BAB I PENDAHULUAN
1.1. Pengertian Petrografi
Petrografi merupakan cabang ilmu geologi yang mempelajari cara deskripsi batuan berdasarkan tekstur, struktur, dan dan mineralogi secara mikrokopis. Petrografi sangat berhubungan dengan disiplin ilmu geologi yang lain. Seperti dengan ilmu Petrologi. Petrografi dengan Petrologi sangat berhubungan erat dimana petrologi mempelajari batuan, baik proses, asal usul batuan, petrogenesa (mempelajari batuan secaara luas) sedangkan petrografi merupakan merupakan cara untuk untuk mempelajari batuan atau cara deskripsi batuan. Petrografi juga sangat berhubungan dengan Kristalografi dan mineralogi atau pun Mineral optik. Dimana dalam mineral optik dipelajari mineral-mineral berdasarkan sifat optiknya. Sedangkan petrografi dalam penamaan batuan harus dikenali mineral apakah yang menyusun batuan tersebut. Dalam pendiskripsian batuan secara petrografi memiliki beberapa keuntungan dibandingkan secara megaskopis. Keuntungan pengamatan secara petrografi adalah : dalam pengamatan batuan dapat dilihat teksur khusus yang ada pada batuan, sedangkan secara megaskopis sulit untuk melihat tekstur khusus batuan. Secara mikroskopis dapat ditentukan mineral yang yang menyusun batuan sampai kejenis dari pada mineralnya. Misalkan plagioklas, dari kembarannya dapat ditentukan jenis plagioklasnya apakah Anaorthit, bitownit, labradorit, andesin atau oligoklas. Dan pengamatan secara petrografi ini dapat ditentukan variasi dari pada batuannya.
1.2. Maksud dan Tujuan
Maksud dari pratikum petrografi ini adalah sebagai untuk memenuhi beban SKS yang terdapat didalam silabus yang ada pada Jurusan Teknik Geologi, Fakultas Teknologi Mineral, Institut Teknologi Medan. Tujuan mempelajari petrografi adalah untuk Mengenal batuan secara mikroskopis, cara
terjadinya,
cara
menamai,
dan
proses
pembentukannya.
Differensial magma, proses pengkristalan magma sampai menjadi batuan baik batuan beku, piroklastik, sedimen dan metamorf.
1
1.3. 1.3. Aplikas Aplikasii
Dalam bidang geologi batuan dapat dideskripsi dan dilihat komposisi kimianya sehingga dapat ditentukan
dengan menggunakan menggunakan SEM, X-Rey. X-Rey. Dari hal tersebut unsur
kimia yang terdapat pada batuan bisa digunakan untuk pupuk contoh dolomit, untuk industri kosmetik (sulfur) untuk campuran campuran makanan ternak (zeolit) dan lainnya.
2
BAB II BATUAN BEKU
2.1. Tinjauan Umum Batuan Beku
Batuan beku adalah merupakan kumpulan (agregate) mineral-mineral silikat dari hasil penghabluran magma yang mendingin (W.T. Huang, 1962). Proses pembekuan tersebut merupakan perubahan fase cair menjadi padat. Proses pembekuan magma sangat dipengaruhi oleh sifat magma asal yang akan tercermin dari tekstur dan struktur primer pada batuan. Pada Batuan beku, mineral yang sering dijumpai dapat dibedakan menjadi 2 kelompok, yaitu : 1. Mineral Mineral felsik : adalah adalah mineral-min mineral-mineral eral yang yang memiliki memiliki warna yang yang cerah. cerah. Dan tersusun atas silica dan aluminium, yang pada umumnya berwarna cerah. Mineral tersebut antara lain : kwarsa, plagiokla, orthoklas, muskovit. 2. Mineral Mineral mafik : adalah adalah mineral-min mineral-mineral eral yang memiliki memiliki warna yang yang gelap, tersusun tersusun atas unsur besi, magnesium, kalsium, misalnya olivine, piroksin, hornblende, biotit, dll. Setiap mineral memiliki kondisi tertentu pada saat mengkristal. Mineral Mineral mafik pada pada umumnya mengkristal pada suhu yang relatif tinggi dibandingkan dengan mineral felsik.
2.2. Tekstur Dan Klasifikasi Batuan Beku
Pengertian tekstur pada batuan beku mengacu kepada kenampakan butir mineral didalamnya, yang meliputi tingkat tingkat kristalisasi , ukuran butir, granularitas granularitas dan hubungan antar antar butir (febrik). Tekstur adalah kenampakkan/ciri batuan yang berkaitan dengan hubungan antara komponen batuan baik yang kristalin maupun non kristalin dan dapat mencerminkan cara terdapatnya ataupun cara pembentukan batuan. Hal tersebut dikarenakan tekstur batuan beku menunjukkan derajat kristalisasi, ukuran butir atau granularitas, dan fdabrik (kemas). 1. Derajat Kristalisasi (Degree of crystallinity). Mencerminkan proporsi antara komponen kristalin dengan non kristalin (amorf), dibedakan atas : a. Holokristal Holokristalin, in, bila bila batuan batuan disusun disusun oleh seluru seluruhnya hnya kristal. kristal. b. Hipokristalin/merokristalin/mesokristalin,bila batuan batuan disusun oleh seluruhnya kristal. kristal.
3
c. Holohialin Holohialin/Hipoh /Hipohialin/ ialin/meroh merohialin, ialin, bila bila batuan disusun disusun oleh oleh seluruhnya seluruhnya kristal. kristal. 2. Ukuran Butir atau Granularitas Ukuran butir batuan beku dibedakan atas : a. Fanerik, bila batuan mempunyai ukuran butir kasar, dibedakan atas : -
Faneri Fanerik k sangat sangat kasar, kasar, bila bila diame diameter ter beruku berukura ran n > 3 cm
-
Fane Faneri rik k kasa kasar, r, bil bilaa diam diamet eter er ber beruk ukur uran an 5 mm – 3 cm
-
Fane Faneri rik k sedan sedang, g, bila bila dia diame mete terr beru beruku kura ran n 1 mm – 5 mm
-
Faneri Fanerik k halu halus, s, bila bila diamet diameter er beru berukur kuran an < 1 mm mm b. Afanitik, bila batuan mempunyai mempunyai ukuran butir halus halus hingga tidak bisa dibedakan
dengan mata kasar. 3. Fabrik (Kemas) merupakan tekstur yang memperlihatkan hubungan geometri antara bentuk dan proporsi butir-butir penyusun penyusun batuan. Secara individu bentuk butir mineral dibedakan atas : a. Euhedral, Euhedral, bila bila mineral mineral dibatasai dibatasai oleh bidang bidang/bentu /bentuk k kristal kristal yang sempurna sempurna.. b. Subhedral, bila mineral dibatasi oleh sebagian bidang/bentuk kristalnya. kristalnya. c. Anhedral, Anhedral, bila bila mineral mineral tidak tidak dibatasi dibatasi oleh oleh bidang/be bidang/bentuk ntuk kristaln kristalnya. ya. Sedangkan Fabrik (kemas) dibedakan atas : a.
Equigranu Equigranular, lar, bila batuan batuan disusun disusun oleh butiran-bu butiran-butiran tiran mineral mineral yang yang relatif relatif seragam,dibedakan atas: Panidiamorfik granular, bila batuan disusun oleh mineral yang berbentuk euhedral dan ukuran butir relatif seragam. Hipidiamorfik granular, bila batuan disusun oleh mineral yang berbentuk sub hedral dan ukuran butir relatif seragam. Allotriamorfik granular, bila batuan disusun oleh mineral yang berbentuk anhedral dan ukuran butir relatif seragam.
b.
Inequigranular, bila mineral disusun oleh butiran-butiran mineral yang relatif tidak seragam, seperti: Porfiritik, bila kristal/mineral yang berukuran besar (fenokris) tertanam dalam masadasar (matruk) kristal-kristal yang berukuran lebih kecil. Vitrofirik, seperti tekstur porfiritik tetapi masadasarnya berupa gelas.
4
Tekstur Khusus Batuan Beku
Selain tekstur umum, dalam pengamatan secara mikroskopis akan dapat dengan mudah diamati adanya tekstur-tekstur khusus dalam batuan beku, seperti tekstur tumbuh bersama antara dua mineral (intergrowth), (intergrowth), tekstur aliran maupun tekstur khusus lainnya. 1. Tekstur Intergrowth (Tekstur tumbuh bersama)
A. Ofit Ofitik ik Yaitu : tumbuh bersama antara plagioklas dengan piroksin, dimana plagioklasnya terbentuk lebih dahulu, kemudian tumbuh bersama dengan piroksin (Kristal piroksin lebih besar dari plagioklas). B. SubSub-Of Ofit itik ik Yaitu : Tekstur ofitik, dimana plagioklasnya dan piroksinnya berukuran sama besar. C. Diab Diabas asik ik Yaitu : Tekstur ofitik, dimana piroksin tidak terlihat jelas dan plagioklasnya membentuk radier terhadap piroksin. D. Hial Hialoo oofi fiti tik k Yaitu : Tekstur ofitik dalam masa dasar gelas
E. Inte Interg rgra ranu nula lar r Yaitu : Tekstur Tekstur dimana dimana butiran butiran mineral-min mineral-mineral eral mafik (olivin, (olivin, piroksen) piroksen)
berada berada
diantara mineral-mineral plagioklas yang memenjang dengan arah yang tidak teratur (random) F. Intersal Yaitu : seperti tekstur intergranular tetapi bagian-bagian/ruang antar mineral-mineral plagioklas ditempati oleh mineral-mineral gelas atau mineral-mineral mineral-mineral sekunder, seperti klorit, serpentin, kalsit dan lain-lain. G. Grafik Yaitu : tumbuh bersama antara kwarsa dengan K Feldspar pada titik eutektik dimana kwarsa berbentuk runcing (angular) dengan letak tidak teratur. H. Gran Granof ofir irik ik Yaitu : tumbuh bersama bersama antara kwarsa kwarsa dengan K Feldspar tidak pada titik eutektik, eutektik, tetapi pada proses replacement. Kwarsa berbentuk anhedral dan tidak teratur, memperlihatkan kontinuitas warna (bias rangkap), misalnya memperlihatkan BF kuning semua.
5
I. Mirmeketik Yaitu : tekstur tumbuh bersama antara kwarsa dengan plagioklas asam, dimana kwarsa berbentuk menjerai/seperti jajing yang radial terhadap plagioklas asam (kwarsa seperti inklusi didalam plagioklas asam). Ciri lain pemadaman kwarsa akan serentak pada saat meja diputar. J. Pertit Yaitu : Tekstur tumbuh bersama antara K-Feldspar (Mikroklin, orthoklas) dengan plagioklas asam oleh proses unmixing/exolution (pemisahan terjadi karena penurunan temperatur). K-feldspar tumbuh lebih besar dan plagioklas asam biasa tumbuh teratur pada bidang belah K-Feldspar. K. Antip Antiper erti tin, n, Yaitu : seperti tekstur pertit namun plagioklas asamm tumbuh lebih besar.
2. Tekstur Aliran
A. Trak Trakhi hiti tik k Yaitu : tekstur menunjukkankesan aliran, dimana fenokris maupun mikrolit-mikrolit sanidin (K-F) bersama plagioklas menunjukkan kesejajaran. B. Pilo Pilota taks ksit itik ik Yaitu : Fenokris dan masa dasar plagioklas menunjukkan penjajarna akibat pengaliran. C. Hial Hialop opil ilit itik ik Yaitu : mikrolit-mikrolit plagioklas dijumpai bersama-sama dengan arah tidak teratur dalam masa dasar gelas. 3. Tekstur Khusus Lain
A. Falted Yaitu : Tekstur dimana masa dasar terdiri dari mikrolit-mikrolit yang tidak beraturan. B. Fels Felsof ofir irik ik Yaitu : tekstur dimana masa dasar terdiri dari intergrowth antara kwarsa dengan felspar C. Corona/re Corona/reaction action rim atau kelyfitik kelyfitik Yaitu : Tekstur dimana mineral asal (pertama terbentuk) dikelilingi/ dilingkupi oleh mineral yang terbentuk berikutnya. Terjadi pada saat proses post magmatik atau oleh proses metamorfosa derajat rendah. rendah.
6
D. Ravak avakiv ivii Yaitu : Tekstur dimana K-Feldspar ditutupi/dilingkupi/dibungkus oleh plagioklas asam (oligoklas) E. Poik Poikil ilit itik ik Yaitu : Tekstur dimana terdapat inklusi-inklusi mineral secara random dalam satu mineral besar. F. Glam Glamer ero o Porf Porfir iriti itik k Yaitu : Tekstur yang ditunjukkan oleh adanya fenokris-fenokris sejenis yang mengumpul yang tertanam dalam masa dasar. G. Kumolo Kumolo porfir porfiritik itik Yaitu : tekstur yang ditunjukkan oleh mengumpulnya fenokris-fenokris yang tidak sejenis.
Klasifikasi Batuan Beku
Klasifikasi batuan beku berdasarkan kesamaan komposisi mineralogi
dan kimia
dikemukakan oleh WEELS dan DALY yang dikenal dengan nama “CLAN CONCEPT”, klasifikasi ini tidak mempersoalkan apakah mereka terbentuk pada permukaan atau pada kedalaman bumi, juga tanpa mempersoalkan apa teksturnya dan apakah berasal dari proses magmatik atau metasomatic. Suatu clan dari batuan-batuan dibatasi oleh persamaan komposisinya, dalam perbedaan setiap clan akan ditentukan berdasarkan tekstur antara komposisi-komposisi batuan yang berbutir halus dan kelompok batuan yang berbutir kasar. Sebagian besar batuan-batuan yang membentuk kelompok (family) yang demikian adalah batuan vulkanik dan batuan plutonik. Berdasarkan klan yang dimilikinya setiap batuan yang berbutir kasar akan diberi klan yang sama. Didasarkan pada kesamaan komposisi mineral dan tekstur, batuan beku dibagi atas lima kerabat (clan), yaitu : Kerabat batuan Ultramafik dan Lamprofir, Kerabat batuan Gabro Kalk Alkali, Kerabat batuan Gabro Alkali, Kerabat batuan Diorit Monzonit Syenit, Kerabat batuan Granodiorit Adamelit dan Granit. Granit.
7
Tabel 2.1. Ciri – Ciri Kerabat Batuan Kerabat
Ultramafik
Gabro Alkali
dan Lamprofir
Gabro
Kalk
Alkali
Parameter
Diorit
Granodiorit
Mozonit
Adamelit
Syenit
Granit
Indeks warna
>70
40 – 70
40 – 70
10 – 40
10
Kwarsa
-
-
-
<10 %
>10 %
Plagioklas
An 70
An 50 – 70
An 50 – 70
An 30–50
< An 30
Mineralogy
Olivin, Piroksin Piroksin Olivin,
Olivin,
Olivin, Px,
Biotit,
Hrb, Plg basa
Piroksin, Hrb,
Piroksin
Hrb, Plg,
Kwarsa,
Plg basa
KF > 10 %
Biotit,
Muskovit, KF
KF < 10 %
Hrb, Plg basa
Kwarsa KF<
>> plg, asam
10 % Grafik Tekstur Khusus
Ofitik, Subofitik, Poiklitik, Corona, Kellipitik rim, Intergranular, Intersertal, Afirik, Pilotaksitik
Trakhitik pilotaks
Mirmekitik Granofirik Pertit Anti pertit
2.2.1. Kerabat Batuan Ultramafik Dan Lamprofir
Sebagian besar batuan ultramafik atau juga disebut ultrabasa mengandung silika lebih kecil dari 45 %. Batuan ini mempunyai indeks warna yang lebih besar dari 70. batuan ini tidak mengandung fledspar atau kurang dari 10 %, batuan ini banyak ditemukan pada bagian bawah dari sill tebal, aliran-aliran lapolik dimana semakin keatas berangsur kebatuan basa. Kejadian pada posisi demikian merupakan gejala akhir dari pembentukan kristal sebelumnya. Batuan ultramafik lainnya kemungkinan berasal dari diferensiasi kristal dan beberapa diantaranya dihasilkan dihasilkan oleh alterasi metasomatik sebelumnya. sebelumnya. Variasi Batuan
1. Tipe Berbutir Halus a. Picr Picrit it dan dan Ank Ankar aram amit it
Pada picrit ultramafik mengandung olivin antara setengah sampai tiga perempat bagian dari seluruh volume batuan, persentase Ca-Plagioklas berkisar antara 10 – 25 %. Jenis piroksen yang terdapat pada pivrit yang berasosiasi dengan batuan kalk alkali basalt dan diabas adalah augit, pigeonit yang bercampur dengan sedikit hornblende pada picrit yang berasosiasi dengan alkali basalt dan diabas biasanya mengandung piroksen dari jeni s titanugit 8
dan paling banyak dari jenis negirin augit. Amfibol yang terdapat adalah barkevit atau arvecson. Kadang kala pada alkali picrit dijumpai variasi sedikit kalium feldspar. Sisa-sisa yang dibentuk oleh olivin yang terbanyak berupa fenokris labradorit atau biotit, bijih besi, apatit, karbonat deuterik dan kadang kala s edikit felspar serta gelas. b. Limbu mburgit
Biasa berbentuk aliran, dike, sill, plug (sumbat lava) dan selalu berasosisasi dengan batuan alkali basa terutama adalsit, basanit dan monchiquit, kebanyakan berwarna gelap kaya akan gelas, felspar tetapi sedikit plagioklas atau nefelin atau kedua-duanya. Jenis yang kaya Felspatoid - Kutunggit Kutunggit adalah kelilitit yang kaya akan melillitik dan miskin piroksin. Kandungan silikanya rata-rata 35 % yang menjadikan batuan ini merupakan salah satu lava yang sangat basa. Mengandung kalium lebih banyak dari pada natrium. Fenokris melilit serta olivin secara bersamaan membentuk dua pertiga dari masa batuan. Apatit, provskit dn magnetit titan besi melimpah sedangkan biotit, kalliofilit , leusit dan nefelin berjumlah sedikit. - Ugandit Ugandit adalah leusitit olivin melanokratik tinggi namun kekurangan melilit. Terdiri dari olivin dengan sejumlah augit, leusit, provskit mineral bijuh dan biotit didalam masa dasar gelas hitam. - Maduptit Maduptit dari leucit hills, Hyoming juga merupakan leusitit yang kaya akan gelas, hampir
separuhnya
merupakan
diopsid
sekitar
seperlimanya
phlogofit
dan
sepersepuluhnya adalah provskit, apatit dan mineral bijih, leusit jarang atua tidak hadir. Kaya akan K dan Ni. - Mafurit Berbentuk aliran serta bongkah , bersifat kurang asam dengan kandungan K lebih tinggi daripada ugandit, kalsilit, mineral jarangnya adalah polimorf KALSIO 4 yang menjadi penyusun utama dalam masa dasar gela. - Melilit dan Nefelinit Batuan-batuan ini umumnya kekurangan plagioklas, dari sini nama asalnya “basalt melilit” dan “basalt nefelin”. diantaranya ada yang mengandung silika cukup banyak dan memiliki indeks warna cukup rendah sehingga berubah menjadi kerabat alkali
9
gabro. Nefelinit tersusun oleh negelin dan augit serta kekurangan mineral melilit, dengan masa dasar nefelin, olivin yang terserpentinasikan dan biotit. 2. Tipe Berbutir Kasar a. Dunit.
Batuan ini hampir seluruhnya terdiri dari olivin, pada umumnya berbentuk sill tetapi ditemukan juga sebagai lensa-lensa paralel dan pipa-pipa menyilang berpotongan. Kromit dan pikotit sangat utama dalam dunit. Selain itu dalam dunit kaya akan magnetit, ilmenit, dan pyrkolit dan berbagai kumpulan platina alam, spinel hijau, enstatit dan diallag sangat jarang dan sedikit. b. Perido idotit
Penyusun utama adalah dunit dan olivin dan mengandung beberapa mineral mafik lain dalam jumlah banyak dan perubahan jenis menunjukkan sebagian besar mengandung mineral mafik ini. Berdasarkan dari kandungan mineral piroksennya peridotit dibedakan menjadi beberapa variasi, yaitu : Wherklite yang mengandung
olivin dan dialage (px) dengan
perbandingan 3 : 1, mineral tambahannya Enstatite, Hornblende, Pikotite dan Chromit dalam jumlah kecil. Harzburgite terdiri dari mineral olivin dan ortho piroksen ( Enstatite, Bronzite atau Hiprestone),mineral tambahan Chromite, Besi, Diopsid dan diallage. Lherzolite adalah pertengahan antara whrlit dan harzburgit mengandung diallag dan orthopiroksen dijumpai dalam jumlah yang seimbang. Jenis peridotit yang lain adalah : - Peridotit Hornblende, ciri – cirinya : Hornblende Hornblende hadir berukuran besar, besar, hasil ubahan deuritik piroksen dan olivine, tekstur poilitik (olivin dan pyroksen mengoinklusi hornblende), Minerallain yang hadir flogopit, flogopit, magnetit, magnetit, pirotit, spinel, apatit apatit dan plagioklas kalsik. - Peridotit Mika (Kimberlit), sering berasosiasi dengan endapan intan, Kimberlite hasil ubahan dari mineral melilit olivin dan alonit, shand kimberlit adalah breksi yang kaya akan xenolit dalam masa dasar dalam campuran serpentin, Karbonat, olivin, piroksen, garnet, ilemenit, biotit, biotit, cromit c. Serpentinit
Sill yang sangat besar yang tersusun oleh serpentnit ditemukan dibeberapa sabuk orogen, dimana batuan ini mengintrusi sedimen geosinklial dan beasosiasi dengan aliranaliran dan sill spilit. Dominan tersusun oleh mineral serpentinit hasil serpentinisasi oleh olivin dan piroksen. Umumnya hasil ubahan dari dunit atau peridotit, olivin terubah menjadi serpentinit membentuk tekstur mesh (jala), Piroksen ( enstatit ) terubah menjadi serpentinit membentuk tekstur bastit. 10
d. Piro Piroks ksin init it
Adalah batuan beku yang dominan disusun oleh piroksen (90 %), mineral lain hornblende, biotite dan dan plagioklas plagioklas (sedikit), umumnya bertekstur kasar, kasar,
allotriomorfik
granular, garnet, spinel, opak, apatit, olivin, mineral sulfida, cromit, klinopiroksinit sangat jarang dijumpai dibandingkan dibandingkan orthopiroksen. Variasi dari piroksin, piroksin, yaitu : 1) Piroksinit biotit, dimana biotit biotit hadir (50 %) dengan asosiasi mineral mineral lainnya augit, augit, aktinolit, opak, dan apatit 2) Piroksinit hornblende dimana augit augit hadir 60 % dan hornblende hornblende 30 % dengan dengan mineral lainnya pirit, spinel, apatit dan anortit 3) Diopsidit, dominan disusun oleh piroksen jenis diopsit 4) Websterit, mineral ortopiroksin dan klinopiroksin hadir dalam jumlah yang sama dan tumbuh bersama 5) Piroksinit yang kaya akan feldspartoid seperti Unchompagrite Unchompagrite turjait dan okait (dominan foid yang hadir melilit ), sedangkan melteigite, jacupiringte dan missaurite ( foid yang hadir adalah nefelin dan leucit). 2.2.2. Kerabat Batuan Gabro Kalk Alkali
Batuan beku ini mempunyai komposisi terutama terdiri dari plagioklas yang lebih basa Ab1An1 sehingga mempunyai indeks warna lebih besar dari 40. mengandung mineral Augit, hipersten, dan olivine yang merupakan mineral mafik yang khas dalam batuan ini. Beberapa dari batuan ini mengandung kwarsa atau alkali feldspar atau keduanya, tetapi tidak satupun yang mengandung lebih dari 10 % alkali feldspar. Variasi Batuan
1. Berbutir Halus a. Basa Basall dan dan Diab Diabas as
Umumnya basalt merupakan batuan yang berbutir halus dan diabas merupakan batuan yang berbutir sedang. Teksstur holohyalin sampai holokristalin. Perubahan komposisi yang secara keseluruhan terdiri dari gelas terutama dijumpai dibagian tepi intrusi-intrusi dangkal karena pendinginan secara cepat, dalam inti-inti aliran lava dan dalam lava-lava yang mendingin secara cepat karena mengalir kedalam air atau dibawah es. Tekstur-tekstur porfiritik tersebar luas baik dalam batuan basalt maupun diabas dan fenokris-fenokrisnya mungkin terdiri dari olivine, piroksen atau feldspar.
11
b. Olivin Olivin Basalt Basalt dan Oliv Olivin in Diaba Diabass
Olivin Basalt, tekstur poforitik, fenokris berbentuk zoning, berupa Olivin dan plagioklas ( An50 – An80 ). Masa dasar plagioklas ( An 50 – An80 ), olivin, klinopiroksen ( pigeonit – augit ). Olivin Diabas, secara mineralogy dan teksturnya batuan ini tidak berbeda dengan batuan olivine basalt, terdapat dalam sills dan dike yang tebal biasanya berukuran butir lebih besar daripada yang terdapat dilava-lava. dilava-lava. Adanya tekstur ophitic dan poikilitik.
c. Thoeli Thoelitic tic Basa Basalt lt dan dan Thoeli Thoelitic tic Diab Diabas as
Thoelitic Basalt, Batuan ini tersusun oleh labradorit, klinopiroksen dan bijih besi, umumnya terdapat diantara basalt-basalt diantara jalur orogenesa. Olivine biasanya tidak dijumpai, biasanya terdapat dekat dengan dasar aliran lava. Thoelitic Diabas, umumnya merupakan batuan aluminous, saturated, sedikit oversaturated dengan silica, tetapi dekat dengan dasar sills yang tebal, batuan ini dapat meningkat menjadi batuan diabas yang kaya akan olivine. Mempunyai tekstur intergranular yang halus maupunn intersal. 2. Berbutir Kasar
pada sebagian besar batuan gabro, yang berbutir kasar dan yang berbutir medium, mikro gabro, mineral utamanya adalah plagioklas yang lebih casic dari Ab 1An1 mineral mafik yang hadir adalah augit, hipersten dan olivine. Jarang mengandung hornblende dan biotit, mempunyai indeks warna yang berkisar berkisar dari 40 – 70, sedangkan sebagian besar batuan diorite mempunyai indeks warna sekitar 10-40, untuk batuan yang mendekati indeks warna 40 komposisi dari plagioklas dapat digunakan dalam penentuan nama batuan itu. Normal gabro, bila komposisi terutama terdiri dari labradorit dan augit atau diallage. Norite, batuan gabro dimana mineral hiperstennya lebih banyak dari pada mineral klinopiroksinnya. Dan bila suatu batuan dimana kedua macam mineral piroksen terdapat tetapi mineral plagioklasnya lebih calsic dari labradorit disebut Eucrite. Dengan penambahan pada kandungan olivinnya, maka batuan ini dapat meningkat menjadi olivine gabro, olivine norit, dan olivine eucrit. Perubahan selanjutnya akan meningkat menjadi Troctolit yang komposisinya hamper semuanya terdiri dari olivine dan labradorit atau bitownit, dan akan meningkat menjadi Allivalite, dipihak lain batuan piroksen gabro menjadi batuan Anorthosit dengan pengurangan indeks warnanya menjadi 10.
12
2.2.3. Kerabat Batuan Gabro Alkali
Batuan beku jenis ini kaya akan alkali dan miskin akan silica. Beberapa batuan ini dengan penambahan indeks warna lebih dari 70 dapat menigkat menjadi anggota kelompok batuan Ultra mafic. Mempunyai tekstur Porfiritik, Intergranular, ofitik, intersal, poiklitik, Trakhitik, Feldspar/felspatoid hadir lebih besar dari 10 %, mineral mafik yang terdapat pada batuan ini, yaitu : olivine, piroksen (pigeonit (pigeonit – augit, hipersten – augit). Variasi Batuan
1. Tekstur halus a.
Tracybasalt
Sebagian besar batuan tracybasalt berasosiasi erat dengan batuan trachite dan phonolit atau dengan batuan olivine basalt dan oligoklas basalt. Mineral mafik yang umum olivine dan augit yang lain hornblende dan biotit (kadang), Felspar potasik >10% (ortho,sanidin), terdapat dalam masa dasar atau melingkupi plagioklas. b.
Spilit
Intrusi-intrusi spilitic diabas dan aliran-aliran lava bantal spilitic basalt tersebar luas dan tebal diantara batuan-batuan yang terbentuk dalam geosinklin-geosinklin dan banyak yang disertai dengan sill-sill serpentin dan lava-lava karatofir. Batuan ini mempunyai tekstur intergranular, porfiritik, basalt yang dicirikan oleh felsfar sodium melimpah, umumnya banyak mengandung mineral sekunder hasil ubahan yaitu klorit, kalsit, dan epidot, mineral mafik utama piroksen berubah menjadi klorit dan aktinolit, olivine jarang. Adanya mineral clorit, calsic dan aktinolit menunjukkan efek-efek penembusan dari larutan-larutan deuteric. H.
Basanit da dan Te Tephrite
Mengandung mineral plagioklas, dimana mineral ini menempati lebih dari 10 % volumenya. Batuan tephrite baik yang mengandung olivin maupun sedikit mineral olivine. Sedangkan basanit mengandung mineral olivin dalam jumlah yang tertentu meskipun jarang tak dijumpai piroksen. Batuan-batuan dengan komposisi yang sama, tetapi mengandung gelas yang kaya akan soda s ebagai ganti mineral feldspathoidnya, disebut “Basanitoids”.
I.
Nephelinit dan Leucicates
Batuan ini merupakan merupakan lava-lava, intrusi-intrusi intrusi-intrusi dangkal. Batuan ini cukup kaya akan mineral-minerak gelap, mempunyai tekstur forfiritik, intergranular,b agian dari tekstur halus klan gabro alkali dengan felsfarnya < 10 %, Nefelinit : utama nefelin, Leusinit yang mengandung olivine. Pada batuan nepheline sebagian besar fenokris-fenokrisnya ialah nepheline, dan diopside atau titanoferous augite. 13
2. Tekstur Kasar a. Sutalle llenit
Batuan ini mempunyai ukuran butir sama dengan batuan tracybasalt yaitu sedang sampai kasar. Batuan ini dibedakan dari batuan monzonit dengan banyaknya mineral olivin, indeks warna lebih dari 60 dan persentase silikonnya lebih rendah. b. Takanite
Batuan ini membentuk suatu kelompok yang heteronius yang khusus. Mengandung cukup sedikit sedikit silica dan cukup cukup kaya akan mineral mineral mafik untuk untuk memasukkan memasukkan kedalam kedalam kelompok alkali gabro. Mineralnya yang khas adalah orthoklas atau sanidin. c. Malignit
Batuan malignit dijumpai diantara batuan-batuan alkali. Dimana augit sebagai mineral mafiknya yang paling paling dominan disertai dengan dengan banyak sekali mineral hastingsite yang kaya akan besi dan mineral mikroklin yang menggantikan mineral plagioklas, mempunyai tekstur forfiritik dan mineral yang yang khas adalah aegerin aegerin – augit (50%).. d. Shonkinit nit
Plagioklas tidak hadir tetapi mineral mineral orthoklas atau sanidin hadir (20-25 (20-25 %), Mineral lain sedikit seperti nefelin, leucit, apatit. e. Kenta ntalonit
Mempunyai ukuran butir menengah sampai kasar, plagioklas & orthoklas hadir relatif seimbang, mineral lain seperti opak dan apatit
2.4.4. Kerabat Batuan Diorit Monzonit Syenit
Batuan ini digolongkan kedalam batuan intermediet sebab persentase silikanya 52 sampai 66 %. mempunyai mempunyai ndeks warna 10 – 40, tidak mengandung mengandung kwarsa atau kwarsa <10 <10 %, secara umum dicirikan dengan melimpahnya plagioklas An 30 – 50 (oligoklas, Andesin), mineral mafik yang ada pada batuan ini : Hornblende, piroksin, biotit, mineral penyerta : apatit, Zirkon, dicirikan dengan hadirnya feldspatoid, variasi kerabatnya atau jenis batuannya dipisahkan berdsasarkan kehadiran Feldspatoid dan rasio/perbandingan antara K – feldspar dengan total feldspar, mempunyai tekstur khusus trakhitik, pilotaksitik. Variasi
1. Tekstur Halus a. Andesit
Kebanyakan andesit adalah batuan porfiritik dengan masa dasar pilotaxitic atau bylopitic. Walaupun banyak yang vitrophyritic. Intergranular, intersal dan tekstur ophytic. 14
Mineral mafic yang dominan adalah olivine, hypersten, augit, hornblende dan biotit andesit. Mineral felsic yang dominan adalah plagioklas An 40 . banyak andesit mempunyai komposisi campuran antara kwarsa dan alkali feldspar. Andesit ini dapat dibedakan menjadi andesit mengandung olivine, piroxene andesit, hornblende andesit dan andesit biotit. b. Trac Tracia iande ndesi sitt (lati (latit) t)
Batuan ini adalah batuan volcanic berukuran halus hypabisal. Mempunyai penyebaran yang luas dan komposisi kwarsa lebih besar dari 10 %, komposisi meneralnya hampir sama dengan andesit. Mineral mafik yang hadir umumnya hornblende hadir > pirokssen. d. Trakhit.
Secara kimia dapat kelewat jenuh (hadir kwarsa) dan tidak jenuh silika (hadir feldspatoid). Pada trakhit potash soda albit atau anorthoklas lebih banyak dan kebanyakan mineral mafic yang kaya akan soda. Semua trachy adalah porfiritic, dengan fenokris feldspar dan sedikit phenocryst mafic pada matriks komposisi utama sub parallel microlit feldspar. Variasi trakhit lain berdasarkan kehadiran mineral mafiknya. Seperti trakhit olivine, trakhit hornblende, trakhit biotit. Trakhit feldspatoid bila kandungan feldpatoidnya lebih besar dari 10 % dan trakhit kwarsa bila kandungan kwarsanya lebih dari 10 %. e. Fonolit
Ini merupakan trakhit undersaturated dengan Feldpatoid yang dikandung lebih besar dari 10 %. Yang dapat dipisahkan dalam bentuk umum atau soda. Phonolit dan subordinat potash atau leucit, phonolites.
2. Tekstur Kasar a. Diorite
Diorit merupakan batuan yang berbutir sedang dan batuan yang berbutir kasar yang mengandung oligoklas atau andesine, dala felspar dasar dan hornblende dan biotit merupakan mineral mafik yang utama. Mempunyai tekstur equigranular dan terkadang porfiritik. Diorit ini mempunyai variasi yaitu bila kwarsa hadir lebih besar dari 10 % maka disebut diorit kwarsa dan bila mineral oligoklas, biotit dan kwarsa yang dominan, maka disebut trandjenit tetapi K-F tidak hadir. b. Monzonit
Monzonit berada pada posisi intermediate antara syenit dan diorit, karena itu kadangkadang menunjukkan seperti syenodiorit. Kwarsa hadir dalam jumlah yang sedikit (lebih kecil dari 10 %), mempunyai indeks warna 30 – 40 bila kwarsa bertambah maka maka monzonit akan berubah menjadi adamelit, bila mineral maficnya berubah atau meningkat maka monzonit
15
berubah menjadi kentallinit. Mempunyai tekstur equigranular dengan tekstur khusus pikilitik, pertit, antipertit, mirmiketik. c. Syenit
Berbutir menengah sampai kasar, alkali feldspar lebih besar 2/3 total feldspar, kwarsa hadir lebih kecil dari 10 %, indeks warna dibawah 40. Variasinya adalah alkali syenit dan alkali lime syenit atau ortho syenit. Alkali syenit biasanya berasosiasi dengan granit atau dengan batuan plutonik feldspatoid, alkali lime syenit biasanya berkelompok dengan monzonit, seperti pada batas tepi facies granit. d. Syen Syenit it Feld Feldspa spato toid id
Feldspatoid syenit kaya akan feldspatoid. Feldspatoid yang umumnya melimpah adalah nepheline, analcite, sodalite, dan nosean. Dan ditunjukkan oleh hadirnya beberapa type dari albit, soda orthoklas, perthite, anorthoklas, dan j uga mineral mafic seperti aegerine aegite, aegerite, arfvedsonite dan berkevikite. berkevikite. Terdapatnya olivine tetapi piroksen tidak hadir.
2.4.5. Kerabat Batuan Granodiorit, Adamelit dan Granit
Clan ini termasuk kedalam batuan beku asam, walaupun ada sebagian ada yang mempunyai komposisi intermediate keseluruhan persentase mineral kwarsa yang terkandung didalamnya melebihi 10 %. Dan kandungan dari alkali feldspar sebanyak 1/8 lebih kecil dari jumlah 1/3 kandungan feldspar. Mempunyai Mempunyai indeks warna lebih kecil dari 10, hadir plagioklas plagioklas asam An < 30 atau An < 20. biasanya hadir tekstur khusus grafik, mirmeketik, granofirik, pertit, antipertit. 1. Tekstur Halus a. Dasit
Dasit adalah granodiorit yang mempunyai ukuran butir halus, meskipun batas antara dasit dan andesit sedikit lebih tinggi kadar silikanya dari pada antara granodiorit dan diorit. Kebanyakan dasit mengandung fenokris plagioklas, kwarsa, orthoklas atau sanidin, dan pada umumnya sedikit piroksen, hornblende atau biotit. Masa dasar biasanya gelas. gelas. Kwarsa hadir lebih besar dari 10 %, sering dijumpai tekstur embayment pada mineral kwarsa dan feldspar yaitu proses korosi pada larutan sisa. b. Rhyodasit
Pada hakekatnya rhyodasit disamakan dengan “quartza latite” adanya variasi kandungan gelas tidak dapat untuk membedakan dengan rhyolit. Atau kecuali dengan dasit. Kandungan gelasnya dapat dibedakan secara analisa kimia atau pengukuran secara refraksi kristal/holokristalin dari rhyodasit dapat dibedakan dengan decipe sebab pada umumnya
16
kandungan potash feldsparnya feldsparnya lebih banyak dan fenokris fenokris dari palgioklasnya pada pada umumnya lebih sodic. Batuan ini dapat di bedakan dari kandungan mineral mafiknya yang dominan hadir adalah hornblende, biotit dan dapat juga piroksen. c. Rhyolit
Rhyolit dapat dibagi menjadi tipe potas dan soda, pada mulanya mulanya mineral mafik yang utama biasanya biotit dan akhirnya menjadi kaya akan soda amfibol atau piroksen atau keduanya. Mengandung kwarsa lebih besar dari 10 %.
2. Tekstur Kasar a. Grano ranodi dior orit it
Granodiorit kebanyakan penyusun batholit, dimana kwarsa hadir lebih besar dari 10 %, mineral mafik yang utama adalah piroksen dan hornblende, mungkin augit bias hadir dalam jumlah banyak kristal plagioklas dalam granodiorit umumnya berbentuk euhedral atau subhedral kecuali orthoklas sangat jarang. Tekstur khusus yang biasa hadir inequigranular, equigranular atau pegmatite. b. Adamelit
Komposisi kwarsa pada adamelit lebih besar dari 10 %, hadir plagioklas asam yang umumnya oligoklas, mempunyai tekstur hipidiamorfik granular, sering dijumpai tekstur khusus granofirik dan grafik, grafik, mineral mafik yang utama adalah hornblende hornblende dan biotit. biotit. c. Granit
Kebanyakan dari batuan granit bertekstur hipidiamorfik granular, mineral-mineral mafik dan plagioklas condong membentuk euhedral, jenis plagioklas yang hadir adalah albitoligoklas, mineral penyerta yang hadir topaz, flourit, tourmalin, tekstur khusus yang dijumpai granopirik dan grafik, tetapi ada sebagian granit yang mempunyai tekstur nebular berbentuk seperti telur, panjangnya sampai beberapa inci. Kebanyakan membentuk kulit yang konsentris bergantian antara yang kaya akan mineral gelap dan terang. Bila mineral hornblende hadir lebih besar dari 10 % disebut hornblende granit. Gejala lain dalam granit adalah basic segration, segration, dimana dimana magma magma asam kontak kontak sehing sehingga ga mafik mafik mineral mineral mengumpul mengumpul atau atau mengelompok (tidak merata) dalam grafik.
17
BAB III BATUAN PIROKLASTIK
3.1. Tinjauan Umum Batuan Pyroklastik
Batuan Pyroklastik adalah batuan pembatuan material fragmental yang berasal dari erupsi gunung api yang bersifat ledakan atau eksplosif, yang mana sebelum terendapkan material-material tersebut dapat diangkat oleh angin dan kemudian diendapkan didarat atau dipermukaan secara langsung dari udara dan mengalammi lithifikasi sebelum ditransport oleh angin ataupun gletser. Pengklasifikasian batuan Pyroklastik sampai sekarang ini masih menjadi masalah, ada yang berpendapat batuan pyroklastik ini masuk kedalam batuan beku, oleh seorang ahli Geologi yang bernama Hyndman, 1972 . Dan ada pula yang berpendapat bahwa batuan Pyroklastik ini masuk dalam kelompok batuan sedimen. Petti Jhon, 1956. Ada juga pihak lain
yang
mengelompokkan
batuan
ini
kedalam
batuan
tersendiri,
yaitu
batuan
Vulkaniklastik (Fisher, 1961). Material Penyusun Batuan Piroklastik
komposisi atau material penyusun batuan piroklastik berupa : 1. Juvenil Juvenil (essential), (essential), merupakan merupakan material material penyusun penyusun yang yang berasal berasal dari magma, terdiri terdiri dari padatan, cairan dan kristal (mineral). 2. Cognate Cognate (accessory), (accessory), dimanan dimanan material material penyusunny penyusunnyaa berupa material material hablur (hasil (hasil kristalisasi magma) dari letusan sebelumnya. s ebelumnya. 3. Accidentil, Accidentil, material material penyusunn penyusunnya ya berupa berupa bahan hamburan hamburan dari batuan batuan non gunung gunung api atau dari batuan dasar yang beragam komposisinya baik berupa batuan beku, sedimen atau metamorf. Material-material penyusun batuan piroklastik tersebut tersebut hadir dalam bentuk fragmen-fragmen (pirklas) dari letusan gunung api secara langsung. Fragmen piroklastik berdasarkan ukuran butirnya oleh fisher (1961) dan Schmid (1981) dibedakan atas tiga, yaitu : 1.
Bom dan dan Blok, Blok, Frag Fragmen men Piro Pirokla klastik stik beruku berukuran ran > 64 64 mm.
2.
Lapill Lapilli, i, fragme fragmen n Pirok Piroklas lastik tik beruku berukuran ran 2 – 64 mm, mm, dapa dapatt berup berupaa juven juvenil, il, cognat cognate, e, maupun accidentil.
3.
Ash, Ash, frag fragmen men Pirokl Piroklast astik ik beruku berukuran ran 2 – 1/256 1/256 mm. Dalam pendiskripsian batuan piroklastik, komposisi batuannya berdasarkan proporsi
ukuran butir penyusun batuan dibedakan atas :
18
-
Butiran,me Butiran,merupa rupakan kan fragme fragmen n yang yang beruku berukuran ran relatif relatif lebih kasar dapat berupa berupa juvenil,cognate maupun accidentil. accidentil.
-
Matrik (masa Dasar), Dasar), merupaka merupakan n fragmen fragmen yang yang berukuran berukuran lebih halus dapat berupa berupa juvenil,cognate maupun accidentil. accidentil.
Endapan Piroklastik
Mekanisme pembentukan endapan fragmen-fragmen piroklastik dapat dibedakan atas : 1.
Endapa Endapan n pirokl piroklast astik ik Jatuh Jatuhan an (Pyro (Pyrocla clasti sticc fall). fall). Merupakan endapan piroklastik yang diendapkan melalui udara yang dikontrol oleh gravitasi. Penyebaran menutupi topografi dan umumnya berlapis (graded bedding) atau bersortasi baik.
2.
Endapa Endapan n Pirok Piroklast lastik ik Alir Aliran an (Pyr (Pyrocl oclast astic ic flow) flow) Merupakan endapan piroklastik hasil aliran langsung dari pusat erupsi berupa hot avalanche, glowing avalance avalance dan hot ash avalanche yang bersuhu 500º 500º C - 650º C. penyebaran dan bentuk endapan sangat dipengaruhi oleh morfologi asalnya, sedangkan bagian atasnya umumnya datar.
3.
Endapa Endapan n Pirok Piroklast lastik ik Surg Surgee (Pyroc (Pyroclas lastic tic surg surge) e) Merupakan endapan piroklastik hasil pencampuran dari bahan padat dan gas (uap air) yang mempunyai rapat masa rendah dan bergerak dengankecepatan tinggi secara turbulen diatas permukaan. Menunjukkan perlapisan yang acak atau low-angle stratification.
3.2. Tekstur Dan Struktur Batuan Piroklastik
Batuan piroklastik mempunyai tekstur klastik, dimana unsur-unsur teksturnya berupa : 1.
Ukuran Ukuran Butir, Butir, dapat dapat beruk berukura uran n Bom, Bom, Blok Blok,, Lapil Lapilli li atau atau Ash. Ash.
2.
Bentuk Bentuk Buti Butir/k r/kebu ebunda ndaran ran,, yaitu yaitu permu permukaa kaan n butir butir dibed dibedaka akan n atas :
3.
-
Menyudut (angular)
-
Menyudut Ta Tanggung (sub angular)
-
Memb Membun unda darr Tang Tanggu gung ng (sub rounded)
-
Membundar (rounded)
-
Sangat Membundar
Sort Sortasi asi atau atau pem pemil ilah ahan an,, dib dibed edak akan an atas atas : -
Sortas Sortasii Baik, Baik, bila bila ukura ukuran n butir butir penyu penyusun sun batu batuan an relat relatif if seraga seragam. m.
-
Sortasi Sortasi Buruk, Buruk, bila ukuran ukuran butir butir penyusun penyusun batuan batuan relatif relatif tidak tidak seragam seragam..
19
4.
Kemas, Kemas, menu menunju njukka kkan n hubun hubungan gan antar antar buti butir, r, dibe dibedak dakan an atas atas : -
Kemas Kemas Terbuk Terbuka, a, bila bila kontak kontak antar antar butir butiran an tidak tidak saling saling bers bersent entuha uhan. n.
-
Kemas Kemas Tertut Tertutup, up, bila bila konta kontak k antar antar butira butiran n salin saling g berse bersentu ntuhan han..
Struktur batuan piroklastik pada prinsipnya sama dengan struktur pada batuan beku pada prinsipnya sama dengan struktur pada batuan beku, seperti struktur skoria, vesikuler maupun amikdoloidal maupun struktur batuan sedimen, yaitu struktur perlapisan graded bedding maupun cross bedding.
Klasifikasi Batuan Piroklastik
klasifikasi penamaan batuan piroklastik secara umum dibedakan atas : Klasifikasi berdasarkan fragmen Piroklastiknya (fisher, 1966 dan schamid, 1981) dibedakan atas : -
Anglomerat Anglomerat,, bila batuan batuan disusun disusun oleh oleh fragme fragmen n piroklast piroklastik ik yang yang dominan dominan berupa berupa bom bom yang berukuran >64 mm.
-
Breksi Breksi Piroklastik Piroklastik,, bila batuan batuan disusun disusun oleh fragmen fragmen piroklasti piroklastik k yang yang dominan dominan berupa berupa blok yang berukuran berukuran > 64 mm.
-
Breksi Breksi Tufa, bila batuan batuan disusun disusun oleh oleh pencampur pencampuran an fragmen fragmen piroklastik piroklastik blok maupun maupun ash.
-
Tufa, bila bila batuan batuan disusun disusun oleh fragmen fragmen piroklastik piroklastik berupa berupa ash dan dan lapilli, lapilli, dimana dimana ash ash lebih dominan.
-
Tufa Lapilli, Lapilli, bila batuan batuan disusun disusun oleh fragmen fragmen piroklas piroklastik tik berupa berupa ash ash dan dan lapilli, lapilli, dimana Lapilli lebih dominan. Oleh Schamid (1981), tufa lapilli disebut juga lapilli.
Klasifikasi untuk tufa, berdasarkan kepada material penyusun tufa (William, Turner, Gilbert, 1954) , dibedaskan atas :
-
Tufa Tufa Gelas, Gelas, tufa tufa yang yang domi dominan nan disu disusun sun oleh oleh mate materia riall gelas. gelas.
-
Tufa Tufa Kristal Kristal,, tufa yang yang domina dominan n disusun disusun oleh oleh mate materia riall Kristal. Kristal.
-
Tufa Tufa Litik, Litik, tufa tufa yang yang domi dominan nan disu disusun sun oleh oleh mate materia riall Litik. Litik.
Cristal Vitric tuff
0 Vitric/gelas
25
Vitric
Cristal
Cristal
Vitric
Tuff
Tuff 50
Tuff
75
100 Crystal
Gambar 3.1. Variasi Tufa/tuff berdasarkan Petti jhon
20
BAB IV BATUAN SEDIMEN
2.1. Tinjauan Umum Batuan Sedimen
Batuan sedimen adalah batuan yang terbentuk dari hasil akumulasi material-material yang telah mengalami perombakan terlebih dahulu atau hasil pengendapan akibat proses kimia dan biologi dan kemudian mengalami proses pembatuan (litifikasi). Batuan sedimen diendapkan lapisan demi lapisan dipermukaan litosfer, dalam temperatur dan tekanan yang relatif rendah. Sebaliknya, kebanyakan batuan beku dan metamorf terjadi di bawah permukaan bumi, dalam temperatur temperatur dan tekanan tinggi. Lapisan demi lapisan batuan sedimen terendapkan secara kontinu sepanjang waktu geologi dan berasal dari batuan yang telah ada lebih dulu, seperti batuan beku, batuan metamorf, metamorf, atau batuan sedimen sedimen yang yang lain. Oleh proses proses pelapukan, pelapukan, gaya-gaya gaya-gaya air dan pengikisan oleh angin, batuan-batuan tersebut dihancurkan, diangkut dan kemudian diendapkan ditempat-tempat yang rendah letaknya, misalnya di laut, di samudra-samudra dan di danau-danau, rawa-rawa. Mula-mula sedimen-sedimen ini adalah batuan yang lunak, tetapi karena makin bertambah tebalnya lapisan-lapisan sedimen itu, temperatur dan tekanannya makin bertambah, dan oleh proses diagenesis maka sedimen-sedimen yang lunak akan menjadi keras, sehingga sifat-sifat fisika kimia dari batuan itu berada dari ketika batuan itu mulai diendapkan. Pasir yang gembur dapat menjadi batu pasir yang keras, lempung dapat menjadi lempung. Proses diagenesis ini dapat merupakan kompaksi, yaitu pemadatan karena tekanan dari lapisan-lapisa yang ada diatasnya, diatasnya, atau sedimentasi yaitu perekatan batuan-batuan lepas menjadi batuan keras. Kadang-kadang sukar untuk membedakan antara batuan sedimen dengan batuan metamorf, kecuali bila pengaruh tekanan dan temperatur sangat memainkan peranan dalam batuan-batuan tersebut, sedangkan shale adalah batuan batuan sedimen, Ciri-ciri yang khas dari sedimen ditentukan oleh cara terjadinya dan cara terjadinya dan akumulasinya, yang sangat dipengaruhi oleh lingkungan pengendapan. Diagenesis sangat mempengaruhi perubahan komposisi dan tekstur dari batuan sedimen. Lingkungan pengendapan yang paling intensif terutama dalam cekungan-cekungan (marine basin). Tetapi beberapa macam sedimen ada yang tersebar luas dan tebal pada kontinen (diatas permukaan permukaan air laut), tetapi ada pula sedimen-sediemn yang hanya hanya untuk sementara waktu diendapkan didaratan, kemudian diangkut ke laut.
21
Kita dapat membedakan lingkungan pengendapannya yang besar yaitu : di laut, dikontinen-kontinen, ditepi kontinen, atau didaerah antara kontinen dan laut. Tetapi ada pula pengendapan-pengendapan pengendapan-pengend apan dalam lingkungan setempat (lokal) dan mempunyai ciri-ciri yang bermacam-macam dan yang dapat ditentukan terutama dari macamnya sedimen itu masingmasing. Pembagian mengenai lingkungan pengendapan ini dapat didasarkan atas banyak faktor-faktor yang penting, dalam menentukan struktur, tekstur atau komposisi dari sedimensedimen itu. Material atau komponen penyusun batuan sedimen dapat berupa : -
Material Material Detritus Detritus (Alloge (Allogenik), nik), sebagai sebagai hasil hasil rombakan rombakan yang yang terbentuk terbentuk dari dari luar daerah daerah sedimentasi, terdiri dari : a. Fragmen Fragmen mineral/krist mineral/kristal, al, seperti seperti mineral mineral silikat, yaitu yaitu kwarsa, kwarsa, feldspar, feldspar, mineral mineral lempung dan lain-lain. b. Fragmen atau batuan yang berukuran kasar hingga hingga halus.
-
Material Material Autogen Autogenik, ik, terbent terbentuk uk didaera didaerah h sedimenta sedimentasi/ si/ cekun cekungan gan sebagai sebagai hasil proses proses kimiawi/ biokimia seperti kalsit, gypsum, halit, glaukonit, oksida besi dan lain-lain.
4.2. Batuan Sedimen Klastik
Batuan sedimen klastik adalah batuan sedimen yang proses pembentukannya pada umumnya dari hasil rombakan rombakan batuan asal secara fisika dan umumnya disusun oleh materialmaterial allogenik. Batuan asal dapat berupa batuan beku, metamorf dan sedimen fragmen asal tersebut mulai dari pelapukan (mekanis, disintegrasi) maupun secara kimiawi atau dekomposisi, kemudian tererosi dan tertransportasi menuju suatu cekungan pengendapan. Setelah pengendapan berlangsung, sedimen mulai mengalami diagenesa yakni proses-proses perubahan yang berlangsung pada temperatur rendah dalam suatu sedimen, selama dan sesudah litifikasi berlangsung (W.T. Huang). Litifikasi ini merupakan proses yang mengubah suatu sedimen menjadi batu keras. Adapun proses-proses diagenesa sedimen klastik adalah : 1. Kompaksi Kompaksi sedimen, sedimen, yakni termamp termampatnya atnya butir butir sedimen sedimen satu terhadap terhadap yang lain lain akibat tekanan dari beban diatasnya. Disini volume sedimen berkurang sehingga terjadi saling mengunci (interlocking). 2. Sementasi Sementasi yakni peresap peresapan an mineral mineral kedalam kedalam ruang atau atau rongga rongga antar butiran, butiran, dapat berupa larutan-larutan koloid. koloid. 3. Rekristalis Rekristalisasi, asi, timbul timbul karena karena proses proses kompaksi kompaksi yang yang tidak sempurna, sempurna, air air yang yang didalam didalam tidak dapat diperas keluar keseluruhannya oleh kompaksi, sehingga air yang tertinggal
22
akan mengalami proses rekristalisasi didalam rongga tadi, kristalisasi sangat umum terjadi pada batuan metamorf. 4. Autegenesis Autegenesis yakni yakni terbentuknya terbentuknya mineral mineral baru dilingkung dilingkungan an diagenetik, diagenetik, sehingga sehingga adanya mineral tersebut merupakan partikel baru dalam sedimen. Mineral autigenik yang umum diketahui adalah karbonat, silika, klorid, gypsum, dan lain-lain. 5. Replacemen Replacement-met t-metasomat asomatism ism yakni proses proses perubahan perubahan mineral-m mineral-minera inerall asli oleh berbagai mineral autigenik tanpa pengurangan volume asal. Dan terbentuk pada temperatur rendah, misalnya dolomitisasi. Dilihat dari proses pembentukannya, maka tekstur batuan sedimen dapat dibedakan atas : Ukuran Butir, bentuk/kebundaran, pemilahan, kemas, porositas, kekompakkan. 4.2.1. Tekstur Dan Struktur Batuan Sedimen Klastik Tekstur Batuan Sedimen Klastik
Tekstur adalah suatu kenampakan yang berhubungan dengan ukuran dan bentuk butir serta susunannya. Pembahasan tekstur meliputi ukuran butir (grainsize), bentuk atau tingkat kebundaran (Roundness), Pemilahan atau Sortasi, kemas, porositas dan kekompakkan. kekompakkan. 1. Ukuran Butir (Grain Size)
Pemberian ukuran butir pada batuan sedimen klastik mengacu pada skala Wentworth, yang dapat dilihat pada tabel 4.1. dibawah ini. Tabel 4.1 Ukuran Butir (Grain Size) S kala Wentworth
23
2. Bentuk/ Tingkat kebundaran (Roundness)
Tingkat Kebundaran dikontrol oleh transportasi dan bentuk kebundaran ini tergantung pada bentuk daripada material/mineral asalnya. Jadi pemerian untuk kebundaran adalah dengan melihat sifat permukaan dari batuan, dibedakan atas sebagai berikut :
Menyudut (angular)
Menyudut tanggung (sub angular)
Membulat tanggung (sub rounded)
Membulat (rounded)
Sangat membulat (well rounded)
24
Gambar 4.2. Variasi Tingkat kebundaran butiran.
3. Pemilahan (Sortasi)
Pemilahan atau sortasi merupakan tingkat keseragaman ukuran butir penyusun batuan, dapat dibedakan atas :
Terpilah sangat baik (very well sorted)
Terpilah baik (well sorted)
Terpilah sedang (moderate sorted)
Terpilah buruk (poorly sorted)
Terpilah sangat buruk (Very poorly sorted) Pembagian dari sortasi (pemilahan) dapat lebih jelas dilihat pada Gambar 2.2. Variasi
tingkat pemilahan untuk yang berbutir membulat dan Gambar 2.3. Variasi tingkat pemilahan untuk yang berbutir menyudut.
Gambar 4.3. Variasi tingkat pemilahan untuk yang berbutir membulat
Gambar 4.4. Variasi tingkat pemilahan untuk yang berbutir menyudut
4. Kemas
Kemas menyatakan hubungan antara butir penyusun batuan, dimana hal ini dikontrol oleh tingkat diagenesa yang dialami batuan, kemas dapat dibedakan atas : -
Kemas Kemas terbuk terbuka, a, yaitu yaitu bila bila kontak kontak antar antaraa butiran butiran tidak tidak berse bersentu ntuhan han..
25
-
Kemas tertutup, tertutup, yaitu bila kontak kontak antara antara butiran butiran saling bersentuhan bersentuhan..
5. Porositas
Porositas dimaksudkan dalam tingkat atau kemampuan dalam menyerap air, dibedakan atas : -
Poro Porosi sita tass baik baik,, bila bila mam mampu pu men menye yera rap p air. air.
-
Porosi Porositas tas buruk, buruk, bila bila tidak tidak mampu mampu menyer menyerap ap air. air.
-
Porositas Porositas sedang, sedang, bila bila kemampu kemampuan an menyerap menyerap air diantara diantara baik baik dan buruk buruk..
6. Kekompakkan
Kekompakkan juga dikontrol oleh tingkat diagenesa, dibedakan atas : -
Mudah diremas
-
Getas
-
Kompak
-
Lunak
-
Padat
-
Keras
Struktur Batuan Sedimen Klastik
Pengertian Pengertian struktur struktur tidak berbeda berbeda dengan tekstur, tekstur, hanya saja dalam pengamatan pengamatan struktur harus dalam skala yang luas (tidak cukup hanya dari spescement). Secara umum struktur dibatuan sedimen dapat dibagi menjadi beberapa jenis , yaitu : 1. Perl Perlap apis isan an (Bed (Beds) s)
-
Perl Perlap apis isan an (teb (tebal al anta antara ra 1 cm – 3 cm) cm)
-
Lami Lamina nasi si,, ket keteb ebal alan an 0,3 0,3 cm cm – 1 cm cm
-
Cros Crosss Lami Lamina nati tion on (Cr (Cros osss Beds Beds))
-
Graded Bedding
-
Convo onvolu lute te Lam Laminat inatio ion n
-
Inje Inject ctio ion n Stru Struct ctur ures es (Sa (Sand nd – Dike Dikes) s) 2. Struk Struktu turr Perm Permuka ukaan an
-
Mass Massiv ivee (Str (Struc uctu ture rele less ss))
-
Ripp Ripple le Mark Marks/ s/Cu Cure rent nt Ripp Ripple le
-
Mud Cracks
-
Erosional Mark 3. Stru Strukt ktur ur Dala Dalam m
-
Load Cast
-
Flute Cast
26
-
Groove Ca Cast
-
Organic St Structure Berikut ini dapat dilihat bentuk-bentuk struktur yang ada pada batuan sedimen, yaitu sebagai berikut :
Gambar 4.5. Beberapa Variasi Struktur batuan sedimen
Komposisi Penyusun Batuan
Berdasarkan proses pembentukan batuan sedimen klastik, maka komposisi-komposisi batuannya dipisahkan atas : Fragmen, Matrik, dan semen. Pemisahan tersebut semata-mata hanya berdasarkan perbandingan ukuran butir penyusun satu batuan, dimana : -
Fragmen
Adalah bagian butirannya yang ukurannya paling besar dan fragmen dapat berupa batuan, mineral maupun fosil. fosil. -
Matrik
Adalah bagian butir yang ukurannya lebih kecil dari fragmen dan terletak diantara fragmen. Matrik dapat berupa batuan maupun fosil. -
Semen
Adalah bahan pengikat diantara fragmen dan matrik. Semen dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu ;
Semen karbonat (kalsit, dolomit)
Semen silika (kalsedon, kwarsa) 27
Semen oksida besi (limoniat, hematit)
4.2.2. Penamaan Batuan sedimen Klastik
Dasar penamaan batuan sedimen klastik secara umum didasarkan pada ukuran butir, selain juga memperhatikan komposisi mineral penyusun, guna penentuan variasi masingmasing batuannya. Penamaan batuan sedimen klastik berdasarkan ukuran butir umumnya menggunakan skala wentworth, yaitu : Tabel 2.2. Penamaan batuan sedimen dengan skala Wentworth
Ukuran Butir
Gravel
Nama Batuan
- Konglomerat membulat)
(bila
bentuk
fragmen/butiran
- Breksi (bila bentuk fragmen/butiran fragmen/butiran menyudut) menyudut) Pasir
Batupasir
Mud
- Batulanau - Batule Batulempu mpung ng - Batulu Batulumpu mpur r
Untuk penamaan batuan swedimen yang lebih detail digunakan diagram segitiga seperti pada gambar 4.6. (Picard M.D, 1971) dan Gambar 4.7. (Folk, 1954), dimana penamaan berdasarkan pada persentase dari masing-masing ukuran butir penyusun batuan. Pada Gambar 4.7. (A) digunakan untuk penamaan batuan sedimen bila material penyusunnya berukuran pasir (sand), lempung (Clay), dan lanau (silt). Sedangkan pada Gambar 4.7. (B) digunakan untuk penamaan batuan sedimen yang material penyusun berukuran kerikil kerikil – bongkah (Gravel), Pasir (sand) dan sil – lempung (Mud). (Mud).
28
Gambar 4.6. Penamaan batuan sedimen berdasarkan ukuran butir pasir (sand), Lempung (clay) dan lanau (silt) ( Piccard M.D, 1971 )
29
Gambar 4.7. (A) digunakan untuk penamaan batuan sedimen
bila material
penyusunnya berukuran
pasir
(sand), lempung (Clay), dan lanau (silt) (Folk 1954)
Gambar 4.7. (B) digunakan untuk penamaan batuan sedimen yang material penyusun berukuran kerikil – bongkah (Gravel), Pasir (sand) dan sil – lempung (Mud) (Folk 1954).
Bila dalam penamaan batuannya diperoleh nama batuan berupa batupasir, selanjutnya dapat ditentukan variasi batupasir berdasarkan komposisi material/mineral penyusunnya. Penentuan variasi batupasir dapat ditentukan dengan menggunakan diagram segitiga menurut William, Tulner, Gilbert (1954), menurut Mc. Bride (1963) pada gambar 4.8. (A) dan
(B). menurut Folk (1970) pada gambar 4.8. (B).
30
Menurut William at al (1954) variasi batupasir diperoleh dengan menggunakan diagram segitiga Q, F, L dimana Q batupasir, chert dan fragmen kwarsit, F berupa Feldspar dan L berupa mineral tidak stabil dan fragmen batuan. Diagram Q F L ini digunakan bila batupasirnya tidak mengandung atau mengandung matrik berupa mineral lempung < 5 %. Bila pada batupasirnya, matrik mineral lempung mengalami peningkatan atau > 5 %, maka variasi batupasir dengan menggunakan diagram QFL yang satunya. Klasifikasi batupasir menurut Mc. Bride (1963) dengan menggunakan diagram segitiga QFR, dimana Q = Qwarsa,, Chert, Kwarsit, F = Feldspar dan R = Fragmen batuan. Klasifikasi batupasir menurut Folk (1970) juga menggunakan diagram segitiga QFR, bedanya jenis dari fragmen batuannya (R) akan diperoleh batupasir yang lebih variatip.
Gambar 4.8. (A) Variasi batupasir menurut Mc. Bride (1963)
31
Gambar 4.8. (B) Variasi batupasir menurut Folk (1970)
4.3. Batuan Sedimen Non-Klastik
Batuan sedimen yang terbentuk dari hasil reaksi kimia atau bisa bisa juga hasil hasil kegiatan organisme. Yaitu kristalisasi langsung atau reaksi anorganik penggaraman unsur-unsur laut. 4.3.1. Sedimen Karbonat
Batuan karbonat merupakan salah satujenis batuan sedimen non klastik. Secara definisi, batuan karbonat adalah batuan yang mengandung mineral karbonat lebih dari 50 %. Mineral karbonat sendiri terdiri dari gugusan Co
23
dan satu atau lebih kation. Jenis yang paling umum
adalah kalsit (Ca Co 3), yang merupakan komponen utama menyusun batugamping. Batuan karbonat menyusun 10% sampai 20% dari seluruh bnatuan sedimen yang ada dipermukaan bumi ini. Meskipun batuan karbonat secara volumetrik lebih kecil dibandingkan dengan batuan sedimen silisiklastik, tetapi tekstur, struktur dan posil yang terkandung didalam batuan karbonat dapat memberikan memberikan informasi yang cukup cukup penting mengenai mengenai lingkungan laut laut purba, kondisi paleoekologi dan evolusi bentuk kehidupan terutama organisme-organisme laut. Secara umum batuan karbonat diklasifikasikan atas dua macam yaitu: klasifikasi diskritif dan klasifikasi genetik (Dunham, 1962). Klasifikasi diskritif merupakan klasifikasi yang didasarkan pada sifat-sifat batuan yang dapat diamati dan dapat ditentukan secara langsung, seperti fisik, kimia, biologi, mineralogi dan tekstur. Klasifikasi genetik merupakan klasifikasi yang menekan kan pada asal usul batuan daripada sifat-sifat batuan secara diskritif. 4.3.1.1. Tekstur Dan Struktur Batuan Karbonat 32
Berdasarkan proses pembentukannya, teksture batuan karbonat dibedakan atas : 1. Tekstur primer, dibedakan atas : a. Kerangka Kerangka organik organik (orga (organic nic framework framework texture) texture) b. Butiran/klastik (clastic texture) c. Massa dasar (matriks (matriks texture) texture)
2. Tekstur sekunder atau tekstur diagenesa, diperlihatkan oleh: a. Semen, Semen, mengi mengisi si ronggarongga-ron rongga gga antar antar butir butir.. b. Penghaburan kembali sebagian atau seluruh massa dasar ataupun kerangka/butir. kerangka/butir.
Dari tekstur tersebut akan memberikan pengertian mengenai proses sedimentasi dan digenesa dalam pembentukan batuan, seperti : -
adanya adanya kerangka kerangka/butir /butiran an yang dasar menunjukk menunjukkan an energi energi mekanis mekanis yang yang telah mengendapkannya.
-
Adanya Adanya massa massa dasar dasar diantar diantaraa butir-bu butir-butir tir menun menunjukka jukkan n tingka tingkatt efektivi efektivitas tas energi energi mekanis yang bekerja dalam memilah unsur-unsur gamping.
-
Sifat kehaburan kehaburan memberikan memberikan gambaran gambaran tentang tentang prosesproses-prose prosess diagenesa diagenesa yang telah dialami batuan sejak diendapkan.
Secara umum dari
tekstur batuam batuam karbonat diharapkan dapat digunakan digunakan untuk untuk
menafsirkan lingkungan pengendapan, terutama energi mekanis/gelombang yang bekerja dalam lingkungan pengendapannya.
Dalam pendiskripsian batuan karbonat didasarkan pada hal-hal sebagai berikut, yaitu : Butiran/kerangka, Semen, Massa dasar, Ukuran Butir, Bentuk Butir, Porositas
1. Besar Butir
-
Klasifi ifikasi folk (1961) 33
-
Klasifi ifikasi Grabaow (1912) : - Calacirudit Calacirudite, e, ukuran diatas diatas 2 mm (grevel) (grevel) - calacarenit calacarenite, e, ukuran ukuran antara antara 2 - 1/16 mm mm (pasir) (pasir) - calcilutite, calcilutite, ukuran dibawah 1 – 1/16 mm mm (mud) (mud)
-
Klasifi ifikasi Embry dan klovan (1971) : - Rudstones
untuk ukuran kerikil atau lebih
- floats floatston tones es -
Kla Klasifi sifika kasi si/s /ska kala la Wenthworth :
8,0 mm
....................... ..................................... ................... .................. Breccia
4,0 mm
Conglomerat
2.0 mm
....................... ..................................... ................... .................. Very coarse – grained grained
1.0 mm
....................... ..................................... ................... .................. coarse-grained
0,5 mm
....................... ..................................... ................... .................. Medium-grained
0.25 mm
....................... ..................................... ................... .................. Fine-grained
0.125 mm
....................... ..................................... ................... .................. Very Fine-grained
0.00625 mm
....................... ..................................... ................... .................. coarsely micrograined
0.0312 mm
....................... ..................................... ................... .................. Finely micrograined
0.004 mm
....................... ..................................... ................... ..................
0.002 mm
Cryptograined
0.01 mm
................ ......................... ................... ................... ................ ................ .........
34
2. Bentuk Butir
-
Untuk Untuk penentua penentuan n atau penaf penafsira siran n energi energi dalam dalam lingkun lingkungan gan pengen pengendap dapan. an.
-
Bentuk Bentuk untu untuk k masing-m masing-masi asing ng jenis jenis keran kerangka gka dibe dibedak dakan an atas atas :
1. Untuk bioklastik, dibedakan atas : -
Cangka Cangkangng-can cangka gkang ng yang utuh/ utuh/fra fragma gman n kerangk kerangkaa yang utuh utuh atau atau bekas bekas pecahan jelas.
-
Hasi Hasil/ l/te tera rabr bras asi/ i/bu bund ndar ar..
2. Untuk chemiklastik, dibedakan atas : -
speroidal
-
ooid, dsb
3.Untuk kerangka, dapat digunakan untuk menunjukkan lingkungan pengendapan terutama energi gelombang, dibedakan atas : a. Kerangka Kerangka pertum pertumbuhan buhan (growth-fram (growth-framework), ework), berupa berupa :
Masive skeletal frames :
-
Hemispherical
-
Domal
-
Irregular
Columnar, globular, bulbous Branching skeletal frames :
-
Delicate bra branching
-
Robu Robust st dend dendro roid id bran branch chin ing g
Platy skelatal frames : 35
-
Thin hin platy laty delic elicat atee
-
Tabular
b. Kerangka Kerangka Pengeraka Pengerakan n (Encrustation (Encrustation), ), dibedakan dibedakan ataas :
-
Colu Column mnar ar strom stromat atol olit itee enc encru rusta stati tion on
-
Delica Delicate te kinky kinky (strom (stromato atolit lite) e) encrus encrustat tation ion
-
Binding Lam Lamiinated.
3. Butiran/kerangka
Jenis-jenis butiran/kerangka , yaitu : a. Kerangka Organik, merupakan struktur tumbuh dari gamping sebagai
bangunan-bangunan yang tak lepas, sebagai proses alamiah dari organisme dan membentuk jaringan. Disebut juga skeletal atau frame builder (Nelson, et all). b. Bioklatik terdiri dari fragmen-fragmen atau cangkang-cangkang binatang yang lepas-lepas (klas), seperti cocquina, foraminifera, koral, dan lain-lain. c. Intraklasti Intraklastik k (fragmen (fragmen non organik), organik), dibentuk dibentuk ditempat ditempat atau atau ditranspor ditranspor sebagai sebagai hasil fragmentasi dari batuan atau sedimen gamping sebelumnya. d. Chemiklasti Chemiklastik k (non fragmenter) fragmenter) merupakan merupakan butir-buti butir-butirr yang dibentuk dibentuk ditempat ditempat sedimentasi karena proses coagulasi, akresi, penggumpalan dan lain-lain. Contoh : oolit, pisolite.
4. Semen
-
Terdir Terdirii dari dari hablur hablur-ha -hablu blurr kalsi kalsitt yang yang jelas jelas
-
Dise Disebu butt spar spar/s /spa pary ry cal calci cite te (Folk, 1952, 1962)
-
Terbentuk Terbentuk pada saat diagenesa diagenesa pengisian pengisian rongga-rongg rongga-ronggaa oleh oleh larutan, larutan, yang yang mengendapkan kalsit sebagai hablur yang jelas.
36
-
Sukar dibedakan dibedakan dengan kalsit kalsit hasil rekristalis rekristalisasi asi yang yang biasany biasanyaa lebih lebih halus halus dan disebut microspar.
5. Massa Dasar (Matrik)
-
Merupakan Merupakan butir-b butir-butir utir halus halus dari karbo karbonat nat yang yang mengisi mengisi rongga-ron rongga-rongga gga dan dan terbent terbentuk uk pada waktu sedimentasi.
-
biasanya biasanya beruku berukuran ran sangat halus, halus, sehingga sehingga bentuk-ben bentuk-bentuk tuk kristal kristal tidak dapat diidentifikasi.
-
Dibawa Dibawah h mikro mikrosko skop p ken kenamp ampakk akkan an hampir hampir opak. opak.
-
Hadirnya Hadirnya matrik matrik diantar diantaraa butiran-b butiran-butira utiran n menunjuk menunjukkan kan lingku lingkungan ngan pengen pengendapan dapan air tenang.
-
Dap Dapat dihas ihasil ilk kan dari ari : a. Pengendapan Pengendapan langsung langsung secara kimiawi/b kimiawi/biokim iokimiawi iawi sebagai sebagai jarum jarum aragonit aragonit yang yang kemudian berubah menjadi kalsit. b. merupakan hasil abrasi dari gamping yang telah terbentuk. Misalnya koral, algae dierosi dan abrasi oleh pukulan-pukulan gelombang dan merupakan tepung kalsit, dimana tepung tepung kalsit
itu membentuk membentuk lumpur lumpur (Lime mud) mud) dan dan umumnya umumnya
diendapkan didaerah yang tenang.
6. Porositas
Porositas batuan karbonat dibedakan atas dua macam, yaitu : a. Porositas Porositas Primer, Primer, terbentuk terbentuk pada pada waktu waktu sedimenta sedimentasi si didaerah/z didaerah/zona ona : -
Terumbu
-
Porositas Porositas antar antar partikel partikel,, antar cangkang, cangkang, dalam cangkang/k cangkang/kerang erangka ka oolit, oolit, antar antar butir butir bioklas)
-
Sedimentasi Sedimentasi kompel kompelatif, atif, (fosil terjebak terjebak dalam dalam lumpur lumpur gamping, gamping, jika pengen pengendapan dapan bioklas lebih cepat dari lumpur, lumpur, maka terjadi porositas) 37
b. porositas sekunder, merupakan lubang-lubang pori yang terbentuk lama sesudah proses sedimentasi selesai, seperti oleh pelarutan, retakan-retakan oleh aktivitas organik, antara lain : -
Cetaka Cetakan n (Mol (Mold), d), pelaru pelarutan tan dari dari buti butiran ran/fo /fosil sil
-
Salu Salurran (ch (chan anne nell llin ing g)
-
Gerowong (vug)
-
Luba Luban ng bor orga organ nisme isme
-
Reta Retaka kan n desi desika kasi si/b /bre reks ksii
-
Retaka Retakan n tekton tektonik/ ik/kek kekar, ar, dan sebaga sebagainy inya. a.
4.3.1.2. Penamaan Batuan Batuan Karbonat Karbonat
Berdasarkan tekstur karbonat, maka batugamping ini dibedakan atas beberapa jenis/tipe, yaitu : 1. Tipe Tipe gam gampi ping ng Ker Keran angk gkaa 2. Tipe Tipe gamp gampin ing g Kla Klast stik ik 3. Tipe Tipe gam gampi ping ng Aph Aphan aniti iticc 4. Tipe Tipe gam gampi ping ng Kri Krist stal alin in
1. Tipe Tipe Gamp Gampin ing g Ker Keran angk gka a
-
Di indon indonesia esia banyak banyak diju dijumpa mpaii pada pada batuan batuan karb karbona onatt tersie tersier r
-
Sering Sering memben membentuk tuk tebing tebing terjal terjal pada pada singk singkapa apan n
-
Stuktur Stuktur masiv, masiv, tidak tidak berlapis berlapis atau perlapis perlapisan an buruk buruk yang yang terliha terlihatt hanya dari jauh jauh atau atau laminasi yang tidak sejajar dengan perlapisan dimana laminasinya sering keriput dan disebut kerangka pengerakan.
38
Pada tipe ini menggunakan klasifikasi Ebrie dan klovan (1975), terutama kerangka yang berasosiasi dengan terumbu. Dimana pengklasifikasian berdasarkan pada kehadiran lumpur karbinat diantara kerangka atau pecahan-pecahan kerangka, yaitu :
a. Frame St Stone Batuan ini terdiri seluruhnya dari kerangka organik, seperti koral, bryzoa, ganggang, kehadiran matrik kurang sekali (< 10 %) dan ruang antar kerangka makin kosong atau disemen oleh spary calcite. b. Bindstone Batuannya terdiri dari kerangka ataupun pecahan-pecahan kerangka organik, seperti koral, bryozoa, dan sebagainya, tetapi telah diikat kembali oleh kerak-kerak lapisan (encrustation) gamping yang dikeluarkan oleh ganggang merah, dan sebagainya. Batu an ini juga digolongkan Bounstone (Dunham, 1962). c. Beffesto stone Batuan terdiri dari kerangka organik, seperti koral (misalnya jenis branching coral), sering dalam posisi tumbuh berdiri (growth Position) dan diselimuti oleh lumpur gamping. Kerangka organiknya berperan sebagai beffle yang menjebak lumpur gamping. d. Floatstone Batuan yang terdiri dari dari potongan – potongan kerangka organik organik (misalnya (misalnya dari branching coral) yang mengambang dari lumpur karbonat (matrik). Jenis gamping ini sulit digolongkan dalam gamping kerangka apabila Bounstone, tetapi jelas masih berasosiasi dengan gamping kerangka. kerangka. e. Rudstone Batuan ini termasuk jenis gamping klastik yang sangat kasar sebagai hasil rombakan suatu gamping kerangka dan terkumpul setempat atau ditransportasi oleh gaya berat.
39
Gambar 4.9. Gambar sketsa batugamping kerangka Embry & Klovan (1971)
2. Tipe Tipe Gamp Gamping ing Klasti Klastik/B k/Buti utiran ran
Tipe gamping klstik ini dibedakan atas : -
Gamp Gampin ing g Tipe Tipe Biok Biokla last stik ik
-
Gampin Gamping g Intrak Intraklas las/fr /fragm agment enter er non organi organik k
-
Gam Gamping ping tip tipe ch chemik emikla last stiik Jika ukuran butirnya halus (< 0,25 mm), dimana sukar untuk membedakan partikel partikel pembentuknya, maka maka micrograined atau microgranular. microgranular. Jika jenis buti tida k dapat diidentifikasi, maka digunakan :
Kalkarenit terutama jika tekstur/ukuran butir jelas menyerupai ukuran pasir (grabau).
Grainy/granular limestone (Thomas, 1961)
Clastik limestone
Fragmental limestone (Nelson at all, 1961)
Penamaan tipe gamping klastik menggunakan klasifikasi Dunham.
-
Gamp Gampin ing g tipe tipe Biok Biokla last stik ik
40
Penamaan sering didasarkan pada organisme pembentuk utamanya, seperti gamping foraminifera, gamping koral, gamping cocquina dan gamping Globigerina. Jenis-jenis butir bioklastik dikenal enam jenis kerangka/cangkang organik (Ginsburg vide wilson, 1974) yaitu kerangka yang berspikula (sheated and spiculed skeleton),
kerangka berbuku-buku (secmented skeleton), kerangka bercabang (branched skeleton), kerangka berbilik (chambered skeleton), kerangka berkerak (encrusted skeleton), kerangka masif. -
Gamp Gampin ing g tip tipee intr intrak aklas las/f /fra ragm gmen ente ter r Tipe ini merupakan hasil rombakan lapisan yang baru diendapkan, biasanya berbutir kasar sehingga merupakan breksi ataupun konglomerat. Tekstur dalam gamping tipe ini menyerupai tekstur batupasir meliputi besar butir, kebundaran, pemilahan dengan memperhatikan kehadiran matrik/semen dan hubungan antara matrik dengan butir.
-
gampin gamping g tipe tipe chemik chemiklas lastik tik (kla (klastik stik non fragme fragmente nter) r) merupakan batuan reservoir minyak yang penting. Sering bergradasi (beralih) ke tipe bioklastik dan tipe klastik fragmenter (intraklas) atau percampuran dari ketiganya. Unsur-unsur butir terdiri dari pellet atau ovoid, lump, oolit.
3. Tipe Tipe Gamping Gamping afani afanitik tik dan dan Mikrokr Mikrokrist istaki akin n
Terdiri dari butiran-butiran berukuran butir < 0,005 mm, tidak dapat diketahui dengan jelas apakah terdiri dari fragmen-fragmen halus (pecahan-pecahan gamping) atau kristal-kristal halus. Biasanya kaya akan zat organik dan diacak-acak binatang, sehingga tidak memperlihatkan perlapisan.
41
4. Tipe Tipe Gampi Gamping ng Krist Kristali alin n dan Dolomi Dolomitt
-
Gamping Gamping kristalin kristalin berukuran berukuran besar tidak dibentuk dibentuk secara secara langsun langsung g dari dari pengenda pengendapan pan tetapi biasanya dari hasil rekristalisasi dari gamping yang lain, dan gamping klastik ataupun gamping terumbu atau afanitik.
-
Proses kristalisasi kristalisasi terjadi terjadi sewaktu sewaktu diagenesa diagenesa dan disebut disebut neo-mo neo-morphis rphisme. me.
-
Gamping Gamping kristalin kristalin yang kasar ada yang diendapkan diendapkan secara langsung langsung dalam asosiasinya asosiasinya dengan pengendapan evaporit.
-
Dolomit, Dolomit, umumya umumya selalu dijumpai dijumpai secara secara kristal kristalin in memben membentuk tuk kristal kristal euhedral euhedral romb, romb, tekstur sucrosic dan tekstur mozaic.
-
Cara pembentuka pembentukan n dolomit dolomit dapat berupa berupa pengenda pengendapan pan langsung, langsung, pengendap pengendapan an dalam dalam pori-pori gamping klastik klastik dan terbentuk dari hasil ubahan ubahan (replacement).
-
Syarat Syarat dalam pembentuk pembentukan an dolomit dolomit harus harus terjadi konsentrasi konsentrasi Mg/Ca Mg/Ca dengan dengan rasio rasio 5 : 1 sehingga diperlukan penguapan yang luar biasa.
4.3.2. Sedimen Silika
Sdimen Silika merupakan salah satu jenis batuan sidemen non klastik dimana disusun oleh mineral mineral silika yang berbentuk dari proses kimiawi maupun biologis. Silikat dapat diendapkan dari larutan, baik oleh evaporasi maupun oleh kegiatan organisme-organisme yang hidup. Deposit ini mempunyai arti yang penting dan sangat menarik, terutama yang biogenik. Komposisi dari batuan sedimen silika ini dapat berupa kuarsa (kristal silikat murni), chalsedom (mikro fibrous dari kuarsa) dan opal (non kristalin silikat yang mengandung mengandung molekul air).
4.3.2.1. Tekstur Dan Struktur Batuan Sedimen Silika
42
1. Tekstur, Tekstur, batuan batuan sedimen sedimen silika memilik memilikii tekstur tekstur yaitu microgra micrograined. ined. 2. porositas, porositas, tidak tidak semua batuan batuan sedimen silika silika memiliki memiliki porositas. porositas. Porositas Porositas pada pada batuan ini adalah porositas primer dan porositas skunder. 3. struktur, struktur, pada batuan batuan sedimen sedimen silika silika teksturnya teksturnya hampir hampir sama dengan dengan sedimen sedimen klastik. klastik. Yaitu bedded (perlapisan) (perlapisan) dengan ketebalan antara 1 cm – 3 cm, laminasi dengan ketebalan ketebalan < 0.3 cm - < 1 cm, cross lamination lamination,, graded beddin bedding g dan masisve masisve (structureles). 4. komposisi komposisi batuan batuan pada sedimen sedimen silika silika adalah domina dominan n mineral mineral silika yang yang berasal dari dari organik dan anorganik yang mengalami silisifikasi dan juga quarsamicrocrystalin.
43
4.3.2.2. Penamaan Batuan Sedimen Silika
1. Chert adalah adalah batuan afanit afanitik ik yang terdiri terdiri dari cryptocr cryptocrysstall ysstalline ine sillikat sillikat atau oval atau kedua-duanya. Yang dominan mikrofibrous chalsedon. Warna putih coklat muda, abu-abu sampai hitam, kuning, merah dan coklat, kekerasan 7, pecahan concoidal. Terdapat sebagai masa dalam gumpalan-gumpalan kecil atau merupakan lapisan yang tebal dan tersebar luas. Meskipun kebanyakan lapisan-lapisan chert kelihatan masif tetapi memiliki cros laminated dan graded bedding. Beberapa lapisan rijang berasosiasi dengan pillow lava dan sebagian berasosiasi dengan komplek opihiolit (batuan (batuan beku basa – ultra basa), meskipun yang lain terbentuk secar bertahap tidak dengan asosiasi vulkanik. Rijang yang nodular umumnya dalam batugamping dan beberapa batuan laing yang terbentuk dari hasil replacement pada saat diagenesa. Nodular dapat berupa kalsit, dolomit, siderite, pyrit, kuarsa dan collophone. collophone. 2. Diatomea Diatomea merupakan merupakan variasi variasi dari batuan batuan sedimen sedimen silika yang terbentuk terbentuk pada pada daerah daerah terbuka seperti danau dan laut. Komponen penyusun utama mineral silika yang berasal dari organik/anorganik yang mengalami sillisifikasi menjadi silika. Material penyusunnya berupa material autogenik (bukan hasil transportasi). Batuan ini berwarna
mulai putih,
44
kuning muda, coklat dan abu-abu. Sangat ringan dan merupakan kumpulan dari shel-shel diatomea yang mikroskopis.
BAB V BATUAN METAMORF
5.1 Tinjauan Umum Batuan Metamorf
Batuan metamorf adalah batuan yang terbentuk oleh proses ubahan dari batuan asal oleh proses peningkatan tekanan, suhu ataupun keduanya dalam keadaan padat (dari pase padat ke padat).Perubahan yang trejadi pada batuan asal (sedimen, beku dan metamorf) oelh adanya proses metamorfosa adalah tekstur, struktur,dan komposisi mineral sedangkan untuk komposisi kimia tidak mengalami perubahan.
Pembagian Batuan Metamorf Berdasarkan proses pembentukannya, batuan metamorf dibedakan atas: A. Metamorfosa regional, regional, terjadi akibat adanya adanya peningkatan peningkatan tekanan dan temperatur, temperatur, numun dalam hal ini unsur tekanan lebih dominan dalam proses pembentukannya. Sebagai dampak dari dominasi tekanan dalam proses diagenesanya, maka struktur yang dijampai pada batuan metamorf type metamorfosa regional adalah skistose dan filitik.Type metamorfosa ini terjadi dalam daerah yang sangat luas sehingga memungkinkan terjadinya konsentrasi atau dominasi tekanan dalam proses pembentukan batuan metamorf metamorf itu sendiri.
45
B. Metamorfosa beban, beban, terjadi terjadi akibat dominasi tekanan dalam proses pembentukannya, namun dalam type didapati tektur batuan asal yang tidak mengalami perubahan dan hal inilah yang membedakan type ini dengan type metamorfosa regional. Disamping itu, pada type ini juga didapati perubahan komposisi mineral batuan asal secara dominan, sehingga dapat diasumsikan bahwa tekanan dan luas daerah yang berlangsung dalam proses pembentukan batuan pada type ini sangatlah jauh beda jika dibanding dengan proses pembentukan batuan metamorf type regional. C. Metamorfosa termal/kontak, termal/kontak, terjadi akibat akibat adanya adanya peningkatan peningkatan temperatur dan umumnya terjadi di daerah sekitar intrusi batuan plutonik. Sebagai dampak dari dominasi tempperatur dalam proses pembentukan batuan pada type ini, maka struktur yang dijumpai adalah berupa struktur non foliasi dengan tekstur granoblastik dan hornfelsik. D. Metamorfos Metamorfosaa kataklastik, kataklastik, terjadi di daerah/zona daerah/zona sesar sehingga sehingga sering juga disebutmetamorfosa dislokasi atau kinematik.Struktur yang dijumpai dalam type metamorfosa ini adalah milonitikdan filonitik.
5.2 Tekstur Dan Struktur Batuan Metamorf
A. Tekstur Batuan Metamorf
Tekstur dalam batuan metamorf ditentukan dari bentuk kristal dan hubungan antara mineralnya. Adapun jenis-jenis tekstur dalam dalam batuan metamorf adalah sebagai berikut: 1. Tekstur Tekstur kristaloblastik kristaloblastik,, adalah tektur tektur yang terbentu terbentuk k oleh proses metamor metamorfosa, fosa, dibedakan atas :
Lepidoblast Lepidoblastik, ik, yaitu tektur yang terdiridari terdiridari mineral-mi mineral-mineral neral tabular/pipi tabular/pipihyang hyang relatif terorientasi, seperti mineral mika grup (muskopit,biotit).
46
Nematoblastik, yaitu tektur yang terdiri dari mineral-mineral prismatikyang relatif terorientasi seperti mineral plagioklas, k-feldspar dan piroksin.
Granoblastik, yaitu tektur yang terdiri dari mineral-mineral granular yang relatih terorientasi, seperti mineral kwarsa. Tekstur ini biasanya memperlihatkan batas batas suture yang tidak teratur dengan bentuk mineral yang yang anhedral.
2. Tekstur Tekstur palimset, palimset, yaitu tekstur tekstur yang masih masih memperlihatk memperlihatkan an tekstur tekstur batuan asalnya, asalnya, tekstur ini dibedakan atas:
Blastopsefitik, yaitu tekstur dengan ukuran butir lebih besar dari pasir.
Blastopsamit, yaitu tekstur dengan ukuran butir pasir.
Blastopellitik, yaitu tekstur dengan ukuran butir lempung.
Blastoporfiritik, yaitu tekstur sisa dari batuan asal yang bersifat poifiritik.
3. Tekstur Tekstur heteroblasti heteroblastik, k, yaitu tekstur tekstur yang dimiliki dimiliki batuan batuan metamorf, metamorf, dimana dimana tekstur yang dimaksud lebih dari satu, seperti tekst ur granobalstik dan lepidoblastik.
4. Tekstur Tekstur homeoblastik homeoblastik,, yaitu tekstur tekstur yang dijumpai dijumpai dalam tubuh tubuh batuan batuan metamorf, metamorf, dimana batuan metamorf yang dimaksud hanya mempuyai satu tekstur saja, seperti tekstur granoblastik.
B. Struktur batuan metamorf Struktur dalam batuan metamorf terdiri atas struktur foliasi dan non foliasi. Struktur foliasi adalah struktur yang terbentuk atau struktur yang memperlihatkan adanya orientasi dari mineral, struktur ini umumnya terbentuk dari hasil metamorfosa dinamothermal, beban dan kataklastik. Jenis-jenis struktur foliasi yang umum adalah sebagai berikut :
1. Phylitik, Phylitik, yaitu struktur struktur yang memperlihatk memperlihatkan an adanya adanya
atau dijumpainy dijumpainyaa proses proses
pemisahan mineral pipih denga mineral granular namun tidak begitu jelas, dimana
47
orientasi mineral pipih tiodak menerus atau dipotong oleh mineral yang bersifat granular.
2. Scistosa, Scistosa, yaitu struktur struktur yang yang memperlihatk memperlihatkan an perulangan perulangan antara antara mineral mineral pipih dengan dengan mineral-mineral granular, dimana orientasi mineral pipih dan granular secra menerus (selang - seling antara tekstur lepido dan granoblastik).
3. Gneisosa, Gneisosa, yaitu struktur struktur poliasi poliasi yang ditunjukk ditunjukkan an oleh orientasi orientasi mineral-min mineral-mineral eral granular yang berulang dengan mineral pipih, tetapi orientasi mineral pipihnya tidak menerus atau disebut juga dengan “open scistosyti”.
4. Slaty cleavage cleavage,, yaitu struktur struktur Foliasi Foliasi dimana dimana dijumpai dijumpai atau umumnya umumnya terdiri terdiri dari mineral pipih dan sangat halus (mineral lempung ).
48
Gambar 5.1. Struktur-struktur pada batuan metamorf
Struktur batuan metamorf yang lain adalah adalah struktur non poliasi yang umumnya tertbentuk dari hasil metamorfosa thermal/kontak, struktur ini terdiri dari mineralmineralmineral yang berbentuk mozaik/equidimensional dan tidak menunjukkan cleavage. Contoh struktur non poliasi adalah struktur granulose/hornfelsik.
C. Bentuk individu mineral batuan metamorf
Bentuk kristal dari batuan metamorf yang terbentuk dalam fase padat dibedakan atas :
Idioblastik, yaitu bila mineryaial penyusun batuan metamorf mempuyai bentuk euhedral.
Hypidioblastik, yaitu bila mineryaial penyusun batuan metamorf mempuyai bentuksubhedral.
Xenoblastik, yaitu bila mineryaial penyusun batuan metamorf mempuyai bentuk anhedral.
5.3 Penamaan Batuan Metamorf
Penamaan batuan metamorf tergantung pada hal-hal berikut, yaitu : 1. Berdasarka Berdasarkan n tekstur/struktu tekstur/struktur, r, contoh : batusabak/s batusabak/slate, late, filit, filit, gneiss, skiss, skiss, dan granulit. granulit. 2. Berdasarka Berdasarkan n jenis batuan batuan asal dengan dengan menambah menambahkan kan kata “ meta “ di depannya depannya,, contoh : Metabatupasir, meta batugamping, dan lain-lain.
49
3. Berdasarka Berdasarkan n komposisi komposisi mineral mineral penyusun penyusun yang dominan dominan,, biasanya penamaa penamaan n ini digabung dengan tekstur/struktur tekstur/struktur batuan, seperti sekis biotit – muskovit – kwarsa atau gneis hornbl hornblende ende – kwarsa kwarsa – muskovit. muskovit. Tata Tata cara penama penamaan an ini mengan mengandung dung dua kecenderungan, disatu pihak disebutkan teksturnya dulu dan diikuti kehadiran mineral yang melimpah tanpa memperhatikan apakah mineral tersebut penting keehadirannya atau tidak. Disisi lain dengan meyebutkan mineral yang penting kehadirannya pada kelompok mineral tersebut, seperti gneis almandin-kwarsa-muskovit. Dimana almandin mmengisyaratkan terbentuk pada tekanan yang tinggi sedangkan muskovit memberikan gambaran derajat menengahh tahap awal. 4. Berdasarka Berdasarkan n penamaan penamaan secara secara khusus, khusus, seperti seperti sekis sekis hijau, hijau, skis skis biru.
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 50
6.1 Kesimpulan
Petrografi merupakan cabang ilmu geologi yang mempelajari cara deskripsi batuan berdasarkan tekstur, struktur, dan dan mineralogi secara mikrokopis. Dalam pendiskripsian batuan secara petrografi memiliki beberapa keuntungan dibandingkan secara megaskopis. Keuntungan pengamatan secara petrografi adalah : dalam pengamatan batuan dapat dilihat teksur khusus yang ada pada batuan, sedangkan secara megaskopis sulit untuk melihat tekstur khusus batuan. Secara mikroskopis dapat ditentukan mineral yang yang menyusun batuan sampai kejenis dari pada mineralnya. Misalkan plagioklas, dari kembarannya dapat ditentukan jenis plagioklasnya apakah Anaorthit, bitownit, labradorit, andesin atau oligoklas. Dan pengamatan secara petrografi ini dapat ditentukan variasi dari pada batuannya. Perbedaan antara batuan beku, batuan sedimen, batuan metamorf ataupun batuan piroklastik terletak dari genesanya atau proses pembentukan batuan. Batuan beku terbentuk oleh pendinginan magma sedangkan batuan sedimen terbentuk oleh sedimentasi dari batuan batuan lain ataupun dari batuan sedimen sendiri, sedangkan batuan metamorf merupakan batuan yang terbentuk akibat metamorfosa batuan asal akibat pengaruh temperatur dan tekanan dan batuan piroklastik merupakan batuan yang terbentuk oleh hasil letusan gunung api secara langsung. Perbedaan masing-masing batuan ini dapat juga dilihat dari tekstur ataupun strukturnya. Misalnya pada batuan beku terdapat kristalisasi mineral-mineral, pada batuan sedimen terlihat tekstur perlapisan, pada batuan metamor terlihat struktur foliasi dan pada batuan piroklastik dicirikan dengan adanya pecahan gelas ataupun pumis. Batuan beku terdiri dari lima klan (kerabat) yang masing-masing klan dapat dibedakan dari indeks warnanya, kehadiran mineralnya ataupun tekstur khusus yang hadir pada batuan. Pada kerabat batuan ultramafik dan lamprofir lamprofir memiliki indeks indeks warna lebih besar besar 70 karena didominasi oleh mineral mafik. Pada kerabat Batuan gabro kalk alkali memiliki indeks warna 51
lebih besar dari 40 dan K-feldspar tidak hadir atau lebih kecil dari 10 % perbedaannya dengan Kerabat batuan Gabro Alkali terletak te rletak pada kandungan feldspar/feldpatoidnya yang lebih besar dari 10 %. Kerabat batuan Diorit Monzonit dan Syenit memiliki indeks warna yang kecil antara 10-40 hal ini dikarenakan mineral felsik yang mulai melimpah yaitu plagioklas tetapi kwarsa tidak hadir jika hadir lebih kecil dari 10 % dan adanya feldspatoid, sedangkan pada kerabat Batuan Granodiorit Adameli dan Granit indeks warnanya sudah lebih kecil dari 10 % hal ini karena kwarsa melimpah melimpa h (lebih besar dari 10%) dan plagioklas yang hadir jenis asam. Pada batuan Piroklastik dicirikan dengan hadirnya Pecahan Gelas dan Pumis. Dibawah mikroskop pecahan gelas berbentuk bermacam ragam seperti bentuk huruf “Y” dan “U”, bentuk segitiga dan lain-lain sedangkan sedangkan pumis berbentuk seperti serat kayu. kayu. Pengamatan dibawah mikroskop sulit untuk membedakan tipe dari pada batuan piroklastik apakah tipa jatuhan atau aliran. Dari ukuran butir penyusun batuan piroklastik dapat kita tentukan genesa dari pada batuan. Jika berbutir halus kemungkinan batuan tersebut jauh dari pusat erupsi karena material yang halus tersebut terbawa oleh angin sedangkan s edangkan jika berbutir kasar dapat kita asumsikan bahwa batuan tersebut terbentuk dekat dengan pusat erupsi karena angin tidak dapat membawa material yang berukuran besar. Batuan sedimen dapat dipisahkan menjadi batuan sedimen klastik dan batuan sedimen non klastik. Pembedaan ini berdasarkan cara terbentuknya batuan sedimen itu sendiri. Batuan sedimen klastik terbentuk melalui proses pelapukan, erosi, tertransportasi, terendapkan dan diagenesa sedangkan batuan sedimen non klastik melalui proses Kimia dan atau biologi. Dari ukuran butir batuan sedimen klastik dapat kita asumsikan genesanya. Jika batuan berukuran halus dapat diasumsikan bahwa batuan tersebut tertransportasi dengan jarak yang jauh dan energi gelombang yang lemah dan waktu yang lama, sedangkan jika batuan berukuran kasar dapat diasumsikan bahwa batuan tersebut tertransportasi dengan jarak yang dekat, energi yang kuat dan waktu yang singkat sehingga material yang diangut berukuran besar.
52
Batupasir merupakan bagian dari batuan sedimen klastik. Dari kemas batupasir dapat ditentukan tingkat atau derajat diagenesa dari batuannya atau kedalaman maupun umur dari batuan. Misalnya kemas yang point contact (kontak antara butir dalam bentuk titik) dan long contact (Kontak antar butir membentuk garis) berarti tahap diagenesanya masih tahap eogenesa (diagenesa awal yang terjadi dipermukaan), dan jika kemasnya concavo convec contac (kontak antar butir membentuk lengkungan baik cekung maupun cembung) berarti berarti tahap diagenesanya tahap Mesogenesa (Diagenesa lanjut terjadi dipermukaan) tetapi bila kemasnya sudah sutured (kontak antar butir sudah saling mengikat) berarti tahap diagenesanya sudah tahap Telogenesa (tahap akhir terjadi dekat permukaan setelah orogenesa). Batuan Metamorf terbentuk oleh proses metamorfosa, yang di pengaruhi oleh temperatur dan tekanan sehingga proses metamorfosa dapat dibag menjadi Metamorfosa kontak yang sangat berpengaruh temperatur, Metamorfosa kataklastik, metamorfosa regional dinamotermal, metamorfosa regional beban. Tekstur batuan metomor adalah foliasi dan non foliasi. Foliasi merupakan pensejajaran mineral. Dan biasanya yang membentuk pensejajaran ini adalah mineral pipih, seperti sepe rti biotit, muskovit, mineral lempung, dan lain-lain.
6.2. Saran
Dalam Praktikum Petrigrafi ini saya menyarankan agar dalam pendiskripsian sayatan agar waktu yang diberikan ditambah, karena begitu banyak jenis sayatan batuan yang ada tidak sebanding dengan waktu yang diberikan sehingga praktikan tidak dapat dapat mengenenali batuan-batuan yang ada secara detail.
53
DAFTAR PUSTAKA
Huang, WT, PETROLOGI, Msc, Graw Hill Book Company, New York 1981.
Kesumadinata, RP, PERINSIP-PERINSIP SEDIMENTASI, Departemen Teknik Geologi, ITB, 1981.
Lismawati, Ir, Mt. Penuntun Praktikum Petrografi. Laboratorium Laboratorium Petrografi. Jurusan Jurusan Teknik Geologi. Fakultas Teknologi Mineral. Institut Teknologi Medan. Medan. 2004
Wiliam – Turner Turner – Gilbert. Gilbert. Petrograp Petrography, hy, An Introduction Introduction to the Study Study of rocks rocks in thin sections. 1953.
54
55