Tujuan PPDGJ 1. Kondi Kondisi si pela pelay yanan anan keseh kesehat atan an (serv (service ice and clinic clinical al use) use) a. Kondi Kondisi si penya penyakit kit/g /gangg angguan uan utk stat statis istik tik kes
b. Keser Keserag agama aman n diagn diagnosi osiss klinis klinis tuk tat tatala alaks ksana ana ter terapi api 2. Bidang pendidikan pendidikan kedokter kedokteran an (educational use) 3. Bidang penelitian (research use) Memberikan batasan dan kriteria operasional diagnosis gangguan yang memungkinkan perbandingan data dan analisis ilmiah
Pada konsep gangguan jiwa didaptkan butir2 sbb :
1. Adanya gejala klinis yg bermakna, berupa: sindrom atau pola perilaku dan sindrom atau pola psikologi. 2. Gejala klinis tersebut menimbulkan “penderitaan” (distres), antara lain dapat berupa: rasa nyeri, tidak tentram, terganggu, dan disfungsi organ tubuh. 3. Gejala klinis tersebut menimbulkan disablility dalam aktivitas kehidupan sehari-hari yang biasa dan diperlukan untuk perwatan diri serta kelangsungan hidup (mandi, berpakaian, makan, kebersihan diri, dll)
Butir-butir tersebut di atas digunakan sebagai acuan dalam penggoloangn gangguan jiwa. Dimana dalam penggolongannya dibuat berdasrkan gangguan. Gangguan yang diderita oleh seseorang. Suatu contoh adalah seseorang dengan gangguan skizofrenia, gangguan neurotik atau ketergantungan zat, dan bukan seorang yang skizofrenik, seorang neurotik dan pecandu. Pada semua gangguan jiwa memiliki persamaan dgn pendrita gangguan jiwa yg lain yaitu terletak pd ciri2 gangguan jiwa tersebut, tetapi juga dapat dilihat perbedaan dalam banyak hal yang penting dan dapat memengaruhi terapi hasil serta hasil terapi.
1973
PPDGJ I
1973
PPDGJ II
1973
PPDGJ III
Urutan Hirarkhi Diagnosa Ganguan Jiwa PPDGJ III F00 – F09
Gx mental organik/simtomatik
F10 – F19
Gx mental perilaku akibat zat fsikoaktif
F20 – F29
Gx Skizofrenia, Skizopita dan Wahm
F40 – F48
Gx neurotik dan gx stres
F50 – F59
Sindrom prilaku dengan fsiologis dan faktor fisik
F60 – F69
Gx kepribadian dan prilaku masa dewasa
Lanjutan
F70 – F79
Retradasi mental
F80 – F89
Gx perkembangan fsikologis
F90 – F98
Gx prilaku dan emosional dgn onset masa kanak2 dan remaja
Kode Z
Kondisi lain yg menjadi fokus perhatian klinis
Penggolongan gangguan jiwa secara umum Psikotik Organik Delirium, epilepsi, demensi Non organik Skizofrenia (simplek, hebeprinik, katatonik, paranoid, residual, wahm, gx mood, sikosa
Nonfsikotik ( Neurotik )
Gx cemas, gx psikoseksual, gx kepribadian (paranoid, pasif, agresif, skizoid), alkoholisme, dan menarik diri.
Skizofrenia Merupakan bentuk fsikosis paling berat, dan menimbulkan disorganisasi personalitas yg terbesar. Pasien tidak memiliki kontak dgn realitas sehingga pemikiran dan prilakunya abnormal Kronisitas
Jika tidak diobati terjadi personalitas yg rusak Cacat Mental
Skizofrenia 1896
Kraepelin
Dimensia Prekoks 1911
Bleuler
Skizofrenia Terputusnya fungsi psikis (terbelah)
Perkiraan risiko skizofrenia pd suatu waktu tertentu 0,5-1%. Sekitar 15 % penderita yg masuk RSJ adalah pasien skizofrenia dan sebagian besar pasien skizofrenia akan tinggal di RS dlm waktu lama. Pria lebih sering dri pd wanita dimulai sebelum 30 tahun
Type Skizofrenia Skizoprenia Hebeprenik Mulai biasanya pd usia akhir belasan tahun. Gejala awal kebingungan, konsentrasi buruk, berkabut, mimpi siang hari, sadar akan dirinya sendiri, murung, depresi, apatis, wahm sepintas, khas ada keanehan emosi, imfeoritas, hambatan dlm berfikir
Skizofrenia Paranoid Gejala has waham dengan halusinasi auditorius, mulainya lebih lambat di banding hebeprenik, biasanya umur 30-50 tahun, perjalanan penyakitnya menahun, sehingga kemunduran personalitas, waham bisa diselubungi, fluktualisasi gejala secara periodik, didahului keperibadian paranoid.
Skizofrenia Katatonik Prilaku stereotipe, negativisme, pengambilan sikap, inmobilitas, dan stupor sikap paling jelas, hambatan pikiran, neulogisme, halusinasi juga bisa muncul, kegembiraan akut dapat menjadi tanda pertama penyakit, semakin jarang terjadi pada usia 30 tahun terakhir, merupakan produk dari neurosis institusional
Skizofrenia Simpleks Gejala negatif mendominasi, tanpa dorongan dan inisiatif, kemiskinan pikiran dan emosi serta prilaku eksentrik, disorientasi usia, dan bukti ada penumpukan kerusakan serebrum, seperti terjadi pd pertikulus serbri, keadaan ini kadang merupakan hasil akhir dari gejala2 skizofrenia yg sebelumnya telah berkembang penuh, sehingga pasien seolah-olah langsung tampil dalam keadaan cacat.
ETIOLOGI HERIDITER
1% Masyarakat umum
5% ortu resiko
8% saudara kandung
10% pd anak-anak
30-40% kembar monozigot
Lanjutan…………… Lingkungan Adanya tekanan emosi dlm keluraga,masya Personalitas orang tua
Lanjutan….. Emosi yg di ekspresikan Pasien sering di omeli/di kekang 12% EE rendah/42 % EE tinggi Tanpa Obat 92%
Pasien Kambuhan