BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Pengeluaran Pengeluaran konsumsi masyarakat merupakan salah satu variable variable makro ekonomi. Dalam identitas pendapatan nasional menurut pendekatan pengeluaran, variab variable le ini lazim lazim dilamb dilambang angkan kan dengan dengan huruf huruf C, ini dari dari kata consum consumpti ption. on. Peng Pengel elua uaran ran kons konsum umsi si seseo seseoran rang g adala adalah h bagi bagian an dari dari pend pendap apata atann nnya ya yang yang dibelanjakan. Bagian pendapatan yang tidak dibelanjakan disebut tabungan, lazim dilamb dilambang angkan kan dengan dengan huruf huruf S, inisial inisial dari dari kata kata saving saving.. pabi pabila la pengel pengeluar uaran! an! pengeluaran konsumsi semua orang dalam suatu "egara dijumlahkan, maka hasilnya hasilnya adalah pengeluaran konsumsi masyarakat masyarakat "egara yang bersangkuta bersangkutan. n. Dilain Dilain pihak pihak jika jika tabung tabungan an semua semua orang orang di suatu suatu "egara "egara dijumla dijumlahka hkan, n, maka maka hasilnya hasilnya adalah tabungan masyarakat "egara tersebut. tersebut. Selanjutny Selanjutnya, a, tabungan tabungan masyarakat masyarakat bersama!sama bersama!sama dengan dengan tabungan tabungan pemerintah pemerintah membentuk membentuk tabungan tabungan nasional. #ang #ang terakhir ini, tabungan nasional merupakan sumber dana investas i. $onsum $onsumsi si seseora seseorang ng berban berbandin ding g lurus lurus dengan dengan pendap pendapatan atanny nya. a. Secara Secara makroag makroagreg regat, at, pengel pengeluara uaran n konsum konsumsi si masyarak masyarakat at berban berbandin ding g lurus lurus dengan dengan pendapatan
nasional.
Semakin
besar
pendapatan,
semakin
besar
pula
penggeluaran konsumsi. Perilaku tabungan juga begitu. %adi, bila pendapatan bertambah, baik konsumsi maupun tabungan akan sama!sama bertambah. Perban Perbandin dingan gan besarny besarnyaa tambah tambahan an pengelu pengeluaran aran konsum konsumsi si terhada terhadap p tambaha tambahan n pendapatan disebut hasrat marjinal untuk berkonsumsi & marginal propensity to consum consume, e, 'PC (. Sedang Sedangkan kan nisbah nisbah besarny besarnyaa tambaha tambahan n tabung tabungan an terhada terhadap p pendapatan dinamakan hasrat marjinal untuk menabung & marginal propensity to save, save, 'PS (. Pada Pada masyarak masyarakat at yang yang kehidu kehidupan pan ekonom ekonominy inyaa relativ relativee belum belum mapan, biasanya angka 'PC mereka relative besar, sementara angka 'PS mereka relativ relativee kecil. kecil. rtiny rtinya, a, jika jika mereka mereka memper memperole oleh h tambah tambahan an pendap pendapata atan, n, maka maka sebagian besar tamabhan pendapatan itu akan teralokasikan untuk konsumsi. )al
sebaliknya sebaliknya berlaku berlaku pada masyarakat masyarakat yang kehidupan kehidupan ekonominy ekonominyaa sudah relative lebih mapan. *enaga beli seseorang tergantung atas dua unsure pokok yaitu pendapatan yang dibelanjakan dan harga barang yang diperlukan atau dikehendaki. pabila jumlah pendapatan yang dapat dibelanjakan oleh seseorang berubah maka jumlah barang yang diminta juga akan berubah. Demikian pula halnya harga barang yang dikehe dikehenda ndaki ki juga juga beruba berubah. h. Secara Secara matema matematis tis pengar pengaruh uh peruba perubahan han harga harga dan pendapatan bersama!sama terhadap jumlah barang yang diminta dapat diketahui secara serentak.
B. Masalah Po Pokok
+. -. /. 0. 1.
Bagaimana Bagaimana perilaku perilaku konsumsi konsumsi masyarak masyarakat at dalam dalam perekono perekonomian mian Bagaimana Bagaimana pola pola konsum konsumsi si masyarakat masyarakat ada di di ndonesi ndonesia a Bagaimana Bagaimana dimensi dimensi ketimpa ketimpangan ngan pengeluaran pengeluaran konsumsi konsumsi pa sebena sebenarny rnyaa tabung tabungan an masy masyarak arakat at Bagaimana Bagaimana fungsi fungsi konsumsi konsumsi dan fungsi fungsi tabung tabungan an
C. Tujuan
+. -. /. 0. 1.
'engetahui 'engetahui perilaku perilaku konsumsi konsumsi masyarakat masyarakat dalam dalam perekon perekonomian omian 'engetahui 'engetahui pola konsumsi konsumsi masyaraka masyarakatt yang yang ada di ndonesi ndonesiaa 'engetahui 'engetahui dimensi dimensi ketimpan ketimpangan gan pengeluaran pengeluaran konsumsi konsumsi 'enget 'engetahu ahuii tabu tabunga ngan n masy masyarak arakat at 'engetahui 'engetahui funsi tabungan tabungan dan fungsi fungsi konsum konsumsi si
BAB II PEMBAHASAN
A.
Perilaku Konsusi Mas!arakat
Beberapa pandangan ahli mengenai perilaku konsumen antara lain 2 +.
stilah perilaku konsumen diartikan sebagai perilaku yang diperlihatkan konsumen dalam mencari, membeli, menggunakan, mengevaluasi, dan menghabiskan produk dan jasa yang mereka harapkan akan memuaskan kebutuhan mereka &Schiffman dan $anuk +330(
-.
Perilaku konsumen merupakan tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi, dam menghabiskan produk dan jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului dan mengikuti tindakan ini. &4ngel, Black5eel, dan 'iniard6 +33/(
/.
Perilaku konsumen merupakan proses pengambilan keputusan dan aktivitas fisik dalam mengevaluasi, memperoleh, menggunakan dan menghabiskan barang atau jasa. &7oudon dan Della!Bitta6 +380(
0.
Perilaku yang ditunjukkan oleh orang!orang dalam merencanakan, membeli, dan menggunakan barang!barang ekonomi dan jasa, disebut perilaku konsumen. &9inardi,+33+(
1.
Perilaku yang dikaitkan dengan preferences dan possibilities adalah perilaku konsumen. &Deaton dan 'uellba5er, +38:(
:.
Perilaku konsumen merupakan pengkajian dari perilaku manusia sehari!hari &'ullen dan %ohnson, +33;(
Dari beberapa pandangan di atas dapat ditarik satu kesimpulan yaitu Perilaku $onsumen adalah semua kegiatan, tindakan, serta proses psikologis yang mendorong tindakan tersebut pada saat sebelum membeli, ketika membeli, menggunakan, menghabiskan produk dan jasa setelah melakukan hal!hal di atas atau kegiatan mengevaluasi. lokasi PDB de5asa ini semakin besar tergunakan untuk keperluan pembentukan modal atau investasi serta ekspor dan impor. $enyataan ini tentu saja menggembirakan karena menandakan secara umum pendapatan masyarakat sudah mencukupi kebutuhan konsumsinya, sehinnga terdapat kelebihan yang bisa
ditabung untuk menjadi sumber dana investasi. dalah beralasan untuk menyatakan bah5a harapan untuk menumbuhkan perekonomian cukup prospektif. Penurunan proporsi pengeluaran konsumsi masyarakat dalam membentuk permintaan agregat menyiratkan dua hal. Pertama, peran tabungan masyarakat terahdap pendapatan nasional semakin besar. $edua, peran sector!sektor penggunaan lain dalam membentuk permintaan agregat semakin besar, khususnya sector pembentukan modal atau investasi dan sector ekspor!impor. Dalam perekonomian ada beberapa pendekatan yang mempelajari perilaku konsumen, antara lain pendekatan tradisional dan pendekatan modern.
+.
Pendekatan *radisional 'enurut pendekatan ini, setiap barang mempunyai dayaguna atau utilitas,
oleh karena barang tersebut pasti mempunyai kemampuan untuk memberikan kepuasan kepada konsumen yang menggunakan barang tersebut. %adi bila orang meminta suatu jenis barang, pada dasarnya yang diminta adalah dayaguna barang tersebut.
-.
Pendekatan 'odern Pendekatan ini menggunakan analisa regresi yang secara praktis digunakan
untuk memperkirakan permintaan.
B.
Pola Konsusi Mas!arakat
*abel 2 Daftar lokasi Pengeluaran $onsumsi 'asyarakat . 'akanan B. "on!makanan Padi!padian, Perumahan dan bahan bakar,
e. *ransportasi f. Pembantu dan sopir
Pola konsumsi dapat dikenali berdasarkan alokasi penggunaannya. per tahun. ngka sejenis untuk penduduk perdesaan adalah /1,?:>. pabila diyakini pendapat umum bah5a tingkat harga di perkotaan biasanya naik lebih cepat daripada di daerah perdesaan, maka secara riil sesungguhnya kenaikan pengeluaran orang desa justru lebih tinggi daripada orang kota. Di dalam pengeluaran untuk kelompok non!makanan, bagian terbesar dibelanjakan untuk keperluan subkelompok perumahan dan bahan bakar. Sekitar 00> pengeluaran non!makanan dibelanjakan untuk keperluan perumahan, itu berarti
hamper
+?>dari
seluruh
pengeluaran.
tu
berarti
pula,
tanpa
memperhatikan kelompok, belanja terbesar masyarakat ndonesia adalah untuk keperluan perumahan dan bahan bakar.
C.
Diensi Keti"angan Pengeluaran Konsusi
'elalui
perbandingan!perandingan
perilaku
dan
pola
konsumsi
masyarakat, telah disingkap adanya kesenjangan antara masyarakat perdesaan dan masyarakat perkotaan. Pengeluaran konsumsi masyarakat dapat pula difungsikan untuk mendeteksi ketimpangan kemakmuran antar lapisan masyarakat, sebab
sebagaimana diketahui kesenjangan kemakmuran dapat diukur baik dengan pendekatan pendapatan maupun pendekatan pengeluaran. Dengan mengelompokan distribusi pengeluaran masyarakat ke dalam persepuluhan atau desil &decile( dapat diketahui ketimpangan pengeluaran penduduk. Selanjutnya, bisa pula dihitung indeks atau rasio gini masyarakat yang bersangkutan secara keseluruhan sebagai satu totalitas. Pola konsumsi masyarakat berbeda antarlapisan pengeluaran. *erdapat kecenderungan umum bah5a semakin rendah kelas pengeluaran masyarakat semakin dominan alokasi belanjanya untuk pangan. Di lain pihak, kian tinggi kelas pengeluarannya kian tinggi besar pula proporsi belanjanya untuk konsumsi bukan makanan. %enis makanan yang dikonsumsi juga berbeda. Semakin rendah kelas pengeluaran, cenderung semakin dominan jenis padi!padian umbi!umbian yang dikonsumsi. Dalam kelompok
pengeluaran
untuk
non!makanan, terjadi
gejala
sebaliknya. Semakin tinggi pengeluarannya semakin besar proporsinya secara umum, dan secara spesifik untuk berbagai %anis pengeluaran non!makanan tertentu.
D.
Ta#ungan Mas!arakat
*abungan adalah bagian dari pendapatan dapat dibelanjakan &disposable income( yang tidak dikeluarkan untuk konsumsi. ni merupakan tabungan masyarakat. *abungan pemerintah adalah selisih positif antara penerimaan dalam negeri dan pengeluaran rutin. $edua macam tabungan ini membentuk tabungan nasional, merupakan sumber dana investasi. $endati pada dasarnya semua sisa pendapatan yang tidak dikonsumsi adalah tabungan, namun tidak seluruhnya merupakan tabungan sebagaimana yang dikonsepsikan dalam makro ekonomi. )anya bagian yang dititi pkan pada lembaga perbankan sajalah yang dapat dinyatakan sebagai tabungan, karena secara makro dapat disalurkan sebagai dana investasi. Sisa pendapatan tidak dikonsumsi yang disimpan sendiri &istilah umumnya celengan( tidak tergolong sebagai tabungan.
Perkiraan jumlah tabungan masyarakat ndonesia memang tidak ditaksir melalui cara sebagaimana diusulkan tadi. Biro Pusat Statistik menaksirnya melalui selisih antara tabungan nasional dan tabungan pemerintah. #ang terakhir ini relative lebih gampang dihitung mengingat catatan administratifnya cukup tersedia. ngka tabungan nasional sendiri merupakan hasil penaksiran pula, yaitu PDB dikurangi "ilai $onsumsi khir Sektor @umah *angga dan Sektor Pemerintah, ditambah Pendapatan "etto Aaktor Produksi terhadap 7uar "egeri. %adi, karena kesulitan teknis penafsiran, metodologi perhitungannya dibalik. Bukannya tabungan masyarakat ditambah tabungan pemerintah menghasilkan tabungan nasional, melainkan tabungan nasional dikurangi tabungan pemerintah menghasilkan tabungan masyarakat. $epraktisan metodologis semacam ini tentu saja merupakan kelemahannya.
E.
$ungsi Konsusi Dan $ungsi Ta#ungan
Dalam teori makro ekonomidikenal berbagai variasi model fungsi konsumsi. Aungsi konsumsi yang paling dikenal dan sangat lazim digunakan dalam
perhitungan!perhitungan
makro
ekonomi,
yaitu
fungsi
konsumsi
$eynesian. %ohn 'aynard $eynes menyatakan bah5a pengeluaran konsumsi masyarakat tergantung pada &berbanding lurus dengan( tingkat pendapatannya. %ames S. Duesenberry mengusulkan model lain. Berkaitan dengan hipotesisnya tentangpendapatan
relative,
ia
berpendapat
tingkat
pendapatan
yang
mempengaruhi pengeluaran konsumsi masyarakat bukan tingkat pendapatan efektif, maksudnya pendapatan rutin yang secara factual diterima, tapi oleh tingkat pendapatan relative. 'ilton Ariedman mengajukan model pendapatan yang menentukan besar kecilnya konsumsi adalah tingkat pendapatan permanen. *entu saja, selain tingkat pendapatan sebagai variable pengaruh utama, terdapat kemungkinan beberapa variable lain turut mempengaruhi besar kecil pengeluaran konsumsi masyarakat. Dari sudut tinjauan kebaikan suai &goodness of fit( model ini cukup memadai. 'odel ini mengandung korelasi serial &otokorelasi( negative.
Aungsi tabungan dipengaruhi oleh empat factor atau variable. $eempat factor atau variable tersebut yaitu pendapatan, suku bunga, inflasi, dan penerimaan ekspor. 'odel ini tidak otokorelatif.
$.
Pengertian Pola Konsusi
Pola konsumsi masyarakat menggambarkan alokasi dan komposisi atau bentuk konsumsi yang berlaku secara umum pada anggota masyarakat. $onsumsi bisa diartikan sebagai kegiatan untuk pemenuhan kebutuhan atau keinginan saat ini guna meningkatkan kesejahteraannya. Dengan demikian, alokasi konsumsi sangat tergantung pada definisi dan persepsi masyarakat mengenai kebutuhan dan kendala yang mereka hadapi. Dalam penelitian ini dianalisis tiga hal utama, yaitu alokasi konsumsi, frekuensi konsumsi dan lokasi konsumsi. 'enurut Dumairy &+33:2++0( menyatakan bah5a 2 $onsumsi adalah bagain dari pendapatan yang dibelanjakan. Sedangkan menurut Samuelson dan "ordhaus &+3312 +-/( mendefinisikan konsumsi rumah tangga adalah pengeluaran untuk pembelian barang!barang dan jasa akhir guna mendapatkan kepuasan ataupun memenuhi kebutuhannya. 'enurut Dumairy &+33:2++?( menyatakan bah5a 2 Pengeluaran untuk makanan terdiri atas padi!padian,umbi!umbian, ikan, daging, telur dan susu, sayur!mayur,
kacang!kacangan,
buah!buahan,
minyak
dan
lemak,
bahan
minuman, bumbuan, bahan pangan, makanan jadi, minuman beralkohol, tembakau dan sirih. Sedangkan pengeluaran bukan makanan tediri atas perumahan dan bahan baker, aneka barang dan jasa &bahan pera5atan badan, bacaan, komunikasi, kendaraan bermotor, transportasi, pembantu, dan sopir(, biaya kesehatan, pakaian, alas kaki, tutup kepala, barang tahan lama, pajak dan premi asuransi, keperluan pesta dan upacara. Pola konsumsi menurut Samuelson &'akroekonomi2 -;;-( Dalam kehidupan sehari!hari tidak pernah ada dua keluarga yang menggunakan uang mereka dengan cara yang tepat sama. Pola konsumsidapat dikenali berdasarkan alokasi penggunaannya.
pengeluaran konsumsi masyarakat digolongkan dalam dua kelompok penggunaan, yauti pengeluaran untuk makanan dan pengeluaran untuk non! makanan. Perbandingan besar pengeluaran perkapita penduduk perkotaan terhadap penduduk pedesaan cenderung konstan tahun demi tahun . Pengeluaran rata!rata orang kota selalu dua kalilipat pengeluaran orang desa. Perbandingan pola pengeluarannya juga demikan. lokasi pengeluaran untuk makanan di kalangan orang desa lebih besar dibandingkan orang kota.
B.
Pola Konsusi Mas!arakat
Pola Perilaku $onsumsi 'asyarakat ndonesia
Sikap seorang individu mempengaruhi pola pmbelian barang=jasa terhadap barang yang akan dikonsumsi nya. )al ini berdasarkan beberapa faktor yang membedakan, diantaranya faktor budaya, social dan psikologis. Dari segi faktor budaya, kiat bisa mengambil contoh tentang kebudayaan pola piker masyarakat ndonesia dalam mengkonsumsi barang=jasa. rang!orang ndonesia selalu tertarik akan hal!hal baru. Banyak masyarakat ndonesia yang sering menghabiskan uang mereka untuk berbelanja barang!barang yang sebenarnya sudah mereka miliki akan tetapi mereka membelinya lagi karena berbeda merek atau model. Selain itu, jika ada gadget terbaru, tidak jarang masyarakat ndonesia langsung menyerbunya padahal sebenarnya gadget tersebut masih memiliki fungsi yang sama, bahkan fitur yang sama. Dan juga, masyarakat ndonesia sepertinya lebih menyukai produk!produk dari luar negeri dibandingkan produk dalam negeri. Berbeda halnya dengan orang!orang dengan ras kulit putih &bule(. $ebanyakan 5arga kulit putih justru memiliki sikap yang berbanding terbalik dengan masyarakat ndonesia. 'ereka, dalam menggunakan produk, jarang dari mereka yang sering begonta!ganti produk sebelum produk tersebut rusak. 'ereka lebih mementingkan bagaimana cara menghasilkan produk yang berkualitas untuk dikonsumsi sendiri bahkan untuk di ekspor, dibandingkan dengan membeli produk luar untuk dikonsumsi. )al ini sangat berbanding terbalik dengan kebiasaan masyarakat ndonesia yang sering berbelanja bahkan tidak
sedikit orang yang berbelanja ke luar negeri, padahal di produk tersebut dapat dibeli di "egara nya sendiri. Dalam pemenuhan kebutuhan yang sama, terkadang individu melakukan cara!cara yang berbeda. Perbedaan cara untuk memenuhi kebutuhan yang sama ini tergantung dari learning process dan cognitive process yang dialami oleh masing! masing individu tersebut. Cukup menarik jika ingin melihat fenomena konsumsi masyarakat ndonesia. 'enurut hasil survei keyakinan konsumen yang dilakukan oleh Bank ndonesia &B(, indeks keyakinan konsumen pada %uli -;+0 kemarin kembali menguat jika dibanding dengan bulan %uni. *ercatat ndeks keyakinan konsumen pada %uli -;+0 adalah sebesar ++3,8 poin, lebih tinggi /,1 poin dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang tercatat sebesar ++:,/ poin, atau tertinggi dalam dua tahun ini. Pola konsumsi masyarakat ndonesia cenderung optimistis dan percaya diri dalam membelanjakan uangnya. ni mengarah pada pembelanjaan impulse buying.
Ta#el% Daftar lokasi Pengeluaran $onsumsi 'asyarakat
+.'akanan E
Padi!padian
E
Buah!buahan
E
E
'inyak dan lemak
E
kan
E
Bahan minuman
E
Daging
E
Bumbu!bumbuan
E
*elur dan susu
E
Bahan pagan lain
E
Sayur!sayuran
E
'akanan jadi
E
$acang!kacangan
E
'inuman beralkohol
-."on 'akanan E
Perumahan dan bahan bakar
E
neka barang dan jasa
a.
Bahan pera5tan badan &sabun, pasta gigi,parfum,sisir,dsb(
b.
Bacaan &$oran,majalah, buku(
c.
$omunikasi
d.
$endaraan bermotor
e.
*ransportasi
f.
Pembantu dan sopir
E
Biaya pendidikan
E
Barang!barang tahan lama
E
Biaya kesehatan
E
Pajak dan premi asuransi
E
Pakaian,alas kaki, tutup kepala
E
$eperluan pesta dan upacara
Pola konsumsidapat dikenali berdasarkan alokasi penggunaannya.
nnominal. Sepanjang
periode +388!+33/, pengeluaran penduduk perkotaan naik rata!rata /:,:/> pertahun. ngka jenis untuk penduduk pedesaan adalah /1,?:> . pabila diyakini pendapat umum bah5a tingkat harga diperkotaan biasanya naik lebih cepat daripada di daerah pedesaan, maka secara riil sesungguhnya kenaikan pengeluaran orang desa justru lebih tinggi daripada orang kota. 7ebih tingginya kenaikan pengeluaran penduduk pedesaan dibandingkan penduduk perkotaan harus dipahami seacara hati!hati. )al ini tidak berarti bah5a dibandingkan orang kota, orang desa menjadi lebih boros, kian konsumtif, atau semakin makmur. 'engingat jumlah pengeluaran yang menjadi basis perhitungan nilainya jauh lebih rendah untuk penduduk pedesaan, kenaikan pengeluaran yang lebih tinggi itu sesungguhnya barulah sekedar menggambarkan kecapaian orang! orang desa dalam upayanya untuk dapat hidup lebih baik. $ecapaian itu sendiri belum mampu mensejajarkan dengan posisi kemakmuran orang kota. 'elalui
perbandingan!perbandingan
perilaku
dan
pola
konsumsi
masyarakat, telah disingkat adanya kesenjangan antara masyarakat pedesaan dan masyarakat perkotaan. Pengeluaran konsumsi masyarakat dapat pula difungsikan untuk mendeteksi ketimmpangan kemakmuran antar lapisan masyarakat, sebab
sebagaimana diketahui kesenjangan kemakmuran dapat diukur baik dengan pendekatan pendapatan maupun dengan pendekatan pengeluaran. Pola konsumsi masyarakat berbeda antar lapisan pengeluaran. *erdapat kecenderungan umum bah5a semakin rendah kelas pengeluaran masyarakat semakin dominan alokasi belanjanya untuk pangan. Di lain puhak, kian tinggi kelas pengeluarannya kian tinggi besar pula proporsi belanjanya untuk konsumsi bukan makanan. %enis makanan yang dikonsumsi juga berbeda. Semakin rendah kelas pengeluaran, cenderung semakin dominan jenis padi!padian, umbi!umbian yang dikonsumsi. Dalam kelompok pengeluaran untuk non makanan, terjadi gejala sebaliknya. Semakin tinggi pengeluarannya, semakin besar proporsinya secara umum, dan secara spesifik untuk berbagai jenis pengeluaran non makanan tertentu.
A&a"un 'aktor('aktor !ang e"engaruhi "ola konsusi) &iantaran!a%
+.
*ingkat pendapatan masyarakat yaitu tingkat pendapatan &incomeF( dapat digunakan untuk dua tujuan2 konsumsi &consuptionFC( dan tabungan &savingFS(, dan hubungan ketiganya dapat terbentuk dalam persamaan FCGS, adalah merupakan besar kecilnya pendapatan yang diterima seseorang akan mempengaruhi pola konsumsi. Semakin besar tingkat pendapatan seseorang, biasanya akan diikuti dengan tingkat konsumsi yang tinggi, sebaliknya tingkat pendapatan yang rendah akan diikuti dengan tingkat konsumsi yang rendah pula.
-.
Selera konsumen, setiap orang memiliki keinginan yang berbeda dan ini akan mempengaruhi pola konsumsi. $onsumen akan memilih satu jenis barang untuk dikonsumsi dibandingkan jenis barang lainnya.
/.
)arga barang, jika harga suatu barang mengalami kenaikan, maka konsumsi barang tersebut akan mengalami penurunan. Sebaliknya jika harga suatu barang mengalami penurunan, maka konsumsi barang tersebut akan mengalami kenaikan. $aitan konsumsi dengan harga barang dapat dibedakan apakah barang tersebut bersifat substitusi &barang substitusi adalah barang
yang dapat menggantikan fungsi barang lainnya( atau komplementer &barang komplementer adalah barang yang melengkapi fungsi barang lainnya(. 0.
*ingkat pendidikan masyarakat, tinggi rendahnya pendidikan masyarakat akan mempengaruhi terhadap perilaku, sikap dan kebutuhan konsumsinya.
1.
%umlah keluarga, besar kecilnya jumlah keluarga akan mempengaruhi pola konsumsinya.
:.
7ingkungan,
keadaan
sekeliling
dan
kebiasaan
lingkungan
sangat
berpengaruh pada prilaku konsumsi masyarakat. Contohnya, ndonesia yang memiliki daerah tropis tidak begitu membutuhkan baju hangat dibandingkan dengan daerah di kutub utara dan kutub selatan.
BAB III PENUTUP
A.
Kesi"ulan
Pola
konsumsi
masyarakat
dapat
dikenali
berdasarkan
alokasi
penggunaannya.
pengeluaran untuk makanan dan pengeluaran untuk non!makanan. Pengeluaran masyarakat ndonesia banyak pada makanan. kan tetapi terdapat ketimpangan dalam hal pengeluaran konsumsi antara penduduk pedesaan dan penduduk perkotaan, misalkan dari besarnya pengeluaran dan juga pola konsumsinya. Perbandingan besar pengeluaran antara penduduk pedesaan dan penduduk perkotaan cenderung konstan tahun demi tahun. 'elalui perbandingan perilaku dan pola konsumsi, terdapat kesenjangan antara masyarakat pedesaan dan masyarkat perkotaan. Pengeluaran konsumsi dapat pula difungsikan untuk mendeteksi ketimpangan kemakmuran antar lapisan masyarakat, yang dapat diukur baik dengan pendekatan pendapatan maupun pendekatan pengeluaran. Bagian dari pendapatan yang dapat dibelanjakan tapi tidak dikeluarkan untuk konsumsi merupakan tabungan masyarakat. Penggabungan antara tabungan masyarakat dan tabungan pemerintah dapat membentuk tabungan nasional yang merupakan sumber dana investasi.
B.
Saran
Pengeluaran konsumsi masyarakat di ndonesia de5asa ini semakin besar tergunakan untuk keperluan pembentukan modal atau investasi serta ekspor dan impor. tu menunjukkan bah5a ndonesia akhir!akhir ini sudah memiliki bekal kemandirian. Bekal kemandirian tersebut dapat dikonfirmasi melalui tinjauan pengeluaran konsumsi masyarakat sesuai dengan proporsinya dalam pembentukan permintaan agregat. pabila penurunan permintaan agregat menurun dapat menyiratkan dua hal, pertama peran tabungan masyarakat terhadap pendapatan nasional semakin besar. $edua, peran sector!sektor penggunaan lain dalam membentuk permintaan agregat semakin besar, khususnya sector pembentukan modal atau investasi dan sector ekspor!impor.
DA$TA* PUSTAKA
Dharmmesta, B. S. &+33/(, Perilaku beli $onsumen 4ra 3;an dan Startegi Pemasaran, %ournal 4konomi dan Bisnis ndonesia, Hol. H, "o. +, pp. -3!0+. Dharmmesta, B. S. &+330(, Perilaku $onsumen ndonesia *ahun -;;;, $elola, Hol. , "o. :,
pp. 8/!3/. Dinas Pendidikan D# &-;;:(, Direktori Potensi Pendidikan D# *ahun -;;:, Pemerintah Propinsi D#!Dinas Pendidikan, #ogyakarta. 'aulana gus, Perilaku $onsumen di 'asa $risis mplikasinya terhadap Stategi Pemasaran, 'ajalah
Penyebab Aaktor Demografi +. $omposisi Penduduk Dalam suatu 5ilayah jika jumlah orang yang usia kerja produktif banyak maka konsumsinya akan tinggi. Bila yang tinggal di kota ada banyak maka konsumsi suatu daerah akan tinggi juga. Bila tingkat pendidikan sumber daya manusia di 5ilayah itu tinggi!tinggi maka biasanya pengeluaran 5ilayah tersebut menjadi tinggi. -. %umlah Penduduk %ika suatu daerah jumlah orangnya sedikit sekali maka biasanya konsumsinya sedikit. %ika orangnya ada sangat banyak maka konsumsinya sangat banyak pula.
Pen!e#a# + $aktor Lain
+. $ebiasaan dat Sosial Budaya Suatu kebiasaan di suatu 5ilayah dapat mempengaruhi tingkat konsumsi seseorang. Di daerah yang memegang teguh adat istiadat untuk hidup sederhana
biasanya akan memiliki tingkat konsumsi yang kecil. Sedangkan daerah yang memiliki kebiasaan gemar pesta adat biasanya memeiliki pengeluaran yang besar. -. Kaya )idup Seseorang Seseorang yang berpenghasilan rendah dapat memiliki tingkat pengeluaran yang tinggi jika orang itu menyukai gaya hidup yang me5ah dan gemar berhutang baik kepada orang lain maupun dengan kartu kredit.
'enurut %. ' $eynes, tingkat konsumsi seseorang atau rumah tangga ditentukan oleh pendapatannya. 7alu, apakah ada faktor lain yang mempengaruhi konsumsi
Aaktor bjektif, yaitu faktor yang secara umum diakui sebagai faktor yang mempengaruhi konsumsi. Aactor bjektif dibagi menjadi / yaitu2 +. )arga $eynes mengatakan bah5a perubahan harga yang cukup besar akan menyebabkan perubahan daya beli masyarakat yang besar pula. rtinya, naik turunnya tingkat harga umum yang cukup besar akan mengubah pendapatan rill dan nilai rill uang yang cukup besar pula. -. $ebijakan Aiskal Salah satu instrument kebijakan fiskal , yaitu pajak sangat mempengaruhi besarnya pendapatan yang digunakan untuk konsumsi. Semakin besar tarif pajak yang berlaku terhadap barang dan jasa, semakin tinggi harga tersebut. rtinya, pendapatan rill masyarakat menurun sehingga konsumsi mereka pun menurun. /. Suku Bunga Aaktor yang menarik sesorang untuk menabung atau investasi adalah suku bunga. Semakin besar suku bunga tabungan, semakin besar pula imbalan jasa yang diberikan oleh bank. %adi, besar kecilnya suku bunga akan mempengaruhi keputusan konsumsi seseorang. E Aaktor Subjektif Aaktor yang berasal dari kondisi yang dialami oleh setiap orang. Aaktor subjektif tidak selalu mempunyai pengaruh yang sama pada setiap orang. Aaktor Subjektif dibagi menjadi - yaitu2
+. Sikap hati!hati Seorang konsumen berusaha untuk lebih hati!hati dalam membelanjakan uangnya dengan cara mengurangi konsumsi dengan menyisihkan sebagian pendapatnnya untuk menghadapi kesulitan di masa yang akan datang. -. $ekayaan &5ariasan( yang dimiliki 'enurut $eynes, seseorang yang mempunyai kekayaan dari 5arisan atau tabungan akan menggunakan sebagian besar pendapatannya untuk konsumsi. Sebaliknya, seseorang yang tidak memiliki kekayaan dari 5arisan atau tabungan akan lebih memilih untuk menyisihkan pendapatannya ke dalam tabungan. Dengan tujuan memperoleh kekayaan yang lebih besar atau untuk persiapan di masa mendatang. Pengertian dan Aaktor!faktor yang mempengaruhi tingkat $onsumsi merupakan kegiatan manusia dalam penggunaan barang dan jasa untuk mengurangi atau menghabiskan daya guna atau manfaat suatu barang dan jasa dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya.
Beberapa factor yang mempengaruhi tingkat konsumsi seseorang yaitu2 +. *ingkat Pendapatan Pendapatan merupakan suatu balas jasa dari seseorang atas tenaga atau pikiran yang telah disumbangkan, biasanya berupa upah atau gaji. 'akin tinggi pendapatan seseorang makin tinggi pula daya belinya dan semakin beraneka ragam kebutuhan yang harus dipenuhi, dan sebaliknya. -. *ingkat Pendidikan 'akin tinggi pendidikan seseorang makin tinggi pula kebutuhan yang ingin dipenuhinya.
Contohnya
seorang
sarjana
lebih
membutuhkan
computer
dibandingkan seseorang lulusan sekolah dasar. /. *ingkat $ebutuhan $ebutuhan setiap orang berbbeda!beda. Seseorang yang tinggal di kota daya belinya akan lebih tinggi jika dibandingkan dengan yang tinggal di desa. 0. $ebiasaan 'asyarakat Di zaman yang serba modern muncul kecenderungan konsumerisme didalam masyarakat. Penerapan pola hidup ekonomis yaitu dengan membeli
barang dan jasa yang benar!benar dibutuhkan, maka secara tidak langsung telah meningkatkan kesejahteraan hidup. 1. )arga Barang %ika harga barang naik maka daya beli konsumen cenderung menurun sedangkan jika harga barang dan jasa turun maka daya beli konsumen akan naik. )al ini sesuai dengan hokum permintaan.
:. 'ode Barang!barang yang baru menjadi mode dalam masyarakat biasanya akan laku keras di pasar sehingga konsumsi bertambah. Dengan demikian mode dapat mempengaruhi konsumsi.
'anusia senantiasa berusaha untuk memperoleh kepuasan setinggi! tingginya dan mencapai tingkat kemakmuran dengan memenuhi berbagai macam kebutuhannya.
Kelo"ok Pola Konsusi
Dalam membedakan pola konsumsi secara umum, kita pisahkan konsumen dalam tiga kategori besar. Pemisahan ini sudah cukup mampu menjadi gambaran bagi anda untuk mengkonsep layanan anda sehingga laku dipasaran.
+. $onsumen 'enengah $eba5ah Pola konsumsi kategori ini sesuai dengan kapasitas ekonomi kalangan ini yang terbatas. 'ereka cenderung mencari produk dengan harga rendah, tentu dengan kesadaran penuh kalau mereka tidak bisa menuntut produk terbaik dengan
harga tersebut. Selain itu kebutuhan mereka lebih terbatas hanya pada hal hal seputar dengan kebutuhan sehari hari.
-. $onsumen 'enengah keatas Pola konsumsi kelompok ini jauh lebih leluasa dari kelompok sebelumnya. $elompok ini memiliki kemampuan ekonomi yang lebih baik, sehingga standar kebutuhan mereka juga lebih kompleks. Pada kalangan ini mereka mulai mencari layanan tambahan seperti hiburan, investasi D77. Pola konsumsi kategori ini juga lebih siap dengan harga yang lebih tinggi, tentu dengan produk yang diharapkan lebih baik. "amun mereka sangat vokal dengan produk yang mengece5akan. $arenanya anda harus peka dengan kebutuhan mereka dan layanan yang anda berikan.
/. $onsumen 7uJury $elompok ini memiliki kekuatan finansial yang sangat baik, sehingga pola konsumsi mereka sangat khusus. 'ereka sanggup membeli dengan harga sangat tinggi, namun mereka menuntut untuk mendapat layanan terbaik. *erkadang mereka mendapat layanan HP karena daya beli mereka, seperti meja khusus, ruang khusus atau bahkan acara khusus.