MODIFIKASI PERILAKU Dosen : Fatimah, S. Psi.
Pengertian Modifikasi Perilaku 1. Secar ecara a umum umum : usaha saha mene menerrapk apkan pri prinsi nsip pros proses es bel belajar ajar maupu aupun n psiko sikolo logi gi hasi hasill eksperimen lain pada perilaku manusia 2. Ullm Ullman an & Krazne Kraznerr : proses proses peruna perunahan han peri perilak laku u dari maladaptif maladaptif menjadi menjadi adaptif adaptif menggunaka menggunakan n teori belajar dan eksperimental 3. Beha Behavi vior oris istt : peng penggu guna naan an tekn teknik ik kond kondis isio ioni ning ng sec secara ara sist sistem ema atis tis pada pada manus anusiia untu untuk k meng mengub ubah ah frek frekue uens nsii sosi sosial al tert terten enttu atau atau tind tindak akan an meng mengon ontr trol ol ling lingku kung ngan an peri perila laku ku tersebut. 4. Eysenk Eysenk : usah usaha a mengub mengubah ah perola perolaku ku dan dan emosi emosi manusi manusia a dengan dengan cara cara yang yang mengun menguntun tungka gkan n berdasarkan hukum teori modern proses belajar 5. Wolpe Wolpe : penerapa penerapan n prinsip prinsip-pr -prins insip ip belaja belajarr yang tela telah h teru teruji ji seca secara ra eksp eksper erim imen enta tall untu untuk k mengubah perilaku maladaptif. Hal yang mempengaruhi mempengaruhi terapi perilaku 1. Teor Teorii kond kondis isio ioni ning ng IP Pavl Pavlov ov (uji (uji coba coba pada pada anjing) 2. Teori Teori kondis kondision ioning ing aktif aktif (opera (operant) nt) dan dan perilaku perilaku peran peran E.L Thorndi Thorndike ke (prose (proses s belaja belajarr dengan dengan hadiah) 3. Perc ercobaa obaan n klas klasiik menge engena naii kond kondiision sionon ong g operan olej JB Watson dan rekan. Karakteristik Terapi Perilaku 1. Pasien Pasien dan dan terapi terapis s berorie berorienta ntasi si pada pada “here “here and now” 2. Pemb Pembel elaj ajar aran an kemb kembal alii peri perila laku ku yang yang lebi lebih h adaptif 3. Part Partis isip ipas asii akti aktiff pasi pasien en 4. Peruba Perubahan han peril perilaku aku berori berorient entasi asi pada pada pasien pasien 5. Prose Proses s terj terjadi adi secara secara terbuk terbuka a 6. Prose oses pengka gkajian dengan cermat untuk meru merumu musk skan an masa masala lah h pasi pasien en dan dan fakt faktor or lingkungan yang mempengaruhi 7. Tuju Tujuan an peng pengob obat atan an diid diiden enti tifi fika kasi si bers bersam ama a pasien 8. Strate Strategi gi pengoba pengobatan tan dipela dipelajar jarii dari pengala pengalama man n klinik dan riset 9. Pasien Pasien sering sering diberi diberi tugas tugas,, latihan latihan ketera keterampi mpila lan n dan reinforcement untuk respon baru 10. 10. Tolo Tolok k ukur ukur peny penyim impa pang ngan an peri perila laku ku dibu dibuat at selama proses pengkajian 11. Proses Proses terapi dimoni dimonitor tor secara secara tepat 12. 12. Peru Peruba baha han n haru harus s berd berdam ampa pak k posit positif if dala dalam m kualitas hidup pasien Hal Penting dalam Modifikasi Perilaku 1. Tera Terapi pi tidak tidak dipak dipaksa saka kan n pada pada klien klien yang tida tidak k bersedia 2. Tuju Tujuan an ter terap apii haru harus s jel jelas as Fungsi Terapis 1. Menerapka pkan pengetahuan ilmiah dalam memecahkan masalah klien 2. Sebagai guru, penga ngarah, dan ahli dal dalam diag diagno nosi sis s peri perila laku ku mala malada dapt ptif if dan dan dala dalam m menentukan prosedur penyembuhan 3. Memb Member erii perk perkua uata tan n sosi sosial al baik baik posi positi tiff atau atau negatif
4.
Mengendalikan psikoterapi dengan pengetahuan dan kecakapannya menggunakan teknik belajar 5. Orang Orang yang yang dit ditela eladani dani klien klien (mod (model) el) 6. Membantu klien menggeneralisasi dan mentransfe mentransferr belajar belajar yang diperoleh diperoleh ke dalam situasi terapi ke luar terapi Peran Klien 1. Bereks Bereksper perime imen n dengan dengan tingka tingkah h laku laku beru untuk untuk memperluas tingkah laku adaptif 2. meni enindak ndakllanj anjuti verb verbal alis isas asii dal dalam terap erapii dengan tindakan Petunjuk Petunjuk dalam Analisa Masalah 1. Perilaku Perilaku yang berlebihan berlebihan (beahiora (beahiorall excesses) excesses) 2. Perila Perilaku ku yang yang kurang kurang (behav (behavior ioral al defisi defisit) t) Faktor dalam Proses Treatment 1. Kelebi Kelebihan han yang yang dimil dimiliki iki indiv individu idu 2. Kete Keterb rbat atas asan an indi indivi vidu du 3. Dukung Dukungan an dan batasa batasan n ling lingkun kungan gan 4. Anal Analis isa a moti motiva vasi si hal-hal hal-hal yang memperkuat memperkuat dari lingkungan lingkungan individu dalam proses treatment akib akibat at pote potens nsia iall terh terhad adap ap peru peruba baha han n perilaku yang menyebabkan individu tidak mamp mampu u dala dalam m mena menata ta peri perila laku ku untu untuk k mempersia mempersiapkan pkan perubahan perubahan perilaku perilaku yang baik Teknik pengumpulan Data 1. Perman Permanent ent Produc Productt (pengaru (pengaruh/h h/hasi asill respon) respon) 2. Menc Mencat atat at keja kejadi dian an 3. Mencat Mencatat at bera berapa pa lama lama respon respon terjad terjadii DESENSINTISASI SISTEMATIK Batasan 1. Mengha Menghapus pus tingk tingkah ah laku laku yang diper diperkua kuatt secara secara nega negati tiff deng dengan an meny menyer erta taka kan n pemu pemunc ncul ulan an tingkah tingkah laku/respo laku/respon n yang berlawanan berlawanan dengan dengan tingkah laku yang hendak dihapuskan. 2. Diarahkan untuk mengajari klien untuk mena menamp mpil ilka kan n resp respon on yang yang tidak tidak kons konsis iste ten n dengan kecemasan 3. Meli Meliba batk tkan an tekn teknik ik rela relaks ksas asii untu untuk k sant santai ai dan dan mengasosiasikan kondisi santai dengan situasi pembangkit kecemasan Langkah-langkah Langkah-langkah Desensitisasi Sistematik 1. Anal Analis isa a ting tingka kah h laku laku (diur (diurut ut dari dari yang yang paling paling mencemaskan sampai yang kurang mencemaskan) 2. Lati Latiha han n rel relak aksa sasi si 3. Mata klien klien tertutup tertutup,, terapi terapis s menceri menceritakan takan situasi situasi dan klien membayangkan situasi tersebut dari situasi yang netral sampai yang membangkitkan kecemasan paling tinggi 4. Relak elaksa sasi si lagi Penggunaan Penggunaan Desensitisasi Sistematik 1. Pena Penang ngan anan an fobi fobia a 2. Situ Situas asii int inter erpe pers rson onal al 3. Keta Ketaku kuta tan n mengh menghad adapi api uji ujian an
4. Kecemasan neurotik 5. Impotensi 6. Frigiditas Seks
TERAPI AVERSI
Kelemahan Desensitisasi Sistematik 1. Kesulitan dalam relaksasi 2. Tingkatan dalam analisa yang menyesatkan 3. Ketidakmampuan dalam membayangkan IMPLOSIF Batasan Pemunculan stimulus secara berulang-ulang tanpa pemberian perkuatan dan tanpa menggunakan tingkat kecemasan. Dasar Penggunaan Jika seseorang dihadapkan secara berulang pada situasi penghasil kecemasan dan konsekuensi ketakutan tidak muncul, maka kecemasan akan tereduksi. Penggunaan Implosif 1. Pasien gangguan jiwa (psikosa) 2. Pasien neurotik 3. Penderita fobia LATIHAN ASERTIF Batasan Prosedur latihan yang diberikan kepada klien untuk melatih perilaku penyesuaian sosial melalui ekspresi diri dari perasaan, sikap, pendapat, dan haknya.
Stimulus Aversi 1. Hukuman dengan kejutan listrik 2. Pemberian ramuan yang membuat mual 3. Penarikan pemerkuat positif Penggunaan Terapi Aversi 1. Peminum alkohol 2. Ketergantungan obat 3. Merokok 4. Obsesi kompulsif 5. Fethisisme 6. Judi 7. Homoseksual 8. Pedofilia Kelemahan Terapi Aversi 1. Tingkah laku yang tidak diinginkan mungkin hanya akan ditekan jika penghukum hadir 2. Kemungkinan klien menarik diri secara berlebihan bila tidak ada tingkah laku alternatif 3. Pengaruh hukuman mungkin digenaralisasikan pada tingkah laku lain yang terkait dengan tingkah laku yang dihukum SELF CONTROL Batasan Prosedur dimana seseorang mengarahkan atau mengatur perilakunya sendiri.
Kategori Perilaku Asertif 1. Asertif penolakan 2. Asertif pujian 3. Asertif permintaan Penggunaan Latihan Asertif 1. Tidak mampu mengungkapkan kemarahan 2. Menunjukkan kesopanan berlebihan dan selalu mendorong orang lain untuk mendahului 3. Memiliki kesulitan mengatakan tidak 4. Mengalami kesulitan untuk mengungkapkan afeksi dan respon positif 5. Merasa tidak punya hak untuk memiliki perasaan dan pikiran sendiri Prosedur Latihan Asertif 1. Latihan keterampilan 2. Mengurangi kecemasan 3. Menstruktur kembali aspek kognitif Pelatihan Keterampilan Sosial 1. Modeling, bisa dengan: penokohan nyata penokohan simbolik penokohan ganda dalam berkelompok 2. Role playing 3. Performance Feedback 4. Transfer Training
Batasan Digunakan untuk meredakan gangguan behavioral spesifik dengan melibatkan stimulus yang menyakitkan pada tingkah laku tersebut sampai terhambat kemunculannya.
klien
yang
Pengaruh Modeling 1. Pengambilan respon/keterampilan baru 2. Hilangnya respon takut setelah melihat model 3. Pengambilan respon yang diperlihatkan oleh model yang memberikan jalan untuk ditiru
Dasar Pendekatan Self Control 1. Tujuan lebih mudah bila seseorang diberi peran lebih aktif dalam proses perubahan 2. Klien dapat mempergunakan keterampilan dan teknik mengurus diri untuk menghadapi masalah 3. Perubahan yang diperoleh harus benar-benar mantap dan berubah jika klien ingin berubah Komponen Self Control 1. Menentukan perilaku sasaran 2. Memonitor perilaku 3. Memilih prosedur yang akan ditetapkan 4. Melaksanakan prosedur 5. Mengevaluasi efektifikas prosedur Penggunaan Self Control 1. Perilaku tidak menyangkut orang lain secara luas, tapi menjengkelkan kerabat dekat 2. Perilaku yang timbulnya tidak menentu saatnya 3. Perilaku sasaran berbentuk verbal yang terkait dengan evaluasi diri, reaksi diri, kontrol diri 4. Tanggung jawab perubahan atau pemeliharaan perilaku harus dipegang sendiri Pengaturan Lingkungan 1. Mengubah lingkungan fisik sehingga perilaku yang tidak dikehendaki sulit dilaksanakan 2. Mengubah lingkungan sosial sehingga ikut mengontrol subyek 3. Mengubah kebiasaan sehingga perilaku yang tidak dikehendaki hanya bisa berlangsung pada saat dan waktu tertentu saja
4. Mengubah keadaan fisik agar menimbulkan perubahan perilaku Tahap Self Control 1. Tahap Monitor Diri 2. Tahap Evaluasi Diri 3. Tahap Pemberian Pengukuh, Penghapus, atau hukum Kelebihan Self Control 1. Melibatkan klien secara aktif 2. Perubahan yang diperoleh lebih tahan lama Kelemahan Self Control 1. Tergantung kesediaan, ketelatenan, dan motivasi subyek 2. Perilaku sasaran yang bersifat pribadi sering tidak dapat diamati 3. Pengukuh paling murah (imajinasi) hanya disarankan pada subyek yang baik imajinasinya 4. Penggunaan imajinasi sebagai pengukuh dapat melebihi takaran tanpa diketahui orang lain Masalah-masalah pada penguasaan diri 1. Klien terlibat dalam pola yang merusak diri sendiri 2. Klien menderita karena terlalu sedikit memperlihatkan perilaku yang sesuai. TERAPI SEKS Permasalahan Seksual 1. Ejakulasi dini wanita berposisi di atas sehingga bisa lebih aktif. 2. Vaginismus Istri menjelaskan organ yang sensitif kepada suami
•
Berjangka ulang berbeda Efek : Perilaku berulang paling cepat dibanding jadwal lain
PENGUKUHAN NEGATIF Definisi Stimulus yang dihilangkan sebagai akibat suatu perilaku dan bila karenanya perilaku tersebut meningkat/terpelihara. Macam-macam pengukuh negatif 1. Segala hal yang tidak menyenangkan 2. Deprivasi/kekurangan serta ketiadaan sarana/ benda pemenuhan kebutuhan 3. Tindakan sosial PENGHAPUSAN Definisi Pemberian pengukuh (baik positif/negatif) pada perilaku yang semula dikukuhkan sampai ke tingkat sebelum perilaku tersebut dikukuhkan. Faktor berpengaruh pada berkurangnya pengaruh 1. Jadwal pemberian pengukuh 2. Banyaknya pengukuh yang diterima 3. Deprivasi/kebutuhan 4. Usaha HUKUMAN Definisi Prosedur dimana pemberian stimulus yang mengikuti suatu perilaku mengurangi kemungkinan berkurangnya perilaku tersebut.
PENGUKUHAN POSITIF Definisi Stimulus yang terjadi sebagai akibat dari suatu perilaku dan bila karenanya perilaku tersebut meningkat atau terpilihara. Kondisi mengefektifkan pengukuhan 1. Menyajikan pengukuh seketika perilaku yang diinginkan muncul sehingga diketahui perilaku mana yang dikehendaki 2. Memilih pengukuh yang tepat a. Makanan b. Benda c. Benda yang dapat ditukarkan dengan pengukuh d. Aktivitas/acara e. Tindakan sosial (verbal/non verbal) 3. Menentukan kuantitas pengukuh 4. Menentukan kualitas/kebaruan pengukuh 5. Mengatur jadwal a. Jadwal pengukuhan terus menerus b. Jadwal pengukuhan berselang 1) Jadwal pengukuhan berjangka waktu Berjangka waktu sama Efek : perilaku dengan frekuensi tinggi menjelang akhir tenggang waktu pemberian pengukuh Berjangka waktu bervariasi Efek : perilaku meningkat dengan teratur 2) Jadwal pengukuhan berjangka ulang Berjangka ulang sama Efek : Perilaku berulang dengan cepat •
Faktor berpengaruh pada efektifitas hukuman 1. Menghalangi lolos dari hukuman 2. Konsistensi 3. Diberikan seketika ketika perilaku yang tidak diinginkan muncul 4. Penyajian dengan intensitas cukup kuat untuk menghentikan perilaku yang tidak diinginkan 5. Dikombinasikan dengan prosedur lain 6. Dikombinasikan dengan pengaturan lingkungan Hukuman tidak efektif 1. Penderitas masochitis yang penderitaan dari hukuman merupakan pengukuhan positif 2. Anak yang accident prone PENGURANGAN PERILAKU Model Pengurangan Perilaku 1. Differential Reinforcement of Low Rates (DRL) Pengukuhan diberikan bila selama interval tertentu subyek melakukan perilaku sasaran tidak lebih dari frekuensi yang telah ditentukan. 2. Differential Reinforcement of Other Behavior (DRO) Pengukuh diberikan bila pada saat tertentu subyek tidak melakukan perilaku sasaran.
•
•
DENDA Definisi : Penarikan kembali sejumlah pengukuh yang telah diberikan untuk suatu perilaku sasaran bila perilaku yang tidak diinginkan muncul.
PENYISIHAN SESAAT (TIME OUT) Definisi Prosedur yang memindahkan sumber pengukuhan untuk sementara waktu, bila perilaku yang tidak diinginkan muncul Hal yang perlu diperhatikan saat timeout 1. Menghilangkan semua pengukuh saat time out 2. Tidak melakukan time out pada subyek yang suka masturbasi/onani 3. Konsisten menggunakan prosedur timeout 4. Jangka waktu time out harus singkat 5. Harus ada kejelasan tentang perilaku apa yang konsekuensinya time out 6. Tidak melakukan time out bila bagi subyek time out adalah pengukuhan TABUNGAN KEPINGAN Definisi Pemberian satu kepingan segera setiap kali perilaku yang diinginkan muncul, kepingan itu
nantinya ditukan dengan pengukuh yang diingini subyek. Hal yang perlu diperhatikan dalam Tabungan Kepingan 1. Menghindari penundaan 2. Memperhitungkan kuantitas RELAKSASI Jenis Relaksasi 1. Relaksasi otot 2. Relaksasi kesadaran indra Hal yang perlu diperhatikan dalam relaksasi otot 1. Kondisi ruangan 2. Kursi/sofa 3. Pakaian 4. Memperkenalkan seluk beluk relaksasi pada klien Relaksasi Kesadaran Indra Diajukan sejumlah pertanyaan yang harus dijawab secara pribadi. Jawaban yang diminta tidak bersifat verbal, melainkan reaksi yang bersifat pribadi.
TAHAP-TAHAP RELAKSASI No 1 2 3 4
5
6
7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
Langkah Duduk/berbaring dengan tenang dan menutup mata Kepalkan dengan kuat tangan kiri dan pelajari ketegangan yang timbul di otot sebelah kiri lalu lepaskan. Rasakan perbedaan antara ketegangan dan relaksasi Melakukan langkah 2 pada tangan kanan Tekuk kedua belah tangan ke belakang di perglangan dan jari-jari menunju k ke atas, rasakan ketegangan pada tangan bagian belakang dan lengan bawah. Pelajari ketegangan dan lepaskan, rileks. Pelajari perbedaan antara ketegangan dan relaksasi Kepalkan kedua tangan dan bawa kedua genggaman itu seakan menyentuh bahu. Pelajari ketegangan yang muncul pada otot-otot bisep, kemudian lepaskan. Rasakan perbedaan antara ketegangan dan relaksasi. Gerakkan kedua bahu dan bawa keduanya sampai ke telinga, seakan-akan menyentuh telinga. Perhatikan ketegangan pada otot-otot di bahu dan leher. Pelajari ketegangan itu dan lepaskan, rileks. Rasakan perbedaan antara ketegangan dan relaksasi Kerutkan dahi kuat-kuat sehingga ototnya tegang. Tahan dan kemudian lepaskan, rileks. Tutup mata keras-keras, rasakan ketegangan pada mata, kemudian lepaskan, rileks. Katupkan rahang dan gigi kuat-kuat, perhatikan ketegangan di sekitar rahang, kemudian rileks. Monyongkan bibir. Tekan keduanya kuat-kuat. Rasakan ketegangan pada otot-otot di sekitar mulut, kemudian rileks. Tekan belakang kepala pada permukaan kursi sehingga otot-otot leher dan punggung atas menegang. Perhatikan ketegangan dan lepaskan. Benamkan dagu ke dada. Rasakan ketegangan di leher belakang. Pelajari perbedaan antara ketegangan dan relaksasi. Lengkungkan punggung, busungkan dada, sehingga ketegangan pada bagian punggung atas. Pelajari lalu lepas, perhatikan perbedaaan antara ketegangan dan relaksasi Ambil nafas, isi paru-paru dan tahan. Perhatikan ketegangan pada perut dan dada, lalu lepaskan. Perhatikan perbedaan itu. Kencangkan otot perut dengan menarik perut ke dalam. Tahan kemudian lepaskan. Rasakan relaksasi itu. Luruskan kedua kaki. Rasakan ketegangan di paha. Tahan dan lepaskan. Rasakan perbedaan antara ketegangan dan relaksasi. Tegangkan otot-otot betis dengan menekuk jari-jari kaki ke arah kepala. Rasakan ketegangan dan lepaskan. Rasakan perbedaan antara ketegangan dan relaksasi. Perhatikankelompok otot yang sudah dipelajari, mulai dari tangan, bahu, wajah, leher, dada, perut, dan kaki. Nikmati otot yang sudah mulai lemas dan rileks Buka mata dan selesai
Resumed by :
[email protected]
Durasi 2 x dengan waktu tenggang 10” Sda Sda
Sda
Sda
2 x dengan waktu tenggang 5” Sda Sda Sda 2 x dengan waktu tenggang 10” Sda Sda Sda Sda Sda Sda 2 menit -