MUSIK MODAL
Musik Modal Adalah karya musik yang berasal dari dari satu jajaran nada dengan jarak interval tertentu dan tidak ada hubungannya khusus antara masing masing not tangga nada tersebut kecuali nada dasar yang merupakan merupakan pusat (finalis) (Dieter Mack, 1994) Prinsip : 1.Musik Modal memiliki 7 Tangga nada : Ionian, Dorian, Frigia, Lydian, Mixolydian, Aeolian, dan
mode Locrian, masing-masing tujuh skala modal terdiri dari pengaturan tertentu dari
nada diatonis dari satu oktaf. 2.Prinsip modal berasal dari musik "monofon", Prosedur: Mengobservasi secara audio rasa musik barat dalam perspektif Modal b aik dari segi melodi (horizontal) mapun harmoni (vertikal) Menganalisis secara pemahaman terhadap konsep dengan bahasa defenitif Membunynikan atau memainkan tangga nada yang menjadi modal (gregorian) 7 tangganada modus, Tonal, dan atonal dengan baik secara vertikal maupun horizontal.
TUJUH SKALA MODAL/TANGGA NADA MODAL
Modal musik modern terdiri dari tujuh skala yang berbeda berkaitan dengan kunci mayor dan minor akrab, masing-masing dengan sifat yang berbeda dan karakteristik yang membedakan mereka dari satu sama lain. Disebut Ionian, Dorian, Frigia, Lydian, Mixolydian, Aeolian, dan mode Locrian, masing-masing tujuh skala modal terdiri dari pengaturan tertentu dari nada diatonis dari satu oktaf.
KARAKTERISTIK
Setiap mode memiliki gelar skala karakteristik dan struktur harmonisa tertentu yang saling memberi suara yang khas. Walaupun namanya asal Yunani, rangkaian nada berbeda dari mode Yunani dengan nama yang mirip. 1. Modal Ionian adalah satu-satunya mode yang dominan ketujuh tipe chord terjadi secara alami pada skala tingkat kelima, sebagai V7. Tanpa penjelasan lebih lanjut, "mode utama" atau hanya "besar" mengacu pada modal Ionia. 2. Modal Dorian memiliki karakteristik yang diajukan keenam relatif ke modal Aeolian, yang menghasilkan akord IV utama dan chord II minor. Akord dominan ketujuh dalam modal ini terjadi pada skala derajat keempat, sebagai IV7.
3. Modal Phrygian memiliki menurunkan relatif kedua untuk Aeolian, yang menciptakan chords karakteristik berkurang ♭ II besar dan v. Mode ini cukup umum dalam musik flamenco. The akord dominan ketujuh dalam modal ini terjadi pada skala derajat keempat, sebagai III7. 4. Modal Lydian memiliki relatif keempat diangkat ke Ionia, yang menciptakan iv berkurang, vii minor, akord II dan utama. Akord dominan ketujuh dalam modal ini terjadi pada skala derajat kedua, sebagai II7. 5. Modal Mixolydian memiliki gelar 7 menurunkan relatif terhadap Ionia. Akord dominan ketujuh dalam mode ini karena terjadi pada tonik, seperti I7. Akord karakteristik lainnya v kecil, dan akord VII utama. Ada juga chord redup iii, tetapi tidak digunakan secara ekstensif dalam komposisi modal. 6. Mode Aeolian memiliki ♭ ♭ ♭ 6 dan 3, 7. Akord dominan ketujuh dalam modal ini terjadi pada tingkat skala ketujuh, sebagai VII7. Chords lainnya Its karakteristik adalah iv minor dan akord v. Ada perbedaan halus antara komposisi modal Aeolian dan komposisi dalam sebuah kunci minor, karena derajat keenam dan ketujuh dalam sebuah kunci minor dapat diubah untuk menciptakan IV utama dan akord V. Mode Aeolian juga lebih dikenal sebagai skala (Murni) Alam kecil. Dalam kasus-kasus dimana modal Aeolian memiliki tanda kunci yang sama sebagai kunci utama tertentu namun dengan tonik yang berbeda, ini disebut sebagai skala relatif kecil. Sebagai contoh, A Aeolian adalah minor relatif dari skala C mayor. 7. Modal Locrian telah menurunkan derajat skala kedua dan kelima relatif terhadap Aeolian dan memiliki chord i berkurang. Hal ini sangat tidak stabil, dan chord saya berkurang yang membuat menetapkan nada suara dalam modal hampir mustahil. Beberapa potong ditulis dalam mode ini biasanya digunakan suatu akord minor i diubah (BDF ♯) untuk mendirikan pusat tonal, dan kemudian menggunakan chord V minor iii (DFA) dan utama (FAC) untuk membentuk modalitas. Menghilangkan tingkat kelima bila menggunakan chord i pilihan lain. Akord dominan ketujuh dalam modal ini terjadi pada skala derajat keenam, sebagai VI7.
Modal berarti setiap karya musik berasal dari salah satu jajaran nada dengan jarak interval yang tertentu dan tidak ada hubungan khusus antara masing-masing not tangga nada tersebut, kecuali nada dasar yang merupakan "pusat" (finalis tangga nada modal). Prinsip modal berasal dari musik "monofon", yaitu satu lagu saja atau satu melodi line yang dinyanyikan oleh satu atau beberapa orang. Dalam hal ini prinsip modal mirip dengan salah satu prinsip dalam musik karawitan yaitu sistem pelog/salendro, karena tangga nada pelog/salendro lebih berhubungan dengan karakter melodi yang monofon (horizontal) dan terdapat nada dasar juga sebagai "pusat". Perbedaan dengan prinsip modal
di Eropa dapat ditemukan dalam rangka ketentuan interval, karena di Indonesia tidak ada standardisasi jarak interval. Kenyataan ini bukan merupakan kekurangan melainkan perbedaan yang berdasaran estetika musik (sejarah, tradisi budaya) yang berbeda. Kemudian apabila kita menganalisis berbagai lagu monofon yang kuno, tampaknya unsur-unsur pentatonis juga ada, sehingga ahli musikolog di seluruh dunia menduga : prinsip pentatonis merupakan semacam sumber masing-masing sistem tangga nada di dunia ini. Ternyata, terdapat beberapa budaya musik yang tetap mengembangkan prinsip pentatonis seperti Indonesia misalnya. Sedangkan di Eropa, u nsur-unsur pentatonis diubah melalui sistem tangga nada modal. Padahal, karakter pentatonis masih sering muncul pada beberapa karya-karya musik Barat sebagai simbol "paling alami". Ada beberapa karya musik di Eropa dengan unsur-unsur pentatonis: 1. Musik monofon abad ke-7 yang namanya "Lagu Gregorian" 2. Karya Claude Debussy yang berjudul "Epigraphes Antique" 3. Karya Franz Schubert yang berjudul "Fruhlingstraum"
MUSIK TONAL
Tonal merupakan sitilah musik berarti “menyatakan bunyi atau warna suara” sedang kan tone berarti “bunyi nada” itu sendiri.
Dalam teori musik, skala diatonik adalah komponen dasar teori musik dunia Barat. Skala diatonik memiliki tujuh not yang berbeda dalam satu oktaf. Not-not ini adalah not-not putih pada piano. Dalam notasi solmisasi, not-not tersebut adalah "Do-Re-Mi-Fa-Sol-La-Si". (Kadang-kadang, 'Si' direpresentasikan dengan 'Ti' agar huruf pertama setiap not berbeda). Skala mayor dimulai dengan not pertama (Do), dan berakhir sampai not 'Do' yang ada satu oktaf di atas Do yang pertama. Dalam teori musik, skala diatonik mayor adalah bagian penting dalam pembangunan tradisi musik dunia Barat. Skala ini terdiri dari tujuh not dalam satu oktaf, diwujudkan dalam tuts putih dalam alat musik piano, diperoleh dari rangkaian enam nada kelima (fifth) yang berurutan dalam suatu versi meantone temperament, dan menghasilkan dua tetrakord yang dipisahkan dengan interval satu nada bernilai penuh. If our version of meantone is the twelve tone equal temperament the pattern of intervals in semitones will be 2-2-1-2-2-2-1. Skala besar dimulai pada catatan pertama dan dilakukan dengan langkah-langkah untuk oktaf pertama. Dalam solfège, suku kata untuk setiap skala adalah "Do-Re-Mi-Fa-Sol-La-TiDo".
Skala minor alami dapat dicari dalam dua c ara, yang pertama adalah sebagai minor relatif dari skala mayor, yang dimulai pada tingkat keenam skala dan melanjutkan langkah demi langkah melalui tetrachords sampai dengan oktaf pertama dari tingkat keenam. Dalam solfège "La-Ti-Do-Re-Mi-Fa-Sol." Alternatif, minor alami bisa di lihat sebagai gabungan dari perbedaan tetrachord dari bagian 2-1-2-2-1-2-2. di tempat "Do-Re-Mé-Fa-Sol-Lé-Té-Do." Harmoni musik Barat sejak Renaisans hingga akhir abad XIX berdasar pada skala diatonik dan rangkaian-rangkaian unik yang dihasilkan oleh sistem pengorganisasian ketujuh nada ini. Harus diingat bahwa yang paling potongan lagi dari praktik umum kunci perubahan musik, tetapi ini mengarah ke hubungan tangga nada diatonis dalam satu kunci dengan mereka yang lain, lihat modulasi (musik). Tuts-tuts putih pada alat musik piano mewujudkan skala diatonik C mayor (C-D-E-FG-A-B-C), dengan jarak satu interval tiap-tiap nadanya, kecuali untuk E-F dan B-C, yang memiliki interval semitone (setengah tone). Diatonik berasal dari bahasa Yunani "diatonikos" artinya "merenggangkan". Seringkali dipakai untuk menyebut keseluruhanmode, tetapi umumnya dipergunakan untuk menyebut skala mayor dan minor. Hanya divisi tertentu oktaf, 12 dan 20 termasuk, memungkinkan keunikan, koherensi, dan kesederhanaan transposisional, dan bahwa hanya subset diatonik dan pentatonik dari 12 nada set kromatikikuti kendala ini (Balzano, 1980, 1982).
MUSIK ATONAL
Pastinya telinga kita belum terbiasa mendengar kata musik Atonal bukan? bahkan majalah musik saja tidak banyak yang mampu membahas salah satu genre musik ini. Namun, menurut desas desus yang beredar mayoritas musisi tidak mengakui atonal sebagai genre musik dan menganggapnya sebagai kebisingan acak. Atonal sendiri adalah jenis musik tanpa nada dan disonansi yang mungkin memiliki kesamaan tetapi sebenarnya tidak sama.
Sebenarnya, jika menganggap atonal bukan bagian dari musik agak kurang tepat. Sebab musik tanpa nada sebenarnya sudah familiar digunakan terutama dalam sejarah musik dan dipahami sebagai sebuah gerakan yang berbeda dimulai sekitar awal abad 20. Atonal sendiri saat itu muncul karena adanya keakraban manusia terhadap nada namun tanpa dibumbui dengan perasaan. Atonal mengajarkan kita untuk membuat musik berbumbu. Atonal juga ditengarai sebagai awal munculnya musik klasik yang sudah terlihat geliatnya sejak abad 20.
Saat itu musik-musik tanpa nada banyak digunakan untuk acara peribadatan dibe rbagai gereja. Musik tanpa nada menjadi fenomena besar selama awal abad 20 karena dipandang sebagai musik alternatif yang lebih harmonis. Musik tanpa nada sebenarnya ditandai dengan sistem dan teo ri yang cukup mudah, yang nadanya hanya berupa "tonal". awalnya banyak yang mencecar musik atonal karena dipandang tidak jelas, namun seiring dengan banyaknya musisi atonal yang lahir lambat laun orang-orang pun mulai menyukai musik ini. Ingin mengenal lebih jauh tentang musik ini? Pergilah ke Eropa karena di Indonesia belum banyak musisi yang mengetahui musik ini. Musik atonal tidak mengikuti aturan baku at au tanpa memperhatikan Tonal nada menggunakan tanggga nada kromatif.bisa kita katakana music Atonal ini music yang bersifat spontanitas.
URAIAN
Harmoni dalam musik Barat adalah salah satu teori musik yang mengajarkan bagaimana menyusun suatu rangkaian akord-akord agar musik tersebut dapat enak didengar dan selaras. Di sini dipelajari tentang penggunaan berbagai nada secara bersamasama dan akord-akord musik, yang terjadi dengan sesungguhnya ataupun yang tersirat. Studi ini sering merujuk kepada studi tentang, gerakan dari satu nada secara berbarengan ke nada yang lain, dan prinsip-prinsip struktural yang mengatur progresi tersebut
Sejarah Lahirnya Harmoni
1.Notasi Gregorian Tahun 590 Notasi musik lahir pada tahun 590 yang disebut Notasi Gregorian, yang ditemukan oleh Paus Gregorius I, di mana sebelumnya musik mengalami kegelapan tidak ada peninggalan tertulis. Pada masa hidupnya Paus Gregori telah menyalin ratusan lagu-lagu gereja dalam notasi gregorian tersebut. Notasi ini memekai 4 garis sebagai not balok, tetapi belum ada notasi iramanya (hitungan berdasarkan perasaan penyanyi. Di sini sifat lagu masih sebagai lagu tunggal atau monofoni. 2.Musik Organum 1150-1400 Pada awalnya orang menyanyi dengan nada yang sama, atau disebut dengan organum, nada atas dinyanyikan oleh wanitaatau anak-anak, sedangkan nada rendah dinyanyikan oleh laki-laki. Di sini terjadi susunan lagu berjarak oktaf, suara tinggi (wanita/anak-anak) dan suara rendah (laki-laki).
3.Musik Discant 1400-1600 Ternyata tidak semua dapat mengikuti suara tinggi atau suara rendah.Oleh sebab itu diputuskan untuk membuat suara yang kuart lebih rendah mengikuti melodi, kuart tinggi maunpun kuart rendah, dan musik yang demikian ini disebut musik diafoni (dia=dua, foni=suara). 4.Basso Ostinato Tahun 1600 Orang-orang Italia pada tahun sekitar 1600 menemukan apa yang disebut Basso Ostinato atau Bass yang bergerak gendeng atau gila, berupa rangkaian nada-nada yang bergerak selangkah demi selangkah ke bawah atau ke atas, kemudian diulang pada rangkaian nada lain secara sama. 5.Musik Polifoni Era Barok 1600-1750 Ternyata suara yang mengikuti sama dengan melodi menjadi membosankan, maka mulailah suara tidak bergerak secara sejajar, maka mulailah dengan arah yang berlawanan. Komponis Giovani Perluigi da Palestrina (1515-1594) adalah perintis tentang hal ini, dan disusun teori mengenai musik melodi banyak (polifoni), sehingga setiap nada atau titik (punctus=point) bergerak secara mandiri atau berlawanan (counter), di sinilah lahir teori kontrapung (counterpoint=kontrapunt). Johann Sebastian Bach (1685-1750) adalah salah satu empu musik polifoni dengan teknik kontrapung yang sangat tinggi, karema disusun seperti matematik. Hampir semua komponis Era Barok (1600-1750) menyusun dengan teknik kontrapun, misalnya George Frederic Handle (1685 – 1759) dari Inggris, Antonio Vivaldi (1678 - 1741) dari Italia, yang lain George Philipp Telemann, Arcangelo Corelli, Henry Purcell, Domenico Scarlatti, Jean-Philippe Rameau, dlsb. 6.Musik Homofoni Era Klasik 1750-1825 Selanjutnya pada Era Klasik (1750-1825) ditemukan susunan akord yang berdasarkan tri-suara (triad), selanjutnya berkembang dengan empat suara atau lebih. Musik yang demikian ini disebut Musik Homofoni, sehingga kontrapung menjadi variasi melodi yang kontrapuntis. Para komponis Era Klasik (1750-1825) adalah Carl Philipp Emmanuel Bach dan Johann Christian Bach (anak-anak JS Bach yang tidak men gikuti sang ayah yang polifoni), Johann Stamitz, Franz Joseph Haydn, Wolfgang Amadeus Mozart, Luigi Boccherini, Christoph von Gluck, Franz Schubert, Wolfgang Amadeus Mozart (si anak ajaib) dan Ludwig van Beethoven (maestro yang tuli).
TUGAS SENI BUDAYA
“KONSEP MUSIK MODAL, TONAL, DAN ATONAL”
DISUSUN OLEH : NAMA : MUHAMMAD SYAFRIL MADU KELAS : XI MIPA 2
SMA NEGERI 9 KENDARI 2018