PT PLN (Persero) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PROYEK GARDU INDUK
PT. PLN (PERSERO) PUSAT PENDIDIKAN DAN LATIHAN
MATERI PEMBIDANGAN PRAJABATAN S1/D3 TAHUN 2011 SUPERVISI PROYEK GI & GITET
DISUSUN OLEH :
ALEXANDER HARAHAP ROY HADINATA SIJABAT Berbagi dan Menyerbarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan
1
PT PLN (Persero) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PROYEK GARDU INDUK
BAB I PERALATAN GARDU INDUK 1.1
1.2
Pengertian Gardu Induk dan Single Line Diagram Gardu Induk adalah suatu instalasi yang terdiri dari peralatan listrik tegangan tinggi yang berfungsi untuk mentransfer tenaga listrik dari tegangan yang yang berbeda, pengukuran, pengawasan, pengamanan pen gamanan sistem tenaga listrik l istrik serta pengaturan daya. da ya. Single line diagram gardu induk adalah bagan kutub tunggal yang menjelaskan sistem kelistrikan pada gardu induk secara sederhana sehingga memudahkan mengetahui kondisi dan fungsi dari setiap bagian peralatan instalasi yang terpasang, untuk operasi, pemeliharaan dan konstruksi. Pengertian Simbol-Simbol Pada Single Line Diagram Bagan kutub tunggal di gambarkan dengan simbol-simbol yang mewakilkan bentuk dan fungsi setiap peralat yang tersedia seperti dijelaskan sbb: No 1
simbol
keterangan keterangan Pemutus Tenaga (PMT) berfungsi sebagai alat untuk memutus dan menyambung arus beban baik pada kondisi normal maupun gangguan.
2 Pemisah (PMS) berfungsi sebagai alat untuk memisahkan peralatan dari tegangan. Terdiri dari pemisah tegangan (PMS REL & PMS Line) dan pemisah pentanahan. 3 Transformator Tenaga adalah Transformator yang berfungsi untuk menyalurkan tenaga listrik dari tegangan tinggi ke tegangan rendah atau sebaliknya. 4 Transformator Arus (CT) adalah trafo instrument yang berfungsi untuk merubah arus besar menjadi arus kecil sehingga dapat diukur dengan Amper meter.
Berbagi dan Menyerbarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan
2
PT PLN (Persero) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PROYEK GARDU INDUK
5 Transformator Tegangan/Potensial (PT) adalah trafo instrument yang berfungsi untuk merubah tegangan tinggi menjadi tegangan rendah sehingga dapat diukur dengan Volt meter. 6 NGR
7
1.3 1.3.1
Netral Grounding Resistor (NGR) adalah alat bantu untuk pengaman peralatan Trafo tenaga, bila terjadi hubung singkat pada sistem sekunder. Vektor group adalah hubungan kumparan tiga fasa sisi primer, sekunder dan tertier yang dijelaskan dengan angka pada jam.
Jenis Gardu Induk Menurut Pemasangannya Gardu Induk SF 6 (GIS) Gardu induk seperti ini sangat hemat tempat sebab menggunakan gas SF 6 sebagai isolasi antara bagian yang bertegangan dan ditempatkan didalam suatu selubung besi.
Gambar 1. switch gear gardu induk SF6
Berbagi dan Menyerbarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan
3
PT PLN (Persero) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PROYEK GARDU INDUK
1.3.2
Gardu Induk Konvensional Gardu Induk yang menggunakan udara menjadi isolasi antara bagian yang bertegangan dan dengan demikian memerlukan tempat yang cukup luas.
Gambar 2. switch yard gardu induk Konvensional 1.4
Jenis Gardu Induk Menurut Typical Busbar Busbar atau rel adalah titik pertemuan/hubungan trafo-trafo tenaga, SUTT, SKTT dan peralatan listrik lainnya untuk menerima dan menyalurkan tenaga listrik/daya listrik. Berdasarkan jenis tipikal busbarnya gardu induk dibagi menjadi : 1.4.1 Gardu Induk dengan system ring busbar. Adalah gardu induk yang busbar berbentuk ring yaitu semua rel/busbar yang ada tersambung satu sama lain dan membentuk seperti ring / cicin.
1.4.2
Gardu Induk Dengan Single Busbar Adalah gardu induk yang mempunyai satu / single busbar . pada umumnya gardu dengan system ini adalah gardu induk diujung atau akhir dari suatu transmisi.
Berbagi dan Menyerbarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan
4
PT PLN (Persero) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PROYEK GARDU INDUK
1.4.3
Gardu Induk Dengan Double Busbar Adalah gardu induk yang mempunyai dua / double busbar . Sistem ini sangat umum, hamper semua gardu induk menggunakan system ini karena sangat efektif untuk mengurangi pemadaman beban pada saat melakukan perubahan system.
1.4.4
Gardu Induk Dengan Satu Setengah / One Half Busbar Adalah gardu induk yang mempunyai dua / double busbar . Gardu induk Pembangkitan dan gardu induk yang sangat besar menggunakan system ini karena sangat efektif dalam segi operasional dan dapat mengurangi pemadaman beban pada saat melakukan perubahan system (maneuver system). Sistem ini menggunakan 3 buah PMT didalam satu diagonal yang terpasang secara serie.
Berbagi dan Menyerbarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan
5
PT PLN (Persero) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PROYEK GARDU INDUK
REL A
PMT A1
PMT A2
CT LA PT
PMT AB1
PMT B1
PMT AB2
PMT B2
REL B
Gambar 5. gardu induk satu setengah CB
PENGERTIAN CT & PT Untuk pemasangan alat pengukuran dan rele proteksi /pengaman pada instalasi tegangan tinggi, menengah dan rendah diperlukan trafo arus dan trafo tegangan atau gabungan trafo arus dan trafo tegangan. a. Tranformator Arus (Current Transformer) - Trafo arus berfungsi untuk memperkecil besaran arus pada sistem tenaga listrik menjadi besaran arus untuk pengukuran dan proteksi. Berbagi dan Menyerbarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan
6
PT PLN (Persero) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PROYEK GARDU INDUK
- Mengisolasi rangkaian sekunder terhadap rangkaian primer. - Pada umumnya arus nominal dari arus sekunder adalah 1 Amper dan 5 Amper. b. Transformator Tegangan (Potential Transformer). - Trafo tegangan berfungsi untuk memperkecil besaran tegangan pada sistem tenaga listrik menjadi besaran tegangan untuk pengukuran dan proteksi. - Mengisolasi rangkaian sekunder terhadap rangkaian primer. - Pada umumnya tegangan nominalnya adalah 110/ √3 dan 100/ √3 Volt. c. Gabungan trafo arus dan trafo tegangan (combined current and potential transformer). Adalah suatu trafo yang terdiri dari trafo arus dan trafo tegangan yang konstruksinya digabung dalam satu unit. GEDUNG KONTROL GEDUNG KONTROL dalam bangunan Gardu Induk berfungsi sebagai pusat aktivitas pengoperasian gardu induk tersebut. Dari dalam gedung kontrol, operator bekerja untuk mengontrol dan mengoperasikan peralatan-peralatan yang berada di Gardu Induk. Selain sebagai pusat aktivitas pengoperasian, di dalam gedung kontrol tersebut juga terdapat beberapa peralatan antara lain : panel kontrol, panel proteksi, batere & rectifier, pembagi catu ac/dc, plc/scadatel, sel 20 kv, dan sarana pendukung seperti fire alarm/apar, emergency lamp serta pendingin udara.
PENGENALAN FISIK PERALATAN GARDU INDUK 1.
PENGERTIAN GARDU INDUK Gardu Induk adalah suatu instalasi yang terdiri dari peralatan listrik yang berfungsi untuk mentransfer tenaga listrik dari tegangan yang berbeda, pengukuran, pengawasan, pengamanan sistem tenaga listrik serta pengaturan daya. Secara umum Gardu Induk dapat dibagi menjadi 3 bagian : 1. Gardu Induk pasangan dalam 2. Gardu Induk pasangan luar 3. Gardu Induk kombinasi dari 1 dan 2 Dari jenisnya Gardu Induk dapat dibedakan : a. Gardu Induk Konvensional ( GI ) ; Gardu Induk dengan islolasi udara bebas. Biasanya GI. Konvensional memerlukan areal tanah yang cukup luas, karena sebagian besar peralatannya dipasang diluar Gedung ( SWITCH-YARD ) dan sebagian lagi peralatannya dipasang didalam Gedung. ( HV cell dan panel kontrol / relay-relay serta sumber DC ) b. Gas Insulated Swicthgear ( GIS ) ; adalah Gardu Induk dengan isolasi Sulfur Hexafluoride ( SF-6.). GIS ini hanya memerlukan areal tanah yang relatif kecil ( seperenam kali lebih kecil dibanding GI. Konvensional ), maka sangat cocok untuk dibangun di areal perkotaan yang harga tanahnya sangat mahal walaupun
Berbagi dan Menyerbarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan
7
PT PLN (Persero) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PROYEK GARDU INDUK
pembangunannya memerlukan investasi yang sangat tinggi khususnya untuk pengadaan peralatannya akan tetapi masih relatif efisien . GIS hampir semua peralatannya dipasang didalam Gedung z.1 TRANSFORMATOR / TRAFO TENAGA Transformator / Trafo tenaga berfungsi untuk menyalurkan tenaga / daya listrik dengan menaikkan atau menurunkan tegangan di GI. Dari jumlah belitannya , ada dua macam Trafo yaitu Trafo 1 phasa dan Trafo 3 phasa.
2.1.1 PERLENGKAPAN /ASESORIES TRANSFORMATOR Isolator Bushing sisi Primer , sisi sekunder dan terttier. Tangki konservator minyak Trafo. Alat pernafasan ( tabung silicagel ). Tap Changer dan panel kontrolnya Marseling box Radiator Kipas pendingin
Berbagi dan Menyerbarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan
8
PT PLN (Persero) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PROYEK GARDU INDUK
BUSHIN
BUSHIN
Berbagi dan Menyerbarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan
9
PT PLN (Persero) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PROYEK GARDU INDUK
Berbagi dan Menyerbarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan
10
PT PLN (Persero) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PROYEK GARDU INDUK
MEKANIK OLTC
SUDDEN PRESSURE
Berbagi dan Menyerbarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan
11
PT PLN (Persero) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PROYEK GARDU INDUK
SUDDEN PRESSURE
BUCHOLTZ RELAY
Berbagi dan Menyerbarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan
12
PT PLN (Persero) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PROYEK GARDU INDUK
2.1.2 Peralatan pengaman, antara lain : 1. Pengaman Utama ( Main protection ) : Defferential Relay ( 87 ) Bucholz Relay Bucholz Relay Jansens Relay Thermometer Relay Sudden Pressure Relay 2. Pengaman Cadangan ( Back-up protection ) : Over Current Relay Explosive Valve Fire protection
2.13 . ISTILAH PENTING PADA TRANSFORMATOR MVA , yaitu daya nominal trafo; misalnya : 10 MVA; 20 MVA; 30 MVA; 60 MVA ; 100 MVA ; 250 MVA ; 500 MVA. In, yaitu Arus Nominal Trafo baik pada sisi Primer maupun di sisi sekundernya, sesuai daya nominalnya. Misalnya trafo 150 / 20 KV60 MVA ; In trafo sisi 150 KV = 232 A dan In trafo sisi 20 KV = 1732 A. KV, yaitu tegangan nominal operasi trafo baik di sisi primer maupun di sisi sekundernya. Misalnya 500 / 150 KV; 150 / 70 KV; 150 / 20 KV; 70 / 20 KV dan lain-lain. Vektor Group, yaitu jenis hubungan belitan pada trafo 3 ( tiga ) phasa. Misalnya YNyn0, Yd5; dan lain-lain. Impedansi, yaitu nilai tahanan belitan trafo dinyatakan dengan Z %. Misalnya pada trafo 150 / 20 KV 60 MVA; Z = 12.5 %, setiap trafo mempunyai nilai Z % yang berbeda.
2.2.
NGR / NEUTRAL GROUNDING RESISTANCE NGR atau Resistance Pentanahan Trafo, yaitu resistance yang dipasang pada titik neutral trafo yang dihubungkan Y ( bintang ). NGR biasanya dipasang pada titik netral trafo 70 kV atau 20 KV, sedangkan pada titik neutral trafo 150 KV dan 500 KV digrounding langsung (solid). 2.2.1 NILAI NGR - Tegangan 70 KV 40 Ohm - Tegangan 20 KV 12 Ohm,40 Ohm,200 Ohm dan 500 Ohm
Berbagi dan Menyerbarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan
13
PT PLN (Persero) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PROYEK GARDU INDUK
2.2.2 JENIS NGR - Resistance Liquit ( Air ), yaitu bahan resistance adalah air murni . Untuk memperoleh nilai Resistance yang diinginkan ditambahkan garam KOH . - Resistance Logam, yaitu bahannya terbuat dari logam nikelin dan dibuat dalam panel dengan nilai resistance yang sudah ditentukan.
Berbagi dan Menyerbarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan
14
PT PLN (Persero) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PROYEK GARDU INDUK
3.
PMT / PEMUTUS TENAGA Yang dimaksud dengan PMT / Pemutus Tenaga adalah saklar yang dapat digunakan untuk menghubungkan atau memutuskan arus / daya listrik sesuai dengan ratingnya. Pada saat PMT menghubungkan atau memutuskan arus listrik terjadi busur api. Untuk memadamkan busur api dapat dilakukan dengan beberapa bahan antara lain: Minyak, Udara dan Gas. 3.1 JENIS PMT PMT dengan media minyak, jenis ini ada dua macam yaitu : - PMT dengan menggunakan banyak minyak (Bulk Oil C, B). - PMT dengan menggunakan sedikit minyak (Low Oil Content C, B).
PMT dengan media udara, jenis ini ada dua macam yaitu : - PMT udara hembus ( Air Blast C, B ). - PMT dengan hampa udara ( Vacuum C . B )
PMT dengan media gas. Media gas yang digunakan untuk memadamkan busur api adalah gas SF6 ( Sulfur Hexafluoride ).
3.2 JENIS PENGGERAK PMT PMT dengan penggerak pegas atau per Untuk menggerakan kontak-kontak pmt dengan tenaga pegas atau per yang di gerakkan oleh motor listrik.
PMT dengan penggerak Hidrolis. Yaitu pmt yang digerakkan dengan tenaga hidrolis dari minyak yang di pompa hingga tekanan tertentu.
PMT dengan penggerak Pneumatik. Yaitu pmt yang digerakkan oleh udara tekanan tinggi.
Berbagi dan Menyerbarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan
15
PT PLN (Persero) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PROYEK GARDU INDUK
4.
PMS / PEMISAH Pemisah / pms adalah suatu alat untuk memisahkan tegangan pada peralatan instalasi tegangan tinggi. 4.1 FUNGSI PMS Ada dua macam fungsi pms , yaitu : Pemisah Tanah ( Pisau Pentanahan ) ; Berfungsi untuk menghilangkan / mentanahkan tegangan induksi . Pemisah Peralatan ; Berfungsi untuk mengisolasikan peralatan listrik dari peralatan lain atau instalasi lain yang bertegangan. Pms ini boleh dibuka atau ditutup hanya pada rangkaian yang tidak berbeban.
Berbagi dan Menyerbarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan
16
PT PLN (Persero) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PROYEK GARDU INDUK
4.2 PENEMPATAN PMS Ditinjau dari penempatannya, ada beberapa pms yaitu : Pemisah Penghantar ; pemisah yang dipasang disisi penghantar. Pemisah Rel ; pemisah yang dipasang di sisi Rel. Pemisah Kabel ; pemisah yang dipasang di sisi Kabel. Pemisah Seksi ; pemisah yang dipasang di suatu rel sehingga dapat terpisah menjadi 2 ( dua ) seksi. Pemisah Tanah ; pemisah yang dipasang pada penghantar untuk menghubungkan ketanah. 5.
BUSBAR ( REL ) Fungsi busbar / rel pada GI. Adalah sebagai titik pertemuan/ hubungan trafo-trafo tenaga , SUTT ,SKTT dan peralatan listrik lainnya untuk menerima dan menyalurkan tenaga / daya listrik. Macam-macam sistem Rel di GI.: Busbar / Rel Tunggal ( Single Busbar ) Pada sistem rel tunggal semua peralatan instalasi gardu induk dihubungkan pada 1 ( satu ) Busbar / Rel. Ada kalanya sistem Rel Tunggal ini dilengkapi dengan pemisah seksi/bagian dan pmt seksi.
Berbagi dan Menyerbarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan
17
PT PLN (Persero) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PROYEK GARDU INDUK
6.
Double Busbar / Rel Ganda Sistem rel ganda bisa terdiri dari 2 ( dua ) rel. Pada sistem rel ganda ada yang menggunakan 1 ( satu ) pmt dan 1 ½ ( satu setengah ) pmt .
LIGHTING ARRESTER / LA Lighting Arrester / L.A yang biasa di sebut Arrester , di G.I berfungsi sebagai pengaman instalasi ( peralatan listrik pada instalasi ) dari gangguan tegangan lebih akibat sambaran petir ( Ligthning Surge ) maupun oleh surja hubung (Switching Surge). Pada umumnya pemasangan arrester dilengkapi dengan Counter penghitung kerja, Dimana apabila angka dicounter bertambah menunjukkan bahwa arrester tsb bekerja. Arrester tidak bekerja pada kondisi normal, namun bila terjadi tegangan lebih / abnormal di instalasi, akan bekerja menyalurkan kelebihan tegangan ke tanah sampai tegangan normal kembali. Cara kerja Arrester ini adalah pada tegangan normal arrester mempunyai harga resistace sangat besar, tetapi bila tegangan berubah sangat tinggi / abnormal, harga resistance arrester berubah mengecil sehingga dapat mengalirkan arus ke tanah.
Berbagi dan Menyerbarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan
18
PT PLN (Persero) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PROYEK GARDU INDUK
7. TRAFO ARUS / CT ( CURRENT TRANSFORMER ) 7.1 Fungsi Trafo Arus Memperkecil besaran arus listrik ( ampere ) pada sistem tenaga listrik menjadi besaran arus untuk sistem pengukuran dan proteksi. Mengisolasi rangkaian sekunder terhadap rangkaian primer, yaitu memisahkan instalasi pengukuran dan proteksi dari tegangan tinggi. Memungkinkan standarisasi rating arus untuk peralatan sisi sekunder . 7.2 Pemakaian Trafo Arus Untuk Pengukuran,dengan syarat - Akurasi yang diperlukan sampai dengan 120 % arus rating - Level kejenuhan rendah, untuk mengamankan meter pada saat terjadi gangguan. - Meter- meter / Pengukuran yang menggunakan arus sekunder ct antara lain : Ampere meter MW meter MVAR meter KWH meter KVARH meter Cos ϕ meter Untuk Proteksi, dengan syarat - Akurasi yang diperlukan sampai beberapa kali arus rating. -
Proteksi / Pengaman yang menggunakan arus sekunder ct antara lain : Relai Jarak ( Distance Relay ). Relai Arus Lebih (Over Current Relay). Relai berarah ( Directional Relay ). Relai diferensial ( Differential Relay) Relai REF.(Restricted Earth Fault) Relai SBEF.(Standby Earth Fault) Relai beban lebih ( Over Load Relay )
7.3 Istilah – istilah Penting pada Trafo Arus Ratio; yaitu perbandingan antara arus primer dengan arus sekunder. Contohnya : 2000 / 5-5 A; 1000 / 5-5-5 A dan lain-lain Klas; yaitu menyatakan ketelitian atau kesalahan pengukuran pada rating arus atau akurasi limit. Misalnya klas pengukuran : 0.1 ; 0.2 ; 0.5 ; 1. Dan klas proteksi : 5 P; 10 P; dan sebagainya. Burden / VA , yaitu batas kemampuan CT. Misalnya: burden ct 15 VA; 30 VA dan sebagainya.
Berbagi dan Menyerbarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan
19
PT PLN (Persero) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PROYEK GARDU INDUK
suatu kondisi trafo arus tidak dapat Kejenuhan, yaitu mentransformasikan arus primer menjadi arus sekunder sesuai dengan rationya, karena tegangan yang timbul di terminal sekunder ct melebihi tegangan kejenuhannya. In / Arus Nominal; yaitu batasan kemampuan arus normal pada sisi primer. Misalnya In 500-1000 A; 1200-2400 A, dan sebagainya. Jangan pasang / menggunakan zekering ( fuse ) pada rangkaian sekunder. Selama pada sisi primer mengalirkan arus, maka sisi sekundar harus selalu tertutup ( baik melalui beban atau dihubung singkatkan ), jadi jangan sampai terbuka.
Berbagi dan Menyerbarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan
20
PT PLN (Persero) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PROYEK GARDU INDUK
Berbagi dan Menyerbarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan
21
PT PLN (Persero) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PROYEK GARDU INDUK
8. TRAFO TEGANGAN / PT 8.1 Fungsi Transformator Tegangan / PT Memperkecil besaran tegangan pada sistem tenaga listrik menjadi besaran tegangan untuk sistem pengukuran atau proteksi. Mengisolasi rangkaian sekunder terhadap rangkaian primer. Memungkinkan standarisasi rating tegangan untuk peralatan sisi sekunder. 8.2 Klasifikasi Transformator Tegangan Klasifikasi trafo tegangan dibedakan menurut konstruksi dan pemasangannya. Memperkecil besaran tegangan pada sistem tenaga listrik menjadi besaran tegangan untuk sistem pengukuran atau proteksi. Klasifikasi menurut konstruksinya : Trafo Tegangan Induktif ( inductive voltage transformer atau electromagnetic voltage transformer ), yang terdiri dari belitan primer dan belitan sekunder, dan tegangan pada belitan primer akan menginduksikannya ke belitan sekunder melalui core.
Trafo Tegangan kapasitif (capacitor voltage transformer), terdiri dari rangkaian kondensator yang berfungsi sebagai pembagi tegangan pada sisi tegangan tinggi dari trafo pada tegangan menengah yang menginduksikan tegangan ke belitan sekunder melalui media capasitor.
Klasifikasi menurut pasangannya : Pasangan dalam ( indoor ), hanya untuk dipasang di dalam gedung atau di ruangan tertutup. Pasangan luar ( outdoor ), untuk dipasang di luar gedung atau pada ruang terbuka. 8.3 Penggunaan atau Pemakaian Trafo Tegangan (PT) Penggunaan / pemakaian tegangan sekunder PT antara lain : Metering atau pengukuran. - KV meter ; MW meter ; MVAR meter ; KWH meter - KVARH meter ; Cos Q meter ; Frekuensi meter Proteksi atau Pengaman. - Relai Jarak ( Distance Relay ) - Relai Sinkron ( Synchron Relay ) - Relai berarah (Directional Relay ) - Relai Frekuensi ( Frequency Relay ) - Relai Tegangan ( Voltage Relay
Berbagi dan Menyerbarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan
22
PT PLN (Persero) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PROYEK GARDU INDUK
2. GEDUNG KONTROL Gedung kontrol dalam bangunan gardu induk berfungsi sebagai pusat aktivitas pengoperasian gardu induk tersebut. Dari dalam gedung kontrol, operator bekerja untuk mengontrol dan mengoperasikan peralatan-peralatan yang berada di gardu induk. Selain sebagai pusat aktivitas pengoperasian, di dalam gedung kontrol tersebut juga terdapat beberapa peralatan antara lain : panel kontrol, panel proteksi, batere & rectifier, pembagi catu ac/dc, plc/scadatel, sel 20 kv, dan sarana pendukung seperti fire alarm/apar, emergency lamp serta pendingin udara.
Berbagi dan Menyerbarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan
23
PT PLN (Persero) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PROYEK GARDU INDUK
2.1. PANEL KONTROL Panel kontrol terletak di ruang kontrol, yang berada satu ruangan dengan tempat operator bekerja. Fungsi panel kontrol adalah sebagai tempat meletakan tombol-tombol pengoperasian pmt & pms, alat ukur-alat ukur besaran listrik, annunciator. Sehingga dari panel kontrol tersebut operator dapat mengoperasikan buka-tutup pmt dan pms yang berada di serandang hubung, membaca besaran-besaran listrik seperti arus, tegangan, daya dan energi listrik yang disalurkan di gardu induk tersebut serta dapat mengetahui kejadian-kejadian tanda bahaya/gangguan yang terjadi dengan membaca alarem yang muncul di annunciator. Biasanya jumlah panel kontrol sama dengan jumlah bay yang berada di gardu induk dan ditempatkan berderet di depan tempat duduk operator sehingga operator dapat selalu memantau keadaan pengoperasian gardu induk. Pada bagian depan panel kontrol dilengkapi juga dengan nama bay dan mimic diagram yang menggambarkan rangkaian primer dari bay yang dikontrolnya. Gambar tampak depan panel kontrol yang terpasang di gardu induk seperti terlihat pada gambar berikut.
Berbagi dan Menyerbarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan
24
PT PLN (Persero) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PROYEK GARDU INDUK
Berbagi dan Menyerbarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan
25
PT PLN (Persero) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PROYEK GARDU INDUK
Berbagi dan Menyerbarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan
26
PT PLN (Persero) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PROYEK GARDU INDUK
Berbagi dan Menyerbarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan
27
PT PLN (Persero) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PROYEK GARDU INDUK
2.2. PANEL PROTEKSI ( Panel Relay ) Fungsi panel proteksi adalah untuk meletakkan Relay-Relay pengaman. Biasanya setiap bay mempunyai satu atau dua panel proteksi sesuai dengan jumlah Relay yang mengamankan bay tersebut. Biasanya panel-panel proteksi ini ditempatkan di ruangan khusus yang dinamai ruang Relay yang dilengkapi dengan alat pendingin udara untuk menjaga agar kerja Relay tetap baik dan tidak cepat rusak. Setiap Relay yang terpasang dalam panel proteksi dilengkapi juga dengan nama sesuai fungsinya, seperti Relay arus lebih, Relay jarak, Relay diferensial, Relay ref dan sebagainya. Gambar tampak depan panel proteksi dalam ruang Relay seperti pada gambar berikut
Berbagi dan Menyerbarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan
28
PT PLN (Persero) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PROYEK GARDU INDUK
Berbagi dan Menyerbarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan
29
PT PLN (Persero) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PROYEK GARDU INDUK
Berbagi dan Menyerbarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan
30
PT PLN (Persero) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PROYEK GARDU INDUK
2.3 SUMBER DC GARDU INDUK A. BATTERY Suatu Gardu Induk memerlukan adanya Sumber DC untuk menggerakkan peralatan kontrol, relay pengaman, motor penggerak PMT , PMS dlsb. Untuk itu sebagai sarananya maka di pasanglah ACCU BATTERY. Battery adalah suatu alat yang menghasilkan sumber tenaga listrik arus searah dari hasil proses kimia. Battery ini harus selalu terjaga kapasitasnya ( harus selalu penuh ) , maka battery setiap saat secara terus menerus harus terhubung dengan rectifier. Karena sangat pentingnya battery ini , maka perlu diperiksa kondisi air ( elektrolite-nya ), kebersihan dan Berat Jenisnya ( B J ).
Berbagi dan Menyerbarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan
31
PT PLN (Persero) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PROYEK GARDU INDUK
B. RECTIFIER Rerctifier adalah suatu alat listrik untuk mengubah arus bolak - balik ( AC ) menjadi arus searah ( DC ) sesuai kapasitas yang dikehendaki ( Kapasitas Battery ). Rectifier ini harus selalu tersambung ke Battery untuk menjaga kapasitasnya agar tetap penuh. Oleh karena itu rectifier tidak boleh padam / mati ( Suber AC 3 ph ), untuk itu maka pengecekan Tegangan DC harus secara rutin dan periodik, jangan sampai MCB – sumber AC 3 ph lepas.
Berbagi dan Menyerbarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan
32
PT PLN (Persero) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PROYEK GARDU INDUK
2.4 TRAFO PS Trafo PS adalah suatu alat listrik untuk menurunkan tegangan tinggi ( biasanya 20 kV ) menjadi tegangan rendah ( 220/380 Volt ). Trafo PS ini berguna sebagai sumber AC 3 phase – 220/380 Volt untuk kebutuhan listrik di suatu Gardu Induk misalnya : untuk penerangan, AC-AC, Rectifier dan peralatan lain yang memerlukan tenaga listrik.
Berbagi dan Menyerbarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan
33
PT PLN (Persero) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PROYEK GARDU INDUK
9. PANEL AC / DC Panel AC / DC adalah suatu peralatan listrik berupa lemari pembagi dimana didalamnya terpasang MCB-MCB, NFB atau fuse-fuse sebagai pembagi beban dan seklaligus sebagai pengaman dari Instalasi yang terpasang pada suatu Gardu Induk .
Berbagi dan Menyerbarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan
34
PT PLN (Persero) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PROYEK GARDU INDUK
10.
HV CELL 20 kV Suatu peralatan tegangan menengah 20 kV yang berbentuk kubikel dan didalamnya terpasang Circuit Breaker ( CB / PMT ) , CT yang dilengkapi peralatan kontrol , peralatan proteksi dan pengukuran ( meter – meter ), yang berguna untuk membagi dan menyalurkan tenaga listrik ke pusat beban ( Konsumen ) 20 kV melalui Saluran Udara Tegangan Menengah ( SUTM ) atau Saluran Kabel Tegangan Menengah ( SKTM ) .
Berbagi dan Menyerbarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan
35
PT PLN (Persero) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PROYEK GARDU INDUK
Berbagi dan Menyerbarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan
36
PT PLN (Persero) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PROYEK GARDU INDUK
BAB II PROTEKSI GARDU INDUK
Rele proteksi yaitu alat yang bekerja secara otomatis untuk mengamankan suatu peralatan listrik dari akibat gangguan, atau dengan kata lain yaitu untuk: • Menghindari atau mengurangi terjadinya kerusakan peralatan akibat gangguan. • Membatasi daerah yang terganggu sekecil mungkin. • Memberikan pelayanan penyaluran tenaga listrik dengan mutu dan keandalan yang tinggi. SIMBOL DAN KODE RELE PROTEKSI NO. NAMA RELE
SIMBOL
KODE
1.
RELE jarak ( Distance relay )
Z<
21
2.
RELE tegangan kurang ( Under voltage relay )
U<
27
3.
RELE suhu ( Thermis relay )
4.
Over current RELE instantaneous
5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12.
RELE arus lebih dengan waktu tunda ( Time over current relay ) RELE tegangan lebih ( Over voltage relay ) RELE waktu tunda ( Time auxillirary relay ) RELE tekanan gas ( Gas pressure relay ) RELE hubung tanah ( Ground fault relay ) RELE arus lebih berarah ( Directional over current relay ) RELE penutup balik ( Reclosing relay ) RELE frekwensi ( freqwency relay )
13
RELE differensial ( Diffrential relay )
14.
RELE bucholtz ( Bucholtz relay )
49
I>
50
I>
51
U>
59 62
P
63 64 67 79
f
81
∆ I
87
96
Peralatan listrik yang perlu diamanakan ( diproteksi ) antara lain sebagai berikut :
Berbagi dan Menyerbarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan
37
PT PLN (Persero) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PROYEK GARDU INDUK
2.1 Bay Trafo Tenaga
P51N
NP51G
96T 26
87T
63
S51-1
S51-2
PU
64V
Gambar 1 : single line diagram bay trafo lengkap dengan system proteksi
Berbagi dan Menyerbarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan
38
PT PLN (Persero) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PROYEK GARDU INDUK
2.2 Bay Penghantar dan Koppel
44S
51
Gambar 2 : single line diagram bay pengahantar dan bay Koppel lengkap dengan system proteksi
Berbagi dan Menyerbarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan
39
PT PLN (Persero) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PROYEK GARDU INDUK
BAB V RELE PROTEKSI TRAFO TENAGA 5.1 Rele Arus Lebih (Over Current Relay) RELE ini berfungsi untuk mengamankan transformator terhadap gangguan hubung singkat antar fasa didalam maupun diluar daerah pengaman transformator.
indikator
reset
gambar 10: rele Arus Lebih dan hubung tanah (OCR/GFR) Juga diharapkan RELE ini mempunyai sifat komplementer dengan RELE beban lebih. RELE ini berfungsi pula sebagai pengaman cadangan bagi bagian instalasi lainnya.
Gambar 11: sistem pengawatan OCR
5.2 Rele Differensial RELE ini berfungsi untuk mengamankan transformator terhadap gangguan hubung singkat yang terjadi didalam daerah pengaman transformator.
Berbagi dan Menyerbarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan
40
PT PLN (Persero) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PROYEK GARDU INDUK
Gambar 12a: Diagram rele differensial
Gambar 12b: Rele differensial, REF dan SBE
5.3 Rele Gangguan Tanah Terbatas (Restricted Earth fault Relay) RELE ini berfungsi untuk mengamankan transformator terhadap tanah didalam daerah pengaman transformator khususnya untuk gangguan didekat titik netral yang tidak dapat dirasakan oleh RELE differensial.
x
Berbagi dan Menyerbarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan
41
PT PLN (Persero) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PROYEK GARDU INDUK
Gambar 14. Restristant earth foult detector
5.4 Rele Arus Lebih Berarah Directional over current Relai atau yang lebih dikenal dengan Relai arus lebih yang mempunyai arah tertentu merupakan Relai Pengaman yang bekerja karena adanya besaran arus dan tegangan yang dapat membedakan arah arus gangguan. Relai ini terpasang pada Jaringan Tegangan tinggi, Tegangan menengah juga pada pengaman Transformator tenaga dan berfungsi untuk mengamankan peralatan listrik akibat adanya gangguan phasa-phasa maupun Phasa ketanah. Bus 20 KV
Tripping Coil
ZCT
PT
+ 67 G
Gambar 15: Diagram Situasi Pemasangan Relai 67 G
Berbagi dan Menyerbarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan
42
PT PLN (Persero) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PROYEK GARDU INDUK
Relai Ini Mempunyai 2 buah parameter ukur yaitu Tegangan dan Arus yang masuk ke dalam Relai untuk membedakan arah arus ke depan atau arah arus ke belakang. Pada pentanahan titik netral trafo dengan menggunakan tahanan, relai ini dipasang pada penyulang 20 KV. Bekerjanya relai ini berdasarkan adanya sumber arus dari ZCT (Zero Current Transformer) dan sumber tegangan dari PT (Potential Transformers). Sumber tegangan PT umumnya menggunakan rangkaian Open-Delta, tetapi tidak menutup kemungkinan ada yang menggunakan koneksi langsung 3 Phasa. Untuk membedakan arah tersebut maka salah satu phasa dari arus harus dibandingakan dengan Tegangan pada phasa yang lain.
Relay connections Adalah sudut perbedaan antara arus dengan tegangan masukan relai pada power faktor satu.
Relay maximum torque angle Adalah perbedaan sudut antara arus dengan tegangan pada relai yang menghasilkan torsi maksimum.
5.5 Rele Gangguan Tanah RELE ini berfungsi untuk mengamankan transformator gangguan hubung tanah, didalam dan diluar daerah pengaman transformator. Relai arah hubung tanah memerlukan operating signal dan polarising signal. Operating signal diperoleh dari arus residual melalui rangkaian trafo arus penghantar (Iop = 3Io) sedangkan polarising signal diperoleh dari tegangan residual. Tegangan residual dapat diperoleh dari rangkaian sekunder open delta trafo tegangan seperti pada Gambar VRES = VAG + VBG + VCG = 3Vo
Berbagi dan Menyerbarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan
43
PT PLN (Persero) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PROYEK GARDU INDUK
Gambar 18. RELE GANGGUAN TANAH
5.6. Rele Tangki Tanah RELE ini berfungsi untuk mengamankan transformator terhadap hubung singkat antara kumparan fasa dengan tangki transformator dan transformator yang titk netralnya ditanahkan. Rele bekerja sebagai pengaman jika terjadi arus mengalir tangki akibat gangguan fasa ke tangki atau dari instalasi bantu seperti motor kipas, srkulasi dan motor2 bantu yang lain, pemanas dll. Arus ini sebagai pengganti rele diferensial sebab sistim rele pengaman tangki biasanya dipasang pada trafo yang tidak dilengkapi trafo arus disisi primer dan biasanya pada trafo dengan kapasitas kecil. Trafo dipasang diatas isolator sehingga tidak terhubung ke tanah kemudian dengan menggunakan kabel pentanahan yang dilewatkan melali trafo arus dengan tingkat isolasi dan ratio yang kecil kemudian tersambung pada rele tangki tanah dengan ratio ct antara 300 s/d 500 dengan sisi sekunder hanya 1 Amp.
Gambar 19 : rele hubung tanah pada trafo
Berbagi dan Menyerbarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan
44
PT PLN (Persero) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PROYEK GARDU INDUK
5.7 Rele Suhu RELE ini adalah RELE mekanis yang berfunsi mendeteksi suhu minyak dan kumparan secara langsung yang akan membunyikan alarm serta mengeluarkan PMT. RELE suhu ini dipasang pada semua transformator. Adalah alat pengukur tingkat panas dari trafo baik panasnya kumparan primer dan sekunder juga minyak. Thermometer ini bekerja atas dasar air raksa (mercuri/Hg) yang tersambung dengan tabung pemuaian dan tersambung dengan jarum indikator derajat panas. Beberapa thermometer dikombinasikan dengan panas dari resistor khusus yang tersambung dengan ct yang terpasang pada salah satu fasa (fasa tengah) dengan demikian penunjukan yang diperoleh adalah relatif terhadap kebenaran dari panas yang terjadi.
Gambar 21 : rele panas (suhu)
Berbagi dan Menyerbarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan
45
PT PLN (Persero) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PROYEK GARDU INDUK
Keterangan : 1. Trafo arus 2. Sensor suhu 3. Heater 4. Thermometer Windin
5.8 Rele Beban Lebih RELE ini berfungsi untuk mengamankan transformator terhadap suhu yang berlebihanyang menggunakan sirkit simulator untuk mendeteksi kumparan transformator yang pada tahap pertama membunyikan alarm & pada tahap berikutnya menjatuhkan PMT.
Gambar 22: rele beban lebih (OLS).
Berbagi dan Menyerbarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan
46
PT PLN (Persero) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PROYEK GARDU INDUK
5.9 Rele Bucholz RELE ini berfungsi untuk mendeteksi adanya gas yang ditimbulkan oleh loncatan ( bunga ) api dan pemanasan setempat dalam minyak transformator.
Gambar 23 : BUHCHOLZ
Penggunaan rele deteksi gas (Bucholtz) pada Transformator terendam minyak yaitu untuk mengamankan transformator yang didasarkan pada gangguan Transformator seperti : arcing, partial discharge, over heating yang umumnya menghasilkan gas. Gas-gas tersebut dikumpulkan pada ruangan rele dan akan mengerjakan kontak-kontak alarm. Rele deteksi gas juga terdiri dari suatu peralatan yang tanggap terhadap ketidaknormalan aliran minyak yang tinggi yang timbul pada waktu transformator terjadi gangguan serius. Peralatan ini akan menggerakkan kontak trip yang pada umumnya terhubung dengan rangkaian trip Pemutus Arus dari instalasi transformator tersebut. Ada beberapa jenis rele buchholtz yang terpasang pada trafo, Rele sejenis tapi digunakan untuk mengamankan ruang OLTC dengan prinsip kerja yang sama sering disebut dengan Rele Jansen. Terdapat beberpa jenis antara lain sema seperti rele buhcoltz tetapi tidak ada kontrol gas, jenis tekanan ada yang menggunakan membran/selaput timah yang lentur sehingga bila terjadi perubahan tekanan kerena gangguan akan berkerja, disini tidak alarm langsung trip dan dengan prinsip yang sama hanya menggunakan pengaman tekanan atau saklar tekanan.
5.10 Rele Jansen RELE ini berfungsi untuk mengamankan pengubah tap ( tap changer ) dari transformator. Tap changer adalah alat yang terpasang pada trafo, berfungsi untuk mengatur tegangan keluaran (sekunder) akibat beban maupun variasi tegangan pada sistem masukannya (input). Tap changer umumnya dipasang pada ruang terpisah dengan ruang untuk tempat kumparan,dimaksudkan agar minyak tap changer tidak bercampur dengan minyak tangki utama. Untuk mengamankan ruang diverter switch apabila terjadi gangguan pada sistem tap changer ,digunakan pengaman yang biasa disebut :RELE JANSEN (bucholtnya Tap changer).
Berbagi dan Menyerbarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan
47
PT PLN (Persero) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PROYEK GARDU INDUK
Jenis dan tipe rele jansen bermacam-macam bergantung pada merk Trafo: misalnya RS 1000,LF 15,LF 30. Rele jansen dipasang antara tangki tap changer dengan konservator minyak tap changer.
Gambar 24 :JANSEN membran
5.11 Rele Tekanan Lebih (Sudden Pressure Relay) Bagi transformator tanpa konservator dipasang RELE tekanan mendadak yang dipasang pada tangki dan bekerja dengan pertolongan membrane. RELE ini dipasang pada semua transformator. RELE ini berfungsi untuk mengamankan transformator terhadap tekanan lebih. Suatu flash over atau hubung singkat yang timbul pada suatu transformator terendam minyak, umumnya akan berkaitan dengan suatu tekanan lebih didalam tangki, karena gas yang dibentuk oleh decomposisi dan evaporasi minyak. Dengan melengkapi sebuah pelepasan tekanan pada trafo maka tekanan lebih yang membahayakan tangki trafo dapat dibatasi besarnya. Apabila tekanan lebih ini tidak dapat dieliminasi dalam waktu beberapa millidetik, tangki trafo akan meledak dan terjadi panas lebih pada cairan, konsekuensinya pada dasarnya harus memberikan suatu peralatan pengaman. Peralatan pengaman harus cepat bekerja mengevakuasi tekanan tersebut.
Berbagi dan Menyerbarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan
48
PT PLN (Persero) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PROYEK GARDU INDUK
Gambar 25
: RELE SUDDEN PRESSURE
Berbagi dan Menyerbarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan
49
PT PLN (Persero) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PROYEK GARDU INDUK
BAB VI RELE PROTEKSI TRANSMISI Jenis RELE proteksi pada Transmisi adalah sebagai berikut : 6.1 Rele Jarak RELE ini berfungsi untuk memproteksi SUTT terhadap gangguan antar fasa maupun, gangguan hubung tanah.
Local bus
Near and bus
far and bus Zone-3(A)
Zone-2(A) Zone-1(A)
Zone-3(B) Zone-2(B)
Zone-1(B)
A
B
C
Gambar 4.5. Daerah penyetelan relai jarak tiga tingkat Relai jarak pada dasarnya bekerja mengukur impadansi saluran, apabila impedansi yang terukur / dirasakan relai lebih kecil impedansi tertentu akibat gangguan ( Z set < ZF ) maka relai akan bekerja. Prinsip ini dapat memberikan selektivitas pengamanan, yaitu dengan mengatur hubungan antara jarak dan waktu kerja relai. Penyetelan relai jarak terdiri dari tiga daerah pengamanan, Penyetelan zone-1 dengan waktu kerja relai t 1, zone-2 dengan waktu kerja relai t 2 , dan zone-3 waktu kerja relai t 3 .
6.1.1 Rele Differensial Pilot Kabel RELE ini berfungsi untuk memproteksi SKTT dan juga SUTT yang pendek terhadap gangguan antar fasa, maupun gangguan hubung singkat.
OP
OP
v
Berbagi dan Menyerbarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan
v
50
PT PLN (Persero) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PROYEK GARDU INDUK
Umumnya diterapkan untuk mengatasi kesulitan koordinasi dengan relai arus lebih pada jaringan yang kompleks atau sangat pendek , dan kesulitan koordinasi dengan relai jarak untuk jaringan yang sangat pendek. Pada saluran udara faktor pembatas dari relai ini adalah panjang dari rangkaian pilot, sedangkan pada saluran kabel adalah arus charging kabel dan sistem pentanahan. Prinsip kerja relai diferensial arus saluran transmisi yaitu relai diferensial dengan circulating current atau relai diferensial dengan balanced voltage seperti pada gambar.
Gambar 28 : rele differential pilot cabel
6.2
Rele Arus Lebih RELE ini berfungsi untuk memproteksi SUTT atau SKTT terhadap gangguan antar fasa, maupun gangguan hubung tanah dan RELE ini berfungsi sebagai pengaman cadangan bagi SUTT atau SKTT.
6.3
Rele Gangguan Tanah Berarah RELE ini berfungsi untuk memproteksi SUTT terhadap ganggiuan hubung tanah.
6.4
Rele Gangguan Tanah Selektif RELE ini berfungsi untuk memproteksi SUTT ( saluran ganda ) terhadap gangguan hubung tanah.
Berbagi dan Menyerbarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan
51
PT PLN (Persero) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PROYEK GARDU INDUK
Pht 1
67G 50G 67G
Pht 2
Rangkaian relai tanah selektif (50G) dihubungkan seperti pada gambar. Jika ada gangguan satu fasa ke tanah pada penghantar 1 maka relai 50G akan merasakan gangguan demikian juga relai directional ground (67G). Penghantar 1 akan trip karena 50G kerja dan arus yang dirasakan 67G penghantar 1 > 67G penghantar 2. Apabila salah satu pmt penghantar lepas relai 50 G tidak akan bekerja. Setting waktu relai 50G umumnya < setting waktu 67G. Relai ini dipasang pada penghantar dengan sirkit ganda dan tidak dapat dioperasikan jika ada pencabangan dalam penghantar tersebut (single phi atau single T).
6.5
Rele Tegangan Lebih RELE ini berfunsi untuk memproteksi SUTT atau SKTT terhadap tegangan lebih.
Gambar 29. rele tegangan lebih
6.6
Gambar 30 : rele recloser
Rele Penutup Balik (Recloser) RELE ini berfungsi untuk menormalkan kembali SUTT akibat gangguan hubung singkat yang temporer.
Berbagi dan Menyerbarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan
52
PT PLN (Persero) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PROYEK GARDU INDUK
BAB VII RELE PROTEKSI BUSBAR Sebagai proteksi utama Busbar adalah RELE Differensial, yang berfungsi mengamankan pada busbar tersebut terhadap gangguan yang terjadi di busbar itu sendiri. Konfigurasi Busbar ada 3 macam : 1. Busbar tunggal ( Single Busbar ). 2. Busbar ganda ( Double Busbar ). 3. Busbar 1,5 PMT. Gangguan pada busbar relatif jarang (kurang lebih 7 % ) dibandingkan dengan gangguan pada [1] penghantar (kurang lebih 60 %) dari keseluruhan gangguan tetapi dampaknya akan jauh lebih besar dibandingkan pada gangguan penghantar, terutama jika pasokan yang terhubung ke pembangkit tersebut cukup besar. Dampak yang dapat ditimbulkan oleh gangguan di bus jika gangguan tidak segera diputuskan antara lain adalah a/. kerusakan instalasi b/. timbulnya masalah stabilitas transient, c/. dimungkinkan OCR dan GFR di sistem bekerja sehingga pemutusan menyebar.
1
3
2
1
2
4
3
5
4
6
5
7
6
8
7
8
1 2 R
R
Gb.31. Wirin dia ram sistem roteksi untuk konfi urasi double
Berbagi dan Menyerbarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan
53
PT PLN (Persero) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PROYEK GARDU INDUK
BAB VIII RELE PROTEKSI PENYULANG 20 kV Jenis Rele proteksi yang terdapat pada penyulang 20 kV adalah sebagai berikut :
8.1
Rele Arus Lebih (Over Current Relay) Rele ini berfungsi untuk memproteksi SUTM terhadap gangguan antar fasa atau tiga fasa.
8.2
Rele Arus Lebih Berarah (Directional OCR) Rele ini berfungsi untuk memproteksi SUTM terhadap gangguan antar fasa atau tiga fasa dan hanya bekerja pada satu arah saja. Karena Rele ini dapat membedakan arah arus gangguan.
8.3
Rele Hubung Tanah (Ground Fault Relay) Rele ini berfungsi untuk memproteksi SUTM atau SKTM dari gangguan tanah.
8.4
Rele Beban Lebih (Overload Relay) Rele ini dipasang pada SKTM yang berfungsi untuk memproteksi SKTM dari kondisi beban lebih.
8.5
Rele Penutup Balik (Reclosing Relay) Rele ini berfungsi untuk memproteksi SUTM terhadap gangguan antar fasa atau tiga fasa dan hanya bekerja pada satu arah saja. Karena Rele ini dapat membedakan arah arus gangguan.
8.6
Rele Frekuensi Kurang (Under Frequency Relay) Rele ini berfungsi untuk melepas SUTM atau SKTM bila terjadi penurunan frekwensi system.
BAB IV PENYULANG 20 kV Adalah instalasi pembagi beban sehingga energi listrik dapat tersalurkan sesuai kebutuhan konsumen. Jumlah penyulang disesuaikan dengan kapasitas penyulang dengan bebannya serta kapasitas trafo pemasok yang ada di gardu induk. Setiap penyulang lengkap dengan fasilitas proteksi dan meter terutama meter energi (kwh), sehingga dapat dihitung rendemen dari trafo tsb.
Berbagi dan Menyerbarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan
54
PT PLN (Persero) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PROYEK GARDU INDUK
Gambar 9: Kubikle 20 kV
Berbagi dan Menyerbarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan
55
PT PLN (Persero) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PROYEK GARDU INDUK
BAB IX ANNOUNCIATOR DAN TROUBLE SHOOTING Setiap peralatan yang terpasang pada Instalasi Gardu Induk tidak dapat luput dari gangguan / kegagalan operasi. Namun gangguan / kegagalan operasi peralatan tersebut dapat dideteksi atau diketahui lebih awal oleh petugas operator dengan melihat indikator-indikator yang muncul pada Panel Alarm ( Announciator ). Untuk gangguan / kegagalan operasi peralatan yang bersifat sementara maka Alarm yan gtimbul dapat direset, tetapi pada gangguan / kegagalan operasi peralatan yang bersifat permanen maka Alarm tersebut tidak dapat direset apabila gangguannya belum Clear.
9.1
TROUBLE SHOOTING BAY TRAFO 150 / 20 KV GI KEMAYORAN
NO
ALARM
PENYEBAB
LOKASI
TINDAKAN
1
150 KV CB TRIP CIRCUIT FAULTY
1. Rangkaian Trip.1 terputus 2. Rangkaian Trip.2 Terputus
P.RELA Y
Melaporkan pada penanggung jawab GI & Dispatcher
2
150 KV CB ALARM ( SF6 )
Tekanan Gas berkurang 1’st
BOX PMT
Melaporkan pada penanggung jawab GI & Dispatcher
NO 3
ALARM 150 KV CB LOW OIL PRESSURE ALARM (N2 / OIL)
LOKASI BOX PMT
TINDAKAN Melaporkan pada penanggung jawab GI & Dispatcher
KETERANGAN Perbaikan kebocoran dan penambahannya.
4
150 CB LOW OIL PRESSURE LOCK OUT (N2 / OIL)
PENYEBAB 1. Tekanan Nitrogen berkurang 2. Tekanan minyak hydrolik berkurang 1. Tekanan Nitrogen berkurang 2’nd stage 2. Tekanan minyak hydrolik berkurang
BOX PMT
Melaporkan pada penanggung jawab GI & Dispatcher
PMT tidak dapat open / close
Berbagi dan Menyerbarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan
KETERANGAN
Perbaikan kebocoran dan penambahannya
56
PT PLN (Persero) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PROYEK GARDU INDUK
5
MAIN PROTECTION OPERATED
1. Differential Relay 2. REF 150 KV 3. REF 20 KV
6.
BACK UP PROTECTION OPERATED
1. 2. OCR / GFR 3. SBEF
PRESSURE RELIEF DEVICE TRIP
1. Tekanan lebih minyak Trafo
7.
P. Relay
P. Relay
TRAFO
Melaporkan pada penanggung jawab GI & Dispatcher 1. Melaporkan pada penanggung jawab GI & Dispatcher 1. Melaporkan pada penanggung jawab GI & Dispatcher
Tidak Boleh Dioperasikan sebelum ada pemeriksaan lebih lanjut Dapat dioperasikan setelah dapat izin dari dispatcher Tidak boleh dioperasikan sebelum ada pemeriksaan lebih lanjut.
9.3 ANNOUNCIATOR SYSTEM INSTALASI TEGANGAN TINGGI Annunciator adalah indikator kejadian pada saat terjadi ketidak normalan pada system instalasi tegangan tinggi, baik secara individu maupun secara bersama. Annunciator terjadi bersamaan dengan rele yang bekerja akibat sesuatu yang terjadi ketidak normalan pada peralatan tersebut. Annunciator biaanya berbentuk petunjuk tulisan yang pada kondisi normal tidak ada penunjukan, bila terjadi ketidaknormalan maka lampu didalam indikator tersebut menyala sesuai dengan kondisi system pada saat tersebut. Kumpulan indikator-indikator tersebut biasanya disebut sebagai announciator. Announciator yang terlengkap pada saat sekarang adalah pada instalasi gardu induk SF6, sebab pada system GIS banyak sekali kondisi yang perlu di pantau seperti tekanan gas, kelembaban gas SF6 disetiap kompartemen, posisi kontak PMT, PMS baik PMS line, PMS Rel maupun PMS tanah dll. Untuk itu pembahasan tentang annunciator akan diambil dari sistem annunciatornya gardu induk SF6. seperti.:
Berbagi dan Menyerbarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan
57
PT PLN (Persero) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PROYEK GARDU INDUK
BAB X PANEL KONTROL DAN PROTEKSI 10.1 Panel Kontrol 10.1.1 Bay Koppel Dengan Manual/Synchrochek Nama panel bay Ampermeter P111-P112-P113 Volt meter busbar P101 Volt meter busbar P101
A A A V V
Alarm annunciator H10 dan saklar tekans H100 : • mematikan suara alarm AAC/PB (white). • pengakuan. AC/PB (black). • rangkaian pereset R/PB (Red). • Tombol peuji nyala lampu LT/PB (Green
1. 2. 3. 4. 5. 1
2
3
4
saklar tekan membuka PMT S1350 saklar pemilih remote dan supervise S2501 saklar tekan reset rele pembuka PMT S1701 saklar ON/OFF signal yang muncul. S2502 saklat tekan mematikan klakson/buzzer S19
5
saklar control dan ketidaksesuaian, S2242-S2243S2221-S2222. signalling ketidaksesuaian, S2235-S2234 saklar control dan ketidaksesuaian, S2250. annunciator penormalan H 121-H122. kunci saklar sinkronisasi S2550
saklar ketidaksesuaian 20 kV S2251-S2252-S2253
Test Block X22-X11 untuk arus ( C ) dan Tegangan ( V )
C
10.1.2
V V
Panel Bay Penghantar/SUTT Dengan Sinkrochek Manual
Berbagi dan Menyerbarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan
58
PT PLN (Persero) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PROYEK GARDU INDUK
Nama panel bay Am ermeter P111-P112-P113
A
A
A
W
Var
V
V Volt meter busbar P10 W Indikator Wattmeter P12 Var Indikator Varmeter P13
Alarm annunciator H10 dan saklar tekans H100 : mematikan suara alarm AAC/PB (white). • pengakuan. AC/PB (black). • rangkaian pereset R/PB (Red). • Tombol peuji nyala lampu LT/PB (Green •
1
2
4
3
1. 2. 3. 4.
saklar tekan membuka PMT S1350 saklar pemilih remote dan supervise S2501 saklar tekan reset rele pembuka PMT S1701 saklar ON/OFF signal yang muncul. S2502
saklar control dan ketidaksesuaian, S2221S2222. signalling ketidaksesuaian, S2234 saklar control dan ketidaksesuaian, S2250. signalling ketidaksesuaian, S2235 saklar control dan ketidaksesuaian, S2228 signalling ketidaksesuaian, S2238
annunciator penormalan H121-H122. kunci saklar sinkronisasi S2550
Test Block X22-X11 untuk arus ( C ) dan Tegangan ( V )
C
V
Berbagi dan Menyerbarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan
59
PT PLN (Persero) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PROYEK GARDU INDUK
10.1.3
Panel Bay Penghantar/SUTT Tanpa Sinkrochek Manual Nama panel bay Am ermeter P111-P112-P113
A
A
V
A
Volt meter busbar P10
V Alarm annunciator H10 dan saklar tekans H100 : • mematikan suara alarm AAC/PB (white). • pengakuan. AC/PB (black). • rangkaian pereset R/PB (Red). • Tombol peuji nyala lampu LT/PB (Green
1
2
4
3
1. 2. 3. 4.
saklar tekan membuka PMT S1350 saklar pemilih remote dan supervise S2501 saklar tekan reset rele pembuka PMT S1701 saklar ON/OFF signal yang muncul. S2502
saklar control dan ketidaksesuaian, S2221S2222. signalling ketidaksesuaian, S2234 saklar control dan ketidaksesuaian, S2250. signalling ketidaksesuaian, S2235 saklar control dan ketidaksesuaian, S2228 signalling ketidaksesuaian, S2238
annunciator penormalan H121-H122.
Test Block X22-X11 untuk arus ( C ) dan Tegangan ( V )
C
V
Berbagi dan Menyerbarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan
60
PT PLN (Persero) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PROYEK GARDU INDUK
10.1.4
Panel Bay Transformator Nama panel bay Am ermeter P111-P112-P113
A
A
A
W Var
V
V Volt meter busbar P10 W Indikator Wattmeter
Alarm annunciator H10 dan saklar tekans H100 : • mematikan suara alarm AAC/PB (white). • pengakuan. AC/PB (black). • rangkaian pereset R/PB (Red).
1
2
3
5. 6. 7. 8.
saklar tekan membuka PMT S1350 saklar pemilih remote dan supervise S2501 saklar tekan reset rele pembuka PMT S1701 saklar ON/OFF signal yang muncul. S2502
saklar control dan ketidaksesuaian, S2221S2222. signalling ketidaksesuaian, S2234 saklar control dan ketidaksesuaian, S2250. signalling ketidaksesuaian, S2235 saklar control dan ketidaksesuaian, S2228 signalling ketidaksesuaian, S2238 annunciator penormalan H121-H122.
saklar kontrol PMT 20 kv dan ketidak sesuaian, S2251. annunciator posisi PMS 20 kV H221-H222.
Test Block X22-X11 untuk arus ( C ) dan Tegangan ( V )
C
V
Berbagi dan Menyerbarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan
61
PT PLN (Persero) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PROYEK GARDU INDUK
10.2
Panel Rele Bay Koppel Label of the bay
Bus bar zone protection relays F87B1- F87B2-F87B3
X21 X22 Trip
Bus bar zone supervisory relays K4431-K4432-K4433 Bus bar zone zone ½ in/out switches S25871-S25872
X24
and Bus bar zone ½ in/out annunciators H111-H112 - zone ½ tripping relays K401-K402 Bus bar Check sycronization relay F2527 Breaker failur timer relay K1501-K1502 Breaker failur tripping relay K403 Overcurrent protection relay F5151N
current test boxes X23
Breaker failur protection relays F50BF1-F50BF2 Trip current 1 supervision relays K4411-K4412-K4413 Trip current 2 supervision relays K4421-K4422-K4423
10.2.1
Panel Rele Bay Penghantar/SUTT Label of the bay Auto reclosing selection switch S2579 : OFF/1 phase AR/3 phases AR/1-3 phase AR Distance protection relay F21
X23
Trip Current Test boxes
Auto reclosing relay A179 Breaker failure timer relays K1501-K1502 Distance indicating non volatile relay H110 Breaker failure protection relays F50BF1-F50BF2 Overcurrent protection relay F5151N Breaker failure triping relay K403 Trip circuit 1 supervision relays K4411-K4412-K4413
X23
Cable circulating current protection relay F87C Trip circuit 2 supervision relays K4421-K4422-K4423 Busbar and breaker failure protection tripping relay K401
Berbagi dan Menyerbarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan
62
PT PLN (Persero) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PROYEK GARDU INDUK
10.2.2
Panel Rele Bay Feeder Bawah tanah
Label of the bay Overcurrent check relays F501. F502 X21
Differential protection relays F87L1-F87L2 Destabilising relays K431-K432
X22
Breaker failure tripping relay K403 Breaker failure protection relays F50BF1-F50BF2
X23
Breaker failure timer relays K1501-K1502
Trip & current test box
Overcurrent protection relay F5151N Trip current 1 supervision relays K4411-K4412-K4413
X11
10.3
Bay Transformator
Trip current 2 supervision relays K4411-K4412-K4413 Voltage supervision relay F27 Check sycronization relay F2527 Minimum voltage timer relay K1271 Busbar & beraker failure protect. Tripping relay K401 Pilot supervision relays F851-F852 Differential tripping relay K405 Label of the bay Differential & low oil pressure tripping relay K404 Differential relay protection F87T1-F8712-F87T3
Trip & current test box
Restricted earth fault protection relays F64REF1- F64REF1 20 kV side restricted earth fault tripping relay K405 Breaker failure timer relays K1501-K1502 Breaker failure tripping relay K403 Breaker failur protection relays F50BF1-F50BF2 Trip circuit 1 supervision relays K4411-K4412-K4413 Neutral earth fault protection relay F64SEF Trip circuit 1 supervision relays K4421-K4422-K4423 Busbar & breaker failure protection tripping relay K401
Berbagi dan Menyerbarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan
63
PT PLN (Persero) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PROYEK GARDU INDUK
Tampak Depan 10.4
Panel DC Distribusi
Berbagi dan Menyerbarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan
64
PT PLN (Persero) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PROYEK GARDU INDUK
X21 X26 X27
X23
Berbagi dan Menyerbarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan
65
PT PLN (Persero) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PROYEK GARDU INDUK
+ + +
2
A
3
4
V
7
8
6
5
A
9
+ +
V
10
+ +
+ + + + + 11 +
13
14
15
16
17
+ + + +
+ + 1
+
+ 18
12
+ +
+
Tampak Atas
10.5
Panel Bay Penghantar Kabel Tanah
Berbagi dan Menyerbarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan
66
PT PLN (Persero) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PROYEK GARDU INDUK
SF6 LOW PRESSURE 1 ST STAGE
HEALTHY TRIP 1-2 ALARM
SF6 LOW PRESSURE 2ND STAGE
MAIN PROTECTION OPERATED
PILOT WIRES FAILURE.
CABLE BOX SF6 LOW PRESSURE 2ND STAGE
CIRC – BREAKER DRIVING FAULT
BACK-UP PROTECTION OPERATED
INTERTRIP 48V DC SUPPLY FAILURE.
SPARE
ISOLATOR MOTOR FAULT
MCB VOLTAGE TRANSFORMER FAILURE
CABLE OIL LOW PRESSURE ST 1 STAGE
SPARE
T1/T2 DC SUPPLY FAILURE
BREAK. FAILURE RELAY OPERATED
CABLE OIL LOW PRESSURE 2ND STAGE
SPARE
INTERTRIPPING RECEIVE.
CABLE BOX SF6 LOW PRESSURE 1ST STAGE
10.6 Panel Bay Penghantar Udara Tegangan Tinggi SF6 LOW PRESSURE 1 ST STAGE
HEALTHY TRIP 1-2 ALARM
INTERTRIPPING RECEIVE.
SPARE
SF6 LOW PRESSURE 2ND STAGE
MAIN PROTECTION OPERATED
CARRIER PILOT
SPARE
CIRC – BREAKER DRIVING FAULT
BACK-UP PROTECTION OPERATED
DEAD LINE DETECTION FAILURE
SPARE
ISOLATOR MOTOR FAULT
MCB VOLTAGE TRANSFORMER FAILURE
CABLE BOX SF6 LOW PRESSURE ST 1 STAGE
SPARE
T1/T2 DC SUPPLY FAILURE
BREAK. FAILURE RELAY OPERATED
CABLE BOX SF6 LOW PRESSURE 2ND STAGE
SPARE
Berbagi dan Menyerbarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan
67
PT PLN (Persero) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PROYEK GARDU INDUK
10.7 Panel Bay Coupler SF6 LOW PRESSURE 1 ST STAGE
HEALTHY TRIP 1-2 ALARM
C.T. BUSWIRES SUPERVISION ALARM
110 V DC1 BATTERY FUSE FAILURE
SF6 LOW PRESSURE 2ND STAGE
ZONE 1 BUSBAR PROTECTION OPERATED
ON LOAD TRANSFER ANOMALY
48 VDC BOARD FEEDER OPEN OR TRIPPED
CIRC – BREAKER DRIVING FAULT
ZONE 2 BUSBAR PROTECTION OPERATED
G1 / G2 +/DC SUPPLY FAILURE
48 V DC2 CHARGER FAILURE
ISOLATOR MOTOR FAULT
BACKUP PROTECTION OPERATED
110VDC BOARD FEEDER OPEN OR TRIPPED
48 V DC1 BATTERY FUSE FAILURE
T1/T2 DC SUPPLY FAILURE
BREAK. FAILURE RELAY
110 V DC2 CHARGER FAILURE
SPARE
10.8 Second Panel Bay Coupler S +/DC SUPPLY FAILURE
48 V DC2 BOARD FEEDER OPEN OR TRIPPED
110V DC1 BOARD FEEDER OPENED
48 V DC2 CHARGER FAILURE
110V DC1 CHARGER FAULT
48 V DC2 BATTERY FUSE FAILURE
110 V DC1 BATTERY FUSE FAILURE
INTERTRIP 48 V DC CHARGER FAIL
Berbagi dan Menyerbarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan
68
PT PLN (Persero) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PROYEK GARDU INDUK
SESI II PROYEK GARDU INDUK
BAB I PEMBANGUNAN GARDU INDUK
2.1.PERTIMBANGAN PEMBANGUNAN GARDU INDUK (PROYEK) Kebutuhan (Demand) bebanyang semakin meningkat, mendekatibahkan melebihi kemampuan GI yang ada. Jika kondisi GI eksisting masih memungkinkan, biasanya cukup dilakukanup-rating atau menaikkan kapasitas GI yang ada, misalnya dengan melakukan penggantian dan penambahan transformator daya. Adanya perluasan daerah / wilayah atau adanya daerah / wilayah baru, yang pasti membutuhkan ketersediaan / pasokan daya listrik cukup besar. Adanya pembangunan infrastruktur bagi kawasan industri (industrialestate). Proyeksi kebutuhan daya listrik untuk jangka waktu tertentu, sehingga perlu disiapkan gardu induk baru atau perluasan gardu induk. Adanya pengembangan sistem tenaga listrik secara terpadu, misalnya pembangunan pembangkit listrik-pembangkit listrik baru, sehingga dilakukan perluasan sistem penyaluran(transmisi), tentunya dibarengi dengan pembangunan GI-GI baru atau perluasan. 2.2 PERTIMBANGAN PEMBANGUNAN GARDU INDUK (PROYEK) • Kebutuhan (Demand) beban yang semakin meningkat, mendekati bahkan elebihi kemampuan GI yang ada. • Jika kondisi GI eksisting masih memungkinkan, biasanya cukup dilakukan up-rating atau menaikkan kapasitas GI yang ada, misalnya dengan melakukan penggantian dan penambahan transformator daya. • Adanya perluasan daerah/ wilayah atau adanya daerah/ wilayah baru, yang pasti membutuhkan ketersediaan/ pasokan daya listrik cukup besar. • Adanya pembangunan infra struktur bagi kawasan industri (industrial estate). • Proyeksi kebutuhan daya listrik untuk jangka waktu tertentu, sehingga perlu disiapkan gardu induk baru atau perluasan gardu induk. • Adanya pengembangan sistem tenaga listrik secara terpadu, misalnya pembangunan pembangkit listrik - pembangkit listrik baru, sehingga dilakukan perluasan sistem penyaluran (transmisi), tentunya dibarengi dengan pembangunan GI-GI baru atau perluasan. 2.3 KOMPONEN SIPIL DAN MEKANIKAL PADA SWITCH YARD Pondasi (tempat dudukan) peralatan : • Transformator Daya. • Circuit Breaker (CB). • Disconnecting Switch (DS).
Berbagi dan Menyerbarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan
69
PT PLN (Persero) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PROYEK GARDU INDUK
• Capasitor Voltage Transformer (CVT). • Current Transformer (CT). • Lightning Arrester (LA). • Potential Transformer (PT). • Potential Device (PD) Saluran kabel (cable duct) : Adalah tempat peletakan kabel yang menghubungkan antara peralatan di switch yard, maupun antara peralatan di switch yard dengan peralatan di gedung kontrol. Jenis (dimensi) kabel duct : D 250, D-300, D-400, D-600, D-900, D-1200 dan D- 1500 tergantung kebutuhan. Komponen mekanikal : • Serandang, terdiri dari : serandang peralatan, serandang post, serandang beam. • Rak kabel dan plat bordes untuk penutup got kabel. • Pagar keliling GI.
Berbagi dan Menyerbarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan
70
PT PLN (Persero) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PROYEK GARDU INDUK
BAB II KOMPONEN (BAGIAN-BAGIAN) LISTRIK GARDU INDUK 2.1 SWITCH YARD & SWITCHGEAR Adalah bagian dari gardu induk yang dijadikan sebagai tempat peletakan komponen utama gardu induk. Pemahaman tentang switch yard, pada umumnya adalah : • Jika komponen utama gardu induk terpasang di area terbuka yang luas, maka disebut switch yard. • Jika komponen utama gardu induk terpasang di area terbatas (sempit) dan di dalam gedung, maka disebut switchgear. • Sebenarnya yang dimaksud switchgear, adalah peralatan yang ada di switch yard. • Jadi yang dimaksud switch yard, adalah nama yang diperuntukkan bagi gardu konvensional. • Sedangkan switchgear, adalah nama yang diperuntukkan bagi Gas Insulated Substation (GIS). 2.1.1
CIRCUIT BREAKER (CB) Adalah peralatan pemutus, yang berfungsi untuk memutus rangkaian listrik dalam keadaan berbeban (berarus). CB dapat dioperasikan pada saat jaringan dalam kondisi normal maupun pada saat terjadi gangguan. Karena pada saat bekerja, CB mengeluarkan (menyebabkan timbulnya) busur api, maka pada CB dilengkapi dengan pemadam busur api. Pemadam busur api berupa : • Minyak (OCB). • Udara (ACB). • Gas (GCB).
2.1.2
DISCONNECTING SWITCH (DS) Adalah peralatan pemisah, yang berfungsi untuk memisahkan rangkaian listrik dalam keadaan tidak berbeban. Dalam GI, DS terpasang di : • Transformator Bay (TR Bay). • Transmission Line Bay (TL Bay). • Busbar. • Bus Couple. Karena DS hanya dapat dioperasikan pada kondisi jaringan tidak berbeban, maka yang harus dioperasikan terlebih dahulu adalah CB. Setelah rangkaian diputus oleh CB, baru DS dioperasikan.
Berbagi dan Menyerbarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan
71
PT PLN (Persero) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PROYEK GARDU INDUK
2.1.3. LIGHTNING ARRESTER (LA) Berfungsi untuk melindungi (pengaman) peralatan listrik di gardu induk dari tegangan lebih akibat terjadinya sambaran petir (lightning surge) pada kawat transmisi, maupun disebabkan oleh surya hubung (switching surge). Dalam keadaan normal (tidak terjadi gangguan), LA bersifat isolatif atau tidak bisa menyalurkan arus listrik. Dalam keadaan terjadi gangguan yang menyebabkan LA bekerja, maka LA bersifat konduktif atau menyalurkan arus listrik ke bumi. 2.1.4. CURRENT TRANSFORMER (CT) Berfungsi merubah besaran arus dari arus yang besar ke arus yang kecil atau emperkecil besaran arus listrik pada sistem tenaga listrik, menjadi arus untuk sistem pengukuran dan proteksi. Mengisolasi rangkaian sekunder terhadap rangkaian primer, yaitu memisahkan instalasi pengukuran dan proteksi tegangan tinggi. 2.1.5. POTENTIAL TRANSFORMER (PT) Berfungsi untuk merubah besaran tegangan dari tegangan tinggi ke tegangan rendah atau memperkecil besaran tegangan listrik pada sistem tenaga listrik, menjadi besaran egangan untuk pengukuran dan proteksi. Mengisolasi rangkaian sekunder terhadap rangkaian primer, dengan memisahkan instalasi pengukuran dan proteksi tegangan tinggi. 2.1.6. TRANSFORMATOR PEMAKAIAN SENDIRI (TPS) Berfungsi sebagai sumber tegangan AC 3 phasa 220/ 380 Volt.Digunakan untuk kebutuhan intern gardu induk, antara lain untuk : • Penerangan di swtich yard, gedung kontrol, halaman GI dan sekeliling • Alat pendingin (AC). • Rectifier. • Pompa air dan motor-motor listrik. • Peralatan lain yang memerlukan listrik tegangan rendah.
GI
2.1.5. REL (BUSBAR) Berfungsi sebagai titik pertemuan/ hubungan (connecting) antara transformator daya, SUTT, SKTT serta komponen listrik lainnya yang ada pada switch yard. Komponen rel (busbar) antara lain : • Konduktor (AAAC, HAL, THAL, BC, HDCC). • Insulator String & Fitting (Insulator,Tension Clamp, Suspension Clamp, Socket Eye, Anchor Sackle, Spacer). 2.2. KOMPONEN LISTRIK PENUNJANG • Konduktor tembaga atau plat tembaga untuk grounding peralatan. • Cable Schoon BC untuk grounding peralatan. • Ground Rod untuk instalasi pembumian peralatan. • GSW atau ground wire (kawat pentanahan).
Berbagi dan Menyerbarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan
72
PT PLN (Persero) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PROYEK GARDU INDUK
•
• • • • • •
Klem-klem untuk GSW, terdiri dari : Tension Clamp, Jumper Clamp, PG Clamp Kabel kontrol, yang terdiri dari jenis kabel : NYY, CVVS, NYM, NYMT, NYCY, dan lain-lain. Kabel-kabel ini terdiri dari berbagai ukuran. Kabel Power 20 KV (XLPE atau jenis lainnya). Termination kit dan sepatu kabel. Komponen pengatur beban. Komponen SCADA. Instalasi penerangan dalam gedung maupun pada halaman (sekitar gedung kontrol) dan pada switch yard. Instalasi Air Conditioning pada gedung kontrol.
Berbagi dan Menyerbarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan
73
PT PLN (Persero) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PROYEK GARDU INDUK
BAB III PELAKSANAAN PEMBANGUNAN GARDU INDUK 3.1. PERSIAPAN PEKERJAAN Semua pihak yang terlibat (terkait) dengan pelaksanaan pekerjaan gardu induk (khususnya pelaksana pekerjaan/ kontraktor), harus melakukan persiapan dengan baik. Tujuan persiapan pekerjaan : • Agar dalam pelaksanaan pekerjaan berjalan dengan lancar dan tidak banyak mengalami hambatan. • Agar pekerjaan dapat diselesaikan tepat waktu. Ketentuan lain yang harus dipenuhi : • Kontraktor harus memiliki tenaga kerja (personil) yang berpengalaman dalam pelaksanakan pekerjaan gardu induk. • Kontraktor harus memiliki peralatan kerja yang memadai. • Dalam melaksanakan pekerjaan harus berpedoman pada ketentuan teknis dan administrasi yang telah ditentukan. Informasi detail tentang pelaksanaan pembangunan gardu induk ini penekanannya lebih difokuskan pada pekerjaan kelistrikan. Pekerjaan sipil hanya akan disampaikan secara garis besar. Persiapan administrasi : • Menyiapkan ijin-ijin yang terkait dengan pekerjaan di lapangan (di lokasi pekerjaan). • Menyiapkan schedule pelaksanaan pekerjaan dan kurva S, untuk dipasang di lokasi pekerjaan. • Mempelajari petunjuk pelaksanaan pekerjaan dengan benar dan teliti, sesuai yang ditentukan dalam rencana kerja dan syarat-syarat (RKS). • Menyiapkan form-form laporan harian, laporan mingguan, dan lain-lain. • Membuat Direksi Keet. Persiapan teknis : • Membuat gudang di lokasi pekerjaan, untuk tempat penyimpanan peralatan dan material. • Membuat gambar-gambar kerja (gambar pelaksanaan) dengan benar dan teliti. • Menyiapkan rencana kerja sesuai dengan jenis pekerjaan, rencana personil yang dilibatkan, dan lain sebagainya. • Mobilisasi peralatan kerja yang dibutuhkan dan material yang akan dipasang. • Menyiapkan buku-buku petunjuk pemasangan dan informasi lainnya yang berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan.
Berbagi dan Menyerbarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan
74
PT PLN (Persero) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PROYEK GARDU INDUK
3.2. PELAKSANAAN PEKERJAAN SIPIL & MEKANIKAL Komponen pekerjaan sipil dalam GI berfungsi sebagai penunjang/ penopang pekerjaan kelistrikan. Semua peralatan utama listrik yang ada pada switch yard, bertumpu (dipasang) di atas pondasi (pekerjaan sipil). Komponen-komponen listrik lainnya yang ditunjang/ ditopang komponen sipil, adalah : • Control panel dan control relay. • Cubicle dan sejenisnya. • Kabel power dan kabel kontrol. • Dan lain sebagainya. Oleh karenanya pembangunan gardu induk, didahului pelaksanaan pekerjaan sipil. Pekerjaan listrik dilaksanakan setelah pekerjaan sipil selesai atau setidak-tidaknya ada beberapa item pekerjaan listrik yang bisa dikerjakan setelah pekerjaan sipil berjalan. Pekerjaan sipil prasarana & sarana (umum) : • Melaksanakan uitzet dan pematokan (pemasangan bouwplank). • Urugan dan pematangan tanah. • Pemasangan pagar keliling GI. • Pembuatan saluran air pematusan. • Pembuatan jalan masuk ke switch yard dan ke gedung kontrol. • Pembuatan jalan sekeliling switch yard dan gedung kontrol. Pekerjaan sipil switch yard : • Melaksanakan uitzet dan pematokan (pemasangan bouwplank). • Pembuatan pondasi peralatan (Trafo, CB, DS, CVT, CT, LA, TPS, PT). • Pembuatan pondasi serandang post. • Pembuatan got kabel (cable duct) dengan berbagai ukuran(dimensi). Pekerjaan mekanikal : • Pembuatan dan pemasangan serandang peralatan ( CB, DS, CVT, CT, LA, PT). • Pembuatan dan pemasangan serandang post (support). • Pembuatan dan dan pemasangan serandang beam (gantry). • Pembuatan dan pemasangan rak-rak kabel dan plat bordes tutup got kabel. • Pemasangan air conditioner (AC) di gedung kontrol, ruang operator dan kantor GI. Pekerjaan sipil gedung kontrol (control building) : • Melaksanakan uitzet dan pematokan (pemasangan bouwplank). • Pembuatan gedung kontrol gardu induk, beserta ruang operator,ruang kerja (kantor) GI dan ruang-ruang lain yang diperlukan. • Pembuatan pondasi peralatan (panel relay, panel kontrol, cubicle, dan lain-lain). • Pembuatan got-got kabel yang ada dalam gedung kontrol, yang menghubungkan ke switch yard. • Pembuatan sarana parkir dan jalan di sekeliling gedung kontrol • Pembuatan kamar mandi dan WC. • Pembuatan saluran buang air.
Berbagi dan Menyerbarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan
75
PT PLN (Persero) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PROYEK GARDU INDUK
3.3 PEMASANGAN TRAFO, NEUTRAL CURRENT TRANSFORMER (NCT) & NEUTRAL GROUNDING RESISTANCE (NGR) Pemasangan transformator daya, neutral current transformer (NCT) & neutral grounding resistance (NGR) : • Pemasangan trafo pada dudukan (pondasi) yang telah disediakan, dengan menggunakan alat pengangkat yang memadai. • Posisi pondasi (dudukan) harus benar-benar presisi (level). • Pada saat mengangkut (mengangkat), menggeser dan memasang trafo harus diperhatikan posisi yang ditentukan oleh Pabrik. • Pada saat pemasangan trafo daya/ trafo pentanahan, semua perlengkapannya harus dilepas dan trafo dalam keadaan kosong (tanpa minyak). Melaksanakan pemasangan (assembling) perlengkapan trafo, yang terdiri dari radiator, conservator, tap changer box, pipa-pipa, bushing-bushing, meter-meter, dan perlengkapan lainnya : • Pada saat membuka katup-katup dan segel-segel pada trafo harus dijaga agar tidak ada udara yang masuk ke dalam trafo. • Tujuan pemasangan katup-katup dan segel-segel ini adalah untuk melindungi belitan (kumparan) trafo dari kelembapan pada saat proses pengiriman sejak dari pabrik sampai ke lokasi pekerjaan. Melaksanakan filtering minyak trafo : • Memindahkan minyak trafo dari drum ke tangki mesin filtering. • Melakukan vacum (penghampaan udara) tangki trafo, memanaskan dan menyaring minyak trafo dan memasukkan minyak trafo ke tangki utama minyak trafo. Internal dan eksternal wiring : • Internal wiring bisa dilaksanakan tanpa harus menunggu komponen lain selesai dikerjakan. • Eksternal wiring baru bisa dilaksanakan setelah komponen lain selesai dikerjakan. Menghubungkan (connecting) trafo ke peralatan lain, misalnya dari: • Bushing ke arrester. • Netral trafo ke tahanan pentanahan (NGR). • Terminal 20 KV ke sel 20 KV. • Dan lain sebagainya. Pekerjaan lain-lain : • Memasang instalasi pembumian sesuai dengan sistem yang telah ditentukan. • Membersihkan dan melakukan pengecatan pada body (bagian) trafo yang lecet.
Berbagi dan Menyerbarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan
76
PT PLN (Persero) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PROYEK GARDU INDUK
3.4. PEMASANGAN DISCONNECTING SWITCH (DS), CIRCUIT BREAKER (CB) & REL (BUSBAR) Urutan dan ruang lingkup pekerjaan : • Didahului dengan memasang rel (busbar) pada posisi jarak yang benar. • Jika rel (busbar) tersebut harus dipasang pada serandang beam (gantry), maka insulator strings harus dipasang terlebih dahulu. • Panjang rel (busbar) harus diperhitungkan secara cermat, agar andongan dan tegangan tariknya memenuhi persyaratan. • Untuk pemasangan rel (busbar) yang menggunakan pin insulator (isolator tumpu), harus diperhatikan agar isolator tersebut tidak mengalami gaya tarik horizontal yang melebihi kemampuannya. • Untuk rel (busbar) yang menggunakan pipa, sebelum dipasang harus diukur dengan teliti kebutuhannya, agar tidak kurang atau terlalu panjang. Memasang disconnecting switch (DS) : • Pemasangan harus menggunakan peralatan kerja (crane atau tackle chain block) yang memadai. • Yang perlu diperhatikan, jarak antara dua kutub harus benar-benar tepat. • adalah dengan melakukan penyetelan kontak geraknya (moving contact) dengan kontak tetapnya (permanent contact), atara kontak gerak dengan kontak gerak. • Setelah terpasang dicoba dioperasikan dengan cara manual, sehingga diyakini hubungan kontak-kontaknya dapat terhubung dengan baik. Memasang circuit breaker (CB) : • Pemasangan harus menggunakan peralatan kerja (crane atau tackle chain block) yang memadai. • Untuk CB dengan busur api minyak (OCB), harus dijaga agar tidak terjadi kebocoran minyak. • Untuk CB dengan pemadam busur api semburan udara (ACB) atau pemadam busur api SF 6 (SF 6 CB), pada saat pemasangan, lubang-lubang tempat penyambungan pipa-pipanya tidak boleh cacat dan tidak boleh bocor. Memasang perlengkapan CB, misal : pipa-pipa tangki gas, meter-meter, kompresor, dan lain-lain. Mengisi gas ke tiap-tiap fasa, menguji minyak, menguji sambungan-sambungan pipa dan pekerjaan pemeriksaan lainnya. Melakukan penyambungan/ menghubungkan (connecting) DS, CB dan rel (busbar), dengan peralatan lainnya sesuai dengan petunjuk gambar pelaksanaan. Membersihkan DS, CB dan rel (busbar), memperkuat baut-baut, menyempurnakan sealing-sealing dan lain sebagainya.
Berbagi dan Menyerbarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan
77
PT PLN (Persero) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PROYEK GARDU INDUK
3.5. PEMASANGAN LIGHTNING ARRESTER (LA), CURRENT TRANSFORMER (CT) & CAPASITOR VOLTAGE TRANSFORMER (CVT) Memasang LA, CT dan CVT pada serandangnya masing-masing : • Pada saat pengangkat (handling) dan pemasangan (installing), harus dilakukan dengan hati-hati dan menggunakan peralatan kerja yang memadai. • Harus diperhatikan posisi dan arah peralatan tersebut. Memperkuat sambungan peralatan dengan dudukan serandangkan (plendes), dengan cara memperkuat baut-bautnya. Memasang panel-panel dan perlengkapan lainnya dari LA, CT dan CVT. Memasang konduktor penghubung (connecting wire) antara LA, DS, CB, dengan peralatan listrik lainnya dengan menggunakan klem-klem. Menutup panel-panel dengan benar dan sealing-sealing harus dalam posisi dan kondisi yang baik. 3.6. PEMASANGAN PANEL KONTROL (CONTROL PANEL) & PANEL RELAY (RELAY PANEL) Memasang panel-panel pada posisi (pondasi) yang telah disediakan : • Pada saat mengangkat (handling) dan pemasangan (installing), harus dilakukan dengan hati-hati dan menggunakan peralatan kerja yang memadai. • Komponen pada panel-panel memiliki akurasi dan sangat presisi, serta kepekaan (sensitivity) yang tinggi. Pemasangan bolt & nut atau mengelas antara dudukan panel dengan panel-panel (penyetelan posisi panel-panel). Memasang pengikat antara panel yang satu dengan yang lainnya, dengan menggunakan bolt & nut atau bentuk pengikat lainnya yang dipersyaratkan. Panelpanel ini dipasang di dalam gedung kontrol (control building) Gardu Induk. 3.7. PEMASANGAN SEL TEGANGAN MENENGAH (CUBICLE) 20 KV Memasang sel 20 KV pada posisi (pondasi) yang telah disediakan • Pada saat mengangkat (handling) dan pemasangan (installing), harus dilakukan dengan hati-hati dan menggunakan peralatan kerja yang memadai. • Komponen-komponen dalam cubicle yang memiliki kepekaan (sensitivity) tinggi, misal : CB dan LBS, sebelum pasangan cubicle harus dilepas terlebih dahulu. • Pemasangan bolt & nut atau mengelas antara pondasi dengan cubicle (penyetelan posisi cubicle). • Memasang pengikat antara cubicle yang satu dengan yang lainnya, menggunakan bold & nut atau bentuk pengikat lainnya yang dipersyaratkan. Memasukkan dan memasang kembali CB dan LBS ke dalam cubicle. Memasang kabel power : • Kabel power sebagai sebagai penyulang (feeder) yang menuju ke jaringan tegangan menengah (JTM). • Kabel power dari arah tranformator daya menuju ke cubicle.
Berbagi dan Menyerbarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan
78
PT PLN (Persero) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PROYEK GARDU INDUK
• Memasang Indoor Termination Kit pada sisi cubicle dan Out Door Termination Kit pada sisi JTM (SUTM) • Memeriksa kontak-kontak dari CB dan LBS, apakah telah dapat terhubung dengan baik dengan rel (busbar). • Sel tegangan menengah (cubicle) ini dipasang di dalam gedung kontrol (control building) Gardu Induk.
3.8. PEMASANGAN PENTANAHAN (GROUNDING) DAN KAWAT TANAH (GROUND WIRE) Melaksanakan galian tanah untuk tempat peletakan instalasi pentanahan. • Memasang instalasi pentanahan yang berupa konduktor tembaga atau plat tembaga dan menyambungnya dengan sempurna (pengelasan atau klem), sehingga membentuk jaringan pentanahan di switch yard. • Setelah instalasi pentanahan terpasang, melakukan pengurugan kembali galian tanah. • Menghubungkan batang pentanahan dengan jaringan pentanahan, pada posisi-posisi yang telah ditentukan. • Menghubungkan semua serandang peralatan, serandang post/ beam ke instalasi pentanahan. Menghubungkan badan peralatan listrik yang bukan konduktor / penghantar (bagian peralatan listrik yang dalam keadaan normal tidak berarus), yang diperkirakan bisa mengalirkan arus listrik jika terjadi gangguan atau induksi dengan instalasi pentanahan yang ada. • Melakukan penarikan kawat tanah (ground wire) antara ujung serandang (post dan beam) paling atas yang satu dengan ujung serandang (post dan beam) paling atas yang lainnya. • Menhubungkan kawat tanah (ground wire) dengan instalasi pentanahan, dengan klemklem yang sesuai. • Menghubungkan instalasi pentanahan gedung kontrol dengan instalasi pentanahan pada switch yard. • Menghubungkan badan panel-panel listrik di dalam gedung dengan instalasi pentanahan. 3.9. PEMASANGAN PANEL AC/ DC DAN BATTERY • Memasang dudukan panel AC/ DC dan Battery. • Memasang panel-panel di atas dudukan (pondasi) yang telah ditentukan. • Memasang pengikat panel dengan posisi dudukan, dengan menggunakan bolt & nut atau di las. • Memasang dudukan Battery pada tempat yang telah disediakan. • Memasang (merangkai) Battery dengan hubungan seri di atas dudukannya dan memasang kabel penghubung dari panel DC ke kutub posistip dan negatip. • Mengisi Battery dengan larutan elektrolit, sesuai dengan ketentuan teknis yang ditentukan. • Mengisi (to charge) Battery dengan menggunakan Battery Charger, sesuai dengan kapasitas Battery.
Berbagi dan Menyerbarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan
79
PT PLN (Persero) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PROYEK GARDU INDUK
3.10. PENGGELARAN (PENARIKAN) KABEL KONTROL DAN PENGKABELAN (WIRING) Menggelar kabel pada got kabel (cable duct) sesuai dengan petunjuk yang telah ditentukan: • Sebelum penggelaran kabel dilaksanakan, harus terlebih dahulu diketahui ukuran, jumlah dan panjang kabel yang akan digelar. • Ukuran kabel tidak boleh terlalu pendek, penyambungan kabel sedapat mungkin dihindari karena untuk penyambungan dengan jointing diperlukan biaya yang cukup besar. Dalam hal tertentu penyambungan kabel tidak bisa diterima oleh Pemberi Kerja. • Jika ukuran kabel terlalu panjang, maka terjadi pemborosan dan bisa terjadi untuk pengkabelan yang lain mengalami kekurangan. • Memberi tanda sementara pada kabel-kabel yang telah digelar, agar pada saat penyambungan (connecting ) antar peralatan dan pada terminal peralatan lebih mudah dan tidak terjadi kesalahan. Membuat lobang-lobang diplat dasar panel, untuk letak “Cable Gland”, selanjutnya memasukkan kabel dari panel yang satu ke panel lainnya. Wiring antar peralatan, yang meliputi dan dengan ketentuan : • Wiring antar peralatan yang ada di switch yard dengan peralatan yang ada di gedung kontrol. • Wiring antar peralatan yang ada di switch yard dengan peralatan lainnya yang ada di switch yard. • Wiring antar peralatan yang ada di gedung kontrol dengan peralatan lainnya yang ada di gedung kontrol. • Ujung-ujung kabel tersebut dihubungkan dengan sepatu kabel (cable schoen), selanjutnya di klem di terminal-terminal peralatan. • Mengingat jumlah kode dalam kabel kontrol dan jumlah kabel kontrol yang dipasang cukup banyak, harus diberi tanda atau kode tertentu, agar tidak bingung dan tidak terjadi kesalahan. • Pada saat wiring dan connecting digunakan peralatan komunikasi handy talky (HT). • Wiring harus berpedoman dan mengikuti petunjuk yang telah ditentukan, yang biasanya kita sebut “cable schedule”. 3.11. PEKERJAAN PENINGKATAN KAPASITAS (UP - RATING) GARDU INDUK Pada daerah-daerah yang merupakan pusat-pusat beban, seiring dengan bertambahnya (berkembangnya) penduduk dan pemukiman, juga adanya pertumbuhan dunia usaha/ dunia industri, maka akan terjadi penambahan beban listrik. Jika pertambahan beban sangat besar dan kondisi GI yang ada tidak memungkinkan ditingkatkan kapasitasnya, maka harus dibangun GI baru yang mampu memenuhi kebutuhan beban. Jika GI yang ada masih memiliki area tanah yang memungkinkan untuk peningkatan kapasitas GI, maka bisa dilakukan peningkatan kapasitas GI, yang biasa disebut dengan “ Up rating”, dengan cara:
Berbagi dan Menyerbarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan
80
PT PLN (Persero) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PROYEK GARDU INDUK
• Mengganti Transformator Daya dan komponen lainnya, dari kapasitas yang kecil menjadi kapasitas yang lebih besar. Jika kemampuan busbarnya tidak mencukupi, harus dilakukan reconductoring busbar. • Menambah Transformator Bay (pemasangan Transformator Daya) baru, beserta komponen lainnya. • Penambahan TR Bay baru diikuti dengan penambahan Transmission Line Bay (TL Bay) baru. Up-rating GI banyak dilakukan di Indonesia, karena pada umumnya GI-GI yang ada telah direncanakan untuk mampu dikembangkan (ditingkatkan) kapasitasnya, sehingga area tanahnya telah disiapkan untuk mampu memenuhi peningkatan kapasitas GI dalam kurun waktu tertentu. Pekerjaan up-rating atau perluasan (peningkatan) kapasitas GI, dikategorikan dengan “pekerjaan pada kondisi khusus”. “Pekerjaan pada kondisi khusus” yang dimaksudkan disini adalah, pada saat melaksanakan pekerjaan harus dilakukan di daerah dan dalam kondisi tempat kerja bertegangan. Pada saat pelaksanaan pekerjaan berlangsung, gardu induk lama harus tetap bekerja dengan normal. Beberapa hal yang perlu diketahui dan diperhatikan pada pekerjaan up-rating Gardu Induk • Dalam merencanakan perluasan dan melaksanakan pekerjaan up-rating harus dipertimbangkan agar jangan sampai terjadi pemadaman. • Jika terpaksa terjadi pemadaman , maka tidak boleh terlalu lama. • Terjadinya pemadaman akan menyebabkan kerugian pada pelanggan, citra PLN menurun, losses daya listrik meningkat dan daya listrik tidak terjual. • Dalam melaksanakan pekerjaan up-rating GI harus benar-benar teliti dan hati-hati, karena tidak boleh mengganggu dan menyebabkan timbulnya gangguan pada gardu induk eksisting yang sedang beroperasi. 3.12. TAHAPAN DAN RUANG LINGKUP PEKERJAAN UP-RATING GARDU INDUK Mempersiapkan gambar-gambar pelaksanaan, time schedule dan kurva S di lokasi pekerjaan. Menyediakan peralatan kerja yang sesuai dan memadai, karena pada umumnya areal (lokasi) pekerjaan yang sangat sempit dan padadaerah bertegangan. Intensifikasi pengawasan dan pengkoordinasian yang ketat terhadap semua pihak yang terlibat dalam pelaksanaan pekerjaan, khususnya pengawasan terhadap pekerja di lapangan. Menginventarisir dan mengetahui dengan pasti tentang pekerjaan-pekerjaan yang akan dilaksanakan, yang meliputi : • Pekerjaan sipil dan mekanikal : galian tanah, pondasi, peralatan, pondasi serandang post, cable duct, perluasan gedung kontrol, erection serandang (peralatan, post/beam), urug balik tanah, dan lain-lain. • Pekerjaan listrik : pemasangan/ penggantian trafo dan komponen lainnya pada switch yard, pemasangan panel atau cubicle tambahan, penarikan kabel power dan kabel kontrol, pemasangan busbar, pengkabelan (wiring) antar peralatan, dan lain sebagainya. Pada saat melaksnakan pekerjaan di bawah daerah yang bertegangan, harus diperhatikan benar jarak bebas (clearance) antara peralatan kerja dan para pekerja terhadap peralatan
Berbagi dan Menyerbarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan
81
PT PLN (Persero) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PROYEK GARDU INDUK
yang bertegangan tersebut. Dalam kondisi dimana harus melaksanakan pekerjaan penyambungan (connecting) dengan gardu induk lama, harus diperhatikan dan dipenuhi beberapa hal sebagai berikut : • Harus ada rencana kerja yang matang , khususnya menyangkut masalah keselamatan dan ketepatan memperhitungkan waktu pelaksanaan pekerjaan. • Setiap rencana dan setiap akan melaksanakan pekerjaan, harus dikonsultasikan dan dikoordinasikan dengan pihak PLN, karena hal ini umumnya menyangkut pemadaman. • Jika terjadi pemadaman, maka sebelum diadakan penyambungan harus diketanahkan terlebih dahulu bagian-bagian yang tadinya bertegangan (beroperasi). Beberapa contoh tentang pekerjaan up-rating gardu induk : • Penggantian Tranformator Daya dari kapasitas 10 MW menjadi 30 MW, dari 30 MW menjadi 60 MW atau 100 MW, dari 60 MW menjadi 100 MW. • Penambahan Transformator Bay (TR Bay), dari 1 TR Bay menjadi 2 TR Bay dan seterusnya. • Penggantian dan penambahan Transformator Daya tersebut tentu dibarengi perubahan dan penambahan komponen-komponen lainnya, yang kapasitasnya sesuai dengan kapasitas Transformator Daya tersebut. 3.13. PEKERJAAN FINISHING Pekerjaan finishing dilakukan setelah semua pekerjaan selesai dikerjakan, sehingga dapat diketahui apabila terdapat kekurangan atau kesalahan. Melaksanakan pengecekan terhadap semua pekerjaan yang telah selesai dikerjakan. Melaksanakan perbaikan dan penyempurnaan terhadap pekerjaan yang salah, yang tidak sesuai dengan bestek, atau yang kurang sempurna.Pengencangan (pengerasan) bolt & nut, sekrup-sekrup dan setting pada semua peralatan maupun serandang yang telah terpasang.Membersihkan lokasi pekerjaan dari sisa-sisa dan potongan-potongan material, kupasan kabel dan kotoran (limbah) lainnya.Melaksanakan retour material ke gudang PLN. Menyiapkan laporan akhir ke PLN tentang pekerjaan yang telah diselesaikan, antara lain terdiri dari: • Laporan harian. • Laporan mingguan. • Laporan bulanan. • Progress phisik 100 %. • Asbulit Drawing. • Cable Schedule. • Dan lain sebagainya. • Menyiapkan Testing dan Komisioning. Setelah pekerjaan finishing diselesaikan, pengawas PLN melakukan pengecekan terhadap semua pekerjaan, Jika masih terdapat kekurangan yang sifatnya tidak prinsip (kekurangan kecil) dan tidak mengganggu pengoperasian, kekurangan tersebut dimasukkan ke dalam “ pending item”
Berbagi dan Menyerbarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan
82