BAB HIDROKARBON A. Pengertian Pengertian hidrokarbon
Semua senyawa organik merupakan turunan dari golongan senyawa yang dikenal sebagai hidrokarbon. Sebab senyawa tersebut terbuat hanya dari hidrogen dan karbon (Chang, 2004). Senyawa karbon dapat berupa senyawa yang tersusun atas unsur karbon C, dan unsur hidrogen H, dan ada juga yang mengandung unsur oksigen O. Jika hanya mengandung unsur C dan H maka disebut senyawa hidrokarbon (Sutresna, 2003). Senyawa hidrokarbon merupakan senyawa karbon yang hanya terdiri atas karbon (C) dan hidrogen (H). Senyawa hidrokarbon adalah senyawa karbon yang sederhana dan senyawa hidrokarbon yang paling sederhana adalah metana. Senyawa hidrokarbon banyak dijumpai dalam minyak bumi sehingga kegunaan terpenting dari senyawa hidrokarbon adalah sebagai sumber energi misalnya minyak tanah, bensin, solar, LPG, lilin, pelumas, dan lain-lain. (Santoso, 2004). Berdasarkan beberapa pendapat diatas maka dapat disimpulkan bahwa senyawa hidrokarbon adalah senyawa yang mengandung atau terdiri atas unsur karbon (C) dan unsur hidrogen (H).
B. Kekhasan atom karbon
Telah anda ketahui bahwa atom karbon memiliki memil iki banyak persenyawaan. Hal ini disebabkan oleh sifat khas dari atom karbon. Apa saja kekhasan atom karbon itu? Marilah kita pelajari dalam uraian berikut. 1. Kemampuan membentuk empat ikatan kovalen Atom karbon dengan nomor atom = 6, memiliki elektron terluar sebanyak empat buah. Dengan demikian sesuai kaidah oktaf, atom karbon memerlukan empat buah elektron lagi agar susunan elektronya stabil. Sehingga Sehingga atom karbon mampu membentuk empat buah ikatan kovalen dengan atom-atom lain. Karbon dapat membentuk ikatan kovalen dengan berbagai unsur nonlogam terutama hidrogen, oksigen, nitrogen, dan golongan halogen. 2. Kemampuan membentuk rantai Sifat khusus atom karbon yang membedakan dengan unsur-unsur lain yaitu kemampuan untuk berikatan dengan sesama atom karbon dan membentuk suatu rantai karbon. Rantai karbon tersebut dapat berupa rantai lurus, bercabang, maupun tertutup.
Berdasarkan jumlah atom karbon yang terikat pada atom karbon lain, atom karbon lain, atom karbon dibedakan menjadi 4 seperti berikut : a. Atom C primer
: atom C yang mengikat 1 atom C lain.
b. Atom C sekunder : atom C yang mengikat 2 atom C lain. c. Atom C tersier
: atom C yang mengikat 3 atom C lain.
d. Atom C kuartener : atom C yang mengikat 4 atom C lain. 3. Kemampuan membentuk ikatan rangkap Selain dapat berikatan tunggal atom karbon juga dapat membentuk ikatan rangkap, baik ikatan rangkap dua maupun ikatan rangkap tiga. Ikatan rangkap terjadi jika antara 2 atom karbon masing-masing memberikan lebih dari 1 elektron untuk digunakan bersama. C=C Ikatan rangkap dua
C
C
Ikatan rangkap tiga
(Santosa, 2004).
Sedangkan menurut Sutresna (2003), kekhasan atom terdiri dari : a. Jenis atom karbon
Berdasarkan kemampuannya untuk berikatan dengan atom C lainnya, atom C dikelompokkan menjadi atom C primer, atom C sekunder, atom C tersier, dan atom C kuartner. 1. Atom C primer Atom C primer adalah atom C yang hanya mengikat satu atom C lainnya. Pada senyawa hidrokarbon jenuh, atom C primer mengikat tiga atom H (-CH 3). 2. Atom C sekunder Atom C sekunder adalah atom C yang mengikat dua atom C lainnya. Pada suatu senyawa hidrokarbon jenuh, atom C sekunder mengikat dua atom H(-CH 2-). 3. Atom C tersier Atom C tersier adalah atom C yang mengikat tiga atom C lainnya. Pada senyawa hidrokarbon jenuh, atom C hanya mengikat satu atom H (-CH-). 4. Atom C kuartener Atom C kuartener adalah atom C yang mengikat empat atom C lainnya. Pada senyawa hidrokarbon jenuh, atom C kuartener tidak mengikat atom H.
b. Strukutur lewis senyawa karbon
Atom C memiliki konfigurasi elektron 2
4. Keempat elektron valensi C
terdistribusi pada empat pada posisi secara simetris. C untuk memenuhi kaidah oktet, atom karbon dapat membentuk : 1. Empat ikatan kovalen tunggal 2. Satu ikatan kovalen rangkap dua dan dua ikatan kovalen tunggal 3. Dua ikatan rangkap dua 4. Satu ikatan kovalen rangkap tiga dan satu ikatan kovalen tunggal. c. Pembentukan ikatan karbon
1. Ikatan antar atom karbon dalam kristal karbon Atom karbon dapat berikatan kovalen dengan sesamanya sehingga membentuk struktur kristal. Terdapa beberapa bentuk kristal karbon, yaitu bentuk grafit, intan, dan bentuk amorf. 2. Ikatan antaratom karbon pada senyawa karbon Antar atom karbon dapat saling berikatan membentuk ikatan tunggal, ikatan rangkap dua, dan ikatan rangkap tiga
C. Penggolongan Senyawa Hidrokarbon
Berdasarkan strukturnya, hidrokarbon dibagi menjadi dua golongan utama, yaitu alifatik dan aromatik. Hidrokarbon alifatik tidak mengandung gugus benzena atau cincin benzena, sedangkan hidrokarbon aromatik mengandung satu atau lebih cincin benzena. 1. Senyawa hidrokarbon alifatik. Senyawa hidrokarbon alifatik dibagi menjadi 3, yaitu alkana, alkena, dan alkuna. a. Alkana
Alkana merupakan senyawa hidrokarbon jenuh (ikatan antar at om C hanya berupa ikatan tunggal). Senyawa alkana bersifat kurang reaktif dibanding alkena dan alkuna. Oleh karena itu, senyawa alkana biasa disebut dengan nama parafin. Parafin berasal dari bahasa latin yaitu parum afinis yang berarti daya gabung kecil (Sutresna, 2003).
Alkana merupakan senyawa hidrokarbon yang tidak mempunyai ikatan rangkap (alifatik jenuh) semua alkana mempunyai rumus:
CnH2n+2
(Santosa, 2004)
Alkana mempunyai rumus umum C n H 2n+2, dengan n = 1,2..... ciri penting dari molekul hidrokarbon alkana adalah hanya terdapat ikatan kovalen tunggal. Alkana dikenal sebagai hidrokarbon jenuh karena mengandung jumlah maksimum atom hidrogen yang dapat berikatan dengan sejumlah atom karbon yang ada (Chang, 2004).
Berdasarkan beberapa urain diatas maka dapat disimpulkan bahwa alkana merupakan senyawa hirokarbon jenuh yang mempunyai ikatan tunggal yang dapat berikatan dengan sejumlah atom C dengan rumus umum C n H 2n+2. b. Alkena
Alkena merupakan senyawa yang memiliki ikatan rangkap dua pada struktur molekulnya merupakan senyawa hidrokarbon tak jenuh (Sutresna, 2003).
Alkena adalah suatu hidrokarbon yang mengandung ikatan rangkap dua. Rumus umum senyawa alkena, yaitu:
CnH2n
(Santosa, 2004)
Alkena juga biasa disebut olefin yang berarti mengandung sedikitnya satu ikatan rangkap dua karbon-karbon. Alkena mempunyai rumus umum C nH2n, dengan n = 1, 2, 3.... Alkena yang paling sederhana yaitu C 2H4 (Chang, 2004).
Berdasarkan beberapa uraian diatas maka dapat disumpalkan bahwa senyawa alkena merupakan senyawa yang memiliki ikatan rangkap dua pada struktur molekulnya dan merupakan senyawa hidrokarbon tak jenuh dengan rumus umum CnH2n. c. Alkuna
Senyawa alkuna merupakan senyawa hidrokarbon tak jenuh yang memiliki ikatan rangkap tiga pada strukutur molekulnya (Sutresna, 2003).
Alkuna adalah hidrokarbon tak jenuh yang memiliki ikatan rangkap tiga dengan rumus umum:
CnH2n-2
(Santosa, 2004).
Alkuna adalah senyawa yang mengandung sedikitnya satu ikatan rangkap tiga karbon-karbon. Alkuna mempunyai rumus umum C nH2n-2, dengan n = 2, 3.... nama senyawa yang mengandung iktan rangkap tiga karbon-karbon yang
diakhiri dengan – una. Seperti sebelumnya, nama senyawa induk ditentukan oleh banyaknya atom karbon dalam rantai terpanjang (Chang,2004 ). Berdasarkan beberapa uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa alkuna merupakan senyawa hidrokarbon tak jenuh yang memiliki ikatan rangkap tiga pada strukutur molekulnya dengan rumus umum C nH2n-2 2. Tata nama dari alkana, alkena dan alkuna menurut aturan IUPAC a. Alkana Cara memberi nama alkana berdasarkan aturan IUPAC adalah seba gai berikut : 1) Untuk alkana rantai lurus, nama alkana sesuai dengan jumlah atom C dan diberi awalan n- (n = tidak bercabang). CH3 – CH2 – CH3
CH3 – CH2 – CH2 – CH3
n-propana
n-butana
2) Untuk alkana rantai bercabang penamaanya sebagai berikut: a. Nama alkana berdasarkan lantai C yang terpanjang. Jadi, tentukan terlebih dahulu rantai C terpanjang (rantai utama). b. Atom C yang tidak terletak pada rantai utama disebut gugus alkil (cabang). c. Penomoran atom C pada rantai utama dimulai dari ujung yang terdekat dengan cabang. Contoh : 1 2 3 4 5 CH3 – CH2 – CH2 – CH2 – CH3
Rantai utama
CH3 2- metil pentana 6 5 4 3 CH3 – CH2 – CH2 – CH2 – CH3 2 CH2 - CH3 1
Rantai utama
3- metil heksana
d.
Jika terdapat dua atau lebih alkil yang sejenis, cukup sekali dan diberi awalan di (2), tri (3), tetra (4), dan penta (5).
e. Penulisan nama alkil sesuai urutan abjad huruf depan alkil ( butil, etil, metil, dan propil ). f.
Bila satu atom C mengingat dua gugus, penomoran harus diulang.
Contoh :
CH3 1 2 3 4 5 CH3 – CH2 – CH2 – CH2 – CH2 – CH3
CH3
6 CH2
2,2,3-Trimetil heptan
7 CH3
Rantai utama
b. Alkena Cara memberi nama alkena berdasarkan aturan IUPAC adalah sebagai berikut : 1) Untuk alkena tidak bercabang, nomor urut atom C dimulai dari ujung yang terdekat dengan ikatan rangkap. Nama alkena sesuai dengan jumlah atom C diawali dengan nomor letak ikatan rangkap. Contoh : 1 2 3 4 CH3 = CH2 – CH2 – CH3 1-butena
1 2 3 4 CH3 - CH2 = CH2 – CH3 2-butena
2) Untuk alkana rantai bercabang penamaanya sebagai berikut : a. Rantai utama merupakan rantai terpanjang yang memiliki ikatan rangkap. b. Penomoran atom C dimulai dari ujung rantai utama yang paling dekat dengan ikatan rangkap. c. Cabang-cabang disebutkan terlebih dahulu dengan urut abjad, diawali dengan nomor cabang dan rantai utama diawali dengan nomor letak ikatan rangkap. Contoh : Rantai utama 4,4-dimetil-2-heksena
CH3 1 2 3 4 CH3 - CH2 = CH2 – C – CH3 CH3
d. Jika kedua ujung mempunyai jarak yang sama dengan ikatan rangkap, penomoran dimulai dari ujung yang terdekat dengan cabang
Contoh :
CH3 - CH2 = CH2 – CH3
CH3 e. Untuk alkena yang mempunyai dua ikatan rangkap (alkadiena)ditambah
akhiran diena, sedengkan yang mempunyai tiga ikatan rangkap ditambah akhiran triena. Contoh :
CH3 = CH2 - CH2 = CH3
CH3
2-metil-1,3-butadiena
c. Alkuna
Aturan penamaan pada alkuna sama dengan aturan penamaan alkena Contoh : CH3 CH
CH3
C
C
CH
CH 2
CH3
CH2 CH3
rantai utama
3-etil-3,4-dimetil-1-heksuna
D. Isomer Golongan Hidrokarbon
Senyawa karbon dapat membentuk isomer (berasal dari bahasa yunani: iso yang berarti sama dan meros yang berarti bagian). Artinya, senyawa yang memiliki rumus molekul yang sama (jumlah atom-atomnya sama), tetapi struktur molekul berbeda. Terdapat 4 jenis isomer, yaitu : 1) Isomer rangka adalah senyawa dengan rumus molekul sama, namun rangka atau bentuk atom karbon berbeda 2) Isomer posisi adalah senyawa dengan rumus molekul dan gugus fungsional sama, namun mempunyai posisi gugus fungsional yang berbeda. Isomer rangka dan isomer posisi biasa disebut dengan isomer struktur 3) Isomer fungsional adalah senyawa dengan rumus molekul sama namun jenis gugus fungsional berbeda
4) Isomer geometri adalah senyawa dengan rumus molekul, gugus fungsional, dan posisi gugus fungsional sama, namun bentuk geometri (struktur ruang) berbeda. Isomer geometri terdiri atas isomer cis-trans dan isomer optik Senyawa alkana hanya mempunyai isomer rangka karena golongan alkana tidak mempunyai gugus fungsional. Golongan alkena mempunyai semua jenis isomer. Adapun gologan alkuna memiliki isomer rangka, fungsional, dan posisi. Setiap senyawa yang berisomer mempunyai sifat-sifat (fisik dan kimia) yang berbeda.
Contoh soal: Tentukan jumlah isomer dan berikan nama senyawa dari alkena C 5H10 ! Penyelesaian: Jumlah isomer dari alkena C5H10 adalah 5, yaitu : 1. CH3 – CH2 – CH2 – CH = CH2 2. CH3 – CH2 – CH = CH – CH3 3. CH3 – CH2 – C = CH2
pentana 2 pentena 2 – metil – 1 – butena
CH3 4. CH3 – CH – CH = CH 2
3 – metil – 1 – butena
CH3 5. CH3 – C = CH – CH3
2 – metil -2- butena
CH3 .
E. Reaksi Senyawa Hidrokarbon
Senyawa hidrokarbon dapat mengalami berbagai jenis reaksi kimia, seperti reaksi oksidasi, reaksi substitusi, reaksi adisi, reaksi eliminasi, dan reaksi redoks (Sutresna, 2003). Dalam BAB ini, anda dapat mempelajari berbagai jenis reaksi sebagai berikut : 1. Reaksi Oksidasi Reaksi oksidasi yang terjadi pada golongan hidrokarbon merupakan reaksi pembakaran. Persamaan reaksinya adalah CXHY + O2
CO2(g) + H2O(g)
Reaksi oksidasi lain dapat terjadi pada senyawa golongan alkena yaitu reaksi dengan ozon pada kondisi terdapat pada gas hidrogen atau air. Reaksi ini dikenal juga dengan nama reaksi ozonolisis. 2. Rekasi Substitusi Substitusi artinya penggantian. Jadi, reaksi substitusi adalah r eaksi penggantian atom atau gugus atom suatu molekul(senyawa karbon) oleh atom atau gugus atom yang lain. Misalnya, reaksi substitusi dalam pembentukan senyawa halolalkana. Dalam reaksi substitusi ini, atom hidrogen diganti dengan halogen sehingga reaksi ini disebut juga reaksi halogenasi. Reaksi halogenasi senyawa alkana ini menghasilkan haloalkana.
X + R’
R
Y
Y + R’
R
X
3. Reaksi adisi Adisi artinya penambahan. Pada suatu reaksi adisi, terjadi penambahan jumlah atom yang diikat oleh atom yang semula berikatan rangkap. Reaksi adisi ini terjadi pada senyawa yang mempunyai ikatan rangkap sehingga senyawa tersebut berubah menjadi senyawa yang tidak memiliki ikatan rangkap. Jadi, dapat dikatakan bahwa reaksi adisi merupakan reaksi penjenuhan dari suatu ikatan rangkap. Ikatan rangkap yang terdapat dalam suatu senyawa dapat berupa ikatan C C
C, C
C, C = O, atau
N.
Secara umum, reaksinya dapat digambarkan sebagai berikut
C
C
+ XY
C
C
X
Y
4. Reaksi Eliminasi Reaksi eliminasi terjadi pada suatu senyawa jenuh (tidak memiliki ikatan rangkap) sehingga senyawa tersebut berubh menjadi senyawa yang tak jenuh (memiliki ikatan rangkap dua dan tiga). Reaksi ini merupakan kebalikan dari reaksi adisi. Secara umum reaksi, reaksinya dapat digambarkan sebagai berikut :
C
C
C
C
C
C
+ XY
Sedangkan menurut, Santosa (2004) Atom karbon memiliki kekhasan yang tidak dimiliki oleh atom-atom lain. kekhasan atom karbon tersebut mengakibatkan atom karbon mampu berikatan kovalen dengan atom karbon lain membentuk rantai panjang, lurus, bercabang, melingkar, ataupun berikatan rangkap. Rantai karbon dengan iktan rangkap dapat dipecah menjadi ikatan tunggal, ataupun sebaliknya. ikatan tunggal pada rantai karbon dapat diubah menjadi ikatan rangkap. Peristiwa pecahnya ikatan rangkap menjadi ikatan tunggal dan pengubahan ikatan tunggal menjadi ikatan rangkap merupakan akibat adanya suatu reaksi. Reaksi-reaksi pada senyawa dibedakan menjadi 4 yaitu reaksi substitusi, adisi, eliminasi, dan oksidasi. a.
Reaksi Substitusi Substitusi berarti penukaran (penggantian), jadi reaksi substitusi adalah
reaksi penggantian atom (gugus atom) oleh atom (gugus atom) yang lain. Reaksi substitusi pada umumnya terjadi pada senyawa jenuh, yaitu senyawa yang hanya memiliki ikatan tunggal misalnya alkana. Alkana dapat mengalami reaksi substitusi dengan halogen. Alkana merupakan senyawa yang kurang reaktif, agar alkana dapat bereaksi dengan halogen maka reaksi harus dilakukan pada suhu tinggi. Secara umum reaksinya adalah:
b.
R – H alkana Reaksi Adisi
+
X2 halogen
R – X + haloaklana
H – X asam halida
Adisi berarti penambahan, jadi reaksi adalah pengubahan ikatan tak jenuh (rangkap) menjadi ikatan jenuh (tunggal) dengan cara mengkap atom-atom lain. Reaksi adisi hanya dapat dialami oleh senyawa-senyawa yang mengandung ikatan rangkap seperti alkena dan alkuna. Alkena dan alkuna dapat mengalami reaksi adisi dengan hidrogen, halogen, maupun asam halida (HX). Secara umum reaksinya adalah: X R – C = C – R + X – Y H H alkena c.
Y
R – C – C – R H
H
alkana
Reaksi Eliminasi Eliminasi berarti penghilangan, jadi reaksi eliminasi adalah pengubahan
ikatan jenuh (tunggal) menjadi ikatan tak jenuh (rangkap) dengan cara
menghilangkan atom-atom. Jadi, reaksi eliminasi merupakan kebalikan dari reaksi adisi. Pada umumnya reaksi eliminasi terjadi pada senyawa alkana. d.
Reaksi Oksidasi Reaksi oksidasi hidrokarbon juga disebut reaksi pembakaran, yaitu reaksi
antara senyawa hidrokarbon dengan gas (O 2) yang disertai dengan nayala api. Reaksi pembakaran sempurna akan menghasilkan gas CO2, H2O, dan energi. Sedangkan pembakaran tidak sempurna akan menghasilkan gas CO dan H2O. Adapun reaksinya: CH4 + 2O2 CO2 + 2H2O pembakaran sempurna C2H4 +2O2 2CO + 2H2O pembakaran tidak sempurna Energi pembakaran sempurna lakana banyak digunakan sebagai sumber energi seperti LNG (C1 – C 4), LPG (C 3 – C 4), Bensin (C5 – C12), dan minyak tanah (C10 – C18). Oksidasi 1 g alakana rata-rata menghasilkan energi sebesar 500.000 joule. Reaksi pembakaran hidrokarbon dapat digunakan untuk menentukan jenis hidrokarbon yang terbakar. F. Minyak Bumi
Dalam kehidupan sehari-hari anda tentu mengenal dan mengetahui kegunaan gas elpiji, minyak tanah, bensin, solar, dan oli. Bahan-bahan tersebut merupakan sebagian dari komponen minyak bumi. Tahukah anda bagaimana bahan tersebut diperoleh? Termasuk kedalam senyawa atau campuran kahbahan-bahan tersebut? Dimanakah daerah penambangan minyak bumi diindonesia? Anda dapat menemukan jawaban pertanyaan-pertanyaan tersebut bagian ini. Dalam subbab ini dibahas secara lengkap pembentukan minyak bumi, komponen utama minyak bumi, pengolahan minyak bumi, daerah penambangan diindonesia, kegunaan minyak bumi, kualitas bensin, dan dampak pembakaran min yak bumi. 1. Pembentukan minyak bumi
Tahukah anda, berapa lama dan bagaimana proses pembentukan minyak bumi? Apakah bahan penyusun proses pembentukan minyak bumi tersebut?pada tahun 1958, di Moskow diadakan konferensi mengenai asal mula pembentukan minyak bumi. Pada konferensi tersebut diperoleh dua pendapt mengenai asal-usul minyak bumi, yaitu
minyak bumi berasal dari zat-zat anorganik dan minyak bumi bearasal dari zat-zat organik. a. Minyak Bumi dari Zat Anorganik Hipotesis yang menyatakan bahwa minyak bumi berasal dari z at anorganik yang diajukan oleh kimiawan Prancis, Barthelot, pada tahun 1866. Menurut Barthelot, logam-logam alkali dalam bumi beraksi dengan CO 2 pada suhu tinggi dan membentuk gas asetilena. Gas inilah yang kemudian membentuk senyawa hidrokarbon yang lain. b. Minyak Bumi Dari Zat Organik Zat organik penyusun minyak bumi berasal dari tumbuh-tumbuhan dan hewan. Teori yang menyatakan bahwa minyak bumi berasal dari tumbuh-tumbuahan kali pertama dikemukakan oleh ilmuawan Prancis, P.G. Macquir, pada 1758. Teori ini didasarkan pada sumber batubara yang juga berasal dari tumbuh-tumbuhan. 2.
Komponen minyak bumi
Minyak bumi hasil eksplorasi masih berupa minyak mentah atau crude oil. Minyak mentah ini mengandung berbagi zat kimia berwujud gas, cair, dan padat. Komponen utama minyak bumi adalah senyawa hidrokarbon, baik alifatik, alisiklik, maupun aromatik. Kadar unsur karbon dalam minyak bumi dapat mencapai 80% - 85%, sedangkan sisanya merupakan campuran unsur hidrogen dan unsur-unsur lain. Adapun komponen penyusunnya sebagai berikut : a. Senyawa hidrokarbon alifatik rantai lurus b. Senyawa hidrokarbon bentuk siklik c. Senyawa hidrokarbon alifatik rantai bercabang d. Senyawa hidrokarbon aromatik 3. Pengolahan minyak bumi
Proses pengolahan minyak bumi yang meliputi proses yaitu destilasi, cracking, referming, polimerisasi, treating, dan blending. a. Destilasi
Destilasi merupakan cara pemisahan campuran didasarkan pada perbedaan titik didih komponen-komponen penyusun campuran tersebut b. Cracking
Cracking adalah penguraian (pemecehan) molekul-molekul senyawa hidrokarbon yang besar menjadi molekul-molekul senyawa yang lebih kecil. c. Reforming
Reforming adalah pengubahan bentuk molekul bensin yang bermutu kurang baik (rantai karbon lurus) menjadi bensiny yang bermutu lebih baik ( rantai karbon bercabang ) d. Polimerisasi
Polimerisasi adalah proses penggabungan molekul-molekul kecil menjadi molekul besar. e. Treating
Treating adalah pemurnian minyak bumi dengan cara menghilangkan pengotor pengotornya. f. Blending
Bensin merupakan contoh hasil minyak bumi yang digunakan di berbagai negara. Untuk memperoleh bensin yang baik, terdapat sekita 22 bahan pencampur (zat aditif) yang dapat ditambahkan dalam proses pengolahannya. Bahan-bahan pencampur tersebut, antara lain TEL, MTBE, etanol, dan metanol. Penambahan zat aditif ini dapat meningkatkan bilangan oktaf. 4.
Daerah pertambangan minyak bumi di indonesia
Daerah pertambangan minyak bumi di indonesia tersebar diberbagai wilayah, antara lain : a. Sumatra bagian utara: Medan, dan Banda Aceh b. Sumatra bagain selatan: Jambi, Palembang, dan Riau c. Jawa barat: Cirebon, dan Indramayu d. Jawa tengah: Cepu e. Jawa timur: Surabaya f. Kalimantan timur: Barito, Kutain, dan Tarakang g. Papua 5.
Kegunaan minyak bumi Bahan bakar apa yang diguanakan untuk memasak didapur rumah anda? Saat anda naik kendaraan, bahan bakar apa yang dgunakan untuk menjalankan mesin kendaraan tersebut? Bahan bakar tersebut, umumnya berasal dari minyak bumi. Minyak bumi memiliki banyak kegunaan, antara lain a.
Sebagai bahan bakar gas seperti Liquified Natural Gas (LNG) dan Liquified potreleum Gas (LPG). Bahan bakar gas umunya digunakan utnuk keperluan rumah tannga dan industri.
b. Potreleum eter, umum digunakan sebagai pelarut dalam berbagi industri c.
Bensin, digunakan sebagai bahan bakar untuk kenderaan bermotor
d. Kerosin, dugunakan sebagai bahan bakar untuk keperluaan rumah tangga e. 6.
Minyak solar, digunakan sebagai bahan bakar untuk mesin diesel
Bensin dan bilangan oktan
Bensin merupakan fraksi minyak bumi yang paling banyak dikonsumsi untuk bahan bakar kendaraan bermotor. Komponen utama bensin adalah n-heptana dan isooktana. Kualitas bensin ditentukan oleh kandungan isooktana yang dikenal dengan istilah bilangan oktan. Bilangan oktan n-heptana =0, dan bilangan oktan isooktana = 100. Jika bensin mengandung 75% isooktana dan 25% n-heptana, berarti bilangan oktan bensin tersebut adalah 75. Kandungan isooktana pada bensin memiliki fungsi sebagai berikut : a.
Isooktana mengurangi ketukan (knocking) pada mesinkendaraan. Kendaraan bermesin besar, seperti sedan mewah, memerlukan bensin yang berbilangan oktan tinggi.
b. Isooktana meningkatkan efisiensi pembakaran sehinngga menghasilkan energi yang lebih besar.
DAFTAR PUSTAKA Chang, Raymond. 2004. Kimia Dasar Edisi 3 Jilid. Jakarta: Erlangga Santoso, Sri Juari. 2004. Kimia Untuk Kelas X. Yogyakarta: PT Intan Permai Sutresna, Nana. 2003. Kimia Untuk SMU Kelas 1 Semester 2. Bandung: Grafindo Media Pratama