MAKALAH
MOTIVASI BELAJAR
Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Teori dan Psikologi Belajar
Dosen Pengampu : Dr. Muhammad Nur Wangid
Oleh :
Pitasari Rahmaningsih
15712259033
JURUSAN PENDIDIKAN DASAR
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2015
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pada hakekatnya inti dari pendidikan di sekolah adalah proses belajar mengajar. Dengan proses belajar yang optimal siswa diharapkan mampu meraih prestasi yang tinggi. Untuk itu, selain senantiasa menyempurnakan sistem pengajarannya, disekolah juga mengupayakan terjadinya motivasi belajar.
Motivasi memegang peranan yang penting dalam proses belajar. Apabila guru dapat memberikan motivasi yang baik pada siswa maka dalam diri siswa akan timbul dorongan dan hasrat untuk belajar lebih baik. Memberikan motivasi yang baik dan sesuai dapat menyadarka anak manfaat belajar dan tujuan yang hendak dicapai. Motivasi belajar juga diharapkan mampu menggugah semangat belajar siswa.
Pada masa saat ini, motivasi belajar siswa sudah mulai berkurang. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya siswa yang lebih memilih untuk bermain atau menonton TV dibandingkan dengan belajar. Hal ini harus segera menjadi perhatian dan prioritas bagi guru maupun orang tua, terutama bagi para siswa yang malas belajar sebagai akibat pengaruh negatif baik dari dalam maupun dari luar diri siswa. Dengan adanya perhatian tersebut, diharapkan dapat membentuk kebiasaan siswa senang belajar, sehingga prestasi belajarnya pun dapat meningkat.
Permasalahan
Berdasarkan latar belakang di atas, maka permasalahan yang diambil adalah :
Apakah yang dimaksud dengan motivasi?
Apasajakah jenis dan sifat motivasi?
Apakah fungsi dari kotivasi?
Apakah faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi?
Bagaimana strategi untuk meningkatkan motivasi?
Tujuan
Berdasarkan permasalahan di atas maka dapat tujuannya adalah :
Mengetahui pengertian motivasi.
Mengetahui jenis dan sifat motivasi.
Mengetahui fungsi dari kotivasi.
Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi.
Mengetahui strategi untuk meningkatkan motivasi.
BAB II
PEMBAHASAN
Pengertian
Menurut Hamzah B. Uno (2008: 3), istilah motivasi berasal dari kata motif yang dapat diartikan sebagai kekuatan yang terdapat dalam diri individu, yang menyebabkan individu tersebut bertindak atau berbuat.
Sedangkan menurut Drs. M. Ngalim Purwanto (1990:71), Motivasi adalah suatu usaha yang disadari untuk menggerakkan, mengarahkan dan menjaga tingkah laku seseorang agar ia terdorong untuk bertindak melakukan sesuatu sehingga mencapai hasil atau tujuan tertentu.
Menurut Mulyasa (2003:112) motivasi adalah tenaga pendorong atau penarik yang menyebabkan adanya tingkah laku ke arah suatu tujuan tertentu. Peserta didik akan bersungguh-sungguh karena memiliki motivasi yang tinggi. Seorang siswa akan belajar bila ada faktor pendorongnya yang disebut motivasi.
Frederick Mc. Donald dalam Sardiman (2007:73), motivasi adalah "perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai oleh dorongan munculnya "feeling" dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan. Dari pengertian tersebut maka mengandung 3 elemen penting, yakni :
Motivasi mengawali terjadinya perubahan energi pada diri sendiri setiap manusia.
Motivasi ditandai dengan munculnya rasa atau "feeling", afeksi sehingga relevan dengan persoalan kejiwaan, afeksi dan emosi yang dapat menentukan tingkah laku.
Motivasi akan dirangsang karena adanya tujuan. Tujuan motivasi berkaitan dengan kebutuhan.
Berdasarkan pendapat beberapa ahli tersebut maka dapat disimpulkan bahwa motivasi adalah kekuatan atau pendorong untuk melakukan suatu tujuan tertentu.
Jenis dan Sifat Motivasi
Dalam bukunya, Sardiman (2007:86) membedakan motivasi dari berbagai sudut pandang, yaitu :
Motivasi dari pembentuknya
Motif-motif bawaan yaitu motif yang dibawa sejak lahir, serta tanpa dipelajari. Misalnya: dorongan untuk makan, minum, bekerja, dll.
Motif yang dipelajari, yaitu motif yang timbuk karena dipelajari. Contoh: dorongan untuk belajar satu cabang ilmu, dorongan untuk mengajar di suatu masyarakat, dll.
Berdasarkan pembentuknya, Frandsen (Sardiman. 2007) membedakan motivasi menjadi :
Cognitive motives, yaitu motivasi yang menunjukkan pada gejala intrinsik atau menyangkut kepuasan individu.
Self-expression, yakni berkaitan dengan penampilan yang merupakan bagian dari perilaku manusia. Kebutuhan individu tidak sekedar tahu mengapa dan bagaimana sesuatu terjadi, tetapi juga mampu membuat kejadian.
Self-enhancement, ketinggian dan kemajuan diri menjadi salah satu keinginan bagi setiap individu.
Motivasi menurut Woodworth dan Marquis
Motif atau kebutuhan organis, meliputi kebutuhan untuk minum, makan, bernafas, seksual, berbuat dan kebutuhan untuk beristirahat.
Motif-motif darurat, yakni jenis motivasi yang timbul karena rangsangan dari luar. Contohnya: dorongan untuk membalas, berusaha dan memburu.
Motif-motif objektif yakni motif yang muncul karena dorongan untuk menghadapi dunia luar secara efektif. Contoh: kebutuhan untuk melakukan manipulasi.
Motivasi jasmaniah dan Rohaniah
Motivasi jasmaniah berkaitan dengan jasmani, seperti refleks, insting otomatis, nafsu. Motivai rohaniah contohnya adalah kemauan.
Berdasarkan sifatnya, motivasi dibedakan menjadi motivasi intrinsik dan ekstrinsik
Motivasi Instrinsik adalah motivasi atau dorongan yang berasal dari dalam diri individu untuk melakukan sebuah aktivitas tertentu. Dalam melaksanakan aktivitas apapun, dorongan yang membuat individu melakukannya berasal dari dalam dirinya. Yang tergolong motivasi instrinsik ini antara lain, minat dan bakat. Motivasi ini muncul dari kesadaran diri sendiri dengan tujuan secara esensial, bukan sekedar simbol dan seremonial.
Motivasi Ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsi karena adanya perangsangan dari luar. Dorongan atau motivasi ini dapat berupa teman, tetangga atau lingkungan dimana individu berada. Motivasi ini dikatakan sebagai bentuk motivasi belajar yang di dalamnya terdapat aktivitas yang dimulai dan diteruskan berdasarkan dorongan dari luar yang tidak secara mutlak berkaitan dengan aktivitas belajar.
Menurut Dimyati dan Mudjiono (2002:86) motivasi sebagai kekuatan mental individu memiliki 2 jenis tingkat kekuatan, yaitu:
Motivasi Primer
Motivasi primer adalah motivasi yang didasarkan pada motif-motif dasar, motif dasar tersebut berasal dari segi biologis atau jasmani manusia
Motivasi sekunder
Motivasi sekunder adalah motivasi yang dipelajari, motif ini dikaitkan dengan motif sosial, sikap dan emosi dalam belajar terkait komponen penting seperti afektif, kognitif dan kurasif, sehingga motivasi sekunder dan primer sangat penting dikaitkan oleh siswa dalam usaha pencapaian prestasi belajar.
Fungsi Motivasi
Motivasi diperlukan dalam menentukan intensitas usaha belajar bagi para siswa. Menurut Djamarah (2002 : 123) ada tiga fungsi motivasi:
Motivasi sebagai pendorong perbuatan. Motivasi berfungsi sebagai pendorong untuk mempengaruhi sikap apa yang seharusnya anak didik ambil dalam rangka belajar.
Motivasi sebagai penggerak perbuatan. Dorongan psikologis melahirkan sikap terhadap anak didik itu merupakan suatu kekuatan yang tak terbendung,yang kemudian terjelma dalam bentuk gerakan psikofisik.
Motivasi sebagai pengarah perbuatan. Anak didik yang mempunyai motivasi dapat menyeleksi mana perbuatan yang harus dilakukan dan mana perbuatan yang diabaikan.
Sardiman A.M. (2011:85) mengemukakan bahwa fungsi motivasi ada tiga, yaitu:
Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor yang melepaskan energi.
Menentukan arah perbuatan, yakni ke arah tujuan yang hendak dicapai.
Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut.
Sedangkan menurut Rochman dan Moein (1992:57), bahwa motivasi dapat berperan untuk:
Menentukan hal-hal yang dapat dijadikan penguat belajar
Memperjelas tujuan belajar yang akan dicapai
Menemukan ragam kendali terhadap rangsangan belajar
Menentukan ketekunan belajar.
Faktor yang Mempengaruhi Motivasi
Menurut Max Darsono, dkk (2000:65) ada beberapa faktor yang mempengaruhi motivasi belajar adalah:
Cita-cita atau aspirasi siswa
Cita-cita atau aspirasi adalah suatu target yang ingin dicapai.Cita-cita akan memperkuat motivasi belajar.
Kemampuan belajar
Dalam belajar dibutuhkan berbagai kemampuan.Kemampuan ini meliputi beberapa aspek psikis yang terdapat dalam diri siswa, misalnya penghematan, perhatian, ingatan, daya pikir, fantasi.
Kondisi siswa
Siswa adalah makhluk yang terdiri dari kesatuan psikofisik. Kondisi siswa yang mempengaruhi motivasi belajar di sini berkaitan dengan kondisi fisik, dan kondisi psikologis. Seorang siswa yang kondisi jasmani dan rohani yang terganggu, akan menganggu perhatian belajar siswa, begitu juga sebaliknya.
Kondisi lingkungan
Kondisi lingkungan merupakan unsur-unsur yang datang dari luar diri siswa. Kondisi lingkungan yang sehat, kerukuan hidup, ketertiban pergaulan perlu dipertinggi mutunya dengan lingkungan yang aman, tentram, tertib dan indah, maka semangat dan motivasi belajar mudah diperkuat.
Unsur-unsur dinamis dalam belajar
Unsur-unsur dinamis dalam belajar adalah unsur-unsur yang keberadaannya dalam proses belajar mengajar tidak stabil, kadang-kadang kuat, kadang-kadang lemah dan bahkan hilang sama sekali. Misalnya keadaan emosi siswa, gairah belajar, situasi dalam keluarga dan lain-lain.
Upaya guru dalam pembelajaran siswa
Upaya yang dimaksud disini adalah bagaimana guru mempersiapkan diri dalam membelajarkan siswa mulai dari penguasaan materi, cara menyampaikannya, menarik perhatian siswa, mengevaluasi hasil belajar siswa, dan lain-lain. Bila upaya-upaya tersebut dilaksanakan dengan berorientasi pada kepentingan siswa, maka diharapkan dapat menimbulkan motivasi belajar siswa.
Strategi Pengembangan
Wina Sanjaya (2008), mengemukakan bahwa ada tujuh strategi petunjuk umum yang bisa digunakan untuk meningkatkan motivasi belajar siswa, antara lain :
Memperjelas tujuan yang ingin dicapai
Tujuan yang jelas dapat membuat siswa paham ke arah mana ia ingin dibawa. Pemahaman siswa tentang tujuan pembelajaran dapat menumbuhkan minat siswa untuk belajar yang pada gilirannya dapat meningkatkan motivasi belajar mereka.
Membangkitkan minat siswa
Siswa akan terdorong untuk belajar manakala mereka memiliki minat untuk belajar. Oleh sebab itu, mengembangkan minat belajar siswa merupakan salah satu teknik dalam mengembangkan motivasi belajar, dengan cara hubungkan bahan pelajaran yang akan diajarkan dengan kebutuhan siswa (berkaitan dengan life skill).
Ciptakan suasana yang menyenangkan dalam belajar.
Siswa hanya mungkin dapat belajar dengan baik manakala ada dalam suasana yang menyenangkan, merasa aman, bebas dari rasa takut.
Berilah pujian yang wajar terhadap setiap keberhasilan siswa
Motivasi akan tumbuh manakala siswa merasa dihargai. Memberikan pujian yang wajar merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan untuk memberikan penghargaan.
Berikan penilaian
Bagi sebagian siswa nilai dapat menjadi motivasi yang kuat untuk belajar. Oleh karena itu, penilaian harus dilakukan dengan segera agar siswa secepat mungkin mengetahui hasil kerjanya.
Berilah komentar terhadap hasil pekerjaan siswa
Komentar yang positif dapat meningkatkan motivasi belajar siswa.
Ciptakan persaingan dan kerja sama
Guru harus mendesain pembelajaran yang memungkinkan siswa untuk bersaing baik antara kelompok maupun antarindividu. Melalui persaingan siswa dimungkinkan berusaha dengan sungguh-sungguh untuk memperoleh hasil yang terbaik.
Menurut Sardiman (2008:91-95) ada beberapa bentuk dan cara untuk menumbuhkan motivasi dalam kegiatan belajar di sekolah, antara lain :
Memberi angka
Angka dimaksud adalah simbol atau nilai dari hasil akivitas belajar anak didik. Angka merupakan alat motivasi yang cukup memberikan rangsangan kepada anak didik untuk mempertahankan atau bahkan lebih meningkatkan prestasi belajar di masa mendatang.
Hadiah
Hadiah dapat membuat siswa termotivasi untuk memperoleh nilai yang baik. Hadiah tersebut dapat digunakan orang tua atau guru untuk memacu belajar siswa.
Saingan/Kompetisi
Persaingan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Dengan saingan atau kompetisi dapat digunakan sebagai alat untuk mendorong siswa belajar.
Ego-involvement
Menumbuhkan kesadaran siswa agar merasakan pentingnya tugas dan menerimanya sebagai tantangan sehingga bekerja keras dengan mempertaruhkan harga diri adalah sebagai salah satu bentuk motivasi yang cukup penting. Siswa akan belajar dengan keras bisa jadi karena harga dirinya.
Memberi ulangan
Ulangan bisa dijadikan sebagai alat motivasi. Siswa akan menjadi giat belajar jika mengetahui akan ada ulangan.
Mengetahui hasil
Dengan mengetahui hasil belajarnya, akan mendorong siswa untuk giat belajar. Dengan mengetahui hasil belajar yang meningkat, siswa termotivasi untuk belajar dengan harapan hasilnya akan terus meningkat.
Pujian
Pujian adalah bentuk reinforcement positif sekaligus motivasi yang baik. Guru bisa memanfaatkan pujian untuk memuji keberhasilan siswa dalam mengerjakan pekerjaan sekolah. Dengan pujian yang tepat akan memupuk suasana menyenangkan, mempertinggi gairah belajar.
Hukuman
Hukuman merupakan reinforcement negatif, tetapi jika dilakukan dengan tepat dan bijak akan merupakan alat motivasi yang baik dan efektif.
Hasrat untuk belajar
Hasrat untuk belajar berati ada unsur kesengajaan, ada maksud untuk belajar. Hasrat untuk belajar merupakan potensi yang ada dalam diri siswa. Motivasi ekstrinsik sangat diperlukan agar hasrat untuk belajar menjadi perilaku belajar.
Minat
Minat besar pengaruhnya terhadap aktivitas belajar. Siswa yang berminat terhadap suatu mata pelajaran akan mempelajarinya dengan sungguh-sungguh, karena ada daya tarik baginya.
Tujuan yang diakui
Rumusan tujuan yang diakui dan diterima oleh siswa merupakan alat motivasi yang cukup penting. Dengan memahami tujuan yang hendak dicapai, akan timbul gairah ntuk belajar.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Motivasi adalah kekuatan atau pendorong untuk melakukan suatu tujuan tertentu.
Berdasarkan pembentuknya Jenisnya motivasi dapat dibedakan menjadi motif bawaan dan motif yang dipelajari. Berdasarkan sifatnya motivasi motivasi intrinsik dan ekstrinsik.
Motivasi berfungsi sebagai pendorong, penggerak dan pengarah perbuatan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi diantaranya yaitu cita-cita, kemampuan belajar, kondisi siswa, kondisi lingkungan, unsur-unsur dinamis dalam belajar dan upaya guru dalam pembelajaran siswa.
Strategi pengembangan motivasi diantaranya yaitu memperjelas tujuan yang ingin dicapai, membangkitkan minat siswa, menciptakan suasana yang menyenangkan, memberikan pujian yang wajar, memberikan penilaian, memberi komentar dan menciptakan persaingan dan kerjasama.
Saran
Bagi guru untuk terus berusaha membangkitkan motivasi siswa agar siswa dapat belajar dengan baik dan mendapatkan hasil belajar yang sesuai dengan yang diharapkan.
Bagi orang tua untuk tetap mendorong, memotivasi dan memfasilitasi anak agar timbul motivasi anak untuk belajar.
Walaupun dengan fasilitas yang terbatas, diharapkan tetap dapat memaksimalkan usaha untuk memotivasi siswa agar belajar dengan lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
Dimyati. 2005. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Depdikbud
Djamarah, Syaiful Bahri.2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta
Hamzah B. Uno. 2008. Orientasi Baru dalam Psikologi Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara
Max Darsono, dkk. 2000. Belajar dan Pembelajaran. Semarang: IKIP Semarang Press
Ngalim Purwanto. 1990. Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya
Rochman Natawijaya dan Moein Moesa. 1992. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Dapdikbud
Sardiman A.M. 2008. Interaksi & Motivasi Belajar-Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada
Wina Sanjaya. 2008. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta : Kencana Prenada Media