15
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Monitoring dan Evaluasi (M&E) merupakan dua kegiatan terpadu dalam rangka pengendalian suatu program. Meskipun merupakan satu kesatuan kegiatan, Monitoring dan Evaluasi memiliki fokus yang berbeda satu sama lain.
Perencanaan, monitoring (dan pengendalian) dan evaluasi merupakan kegiatan yang berkaitan. Berdasarkan perencanaan yang telah disusun,serta lokakarya mini Puskesmas, pelaksanaan kegiatan perlu dimonitor dan dikendalikan agar selalu disiplin mengikuti rencana yang telah ditetapkan serta keputusan-keputusan dalam lokakarya mini. Perlu pula dilakukan monitoring terhadap perubahan lingkungan organisasi yang mungkin dapat mendasari perlunya dilakukan koreksi atau penyesuaian terhadap kegiatan yang sedang dilaksanakan (seperti misal pemotongan anggaran, adanya perubahan pola penyakit akibat terjadinya wabah, adanya bencana alam, diberlakukanya aturan perundangan yang baru dsb).Hasil monitoring dan pengendalian harus dikemas dalam bentuk informasi yang jelas, lengkap dan mudah dipahami bagi semua yang terlibat dalam kegiatan (pimpinan sampai staf pelaksana/ pendukung) sehingga dapat dipakai untuk melakukan koreksi (bila diperlukan) atau penyesuaian kegiatan atau bahkan juga replaning. Monitoring dan pengendalian dilakukan terhadap kegiatan program atau pelayanan kesehatan yang sedang berjalan, sehingga koreksi (bia ditemukan penyimpangan) dapat dilaksanakan segera saat itu untuk lebih dapat menjamin pencapaian tujuan Puskesmas atau tujuan yang telah disesuaikan.
Evaluasi perlu dilakukan terhadap setiap fungsi manajemen yang dilakukan, mulai dari perencanaan, penggerakan dan pengorganisasian, serta pengawasan. Selain itu evaluasi juga perlu dilakukan pada setiap tahap dalam proses manajemen, mulai dari input, proses, output, outcome dan dampak. kegiatan/program, Tidak kalah pentingnya evaluasi juga harus dilakukan pada akhir kegiatan untuk menilai pencapaian tujuan atau target suatu program atau kegiatan pelayanan.
Hasil evaluasi selain digunakan untuk melakukan koreksi terhadap kegiatan atau program pelayanan yang sedang berjalan, juga digunakan untuk melakukan perencanaan pengembangan program dan kegiatan di waktu mendatang.
Rumusan Masalah
Apa yang dimaksud dengan monitoring?
Apa tujuan dilakukannya monitoring?
Apa yang dimaksud dengan evaluasi?
Apa tujuan dilakukannya evaluasi?
Apa saja tipe-tipe evaluasi?
Bagaimana tahapan proses evaluasi?
Apa kegunaan dan pentingnya evaluasi?
Bagaimana langkah-langkah monitoring dan evaluasi?
Bagamana merancang proses evaluasi?
Tujuan
Untuk mengetahui pengertian monitoring.
Untuk mengetahui tujuan monitoring.
Untuk mengetahui pengertian evaluasi.
Untuk mengetahui tujuan evaluasi.
Untuk mengetahui tipe-tipe evaluasi.
Untuk mengetahui tahapan proses evaluasi.
Untuk mengetahui kegunaan dan pentingnya evaluasi.
Untuk mengetahui langkah-langkah monitoring dan evaluasi.
Untuk mengetahui bagaimana merancang proses evaluasi.
BAB II
PEMBAHASAN
Pengertian Monitoring
Monitoring adalah kegiatan untuk mengikuti suatu program dan pelaksanaanya secara mantap, teratur dan terus menerus dengan cara mendengar, melihat dan mengamati dan mencatat keadaan serta perkembangan program tersebut.
Monitoring adalah upaya yang dilakukan secara rutin untuk mengidentifikasi pelaksanaan dari berbagai komponen program sebagaimana telah direncanakan, waktu pelaksanaan program sebagaimana telah dijadwalkan, dan kemajuan dalam mencapai tujuan program (UNESCO).
Monitoring adalah suatu kegiatan untuk mengikuti perkembangan suatu program yang dilakukan secara mantap dan teratur serta terus menerus (Suherman, dkk.1988).
Monitoring merupakan fungsi manajemen yang berkesinambungan yang mempunyai tujuan utama menyediakan umpan balik dan indikasi awal tentang bagaimana kegiatan-kegiatan dilaksanakan, perkembangan atau pencapaian kinerja dari waktu ke waktu serta pencapaian hasil yang diharapkan kepada manajer dan stakeholders.
Monitoring melacak kinerja yang nyata terhadap apa yang direncanakan atau diharapkan dengan menggunakan standar yang telah ditetapkan sebelumnya. Monitoring meliputi kegiatan pengumpulan dan analisis data tentang proses dan hasil dari pelaksanaan program atau kegiatan dan memberikan rekomendasi untuk melakukan tindakan koreksi. Monitoring Pengendalian adalah tindak lanjut dari monitoring. Monitoring sebenarnya lebih ditekankan pada kegiatan mencermati proses pelaksanaan kegiatan serta adanya perubahan lingkungan organisasi. Hasil monitoring akan memberikan umpan balik, apakah kegiatan dapat berjalan semestinya, ataukah terjadi adanya penyimpangan dari yang direncanakan, atau bahkan perencanaan yang tidak tepat atau menjadi tidak tepat oleh adanya perubahan lingkungan. Hasil monitoring dipakai sebagai dasar tindakan manajemen, mulai dari penjaminan kegiatan tetap pada tracknya sampai pada tindakan koreksi dan/ atau penyesuaian.Pengertian inilah yang dilmaksud sebagai pengendalian, sehingga sering pengendalian tidak dapat dipisahkan atau bahkan sulit dibedakan dengan monitoring itu sendiri. Monitoring dan pengendalian adalah sebuah kesatuan kegiatan, yang sering juga disebut sebagai on-going evaluation atau former evaluation.
Fungsi monitoring dan pengendalian adalah fungsi manajemen yang berkesinambungan untuk memberikan rekomendasi untuk melakukan tindakan koreksi kepada pimpinan puskesmas dan stakeholders lainnya. Bila kemudian tindakan koreksi dilakukan maka fungsi pengendalian akan terlaksana secara lengkap.
Hasil monitoring dan pengendalian yang telah dianalisis dan diolah dapat dijadikan sebagai informasi yang dapat dipahami dengan mudah oleh manajer/stake holder (Pimpinan Puskesmas) untuk dasar pengambilan keputusan tindak lanjut, baik menyangkut kegiatan yang sedang berjalan maupun kegiatan yang akan datang.
Tujuan monitoring
Menjamin kegiatan yang dilakukan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan, yang mencakup standar input (waktu, biaya, SDM, tehnologi, prosedur dll).
Memberikan informasi kepada pengambil keputusan tentang adanya penyimpangan dan penyebabnya, sehingga dapat mengambil keputusan untuk melakukan koreksi pada pelaksanaan kegiatan atau program berkait, baik yang sedang berjalan maupun pengembangannya di masa mendatang.
Memberikan informasi/laporan kepada pengambil keputusan tentang adanya perubahan-perubahan lingkungan yang harus ditindak lanjuti dengan penyesuaian kegiatan.
Memberikan informasi tentang akuntabilitas pelaksanaan dan hasil kinerja program/kegiatan kepada pihak yang berkepentingan, secara kontinyu dan dari waktu ke waktu.
Informasi dari hasil monitoring dan pengendalian dapat menjadi dasar pengambilan keputusan yang tepat dan akuntabel, untuk menjamin pencapaian hasil/tujuan yang lebih baik, efektif dan lebih efisien dalam penggunaan sumberdaya. Adapun tujuan yang lain dari pelaksanaan monitoring dan pengendalian adalah:
Pembelajaran untuk mengetahui mengapa program kegiatan dapat terlaksana dengan baik atau tidak baik,,apa penyebab yang mempengaruhinya serta bagaimana koreksi dapat dilakukan.
Untuk melakukan verifikasi dan meningkatkan kualitas manajemen program, untuk mengidentifikasi strategi yang berhasil dalam rangka ekstensi/ekspansi dan replikasi.
Untuk memodifikasi strategi yang kurang berhasil.
Untuk mengukur keberhasilan dan manfaat suatu intervensi.
Untuk memberi informasi kepada stakeholders agar stakeholders dapat menyebutkan hasil dan kualitas program.
Untuk memberikan justifikasi atau validasi kepada donor, mitra atau konstituen yang berkepentingan.
Pengertian Evaluasi
Evaluasi merupakan kegiatan yang terikat dengan waktu untuk mengkaji secara sistematis dan objektif, relevansi, kinerja, dan keberhasilan dari program yang sedang berjalan atau program yang telah selesai. Evaluasi dilakukan secara selektif untuk menjawab pertanyaan spesifik, yang akan dijadikan pedoman bagi pengambil keputusan atau manajer, serta untuk menyediakan informasi apakah asumsi atau teori yang melatar belakangi suatu program adalah valid, apakah program berhasil atau tidak berhasil dan mengapa. Evaluasi biasanya bertujuan untuk memastikan atau menilai apakah suatu program itu relevan, dirancang dengan baik, efisien, efektif, memberi dampak positif, dan dapat berkesinambungan (sustain), atau bahkan dikembangkan
Tujuan Evaluasi
Tujuan utama evaluasi adalah:
Memberikan informasi kepada pengambil keputusan tentang kebijakan, strategi dan pelaksanaan program atau kegiatan berkait dengan intervensi program yang sedang berjalan maupun intervensi di masa mendatang.
Menunjukkan akuntabilitas pelaksanaan dan hasil kinerja program/kegiatan kepada pihak yang berkepentingan.
Tipe-tipe Evaluasi
Menurut tahapan pelaksanaan kegiatan/ program:
Evaluasi pada perencanaan atau ketika kegiatan belum dilaksanakan (feedforward evaluation)
Evaluasi pada kegiatan yang sedang berjalan atau pada proses pelaksanaan kegiatan (Concurrent Evaluation)
Evaluasi setelah kegiatan selesai dilaksanakan atau sering disebut sebagai evaluasi akhir kegiatan/ program (feedback evaluation)
Menurut criteria kegiatan/ program
Evaluasi input, yaitu dilakukan pada semua input yang digunakan dalam kegiatan/ program seperti modal, sarana dan prasaran, SDM, dana, tehnologi, procedure, dll
Evaluasi proses yang dilaksanakan pada proses pelaksanaan kegiatan, missal ketaatan waktu pelaksana an, ketaatan pada SOP atau procedure, hambatan2 yang ditemukan dll
Evaluasi output yang dilaksanakan pada hasil kegiatan, seperti cakupan program, kualitas pelayanan dan kepuasan pelanggan dll
Evaluasi outcame yang dilakukan pada akibat lebih lanjut dari pencapaian output, misalnya penurunan kasus malaria, menurunnya kasus komplikasi pada kehamilan dan persalinan dll
Evaluasi Impact, yang dilakukan pada dampak terjadi atau tercapainya outcome, misalnya tingkat kesehatan penduduk meningkat, turunnya KI dan AKB dst.
Tahapan Proses Evaluasi
Proses evaluasi biasanya terdiri dari paling sedikit 5 (lima) tahap yaitu:
Penetapan indicator pengukuran dan standar pelaksanaan kegiatan, biasanya sudah dilaksanakan pada dengan perencanaan kegiatan
Tahap pertama dalam evaluasi adalah penetapan indilator dan standar.Indikator adalah penunjuk evaluasi sedang standar adalah suatu satuan pengukuran yang dapat digunakan sebagai patokan untuk menilai kegiatan atau hasil-hasil kegiatan. Pada umumnya penetapan indicator dan standar evaluasi telah ditetapkan bersamaan dengan proses perencanaan. Tujuan, sasaran, kuota, dan target pelaksanaan dapat digunakan sebagai standar evaluasi. Bentuk standar yang lebih khusus antara lain target cakupan sasaran, target penurunan AKI dan AKB, Pencapaian standar kualitas ANC dll. Tiga bentuk standar yang sering dipakai adalah:
Standar phisik, misalnya cakupan program, kualitas pelayanan, kepuasan pelanggan dll
Standar moneter adalah biaya per satuan produk atau sasaran program/kegiatan. Standar biaya pemulihan balita gizi buruk, standar biaya ANC dll
Standar waktu, penetapan waktu ideal untuk menyelesai kan kegiatan tertentu atau untuk pencapaian tujuan tertentu.
Penentuan pengukuran pelaksanaan kegiatan
Penentuan pengukuran pelaksanaan kegiatan yang tepat akan meningkatkan kehandalan evaluasi. Beberapa pertanyaan penting berikut dapat dipakai sebagai penuntun tahap ini, yaitu:
Berapa kali pelaksanaan pengukuran indicator evaluasi harus dilakukan, missal sekali, bulanan, tahunan dll
Dalam bentuk apa pengukuran akan dilakukan, dalam bentuk tulisan, menginpeksi visual (pengamatan), menghitung, menimbang dll
Siapa yang akan terlibat dalam pelaksanaan evaluasi ? manajer saja atau tim evaluasi dsb
Seberapa mudahkah pengukuran dapat dilakukan, hasil nya dapat diolah dan dianalisa, dengan biaya yang "relative" murah
Pengukuran pelaksanaan kegiatan nyata (riel)
Pengukuran pelaksanaan dan kinerja kegiatan/program harus dilakukan untuk dapat melakukan evaluasi kegiatan/ program. Beberapa cara untuk melakukan pengukuran pelaksanaan atau hasil pelaksanaan kegiatan adalah:
Pengamatan (observasi)
Laporan baik lisan maupun tertulis
Mertode-metode otomatis
Inspeksi dan pengujian (test), termasuk menghitung, menimbang, mengukur waktu dll
Penelitian atau survai sampel
Pembandingan hasil ukur dengan standar
Tahap kritis dari proses evaluasi adalah pembandingan hasil pengukuran (pealaksanaan atau hasil pelaksanaan) kegiatan yang nyata dengan yang direncanakan atau dengan standar yang ditetapkan. Walaupun tahap ini paling mudah tetapi kompleksitas dapat terjadi pada saat menginterprestasi adanya penyimpangan.Titik kritis yang penting lainnya adalah ketika mencari jawaban mengapa penyimpangan terjadi, yang berarti mencari penyebab terjadinya penyimpangan.
Merancang dan melakukan tindakan koreksi, bila memang diperlukan
Tahap ini adalah pengambilan keputusan untuk melakukan intervensi (koreksi), merancang tindakan koreksi berdasarkan temuan penyebab penyimpangan serta melaksanakan intervensi/tindakan koreksi. Tindakan koreksi mungkin berupa:
Mengubah standar: memperbaiki prosedur, tehnologi, metode dalam pelaksanaan kegiatan
Menggantii kegiatan dengan kegiatan lain yang lebih akuntabel
Menambah sarana dan prasarana kegiatan
Mengubah waktu pelaksanaan kegiatan dll
Kegunaan dan Pentingnya Evaluasi
Kegunaan terpenting dari evaluasi adalah untuk menjamin agar kegiat an yang dialaksanakan dapat mencapai tujuan yang telah direncana kan atau ditetapkan. Selain itu juga untuk mengetahui bahwa kegiatan yang dilakukan adalah tepat sasaran, metode, waktu, biaya dll.
Adapun kegunaan yang lain dari pelaksanaan evaluasi adalah:
Pembelajaran untuk mengetahui mengapa program berhasil atau tidak berhasil:
Untuk melakukan verifikasi dan meningkatkan kualitas dan manajemen program.
Untuk mengidentifikasi strategi yang berhasil dalam rangka ekstensi/ekspansi dan replikasi.
Untuk memodifikasi atau memperbaiki strategi yang kurang berhasil.
Untuk mengukur keberhasilan dan manfaat suatu intervensi.
Untuk memberi informasi kepada stakeholders agar stakeholders dapat menyebutkan hasil dan kualitas program
Untuk memberikan justifikasi atau validasi kepada donor, mitra atau konstituen yang berkepentingan.
Langkah-langkah monitoring dan Evaluasi
Langkah utama monitoring dan evaluasi adalah sebagai berikut:
Menetapkan standar dan indikator untuk menilai proses pelaksanaan program/ kegiatan. Standar biasa mencakup semua input yang digunakan (dana, meteri/bahan, cara atau metode, SDM, Prosedur, Tehnologi dll).
Mengumpulkan data dan melakukan investigasi kinerja (pengamatan) dari pelaksanaan kegiatan/ proses kegiatan yang dipilih untuk dibandingkan dengan standar/indikator (baik kualitatif maupun kuantitatif) yang telah ditentukan.
Mengamati perubahan lingkungan dan mengumpulkan data untuk pengkajian pengaruh lingkungan tersebut terhadap kegiatan yang sedang dilaksanakan.
Pengolahan, analisis data dan sistesis hasil. Data yang dikumpulkan (termasuk perubahan lingkungan) diolah dan dianalisis untuk membuat penilaian dan kesimpulan tentang proses pelaksanaan kegiatan. Hasil analisis dan kesimpulan akan digunakan lebih lanjut untuk perumusan rekomendasi tindak lanjut.
Pengambil keputusan melakukan tindakan (termasuk koreksi dn penyesesuai kegiatan, maupun perencanaan ulang).
Menyampaikan semua hasil monitoring, pengendalian dan tindak lanjut kepada pihak yang berkepentingan sebagai wujud akuntabilitas dan proses pengambilan keputusan lebih lanjut.
Pengendalian berbeda dengan monitoring hanya pada kewenangan dari manajer untuk langsung melakukan intervensi ketika hasil monitoring tidak sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Jadi pengendalian adalah kegiatan monitoring ditambah dengan tindakan intervensi yang dilakukan oleh manajer (pengendali/ superisor/ pelaksana monitoring).
Monitoring, pengendalian dan evaluasi merupakan alat manajemen untuk memberikan informasi kepada pengambil keputusan dan menunjukkan akuntabilatas program atau kegiatan. Evaluasi bukan pengganti monitoring dan pengendalian, demikian sebaliknya monitoring dan pengendalian tidak bisa menggantikan evaluasi. Data yang dihasilkan secara sistematis pada waktu kegiatan monitoring sangat menentukan keberhasilan evaluasi.
Merancang Proses Evaluasi
Mengacu kepada William H Newman, prosedur perancangan evaluasi terdiri dari 5 langkah dasar, yaitu:
Merumuskan hasil yang diinginkan. menajer harus merumuskan hasil yang akan dicapai dengan sejelas mungkin. Misalnya meningkatkan kualitas ANC sesuai standar mutu Depkes RI, Menurunkan angka kematian ibu sebesar 10 persen selama 2 tahun, Meningkatkan cakupan pelayanan ibu hamil risti hingga 100 % selama 3 tahun, Rujukan kasus balita gizi buruk mencapai 100 % pada setiap tahunnya, SOP penangan kegawat daruratan ibu bersalin yang ditetapkan secara rinci dan jelas dll. Agar dapat dengan mudah di evaluasi maka semua kegiatan dan tujuan/sasaran kegiatan dengan mengacu kepada SMART, yaitu Spesifik, Measurable, Apropriate, Realistik dan Timebound. Selain itu hasil yang diinginkan harus dihubungkan dengan individu yang bertanggung jawab
Menetapkan penunjuk (indicator atau predictor) hasil
Tujuan evaluasi sebelum dan selama kegiatan dilaksanakan adalah agar manajer dapat mengatasi atau memperbaiki adanya penyimpangan.Sedang pada evaluasi akhir berkaitan dengan perencanaan kegiatan dan pengembangannya di masa datang.Tugas penting manajer adalah merancang program eva luasi untuk menemukan sejumlah indicator yang terpercaya sebagai penunjuk apakah penyimpangan terjadi sehingga perlu tindakan koreksi. Beberapa hal yang dapat membantu manajer memperkirakan apakah hasil yang diinginkan tercapai atau tidak adalah:
Pengukuran masukan/input
Pengukuran hasil kegiatan pada tahap permulaan
Gejala-gejala adanya penyimpangan dan identifikasi penyebab
Perubahan dalam kondisi yang diasumsikan (termasuk perubahan lingkungan)
Pengukuran hasil akhir dari sebuah kegiatan/program.
Menetapkan standar penunjuk dan hasil untuk dapat menilai apakah pelaksanaan suatu kegiatan dan hasilnya menyimpang dari rencana yang ditetapkan serta seberapa besarkah penyimpangan terjadi, sehingga focus perhatian manajer terhadap kejadian penyimpangan menjadi tepat
Menetapkan jaringan informasi dan umpan balik. Langkah berikutnya adalah menetapkan sarana untuk mnegumpulkan data dan informasi penunjuk (indicator) dan memandingkan nya dengan standar. Jejaring informasi dibangun mulai dari siapa mengumpulkan data, mengukur kegiatan, siapa mengolah dan menganalisis data menjadi informasi hasil evaluasi, bagaimana metode pengumpulan data dan pengolahan dilakukan, kepada siapa informasi dilaporkan. Jejaring informasi dianggap baik bila tidak hanya keatas tetapi juga kesamping dan kebawah, yaitu kepada siapa yang akan melaksanakan tindakan koreksi. Pengambil keputusan tentang koreksi dilakukan oleh manajer atas tetapi pelaksanaan koreksi adalah staf.Selain itu jejaring informasi harus cukup efisien untuk menyediakan informasi balik yang relevan kepada personalia/petugas kunci yang memerlukannya.
Menilai Informasi (hasil evaluasi) dan mengambil tindakan koreksi Menilai informasi dan mengambil keputusan untuk tindakan koreksi atau perbaikan.Setelah hasil evaluasi diperoleh maka dibandingkan dengan standard dan penentuan apakah koreksi/ intervensi perlu dilakukan. Informasi tentang temuan penyimpangan dari standar harus dievaluasi terlebih dahulu, sebelum tindakan koreksi alternative dikembangkan, dievaluasi/dinilai dan diimplementasikan.
Perancangan proses evaluasi pada program pokok Puskesmas Kegiatan pelayanan kesehatan yang diselenggarakan Puskesmas sering terlalu banyak sehingga dalam kebutuhan tertentu, evaluasi dilakukan pada program pokok Puskesmas, yaitu upaya kesehatan wajib seperti yang dimaksud oleh Permenkes RI No. 128 tahun 2004, seperti Program Kesehatan Ibu dan Anak (KIA), Program Pemberantasan Penyakit (P2), Program Gizi, Kesehatan Lingkungan dll.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Monitoring adalah upaya yang dilakukan secara rutin untuk mengidentifikasi pelaksanaan dari berbagai komponen program sebagaimana telah direncanakan, waktu pelaksanaan program sebagaimana telah dijadwalkan, dan kemajuan dalam mencapai tujuan program (UNESCO) .
Fungsi monitoring dan pengendalian adalah fungsi manajemen yang berkesinambungan untuk memberikan rekomendasi untuk melakukan tindakan koreksi kepada pimpinan puskesmas dan stakeholders lainnya. Tujuan monitoring adalah untuk menjamin agar kegiatan program dapat dilaksanakan sesuai rencana dan dapat disesuaikan dengan perubahan lingkungan organisasi agar tujuan organisasi dapat dicapai secara efektif dan efisien.
Evaluasi adalah kegiatan yang terikat dengan waktu untuk mengkaji secara sistematis dan objektif, relevansi, kinerja, dan keberhasilan dari program yang sedang berjalan atau program yang telah selesai. Tujuan evaluasi adalah memberikan informasi kepada pengambil keputusan tentang kebijakan, strategi dan pelaksanaan program berkait dengan intervensi program yang sedang berjalan maupun di masa mendatang. Tipe-tipe evaluasi menurut tahapan pelaksanaan kegiatan/ program yaitu pada perencanaan (feedforward evaluation), kegiatan yang sedang berjalan/ proses pelaksanaan kegiatan (Concurrent Evaluation) dan setelah kegiatan selesai dilaksanakan (feedback evaluation). Kegunaan dan pentingnya evaluasi adalah untuk menjamin agar kegiatan yang dialaksanakan dapat mencapai tujuan yang telah direncanakan
Saran
Semoga makalah ini bermanfaat bagi kami sebagai mahasiswi untuk meningkatkan pengetahuan dan wawasan mengenai monitoring dan evaluasi dalam program pemberdayaan. Serta bermanfaat bagi institusi/bidan sebagai bahan pertimbangan untuk perbandingan dalam meningkatkan pelayanan asuhan kebidanan.
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku.2009.Promosi Kesehatan Komitmen Global dari Ottawa-Jakarta-Nairobi Menuju Rakyat Sehat.FKM.UI.Jakarta
Maulana, Heri DJ. 2009. Promosi kesehatan. Jakarta : EGC
Cronk,Mary,dkk.1989. Community Midwifery.Jordan Hill,Oxford : Athenaeum press Ltd
http://tngciremai.com/2013/05/monev-pemberdayaan-masyarakat-tahun-2012-part-i/. Tanggal akses 18 November 2016, pukul 16.25
http://semuelslusi.blogspot.co.id/2015/03/monitoring-dan-evaluasi.html?m=1. Tanggal akses 18 November 2016, pukul 16.25