BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG 1.1.1 Penentuan Lokasi Distribution Lokasi Distribution Center
1
UNIVERSITAS WIDYATAMA
PRAKTIKUM MANAJEMEN PERSEDIAAN DAN PENGADAAN
1.2 TUJUAN PRAKTIKUM 1.2.1 Penentuan Lokasi Distribution Lokasi Distribution Center
Berdasarkan modul Penentuan Lokasi Distribution Lokasi Distribution Center , praktikan diharapkan: 1. Memahami bagaimana cara mengambil keputusan untuk menentukan lokasi Distribution Center . 2. Memahami metode Center of Gravity. Gravity. 3. Mengaplikasikan penentuan lokasi Distribution lokasi Distribution Center , khususnya dengan menggunakan metode Center of Gravity. Gravity.
2
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 PENENTUAN LOKASI DISTRIBUTION CENTER 2.1.1 Definisi Gudang
Gudang adalah fasilitas khusus yang bersifat tetap, yang dirancang untuk mencapai target tingkat pelayanan dengan total biaya yang paling rendah. Gudang dibutuhkan dalam proses koordinasi penyaluran barang, yang muncul sebagai akibat kurang seimbangnya proses penawaran dan permintaan. Kurang seimbangnya antara proses permintaan dan penawaran mendorong munculnya persediaan (inventory), persediaan membutuhkan ruang sebagai tempat penyimpanan sementara yang disebut sebagai gudang. Definisi gudang menurut adalah bagian dari sistem logistik perusahaan yang menyimpan produk-produk (raw material, parts, goods-in- process, finished goods) pada dan antara titik sumber ( point-of-origin) dan titik konsumsi ( point-ofcumsumption), dan menyediakan informasi kepada manajement mengenai status, kondisi, dan disposisi dari item-item yang disimpan Apple
menjelaskan
tentang
masalah
penyimpanan
menembus
keseluruh
perusahaan, sejak penerimaan, melewati produksi sampai pengiriman. Aktivitas perancangan, persoalan penyimpanan menyeluruh dapat dipecah kedalam kategorikategori berikut: 1. Penerimaan
(receiving ),
selama
proses
penerimaan
dan
sebelum
penyaluran. 2. Persediaan (inventory), penyimpanan bahan baku dan barang yang dibeli jadi sampai diperlukan produksi. 3. Perlengkapan yaitu barang bukan produktif yang digunakan untuk mendukung fungsi produktif. 4. Ditengah proses yaitu barang setengah jadi dan sedang menunggu operasi selanjutnya. 5. Komponen jadi yaitu yang sedang menunggu perakitan (dapat juga disimpan pada daerah ditengah proses atau daerah perakitan).
3
UNIVERSITAS WIDYATAMA
PRAKTIKUM MANAJEMEN PERSEDIAAN DAN PENGADAAN
6. Sisa yaitu bahan, bagian, produk dsb, yang akan diproses kembali menjadi bentuk yang berguna lagi. 7. Buangan yaitu penumpukan, pemilihan, dan penyaluran barang yang tidak berguna lagi. 8. Macam- macam yaitu peralatan, perlengkapan dsb, yang tidak berguna untuk digunakan kembali pada masa yang akan datang. 9. Produk jadi yaitu produk yang siap di produksi atau disimpan pada jangka waktu yang cukup lama. 2.1.2 Tujuan Gudang
Tujuan dari adanya tempat penyimpanan dan fungsi dari pergudangan secara umum adalah
memaksimalkan
memaksimalkan
pengunaan
pelayanan
sumber-sumber
terhadap
pelanggan
yang dengan
ada
disamping
sumber
yang
terbatas.Sumber daya gudang dan pergudangan adalah ruangan, peralatan dan personil.Pelanggan membutuhkan gudang dan fungsi pergudangan untuk dapat memperoleh barang yang diinginkan secara tepat dan dalam kondisi yang baik. Maka dalam perancangan gudang dan system pergudangan diperlukan untuk halhal berikut ini: 1. Memaksimalkan penggunaan ruang. 2. Memaksimalkan menggunakan peralatan. 3. Memaksimalkan penggunaan tenaga kerja. 4. Memaksimalkan kemudahan dalam penerimaan seluruh material dan penerimaan barang. 2.1.3 Prinsip Pemilihan Lokasi Gudang
Menentukan lokasi gudang terlihat sangat sederhana, tetapi pada dasarnya perlu mempertimbangkan beberapa hal secara matang. Secara berjenjangan proses pemilihan lokasi, ukuran dan jumlah gudang dilakukan melalui tiga tahapan, yaitu: A. Macro Analysis Analisis dilakukan terhadap faktor-faktor yang terkait dengan penentuan lokasi
disuatu
negara
atau
wilayah
yang
relatif
luas,
dengan
memperhitungkan faktor jaringan distribusi dalam skala luas. Proses
4
UNIVERSITAS WIDYATAMA
PRAKTIKUM MANAJEMEN PERSEDIAAN DAN PENGADAAN
analisis makro dimulai dengan penentuan tujuan pemilihan lokasi, didasarkan pada aspek-aspek ekonomi dan aktivitas distribusi produk di masa datang agar terdapat kesesuaian antara lokasi yang terpilih dengan tujuan pemilihan. B. Micro Analysis Setelah dilakukan analisis ditingkat makro, maka ditingkat mikro dilakukan analisis terhadap lingkup area tertentu yang terpilih ditingkat makro. Langkah-langkah yang dilakukan adalah berdasarkan hasil evaluasi lokasi analisis makro, dilakukan penilaian terhadap fasilitas-fasilitas lokasi potensial, dengan terlebih dahulu dilakukan pengumpulan data dan informasi tentang sarana dan prasarana (tenaga kerja, pajak, aktivitas bisnis, listrik, air, telepon, pesaing, dan layanan-layanan pendukung lainnya). Penjelasan untuk masing-masing data dan informasi tersebut adalah sebagai berikut: 1. Prasarana Hendaknya dipertimbangkan pula ketersediaan sarana jalur trasnportasi ke gudang untuk mempermudah akses, perjalanan serta proses bongkar muat barang. Prasarana ini dapat berupa jalan aspal, rel kereta api, lapangan terbang dan atau pelabuhan, tergantung tingkat kebutuhan. 2. Sarana Penunjang Selain sarana jalur transportasi, juga perlu dipertimbangkan saranasarana penunjang ynag penting lainnya seperti fasilitas internet, telefon, faximil, listrik, air, dan lain-lain. Apakah sarana-sarana tersebut mudah diperoleh di lokasi tersebut. 3. Tenaga Terampil Memenuhi tenaga kerja yang dibutuhkan dalam pelaksanaan aktivitas pergudangan, maka diperlukan hal lain yang harus dipertimbangkan yaitu memilih lokasi gudang. 4. Musibah dan keamanan Harus dipastikan bahwa lokasi yang dipilih harus bebas banjir, jarang terjadi gempa bumi, gunung meletus dan bencana alam yang lainnya.
5
UNIVERSITAS WIDYATAMA
PRAKTIKUM MANAJEMEN PERSEDIAAN DAN PENGADAAN
5. Faktor lain yang sebaiknya dipertimbangkan dalam merencanakan lokasi dan tata ruang gudang yaitu iklim. C. Spesific Site Selection Berdasarkan hasil analisis mikro, dilakukan pemilihan yang lebih spesifik terhadap lokasi yang dipilih, terkait dengan faktor-faktor teknis bangunan dan ekonomi. Tahap ini dilakukan evaluasi terhadap pilihan-pilihan alternatif kriteria gedung, baik terhadap existing facilities jika ada dan konstruksi gedung, untuk menghasilkan suatu keputusan pemilihan gedung dari gudang yang diperlukan. 2.1.4 Metode Center of Gravity (COG )
Pendekatan grid (sering disebut dengan pendekatan Center of Gravity atau metode First Movement atau metode ton-mile Center). Metode ini dipakai jika kita ingin mengetahui lokasi gudang yang memiliki ongkos transportasi yang minimum dengan pendekatan center of gravity. Metode ini umumnya dapat memberikan nilai penting dalam lokasi fasilitas dimana hanya mengaitkan antara ongkos dengan jarak. Bagian ini melukiskan pemakaian teknik analitis untuk membantu menentukan lokasi suatu gudang distribusi atau pabrik. Ada sejumlah metode, baik metode matematis maupun yang bukan dapat digunakan untnk masalah lokasi tunggal ini. Biaya dan kompleksitas teknik ini hendaklah dipadankan dengan kesukaran masalahnya. Disini disajikan suatu teknik analitis untuk memecahkan masalah lokasi. Dengan memakai teknik ini adalah mungkin untuk menentukan lokasi suatu fasilitas pada pusat-ton, pusat-mil, dan pusat waktu ton-mil dalam suatu daerah pelayanan, yaitu yang mana yang paling rendah total biayanya. Jika perlu untuk menentukan lokasi multi gudang distribusi dalam suatu jaringan total s istem, dapat digunakan teknik seperti yang akan dibahas dalam bagian yang berikut. Teknik yang dipakai berasal dari geometri analitis. Modelnya didasarkan atas koordinat caries. Dalam sistem koordinat caries ini, sumbu horizontal atau sumbu timur barat disebut sumbu Y. Sumbu vertical atau sumbu utara selatan disebut sumbu y. Kedua sumbu ini membagi 4 kuadran. Setiap titik dalam suatu kuadran dapat dikenali dengan menunjuk pada koordinat x dan y. Koordinat y dari suatu
6
UNIVERSITAS WIDYATAMA
PRAKTIKUM MANAJEMEN PERSEDIAAN DAN PENGADAAN
titik disebut ordinat. Ordinat dapat dicari dengan mengukur jaraknya dari sumbu x, pararel dengan sumbu y. Koordinat x suatu titik disebut absisnya. Absis dan ordinat ini bersama-sama merupakan koordinat dari suatu titik tertentu, absisnya yang disebut lebih dahulu. Dengan memakai sistem dasar orientasi ini adalah mungkin untuk mereplikasi daerah pasar geogralis dimana fasilitas gudang itu akan ditempatkan. Semua titik pengantaran diplot dalam bidang caries. Masing-masing tidak dikenali dengan sebuah subscript dan ditempatkan dalam pasar replikasi dengan acuan pada koordinatnya. Dengan perkataan lain, tujuan-tujuan diplot dengan acuan pada absis dan ordinatnya diukur pada skala mil yang sera gam. Metode aljabar untuk pemecahan masalah lokasi ini menunjukan posisi koordinat dari gudang distribusi yang disarankan. Perhitungan sesungguhnya adalah rata-r ata ditimbang (weighted average) dari suatu jumlah variabel berbeda (independent variables) dengan variabel tak bebasnya adalah lokasi gudang. Pendekatannya adalah mudah untuk menentukan koordinat x dan y dari lokasi gudang itu. Rumus untuk perhitungan ini bergantung pada variabel-variabel bebas (independent variables) yang dinyatakan dalam ukuran lokasi yang dipakai. Dalam rumus aljabarnya, data yang dipakai sebagai masukan pengukuran ini adalah variabel bebas. Lokasi yang dihasilkannya adalah variabel tak bebas (dependent variables). Masalah lokasi ini distruktur dengan standar-standar pelayanan yang identik yang dibutuhkan dari seluruh lokasi gudang distribusi yang potensial. Berdasarkan standar pelayanan ini, tujuannya adalah meminimumkan biaya transportasi. Pada umumnya diakui bahwa biaya transportasi itu ditentukan oleh waktu, berat dan jarak. Akan tetapi, bila dipakai teknik-teknik analitis, tidak semua faktor biaya dimasukan sebagai variabel bebas dalam alat pengukuran. Disini disajikan 4 (empat) cara pemecahan terhadap masalah lokasi ini, yaitu (1) pemecahan pusatton, (2) pemecahan pusat-mil, (3) pemecahan pusat ton-mil, dan (4) pemecahan pusat waktu-ton-mil. Sebagaimana di tunjukan oleh namanya, tiga yang pertama adalah terbatas pada variabel yang berkaitan dengan berat dan jarak. Cara yang keempat memasukkan ketiganya plus waktu sebagai faktor yang mempengaruhi biaya.
7
UNIVERSITAS WIDYATAMA
PRAKTIKUM MANAJEMEN PERSEDIAAN DAN PENGADAAN
Kegunaan dari COG (Center of Gravity) adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui lokasi gudang yang memiliki ongkos transportasi yang minimum. 2. Untuk memberikan nilai penting dalam lokasi fasilitas dimana hanya mengaitkan antara ongkos dengan jarak. 3. Untuk membantu menentukan lokasi suatu gudang distribusi atau pabrik. 4. Untuk menentukan lokasi suatu fasilitas pada pusat-ton, pusat-mil, dan pusat waktu ton-mil dalam suatu daerah pelayanan, yaitu yang mana yang paling rendah total biayanya. Untuk kekurangan dari COG sendiri adalah sebagai berikut: 1. Tidak dapat mengetahui fasilitas yang ekonomis. 2. Pemecahan masalah dari suatu sistem kadang-kadang tidak dapat
dirumuskan secara matematis. 3. Dalam dunia nyata model optimasi tersebut sulit untuk dipahami dan perlu
ketrampilan teknis dimana banyak manajer tidak memiliki ketrampilan tersebut.
8
BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 PENGUMPULAN DATA 4.1.1 Penentuan Lokasi Distribution Center
4.1.1.1 Profil Perusahaan PT. Otto Pharmaceutical Industries PT. OTTO Pharmaceutical Industries adalah bagian dari Mensa Group. PT. OTTO Pharmaetical Industries perusahaan manufaktur farmasi memproduksi berbagai obat-obatan yang berkualitas dengan tujuan untuk melayani rakyat nasional. Mengingat potensi pasar yang luas, Otto menyiapkan fasilitas formulasi baru untuk memproduksi tablet, kapsul, sirup, sirup kering, cream, sachet oral dan produk injeksi di lokasi yang sama di Lembang-Bandung, dimana mereka saat ini memiliki tiga unit manufaktur untuk Non Betalactum, Penisilin & Cephalosporin yang sudah berjalan. Untuk memenuhi persyaratan standar internasional (PIC/S) dan untuk memenuhi pasar luar negeri dan dalam negeri mereka, perusahaan merancang fasilitas dan operasi sesuai dengan Good Manufacturing Practices saat ini dan standar internasional terbaru dalam produksi farmasi. Distributor untuk PT. OTTO Pharmaceutical Industries adalah PT. Mensa Binasukses yang merupakan anak perusahaan dari Mensa Group. Distributor PT. OTTO Pharmaceutical Industries tersebar dibeberapa wilayah di Indonesia, sebagian besar terletak di pulau jawa. RS PGI Cikini merupakan salah satu customer yang langsung melakukan pemesanan produk-produk farmasi pada PT. OTTO Pharmaceutical Industries. Berikut dapat dilihat alamat PT. OTTO Pharmaceutical Industries dan data customer beserta alamatnya pada Tabel 4.1 dan Tabel 4.2 di bawah ini: Tabel 4. 1 Alamat Produsen Nama Perusahaan
Alamat Perusahaan
PT. OTTO Pharmaceutical Industries
Jalan DR. Setiabudi Km 12.1, Gudangkahuripan, Bandung, Jawa Barat, 40391
(Sumber: Pengumpulan Data)
9
UNIVERSITAS WIDYATAMA
PRAKTIKUM MANAJEMEN PERSEDIAAN DAN PENGADAAN
4.1.1.2 Customer dan Alamatnya Tabel 4. 2 Alamat Distributor dan Customer Nama Perusahaan
Alamat Perusahaan
PT. Mensa Binasukses (Bandung)
Jl. Kiara Condong (Jl. H.Ibrahim Ajie) No. 358 Bandung 40275
PT. Mensa Binasukses (Bogor)
Jl. Raya Pemda Kedunghalang No. 57.A Kel. Kedunghalang Kec. Bogor Utara Bogor 16710
PT. Mensa Binasukses (Bekasi)
Jl. Siliwangi No. 31 RT 004/003 Sepanjang Jaya, Rawa Lumbun Bekasi 17114
PT. Mensa Binasukses (Jakarta Timur)
Jl. Pulo Kambing II no. 26, Kawasan Industri Pulogadung, RW.11, Jatinegara, Cakung, Jakarta, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 13620
PT. Mensa Binasukses (Jakarta Pusat)
Jl. Cideng Timur I No.13, RT.6/RW.6, Petojo Utara, Gambir, Kota Jakarta Pusat, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 10150
PT. Mensa Binasukses (Tangerang)
Jl. Seni Tari 182 33 RT 003 RW 03 Neglasari Tangerang Banten, Periuk Jaya, Periuk, Kota Tangerang, Banten 15131
PT. Mensa Binasukses (Cirebon)
Jl. Buyut No. 28 D Kutasirap Pegambiran Cirebon Jl. Menpor No. 9 RT 010/003 Palsigunung Kel. Tugu, Kec. Cimanggis, PT. Mensa Binasukses (Depok) Depok PT. Mensa Binasukses (Jakarta Selatan) Jl. Cipete Raya No. 1 A Jakarta Selatan 12310 Rumah Sakit Cikini
Jalan Raden Saleh No.40, RT.12/RW.2, Cikini, Menteng, RT.12/RW.2, Cikini, Menteng, Kota Jakarta Pusat, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 10330
(Sumber: Pengumpulan Data)
Berdasarkan data alamat PT. OTTO Pharmaceutical Industries dan 10 customer yang berada di pulau jawa, dibuat peta beserta titik koordinatnya dengan titik ordinal (0,0) merupakan PT. OTTO Pharmaceutical Industries atau produsen. Peta tersebut dapat dilihat pada Gambar 4.1 di bawah ini:
Gambar 4. 1 Peta dan Sumbu Koordinat Lokasi Distributor (Sumber: Pengumpulan Data)
10
UNIVERSITAS WIDYATAMA
PRAKTIKUM MANAJEMEN PERSEDIAAN DAN PENGADAAN
4.1.1.3 Spesifikasi Kemasan Massal Produk (Mucera Syrup 60ml) Produk yang praktikan pilih untuk studi kasus pada modul Penentuan Lokasi Distribution Center yaitu Mucera Syrup 60ml. Jenis kemasan massal yang dipakai untuk produk ini yaitu corrugated carton box dengan spesifikasi (dimensi) lengkap dapat dilihat pada Gambar 4.3 dan Tabel 4.3 di bawah ini:
Gambar 4. 3 Ilustrasi Corrugated Carton Box (Sumber: Pengumpulan Data)
Gambar 4. 2 Mucera Syrup 60ml (Sumber: Pengumpulan Data)
Tabel 4. 3 Spesifikasi Kemasan Massal Produk Jenis Kemasan Panjang (cm) Lebar (cm) Tinggi (cm) Isi ( pcs ) Berat Keseluruhan (kg) Corrugated Carton Box
26,5
17,5
11
24
3,5
(Sumber: Pengumpulan Data)
4.1.1.4 Spesifikasi Moda Transportasi Moda transportasi yang digunakan untuk mengangkut produk Mucera Syrup dari PT. OTTO Pharmaceutical Industries ke distributor dan customer yaitu Mitsubishi dengan tipe Colt Double Engkle 4 ban. Lain hal jika produk yang diangkut bukan berjenis tablet, kaplet dan sirup melainkan berjenis produk injeksi (SIS ), maka menggunakan moda transportasi tipe Colt Double Engkle Reefer (mobil angkut dengan AC ). Berikut spesifikasi dan biaya-biaya yang mungkin timbul dari proses distribusi produk dari PT. OTTO Pharmaceutical Industries ke distributor dan customer dapat dilihat pada Tabel 4.4 sebagai berikut:
11
UNIVERSITAS WIDYATAMA
PRAKTIKUM MANAJEMEN PERSEDIAAN DAN PENGADAAN
Gambar 4. 4 Mitsubishi Colt Double Engkle (Sumber: Pengumpulan Data) Tabel 4. 4 Spesifikasi Moda Transportasi Ukuran Karoseri Berat Ukuran Mobil Mesin Roda dan Ban Panjang: 350 cm Panjang: 459 cm Model: 4JB1-TC Ukuran Ban: 7.50 - 15 - 10PR Lebar: 160 cm Berat Maksimal: 5,1 Ton Lebar: 169 cm Kapasitas Silinder: 2,771 Ukuran Roda: Tinggi: 160 cm Tinggi: 212 cm Kecepatan Maksimum (Km/Jam): Tenaga Maksimum (PS/rpm): 100/3,400
(Sumber: Pengumpulan Data)
4.1.1.5 Analisis Biaya A. Bahan Bakar Bahan bakar yang digunakan pada jenis moda transportasi tersebut yaitu solar dengan harga per Desember 2017 sebesar Rp5.150/liter. Moda transportasi tersebut dapat menempuh 6km hanya dengan 1 liter bahan bakar solar, maka ongkos bensin yang harus dikeluarkan per kilometernya yaitu sebesar Rp858,33 atau Rp900/km. B. Ongkos Supir Pada PT. OTTO Pharmaceutical Industries, supir merupakan karyawan tetap dengan penghasilan ±Rp4.00.000/bulan dengan 5 hari operasional kerja dari pukul 04:30 hingga pukul 20:00, jadi ongkos supir untuk satu hari kerja yaitu sebesar Rp200.000. C. Biaya Operasional Biaya operasional meliputi biaya perjalanan (trip cost ) dan biaya maintentance truk. Biaya perjalanan meliputi biaya insentif supir, mel, tol, portal dan lain-lain, biaya perjalanan dapat diasumsikan sebesar Rp200.000
12
UNIVERSITAS WIDYATAMA
PRAKTIKUM MANAJEMEN PERSEDIAAN DAN PENGADAAN
unuk satu kali pengiriman. Biaya maintenance truk meliputi biaya peralatan pendukung yaitu sebesar Rp 7.500.000 dengan asumsi bahwa peralatan pendukung ( supporting equipments) akan diganti setelah 10.000km atau Rp750/km, biaya ban Rp1.150.000/unit atau Rp4.600.000/4ban dengan asumsi ban akan diganti setelah 50.000km atau Rp92/km, biaya penggantian oli sebesar Rp50.000/liter dengan konsumsi oli transimisi, mesin dan lain-lain sebesar 0,007 liter/km atau sebesar Rp350/km. D. Kesimpulan Ongkos Bensin
: Rp900/km
Ongkos Supir
: Rp200.000/pengiriman
Biaya Operasional
:
a. Ongkos perjalanan (trip cost ) Rp200.000/pengiriman b. Ongkos maintenance truk Rp1.192/km 4.2 PENGOLAHAN DATA 4.2.1 Penentuan Lokasi Distribution Center
4.2.1.1 Perhitungan Kapasitas Angkut Tabel 4. 5 Kapasitas Angkut Berdasarkan Volume Dimensi Karoseri Panjang (cm) 350 Lebar (cm) 160 Tinggi (cm) 160 Dimensi Karton Panjang (cm) 26,5 Lebar (cm) 17,5 Tinggi (cm) 11
Kapasitas Angkut Berdasarkan Volume Kapasitas Angkut (Unit Berat Total Berdasarkan Banyaknya Unit Volume Karoseri Karton) Kapasitas Angkut (kg) Produk ( pcs ) 8960000 Volume Karton
1756
6146
42144
5101,25
(Sumber: Pengolahan Data)
Contoh Perhitungan: A. Volume Karoseri
=×× = 350 × 160 × 160 = 8.960.000 B. Volume Karton
=×× = 26,5 × 17,5 × 11 = 5101,25
13
UNIVERSITAS WIDYATAMA
PRAKTIKUM MANAJEMEN PERSEDIAAN DAN PENGADAAN
C. Kapasitas Angkut
= =
8.960.000 5101,25
= 1756,43 ≈ 1756 D. Berat Total
= × = 1756 × 3,5 = 6146 6,146 E. Total Produk Terangkut
= × = 1756 × 24 = 42144 F. Kesimpulan Berdasarkan hasil perhitungan kapasitas angkut berdasarkan volume karoseri yaitu sebesar 1756 unit karton dan setelah dihitung berat total dengan mengalikan kapasitas angkut dengan berat per unit karton yaitu sebesar 6146 kg atau 6,146 ton. Hal tersebut melebihi berat maksimal yaitu sebesar 5,1 ton, maka untuk menghitung kapasitas angkut lebih baik menggunakan berat maksimal moda transportasi. Perhitungan kapasitas angkut berdasarkan berat maksimal moda transportasi dapat dilihat pada Tabel 4.6 di bawah ini: Tabel 4. 6 Kapasitas Angkut Berdasarkan Berat Maksimal Moda Kapasitas Angkut Berdasarkan Berat Maksimal Moda Transportasi Berat Maksimal Moda (kg)
Kapasitas Angkut (Unit Karton)
Berat Total (kg)
1457
5099,5
5100 Berat Satuan Karton (kg) 3,5 (Sumber: Pengolahan Data)
14
UNIVERSITAS WIDYATAMA
PRAKTIKUM MANAJEMEN PERSEDIAAN DAN PENGADAAN
4.2.1.2 Perhitungan Ongkos Total Tabel 4. 7 Perhitungan Ongkos Total No Jarak Tempuh (km) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
18,5 140 132 148 159 181 153 156 159 154
Fixed Cost
Nama Customer
Ongkos Supir PT. Mensa Binasukses (Bandung) Rp 200.000 PT. Mensa Binasukses (Bogor) Rp 200.000 PT. Mensa Binasukses (Bekasi) Rp 200.000 PT. Mensa Binasukses (Jakarta Timur) Rp 200.000 PT. Mensa Binasukses (Jakarta Pusat) Rp 200.000 PT. Mensa Binasukses (Tangerang) Rp 200.000 PT. Mensa Binasukses (Cirebon) Rp 200.000 PT. Mensa Binasukses (Depok) Rp 200.000 PT. Mensa Binasukses (Jakarta Selatan) Rp 200.000 Rumah Sakit PGI Cikini Rp 200.000
Ongkos Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
Variable Cost
Perjalanan 200.000 200.000 200.000 200.000 200.000 200.000 200.000 200.000 200.000 200.000
Ongkos Bensin Rp 16.650 Rp 126.000 Rp 118.800 Rp 133.200 Rp 143.100 Rp 162.900 Rp 137.700 Rp 140.400 Rp 143.100 Rp 138.600
Ongkos Maintenance Rp 22.052 Rp 166.880 Rp 157.344 Rp 176.416 Rp 189.528 Rp 215.752 Rp 182.376 Rp 185.952 Rp 189.528 Rp 183.568
Ongkos Total Rp 438.702 Rp 692.880 Rp 676.144 Rp 709.616 Rp 732.628 Rp 778.652 Rp 720.076 Rp 726.352 Rp 732.628 Rp 722.168
(Sumber: Pengolahan Data)
Contoh Perhitungan: A. Ongkos Bensin
= ℎ × = 18,5 × 900 = 16.650 B. Ongkos Maintenance
= ℎ × = 18,5 × 1.192 = 22.052 C. Ongkos Total
= + + + = 200.000 + 200.000 + 16.650 + 22.052 = 438.702 4.2.1.3 Perhitungan Ongkos Angkut Tabel 4. 8 Perhitungan Ongkos Angkut Nama Perusahaan PT. Mensa Binasukses (Bandung) PT. Mensa Binasukses (Bogor) PT. Mensa Binasukses (Bekasi) PT. Mensa Binasukses (Jakarta Timur) PT. Mensa Binasukses (Jakarta Pusat) PT. Mensa Binasukses (Tangerang) PT. Mensa Binasukses (Cirebon) PT. Mensa Binasukses (Depok) PT. Mensa Binasukses (Jakarta Selatan) Rumah Sakit PGI Cikini
Titik Ordinat (km) x y J 0,66 -12,84 -9,82 -11,25 -12,31 -16,14 1,56 -12,10 -13,00 -12,81
1,65 4,60 9,28 10,39 10,50 11,03 15,79 7,80 9,13 10,90
Kapasitas Angkut (unit ) B 1457 1457 1457 1457 1457 1457 1457 1457 1457 1457
Ongkos Angkut (Rp/unit /km) T Rp 301 Rp 476 Rp 464 Rp 487 Rp 503 Rp 534 Rp 494 Rp 499 Rp 503 Rp 496
(Sumber: Pengolahan Data)
15
UNIVERSITAS WIDYATAMA
PRAKTIKUM MANAJEMEN PERSEDIAAN DAN PENGADAAN
Contoh Perhitungan:
= =
438.702 1457
= 301// 4.2.1.4 Perhitungan Titik Koordinat Lokasi Gudang ( Distribution Center ) Tabel 4. 9 Perhitungan Titik Ordinal Distribution Center Nama Perusahaan PT. Mensa Binasukses (Bandung) PT. Mensa Binasukses (Bogor) PT. Mensa Binasukses (Bekasi) PT. Mensa Binasukses (Jakarta Timur) PT. Mensa Binasukses (Jakarta Pusat) PT. Mensa Binasukses (Tangerang) PT. Mensa Binasukses (Cirebon) PT. Mensa Binasukses (Depok) PT. Mensa Binasukses (Jakarta Selatan) Rumah Sakit PGI Cikini Total
TiBiJi
TiBi x y Rp289.543 Rp723.858 Rp438.702 -Rp8.896.579 Rp3.187.248 Rp692.880 -Rp6.639.734 Rp6.274.616 Rp676.144 -Rp7.983.180 Rp7.372.910 Rp709.616 -Rp9.018.651 Rp7.692.594 Rp732.628 -Rp12.567.443 Rp8.588.532 Rp778.652 Rp1.123.319 Rp11.370.000 Rp720.076 -Rp8.788.859 Rp5.665.546 Rp726.352 -Rp9.524.164 Rp6.688.894 Rp732.628 -Rp9.250.972 Rp7.871.631 Rp722.168 - Rp71.256.721 Rp65.435.829 Rp6.929.846
(Sumber: Pengolahan Data)
Perhitungan Titik Ordinal Lokasi Gudang ( Distribution Center ) A. Titik Koordinat x
= =
∑ ∑ −71.256.721 6.929.845
= −10,28 B. Titik Koordinat y
= =
∑ ∑ 65.453.829 6.929.846
= 9,44 Jadi titik ordinal untuk Distribution Center ( DC ) yang baru adalah (-10.28;9.44).
16
UNIVERSITAS WIDYATAMA
PRAKTIKUM MANAJEMEN PERSEDIAAN DAN PENGADAAN
Gambar 4. 5 Lokasi Distribution Center ( DC ) Baru (Sumber: Pengolahan Data)
17
BAB V ANALISIS 5.1 PENENTUAN LOKASI DISTRIBUTION CENTER
Lokasi distribution center ( DC ) yang strategis akan memudahkan perusahaan dalam menyalurkan produk-produknya dan akan meminimalisir ongkos-ongkos yang timbul dari proses penyaluran produk tersebut. Banyak pertimbangan yang harus dilakukan oleh perusahaan dalam menentukan distribution center , salah satunya yaitu menyangkut biaya. Semakin jauh distribution center dari customer , maka biaya yang harus dikeluarkan pun akan semakin tinggi. Sebaliknya apabila lokasi distribution center strategis atau dekat dari lokasi customer , maka biaya yang harus dikeluarkan pun akan rendah. Metode Center of Gravity dapat digunakan sebagai teknik dalam menentukan lokasi paling optimal dari suatu DC untuk melayani beberapa customer di suatu daerah. Metode COG memperhitungkan jarak lokasi customer , jumlah barang yang dikirim dan biaya pengiriman. Tujuan akhir dari penggunaan metode ini yaitu meminimasi biaya transportasi yang harus dikeluarkan perusahaan dalam menyalurkan produknya pada customer .
Gambar 5. 1 Koordinat Distribution Center Baru (Sumber: Pengolahan Data)
Berdasarkan Gambar 5.1 di atas, distribution center terletak pada sumbu =
−10,28 dan sumbu = 9,44. Lokasi distribution center berdekatan dengan 8 customer yaitu berada di daerah kota Bekasi. Hasil titik koordinat distribution center baru tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti ongkos yang harus
18
UNIVERSITAS WIDYATAMA
PRAKTIKUM MANAJEMEN PERSEDIAAN DAN PENGADAAN
dikeluarkan dan kapasitas angkut pada setiap kali pengiriman. Kapasitas angkut pada modul kali ini di asumsikan sama setiap pengirimannya, namun ongkos yang harus dikeluarkan bergantung pada jarak yang harus ditempuh saat pengiriman produk. Jarak yang cukup jauh untuk mencapai lokasi customer dari titik pengiriman produk mengakibatkan lokasi distribution center yang baru berdekatan dengan lokasi yang dominan terdapat customer PT. OTTO Pharmaceutical Industries. Adanya distribution center yang berdekatan dengan customer perusahaan tersebut tentunya akan meminimalkan ongkos-ongkos yang harus dikeluarkan serta dapat meminimalkan keterlambatan kedatangan produk yang pada akhirnya dapat memenuhi permintaan konsumen dengan cepat dan tepat.
19
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 KESIMPULAN 6.1.1 Penentuan Lokasi Distribution Center Berdasarkan praktikum Modul Penentuan Lokasi Distribution Center yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Metode Center of Gravity dapat menentukan lokasi distribution center yang optimal dengan tujuan meminimasi ongkos transportasi.
2. Lokasi customer PT. OTTO Pharmaceutical Industries dominan berada di daerah barat pulau Jawa.
3. Titik koordinat distribution center yang baru setelah dilakukannya proses pengolahan data yaitu (-10.28;9.44) atau dekat dengan kota Bekasi. 4. Beberapa
faktor
yang
mempengaruhi
penentuan
koordinat
lokasi
distribution center yaitu faktor ongkos, kapasitas angkut, jarak customer dan lain-lain. 6.2 SARAN 6.2.1 Penentuan Lokasi Distribution Center Penyusunan laporan praktikum Modul Penentuan Lokasi Distribution Center memang terdapat banyak kelebihan dan kekurangan, adapun yang ingin disampaikan oleh praktikan adalah: 1. Proses pengumpulan data harus dilakukan dengan baik, sehingga hasil yang
didapatkan akan valid. 2. Penggunaan software untuk menentukan titik koordinat sangat diperlukan. 3. Praktikan diharapkan membaca literatur mengenai materi yang sedang
dipelajari agar tidak terjadi kesalahan dalam menggunakan metode penentuan lokasi distribution center .
20
LAMPIRAN
21