laporan akhir titrasi argentometri... bila ada kekurangan harap di maklum dan diharapkan koreksiannya... semoga bermanfaat (^^,)/
distilasiDeskripsi lengkap
Full description
1Deskripsi lengkap
...Full description
titrasi argentometriFull description
Prosedur Praktikum Titrasi Argentometri untuk obatDeskripsi lengkap
Full description
Laporan ini adalah laporan kimia analitik tentang titrasi argentometri. pada laporan ini meliputi proses standarisasi dan penentuan blanko. semoga dapat membantu.Deskripsi lengkap
Full description
Deskripsi lengkap
mohr metodeDeskripsi lengkap
titrasi argentoDeskripsi lengkap
Full description
bagaimana titrasi dengan metode fajansDeskripsi lengkap
pengendapanFull description
Full description
Full description
titrasi argentometriFull description
Metode analisa kimia argentometri dalam prinsip pengendapan dengan menggunakan ion perakFull description
Metode Titrasi Argentometri 16:36
No comments comments
Salah satu cara untuk menentukan kadar asam-basa dalam suatu larutan adalah dengan volumetri (titrasi). Volumetri (titrasi) merupakan cara penentuan kadar suatu zat dalam larutannya didasarkan pada pengukuran volumenya. Istilah Argentometri diturunkan dari bahasa latin Argentum, yang berarti perak. Jadi, Jadi, Argento Argentomet metri ri merupak merupakan an salah salah satu cara untuk untuk menentu menentukan kan kadar kadar zat dalam suatu larutan yang dilakukan dengan titrasi berdasarkan pembentukan endapan dengan ion Ag+. Pada titrasi argentometri, zat pemeriksaan yang telah dibu dibubu buhi hi indi indika kato torr dica dicam mpur pur deng dengan an laru laruta tan n stan standa darr gara garam m pera perak k nitr nitrat at (AgNO3). Dengan mengukur volume larutan standar yang digunakan sehingga selu seluru ruh h ion ion Ag+ dap dapat tep tepat dien dienda dapk pkan an,, kada kadarr gara garam m dala dalam m laru laruta tan n pemeriksaan dapat ditentukan.
Argentome Argentometri tri Metode Metode Mohr Konsentrasi Konsentrasi ion klorida klorida dalam suatu larutan dapat ditentukan ditentukan dengan cara titrasi deng dengan an laru laruta tan n stan standa dart rt pera perak k nitr nitrat at.. Enda Endapa pan n puti putih h pera perak k klor klorid ida a akan akan terbentu terbentuk k selama selama proses proses titrasi titrasi berlangs berlangsung ung dan digunak digunakan an indicato indicatorr larutan larutan kalium kromat encer. Setelah semua ion klorida mengendap maka kelebihan ion Ag+ pada saat titik akhir titrasi dicapai akan bereaksi dengan indicator membentuk endapan coklat kemerahan Ag2CrO4 (lihat gambar). Prosedur ini disebut sebagai titrasi argentometri dengan metode Mohr. Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut: Ag+(aq) + Cl-(aq) ---> AgCl(s) AgCl(s) (endapan putih) Ag+(aq) + CrO42-(aq) ---> Ag2CrO4(s) (coklat kemerahan)
Yang perlu diperhatikan dalam melakukan melakukan titrasi dengan metode Mohr adalah titrasi dilakukan dengan kondisi larutan berada pada pH dengan kisaran 6,5-10 disebabkan ion kromat adalah basa konjugasi dari asam kromat. Oleh sebab itu jika pH dibawah 6,5 maka ion kromat kromat akan terprotonasi terprotonasi sehingga asam kromat akan mendominasi di dalam larutan akibatnya dalam larutan yang bersifat sagat asam konsentrasi ion kromat akan terlalu kecil untuk memungkinkan terjadinya endapan Ag2CrO4 sehingga hal ini akan berakibat pada sulitnya pendeteksian titik titik akhir akhir titra titrasi. si. Pada Pada pH diatas diatas 10 maka maka endap endapan an AgOH AgOH yang yang berwa berwarn rna a kecoklatan akan terbentuk sehingga hal ini akan menghalangi pengamatan titik akhir titrasi. Analit yang bersifat bersifat asam dapat ditambahkan kalsium karbonat agar pH nya nya berad berada a pada pada kisar kisaran an pH tersbu tersbutt atau atau dapa dapatt juga juga dilak dilakuk ukan an dengan dengan menjenuhkan analit dengan menggunakan padatan natrium hydrogen karbonat.
Argentometri
Metode
Volhard
Titrasi argentometri dengan cara Volhard didasarkan atas pengendapan perak tiosianat dalam larutan asam nitrat dengan menggunakan ion besi (III) untuk mengetahui adanya ion tiosianat berlebih. Cara ini digunakan untuk titrasi langsung atau tidak langsung. Cara titrasi langsung digunakan untuk menentukan kadar perak dan cara titrasi tidak langsung digunakan untuk menentukan kadar klorida. Cuplikan yang mengandung klorida direaksikan dengan perak nitrat berlebih, selanjutnya kelebihan perak nitrat dititrasi dengan larutan tiosianat standar yang diketahui konsentrasinya. Titik akhir titrasi dapat diketahui dengan terbentuknya warna merah dari kompleks besi (III) tiosianat. Metode Volhard pertama kali diperkenalkan oleh Jacobus Volhard, ahli kimia dari Jerman pada tahun 1874. Dengan metode ini, larutan standar AgNO3 berlebih ditambahkan ke dalam larutan yang mengandung ion halogen (misalnya Cl-). Kelebihan ion Ag+ dalam suasana asam dititrasi dengan standar garam tiosianat (KSCN atau NH4SCN) menggunakan indikator larutan Fe3+. Sampai titik ekivalen, terjadi reaksi antara titran dan Ag+ membentuk endapan putih. Kelebihan titran menyebabkan reaksi dengan indikator membentuk senyawa kompleks tiosianato ferrat (III) yang berwarna merah. Ag+(aq) + SCN-(aq) ---> AgSCN (s) Fe3+(aq) + 6SCN-(aq) ---> [Fe(SCN)6]3Dalam proses titrasi ini terjadi pengendapan bertingkat, yaitu pengendapan ion halida atau Cl- menjadi AgCl dan pengendapan garam AgSCN. Kedua garam tersebut dalam sistem larutan ada dalam kesetimbangan sehingga persamaan berikut dipenuhi.
Argentometri Metode Fajans Metode Fajans menggunakan indicator senyawa organic yang dapat diserap pada permukaan endapan yang terbentuk selama titrasi argentometri berlangsung. Indicator yang biasa digunakan yaitu indicator adsorbs diiododimetilfluoresen dan fluoresen AgNO3 juga distandarisasi dengan NaCl dengan menggunakan indicator fluorescein. Metode ini disebut dengan metode Fajans. Metode ini menggunakan adsorbsi yaitu merupakan zat yang dapat diserap pada permukaan endapan sehingga dapat menimbulkan warna. Pada metode fajans, dapat digunakan untuk menetapkan kadar halide dengan menggunakan indicator adsorbs. Jika AgNO3 ditambahkan ke NaCl yang mengandung zat berpendar fluor (ditambahkan indicator fluorescein), titik akhir ditentukan dengan berubahnya warna dari kuning menjadi merah jingga dengan endapan berwarna merah muda. Pada saat itulah tercapai titik ekivalen. Reaksi yang terjadi adalah :
AgNO3(aq) + NaCl(aq) ---> AgCl(s) + NaNO3(aq) Endapan berwarna merah muda dengan endapan berwarna orange disebabkan karena pengaruh warna fluorescein dan adanya adsorbs indicator pada endapan AgCl. Wana zat yang terbentuk dapat berubah akibat adsorbs pada permukaan.