. Mekanisme Mastikasi Pergerakan yg terkontrol terkontrol dari mandibula dipergunakan dalam mengigit, mengunyah, dan menelan makanan dan cairan, serta dalam berbicara. Aktivitas yang terintegrasi dari otot rahang dalam merespon aktivitas dari neuron eferen pada saraf motorik di pergerakan mandibular yang mengontrol hubungan antara gigi rahang atas dan bawah. Pergerakan rahang adalah suatu pergerakan yang terintegrasi dari lidah dan otot lain yang mengontrol area perioral, faring, dan laring. Pergerakan otot rahang, terhubung pada midline. Pengontrolan otot rahang bukan secara resiprokal seperti pergerakan limb, tapi terorganisir secara bilateral. Jadi, dapat disimpulkan bahwa pembukaan dan penutupan rahang selama penguyahan yang secara relatif merupakan pergerakan sederhana dengan pengaturan pada limb sebagai penggerak. Bagaimanapun, pergerakan dalam mastikasi adalah suatu yang kompleks dan tidak hanya berupa mekanisme pergerakan menggerinda simple yang mana merupakan pengurangan ukuran makanan. Selama mastikasi, makanan dikurangi ukurannya dan dicampur dengan saliva sebagai tahap awal dari proses digesti.
.! Pergerakan Pengunyahan Pemahaman mengenai pola pergerakan rahang telah men"adi topic yang menarik dalam hal klinis di kedokteran gigi, terutama dalam bidang orthodonti dan prostodonti. Salah satu tu"uan memugar bentuk oklusal adalah untuk memastikan kontak gigi terintegrasi dengan pola pergerakan rahang. #leh karena itu, beberapa penelitian dimaksudkan untuk men"elaskan bagian mandibula selama pengunyahan dan untuk mengidenti$kasikan posisi mandibula setelahnya. %okter gigi mencari posisi stabil mandibula untuk menfasilitasi penelitian tentang rahang pada alat yang bernama simulator atau artikulator. artikulator. Seluruh otot rahang beker"a bersamaan menutup mulut dengan kekuatan di gigi incidor sebesar && pounds dan gigi molar sebesar '(( pounds. )igi dirancang untuk mengunyah, gigi anterior *incisors+ berperan untuk memotong dan gigi posterior * molar+ berperan untuk menggiling makanan. Sebagian besar otot mastikasi diinervasi oleh cabang nerevus cranial ke lima dan proses pengunyahan dikontrol dikontrol saraf di batang otak. Stimulasi dari area spesi$k retikular di batang otak pusat rasa akan menyebabkan pergerakan pengunyahan secara ritmik, "uga stimulasi area di hipotalamus, amyglada dan di korteks cerebral dekat dengan area dengan area sensori untuk pengecapan dan penciuman dapat menyebabkan pengunyahan. ebanyakan ebanyakan proses mengunyah dikarenakan oleh re-eks mengunyah, yang dapat di"elaskan sebagai berikut kehadiran bolus dari makanan di mulut pertama kali menginsiasi re-eks penghambat dari otot mastikasi yang membuat rahang bawah turun. penurunan rahang ini selan"utnya menginisiasi re-aks melonggarkan otot rahang memimpin untuk mengembalikan kontraksi.
secara otomatis mengangkat rahang untuk menutup gigi, tetapi "uga menekan bolus lagi, melawan lining mulut, yang menghambat otot rahang sekali lagi, membuat rahang turun dan menggan"al *rebound+ di lain waktu. /al ini berulang terus menerus. pengunyahan merupakan hal yang penting untuk mencerna semua makanan, khususnya untuk kebanyakan buah dan sayuran berserat karena mereka memiliki membrane selulosa yang tidak tercerna di sekeliling porsi nutrisi mereka yang harus dihancurkan sebelum makanan dapat dicerna.
Pengunyahan "uga membantu proses pencernaan makanan dengan alasan sebagai berikut 0 en1im pencernaan beker"a hanya di permukaan partikel makanan, sehingga tingkat pencernaan bergantung pada area permukaan keseluruhan yang dibongkar oleh sekresi pencernaan. 0 Penghalusan makanan dalam konsistensi yang baik mencegah penolakan dari gastrointestinal tract dan meningkatkan kemudahan untuk mengosongkan makanan dari lambung ke usus kecil, kemudian berturut2turut ke dalam semua segmen usus.
.!.! Pergerakan Selama pengunyahan rahang akan bergerak berirama, membuka dan menutup. 3ingkat dan pola pergerakan rahang dan aktivitas otot rahang telah diteliti pada hewan dan "uga manusia. Pola pergerakan rahang pada beberapa hewan berbeda tergantung "enisnya. Pengulangan pergerakan pengunyahan berisikan "umlah kunyahan dan penelanan. Selama mastikasi karakteristik pengunyahan seseorang sangat bergantung pada tingkatan penghancuran makanan. 4rutan kunyah dapat dibagi men"adi tiga periode. Pada tahap awal, makanan ditransportasikan ke bagian posterior gigi dimana ini merupakan penghancuran dalam periode reduksi. Selan"utnya bolus akan dibentuk selama $nal periode yaitu sebelum penelanan. Pergerakan rahang pada ketiga periode ini dapat berbeda tergantung pada bentuk makanan dan spesiesnya. Selama periode reduksi terdapat fase opening, fastopening dan slow-opening. Pada periode sebelum penelanan terdapat tiga fase selama rahang membuka dan dua fase selama rahang menutup. Selama penelanan lidah memainkan peran yang penting di dalam mengontrol pergerakan makanan dan pembentukan men"adi bolus. 4ntuk makanan yang dihancurkan, diposisikan oleh lidah pada kon"ugasi dengan otot buccinators pada pipi diantara oklusal permukaan gigi. Makanan yang padat dan cair ditransportasikan di dalam rongga mulut oleh lidah. Selama fase slow-opening pada pengunyahan, lidah bergerak ke depan dan memperluas permukaan makanan. 3ulang hyoid dan badan lidah kembali tertarik selama fase fast-opening dan fase-closing, membuat gelombang yang dapat memindahkan makanan ke bagian posterior pada rongga mulut. etika makanan sudah mencapai bagian posterior rongga mulut, akan berpindah ke belakang di bawah soft palate oleh aksi menekan dari lidah. 5idah amat penting dalam pengumpulan dan penyortiran makanan yang bias ditelan, sementara mengembalikan lagi makanan yang masih dalam potongan besar ke bagian oklusal untuk pereduksian
lebih lan"ut. Sedikit yang mengetahui mengenai mekanisme mendasar mengenai pengontrolan lidah selama ter"adinya aktivitas ini.
.!.' Aktivitas #tot ontraksi otot yang mengontrol rahang selama proses mastikasi terdiri dari aktivitas polaasynchronous dengan variabilitas yang luas pada waktu permulaan, waktu puncak, tingkat dimana mencapai puncak, dan tingkat penurunan aktivitas. Pola aktivitas ditentukan oleh factor2faktor seperti spesies, tipe makanan, tingkat penghancuran makanan, dan faktor individu. #tot penutupan biasanya tidak ak tif selama rahang terbuka, ketika otot pembuka rahang sangat aktif. Aktivitas pada penutupan rahang dimulai pada awal rahang menutup. Aktivitas dari otot penutup rahang meningkat secara lambat seiring dengan bertemunya makanan di antara gigi. #tot penutupan pada sebelah sisi dimana makanan akan dihancurkan, lebih aktif daripada otot penutupan rahang kontralateral.
.' Struktur batang otak dalam control mastikasi Pergerakan2pergerakan yang terlibat dalam mastikasi membutuhkan gabungan aktivitas beberapa otot, yaitu trigeminal, hypoglossal, fasial, dan nuclei motorik lain yang memungkinkan dari batang otak. Struktur batang otak lain seperti formasi reticular "uga terlibat.
.'.! 6ukleus 3rigeminal Sensorik 6ukleus trigeminal sensorik merupakan kolom neuron yang berada di sepan"ang batas lateral batang otak, dari pons sampai spinal cord. Porsi rostral paling banyak dari nucleus ini disebut nucleus sensorik principal *kadang lebih sering sering disebut nucleus sensorik utama+ dan sisanya adalah nucleus spinal trigeminal. 6ukleus spinal dibagi lagi dari rostral ke kaudal men"adi subnukleus oralis, interpolaris, dan kaudalis. nervasi perifer dari kolom sel ini muncul dari nervus trigeminus. 7abang utama akan bercabang men"adi limb ascending dan descending, atau secara sederhana turun memasuki batang otak untuk membentuk traktus trigeminal menutupi sekeliling aspek lateral dari nucleus sensori utama, sementara secara kaudal limb descending membentuk traktus spinal trigeminal di sepan"ang aspek lateral nucleus spinal. 7abang akson kolateral meninggalkan traktus trigeminal dan me masuki nucleus sensori untuk membentuk sumbu terminal pada beberapa nucleus dengan tingkat yang berbeda. Akson yang menginervasi rostral mulut dan wa"ah berakhir di medial dan akson yang menyuplai wa"ah kaudal berakhir lebih lateral. 6ukleus terdiri dari kelas2kelas neuron yang berbeda. Sirkuit neuron local mempunyai akson yang dibatasi area batang otak8 proyeksi neuron akan mengirimkan akson ke rostral nuclei batang otak yang lain8 dan interneuron termasuk ke interkoneksi dalam nucleus sensorik. Berdasarkan pada perbedaan morfologi neuron dan pola proyeksi, subnukleus oralis terdiri dari 9 subdivisi utama ventrolateral, dorsomedial, dan garis batas. %ivisi ventrolateral terdiri dari interneuron dan ' populasi neuron proyeksi *satu yang memproyeksi spinal cord, dan satu lagi yang mengirimkan akson ke tanduk
dorsal medular+. %i dalam subdivisi dorsomedial, terdapat seri neuron proyeksi korteks cerebral. Sedangkan grup neuron pada garis batas memproyeksi cerebellum dan tanduk dorsal medullar. 6ukleus sensori utama berada pada tingkat nucleus trigeminal motorik, dan dikelilingi oleh akar trigeminal motorik di medial, serta oleh akar trigeminal sensorik di lateral. 6ukleus sensori utama dapat dibedakan dengan nukleus spinal dari kepadatan neuronnya yang lebih rendah, dan rendahnya populasi neuron besar dengan dendrit primer yang tebal, pan"ang, dan lurus. Perbedaan lain antara nucleus spinal dan nucleus utama adalah adanya se"umlah gelondong akson bermyelin pada nucleus spinal. Pemeriksaan dengan mikroskop cahaya dan electron menun"ukkan adanya neuron berbentuk fusiform, triangular, dan multipolar pada nucleus sensori utama. Pada cabang dendritnya pun relative sederhana. %endrit primer berasal dari sedikit perpan"angan badan sel atau secara langsung dari badan sel. %endrit sekunder lebih pan"ang, tapi terlihat tidak melebihi batas nucleus.
.'.' 6ukleus 3rigeminal Mesencefalic Badan sel dari serabut aferen yang menginervasi gelondong otot penutup rahang dan badan sel dari ligament periodontal, gingival, dan mekanoreseptor palatal berlokasi di dalam nucleus mesencefalic. Penyusunannya unik di dalam sistem saraf pusat. 6ukleus neuron mesencefalic berupa unipolar8 akson tunggal yang bercabang ' men"adi cabang perifer dan sentral. 7abang sentral mengeluarkan se"umlah cabang kolateral yang berakhir di nucleus motorik, spinal cord, dan area lain dari batang otak. Badan sel neuron yang menginervasi gelondong otot, ditemukan di sepan"ang nucleus, dan badan sel yang berasal dari reseptor ligament periodontal dibatasi setengah kaudalnya.
.'.9 6ukleus 3igeminal Motorik Motoneuron yang mengatur otot2otot mastikasi terdapat pada nucleus trigeminal motorik. Analisis distribusi ukuran soma motoneuron menandakan bahwa nucleus trigeminal motorik terdiri dari motoneuron gamma dan alfa. Se"umlah studi pembuktian neural mendemostrasikan bahwa motoneuron gamma yang menginervasi otot2otot mastikasi dipisahkan secara anatomi di dalam nucleus8 Motoneuron penutup rahang berlokasi di dorsolateral, sedangkan motoneuron pembuka rahang berlokasi di divisi ventromedial nucleus. Pengamatan intraselular dan ekstraselular terhadap motoneuron mastikasi menun"ukkan bahwa input sinaps untuk motoneuron pembuka dan penutup rahang berbeda. 7ontohnya adalah aktivitas yang memulai gelondong otot untuk menutup rahang tidak mempengaruhi motoneuron pembuka rahang, tapi aktivitas neural yang memulai mekanoreseptor pada regio oral dan fasial akan menghambat otot penutup rahang dan meningkatkan aktivitas otot pembuka rahang. %endrit dari motoneuron trigeminal ekstensif dan kompleks. %endrit dari semua grup motoneuron yang berbeda, memperpan"ang di luar batas nucleus motorik, tapi di sini terdapat sedikit tumpang tindih antara dendrite motoneuron di region dorsolateral dan ventromedial nucleus motorik. 3eknik ini menghasilkan gambaran yang lebih rinci dari struktur mikro nucleus trigeminal motorik, dan penting untuk memahami mekanisme re-ek mastikasi.
.'.: 6ukleus /ipoglosal Motorik 6ukleus hipoglosal motorik yang mengatur otot lidah lebih homogen daripada nucleus trigeminal motorik. a terbentuk dari motoneuron yang besar dan multipolar dan sebuah populasi dari interneuron2interneuron kecil. %endrit2dendrit motoneuron besar melintasi garis tengah ke nucleus hipoglosal kontralateral atau berseberangan dalam formasi reticular. nterneuron2interneuron kecil memiliki hanya satu atau dua dendrite yang terdiri oleh nucleus secara total.
.'.& 6ukleus ;asial Motorik 6ukleus fasial motorik terdiri atas tiga kolom longitudinal motoneuron. olom2kolom medial dan lateral yang lebih besar terpisah oleh kolom intermediet yang lebih kecil. Studi pembuktan neural menun"ukkan bahwa otot fasial direpresentasikan secara topogra$ di dalam nucleus. #tot yang mengontrol bibir atas dan nares mempunyai motoneuron sendiri pada bagian ventral dan dorsal kolom sel lateral. #tot bibir bawah disuplai oleh motoneuron pada kolom sel intermediet. #tot2otot yang berhubungan dengan telinga dikontrol oleh motoneuron pada kolom sel medial. 3erdapat perbedaan utama pada pola dendrit antara motoneuron di 9 kolom sel. %endrit pada motoneuron fasial secara luas berada di subdivisi yang sama yang mengandung soma, tapi terkadang meluas di luar batas nucleus fasial motorik.
.'.< ontrol Mastikasi 6uclei sensori dan motorik yang terdapat pada brain stem memiliki peranan yang yang sangat penting dalam proses pengontrolan mastikasi. Pola dasar oscillatory pergerakan mastikasi berawal dari generator neural yang terdapat di brain stem. nput sensori a=erent yang ter"adi pada nuclei ini "uga merupakan faktor yang tak kalah pentingnya dalam pembentukan proses mastikasi. %an faktor yang berpengaruh besar lagi adalah pusat otak akan mempengaruhi system koordinasi brain stemmastikatori. Setelah sekian banyak penelitian dilakukan, tiga hal inilah yang merupakan faktor utama yang berpengaruh besar terhadap pengontrolan proses mastikasi.
.9 Aktivitas brain stem selama mastikasi )erakan dasar mastikasi dapat ter"adi tanpa adanya input sensori dalam kavitas oral, fakta menun"ukkan bahwa gerakan mandibula ke atas dan bawah berasal dari dalam brain stem. /asil percobaan "uga membuktikan bahwa faktor2faktor pemicu gerakan mastikasi adalah adanya hubungan dari sirkuit neural yang membentuk "aringan neural oscillatory yang mampu merangsang ter"adinya pola gerakan mastikasi. 6eural oscillator ini disebut sebagai generator pola mastikasi atau pusat mastikasi. Selain mastikasi, brain stem "uga bertanggung "awab dalam proses respiratori dan proses penelanan. Selain adanya neural generator, mastikasi "uga ter"adi karena aktivitas gerak re-e> otot yang diinisiasi oleh stimulasi dari strukur orofacial.
)erak re-eks yang timbul dari area orofacial bermacam2macam, termasuk "uga gerak lidah, facial, dan berbagai gerak rahang. %alam gerak re-eks orofacial ini terdapat sekurang2kurangnya satu motor nucleus dan beberapa sinaps, dan prosesnya termasuk sederhana bila dibandingkan dengan re-eks2re-eks lain yang lebih kompleks *sebagai contohnya proses penelanan+. )erak re-eks orofacial yang paling sering diteliti adalah gerak re-eks pada jawclosing dan re-eks jaw-jerk , yang dapat ter"adi dengan mengetuk u"ung dagu. Saat mengetuk u"ung dagu ini, muscle spindle pada otot2otot jaw-closing tertarik dan menhasilkan input sensori yang akan menginisiasi gerak re-eks. Setelah waktu yang singkat *sekitar < detik+ electromyography *?M)+ menun"ukkan adanya aktivitas yang ter"adi pada otot masseter dan temporalis. ?M) "uga menun"ukkan output berupa gerak motorik pada otot yang akan menutup rahang. arena waktu ter"adinya yang sangat singkat, gerak re-eks ini sama dengan gerak knee-jerk re-eks dimana hanya satu sinaps yang beker"a *re-eks monosynaptic+. nput re-eks jawclosing selain muscle spindle adalah stimulasi ligament periodontal, 3MJ, dll dapat menimbulkan re-eks jaw-closing dalam waktu singkat. /al ini dibuktikan dengan percobaan anestesi yang diaplikasikan pada gigi dan rahang bawah menurunkan input tapi tidak menghentikan re-eks. Proses jaw-opening diinisiasi oleh stimuli mekanik dari ligament periodontal dan mekanoreseptor pada mukosa. Stimuli ini menghasilkan eksitasi otot jaw-opening dan inhibisi pada otot jaw-closing. Proses ini tidak termasuk re-eks monosynaptic dan sekurang2kurangnya satu interneuron beker"a. Proses mastikasi diinisiasi oleh stimuli elektrik dari corte> yang menyokong otot jawclosing dan jaw-opening. Begitu kompleks proses ter"adinya gerak mastikasi, pada intinya ritme mastikasi dihasilkan dari generator pada brain stem yang diaktivasi oleh pusat dibantu dengan input peripheral yang pada akhirnya menghasilkan output ritmikal dengan frekuensi yang sesuai dengan input yang ter"adi. Aktivitas motoneuron trigeminal saat proses pengunyahan diteliti menggunakan aktivitas itrasel dari motoneuron @ yang mengontrol otot masseter * jaw-closing+ dan digastrics * jaw-opening+. Motoneuron masseter depolarisasi saat fase closing dan hiperpolarisasi *inhibisi+ saat fase opening. Motoneuron digastrics depolarisasi saat opening, akan tetapi tidak hiperpolarisasi saat closing. Penelanan Menurut kamus deglutasi atau deglutition diter"emahkan sebagai proses memasukkan makanan kedalam tubuh melalui mulut “the process of taking food into the body through the mouth” . Proses menelan merupakan suatu proses yang kompleks, yang memerlukan setiap organ yang berperan harus beker"a secara terintegrasi dan berkesinambungan. %alam proses menelan ini diperlukan ker"asama yang baik dari < syaraf cranial, : syaraf servikal dan lebih dari 9( pasang otot menelan. Pada proses menelan ter"adi pemindahan bolus makanan dari rongga mulut ke dalam lambung. Secara klinis ter"adinya gangguan pada deglutasi disebut disfagia yaitu ter"adi kegagalan memindahkan bolus makanan dari rongga mulut sampai ke lambung.
.! 6euro$siologi menelan Proses menelan dapat dibagi men"adi 9 fase yaitu fase oral, fase faringeal dan fase esophageal.
.!.! ;ase oral Pada fase oral ini akan ter"adi proses pembentukan bolus makanan yang dilaksanakan oleh gigi geligi, lidah, palatum mole, otot2otot pipi dan saliva untuk menggiling dan membentuk bolus dengan konsistensi dan ukuran yang siap untuk ditelan. Proses ini berlangsung secara disadari. Proses ini bertahan kira2kira (.& detik
Peranan saraf kranial pada pembentukan bolus fase oral. #)A6
A;;??6 *sensorik+
?;;??6 *motorik+
Mandibula
n. C.' *maksilaris+
6.C m. 3emporalis, m. maseter, m. pterigoid
Bibir
n. C.' *maksilaris+
n. C m.orbikularis oris, m. 1igomatikum, m.levator labius oris, m.depresor labius oris, m. levator anguli oris, m. depressor anguli oris
n.C m. mentalis, m. risorius, m.businator Mulut pipi
n.C.' *maksilaris+ n.D m. hioglosus, m. mioglosus
5idah
n.C.9 *lingualis+
Pada fase oral ini perpindahan bolus dari rongga mulut ke faring segera ter"adi, setelah otot2otot bibir dan pipi berkontraksi meletekkan bolus diatas lidah. #tot intrinsik lidah berkontraksi menyebabkan lidah terangkat mulai dari bagian anterior ke posterior. Bagian anterior lidah menekan palatum durum sehingga bolus terdorong ke faring.
Bolus menyentuh bagian arkus faring anterior, uvula dan dinding posterior faring sehingga menimbulkan re-eks faring. Arkus faring terangkat ke atas akibat kontraksi m. palato faringeus *n. D, n.D dan n.D+
Peranan saraf kranial fase oral #)A6
A;;??6 *sensorik+
?;;??6 *motorik+
Bibir
n. C.' *mandibularis+, n.C.9 *lingualis+
n. C m.orbikularis oris, m.levator labius oris, m. depressor labius, m.mentalis
n. C.' *mandibularis+
n.C m.1igomatikus,levator anguli oris, m.depressor anguli oris, m.risorius. m.businator
Mulut pipi
n.D,D,D m.palatoglosus
5idah
n.C.9 *lingualis+
4vula
n.C.' *mandibularis+
n.D,D,D m.uvulae,m.palatofaring
Jadi pada fase oral ini secara garis besar beker"a saraf karanial n.C' dan nC.9 sebagai serabut a=eren *sensorik+ dan n.C, nC, n.D, n.D, n.D, n.D sebagai serabut e=eren *motorik+.
.!.' ;ase ;aringeal ;ase ini dimulai ketika bolus makanan menyentuh arkus faring anterior *arkus palatoglosus+ dan re-eks menelan segera timbul. Pada fase faringeal i ni ter"adi m. 3ensor veli palatini *n.C+ dan m. 5evator veli palatini *n.D, n.D dan n.D+ berkontraksi menyebabkan palatum mole terangkat, kemudian uvula tertarik keatas dan ke posterior sehingga menutup daerah nasofaring. m.genioglosus *n.D, servikal !+, m ariepiglotika *n.D,nD+ m.krikoaritenoid lateralis *n.D,n.D+ berkontraksi menyebabkan aduksi pita suara sehingga laring tertutup. 5aring dan tulang hioid terangkat keatas ke arah dasar lidah karena kontraksi m.stilohioid, *n.C+, m. )eniohioid, m.tirohioid *n.D dan n.servikal +.
ontraksi m.konstriktor faring superior *n.D, n.D, n.D+, m. onstriktor faring inermedius *n.D, n.D, n.D+ dan m.konstriktor faring inferior *n.D, n.D+ menyebabkan faring tertekan kebawah yang diikuti oleh relaksasi m. riko faring *n.D+ Pergerakan laring ke atas dan ke depan, relaksasi dari introitus esofagus dan dorongan otot2otot faring ke inferior menyebabkan bolus makanan turun ke bawah dan masuk ke dalam servikal esofagus. Proses ini hanya berlangsung sekitar satu detik untuk menelan cairan dan lebih lama bila menelan makanan padat.
Peranan saraf kranial pada fase faringeal #rgan
A=eren
?=eren
5idah
n.C.9
n.C m.milohyoid, m.digastrikus n.C m.stilohyoid n.D,n7! m.geniohyoid, m.tirohyoid n.D m.stiloglosus
Palatum
n.C.', n.C.9
n.D, n.D, n.D m.levator veli palatini n.C m.tensor veli palatini
/yoid
n.5aringeus superior cab internus *n.D+
n.C m.milohyoid, m. %igastrikus n.C m. Stilohioid n.D, n.7.! m.geniohioid, m.tirohioid
n.D 6asofaring
n.D, n.D, n.D n.sal$ngofaringeus n.D
;aring
n.D, n.D, n.D m. Palatofaring, m.konstriktor faring sup, m.konstriktor =aring med. n.D,n.D m.konstriktor faring inf.
n.rekuren *n.D+
n.D m.stilofaring
n.D
n.D m.krikofaring
5aring
?sofagus
Pada fase faringeal ini saraf yang beker"a saraf karanial n.C.', n.C.9 dan n.D sebagai serabut a=eren dan n.C, n.C, n.D, n.D, n.D dan n.D sebagai serabut e=eren.
Bolus dengan viskositas yang tinggi akan memperlambat fase faringeal, meningkatkan waktu gelombang peristaltik dan memperpan"ang waktu pembukaan s$ngter esofagus bagian atas. Bertambahnya volume bolus menyebabkan lebih cepatnya waktu pergerakan pangkal lidah, pergerakan palatum mole dan pergerakan laring serta pembukaan s$ngter esofagus bagian atas. Eaktu Pharyngeal transit "uga bertambah sesuai dengan umur.
ecepatan gelombang peristaltik faring rata2rata !' cmFdetik. Mc.7onnel dalam penelitiannya melihat adanya ' sistem pompa yang beker"a yaitu #ropharyngeal propulsion pomp *##P+ adalah tekanan yang ditimbulkan tenaga lidah 'F9 depan yang mendorong bolus ke orofaring yang disertai tenaga kontraksi dari m.konstriktor faring. /ypopharyngeal suction pomp */SP+ adalah merupakan tekanan negatif akibat terangkatnya laring ke atas men"auhi dinding posterior faring, sehingga bolus terisap ke arah s$ngter esofagus bagian atas. S$ngter esofagus bagian atas dibentuk oleh m.konstriktor faring inferior, m.krikofaring dan serabut otot longitudinal esofagus bagian superior.
.!.9 ;ase ?sofageal Pada fase esofageal proses menelan berlangsung tanpa disadari. Bolus makanan turun lebih lambat dari fase faringeal yaitu 92: cmF detik.
;ase ini terdiri dari beberapa tahapan !. %imulai dengan ter"adinya relaksasi m.kriko faring. )elombang peristaltik primer ter"adi akibat kontraksi otot longitudinal dan otot sirkuler dinding esofagus bagian proksimal. )elombang peristaltik pertama ini akan diikuti oleh gelombang peristaltik kedua yang merupakan respons akibat regangan dinding esofagus. '. )erakan peristaltik tengah esofagus dipengaruhi oleh serabut saraf pleksus mienterikus yang terletak diantara otot longitudinal dan otot sirkuler dinding esofagus dan gelombang ini bergerak seterusnya secara teratur menu"u ke distal esofagus.
7airan biasanya turun akibat gaya berat dan makanan padat turun karena gerak peristaltik dan berlangsung selama G2'( detik. Esophagal transit time bertambah pada lansia akibat dari berkurangnya tonus otot2otot rongga mulut untuk merangsang gelombang peristaltik primer.
.!.: Peranan sistem saraf dalam proses menelan Proses menelan diatur oleh sistem saraf yang dibagi dalam 9 tahap 3ahap a=erenFsensoris dimana begitu ada makanan masuk ke dalam orofaring langsung akan berespons dan menyampaikan perintah. Perintah diterima oleh pusat penelanan di Medula oblongataFbatang otak *kedua sisi+ pada trunkus solitarius di bag. %orsal *berfungsi utuk mengatur fungsi motorik proses menelan+ dan nukleus ambigius yg berfungsi mengatur distribusi impuls motorik ke motor neuron otot yg berhubungan dgn proses menelan. 3ahap e=erenFmotorik yang men"alankan perintah