4
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Seorang peneliti pada prakteknya dilapangan akan memilih salah satu metode yang dipandang paling cocok untuk penelitiannya, yaitu yang sesuai dengan data yang akan diperoleh, tujuan, dan masalah yang akan dipecahkan (efektivitas). Pertimbangan lainnya adalah masalah efesiensi, yaitu seorang peneliti harus memperhatikan keterbatasan dana, tenaga, waktu dan kemampuan. Dengan demikian metode penelitian yang dapat menghasilkan informasi yang lengkap dan valid, dilakukan dengan cepat, sehingga dapat menghemat biaya, tenaga dan waktu.
Salah satu metode penelitian adalah metode penelitian eksperimen. Metode penelitian eksperimen merupakan bagian dari metode kuantitatif, dan memiliki ciri khas tersendiri terutama dengan adanya kelompok kontrol. Dalam bidang sains, penelitian-penelitian dapat menggunakan desain eksperimen karena variabel-variabel dapat dipilih dan variabel-variabel lain yang dapat mempengaruhi proses eksperimen itu dapat dikontrol secara ketat. Sehingga dalam metode ini, peneliti memanipulasi paling sedikit satu variabel, mengontrol variabel lain yang relevan, dan mengobservasi pengaruhnya terhadap variabel terikat. Manipulasi variabel bebas inilah yang merupakan salah satu karakteristik yang membedakan penelitian eksperimental dari penelitian-penelitian lain.
Oleh karena itu penting kiranya untuk dibahas salah satu metode penelitian, yaitu metode penelitian eksperimen. Dengan dibahasnya metode penelitian eksperimen ini dalam bentuk makalah dapat memberikan gambaran secara umum tentang metode penelitian eksperimen tersebut.
Rumusan masalah
Adapun rumusan masalah dari makalah ini antara lain sebagai berikut.
Apa itu metode penelitian eksperimen?
Seperti apa karakteristik metode penelitian eksperimen?
Apa langkah-langkah metode penelitian eksperimen?
Seperti apa kevalidan kesimpulan metode penelitian eksperimen?
Seperti apa bentuk desain metode eksperimen?
Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini antara lain sebagai berikut.
Mengetahui apa itu metode penelitian eksperimen
Memahami karakteristik metode penelitian eksperimen.
Memahami langkah-langkah metode penelitian eksperimen.
Mengetahui kevalidan kesimpulan metode penelitian eksperimen.
Memahami bentuk desain eksperimen.
BAB II
PEMBAHASAN
Pengertian Metode Penelitian Eksperimen
Borg & Gall (1983), menyatakan bahwa penelitian eksperimen merupakan penelitian yang paling dapat diandalkan keilmiahannya (paling valid), karena dilakukan dengan pengontrolan secara ketat terhadap variabel-variabel pengganggu di luar yang dieksperimenkan. Menurut Emmory, penelitian eksperimen merupakan bentuk khusus investigasi yang digunakan untuk menentukan variabel-variabel apa saja dan bagaimana bentuk hubungan antara satu dengan yang lainnya. Menurut konsep klasik, eksperimen merupakan penelitian untuk menentukan pengaruh variabel perlakuan (independent variable) terhadap variabel dampak (dependent variable).
Definisi lain menyatakan bahwa metode penelitian eksperimen adalah penelitian yang dilakukan terhadap variabel yang data-datanya belum ada sehingga perlu dilakukan proses manipulasi melalui pemberian treatment/perlakuan tertentu terhadap subjek penelitian yang kemudian diamati/diukur dampaknya (data yang akan datang). Selanjutnya, metode eksperimen adalah metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan (Sugiyono, 2011).
Penelitian eksperimen juga merupakan penelitian yang dilakukan secara sengaja oleh peneliti dengan cara memberikan treatment/perlakuan tertentu terhadap subjek penelitian guna membangkitkan sesuatu kejadian/keadaan yang akan diteliti bagaimana akibatnya. Penggunaan metode penelitian eksperimen pada penelitian sosial dan pendidikan akan dihadapkan pada permasalahan yang menyangkut subyek penelitian. Dalam hal ini, penggunaan metode eksperimen ini akan menjadi sangat rumit mengingat obyek yang diteliti menyangkut interaksi manusia dengan lingkungan, atau interaksi antar manusia itu sendiri.
Karakteristik Metode Penelitian Eksperimen
Menurut Ary (1985), ada tiga karakteristik penting dalam metode penelitian eksperimen, anatara lain:
Variabel bebas yang dimanipulasi
Memanipulasi variabel adalah tindakan yang dilakukan oleh peneliti atas dasar pertimbangan ilmiah. Perlakuan tersebut dapat dipertanggungjawabkan secara terbuka untuk memperoleh perbedaan efek dalam variabel yang terkait.
Variabel lain yang berpengaruh dikontrol agar tetap konstan
Menurut Gay (1982), control is an effort on the part of researcher to remove the influence of any variable other than the independent variable that ought affect performance on a dependent variable. Dengan kata lain, mengontrol merupakan usaha peneliti untuk memindahkan pengaruh variabel lain yang mungkin dapat mempengaruhi variabel terkait. Dalam pelaksanaan eksperimen, group eksperimen dan group kontrol sebaiknya diatur secara intensif agar karakteristik keduanya mendekati sama.
Observasi langsung oleh peneliti
Tujuan dari kegiatan observasi dalam penelitian eksperimen adalah untuk melihat dan mencatat segala fenomena yang muncul yang menyebabkan adanya perbedaan diantara dua group.
Langkah-langkah Melakukan Metode Penelitian Eksperimen
Langkah-langkah dalam penelitian eksperimen pada dasarnya hampir sama dengan penelitian lainnya. Menurut Gay (1982 : 201) langkah-langkah dalam penelitian eksperimen yang perlu ditekankan adalah sebagai berikut: 1) adanya permasalahan yang signifikan untuk diteliti, 2) pemilihan subjek yang cukup untuk dibagi dalam kelompok eksperimen dan kelompok control, 3) pembuatan atau pengembangan instrument, 4) pemilihan desain penelitian, 5) eksekusi prosedur, 6) melakukan analisis data, 7) memformulasikan simpulan.
Kevalidan Kesimpulan Metode Penelitian Eksperimen
Kata validitas berarti dapat diterima atau absah. Istilah ini mengandung pengertian bahwa sesuatu yang dinyatakan valid atau absah berarti telah sesuai dengan kebenaran yang diharapkan sehingga dapat diterima dalam suatu kriteria tertentu. Validitas dalam penelitian eksperimen mengandung beberapa kelemahan yang harus dipertimbangkan, antara lain: (1) internal validity, (2) eksternal validity, (3) statistical conclution validity, dan (4) construct validity (Farida Nursyahidah, 2012).
Dalam setiap penelitian eksperimental yang berkaitan dengan validitas internal mengandung beberapa kelemahan. Menurut Cambell dan Stanley dalam Ross dan Morrison (2003: 1024) ada beberapa kelemahan dalam validitas internal, antara lain:
History, artinya banyak kejadian di masa lampau yang dapat mempengaruhi validitas penelitian eksperimental yang disebabkan oleh adanya interaksi antar individu.
Maturation, artinya beberapa perubahan dapat terjadi pada dependent variable yang berfungsi dalam kurun waktu dan bukannya kejadian yang spesifik ataupun kondisi tertentu. Terutama berkaitan dengan jangka waktu pengamatan yang memakan waktu lama.
Testing, artinya proses pengujian juga dapat menimbulkan distorsi yang akan mempengaruhi hasil-hasil eksperimen.
Instrumentation, artinya instrumen yang digunakan dalam penelitian eksperimen kadang kala sudah tidak sesuai lagi dengan standar yang berlaku.
Selection, artinya peneliti kadang masih menggunakan unsur subjektifitas dalam memilih orang yang akan dijadikan objek eksperimen yang baik.
Statistical regretion, artinya peneliti kadangkala dihadapkan pada kesulitan apabila hasil yang diperoleh dalam penelitian menghasilkan skor yang ekstrim.
Experiment mortality, artinya dalam penelitian eksperimen seringkali terjadi perubahan komposisi kelompok yang diobservasi. Ada anggota kelompok yang harus didrop karena tidak sesuai dengan situasi pengetesan saat tertentu.
Diffusion of treatments, artinya terjadinya interaksi di antara faktor-faktor di atas, termasuk kematangan, sejarah, pemilihan, dan sebagainya.
Selain dipengaruhi oleh validitas internal, eksperimen juga dipengaruhi oleh validitas eksternal, antara lain:
Interaction of treatments and treatments
Kelemahan ini terjadi apabila pengalaman responden lebih dari satu treatment. Seseorang yang dipilih sebagai objek eksperimen mungkin pernah mengalami eksperimen yang sama maka pengamatan kedua terhadap si responden tersebut akan menjadi bias.
Interaction of testing and treatment
Dalam eksperimen pretest, responden harus dipekekan agar mendorong eksperimen dengan alternatif yang berbeda.
Interaction of selection and treatment
Hal ini menimbulkan pertanyaan dalam membuat generalisasi antara beberapa kategori manusia antar grup. Sebab diantara mereka telah terjadi hubungan original yang telah terbentuk sebelumnya.
Interaction of setting and treatment
Antara setting penelitian dengan treatment yang dilakukan akan terjadi interaksi diantara keduanya.
Interaction of history and treatment.
Kadangkala terjadi hubungan sebab akibat antara kejadian masa lalu dan masa sekarang yang merupakan kejadian tak biasa dan berpotensi tidak dapat diukur dalam penelitian.
Kadangkala terjadi hubungan sebab akibat antara kejadian masa lalu dan masa sekarang yang merupakan kejadian tak biasa dan berpotensi tidak dapat diukur dalam penelitian.sehingga perlu adanya strategi untuk memperbaiki validitas eksternal, antara lain:
Menggunakan pilihan acak (randomly) untuk memilih orang, setting, atau waktu yang digunakan dari populasi yangada agar generalisasi menjadi lebih baik.
Membuat agar grup individu, manusia ataupun settingnya dibuat heterogen. Langkah ini ditempuh jika pendekatan random tidak dapat digunakan.
Individu, setting, dan waktu dikonsentrasikan agar memperoleh satu grup modal populasi.
Menggunakan terget populasi yang spesifik (individu, seting, waktu) untuk memenuhi target yang ingin dicapai.
Bentuk Desain Eksperimental
Menurut Sugiyono (2011:73) terdapat macam bentuk desain penelitian eksperimen, yaitu:
Pre-Experimental Design
Dikatakan pre-experimental design, karena desain ini belum merupakan eksperimen sungguh-sungguh. Karena masih terdapat variabel luar yang ikut berpengaruh terhadap terbentuknya variabel dependen. Bentuk pre-experimental ada tiga macam yaitu:
One-shot case study
Paradigma dalam penelitian eksperimen model ini dapat digambarkan seperti berikut.
X OX OX= treatment yang diberikan (variabel independen)
X O
X O
O= Observasi (variabel dependen)
Paradigma itu dapat dibaca sebagai berikut: terdapat suatu kelompok diberikan treatment/perlakuan, dan selanjutnya diobservasi hasilnya.
One-Group Pretest-Posttest
Desain ini terdapat pretest sebelum diberi perlakuan. Dengan demikian hasil perlakuan dapat diketahui lebih akurat, karena dapat membandingkan dengan keadaan sebelum diberi perlakuan. Desain ini dapat digambarkan sebagai berikut:
O¹ X O²O¹ X O²O¹= nilai pretest (sebelum diberi diklat)
O¹ X O²
O¹ X O²
O²= nilai posttest (setelah diberi diklat)
Pengaruh diklat terhadap prestasi kerja pegawai = (O² - O¹)
Intact-Group Comparison
Pada desain ini terdapat satu kelompok yang digunakan untuk penelitian, tetapi dibagi dua, yaitu setengah kelompok untuk eksperimen (yang diberi perlakuan) dan setengah untuk kelompok control (yang tidak diberi perlakuan). Paradigma penelitiannya dapat digambarkan sebagai berikut.
X O¹
O²X O¹
O²O¹ = hasil pengukuran setengah kelompok yang diberi perlakuan
X O¹
O²
X O¹
O²
O² = hasil pengukuran setengah kelompok yang tidak diberi perlakuan
Pengaruh perlakuan = O¹- O²
True Experimental
Dikatakan true experimental (eksperimen yang betul-betul), karena dalam desain ini, peneliti dapat mengonttrol semua variabel luar yang mempengaruhi jalannya eksperimen. Ciri utama dari true experimental adalah bahwa, sampel yang digunakan untuk eksperimen maupun sebagai kelompok control diambil secara random dari populasi tertentu. Jadi cirinya adalah adanya kelompok control dan sampel dipilih secara random. Ada dua bentuk true experimental design:
R X O2
R O4R X O2
R O4Posttest-only Control Design
R X O2
R O4
R X O2
R O4
Dalam desain ini terdapat dua kelompok yang masing-masing dipilih secara random (R). Kelompok pertama diberi perlakuan (X) dan kelompok yang lain tidak. Kelompok yang diberi perlakuan disebut kelompok eksperimen dan kelompok yang tidak diberi perlakuan disebut kelompok kontrol. Pengaruh adanya perlakuan (treatment) adalah (O¹: O²). Dalam penelitian yang sesungguhnya, pengaruh treatment dianalisis dengan uji beda, pakai statistic t-test misalnya. Jika terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok eksperimen dan kelompok control, maka perlakuan yang diberikan berpengaruh secara signifikan.
R O1 X O2
R O3 O4R O1 X O2
R O3 O4Pretest-Posttest Control Group Design
R O1 X O2
R O3 O4
R O1 X O2
R O3 O4
Dalam desain ini terdapat dua kelompok yang dipilih secara random kemudian diberi pretest untuk mengetahui keadaan awal adakah perbedaan antara kelompok eksperimen dan kelompok control. Hasil pretest yang baik bila nilai kelompok eksperimen tidak berbeda secara signifikan. Pengaruh perlakuan adalah (O²-O¹) - (O4- O3).
Factorial Design
Desain factorial merupakan modifikasi dari true experimental design, yaitu dengan memperhatikan kemungkinan adanya variabel moderator yang mempengaruhi perlakuan (variabel independen) terhadap hasil (variabel dependen). Paradigma design factorial dapat digambarkan seperti berikut:
R O1 X Y1 O2
R O3 Y1 O4
R O5 X Y2 O6
R O7 Y2 O8R O1 X Y1 O2
R O3 Y1 O4
R O5 X Y2 O6
R O7 Y2 O8
R O1 X Y1 O2
R O3 Y1 O4
R O5 X Y2 O6
R O7 Y2 O8
R O1 X Y1 O2
R O3 Y1 O4
R O5 X Y2 O6
R O7 Y2 O8
Pada desain ini semua kelompok dipilih secara random, kemudian masing-masing diberi pretest. Kelompok untuk penelitian dinyatakan baik, bila setiap kelompok nilai pretestnya sama. Jadi O1 = O3 = O5 = O7. Dalam hal ini variabel moderatornya adalah Y1 dan Y2.
Quasi Experimental Design
Bentuk desain eksperimen ini merupakan pengembangan dari true experimental, yang sulit dilaksanakan. Desain ini mempunyai kelompok control, tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen. Quasi experimental ada dua antara lain:
Time Series Design
O1O2O3O4 X O5O6O7O8 O1O2O3O4 X O5O6O7O8
O1O2O3O4 X O5O6O7O8
O1O2O3O4 X O5O6O7O8
Dalam desain ini kelompok yang digunakan untuk penelitian tidak dapat dipilih secara random. Sebelum diberi perlakuan, kelompok diberi pretest sampai empat kali, dengan maksud untuk mengetahui kestabilan dan kejelasan keadaan kelompok sebelum diberi perlakuan. Bila hasil pretest selama empat kali ternyata nilainya berbeda-beda, berarti kelompok tersebut keadaanya labil, tidak menentu dan tidak konsisten. Setelah keadaan kelompok dapat diketahui dengan jelas, maka baru diberi treatment. Desain penelitian ini hanya menggunakan satu kelompok saja, sehingga tidak memerlukan kelompok kontrol. Hasil pre test yang baik adalah O1=O2=O3=O4 dan hasil perlakuan yang baik adalah O5=O6=O7=O8. Bsarnya pengaruh perlakuan adalah = (O5=O6=O7=O8) – (O1=O2=O3=O4).
Nonequivalent Control Group
Desain ini hampir sama dengan pretest-posttest control group, hanya pada desain ini kelompok eksperimen maupun kelompok control tidak dipilih secara random.
O1 X O2
……………………………..
O3 X O4
O1 X O2
……………………………..
O3 X O4
O1 X O2
……………………………..
O3 X O4
O1 X O2
……………………………..
O3 X O4
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Metode penelitian eksperimen adalah penelitian yang dilakukan terhadap variabel yang data-datanya belum ada sehingga perlu dilakukan proses manipulasi melalui pemberian treatment/perlakuan tertentu terhadap subjek penelitian yang kemudian diamati/diukur dampaknya (data yang akan datang). Metode penelitian eksperimen memiliki karakteristik diantaranya adalah variabel-veniabel penelitian dan kondisi eksperimental diatur secara tertib ketat (rigorous management), baik dengan menetapkan kontrol, memanipulasi langsung, maupun random (rambang). Adanya kelompok kontrol sebagai data dasar (base line) untuk dibandingkan dengan kelompok eksperimental.
Langkah-langkah metode penelitian eksperimen sebagai berikut Metode jenis ini memiliki bentuk desain antara lain Pre Experimental (One Shot Case Study, One Group Pretest-Postest, Intec-Group Comparation), True Experimental (Posttest only Control Design, Pretest Control Group Design), Factorial Experimental, Quasi Experimenta ( Time Series Design, Nonequivalent Control group Design).
Saran
Dalam penulisan makalah ini masih banyak terdapat kekurangan, diantaranya adalah minimnya contoh-contoh penelitian khususnya penelitian di bidang pendidikan. Oleh karena itu, saran penulis kepada para pembaca yang ingin mengembangkan makalah ini adalah diharapkan menambah beberapa contoh permasalahan penelitian yang menggunakan desain metode penelitian eksperimen, sehingga memberikan gambaran secara lebih lengkap dan nyata tentang metode penelitian eksperimen.
DAFTAR PUSTAKA
Ary, D., Jacob, L.C. and Razavieh, A. (1985). Introduction to Research in Education. 3rd Edition. New York: Holt, Rinehart and Winston.
Borg, W.R. & Gall, M.D. (1983). Educational research: An introduction. Fourth Edition. New York: Longman.
Gay, L.R. (1983). Educational Research Competencies for Analsis & Application. 2nd Edition. Ohio: A Bell & Howell Company.
Jaedun, Amat. (2011). "Metode Penelitian Eksperimen". Makalah disampaikan pada Kegiatan In Service I Pelatihan Penulisan Artikel Ilmiah LPMP, DIY.
Nursyahidah, Farida. 2012. Penelitian Eksperimen. https://faridanursyahidah.files.wordpress.com/2012/05/penelitian-eksperimen_farida.pdf. Diakses pada tanggal 03 Oktober 2016 pukul 20.55 WIB.
Ross, S.M., & Morrison, G.R. (2003). Experimental Research Methods. Ln D. Jonassen (Ed.) Handbook of Research for Educational Communications and Technology. (2nd Ed.). (pp 1021-1043). Mahwah Nj: Lawrence Erlbaum Associates.
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.