ZAMAN MEGALITIKUM
MAKALAH
(disusun guna memenuhi tugas mata kuliah sejarah indonesia 1)
Dosen pengampuh:
Disusun oleh: NUR FADLI LATUR ROHMAH (140210302049)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH JURUSAN PEENDIDIKAN PEENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JEMBER 2014
1
KATA PENGANTAR
Rasa syukur yang dalam saya sampaikan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat-Nya makalah ini dapat saya selesaikan sesuai dengan yang diharapkan. Saya juga bersyukur atas rizki dan kesehatan yang telah diberikan oleh-Nya sehingga saya dapat menyusun makalah ini. Laporan ini disusun untuk diajukan sebagai salah satu tugas mata kuliah Sejarah Indonesia 1 dengan dengan judul “ Zaman Megalitikum”. Kami mengakui bahwa dalam menyusun makalah ini tidak dapat diselesaikan tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak. Kami menyadari masih banyak kekurangan yang terdapat dalam laporan hasil observasi ini. Untuk itu penulis sangat mengharapkan adanya kritik dan saran dari semua pihak. Semoga laporan ini memberikan informasi bagi pembaca dan bermanfaat untuk pengembangan pengembangan ilmu pengetahuan bagi kita semua.
Jember, 24 September 2014
Penyusun
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................ .................................................................. ....................................... ................. i DAFTAR ISI ............................................ ................................................................... ............................................. ............................... ......... ii BAB 1. PENDAHULUAN .......................................... ................................................................ ................................... ............. 1
1.1 Latar Belakang ........................................... ................................................................. ....................................... ................. 1 1.2 Rumusan Masalah .......................................... ................................................................ ................................... ............. 2 1.3 Tujuan .......................................... ................................................................. ............................................. ............................... ......... 2 BAB 2. PEMBAHASAN ............................................ .................................................................. ................................... ............. 3
2.1 Pengertian Zaman Megalitikum .............................................. ........................................................... ............. 3 2.2 Penyebaran Kebudayaan Megalitikum ......................... ............................................... ........................ .. 3 2.3 Kepercayaan yang dianut pada Zaman Megalitikum ........................... ........................... 4 2.4 Kehidupan Sosial pada Zaman Megalitikum ....................................... 7 2.5 Peninggalan Zaman Megalitikum................... Megaliti kum......................................... ....................................... ................. 8 2.6 Budaya Megalitikum di Indonesia........................................... ........................................................ ............. 11 2.7 Ilmu Pengetahuan dan Teknologi ................................................ ......................................................... .......... 18 BAB 3. PENUTUP ….. ........................................................... ................................................................................ ........................ ..
19
3.1 Kesimpulan ............................................ .................................................................. ............................................ ........................ .. 19 3.2 Saran ........................................... ................................................................. ............................................ ................................... ............. 19 DAFTAR PUSTAKA................................... PUSTAKA......................................................... ............................................ ............................ ...... 20
3
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Megalitik berasal dari kata mega yang berarti besar, dan lithos yang berarti batu. Zaman Megalitikum biasa disebut dengan zaman batu besar, karena pada zaman ini manusia sudah dapat membuat dan meningkatkan kebudayaan yang terbuat dan batu-batu besar. Kebudayaan ini berkembang dari zaman Neolitikum sampai zaman Perunggu. Pada zaman ini manusia sudah mengenal kepercayaan. Walaupun kepercayaan mereka masih dalam tingkat awal, yaitu kepercayaan terhadap roh nenek moyang. Salah satu peninggalan benda pada masa megalitikum ialah di wilayah jawa tengah yang tepatnya adalah di daerah purbalingga, dimana purbalingga adalah adalah suatu kabupaten di jawa tengah, terletak kira-kira 100 km di sebelah barat kota yogyakarta. Daerah ini ternyata mempunyai potensi yang besar
dalam
bidang kepurbakalaan, terbukti
banyaknya peninggalan
prasejarah. Sehingga kabupaten purbalingga adalah salah satu kabupaten yang memiliki benda peninggalan pada masa megalitikum yang tidak sedikit dan sangat bermanfaat bagi ilmu pengetahuan tentang prasejarah. Dengan mengacu pada uraian diatas, maka kelompok kami akan membahas tentang sejarah dan peninggalan-peninggalan sejarah pada zaman megalitikum, khususnya yang berada di daerah purbalingga.
4
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1
Bagaimana pengertian sejarah kehidupan megalitikum yang ada di Indonesia?
1.2.2
Bagaimana penyebaran kebudayaan megalitikum di Indonesia ?
1.2.3
Bagaimana kepercayaan yang dianut pada zaman megalitikum ?
1.2.4
Bagaimana kehidupan sosial pada zaman megalitikum ?
1.2.5
Apa saja peninggalan zaman megalitikum ?
1.3 Tujuan Makalah
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah : 1.3.1
Memperkenalkan sejarah kehidupan manusia pada zaman megalitikum.
1.3.2
Membantu untuk menjelaskan penyebaran kehidupan di zaman megalitikum.
1.3.3
Untuk menjelaskan kepercayaan apa saja yang di anut pada zaman megalithikum.
1.3.4
Menjelaskan kehidupan sosial zaman megalithikum.
1.3.5
Untuk memberikan contoh-contoh peninggalan zaman megalithikum.
5
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Zaman Megalithikum
Kebudayaan
megalithikum
adalah
kebudayaan
yang
menghasilkan bangunan-bangunan dari batu besar yang muncul sejak zaman Neolithikum Megalitikum berasal dari kata mega yang berarti besar, dan lithos yangberarti batu. Zaman Megalitikum biasa disebut dengan zaman batu besar,karena pada zaman ini manusia sudah dapat membuat dan meningkatkan kebudayaan yang terbuat dan batu-batu besar. kebudayaan
ini
berkembang
dari
zaman
Neolitikum
sampai
zamanPerunggu. Pada zaman ini manusia sudah mengenal kepercayaan. Walaupun kepercayaan mereka masih dalam tingkat awal, yaitu kepercayaan terhadap roh nenek moyang.Kepercayaan ini muncul karena pengetahuanmanusia sudah mulai meningkat dan berkembang pesat pada zaman logam.
2.2 Penyebaran Kebudayaan Megalithikum
Menurut Von Heine Geldern, kebudayaan Megalithikum menyebar ke indonesia melalui 2 gelombang, yaitu : 1. Megalithikum Tua menyebar ke Indonesia pada zaman Neolithikum
(2500-1500 SM) dibawa oleh pendukung Kebudayaan Kapak Persegi (Proto Melayu). Contoh bangunan Megalithikum adalah menhir, punden berundak-undak,Arca-arca,Statis. 2. Megalithikum Muda menyebar ke Indonesia pada zaman perunggu
(1000-100 SM) dibawa oleh pendukung Kebudayaan Dongson (Deutro Melayu). Contoh bangunan megalithnya adalah peti kubur batu, dolmen, waruga Sarkofagus dan arca-arca dinamis.
6
Apa yang dinyatakan dalam uraian di atas, dibuktikan dengan adanya penemuan bangunan batu besar seperti kuburan batu pada zaman prasejarah, banyak ditemukan manik-manik, alat-alat perunggu dan besi. Hasil kebudayaan megalithikum biasanya tidak dikerjakan secara halus, tetapi
hanya
diratakan
secara
kasar
dan
terutama
hanya
untuk
mendapatkan bentuk yang diperlukan.
2.3 Kepercayaan Kepercayaan Yang Dianut Pada Zaman Megalithikum
Kehidupan
Keagamaan
Masyarakat
Sunda
Kuno.Penemuan-
penemuan sejumlah bangunan era Megalitikum mengindikasikan bahwa rakyat Sunda kuno cukup religius. Sebelum pengaruh Hindu dan Buddha tiba di Pulau Jawa, masyarakat Sunda telah mengenal sejumlah kepercayaan, seperti terhadap leluhur, benda-benda angkasa dan alam seperti matahari, bulan, pepohonan, sungai, dan lain-lain. Pengenalan terhadap teknik bercocok tanam (ladang) dan beternak, membuat masyarakat percaya terhadap kekuatan alam. Untuk mengungkapkan rasa bersyukur atas at as karunia yang diberikan oleh alam, mereka lalu melakukan upacara ritual yang dipersembahkan bagi alam. Karena itu, mereka percaya bahwa alam beserta isinya memiliki kekuatan yang tak bisa dijangkau oleh akal dan pikiran mereka. Dalam melaksanakan ritual atau upacara keagamaan, masyarakat prasejarah itu berkumpul di komplek batu-batu besar (megalit) seperti punden-berundak (bangunan bertingkat-tingkat untuk pemujaan), menhir (tugu batu sebagai tempat pemujaan), sarkofagus (bangunan berbentuk lesung yang menyerupai peti mati), dolmen (meja batu untuk menaruh sesaji), atau kuburan batu (lempeng batu yang disusun untuk mengubur mayat). Bangunan-bangunan dari batu ini banyak ditemukan di sepanjang wilayah Jawa bagian barat. Dibandingkan dengan wilayah Jawa Tengah dan Timur, Jawa Barat paling banyak meninggalkan bangunan-bangunan megalitik tersebut.
7
Kehidupan yang serba tergantung kepada alam membuat pola hidup
yang
bergotong
royong.
Dalam
melakukan
persembahan/penyembahan terhadap roh leluhur maupun kekuatan alam, masyarakat prasejarah ini melakukannya secara bersama-sama. Yang memimpin upacara itu adalah mereka yang berusia paling tua atau dituakan oleh masyarakat yang bersangkutan. Pemimpin inilah yang berhak menentukan kapan acara “sedekah bumi” dan upacara-upacara religius lainnya dilakukan. Dialah juga yang dipercayai masyarakat dalam hal mengusir roh jahat, mengobati orang sakit, dan menghukum warganya yang melanggar nilai atau hukum yang diberlakukan. Pada zaman megalitikum (zaman batu besar) di indonesia, manusia purba telah mengenal suatu suat u kepercayaan keperca yaan terhadap kekuatan gaib atau luar biasa diluar kekuatan manusia. Mereka percaya terhadap hal-hal yang menakutkan atau serba hebat. Selain itu mereka menyembah nenek moyangnya. Kadang kala kalau melihat pohon besar, tinggi dan rimbun, manusia merasa ngeri. Manusia purba ini kemudian berkesimpulan bahwa kengerian itu disebabkan pohon itu ada mahluk halus yang menghuninya. Begitupun terhadap batu besar serta binatang besar yang menakutkan. Kekuatan alam yang besar seperti petir, topan, banjir dan gunung meletus
dianggap
menakutkan
dan
mengerikan
sehingga
mereka
memujanya. Selain memuja benda-benda dan binatang yang menakutkan dan dianggap gaib, manusia purba juga menyembah arwah leluhurnya. Mereka percaya bahwa roh para nenek moyang mereka tinggal di tempat tertentu atau berada di ketinggian misalnya di atas puncak bukit atau puncak pohon yang tinggi. Untuk tempat turunnya roh nenek moyang inilah didirikan bangunan megalitik yang pada umumnya dibuat dari batu inti yang utuh, kemudian diberi bentuk atau dipahat. Bangunan megalitik hampir semuanya berukuran besar. Penemuan-penemuan
sejumlah
bangunan
era
megalitikum
mengindikasikan bahwa rakyat kuno cukup religius. Sebelum pengaruh hindu dan budha tiba di pulau jawa, masyarakat sunda telah mengenal
8
sejumlah kepercayaan, seperti terhadap leluhur, benda-benda angkasa dan alam seperti matahari, bulan, pepohonan, sungai, dan lain sebagainya. Pengenalan terhadap teknik bercocok tanam (ladang) dan beternak, membuat
masyarakat
percaya
terhadap
kekuatan
alam.
Untuk
mengungkapkan rasa syukur atas karunia yang diberikan oleh alam, mereka lalu melakukan upacara ritual yang dipersembahkan bagi alam. Karena itu, mereka percaya bahwa alam beserta isinya memiliki kekuatan yang tak bisa dijangkau oleh akal dan pikiran mereka. Dalam melaksanakan ritual atau upacara keagamaan, masyarakat prasejarah itu berkumpul di komplek batu-batu besar (megalit) seperti punden-berundak (bangunan bertingkat-tingkat untuk pemujaan), menhir (tugu batu sebagai tempat pemujaan), sarkofagus (bangunan berbentuk lesung yang menyerupai peti mati), dolmen (meja batu untuk menaruh sesaji), atau kuburan batu (lempeng batu yang disusun untuk mengubur mayat). Bangunan-bangunan dari batu ini banyak ditemukan di sepanjang wilayah jawa bagian barat. Dibandingkan dengan wilayah jawa tengah dan timur, jawa barat paling banyak meninggalkan bangunan-bangunan megalitik tersebut. Kehidupan yang serba tergantung kepada alam membuat pola hidup yang bergotong-royong. Dalam melakukan penyembahan terhadap roh
leluhur
maupun
kekuatan
alam,
masyarakat
prasejarah
ini
melakukannya secara bersama-sama. Yang memimpin upacara itu adalah mereka yang berusia paling tua atau dituakan oleh masyarakat yang bersangkutan. Pemimpin inilah yang berhak menentukan kapan acara “sedekah bumi” dan upacara-upacara upacara -upacara religius lainnya dilakukan. Dialah juga yang dipercayai masyarakat dalam hal h al mengusir roh jahat, mengobati orang sakit, dan menghukum warganya yang melanggar nilai atau hukum yangdiberlakukan. Setelah kedatangan orang-orang India, masyarakat sunda kuno mulai terpengaruh ajaran-ajaran hindu dan buddha. Penemuan sejumlah arca dan batu bercorak hindu dan buddha (meski dibuat sangat sederhana)
9
menandakan bahwa mereka, terutama kaum bangsawan mempercayai dan mempraktikkan ajaran-ajaran agama hindu budha. Meski jarang sekali ditemukan candi yang bercorak Hindu-Buddha, tak dipungkiri bahwa masyarakat sunda kuno terutama keluarga raja menganut agama-agama dari india itu, yang kemudian dipadukan dengan kepercayaan nenekmoyang mereka, yaitu sunda wiwitan.
2.4 Kehidupan Sosial Sosial Pada Zaman Zaman Megalitikum Megalitikum
Pada
zaman
ini
manusia
melakukan
banyak
kegiatan
yang
menyangkut kehidupannya. Mereka sudah mepunyai aktifitas seperti berburu dan mengumpulkan makanan, bercocok tanam.Kebudayaan megalithikum adalah kebudayaan yang menghasilkan bangunan-bangunan bangunan-bangunan dari batu besar yang muncul sejak zaman Neolithikum. Kehidupan dalam masyarakat masa perundagian memperlihatkan rasa solidaritas yang kuat. Peranan solidaritas ini tertanam dalam hati setiap orang sebagai warisan yang telah berlaku sejak nenek moyang. Manusia pendukung dari zaman megalithikum sudah didominasi oleh Homo Sapiens. Manusia Homo Sapiens ini antara lain berasal dari bangsa Proto Melayu, yaitu sekitar 2000 tahun sebelum masehi, yang juga didominasi oleh Suku Nias, Dayak, Sasak, Toraja. Adat kebiasaan dan kepercayaan merupakan pengikat yang kuat dalam mewujudkan mewujudkan sifat itu. Akibatnya, kebebasan individu agak terbatas karena adanya aturan-atauran yang apabila dilanggar akan membahayakan masyarakat. Pada masa ini sudah ada kepemimpinan dan pemujaan kepada sesuatu yang suci suci diluar diri manusia manusia yang tidak mungkin disaingi serta berada diluar batas kemampuan manusia. Ciri-cirinya adalah: 1. Manusia sudah dapat membuat dan meninggalkan kebudayaan yang terbuat dari batu-batu besar.
10
2. Berkembang dari zaman neolitikum sampai zaman perunggu. 3. Manusia sudah mengenal kepercayaan utamanya animisme.
2.5 Peninggalan Zaman Megalitikum 1.Menhir
Menhir adalah tugu atau batu yang tegak, yang sengaja di tempatkan di suatu tempat untuk memperingati orang yang sudah meninggal. Batu tegak ini berupa media penghormatan dan sekaligus lambang bagi orang-orang yang sudah meninggal tersebut. Menhir adalah batu yang serupa dengan dolmen, merupakan batuan dari periode neolitikum yang umum ditemukan di perancis, inggris, irlandia, spanyol dan italia. Batu-batu ini dinamakan juga megalitik (batu besar) dikarenakan ukurannya. Mega Mega dalam bahasa Yunani artinya besar dan lith lith berarti batu. batu. Para arkeolog mempercayai bahwa situs ini digunakan untuk tujuan religius dan memiliki makna simbolis sebagai sarana penyembahan arwah nenek moyang. 2. Punden berundak
Punden berundak merupakan bangunan yang di susun secara bertingkat-tingkat yang di maksudkan untuk melakukan pemujaan terhadap roh nenek moyang, bangunan ini kemudian menjadi konsep dasar bangunan candi pada masa hindu budha. Struktur dasar punden berundak b erundak ditemukan pada situs-situs purbakala dari periode kebudayaan megalitneolitikum pra hindu budha masyarakat austronesia. Bangunan tersebut dianggap sebagai bangunan yang suci, dan lokasi tempat penemuannya adalah Lebak Sibedug/Banten Selatan dan Lereng Bukit Hyang di Jawa Timur.
11
3. Kubur batu
Bentuknya mirip seperti bangunan kuburan seperti yang dapat kita lihat saat ini, umumnya tersusun dari batu yang terdiri dari dua sisi panjang dan dua sisi lebar. Sebagian besar kubur batu yang di temukan terletak membujur dari arah timur ke barat. Pada masa pra sejarah ketika kebudayaan megalitikum berkembang bahwa kubur
batu merupakan
salah satu dari jenis peninggalan batu-batu besar (megalit). Sedangkan sesuai dengan namanya fungsi dari kubur batu sendiri sebagai tempat penguburan bagi orang-orang yang dihormati di lingkungan masyarakat yang hidup pada masa megalit. Kubur batu ini sudah dilakukan pengamanan dengan cara diberi pagar keliling yang terbuat dari kayu dengan ukuran panjang 5,50 meter dan lebar 5 meter. Sedang bagian atas di beri cungkup seng dengan tiang penyangga dari kayu dan pondasi semen. 4. Sarkofagus
Sejenis kubur batu tetapi memiliki tutup di atasnya, atas nya, biasanya antara wadah dan tutup berukuran sama. Pada dinding muka sarkofagus biasanya diberi ukiran manusia atau binatang yang dianggap memiliki kekuatan magis. Sarkofagus sering disimpan di atas tanah. Oleh karena itu sarkofagus seringkali diukir, dihias dan dibuat dengan teliti. Beberapa dibuat untuk dapat berdiri sendiri, sebagai bagian dari sebuah makam atau beberapa makam sementara beberapa yang lain dimaksudkan untuk disimpan di ruang bawah tanah. Di mesir kuno, sarkofagus merupakan lapisan perlindungan bagi mumi keluarga kerajaan. 5. Dolmen
Dolmen merupakan bangunan megalitik yang memiliki banyak bentuk dan fungsi, sebagai pelinggih roh atau tempat sesaji pada saat upacara. Dolmen biasanya di letakan di tempat-tempat yang dianggap 12