: 8).
Termometer gas ideal
9).
Termometer hambatan platina
10). Termometer paramagnetic 11). Termometer plat bimetalik 12). Pirometer optic 13). Termometer raksa dalam pipa 14). Termokopel 9.
Ada beberapa hal yang menjadi alasan mengapa air raksa sering digunakan untuk mengisi termometer, dibandingkan air dan alkohol, yaitu: 4).
Air raksa lebih cepat berubah terhadap perubahan suhu yang sangat kecil.
5).
Air raksa tidak menempel (membekas / meninggalkan sisa) pada dinding kaca termometer.
6).
Air raksa memili wara, sehingga lebih mudah diamati tanpa harus dicampurkan pewarna terlebih dahulu.
10.
Sifat termometrik suatu zat ialah sifat-sifat suatu benda yang dapat berubah karena disebabkan oleh perubahan suhu.
44
BAB III PENUTUP A.
KESIMPULAN Ada beberapa hal pokok yang dapat kita sipulkan dari pembahasan di atas, yaitu:
1.
Menurut Bruce Joyce, dkk, Models of teaching atau model pembelajaran adalah model pelajaran, untuk membantu siswa mendapatkan informasi, ide, keterampilan, nilai-nilai, kemampuan berfikir, dan dapat mengaktualisasi diri, juga diajarkan kepada siswa bagaimana
belajar yang efektif dan sistematis sehingga kedepan
dihasilkan siswa yang dapat meningkatkan kemampuannya belajar lebih mudah dan efektif dalam keilmuan dan keterampilan, karena mereka sudah memdapat proses pembelajaran yang tuntas. 2.
Pembelajaran kooperatif adalah salah satu bentuk pembelajaran yang berdasarkan paham konstruktivis. Pembelajaran kooperatif merupakan strategi belajar dengan sejumlah siswa sebagai anggota kelompok kecil yang tingkat kemampuannya berbeda. Dalam menyelesaikan tugas kelompoknya, setiap siswa anggota kelompok harus saling bekerja sama dan saling membantu untuk memahami materi pelajaran.
45
3.
4.
Ada 5 elemen dasar dalam penerapan model pembelajaran kooperatif, yaitu: 1).
Saling ketergantungan positif
2).
Pemberian tangungjawab individu
3).
Interaksi berhadap-hadapan
4).
Kemampuan untuk bekerja sama
5).
Proses kelompok
Pembelajaran kooperatif model TGT adalah salah satu tipe atau model pembelajaran kooperatif yang melibatkan aktivitas seluruh siswa tanpa harus ada perbedaan status, melibatkan peran siswa sebagai tutor sebaya dan mengandung unsur permainan dan reinforcement.
5.
Menurut Saco (2006), dalam TGT siswa memainkan permainan-permainan dengan anggota-anggota tim lain untuk memperoleh skor bagi tim mereka masing-masing. Permainan dapat disusun guru dalam bentuk kuis berupa pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan materi pelajaran. Kadang-kadang dapat juga diselingi dengan pertanyaan yang berkaitan dengan kelompok (identitas kelompok mereka).
6.
B.
Secara umum ada 5 komponen utama dalam penerapan model TGT, yaitu: 1).
Penyajian kelas (Class Presentations)
2).
Kelompok (Teams)
3).
Permainan (Games)
4).
Turnamen (Tournament )
5).
Penghargaan Kelompok (Team recognition)
SARAN Sesuai dengan kelemahan dari model pembelajaran ini, sebaiknya guru yang ingin
menerpkan model ini, harus mempersiapkan secara matang materi, pertanyaan, kelompok
46