3
B.
Peng Pengeerti rtian Di Dimensi nsi Kuali Kualitas
Kualitas dapat didefinisikan dalam berbagai macam definisi. Berikut ini adalah definisi kualitas yang dikemukakan oleh para ahli (Suardi, 2003, pp. 2-3) :
y
Philip B. Crosby Crosby berpendapat berpendapat bahwa mutu/kualitas berarti kesesuaian terhada p persyaratan, seperti jam tahan air, sepatu tahan lama, atau dokter ahli. Crosby juga mengemukakan pentingnya melibatkan setiap orang pada proses dalam organisasi. Pendekatan Crosby merupakan proses top down.
y
W.
Edwards Deming
Deming berpendapat bahwa kualitas berarti pemecahan masalah untuk mencapai penyempurnaan terus-menerus, seperti penerapan kaizen di Toyota dan gugus kendali mutu pada Telkom. Pendekatan Deming merupakan bottom up. y
Joseph
M. Juran
Juran
berpendapat bahwa kualitas berarti kesesuaian dengan
penggunaan, seperti sepatu yang dirancang untuk olahraga atau sepatu kulit yang dirancang untuk ke kantor atau ke pesta. Pendekatan
Juran
harapan pelanggan.
merupakan orientasi pada upaya pemenuhan
4
K. Ishikawa
y
Ishikawa berpendapat bahwa kualitas berarti kepuasan pelanggan. Dengan demikian, setiap bagian proses dalam organisasi memiliki pelanggan.
Kepuasan
pelanggan
internal
akan
menyebabkan
kepuasan kepuasan pelanggan organisasi. Kualitas menurut ISO didefinisikan sebagai derajat atau tingkat karakteristik yang melekat pada produk yang mencukupi persyaratan atau keinginan. Arti derajat/tingkat menandakan bahwa selalu terdapat peningkatan setiap saat. Sedangkan, karakteristik pada istilah tersebut berati hal-hal yang dimiliki produk, yang dapat terdiri dari berbagai macam, antara lain sebagai berikut (Suardi, 2003) : 1. Karakteristik
fisik
(elektrikal,
mekanikal,
biologikal),
seperti
handphone, mobil, rumah. 2. Karakteristik perilaku (kejujuran, kesopanan), seperti rumah sakit dan perbankan. 3. Karakteristik sensoori (bau, rasa), seperti minuman dan makanan. C.
Dimensi nsi Kuali Kualitas
Bagian dari kualitas produk adalah perihal kualitas produk. Kualitas suatu produk baik berupa barang maupun jasa perlu ditentukan melalui dimensi-dimensinya. Dimensi kualitas produk dapat dipaparkan berikut ini.
5
1. Produk berupa Barang Menurut David Garvin yang dikutip Vincent Gasperz, untuk menentukan dimensi kualitas barang, dapat melalui delapan dimensi seperti yang dipaparkan berikut ini: a. Performance (Kinerja Produk) Hal ini berkaitan dengan aspek fungsional suatu barang dan merupakan karakteristik utama yang dipertimbangkan pelanggan dalam membeli barang tersebut. t ersebut. b. Features (Ciri-ciri Produk) Yaitu aspek performansi yang berguna untuk menambah fungsi dasar,
berkaitan
dengan
pilihan-pilihan
produk
dan
pengembangannya. c. Reability (Kehandalan) Hal yang berkaitan dengan probabilitas atau kemungkinan suatu barang berhasil menjalankan fungsinya setiap kali digunakan dalam periode waktu tertentu dan dalam dala m kondisi kondisi tertentu pula. d. Conformance (Kesesuaian Produk) Hal ini berkaitan dengan tingkat kesesuaian terhadap spesifikasi yang
telah
ditetapkan
sebelumnya
berdasarkan
keinginan
pelanggan. Konfirmasi merefleksikan derajat ketepatan antara karakteritik desain produk dengan karakteristik kualitas standar yang telah ditetapkan.
6
e. Durability (Daya Tahan Produk) Yaitu suatu refleksi umur ekonomis berupa ukuran daya tahan atau masa pakai bara ng. f. Serviceability (Pelayanan Purna Jual) Yaitu karakteristik yang berkaitan dengan kecepatan, kompetensi, kemudahan, dan akurasi dalam memberikan layanan untuk perbaikan barang. g. Aesthetics (Estetika) Merupakan karakteristik yang bersifat subyektif mengenai nilainilai estetika yang berkaitan dengan pertimbangan pribadidan refleksi dari preferensi individual. individual. h. Fit and finish (Kemantapan) Sifat subyektif, berkaitan dengan perasaan pelanggan mengenai keberadaan produk tersebut sebagai produk yang berkualitas. 2. Produk berupa Jasa/Servis Zeithaml et. al. Mengemukakan lima dimensi dalam menentukan kualitas jasa, yaitu : a. Realibility yaitu kemampuan untuk memberikan pelayanan yang sesuai dengan janji yang ditawarkan. b. Responsivenss yaitu
respon
atau
kesigapan
karyawan
dalam
membantu
pelanggan dan memberikan pelayanan yang cepat dan tanggap,
7
yang meliputi: kesigapan karyawan dalam melayani pelanggan, kecepatan karyawan dalam menangani transaksi, dan penanganan keluhan pelanggan/ pasien. c. Assurance Meliputi kemampuan karyawan atas : pengetahuan terhadap produk secara tepat, kualitas keramah-tamahan, perhatian dan kesopanan
dalam
memberi
pelayanan,
kertampilan
dalam
memberi informasi, kemampuan dalam memberikan keamanan didalam memanfaakan jasa yang ditawarkan, dan kemampuan dalam menanamkan kepercayaan pelanggan terhadap perusahaan. Dimensi kepastian atau jaminan ini merupakan gabungan dari dimensi : 1. Kompetensi
(
Competence
),
artinya
ketrampilan
dan
pengetahuann yang dimiliki oleh para karyawan untuk melakukan pelayanan. 2. Kesopanan ( Courtesy, yang meliputi keramahan, perhatian dan sikap para karyawan. 3. Kredibilitas ( Credibility ), meliputi hal-hal yang berhubungan dengan kepercayaan kepada perusahaan, seperti reputasi, prestasi dan sebagainya. sebagainya. d. Emphaty Yaitu perhatian secara individual yang diberikan perusahaan kepada pelanggan seperti kemudahan untuk menghubungi
8
perusahaan, kemampuan karyawan untuk berkomunikasi dengan pelanggan, dan usaha perusahaan untuk memahami keinginan dan kebutuhan pelanggannya. Dimensi Emphaty ini merupakan penggabungan penggabungan dari dimensi di mensi : 1. Akses (Access), meliputi kemudahan untuk memanfaatkan jasa yang ditawarkan perusahaan. 2. Komunikasi ( Comunication ), merupakan kemampuan melakukan komunikasi untuk menyampaikan informasi informasi kepada pelanggan atau memperoleh masukan dari pelanggan. 3. Pemahaman pada Pelanggan ( Understanding the Customer ), meliputi usaha perusahaan untuk mengetahui dan memahami kebutuhan kebutuhan dan da n keinginan pelanggan. e. Tangible Meliputi penampilan fasilitas fisik seperti gedung dan ruangan Front Office, tersedianya tempat parkir, kebersihan, kerapihan dan kenyamanan ruangan, kelengkapan peralatan komunikasi dan penampilan karyaw karya wan. D. Anali nalisis Di Dimensi nsi Kuali Kualitas te terhadap Indomie Indomie
Karena
Indomie
adalah
perusahaan
manufacture
maka
dimensi
kualitasnya adalah untuk produk barang, yaitu : a. Performance yang menjadi andalan indomie dimana rasanya sudah melekat di lidah pelanggan dan sejauh ini walaupun banyak pesaing namun rasa dari bumbu indomie belum ada yang menyamai.
9
b. Features dari produk indomie beraneka warna di tiap jenis rasanya sehingga menjadi salah satu daya tarik utama serta kemasan yang selalu ada gambar mi yang dihidangkan secara komplit menambah fungsi dasar indomie. c. Reability tampak dari produk indomie sendiri yang selalu ada di setiap rumah dan selalu jadi bekal wajib untuk bepergian, cocok di konsumsi disaat apa saja dan dimana saja. Indomie juga sebagai salah satu alternatif untuk di berikan atau membantu orang lain yang kesusahan. d. Conformance didapat dari kesesuaian produk dengan karateristik desain produk, dalam hal ini ketika indomie memasang hidangan mi yang tampak lezat dengan bentuk mi yang keriting dan standart kualitas yang baik, isi dari indomie atau produk ini pun sudah semestinya demikian sehingga saat dihidangkan sama dengan desain produknya. e. Durability indomie di lihat dari masa produknya dari awal produksi hingga waktu dimana produk tidak bisa lagi digunakan (expired) untuk indomie sendiri berjangka waktu 8 bulan hingga satu tahun dari tanggal pembuatan. f. Serviceability indomie dilihat dari penjualannya terhitung sangat cepat karena sehari saja berapa ribu orang yang mengkonsumsi indomie jika satu orang memakan satu indomie, selain itu indomie juga mudah ditemukan atau didapat dari mulai mall ± mall besar
10
hingga pasar tradisional, warung-warung kecil, gerobak kaki lima di pinggir pinggir jalan semua menyediakan indomie indomie untuk dijual, untuk semua keluhan jika membutuhan perbaikan barang ada layanan konsumen (consumer service) yang tertera dalam kemasan. g. Fit and finish untuk produk indomie terlihat dari respon positif pelanggan, bahkan hampir semua orang menyukai indomie dari masa ke masa berarti produk indomie memang berkualitas dan bahkan banyak orang menyebut mie instant merek apapun dengan sebutan indomie.
II.
MERANCANG ANG MUTU MUTU
Mutu (Quality) adalah keseluruhan gabungan gabungan karakteristik produk dan dan jasa dari pemasaran, rekayasa, pembikinan, dan pemeliharaan yang membuat produk dan jasa yang digunakan memenuhi harapan - harapan pelanggan. pelanggan. (A.V Feigenbaum.1992:7) A. Menge nge mbangkan K eist eistiimewaan ewaan Produk
Keistimewaan produk yang memenuhi kebutuhan konsumen; dimana mutu yang lebih tinggi memungkinkan prusahaan untuk: 1. Meningkatkan kepuasan pelanggan 2. Membuat produk mudah laku dijual 3. Memenangkan persaingan 4. Meningkatkan pangsa pasar 5. Memperoleh pemasukan dari penjualan
11
6. Menjamin harga premium 7. Dampak yang terutama adalah terhadap penjualan 8. Biasanya, mutu yang lebih tinggi membutuhkan biaya lebih banyak B.
Menge nge mbangkan K eist eistiimewaan ew aan Prose roses
1. Mengurangi tingkat kesalahan, baik pada subsistem produksi, pengolahan, maupun pada subsistem pemasaran hasil. 2. Mengurangi pemborosan-pemborosan dalam hal penggunaan input, proses produksi dan pemasaran hasil. 3. Mengurangi kegagalan hasil dengan memperhatikan pemilihan kualitas input dan keunggulan teknologi proses yang didukung SDM yang bermutu. 4. Memperpendek waktu penempatan produk baru di pasar dengan cara pengembangan jaringan bisnis dengan dukungan sarana distribusi yang tangguh. 5. Mengurangi ketidakpuasan pelanggan dengan cara mengidentifikasi dinamika kebutuhan pelanggan, preferensi, dan daya beli pelanggan. pelanggan. C.
Peng Pengeendali ndalian Prose roses Me Menerje rje mahkan k e dalam Operasi rasi a. Menjaga k eamanan dan k eselamatan k erja
Keamanan dalam operasi suatu pabrik merupakan kebutuhan primer untuk orang-orang yang bekerja di pabrik dan untuk kelangsungan perusahaan. Untuk menjaga terjaminnya keamanan, berbagai kondisi operasi pabrik seperti tekanan operasi, temperatur, konsentrasi bahan
12
kimia, dan lain sebagainya harus dijaga tetap pada batas-batas tertentu yang diizinkan. b. Memenuh nuhii spe spesifikas ifikasii produk y produk yang dii diing ngiinkan
Pabrik harus menghasilkan produk dengan jumlah tertentu (sesuai kapasitas desain) dan dengan kualitas tertentu sesuai spesifikasi. Untuk itu dibutuhkan suatu sistem pengendali untuk menjaga tingkat produksi dan kualitas produk pr oduk yang diinginkan. c.
Menjaga
pe peralatan
prose proses
dapat
be berf ungsi ungsi
sesuai suai
yang
diing iingiinkan dalam de desai sain
Peralatan-peralatan yang digunakan dalam operasi proses produksi memiliki kendala-kendala operasional tertentu yang harus dipenuhi, serta masih banyak kendalakendala lain yang harus diperhatikan. d. Menjaga agar ope operasi rasi pabri pabrik te tetap ekonomi konomis.
Operasi pabrik bertujuan menghasilkan produk dari bahan baku yang memberi keuntungan yang maksimum, sehingga pabrik harus dijalankan pada kondisi yang menyebabkan biaya operasi menjadi minimum dan laba yang diperoleh menjadi maksimum. maksimum. e. Memenuh nuhii persy rsyaratan li lingkungan
Operasi pabrik harus memenuhi berbagai peraturan lingkungan yang memberikan syarat-syarat tertentu bagi berbagai buangan pabrik. D. Anali nalisis Me Merancang Mutu Untuk Indomie Indomie
Secara umum, kita dapat menilai mi instan berkualitas baik dari beberapa kriteria, yaitu mi bersifat kenyal dan tidak mudah putus, daya
13
serap airnya rendah, memiliki daya simpan lama, serta selalu menggunakan bahan baku yang alami dengan mutu terbaik. Sebagai makanan populer dimakan sehari-hari, mi instan Indomie memiliki kandungan gizi yang cukup lengkap, yaitu energi, protein, vitamin A, C, B1, B6, B12, Niasin, Asam Folat, Pantotenat, Mineral Besi dan Natrium. Untuk mi instan Indomie terbuat dari terigu Bogasari yang bermutu tinggi. Dengan begitu memiliki kandungan protein (gluten) paling tinggi karena terigu tersebut ter sebut sudah difortifikasi dengan zat besi (Fe), Zinc (Zn), (Zn), Vit B1, B2, dan Asam Folat. Dalam mi instan Indomie, protein yang dominan adalah protein gandum yang kaya asam amino glutamate dan glutamin.
Sedangkan
kandungan
lysin
sangat
sedikit.
Untuk memperkaya mutu protein, Indomie bisa dicampur dengan protein hewani seperti telur, daging, ayam, keju, dan lain-lainnya. Kita juga bisa menambahkan sayuran seperti sawi hijau, kangkung, wortel, dan lain-lainnya. Adapun Indomie blok mi dan bumbu bersifat kering. Artinya jumlah air yang tersedia rendah sehingga mikroba sulit tumbuh. Pembuatan Indomie blok mi ini dilakukan secara higienis dan tidak menggunakan bahan pengawet apa pun. Saat memasak Indomie, kita juga tidak perlu membuang air rebusan pertama Indomie karena mengandung pati dan minyak, yang membuat Indomie terasa lezat. Mi instan mengandung minyak karena proses pembuatannya digoreng dalam suhu tertentu. Dengan demikian, isu mi instan mengandung lilin
14
tidak benar. Selain memperhatikan kandungan gizi, Indomie juga memperhatikan tingkat keamanan konsumsi. Indomie telah dinilai aman dan memenuhi persyaratan yang dibutuhkan bagi keamanan pa ngan.
III.
BIAYA
PENG PENGEND ENDALIAN LI AN K UALI UALITAS TAS
Biaya Mutu merupakan keseluruhan biaya ± biaya yang dikeluarkan untuk mencapai dan memeriksa tingkat mutu yang dipersyaratkan, atau biaya biaya yang dipersyaratkan, atau biaya-biaya yang terjadi untuk menemukan dan memperbaiki pekerjaan yang tidak sempurna. A. Kompone Komponen Biaya Mutu
1. Biaya Kegagalan Internal (Internal Failure Cost), merupakan biaya biaya yang berhubungan dengan kesalahan dan nonkonformasi nonkonformasi (error ( error and nonconformance) yang ditemukan sebelum menyerahkan produk itu ke pelanggan. Biaya biaya ini tidak akan muncul apabila tidak ditemukan kesalahan atau nonkonformasi dalam produk sebelum pengiriman. Contoh dari dari biaya kegagalan internal adalah : a. Scrap b. Pekerjaan Ulang (Rework) c. Analisis Kegagalan (Failure Analysis) d. Inspeksi Ulang dan Pengujian Ulang (Reinspection and Retesting) e. Downgrading f. Avoidable Process Losses
15
2. Biaya Kegagalan Eksternal (Eksternal Failure Cost), merupakan biaya biaya yang berhubungan dengan kesalahan dan nonkonformasi 9 errors and nonconformance) yang ditemukan setelah produk itu diserahkan kepada pelangan. Biaya biaya ini tidak akan muncul apabila tidak ditemukan kesalahan atau nonkonformasi dalam produk setelah pengiriman. Contoh dari biaya kegagalan Eksternal: a. Jaminan (Warranty) b. Penyelesaian keluhan (Complaint Adjustment) c. Produk dikembalikan (Returned Product) d. Allowances 3. Biaya penilaian ( Apraisal Cost ), merupakan biaya-biaya yang berhubungan dengan penentuan derajat konformansi terhadap persyaratan kualitas (spesifikasi yang diterapkan). Contoh dari biaya penilaian adalah : a. Inspeksi dan pengujian kedatangan material b. Inspeksi dan pengujian produk dalam proses c. Inspeksi dan pengujian produk akhir d. Audit kualitas produk e. Pemeliharaan akurasi a kurasi peralatan pengujian f. Evaluasi stok 4. Biaya pencegahan ( prevention Cost ), merupakan biaya-biaya yang berhubungan dengan upaya pencegahan terjadi kegagalan internal maupun eksternal, sehingga meminimumkan biaya kegagalan
16
internal inter nal
dan biaya kegagalan kegaga lan eksternal. ekster nal. Contoh dari biaya
pencegahan adalah : a. Perencanaan kualitas b. Tinjau-ulang produk baru (new product review) c. Pengendalian proses d. Audit kualitas e. Evaluasi kualitas pemasok f. Pelatihan B.
Anali nalisis Trade rade Off
Analisis
Trade-off
adalah
pendekatan
sistematik
untuk
menyeimbangkan trade-off antara waktu, biaya dan kinerja. Informasi yang diperlukan dari biaya, penjadwalan, laporan proyek review, dan rencana asli. Total biaya kualitas dapat dikurangi dikura ngi dengan mengawasi hubungan hubungan antara biaya kualitas dan tingkat penyesuaian pada keinginan pelanggan. 1. Jika tingkat penyesuaian tinggi yaitu terbukti dengan tingkat kerusakan yang rendah, maka biaya kerusakan menjadi rendah tetapi biaya pengendalian kualitas menjadi t inggi. inggi. 2. Jika tingkat penyesuaian rendah yaitu terbukti dengan tingkat kerusakan yang tinggi, maka biaya kerusakan menjadi tinggi dan biaya pengendalian kualitas menjadi rendah.
17
C.
Anali nalisis Biaya Mutu Terhadap Terhadap Indomie Indomie
Proses pembuatan mi instan memerlukan biaya pengendalian kualitas atau biaya pengendalian mutu. Hal ini dimaksudkan dimaks udkan agar menu - menu yang dihasilkan untuk membuat mi memiliki mutu dan kualitas yang baik. Biaya yang dikeluarkan atau disebut dengan biaya pengendalian mutu, antara lain: 1. Biaya pencegahan Perencanaan mutu : syarat tempat bersih, bahan-bahan yang digunakan semua dalam kondisi baik dan berkualitas, fasilitas memadai, selalu ada inovasi dalam produk. Evaluasi rancangan produk baru : indomie selalu memunculkan varian rasa terbaru, yang paling baru adalah rasa vegetarian untuk pelanggan yang suka vegetarian atau memang diharuskan vegetarian. Rasanya unik karena kombinasi rasa sayuran di dalam mi namun tetap mengenyangkan dan enak. Perencanaan proses : proses pr oses produksi indomie memang baik karena di dukung alat-alat yang jauh lebih modern dan canggih. 2. Biaya penilaian Pemeriksaan bahan masuk : semua bahan baku untuk indomie di periksa dengan ketat, seperti ijin masuk bahan baku dengan serangkaian proses dan aturan yang berlaku. Pemeriksaan proses : proses pembuatan mi harus terus diawasi karena dari mulai suhu ruangan, kebersihan tepung sebagai bahan
18
utama dan takaran untuk setiap adonan mie dan bumbu harus benar-benar sesuai jika ingin menghasilkan produk yang baik. Pemeriksaan barang jadi : karena menggunakan mesin dalam kemasan maka pemeriksaan dilakukan dengan kontrol atau pengamatan produk yang ada di mesin untuk memperkecil cacat produk. Menurut saya proses pengolahan tepung menjadi mi, telah sesuai dengan teori pengendalian biaya mutu. Komponen biaya kualitas terdiri dari dua macam biaya yaitu biaya pencegahan dan biaya penaksiran. Biaya pencegahan terdiri dari perencanaan mutu dan proyek penyempurnaan. Sedangkan biaya pencegahan terdiri dari pemeriksaan bahan masuk, pemeriksaan proses, pemeriksaan barang jadi, dan laboratorium. Konsep ± konsep tersebut sedikit telah diterapkan dalam proses pengolahan mi indomie.
IV. MANAJEM ANAJE MEN MUTU MODERN A. Tokoh/P okoh/ Pakar Mutu 1. F.W. Taylor (1856-1915)
Seorang insiyur mengembangkan satu seri konsep yang merupakan dasar dari pembagian kerja (devision of work). Analisis dengan pendekatan gerak dan waktu (time and motion study) untuk pekerjaan manual, memperoleh gelar ³Bapak Manajemen Ilmiah´ (The Farther of Scientific Management). Dalam bukunya tersebut
19
Taylor menjelaskan beberapa elemen tentang teori manajemen, yaitu: 1. Setiap orang harus mempunyai tugas yang jelas dan harus diselesaikan dalam satu hari. 2. Pekerjaan
harus
memiliki
peralatan
yang
standar
untuk
menyelesaikan tugas yang menjadi bagiannya. 3. Bonus dan intensif wajar diberikan kepada yang berprestasi maksimal. 4. Penalti yang merupakan kerugian bagi pekerjaan yang tidak mencapai sasaran yang telah ditentukan (personal loss). Taylor memisahkan perencanaan dari perbaikan kerja dan dengan demikian memisahkan pekerjaan dari tanggung jawab untuk memperbaiki kerja. 2.
Shewhart ewhart (1891-1967)
Adalah seorang ahli statistik yang bekerja pada ³Bell Labs´ selama periode 1920-1930. Dalam bukunya ³The Economic Control of Quality Manufactured Products´, merupakan suatu kontribusi yang menonjol dalam usaha untuk memperbaiki mutu barang hasil pengolahan. Dia mengatakan bahwa variasi terjadi pada setiap segi pengolahan dan variasi dapat dimengerti melalui penggunaan alat statistik yang sederhana. Sampling dan probabilitas digunakan untuk membuat control chart untuk memudahkan para pemeriksa mutu, untuk memilih produk mana yang memenuhi mutu dan tidak.
20
Penemuan Shewhart sangat menarik bagi Deming dan Juran, dimana kedua sarjana ini ahli dala m bidang statistik. 3.
Edward De Deming
Lahir tahun 1900 dan mendapat Ph. D pada 1972 sangat menyadari bahwa ia telah memberikan pelajaran tentang pengendalian mutu secara statistik kepada para insinyur bukan kepada para manajer yang mempunyai wewenang untuk memutuskan. Katanya : ³Quality is not determined on the shop floor b ut in the executive suite´. Pada 1950, beliau diundang oleh, ³T he he Union to Japanese Scientists and Engineers (JUSE)´ untuk memberikan ceramah tentang mutu. Pendekatan Deming dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Quality is primarily the res ult of senior management actions and not the res ults of actions taken by workers. 2. T he he system of work that determines how work is performed and only managers can create system. 3. Only manager can allocate reso urces, provide training to workers, select the eq uipment and tools that worekers u se, and provide the plant and environment necessary to achieve q uality. 4. Only senior managers determine the market in which the firm will participate and what prod uct or service will be solved. Hal ini berarti bahwa tanpa keterlibatan pimpinan secara aktif tidak mungkin tercapai manajemen mutu terpadu. t erpadu.
21
4.
Prof rof J Juran
Mengunjungi Jepang pada tahun 1945. Di Jepang Juran membantu pimpinan Jepang di dalam menstrukturisasi industri industri sehingga mampu ma mpu mengekspor produk ke pasar dunia. Ia membantu
Jepang
untuk
mempraktekkan konsep mutu dan alat-alat yang dirancang untuk pabrik ke dalam suatu seri konsep yang menjadi dasar bagi suatu ³management process´ yang terpadu. Juran mendemonstrasikan tiga proses manajerial untuk mengelola keuangan suatu organisasi yang dikenal dengan trilogy
Juran
yaitu,
inance F inance
Planning,
inancial F inancial
control, financial improvement . Adapun rincian trilogy itu sebagai berikut : 1. Quality planning, suatu proses yang mengidentifikasi pelanggan dan proses yang akan menyampaikan produk dan jasa dengan karakteristik yang tepat dan kemudian mentransfer pengetahuan ini ke seluruh kaki tangan perusahaan guna memuaskan pelanggan. 2. Quality control, suatu proses dimana produk benar-benar diperiksa dan dievaluasi, dibandingkan dengan kebutuhankebutuhan yang diinginkan para pelanggan. Persoalan yang telah diketahui kemudian dipecahkan, misalnya mesin-mesin rusak segera diperbaiki. 3. Quality improvement, suatu proses dimana mekanisme yang sudah mapan dipertahankan sehingga mutu dapat dicapai
22
berkelanjutan.
Hal
ini
meliputi
alokasi
sumber-sumber,
menugaskan orang-orang untuk menyelesaikan proyek mutu, melatih para karyawan yang terlibat dalam proyek mutu dan pada umumnya menetapkan suatu struktur permanen untuk mengejar mutu dan mempertahankan apa yang ya ng telah dicapai sebelumnya B.
Teor Teorii - Teor Teorii Dalam Mutu Mode Modern
Secara tradisional, para pembuat produk biasanya melakukan inspeksi terhadap produk setelah produk itu selesa i dibuat dengan jalan menyortir produk yang baik dari yang jelek, kemudian mengerjakan ulang bagian bagian produk yang cacat itu. Dengan demikian pengertian tradisional tentang konsep kualitas hanya berfokus kepada aktivitas inspeksi untuk mencegah lolosnya produk-produk cacat ke tangan pelanggan. Kegiatan inspeksi ini dipandang dari perspektif sistem kualitas modern modern adalah a dalah siasia, karena tidak memberikan kontribusi pada peningkatan kualitas (quality improvement). Pada masa sekarang, pengertian dari konsep kualitas adalah lebih luas daripada sekedar aktivitas inspeksi. Pengertian modern dari konsep kualitas adalah membangun sistem kualitas modern. Pada dasarnya, sistem kualitas modern dicirikan oleh li ma karakteristik sebagai berikut: 1. Sistem kualitas modern berorientasi pada pelanggan. Produk-produk di disain sesuai dengan keinginan pelanggan melalui suatu riset pasar, kemudian diproduksi dengan cara-cara yang baik dan benar sehingga produk yang dihasilkan memenuhi spesifikasi
23
disain, serta pada akhirnya memberikan pelayanan purna jual kepada pelanggan. 2. Sistem kualitas modern dicirikan oleh adanya partisipasi aktif yang dipimpin oleh mana jemen puncak punca k (top mana management gement)) dalam proses peningkatan kualitas secara terus-menerus. terus-menerus. 3. Sistem kualitas modern dicirikan oleh adanya pemahaman dari setiap orang terhadap tanggung jawab spesifik untuk kualitas. Meskipun kualitas seharusnya merupakan tanggung jawab setiap orang, namun patut pula diketahui bahwa setiap orang memiliki tanggung jawab berbeda, tergantung pada posisi kerjanya dalam perusahaan. 4. Sistem kualitas modern dicirikan oleh adanya aktivitas yang berorientasi pada tindakan pencegahan kerusakan, bukan berfokus pada upaya untuk mendeteksi kerusakan saja. 5. Sistem kualitas modern dicirikan oleh adanya suatu filosofi yang menganggap bahwa kualitas merupakan ´ja lan hidup´. Dengan demikian, sistem kualitas modern dicirikan oleh adanya kultur perusahaan yang melaksanakan proses peningkatankualitas secara terusmenerus. C.
Anali nalisis Manaje Manajemen Mutu Mode Modern Terhadap Terhadap Indomie Indomie
Dari teori yang didapatkan dan setelah dicermati Indomie menerapkan Manajemen Mutu Modern yang berdasarkan oleh Prof Juran dengan trilogy
Juran
yaitu Quality Planning, Quality Control, Quality
24
Improvement. Dimana segala aspek trilogynya digunakan indomie sebagai
dasar
manajemen
mutu
modern
yang
diberikan
bagi
pelanggannya. a. Quality Planning dalam perkembangannya, Indomie mencoba menghadirkan pilihan menu makanan yang merupakan citra rasa masakan
daerah,
yang
setidaknya
akan
dapat
menciptakan
kebanggaan penduduk di setiap daerah di seluruh Indonesia, sekaligus menumbuhkan rasa persatuan bangsa. Karena meskipun kita berbeda suku dan rasa, semuanya adalah bagian dari Indoensia. Oleh Indofood, hal ini kemudian diwujudkan dalam bentuk program yang bernama Mutiara Lintas Budaya, sebagai bentuk kepedulian Indofood terhadap keanekaragaman daerah dan budaya Indonesia yang sangat berharga dan patut dijaga kelestariannya. Mutiara Lintas Budaya merupakan wujud rasa terima kasih bagi seluruh masyarakat Indonesia yang merupakan konsumen setia selama ini. Hal ini dimaksudkan agar setiap orang dapat menikmati cita rasa khas kampung halaman, meski mereka berada di tempat lain.
Juga
bagi
mereka yang berada di daerah dapat menjadi makanan kebanggaan ataupun dapat dijadikan oleh-oleh khas untuk dibawa wisatawan lokal
maupun
manca
negara.
Indofood
telah
berhasil
mengaplikasikan sejumlah masakan khas daerah ke dalam bentuk mi instan dengan brand Indomie, dan telah tercipta setidaknya 32 rasa khas daerah yang mewakili jumlah provinsi di Indonesia, antara lain
25
rasa kuah ayam pedas sebagai khas Kalimantan Barat, rasa soto Betawi sebagai khas dari Jakarta, dan rasa sup hipare sebagai khas dari Papua Timur. b. Quality Control Indofood sangat memperhatikan safety first dan kesehatan, keselamatan kerja untuk karyawannya, demi menghindar hal-hal yang tidak diinginkan. Proses pengolahan produksi Indofood dengan berbagai macam produk-produk yang beredar di pasaran juga di perhatikan. Hasil dari sisa produksi baik cair dan padat diolah lebih lanjut untuk menjaga kelestarian lingkungan. lingkungan. Pengendalian limbah sudah dilakukan dengan memisahkan dan memproses limbah cair dan padat. Limbah cair sendiri didapat dari sisa hasil proses produksi untuk pembersihan IPA (instalasi perairan air limbah) untuk QC (Quality Control). Mesin-mesin produksi dengan nilai residu 5 tahun sudah harus diganti dengan yang baru, untuk menjaga rasa, kandungan gizi, dan kualitas dari makanan tersebut. Produk yang gagal produksi akan segera dibuang dan diolah sebagaimana limbah cair atau padat. Hal ini dilakukan agar kebersihan dan kesehatan tetap terjaga. Sementara itu, pembinaan terhadap karyawan sendiri sudah sering dilakukan dengan adanya serikat kerja, penambahan fasilitas kerja serta jaminan kesehatan keluarga yang diberlakukan untuk masyarakat. Kegiatan Indofood
26
sangat gencar dalam bidang bidang CSR untuk untuk membantu masyarakat masyarakat yang kurang mampu. c. Quality Improvement dilakukan peluncuran Indomie rasa baru khas Jawa
Tengah dan Yogyakarta, yakni Indomie Goreng Ayam
Kalasan, Indomie rasa sambal goreng tahu, Indomie rasa Mie Goreng Jawa, dan Indomie rasa Soto Kudus. Ayam goreng Kalasan dan sambal goreng tahu merupakan masakan khas di Yogyakarta. Ayam goreng Kalasan, yang mempunyai ciri khas dengan taburan "kremesan" serta dilengkapi bumbu yang pas, telah diaplikasikan secara sempurna oleh Indofood dalam bentuk mi instan yang secara praktis dapat dinikmati di nikmati di mana dan kapan saja. sa ja. Penambahan solid ingredient (sayuran kering) yang dikemas sebagai tambahan bahan pelengkap seperti bumbu, bubuk cabe, dan minyak sayur membuat Indomie rasa Ayam Goreng Kalasan memiliki cita rasa yang sesuai dengan ayam goreng Kalasan yang sebenarnya. Sementara masakan khas Yogyakarta lainnya yang diaplikasikan dalam bentuk mi instan, yakni Indomie rasa Sambal Goreng Tahu, juga dilengkapi penambahan kacang tolo, tahu, dan sayuran yang telah dikeringkan. Soto Kudus, masakan yang dikenal hampir semua orang dan dengan cita rasa yang hampir dapat diterima, merupakan masakan khas dari Jawa
Tengah yang patut dibanggakan. Indomie Soto Kudus ini
disertai pula dengan bawang putih goreng dan cabe rawit hijau yang membuat sajiannya dengan cita rasa khas masakan daerah menjadi
27
lezat dan berselera. Indomie Rasa Mie Goreng Jawa, yang disertai tambahan berupa sayuran kering seperti kol yang membuat mi goreng khas Jawa Tengah, makin mirip dengan hasil masakan para penjual yang terdapat di hampir seluruh kota di Jawa Tengah, apalagi tekstur mi yang besar dan kenyal serta penambahan bumbu menjadi manis dan lezat sesuai dengan ciri khas dari masakan Mie Goreng Jawa. Dalam sebungkus mi instan terdapat kandungan gizi, selain karbohidrat, lemak dan protein.
Juga
ditambahkan vitamin dan
mineral zat besi yang berguna bagi kesehatan tubuh. Ditambahkan pula, mi instan produk Indofood tidak mengandung bahan pengawet karena pada proses produksinya telah dilakukan penggorengan dengan menggunakan minyak sayur yang bersuhu tinggi, sehingga menyebabkan produk memiliki kadar air yang rendah yang kemudian akan membuat produk mampu bertahan lama tanpa memerlukan bahan pengawet.
V.
TOTAL TOTAL QUA QUALI LITY TY MANAG ANAGEMENT A. Evolus Evolusii Mutu
Pada zaman modern fungsi mutu berkembang melalui berbagai tahap (http://digilib.petra.ac.id/william-both http://digilib.petra.ac.id/william-both)) yaitu :
28
1. Inspe Inspeksi ksi (Inspe (Inspection)
Selama
produksi,
para
inspektor
mengukur
hasil
produksi
berdasarkan spesifikasi. Bagian inspeksi tidak independent, biasanya mereka melapor ke bagian pabrik. Hal ini menyebabkan terjadinya perbedaan kepentingan. Seandainya bagian inspeksi menolak hasil satu alur produksi yang tidak sesuai maka bagian pabrik berusaha meloloskan tanpa memperdulikan mutu. 2.
Peng Pengeendali ndalian Mutu (Quali (Quality Control)
Pada tahun 1940-an, kelompok inspeksi berkembang menjadi bagia n pengendalian mutu (QC). Adanya Perang Dunia II mengharuskan produk militer yang bebas cacat. Mutu produk militer menjadi salah satu faktor yang menentukan kemenangan dalam da lam peperangan. Hal ini ini harus dapat diantisipasi melalui pengendalian yang dilakukan selama proses produksi. Tanggungjawab mutu dialihkan ke bagian QC yang independent. Bagian QC memiliki otonomi penuh dan terpisah dari bagian pabrik. Para pemeriksa mulai dibekali dengan perangkat statistika, seperti diagram pengendalian kendali dan penarikan sampel. 3.
Pemast Pemastiian Mutu (Quali (Quality Assurance)
Rekomendasi yang dihasilkan dari teknik-teknik statistis sering kali tidak dapat dilayani oleh struktur pengambilan keputusan yang ada. Pengendalian mutu berkembang menjadi pemastian mutu (QA). Bagian QA difokuskan untuk memastikan proses dan mutu produk
29
melalui pelaksanaan audit operasi, pelatihan analisis kinerja teknis, dan petunjuk operasi untuk peningkatan mutu. QA bekerja sama dengan bagian lain yang bertanggungjawab penuh terhadap mutu kinerja masing-masing bagian. 4.
Manaje Manajemen Mutu (Quali (Quality Manage Manage ment)
Pemastian mutu bekerja berdasarkan status quo, sehingga upaya yang dilakukan hanyalah memastikan pelaksanaan pengendalian mutu tapi sangat sedikit berpengaruh untuk meningkatkannya. Karena itu, untuk mengantisipasi persaingan aspek mutu perlu selalu dievaluasi dan direncanakan perbaika nnya melalui penerapan fungsifungsi manajemen mutu. 5.
Manaje Manajemen Mutu Terpadu Terpadu (T (Total Quali Quality Manage Manage ment)
Dalam perkembangan manajemen mutu, ternyata bukan hanya fungsi produksi yang mempengaruhi kepuasan pelanggan terhadap mutu. Dalam hal ini tanggungjawab terhadap mutu tidak cukup hanya dibebankan kepada suatu bagian tertentu, tapi sudah menjadi tanggungjawab seluruh individu di perusahaan. Pola inilah yang disebutkan sebagai Total Quality Management (TQM). B.
Peng Pengeerti rtian TQM
TQM merupakan satu sistem yang saat ini mulai diterapkan oleh perusahaan-perusahaan karena dianggap mampu mendukung kinerja manajerialnya. TQM juga dikenal dengan Manajemen Mutu Terpadu. Menurut Ishikawa dalam Nasution (2005: 22) ³TQM diartikan sebagai
30
perpaduan semua fungsi manajemen, semua bagian dari suatu perusahaan dan semua orang ke dalam falsafah holistik yang dibangun berdasarkan konsep kualitas, team work , produktivitas, dan kepuasan pelanggan´. Menurut Purwanto dalam Suharyanto (2005: 7) ³TQM pada dasarnya merupakan
upaya
untuk
menciptakan
µa µa
cult ure
of
continou s
improvement ¶ di antara para karyawan dengan menerapkan berbagai teknik pemecahan permasalahan secara kelompok dengan memusatkan perhatian pada kepuasan kepuasan ³customer´. TQM menghendaki komitmen total dari manajemen dimana komitmen ini harus disebarluaskan pada seluruh karyawan dan pada semua level atau departemen dalam organisasi. Sukses tidaknya implementasi TQM sangat
ditentukan
oleh
kompetensi
SDM
perusahaan
untuk
merealisasikannya. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa TQM adalah suatu alat yang digunakan oleh manajemen suatu perusahaan yang melibatkan seluruh personel dalam perusahaan dalam melakukan perbaikan secara terus-menerus atas produk, pelayanan, lingkungan yang berhubungan dengan produk perusahaan, dan manajemen perusahaan melalui metode ilmiah ya ng inovatif. C.
Karakte Karakt eristi stik T k TQM
Ada sepuluh karakteristik TQM yang dikembangkan oleh Goetsch dan Davis dalam Nasution (2005: 22).
31
1. Fokus pada pe p elanggan, bai baik pelanggan inte nternal maupun ekste ksternal
Dalam TQM, baik pelanggan internal maupun pelanggan eksternal merupakan driver . Pelanggan eksternal menentukan kualitas produk atau jasa yang disampaikan kepada mereka, sedangkan pelanggan internal berperan besar dalam menentukan kualitas tenaga kerja, proses, dan lingkungan yang berhubungan dengan produk atau jasa. 2.
Memilik i obse obsesi yang ti tinggi nggi terhadap kuali kualitas
Dalam organisasi yang menerapkan TQM, pelanggan internal dan eksternal menentukan kualitas. Dengan ditetapkannya kualitas tersebut, organisasi harus terobsesi untuk memenuhi atau melebihi apa yang ditentukan mereka. Hal ini berarti bahwa semua karyawan pada setiap level berusaha melaksanakan setiap aspek pekerjaannya berdasarkan perspektif. Cara kita agar dapat melakukannya dengan lebih baik jika suatu organisasi dapat terobsesi dengan kualitas, mak akan berlaku prinsip ³good enough is never good enough´. 3.
Menggunakan
pe pende ndekatan
ilmi lmiah
dalam
pe pengambi ngambilan
k eputusan dan pe p emecahan masalah
Pendekatan ilmiah sangat diperlukan dalam penerapan TQM, terutama untuk mendesain pekerjaan dan dalam proses pengambilan keputusan dan pemecahan masalah yang berkaitan dengan pekerjaan yang didesain tersebut. Dengan demikian, data diperlukan dan
32
dipergunakan dalam menyusun patok duga (benchmark (benchmark ), ), memantau prestasi, dan melaksanakan perbaikan. 4.
Memilik i komi komitme tmen jangka panjang
TQM merupakan suatu paradigma baru dalam melaksanakan bisnis. Untuk itu, dibutuhkan budaya perusahaan yang baru pula. Oleh karena itu, komitmen jangka panjang sangat penting guna mengadakan perubahan budaya agar penerapan TQM dapat berjalan dengan sukses. 5. Membutuhkan k erja sama ti t im (te (teamw amwork)
Dalam organisasi yang dikelola secara tradisional seringkali diciptakan persaingan antar departemen yang ada dalam organisasi tersebut agar daya saingnya terdongkrak. Sementara itu, dalam organisasi yang menerapkan TQM, kerjasama tim, kemitraan, dan hubungan dijalin dan dibina, baik antar karyawan perusahaan maupun dengan pemasok, lembaga-lembaga pemerintah, dan masyarakat sekitarnya. 6. Mempe mperbai rbaik i prose proses se secara k esinambungan
Setiap produk dan atau jasa dihasilkan dengan memanfaatkan proses-proses tertentu di dalam suatu sistem/ lingkungan. Oleh karena itu, it u, sistem yang ada perlu diperba iki secara secar a terus-menerus agar kualitas yang dihasilkannya dapat makin meningkat.
33
7. Menyel yelenggarakan pe pendi ndidikan dan pe penelitian
Dewasa ini masih terdapat perusahaan yang menutup mata terhadap pentingnya pendidikan dan pelatihan karyawan. Kondisi seperti itu menyebabkan perusahaan yang bersangkutan tidak berkembang dan sulit bersaing dengan perusahaan lainnya, apalagi dalam era persaingan global. Sedangkan dalam organisasi yang menerapkan TQM,
pendidikan
dan
pelatihan
merupakan
faktor
yang
fundamental. Setiap orang diharapkan dan didorong untuk terus belajar. Dengan belajar, setiap orang dalam perusahaan dapat meningkatkan keterampilan teknis dan keahlian profesionalnya. profesionalnya. 8. Membe mberikan k ebebasan yang te terk endali ndali
Dalam TQM, keterlibatan dan pemberdayaan karyawan dalam pengambilan keputusan dan pemecahan masalah merupakan unsur yang sangat penting. Hal ini dikarenakan unsur tersebut dapat meningkatkan µrasa memiliki¶ dan tanggung jawab karyawan terhadap keputusan yang telah dibuat. Meskipun demikian, kebebasan yang timbul karena keterlibatan dan pemberdayaan tersebut hasil dari pengendalian yang terencana dan terlaksana dengan baik. 9. Memilik i k esatuan tujuan
Supaya TQM dapat diterapkan dengan baik, maka perusahaan harus memiliki kesatuan tujuan. Dengan demikian, setiap usaha dapat diarahkan pada tujuan yang sama. Akan tetapi, kesatuan tujuan ini
34
tidak berarti bahwa harus selalu ada persetujuan/ kesepakatan antara pihak manajemen dan karyawan, misalnya mengenai upah dan kondisi kerja. 10. Adany danya k eterli rlibatan dan pe pembe mberday rdayaan kary karyawan
Keterlibatan dan pemberdayaan karyawan dapat meningkatkan kemungkinan kemungkinan dihasilkannya keputusan yang baik, rencana yang baik, atau perbaikan yang lebih efektif, karena juga mencakup pandangan dan pemikiran dari pihak-pihak yang langsung berhubungan dengan situasi kerja serta meningkatkan µrasa memiliki¶ dan tanggung jawab atas
keputusan
dengan
melibatkan
orang-orang
yang
harus
melaksanakannya. D. Perb Perbeedaan TQM de dengan Manaje Manaj emen Mutu Lai Lainny nnya Asal inte ntelektualny ktualnya
TQM : teori statistik (analisis sa mpling dan variant). Manajemen lainnya : ilmu sosial (ekonomi makro, psikologi dan sosiologi). Sumb umber inov novasi asinya
TQM : insinyur industri dan fisikawan yang bekerja disektor industri dan lembaga pemerintahan. Manajemen lainnya : sekolah bisnis yang terkemuka dan perusahaan konsultan konsultan manajemen.
35
Asal ne negara
TQM : Internasional (dikembangkan di USA, kemudian ditransfer ke Jepang
setelah itu tersebar ke Amerika utara dan Eropa).
Manajemen lainnya : Amerika Serikat kemudian ditransfer secara internasional. Prose roses pe penyebaran yebaran
TQM : Populist (perusahaan-perusahaan kecil dan manajer madya memainkan peranan yang ya ng menonjol). Manajemen lainnya : Hierarkis (dari perusahaan-perusahaan industri terkemuka ke perusahan yang lebih kecvil dan kurang menonjol dan dalam perusahaan dari manajemen puncak ke manajemen di bawahnya). E. Anali nalisis TQM Terhadap Terhadap Indomie Indomie
Ditinjau dari pengertian TQM, Indomie sudah mengutamakan mutu dan kualitas dalam menghasilkan produknya agar para pelanggannya merasa puas. Penerapan
konsep Total Quality Management (TQM) (TQM) pada
Indomie Indomie dapat dilihat sebagai berikut: 1. Indomie
memfokuskan
produknya
kepada
konsumen
atau
pelanggannya. Fokus kepada konsumen dimulai dengan memuaskan konsumen secara internal, misal: indomie selalu mendengarkan keluhan baik dari dalam yaitu dari para karyawannya maupun dari luar yaitu pelanggannya. Indomie tidak melayani pengaduan secara sms atau telepon pengaduan atas ketidakpuasan konsumen atas
36
pelayanan dari indomie bisa dilakukan dengan mengadu langsung kepada pihak Indomie atau melalui surat. 2. Para karyawan Indomie sudah mengikuti beberapa pelatihan sebelum bekerja di indomie hal ini dilakukan agar karyawan bisa menggunakan mesin produksi dengan baik dan memuaskan menghasilkan produk sesuai target. 3. Di setiap mesin ada seorang manager yang bertugas untuk mengawasi jalannya proses produksi. Tingkatan manajer di Indomie terdiri dari bottom manager sampai top manager. 4. Indomie selalu mengeluarkan produk ± produk baru untuk memberi kepuasan kepada pelanggannya, yaitu seluruh varian rasa yang mengangkat kekhasan masakan daerah dari sabang sampai merauke. 5. Perkembangan indomie yang pesat tidak lepas dari hubungan internal yang erat yang dilakukan indomie indomie dengan pemilik, karyawan karyawa n dan pemasok.
VI. QUALI UALITY TY
ONTROL CONTROL
A. Peng Pengeerti rtian QC
Quality Control adalah aktivitas, prosedur, metode, atau program yang menjamin pemeliharaan hubungan dari spesifikasi dan standarisasi suatu produk dari penangannya, prosesnya, persiapannya, sampai dengan kemasannya dengan menjamin atau mempertahankan kelayakannya
37
sampai ke tahap penyimpanan, proses, persiapan dan akhirnya dikonsumsi oleh konsumen (Manning, 1976, p.1). Quality Control merupakan teknik dan aktivitas untuk mencapai, mempertahankan, dan mengembangkan kualitas suatu produk (Dale, 1994, p.2). Quality Control adalah suatu aktivitas pengendalian material yang bertujuan untuk mengetahui secara aktual material agar sesuai dengan kondisi yang ditetapkan pada saat perencanaan. Proses kontrol material mencakup proses penerimaan material dan inspeksi penerimaan (Supriyanto, 200, p.93). Jadi
Quality Control adalah suatu aktivat untuk menjaga standarisasi
kualitas suatu produk atau material mulai dari proses persiapan, penyimpanan, produksi, sampai ke tahap pemakain oleh konsumen. B.
Peng Pengeendali ndalian Pemasok Pemasok dan Sist Si steem Di Distri stribusi busi Inve Inventor ntory y
Pemasok adalah perusahaan-perusahaan dan individu yang menyediakan sumber daya yang dibutuhkan oleh perusahaan dan para pesaing untuk memproduksi barang dan jasa tertentu. Dari pengertian ini dapat didefinisikan bahwa pemasok tidak hanya work-in-proses. Dengan demikian hubungan pemasok dapat dibagi ke dalam hubungan eksternal (external relationship), hubungan internal (intracompany relationship), dan hubungan antar ± pabrik pabr ik (inter-plant relationship).
38
1. Hubungan Ekste ksternal (Intracopany opany Relat Relatiionshi onship)
Berkaitan dengan pemasok internal atau internal supplier, perlu diperhatikan bentuk keterkaitan komunikasi dan informasi yang menyangkut hal-hal berikut ini: 1.
Perencanaan
material,
berkaitan
dengan
masalah-masalah
kwalitas inventory balance errors, perubahan jadwal, dll. 2.
Jadwal
produksi, berkaitan dengan informasi yang sama seprti
perencanaan material ditambah dengan breakdowns yang tidak diharapkan, group setup opportunities, opportunities, dll. 3.
Rekayasa desain, menyangkut masalah-masalah produksi yang berkaitan dengan desain, saran-saran untuk perbaikan produk, kesalahan bills of material (BOM), cara membangun untuk mengembangkan mengembangkan produk berkwalitas secara mudah, efisien,dll.
4.
Rekayasa
manufacturing
(manufacturing
engineering),
menyangkut : masalah-masalah proses, equipment, tooling, routing serta kesempatan perbaikan t erus-menerus. erus-menerus. 5.
Pelayanan pelanggan atau penjualan (customer service or sales), berkitan dengan keterlambatan penerimaan dan pengiriman pesanan, kebutuhan pelanggan dang spesifikasinya, dll
6.
Accounting, berkaitan dengan ongkos-ongkos alternative untuk menyelesaikan masalah-masalah material atau penjadwalan, equitment justifications, make-or-buy decision, dll
39
7.
Pembelian (purchasing) berkaitan dengan alternate sources or material, expedited materials, subkontraktor,dll subkontraktor,dll
8.
Bagian personalia, berkaitan dengan karyawan baru, koordinasi dari transfer karyawan, bantuan sementara, pendidikan dan pelatihan, pengembangan karir,dll
9.
Jaminan
kuwalitas (quality assurance), berkaitan dengan
perbaikan kuwalitas proses, pelatihan pengendalian proses statistical ( statistical process control traini ng), dll. 10. Perubahan
±perubahan
rekayasa
(engineering
changes),
menyangkut koordinasi dan rekayasa desain dan manufacturing (design and manufacturing engineering), perencanaan dan penjadwalan produksi, perencanaan dan penjadwalan material (material planning and scheduling), pembelian, pembelian, Akutanti, dll 11. Departemen manufacturing manufacturing
yang lain dan pusat-pusat pusat-pusat kerja
(work centers), berkaitan dengan membangun team kerja sama dan partisipasi total dalam hubungan sebagai pemasok dan pelanggan guna mencapai tujuan strategi dari perusahaan. 2.
Hubungan Ekste ksternal (E (Ekste ksternal Relat Relatiionshi onship)
Pemasok luar (external supplier) dapat dipandang sebagai perluasan pabrik. Kerja sama yang erat diperlukan untuk meningkatkan pelayanan pelanggan, meminimumkan investasi inventori, dan meningkatkan efisiensi operasi manufacturing. Beberapa prinsip
40
utama yang perlu diperhatikan dalam hubungan dengan pemasok, adalah : (Vincent Gaspersz) 1.
Pemasok Pemasok mate material seharusny harusnya diperlakukan se s ebagai bagai mitra bisni snis (partne (partners), di mana mereka seharusnya : mengerti
tentang kebutuhan ± kebutuhan pabrik, diberikan informasi tentang kebutuhan yang akan datang guna meencanakan sumber ± sumber daya, menghargai pentingnya kualitas, penyerahan tepat waktu, dan perbaikan terus ± meneruslainnya. meneruslainnya. 2.
Filos Filosifi ifi Just ± in ± Tim Ti me (JIT) mendorong komi komitme tm e n hubungan jangka panjang dan l ebih erat dan le lebih erat dengan le lebih sedit pemasok . Beberapa cara dapat dilakukan
dengan cara : mengundang pemasok untuk mengunjungi, menagamati operasi manufacturing dan penggunaan material, mendiskusikan masalah, dan bekerjasama untuk mencapai manfaat bersama. Kunjungan balasan dari pabrik ke pemasok dapat
dilakukan
dengan
memberikan
bantuan
teknik,
meningkatkan proses produksi dan kualitas pemasok, serta meningkatkan komunikasi.Pihak pabrik dapat juga menawarkan pendidikan dan pelatihan kepada pemasok. 3.
Melakukan kontak langsung di d i antara orang ± orang pabri pabr ik (Shop pe people ople) dan pe pemasok untuk me mencegah masalah ± masalah le lebih lanjut , di mana dalam hal ini kita dapat
membangun hubungan informal, misalnya dengan menggunakn
41
saluran komunikasi melalui telepon atau lat lainnya. Dengan kontak langsung ini, pertanyaan ± pertanyaan teknis dapat diajukan ke pemasok serta memperoleh saran ± saran dari pemasok itu. Petunjuk atau prosedur harus ditetapkan guna mendefinisikan operasi atau masalah ± masalah yang harus disalurkan melalui bagian pembelian (purchasing department) 4.
Outsi utsite Ser Services dapat di diperlakukan se s eperti rti work cente nters di di dalam pabri pabrik, di mana hal-hal dapat dilakukan : mengirim
kepada mereka dispatch list yang menunjukkan prioritas kerja dan pekerjaan yang datang, mempertimbangkan kapasitas mereka apabila melakukan pemesanan, serta memberikan shoup documentation (drawings, bills of matrial,dll) yang mungkin mereka butuhkan. butuhkan. 5.
Apa bila hubungan jangka panjang t elah be berk e mbang, pihak pabri pabr ik yang te telah me menerapkan si siste stem JIT dapat mengajak pe pemasok untuk ikut me menerapkan konse kons ep JIT itu .
Dalam hal ini, bagian pembelian dapat mengubah bentuk transaksi
dengan
pemasok
yang
menggunakan
system
kosvensional, yaitu menggunakan paperwork (purchase request, request for quote, quote receved, and purchase order placed) kepengguna elektronik data interchange (EDI). EDI adalah bentuk transaksi tanpa menggunakan kertas tatapi dilakukan secara elektronik menggunakan computer. Melalui terminal
42
computer dapat dilakukan pesanan pembelian, pemberitahuan pengiriman in voices, dll. Menggunakan format dokumen standart. 3.
Hubungan Antarpabri ntarpabr ik (Inte (Interplant Relat Relatiionshi onship)
Beberapa lokasi manufacturing mungkin memasok satu sama lain atau
menghasilkan
produk-produk
serupa
untuk
beberapa
warehouses. Komunikasi dan koordinasi antar pabrik adalah penting dalam hal-hal berikut : 1.
Perencanaan dan penjawalan terpusat (certralized planning and scheduling) dapat memberikan koordinasi.
2.
Komunikasi akan lebih sulit apabila dibatasi oleh jarak (bampered by distance).
3.
Sister dividions are often the worst suppliers. Apply the principles of good suppliyer relationship. Dalam hal ini divisi dan pabrik bukan saja merupakan mitra kerjasama, tetapi merupakan anggota dari suatu keluarga besar dari perusahaan yang sama.
C.
Anali nalisis QC Terhadap Terhadap Indomie Indomie Quali Quality
control
yang meliputi pengawasan selama pengolahan dan
pengawasan selama proses produksi hingga proses akhir di terapkan indomie sedemikian rupa mulai dari :
43
Hubungan Ekste ksternal (ex (extternal re relati lationshi onship)
1. Pemasok material seharusnya diperlakukan sebagai mitra bisnis (partners), setiap kali diadakan evaluasi pemasok mulai dari keadaan umum pemasok hingga pelayanan da n materialnya indomie berusaha menjalin kerjasama yang saling menguntungkan dan baik. 2. Filosifi Just ± in ± Time (JIT) mendorong komitmen hubungan jangka panjang dan lebih erat dan lebih erat dengan lebih sedit pemasok. Dalam hal ini indomie sering mengadakan tour ke tempattempat pemasok seperti supplier tepung, suplier bawang, supllier kemasan (plastik) dan sub supliers lainnya. Begitu juga indomie yang membuka perusahaannya untuk di datangi para pemasoknya. 3. Melakukan kontak langsung di antara orang ± orang pabrik (Shop people) dan pemasok untuk mencegah masalah ± masalah lebih lanjut, Indomie memberikan staff layanan dalam perusahaan untuk menerima dan menanggapi apa yang akan di sampaikan para pemasok lewat sarana telepon t elepon dan online. 4. Outsite Services dapat diperlakukan seperti work centers di dalam pabrik, di mana hal-hal dapat dilakukan di perusahaan sehingga memudahkan akses dan proses produksi baik dari pengadaaan bahan baku tepung dan lainnya hingga pendistribusian. Hubungan Inte Int ernal (Intracopany opany Relat Relatiionshi onship)
1. Pengawasan selama pengolahan Indomie sudah menggunakan mesin yang khusus dengan menggunakan tepung yang khusus pula,
44
dimana jika penggilingan dilakuakn perlu kontrol agar mi kenyal dan dapat memanjang mema njang dan keriting sesuai standart. 2. Pengawasan atas barang hasil yang telah diselesaikan Pengawasan atas hasil dari produk - produk indomie sudah diproses dan diolah dengan proses yang benar dan aman untuk dikonsumsi, sehingga untuk setiap kemungkinan produk cacat kecil. 3. Perencanaan material Indomie memiliki kualitas rasa yang sangat sesuai dengan lidah orang Indonesia dan produk yang selalu memberikan inovasi inovasi pada rasa serta bahan pelengkap di dalamnya. dala mnya. 4. Rekayasa Desain Semua produk yang dihasilkan indomie Pemberian desain label pada indomie yang bertujuan membuat produk lebih menarik. Logo yang digunakan pada label ini adalah logo indomie yang sangat kental dengan gaya standar Indofood. Selain untuk membuat produk lebih menarik, label juga menberikan informasi produk yang dijual, dan memberikan informasi kepada konsumen mengenai produsen, selain itu gambar hidangan mi yang membuat mata ingin makan atau bahkan lapar sehingga diharapkan dapat meningkatkan daya tarik konsumen akan indomie dan juga meningkatkan pendapatan yang diperoleh indomie oleh Indofood.
45
Hubungan Antar-P ntar-Pabri abrik (i (inte nterplant Relat Relatiionshi onship)
1. Perencanaan dan penjawalan terpusat oleh seluruh CPB baik di Indonesia maupun yang di luar negeri. 2. Setiap CPB Indomie menjalin mitra kerjasama agar dapat saling melengkapi jika ada kekurangan persediaan bahkan dalam hal tranportasinya di tiap divisi mi, kecap dan bumbu serta kemasan. Sist Sisteem Di Distri stribusi busi Inve Inventor ntory y
Untuk mencapai tingkat pelayanan pelanggan yang diinginkan indomie melakukan system distribusi inventory, yang berhubungan dengan pelayanan pelanggan misalnya waktu tunggu penyerahan produk saat pemesanan tepat waktu karena hanya dibutuhkan sehari untuk supply pengiriman. Leadtime juga telah disepakati bersama biasanya paling lambat seminggu dari waktu pemesanan.
VII. ISO 9000 DAN DAN ISO 14000 A. Menge ngenai nai ISO 1. Peng Pengeerti rtian Standar
Standar
adalah
kesepakatan-kesepakatan
yang
telah
didokumentasikan yang di dalamnya terdiri antara lain mengenai spesifikasi-spesifikasi teknis atau kriteria-kriteria yang akurat yang digunakan sebagai peraturan, petunjuk, atau definisi-definisi tertentu untuk menjamin suatu barang, produk, proses, atau jasa sesuai dengan yang telah dinyatakan. dinyatakan.
Salah satu contohnya contohnya adalah
46
penetapan standar ukuran dan da n format kartu kredit, atau kartu-kartu kartu-kartu ³pintar´ ( smart) smart) lainnya yang telah mengikuti standar internasional ISO dan dapat digunakan di berbagai mesin anjungan tunai mandiri (ATM) di seluruh dunia, dan banyak contoh-contoh lainnya. Dengan demikian standar internasional telah membantu kehidupan manusia menjadi lebih mudah, serta lebih meningkatkan keandalan dan kegunaan barang dan jasa. 2.
Peng Pengeerti rtian ISO ISO
Organisasi Standar Internasional (ISO) adalah suatu asosiasi global yang
terdiri
dari
badan-badan
standardisasi
nasional
yang
beranggotakan beranggotakan tidak kurang dari 140 negara. negara. ISO merupakan suatu organisasi
di
luar
pemerintahan
( N on-Government on-Government
Organization/NGO) Organization/NGO) yang berdiri sejak tahun 1947. 1947. Misi dari ISO adalah untuk mendukung pengembangan standardisasi dan kegiatankegiatan
terkait
lainnya
dengan
harapan
untuk
membantu
perdagangan internasional, dan juga untuk membantu pengembangan pengembangan kerjasama secara global di bidang ilmu pengetahuan, teknologi dan kegiatan ekonomi. Kegiatan pokok ISO adalah menghasilkan kesepakatan-kesepakatan
internasional
yang
kemudian
dipublikasikan sebagai standar internasional. 3.
Nama ISO ISO
Banyak pihak melihat adanya suatu ketidakcocokan antara nama lengkap ³ I nternational nternational Organization for Standardization´ dengan
47
kependekannya
µ I SO¶ , I SO¶
dimana
µ I OS OS ¶
dianggap
lebih
tepat.
Anggapan itu benar bila penetapan nama didasarkan pada kependekannya. kependekannya. Yang sebenarnya, istilah ISO bukan bukan merupakan kependekan, tapi merupakan nama dari organisasi internasional tersebut. ³ISO´ berasal dari Bahasa Latin (Greek) ³isos´ yang mempaunyai arti ³sama´ (equal). Awalan kata ³iso-³ ³iso-³ juga banyak dijumpai misalnya pada kata ³ isometric´, ³iso mer´, ³isonomy´, dan sebagainya. Dari kata ³sama´ (equal) menjadi ³standar´ inilah ³ISO´ dipilih sebagai nama organisasi yang mudah untuk dipahami. ISO sebagai nama organisasi juga dalam rangka menghindari penyingkatan kependekannya bila diterjemahkan ke dalam bahasa lain dari negara anggota,
misalnya
IOS
dalam
bahasa
Inggris,
atau
OIN
(Organisation Internationale de Normalisation) dalam bahasa Perancis, atau OSI (Organsiasi Standardisasi Internasional) dalam bahasa Indonesia. Indonesia. Dengan demikian apapun apapun bahasa yang digunakan, organisasi ini namanya tetap ISO. 4.
K ebutuhan Standar Inte Internasi rnasional
Dengan adanya standar-standar yang belum diharmonisasikan terhadap teknologi yang sama dari beberapa negara atau wilayah yang
berbeda,
kiranya
dapat
³technical barriers to trade
berakibat
timbulnya
semacam
(TBT)´ atau ³hambatan teknis
perdagangan´. Industri-industri Industri-industri pengekspor pengekspor telah lama lama merasakan
48
perlunya persetujuan terhadap standar dunia yang dapat membantu mengatasi hambatan-hambatan tersebut dalam proses perdagangan internasional.
Dari
timbulnya timbulnya
permasalahan
inilah inilah
awalnya
organisasi ISO didirikan. Standardisasi internasional dibentuk untuk berbagai teknologi yang mencakup berbagai bidang, antara lain bidang informasi dan telekomunikasi, tekstil, pengemasan, distribusi barang, pembangkit energi dan pemanfaatannya, pembuatan kapal, perbankan dan jasa keuangan, dan masih banyak lagi. Hal ini akan terus berkembang untuk kepentingan berbagai sektor kegiatan industri pada masa-masa yang akan datang. Perkembangan ini diperkirakan semakin s emakin pesat antara lain karena halhalhal sebagai berikut : 1. Kemajuan dalam perdagangan bebas di seluruh dunia 2. Penetrasi teknologi antar sektor 3. Sistem komunikasi di seluruh dunia 4. Standar global untuk pengembangan pengembangan teknologi 5. Pembangunan di negara-negara berkembang
Standardisasi industri adalah suatu kenyataan yang diperlukan di dalam suatu sektor industri tertentu bila mayoritas barang dan jasa yang dihasilkan harus memenuhi suatu standar yang telah dikenal. Standar seperti ini perlu disusun dari kesepakatan-kesepakatan melalui konsensus dari semua pihak yang berperan dalam sektor
49
tersebut, terutama dari pihak produsen, konsumen, dan seringkali juga pihak pihak pemerintah. Mereka menyepakati menyepakati berbagai spesifikasi spesifikasi dan kriteria untuk diaplikasikan secara konsisten dalam memilih dan mengklasifikasikan barang, sarana produksi, dan persyaratan dari jasa yang ditawarkan. Tujuan penyusunan standar adalah untuk memfasilitasi perdagangan, pertukaran, dan alih teknologi melalui : 1. Peningkatan mutu dan kesesuaian produksi pada tingkat harga yang layak. 2. Peningkatan kesehatan, keamanan dan perlindungan lingkungan, dan pengurangan limbah. 3. Kesesuaian dan keandalan inter-operasi yang lebih baik dari berbagai komponen untuk menghasilkan barang maupun jasa yang lebih baik. 4. Penyederhanaan
perancangan
produk
untuk
peningkatan
keandalan kegunaan barang dan jasa. 5. Peningkatan
efisiensi
distribusi
produk
dan
kemudahan
pemeliharaannya. Pengguna (konsumen) lebih percaya pada barang dan jasa yang telah mendapatkan jaminan sesuai dengan standar internasional.
Jaminan
terhadap kesesuaian tersebut dapat diperoleh baik dari pernyataan
50
penghasil barang maupun melalui pemeriksaan oleh lembaga independen. B.
ISO 9000
ISO 9000 Series sekarang merupakan salah satu sistem manajemen mutu mutu yang formal serta diterapkan di hampir semua jenis organisasi, termasuk industri otomotif. Sejak peluncuran pertamanya pada tahun 1987, ISO 9000 Series mendominasi di semua bidang yang terkait dengan sistem manajemen mutu bahkan mengecualikan beberapa issue di bidang kualitas lainnya. Seperti contoh : birokrasi prosedur, paper work , tidak ada nilai tambah. Hal ini terjadi karena standar ISO 9000 Series menjelaskan mengenai ³ What´, sehingga sangat bergantung kepada penerimaan
suatu
organisasi
mengenai
pemahaman
persyaratan
minimum yang dapat diterapkan organisasi untuk mencapai kualitas produk atau service. Salah satu persyaratan utama dari ISO 9000 Series adalah proses yang terkait dengan supplier, dimana persyaratannya adalah bahwa organisasi harus menyediakan produk /jasa yang sesuai dengan persyaratan tersebut.
Persyaratan
ISO
9000
di
dalam
konteks
bisnis
merepresentasikan spesifikasi yang telah dipersyaratkan/ditetapkan. Artinya apabila organisasi tidak menyediakan produk/service yang sesuai dengan persyaratan/spesifikasi maka sistemnya sebenarnya fail, tetapi tidak berarti standardnya salah, hal ini bisa saja disebabkan karena interprestasi
yang
tidak
sesuai
dari
organisasi.
Atau
jika
51
spesifikasi/persyaratanya sudah ditetapkan tetapi kualitasnya lebih rendah maka dampaknya bisa saja produk tersebut menjadi tidak cukup untuk memenuhi kepuasan pelanggan. Tujuan ISO ISO 9000 (T (T ji jiptono 2000)
1. Organisasi harus mencapai dan mempertahankan kualitas produk atau jasa yang dihasilkan sehingga dapat memenuhi kebutuhan pembeli. 2. Organisasi harus memberikan keyakinan kepada pihak manajemen bahwa kualitas tersebut dicapai dan dipertahankan. 3. Organisasi harus memberikan keyakinan kepada pihak pembeli produk atau jasa yang dijual telah mencapai kualitas yang ditentukan. Manf Manf aat aat ISO ISO 9000 (Gaspe (Gaspersz, 1999)
1. Meningkatkan
kepercayaan
dan
kepuasan
pelanggan
melalui
jaminan kualitas yang teroganisir dan sistematik. 2. Perusahaan
yang
bersertifikat
ISO
9000
diijinkan
untuk
mengiklankan pada media massa bahwa sistem manajemen kualitas dari perusahaan tersebut telah dialui secara internasioanal. 3. Audit sistem manajmeen kualitas dari perusahaan yang telah memperoleh sertifikat ISO 9000 dilakukan secara periodik oleh registar dari lembaga registrasi. 4. Perusahaan yang telah memperolah sertifikat ISO 9000 secara otomatis terdaftar pada lembaga registrasi. r egistrasi.
52
5. Meningkatkan kualitas dan produktifitas dari manajemen melalui kerja sama dan komunikasi yang lebih baik. 6. Meningkatkan kesadran kualitas dalam perusahaan. 7. Membarikan pelatihan secara sistematik kepada seluruh karyawan dan manajer organisasi melalui prosedur ± prosedur dan instruksi ± instruksi yang terdefinisi secara baik. 8. Terjadi perubahan positif dalam hal kultur dari anggota organisasi. Typ Type - ty type 9000 (Wory (Woryodi odiningrat 1997)
1. ISO 9001 Merupakan model sistem jaminan kualitas pada tahap perancangan dan pengembangan, produksi, instalasi dan pelayanan jasa. ISO ini digunakan bagi perusahaan manufaktur yang merancang produk dan membuatnya sendiri. 2. ISO 9002 Merupakan model sistem jaminan kualitas dalam prediksi dan instalasi. ISO ini ditunjukkan pada kemampuan produksi instalasinya dan juga merupakan standar yang lebih umum bagi pabrikasi dan bila digunakan terdapat suatu desain yang merupakan syarat khusus bagi produksinya. 3. ISO 9003 Merupakan model sistem jaminan kualitas dalam inspeksi dan pengujian akhir ISO. ISO ini merupakan sistem mutu model untuk menjamin mutu dalam inspeksi akhir dan tes apabila produk dipasok
53
dari suatu pabrik sesuai ayarat maka perusahaan akan melakukan inspeksi dan tes produk yang memuaskan dan secara terpisah maka akan dibutuhkan suatu sistem pengendalian dokumen, identifikasi produk dan sistem penanganan,penyimpangan dan pelatihan. 4. ISO 9004 Digunakan untuk kepentingan intern dan bukan untuk situasi kotraktual. Standar ini mencakup unsur ± unsur pokok yang ikut mempengaruhi sistem jaminan kualitas termasuk di dalamnya tanggung jawab manajemen, pemasaran, pengadaan, langkah pengendalian dan pemanfaatan sumber daya manusia, faktor keamanan produk serta penggunaan penggunaan metode statistik. K euntungan pe perusahaan apabi apabila me me mpe mperole roleh ISO ISO 9000
a. ISO 9000 membantu perusahaan memenuhi permintaan pelanggan. b. ISO 9000 membantu perusahaan memenuhi kepuasan pelanggan. c. ISO 9000 membantu perusahaan meningkatkan kinerja mencapai tujuan perusahaan. C.
ISO 14000
ISO 14000 bukan suatu jaminan untuk mengembangkan organisasi, namun
bermanfaat
bagi
perusahaan
karena
mencakup
kriteria
lingkungan yang harus diperhatikan dalam proses produksi pada setiap perusahaan. Dengan adanya sertifikat ISO 14000 akan meningkatkan image bagi perusahaan karena sertifikat tersebut menunjukan bahwa
54
perusahaan
peduli
dan
memiliki
komitmen
untuk
memelihara
lingkungan. Macam ± macam standar dalam ISO ISO 14000 (Gaspe (Gaspersz 1995)
1. ISO 14001,04: Sistem manajeman lingkungan lingkungan 2. ISO 14010-14015: Audit Lingkungan 3. ISO 14020-14024: Label lingkungan 4. ISO 14031,32: Evaluasi kinerja Lingkungan 5. ISO 14040-14044: Kajian daur hidup produk 6. ISO 14060: Aspek lingkungan dari produk ISO 14000 Semua sistem Manajemen lingkungan yang dapat
memberikan jaminan kpeada produsen dan konsumen bahwa dengan menerapkan isitem tersebut produk yang dihasilkan / dikonsumsi, limbah, produk bekas pakai ataupun layananny sudah melalui suatu proses yang memperoleh kaidah ± kaidah / upaya pengelolaan lingkungan. ISO 14001 Sistem yang mengorganisasikan kebijakan lingkungan
,perancanaan tinjauan
,implementasi
manajemen
,pemeriksaan
perusahaan
dalam
,tindakan
koreksi
melaksanakan
dan
kegiatan
pengelolaan lingkungan terus ± menerus / berkesinambungan. ISO 14010-14015 Suatu alat manajemen untuk menguji efektivitas /
kinerja
perusahaan
dalam
melaksankan
kegiatan
pengelolaan
lingkungan dengan menggunkan kriteria audit yang disepakati, didokumentasikan dan hasilnya dikomunikasikan kepada klien.
55
K euntungan me me mpe mperole roleh ISO ISO 14000
1. Perlindungan Perlindungan lingkungan lingkungan a. Mengurangi/meminimalisasikan limbah. b. Optimalisasi penggunaan sumber alam. c. Membantu mengatasi isu-isu lingkungan lingkungan global. 2. Pengurangan kerugian Sistem akan melindungi atau meminimumkan akibat ke lingkungan, dan juga meminimumkan akibat buruk bagi karyawan, pengurangan luka dan penyakit jika perusahaan mengadopsi sistem manajemen lingkungan ISO 14000. 3. Perlindungan Perlindungan lingkungan lingkungan a. Mengurangi/meminimalisasikan limbah. b. Optimalisasi penggunaan sumber-sumber sumber-sumber alam. a lam. c. Membantu mengatasi isu-isu lingkungan lingkungan global. 4. Memiliki kekuatan pasar a. Mampu memasuki pasar dengan produk ramah lingkungan. b. Meningkatkan peran pasar (Market Share). c. Memenuhi persyaratan pelanggan. d. Membuka peluang investasi. 5. Mengembangkan kepercayaan dan kepuasan pelanggan Dengan dimilikinya sertifikat ISO-14001, pelanggan akan merasa lebih aman dan lingkungannya terlindungi. Hal ini akan meyakinkan
56
pelanggan bahwa pemasok peduli lingkungan dan mempunyai dokumen yang sesuai untuk mendukung pernyataan tersebut. D. Anali nalisis ISO ISO Terhadap Terhadap Indomie Indomie
Produk Indofood diproduksi dengan bahan baku yang telah memenuhi persyaratan halal dan semuanya telah diproses secara halal. Adapun sertifikasi halal diperoleh dari Majelis Ulama Indonesia, Departemen Agama, dan Departemen Kesehatan. Dengan sistem standar operational prosedur yang telah terstandarisasi dengan sertifikasi ISO 9002 dalam proses produksi mulai dari incoming quality control , process quality control , sampai outgoing quality control , akan menghasilkan produk sesuai dengan persyaratan SNI (Standard Nasional Indonesia) mie instan, sehingga dapat dipastikan hal ini sesuai dengan komitmen dari Indofood untuk mempersembahkan mi instan dengan aneka cita rasa khas dari seluruh provinsi Indonesia yang terbuat dari bahan-bahan terpilih serta komitmen yang tinggi atas mutu dan kehalalan produk. Perusahaan indomie mempekerjakan tim kontrol yang sangat kompetitif kualitas yang bertindak sebagai pengontrol kualitas produk di lokasi pabrik saat proses produksi. Minyak yang bersumber diuji untuk memenuhi persyaratan kualitas yang ketat sebelum digunakan untuk produksi. Indomie merupakan produk yang telah melalui proses produksi yang sangat higienis dengan standar Internasional dan didukung dengan teknologi berkualitas tinggi. Selain telah bersertifikasi ³Halal´ dari Majelis Ulama Indonesia, pabriknya sendiri telah
57
disertifikasi ISO 9001:2001 dan HACCP (High Analysis Critical Control Point) dari SGS. Sertifikasi ini membuktikan bahwa Indomie telah memenuhi persyaratan sebagai bahan pangan dengan standar Internasional. Walaupun belum bersertifikasi ISO 14000 namun indomie tetap menjaga mutunya berdasarkan ISO 14000 karena masih dalam proses pengajuan sertifikasi.
58
DAFTAR PUSTAK PUSTAK A www..indom www ndomie ie..com Jack
Campanella. ³ Principles ³ Principles Of Quality Costs´, Costs´, ASQC Quality Press, Milwakeee, 1990.
Vincent Gasperz. ³ Manajemen Prod uktivitas T otal otal ´, ´, Garamedia, Jakarta, 2000. Juran, J.M.
1995. Kepemimpinan Mutu. PPM. Jakarta
Diana, A. Dan Tjiptono, F. 1994. Total Quality Management. Andi Offset Yogyakarta. ut u T erpad Syafaruddin. 2001. Manajemen M erpad u dalam Pendidikan: Konsep,
Strategi dan Aplikasi. Jakarta: Grasindo. Nasution, M.N. 2005. Manajemen 2005. Manajemen M ut u T erpad erpad u. Bogor: Ghalia Indonesia http://jiunkpe/s1/tmi/1998/jiunk http://jiunk pe/s1/tmi/1998/jiunkpe pe-ns-s1-1998-25 -ns-s1-1998-254931 493152-16197-william_booth52-16197-william_boothchapter2.pdf http://www.dephut.go.id/Halaman/STANDARDISASI_&_LINGKUNGAN_KEH UTANAN/INFO_VI02/V_VI02.htm http://prodiindustri.wordpress.com http://prodiind ustri.wordpress.com/2011/03/19/tentang-iso-90 /2011/03/19/tentang-iso-9000/ 00/ Jurnal
: SISTEM MANAJEMEN LINGKUNGAN UNTUK MENYONGSONG
ERA RAMAH LINGKUNGAN, LINGKUNGAN, SITI LATIFAH, LATIFAH, S.Hut., Msi. Msi.
59
Jurnal
: ANALISA SISTEM MANA MANAJEMEN LINGKUNGAN (ISO 14000) DAN
KEMUNGKINAN IMPLEMENTASINYA OLEH PARA KONTRAKTOR KELAS A DI SURABAYA S URABAYA , Herry P. Chandra, Djoni, Christian http://ireztia.com/2008/09/19/pe http://ireztia.com /2008/09/19/perkembanganrkembangan-mutu-dan mutu-dan-tokoh-tokoh -tokoh-tokohnya/ nya/ http://ireztia.com/2008/09/19/pe http://ireztia.com/2008/09/19/perkembanganrkembangan- mutu-dan-tokoh-tokoh mutu-dan-tokoh-tokohnya/ nya/ Ahyari, Agus. 2002. Management produksi ³Pengendalian Kualitas´. Yogyakarta : FEUGM. Garvin, David A. 1988. Managing Quality: T he he Strategic and Competitive Edge . Free Pre. Prawirosentono, S. 2001. Filosofi Baru Manajemen Mutu Terpadu, Quality Management Abad Management Abad 21. Penerbit PT. Bina Aksara, Jakarta.
Jack
Campanella. ³ Principles Of Quality Costs´, Costs´, ASQC Quality Press ,
Milwakeee , 1990.