BAB 1 PENDAHULUAN 1.1
Latar Belakang
Sistem kesehatan nasional imunisasi adalah salah satu bentuk intervensi kesehatan yang sangat efektif dalam upaya menurunkan angka kematian bayi dan balita. Dasar utama pelayanan kesehatan, bidang preventif merupakan prioritas. Penurunan insiden penyakit menular pada negara-negara maju telah terjadi puluhan tahun yang lalu setelah melakukan imunisasi secara teratur dengan cakupan cukup luas. Indonesia dinyatakan bebas penyakit cacar tahun 1!" disertai penurunan insiden beberapa penyakit menular sejak tahun 1#$, terutama untuk penyakit difteria, tetanus, pertusis, campak dan polio. Dengan melakukan imunisasi imunisasi terhadap terhadap seorang seorang anak, tidak hanya memberikan memberikan perlindung perlindungan an pada anak tersebut tersebut tetapi juga berdampak pada anak lainnya karena terjadinya peningkatan imunitas umum dan mengurangi penyebaran infeksi.1 Profil epidemiologis di Indonesia sebagai gambaran tingkat kesehatan di masyarakat masih memerlukan perhatian khusus, yaitu %ngka kematian kasar &'()*+ !,$1 per 1tahun • %ngka kematian bayi &I()*+ # per 1 lahir hiduptahun • %ngka kematian balita &/$()*+ $0 per 1 lahir hiduptahun • %ngka kematian ibu hamil &(()*+ ! per 1. lahir hiduptahun • 'akupan imunisasi+ '2 #$3, DP4 03, Polio !3, 51 13, 5" #,3, • 56 #6,3, 44 ibu hamil+ 441 #3 dan 44" !!3 &758* Pada Pada tahu tahun n 1 1 Indo Indone nesia sia menc mencap apai ai Universal Universal Child Imuniaton Imuniaton &/'I* dengan dengan cakupan imunisasi sebesar 3 pada anak balita, hal ini berkaitan dengan pemanfaatan 9artu (enuju (enuju Sehat Sehat dengan dengan baik baik dalam dalam memant memantau au secara secara akurat akurat tumbuh tumbuh kembang kembang anak anak serta serta pemberian imunisasi pada anak balita sesuai Program Pengembangan Imunisasi &PPI* yaitu '2, Polio, 5epatitis , D4P, dan campak. 1 Salah Salah satu tujuan program program ini adalah adalah tercapa tercapainy inyaa cakupa cakupan n seluas seluas dan sebany sebanyak ak mungkin. 9epercayaan masyarakat terhadap program imunisasi harus tetap terjaga, sebab bila tidak tidak dapat dapat mengak mengakiba ibatka tkan n turunn turunnya ya angka angka cakupa cakupan n imunis imunisasi asi.. Perlu Perlu diteka ditekanka nkan n bah:a bah:a pemberian imunisasi pada bayi dan anak tidak hanya memberikan pencegahan terhadap anak tersebu tersebutt tetapi tetapi akan akan memberi memberikan kan dampak dampak yang yang jauh lebih luas luas karena karena akan akan menceg mencegah ah terjadinya penularan yang luas dengan adanya peningkatan tingkat imunitas secara umum di masyarak masyarakat. at. 8leh 8leh karena karena itu pandan pandangan gan serta serta sikap sikap setiap setiap dokter dokter atau orang tua sangat sangat penting untuk dipahami tentang arti imunisasi. eberapa studi menemukan bah:a usia ibu, 1
ras, pendidikan, dan status sosial ekonomi berhubungan dengan cakupan imunisasi, dan opini orang tua tentang vaksin berhubungan dengan status imunisasi anak mereka. " 9epercayaan 9epercayaan dan perilaku perilaku kesehatan kesehatan ibu juga hal yang penting, penting, karena karena penggunaan penggunaan sarana kesehatan oleh anak berkaitan erat dengan perilaku dan kepercayaan ibu tentang kesehatan dan mempengaruhi status imunisasi. (asalah pengertian dan keikutsertaan orang tua dalam program imunisasi tidak akan menjadi halangan yang besar jika pendidikan yang memadai tentang hal itu diberikan. " 9ecamat 9ecamatan an )angka )angkasbit sbitung ung mencak mencakupi upi :ilaya :ilayah h dari dari desa Pasir Pasir 4anjun anjung. g. Desa ini memi memilik likii # kamp kampun ung, g, dian dianta taran ranya ya kamp kampun ung g aba abaka kan n dan dan kamp kampun ung g Pasi Pasirr ;ang ;angka ka.. erdasarkan laporan tenaga medis yang bertanggung ja:ab di daerah tersebut terdapat ! batita dari $ batita di desa yang menolak dilakukan imunisasi. 5al ini dikarenakan adanya pengetahuan yang kurang tentang imunisasi dan 9IPI. (aka dari itu kami melakukan penyebaran kuesioner untuk melihat tingkat pengetahuan dan sikap ibu hamil yang memiliki anak batita di desa Pasir 4anjung, 4anjung, terutama kampung abakan dan Pasir Pas ir ;angka. 1.2
Rumusan ma masalah
aga agaim iman anaa tingk tingkat at peng pengeta etahu huan an dan dan sikap sikap ibu ibu melah melahir irka kan n tenta tentang ng pemb pemberi erian an imunisasi dasar pada batita di kampung abakan dan kampung Pasir ;angka, desa Pasir 4anjung 4anjung kecamatan )angkasbitung periode peri ode
Tujuan penelitian (eng (engeta etahu huii ting tingka katt peng penget etah ahua uan n dan dan sika sikap p ibu ibu melah melahir irka kan n tent tentan ang g pemb pember erian ian
imunisasi dasar pada batita di kampung abakan dan kampung Pasir ;angka, desa Pasir 4anjung 4anjung kecamatan )angkasbitung periode peri ode
!an"aat penelitian
Penelitian ini dapat digunakan untuk+ 1.
(emb emberik rikan mas masukan kep kepaada pus puskesma smas men mengenai tingkat pen peng getahu ahuan dan dan sika sikap p ibu ibu melah melahir irka kan n tent tentan ang g pemb pember erian ian imun imunis isasi asi dasar dasar pada pada batit batitaa di kampung abakan dan kampung Pasir ;angka, desa Pasir 4anjung kecamatan
".
)angkasbitung periode
6.
imunisasi dasar pada bayi di kecamatan )angkasbitung, Sebag ebagai ai lan langkah gkah a:al a:al terb terben entu tuk knya nya pem pemer erik iksa saan an berk erkala ala yan yang g ber berke kela lan njuta jutan n
2
.
/ntuk menambah :a:asan bagi petugas kesehatan dan masyarakat luas mengenai pentingnya imunisasi dasar,
$. 1.#
Sebagai data tambahan untuk melakukan penelitian lebih lanjut. Alur penelitian
Objek Peneliti an Ib u Pengump ulan data
Prim Seku Posyan er nder Kue du & sion Pengola Puskes er han data mas & analisa statistik
3
BAB 2 T$N%AUAN PU&TA'A
2.1
Pengetahuan( &ikap )an Perilaku
Dalam kamus bahasa indonesia, pengetahuan diartikan segala sesuatu yang diketahui berkenaan dengan hal.6 (enurut ;otoatmodjo &"!*, pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui penginderaan mata dan telinga. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang. Dari pengalaman dan penelitian terbukti bah:a perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih bermakna daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan. Indikator-indikator yang dapat digunakan untuk mengetahui tingkat pengetahuan atau kesadaran terhadap kesehatan, dapat dikelompokkan menjadi pengetahuan tentang sakit dan penyakit, pengetahuan tentang cara pemeliharaan kesehatan dan cara hidup sehat dan pengetahuan tentang kesehatan lingkungan. Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulasi atau objek, manifestasi sikap tidak dapat langsung dilihat, tetapi hanya bisa di tafsirkan terlebih dahulu dari perilaku yang tertutup, sikap secara nyata menunjukkan konotasi adanya kesesuaian reaksi terhadap stimulus tertentu dalam kehidupan sehari-hari.6 %dapun indikator untuk mengetahui tingkat sikap terhadap kesehatan adalah sebagai berikut+ a. Sikap terhadap sakit dan penyakit adalah bagaimana penilaian atau pendapat seseorang terhadap gejala atau tanda-tanda penyakit, penyebab penyakit, cara penularan penyakit, cara pencegahan penyakit. b. Sikap tentang cara pemeliharaan dan cara hidup sehat adalah penilaian atau pendapat seseorang terhadap cara-cara memelihara dan cara-cara &berperilaku* hidup sehat. Dengan perkataan lain pendapat atau penilaian terhadap makanan, minuman, olahraga, relaksasi &istirahat* atau istirahat cukup. c. Sikap terhadap kesehatan lingkungan adalah pendapat atau penilaian seseorang terhadap lingkungan dan pengaruhnya terhadap kesehatan. Dari segi biologis, perilaku adalah suatu kegiatan atau aktivitas organisme &makhluk hidup yang bersangkutan*. Dalam kamus bahasa indonesia, perilaku adalah 4
tanggapan atau reaksi individual terhadap rangsangan atau lingkungan. 1 Perilaku adalah totalitas penghayatan dan aktivitas seseorang, yang merupakan hasil bersama antara berbagai faktor internal maupun eksternal. (enurut loom, seperti dikutip ;otoatmodjo &"!*, membagi perilaku itu didalam 6 domain &ranahka:asan*, meskipun ka:asan-ka:asan tersebut tidak mempunyai batasan yang jelas dan tegas. Pembagian ka:asan ini dilakukan untuk kepentingan tujuan pendidikan, yaitu mengembangkan atau meningkatkan ketiga domain perilaku tersebut, yang terdiri dari ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotor.
Dalam perkembangan
selanjutnya oleh para ahli pendidikan dan untuk kepentingan pengukuran, hasil, ketiga domain itu diukur dari pengetahuan &knowledge*, sikap &attitude* dan tindakan & practice*. Penelitian )ogers &1!* mengungkapkan bah:a sebelum orang mengadopsi perilaku baru, didalam diri orang tersebut terjadi proses yang berurutan, yakni + 1. 9esadaran &awareness*, dimana orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui terlebih dahulu terhadap stimulus &objek*. ". (erasa tertarik &interest * terhadap stimulus atau objek tersebut. Disini sikap subjek sudah mulai timbul. 6. (enimbang-nimbang &evaluation* terhadap baik dan tidaknya stimulus tersebut bagi dirinya. 5al ini berarti sikap responden sudah lebih baik lagi. . Trial , dimana subjek mulai mencoba untuk melakukan sesuatu sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh stimulus. $. Adoption, dimana subjek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan, kesadaran dan sikapnya terhadap stimulus. ;amun demikian, dari penelitian selanjutnya )ogers menyimpulkan bah:a perubahan perilaku tidak selalu mele:ati tahapan-tahapan tersebut diatas. %pabila penerimaan perilaku baru atau adopsi perilaku melalui proses seperti ini dimana didasari oleh pengetahuan, kesadaran dan sikap yang positif maka perilaku tersebut akan bersifat lama &long lasting *. Sebaliknya apabila perilaku itu tidak didasari oleh pengetahuan dan kesadaran akan tidak berlangsung lama. Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan :a:ancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek penelitian atau responden. 9edalaman pengetahuan yang ingin kita ketahui atau kita ukur dapat kita sesuaikan dengan tingkat-tingkat tersebut diatas. 2.2
$munisasi Dasar
5
Imunisasi merupakan salah satu cara pencegahan penyakit serius yang paling efektif untuk bayi dari segi biaya. $ Imunisasi dasar adalah pemberian imunisasi a:al pada bayi yang baru lahir sampai usia satu tahun untuk mencapai kadar kekebalan diatas ambang perlindungan. 0 Imunisasi dasar yang dapat diberikan kepada anak adalah '2 &untuk mencegah penyakit 4'*, DP4 &untuk mencegah penyakit-penyakit difteri, pertusis dan tetanus*, Polio &untuk mencegah penyakit poliomielitis*, campak &untuk mencegah penyakit campak*, dan 5epatitis &untuk mencegah penyakit hepatitis*. Pemerintah Indonesia sangat mendorong pelaksanaan program imunisasi sebagai cara untuk menurunkan angka kesakitan, kematian pada bayi, balita anakanak pra sekolah. 4ujuan umum program imunisasi yakni untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian bayi akibat Penyakit =ang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi &PD6I*. Penyakit dimaksud antara lain, Difteri, Tetanus, Pertusis &batuk rejam*, Measles &campak*, Polio dan Tuberculosis. 4ujuan khusus program imunisasi antara lain + 0 a. 4ercapainya target Universal Child Immuniation &/'I*, yaitu cakupan imunisasi lengkap minimal #3 secara merata pada bayi di 13 kampung 9elurahan pada tahun "1 b. 4ercapainya >)%P8 &>radiksi Polio*, yaitu tidak adanya virus polio liar di Indonesia yang dibuktikan dengan tidak ditemukannya virus polio liar pada tahun "#. c. 4ercapainya >4; &>liminasi 4etanus ;eonatorum*, artinya menurunkan kasus 4; sampai tingkat 1 per 1 kelahiran hidup dalam 1 tahun pada tahun "#. d. 4ercapainya )>'%( &)eduksi 'ampak*, artinya angka kesakitan campak turun pada tahun "0. Sasaran program imunisasi meliputi sebagai berikut + 0 a. ayi usia -1 tahun untuk mendapatkan vaksinasi '2, DP4, Polio, 'ampak dan 5epatitis-. b. Ibu hamil dan :anita usia subur dan calon pengantin untuk mendapatkan imunisasi 44. c. %nak-anak SD &Sekolah Dasar* kelas 1, untuk mendapatkan imunisasi DP4. d. %nak-anak SD &Sekolah Dasar* kelas II sd kelas ?I untuk mendapatkan imunisasi 44 &dimulai tahun "1 sd tahun "6*, anak-anak SD kelas II dan kelas III mendapatkan vaksinasi 44. 6
2.3
!an"aat $munisasi
Pemberian imunisasi memberikan manfaat sebagai berikut + ! a. /ntuk anak, bermanfaat mencegah penderitaan yang disebabkan oleh penyakit menular yang sering berjangkit@ b. /ntuk keluarga, bermanfaat menghilangkan kecemasan serta biaya pengobatan jika anak sakit@ c. /ntuk negara, bermanfaat memperbaiki derajat kesehatan, menciptakan bangsa yang kuat dan berakal untuk melanjutkan pembangunan negara. 2. 2..1
%enis $munisasi $munisasi Akti"
Imunisasi aktif adalah tubuh anak sendiri membuat Aat anti yang akan bertahan selama bertahun-tahun.# %dapun tipe vaksin yang dibuat Bhidup dan matiC. ?aksin yang hidup mengandung bakteri atau virus !germ" yang tidak berbahaya, tetapi dapat menginfeksi tubuh dan merangsang pembentukan antibodi. ?aksin yang mati dibuat dari bakteri atau virus, atau dari bahan toksit yang dihasilkannya yang dibuat tidak berbahaya dan disebut to#oid . # 2..2
$munisasi Pasi"
Imunisasi pasif adalah pemberian antibodi kepada resipien, dimaksudkan untuk memberikan imunitas secara langsung tanpa harus memproduksi sendiri Aat aktif tersebut untuk kekebalan tubuhnya. %ntibodi yang diberikan ditujukan untuk upaya pencegahan atau pengobatan terhadap infeksi, baik untuk infeksi bakteri maupun virus*. Imunisasi pasif dapat terjadi secara alami saat ibu hamil memberikan antibodi tertentu ke janinnya melalui plasenta, terjadi di akhir trimester pertama kehamilan dan jenis antibodi yang ditransfer melalui plasenta adalah immunoglobulin $ &Ig2*. 4ransfer imunitas alami dapat terjadi dari ibu ke bayi melalui kolostrum &%SI*, jenis yang ditransfer adalah immunoglobulin A &Ig%*. Sedangkan transfer imunitas pasif secara didapat terjadi saat seseorang menerima plasma atau serum yang mengandung antibodi tertentu untuk menunjang kekebalan tubuhnya. 9ekebalan yang diperoleh dengan imunisasi pasif tidak berlangsung lama, sebab kadar Aat-Aat anti yang meningkat dalam tubuh anak bukan sebagai hasil
7
produksi tubuh sendiri, melainkan secara pasif diperoleh karena pemberian dari lua tubuh. Salah satu contoh imunisasi pasif adalah Immunoglobulin yang dapat mencegah anak dari penyakit campak !measles". # 2..3
%enis*%enis +aksin $munisasi Dasar Dalam Pr,gram $munisasi
a. ?aksin '2 & acillius 'almette 2uerine * Diberikan pada umur sebelum 6 bulan. ;amun untuk mencapai cakupan yang lebih luas, Departemen 9esehatan (enganjurkan pemberian '2 pada umur antara -1" bulan. b. 5epatitis Diberikan segera setelah lahir, mengingat vaksinasi hepatitis merupakan upaya pencegahan yang sangat efektif untuk memutuskan rantai penularan melalui transmisi maternal dari ibu pada bayinya. c. DP4 &Difteri Pertusis 4etanus* Diberikan 6 kali sejak umur " bulan & DP4 tidak boleh diberikan sebelum umur 0 minggu * dengan interval -# minggu. d. Polio Diberikan segera setelah lahir sesuai pedoman program pengembangan imunisasi &PPI* sebagai tambahan untuk mendapatkan cakupan yang tinggi. e. 'ampak )utin dianjurkan dalam satu dosis ,$ ml secara sub-kutan dalam, pada umur bulan. 2..
+aksin ',m-inasi ',m-,
?aksin 9ombinasi adalah gabungan beberapa antigen tunggal menjadi satu jenis produk antigen untuk mencegah penyakit yang berbeda. (isalnya vaksin kombinasi DP4 5b adalah gabungan antigen-antigen D-P-4 dengan antigen %b untuk mencegah penyakit difteria, pertusis, tetanus, dan hepatitis . 1
8
%lasan utama pembuatan vaksin kombinasi adalah kemasan vaksin kombinasi lebih praktis dibandingkan dengan vaksin monovalen, sehingga mempermudah pemberian maka dapat lebih meningkatkan cakupan imunisasi, mengurangi frekuensi kunjungan ke fasilitas kesehatan sehingga mengurangi biaya pengobatan, mengurangi biaya pengadaan vaksin, memudahkan penambahan vaksin baru ke dalam program imunisasi yang telah ada, untuk mengejar imunisasi yang terlambat, dan biaya lebih murah. 2.#
/akt,r*/akt,r 0ang !empengaruhi Pelaksanaan $munisasi Dasar Pa)a Bai
9eberhasilan pemberian imunisasi kepada bayi memerlukan kerjasama dan dukungan dari semua pihak terutama kesadaran ibu-ibu yang mempunyai bayi untuk memba:a bayinya ke pelayanan imunisasi. %dapun faktor-faktor yang mempengaruhi imunisasi dasar pada bayi yaitu + 1 a. 4ingkat pengetahuan Seorang ibu akan memba:a bayinya untuk diimmnisasi bila seorang ibu mengerti apa manfaat imunisasi tersebut bagi bayinya, pemahaman dan pengetahuan seorang ibu terhadap kelengkapan imunisasi dasar terhadap bayi akan memberikan pengaruh terhadap imunisasi bayinya. b.
c. /rutan kelahiran
9
Dari hasil SD9I 1! terlihat bah:a berdasarkan urutan kelahiran yang diimunisasi lengkap adalah anak I sebesar $0,03, anak ke "-6 sebesar 0",13, anak ke -0 sebesar ",63, sedangkan anak ke ! hanya 6",3. d.
Pe),man Pem-erian $munisasi
/mur yang tepat untuk mendapatkan imunisasi adalah sebelum bayi mendapat infeksi dari penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi, berilah imunisasi sedini mungkin segera setelah bayi lahir dan usahakan melengkapi imunisasi sebelum bayi berumur 1 tahun. 9husus untuk campak, dimulai segera setelah anak berumur bulan. Pada umur kurang dari bulan, kemungkinan besar pembentukan Aat kekebalan tubuh anak dihambat karena masih adanya Aat kekebalan yang berasal dari darah ibu &Satgas ID%I, "#*. /rutan pemberian jenis imunisasi, berapa kali harus diberikan serta jumlah dosis yang dipakai juga sudah ditentukan sesuai dengan kebutuhan tubuh bayi. /ntuk jenis imunisasi yang harus diberikan lebih dari sekali juga harus diperhatikan rentang :aktu antara satu pemberian dengan pemberian berikutnya. 10
/ntuk lebih jelasnya sebagaimana terdapat pada tabel berikut ini +
11
BAB 3 !ETDE PENEL$T$AN
3.1
Desain penelititan
Penelitian ini dilakukan secara deskriptif analitik dengan metode pengumpulan data secara cross§ional. 3.2
Tempat )an 4aktu penelitian
Penelitian ini dilakukan di kampung abakan dan Pasir ;angka desa Pasir 4anjung kecamatan )angkasbitung dengan :aktu penelitian dilakukan pada bulan
P,pulasi )an sampel
Populasi terjangkau adalah ibu melahirkan yang memiliki anak batita &bayi di b:ah tiga tahun* di kampung abakan dan kampung Pasir ;angka. Sampel yang diambil adalah ibu melahirkan yang memiliki batita saat penyebaran kuesioner. 3.
'riteria penelitian 1. 'riteria $nklusi
Ibu melahirkan yang memiliki anak batita di kampung abakan dan kampung Pasir ;angka desa Pasir 4anjung kecamatan )angkasbitung periode
-
Ibu melahirkan dengan anak usia diatas 6 tahun Ibu melahirkan dengan anak batita tidak menetap di kampung abakan dan kampung Pasir ;angka.
3.#
Besar sampel
Sampel dihitung dengan rumus+ n F &Ae*" . p . &1-p* atau n F G"1-alpa" . p . &1-p* d" nF jumlah sampel A F standar skor pada tingkat konfiden tertentu e F proporsi sampling error &derajat kemaknaan* p F dugaan proporsi &persentase kasusnya* atau insidensi kasus dalam populasi dF presisi mutlak &kesalahan prediksi yang dapat diterima* 12
Didapatkan persentase 11,3 maka diambil sampel minimal sebesar+ n F&1.0* " . ,11 . &1-.11* F 1 balita.
&.1*"
3.
+aria-el )an 'ateg,ri
1.
Pengetahuan Pengetahuan yang akan dilihat mengenai pengertian imunisasi, manfaat imunisasi,
jad:al pemberian imunisasi, dan jenis imunisasi. 9ategori + 1. uruk &menja:ab tahu H " dari 1 pertanyaan* ". 9urang &menja:ab tahu 6-$ dari 1 pertanyaan* 6. aik &menja:ab tahu $ dari 1 pertanyaan* ". Sikap Sikap yang akan dilihat adalah mengenai jad:al imunisasi, peran serta pemerintah dalam pengadaan vaksin, syarat pemberian vaksin dan antisipasi jika terjadi kejadian ikut pasca imunisasi dan pentingnya imunisasi lengkap pada semua anak. 9ategori + 1. uruk &menja:ab benar H " dari 1 pertanyaan* ". 9urang &menja:ab benar 6-$ dari 1 pertanyaan* 6. aik &menja:ab benar $ dari 1 pertanyaan* 6. Perilaku Perilaku yang akan kami nilai adalah seberapa besar perilaku yang sesuai mengenai pencarian sumber imunisasi, optimalisasi fungsi posyandu, kelengkapan dan ketepatan :aktu imunisasi, penggunaan imunisasi kombo, penggunaan 9(S dan penyampaian pentingnya imunisasi pada orang lain. 9ategori + 1. uruk &menja:ab tahu H " dari pertanyaan* ". 9urang &menja:ab tahu 6-$ dari pertanyaan* 6. aik &menja:ab tahu $ dari pertanyaan* 3.5 $6in Penelitian Penelitian dilakukan dengan persetujuan 9epala Puskesmas )angkasbitung.
13
BAB HA&$L DAN PE!BAHA&AN
.1
Hasil
Dari sampel yang diteliti didapatkan " responden yang di:a:ancarai dari 9ampung abakan dan Pasir ;angka, Desa Pasir 4anjung, )angkas itung. .1.1
'arakteristik Resp,n)en
Dari sampel yang diambil didapatkan sebanyak 1! responden berasal dari 9ampung abakan dan sebanyak "$ responden dari 9ampung Pasir ;angka. a. /sia )esponden sebanyak ", 3 merupakan :anita berusia "-6$ tahun. Sedangkan sisanya sebanyak !,1 3 merupakan :anita berusia diatas 6$ tahun. 4abel 1. 9arakteristik /sia /sia "-6$ tahun 6$ tahun
rekuensi 6 6
b. Pendidikan terakhir 14
Prosentase ", !,1
)esponden terbanyak memiliki pendidikan terakhir SD dengan persentase #13, se banyak 11,3 tamatan S(P dan sebanyak !,1 3 tidak bersekolah. 4abel ". 9arakteristik 4ingkat Pendidikan 4ingkat Pendidikan 4idak bersekolah SD S(P
rekuensi 6 6 $
Prosentase !,1 #1 11,
c. Pekerjaan Sebagain besar responden merukapan ibu rumah tangga dengan persentase !,03, dan sebanyak ", 3 merupakan buruh. 4abel 6. 9arakteristik Pekerjaan Pekerjaan Ibu )umah 4angga uruh
rekuensi 1 1
Prosentase !,0 ",
d.
4abel . 9arakteristik
.1.2
rekuensi 61 1 1
Prosentase !6,# "6,# ",
Pengetahuan
Penelitian ini akan menganalisis seberapa besar pengetahuan ibu mengenai pengertian imunisasi, manfaat imunisasi, jad:al pemberian imunisasi, dan jenis imunisasi. 4abel $. Distribusi Data Pengetahuan Imunisasi 9ampung abakan Pasir ;angka
aik rekuensi 1 1 2
3 ", ", (7
9urang rekuensi 3 "1, 11 "0," 28 5(
uruk rekuensi ! 16 28
3 10,! 6, 5(
erdasarkan hasil tabel " di atas, didapatkan pengetahuan ibu mengenai imunisasi masih cukup rendah. 5al ini dapat dilihat dari hasil ja:aban pengetahuan yang menunjukkan pengetahuan buruk sebesar !,03, pengetahuan kurang sebesar !,0 3 dan pengetahuan baik hanya sebesar ,#3. Dari 1 pertanyaan yang diajukan pada kuesioner untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu mengenai imunisasi ternyata pertanyaan yang paling tidak dapat dija:ab oleh responden adalah manfaat imunisasi, yang menja:ab benar hanya " dari " orang &,!3*. Pertanyaan selanjutnya yang tidak dapat dija:ab benar adalah jad:al pemberian imunisasi, yang menja:ab benar hanya 0 dari " orang &1,63*.
16
pengertian imunisasi, dan jenis imunisasi berturut-turut persentase yang benar adalah "#,03 dan "0," 3. .1.3
&ikap
Sikap yang akan dinilai adalah mengenai jad:al imunisasi, peran serta pemerintah dalam pengadaan vaksin, syarat pemberian vaksin dan antisipasi jika terjadi kejadian ikut pasca imunisasi dan pentingnya imunisasi lengkap pada semua anak. 4abel 0. Distribusi Data Sikap Imunisasi 9ampung abakan Pasir ;angka
aik rekuensi 3 11 "0," "1 $ 32 5(2
9urang rekuensi 3 $ 11, 1 ", 1(3
uruk rekuensi 1 6
3 ", !,1 9(#
Dari tabel 6 diatas dapat dilihat bah:a sebagian besar sikap responden mengenai imunisasi baik, yaitu !0,"3. Sikap yang kurang sebesar 1,6 3 dan sikap yang buruk sebesar ,$3. Dari 1 pertanyaan yang diajukan pada kuesioner untuk mengetahui sikap responden mengenai imunisasi ternyata sikap yang kurang benar adalah mengenai syarat pemberian vaksin, dimana yang menja:ab benar hanya sekitar "6,# 3. )esponden juga masih ada yang beranggapan bah:a pemberian imunisasi anak perta ma harus lebih lengkap dari anak lainnya &,$ 3*, :alaupun responden tetap mengimunisasi anaknya #,1 3*. Dapat dilihat responden kurang menyikapi peran serta pemerintah dalam pengadaan vaksin, hal ini dapat dilihat dari kecenderungan responden untuk memilih netral atau tidak menja:ab. )esponden juga kurang menyikapi mengenai jad:al vaksin yang benar, dilihat dari jumlah responden yang menja:ab salah sebesar ,$3 sedangkan yang netral dan tidak menja:ab sebesar "0,"3. /ntuk antisipasi kejadian paska imunisasi, sikap responden cukup baik dalam pencegahan demam &!#,03*. .1.
Perilaku
Penelitian ini akan menganalisis seberapa besar perilaku yang sesuai mengenai pencarian sumber imunisasi, optimalisasi fungsi posyandu, kelengkapan dan ketepatan :aktu
17
imunisasi, penggunaan imunisasi kombo, penggunaan 9(S dan penyampaian pentingnya imunisasi pada orang lain. 4abel !. Distribusi Data Perilaku Imunisasi 9ampung abakan Pasir ;angka
aik rekuensi 3 1 66,6 1 66,6 27 (
9urang rekuensi 3 " ,# 0 1,6 7 19(1
uruk rekuensi 1 $
3 ", 11, 1(3
erdasarkan tabel 6 diatas, dapat dilihat bah:a perilaku ibu mengenai imunisasi sebagian besar sudah cukup baik &00,03*. ;amun masih ada yang berperilaku kurang &1,13* dan buruk &1,63*. Didapatkan keseluruhan responden memba:a anaknya ke posyandu &13* :alaupun ada beberapa yang tidak selalu setiap bulan &,#3*. Perilaku yang dirasakan kurang sesuai adalah responden menyangkal penggunaan vaksin kombo, hanya 6#,13 yang menyetujui penggunaan vaksin tersebut. Sebagian besar responden menyetujui penggunaan 9(S pada anaknya &$,#3*. )esponden yang mengimunisasi lengkap anaknya sebesar $!,13 dan yang tepat :aktu imunisasi sebesar $,$ 3. )esponden yang sudah mendapatkan penyuluhan sebesar !1,3 dan yang ikut menyebarkan pentingnya imunisasi sebesar !0,"3.
.2
Pem-ahasan
Peningkatan cakupan imunisasi melalui pendidikan orang tua telah menjadi strategi populer di berbagai negara. Strategi ini berasumsi bah:a anak-anak tidak akan diimunisasi secara benar disebabkan orang tua tidak mendapat penjelasan yang baik atau karena memiliki sikap yang buruk tentang imunisasi. Pada beberapa studi didapatkan bah:a usia ibu, ras, pendidikan, dan status sosial ekonomi berhubungan dengan cakupan imunisasi, serta opini orangtua tentang vaksin berhubungan dengan status imunisasi anak mereka. Penggunaan sarana kesehatan oleh anak berkaitan erat
18
dengan perilaku dan kepercayaan ibu tentang kesehatan, dan hal ini akan mempengaruhi status imunisasi anak. 9arakteristik responden menunjukkan usia ibu relatif muda, dengan sebagian besar pekerjaan ialah ibu rumah tangga, dan jumlah anak satu sampai tiga. 5al ini menunjukkan bah:a responden berpotensi untuk mencari pengetahuan lebih banyak tentang imunisasi, baik dilihat dari ketersediaan :aktu maupun kesibukan yang minimal. ;amun, karena sebagian besar responden hanya mendapatkan pendidikan dasar, dapat disimpulkan bah:a pengajaran secara formal yang menyangkut imunisasi tidak didapat. erdasarkan hasil pengolahan data, didapatkan bah:a pengetahuan imunisasi 9ampung abakan dan Pasir ;angka sebagian besar buruk &!,03*, dan kurang &!,0 3*. (enurut ;otoatmodjo &"!*, pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui penginderaan mata dan telinga. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang. %danya pengetahuan yang rendah bisa disebabkan dari berbagai faktor yang kompleks dan saling mempengaruhi. Pengetahuan dapat di pengaruhi oleh faktor internal, eksternal, dan pendekatan belajar. aktor internal meliputi faktor dari dalam diri sendiri seperti intelegensia, minat, dan kondisi fisik. aktor eksternal berasal dari luar diri seseorang seperti keluarga, masyarakat, dan sarana. aktor pendekatan belajar meliputi faktor upaya belajar seperti strategi dan metode dalam pembelajaran. Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulasi atau objek, manifestasi sikap tidak dapat langsung dilihat, tetapi hanya bisa di tafsirkan terlebih dahulu dari perilaku yang tertutup, sikap secara nyata menunjukkan konotasi adanya kesesuaian reaksi terhadap stimulus tertentu dalam kehidupan sehari-hari.6 Pada penelitian ini didapatkan hasil bah:a sebagian besar sikap responden mengenai imunisasi dalam kategori baik, yaitu !0,"3. Sikap yang kurang sebesar 1,6 3 dan sikap yang buruk sebesar ,$3. Penelitian yang dikemukan Strobino et.al &10* yang mengemukakan bah:a sikap dan kepercayaan orang tua terhadap imunisasi hanya sedikit memberikan efek terhadap imunisasi anaknya. %da hubungan yang bermakna antara tingkat sikap ibu dengan cakupan
19
dasar lengkap imunisasi balita &atma:ati, "0*. Sikap untuk kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh faktor pengaruh sosial yang merupakan sumber utama sikap misalnya peran kader kesehatan yang cukup berhasil dalam melakukan pendidikan kesehatan yang mendorong seseorang untuk berkeyakinan yang positif terhadap imunisasi sehingga sekali keyakinan terbentuk akan melandasi pengetahuan seseorang tentang apa yang diharapkan dari imunisasi, hal ini akan mempunyai dampak positif terhadap kelengkapan. 11 (enurut (artin &1*, jika orang tua memiliki pandangan positif terhadap pemerintah, mereka lebih mendukung mengenai kebijakan vaksinasi.
2ambar. (odel 9onseptual Dalam Pengambilan 9eputusan 8rang tua
20
Interaksi dengan pelayanan kesehatan dapat menjadi pertimbangan yang berat dalam keputusan tentang seorang anak diimunisasi atau tidak. 2ust dan ka:an-ka:an menemukan bah:a pada orang tua yang menolak anaknya diimunisasi atau yang menunda pemberian imunisasi, saran dari seorang dokter dapat menjadi faktor yang mengubah pikiran mereka. 9epercayaan orang tua terhadap imunisasi mempengaruhi pandangan mereka terhadap pilihan imunisasi. Pada penelitian ini didapatkan responden menyangkal penggunaan vaksin kombo, hanya 6#,1 3 yang menyetujui. Pada penelitian yang dilakukan oleh antropologist >mily (artin, didapatkan bah:a bagaimana seseorang memandang mengenai sistem imun dan bagaimana itu bekerja dapat mempengaruhi dalam pemberian imunisasi. ?aksinasi dianggap lebih membebani sistem imun. eberapa menolak vaksinasi dikarenakan sumbernya yang merupakan virus itu sendiri. Pada beberapa orang, lebih percaya tidak menggunakan vaksinasi kombo dikarenakan alasan vaksinasi kombo lebih memberatkan sistem imun dibandingkan vaksinasi yang terpisah. 16 Didapatkan keseluruhan responden memba:a anaknya ke posyandu &13* :alaupun ada beberapa yang tidak selalu datang setiap bulan &,#3*. erdasarkan data yang penulis kumpulkan, alasan reponden tidak selalu datang ke Posyandu karena responden bekerja atau sedang ada acara. Pada penelitian ini pula didapatkan responden yang mengimunisasi lengkap anaknya sebesar $!,1 3 dan yang tepat :aktu imunisasi sebesar $,$ 3. erdasarkan data yang penulis tanyakan kepada responden didapatkan berbagai alasan, diantaranya bidan desa yang datang terlalu siang &lebih dari jam *, jarak ke Posyandu terlalu jauh, adanya isu yang mengatakan imunisasi dapat menyebabkan kelumpuhankematian, pengadaan obat yang kurang, dilarang suami, anak menjadi demam dan mencret setelah imunisasi, dan saat imunisasi anak sedang sakit. 5al ini menunjukkan bah:a peran serta pemerintah, bidan desa, kader, dan keluarga sangat mempengaruhi pelaksanaan imunisasi. Selain itu, pengetahuan mengenai imunisasi yang kurang, menyebabkan responden menjadi takut akan bahaya kejadian ikutan paska imunisasi, dan tidak mengetahui adanya catch up imunisasi. (enurut mathilda, dkk &"*, pengetahuan orangtua memiliki hubungan bermakna dengan kelengkapan imunisasi dasar. 9etidaklengkapan imunisasi paling banyak karena orangtua tidak tahu jad:al imunisasi dan anak yang sakit saat hendak diimunisasi. Sebaiknya Dinas 9esehatan, Puskesmas, Posyandu maupun tenaga 21
kesehatan mempublikasikan mengenai jad:al imunisasi secara lebih luas kepada para orangtua sehingga tidak ada lagi anak yang tidak mendapatkan imunisasi hanya karena orangtua tidak tahu jad:al. %lasan ketidaklengkapan lain yang banyak didapatkan ialah anak sakit saat hendak diimunisasi dan orangtua takut akan efek samping imunisasi. %nak yang sedang sakit memang menjadi kontraindikasi untuk imunisasi tetapi tidak bisa dijadikan alasan ketidaklengkapan karena imunisasi dapat dilakukan bila anak tersebut telah sembuh dari sakit. >fek samping seperti demam atau anak re:el tidak seharusnya menjadi alasan karena ringan dan dapat diatasi. /ntuk itu, tenaga kesehatan disarankan untuk memberikan penjelasan mengenai efek samping imunisasi yang dapat terjadi, serta apa yang harus dilakukan orangtua jika terjadi efek samping. (asyarakat juga perlu diberi penjelasan mengenai catch&up imunisasi sehingga anak-anak yang sakit bisa tetap mendapatkan imunisasi. 1 )esponden yang sudah mendapatkan penyuluhan sebesar !1,3 dan yang ikut menyebarkan pentingnya imunisasi sebesar !0,"3. (enurut 4ickner, dkk &"!* orang sekitar mempunyai kemampuan untuk mempengaruhi pilihan orang dan pengetahuan dan masalah yang menyangkut imunisasi diinformasikan oleh orang sekitar dan keluarga.1$
BAB # 'E&$!PULAN DAN &ARAN
#.1 'esimpulan
22
-
-
-
4ingkat pengetahuan :arga 9ampung abakan dan Pasir ;angka sebesar !,03 masuk dalam kategori pengetahuan buruk, sebesar !,0 3 dalam kategori pengetahuan kurang dan yang berpengetahuan baik sebesar ,#3. Sikap :arga 9ampung abakan dan Pasir ;angka mengenai imunisasi s ebagian besar baik sebanyak !0,"3, ;amun yang bersikap kurang sebesar 1,6 3 dan sikap yang buruk sebesar ,$3. Perilaku :arga 9ampung abakan dan Pasir ;angka mengenai imunisasi sebagian besar sudah cukup baik &00,03*. ;amun masih ada yang berperilaku kurang &1,13* dan buruk &1,63*.
#.2 &aran a. (emberikan pengetahuan mengenai Pengertian imunisasi, syarat, jenis, manfaat, jad:al, 9IPI dengan cara + - (engadakan media penyuluhan yang menarik bagi masyarakat - (elakukan pendekatan secara personal - ekerjasama dengan tokoh masyarakat dalam menyebarluaskan pengetahuan mengetahui imunisasi - Peran serta tenaga kesehatan dan kader dalam menyebarluaskan mengenai b.
c. d. e. f. g. h.
imunisasi (enyamakan jad:al posyandu dengan melakukan diskusi antara bidan desa, kader dan masyarakat. (embuat jarak posyandu yang lebih dekat (elakukan imunisasi dengan door to door pada masyarakat yang tidak mau imunisasi (elakukan pendekatan tidak hanya kepada ibu namun juga kepada bapak dan anggota keluarga lainnya mengenai imunisasi (eningkatkan antusiasme masyarakat terhadap pelaksanaan imunisasi di Posyandu dengan membuat acara yang menarik saat jad:al Posyandu (elakukan catch up pada anak anak yang terlambat diimunisasi (emberikan penjelasan mengenai kartu 9(S
23
DA/TAR PU&TA'A
1. )anuh I2;, et al, editor. Pedoman imunisasi di Indonesia. >disi ketiga, d1$. 2', "$ 0. Departemen 9esehatan )I. Pedoman Pen,elenggaraan Imunisasi. d 6. d 6. r:in S. 5ubungan pengetahuan, sikap dan perilaku ibu tentang PI; dengan cakupan imunisasi polio di kecamatan gemolong kabupaten Sragen. Skripsi 9 /(=+ "$ 12. (artin >. 1. 3le#ible 0odies4 Tracking Immunit, in American Culture & 3rom the Da,s of Polio to the AID/ 5pidemic. "$ eacon Street, oston+ eacon Press 13. Sturm J%, (ays )(, Gimet 2D. "$. Parental beliefs and decision making about child and adolescent immuniAation+ from polio to seKually transmitted infections. 6 Dev 0ehav Pediatr "0+1-$" 1. (athilda %lbertina dkk+ 9elengkapan Imunisasi Dasar %nak alita dan aktor-aktor yang erhubungan di Poliklinik %nak eberapa )umah Sakit di
24
LE!BAR PEN:E&AHAN PRP&AL
(engetahui, Pen)amping D,kter $nternship
Dr. Prati4i $n)ar Palupi N$P.195#8#8#2818812881
(enyetujui, 'epala Puskesmas Rangkas-itung
Dr. !uhama) &h,im 0uliant, N$P.1978852#2889821882
25