Klasifikasi Berdasarkan Energi
Las listrik
Las kimia
Las mekanik
Klasifikasi Berdasarkan Kerja
Las cair
Las tekan
Las patri
Cara untuk menurunkan kegetasan batas las
Penggunaan baja yang peka terhadap penggetasan batas las
Pembatasan masukan panas
Menurunkan penggetasan melalui cara pengelasan
Misalingment (high-low) : Yaitu sambungan las tidak rata sehingga akan mengurangi tebal las logam. Hal ini disebabkan karena tidak rata pengaturan benda las.
Angular Deformation (Berubah Bentuk): Yaitu perubahan bentuk dari sambungan las (Benda kerja). Hal ini ini disebabkan tidak adanya alat bantu penjepit dan las pengunci
Slag inclusion : adanya terak yang terperangkap sehingga tidak bias keluar dari rigi-rigi las. Hal ini disebabkan adanyab terak yang tidak dibersikan pada proses las berikutnya.
Over laping : yaitu sisi rigi las kurang terpadu pada logam induk atau berada kerja seolah-olah menempel.
Porosity : yaitu ada lubang-lubang udara pada permukaan rigi-rigi las. Hal ini disebabkan elektroda basah, kampuh kotor, terlalu lembab, gas yang berasal dari galvanisasi.
Cracking: Yaitu retak pada permukaan rigi las maupun dalam rigi las.
Kurang tembus : Rigi-rigi tidak menembus sesuai dengan yang diinginkan.
Spatter : Terdapat butiran-butiran seperti pasir disekitar rigi-rigi las.
Pembekuan dan Struktur logam
Pada proses pendinginan atau pembekuan dari logam las akan terjadi segregasi, lubang halus, atau retak
Lakukan stress releascing setelah pengelasan.
Misaligment
Atur jarak benda yang akan disambung harus rata dan sejajar.
Jarak las cantum agar disesuaikan dengan tebal plat yang akan dilas.
Cracking
Gunakan elektroda yang sesuai.
Lakukan stress releacing setelah pengelasan.
Lakukan pemenasan pendahuluan sebelum dilas.
Rigi-rigi penembusan terlalu tinggi
Atur kecepatan pengelasan.
Lubang kunci jangan terlalu besar.
Turunkan ampere atau ganti elektroda.
Rigi-rigi tidak tembus
Naikkan arus las (amper).
Sesuaikan kecepatan pengelasan dengan cairan yang terbentuk pada waktu pengelasan.
Usahakan selalu terbentuk lubang kunci sepangjang rigi-rigi lapisan pengelasan.
Spatter Panjang busur listrik kira-kira sama dengan diameter elektroda.
Turunkan amper
Gunakan polaritas yang sesuai.
Ganti elektroda
Adapun cara penanggulangan kesalahan pada proses pengelasan :
Undercutting
Berikan pendinginan benda kerja.
Turunkan amper.
Ayunan elektroda harus sesuai amper.
Atur kedudukan elektroda.
Overlapping
Naikan arus las.
Jarak elektroda dengan benda kerja.
Sesuaikan kecepatan pengelasan.
Porosity
Simpan elektroda di tempat yang aman.
Bersihkan benda kerja.
Gunakan elektroda yang sesuai.
Gunakan pengaman udara yang masuk.
Slag Inclusion
Pembersihan setiap lapisan terak setelah proses pengelasan.
Angular Deformation
Atur sudut lasan yang memadai sebelum pengelasan.
Gunakan go jig.
Lakukan stress releascing setelah pengelasan.
Cacat las yang tidak dapat dilihat
Jenis-jens kesalahan pengelasan yang tidak dapat dilihat dengan mata, hanya dapat dideteksi dengan menggunakan radiographi dan ultrasonic. Adapun jenis – jenis kesalahan tersebut :
Undercut
Slag lines
Internal longitudinal crack
Internal transverse crack
Incomplete penetration
Incomplete fusion
Internal porosity
Blow hole
Root concaving
Surface concaving
Fault of junction
Root high low
Aligned porosity
Ecessive penetration
Interpass cold lap
Heavy metal inclusion
Dasar berjanggut : Yaitu Yaitu bentuk alur bagian las bagian bawah benda alas terjadi lelehan yang berlebihan hal ini disebabkan karena pergerakan elektroda yang salah dan terlalu lambat
Dasar berlubang-lubang : Yaitu bentuk alur bagian las bagian bawah benda alas terjadi lubang-lubang yang disebabkan posisi elektroda terlalu dalam dan arus terlalu besar.
Dasar concave : Yaitu bentuk alur las bagian bawah benda alas terjadi pencekungan yang disebabkan karena arus terlalu besar.
MACAM-MACAM CACAT LAS DAN MENANGGULANGINYA
Cacat Las dibagi dua diantaranya :
Cacat las yang dapat dilihat ( Visual )
Cacat las tidak dapat dilihat ( Cacat Dalam )
Cacat las yang dapat dilihat :
Under Cutting : Yaitu sisi sambungan termakan oleh busur api dan membentuk palit di kanan dan kiri rigi las
Hal ini di sebabkan oleh terlalu tingginya temperatur sewaktu mengelas karena pemakaian arus terlalu besar dan ayunan elektroda terlalu pendek.
Weaving fault : Yaitu bentuk alur bergelombang sehingga ketebalannya tidak merata. Hal ini disebabkan karena cara pengelasan yang terlalu digoyang.
Fault of elektroda change : Yaitu bentuk alur laur las yang menebal pada jarak tertentu yang diakibatkan oeh [pergantian elektroda yang gerakannya terlalu pelan
Alur las terlalu tipis :
Yaitu bentuk alur las yang disebabkan akibat kecepatan mengelas terlalu tinggi.
Alur las tidak beraturan : bentuk alur las yang tidak beraturan yang disebabkan oleh tidak mahirnya seseorang dalam mengelas karena tidak mengetahui apa yang harus diperhatikan.
Alur las terlalu lebar : Yaitu bentuk alur terlalu besar dan lebar yang disebabkan karena kecepatan mengelas terlalu lamban.
Alur-alur las terlalu tinggi : Yaitu bentuk alur las yang sempit dan menonjol keatas yang disebabkan pemakaian arus terlalu rendah dan elektroda terlalu dekat dengan logam.
Reaksi yang terjadi pada pembekuan pada logam lasan
Pemisahan
Lubang-lubang halus
Proses deoksidasi
Pemisahan dalam logam las dapat dibagi 3
Pemisahan makro
Pemisahan gelombang
Pemisahan mikro
Pemisahan makro
Pemisahan makro adalah perubahan komponen secara perlahan- lahan pada garis lebur menuju garis sumbu
Weldability
Weldability yaitu kemampuan untuk membentuk gabungan atau penyambungan kuat akibat pembekuan dari kondisi yang mencair
Mechanical Effect
Mechanical effect yaitu pengaruh yang terjadi pada logam lasan setelah terjadi pengelasan dilihat secara mekanik.
Efek yang terjadi diantaranya:
Kekerasan
Keuletan
Kerapuhan
Kelelahan
Aliran Panas
Aliran panas untuk mengetahui berapa panas yang dibutuhkan dan pengaturan kecepatan pemanasan dan pendinginan
Dilusi
Dilusi yaitu turut sertanya meleleh logam induk yang membentuk logam las
Distorsi
Distorsi yaitu karena proses pemanasan yang berkelanjutan pada logam dan dilakukan pendinginan yang leluasa
Daerah las dibagi 3
Logam lasan yaitu logam yang mencair dan membeku selama waktu penegelasan
Daerah HAZ yaitu logam dasar yang selama penegelasan mengalami sikhus thermal pemanasan dan pendinginan cepat
Logam induk bagian logam dimana panas pengelasan tidak menyebabkan perubahan struktur dan sifat
Internal Strees
Internal strees dapat dibagi 3 macam
1. Expansi panas yaitu mengembang karena panas dan menyusut karena dingin
2. Expansi kisi yaitu atom-atom mengembang karena pemanasan
3. Expansi kristal yaitu penyebaran atom ke segala arah
Dalam pengelasan ada beberapa yang harus diperhatikan
Pemanasan dan pendinginan
Perubahan susunan listrik
Daerah lasan ( HAZ)
Internal stres
Distorsi
Weldability
Mecanical effeck
Metal tansfer
Aliran panas
Dilusi
Pemanasan dan Pendinginan
Proses dari awal pengelasan sampai sistem pendinginan yang dipergunakan, hal ini bertujuan untuk mengetahui diantaranya kekuatan hasil pengelasan cacat pada hasil lasan, serta perubahan sturuktur dari logam lasan.
Perubahan susunan listrik
Perubahan yang terjadi pada tegangan tenaga listrik yang dipergunakan disaat terjadi pengelasan yang diakibatkan oleh beban pemakaian daya itu sendiri
Daerah Lasan( HAZ)
Daerah HAZ adalah bagian logam yang terkena panas disaat pengelasan yangg mengakibatkan terjadinya perubahan susunan kristal logam pada logam induk.
Susunan kristal dipengaruhi oleh
Susunan elemen logam
Temperatur
Pengerjaan mekanis
Perlakuan panas atau heattreatment
Macam-Macam Alat Keselamatan Pengelasan
1. Pakaian kerja
2. Helm las/topeng las
3. Kaca las
4. Apron (pelindung dada)
5. Sarung tangan
6. Sepatu kulit kapasitas 2 ton
Mesin las listrik
Mesin las listrik – Transformator arus bolak-balik (AC)
Mesin ini memerlukan sumber arus bolak-balik dengan tegangan yang lebih rendah pada lengkunglistrik.
Mesin las listrik – Rectifier arus searah (DC)
Mesin ini mengubah arus listrik bolak-balik (AC)yang masuk, menjadi arus listrik searah (DC)keluar.
Pada mesin AC, kabel masa dan kabel elektroda dapat dipertukarkan tanpa mempengaruhi perubahan panas yang timbul pada busur nyala.
Pengaruh pengkutuban pada hasil las
Pemilihan jenis arus maupun pengkutuban pada pangelasan bergantung kepada :
Jenis bahan dasar yang akan dilas
Jenis elektroda yang dipergunakan
Pengaruh pengkutuban pada hasil las adalah pada penembusan lasnya. Pengkutuban langsung akan menghasilkan penembusan yang dangkal sedangkan Pada pengkutuban terbalik akan terjadi sebeliknya. Pada arus bolak-balik penembusan yang dihasilkan antara keduanya.
Proses deoksidasi
Proses menghilangkan oksida-oksida dalam logam las, untuk kadar oksigen dalam logam berbeda-beda tergantung kepada logam yang digunakan
Lubang-lubang halus terjadi disebabkan
Pelepasan gas karena perbedaan batas kelarutan antara logam cair dan logam padat pada suhu pembekuan
Terbentuknya gas karena reaksi kimia dalam logam las
Karena penyusupan gas kedalam atmosfir busur
Pemisahan mikro
Pemisahan mikro adalah perubahan komponen yang terjadi dalam satu pilar atau dalam satu bagian pilar
Pemisahan gelombang
Pemisahan gelombang adalah perubahan komponen karena pembekuan yang terputus pada terbentuknya manik las
Ketangguhan daerah lasan dapat dilaksanakan dengan beberapa cara
Ketangguhan dan penggetasan batas las
Mengetahui pengaruh komposisi kimia dan masukan panas terhadap penggetasan batas las
Cara-cara untuk menurunkan penggetasan batas las
Pengujian ketangguhan daerah las itu sendiri
Elektroda
Pengelasan dengan menggunakan las busur listrik memerlukan kawat las (Elektroda) yang terdiri dari suatu inti terbuat dari suatu logam di lapisi oleh lapisan yang terbuat dari campuran zat kimia, selain berfungsi sebagai pembangkit, elektroda juga sebagai bahan tambah.
Pengaruh panjang busur pada hasil las. Panjang busur (L) Yang normal adalah kurang lebih sama dengan diameter (D) kawat inti elektroda.
Bila panjang busur tepat (L = D), maka cairan elektroda akan mengalir dan mengendap dengan baik.
Hasilnya :
rigi-rigi las yang halus dan baik.
tembusan las yang baik
perpaduan dengan bahan dasar baik
percikan teraknya halus.
Bila busur terlalu panjang (L > D), maka timbul bagian-bagian yang berbentuk bola dari cairan elektroda.
Hasilnya :
rigi-rigi las kasar
tembusan las dangkal
percikanteraknya kasar dan keluar darijalur las.
Bila busur terlalu pendek, akan sukar memeliharanya, bisa terjadi pembekuan ujung elektroda pada pengelasan (lihat gambar 158 c).
hasilnya :
rigi las tidak merata
tembusan las tidak baik
percikan teraknya kasar dan berbentuk bola.
Gambar Pengaruh Pengkutuban pada Hasil Las
Pengaruh Besar Arus
Besar arus pada pengelasan mempengaruhi hasil las. Bila arus terlalu rendah akan menyebabkan sukarnya penyalaan busur listrik dan busur listrik yangterjadi tidak stabil. Panasyang terjadi tidak cukupuntuk melelehkan elektrodadan bahan dasar sehinggahasilnya merupakan rigi-rigilas yang kecil dan tidak rata serta penembusan yang kurang dalam.
Sebaliknya bila arus terlalu besar maka elektroda akan mencair terlalucepat dan menghasilkan permukaan las yang lebih lebar dan penembusan yangdalam.Besar arus untuk pengelasan tergantung pada jenis kawat las yang dipakai, posisi pengelasan serta tebal bahan dasar.
Gambar Pengaruh Besar Arus
Pengaruh Kecepatan elektroda pada hasil pengelasan
Kecepatan pengelasan tergantung pada jenis elektroda, diameter intielektroda, bahan yang dilas, geometri sambungan, ketelitian sambungan dan lain-lainnya. Dalam hampir tidak ada hubungannya dengan tegangan las tetapiberbanding lurus dengan arus las. Karena itu pengelasan yang cepat memerlukanarus las yang tinggi.
Bila tegangan dan arus dibuat tetap, sedang kecepatan pengelasandinaikkan maka jumlah deposit per satuan panjang las jadi menurun. Tetapi disamping itu sampai pada suatu kecepatan tertentu, kenaikan kecepatan akanmemperbesar penembusan. Bila kecepatan pengelasan dinaikkan terus makamasukan panas per satuan panjang juga akan menjadi kecil, sehingga pendinginanakan berjalan terlalu cepat yang mungkin dapat memperkeras daerah HAZ
Ketangguhan logam las yang paling besar dipengaruhi
Oksigen
Pengaruh struktur logam
C. Las busur
Elektroda terumpan
D. Las busur gas
Las mig
Las busur CO2
E. Las busur gas dan fluks
Las busur CO2 dengan elektroda berisi fluks
Las busur fluks
Las elektroda berisi fluks
Las busur fluks
Las elektroda tertutup
Las busur dengan elektroda berisi fluks
Las busur terendam
Las busur tanpa pelindung
Elektroda tanpa terumpan
Las TIG atau las wolfram gas
Klasifikasi dari Cara Pengelsan
A. Pengelasan cair
Las gas
Las listrik terak
Las listrik gas
Las listrik termis
Las listrik elektron
Las busur plasma
B. Pengelasan tekan
Las resistensi listrik
Las titik
Las penampang
Las busur tekan
Las tekan
Las tumpul tekan
Las tekan gas
Las tempa
Las gesek
Las ledakan
Las induksi
Las ultrasonic
Berdasarkan klasifikasi kerja pengelasan dapat dibagi dalam tiga kelas utama yaitu : pengelasan cair, pengelasan tekan dan pematrian.
Pengelasan cair adalah cara pengelasan dimana sambungan dipanaskan sampai mencair dengan sumber panas dari busur listrik atau sumber api gas yang terbakar.
pengelasan tekan adalah cara pengelasan dimana sambungan dipanaskan dan kemudian ditekan hingga menjadi satu.
pematrian adalah cara pengelasan dimana sambungan diikat dan disatukan dengan menggunakan paduan logam yang mempunyai titik cair rendah. Dalam hal ini logam induk tidak turut mencair.
MATAKULIAH
TEKNIK PENGELASAN
(WELDING)
PENGELASAN
Pengelasan (welding) adalah salah salah satu teknik penyambungan 2 buah logam atau lebih dengan pemanasan sampai logam induk mencair dan menyatu dalam keadaan dingin
Beberapa Persyaratan yang Harus Dienuhi untuk Berhasilnya Penyambungan Pengelasan.
Bahwa benda padat tersebut dapat mencair/lebur oleh panas.
Bahwa antara benda-benda padat yang disambung tersebut terdapat kesesuaian sifat lasnya sehingga tidak melemahkan atau menggagalkan sambungan tersebut.
Bahwa cara penyambungan sesuai dengan sifat benda padat dan tujuan penyambungan.
Definisi Las
Berdasarkan definisi dari DIN (Deutch Industrie Normen) las adalah ikatan metalurgi pada sambungan logam paduan yang dilaksanakan dalam keadaan lumer atau cair.
Adapun sumber-sumber panas untuk pengelasan dihasilkan dari proses-proses di bawah ini. Suhu yang di hasilkan berkisar dari yang terendah hingga yang tertinggi, seperti :
Bahan bakar minyak, yang dapat menhasilkan panas beberapa ratus untuk pengelasan dengan titik lebur rendah.
Canpuran zat asam dengan gas pembakar seperi acetylene, propan, hydrogen. Panas yang dihasilkan dapat mencapai titik lebur baja sekitar 1.370 .
Busur nyala listrik, panas yang dihasilkan dari busur listrik ini sangat tinggi jauh diatas titik lebur baja.
Tahanan listrik dan induksi listrik, panas yang dihasilkan cukup tinggi sehingga dengan mudah dapat mencairkan baja.
Busur nyala listrik dengan gas pelindung, pada pengelasan ini biasanya peka terhadap proses oksidasi.
Sinar infrared dan reaksi kimia eksotermis.
Ledakan bahan mesiu (cad, explosion), yang dapat menghasilkan panas sangat tinggi.
Getaran ultrasonic, sinar laser dan pemboman dengan electron.
Adapun beberapa factor persiapan yang harus dilakukan :
Factor manusia.
Factor prosedur dan cara kerja.
Factor bahan atau material, jenis, cara, peralatan dan bentuk serta ukuran-ukuran.
Factor peralatan.
Factor alam dan maksud tujuan.
Factor resiko dan hasil perhitungan atau pengukuran.
Cara-cara Pengelasan
Secara konvensional cara-cara pengelasa dapat dibagi menjdi dua golongan, yaitu :
klasifikasi berdasarkan kerja.
klasifikasi berdasarkan energi yang digunakan.
Click to edit Master title style
Click to edit Master text styles
Second level
Third level
Fourth level
Fifth level
2/20/2015
#
Click to edit Master title style
Click to edit Master text styles
Second level
Third level
Fourth level
Fifth level
2/20/2015
#
93
2/20/2015
#
Click to edit Master title style
Click to edit Master text styles
Click to edit Master text styles
Second level
Third level
Fourth level
Fifth level
2/20/2015
#
Click to edit Master title style
Click icon to add picture
Click to edit Master text styles
2/20/2015
#
Click to edit Master title style
Click to edit Master text styles
Second level
Third level
Fourth level
Fifth level
2/20/2015
#
Click to edit Master title style
2/20/2015
#
Click to edit Master title style
Click to edit Master text styles
Second level
Third level
Fourth level
Fifth level
Click to edit Master text styles
Second level
Third level
Fourth level
Fifth level
2/20/2015
#
Click to edit Master title style
Click to edit Master text styles
Click to edit Master text styles
Click to edit Master text styles
Second level
Third level
Fourth level
Fifth level
Click to edit Master text styles
Second level
Third level
Fourth level
Fifth level
2/20/2015
#
Click to edit Master title style
Click to edit Master subtitle style
2/20/2015
#
2/20/2015
#
Click to edit Master title style
Click to edit Master text styles
Click to edit Master title style
Click to edit Master text styles
Second level
Third level
Fourth level
Fifth level
2/20/2015
#
2/20/2015
Click to edit Master text styles
Second level
Third level
Fourth level
Fifth level
#