Pendahuluan
Dewasa Dewasa ini, ini, diakui diakui atau tidak, tidak, Jepang Jepang adala adalah h salah salah satu negara negara adi daya dalam dalam bidang bidang ekonom ekonomi, i, industri, keuangan, dan teknologi. Bahkan boleh dikatakan, tidaklah berlebihan berlebihan bila negara ini juga dianggap memiliki kekuatan militer terbesar dalam masyarakat dunia internasional. Dengan kekuatan tersebut, Jepang akan mampu mempengaruh mempengaruhii kondisi dan situasi dari lingkunganny lingkungannya, a, tidak saja negara tetangga, tapi juga kawasan, baik baik yang dekat, maupun yang jauh. Apa yang dicapai Jepang menjadi sesuatu yang diimpikan oleh negara lain; dia menjadi simbol bagi suatu negara yang ingin membangun perekonomian nasionalnya; Jepang mempunyai daya tarik yang sangat kuat bagi negara yang ingin kebudayaan nasionalnya tidak punah akibat pengaruh luar. Pendek kata, Jepang adalah sosok dari da ri negara yang perlu ditiru ditiru oleh negara lain kalau ingin ingin maju. maju. Langkah untuk meniru bagaimana bagaimana caranya Jepang sebagai satu negara dapat mencapai kondisi kondisi seperti saat ini nampakn nampaknya ya sedang giatgiatny giatgiatnyaa dilakuka dilakukan n oleh banyak negara, terutama di Asia. Asia. !ingapura !ingapura mampu menjadi salah satu "macan# Asia setelah melakukan langkah "Learn $rom Japan#; %alaysia mulai tinggal landas menjadi salah satu kekuatan ekonomi Asia setelah melakukan kebijakan "Look &ast Policy# Policy# di awal awal '(an; )haila )hailand nd memil memiliki iki Pusat Pengkajia Pengkajian n Jepang untuk untuk menel meneliti iti Jepang Jepang khususnya khususnya dalam bidang bidang kebudayaan kebudayaan dan peradabanny peradabannya*; a*; tidak juga ketinggala ketinggalan n +ndonesia, +ndonesia, dengan dengan Pusat !tudi Jepang ni-ersitas +ndonesia nya dapat dijadikan sebagai sebagai indikasi indikasi adanya upaya untuk mengenal lebih jauh model yang dijalankan Jepang dalam melakukan pembangunan nasionalnya.
!alah !alah satu cara yang dilakukan dilakukan Jepang adalah dengan mencip menciptakan takan adanya kesamaan persepsi dari seluruh lapisan masyarakat bangsanya dalam melihat apa yang terbaik bagi mereka. esamaan persepsi ini ini terlih terlihat at dalam dalam kebij kebijaka akan n yang yang diamb diambil il oleh oleh negara negarawan wan Meiji ketika merumuska merumuskan n kebijak kebijakan an nasionalnya nasionalnya pada tahun /'0'. Dari Wakon Kansai Ke Wakon Yosai
Awal abad /1, tepatnya tahun /0(2, +mperialisme Barat 3dalam hal ini bangsa Belanda* mendirikan ongsi ongsi Dagang Dagangnya nya 3456* 3456* di Bata-i Bata-ia. a. Pada Pada tahun tahun yang yang sama, sama, di Jepang, Jepang, pemeri pemerinta ntahan han mili militer ter )okugawa di &do, )okyo sekarang, yang saat itu berpenduduk berpenduduk / /,7 juta jiwa jiwa 3bandingkan 3bandingkan dengan dengan London atau Paris yang hanya '0( dan 07( ribu jiwa* melaksanakan kebijakan sakoku 3politik pintu tertutup*. tertutu p*. ebijakan ebijakan politik pintu tertutup ini pada awal pelaksanaannya pelaksanaannya hanyalah hanyalah berisi berisi peraturan yang melarang orang Jepang pergi ke luar negeri, dan melarang orang asing datang ke Jepang. )api pada tahun /082, aturannya menjadi lebih keras, melarang juga orangorang Jepang yang berada di luar negeri untuk kembali ke Jepang. Dengan dilaksanakannya kebijakan sakoku yang berlangsung sampai tahun /'01, tidak berarti Jepang kehilangan kontak dengan Barat yang sudah maju akibat re-olusi industri. +n9ormasi mengenai perkembangan perkembangan yang terjadi di luar Jepang masih bisa bisa dikuasai dengan baik oleh penguasa militer militer )okugawa melalui melalui sebuah pulau kecil, Dejima, Dejima, :agasaki, yang memang memang diplot sebagai tempat untuk melakukan transaksi dagang dengan Belanda Belanda dan 6ina. 6ina. Dari orangorang Belanda inilah inilah 3baik yang pedagang, maupun in9orman in9orman )okugawa* in9ormasi in9ormasi berupa perkembangan perkembangan ilmu ilmu pengetahuan pengetahuan dan teknologi teknologi di &ropa bisa bisa dimil dimilik ikii Jepang, dan ilmu ilmu pengetahuan pengetahuan ini dikenal dikenal dengan nama rangaku 3ilmu Belanda*. !emasa pelaksanaan politik pintu tertutup inilah rakyat Jepang yang sudah satu bahasa, bahasa Jepang, berusaha menciptakan Jepang sebagai satu bangsa dan satu tanah air. Berangkat dari keinginan untuk menciptakan Jepang yang kuat, maka semboyan Wakon Kansai yang berarti !pirit Jepang, )eknologi 6ina , yang dianut Jepang sejak periode kuno mulai ditinggalkan. Penyebabnya tidak lain karena 6ina
1
sudah tidak bisa lagi dijadikan sebagai soko guru yang harus selalu diikuti dan ditiru, dia sudah menjadi -asal Barat 3Amerika, +nggris, Perancis, dan Jerman*. arena ilmu pengetahuan dan teknologi dikuasai Barat, maka semboyan yang dikumandangkan adalah !pirit Jepang, )eknologi Barat. %oti-asi %oti-asi untuk bisa bisa setara dengan dengan Barat ini Wakon Yosai atau !pirit semakin semakin kuat dirasakan dirasakan rakyat Jepang Jepang pada saat akan berakhirny berakhirnyaa pemerint pemerintahan ahan mili militer ter )okugawa 3bakumatsu) di tahun /'78, ketika 6ommodore %atthew Perry dengan armada lautnya 3kurofunekapal hitam* hitam* mendarat di raga 3teluk )okyo*, dan memaksa memaksa Jepang untuk membuka membuka pelabuhannya pelabuhannya bagi kepentingan kapalkapal Amerika !erikat yang akan menuju ke koloni mereka di Philipina, Philipina, 6ina dan uam. Penguasa militer )okugawa dan kaum intelektual Jepang menyadari bahwa sekali mereka memberikan kesempatan kepada kapalkapal Amerika untuk mendarat di pelabuhan Jepang, maka hal yang sama juga akan diminta oleh imperialis imperialis lainnya, lainnya, seperti +nggris, Perancis,
arris. arena Amerika !erikat boleh, mengapa kami tidak, kata imperialis Barat lainnya. %aka berturutturut, dibukal dibukalah ah pelabuha pelabuhan n Jepang Jepang bagi kapalkapal kapalkapal india Belanda, Philipina, %alaya, !ingapura, 6ina, 4ietnam. >arus ada yang dilakukan agar kita tidak menjadi koloni dari imperialis Barat. Debat dan pertikaian di antara rakyat Jepang, baik yang kontra, maupun yang pro membahas bagaimana dan dengan cara apa kelangsungan hidup bangsa bisa dipertahankan, mencuat ke permukaan. 5>+)5 dalam sejarah Jepang* menginginkan agar Jepang segera membuka negara secara resmi terhadap dunia luar; dan muliakan posisi aisar. Di lain pihak, rakyat Jepang yang konser-ati93diwakili oleh pemerintahan militer )okugawa menginginkan agar kebijakan politik pintu tertutup tetap dipertahankan, dan juga muliakan posisi aisar. %elalui dialog intensi9 yang cukup panjang 3/= tahun*, maka rakyat Jepang pada tahun /'01 memiliki satu persepsi yang sama terhadap masa depan bangsanya. Jepang hanya akan bisa setara dengan imperialis Barat, bahkan bisa lebih, apabila ilmu dan teknologi yang dimiliki Barat bisa dikuasai. ntuk bisa menguasai ilmu ilmu dan teknologi Barat itu, perlu adanya kebijakan nasional yang dipahami oleh setiap indi-idu indi-idu rakyat Jepang. Jepang. ntuk menciptak menciptakan an kebijak kebijakan an nasional nasional tadi, harus dibentukl dibentuklah ah suatu pemerintahan yang kuat, yang mampu menjalankan menjalankan kebijakan kebijakan nasional tadi menjadi menjadi kenyataan. !truktur pemerintahan yang ada tidak mendukung kemungkinan terciptanya apa yang ingin dicapai, jadi struktur yang saat ini ada harus diubah. !atusatunya !atu satunya jalan adalah mengembalikan mengembalikan semua hak dan wewena wewenang ng untuk untuk meme memeri rinta ntah h kepada kepada satu tangan, tangan, dan indiindi-id idu u yang yang menj menjad adii panutan panutan untuk untuk memangku memangku jabatan tersebut adalah aisar. Dipel Dipelopor oporii oleh oleh samura samuraii mud mudaa terpela terpelajar jar dari han !A)6> !A)6>5>+ 5>+)5 )5 sepert sepertii !aigo !aigo )akamo )akamori; ri; +to >irobumi, 5kuma !higenobu, 5kubo )oshimichi, +wakura )omomi, ido oin, oto !hojiro, &to !hinpei, !akamoto
2
sudah tidak bisa lagi dijadikan sebagai soko guru yang harus selalu diikuti dan ditiru, dia sudah menjadi -asal Barat 3Amerika, +nggris, Perancis, dan Jerman*. arena ilmu pengetahuan dan teknologi dikuasai Barat, maka semboyan yang dikumandangkan adalah !pirit Jepang, )eknologi Barat. %oti-asi %oti-asi untuk bisa bisa setara dengan dengan Barat ini Wakon Yosai atau !pirit semakin semakin kuat dirasakan dirasakan rakyat Jepang Jepang pada saat akan berakhirny berakhirnyaa pemerint pemerintahan ahan mili militer ter )okugawa 3bakumatsu) di tahun /'78, ketika 6ommodore %atthew Perry dengan armada lautnya 3kurofunekapal hitam* hitam* mendarat di raga 3teluk )okyo*, dan memaksa memaksa Jepang untuk membuka membuka pelabuhannya pelabuhannya bagi kepentingan kapalkapal Amerika !erikat yang akan menuju ke koloni mereka di Philipina, Philipina, 6ina dan uam. Penguasa militer )okugawa dan kaum intelektual Jepang menyadari bahwa sekali mereka memberikan kesempatan kepada kapalkapal Amerika untuk mendarat di pelabuhan Jepang, maka hal yang sama juga akan diminta oleh imperialis imperialis lainnya, lainnya, seperti +nggris, Perancis, arris. arena Amerika !erikat boleh, mengapa kami tidak, kata imperialis Barat lainnya. %aka berturutturut, dibukal dibukalah ah pelabuha pelabuhan n Jepang Jepang bagi kapalkapal kapalkapal india Belanda, Philipina, %alaya, !ingapura, 6ina, 4ietnam. >arus ada yang dilakukan agar kita tidak menjadi koloni dari imperialis Barat. Debat dan pertikaian di antara rakyat Jepang, baik yang kontra, maupun yang pro membahas bagaimana dan dengan cara apa kelangsungan hidup bangsa bisa dipertahankan, mencuat ke permukaan. 5>+)5 dalam sejarah Jepang* menginginkan agar Jepang segera membuka negara secara resmi terhadap dunia luar; dan muliakan posisi aisar. Di lain pihak, rakyat Jepang yang konser-ati93diwakili oleh pemerintahan militer )okugawa menginginkan agar kebijakan politik pintu tertutup tetap dipertahankan, dan juga muliakan posisi aisar. %elalui dialog intensi9 yang cukup panjang 3/= tahun*, maka rakyat Jepang pada tahun /'01 memiliki satu persepsi yang sama terhadap masa depan bangsanya. Jepang hanya akan bisa setara dengan imperialis Barat, bahkan bisa lebih, apabila ilmu dan teknologi yang dimiliki Barat bisa dikuasai. ntuk bisa menguasai ilmu ilmu dan teknologi Barat itu, perlu adanya kebijakan nasional yang dipahami oleh setiap indi-idu indi-idu rakyat Jepang. Jepang. ntuk menciptak menciptakan an kebijak kebijakan an nasional nasional tadi, harus dibentukl dibentuklah ah suatu pemerintahan yang kuat, yang mampu menjalankan menjalankan kebijakan kebijakan nasional tadi menjadi menjadi kenyataan. !truktur pemerintahan yang ada tidak mendukung kemungkinan terciptanya apa yang ingin dicapai, jadi struktur yang saat ini ada harus diubah. !atusatunya !atu satunya jalan adalah mengembalikan mengembalikan semua hak dan wewena wewenang ng untuk untuk meme memeri rinta ntah h kepada kepada satu tangan, tangan, dan indiindi-id idu u yang yang menj menjad adii panutan panutan untuk untuk memangku memangku jabatan tersebut adalah aisar. Dipel Dipelopor oporii oleh oleh samura samuraii mud mudaa terpela terpelajar jar dari han !A)6> !A)6>5>+ 5>+)5 )5 sepert sepertii !aigo !aigo )akamo )akamori; ri; +to >irobumi, 5kuma !higenobu, 5kubo )oshimichi, +wakura )omomi, ido oin, oto !hojiro, &to !hinpei, !akamoto
2
Jepang yang kuat. kuat . ebijakan ebijakan nasional yang yang ingin dicapai adalah FUKOKU KYOHEI 3:egara aya, %iliter uat*. ntuk itu, diperlukan adanya tatanan politik, tatanan ekonomi, tatanan industri yang mendukung tercapainya tujuan nasional tadi. ntuk menciptakan berbagai tatanan yang kuat ini, sangat dibutuhkan adanya sumber daya manusia yang trampil, kritis, berani, pandai, dan berdedikasi. ntuk menciptakan manusia seperti ini, satusatunya cara hanyalah melalui pendidikan. %enya %enyadar darii bahwa bahwa pendid pendidik ikan an adalah adalah pentin penting3da g3dala lam m pandan pandangan gan kaum kaum 9ungs 9ungsion ional alis is mala malah h yang yang terpenting, terpenting, 9aktor yang menentukan* menentukan* dalam dalam pembangu pembangunan nan nasional, nasional, pemerint pemerintah ah Jepang pada tahun /'12 membent membentuk uk kementeria kementerian n Pendidik Pendidikan. an. !etahun !etahun kemudian, kemudian, pemerint pemerintah ah mulai mulai berinis berinisiat iati9 i9 untuk mengirim pemudapemuda yang terseleksi dengan ketat untuk belajar ilmu dan teknologi di Barat. Di lain pihak, pemerintah juga mendatangkan para pengajar yang berkualitas dari Barat. edua program yang dijalankan pemerintah ini sumbernya berasal dari dana nasional, ole dana nasional, nasional, dan untuk ebijakan pemerintah pemerintah dalam bidang pendidikan ini ini merupakan implementa implementasi si dari salah satu nasional . ebijakan diantara 7 !umpah !umpah !uci !uci ais aisar ar !"O berbunyi sebagai sebagai berikut berikut ! "O K#$O K#$O %O "O &EIMO &EIMO%) %) yang berbunyi "Pendidikan adalah penting bagi pembangunan nasional. ntuk itu, ilmu dan teknologi harus dituntut ke berbagai penjuru muka bumi demi kemajuan Jepang#. >asil dari sebuah perencanaan yang baik berhasil berhasil dipetik Jepang dengan sukses. abungan dari mereka yang pulang dari luar negeri dengan yang belajar dari pengajar luar di dalam negeri, membuat Jepang di tahun /''(an menjadi negara pertama di Asia yang memiliki D modern dalam bentuk yang sama dengan apa yang dimiliki oleh imperialis Barat. Jepang menjadi negara pertama di Asia yang mampu memiliki memiliki industri besi dan baja dengan mendirikan pabrik besi dan baja ?ahata. ?ahata . Jepang menjadi negara pertama di Asia yang mampu membuat kapal tenaga uap dan listrik dengan kontruksi baja. Dengan kata lain, Jepang memang memang banyak menjadi menjadi yang yang pertama di Asia pada masa itu, dan satu hal yang perlu diketahui adalah, posisi Jepang pada akhir abad / sudah sud ah berada pada 7 besar dunia. Pada saat suatu kegiatan yang diusahakan diusahakan untuk mencapai mencapai tujuan nasional nasional pada tahap tertentu sudah selesai dilaksanakan, dia perlu diuji. Apakah kebijakan nasional itu tercapai atau tidak. Bagi Jepang, meskipun mampu memproduksi berbagai komoditi yang bisa membuat mereka menjadi kaya, tapi secara ekonomi mereka dilarang memasarkan produksinya di daerah jajahan imperialis Barat. >al ini tidak terlepas dari rasa keunggulan ras orang kulit putih atas ras lainnya, dan ini membuat Jepang sakit hati hati.. Jepa Jepang ng hany hanyaa akan akan kaya kaya!Fukoku *, apabil apabilaa produksi produksi atas barang barangbar barang ang yang yang dibuat dibuat bisa bisa dipasa dipasarkan rkan tidak tidak hanya hanya dalam dalam negeri negeri,, tapi yang yang palin paling g pentin penting g adala adalah h bisa bisa dijua dijuall di pasara pasaran n internasional. Apakah ada cara untuk bisa menjual produksi tersebut dipasaran dunia Jawabannya adalah ada. %elakukan strategi seperti yang dijalankan oleh imperialis Barat, yakni, dengan kekuatan senjata. %encontoh pada Perancis dan +nggris untuk Angkatan Laut, pada Jerman untuk Angkatan Daratnya, Jepang berhasil memodernisasikan memodernisasikan Angkatan Perangnya. K'oei 3militer kuat* kah Jepang, dia perlu diuji. Pengujiannya Pengujiannya adalah adalah dalam rangka membuat membuat Jepang kaya. :egara pertama yang menjadi sasaran Jepang adalah 6ina. %elalui sengketa orea, pada tahun /'=/'7 Jepang membuka perang dengan 6ina. Dengan tentara yang berdisiplin tinggi, terlatih baik, memiliki patriotisme yang kuat, memiliki persenjataan yang modern, Jepang dengan mudah mengalahkan mengalahkan 6ina. !ebagai akibat dari perang ini Jepang memili memiliki ki hak atas orea, memi memili liki ki hak untuk mengoperas mengoperasikan ikan jalur kereta api %anchuria %anchuria !elatan, !elatan, memil memilik ikii hak yang sama untuk berdagang berdagang di 6ina 6ina seperti seperti yang dimili dimiliki ki imperia imperialis lis Barat lainnya. Dari kejadian ini bisa kita lihat bahwa melalui perencanaan yang baik, dijalankan dengan baik, oleh oleh orangor orangorang ang yang yang baik, baik, diawa diawasi si dengan dengan baik, baik, maka maka FUKOKU KYOHEI sebagai kebijakan nasional Jepang membuahkan hasil. %elihat hasil yang dicapai Jepang ini, imperialis Barat tidak senang.
3
Jepang dalam menggunakan jalur kereta Api %anchuria !elatan, dan hasutan ini berhasil. +nter-ensi tiga negara yang menghalangi apa yang menjadi hak Jepang berdasarkan kon-ensi sesama imperialis dirasakan sebagai sesuatu yang menyakitkan. anya dalam jangka waktu /( tahun setelah berakhirnya perang Jepang6ina, ketika kemampuan dirasakan sudah memadai, tahun /(=/(7 Jepang kembali membuka perang melawan asilnya adalah, Jepang keluar sebagai pemenang. emenangan yang dipetik Jepang atas
)erlepas dari sikap dan tingkah laku yang Jepang jalankan saat ini, kita perlu banyak belajar pada mereka mengenai bagaimana usaha yang mereka jalankan sehingga bisa muncul sebagai negara yang maju. Beberapa 9aktor yang bisa diangkat ke permukaan sebagai indikator dari keberhasilan Jepang dalam melaksanakan pembangunan nasionalnya adalah adanya kebijakan yang mandiri dari pemerintahan Meiji dalam melaksanakan program kerja; secara selekti9 dan ketat dalam menggunakan tenaga ahli luar negeri; menggunakan teknologi dan peralatan Barat sebagai pensupport proses mengajar dan belajar; memegang inisiati9 dan kepemimpinan pada satu tangan; berkonsentrasi pada industri kunci yang dijalankan oleh masyarakat pribumi. emandirian dalam menjalankan program kerja ini tidak dapat dilepaskan dari kenyataan bahwa Jepang memang berada pada situasi yang unik ketika memulai modernisasinya, yakni dia tidak tersentuh oleh adanya inter-ensi asing. >al ini membuat Jepang mampu menjaga budaya nasional yang sangat diperlukan dalam upaya memodernisasikan negara. !ebab tak satu pun negara bisa maju apabila dia mengenyampingkan latar belakang budaya dan sejarahnya. ebijakan pembangunan ekonomi nasional yang jauh dari perspekti9 sejarah bangsa yang bersangkutan adalah sama saja dengan siasia. Berangkat dari adanya budaya yang sama inilah, maka keterlibatan atau inter-ensi negara dalam proses pembangunan ekonomi dan industri di Jepang tidak bisa diragukan, malah, pada akhirnya yang saat menentukan. ondisi seperti inilah yang tidak dimiliki oleh kebanyakan negara Asia lainnya, hampir semua boleh dikatakan mengalami penjajahan Barat, dan saat ini pun kita melihat dengan jelas adanya peranan perusahaan multinasional asing dan inter-ensi langsung dari kekuatan asing terhadap negara dunia ketiga. Lebih buruk lagi situasinya, apabila pemerintah negara dunia ketiga mewakili kepentingan pihak lain yang tidak ada hubungannya, dan dalam banyak kasus malah berseberangan dengan kebutuhan yang sesungguhnya dari rakyat. Pada banyak negara dunia ketiga, yang notabene adalah negaranegara di kawasan Asia, Amerika Latin, dan A9rika kita lihat adanya rencana yang berskala nasional dalam konteks pembangun ekonomi, politik, sosial, dan budaya yang dijalankan setelah berhasil melepaskan diri dari belenggu penjajahan. :amun, akibat kurangnya pengetahuan dari negaranegara ini dalam membuat cetak biru pembangunan nasionalnya, maka dengan mudah mereka jatuh ke dalam rangkulan negaranegara maju. >al ini bisa dilihat dari banyaknya ketergantungan satu negara berkembang terhadap bantuan keuangan dari negara, baik itu mantan penjajahnya, maupun dari berbagai badan tinggi dunia lainnya. Pembangunan nasional suatu negara bagaimanapun tidak boleh atau tidak bisa dipaksakan oleh atau meniru pola yang
4
datang dari luar negara bangsa yang bersangkutan. !ebab, jika pembangunan yang dilakukan bertujuan untuk memenuhi pengharapan rakyat, dia harus dicapai dengan tujuan dan melalui cara yang secara sadar dengan bebas dipilih oleh masingmasing komunitas masyarakat. kalaupun ada model pembangunan dari luar yang harus terpaksa untuk dijalankan, maka harus diperhatikan secara ketat dan selekti9 untuk menjamin bahwa "alih pengetahuan#, termasuk di sini alih ilmu sosial, alam, dan teknologi tidak akan mengganggu atau merusak tatanan dan kehidupan bagi perkembangan masyarakat pribumi itu sendiri. %elihat apa yang telah Jepang jalankan di atas, ada yang rasanya perlu untuk dijawab oleh kita semua. Pertanyaan itu adalah "Apakah ada kebijakan nasional yang mendasari kegiatan yang berskala nasional, misalnya pengiriman atau keberadaan karya siswa +ndonesia di luar negeri alau ada kebijakan nasional untuk hal yang satu ini, apakah dana yang dikeluarkan untuk karya siswa tersebut berasal dari dana nasional alau jawabannya ya, pertanyaan berikutnya adalah Apakah persepsi karya siswa tersebut sama terhadap kebijakan nasional yang ingin dicapai tersebut alau jawabannya juga ya, maka apa yang dicapai Jepang juga akan bisa dicapai oleh +ndonesia. )api kalau ada jawaban terhadap pertanyaan diatas yang Ctidak, untuk satu pertanyaan saja, maka usaha untuk maju akan terhambat. Apalagi kalau jawaban yang diberikan semuanya adalah Ctidak, maka tugas yang maha beratlah yang kita emban. %eskipun masih ada sekitar // E rakyat +ndonesia yang belum bisa membaca3apalagi untuk bisa mengerti* tentang apa yang menjadi kajian dari buku isi ini, marilah kita samakan persepsi kita mengenai apa yang dimaksud dengan satu bahasa, satu bangsa, dan satu tanah air, dan pada akhirnya akan bermuara pada apa itu pembangunan nasional. %elalui media sejarah, diharapkan kita akan mampu melihat dan mengkaji ulang tentang apa saja yang perlu kita ambil dari pengalaman bangsa yang terlebih dahulu maju dari kita, dan sebaliknya, 9aktor apa saja, yang meskipun milik kita, tapi menghambat langkah untuk maju, harus pula kita singkirkan jauh jauh dari ruang lingkup masyarakat bangsa ini.
BA:)A: LA< :&&<+ DA: P&%BA::A: :A!+5:AL Bercermin Pada Jepang
Terlepas dari pro dan kontra terhadap hasil yang tercipta dari bantuan luar negeri (Overseas Development Assistance - ODA) pada pembangunan nasional suatu negara, yang jelas, sejak program bantuan ini dilaksanakan pada awal usainya erang Dunia !! lalu, dia tetap, dan akan masih mengalir dari belahan dunia "arat atau #tara ke bagian Dunia Timur atau $elatan% !ndikasi ke arah itu terlihat jelas dari sikap yang diambil oleh negara- negara yang tergabung ke dalam kelompok negara maju seperti &epang dan Amerika $erikat% &epang, misalnya, sebagai negara pemasok dana terbesar bagi !ndonesia, begitu mengetahui dengan pasti bahwa delegasi !', salah satu dari
5
lembaga keuangan internasional perpanjangan tangan Amerika $erikat akan datang ke &akarta, segera mengambil inisiati dengan mengirim delegasi yang dipimpin langsung oleh orang terkuat kedua di &epang, *ama+aki Taku% $atu minggu kemudian kita pun kedatangan tim !', yang punya jadual untuk langsung bertemu dan berdialog dengan tim ekonomi abinet otong .oyong% ertemuan ini tentu saja memiliki arti penting bagi kedua belah pihak yang terlibat, sebab taruhannya jelas, yakni, kepentingan nasional% "agi negara donor, kebijakan bantuan luar negeri yang sedang berjalan perlu untuk dipertahankan demi menjaga kehadiran mesin ekonomi mereka yang sudah mapan mereka ciptakan, siapapun yang memegang kendali pemerintahan di !ndonesia% $edangkan bagi kita, si penerima, bantuan luar negeri ini haruslah diterima sebagai alat yang mampu menciptakan dan mengakselerasikan tingkat kehidupan ekonomi dan sosial bagi seluruh rakyat, yang pada akhirnya mampu menghasilkan dunia usaha untuk membayar semua hutang-hutang yang tercipta% Dengan demikian, moti utama untuk berubah haruslah datang dari sikap kepemimpinan dan kekreatian dunia usaha yang berasal dari komunitas masyarakat bangsa kita sendiri% Tulisan ini berusaha mengkritisi mekanisme kerja dari para pelaku pengambil keputusan dalam menciptakan cetak biru pembangunan nasional !ndonesia selama ini% /al ini penting dilakukan, agar proses otonomi daerah yang diharapkan mampu membawa rakyat ke arah berkehidupan yang lebih baik bisa tercapai%
Antara /arapan dan enyataan $ebagai kebijakan pemerintah, cetak biru embangunan nasional suatu negara bagaimanapun tidak boleh, atau tidak bisa dipaksakan oleh, atau meniru pola yang datang dari luar negara bangsa yang bersangkutan% $ebab, jika pembangunan yang dilakukan bertujuan untuk memenuhi pengharapan rakyat, dia harus dicapai melalui cara yang secara sadar dan bebas dipilih oleh komunitas masyarakat bangsa yang bersangkutan% alaupun ada model pembangunan dari luar yang harus terpaksa untuk dijalankan, maka harus diperhatikan secara ketat dan selekti untuk menjamin bahwa 0alih pengetahuan1, termasuk di sini alih ilmu sosial, alam, dan teknologi tidak akan mengganggu atau merusak tatanan dan kehidupan dari rakyat negara bangsa itu sendiri% /al ini penting untuk dilakukan, sebab kebijakan pembangunan ekonomi nasional yang jauh dari perspekti sejarah bangsa yang bersangkutan adalah sama saja dengan sia-sia% alau konsepsi seperti ini diterima, maka keterlibatan atau intervensi negara dalam proses pembangunan ekonomi dan industri tidak bisa diragukan, malah, pada akhirnya yang saat menentukan% "eberapa aktor yang bisa diangkat ke permukaan sebagai indikator dari keberhasilan suatu negara dalam melaksanakan pembangunan nasionalnya adalah adanya kemandirian dari pemerintah dalam melaksanakan program kerja2 secara selekti dan ketat dalam menggunakan tenaga ahli luar negeri2 menggunakan teknologi dan peralatan negara maju sebagai pendukung proses belajar dan mengajar2 memegang inisiati dan kepemimpinan pada satu tangan2 berkonsentrasi pada industri kunci yang dijalankan oleh masyarakat pribumi% emandirian dalam menjalankan program kerja yang didasari oleh prinsip “dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat” merupakan prasayarat terpenting bagi upaya pemerintah dalam memodernisasikan negara% engalaman dari negara-negara maju yang kita kenal dewasa ini, seperti Amerika $erikat, erancis, &erman, !nggris, dan &epang umumnya, khususnya pada dua negara tetangga kita, $ingapura dan 'alaysia, bisa dijadikan pelajaraan yang berharga% endek kata, contoh atau model pembangunan nasional yang dialami oleh negara-negara ini sebenarnya bisa kita tiru
6
apa adanya, dan saya percaya, apabila prosesnya diikuti dengan benar dari awal, maka posisi kita juga akan mencapai kondisi yang sama dengan apa dicapai oleh negaranegara maju ini dalam kurun waktu tertentu% 'alah, apabila pada saat proses pengadopsian tersebut berlangsung, juga diiringi dan disesuaikan dengan kondisi masyarakat kita, maka saya juga percaya, bahwa negara bangsa ini bisa melakukan modiikasi agar proses pencapaian itu bisa dipercepat% 'asalahnya di sini adalah, apakah para pelaku pemegang keputusan di tingkat nasional punya kemauan untuk merealisasikan hal ini% Dalam banyak kebijakan yang mereka putuskan dapat kita lihat bahwa elite kita cenderung mengindahkan prinsip dari “dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat” , mereka hanya mementingkan kelompok tertentu saja% $ebagai contoh, pasal 33 ##D 4567 jelas-jelas menyatakan bahwa kekayaan yang tersimpan dalam bumi laut dan udara kita ini harus dikelola sebesar-besarnya untuk kepentingan rakyat, namun dalam kenyataannya, mereka(elite) merumuskan peraturan yang membolehkan orang asing menguasai usaha pertambangan (emas, batubara, perak, minyak dan sebagainya) dengan porsi 4889% Apa yang diterima negara sebagai pemilik yang sah atas sumber tadi hanyalah persentase dari hasil pengelolaan, dan besarnya hanya :89% Dalam prinsip kemandirian melaksanakan program kerja juga terlihat hal ini tidak berlaku di !ndonesia, sejak pemerintah melaksanakan pembangunan nasional pada awal 45;8an, intervensi negara donor dalam menentukan proyek mana yang boleh dan mana yang tidak boleh dilakukan begitu nyata terjadi% enentuan dan seleksi terhadap tenaga kerja, pemakaian teknologi dan peralatan yang diperlukan dalam proses berlangsungnya sebuah proyek juga tidak bisa diputuskan oleh kita% $emuanya ditentukan oleh negara donor, negara yang sama sekali tidak mengerti, apalagi memahami apa yang terbaik bagi bangsa ini, negara yang sama sekali tidak menginginkan terjadinya kemakmuran bagi rakyat negara bangsa ini% $elain itu, kita juga menjadi saksi sejarah dari buruk dan jahatnya tingkah laku yang dilakukan oleh para konglomerat !ndonesia saat ini% elaku bisnis swasta ini sudah diberikan banyak kemudahan oleh pemerintah, tapi disalahgunakan untuk kepentingan diri sendiri, kelompok sendiri% "etapa mudahnya mereka menghimpun modal dari dana masyarakat melalui usaha perbankan yang mereka buat, lalu mereka bangkrutkan bank tersebut, uangnya mereka bawa lari ke luar negeri, dan ditanggulangi oleh pemerintah melalui "<% Apalagi yang dapat diharapkan dari perilaku pengusaha seperti ini, jawabannya adalah tidak% 'ereka tidak memiliki kesadaran untuk memperjuangkan terealisirnya apa yang diamanatkan oleh pasal 33 ##D 4567, dan butir ke 7 dari dasar negara, ancasila% Dari gambaran di atas nampaknya sudah jelas, bahwa hanya dari kemampuan sumber daya manusia negara bangsa ini sajalah terletak kekuatan yang bisa membawa negara bangsa ini ke arah berkehidupan yang lebih baik% esadaran akan hal inilah yang harus tetap dihidupkan, dipertahankan, dijaga, dan dibina oleh pemerintah% Dan kita, kaum terpelajar, harus bertanggung jawab untuk menyuarakan masalah ini dengan lantang% &ika kita, kaum terpelajar gagal melakukannya, maka tidak ada harapan bagi negara bangsa ini%
7
penguasa dunia% Di sini saya perlu pertegas, bahwa hanya ada satu negara bangsa yang mengerti masalah ini dengan baik, dan mampu bertindak dengan sesuai, tepat dan akurat, negara bangsa itu tidak lain adalah &epang% ina, !ndia, dan dengan keseluruhan dunia ketiga% ina guna menjaga, membangun, mengembangkan peradaban sendiri% 'ereka sampai pada kesimpulan, yang perlu kita dengar , bahwa kerugian dari mendatangkan peradaban dari luar adalah adanya kekurangharmonisan antara kehidupan masyarakat yang sudah ada dengan peradaban yang didatangkan% $edangkan keuntungan dari satu peradaban komunitas pribumi terletak pada keharmonisan dari kehidupan masyarakat yang sudah ada dan kekonsistensiannya terhadap alur sejarah bangsa itu pada masa lalu% "erangkat dari adanya kesadaran atas sejarah peradabannya inilah bangsa &epang, melalui elite mereka yang memenuhi unsur benar, baik, dan patut pada era 'eiji
8
(4@B;-454:) membawa &epang pada kondisi yang kita lihat dewasa ini% "agaimana sikap dan perilaku kepemimpinan elite &epang dalam menangani berbagai kebijakan yang berskala nasional, yakni, tetap mengutamakan dan mengkedepankan prinsip 0dari &epang, oleh &epang, dan untuk &epang1 perlu ditiru oleh pelaku pemegang keputusan pada tingkat nasional kita% $ebagai contoh, pada saat menggunakan tenaga kerja asing dalam berbagai proyek yang dijalankan, mereka tetap di bawah kontrol pribumi &epang% "agaimana elite &epang menangani para tenaga kerja asing ini bisa dilihat dari pernyataan berikutC 0To make sure that oreigners did not endanger the political and economic independence o &apan, the government reserved all the important positions or the indigenous people and made use o oreigners only as employees in the sense o servants. Ater completing their designated tasks, they were then dismissed, not uncommonly, in order to make room or other oreign specialists (iper, 45;BC4B@, dikutip dari yalo, 'ativo, 45@5C437, h%D Thesis, #>A, 45@5C437)% Data yang dapat memberikan kejelasan bisa dilihat dari kebijakan yang dijalankan oleh dunia pelayaran &epang% ada tahun dimulainya industri kelautan &epang, yang dipelopori oleh ina, dan mengoperasikannya dengan nama abrik Tekstil $anghai% Dari gambaran di atas terlihat bahwa adanya keserasian dan keselarasan gerak dari sektor pemerintah dan swasta &epang membawanya ke arah yang kita kenal dewasa ini, negara kaya% "ahwa hal itu tidak dengan mudah dicapai adalah 0realitas1, ini bisa diketahui dari slogan yang dikumandangkan rakyat &epang, 0gashin $houtan1 ( tidur di atas kayu bakar, dan makan empedu)% ondisi seperti inilah yang tidak dimiliki oleh kebanyakan negara Asia lainnya, hampir semua boleh dikatakan mengalami penjajahan "arat, dan saat ini pun kita lihat dengan jelas adanya peranan perusahaan multi-nasional asing dan intervensi langsung dari kekuatan asing terhadap negara dunia ketiga% ebih buruk lagi situasinya, apabila pemerintah negara dunia ketiga mewakili kepentingan pihak lain yang tidak ada 1 Sebenarnya pemerintah Jepang pada awal Meiji sudah memiliki pabrik peleburan besi di Nagasaki, tapi kapasitas produksinya masih kecil. Ini merupakan realisasi kebijakan pemerintah Meiji dalam bidang pengembanagn industri (shokusan Kogyou)
9
hubungannya, dan dalam banyak kasus malah berseberangan dengan kebutuhan yang sesungguhnya dari rakyat% ada banyak negara dunia ketiga, yang notabene adalah negara-negara di kawasan Asia, Amerika atin, dan Arika kita lihat adanya rencana yang berskala nasional dalam konteks pembangun ekonomi, politik, sosial, dan budaya yang dijalankan setelah berhasil melepaskan diri dari belenggu penjajahan%
10
JEPAN DAN NEA!A D"N#A KET#A Cara Bar$% a&a 'a(a
Pengantar alau kita amati lingkaran pengaruh yang ada di Asia )imur dan Asia )enggara, maka hegemoni yang dimiliki Jepang adalah suatu diktum yang sangat sukar untuk dibantah. !ejak abad /, kedua wilayah ini sudah menjadi titik sentral dalam strategi kebijakan politik luar negeri Jepang. Bagi )okyo, wilayah ini adalah wilayah yang sangat penting bagi keamanan nasionalnya, sama dengan pentingnya Amerika )engah dan aribia bagi Amerika !erikat; &ropa )imur bagi %asyarakat &konomi &ropa. Dengan kemampuan ekonomi dan militer yang sudah mapan, Jepang mulai menggantikan posisi yang selama ini ditempati oleh imperialis Barat, yakni melakukan praktek kolonialis. Dimulai dengan aneksasi terhadap kepulauan
= besar Faibatsu PraPerang Dunia ++ adalah !umitomo, %isubishi, %itsui dan ?asuda. 3ntuk
kajian yang lebih mendalam tentang hubungan antara Jepang dan Asia )imur, bisa dilihat dalam karya Hilliam
11
!trategi yang dijalankan )okyo dalam menciptakan dan memperdalam hubungan ekonomi yang tidak simetris ini merupakan penyangga yang sangat penting dari kebijakan eamanan )erpadu Jepang untuk mendi9ersi9ikasikan kebutuhannya terhadap minyak, energi, gas bumi, bahan baku mentah, dan pasaran bagi produksi industrinya. Pada waktu yang bersamaan, secara tetap membuat negaranegara yang berlokasi di kawasan ini akan terus tergantung pada perdagangan, in-estasi modal, dan dana bantuan luar negeri Jepang. !ehubungan dengan hal ini, banyak kritikan yang sudah dilontarkan, tidak saja oleh negaranegara yang tergabung dalam A!&A:; negaranegara industrialis baru 3:+6s*, tetapi juga oleh 6ina. +si kritik yang mereka ajukan adalah satu sisi atau berat sebelahnya hubungan ekonomi yang mereka terima dari Jepang. %eskipun demikian, akibat kuatnya ketergantungan dari negara negara ini terhadap barangbarang, jasa, modal dan pasaran Jepang, membuat mereka tidak mampu menjalankan kekuasaan untuk mendapatkan atau menegosiasikan berbagai konsesi yang bisa memperbaiki keadaan yang tidak saling menguntungkan ini. !ebab, semakin besar ketergantungan ekonomi Asia )imur terhadap Jepang, maka akan semakin besar pula peluang untuk menekan yang Jepang mainkan. >asilnya, posisi dari negaranegara di kawasan ini akan semakin lemah dalam tawar menawar dengan pihak Jepang. Keadaan &ang Ses$ngg$hn&a Dewasa ini, setiap negara di Asia )imur sangat tergantung pada Jepang sebagai mitra dagang. %eskipun impor Jepang dari negaranegara A!&A: pada tahun /'' senilai I28.80 milyar, atau sedikit melampaui nilai ekspornya ke kawasan yang bersangkutan, yakni I28.(21 milyar; data statistik ini tidak bisa dijadikan sebagai landasan argumen bahwa kondisi ketergantungan negara di kawasan ini terhadap Jepang tidak jalan. ecuali dengan +ndonesia, Jepang menikmati surplus perdagangan yang sangat besar dengan )hailand, !ingapura, dan Philipina. Bila kita lihat ketergantungan dari masing masing negara A!&A: terhadap Jepang, kita dapati posisi yang ditempati oleh !ingapura adalah yang paling rendah 3/7.0E*; kemudian diikuti oleh %alaysia 322./E*; )hailand dan Philipina 32=.0E*; Brunei Darussalam 381E*, dan yang terakhir dan paling tinggi adalah +ndonesia 38'.=E*. Dilain pihak, secara jelas kita lihat ketergantungan Jepang pada masingmasing negara A!&A: adalah 2.1E pada +ndonesia; /.'E pada %alaysia; /.1E pada )hailand; (.'8E pada Philipina; (.20E pada Brunei; dan hanya (.27E pada !ingapura. Dalam neraca perdagangannya dengan negaranegara industri baru 3:+6s* di Asia )imur; Jepang secara tetap mengalami surplus besar. !urplus yang didapat Jepang dalam tahun /'' adalah I8.0/7 milyar dengan orea !elatan, !'.18 milyar dengan )aiwan, dan I.7'1 milyar dengan >ongkong. )idak berbeda dengan kondisi yang dialami oleh negaranegara A!&A:, negara :+6s secara ekonomi juga tergantung pada Jepang. :eraca perdagangan orea !elatan dengan Jepang adalah 2=.2E dari nilai total perdagangannya; sedangkan bagi Jepang hanya (.0(E. Bagi )aiwan 2(.E, sedangkan Jepang (.7/E; dan untuk >ongkong adalah /(.'E, Jepang hanya (.1/E. ondisi ini diperkuat dengan kemampuan Jepang membuat jaringan terhadap kendala impor nontari9 yang dapat mencegah terciptanya pembagian pasaran untuk persaingan barangbarang impor, sedangkan, pada waktu yang bersamaan, dengan nilai yen yang masih dibawah nilai won orea,won )aiwan, dan dolar >ongkong, Jepang mampu memotong keuntungan yang ingin dicapai oleh ketiga negara :+6s ini. ebijakan !eoul dan )aipei untuk in-estasi pada industri berat dan teknologi tinggi, >ongkong dalam industri yang padat karya, pada akhirnya hanya akan membuat mereka semakin tergantung pada impor perangkat modal Jepang. >ubungan dagang yang Jepang jalankan dengan 6ina dan 4ietnam secara statistik bisa dikatakan sangat berbeda. Pada tahun /'', hampir tiga dekade sesudah protes 6ina terhadap perdagangan Jepang yang selalu tetap surplus besar, impor Jepang dari 6ina bernilai I.'0/ milyar, sedikit diatas ekspor Jepang ke 6ina, senilai I.8=1 milyar. )ercapainya keseimbangan ini bisa teralisir akibat dijalankannya protes yang terusmenerus, kebijakan ekonomi yang baik dari Beijing, dan ditambah dengan adanya re-aluasi terhadap nilai yen. Bagi 4ietnam, terlihat bahwa Jepang secara tetap :ester, ($a+ans "roing oer O.er East #sia and te World E/onom'(, London, %acmillan, /(.
12
melakukan ekspor senilai I/= milyar, senilai dua kali lebih besar dari yang Jepang impor dari 4ietnam, yakni I0 milyar. Halaupun begitu, hubungan dagang antara kedua negara dengan Jepang tetap sama, yaitu pola neokolonial klasik, dimana Jepang mengekspor modal dengan nilai tambah tinggi dan barangbarang konsumer; sedangkan di pihak lain, dia hanya mengimpor bahan baku mentah belaka. Dari sekian banyak kawasan dari negaranegara berkembang, Asia )imur tetap merupakan target terpenting bagi penanam modal Jepang. %engalirnya in-estasi Jepang ke kawasan ini secara tetap adalah meningkat, meskipun tidak sekuat arus modal Jepang yang mengalir ke negaranegara industri maju. awasan ini juga secara sangat cepat tergantung pada Jepang dengan besarnya nilai modal asing Jepang yang tertanam pada masingmasing negara yang bersangkutan. ecuali di Philipina, para in-estor Jepang saat ini menikmati bagian terbesar dari modal yang mereka in-estasikan pada seluruh negaranegara di kawasan Asia )imur. Arus masuknya modal Jepang yang membanjiri kawasan ini dilandasi oleh tiga gelombang. elombang yang datang kemudian, arusnya lebih besar dari gelombang yang mengawalinya. Arus pertama dari modal Jepang yang membanjiri kawasan ini dimulai tahun /0(an, dan pada saat itu, modal yang ditanam lebih banyak pada industri yang membutuhkan banyak tenaga kerja, seperti pada industri tekstil dan alatalat elektronika. !ampai tahun /00 terlihat bahwa in-estasi yang dilakukan oleh perusahaan Jepang di negaranegara A!&A: hanya I/00 juta, suatu jumlah yang tidak mencapai seperempat dari modal Amerika !erikat yang diin-estasikan pada wilayah yang sama. Arus kedua masuknya modal Jepang ke kawasan ini dimulai pada awal tahun /1(an, pada kurun waktu ini, modal yang diin-estasikan lebih banyak pada industri kimia dan baja yang banyak menghasilkan problema terhadap lingkungan; begitu juga dengan industri pengolahan sumber daya alam. !ampai tahun /10, 17E dari modal yang terdapat di kawasan ini merupakan modal Jepang, jumlahnya sudah mencapai I= milyar, dan nilainya /8 lebih besar dari modal yang dimiliki Amerika !erikat pada kawasan yang sama.= Lembagalembaga ekonomi seperti bankbank, asuransi, dan perbankan lainnya merupakan sasaran utama dari arus ketiga masuknya modal Jepang ke kawasan ini pada pertengahan tahun /'(an. )otal in-estasi Jepang di kawasan ini untuk tahun /'7, /'0, dan /'1 adalah I/.=8 milyar, I2.82 milyar, dan I=.'0 milyar. !edangkan bagi Amerika !erikat untuk tahun yang sama adalah I77 juta, I=(7 juta, dan I2.2 milyar. Pada tahun /'', total dari penanaman modal asing yang Jepang laksanakan adalah senilai I7.7 milyar .7 Dalam kurun waktu antara /7/ sampai /'', ementerian Perdagangan Jepang memperkirakan angka kumulati9 dari penanaman modal asing Jepang di Asia )imur adalah senilai I8( milyar, atau sekitar 2/E dari total penanaman modal asing yang Jepang jalankan. Angka ini bisa membengkak apabila data dari modal yang ditanam ulang oleh Jepang di negaranegara penerima bisa didapat, dan hasilnya mungkin mencapai setengah dari total in-estasi yang Jepang tanamkan di kawasan ini.0 %eningkatnya nilai tukar yen terhadap dolar pada tahun /'7 dari 27( yen untuk satu dolar Amerika ke /7( yen untuk perbandingan yang sama pada tahun /'0, mungkin merupakan alasan utama dari mengalirnya arus ketiga modal Jepang ke kawasan ini. Adanya tenaga kerja yang murah, sumber alam yang mudah dan murah, serta adanya berbagai kemudahan yang Jepang terima dari berbagai negara yang memang memerlukan modal asing, maka dengan gerak cepat perusahaan Jepang, baik yang berskala kecil, menengah dan besar berbondongbondong membanjiri kawasan ini. Alasan lain yang bisa diangkat ke permukaan adalah adanya permintaan yang berkembang dari pasaran yang ada di negaranegara Asia )imur untuk meminta peningkatan persentasi dari ekspor barang konsumer produksi Jepang. !ebagai contoh, !ony misalnya, perusahaan ini menjual 'E dari produksinya ke negaranegara A!&A:, dan penjualan yang diproyeksikan berlangsung pada tahun /(an diharapkan akan meningkat antara /( sampai 2(E. &kspor Jepang ke negaranegara di kawasan A!&A: ini lebih 4Donald 5 $a+an
6rone, *e #&E#n0 1o+ing Wit 2e+enden/e , :ew ?ork, Praeger, /'8, hal. '2.
E/onomi/ $ournal, 27 Jan. /'.
6O3ford
#nal'ti/a 2ail' 4rief, = %ei, /'.
13
besar jumlahnya dari ekspor Jepang ke negaranegara industri maju.1 !ejalan dengan meningkatnya modal Jepang yang masuk membanjiri kawasan Asia )imur ini, terjadi perubahan nyata dari strategi )okyo dalam gerak dan lokasi perpindahan arus modalnya pada masingmasing negara di kawasan ini. Jelasnya, akibat tingginya biaya yang dikeluarkan untuk upah tenaga kerja, dan adanya berbagai hambatan yang membuat besarnya biaya produksi di orea dan )aiwan sebagai negara yang muncul dengan predikat negaranegara industri baru 3:+6s*, membuat negaranegara ini kurang diminati Jepang untuk lokasi penanaman modalnya. !ehingga Jepang lebih tertarik menanamkan modalnya pada negaranegara pengekspor baru 3:&6s*, yang upah tenaga kerjanya masih murah, tapi memiliki in9rastruktur dan pasaran lokal yang kwalitasnya tidak kalah dengan yang dimiliki oleh negaranegara :+6s. Penempatan modal Jepang pada negaranegara :&6s ini juga sangat besar perbedaannya. !ebagai contoh, bila dibandingkan dengan keadaan tahun /'0, maka di tahun /'1 terjadi lonjakan yang sangat besar pada in-estasi Jepang di %alaysia, terjadi kenaikan sekitar 21E; 08E di )hailand; 0(E di +ndonesia, dan hanya 8/E di Philipina.' Dari data yang diperoleh terlihat bahwa dalam kurun waktu /'(an, diantara semua negaranegara yang tergabung dalam A!&A:, )hailand menempati urutan teratas sebagai negara yang paling diminati oleh modal Jepang. +n-estasi yang Jepang tanam di )hailand pada tahun /'0 adalah I/2= milyar dan 87 perusahaan, situasi ini meningkat dua kali lipat pada tahun /'1, yakni, /8( perusahaan dan I27( milyar. :amun akibat berbagai kendala yang tidak bisa dielakkan seperti mahalnya tanah untuk tempat berdirinya perusahaan dan pabrik Jepang, upah buruh yang semakin tinggi, dan semakin tingginya biaya hidup, pada tahun /(an in-estasi Jepang ke )hailand mungkin akan semakin menyusut nilainya./( %eskipun dipengaruhi oleh berbagai kendala termasuk in9srastruktur yang kurang memadai, produkti-itas yang lambat dan rendah, serta ketidakpastian politik dan ekonomi sebagai akibat peristiwa pembantaian di Lapangan )iananmen, Juni /( lalu, 6ina tetap menjadi negara yang paling penting bagi penanaman modal Jepang di Asia )imur setelah )hailand. Dengan adanya tenaga kerja yang murah, ditambah adanya peraturan berupa kemudahan untuk bisa berpartisipasi pada pasaran senilai I/.2 milyar yang dikeluarkan pemerintah 6ina, merupakan daya tarik yang sangat menggiurkan para in-estor Jepang. Dengan demikian, akibat tingginya biaya produksi, terutama upah tenaga kerja dan meningginya nilai mata uang orea dan )aiwan, membuat banyak para penanam modal Jepang yang mengalihkan operasi mereka dari kedua negara ini ke daratan 6ina. Apalagi dengan adanya kebijakan pemerintah 6ina yang mengikuti langkah yang dijalankan oleh negaranegara Asia )imur lainnya, yakni memperbolehkan para in-estor asing untuk bisa beroperasi dengan bebas pada )ona Ekono(i Eksl$si* +)EE, miliknya, maka semakin banyak pula perusahaan Jepang yang beroperasi tidak atas dasar kerjasama dengan pihak luar, tapi sepenuhnya berstatus modal asing, atau P%Ayang dimiliki langsung oleh pemilik Jepang.// !ama dengan bidangbidang usaha lainnya, sektor industri jasa atau pelayanan Jepang juga merupakan elemen yang semakin penting dalam total keseluruhan in-estasi mereka di luar negeri. )idak dapat dibantah bahwa pusatpusat perbelanjaan Jepang sudah mulai mendirikan cabang cabangnya di berbagai penjuru Asia )enggara, dan hasilnya, menguasai hampir semua pasaran lokal dimana mereka beroperasi. Dalam tahun /'', ada /8 pusat perbelanjaan Jepang yang beroperasi di >ongkong; 1 di !ingapura; 7 di Bangkok; dan / di uala Lumpur dan )aipei. Pada pasaran !ingapura, pusatpusat perbelanjaan Jepang ini telah menguasai antara 87 sampai =7E dari total /((E yang 7 Far
Eastern E/onomi/ 5e.ie !FEE5), /0 Juni, /''.
8 $a+an 9 Far
E/onomi/ $ournal, 2= !ep. /''.
Eastern E/onomi/ 5e.ie !FEE5), /0 Juni, /''.
10 Far
Eastern E/onomi/ 5e.ie !FEE5), 1 Juli, /''.
11*e
E/onomist, /( %aret, /''.
14
tersedia, dan secara tetap dan terencana terus meningkatkan penguasaan atas pasar dengan menjalankan strategi mematikan dan membeli pusatpusat perbelanjaan yang dimiliki oleh pemilik lokal yang menghindari kebangktrutan akibat tidak mampu bersaing dengan pusatpusat perbelanjaan Jepang. !ituasi yang dihadapi Jakarta dan %anila pun tidak berbeda, Jepang tidak menyiamenyiakan potensi pasar yang dimiliki oleh kedua kota besar ini. %eskipun pasaran Jakarta pada tahun /'' masih terabaikan untuk dimasuki, apakah karena memang tidak bisa ditembus oleh Jepang, atau sedang dalam keadaan penjajakan, yang jelas pada tahun /2 sudah berdiri dengan megahnya pusatpusat perbelanjaan Jepang seperti !hogo, dan ?aohan. Halaupun penguasaan pasaran dagang di kawasan Asia )enggara oleh jaringan kuat pusat perbelanjaan Jepang merupakan satu hal yang tidak dapat dihindari, satu hal perlu diingat ialah, kemungkinan itu bisa terealisasi akibat kebijakan perniagaan yang )okyo jalankan. Pada saat dimana perkembangan pangsa pasar di kawasan ini menjadi suatu faktor penarik dari jaringan pusat perbelanjaan Jepang, maka faktor pendorong utamanya adalah adanya kebijakan Undang-undang Dagang Skala Besar 3Large!cale ongkong, 27 sampai 8(E dari seluruh nilai penjualan pusat perbelanjaan berasal dari orang Jepang, dan mereka, semuanya berbelanja pada pusat perbelanjaan Jepang./2 Bagi satu negara, kepentingan politik dan ekonomi luar negeri yang dijalankan merupakan kebijakan yang saling berkaitan dan kepentingankepentingan ini akan semakin diperkuat dengan apa yang disebut Dana Bantuan 3Aid*. ebanggaan yang ada di benak kebanyakan rakyat Amerika !erikat sebagai negara donor terbesar bagi negaranegara di kawasan Asia )imur pada tahun /1(an hilang, posisinya digantikan Jepang, dan secara tetap sejak /1(an menjadi negara donor terbesar bagi kawasan ini. !ejak itu, secara bertahap Jepang mulai mengambil alih posisi Amerika !erikat sebagai negara donor terbesar di dunia. Pada tahun /', untuk pertama kalinya sejak dana bantuan luar negeri ini dicanangkan setelah Perang Dunia, Jepang menghentikan, kalau bisa dikatakan mempermalukan Amerika !erikat. Dana bantuan luar negeri Jepang pada tahun /' ini berjumlah I'. milyar, sedangkan Amerika !erikat hanyalah I1.0 milyar ./8 Bila dilihat dari strategi yang dijalankan oleh kedua negara ini dalam menjalankan kebijakan bantuan luar negeri mereka pada Asia )imur, maka terlihat adanya perbedaan yang menyolok, hal ini tere9leksi dalam orientasi ekonomi dan kebijakan luar negeri masingmasing. Bantuan luar negeri Amerika pada dasarnya dijalankan untuk suatu kebijakan yang saling berkaitan guna menciptakan ekonomi global yang liberal dan sebagai alat penahan gerak laju komunisme. !edangkan bantuan luar negeri Jepang sematamata adalah bersi9at dagang, yang dirancang untuk mencapai tujuan geo ekonomi Jepang. )inggi rendahnya derajat kepentingan dari Amerika !erikat dan Jepang terhadap Asia )enggara tercermin dalam jumlah total dana bantuan luar negeri yang mereka cucurkan ke 12 Far
Eastern E/onomi/ 5e.ie !FEE5) , 20 %ei, /''.
13)oru
?anagihara K Anne &mig, GAn 5-er-iew o9 Japans $oreign AidG, dalam, +slam, !ya9iMul, ed,. Yen for 2e.elo+ment0 $a+anese Foreign #id and te oliti/s of 4urden- å, . :ew ?ork, 6ouncil on $oreign
15
kawasan ini. >ampir setengah dari total dana bantuan luar negeri Jepang mengalir ke kawasan ini, sedangkan bagi Amerika !erikat hanya /(E dari total bantuan luar negerinya. Pada tahun /'/ dan /'2, lima besar negara penerima dana bantuan luar negeri pemerintah 35DA* Jepang adalah negara negara di kawasan Asia )imur ini. 81.7E dari total 5DA Jepang diterima oleh 0 negara di kawasan ini, +ndonesia 3//.=E*, orea !elatan 30.1E*, )hailand 30.2E*, 6ina 37.E*, Philipina 37.'E*, dan %alaysia 32.0E*. !edangkan sebaliknya, Amerika !erikat boleh dikatakan memberikan bantuan 5DAnya dalam jumlah yang cukup berarti hanya pada 2 negara di kawasan ini, yakni pada +ndonesia 3/.E*, dan Philipina hanya menerima (.E dari seluruh bantuan 5DA Amerika !erikat. Dalam tahun /(, negaranegara yang tergabung dalam :&6s menerima 2E dari total 5DA Jepang. Dilain pihak, yang diterima oleh mereka dari Amerika !erikat hanya //E. Dengan tercapainya sasaran Jepang, yaitu menciptakan daerah Asia )imur kedalam kawasan pengaruh ekonominya, timbul pertanyaan yang harus mendapatkan jawaban, masihkah ada ambisi lain yang dimiliki )okyo terhadap kawasan ini selain dari prinsip penghisapan demi mempertahankan kemakmuran ekonominya belaka. Berangkat dari adanya keterkaitan yang erat antara kepentingan ekonomi dan politik luar negeri suatu negara; ditambah dengan pengadaan dana bantuan luar negeri yang dijalankan, akan bisa memberikan gambaran yang cukup jelas mengenai sepak terjang )okyo dalam proses pencapaian ambisi lain ini. !ejak dipulihkannya status Jepang dalam perjanjian perdamaian !an $ransisco tahun /7/, negara ini berhasil !sekali lagi atas bantuan #merika &erikat) keluar dari berbagai kendala internal dan eksternal akibat kalah dalam Perang Dunia ++. Dengan cara yang sangat brilian, setelah keadaan ekonominya kembali membaik, Jepang mempelopori ide berdirinya Bank Pembangunan Asia 3ADB* pada tahun /00 karena ide dan dana terbesar yang terhimpun oleh ADB ini berasal dari Jepang, maka pimpinan tertinggi atau presiden dari bank yang bersangkutan merupakan hak prerogati9 Jepang. !ejak saat itu, Jepang mulai terlibat dalam pembicaraan mengenai berbagai isuisu regional. Jepang mencoba memainkan peran sebagai pengganti bagi kekosongan kekuatan yang terjadi di Asia )enggara pada tahun /1(an, ini terlihat jelas dengan penarikan mundur tentara Amerika !erikat dari daratan 4ietnam, jatuhnya +ndo 6ina ke tangan omunis, dan usaha untuk memperkuat dan memperdalam kerjasamanya dengan negaranegara yang tergabung dalam blok A!&A: pada tahun /11. %enjelang berakhirnya tahun /1(, disepanjang tahun /'(an, Jepang bertindak sebagai penengah untuk menyelesaikan 9riksi antara A!&A: dan 4ietnam. %oti9 yang dipunyai Jepang untuk mau terlibat sebagai penengah antara kedua kubu yang bertikai ini bermacammacam. Di satu pihak, seperti juga A!&A:, Jepang menghadapi ketakutan yang sama terhadap kekuatan dan kemampuan ekspansinya komunisme 4ietnam, yang kemungkinannya akan mengakibatkan terjadinya ketidakstabilan ekonomi dan politik regional, dan pada akhirnya kalau hal ini memang benarbenar terjadi, maka tentu akan merugikan kepentingan Jepang sendiri. Di pihak lain, yang tidak kalah pentingnya dengan ketakutan Jepang ini adalah pangsa pasar 4ietnam yang sangat potensial sekali si9atnya. Dengan jumlah penduduk yang 07 juta jiwa, permintaan dalam skala besar untuk melakukan reno-asi dan rekonstruksi terhadap semua aspek kehidupan akibat perang, membuat Jepang tidak bisa tidak harus bisa menjadi pihak, yang kalau dapat, menjadi satusatunya mitra kerja dalam mengatasi berbagai kendala yang dihadapi oleh 4ietnam. +ni hanya akan bisa dicapai apabila Jepang bisa berpartisipasi dalam mengatasi sengketa yang tercipta, baik antara 9raksi internal 4ietnam sendiri, maupun antara 4ietnam dengan negara tetangganya, syukursyukur kalau partisipasi yang diambil membuahkan hasil yang baik pada semua pihak yang bersengketa. $akta berbicara, Jepang dianggap berhasil menjadi penengah dalam masalah internal dan eksternal 4ietnam, menjadi negara donor terbesar dalam membantu pulihnya ekonomi negara ini, dan tentu saja sekaligus, Jepang mendapat berbagai konsesi terhadap proyekproyek yang, baik langsung dan tidak langsung berasal dari pemerintah 4ietnam. Pada kurun waktu /'(an ini, dalam 9orum internasional seperti pada pertemuan tahunan negaranegara industri maju 31* misalnya, Jepang juga memproklamirkan perannya sebagai juru bicara dari negaranegara di kawasan Asia )imur dan Asia )enggara. :amun demikian, apa yang menjadi moti9 bagi Jepang untuk menjadi juru bicara bagi negaranegara di kawasan ini adalah mendua si9atnya. Jepang boleh dikatakan tidak banyak tertarik untuk menyalurkan aspirasi dan pandangan dari
16
negaranegara di kawasan Asia )imur ini, malahan, Jepang berusaha agar perhatian dan kritikan yang berasal dari negaranegara di kawasan ini, negaranegara industri maju lainnya terhadap terus berlangsungnya rintangan untuk masuk ke pasaran domestik Jepang, dan kritik terhadap praktek neo merkantilis Jepang lainnya bisa dialihkan atau dihilangkan. Ada juga yang melihat bahwa )okyo mengambil alih dan memimpin kawasan Asia )imur ini sebagai sarana untuk mengimbangi blok ekonomi perdagangan yang sudah terlebih dahulu ada, yakni %asyarakat &konomi &ropah 3%&&* di &ropah Barat, dan juga untuk menghadapi muncul dan ber9ungsinya blok perdagangan Amerika tara 3:A$)A*./= )erlepas dari adanya pandangan ini, status perwakilan yang diemban Jepang terasa kurang kuat bila dilihat dalam arti a+a 'ang menjadi ambisi mereka sebagai +emim+in, Jepang memang berkeinginan dan berambisi menjadi pemimpin bagi kawasan ini. ?ang jelas, citacita )okyo untuk menjadi pemimpin di kawasan ini adalah sematamata untuk dagang belaka Jepang menginginkan diperolehnya keuntungan ekonomi dan wibawa politik atas hegemoni yang mereka ciptakan pada kawasan ini, akan tetapi, hanya bersedia membayar pada standar minimal terhadap biayabiaya yang tercipta secara politik, ekonomi dan militer untuk mempertahankan statusnya. alau dirinci, sejak /'(an sudah banyak studi yang dilakukan tidak saja oleh pihak swasta, pemerintah, baik secara pribadi maupun kelompok, yang mengkaji bagaimana Jepang dengan kemampuan yang dimiliki, akan bisa menyatukan berbagai sistem ekonomi yang dimiliki oleh masingmasing negara yang ada di kawasan Asia )imur ini menjadi satu blok ekonomi regional yang berada di bawah kepemimpinan Jepang. Beberapa masalah mendasar yang terungkap dari hasil studi yang dilakukan ini berupa pertanyaan tentang; apa dan bagaimana seharusnya bentuk dari organisasi ekonomi yang akan diterapkan di Asia )imur. :egaranegara mana yang bisa dan tidaknya menjadi anggota dari blok ekonomi ini. >aruskah Jepang dengan kemampuan ekonominya yang kuat tampil sebagai pemimpin, atau, akibat adanya trauma masa lalu terhadap Jepang yang masih menghantui negaranegara di kawasan ini, perlukah kiranya sistem kepemimpinan dari blok ekonomi ini dibuat dengan sistem kolekti9 3kepemimpinan bersama*. )idak lebih dan tidak pula kurang pentingnya, apa pertanggungjawaban yang muncul dan harus dipikul dari risiko sebagai pimpinan blok ekonomi ini. !atu studi yang paling bisa mendekati gambaran ideal tentang strategi yang tepat dalam pencapaian status bagi Jepang sebagai pemimpin blok ekonomi ini tercermin dalam kajian mendalam Badan Perencana &konomi Jepang 3&PA*, berjudul (romoting 1om+reensi.e E/onomi/ 1oo+eration in te International E/onomi/ En.ironment Undergoing U+ea.al0 *oards te 1reation of an #sian %etork( . Dalam kajiannya, &PA secara eksplisit menyatakan bahwa sasaran yang ingin dicapai adalah mengintegrasikan negaranegara :+6s dan negaranegara A!&A: ke dalam satu sistem ekonomi regional yang didominasi oleh Jepang. +stilah yang digunakan untuk menggambarkan keadaan ini adalah san-i-ittai 3tiga bagian dalam satu tubuh*, analogi yang diambil adalah tubuh manusia. Jika blok ekonomi yang diinginkan sudah tercapai atau terbentuk, dia adalah tubuh. !edangkan otak, dan sebagian besar otot yang ber9ungsi untuk mengoperasikan tubuh tadi berlokasi di )okyo. 5tak bertanggungjawab untuk mengkoordinasikan baik kebijakan makro ekonomi dan industri yang ada di seluruh negara anggota, dalam prakteknya, otak ini adalah gabungan dari peran yang dipunyai oleh kementerian keuangan 3%5$*, serta kementerian industri dan perdagangan internasional 3%+)+* yang sangat berperan dalam pembangunan ekonomi Jepang. Halaupun begitu, apa yang dilakukan oleh &PA ini hanyalah salah satu dari sekian banyak kajian yang telah disebutkan di atas. Boleh dikatakan hampir semua kementerian yang berkaitan dengan ekonomi 3&+:*, melakukan hal yang sama dan memajukan hasil yang telah mereka temukan. elompok pemikir %5$ yang dikenal dengan nama komite riset AsiaPasi9ik, diketuai oleh mantan presiden Bank Pembangunan Asia, ?oshida )aroichi, juga berhasil dengan baik mem9ormulasikan rancang bentuk bagi rencana penciptaan blok ekonomi regional -ersi mereka sendiri. omite ini melibatkan perwakilan dari semua kementerian Jepang yang saling terkait, dan diorganisasikan kedalam sekitar subkomite. Dalam analisa buku putih %+)+ tahun /'' terlihat 14 Far
Eastern E/onomi/ 5e.ie !FEE5) , /7 Juli, /'.
17
bahwa integrasi yang diinginkan sebenarnya sudah mulai terjadi, dan mengajukan strategi untuk merangsang terciptanya integrasi yang lebih luas. Apa yang diketengahkan oleh %+)+ ini dapat dimengerti, sebab pembicaraan untuk menciptakan integrasi regional sudah begitu sering dilakukan, dan menjadi tema dalam setiap pembicaraan tingkat tinggi antar pejabat pemerintah dari negaranegara di kawasan ini, seperti dalam pertemuan onperensi erjasama &konomi Pasi9ik 3P&66*; $orum JepangA!&A:; Pertemuan antar %enteri &konomi; dan banyak lagi pertemuan tak resmi lainnya, baik dari kalangan dunia akademis, maupun kalangan bisnis. Bagi Jepang, yang paling penting adalah bagaimana mewujudkan rencana yang sudah dibuat ini bisa terealisir. >al yang paling sukar untuk ditembus dalam usaha membentuk satu blok ekonomi yang berskala regional adalah, bagaimana negaranegara anggota bisa diyakinkan bahwa keuntungan yang diperolehnya akan lebih banyak dari biaya yang harus dikeluarkan. ntuk mencapai sasaran ini, Jepang melaksanakan apa yang dikenal dengan strategi nemawashi /73rekayasa*, tidak saja untuk pihak dalam negeri, tetapi juga pemerintah dari negaranegara yang memang perlu dilibatkan dalam proses pembentukan blok ekonomi regional ini./0 !asaran akhir tentu saja adalah penguasaan menyeluruh terhadap blok ekonomi regional yang sudah terintegrasi dengan baik tersebut. Apa kebijakan yang dijalankan Jepang terhadap Asia pada dekade /(an tidak ada bedanya dengan strategi yang mereka gunakan pada saat pembentukan Bank Pembangunan Asia di pertengahan /0(an, yakni, seolaholah tidak tertarik untuk melakukan atau membuat sesuatu organisasi, tapi secara diamdiam dan hatihati justru menyiapkan cetak biru dari organisasi yang ingin dibentuk tadi, dan dalam cetak biru tadi tentu saja Jepang yang bertindak sebagai pemimpin. Dengan kata lain, Jepang merekayasa agar pemerintah dari negara lainlah yang mengharapkan terbentuknya blok ekonomi regional bagi kawasan negara yang bersangkutan, setelah itu baru Jepang mengajukan rencana dan bentuk dari organisasi regional yang diinginkan, dan sekali lagi, Jepanglah yang menduduki singgasana organisasi ini. Dengan demikian, pembentukan organisasi ekonomi regional ini hanya membutuhkan 9ormalitas belaka untuk bisa beroperasi, dan yang lebih penting, kritik terhadap Jepang pun bisa dieliminir sedemikian rupa. !atu contoh menarik dari kasus di atas bisa terlihat dari cara )okyo menanggapi apa yang dilontarkan oleh mantan P% Australia Bob >awke pada tahun /'' tentang perlunya dibentuk 5&6D bagi Asia. !ikap Jepang ketika itu adalah berpurapura, walaupun sebenarnya sangat ingin agar hal itu menjadi kenyataan. ondisi ini tercermin dari apa yang dilontarkan oleh pejabat senior kementerian luar negeri Jepang, Gita tidak berniat untuk merealisasikan rancangan yang diajukan >awke, tapi kita bisa melihat dan mengerti apa man9aat dari ide yang dia ajukan, dan kita berharap bisa saling bahu membahu memikirkan dan menjawab pertanyaan tentang bagaimana cara mengatasi dan menjalankan kerjasama regional./1 Penyebab utama mengapa Jepang mengambil si9at seperti ini tidak lain karena dia tidak ingin dianggap sebagai negara yang mempelopori apapun bentuk kerjasama pada tingkat bilateral ataupun regional di Asia, sebab kalau kondisi ini yang muncul ke permukaan, niscaya Jepang akan dikritik dan bahkan mungkin akan mendapatkan serangan yang keras dari %asyarakat Amerika tara dan %asyarakat &konomi &ropah yang memang tidak suka dengan neomerkantilisme Jepang. 15Apa
yang dimaksud dengan nemawashi pada hakekatnya adalah suatu cara atau upaya yang dijalankan oleh manusia, perusahaan, dan negara Jepang untuk mempengaruhi hasil sidang atau pertemuan yang berhubungan dengan apa yang mereka ingin capai. Bagi masyarakat dunia usaha di Jepang, tanpa melakukan strategi ini, maka boleh dikatakan usaha atau kegiatan yang dijalankan tidak akan sukses. Dalam konteks yang lebih luas, untuk mendapatkan berbagai proyek yang ditenderkan oleh pemerintahan negara berkembang, para perusahaan Jepang yang bergerak di bidang yang sama akan menjalankan strategi ini. !ebagai contoh, ada proyek pembangunan terhadap berbagai jenis bangunan yang ditawarkan oleh negara A. Para kontraktor Jepang yang bergerak di bidang jasa konstruksi akan melakukan strategi nemawashi diantara mereka, dan didapatkan hasil, bahwa untuk tender bagi pembangunan gedung atau proyek tertentu untuk tahun ini diberikan pada perusahaan konstruksi omatsu, sedangkan untuk tahun yang berikutnya diberikan pada perusahaan konstruksi lainnya. )idak ada aturan hukum tertulis dari seluruh proses ini, hanya kon-ensi, dan sangat kuat mengikat semua anggota kelompok yang terlibat dalam nemawashi tadi. 16*e
E/onomist, /( %aret, /''.
17 Far
Eastern E/onomi/ 5e.ie !FEE5), ' Juni, /'.
18
!ehingga dengan strategi nemawashi, ketakutan Jepang terhadap kritik dan tanggapan yang datang dari luar bisa dihindari. 6ara )okyo dalam mencapai sasaran untuk suatu kawasan yang dikuasai Jepang dengan cara sekedar mengambil kekayaan yang ada di kawasan tertentu melalui biaya yang seminimal mungkin menuju ke pembentukan suatu blok ekonomi, menunjukkan peralihan kebijakan yang menuju pada prinsip neomerkantilisme yang semakin sempurna. !ebagai contoh, strategi yang Jepang jalankan dalam memberikan dana bantuan luar negerinya tetap saja neomerkantilisme. Akan tetapi, penekanannya tidak lagi sekedar bantuan yang si9atnya mengikat terhadap barang dan jasa Jepang, atau memperbanyak dan memperkuat jaringan penanaman modal Jepang, tapi sudah sampai pada tahap melakukan resturkturisasi total terhadap perekonomian di kawasan yang bersangkutan, sehingga kawasan ini menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari dinamika ekonomi Jepang. Dengan kata lain, bantuan yang diberikan akan sangat berarti bagi usaha memajukan seluruh dimensi perekonomian Jepang. !ehingga bisa dikatakan, bahwa kawasan yang mendapat bantuan Jepang tidak saja dilihat sebagai lokasi bagi seluruh perusahaannya yang memproduksi bahan baku mentah, energi, komponen harga rendah, dan barangbarang jadi; tapi juga sebagai pangsa pasar yang sangat luas dan wilayah yang merupakan pengaruh dari produkproduk Jepang. ondisi seperti inilah yang dialami oleh negaranegara di kawasan terdekat Jepang seperti kawasan Asia )imur, A!&A:, dan sebagainya. !trategi integrasi regional terhadap satu kawasan ini terlihat dalam (%e #sian 2e.elo+mnet lan and te #&E#%-$a+an 2e.elo+ment Fund(, yang merupakan kajian %+)+ tentang rencana pembentukan suatu struktur kebijakan bagi kerja sama ekonomi Jepang dengan negara lain untuk masa yang akan datang. eadaan ini menggambarkan alur yang berubah dari bentuk bantuan luar negeri Jepang dari hanya sekedar proyekproyek in9rastruktur tertentu, misalnya dam, dan pembangunan jalan; sampai pada usaha untuk mendukung pembangunan sektor industri tertentu dan pembentukan struktur ekonomi yang sesuai bagi pengembangan industri ini. Langkah utama yang dijalankan Jepang untuk mencapai sasaran ini adalah melakukan pembicaraan resmi antar pejabat pemerintah Jepang dan pemerintah negara yang diberi bantuan secara bilateral, dan ini berguna bagi pembentukan rencana yang diinginkan. !etelah ada kesepakatan, pejabat Jepang akan menjalankan studi secara intensi9 terhadap keadaan dalam negeri negara yang ingin dibantu, dan menentukan sasaran industri strategis yang berpeluang besar dalam pengembangan perekonomian, dan tentu saja tidak akan bersaing dengan strategi industri yang Jepang miliki. pada akhirnya, baik master plan dari kebijakan ekonomi makro, maupun kebijakan industri yang dibahas ini kemudian disampaikan kepada panitia pengarah 3steering committee*, yang anggotanya terdiri dari para pejabat pemerintah kedua negara yang berasal dari kementerian ekonomi dan organ lainnya yang terkait. Panitia pengarah ini akan bertumpu dan dibuat harus menggunakan semua instrumen dari kebijakankebijakan industri Jepang, yang dianggap berhasil dalam pelaksanaannya, instrumeninstrumen ini antara lain riset, impor, ekspor, harga dan jumlah produksi, hambatan impor, pajak, dan sebagainya. Dengan menggunakan strategi ini, maka Jepang melalui jaringan lembaga dana bantuan luar negerinya seperti 5&6$, J+6A, J&)<5, dan sebagainya berlombalomba mencari jalan untuk menangkap mangsa di berbagai belahan bumi ini. Pen$t$p %elihat strategi, dan kemampuan yang Jepang miliki, ditambah dengan kelemahan dari pemerintahpemerintah negara dunia ke 8, akan sangat sukar untuk disangkal bahwa pengaruh yang dipunyai Jepang atas negaranegara ini akan semakin kuat dan dalam untuk masamasa yang akan datang. 6ara lama yang diterapkan Jepang melalui militerisme telah gagal, dengan cara baru, yakni menjalankan praktek neomerkantilisme pada awalnya memisahkan ekonomi dan politik dalam praktek, tapi kemudian, setelah keadaan ekonomi terkuasai dan ada situasi yang membahayakan posisi Jepang, pemisahan antara ekonomi dan politik tidak lagi dianut. Apa yang bisa diucapkan saat ini hanyalah kalimat tentang keberhasilan Jepang mencapai semua sasaran dan tujuan politik dan ekonomi atas kawasan Asia )imur dan Asia )enggara dengan biaya yang seminimal mungkin, dan kawasan ini tetap akan menjadi lokasi utama bagi praktek kebijakan neomerkantilisme Jepang.
19
Jepang dan awasan Asia )imurN Antara >arapan dan enyataan %. %ossadeM Bahri Pengantar Lingkaran pengaruh Jepang atas kawasan Asia )imur dan Asia )enggara bukanlah kisah 2(, 8( atau =( tahun terakhir. !ejak abad ke/, plot kedua wilayah ini sedemikian sentral dalam strategi kebijakan politik luar negeri )okyo. %akna geostrategis wilayah ini sangat penting dalam bingkai keamanan nasional Jepang; setara dengan Amerika )engah dan aribia bagi Amerika !erikat atau &ropa )imur bagi %asyarakat &konomi &ropa. Didukung kinerja ekonomi dan militernya, Jepang mengambil alih peran klasik Barat sebagai negeri imperialiskolonialis. Aneksasi Jepang atas epulauan ampir tak ada alokasi dana untuk menggarap kawasan. %ereka menggelongtor wilayah ini dengan model total football yang pernah diperagakan kesebelasan Belanda. ondisi ini b' nature dan b' design menciptakan pola dominasi dan subordinasi. :egaranegara kawasan menjadi sangat bergantung secara ekonomi terhadap Jepang. !kala perdagangan dan in-estasi antara keduanya secara permanen tidak pernah setara. &kspor Jepang ke kawasan ini terutama teknologi tinggi, modal, dan barangbarang jadi; sedangkan Jepang hanya mengimpor barangbarang setengah jadiOselanjutnya diproduksi oleh industri kecil dan menengah yang bersi9at padat karya. Pabrikpabrik atau industri tersebut nota bene perusahaan berbendera Jepang. ecuali dengan negara yang kaya sumber alam seperti +ndonesia, Brunei dan %alaysia, perdagangan Jepang dengan negaranegara di kawasan Asia )imur selalu surplus. etergantungan ekonomi terhadap Jepang yang besar ini memberikan keuntungan politik bagi )okyo. Jepang memperoleh hak ekonomi khusus yang lebih besar dari pemerintahan negaranegara kawasan, dan itu berarti pelestarian ketergantungan secara ekonomi dan politik. !ehingga, tidaklah berlebihan
20
bila banyak ilmuwan dan pengamat politik menyebut bahwa Jepang sukses mencapai (Kaasan Kerjasama Kemakmuran #sia *imur( 3&ast Asian 6oprosperity !phere* melalui kebijakan +erniagaan baru 3neomerkantilisme*, yang gagal dicapai melalui praktik imperialis dengan cara militer pada masa PD ++. !trategi )okyo memantapkan hubungan ekonomi yang asimetris ini menjadi pilar penyangga penting bagi kebijakan eamanan )erpadu Jepang untuk menganekaragamkan kebutuhannya terhadap minyak, energi, gas bumi, bahan baku, dan pasaran bagi produksi industrinya. !ehubungan dengan ini Jepang menuai kritik pedas, tidak saja dari kubu A!&A:, negaranegara industrialis baru 3:+6s*, tetapi juga dari 6ina. esemuanya menggugat asimetri hubungan ekonomi dengan Jepang. :amun, ketergantungan terhadap barangbarang, jasa, dan modal Jepang telanjur mendalam dan akut. jung ujungnya, pada posisi tawar mereka yang begitu rendah, ikhtiar menegosiasikan konsesikonsesi yang dapat memperbaiki keadaan yang tidak saling menguntungkan ini menjadi sesuatu yang musykil. eadaan yang !esungguhnya Bagi Asia )imur, Jepang merupakan mitra dagang dengan tingkat ketergantungan yang besar. Benar bahwa impor Jepang negaranegara A!&A: pada /'' sebesar I28,80 miliar, atau sedikit melampaui nilai ekspornya yang I28,(21 miliar; tetapi data statistik ini tak mengubah konstelasi antara keduanya. ecuali dengan +ndonesia, Jepang menangguk surplus perdagangan yang sangat besar dengan %uangthai, !ingapura, dan $ilipina. Diurut dari negara dengan derajat ketergantungan paling rendah, posisi itu secara berturutturut ditempati !ingapura 3/7,0E*; diikuti oleh %alaysia 322,/E*; %uangthai dan $ilipina 32=,0E*; Brunei Darussalam 381E*, dan +ndonesia yang tertinggi 38',=E*. !ebaliknya, ketergantungan Jepang terhadap negaranegara A!&A: sedemikian kecil, yakni +ndonesia 32,1E*; %alaysia 3/,'E*; %uangthai 3/,1E*; $ilipina 3(,'8E*;Brunei 3(,20E*; dan !ingapura 3(,27E*. Dalam neraca perdagangannya dengan negaranegara industri baru 3:+6s* di Asia )imur; Jepang secara tetap mengalami surplus besar. Pada /'', Jepang menikmati surplus sebesar I8,0/7 miliar atas orea !elatan dengan orea !elatan, dengan )aiwan sebesar I!',18 miliar, dan dengan >ongkong sebesar I,7'1 miliar. :eraca perdagangan Jepang dengan :+6s juga tak seimbang. :ilai total perdagangan orea !elatan dan Jepang adalah 2=,2E berbanding (,0(E; )aiwanJepang 32(,E N (,7/E*; >ongkongJepang 3/(,'E N (,1/E*. ondisi ini diperkuat dengan kemampuan Jepang membuat jaringan terhadap kendala impor nontari9 yang dapat mencegah terciptanya pembagian pasaran untuk persaingan barangbarang impor. Pada waktu yang bersamaan, dengan nilai yen yang masih di bawah nilai won orea, won )aiwan, dan dolar >ongkong, Jepang memangkas keuntungan yang ingin dicapai oleh ketiga negara :+6s ini. ebijakan !eoul dan )aipei untuk berin-estasi pada industri berat dan teknologi tinggi ataupun >ongkong dalam industri yang padat karya, pada akhirnya hanya akan membuat mereka semakin tergantung pada impor perangkat modal Jepang. >ubungan dagang Jepang dengan 6ina dan 4ietnam secara statistik bisa dikatakan sangat berbeda. Pada tahun /'', hampir tiga dekade sesudah protes 6ina terhadap perdagangan Jepang yang selalu tetap surplus besar, impor Jepang dari 6ina bernilai I,'0/ miliar, sedikit di atas ekspor Jepang ke 6ina, senilai I,8=1 miliar. eseimbangan ini bisa teralisir akibat dijalankannya protes yang terus menerus, kebijakan ekonomi yang baik dari Beijing, di samping re-aluasi nilai yen. e 4ietnam, Jepang secara tetap melakukan ekspor senilai I/= miliar, senilai dua kali lebih besar dari impor Jepang sebesar I0 miliar. Halaupun begitu, hubungan dagang antara kedua negara dengan Jepang tetap sama, yaitu pola neokolonial klasik, dimana Jepang mengekspor modal dengan nilai tambah tinggi dan barangbarang konsumer; sedangkan di pihak lain, dia hanya mengimpor bahan baku mentah belaka. Dari sekian banyak kawasan dari negaranegara berkembang, Asia )imur tetap merupakan prioritas in-estasi Jepang. Aliran in-estasi Jepang ke kawasan ini secara tetap adalah meningkat, meskipun tidak sekuat arus modal Jepang ke negaranegara industri maju. awasan ini juga secara sangat cepat tergantung pada Jepang dengan besarnya nilai modal asing Jepang yang tertanam pada
21
masingmasing negara yang bersangkutan. ecuali di $ilipina, para in-estor Jepang saat ini menikmati bagian terbesar dari modal yang mereka in-estasikan pada seluruh negaranegara di kawasan Asia )imur. %asuknya modal Jepang ke kawasan ini berlangsung dalam tiga gelombang dala -olume yang makin lama makin besar. elombang modal pertama, pada tahun /0(an, ditanam lebih banyak pada industri padat karya, seperti pada industri tekstil dan alatalat elektronika. !ampai tahun /00, total in-estasi perusahaan Jepang di A!&A: sebesar I/00 juta, tidak sampai seperempat in-estasi Amerika. elombang modal kedua, pada awal /1(an, lebih banyak diman9aatkan pada industri kimia, baja dan industri pengolahan sumber daya alam; dengan berbagai ekses terhadap lingkungan. !ampai tahun /10, Jepang mengin-estasikan 17E atau sebesar I= miliar, atau lebih dari sepertiga lebih in-estasi Amerika di kawasan yang sama. Pertengahan /'(an, lembagalembaga ekonomi seperti bank dan asuransi merupakan sasaran utama gelombang modal ketiga modal Jepang. Pada /'7, /'0, dan /'1 tertanam dana sebesar I/,=8 miliar, I2,82 miliar, dan I=,'0 miliar; pada tahun yang sama Amerika menanam modal sebesar I77 juta, I=(7 juta, dan I2,2 miliar. Pada tahun /'', total penanaman modal asing Jepang berjumlah I7,7 miliar. !epanjang /7/ hingga /'', ementerian Perdagangan Jepang memperkirakan angka kumulati9 in-estasi Jepang di Asia )imur berjumlah I8( miliar, atau sekitar 2/E dari total penanaman modal asing. Angka ini bisa membengkak apabila data penanaman modal ulang 3rein-estasi* Jepang yang jumlahnya mencapai setengah dari total in-estasi Jepang di kawasan ini. %eskipun dipengaruhi oleh berbagai kendala termasuk in9srastruktur yang kurang memadai, produkti-itas yang lambat dan rendah, serta ketidakpastian politik dan ekonomi sebagai akibat peristiwa pembantaian di Lapangan )iananmen, Juni /( lalu, 6ina tetap menjadi negara yang paling penting bagi penanaman modal Jepang di Asia )imur setelah %uangthai. Dengan adanya tenaga kerja yang murah, ditambah adanya peraturan berupa kemudahan untuk bisa berpartisipasi pada pasaran senilai I/,2 miliar yang dikeluarkan pemerintah 6ina, merupakan daya tarik yang sangat menggiurkan para in-estor Jepang. Dengan demikian, akibat tingginya biaya produksi, terutama upah tenaga kerja dan meningginya nilai mata uang orea dan )aiwan, membuat banyak para penanam modal Jepang yang mengalihkan operasi mereka dari kedua negara ini ke daratan 6ina. Apalagi dengan adanya kebijakan pemerintah 6ina yang mengikuti langkah yang dijalankan oleh negaranegara Asia )imur lainnya, yakni memperbolehkan para in-estor asing untuk bisa beroperasi dengan bebas pada Fona &konomi &kslusi9 3F&&* miliknya, maka semakin banyak pula perusahaan Jepang yang beroperasi tidak atas dasar kerjasama dengan pihak luar, tapi sepenuhnya berstatus modal asing, atau P%Ayang dimiliki langsung oleh pemilik Jepang. !ama dengan bidangbidang usaha lainnya, sektor industri jasa atau pelayanan Jepang juga merupakan elemen yang semakin penting dalam total keseluruhan in-estasi mereka di luar negeri. )idak dapat dibantah bahwa pusatpusat perbelanjaan Jepang sudah mulai mendirikan cabang cabangnya di berbagai penjuru Asia )enggara, dan hasilnya, menguasai hampir semua pasaran lokal dimana mereka beroperasi. Dalam tahun /'', ada /8 pusat perbelanjaan Jepang yang beroperasi di >ongkong; 1 di !ingapura; 7 di Bangkok; dan / di uala Lumpur dan )aipei. Pada pasaran !ingapura, pusatpusat perbelanjaan Jepang ini telah menguasai antara 87 sampai =7E dari total /((E yang tersedia, dan secara tetap dan terencana terus meningkatkan penguasaan atas pasar dengan menjalankan strategi mematikan dan membeli pusatpusat perbelanjaan yang dimiliki oleh pemilik lokal yang menghindari kebangktrutan akibat tidak mampu bersaing dengan pusatpusat perbelanjaan Jepang. !ituasi yang dihadapi Jakarta dan %anila pun tidak berbeda, Jepang tidak menyiamenyiakan potensi pasar yang dimiliki oleh kedua kota besar ini. %eskipun pasaran Jakarta pada tahun /'' masih terabaikan untuk dimasuki, apakah karena memang tidak bisa ditembus oleh Jepang, atau sedang dalam keadaan penjajakan, yang jelas pada tahun /2 sudah berdiri dengan megahnya pusatpusat perbelanjaan Jepang seperti !hogo, dan ?aohan. Halaupun penguasaan pasaran dagang di kawasan Asia )enggara oleh jaringan kuat pusat perbelanjaan Jepang merupakan satu hal yang tidak dapat dihindari, satu hal perlu diingat ialah, kemungkinan itu bisa terealisasi akibat kebijakan perniagaan yang )okyo jalankan. Pada saat dimana perkembangan pangsa pasar di kawasan ini menjadi suatu faktor +enarik dari jaringan pusat
22
perbelanjaan Jepang, maka faktor +endorong utamanya adalah adanya kebijakan Undang-undang 2agang &kala 4esar 3 7arge-&/ale 5etail 7a*, yang diciptakan pemerintah untuk melindungi ribuan pedagang eceran skala kecil Jepang dari kehancuran akibat tidak mampu bersaing dengan pusatpusat perbelanjaan besar, aturan ini mengharuskan pusatpusat perbelanjaan besar menaati jumlah hari dan jam kerja tertentu, yang diharapkan dapat menjadi hari dan jam bagi pedagang eceran kecil yang jumlahnya ribuan tadi. !ebagai konsekwensinya, pusatpusat perbelanjaan ini harus meningkatkan perhatiannya ke luar negeri dalam pengembangan dan keuntungan. $aktor pendukung lain yang mendorong ekspansinya pusatpusat perbelanjaan Jepang ke luar negeri ini adalah mahalnya harga tanah dan biaya pembangunan gedung di Jepang, sebab )okyo merupakan daerah yang termahal di dunia. Penanaman modal di sektor ini dipercepat dengan adanya kenaikan nilai tukar yen pada pertengahan sampai akhir /'(an. !etelah beroperasi, para turis Jepang merupakan jumlah terbesar dari pemakai jasa pusat perbelanjaan ini. %ereka bisa membeli produk Jepang pada harga dasar, karena aturan bersama dari pedagang Jepang yang diberlakukan bagi para konsumen dalam negeri tidak dapat diterapkan secara ketat di luar negeri. !ehingga dengan naiknya nilai tukar yen, memberikan kemampuan beli yang sangat kuat bagi manusia Jepang di luar negeri. Di >ongkong, 27 sampai 8(E dari seluruh nilai penjualan pusat perbelanjaan berasal dari orang Jepang, dan mereka, semuanya berbelanja pada pusat perbelanjaan Jepang. Bagi satu negara, kepentingan politik dan ekonomi luar negeri yang dijalankan merupakan kebijakan yang saling berkaitan dan kepentingankepentingan ini akan semakin diperkuat dengan apa yang disebut 2ana 4antuan 3Aid*. ebanggaan yang ada di benak kebanyakan rakyat Amerika !erikat sebagai negara donor terbesar bagi negaranegara di kawasan Asia )imur pada tahun /1(an hilang, posisinya digantikan Jepang, dan secara tetap sejak /1(an menjadi negara donor terbesar bagi kawasan ini. !ejak itu, secara bertahap Jepang mulai mengambil alih posisi Amerika !erikat sebagai negara donor terbesar di dunia. Pada tahun /', untuk pertama kalinya sejak dana bantuan luar negeri ini dicanangkan setelah Perang Dunia, Jepang menghentikan, kalau bisa dikatakan mempermalukan Amerika !erikat. Dana bantuan luar negeri Jepang pada tahun /' ini berjumlah I', miliar, sedangkan Amerika !erikat hanyalah I1,0 miliar. Bila dilihat dari strategi yang dijalankan oleh kedua negara ini dalam menjalankan kebijakan bantuan luar negeri mereka pada Asia )imur, maka terlihat adanya perbedaan yang menyolok, hal ini tere9leksi dalam orientasi ekonomi dan kebijakan luar negeri masingmasing. Bantuan luar negeri Amerika pada dasarnya dijalankan untuk suatu kebijakan yang saling berkaitan guna menciptakan ekonomi global yang liberal dan sebagai alat penahan gerak laju komunisme. !edangkan bantuan luar negeri Jepang sematamata adalah bersi9at dagang, yang dirancang untuk mencapai tujuan geo ekonomi Jepang. )inggi rendahnya derajat kepentingan dari Amerika !erikat dan Jepang terhadap Asia )enggara tercermin dalam jumlah total dana bantuan luar negeri yang mereka cucurkan ke kawasan ini. >ampir setengah dari total dana bantuan luar negeri Jepang mengalir ke kawasan ini, sedangkan bagi Amerika !erikat hanya /(E dari total bantuan luar negerinya. Pada tahun /'/ dan /'2, lima besar negara penerima dana bantuan luar negeri pemerintah 35DA* Jepang adalah negaranegara di kawasan Asia )imur ini. 81,7E dari total 5DA Jepang diterima oleh 0 negara di kawasan ini, +ndonesia 3//,=E*, orea !elatan 30.1E*, %uangthai 30,2E*, 6ina 37,E*, $ilipina 37,'E*, dan %alaysia 32,0E*. !edangkan sebaliknya, Amerika !erikat boleh dikatakan memberikan bantuan 5DA nya dalam jumlah yang cukup berarti hanya pada 2 negara di kawasan ini, yakni pada +ndonesia 3/,E*, dan $ilipina hanya menerima (,E dari seluruh bantuan 5DA Amerika !erikat. Dalam tahun /(, negaranegara yang tergabung dalam :&6s menerima 2E dari total 5DA Jepang. Di lain pihak, yang diterima oleh mereka dari Amerika !erikat hanya //E. Dengan tercapainya sasaran Jepang, yaitu menciptakan daerah Asia )imur kedalam kawasan pengaruh ekonominya, timbul pertanyaan yang harus mendapatkan jawaban, masihkah ada ambisi lain yang dimiliki )okyo terhadap kawasan ini selain dari +rinsi+ +engisa+an demi mempertahankan kemakmuran ekonominya belaka Berangkat dari adanya keterkaitan yang erat antara kepentingan ekonomi dan politik luar negeri suatu negara; ditambah dengan pengadaan dana bantuan luar negeri yang dijalankan, akan bisa memberikan gambaran yang cukup jelas mengenai sepak terjang )okyo
23
dalam proses pencapaian ambisi lain ini. !ejak dipulihkannya status Jepang dalam perjanjian perdamaian !an $ransisco tahun /7/, negara ini berhasil !sekali lagi atas bantuan #merika &erikat) keluar dari berbagai kendala internal dan eksternal akibat kalah dalam Perang Dunia ++. Dengan cara yang sangat brilian, setelah keadaan ekonominya kembali membaik, Jepang mempelopori ide berdirinya Bank Pembangunan Asia 3ADB* pada tahun /00 karena ide dan dana terbesar yang terhimpun oleh ADB ini berasal dari Jepang, maka pimpinan tertinggi atau presiden dari bank yang bersangkutan merupakan hak prerogati9 Jepang. !ejak saat itu, Jepang mulai terlibat dalam pembicaraan mengenai berbagai isuisu regional. Jepang mencoba memainkan peran sebagai pengganti bagi kekosongan kekuatan yang terjadi di Asia )enggara pada tahun /1(an, ini terlihat jelas dengan penarikan mundur tentara Amerika !erikat dari daratan 4ietnam, jatuhnya +ndo 6ina ke tangan omunis, dan usaha untuk memperkuat dan memperdalam kerjasamanya dengan negaranegara yang tergabung dalam blok A!&A: pada tahun /11. Di pengujung tahun /1( dan di sepanjang tahun /'(an, Jepang bertindak sebagai penengah untuk menyelesaikan 9riksi antara A!&A: dan 4ietnam. %oti9 Jepang memainkan peranan ini bermacammacam. Di satu pihak, seperti juga A!&A:, Jepang menghadapi ketakutan yang sama terhadap kekuatan dan kemampuan ekspansinya komunisme 4ietnam, yang kemungkinannya akan mengakibatkan terjadinya ketidakstabilan ekonomi dan politik regional, dan pada akhirnya kalau hal ini memang benarbenar terjadi, maka tentu akan merugikan kepentingan Jepang sendiri. Di pihak lain, yang tidak kalah pentingnya dengan ketakutan Jepang ini adalah pangsa pasar 4ietnam yang sangat potensial sekali si9atnya. Dengan jumlah penduduk yang 07 juta jiwa, permintaan dalam skala besar untuk melakukan reno-asi dan rekonstruksi terhadap semua aspek kehidupan akibat perang, membuat Jepang tidak bisa tidak harus bisa menjadi pihak, yang kalau dapat, menjadi satusatunya mitra kerja dalam mengatasi berbagai kendala yang dihadapi oleh 4ietnam. +ni hanya akan bisa dicapai apabila Jepang bisa berpartisipasi dalam mengatasi sengketa yang tercipta, baik antara 9raksi internal 4ietnam sendiri, maupun antara 4ietnam dean negara tetangganya, syukursyukur kalau partisipasi yang diambil membuahkan hasil yang baik pada semua pihak yang bersengketa. $akta berbicara, Jepang dianggap berhasil menjadi penengah dalam masalah internal dan eksternal 4ietnam, menjadi negara donor terbesar dalam membantu pulihnya ekonomi negara ini, dan tentu saja sekaligus, Jepang mendapat berbagai konsesi terhadap proyekproyek yang, baik langsung dan tidak langsung, berasal dari pemerintah 4ietnam. Pada kurun waktu /'(an ini, dalam 9orum internasional seperti pada pertemuan tahunan negaranegara industri maju 31* misalnya, Jepang juga memproklamirkan perannya sebagai juru bicara dari negaranegara di kawasan Asia )imur dan Asia )enggara. :amun demikian, apa yang menjadi moti9 bagi Jepang untuk menjadi juru bicara bagi negaranegara di kawasan ini adalah mendua si9atnya. Jepang boleh dikatakan tidak banyak tertarik untuk menyalurkan aspirasi dan pandangan dari negaranegara di kawasan Asia )imur ini, malahan, Jepang berusaha agar perhatian dan kritikan yang berasal dari negaranegara di kawasan ini, negaranegara industri maju lainnya terhadap terus berlangsungnya rintangan untuk masuk ke pasaran domestik Jepang, dan kritik terhadap praktek neo merkantilis Jepang lainnya bisa dialihkan atau dihilangkan. Ada juga yang melihat bahwa )okyo mengambil alih dan memimpin kawasan Asia )imur ini sebagai sarana untuk mengimbangi blok ekonomi perdagangan yang sudah terlebih dahulu ada, yakni %asyarakat &konomi &ropa 3%&&* di &ropa Barat, dan juga untuk menghadapi muncul dan ber9ungsinya blok perdagangan Amerika tara 3:A$)A*. )erlepas dari adanya pandangan ini, status perwakilan yang diemban Jepang terasa kurang kuat bila dilihat dalam arti a+a 'ang menjadi ambisi mereka sebagai +emim+in, Jepang memang berkeinginan dan berambisi menjadi pemimpin bagi kawasan ini. ?ang jelas, citacita )okyo untuk menjadi pemimpin di kawasan ini adalah sematamata untuk dagang belaka Jepang menginginkan diperolehnya keuntungan ekonomi dan wibawa politik atas hegemoni yang mereka ciptakan pada kawasan ini, akan tetapi hanya bersedia membayar pada standar minimal terhadap biayabiaya yang tercipta secara politik, ekonomi dan militer untuk mempertahankan statusnya. alau dirinci, sejak /'(an sudah banyak studi yang dilakukan tidak saja oleh pihak swasta, pemerintah, baik secara pribadi maupun kelompok, yang mengkaji bagaimana Jepang dengan
24
kemampuan yang dimiliki, akan bisa menyatukan berbagai sistem ekonomi yang dimiliki oleh masing masing negara yang ada di kawasan Asia )imur ini menjadi satu blok ekonomi regional yang berada di bawah kepemimpinan Jepang. Beberapa masalah mendasar yang terungkap dari hasil studi yang dilakukan ini berupa pertanyaan tentang; apa dan bagaimana seharusnya bentuk dari organisasi ekonomi yang akan diterapkan di Asia )imur :egaranegara mana yang bisa dan tidaknya menjadi anggota dari blok ekonomi ini >aruskah Jepang dengan kemampuan ekonominya yang kuat tampil sebagai pemimpin, atau, akibat adanya trauma masa lalu terhadap Jepang yang masih menghantui negaranegara di kawasan ini, perlukah kiranya sistem kepemimpinan dari blok ekonomi ini dibuat dengan sistem kolekti9 3kepemimpinan bersama* )idak lebih dan tidak pula kurang pentingnya, apa pertanggungjawaban yang muncul dan harus dipikul dari risiko sebagai pimpinan blok ekonomi ini !atu studi yang paling bisa mendekati gambaran ideal tentang strategi yang tepat dalam pencapaian status bagi Jepang sebagai pemimpin blok ekonomi ini tercermin dalam kajian mendalam Badan Perencana &konomi Jepang 3&PA*, berjudul (romoting 1om+reensi.e E/onomi/ 1oo+eration in te International E/onomi/ En.ironment Undergoing U+ea.al0 *oards te 1reation of an #sian %etork( . Dalam kajiannya, &PA secara eksplisit menyatakan bahwa sasaran yang ingin dicapai adalah mengintegrasikan negaranegara :+6s dan negaranegara A!&A: ke dalam satu sistem ekonomi regional yang didominasi oleh Jepang. +stilah yang digunakan untuk menggambarkan keadaan ini adalah san-i-ittai 3tiga bagian dalam satu tubuh*, analogi yang diambil adalah tubuh manusia. Jika blok ekonomi yang diinginkan sudah tercapai atau terbentuk, dia adalah tubuh. !edangkan otak, dan sebagian besar otot yang ber9ungsi untuk mengoperasikan tubuh tadi berlokasi di )okyo. 5tak bertanggungjawab untuk mengkoordinasikan baik kebijakan makro ekonomi dan industri yang ada di seluruh negara anggota, dalam prakteknya, otak ini adalah gabungan dari peran yang dipunyai oleh kementerian keuangan 3%5$*, serta kementerian industri dan perdagangan internasional 3%+)+* yang sangat berperan dalam pembangunan ekonomi Jepang. Halaupun begitu, apa yang dilakukan oleh &PA ini hanyalah salah satu dari sekian banyak kajian yang telah disebutkan di atas. Boleh dikatakan hampir semua kementerian yang berkaitan dengan ekonomi 3&kuin*, melakukan hal yang sama dan memajukan hasil yang telah mereka temukan. elompok pemikir %5$ yang dikenal dengan nama komite riset AsiaPasi9ik, diketuai oleh mantan presiden Bank Pembangunan Asia, ?oshida )aroichi, juga berhasil dengan baik mem9ormulasikan rancang bentuk bagi rencana penciptaan blok ekonomi regional -ersi mereka sendiri. omite ini melibatkan perwakilan dari semua kementerian Jepang yang saling terkait, dan diorganisasikan kedalam sekitar subkomite. Dalam analisa buku putih %+)+ tahun /'' terlihat bahwa integrasi yang diinginkan sebenarnya sudah mulai terjadi, dan mengajukan strategi untuk merangsang terciptanya integrasi yang lebih luas. Apa yang diketengahkan oleh %+)+ ini dapat dimengerti, sebab pembicaraan untuk menciptakan integrasi regional sudah begitu sering dilakukan, dan menjadi tema dalam setiap pembicaraan tingkat tinggi antar pejabat pemerintah dari negaranegara di kawasan ini, seperti dalam pertemuan onperensi erjasama &konomi Pasi9ik 3P&66*; $orum JepangA!&A:; Pertemuan antar %enteri &konomi; dan banyak lagi pertemuan tak resmi lainnya, baik dari kalangan dunia akademis, maupun kalangan bisnis. Bagi Jepang, yang paling penting adalah bagaimana mewujudkan rencana yang sudah dibuat ini bisa terealisir. >al yang paling sukar untuk ditembus dalam usaha membentuk satu blok ekonomi yang berskala regional adalah, bagaimana negaranegara anggota bisa diyakinkan bahwa keuntungan yang diperolehnya akan lebih banyak dari biaya yang harus dikeluarkan. ntuk mencapai sasaran ini, Jepang melaksanakan apa yang biasa dijalankan oleh manusia, dan perusahaan Jepang untuk bisa tetap bertahan hidup. +stilah untuk hal ini adalah sebagai dikenal dengan strategi nemaasi 3rekayasa*, tidak saja untuk pihak dalam negeri, tetapi juga pemerintah dari negaranegara yang memang perlu dilibatkan dalam proses pembentukan blok ekonomi regional ini. !asaran akhir tentu saja adalah penguasaan menyeluruh terhadap blok ekonomi regional yang sudah terintegrasi dengan baik tersebut. Apa kebijakan yang dijalankan Jepang terhadap Asia pada dekade /(an tidak ada bedanya dengan strategi yang mereka gunakan pada saat pembentukan Bank Pembangunan Asia di pertengahan /0(an, yakni, seolaholah tidak tertarik untuk melakukan atau
25
membuat sesuatu organisasi, tapi secara diamdiam dan hatihati justru menyiapkan cetak biru dari organisasi yang ingin dibentuk tadi, dan dalam cetak biru tadi tentu saja Jepang yang bertindak sebagai pemimpin. Dengan kata lain, Jepang merekayasa agar pemerintah dari negara lainlah yang mengharapkan terbentuknya blok ekonomi regional bagi kawasan negara yang bersangkutan, setelah itu baru Jepang mengajukan rencana dan bentuk dari organisasi regional yang diinginkan, dan sekali lagi, Jepanglah yang menduduki singgasana organisasi ini. Dengan demikian, pembentukan organisasi ekonomi regional ini hanya membutuhkan 9ormalitas belaka untuk bisa beroperasi, dan yang lebih penting, kritik terhadap Jepang pun bisa dieliminir sedemikian rupa. !atu contoh menarik dari kasus di atas bisa terlihat dari cara )okyo menanggapi apa yang dilontarkan oleh mantan P% Australia Bob >awke pada tahun /'' tentang perlunya dibentuk 5&6D bagi Asia. !ikap Jepang ketika itu adalah berpurapura, walaupun sebenarnya sangat ingin agar hal itu menjadi kenyataan. ondisi ini tercermin dari apa yang dilontarkan oleh pejabat senior kementerian luar negeri Jepang, Gita tidak berniat untuk merealisasikan rancangan yang diajukan >awke, tapi kita bisa melihat dan mengerti apa man9aat dari ide yang dia ajukan, dan kita berharap bisa saling bahu membahu memikirkan dan menjawab pertanyaan tentang bagaimana cara mengatasi dan menjalankan kerjasama regional. Penyebab utama mengapa Jepang mengambil si9at seperti ini tidak lain karena dia tidak ingin dianggap sebagai negara yang mempelopori apapun bentuk kerjasama pada tingkat bilateral ataupun regional di Asia, sebab kalau kondisi ini yang muncul ke permukaan, niscaya Jepang akan dikritik dan bahkan mungkin akan mendapatkan serangan yang keras dari %asyarakat Amerika tara dan %asyarakat &konomi &ropa yang memang tidak suka dengan neomerkantilisme Jepang. !ehingga dengan strategi nemawashi, ketakutan Jepang terhadap kritik dan tanggapan yang datang dari luar bisa dihindari. 6ara )okyo dalam mencapai sasaran untuk suatu kawasan yang dikuasai Jepang dengan cara sekedar mengambil kekayaan yang ada di kawasan tertentu melalui biaya yang seminimal mungkin menuju ke pembentukan suatu blok ekonomi, menunjukkan peralihan kebijakan yang menuju pada prinsip neomerkantilisme yang semakin sempurna. !ebagai contoh, strategi yang Jepang jalankan dalam memberikan dana bantuan luar negerinya tetap saja neomerkantilisme. Akan tetapi, penekanannya tidak lagi sekedar bantuan yang si9atnya mengikat terhadap barang dan jasa Jepang, atau memperbanyak dan memperkuat jaringan penanaman modal Jepang, tapi sudah sampai pada tahap melakukan resturkturisasi total terhadap perekonomian di kawasan yang bersangkutan, sehingga kawasan ini menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari dinamika ekonomi Jepang. Dengan kata lain, bantuan yang diberikan akan sangat berarti bagi usaha memajukan seluruh dimensi perekonomian Jepang. !ehingga bisa dikatakan, bahwa kawasan yang mendapat bantuan Jepang tidak saja dilihat sebagai lokasi bagi seluruh perusahaannya yang memproduksi bahan baku mentah, energi, komponen harga rendah, dan barangbarang jadi; tapi juga sebagai pangsa pasar yang sangat luas dan wilayah yang merupakan pengaruh dari produkproduk Jepang. ondisi seperti inilah yang dialami oleh negaranegara di kawasan terdekat Jepang seperti kawasan Asia )imur, A!&A:, dan sebagainya. !trategi integrasi regional terhadap satu kawasan ini terlihat dalam (%e #sian 2e.elo+ment lan and te #&E#%-$a+an 2e.elo+ment Fund(, yang merupakan kajian %+)+ tentang rencana pembentukan suatu struktur kebijakan bagi kerjasama ekonomi Jepang dengan negara lain untuk masa yang akan datang. eadaan ini menggambarkan alur yang berubah dari bentuk bantuan luar negeri Jepang dari hanya sekadar proyekproyek in9rastruktur tertentu, misalnya dam dan pembangunan jalan; sampai pada usaha untuk mendukung pembangunan sektor industri tertentu dan pembentukan struktur ekonomi yang sesuai bagi pengembangan industri ini. Langkah utama yang dijalankan Jepang untuk mencapai sasaran ini adalah melakukan pembicaraan resmi antar pejabat pemerintah Jepang dan pemerintah negara yang diberi bantuan secara bilateral, dan ini berguna bagi pembentukan rencana yang diinginkan. !etelah ada kesepakatan, pejabat Jepang akan menjalankan studi secara intensi9 terhadap keadaan dalam negeri negara yang ingin dibantu, dan menentukan sasaran industri strategis yang berpeluang besar dalam pengembangan perekonomian, dan tentu saja tidak akan bersaing dengan strategi industri yang Jepang miliki. pada akhirnya, baik master +lan dari kebijakan ekonomi makro, maupun kebijakan industri yang dibahas ini kemudian disampaikan kepada panitia pengarah steering 3
26
/ommittee*, yang anggotanya terdiri dari para pejabat pemerintah kedua negara yang berasal dari kementerian ekonomi dan organ lainnya yang terkait. Panitia pengarah ini akan bertumpu dan dibuat harus menggunakan semua instrumen dari kebijakankebijakan industri Jepang, yang dianggap berhasil dalam pelaksanaannya, instrumeninstrumen ini antara lain riset, impor, ekspor, harga dan jumlah produksi, hambatan impor, pajak, dan sebagainya. Dengan menggunakan strategi ini, maka Jepang melalui jaringan lembaga dana bantuan luar negerinya seperti 5&6$, J+6A, J&)<5, dan sebagainya berlombalomba mencari jalan untuk menangkap mangsa di berbagai belahan bumi ini.
Penutup %elihat strategi dan kemampuan yang Jepang miliki, ditambah dengan kelemahan dari pemerintahpemerintah negara Dunia etiga, sukar disangkal bahwa pengaruh Jepang atas negara negara ini akan semakin kuat untuk masamasa mendatang. 6ara lama yang diterapkan Jepang melalui militerisme terbukti gagal. dengan cara baru, yakni menjalankan praktek neomerkantilisme pada awalnya memisahkan ekonomi dan politik dalam praktik, tapi kemudian, setelah keadaan ekonomi terkuasai dan ada situasi yang membahayakan posisi Jepang, antara ekonomi dan politik bertautan dengan erat. Jepang berhasil mencapai semua tujuan politik dan ekonomi atas kawasan Asia )imur dan Asia )enggara dengan biaya seminimal mungkin. awasan ini tetap akan menjadi lokasi utama bagi praktek neomerkantilisme Jepang.
KEB#JAKAN BANT"AN '"A! NEE!# JEPAN DALA% P&B:A: A!J&PA:
5leh %. %ossadeM Bahri
!elain 9aktor internal, kebijakan bantuan luar negeri Jepang juga dipengaruhi oleh 9aktor eksternal, yaitu yang menyangkut hubungan Amerika !erikat, dan perkembangan situasi regional dan internasional khususnya pada periode /'/2. Hubungan AS-Jepang
>ubungan Amerika !erikat dan Jepang merupakan hubungan dua negara yang tidak dapat dipisahkan dalam membahas kehadiran keduanya di Asia Pasi9ik. Dalam hubungannya dengan abad Pasi9ik, Jepang memang diramalkan akan menyaingi posisi Amerika !erikat sebagai negara adidaya di kawasan ini. !ebagian pengamat merasa yakin bahwa abad 2/ ini adalah abad Jepang dan mengatakan bahwa Jepang akan tampil sebagai negara adidaya yang besar./' ekuatan ekonomi Jepang akan terus tumbuh dan bahkan akan dapat melampaui Amerika !erikat. Bahkan ada pengamat yang beranggapan bahwa era Amerka !erikat telah berakhir dan era yang akan muncul kemudian adalah era Jepang. +su yang paling dominan mengenai abad Pasi9ik ini adalah menyangkut peran Jepang di masa mendatang, yaitu apakah Jepang akan dapat menggantikan Amerika !erikat sebagai kekuatan hegemoni yang paling dominan saat ini. %engenai isu ini muncul beberapa pandangan yang optimis dan yang pesimis terhadap peran dan posisi Jepang baik dalam lingkup kawasan Asia Pasi9ik maupun dalam lingkup global./ emunduran kapabilitas A! sebagai negara adidaya di akhir abad , memang mendorong munculnya Jepang sebagai kekuatan baru di Asia Pasi9ik. 5gura a@uo, mantan %enteri Luar :egeri Jepang juga 18 >lide
restowit+, Time Magazine, 4 Juli 1988. Alan .iG, 0&apan and the .egion C eading rom "ehind1, a!i"i# $#onomi# %elation in the 199&!, 199'. 19
27
melihat bahwa A! telah mulai kehilangan pengaruhnya dalam ekonomi global.2( emunduran kapabilitas A! ini di antaranya terlihat dari berkurangnya daya saing industriindustri di A! yang sangat mendukung perekonomiannya.2/ !ebelumnya, A! selalu unggul dalam persaingan dengan industriindustri negaranegara lain. +ndustri A! kehilangan keunggulan komparati9nya 3comparati-e ad-antage*. !ebelumnya, A! merupakan negara kreditor terbesar di dunia, tapi saat ini A! menjadi negara debitor terbesar. Dengan semakin terlihatnya kemunduran kapabilitas A! ini Jepang semakin dituntut untuk berperan lebih banyak dalam masalahmasalah internasional terutama yang menyangkut ekonomi kawasan Asia Pasi9ik. ?oichi $unabashi misalnya, mengemukakan bahwa peran baru yang akan dimainkan Jepang salah satunya adalah didasari oleh kenyataan bahwa Jepang akan mengungguli A!, khususnya dalam bidang ekonomi pada abad + mendatang.22 Pada tahun /', Jepang mengungguli Amerika !erikat dalam hal pengeluarannya untuk bantuan luar negeri 35DA, Offi/ial 2e.elo+ment #ssistan/e)8 28 Bahkan sejak tahun /'7, sudah terlihat tanda tanda bahwa Jepang akan mengungguli Amerika !erikat dalam hal bantuan luar negeri ini, terlebih ketika Jepang mengumumkan rencana penggandaan bantuan !aid doubling +lan) yang juga di dukung oleh apresiasi nilai yen pada saat itu. ondisi di atas mendukung perubahan peran yang harus dipikul oleh Jepang sebagai negara yang dianggap sebagai calon negara adidaya menggantikan Amerika !erikat yang mulai menurun kapabilitasnya, khususnya kapabilitas ekonominya. >al ini akan mendorong Jepang untuk lebih berperan dan berpartisipasi dalam masalahmasalah internasional, khusus yang menyangkut ekonomi internasional. Tuntutan Peran nternasional Jepang Bagi Jepang, usainya perang dingin tampaknya membawa implikasi politik dan strategi yang lebih rumit. %asalah pokoknya berkisar pada bagaimanakah Jepang mengkonsepsikan peranan dan merumuskan kebijaksanaannya dalam masalahmasalah internasional.
!ebenarnya masalah di atas bukanlah sesuatu yang bagi Jepang, dan beberapa kali dalam perubahan perubahan situasi internasional Jepang selalu berhasil merumuskan kebijaksanaan luar negeri yang menggambarkan perimbangan antara tuntutan kepentingan nasional 3dan juga semangat pasi9is dalam negeri* dan tuntutan eksternal terutama dari Amerika !erikat. ini masalah peranan dan kebijaksanaan luar negeri Jepang kembali menjadi sorotan publik baik dari dalam negeri maupun masyarakat internasional. Di dalam negeri masalah di atas melahirkan perdebatan sangat di kalangan politis dan masyarakat Jepang. !ementara itu dalam masyarakat internasional dewasa ini muncul tekanan yang lebih akti9 dalam masalahmasalah internasional termasuk masalah keamanan !se/urit'), sepadan dengan kekuatan ekonominya.2= 20
>halmers &ohnson, 0/istory .estarted C &apanese-American relation at the Fnd o the >entury1, aciic Fconomic .elation in the 4558s, 455:% 21 /ideo $ato, 0'aintaining eace and rosperity in Fast Asia Ater the >old Ear and the #$ Fconomic /egemony C an !nHuiry into the .ole o &apan1, (nternational )tudie!, 199'. 22 >halmers &ohnson, &apan in $earch o a ollaboration or >onlict = oreign Aid and #$ &apan .elation1, a#i"i# +""air!, Iol B: arlson agar &epang memaikan peranan dalam pasukan perdamaian "" Maini#hi *aily e-! (4@ 'aret 4554)2 enichi koyama, 0Time or &apaanJs !nitiarive, “The Japan Tie! (7 'aret 4554)2 lihat pula tulisan seorang anggota arlemen &epang dan direktur
28
!ejauh yang menyangkut aspek ekonomi, hampir semua pihak sependapat bahwa Jepang telah memberikan sumbangan positi9 bagi pembangunan ekonomi negaranegara berkembang. Bahkan bantuan ekonomi Jepang kemudian dikaitkan dengan masalah stabilitas dan keamanan. Dari sinilah lahir istilah bantuan strategis !strategi/ aid)8 onsep ini menunjuk pada kebijaksanaan luar negeri Jepang melalui saluran hubungan ekonomi sebagai hasil koordinasi dengan Amerika !erikat dalam persaingan global dengan ni !o-iet. Dimensi keamanaan dan strategis dari strategi/ aid direalisir dalam bentuk bantuan kepada /ountries bordering /onfli/t dan areas i/ are im+ortant to te maintenan/e of te +ea/e and stabilit' of te orld8 9: arena itu akti-itas ekonomi Jepang tidak sematamata bersi9at ekonomis, melainkan juga sebagai salah satu cara untuk menopang stabilitas dan keamanan internasional. )ekanan internasional dan perdebatan dalam politik domestik tentang peran internasional Jepang mempertanyakan kembali diplomasi ekonomi Jepang dalam masalah politik dan keamanan internasional. risis )eluk menunjukkan bahwa kekuatan dan diplomasi ekonomi saja tidak cukup, sebagai contoh, walaupun )okyo telah memberikan sumbangan sebanyak ! I/8 miliar; suatu jumlah yang melebihi jumlah total 5DA Jepang pada tahun /(, namun masih banyak kritik yang ditujukan terhadap Jepang. uwait, misalnya menyatakan terima kasihnya tidak kepada Jepang, tetapi kepada negaranegara yang telah membebaskan negara tersebut dari pendudukan +rak. Jajak pendapat yang dilakukan oleh AB6 :ews dan Hashington Post menunjukkan bahwa 8(E masyarakat A! kehilangan respek terhadap Jepang.20 Bahkan Jepang tidak diikutsertakan secara langsung dalam pembicaraan antara Amerika !erikat, +nggris, dan Perancis dan Jerman untuk membahas langkahlangkah bersama menghadapi +rak selama krisis berlangsung. 21 !asalah Bantuan "uar #egeri Dalam Hubungan AS-Jepang
Dalam hubungannya dengan bantuan luar negeri, kerjasama antara Amerika !erikat dan Jepang dalam pembangunan Asia )enggara merupakan bentuk kemitraan yang kelihatannya logis.2' edua negara tersebut merupakan kekuatan ekonomi utama dunia dan negara donor terbesar. edua negara tersebut juga sering terlihat dalam pembangunan ekonomi dan politik di Asia )enggara. olaborasi antara Jepang, yang merupakan negara donor yang relati9 masih baru tetapi memiliki anggaran bantuan luar negeri yang terus meningkat dari tahun ke tahun, dengan Amerika !erikat, negara donor yang sudah berpengalaman dalam memberikan bantuan luar negerinya guna pembangunan negaranegara berkembang tetapi sedang dililit oleh permasalahan keuangan dalam negerinya, merupakan suatu hal yang sangat diharapkan. :amun kenyataannya, kerjasama antara kedua negara donor tersebut dalam membantu pembangunan negaranegara di Asia )enggara hanya terlihat mudah dalam teori saja, tidak dalam prakteknya.2 Program bantuan luar negeri kedua negara masingmasing memiliki prioritas dan tujuan yang berbeda, kepentingan yang berbeda, 9iloso9i pembangunan yang berbeda, dan juga gaya manajemen yang berbeda pula. Akibatnya, kerjasama lebih lanjut di antara kedua negara tersebut dalam pembangunan a+aikawa, 0>reate An Asian eacekeeping orce,”The Japan Time! (4; April 4554)% 25 Dennis T% *asutomo, The Manner o" i/ing C )trategi# +id and Japane!e 0oreign oli#y (Toronto D%>% /eath and >ompanya, 45@B), hal% 64-7;% 26 Time (4@ April 4554), hal% :82 Ayako Doi, 0K43 "illion $hould "uy &apan A ittler .espect,1 +!ian all )treet Journal (:4 'aret 4554)% 27 Maini#hi *aily e-! 9' Maret 19912. 28 &ohn E% $ewell, E% patroick 'urphy, 0The #nited $tates and &apan in $outheast Asia C !s a $hared Development Agenda ossible =1, dalam aoru Okui+umi, ent F% >alder, emit E% ong, eds, The 3)Japan $#onomi# %elation!hip in $a!t and )outhea!t +!ia 5 + oli#y 0rame-ork "or +!ia a!i"i# $#onomi# 6ooperation, 7ol. (7, o. 1, e!t/ie- re!!. 29 (bil.
29
negaranegara di Asia )enggara akan sulit berjalan seperti yang diharapkan, karena dalam pelaksanaannya akan terjadi 9riksi9riksi yang disebabkan oleh perbedaanperbedaan tersebut di atas. Beberapa perbedaan dalam program bantuan luar negeri antara Jepang dan Amerika !erikat yang bisa diidenti9ikasi adalah N
$okus wilayah yang berbeda. Amerika !erikat mengkonsentrasikan bantuan luar negerinya pada wilayah )imur )engah, &ropa !elatan, dan Amerika )engah. Bahkan program bantuan luar negeri yang batu pun dikonsentrasikan pada &ropa )imur, Panama, dan :ikaragua. !edangkan kepentingan bantuan luar negeri Jepang ter9okus pada wilayah Asia. )ingkat bantuan luar negeri yang berbeda. Bagi Amerika !erikat, bantuan luar negeri semakin ditekan karena anggaran belanja pemerintah yang juga semakin terbatas, dan karena itu pula, program bantuan luar negeri tersebut tidak mungkin meningkat dalam tahuntahun mendatang. !edangkan Jepang, di lain pihak, hampir selalu meningkatkan anggaran bantuan luar negerinya setiap tahun. Pada periode /'(/'' saja, Jepang hampir menggandakan nilai bantuan luar negerinya sampai tiga kali lipat dari anggaran sebelumnya. Dibandingkan dengan Amerika !erikat, persentase pengeluaran Jepang untuk bantuan luar negeri terhadap :Pnya lebih besar daripada Amerika !erikat. )ujuan strategis yang berbeda. Amerika !erikat lebih menitikberatkan tujuan strategisnya untuk kepentingan militer dan keamanan, dan kurang mengkonsentrasikannya pada kepentingan kepentingan ekonomi. >al ini sangat berbeda dengan Jepang yang sangat menitik beratkan program bantuan luar negerinya tersebut pada kepentingankepentingan ekonomi.8(
Dalam hubungannya dengan Asia )enggara bisa dikatakan bahwa perbedaan diantara keduanya semakin terlihat. Bantuan luar negeri Amerika !erikat ke wilayah ini menurun dari /0,= milyar ! dolar pada /18 hingga /,= milyar ! dollar pada /'. >al ini sangat kontras jika dibandingkan dengan negaranegara pemberi bantuan luar negeri lainnya 3DA6, 2e.elo+ment #ssistan/e 1ommittee /ountries), yang justru mempertahankan atau bahkan meningkatkan bantuannya ke wilayah Asia )enggara ini. Penurunan ini disebabkan oleh kepentingan militer dan keamanan Amerika !erikat yang lebih di9okuskan ke wilayah )imur )engah dan Amerika !erikat. Berbeda dengan Amerika !erikat, Jepang memprioritaskan bantuan luar negerinya ke wilayah Asia, khususnya Asia )enggara. emudian, jika kepentingan militer dan keamanan menjadi kepentingan utama yang diprioritaskan oleh Amerika !erikat, Jepang memprioritaskan kepentingan ekonomi. Dengan adanya perbedaanperbedaan tersebut, kerjasama antara Jepang dan Amerika !erikat memang akan lebih sulit dalam penerapannya. Tekanan Amerika Serikat
Apakah karena para pembuat kebijaksanaan luar negeri Jepang harus memperhitungkan orientasi pasi9is masyarakat Jepang, dan apakah karena Jepang harus mempertimbangkan kemungkinan munculnya reaksi negati9 dari negaranegara Asia jika Jepang meningkatkan kekuatan militernya, yang pasti adalah sampai saat ini masalah militer dan keamanan dalam kebijaksanaan luar negeri Jepang masih sangat sensiti9, sejauh hal ini dilakukan melalui jalan non Q ekonomi. Demikian pula, masih belum jelas apakah sikap yang ditempuh Jepang di atas merupakan penyebab lemahnya inisiati9 mengembangkan kebijaksanan luar negeri ataukah justru sikap di atas ditujukan untuk membentuk suatu model diplomasi gaya Jepang. )idak ada 9aktor tunggal yang memberikan 30 Overseas
Deelopment >ouncil, 0An !ncreased &apanese .ole in Third Eord Development1, olicy ocus series, , 45@@ seperti yang dikutip dalam &ohn E% $ewell, E% atrick 'urphy, Op% >it% /al% 44B%
30
penjelasan tentang hal diatas. Dari pihak Amerika !erikat sendiri juga tidak ada jawaban yang pasti tentang apa yang Hashington inginkan dari Jepang jika memang Jepang akan mengembangkan peran militer dan keamanan dengan meningkatkan kekuatan militernya dalam rangka berbagi beban 3burden sharing*. :akasone pada tahun /11 menyatakan bahwa N &ome #meri/an argue tat $a+an is not doing enoug for its on defen/e8 Oter #meri/an argue tat a ste+ u+ in $a+anese defen/e /a+abilities ould lead to a re.i.al of militarism, $a+anese are set a loss to kno at to do8 One side sa's get off te us; te oter side sa's get on8 <=
Pada tahun /'1 ongres A! meminta Jepang untuk mengalokasikan 8E dari :Pnya untuk belanja pertahanan.82 5@aki, seorang pengamat masalah luar negeri Jepang, mempertanyakan apa yang diinginkan oleh A! dari Jepang dengan anggaran militer 8E dari :P. !elanjutnya dikatakan seandainya anggaran militer Jepang adalah 2E dari :P sampai dengan tahun 2((( anggaran tambahan militer akan terakumulasi !I 8(( milyar yang berarti mampu membangun /( kapal induk dengan teknologi nuklir mutakhir. )etapi jika ditanyakan kepada A! apakah demikian yang mereka inginkan, mereka akan menyataan tidak. 88 Jadi banyak -ariabel untuk menjelaskan mengapa Jepang tetap memberi takanan pada diplomasi ekonomi dalam kerangka keamanan menyeluruh, walaupun konsep ini sendiri juga memberi peluang peningkatan peran kekuatan militer dalam kebijaksanaan luar negeri Jepang, seperti yang dilakukan oleh !u@uki dengan kebijaksanaan perlindungan /.((( mil laut dan kebijaksanaan :akasone yang memecah trasidisi anggaran belanja militer dalam batas /E :P. $a+an 2i+lomati/ 4lue 4ook =>?> menggambarkan penekanan diplomasi gaya Japan untuk memberi sumbangan pada perdamaian dan keamanan internasional. *ere is a ide s+read o+inion in te United &tates, es+e/iall' in te 1ongress, tat $a+an and oter allies sould sare te burden for te +ea/e and +ros+erit' of te orld8 $a+an belie.es tat te allies /an /ontribute to te +ea/e and +ros+erit' of te orld not in uniform a' but at it is im+ortant for ea/ to fulfill its res+onsibilit' from its on stand+oint not onl' in defense but also in man' oter areas8 8=
<:
!ejak itu apa yang disebut tanggung jawab dan kontribusi Jepang terhadap perdamaian dan keamanan internasional dirumuskan dalam kebijaksanaan $a+an 1ontributing to te World dengan mempromosikan International 1oo+eration Initiati.e pada tahun /'' yang terdiri dari tiga pilar yaitu 31 *asuhiro
onronts the uture, 0A paper presented at a meeting o the $ino-$oviet !nstitute, eorge Eashington #niversity, :B $eptember 45;;, sebagaimana dikutip oleh Olsen, op. 6it., hal. 11'. 32 /ouse .esolutin, 4@ &uni 45@; dalam /isahiko Oka+aki, 0The .estructuring o the #%$%-&apan Alliance, Japan %e/ie- o" (nternational +""air!, Iol% :L: (allLEinter 45@@) 33 (bid., hal. 1'. 34 ernyataan dalam Japan *iplomati# :lue :ook 1989 ini tampaknya merupakan jawaban &epang atas tekanan ongres A$ agar para sekutu menanggung burden!haring yang lebih besar% >ongressional .eport 45@@ mengritik &epang dan negara-negara Fropa karena tidak memberikan kontribusi keamanan internasional sepadan dengan kekuatan ekonomi mereka% $ecara otentik laporan tersebut menyatakan C 0Alliances as a whole should play large role in deciding whether they view #$ Troops and bases in their territories as necessary or deence and, i so, should share or pay or all o additional cost incurred by the #nited $tates in sttaioning its orces overseas, 0(nterim %eport o" the *e"en!e :urden!haring anel o" the >ommittee on armed $ervice, /ouse o .epresentative, One /undredth >ongress, $econd $ession, Agustus 45@@ ($ashington, D%>% C #%$% overnment rinting Oice, 45@@), hal% 6-;, sebagaimana dikutip oleh Akaha, 0&apans $ecurity olicy%%, 0hal% 63B% 35 Japan *iplomati# :lue :ook 1989 (Tokyo C ministry o oreign Aairs), hal%B4%
31
N kerjasama untuk perdamaian; perluasan dan peningkatan 5DA; dan hubungan budaya antar bangsa.80 )erlepas dari persoalan bahwa kebijaksanaan di atas ditujukan untuk melindungi kepentingan Jepang, terutama kepentingan ekonominya yang bersi9at global, tampaknya kebijaksanaan itu diambil karena mendapat tekanan dari A!. AleRander >aig pernah menyatakan bahwa A! tidak melihat langkah langkah ekonomi dan politik Jepang sebagai pengganti kontribusi dalam bidang pertahanan dalam rangka berbagi beban. Pada pemerintahan
(bid. ihat pula teks pidato Toshiki aiu pada $idang Diet ke 446 tangal 48 ebruari 45@5% op.#it., hal% ::. 38 +!ahi $/ening e-! ; :: ebruari 4554)% 39 '% se, 0&apan ledge o Appeasement, “+!ia all )treet Journal (43 ebruari 4554)% 40 'enunjuk kasus penyerbuah uwait oleh !rak Deputy 'enteri ertahanan A$ Donald &% Aswood menyatakan C 0uwait was economically secure, but poor armed, and proved no match or its heavily armed neighbor% $imilarly, &apanLs ecnomic power alone is no guarantee o security% Ehile there are many lessons to be learned rom this still unolding crisis, one is very clear% !n todayJs would, economic power alone is not enough to guarantee security% $ecurity still reHuires military strength, 0disampaikan pada Tokyo-American >lub, Tokyo, 6 Oktober 4558% 41 ihat .ichard /% $olomon, 0The #%$% and &apan "etween Two Fras C An Fvolving artnership, Teks pernyataan yang disampaikan pada The oreign >orrespondets >lub, Tokyo 48 April 4558% ihat pula pidato Deputy 'enteri ertahanan A$ Donald &% Aswood, 0The #%$% &apan $ecurity .elationship in A >hangging Eorld, 0pada Tokyo American >lub, Tokyo 6 Oktober 4558% 42 Alan .iG, Japanondon, 199&, hal. 14. 37 Olsen,
32
kepentingannya. %5$A meruakan satusatunya kementerian dalam birokrasi Jepang yang secara rutin berkonsultasi dengan Amerika !erikat perihal bantuan luar negeri Jepang. %emang, setelah Jepang muncul sebagai negara donor utama, pengaruh Amerika !erikat mungkin telah berkurang, tetapi pendekatan yang dilakukan Amerika !erikat tetap berjalan terus dan konstan. Dalam bantuan luar negeri Jepang ke +ndonesia, Amerika !erikat dan %5$A melakukan tekanan tekanan pada pemerintah Jepang, dalam hal ini khususnya %+)+, untuk mempertibangkan aspek politik dan kemanan juga dalam memberikan bantuan luar negerinya ke +ndonesia, dan tidak hanya bedasarkan kepentingan ekonomi dan bisnis. Dari bagan di atas terlihat peran Amerika !erikat 3terutama %&1-%ational &e/urit' 1oun/il) yang berkoalisi dengan ementerian Luar :egeri 3%5$A* Jepang untuk menekan %+)+ dalam urusan bantuaan luar negerinya ke +ndonesia.21 kepentingan %5$A disini adalah sejalan dengan Amerika !erikat, yaitu menekankan aspek se/urit' dalam masalah bantuan luar negerinya ke +ndonesia. Berbeda dengan pandangan %+)+ yang tetap menginginkan kepentingan ekonomi dan bisnis diprioritaskan apapun bentuk politik luar negeri +ndonesia, dan walaupun negaranegara A!&A: dan Amerika !erikat menantang kebijakan bantuan luar negeri tersebut.2' %+)+ bisa dikatakan tidak pernah mengkaitkan bantuan luar negeri Jepang dengan kepentingan politik. Bagi %+)+, kepentingan komersialbisnis dan ekonomilah yang harus diprioritaskan. :egaranegara yang memiliki sumber daya alam yang berlimpah merupakan negaranegara penerima bantuan yang diprioritaskan pertama. %emang, dengan munculnya Jepang sebagai donor utama bantuan luar negeri, pengaruh Amerika !erikat terhadap bantuan luar negeri Jepang ini sedikit berkurang. :amun, %5$A masih sangat sensiti9 terhadap bagaimana bantuan luar negeri Jepang ini diinterprestasikan oleh masyarakat dunia, dan oleh karena itu, Amerika !erikat masih terus memainkan peranannya sebagai "anggota tidak resmi# dalam pembuatan kebijakan bantuan luar negeri Jepang. 2 nisiatif Jepang
%embicarakan inisiati9 Jepang dalam masalah internasional yang dewasa ini menjadi sorotan publik baik dari dalam negeri maupun masyarakat internasional harus melihat tiga kenyataan. Pertama, Jepang adalah superpower ekonomi yang mempunyai kepentingan untuk mempertahankan perdamaian dan stabilitas global. edua, sentimen pasi9is dan konstitusi damai. !ecara normati9 konstitusi damai dan semangat pasi9is adalah sangat ideal. :amun kalaupun mereka dianggap kurang rele-an karena hubungan internasional di dominasi oleh ma@hab realis, setiap usaha re-isi konstitusi akan dipandang sebagai bangkitnya militerisme Jepang baik oleh masyarakat domestik Jepang maupun negaranegara Asia. arena itu kecil kemungkinan adanya re-isi konstitusi. emungkinan yang paling realistis adalah mena9sirkan kembali konstitusi. etiga, Jepang terikat aliansi keamanan dengan Amerika !erikat. Dengan melihat kondisikondisi di atas tampaknya kontribusi dan inisiati9 Jepang pada masa pasca perang dingin akan berpusat pada tiga opsi.8( Pertama, inisiati9 dalam PBB. ntuk pertama kalinya sejak perang dunia ++ Jepang telah membentuk kesatuan khusus penjaga perdamaian di bahwa PBB. 2 2; .obert 2@
'% Orr &r%, ?p. 6it., hal. 1'@. (bid., hal @A.
3:5
38 Terumasa
33
etiga partai politik 3LDP, !DPJ, dan omeito* telah mencapai kesepakatan mengenai hal di atas. !elain itu Jepang saat ini sedang merintis jalan untuk menjadi anggota tetap Dewan eamanan PBB dan berusaha menghilangkan kata @enem'A dalam Piagam PBB. ata @enem'A menunjuk pada negaranegara lawan sekutu dalam Perang Dunia ++, yaitu Jepang dan Jerman. saha ini mendapat dukungan Perdana %enteri Australia Bob >awke.8/ saha Jepang untuk menjadi anggota Dewan keamanan dikemukakan oleh Duta Besar Jepang untuk PBB ?oshio >atano. Dengan keras >atano menyatakan N @We donBt ant +eo+le to make +oli/' on tese !international) matters and send us bill8 Fort' si3 'ears after te end of te &e/ond World, &e/urit' 1oun/il sould refle/t te +resent realit'8 We are +romoting te /onsensus tat it is logi/al and reasonable tat $a+an be granted a s+e/ial +la/e on te &e/urit' 1oun/il8A82 Halaupun masih dipertanyakan apakah Dewan eamanan akan menjadi lebih e9ekti9 untuk memecahkan masalah internasional setelah masuknya Jepang, usaha Jepang di atas menggarisbawahi inisiati9 yang lebih akti9 di PBB dan memunculkan debat tentang perlu tidaknya PBB melakukan re9ormasi struktural setelah Perang Dingin berakhir. edua, Jepang tetap mempertahankan aliansi dengan Amerika !erikat. !epanjang Jepang mempertahankan komitmen pada konstitusi damai, Jepang tetap menemukan rele-ansi aliansi dengan Amerika !erikat. erena aliansi ini, Jepang tidak melakukan remiliterisasi dalam skala besar yang berorientasi untuk agresi dan in-asi. !ebaliknya karena konstitusi, aliansi diterima sebagai kekuatan penangkal agresi dari luar. Jadi logikanya kalau Jepang meninggalkan salah satu dari mereka, maka adalah tidak mungkin mempertahankan eksistensi yang lain. Ada pendapat yang menyatakan bahwa untuk mempertahankan aliansi JepangA!, Jepang harus mere-isi atau menan9sirkan kembali konstitusi untuk memberi peluang keterlibatan militer Jepang dalam masalah internasional. :amun sekali Jepang menempuh jalan ini, aliansi JepangA! menjadi kurang rele-an. Belum lagi )okyo harus menghadapi reaksi negeranegara Asia )imur dan )enggara. ?ang menjadi persoalan bagi Jepang adalah bahwa aliansi JepangA! tidak mempunyai dimensi global dalam masalah keamanan internasional. Lebih khusus aliansi tersebut tidak memberikan kerangka yang jelas tentang usaha Jepang untuk memelihara kepentingan keamanannya di luar batas nasional. elihatannya yang diperlukan oleh Jepang pada masa mendatang bukanlah mere-isi aliansi tersebut, melainkan memberikan pena9siran yang 9leksibel sehingga aliansi tersebut mempunyai signi9ikansi global.88 :amun juga tidak mungkin mempetahankan aliansi tersebut tanpa memperhatikan kepentingan Amerika !erikat. Jadi harus ada kondisi dimana Amerika !erikat tetap memandang perlu eksistensi aliansi ondisikondisi itu adalah pertama, pemeliharaan kepentingan keamanan dan ekonomi Amerika !erikat di Asia Pasi9ik. edua, kesediaan pihak Jepang untuk memberikan sare yang lebih besar dalam kerangkan berbagai beban yang lebih luas. arena Asia Pasi9ik tumbuh menjadi kawasan ekonomi yang maju, kepentingan Amerika !erikat di kawasan ini akan lebih cenderung dide9inisikan dalam kerangkan kepentingan ekonomi. +ni berarti Jepang harus memberikan perhatian serius pada masalah ekonomi dalam hubungan JepangA!. Dalam kaitan ini tampaknya Jepang harus menata kembali hubungan dagang dengan Amerika !erikat. 5psi ketiga adalah memberikan perhatian yang lebih besar pada kawasan Asia, khususnya Asia Pasi9ik. Perang Dingin telah berakhir dibarengi dengan munculnya Jepang sebagai superpower ekonomi. Perkembangan ini berjalan bersamaan dengan semakin pentingnya peran Asia Pasi9ik bagi kepentingan ekonomi Jepang, terutama kawasan Asia )enggara dan Asia )imur. arena itu ada dorongan yang bersi9at imperati9 pada pihak Jepang untuk memberikan sumbagnan terhadap pemecahan kon9lik 34 $tanley
meisler, 0&epanJs Thorny #%<% "id, 0 Japan Time! (:8 'ei 4554)%
3: !bid% 33
'asahi
34
kon9lik regional di kawasan ini, seperti masalah amboja dan !emenanjung orea. ntuk keperluan ini Jepang tampaknya harus memberikan rumusan komitmen dan -isi yang jelas pada negaranegara Asia, terutama dalam hal bantuan pembangunan ekonomi. %isalnya pembukaan pasar di Jepang bagi komoditi luar negeri harus dilakukan bukan sematamata karena tekanan Amerika !erikat, tetapi yang lebih penting sebagai langkah untuk memperkuat pentingnya Jepang bagi Asia. ebijaksanaan di atas sebenarnya memberikan kesempatan yang lebih besar kepada Jepang untuk menempatkan dirinya di kawasan Asia. >arus diakui sebagai kenyataan bahwa trauma masa lalu akibat pendudukan Jepang masih mewarnai persepsi Asia terhadap Jepang. !elama Perang Dingin trauma sejarah di atas "dikalahkan# oleh pertentangan liberalisme dan komunisme. Dalam hubungan kebijaksanaan Asia ini kita dapat mena9sirkan pernyataan kai9u di !ingapura tentang kesalahan Jepang terhadap negeranegara Asia )enggara, sebagai usaha untuk mendatakan dukungan dari negaranegara Asia. )erlebih lagi jika pada periode yang akan datang Amerika !erikat harus mengurangi kehadirannya di kawasan Asia.
5:)<54&
Pelaksanaan politik luar negeri Jepang didasarkan atas tiga pilar utama yaituN 599icial De-elopment Assistance 35DA*, Peace eeping 5perations 3P5* dan +nternational 6ultural olsti mende9inisikan kebijakan luar negeri sebagai gagasan atau tindakan yang dirumuskan oleh pembuat kebijakan untuk menyelesaikan masalah atau untuk mempromosikan perubahan dalam kebijakankebijakan, sikap atau tindakan negara lain dalam ekonomi internasional atau dalam lingkungan 9isik dunia 3/2N. '2*. ebijakan luar negeri ditujukan untuk mempromosikan kepentingan nasional. epentingan nasional disini dinyatakan sebagai kepentingan suatu negara, di mana metodemetode dan aksiaksi untuk mengusahakan terpenuhinya kepentingan nasional ini disebut kebijakan nasional. Lebih lanjut >olsti menyatakan bahwa tujuan kebijakan luar negeri terdiri dari tiga kategori. Pertama, tujuan jangka pendek 3disebut juga sebagai kepentingan inti* yaitu sel9 preser-ation yang mengandung pengertian bahwa setiap negara akan selalu berupaya melindungi unitunit politiknya dari ancaman atau gangguan 9aktor9aktor eksternal. edua, tujuan jangka menengah, yang terdiri dari tiga tipe. )ipe pertama adalah usahausaha pemerintah memenuhi tuntutantuntutan dan kebutuhan masyarakat akan kemajuan ekonomi melalui tindakantindakan internasional yang didalamnya terkandung pengertian bahwa untuk mencapai tujuan tersebut masingmasing negara harus berinteraksi karena adanya keterbatasan di tiaptiap negara. )ipe kedua, meningkatkan prestise negaranya dalam sebuah sistem yang dapat diukur melalui perkembangan industri dan teknologi. )ipe ketiga, melakukan perpanjangan diri 3sel9eRtention* atau imperialisme yang dilakukan oleh negara. etiga, tujuan jangka panjang, yaitu rencanarencana dan bayangan masa depan yang berkaitan dengan usaha pengaturan sistem internasional berdasarkan suatu ideologi tertentu 3ibidN /==/71*. )erlepas dari pro dan kontra terhadap hasil yang tercipta dari bantuan luar negeri 35-erseas
35
De-elopment Assistance 5DA* pada pembangunan nasional suatu negara, yang jelas, sejak program bantuan ini dilaksanakan pada awal usainya Perang Dunia ++ lalu, dia tetap, dan akan masih mengalir dari belahan dunia Barat atau tara ke bagian Dunia )imur atau !elatan. Dalam pedoman petunjuk pelaksanaan program bantuan luar negeri Jepang dinyatakan ketentuan dengan jelas sebagai berikutN Japan is 9ully committed to its role in 9ul9illing the responsibility o9 the international community that the more ad-anced countries assist the de-eloping countries, and has been making e-ery e99ort to increase its economic assistance to contribute to the solution o9 the :orth!outh problem. As a country that is commited to peace and as the second largest 9reemarket economy in the world, Japan intends to contribute to the maintenance and promotion o9 international peace and security through economic assistance to the de-eloping countries @$e+ang sangat mentaati +erann'a dalam memenui keajiban internasionaln'a, baa negara maju arus membantu negara 'ang sedang berkembang, berusaa keras untuk meningkatkan bantuan ekonomin'a bagi +en'elesaian masala utara-selatan8 &ebagai negara 'ang berkomitmen bagi +erdamaian dan sebagai negara terbesar kedua dalam ekonomi +asar bebas di dunia8 $e+ang berkeinginan untuk berkontribusi dalam mem+ertaankan dan mem+romosikan keamanan dan +erdamaian internasional melalui bantuan ekonomin'a ke negara berkembangA 3AP+6, /(N=*. Jika petunjuk pelaksanaan ini benar, lalu, apakah Jepang menjalankan prinsip ideal yang digariskan ini dalam memberikan bantuan luar negerinya Atas dasar pertanyaan inilah, paper ini mencoba melihat praktek 5DA Jepang melalui pandangan kritis dari ilmuwan yang mendalami 5DA Jepang ke +ndonesia. >asegawa !ukehiro 3/17N//* dalam bukunya yang berjudul $a+anese Foreign #id0 oli/' and ra/ti/e menyatakan bahwa sejak Jepang melancarkan program bantuannya di awal /7(an. )erdapat sedikitnya lima tujuan utama Jepang dalam pemberian bantuannya yaitu, 3/* memacu proses pembangunan dan pertumbuhan ekonomi Jepang; 32* membina hubungan diplomatik antara Jepang dan negara tetangga; 38* mempertahankan sistem politik, ekonomi, dan sistem sosial, serta menstabilkan kebijakan dari negara penerima bantuan bagi keuntungan Jepang; 3=* meningkatkan penerimaan perkapita Jepang; 37* mempertahankan dan meningkatkan pengaruh dan kepemimpinan Jepang di komunitas regional dan global. Bahwa moti9 Jepang sebagai negara donor dalam mengalirkan bantuan luar negerinya lebih banyak bagi kepentingannya sendiri ini banyak mendapat kritikan dari banyak pihak. Dalam bukunya yang berjudul 5DA &njoo no enjitsu 3O2#0 Fakta dan 5ealitas*, !umi a@uo 3/'* mengungkapkan bahwa bantuan luar negeri pemerintah Jepang kepada negaranegara berkembang lebih banyak menghasilkan sisi yang negati9. !egi positi9 yang diperlihatkan oleh sosok 5DA Jepang hanyalah sekedar gambaran umum pada masyarakatnya bahwa Jepang banyak memberikan bantuan pada negara berkembang; bahwa banyak tenaga sukarelawan Jepang yang bersedia bekerja atas dasar kemanusiaan; bahwa ada bantuan pangan yang diberikan, dan sebagainya. !ebaliknya, tak ada hasil negati9 yang ditimbulkan oleh 5DA Jepang di negara berkembang ini yang diberitahukan pada masyarakatnya. 5DA Jepang bukannya dapat mengangkat derajat atau perekonomian atau kondisi sosio ekonomi masyarakat yang ada di dunia ketiga, dia malah banyak menimbulkan problema baru yang sangat buruk bagi keberadaan dari masyarakat dunia ketiga itu sendiri. 5DA Jepang banyak yang membuat terpuruknya masyarakat suku minoritas; 5DA Jepang banyak membuat semakin buruknya kondisi polusi dari masyarakat dunia ketiga. 5DA Jepang diberikan pada dunia ketiga adalah dalam rangka membuat pabrik yang dalam proses produksinya sangat berbahaya bagi lingkungan, dengan demikian, pabrikpabrik yang terdapat di Jepang harus direlokasikan ke dunia ketiga, biarlah proses produksi yang berbahaya bagi lingkungan ini terjadi di luar Jepang, hasil produksinya baru dibawa ke Jepang. Jepang hanya mau menang sendiri. eadaan seperti inilah yang seharusnya diberitahukan oleh
36
pemerintah Jepang pada masyarakatnya, yang notabene setiap indi-idu Jepang menyumbang setiap tahun sebanyak //2(( yen bagi kelangsungan 5DA Jepang. Dalam bukunya yang berjudul :ihon wa !ekai no )eki ni :aruN 5DA no >an@ai 3 $e+ang Musu 2unia0 2osa O2# * Asano enichi 3/=* menyatakan bahwa 5DA Jepang hanyalah memberikan kekayaan atau memperkaya kelompok tertentu di negara berkembang. Dalam kupasannya yang rinci mengenai +ndonesia, dia secara tegas mengungkapkan bahwa hanya elit 3keluarga istanaroyal 9amily* dan kelompoknya yang menjadi kaya dengan adanya bantuan Jepang ke +ndonesia. !etiap pengusaha Jepang yang menanamkan modalnya di +ndonesia harus beraudiensi dengan presiden, lamanya berkisar antara 2( sampai 8( menit. ntuk itu, masingmasing pengusaha tadi harus menyerahkan upeti sebesar antara 2(( ribu sampai 8(( ribu yen. Audiensi ini terjadi tidak hanya sekali dalam setahun, kadangkadang dua atau tiga kali. Begitu juga kalau ada perusahaan Jepang ingin dibuka dan dikunjungi oleh presiden, pengusaha yang bersangkutan harus mengeluarkan upeti sebesar satu milyar rupiah 3/=N/'2*. Di lain pihak, sikap manusia Jepang pun, apakah mereka sebagai tenaga ahli yang menangani proyek bantuan luar negeri Jepang 3baik yang pinjaman ataupun yang hibah*, apalagi mereka yang berasal dari berbagai perusahaan Jepang di +ndonesia cenderung menciptakan kebobrokan pada nilainilai budaya masyarakat dimana mereka ditempatkan. Dengan uangnya, mereka melakukan kawin kontrak dengan wanita setempat, dan berlaku selama mereka bekerja disana. Praktek semacam ini pada hakekatnya sama dengan perlakuan tentara Jepang terhadap wanita Asia yang dijadikan sebagai pelacur 3jugun ian9u* pada masa Perang Dunia ++ 3ibidN '0*. kontro-ersi dari penyaluran dana bantuan yang Jepang berikan kepada negara penerima antara lain bisa diuraikan dalam penjelasan berikutN Pertama, berhubungan dengan proses pembuatan kebijakan yang terlalu berbelitbelit. :egara donor lain memiliki institusi sendiri yang mengatur pemberian bantuan luar negeri. Amerika !erikat memiliki ! Agency 9or +nternational De-elopment 3!A+D*, sementara anada memiliki 6anadian +nternational De-elopment Agency 36+DA*. Di Jepang proses pemberian 5DA melibatkan / kementerian, meskipun koordinatornya adalah ementerian Luar :egeri. Permasalahan kedua, terkait dengan prinsip GreMuest9irstG yang berarti calon negara penerima harus terlebih dahulu membuat permintaan 9ormal kepada Jepang, baru setelah itu akan dipertimbangkan. >al ini mengundang kritik bahwa 5DA bersi9at terlalu komersil dan sering tidak disalurkan ke orangorang yang mengalami kemiskinan tapi justru ke kantongkantong pemerintah di negara penerima. etiga, terkait dengan penerapan 5DA 6harter. ritik menyatakan bahwa Jepang tetap memberikan 5DA ke negara yang terbukti melakukan penindasan hak asasi manusia, pengembangan senjata dan lainnya. 6ontohnya adalah 6ina. 6ina adalah negara nuklir dan terkena dengan penindasan >A%. eempat, terkait dengan si9at komersil dari 5DA. ritik menyatakan bahwa 5DA hanya digunakan untuk memenuhi kepentingan ekonomi Jepang melalui kolusi dengan perusahaan perusahaan dan konsultan, dan pada akhirnya justru menimbulkan penindasan >A% dan kerusakan lingkungan di negara penerima. ritik lain menyatakan bahwa Jepang hanya memberikan 5DA ke negaranegara yang memiliki sumber daya alam yang dibutuhkan Jepang, namun tidak memberikan 5DA ke negaranegara terbelakang 3LD6s*, seperti &thiophia, yang tidak memiliki sumber daya alam yang dibutuhkan Jepang. )erakhir, terkait dengan opini publik dalam negeri. Di Jepang sendiri sebenarnya masyarakat tidak bersikap kritis terhadap penyaluran 5DA, yang sumber pendanaannya sebenarnya berasal dari pajak yang mereka bayar.
37
+nternational 6ultural
38