Materi Kesehatan Gigi dan Mulut
Kesehatan gigi dan mulut merupakan salah satu bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kesehatan tubuh secara keseluruhan. Perawatan gigi dan mulut secara keseluruhan diawali dari kebersihan gigi dan mulut pada setiap individu (Barmo dkk, 2013). Menurut data Badan Penelitian dan Pengembangan (Litbang) Kementerian Kesehatan, penyakit gigi dan mulut terbesar di Indonesia adalah karies gigi atau gigi berlubang dan penyakit gusi. Dari 2007 hingga 2013, prevalensi karies di antara penduduk naik dari 43,4 % menjadi 53,2%. Jika data Kementerian Kesehatan benar bahwa penduduk usia 15 tahun ke atas mencapai 176.689.336 jiwa pada 2013, maka jumlah penduduk dengan karies bisa mencapai hampir 94 juta orang. Salah satu indikator kesehatan gigi dan mulut yaitu tingkat kebersihan gigi dan mulut. Hal tersebut dapat dilihat secara klinis dari ada tidaknya deposit-deposit organik, seperti pelikel, materi alba, debris, kalkulus, dan plak gigi. Plak merupakan deposit lunak yang membentuk lapisan biofilm dan melekat pada permukaan gigi dan gusi serta permukaan jaringan keras lainnya dalam rongga mulut. Risiko yang ditimbulkan akibat kondisi kebersihan gigi dan mulut yang buruk dapat meningkatkan terjadinya karies dan penyakit periodontal. Karies gigi adalah kondisi dimana lapisan keras gigi (email atau enamel) mengalami kerusakan permanen sehingga menyebabkan terbentuknya celah atau lubang pada gigi. Karies gigi atau disebut juga gigi berlubang disebabkan oleh beberapa kombinasi banyak faktor yang saling mendukung. Faktorfaktor tersebut diantaranya bakteri di dalam mulut, kebiasaan ngemil, sering konsumsi makanan atau minuman yang manis dan tidak membersihkan gigi dengan baik. Kebiasaan yang harus dilakukan untuk menjaga kesehatan gigi dan mulut adalah menggosok gigi, berkumur dengan obat kumur, dan membersihkan gigi menggunakan benang gigi, masih ada tindakan-tindakan pencegahan penting lainnya yang harus diperhatikan, yaitu : 1. Periksakan diri ke dokter gigi secara teratur
Periksakan gigi ke dokter gigi selama enam bulan sekali. Meskipun tidak memiliki keluhan terhadap mulut dan gigi, banyak keuntungan yang didapat jika rutin memeriksakan diri. Apabila ada kelainan pada gusi, kerusakan gigi, atau penyakit pen yakit yang lebih serius, dokter dapat mendeteksinya lebih awal.
2. Selalu menggunakan sikat gigi yang tepat
Pemilihan sikat gigi yang tepat juga memberi dampak kepada kesehatan gigi. Batasi penggunaan sikat gigi, paling lama adalah tiga bulan. Meski begitu, satu hal yang perlu diperhatikan adalah kondisi bulu pada sikat gigi. Jika bulu-bulunya sudah mekar, bahkan rontok, jangan gunakan lagi meski belum tiga bulan. Sangat disarankan untuk memilih sikat gigi dengan bulu yang lembut agar tidak melukai gusi. Cara menyikat giginya pun harus diperhatikan. Pegang sikat gigi dengan sudut 45 derajat mengarah ke gusi. Sikatlah gigi dengan gerakan pendek pendek, tidak terlalu keras, dan lakukan dengan gerakan melingkar. Tidak perlu terlalu berlebihan saat menyikat gigi, cukup lakukan 10-15 kali sikatan per gigi. Jika berlebihan, kemungkinan dapat menyebabkan gusi terkikis dan terjadi kerusakan gigi. 3. Waspadai makanan yang mengandung gula
Batasi konsumsi gula karena inilah sumber energi bagi bakteri, penyebab terbentuknya plak yang dapat merusak bagian enamel gigi dan gusi, sekaligus bahan untuk membentuk keasaman mulut. Semua itu dapat menyebabkan kerusakan pada gigi. 4. Berhenti merokok
Salah satu benda yang turut berkontribusi dalam pembentukan plak pada gigi adalah rokok. Merokok membuat mulut menjadi ruang berkembang biak yang sangat baik untuk bakteri. Dua zat di dalam rokok, yaitu nikotin dan tar, berpotensi menggerogoti gusi serta membuat gigi menjadi kuning dan kehitaman. Kerugian lainnya jika merokok adalah risiko menurunkan kualitas tulang yang mendukung gigi, sehingga terancam kehilangan gigi. Selama masih menjadi perokok, jangan kaget bahwa sebenarnya kanker mulut terus mengintai. Risiko mengalami kanker mulut meningkat oleh bahan kimia pada tembakau. Lebih untuk segera menghentikan kebiasaan merokok demi kesehatan gigi di masa depan. 5. Hindari soda
Asam fosfat dan asam sitrat adalah dua jenis asam yang diperlukan untuk menambah rasa pada soda. Di sisi lain, kedua zat itu dapat mengancam kesehatan gigi karena sifatnya yang dapat menggerogoti permukaan gigi.
6. Berlatih menggunakan benang gigi
Sangat dianjurkan untuk rutin menggunakan benang gigi (dental floss) untuk membantu menghilangkan plak dan mempertahankan kesehatan gigi. Seperti sikat gigi, penggunaan benang gigi pun harus dilakukan dengan cara yang benar. Caranya adalah coba lilitkan satu ujung benang di jari tengah tangan kanan dan lilitkan juga ujung satunya di jari tengah tangan kiri. Jepit kedua ujung benang dengan jari telunjuk dan ibu jari. Biarkan benang tetap tegang dan mulailah membersihkan gigi satu per satu. Apabila sudah muncul karies Pengobatan karies gigi tergantung dari seberapa berat kerusakan dan kondisi jaringan sekitar. Pilihan terapinya meliputi: 1. Pemberian Fluoride: Jika karies gigi baru mulai terbentuk maka pemberian fluoride bisa membantu mengembalikan keadaan enamel gigi. Fluoride bisa berbentuk cairan, gel, busa atau varnish yang akan membersihkan gigi. Masing – masing treatment butuh waktu beberapa menit. 2. Penambalan gigi: Penambalan gigi atau disebut restorasi merupakan terapi utama ketika karies gigi berkembang. Bahan tambalan terdiri dari berbagai macam jenis seperti resin, porselen, atau kombinasi beberapa bahan. 3. Pemasangan mahkota gigi (Crowns): Jika sudah mengalami karies gigi yang luas, maka kemungkinan membutuhkan terapi dengan cara pemasangan mahkota gigi baru. Dokter gigi akan menggali gigi yang berlubang dan mengistirahatkannya sebentar untuk memastikan kondisinya baik. Crowns bisa terbuat dari emas, porselen, resin atau bahan lainnya. 4. Pembuatan saluran akar (Root canal) : Ketika karies gigi mencapai lapisan paling dalam gigi (pulpa), maka anda mungkin butuh terapi root canal. Terapi ini untuk memperbaiki dan menyelamatkan kerusakan gigi yang berat dari tindakan pencabutan gigi. Pulpa gigi yang bermasalah akan dibuang. Kemudian obat akan dimasukkan dalam saluran akar untuk membersihkannya dari segala kemungkinan infeksi. Kemudian pulpa diganti dengan material lain. 5. Ekstraksi (pencabutan) gigi : Beberapa gigi yang mengalami kerusakan berat sehingga tidak bisa ditangani dengan pilihan terapi di atas, maka gigi tersebut harus dicabut. Jika gigi dicabut maka akan ada celah antara gigi sehingga dapat membuat gigi mengalami
pergeseran. Oleh karena itu sebaiknya dipertimbangkan untuk dilakukan pemasangan bridge atau pemasangan implan untuk mengganti gigi yang hilang. Kebanyakan
dokter
gigi
akan
merekomendasikan
pemeriksaan
rutin
untuk
mengidentifikasi karies gigi dan kondisi kesehatan gigi lainnya sebelum keluhan bertambah berat. Makin cepat memeriksakan diri ke dokter, maka makin besar kemungkinan gigi pulih seperti semula dan mencegah progresifitasnya.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=12&cad=rja&ua ct=8&ved=0ahUKEwi72oSx_ZPXAhUHo48KHb4QAd4QFghgMAs&url=https%3A%2F%2Fm ediskus.com%2Fkaries-gigi&usg=AOvVaw3ST2pCVI7XqaDs5hMk2vrP https://www.rappler.com/indonesia/134968-kenapa-akses-kesehatan-gigi-mulut-menjadimasalah-untuk-perempuan Jurnal Gambaran kebersihan gigi dan mulut pada siswa berkebutuhan khusus di SLB YPAC Manado http://www.alodokter.com/hargai-kesehatan-gigi-dan-mulut-sebagaimana-menghargai-dirisendiri