MINI PROJECT PENGARUH INTERVENSI PROGRAM PENYULUHAN TERHADAP PERILAKU DAN KEJADIAN SKABIES DI PONDOK PESANTREN NURUL FALLAH PERIODE AGUSTUS 2016 – MEI 2017
DISUSUN OLEH :
dr. Anthony Kasena dr. Aprilia dr. Ayu Kusuma Ningrum dr. Fediah Chia Iskandar dr. Feliciana A. Komatsu dr. Hesty Aisyah H. dr. Ikbal Adi T.A. T.A.
I.
PENDAHULUAN
A. L! L!"" B B#$ #$% %& &' '
Puskesm Puskesmas as sebagai sebagai pelay pelayanan anan kesehat kesehatan an tingka tingkatt pertam pertamaa pada pada masy masyar arak akat at,,
memi memili liki ki
tuga tugass
mela melaks ksan anak akan an
pela pelay yanan anan
kese keseha hata tan, n,
pembinaan, dan pengembangan secara paripurna dalam melaksanakan usahausaha usahausaha kese!ahteraan sosial kepada kepada masyarakat masyarakat di "ilayah "ilayah ker!anya. ker!anya. #paya puskesmas dalam pelaksanaan kegiatannya tercermin dalam bentuk $ program pokok Puskesmas. Program pokok Pusekemas tersebut meliputi promosi kesehatan, kesehatan lingkungan, Kesehatan Ibu dan Anak Kelu Keluar arga ga
%ere %erenc ncan ana, a,
gi&i gi&i,,
pemb pember eran anta tasa san n
peny penyak akit it
menu menula larr
dan dan
pengobatan. #paya kesehatan lingkungan dan upaya pemberantasan penyakit berbasis lingkungan merupakan bagian dari upaya upaya pembangunan kesehatan yang yang menyelu menyeluruh ruh,, melipu meliputi ti pelaya pelayanan nan promot promoti', i', pre(en pre(enti', ti', kurati' kurati' dan rehabilitati'. rehabilitati'. Hal ini berdasarkan berdasarkan tu!uan pembangun pembangunan an nasional nasional bidang bidang kesehatan, yaitu peningkatan kesadaran, kemauan dan kmampuan hidup sehat agar ter"u!ud dera!at kesehatan masyarakat yang optimal. )alah satu penyakit menular yang kami amati cukup meresahkan masyarakat di "ilayah ker!a Puskesmas *andala yaitu penyakit skabies. )kabie )kabiess merupa merupakan kan penyak penyakit it pada pada kulit kulit yang yang diseba disebabka bkan n oleh oleh in'esta in'estasi si dan sensiti sensitisasi sasi terhad terhadap ap parasit parasit Sarcoptes scabiei var. hominis. hominis . Parasit ini dapat ditularkan baik secara kontak langsung maupun tidak langsung. Kontak langsung ter!adi melalui !abat tangan, tidur bersama, maupun hubungan seksual, sedangkan penularan tidak langsung ter!adi apabila penderita berbagi handuk, pakaian, atau alas tidur dengan orang yang sehat. Penularan biasanya biasanya disebabkan disebabkan oleh Sarcoptes scabiei scabiei betina yang sudah dibuahi atau terkadang oleh bentuk lar(a. Tungau betina yang telah dibuahi ini menggali tero"ongan dalam stratum korneum dengan kecepatan + milimeter sehari, sambil meletakan telurnya +- butir sehari sampai mencapai !umlah -/ butir. Telur akan menetas dalam "aktu /
0
hari, berubah men!adi lar(a, dan pada akhirnya mencapai bentuk de"asa dalam 10+ hari. Keadaan kulit pada penderita berupa papul, urtika, (esikel, namun dapat ditemukan !uga erosi, ekskoriasi, krusta, bahkan in'eksi sekunder yang disebabkan disebabkan oleh garukan. 2iagnosis in'eksi skabies dapat ditegakan bila ditemukan + atau lebih dari - tanda kardinal berikut ini3 405 pruritus noktur nokturna6 na6 4+5 pada pada komuni komunitas, tas, kelom kelompok pok,, maupun maupun lingku lingkunga ngan n tempat tempat tinggal yang padat penduduknya6 45 ditemukan kunikulus 4tero"ongan5 pada tempattempat predileksi ber"arna putih keabuabuan berbentuk garis lurus atau berkelok, yang ditemukan papul atau (esikel di u!ung tero"ongan tersebut6 dan 4-5 ditemukan satu atau lebih stadium hidup tungau Sarcoptes scabiei. 7leh karena tingkat penularan yang tinggi, sangatlah tidak !arang ditemukan lebih dari satu penderita yang berasal dari satu komunitas yang sama. Keadaan tersebut paling sering di!umpai pada lingkungan tempat tingga tinggall asrama, asrama, contoh contohnya nya pondok pondok pesant pesantren ren.. )elain )elain itu 'aktor 'aktor yang yang berperan dalam penularan penyakit ini adalah higenitas perorangan yang kurang kurang baik, baik, lingku lingkunga ngan n yang yang tidak tidak bersih bersih,, kurang kurangnya nya pengeta pengetahua huan n mengen mengenai ai perila perilaku ku hidup hidup sehat, sehat, kurang kurangny nyaa kesada kesadaran ran kesehat kesehatan an diri diri sendiri, kepadatan populasi indi(idu, !uga tingkat sosial ekonomi yang rendah. 2ata 2ata demogr demogra'ik a'ik Puskesm Puskesmas as 2TP *andala *andala period periodee 8uli 8uli +0/ +0/ hingga 8uli +0$, menun!ukan adanya $- kasus skabies. 2engan mayoritas penderita adalah sis"a dan sis"i yang berdomisili di asrama pesantren. %erdasarkan hal tersebut, dan menimbang bah"a pemberantasan skabies cukup memungkinkan dilakukan dengan dukungan dan ker!asama yang baik dari semua pihak, maka laporan ini akan membahas mengenai ke!adian skabies yang ditemukan terutama di pondok pesantren serta upaya dan penanganan yang dilakukan dengan tu!uan mengurangi angka ke!adian skabies di "ilayah ker!a Puskesmas 2TP *andala.
+
B. T()(& 1. T()(& )(& (*(* *(*
9
*elakukan analisis kesehatan komunitas 4Community Health Analysis5 Analysis 5 hubungan perilaku hidup bersih dan sehat terhadap ke!adian scabies di Pond Pondok ok Pesan Pesantre tren n Nuru Nurull Fall Fallah ah di "ilay "ilayah ah ker! ker!aa Pusk Puskesm esmas as 2TP 2TP *andala. 2. T()(& )(& %+ %+(, (,(, (,
a.*engenali 'aktor'aktor yang mempengaruhi ke!adian scabies terkait perilaku hidup bersih dan sehat di Pondok Pesantren Pesantr en Nurul Fallah di "ilayah ker!a Puskesmas 2TP *andala.. b. *encari alternati' pemecahan masalah terhadap ke!adian scabies di Pondok Pondok Pesantren Nurul Fallah di "ilayah "ilayah ker!a Puskesmas Puskesmas 2TP *andala. c.*elakukan inter(ensi terhadap penyebab masalah ke!adian scabies di Pondok Pondok Pesantren Nurul Fallah di "ilayah "ilayah ker!a Puskesmas Puskesmas 2TP *andala.
C. M&-! 1. M&M&- !! T#"/! "/!/, /,
*ening *eningkat katkan kan pemaham pemahaman an ilmu ilmu penget pengetahu ahuan an di bidang bidang kesehat kesehatan an lingkungan dan masyarakat. 2. M&M&- !! P" P"%! %!/, /,
)ebaga )ebagaii bahan bahan untuk untuk tindak tindakan an pre(en pre(enti' ti' atau atau pencega pencegahan han terhada terhadap p ke!adian penyakit skabies. . M&M&- !! '/ '/ *, *," "% %!!
)eba )ebaga gaii
peng penget etah ahua uan n
untu untuk k
meni mening ngka katk tkan an
pema pemaham haman an
kepa kepada da
masyarakat tentang penyakit skabies dan penanganan penyakit tersebut melalui praktik perilaku hidup bersih dan sehat.
II.
ANALISIS SITUASI
A. GAMBARAN UMUM
1. Keadaan Geograf Puskesmas *andala merupakan bagian dari "ilayah ker!a 2inas Kesehatan Kabupaten :ebak. :uas "ilayah ker!a Puskesmas *andala adalah 0.-;-,00 Ha dengan !umlah penduduk +<.1<1 dan !umlah KK ;.$. 8umlah desa di "ilayah ker!a Puskesmas *andala sebanyak $ desa yang mencangkup => dan 00 =T. %atas administrasi Puskesmas *andala sebagai berikut3 0. )ebelah utara berbatasan dengan Puskesmas Cibadak Kabupaten :ebak +. )ebelah barat berbatasan dengan Kecamatan >arunggunung . )ebelah selatan berbatasan dengan kabupaten Puskesmas Pamandegan dan Kecamatan Cikulur -. )ebelah timur berbatasan dengan kecamatan =angkasbitung dan Kalanganyar 8arak Puskesmas *andala Kecamatan Cibadak dari Kota =angkasbitung berkisar - km dengan "aktu tempuh kurang lebih 0 menit menggunakan kendaraan bermotor. Puskesmas *andala memiliki $ desa dengan !arak tempuh dari puskemas sebagai berikut3 0. 2esa %o!ong :eles
3 0 km
+. 2esa Tambak %aya
3 1 km
. 2esa *ekar Agung
3 - km
-. 2esa Kadu Agung %arat
3 ; km
-
/. 2esa Kadu Agung Tengah
3 ,/ km
$. 2esa Kadu Agung Timur
3 km
2. Keadaan Demograf a. Pertumbuhan Penduduk 8umlah penduduk di "ilayah ker!a Puskesmas *andala sesuai data pada tahun +0/ adalah .01< penduduk. b. 8umlah Penduduk *enurut ?olongan #mur 8umlah penduduk menurut golongan umur di "ilayah ker!a Puskesmas *andala dibagi men!adi ; kelompok umur. Penduduk terbanyak ada di kelompok umur lansia sebesar $.$;0 !i"a.
Kun!ungan kesehatan yang tercatat di Puskesmas *andala pada tahun +0/ sebanyak3 No .
2esa
@0 0 00 bulan bulan
0tahun
/ 0/ tahun
0/ -< tahun
/ tahun
0
Kadu Agung Timur
-;0
<-
0-0-
011$
+1+1
011$
+
Kadu Agung Tengah
++$
-/
$;<
<$
0/1
<
*ekar Agung
+;+
/--
10$
011
0$
0<
-
Kadu Agung %arat
+;/
//
1+/
00
0$/0
00++
/
%o!ong :eles
$1
;$
00
0-;+
++;
0-;
$
Tambak %aya
;/
;/0
00+$
0/+
++/+
0/0
0<1;
<;;
/<$
;-
00<+<
;<;+
8umlah
/
. C3/& P"'"* 4& D#")! K#,#+!& M,"%! Capaian Program Kesehatan masyarakat usia sekolah yaitu sebagai berikut: No . 0
+
-
/
$
;
Indikator
Capaian 4B5
?ap
0$
0
+ 0
0< + 0
+
--,0
0/ 0
+ - +
1 -
+/ 0
+- +
)asaran
Capaian
)ekolah dengan program #K) a. )2*I b. )*P*T) c. )*#)*KA:D
0$ + 0
)ekolah dengan Kader Kesehatan a. 2okcil b. P*= )*P c. P*= )*# 8umlah Kader Kes. 2ibina a. 2okcil b. P*= )*P c. P*= )*# Pen!aringan *urid %aru a. )2*I b. )*P*T) c. )*#)*KA:D
;;
)ekolah dengan #K?) a. )2*I b. )*P*T) c. )*#)*KA:D
0$ + 0
+
0+,/
0+ 0
)ekolah ber8PK* a. )2*I b. )*P*T) c. )*#)*KA:D 8umlah penyuluhan rema!a
0$ + 0
+
+/ ,
0+ + 0 0
$
III. IDENTIFIKASI PERMASALAHAN DAN PRIORITAS MASALAH
A. D-!" P#"*,$+& K#,#+!& &' A4
%erdasarkan data yang diperoleh dari pro'il Puskesmas *andala periode bulan 8uli +0/ E 8uli +0$, masih terdapat beberapa permasalahan penyakit kulit yang sering di!umpai, dikarenakan masih kurangnya perilaku hidup bersih dan sehat 4PH%)5 di kalangan masyarakat "ilayah ker!a Puskemas *andala, khususnya di kalangan santri di pondok pesantren. )epuluh besar da'tar penyakit kulit di Puskesmas *andala meliputi3 0. 2ermatitis numularis +. Abses kulit 4Cutaneus abscess, 'urunkel, dan karbunkel5 . 2ermatitis kontak alergika -. Pioderma /. 2ermato'itosis $. )kabies ;. aricella 1. Herpes &oster <. *orbilicampak 0. )mallpoGcacar B.
P#&!(& P"/"/!, M,$+
Penentuan prioritas masalah yang dilakukan di Puskesmas *andala dengan menggunakan metode Hanlon, dimana prioritas masalah didasarkan pada empat kriteria yaitu3 K*3& A : #,"& *,$+
0. %esarnya masalah didasarkan pada ukuran besarnya populasi yang mengalami masalah tersebut. +. %isa diartikan sebagai angka ke!adian penyakit. . Angka ke!adian terbesar diberikan skor lebih besar
T#$ .1. Kriteria A 4%esarnya *asalah5
No 0 +
2a'tar *asalah 2ermatitis numularis Abses kulit 4Cutaneus ;
8umlah +< ;-0
Persentase 4B5 $0,/ 0<,/
abscess, 'urunkel, dan karbunkel5 2ermatitis kontak alergika +11 ;,Pioderma 0;/ -,/ / 2ermato'itosis $; 0,;+ $ )kabies $0,$; aricella $0,$1 Herpes &oster < 0, < *orbilicampak +< ,;0 )mallpoGcacar +1 ,;+ T7TA: 111 0B )umber3 Data sekunder Puskesmas Mandala Juli 20!"Juli 20# K*3& B : %#,#"/(,& *,$+
0. #rgensi
3 apakah masalah tersebut menuntut penyelesaian
segera dan men!adi perhatian publik. +. Keparahan 4se(erity53 memberikan mortalitas atau 'atalitas yang tinggi. . konomi 4cost5 3 besarnya dampak ekonomi kepada masyarakat. *asingmasing aspek di berikan nilai skor.Aspek paling penting diberikan aspek yang paling tinggi kemudian di rata rata. K*3& C : %#!#",#4/& ,$(,/
0. Ketersediaan solusi yang e'ekti' menyelesaikan masalah. +. )emakin tersedia solusi e'ekti' diberikan skor yang semakin tinggi. K*3& D : %"/!#"/ PEARL
%erupa !a"aban ya dan tidak, ya diberikan skor 0, tidak diberikan skor 0. P 3 Propiety
3 kesesuaian program dengan masalah
+. 3 conomic
3 apakah secara ekonomi berman'aat
. A 3 Acceptability
3 apakah bisa diterima masyarakat
-. = 3 =esources
3 adakah sumber daya untuk menyelesaikan masalah
/. :3 :egality
3 tidak bertentangan dengan aturan hukum yang ada
P#&!(& 3"/"/!, *,$+ 4/ P(,%#,*, M&4$ ,#'/ #"/%(! : . K"/!#"/ A 5#,"& *,$+.
#ntuk menentukan besarnya masalah kesehatan diukur dari banyaknya penderita3 0. +. . -.
+/ B atau lebih 3 0 0B +-,
1
/. ,0 E ,< B 3 + $. Kurang dari ,0 3 T#$ .2 Nilai Kriteria A metode Hanlon *asalah kesehatan %esarnya masalah dari data sekunder Puskesmas *andala 4B5 ,0B ,0B ,0B 0B 0B +/ B NI:AI ,
0. Tidak ga"at
3+
+. Kurang ga"at
3-
. Cukup ga"at
3$
-. ?a"at
31
/. )angat ga"at
3 0
U"'#&,/
4harus segera ditangani, apabila
menyebabkan kematian5 0. Tidak urgen
3+
+. Kurang urgen
3-
. Cukup urgen
3$
-. #rgen
31
/. )angat urgen
3 0
B/ 4dampak ekonomi5
0. )angat murah
3+ <
tidak
ditangani
dapat
+. *urah
3-
. Cukup mahal
3$
-. *ahal
31
/. )angat mahal
3 0
T#$ . Nilai Kriteria % metode Hanlon M,$+ K#'!& 2ermatitis numularis + Abses kulit 4Cutaneus + abscess, 'urunkel, dan karbunkel5 2ermatitis kontak + alergika Pioderma + 2ermato'itosis + )kabies + aricella + Herpes &oster + *orbilicampak $ )mallpoGcacar +
U"'#&,/ + +
B/ -
+
-
+ + $ -
$ $ $
R#"! +,$; +,$;
+,$; +,$; +,$; , /, -
8. K"/!#"/ C 5%#!#",#4/& ,$(,/ Ketersediaan solusi dilihat dari apakah sumberdaya yang ada mampu
digunakan untuk menyelesaikan masalah. Kriteria pemberian skor 0. +. . -. /. $.
sebagai berikut 3 )angat e'ekti' =elati' e'ekti' 'ekti' *oderate e'ekti' =elati(e ine'ekti' Ine'ekti'
3/ 33 3+ 30 3
T#$ .9 Nilai Kriteria C metode Hanlon M,$+ 2ermatitis numularis Abses kulit 4Cutaneus abscess, 'urunkel, dan karbunkel5 2ermatitis kontak alergika Pioderma 2ermato'itosis )kabies aricella Herpes &oster *orbilicampak )mallpoGcacar
0
C
/ / + + + +
4. K"/!#"/ D 5PEARL -%!" Propriety 3 Kesesuaian 405 conomic 3 konomi murah 405 Acceptability 3 2apat diterima 405 =esources a(ailability 3 Tersedianya sumber daya 405 :egality 3 :egalitas ter!amin 405 T#$ . Nilai Kriteria 2 metode Hanlon
*asalah
P
2ermatitis numularis Abses kulit 4Cutaneus abscess, 'urunkel, dan karbunkel5 2ermatitis kontak alergika Pioderma 2ermato'itosis )kabies aricella Herpes &oster *orbilicampak )mallpoGcacar
A
=
:
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
Hasil Perkalian 0 0
0
0
0
0
0
0
0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0
Penetapan prioritas masalah dilakukan setelah komponen A, %, C, 2 diketahui dengan perhitungan sebagai berikut 3 Nilai prioritas dasar 4NP25 J 4A%5 G C Nilai prioritas total 4NPT5 J 4A%5 G C G 2 T#$ .6. #rutan Prioritas *asalah M,$+
A
2ermatitis 0 numularis Abses kulit 1 4Cutaneus abscess, 'urunkel, dan karbunkel5 2ermatitis kontak $ alergika
B
C
D
NPD
NPT
U"(!& 3"/"/!,
+,$ ; +,$ ;
P E A R L 0 0 0 0 0 1,0 1,0
0
0
0
0
0
+,0 +,0
-
+,$ ;
0
0
0
0
0
+$,0 +$,0
/$
00
Pioderma
$
$ $
+,$ ; +,$ ; , -
2ermato'itosis
$
)kabies aricella Herpes &oster *orbilicampak )mallpoGcacar
$ -
/, -
0
0
0
0
0
+$,0 +$,0
/$
/
0
0
0
0
0
-,/ -,/
+
/ +
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
-$,/ +
-$,/ +
0 ;1
+ + +
0 0 0
0 0 0
0 0 0
0 0 0
0 0 0
+ 01,$ 0$
+ 01,$ 0$
;1 < 0
2ari perhitungan diatas didapatkan prioritas masalah sebagai berikut3 0. )kabies +. 2ermato'itosis . 2ermatitis numularis -. Abses kulit 4Cutaneus abscess, 'urunkel, dan karbunkel5 /. 2ermatitis kontak alergika $. Pioderma ;. aricella 1. Herpes &oster <. *orbilicampak 0. )mallpoGcacar
IV.KERANGKA KONSEPTUAL MASALAH
A D," T#"/ 1 S%/#, D#-/&/,/ Sarcoptes scabiei var$ hominis adalah mikroorganisme parasit
sebagai etiologi yang menyebabkan kudis pada manusia. )kabies atau kudis adalah pruritus intensi' dan in'estasi yang sangat menular dari kulit disebabkan oleh tungau yang mempengaruhi manusia dan he"an. )kabies adalah penyakit &oonosis yang menyerang kulit, dapat mengenai semua ras dan golongan di seluruh dunia. )kabies dapat mengenai manusia dari segala usia dan dari semua pendapatan dan tingkat sosial. %ahkan orangorang yang men!aga kebersihan diri bisa
terkenakudis. E3/4#*/$'/
0+
)etiap siklus tahun ter!adi epidemi skabies. %anyak 'aktor yang menun!ang perkembangan penyakit ini, antara lain 3 sosial ekonomi yang rendah, higiene yang buruk, hubungan seksual, dan perkembangan demogra'ik serta ekologik. *enurut >H7 tahun +00, sebanyak !uta kasus skabies di dunia ter!adi setiap tahunnya. 2i Australia pada komunitas Aborigin, kudis merupakan masalah utama terkait dengan tingkat kemiskinan dan kepadatan penduduk, angka ke!adian skabies pada anak anak mencapai /B dan !uga $,0 B pada anak anak sekolah di %urkina Faso. Indonesia adalah negara berkembang,
dimana
pelayanan
kesehatan belum memadai dan lingkungan yang masih !elek. 2istribusi kudis sangat luas, akibatnya masih ada permasalahan kesehatan yang didominasi oleh penyakit in'eksi, contohnya skabie. Pre(alensi skabies di Indonesia adalah sekitar $ +;B dari populasi umum dan cenderung lebih tinggi pada anak anak dan rema!a.
8
E!/$'/ Sarcoptes scabiei termasuk 'ilum Arthropoda$ kelas Arachnida$
ordo Ackarima$ super 'amili Sarcoptes. )ecara mor'ologik merupakan tungau kecil, berbentuk o(al, punggungnya cembung dan bagian perutnya rata. #kuran betina berkisar antara -/ mikron G +/ E / mikron, sedangkan !antan berkisar + +- mikron G 0/ + mikron. :ar(a memiliki enam kaki, dan de"asa memiliki delapan kaki. %entuk de"asa mempunyai - pasang kaki, + pasang kaki di depan sebagai alat untuk melekat dan + pasang kaki kedua pada betina berakhir dengan rambut, sedangkan pada yang !antan pasangan kaki ketiga berakhir dengan rambut dan keempat berakhir dengan alat perekat. )iklus hidup tungau betina memerlukan "aktu antara 1 0+ hari. Ter!adi diatas permukaan kulit untuk kopulasi dengan tungau !antan. )etelah itu tungau !antan akan mati, namun bila masih hidup, tungau !antan akan masuk ke tero"ongan. Telur hasil pembuahan disimpan di ba"ah permukaan kulit dan meletakkan + butir perhari distratum
0
korneum sampai $ minggu sampai mencapai !umlah - / telur, sehingga bisa muncul papula pada permukaan kulit. Telur menetas dan men!adi lar(a dengan pasang kaki, kemudian men!adi nim'a dengan pasang kaki yang bisa dibedakan !antan dan betina. Tungau de"asa muncul di permukaan kulit setelah sekitar + minggu, dan setelah ka"in, mereka rein'ect kulit inang atau dari manusia lain.
G*" 1. Sarcoptes Scabiei B#!/&
4
P!'#,/, In'estasi dari in'eksi Sarcoptes scabiei dimulai saat tungau betina
yang sudah dibuahi berada diatas permukaan kulit. Kemudian tungau betina akan menggali tero"ongan pada stratum corneum untuk meletakan telurnya. *unculnya tungau dan produkproduknya yang berupa air liur yang bersi'at iritan akan merangsang sistem imun tubuh untuk mengeluarkan mediator mediator imunitas. Pada pertama in'eksi Sarcoptes scabiei, perla"anan yang dilakukan berasal dari sistem imun non spesi'ik. Tanda pada kulit berupa gatal, kemerahan, panas, nyeri dan bengkak. Hal tersebut ter!adi karena akti(asi sel mast mengakti'asi mediator in'lamasi seperti histamin, prostaglandin, kinin dan triptamin. Namun apabila proses in'lamasi yang dilakukan oleh sistem imun non spesi'ik belum dapat mengatasi in'estasi tungau dan produknya, maka imunitas spesi'ik akan terakti(asi. *ekanisme pertahanan spesi'ik yang dilakukan oleh sel lim'osit. Penelitian
sebelumnya
melaporkan
keterlibatan
rekasi
hipersensiti(itas tipe I dan tipe I. Pada reaksi hipersensiti(itas tipe I, ter!adi pertemuan imunoglobulin dengan antigen tungau yang
0-
berlangsung di epidermis sehingga mengakibatkan terbentuknya degranulasi sel mast yang mengakibatkan peningkatan antibodi Ig. )edangkan keterlibatan rekasi hipersensiti(itas tipe I akan muncul setelah 0 hari dari sensitisasi tungau, yang ditandai dengan perubahan histologik dan kenaikan !umlah sel lim'osit T pada in'iltrat #
kutaneus. C" P#&($"& Penularannya ter!adi secara kontak langsung dengan bersentuhan dan tidak langsung misalnya melalui handuk, seprei dan pakaian. Faktor yang berperan dalam penularan penyakit ini adalah sosial ekonomi yang rendah, higiene perorangan yang !elek, lingkungan yang tidak bersih, perilaku yang tidak sehat, kepadatan penduduk serta suplai air bersih yang kurang. G*" 2.
S/%$(,
+/4(3 4& P"#4/$#%,/ !#*3! !#"%#&.
-
G#)$ %$/&/, 4& D/'&,/, S%/#,
Perkembangan ge!alanya berlangsung dalam onset lambat dan berbahaya. Terdapat dua prinsip komponen, salah satunya plak setempat dan eritematosa yang memiliki penampilan berbeda. Plak terdiri dari kerak parakeratotic yang ber(ariasi dalam ketebalan dari sekitar sampai 0/ mm.
0/
Ciriciri seseorang terkena skabies adalah kulit penderita penuh bintikbintik kecil sampai besar. %er"arna kemerahan yang disebabkan garukan keras. %intikbintik itu akan men!adi bernanah !ika terin'eksi. Ada - tanda kardinal3 0
Pruritus nokturna ?atal pada malam hari yang disebabkan karena akti(itas tungau ini lebih tinggi pada suhu yang lebih lembab dan panas.
+
Penyakit ini menyerang manusia yang kelompok, misalnya dalam sebuah keluarga biasanya seluruh anggota keluarga terkena in'eksi. %egitu pula dalam sebuah perkampungan yang padat penduduknya, sebagian besar tetangga yang berdekatan akan diserang oleh tungau tersebut. 2ikenal keadaan hiposensitisasi, yang seluruh anggota keluarganya terkena. >alaupun mengalami in'estasi tungau, tetapi tidak memberikan ge!ala. Penderita ini bersi'at sebagai pemba"a
4carrier5. Adanya tero"ongan 4kunikulus5 pada tempattempat predileksi yang ber"arna putih atau keabuabuan, berbentuk garis lurus atau berkelok, ratarata pan!ang 0 cm pada u!ung tero"ongan itu ditemukan papul atau (esikel. 8ika timbul in'eksi sekunder ruam kulitnya men!adi polimor' 4pustul, ekskoriasi, dan lainlain5. Tempat predileksinya biasanya merupakan tempat dengan stratum korneum yang tipis, yaitu3 selasela !ari tangan, pergelangan tangan bagian (olar, siku bagian luar, lipat ketiak bagian depan, areola mamae 4"anita5, umbilikus, bokong, genitalia eksterna 4pria5, dan perut bagian ba"ah. Pada bayi dapat menyerang telapak tangan dan
-
telapak kaki. *enemukan tungau, merupakan hal yang paling diagnostik. 2apat ditemukan satu atau lebih stadium hidup tungau ini.
2iagnosis dapat dibuat dengan menemukan + dari - tanda kardinal tersebut.
0$
G*" . S%/#, 34 S#$ J"/ T&'& '
K$,/-/%,/ ,%/#,
*enurut 2!uanda 4+05, terdapat bentukbentuk khusus antara lain3 a
)kabies pada orang bersih %entuk ini ditandai dengan lesi berupa papul dan tero"ongan yang sedikit !umlahnya hingga sangat sukar ditemukan. 2alam penelitian dari 0 orang penderita skabies menemukan hanya ;B
b
tero"ongan. )kabies in co%nito %entuk ini
timbul
pada
skabies
yang diobati dengan
kortikosteroid sehingga ge!ala dan tanda klinis membaik. Tetapi tungau tetap ada dan penularan masih bisa ter!adi. c
)kabies yang ditularkan melalui he"an )umber utama dari skabies ini adalah an!ing. Kelainan ini berbeda dengan skabies manusia yaitu tidak terdapat tero"ongan. Tidak menyerang selasela !ari dan genitalia eksterna. :esi biasanya terdapat pada daerah dimana orang sering kontak atau memeluk binatang kesayangannya yaitu paha, lengan, dan dada. *asa inkubasi lebih pendek dan transmisi lebih mudah. Kelainan ini bersi'at sementara 4-1 minggu5 dan dapat sembuh sendiri karena skabies (arietas binatang tidak dapat melan!utkan siklus hidupnya pada manusia.
2
PHBS 5P#"/$%( H/4(3 B#",/+ 4& S#+! Perilaku Hidup %ersih dan )ehat 4PH%)5 adalah upaya untuk
memberikan pengalaman bela!ar atau menciptakan suatu kondisi yang
0;
bersih dan sehat bagi perorangan, keluarga, kelompok dan masyarakat, dengan membuka !alur komunikasi, memberikan in'ormasi dan melakukan
edukasi.
Hal
ini
diharapkan
dapat
meningkatkan
pengetahuan, sikap dan perilaku hidup bersih dan sehat melalui pendekatan pimpinan 4advocacy5, bina suasana 4 social support 5, dan pemberdayaan masyarakat 4empo&erment 5. Program PH%) !uga dapat membantu masyarakat mengenali dan mengatasi masalahnya sendiri, dalam tatanan masingmasing, agar dapat menerapkan caracara hidup sehat, dalam rangka men!aga, memelihara dan meningkatkan kesehatan. Tu!uan program PH%) adalah untuk meningkatkan pengetahuan, perubahan sikap dan perilaku serta kemandirian perorangan, keluarga dan masyarakat dalam mengatasi masalah kesehatan agar dapat hidup bersih dan sehat. Program gerakan PH%) dapat dilaksanakan melalui perorangan, kelompok dan masyarakat. Agar program tepat sasaran, sasaran perlu dikenali secara lebih khusus, rinci dan !elas. 7leh karena itu, sasaran PH%) tersebut dibagi men!adi beberapa tatanan, di antaranya rumah tangga, sekolah atau institusi pendidikan, institusi kesehatan, tempat umum dan tempat ker!a.
PHBS 5P#"/$%( H/4(3 B#",/+ 4& S#+! 4/ P&4% P#,&!"#& Pondok pesantren merupakan sekolah asrama berbasis Islam
4 'slamic boardin% school 5 yang memberikan porsi pendidikan agama Islam lebih banyak daripada ilmu umum. Para sis"anya disebut sebagai santri dan tinggal pada asrama yang disediakan oleh pesantren. Para santri tinggal bersama dengan temanteman dengan berbagai macam karakter santri berkumpul dalam satu asrama. Hal ini dapat menimbulkan beberapa masalah yang akan dihadapi, di antaranya pemeliharaan kebersihan, seperti kebersihan kulit, kebersihan tangan dan kuku, kebersihan genitalia, kebersihan lingkungan dan kebersihan pakaian. Perilaku perseorangan
hidup di
bersih
pondok
dan
pesantren
sehat pada
terutama
kebersihan
umumnya
kurang
mendapatkan perhatian dari santri. Faktanya, sebagian pesantren
01
tumbuh dalam lingkungan yang kebersihannya dan sanitasinya buruk. 2itambah lagi dengan perilaku tidak sehat, seperti menggantung pakaian di kamar, tidak membolehkan pakaian santri "anita di!emur di ba"ah terik matahari, dan saling bertukar pakai benda pribadi, seperti sisir dan handuk. %erdasarkan permasalahan di atas, diperlukan adanya program PH%) di pondok pesantren. Program tersebut merupakan upaya membudayakan perilaku hidup bersih dan sehat masyarakat di pondok pesantren untuk mengenali masalah dan tingkat kesehatannya, serta mampu mengatasi,
memelihara,
meningkatkan dan
melindungi
kesehatannya sendiri. Hal ini dapat meningkatkan pengetahuan, perubahan sikap dan perilaku para santri, pengurus dan penga!ar di pesantren khususnya terhadap program Kesehatan :ingkungan dan ?aya Hidup )ehat. Indikator program PH%) di pondok pesantren mencakup 3 a Kebersihan perorangan 4badan, pakaian dan kuku5 b Penggunaan air bersih, kebersihan tempat "udhu c Penggunakan !amban sehat d Kebersihan asrama e Kepadatan penghuni asrama ' Kebersihan ruang bela!ar g Kebersihan halaman h Adanya kader dan kegiatan kader poskestren terlatih i %ak penampungan air bebas !entik ! *akanan bergi&i seimbang k Peman'aatan sarana pelayanan kesehatan. 9
H((&'& PHBS &' B("(% 4#&'& K#)4/& P#&%/! S%/#,
)kabies sangat erat hubungannya dengan perilaku hidup bersih dan sehat. Personal hy%iene yang buruk dan sanitasi buruk dapat meningkatkan angka ke!adian skabies. *anusia terin'eksi oleh tungau Sarcoptes scabiei tanpa memandang umur, ras atau !enis kelamin dan tidak mengenal status sosial dan ekonomi, tetapi personal hy%iene yang buruk dapat meningkatkan in'eksi. Penyakit skabies dapat ditularkan melalui kontak tidak langsung seperti melalui perlengkapan tidur, handuk, dan pakaian memegang peranan
penting.
%erdasarkan
0<
hasil
penelitian
Akmal
4+05,
menun!ukkan terdapat hubungan yang signi'ikan antara kebiasaan pemakaian sabun mandi, kebiasaan berganti pakaian, kebiasaan tidur bersama, kebiasaan pemakaian selimut tidur dan kebiasaan mencuci pakaian bersama dengan penderita skabies. Hasil
penelitian
di
Pondok
Pesantren
:amongan
!uga
menun!ukkan bah"a perilaku yang mendukung ter!adinya scabies adalah sering bergantian handuk dengan teman. Penularan scabies secara tidak langsung dapat disebabkan melalui perlengkapan tidur, pakaian, dan handuk. %erdasarkan teori, handuk berperan dalam transmisi tungau scabies melalui kontak tak langsung. )elain itu, 'aktor yang berperan pada tingginya pre(alensi skabies di negara berkembang terkait dengan kemiskinan yang diasosiasikan dengan rendahnya
tingkat
kebersihan,
akses
air
yang
sulit,
dan
kepadatan
hunian.Tingginya kepadatan hunian dan interaksi atau kontak 'isik antar indi(idu memudahkan transmisi dan in'estasi tungau scabies.
%
K#"&'% T#"/
Faktor yang berperan dalam penularan penyakit ini adalah sosial ekonomi yang rendah, higiene perorangan yang !elek, lingkungan yang tidak bersih, perilaku yang tidak sehat, kepadatan penduduk serta suplai air bersih yang kurang.
ariabel %ebas
ariabel Terikat
Pola Hidup %ersih dan )ehat 4PH%)5 )osial konomi =endah
Ke!adian Penyakit )kabies
Kepadatan Penduduk )uplai Air %ersih yang Kurang C
K#"&'% K&,#3
ariabel %ebas Perilaku Hidup %ersih dan )ehat 4PH%)5
ariabel Terikat +
Ke!adian Penyakit )kabies
D H/3!#,/, Terdapat hubungan antara Perilaku Hidup %ersih dan )ehat 4PH%)5 dengan
ke!adian penyakit skabies di Pondok Pesantren >ilayah Ker!a Puskesmas *andala.
V. HASIL PENELITIAN
A.
G*"& U*(* P&4% P#,&!"#& N("($ F$+
Nama :embaga Alamat 2esaKelurahan Kecamatan KabupatenKota Pro(insi NP>P Kode Pos Tahun 2idirikan )tatus Tanah :uas Tanah
3 Pondok Pesantren Nurul Falah 3 8l. A. Dani K*+ No. / Kp. Pasirmalang 3 2esa Kaduagung Timur 3 Cibadak 3 :ebak 3 %anten 3 +.;$.+10.<-0<. 3 -+01 3 0<<1 3 *ilik Dayasan 3 $- *+
+0
Nama Pimpinan 3 KH. Ahmad =a'ludin, ).Ag Akte Pendirian Nomor3 / *ei 0<<1 8enis Pendidikan a. Pondok Pesantren b. *adrasah Tsana"iyah Nurul Falah c. *adrasah Aliyah Nurul Falah 8umlah )antri 3 / orang 8umlah ?uru 3 / orang 8enis #saha yang ber!alan 3 Koperasi Nurul Falah :uas Tanah Kosong 3 $ m +
B. G*"& S&/!,/ P&4% P#,&!"#& N("($ F$+ Tabel 0.
Tabel +. Komponen )arana air bersih 8amban )PA: )arana Pembuangan )ampah
Nilai + 0
%obot +/ +/ +/ +/
++
Hasil ;/ 0 / +/
Total
+/
Tidak )ehat
C. K"%!#"/,!/% R#,3&4#& K"!#"/,!/% #"4,"%& )#&/, %#$*/& %erdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, dari 1 sis"a
yang tinggal di pesantren, terdapat +0 orang lakilaki 4//,B5 dan 0; orang perempuan 4--,;B5.
Tabel . Karateristik responden berdasarkan !enis kelamin 8enis Kelamin Perempuan :akilaki Total
)kabies Da 0+ 40,/B5 0; 4--,;B5 +< 4;$,+B5
Tidak / 40,0B5 - 40,/B5 < 4+,$B5
Total 0; 4--,;B5 +0 4//,B5 1 40B5
K"!#"/,!/% #"4,"%& (,/ %erdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, dari 1 sis"a
yang tinggal di pesantren, terdapat 0< orang berusia 0+0- tahun 4/,B5 dan 0< orang berusia 0/0; tahun 4/,B5. Tabel -. Karateristik responden berdasarkan usia 8enis Kelamin 0+0- tahun 0/0; tahun Total
)kabies Da 0- 4$,1B5 0/ 4<,-B5 +< 4;$,+B5
Tidak / 40,0B5 - 40,/B5 < 4+,$B5
Total 0< 4/,B5 0< 4/,B5 1 40B5
8 K"!#"/,!/% #"4,"%& !/&'%! 3#&4/4/%& %erdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, dari 1 sis"a
yang tinggal di pesantren, terdapat 0< orang dengan tingkat pendidikan )*P 4/,B5 dan 0< orang dengan tingkat pendidikan )*A 4/,B5 Tabel /. Karateristik responden berdasarkan pendidikan 8enis Kelamin )*P )*A Total
)kabies Da 0- 4$,1B5 0/ 4<,-B5 +< 4;$,+B5
Tidak / 40,0B5 - 40,/B5 < 4+,$B5
+
Total 0< 4/,B5 0< 4/,B5 1 40B5
D. H,/$ A&$/,/, D! U&/;"/! P#&'#!+(& !#&!&' %#,#+!& $/&'%(&'& %erdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, dari 1 sis"a
yang tinggal di pesantren, terdapat / orang dengan tingkat pengetahuan kurang baik 40,0B5
dan orang dengan tingkat
pengetahuan baik 41$,;B5 Tabel $. Pengetahuan tentang kesehatan lingkungan 8enis Kelamin Kurang %aik %aik Total
)kabies Da / 40,0B5 +- 4$,0B5 +< 4;$,+B5
Tidak 4,B5 < 4+,$B5 < 4+,$B5
Total / 40,0B5 41$,;B5 1 40B5
B#"'&!/& 3%/& !( $! ,+$! %erdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, dari 1 sis"a
yang tinggal di pesantren, terdapat 0 orang dengan perilaku tidak bergantian 40,/B5 dan +$ orang dengan perilaku bergantian pakaian atau alat sholat 4$1,B5. Tabel ;. Perilaku bergantian pakaian atau alat shalat 8enis Kelamin Tidak bergantian %ergantian Total
)kabies Da - 40,/B5 +/ 4$/,;B5 +< 4;$,+B5
Tidak 1 4+0,B5 0 4+,$B5 < 4+,$B5
Total 0 40,/B5 +$ 4$1,B5 1 40B5
8 B#"'&!/& +&4(% %erdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, dari 1 sis"a
yang tinggal di pesantren, terdapat 1 orang dengan perilaku tidak bergantian 4+,
)kabies Da 4;,1B5 +- 4$,0B5 +< 4;$,+B5
+-
Tidak / 40,0B5 $ 40/,;B5 < 4+,$B5
Total 1 4+,
4
T/4(" #"+/*3/!& %erdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, dari 1 sis"a
yang tinggal di pesantren, tidak terdapat orang dengan perilaku tidak berhimpitan 4,B5 dan seluruh sis"a atau 1 orang dengan perilaku tidur berhimpitan 40,B5. Tabel <. Perilaku bergantian handuk 8enis Kelamin Tidak berhimpitan %erhimpitan Total
)kabies Da 4,B5 +< 4;$,+B5 +< 4;$,+B5
Tidak 4,B5 < 4+,$5 < 4+,$B5
Total 4,B5 1 40B5 1 40B5
VI. ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH
A. P#&(,(&& A$!#"&!/- P#*#8+& M,$+
%erdasarkan pen!elasan pada dasar teori dan analisis statistik yang telah dilakukan pada bab sebelumnya mengenai 'aktor risiko dan angka ke!adian skabies di Pondok Pesantren Nurul Falah, "ilayah ker!a Puskesmas *andala, maka dapat diambil beberapa masalah yang paling berpengaruh adalah kurangnya perilaku hidup bersih dan sehat 4PH%)5. 2engan melihat 'aktor risiko ini, maka dapat dibuat beberapa alternati' pemecahan masalah, yaitu3
+/
0
Penyuluhan kepada para santri di Pondok Pesantren Nurul Falah terkait pengetahuan tentang penyakit skabies dan pemahaman pentingnya kesadaran untuk membiasakan perilaku hidup bersih dan sehat, serta cara cara perilaku hidup bersih dan sehat.
+
Pengobatan bagi para santri yang terdapat ge!ala dan tanda terserang penyakit skabies
B. P#&!(& A$!#"&!/- T#"3/$/+
Alternati' pemecahan masalah yang telah disusun dalam (plan o) action( tidak semua dapat dilaksanakan. Hal ini disebabkan oleh kemampuan baik sarana, tenaga, dana, dan "aktu yang terbatas. 7leh sebab itu, dilakukan langkah pemilihan prioritas alternati' pemecahan masalah dalam memilih program yang akan dilaksanakan langsung ke masyarakat. )alah satu metode yang dapat digunakan dalam pemilihan prioritas pemecahan masalah adalah metode =einke. *etode ini menggunakan dua kriteria yaitu e'ekti'itas dan e'isiensi !alan keluar. 'ekti'itas !alan keluar meliputi besarnya masalah yang dapat diatasi, pentingnya !alan keluar, sedangkan e'isiensi !alan keluar dikaitkan dengan biaya yang diperlukan untuk melakukan !alan keluar. Kriteria e'isiensi !alan keluar dikaitkan dengan biaya yang dikeluarkan dalam menyelesaikan masalah. Kriteria e'isiensi !alan keluar adalah biaya sangat murah 405, biaya murah 4+5, biaya cukup murah 45, biaya mahal 4-5, dan biaya sangat mahal 4/5. T#$ 7.1. K"/!#"/ E-#%!/-/!, J$& K#$(" SKOR
M
4%esarnya 0 + /
I
masalah 4Kelanggengan selesai
yang dapat diatasi5 )angat kecil Kecil Cukup besar %esar )angat besar
nya masalah5 )angat tidak langgeng Tidak langgeng Cukup langgeng :anggeng )angat langgeng
+$
V
4Kecepatan penyelesai an masalah5 )angat lambat :ambat Cukup cepat Cepat )angat cepat
Prioritas pemecahan masalah dengan menggunakan metode =inke di Kecamatan 8atila"ang adalah sebagai berikut 3 T#$ 7.2 P"/"/!, P#*#8+& M,$+ 4#&'& M#!4# R/&%# D-!"
A$!#"&!/- E-#%!/-/!, M I V J$& K#$(" Penyuluhan kepada / -
E-/,/#&,/
M
U"(!&
P"/"/!,
5C
C +$,$;
P#*#8+& M,$+ I
-
+
II
para santri di Pondok Pesantren
Nurul
Fallah
terkait
pengetahuan
tentang
penyakit skabies dan pemahaman pentingnya kesadaran untuk
membiasakan
perilaku hidup bersih dan sehat, serta cara E cara perilaku hidup bersih dan sehat Pengobatan bagi para
-
-
/
santri yang terdapat ge!ala
dan
terserang
tanda penyakit
skabies %erdasarkan hasil perhitungan prioritas pemecahan masalah menggunakan metode =inke, maka didapat dua prioritas pemecahan masalah, yaitu3 0 Penyuluhan kepada para santridi Pondok Pesantren Nurul Falah terkait pengetahuan tentang penyakit skabies dan pemahaman pentingnya kesadaran untuk membiasakan perilaku hidup bersih dan sehat, serta cara +
cara perilaku hidup bersih dan sehat. Pengobatan bagi para santri yang terdapat ge!ala dan tanda terserang penyakit skabies
+;
VII
INTERVENSI KESEHATAN
A. L!" B#$%&'
Angka ke!adian skabies di pondok pesantren pada "ilayah ker!a Puskesmas *andala masih tinggi. Hal ini dapat dilihat dari tingginya insiden kasus skabies dari laporan tahunan Puskesmas *andala. Tingginya angka ke!adian skabies sangat dipengaruhi oleh kebiasaan perilaku hidup bersih dan sehat yang masih kurang. 2i lingkungan pondok pesantren, perilaku hidup bersih dan sehat di pondok pesantren pada umumnya kurang mendapat perhatian. Hal ini dapat dilihat dari masih tingginya !umlah santri yang mempunyai kebiasaan berperilaku hidup kurang bersih dan tidak sehat. B. T()(& 1.
Spesi)ic
+1
2ari plan o' action yang akan dilaksanakan ke depan diharapkan bertu!uan untuk menurunkan angka ke!adian skabies di "ilayah ker!a Puskesmas *andala khususnya pada Pondok Pesantren NurulFalah. Measurable
2.
2engan plan o' action yang telah disusun, diharapkan hasilnya dapat dipantau dengan baik dan berkelan!utan mengenai angka ke!adian skabies di "ilayah ker!a Puskesmas *andala khususnya pada Pondok Pesantren NurulFalah. Appropriate
3.
Pelaksanaan kegiatan yang telah ditetapkan diharapkan dapat sesuai dengan rencana yang telah dirumuskan. 2alam merealisasikannya didukung dengan sumber daya manusia, sumber daya dana, sarana dan prasarana yang ada dengan pengelolaan yang e'isien. 2.
*ealistic #ntuk pencapaian dari apa yang kita rencanakan, diperlukan penyesuaian dengan sumber daya manusia, sumber dana, sarana dan prasarana yang telah ada. )upaya tu!uan yang kita harapkan lebih realistis dan tercapai dengan apa yang kita harapkan.
+.
,ime -ound Pelaksanaan kegiatan yang berpedoman pada plan o' action tersebut diharapkan dapat mencapai hasil yang diharapkan berupa menurunnya angka ke!adian skabies dalam kurun "aktu tertentu.
C. B#&!(% K#'/!& Kegiatan berupa penyuluhan terkait pengetahuan tentang penyakit
skabies dan pemahaman pentingnya kesadaran untuk membiasakan perilaku hidup bersih dan sehat. )elain itu dilakukan pengobatan bagi para santri yang terdapat ge!ala dan tanda terserang penyakit skabies D. S,"& )asaran penelitian adalah - orang santri yang menginap di Pondok Pesantren
NurulFalah. )asaran penyuluhan seluruh santri yang bersekolah di Pondok Pesantren NurulFalah.
+<
E. P#$%,&& 1. P#",&/$
a. Pembimbing
3
dr. %udhi *ulyanto
+. Pelaksana
3
dr. Anthony Kasena dr. Apriliya dr. Ayu Kusuma Ningrum dr. Fediah Chia Iskandar dr Feliciana Amelinda dr. Hesty Aisyah H dr Ikbal Adi T A dr Iman Teguh % dr Ines Prestisia dr *ochammad Andri F dr Nida Nur Hani'ah dr No'ilia Citra C dr )intia *eita ) dr Nurmalida ) dr. =hema >iguna dr =iki )aputra dr =i&ki 2"i ) dr )iti Al'iana C dr )yl(iana Kus"andi dr iona
2. >%!( 4& T#*3!
Kun!ungan + •
Tanggal
3 0 8anuari +0;
•
>aktu
3 0-. )elesai
•
Tempat
3 Pondok Pesantren NurulFalah
•
Tu!uan
3 Pen!aringan scabies, Pemberian obat bagi yang
ter!aring •
Target
3 - )antri yang menginap di Pesantren Nurul Falah
Kun!ungan •
Tanggal
3 +- 8anuari +0;
•
>aktu
3 1. >I%selesai
•
Tempat
3 Pondok Pesantren NurulFalah
•
Tu!uan
3 Penyuluhan mengenai skabies dan PH%) dan kuis
•
Target
3 - )antri yang menginap di Pesantren Nurul Falah
Kun!ungan •
Tanggal
3 0 8anuari +0;
•
>aktu
3 1. >I%selesai
•
Tempat
3 Pondok Pesantren NurulFalah
•
Tu!uan
3 Penyuluhan mengenai skabies dan PH%) dan kuis
•
Target
3 )antri yang bersekolah di Pesantren Nurul
Falah Kun!ungan / •
Tanggal
3 Februari +0$
•
>aktu
3 1. >I%selesai
•
Tempat
3 Pondok Pesantren NurulFalah
•
Tu!uan
3 Penyuluhan mengenai skabies dan PH%) dan kuis
•
Target
3 )antri yang bersekolah di Pesantren Nurul
Falah F. R#&8& A&''"&
0. Fotokopi lembar pre test dan post test
3 =p 0.
+. 7b!ect glass dan K7H
3 =p +.
. Konsumsi kun!ungan 0
3 =p /.
-. Hadiah kuis kun!ungan
3 =p 0.
/. Pengobatan )alep +-
=p ;1.
G. M&/!"/&'
*onitoring kegiatan dilakukan pada saat pelaksanaan kegiatan berupa monitoring keberlangsungan acara dan perhitungan berapa !umlah santri yang bisa hadir dalam kegiatan tersebut.
H. E;$(,/
0
(aluasi penyuluhan yang dilakukan berupa kuis berhadiah yang diadakan pada setiap akhir penyuluhan 4kun!ungan 5 berupa beberapa soal terkait pengetahuan tentang penyakit skabies dan cara berperilaku hidup bersih dan sehat di pondok pesantren serta man'aat perilaku hidup bersih dan sehat untuk mengetahui apakah para santri sudah benarbenar mengerti terhadap in'ormasi yang telah diberikan. (aluasi pencapaian proyek dilakukan pada kun!ungan $ berupa pen!aringan ulang untuk melihat insidensi kasus scabies yang diharapkan menurun serta adanya peningkatan skor posttest mengenai pengetahuan scabies dan PH%), serta e(aluasi kembali kondisi kesehatan lingkungan di "ilayah Pesantren. VIII. LAMPIRAN
DOKUMENTASI SCREENING DAN PEMBAGIAN OBAT
+
DOKUMENTASI PENYULUHAN SCABIES DAN PHBS
-
Pertanyaan kuis sesi I3 0 Apa sa!a ge!alage!ala penyakit )cabiesL + Apakah penyakit )cabies menularL %agaimana cara penularan penyakit )cabiesL - %agaimana cara mencegah supaya tidak terkena penyakit scabiesL 8a"aban sis"a3 0. ?atal pada malam hari, ben!olan dan lepuhan ber"arna merah pada !ari!ari +. *enular
/
. )alaman, penggunaan alat mandi, handuk dan alat tidur bersama -. *en!emur kasur, ba!u dan alat tidur dicuci dengan air panas, men!aga kebersihan tubuh
Pertanyaan kuis sesi II 3 0 %agaimana cara penularan penyakit scabiesL + 2ibagian tubuh mana sa!a yang biasanya terkena scabiesL %agaimanakah cara pencegahan supaya tidak tertular scabiesL 8a"aban sis"a3 0 Penggunaan alat mandi dan alat tidur bersama, ber!abat tangan + 2i selasela !ari, di kelamin, diperut, di ketiak, di bagian dada *en!aga kebersihan diri )C=NIN? 2AN P*%A?IAN 7%AT •
HA)I: )C=NIN? o Hasil screening kelompok 0 3 +< anak skabies o Hasil screening kelompok + 3 anak skabies
$
;
I?.
KESIMPULAN
•
•
Penyakit skabies ini merupakan penyakit menular oleh kutu sarcoptes
scabei, kutu tersebut memasuki kulit stratum korneum. *embentuk kanalikuli atau tero"ongan lurus atau berkelok sepan!ang ,$ sampai 0,+ sentimeter. •
Akibatnya, penyakit ini menimbulkan rasa gatal yang panas dan edema yang disebabkan garukan. )yarat obat yang ideal adalah e'ekti' terhadap semua stadium tungau, tidak menimbulkan iritasi dan toksik, tidak berbau atau kotor, tidak merusak atau me"arnai pakaian, mudah diperoleh dan harganya murah. •
2ari hasil skrining ulang, sis"a yang terkena skabies a"alnya
adalah +< sis"a, yang lalu meningkat men!adi sis"a. 2alam kun!ungan pertama kami memberikan terapi dan edukasi pemakaian obat skabies kepada sis"a yang menderita skabies. Pada kun!ungan kedua dan ketiga, kami memberikan penyuluhan mengenai skabies dan PH%) 4Perilaku Hidup %ersih dan )ehat5 sekaligus dilakukannya sesi tanya !a"ab dan pemberian door"prie bagi sis"a yang dapat men!a"ab pertanyaan dengan benar. •
Pada sesi tanya !a"ab, sis"a dapat men!a"ab seluruh pertanyaan
dengan benar dan dapat menyerap penyuluhan dengan baik. Kami harapkan dari hasil edukasi dapat diterapkan sis"asis"a dalam kehidupannya seharihari dan lebih mengenal apa itu penyakit skabies, dan dapat curiga bila diri sendiri atau teman atau keluarga memiliki ge!ala yang serupa, dan menyarankan untuk berobat ke Pusat kesehatan terdekat. %egitu pula dengan sis"a penderita skabies dapat melaksanakan terapi dengan baik dan sembuh, sehingga menurunkan tingkat penyakit skabies dalam sekolah tersebut. •