RAHASIA MARKAS BESAR TENTARA NASIONAL INDONESIA SEKOLAH STAF DAN KOMANDO
NASKAH DEPARTEMEN TENTANG KOMANDO PENGENDALIAN DALAM OPERASI GABUNGAN TNI BAB I PENDAHULUAN
1. 1.
Umum a.
Keberhasilan pelaksanaan suatu operasi adalah tercapainya tercapain ya tugas
pokok yang proses pelaksanaannya melalui rangkaian berbagai pengambilan keputusan. Keputusan-keputuan Keputusan-keputuan yang yang diambil diambil dalam dalam operasi operasi tersebut tersebut dalam rangka melaksanakan rangkaian kegiatan operasi seperti pengamatan, pengawasan dan tindakan reaksi secara terpadu dan dikenal dengan sistem Komando Pengendalian atau sistem Kodal. b.
Komando pengendalian dalam berbagai bentuk telah mulai dikenal
sejak lahirnya peradaban manusia hingga masa kini dan kegiatan tersebut dilaksanakan mulai dengan menggunakan sarana dan prasarana yang sangat sederhana
sampai
dengan
peralatan
yang
canggih
dimasa
kini.
Perkembangan teknologi yang semakin pesat dan canggih menimbulkan pula semakin kompleknya ancaman keamanan negara disertai ciri-cirinya seperti kecepatan yang tinggi, sehingga diperlukan tindakan untuk menghadapinya dengan cepat dan tepat atau dengan perkataan lain diperlukan sistem Kodal yang mempunyai reaksi yang cepat. c.
Dengan berkembangnya berkembangn ya jaman, Komando Pengendalian kemudian
hadir sebagai suatu ilmu yang sangat penting dan menentukan dalam keberhasilan Operasi Militer sehingga berkembang sebagai suatu disiplin ilmu tersendiri.
RAHASIA
2
Saat ini Kodal akhirnya suatu falsafah atau sikap berpikir para pemimpin dari berbagai misi militer, sebagai pengambilan keputusan yang menentukan. TNI saat ini telah berkembang melaksanakan berbagai kemampuan yang penggunaannya dilaksanakan dalam bentuk Operasi Gabungan, sehingga melahirkan pula Komando Pengendalian dalam berbagai Operasi Gabungan TNI. 2.
Maksud dan Tujuan. Tujuan. a.
Maksud. Maksud.
Naskah ini dimaksudkan sebagai pedoman untuk
memberikan gambaran dan penjelasan mengenai komando pengendalian operasi gabungan TNI. b.
Tujuan. Tujuan.
Agar Pasis memahami perencanaan tentang komando
pengendalian operasi gabungan TNI. 3.
Ruang Lingkup dan Tata Urut. Urut. Ruang lingkup naskah ini meliputi Komando
Pengendalian dalam Komando Gabungan TNI maupun dalam Operasi Gabungan TNI, yang disusun dengan tata urut sebagai berikut :
4.
a.
Bab I
: Pendahuluan.
b.
Bab II
: Kedudukan K edudukan dan Fungsi Komando Pengendalian
c.
Bab III
: Komando Komando Pengendalian Pengendalian TNI
d.
Bab IV
: Komando Pengendalian Dalam Komando Gabungan TNI
e.
Bab V
: Komando Pengendalian Dalam Operasi Gabungan TNI
f.
Bab VI
: Penutup.
Dasar. Dasar. a.
Peraturan Panglima TNI Nomor Perpang/79/XII/2009 Perpang/79/XII/2009 Tanggal 1
Desember 2009 tentang Buku Petunjuk Administrasi tentang Pembentukan Satuan Tugas TNI Dalam Operasi Militer. b.
Peraturan Panglima TNI Nomor Perpang/15/IV/2008 Perpang/15/IV/2008 tanggal 14 April
2008 tentang Naskah Sementara Buku Petunjuk Operasi TNI tentang Kampanye Militer.
3
c.
Surat Keputusan Panglima TNI Nomor : Skep/163/V/2003 tanggal 12
Mei 2003 tentang Buku Petunjuk Induk TNI tentang t entang Operasi Gabungan d.
Surat Keputusan Panglima ABRI Nomor : Skep/265/V/1985 Skep/ 265/V/1985 tanggal 15
Mei 1985 tentang petunjuk Operasi Gabungan ABRI.
BAB II KEDUDUKAN DAN FUNGSI KOMANDO PENGENDALIAN
5. 5.
Umum. Sejarah telah mencatat bahwa Komando Pengendalian dalam suatu
kegiatan sekelompok kekuatan atau organisasi telah menunjukkan memiliki fungsi yang sangat penting dalam mencapai tujuan/kepentingan kelompok tersebut. Selanjutnya Komando Pengendalian berkembang sebagai suatu disiplin ilmu dalam kemiliteran dan memiliki tujuan yang jelas yaitu untuk mengembangkan suatu pengomandoan
dan
pengendalian
khususnya
komponen-komponen
yang
mendukung kegiatan Komando pengendalian agar waktu penyelengggaraan Kodal menjadi lebih cepat sehingga dapat menunjang para pengambilan keputusan dari para penyelenggara Komando Pengendalian. 6.
Sejarah Komando Pengendalian.
Diawali dengan lahirnya peradaban
manusia yang kemudian mengenal suatu pembentukan kekuatan dalam rangka melaksanakan kehendak atau melindungi kepentingan suatu kelompok, maka dirasakan perlu adanya pengaturan dalam melaksanakan keinginan-keinginan tersebut.
Metode, prosedur, bahasa dan sarana komunikasi yang digunakan
disesuaikan dengan peradaban manusia pada waktu itu, dengan menggunakan bahasa isyarat secara visual berupa bunyi-bunyian sehingga penyampaian instruksi atau kehendakpun menghasilkan menghasilka n jangkauan yang sangat terbatas pula.
Namun
dengan kesederhanaan tersebut, suatu bentuk Komando Pengendalian telah mulai ada dan dikenal dalam suatu bentuk organisasi kekuatan yang sangat sederhana dengan
didukung
oleh
teknologi
persenjataan,
komunikasi yang masih sangat sederhana pula.
kendaraan
maupun
sarana
Dengan demikian Komando
Pengendalian telah dikenal sejak manusia hidup Berkelompok dan memiliki suatu kepentingan yang sama dan menyusun suatu kekuatan untuk melindungi kepentingan terhadap ancaman dari kelompok lain yang memiliki kepentingan yang berbeda atau berlawanan.
4
7.
Tujuan akhir Kodal adalah untuk
Proses Komando Pengendalian.
membantu pimpinan dalam menghadapi ancaman disuatu kawasan Operasi. Dalam hal timbulnya ancaman terhadap suatu daerah Operasi yang mengganggu kestabilan,
harus
tersedia
Komando
yang
memerintahkan
kekuatan
untuk
menghadapi ancaman tersebut dan tindakan tersebut akan membawa konsekuensi dan akibat terhadap keadaan daerah Operasi.
Keadaan tersebut dipantau melalui
sensor yang tersedia, dan informasi dari sensor tersebut dikembalikan sebagai umpan balik.
Hasil umpan balik itu kemudian diolah dan disajikan untuk kemudian
diteruskan sebagai suatu Komando atau Perintah kepada satuan bawahan untuk pelaksanaannya.
Proses tersebut terulang sebagai suatu siklus Komando dan
Pengendalian disingkat Kodal, dan proses ini didukung oleh adanya komunikasi yang memungkinkan terjadinya hubungan diantara satuan-satuan. 8.
Kedudukan dan Fungsi Komando Pengendalian. a.
Apabila kita meninjau bahwa Komando Pengendalian dalam suatu
rangkaian kegiatan kelompok kekuatan mulai dari pengamatan, pengawasan dan pengendalian dalam rangka pengamanan atau perlindungan suatu kepentingan, maka keberhasilan dari pengamanan atau perlindungan tersebut akan sangat menentukan tercapainya kepentingan, untuk itu maka kedudukan pengawalan atau perlindungan itu sendiri mutlak adanya demi tercapainya kepentingan. kepenting an.
Namun mengingat bahwa pengawalan atau
perlindungan itu sendiri merupakan suatu kegiatan yang ditentukan oleh rangkaian kegiatan pengamatan, pengawasan, reaksi dan pengendalian, maka kedudukan Kodal dalam rangka tercapainya suatu kepentingan dari suatu kelompok atau organisasi atau negara, adalah mutlak perlu adanya. Derajat Kodal itu sendiri berkembang terus dari jaman ke jaman mengingat berkembangnya
pula
bentuk
organisasi
kekuatan,
teknologi,
sarana
komunikadi dan sensor pengamatan, sampai kepada kualitas personil para penyelenggara Kodal tersebut. b.
Pengambilan
keputusan
dan
para
penyelenggara
Komando
Pengendalian akan menentukan tingkat tercapainya tujuan dan hal ini tergantung diperankan. berikut :
dari
beberapa
faktor
sesuai
dengan
fungsi-fungsi
yang
Untuk itu maka secara umum Kodal dapat berfungsi sebagai
5
1)
Data-data
yang terkumpul
diolah, sehingga Kodal dapat
berfungsi sebagai pengolah dan penyimpanan data. 2)
Data-data yang telah diolah dapat dijadikan informasi yang
kemudian disiapkan sebagai bahan pengambilan keputusan para penyelenggara Kodal terutama pimpinan, sehingga Kodal berfungsi sebagai penyaji informasi. 3)
Data-data atau informasi yang telah menentukan pengambilan
keputusan selanjutnya perlu disalurkan dalam kegiatan Kodal sehingga Kodal berfungsi pula sebagai penyalur data atau informasi. 9.
Komando Pengendalian sebagai Falsafah.
Apabila waktu reaksi cepat
dari suatu kekuatan merupakan salah satu tujuan Komando pengendalian, maka dengan tercapainya tujuan tersebut akan menghasilkan suatu kekuatan yang kecilpun akan dapat digunakan secara efektif dan efisien sehingga kemampuan tempur dari kekuatan tersebut menjadi beberapa kali lipat kekuatan yang sebenarnya.
Selanjutnya berangkat dari ketentuan bahwa falsafah dapat diartikan
bahwa Kodal tersebut mendasari sikap berfikir para penyelenggara Kodal khususnya para pemimpin sebagai pengambil keputusan. akhirnya salah satu tujuan Komando Pengendalian yaitu waktu reaksi cepat didapat pula karena kemampuan tempur dari kekuatan tersebut menjadi beberapa kali lipat kekuatan yang sebenarnya, dan itu semua karena Kodal telah menjadi falsafah.
BAB III SISTEM KODAL TNI
10. Umum. Telah diuraikan terdahulu bahwa dengan berkembangnya teknologi, berkembang pula sistem Komando dan Kendali sebagai suatu ilmu sehingga sampai saat ini TNI telah memiliki ketentuan tentang Komando Pengendalian yang dikenal dengan Pokok-pokok Penyelenggaraan Komando, Kendali, Komunikasi, Komputerisasi, Informasi, Pengamatan dan Pengintaian (K4IPP) yang secara umum
6
merupakan pedoman dalam penyelenggaraan Kodal pada satuan-satuan pelaksanaan operasi TNI. Untuk itu bagaimana Kodal TNI sebagai sistem disusun perlu diketahui. Bab ini merupakan intisari dari sistem Kodal TNI. 11.
Tujuan. Kodal TNI memiliki tujuan : a. Untuk menunjang para pengambil keputusan dalam pelaksanaan Kodal terhadap komponen-komponen kekuatan TNI. b. Untuk meningkatkan mutu Pengomandoan dan pengendalian dengan jalan meningkatkan mutu komponen-komponen pendukung Sistem Kodal sehingga waktu reaksi dari Kodal dilingkungan TNI menjadi lebih cepat.
12.
Fungsi. Kodal TNI memiliki fungsi : a. Mengumpulkan, mengolah dan menyimpan data guna mendukung operasi-operasi TNI. b. Mengajukan Informasi yang diperlukan oleh pimpinan untuk membantu pengambil Keputusan dalam rangka pengomandoan dan pengendalian TNI. c.
Menyalurkan data, informasi, Instruksi atau Komando diantara
komponen-komponen yang bersangkautan di dalam Sistem Kodal TNI. 13.
Susunan Kodal TNI a.
Sebagai Sistem.
Persyaratan utama dari Sistem Kodal TNI yang
diinginkan adalah dapat mempercepat proses Kodal yang sedang berjalan, bilamana perlu dengan memasukkan perangkat baru yang akan melengkapi suatu Sistem Kodal yang meliputi : 1) Tatanan Sistem Kodal. Suatu sistem Kodal TNI yang diinginkan tersusun dalam tatanan yang tergambar secara makro seperti tergambar garis Komando dan Pengendalian maka terdapat pengendalian terhadap kekuatan gabungan, pengendalian tempur serta pengendalian aktivitas satuan. Organisasi serta sumber dayanya tersusun secara hirarkis dari atas ke bawah, masing-masing adalah pusat komando dan pengendalian TNI yang secara fisik berada di Pusdalops TNI serta pusat-pusat Kodal Kotama Ops dan satuansatuan Pelaksana Operasi. Dari segi hubungan informasi yang dikelola dan dibutuhkan, dan yang secara hirarkis mengikuti organisasi dapat disebutkan :
7
a)
Pada tingkat Strategis atau pada Pusdalops terdapat
jenis yang strategis yaitu, penentuan kebijaksanaan, penilaian ancaman, penentuan tujuan penilaian kemampuan serta alokasi sumber daya. b)
Pada tingkat Taktis/Stategik terdapat : Struktur kekuatan,
perencanaan taktis, penugasan misi, perintah-perintah berlayar dan terbang, pengendalian manuver, pengendalian saluran tembakan, situasi maritim dan situasi udara. Selain dari hubungan Informasi untuk masalah Kodal tersebut, juga diperlukan adanya hubungan informasi untuk masalah pembinaan kekuatan dalam rangka penggunaan dengan pusat-pusat Kodal Angkatan. 2)
Komunikasi dan Sensor, Komunikasi dari Sistem Kodal TNI
kepulauan
Nusantara
terutama
dalam
batas-batas
Wawasan
Nusantara dan meningkatkan hubungan simpul-simpul yang telah ada serta pemasangan peralatan deteksi baru.
Simpul-simpul komunikasi
serta peralatan deteksi disesuaikan dengan kebutuhan dimasingmasing Matra Darat, Laut dan Udara. 3)
Kaitan Komunikasi dan Kodal.
Gambaran tentang hubungan
komunikasi dan Kodal secara makro, pada saat ini masih merupakan suatu Sistem Kodal yang sedang dibangun. 4)
Pusdalops Cadangan dan Pengganti.
Agar dapat dijamin
kesinambungan dalam pelaksanaan Kodal TNI, maka ada Pusdalops cadangan dan pengganti bilamana Pusdalops TNI tidak berfungsi. Pusdalops TNI cadangan berada dipusat Kodal TNI atau Kotama Ops TNI, sedangkan Pusdalops TNI pengganti berada di BAIS. b.
Tuntutan dan Persyaratan Operasional 1)
Tuntutan.
Dengan adanya sistem Kodal beserta tatanannya
yang dikemukakan di atas, maka sistem ini memberikan tuntutan operasional sebagai berikut :
8
a)
Mampu melaksanakan seleksi dan pemilihan data sesuai
tingkat-tingkat
serta
fungsi-fungsi
yang
berbeda
dalam
tatanannya. b)
Mampu meneruskan
dan menyampaikan
data dan
informasi baik secara dokumen maupun secara sajian layar tampil (display) kepada pengambil keputusan untuk keperluan analisa, dan evaluasi guna mendukung keputusan Pimpinan. c)
Mampu mengkompilasi, merawat dan menyediakan data
untuk melayani setiap tuntutan. d)
Mampu menyampaikan komando dan kebijaksanaan dari
Pimpinan kepada pelaksanaan. e)
Mampu
melakukan
pengendalian
baik
dari
segi
pengelolaan dana dan daya ataupun pelaksanaan operasioperasi militer. f)
Mampu memberikan simulasi dari situasi-situasi baik
dalam rangka dukungan pengambilan keputusan maupun pendidikan dan latihan. 2)
Persyaratan Operasional.
Untuk kegiatan pengendalian rutin,
persyaratan operasional dari sistem Kodal TNI mampu melaksanakan siklus kegiatan TNI yaitu : a)
Pengalokasian kekuatan.
b)
Penyajian satuan.
c)
Perencanaan dan pengendalian operasi.
d)
Memberikan
pengarahan
pada
Mako
lain
yang
didasarkan atas hasil-hasil pengamanan. e)
Menyusun ketentuan untuk saling berhubungan.
f)
Menyelenggarakan dan pengendalian operasi.
g)
Penyelenggaraan pengamatan wilayah Darat, Laut dan
Udara. h)
Pengamatan, analisa dan penanggulangan subversi.
9
14.
Kodal TNI sebagai Sistem a.
Dalam Siskodal TNI dikenal adanya dua bidang kegiatan yang
berhubungan dengan kekuatan yaitu bidang pembinaan kekuatan dan penggunaan kekuatan.
Kedua bidang tersebut saling melengkapi satu sama
lainnya sehingga diperoleh suatu Sistem Kodal TNI yang terpadu yang menentukan
keberhasilan
suatu
operasi.
Dengan
dilakukannya
penggabungan kedua bidang tersebut diatas, maka terdapat dua satuan yang merupakan sumber daya dan satuan yang merupakan pengguna.
Satuan
sumber daya merupakan satuan yang akan memanfaatkan sarana-sarana tersebut di atas dalam rangka melaksanakan operasi, dengan memanfaatkan sumber daya yang tersedia.
Satuan pengguna dapat mengakses ke seluruh
satuan-satuan TNI melalui jalur Gunkuat, baik di tingkat strategis maupun di tingkat taktik/strategis.
Unsur-unsur satuan pengguna dan satuan sumber
daya Hanneg termasuk TNI di dalamnya adalah sebagai berikut : 1)
Satuan pengguna a)
Tingkat Strategis.
Satuan pengguna tingkat strategis
adalah Mabes TNI sebagai markas tingkat strategis.
Sistem
Kodal TNI melakukan koordinasi dengan unsur-unsur TNI melalui Mabes TNI, serta Departemen-Departemen sampai ke satuan-satuan terbawah. kemampuan
Dapat mengerahkan kekuatan serta
unsur-unsur
Angkatan
dalam
rangka
melaksanakan Operasi Militer untuk Perang dan Operasi Militer Selain Perang.
Pengerahan kekuatan dilaksanakan melalui
Kotama Ops TNI. b)
Tingkat Taktik/Strategis.
Satuan pengguna tingkat
Taktik/Strategis adalah : (1)
Komando Gabungan (Kogab) yang dibentuk.
(2)
Komando Pertahanan Udara Nasional (Koha-
nudnas) sebagai Kogab yang telah ada, (3)
Pasukan Pemukul Reaksi Cepat (PPRC) yang
saat ini telah ada.
10
2)
Satuan sumber daya.
Satuan ini terdiri dari Departemen-
departemen, Mabes TNI, instansi-instansi sipil sampai dengan unsurunsur satuan tingkat paling bawah yang dapat dikategorikan menjadi : a)
Satuan sumber daya yang dapat digerakkan atau
digunakan dalam Operasi Militer.
Satuan sumber daya ini
berada pada tingkat Kotama Ops TNI dan terdiri dari Kotamakotama Ops TNI. b)
Satuan sumber daya yang merupakan sumber informasi
dalam rangka mendukung Operasi Militer.
Satuan sumber
daya ini berada ditingkat Departemen, Mabes TNI serta instansiinstansi sipil. b.
Konsep umum Sistem Kodal TNI menunjukkan bahwa Sistem Kodal
terdiri dari enam sub-sistem yang dapat diuraikan menurut rentang pandang, kondisi dan situasi saat ini.
Di dalam sistem Kodal TNI selanjutnya
ditentukan sebagai Sistem K4IPP. Sub sistem tersebut adalah seperti : 1)
Tingkat atas atau tingkat strategis ialah Sistem K4IPP .
2)
Tingkat
menengah
atau
tingkat
Taktik/Strategis,
yang
merupakan sub-sistem dari Sistem K4IPP yaitu :
c.
a)
Sistem K4IPP Pertahanan Udara Nasional.
b)
Sistem K4IPP Pengendalian Operasi Darat.
c)
Sistem K4IPP Pengendalian Laut Yurisdiksi Nasional.
d)
Sistem K4IPP Pengendalian Operasi Udara.
e)
Sistem K4IPP Pengendalaian Keamanan.
f)
Sistem K4IPP Operasi Intelijen Strategis.
Dengan berpedoman kepada kebutuhan Sistem dan Sistem Kodal TNI
yang telah dibahas sebelumnya, maka Sistem K4IPP di atas dapat disusun sebagai berikut : 1)
Tingkat Strategis, yang merupakan Sistem K4IPP
Mabes TNI sebagai pusatnya.
dengan
11
2)
Tingkat Taktik/Strategis ialah : a)
Sistem Kodal atau K4IPP Pertahanan Udara Nasional
didukung utama Mabes AU, Kohanudnas, Kosek-I & II serta komponen kekuatan lain yang berkaitan. b)
Sistem Kodal atau K4IPP Pengendalian Operasi Darat
yang didukung oleh Mabes AD, Kodam, Kostrad, Kopassus serta kekuatan lain yang berkaitan. c)
Sistem Kodal atau K4IPP Pengendalian Laut Yurisdiksi
Nasional yang didukung oleh Mabes AL, Armada Barat & Timur, Kolinlamil serta kekuatan lain yang berkaitan. d)
Sistem Kodal atau K4IPP Pengendalian Operasi Udara
yang didukung oleh Mabes AU, Koopsau-I & II serta kekuatan lain yang berkaitan. d.
Pemenuhan kebutuhan Sistem Kodal TNI tersebut, sangat dipengaruhi
oleh struktur komando, sistem informasi dan sistem komunikasi yang ada di dalam Sistem K4IPP.
Hakekat Sistem atau K4IPP yang menyebutkan
bahwa kegiatan utama proses Kodal terdiri dari observasi pengambilan keputusan dan reaksi, dapat diterapkan di dalam Sistem K4IPP.
Dengan
penerapan hakekat Kodal tersebut, maka proses dalam Sistem K4IPP ini dapat divisualisasikan sebagai berikut : 1)
Sensor, merupakan komponen proses dari Sistem K4IPP yang
berfungsi untuk mengumpulkan data yang diperlukan oleh Sistem yang bersangkutan.
Tergantung kepada tingkatan dan kepentingan sistem
K4IPP, sensor ini dapat berupa sensor elektromagnetik, sensor Gambar, manusia, sampai unit kesatuan ataupun sumber detailnya. 2)
Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops), merupakan Pusat
Komando dan Kendali dari Sistem K4IPP. unsur-unsur
perencana
(pengambilan keputusan).
tugas,
pengolah
Pusdalops ini terdiri dari data
dan
pimpinan
Pengolahan data merupakan komponen
proses yang berfungsi untuk mengolah data yang diperoleh dari sensor dan unsur perencanaan tugas, yang hasilnya berupa informasi untuk disajikan kepada pimpinan.
12
Pimpinan kemudian menggunakan informasi tersebut untuk melakukan pengambilan keputusan dan pengomandoan.
Seperti halnya dengan
sensor, pengolahan data ini dapat dilengkapi dengan peralatan komputer yang canggih dan peralatan lain yang mampu beroperasi secara waktu nyata “real time” sampai keperalatan manual yang relatif lambat.
Hal ini tergantung kepada tingkatan dan kepentingan dari
Sistem K4IPP tersebut. 3)
Pelaksanaan
tugas,
adalah pelaksanaan
komando
dari
pimpinan dengan menggunakan kekuatan baik berupa senjata, pasukan maupun lain-lainnya. 4)
Komunikasi, merupakan komponen proses dari Sistem K4IPP
yang berfungsi menyalurkan data dan informasi, maupun komando atau perintah.
Kembali tergantung kepada tingkat dan kepentingan
Sistem K4IPP, maka komunikasi ini dapat mempunyai jaringan yang kompleks atau sederhana, dapat memberikan fasilitas penyaluran suara ataupun data serta dapat mempunyai derajat keamanan yang tinggi dan lain-lain. 15.
Struktur Komando. Pemegang Komando tertinggi dilingkungan TNI adalah
Panglima TNI. Kekuatan
Di atas Panglima TNI adalah Presiden sebagai Pangti TNI.
berintikan kekuatan TNI kekuatan Non TNI lainnya yang memiliki
kemampuan penangkal bagi keperluan
berada pada struktur Kodal TNI.
Oleh
karena itu struktur Komando dapat diidentikkan dalam pembinaan kekuatan atau penggunaan kekuatan serta pembagian kewilayahan TNI, maka struktur Komando TNI dapat diuraikan sebagai berikut : a.
Panglima TNI adalah pemegang Komando tertinggi dilingkungan TNI,
Panglima TNI memberikan komando kepada : 1)
Kodam-kodam,
Kostrad,
Kopassus,
Armada,
Koopsau,
Kolinlamil dan Kohanudnas. 2)
Kepala Staf Angkatan (dalam hal pelimpahan wewenang
Komando untuk operasi-operasi kematraan).
13
3)
Komando gabungan yang sewaktu-waktu dapat dibentuk oleh
Panglima TNI.
Wewenang Komando pada Komandan.
Komando
Gabungan tersebut dapat langsung dipegang oleh Panglima TNI, atau dapat pula dilimpahkan kepada Kotama Ops.
Komando Gabungan
serta Kotama Ops mempunyai satuan-satuan bawah yang langsung dibawah komandonya. membentuk
Komando
Pada situasi tertentu Kotama Ops dapat Tugas
yang
langsung
berada
dibawah
Komandonya. b.
Struktur Komando TNI dalam Sistem K4IPP disusun sebagai berikut : 1)
Markas tingkat Strategis di Mabes TNI atau lokasi Pengganti
dan lokasi Cadangan.
Markas tingkat strategis ini merupakan Pusat
Pengendalian Operasi dari Sistem K3I. 2)
Markas tingkat Taktik/Strategis menangani dua fungsi yaitu
fungsi pembinaan kekuatan (Binkuat) dan fungsi penggunaan kekuatan (Gunkuat). a)
Fungsi Binkuat berada di markas-markas TNI. Markas-
markas ini merupakan Pusat Pengendalian Pembinaan dalam rangka Operasi (Pusdalbinops). b) TNI.
Fungsi Gunkuat berada di Markas-markas Kotama Ops Markas-markas ini merupakan pusat komando dan
kendali operasi (Puskodalops). 3)
Markas tingkat Taktik berada di unsur-unsur atau satuan-satuan
di bawah Kotama Ops TNI.
Markas ini merupakan pusat operasi dari
unsur/satuan tersebut. 16.
Sistem Operasi a.
Didalam pokok-pokok penyelenggaraan Pembinaan Sistem Informasi,
untuk pelaksanaan di lingkungan TNI terdapat 2 penggolongan besar Sistem Informasi yaitu :
14
1)
Sistem Informasi Administrasi (Simin).
Sistem Informasi
Administrasi yang selanjutnya disebut Simin di bidang Pembinaan Kekuatan (Binkuat) terdiri dari : a)
Sistem informasi pembinaan menurut aspek fungsional
yang meliputi materiil, anggaran dan keuangan. b)
Sistem
informasi
perkantoran
yang
meliputi
aspek
penggiatan arus atau informasi ke tiap kantor dalam rangka pembinaan fungsional. 2)
Sistem Informasi Lingkungan Operasi (Silops).
Sistem
informasi lingkungan operasi yang selanjutnya disebut silops dibidang penggunaan (Gunkuat) terdiri dari : a)
Sistem Informasi Operasi
b)
Sistem Informasi Intelijen
c)
Sistem Informasi Teritorial
b. Didalam implementasinya, masing-masing bagian dari kedua Sistem Informasi tersebut dijabarkan lebih lanjut dalam aplikasi, yang menunjang terlaksananya setiap fungsi sesuai dengan kebutuhan. Dalam hubungannya dengan simin dan Silops serta struktur sistem K4IPP , dapat ditujukan dalam 2 konfigurasi sebagai berikut : 1)
Konfigurasi Aliran Informasi Pembinaan Kekuatan (Binkuat).
Konfigurasi yang erat kaitannya dengan Simin ini, secara garis besar dapat diuraikan sebagai berikut : a)
Tingkat
Strategis,
mengumpulkan
data
yang berada sumber-sumber
di Pusdalops data
TNI
ditingkat
Taktik/Strategis, mengolahnya dan menyajikan dalam bentuk informasi Binkuat.
Dengan adanya Biro Pullahta Dephan yang
juga mengemban fungsi sebagai Puspullahta TNI, maka sebagian dari beban pengolahan data dari Pusdalops dipindahkan ke Biro Pullahta.
dapat
Dengan kerjasama dan menjaga
keterpaduan maka beban Pusdalops dapat diringankan.
15
b)
Tingkat
Taktik/Strategis,
yang
berada
diruang
Pusdalbinops Angkatan berfungsi sebagai pengumpul, pengolah data dan penyaji informasi tentang Binkuat di masing-masing TNI. c)
Dalam rangka Simin, telah ada hubungannya koordinasi
yang erat antara Biro Pullahta Dephan dengan Dispullahta TNI. Dengan demikian diharapkan keterpaduan data pembinaan operasi lebih terjamin. d)
Informasi Binkuat yang disajikan ditingkat Strategis,
diperoleh berdasarkan permintaan sesuai kebutuhan, maupun melalui laporan-laporan yang bersifat rutin.
Informasi Binkuat
meliputi : (1)
Kekuatan personil, logistik dan lain-lainnya dari
masing-masing
TNI,
serta
informasi
lainnya
dari
Departemen. (2)
Kekuatan Ideologi Politik, Ekonomi, Sosial dan
Budaya. 2)
Konfigurasi Aliran Informasi Pembinaan Kekuatan (Binkuat).
Konfigurasi ini erat kaitannya dengan Biops.
Yang secara garis besar
dapat diuraikan sebagai berikut : a)
Tingkat
Strategis
yang
berada
di
Pusdalops
TNI
berfungsi untuk mengumpulkan data dan mengolah sumber data ditingkat Taktik/Strategis, mengolah dan menyajikannya dalam bentuk informasi Gunkuat. b)
Tingkat Taktik/Strategis yang berada diPuskodal Kotama
Ops TNI dan Mabes TNI berfungsi sebagai pengumpul, pengolah data dan penyaji informasi tentang operasi untuk evaluasi, pengambilan keputusan dan pemberian komando, dalam rangka pelaksanaan tugasnya masing-masing. Selain di Puskodal ini juga mengirimkan data/laporan dan lain-lainnya ke Pusdalops TNI.
16
c)
Informasi Gunkuat disajikan di tingkat Strategis, diperoleh
berdasarkan permintaan sesuai kebutuhan maupun melalui laporan-laporan yang bersifat rutin. Informasi Gunkuat antara lain meliputi :
17.
(1)
Intelijen
(2)
Status kesiapan satuan-satuan operasi
(3)
Perencanaan operasi
(4)
Pelaksanaan operasi.
Sistem Komunikasi.
Sistem K4IPP
didukung oleh sistem komunikasi
dalam bentuk jaringan komunikasi dan data dengan kapasitas yang sesuai dengan kebutuhan.
Jaringan komunikasi K4IPP akan memanfaatkan Siskomsat TNI yang
didukung dengan penggelaran troposcatter radio, HF/VHF/UHF radio, meteor Burst radio, terestrial/microwave link, kabel dan leased channedl sebagai alternatif route. a.
Dari segi fungsi, jaring komunikasi TNI terdiri dari : 1)
Jaringan komunikasi fungsi Komando.
Jaring Komunikasi
Komando adalah komunikasi yang menghubungkan Panglima TNI (Pang TNI) dengan Kepala Staf Angkatan, serta pejabat-pejabat eselon pimpinan TNI lainnya di Komando strategis TNI, TNI dan Kogab serta Komando Strategis lainnya yang dibentuk sesuai kebutuhan. Jaringan ini merupakan jaring Lintas tipis namun memiliki derajat kendalian yang tinggi. 2)
Jaring komunkasi fungsi operasi.
Jaring komunikasi untuk
hubungan dari antar pejabat eselon pimpinan dan pejabat pimpinan Mabes TNI, Angkatan ke Kotama TNI, Angkatan dan Kogasgab. 3)
Jaringan komunikasi fungsi Administrasi & Logistik (Minlog).
Jaring ini adalah jaring komunikasi untuk hubungan dari dan antar pejabat eselon pelaksana Komando Strategis TNI. b.
Ditinjau dari jenis informasi yang dikirimkan, maka jaring
komunikasi terdiri dari : 1)
Jaring komunikasi suara yang antara lain digunakan untuk
penyampaian perintah-perintah dan laporan lisan.
17
2)
Jaring komunikaksi data yang digunakan untuk penyampaian
perintah-perintah dan laporan-laporan dari sensor-sensor berupa data antara lain dengan menggunakan teleprinter, faximile, komputer, teleconference dan lain-lain. 18.
Termasuk dalam perangkat pendukung adalah
Perangkat Pendukung.
sensor, komunikasi dan pengolah data serta fasilitas pendukung yang lain.
Sensor
merupakan perangkat pendukung sumber data bagi masing-masing simpul sedangkan perangkat komunikasi merupakan penghubung bagi simpul-simpul. Perangkat pengolah data memberikan kemudahan pengumpulan atau penyimpanan dan pengolahan data serta penyajian informasi dari masing-masing sensor. Perangkat pendukung yang lain adalah fasilitas-fasilitas lain yang tidak berhubungan langsung pada proses misalnya sumber daya listrik, pengkondisi udara (AC), pengaman gedung dan lain-lain. a.
Perangkat Sensor 1)
Termasuk dalam pengertian sensor adalah semua sarana yang
dapat menangkap data yang statis, dinamis, yang tenang maupun yang cepat berobah.
Dengan demikian maka sumber data yang
mengirim data bagi kepentingan Sistem Informasi juga termasuk didalamnya.
Bahwa pos-pos pengamat situasipun termasuk sebagai
sensor untuk data yang dinamis yang banyak berperan didalam Sistem Kodal.
Jika dilihat dari struktur Hirarki K4IPP , maka sensor dari
Sistem K4IPP tingkat bawah (taktik) akan mengumpulkan data, kemudian diolah didalam sistem dan hasilnya menjadi data bagi Sistem K4IPP tingkat yang lebih atas.
Demikian seterusnya sampai
ke tingkat paling atas (Tingkat Strategis), simpul-simpul terbawah dalam struktur Komando merupakan sensor bagi simpul diatasnya dan seterusnya. 2)
Data pengamatan dari sensor dapat berupa : a)
Pengamatan yang menghasilkan laporan lisan atau
tulisan antara lain data-data intelijen. b)
Pengamatan situasi yang dinamis yang dilakukan oleh : (1)
Bermacam-macam radar antara lain : (a)
Radar pengintai dini.
18
(b)
Radar GCI.
(c)
Radar gab filter.
(d)
Radar kapal laut.
(e)
Radar di pesawat patroli khusus, kapal
patroli/intai ataupun pesawat peringatan dini. (f)
Radar
medium
level
sebagai
battery
coordination post. (g)
Radar low level untuk battery site.
(h)
Radar pengamat kecepatan lalu lintas di
darat. (2)
Sensor-sensor lainnya dapat berupa kapal patroli,
pesawat intai, pesawat peringatan dini (Early Warning Airbone), peralatan optis, peralatan aptronik, peralatan laser/thermal
imaging,
kendaraan-kendaraan
darat,
satelit pengintai, sensor-sensor khusus bawah air, unsur udara, unsur laut beserta kamlanya, unsur-unsur darat dan unsur-unsur polisi. (3)
Sumber-sumber
informasi
dari
Departemen-
departemen lain juga termasuk dalam kategori dalam sistim Kodal, seperti Departemen Perhubungan ditingkat strategis.
Untuk ini, maka informasi yang diperlukan
adalah yang diperoleh dan dikelola pada sensor-sensor berikut : (a)
ATC (Air Traffic Coltroller) dan daerah-
daerah koordinasi ATC). (b)
MTC (Marine Traffic Coltroller) dan daerah-
daerah koordinasi MTC. (c)
Pos-pos SAR dan Basarnas.
19
(d)
Pos-pos Meteo serta Pusat Meteorologi dan
Geofisika. (e) 3)
Radar-radar Bea Cukai.
Mengingat adanya lima Sub Sistem Kodal dalam Sistem K4IPP,
maka sensor-sensor tersebut di atas akan terdiri dari : a)
Sensor Sistem Pertahanan dan Keamanan Wilayah
Udara.
b.
b)
Sensor Sistem Pengendalian Operasi Darat/Teritorial.
c)
Sensor Sistem Pengendalian Laut Yurisdiksi Nasional.
d)
Sensor Sistem Pengendalian Operasi Udara.
e)
Sensor Sistem Operasi Intelijen Strategis.
Perangkat Komunikasi. 1)
Telah disebutkan, bahwa di dalam Sistem Komunikasi K4IPP
terdapat berbagai jaring komunikasi sesuai dengan fungsinya masingmasing.
Jaring-jaring tersebut perlu didukung oleh perangkat
komunikasi yang handal dengan sistem komunikasi pertahanan modern yang harus mampu menghadapi perang elektronika (Pernika) dengan beberapa persyaratan pokok antara lain : a)
Anti Jamming.
b)
Anti Interference.
c)
Kemungkinan di intersepsi kecil.
d)
Tingkat keamanan yang tinggi pada setiap jalur atau
lintasan komunikasi dari ujung ke ujung pemakai. e)
Mudah
diintegrasikan
dengan
perangkat
lain
yang
strategis,
maka
mempunyai standard berbeda. 2)
Sebagai jaring komunikasi
yang bersifat
penggunaan sistem komunikasi satelit TNI yang ada saat ini maupun sarana komunikasi Perumtel dan sarana komunikasi lainnya dapat dimanfaatkan.
20
c.
Perangkat Pengolah Data 1)
Perangkat Pengolah Data merupakan perangkat pendukung
yang penting bagi sistem informasi didalam sistem K4IPP , perangkat ini pada umumnya dilengkapi dengan komputer untuk mempercepat proses pengolahan data.
Perangkat Pengolah Data ini diletakan di
Pusdalops TNI, Pusat-pusat Kodal Kotama Ops dan Angkatan. Mengenai kemampuan Perangkat Pengolah Data bagi Pusdalops dan pusat-pusat Kodal disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing, yang jelas Pusdalops atau pusat Kodal yang ditunjuk sebagai Pusdalops
pengganti
bagi
Pusdalops
TNI,
harus
mempunyai
kemampuan pengolahan data yang sama dengan Pusdalops TNI. 2)
Didalam Perangkat Pengolah Data ada 3 faktor penting yang
tidak dapat dipisahkan, ialah perangkat lunak komputer, perangkat keras komputer dan personalia sebagai perangkat otak (Brainware). a)
Perangkat lunak komputer.
Tanpa adanya perangkat
lunak, komputer tidak akan dapat berfungsi.
Perangkat lunak
ini secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi 2 bagian yaitu : (1)
Perangkat lunak aplikasi.
Perangkat lunak
aplikasi adalah suatu perangkat lunak yang dibuat sesuai dengan kebutuhan pemakai.
Dalam hal ini Sistem
K4IPP , salah satu aplikasi yang penting ialah penyajian peta situasi Udara, Darat, Laut dan peta Operasi Gabungan.
Penyajian ini meliputi informasi tentang
posisi pesawat Udara pasukan, kapal dan daerah-daerah rawan di seluruh wilayah Indonesia.
Selain informasi
tentang kekuatan TNI, juga dapat disajikan posisi-posisi kekuatan lawan yang bersifat sebagai ancaman baik kekuatan militer maupun non militer.
Selain penyajian
peta situasi secara grafik, juga diperlukan penyajian dalam bentuk tabel tentang status kesiapan kekuatan baik militer maupun non militer di seluruh Indonesia. Untuk mendukung perangkat lunak aplikasi tersebut diperlukan suatu sistem landas data (data base system).
21
(2)
Sistem Landas Data. Sistem landas data ini akan
mempermudah penyimpanan dan pemanggilan kembali data serta pengamannya.
Pemakai Sistem landas data
ini didukung perangkat lunak paket yang disebut sebagai Data Base Management System (DBMS).
Perangkat
lunak ini digunakan untuk menunjang operasi dari perangkat keras dan biasanya sangat tergantung kepada perangkat lunak sistem antara lain ialah Sistem Operasi (Operating System) dan komputer (Compilet). b)
Perangkat keras komputer.
Perangkat keras komputer
yang digunakan disesuaikan dengan tingkat dimana Sistem Kodal atau K4IPP berada dan juga kebutuhan spesifik dari setiap Sistem.
Secara garis besar perangkat keras yang
dibutuhkan adalah sebagai berikut : (1)
Tingkat Strategis.
Sistem perangkat keras
komputer di tingkat strategis yaitu Pusdalops TNI disusun secara rangkat (Redundant) untuk mendapatkan tingkat kesiapan yang tinggi.
Pemindahan dari komputer
pertama ke komputer kedua, jika komputer pertama mengalami gangguan, dilakukan secara otomatis dan tanpa adanya gangguan didalam pemprosesan yang berarti. penyaji
Graphic workstation yang dilengkapi layar graphic
resolusi
tinggi,
prosesor
graphic,
keyboard dan mouse/trackball/touch screen, digunakan untuk penyajian graphic, sedangkan yang satu warna (monocrome) untuk penyajian data dalam bentuk tabel. (2)
Tingkat
Taktik/Strategis.
Perangkat
keras
komputer ditingkat Taktik/Strategis ialah komputer dan peripheralnya yang diletakkan dipusat Kodal Kotamaops TNI dan Pusat Kodal TNI.
Perangkat keras ini pada
dasarnya akan serupa dengan perangkat keras yang ada di Pusdalops TNI, hanya kapasitas dan kemampuannya disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing yang spesifik.
22
Sebagai contoh pusat Kodal Kohanudnas (Popunas) perlu
mempunyai
perangkat
keras
yang
mampu
memberikan tanggapan lebih cepat dibandingkan ruang pusat Kodal Armada, karena jenis ancaman yang berada. Adapun perangkat keras pada pusat Kodal Kotama Ops dan pusat Kodal TNI yang ditunjuk sebagai pengganti Pusdalops TNI harus mampunyai kemampuan yang minimal sama dengan perangkat keras Pusdalops TNI. d.
Personalia.
Faktor manusia sebagai perencana, pelaksana operasi
dan pemelihara merupakan faktor yang penting dan menentukan dalam menunjang keberhasilan terlaksananya Kodal dalam Sistem K4IPP .
Untuk
itu maka dibutuhkan personel-personel yang cakap dan dididik sesuai dengan kebutuhan.
BAB IV KOMANDO PENGENDALIAN DALAM KOMANDO GABUNGAN TNI
19.
Umum.
Komando Gabungan adalah suatu Komando yang melaksanakan
Operasi Gabungan dibawah seorang Panglima atau Komandan. melaksanakan
tugas
pokok
secara
baik
dan
berhasil
pengorganisasian dan penentuan fungsi-fungsi secara jelas.
guna dapat perlu
diadakan
Dengan adanya
pengorganisasian yang baik dapat menjamin kesatuan usaha dan tindakan meniadakan duplikasi penggunaan fasilitas dari fungsi komponen masing-masing angkatan. 20.
Pengorganisasian Komando Gabungan a.
Tujuan.
Pembentukan organisasi Komando Gabungan bertujuan
untuk menjamin adanya pimpinan terpusat, desentralisasi pelaksanaan dan kesatuan petunjuk.
23
b.
Dasar
Pembentukan.
Pembentukan Komando Gabungan
didasarkan kepada tugas-tugas tertentu, letak dan bentuk geografi serta fungsi-fungsi militer tertentu. Atas dasar tersebut di atas maka Komando Gabungan dapat berupa Komando Kewilayahan atau Komando fungsional. 1) Komando Gabungan Atas Dasar Wilayah. Hal yang perlu diperhatikan dalam penentuan Komando atas dasar wilayah adalah sebagai berikut : a)
Tujuan : (1) Mewadahi semua komponen yang ada di wilayah tertentu dibawah satu pimpinan. (2) Mengintegrasikan semua usaha dan kegiatan Komponen angkatan yang ditempatkan dalam wilayah tersebut. (3) Menentukan tanggung jawab bagi operasi-operasi tertentu yang berlanjut. (4) Menentukan Bawahan.
b)
tanggung
jawab
Komandan
Operasi-operasi dalam satu wilayah : (1) Operasi oleh Komando Wilayah. Guna melaksanakan tugas pokok, maka unsur-unsur Komando tersebut dapat melakukan tugas dimana saja dalam batas tanggung jawab wilayahnya. (2) Operasi oleh Komando lain. Komando lain dapat melaksanakan operasi didalam wilayah yang telah dipertanggungjawabkan kepada Komando wilayah tertentu, atas dasar perintah Pangab. (3) Pangkalan yang disiapkan didalam suatu Komando Wilayah tertentu dengan tujuan untuk membantu Komando lain, harus responsif dan kendali operasional berada di bawah Komando wilayah setempat bertanggung jawab terhadap administrasi dan keamanan.
24
(4)
Apabila suatu pangkalan, instansi atau kegiatan
lain dari suatu Komando, sebagian atau seluruhnya unsur-unsurnya ditugaskan kepada Komando lain, maka harus ada koordinasi mengenai tanggung jawab yang jelas tentang logistik dan operasional. c)
Tanggung Jawab atas Suatu Wilayah.
Tanggung jawab
untuk operasi yang berlanjut didalam suatu wilayah geografis dapat diberikan kepada Panglima atau Komandan Komando Wilayah. d)
Penentuan Daerah-daerah.
Suatu daerah geografis
yang luas dan bersifat strategis dapat ditentukan sebagai Kompartemen Strategis dikomandoi seorang Panglima atau Komandan.
Kompartemen Strategis dapat dibagi menjadi
wilayah-wilayah dikomandoi
kecil
seorang
sebagai Panglima
Kompartemen atau
Strategis
Komandan
yang
pembentukannya ditetapkan oleh Panglima TNI. 2)
Komando Gabungan Atas Dasar Fungsi.
Hal-hal yang perlu
diperhatikan dalam menentukan Komando atas dasar fungsi adalah sebagai berikut : a)
Tujuan (1)
Pemusatan Pengomandoan dan Pengendalian
terhadap fungsi-fungsi militer didalam melaksanakan jenis-jenis operasi gabungan tertentu yang tidak dibatasi oleh suatu daerah geografis.
Disamping itu dapat pula
melaksanakan kegiatan-kegiatan operasi didalam suatu daerah geografis.
Komando Wilayah tertentu, secara
keseluruhan atau sebagian. (2)
Menentukan tanggung jawab operasional didalam
wilayah tertentu yang berlanjut. (3)
Menentukan koordinasi dukungan logistik khusus
yang diperlukan untuk jenis operasi tertentu.
25
b) Kekhususan Komando Fungsional. Tugas pokok atau tugas yang diberikan kepada Komando Fungsional berakibat bahwa instalasi-instalasi atau kegiatan-kegiatan tertentu dari sebagian atau seluruh wewenang Komando dari Komando Wilayah dilimpahkan kepadanya sesuai dimana Komando Fungsional tersebut berkedudukan dan beroperasi. Pelimpahan wewenang Komando ini ditetapkan oleh Panglima TNI. 21.
Bentuk Komando Gabungan.
Komando gabungan dapat berbentuk
Komando Gabungan paduan, Komando Gabungan Khusus dan Komando Tugas Gabungan.
Komando Gabungan tersebut diatas dapat pula dipecah menjadi
Komando Bawahan. a.
Komando Gabungan Paduan. 1)
Komando
Gabungan
Paduan
(Kogabpad)
adalah
suatu
Komando Gabungan dengan tugas pokok yang luas dan berlanjut dibawah pimpinan seorang Panglima yang komposisinya terdiri dari dua Komponen Angkatan atau lebih dengan peranan seimbang, yang dibentuk oleh Panglima TNI atas persetujuan Presiden. 2)
Syarat-syarat pembentukan.
Pembentukan tersebut dilakukan
atas dasar persyaratan dan pertimbangan sebagai berikut : a)
Tugas Pokok yang luas, bersifat strategis dan berlanjut
serta tidak dapat diselesaikan oleh suatu Angkatan secara mandiri. b)
Memerlukan pengarahan kekuatan cukup besar dengan
komposisi-komposisi yang seimbang peranannya. c)
Suatu wilayah geografis yang memerlukan tanggung
jawab tunggal. d)
Atasan yang membentuk Kogasgab wajib menentukan
struktur kekuatan, menunjuk seorang Panglima atau beserta wakilnya
dan
menentukan
tugas
pokok,
wewenang
dan
tanggung jawab, kekuatan pasukan yang dibutuhkan serta wilayah geografis tanggung jawabnya.
26
3)
Staf Gabungan Paduan.
Panglima Kogabpad mempunyai
Staf Gabungan yang beranggotakan Perwira-perwira TNI AD, AL dan AU. Susunan Staf Gabungan disesuaikan dengan tugas pokok dan sifat
geografis,
mendapatkan
agar
dapat
informasi
menjamin
mengenai
bahwa
tehnik,
Panglima
taktik,
selalu
kemampuan,
kebutuhan dan keterbatasan dari masing-masing Komponen Angkatan yang ada dibawah Komandonya. 4)
Wewenang Panglima.
Dalam rangka penggunaan kekuatan
Panglima berwenang untuk : a)
Memelihara
kesiagaan
tempur
komponen
Angkatan
didalam Komandonya. b)
Membentuk Kogasgab sesuai kebutuhan dengan struktur
organisasi yang beroperasi langsung dibawahnya. c)
Membentuk Kogabpad atau Kogabsus sesuai kebutuhan
dan mengusulkan untuk disahkan Panglima TNI. d)
Menyusun
ketentuan-ketentuan
yang
jelas
dalam
memberikan tanggung jawab kepada para Komandan Bawahan tentang kegiatan operasi rutin tertentu yang memerlukan usaha koordinasi antara dua komando atau lebih. e)
Menunjuk seorang pejabat yang mewakili bila mana
Panglima berhalangan. f) dan
Menyusun sistem pengendalian untuk pertahanan local menentukan
daerah
yang
menjadi
tanggung
jawab
Komando Bawahan. 5)
Tanggung
Jawab
Panglima.
Panglima
Kogabpad
bertanggung jawab : a)
Memelihara keamanan Komando dan melaksanakan
Pertahanan Negara terhadap ancaman musuh di wilayah tanggung jawabnya.
27
b)
Melaksanakan tugas pokok serta tugas dan tanggung
jawab yang diberikan. c)
Memberi
tugas
dan
memimpin
koordinasi
antara
Komando-Komando Bawahan untuk menjamin kesatuan usaha didalam melaksanakan tugas pokok. d)
Berhubungan langsung kepada (1)
Kepala
Staf
Angkatan
dalam
hal-hal
yang
menyangkut permasalahan Angkatan. (2)
Pangllima TNI
cq.
Staf
Mabes TNI
dalam
perencanaan, persiapan, pelaksanaan dan pelaporan segala kegiatan operasional sesuai tugas pokok. b.
Komando Gabungan Khusus 1) Komando Gabungan Khusus (Kogabsus) adalah suatu Komando dengan tugas pokok yang luas dan berlanjut dibawah pimpinan seorang Panglima yang komposisinya terdiri dari suatu komponen angkatan sebagai inti, diperkuat dan dibantu oleh Angkatan lain. Kogabsus dibentuk oleh Panglima TNI atas persetujuan Presiden. 2)
Syarat-syarat pembentukan.
Pembentukan tersebut dilakukan
atas dasar persyaratan dan pertimbangan sebagai berikut : a) Situasi operasional tertentu memerlukan suatu Komando untuk memimpin dan mengendalikan operasi-operasi yang tugas pokoknya dilakukan dan dititik beratkan pada satu Angkatan. b) Sifat-sifat operasi sesuai dengan identitas dari satu Angkatan sedangkan dalam penyelenggaraannya diperlukan bantuan-bantuan, kemampuan dan fungsi-fungsi dari Angkatan lain. 3) Staf Gabungan Khusus. Panglima Kogabsus mempunyai Staf Gabungan yang beranggotakan Perwira-perwira satu Angkatan sebagai inti, sedangkan Perwira Angkatan lain duduk sebagai Staf Khusus atau sebagai perkuatan.
28
4)
Wewenang Panglima.
Dalam rangka penggunaan kekuatan
Panglima berwenang untuk : a)
Memelihara kesiagaan tempur komandonya.
b)
Membentuk Kogasgab sesuai kebutuhan dengan struktur
organisasi yang beroperasi langsung dibawahnya. c)
Membentuk
Kogabsus
sesuai
kebutuhan
dan
mengusulkan untuk disyahkan Panglima TNI. d)
Menyusun
ketentuan-ketentuan
yang
jelas
dalam
memberikan tanggung jawab kepada Para Komandan bawahan tentang kegiatan operasi rutin tertentu yang memerlukan usaha koordinasi dua Komando atau lebih. e)
Menunjuk seorang pejabat yang mewakili bilamana
Panglima berhalangan. f)
Menyusun sistem pengendalian untuk pertahanan lokal
dan menentukan
daerah yang menjadi tanggung jawab
Komando Bawahan. 5)
Tanggung jawab Panglima.
Panglima Kogabsus bertanggung
jawab : a)
Memelihara keamanan Komando dan melaksanakan
keamanan Negara terhadap ancaman musuh di wilayah tanggung jawabnya. b)
Melaksanakan tugas pokok serta tugas dan tanggung
jawab yang diberikan. c)
Memberi
tugas
dan
memimpin
koordinasi
antara
Komando-komando Bawahan untuk menjamin kesatuan usaha dan dalam melaksanakan tugas pokok. d)
Berhubungan langsung dengan : (1)
Kepala Staf Angkatan dalam permasalahan yang
menyangkut Angkatan.
29
(2)
Panglima
perencanaan,
TNI
cq
persiapan,
Staf
Mabes
pelaksanaan
TNI dan
dalam laporan
segala kegiatan operasional sesuai tugas pokok. c.
Komando Tugas Gabungan 1)
Komando Tugas Gabungan adalah suatu Komando yang dapat
bersifat
paduan
atau
khusus,
temporer,
dengan
tugas
pokok
menyelesaikan sasaran tertentu dan dalam jangka waktu terbatas, dibawah pimpinan, seorang Panglima yang unsur-unsurnya terdiri dari dua Angkatan atau lebih.
Bilamana tugas telah selesai dilaksanakan,
Komando tersebut dibubarkan.
Kogasgab dapat dibentuk oleh
Panglima TNI atau Panglima Kogabpad atau oleh Panglima Kogabsus. 2)
Syarat-syarat
Pembentukan.
Pembentukan tersebut
dilakukan atas dasar persyaratan dan pertimbangan sebagai berikut : a)
Tugas pokok bersifat taktis atau strategis terbatas untuk
jangka waktu yang terbatas. b)
Membutuhkan
usaha
yang
terintegrasi
antara
dua
Angkatan atau lebih. c)
Memerlukan suatu koordinasi dalam suatu daerah dan
atau dalam pelaksanaan suatu pertahanan kecil. d)
Tidak diperlukan pimpinan logistik yang terpusat secara
keseluruhan, walaupun tingkat pengendalian dan pengawasan atas logistik masih dibutuhkan. 3)
Staf Kogabpad.
Panglima Kogabpad mempunyai Staf
Gabungan yang beranggotakan Perwira TNI AD, AL dan AU dari masing-masing Unsur dalam komandonya. 4)
Wewenang Panglima.
Dalam rangka penggunaan kekuatan
Panglima berwenang untuk : a)
Memelihara kesiagaan tempur Komandonya.
30
b)
Menyusun
ketentuan-ketentuan yang jelas
dalam
memberikan tanggung jawab kepada para Komandan Unsurnya tentang kegiatan operasi tertentu yang memerlukan koordinasi antara dua unsur atau lebih. c)
Menunjuk seorang Pejabat yang mewakili bilamana
berhalangan. d)
Menyusun sistem pengendalian untuk pertahanan lokal
dan menentukan daerah yang menjadi tanggung jawab unsur. 5)
Tanggung jawab Panglima.
Panglima Kogabpad bertanggung
jawab : a)
Memelihara keamanan Komando dan melaksanakan
pertahanan keamanan terhadap serangan-serangan musuh diwilayah tanggung jawabnya. b)
Melaksanakan tugas pokok, serta tugas dan tanggung
jawab yang diberikan. c)
Memberikan tugas dan memimpin koordinasi antara
unsur untuk menjamin kesatuan dalam melaksanakan tugas pokok. d)
Berhubungan langsung dengan : (1)
Panglima komponen Angkatan dalam Kogabpad
atasannya
dalam
permasalahan
yang
menyangkut
Angkatan. (2)
Panglima
Kogabpad
Atasannya
dalam
perencanaan, persiapan, pelaksanaan dan pelaporan segala kegiatan operasional dalam rangka pelaksanaan tugas pokok. e.
Komando Gabungan Khusus 1)
Komando
Gabungan
Khusus
(Kogabsus)
adalah
suatu
Komando Gabungan yang berada dibawah Pengomandoan dan
31
Pengendalian Panglima Kogabpad atau Kogabsus, yang komposisinya berintikan salah satu unsur Angkatan diperkuat oleh unsur Angkatan lain.
Kogabsus dibentuk oleh Panglima TNI atas usulan dan saran
Panglima Kogabpad atau Kogabsus. 2)
Syarat-syarat pembentukan.
Kogabsus dibentuk berdasarkan
persyaratan dan pertimbangan sebagai berikut : a)
Panglima Kogabpad. (1)
Jika Kogabpad melaksanakan beberapa jenis
operasi dalam waktu yang bersamaan. (2)
Ada jenis operasi yang memerlukan titik berat
kemampuan salah satu unsur Angkatan. (3)
Panglima
Kogabpad
kurang
mampu
mengendalikan secara langsung operasi sebagai wilayah tanggung jawabnya. b)
Staf Kogabsus.
Panglima Kogabsus mempunyai Staf
Gabungan yang beranggotakan Perwira-perwira dari unsur Angkatan sebagai inti dan Perwira unsur Angkatan lainnya sebagai Staf Khusus, perkuatan atau sebagai perwakilan. 22.
Tanggung Jawab Atasan.
Tanggung jawab Atasan terhadap komponen
yang ditugaskan dalam Kogab adalah sebagai berikut : a.
Kepala Staf Angkatan.
Kas Angkatan bertanggung jawab atas
penyediaan kekuatan dan memberikan dukungan administrasi kepada Komponen yang ditugaskan dalam Kogab adalah sebagai berikut : b.
Panglima Kogab. Panglima Kogab melaksanakan Komando dan
kendali atas komponen Angkatan yang ditugaskan kepadanya. 23.
Komponen Angkatan a.
Komponen Angkatan adalah segenap satuan, Formasi, Komando dan
Instalasi yang ditetapkan dibawah Komando Gabungan.
32
Organisasi tiap Komponen Angkatan ditetapkan dengan keputusan tersendiri oleh Kas Angkatan.
Penentuan Panglima Komponen merupakan
wewenang Angkatan yang bersangkutan. b.
Panglima Komponen berwenang : 1)
Pembinaan Administrasi terhadap Unsur yang termasuk dalam
komponennya. 2)
Memilih dan menentukan satuan-satuan khusus untuk dijadikan
unsur-unsur
bawahan
guna
memenuhi
kebutuhan-kebutuhan
operasional. 3)
Memegang
pengendalian
dan
pelaksanaan
operasional
dukungan administrasi dalam komponen sesuai dengan instruksi Markas Besar Angkatan. c.
Panglima Komponen bertanggung jawab : 1)
Didalam Komandonya atas : a)
Administrasi dan disiplin
b)
Melaksanakan kegiatan sesuai petunjuk taktik dan teknik
Angkatan masing-masing dalam rangka Operasi Gabungan. c)
Fungsi-fungsi
logistik kecuali jika ada ketentuan lain
yang ditetapkan oleh atasan yang berwenang.
2)
d)
Penggelaran taktik unsur-unsur.
e)
Penyediaan data intelijen Angkatan.
Kepala Kas Angkatan dalam rangka pembinaan kekuatan dan
kepada Panglima Kogab dalam rangka penggunaan kekuatan. 24.
Unsur Angkatan a.
Unsur Angkatan terdiri dari satuan, formasi, komando dan instalasi
yang ditetapkan dibawah Komando dan Pengendalian operasional suatu Kogabpad, mempunyai
Kogabsus,
Kogabpad,
sifat operasional.
Kogabsus
dan
Organisasi tiap unsur
penentuan Komandonya ditetapkan oleh Kas Angkatannya.
Kogasgab Angkatan
unsur dan
33
b.
Jumlah dan jenis unsur
Angkatan yang ditugaskan dalam suatu
Kogab tergantung dari bentuk Komando dan tugas yang akan dihadapi. c.
Komandan unsur Angkatan yang ditunjuk bertanggung jawab kepada
Panglima
Kogab
dalam
rantai
Komando
kegiatan
bertanggung jawab pula kepada Panglima komponen
operasional
dan
Angkatan dalam
bidang administrasi. 25.
Fungsi Utama Komando Gabungan.
Dalam rangka melaksanakan tugas
pokok, Komando Gabungan menjalankan fungsi utama sebagai berikut : a.
Membina Komando mengikuti perkembangan situasi untuk memenuhi
hal-hal yang dapat menjadi ancaman serta mencegah dan mengatasinya. b.
Memelihara dan meningkatkan kesiagaan operasional Komandonnya.
c.
Menyelenggarakan operasi di darat, di laut dan di udara secara mandiri
atau kerjasama dengan Komando lain dalam rangka Operasi Gabungan. 26.
Dalam rangka mendukung penyelenggaraan
Fungsi Militer Organik.
fungsi utama tersebut diatas perlu diselengagrakan fungsi militer organik yaitu fungsi-fungsi tersebut sangat erat kaitannya antara tanggung jawab eselon atasan sampai eselon bawahan. 27.
Wewenang Komando.
Panglima Kogab berwenang untuk mengeluarkan
perintah kepada Satuan Bahawannya meliputi kewenangan : a.
Komando Operasional.
Komando Operasional adalah wewenang
Panglima Komando Gabungan untuk : 1)
Menetapkan tugas pokok dan tugas-tugas kepada Komandan
Bawahannya. 2)
Menggelarkan atau menebarkan
3)
Membagi lanjut atau memecah-mecah satuan-satuannya.
4)
Memegang atau melimpahkan pengendalian operasional dan
atau
pengendalian
administrasi.
taktis
termasuk
wewenang
kendali
bidang
34
b.
Kendali Operasional adalah wewenang
Kendali Operasional.
Panglima Komando Gabungan untuk : 1)
Memimpin
satuan-satuan
yang
ditugaskan
kepada
Komandonya, sehingga dapat menyelesaikan tugas pokok maupun tugas khusus. 2)
Menggelarkan
komandonya
atau
menebarkan
satuan-satuan
dalam
untuk menyelesaikan tugas pokok maupun tugas
khusus. 3)
Memegang dan melimpahkan pengendalian taktis terhadap
satuan-satuan dalam komandonya.
Wewenang ini mencakup
wewenang pengendalian di bidang administrasi. 28.
Wewenang Panglima Komando Gabungan.
Panglima Komando
Gabungan berwenang : a.
Merencanakan,
menggelar,
memimpin,
mengendalikan
dan
mengkoordinasikan tindakan-tindakan dari Komponen atau unsur yang ditugaskan kepadanya. b.
Mengatur kebutuhan logistik di dalam Komandonya.
c.
Menentukan kebijaksanaan personil.
d.
Memimpin semua komponen atau unsur dalam komandonya, sesuai
dengan kebijaksanaan dan prosedur yang telah ditentukan oleh atasan yang berwenang. e.
Membuat rencana, menentukan kebijaksanaan dan menyediakan
instalasi bagi kegiatan-kegiatan intelijen di dalam komandonya. 29.
Pelaksanaan Wewenang Komando.
Pelaksanaan wewenang Komando
adalah sebagai berikut : a.
Didalam Komando Gabungan Paduan, wewenang komando harus
dilaksanakan melalui
para Panglima komponen atau para Panglima
Komando bawahannya yang dibentuk oleh Panglima Komando Gabungan Paduan sesuai dengan ketentuan dan prosedur yang ditetapkan.
35
b.
Didalam Komando Gabungan Khusus, wewenang Komando harus
dilaksanakan melalui para Panglima Komando Bawahannya yang dibentuk oleh Panglima Komando Gabungan Khusus.
Apabila struktur Komando
Bawahannya tersebut meliputi unsur-unsur lebih dua Angkatan dan terdapat hal-hal
yang
menyimpang
pengomandoan,
dari
prinsip
atau
ketentuan
tentang
maka Panglima Komando Gabungan harus mengajukan
rekomendasi kepada Panglima TNI untuk mendapat persetujuan. c. Didalam Komando Tugas Gabungan, wewenang Komando harus dilaksanakan melalui para Komandan unsur bawahannya yang terlibat dalam Operasi Gabungan. 30.
Penentuan Status a. Staf Satuan. Satuan-satuan dan Kogab tidak merupakan satuan Organik Kogab bersangkutan, tetapi berasal dari Komponen Angkatan yang ditugaskan kedalam Kogab. Setiap Panglima Kogab mempunyai wewenang Komando atas Satuan Bawahannya baik berupa wewenang Komando Operasional dan atau Kendali Operasional. Wewenang yang berbeda itu akan membawa akibat kewenangan Komando maupun perbedaan Status. Dalam Kogab dikenal dua status. 1) Bawah Komando. Bawah Komando adalah status satuan yang mempunyai hubungan operasional dengan atasan yang bukan Atasan Organiknya. Satuan yang menerima Bawah Komando mempunyai wewenang Komando Operasional terhadap satuan yang status Bawah Komando. 2) Bawah Kendali. Bawah kendali adalah suatu Satuan yang telah mempunyai tugas pokok tertentu serta mempunyai hubungan operasional dengan atasan yang bukan atasan organiknya. Satuan yang menerima Bawah Kendali mempunyai wewenang Kendali Operasional terhadap satuan yang berstatus Bawah Kendali. b. Wewenang Penentuan Status. Dalam menentukan status satuan Bawahan, setiap Panglima Kogab mempunyai wewenang sebagai berikut : 1) Panglima Kogabpad dapat menentukan Unsur-unsur suatu komponen Angkatan dalam suatu status Bawah Komando atau Bawah Kendali kepada Komando Bawahannya yang dibentuk.
36
2) Panglima Kogasgab dapat membawah komandokan atau membawah kendalikan salah satu unsur kepada unsur lain dalam komandonya untuk suatu tugas khusus. 3) Panglima Kogasgab yang mempunyai wewenang untuk melaksanakan Kendali Operasional atas semua unsurnya, dapat pula membawah kendalikan salah satu unsur kepada unsur lain dalam komandonya untuk suatu tugas khusus. c.
Penentuan Status satuan dalam
Hal-hal yang perlu diperhatikan.
suatu Kogab, perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut : 1)
Penentuan
status
satuan
bawahan
disesuaikan
dengan
wewenang Komando yang dimiliki oleh Panglima Kogab yang membawahinya yaitu
:
Panglima Kogab yang memiliki wewenang
Komando Operasional, kepadanya dapat diberikan Satuan Bawahan dengan status Bawah Komando dan atau Bawah Komando Kendali. 2)
Panglima
Kogab
dalam
mengomando
satuan,
perlu
Komando,
dapat
memperhatikan Status Satuan tersebut yaitu : a)
Satuan
yang
bersetatus
Bawah
diberikan Bawah komando atau Bawah Kendali, bila ditugaskan dalam Kogab atau Kogasgab. b)
Satuan yang berstatus Bawah Kendali pada Kogab
hanya dapat diberi Status Bawah Kendali pula bila ditugaskan dalam Kogab atau Kogasgab. d.
Status Kesatuan Penerimaan.
Pembawah Komandoan atau
Pembawah Kendalian suatu unsur dari satu atau dua Komponen Angkatan kepada unsur Komponen Angkatan lain, tidaklah berarti secara otomatis membentuk Kogasgab atau suatu Kogabpad baru atau merubah Status Komando yang telah ada. e.
Wewenang Atas Unsur-unsur.
Komando yang menerima Satuan
Bawah Komando atau Bawah Kendali mempunyai wewenang dan tanggung jawab atas Satuan itu sebagaimana diuraikan dalam perintah, serta mengatur sesuai dengan tata cara umum yang berlaku bagi seluruh Komandonya.
37
f.
Perintah
Penempatan.
Komandan
atau
Panglima
harus
memanfaatkan satuan-satuan yang dibawah Komandokan atau Bawah Kendalikan kepadanya sesuai dengan tugas pokok.
Komandan atau
Panglima tidak dibenarkan menggunakan Satuan-satuan Bawahan itu diluar tugas pokoknya dengan memberikan tugas-tugas lain. g.
Perwakilan Dalam Sat.
Bila suatu Satuan dari satu Komponen
dengan kekuatan yang cukup besar di bawah komandokan atau di bawah kendalikan kepada suatu Komando Gabungan lain dalam jangka waktu lama, maka di dalam Staf Komando itu harus ada perwakilan dari satuan bawah kendali tersebut.
Jika satuan itu kecil, maka Komandannya dapat berfungsi
sebagai Perwira Staf Khusus. h.
Pertimbangan Penentuan Status.
Bilamana seorang Komandan
atau Panglima akan menentukan unsur-unsurnya untuk di bawah komandokan
atau
di
bawah
kendalikan
kepada
suatu
Kogab
maka
bahan
pertimbangan bagi keputusan untuk penentuan tersebut adalah jenis operasi yang akan dilasanakan. 31.
Saling Membantu a.
Bantuan.
Bantuan adalah tindakan yang dilakukan oleh suatu
unsur dalam memberikan bantuan melindungi, melengkapi atau memperkuat suatu unsur lain sesuai dengan petunjuk tentang keperluan tindakan-tindakan itu.
Unsur-unsur yang beroperasi dalam jarak dimana mereka dapat saling
membantu, saling memanfaatkan fasilitas yang tersedia secara berdaya guna dan ekonomis untuk mencapai sasaran bersama. b.
Hubungan antar Unsur-unsur yang saling membantu.
Jika
seorang Komandan mengambil keputusan, bahwa dua unsur dapat saling memberi bantuan tanpa penempatan salah satu unsur dibawah pengendalian operasional yang lainnya, maka ia dapat memerintahkan kepada Komandan unsur-unsur itu untuk melaksanakan saling membantu antara satu dengan yang lainnya.
Unsur-unsur yang saling membantu, secara organisatoris
masing-masing berdiri sendiri.
Kegiatan-kegiatan dikoordinasikan dan
dikendalikan dibawah Atasan yang sama melalui perencanaan gabungan, kontak yang erat dan persetujuan bersama antara Komandan unsur yang bersangkutan.
38
Apabila terjadi perbedaan pendapat diantara para Komandan Unsur tersebut dan tidak dapat dipecahkan oleh mereka sendiri, maka hal itu diajukan kepada Atasan yang bersangkutan. c.
Tanggung Jawab Komandan yang dibantu dan Komandan yang
membantu.
Suatu perintah bagi suatu Unsur untuk membantu Unsur lain
tidak mengakibatkan suatu peralihan Komando, tetapi otomatis memerlukan tindakan-tindakan sebagai berikut : 1)
Komandan Unsur yang dibantu memberikan perincian tugas
pokok yang diinginkan untuk dipenuhi oleh Komandan yang membantu serta
memberikan
informasi-informasi
yang
diperlukan
untuk
koordinasi yang lengkap bagi tindakan-tindakan bantuan tersebut. 2)
Komandan Unsur yang akan memberikan bantuan harus
memberikan kepastian tentang permintaan dari Unsur yang dibantu sesuai dengan kemampuannya dengan memperhatikan prioritas dan permintaan dari Unsur-unsur lainnya. 3)
Kedua
Komandan
itu
merencanakan
operasinya
dengan
koordinasi yang erat untuk mengambil keuntungan semaksimal mungkin sesuai kemampuannya masing-masing. d.
Wewenang Komandan yang membantu.
Komandan yang
membantu menentukan taktik, metoda dan prosedur yang harus digunakan oleh Unsur-unsur sendiri.
Bilamana atasan yang berwenang memberikan
perintah untuk melaksanakan tugas pokok bantuan tidak mencakup tentang jumlah kekuatannya, maka atas dasar koordinasi Komandan yang membantu menentukan jumlah kekuatannya sendiri. 32.
Rantai Komando.
Susunan Rantai Komando.
Untuk memenuhi prinsip
pengomandoan maka Rantai Komando terbentuk oleh tingkat-tingkat eselon Komando sebagai berikut : a.
Eselon Tertinggi.
Tanggung jawab dan wewenang untuk melakukan
atau menyelenggarakan suatu Operasi gabungan diletakkan kepada seorang Panglima Kogab, yang dalam melaksanakan fungsi Komandonya terhadap satuan-satuan Bawahannya dilakukan melalui suatu Rantai Komando.
39
b.
Eselon Setingkat Lebih Rendah.
Didalam perencanaan Panglima
Kogab harus membagi dan memberi tugas satuannya.
Setiap Komandan
Satuan Bawahan bertanggung jawab atas pelaksanaan tugas pokoknya kepada Panglima Kogab langsung.
Para Komandan Satuan Bawahan
selanjutnya merupakan atasan langsung bagi Eselon yang lebih rendah berikutnya dalam Komando Gabungan tersebut. 33.
Tanggung Jawab a. Tanggung Jawab Panglima Kogab. Dalam membagikan tugas kepada Satuan Bawahan untuk mencapai tugas pokoknya Panglima Kogab mempunyai tanggung jawab untuk : 1) Menyatakan tugas pokok Satuan Bawahannya sedemikian rupa sehingga menunjuk kejelasan bagaimana cara satuan Bawahan dapat diharapkan menunjang pelaksanaan rencananya. 2) Mengalokasikan kepada Satuan-satuan Bawahan langsung, pasukan dan sarana yang akan digunakan untuk melaksanakan tugasnya. 3) Mendelegasikan kepada Komandan Bawahan wewenang yang sepadan dengan tanggung jawabnya. 4) Memberikan informasi-informasi kepada Satuan Bawahan yang berhubungan dengan situasi dan kondisi yang memungkinkan dapat timbul. 5) Memberitahukan kepada Satuan Bawahannya tentang perubahan yang terjadi mengenai pelaksanaan tugas yang lainnya, maupun unsur-unsur serta peralatan yang digunakan untuk menghadapi perubahan situasi dan kondisi tersebut di atas. b. Tanggung Jawab Komandan Bawahan. Untuk Dapat melaksanakan tugas pokok atau tugas-tugas yang diberikan oleh seorang Panglima Kogab, maka harus tersedia rencana Kogab pada Komando Satuan Bawahan. Komandan Bawahan diberi keleluasaan yang besar untuk memilih atau merubah cara-cara bertindak guna dapat melaksanakan tugas pokoknya. Selanjutnya bila tugas pokok saling berkaitan dengan tugas para Komandan lainnya, maka pemilihan cara bertindak akan dibatasi oleh petunjuk-petunjuk koordinasi yang diberikan di dalam rencana Kogab.
40
Komandan Bawahan boleh menyimpang dalam batas-batas tertentu dari rencana, bila ada perubahan keadaan dengan jaminan bahwa tindakan itu tidak akan membahayakan pasukan kawan demi tercapainya tugas pokok. Setiap penyimpangan sedapat mungkin wajib dikoordinasikan dengan para Komandan satuan lainnya yang ada hubungannnya dalam penyelesaian tugas pokok, dan bila tidak mungkin dikoordinasikan harus segera diberitahukan. Penyimpangan tersebut harus dilaporkan kepada Panglima Kogab secepat mungkin. 34.
Fasilitas Komandan dan Staf. a.
Fasilitas Komando.
Panglima Kogab untuk melaksanakan fungsi
Komandonya memerlukan fasilitas Komando dalam menyelenggarakan pengomandoan dan pengendalian suatu Operasi Gabungan.
Fasilitas
tersebut pada umumnya disesuaikan dengan keadaan operasi yang sedang berjalan terdiri dari : 1)
Pos Komando Utama (Poskout).
Merupakan eselon Komando
yang terdiri dari Panglima serta personil lainnya dari Markas suatu untuk berpindah secara cepat dan tepat, dapat bekerja meskipun di dalam perjalanan.
Poskout dapat berpindah secara keseluruhan,
sebagian atau secara bertahap berdasarkan kebutuhan operasi yang berjalan.
Perwira Operasi memberi tahukan kepada Komandan
Satuan Bawahan pada saat Poskout ditutup dan dibuka. 2)
Pos Komando Taktis (Poskotis).
Berdasarkan keadaan taktis
Panglima Kogab dapat membentuk Poskotis. Poskotis beranggotakan sejumlah kecil personil Staf dan dapat beroperasi jauh diluar Poskout, dengan tujuan membantu pengendalian Operasi. perlu Panglima akan berada di Poskotis.
Apabila dipandang
Pada umumnya Poskotis
berada di daerah tempur dan tidak mampu beroperasi sendiri secara terus menerus. 3)
Pos Komando Belakang (Poskokang). Merupakan eselon yang
terdiri dari badan Staf beserta personil lain dari Markas Komando Gabungan yang melaksanakan kegiatan administrasi dan tidak langsung berhubungan dengan pengendalian Operasi Gabungan. Poskokang pada umumnya berada di daerah belakang dan dapat dipindahkan atas perintah Kepala Staf Kogab.
41
4)
Pos
Komando
Pengganti
(Poskoganti).
Poskoganti
disiapkan secara fisik dengan menggunakan salah satu Pos Komando Satuan Bawahannya yang sewaktu-waktu dapat beroperasi sebagai pengganti Poskout bila Poskout hancur atau tidak dapat melaksanakan fungsinya. b.
Fasilitas Staf.
Fasilitas staf bertujuan memperlancar pelaksanaan
Pengkomandoan dan Pengendalian Operasi Gabungan.
Fasilitas Staf terdiri
dari : 1)
Pusat Operasi Taktis (Pusoptis). a)
Pusoptis ialah suatu fasilitas staf yang beranggotakan
personil Staf Umum dan Staf Khusus yang berkaitan dengan operasi taktis dan bantuan taktis yang sedang berjalan, personil staf tersebut membantu Panglima Kogab dan Komando Satuan Bawahan dibidang operasi taktis. b)
Kegiatan Staf Pusoptis dalam membantu : (1)
Panglima Kogab : (a)
Memberikan keterangan keadaan operasi
taktis yang sedang berjalan. (b)
Memberikan keterangan tentang bantuan
taktis yang tersedia. (c)
Memberikan
saran
untuk
pengambilan
keputusan yang cepat. (d)
Mengambil
tindakan
berdasarkan
kebijaksanaan yang telah ditetapkan. (e) (2)
Mengeluarkan instruksi pelaksanaan.
Komandan Satuan Bawahan : (a)
Pengawasan,
pengendalian
dan
pengkoordinasian operasi taktis serta bantuan yang sedang berjalan dari semua pasukan di bawah Komando Pengendalian Operasi Komando Gabungan.
42
(b)
Pengintegrasian
semua
bantuan
yang
diterima dari angkatan yang berhubungan dengan operasi taktis dan bantuan taktis. 2)
Pusat
Operasi
Dukungan
Administrasi
(Pusopdukmin).
Pusopdukmin adalah fasilitas staf yang beranggotakan personil dari Staf Umum dan Staf Khusus dari Markas Kogab yang berhubungan dengan dukungan administrasi. 3)
Pusat
Pengendalian
Daerah
Belakang
(Pusdalrahkang).
Pusdalrahkang adalah fasilitas staf yang beranggotakan personil Staf Umum dan Staf Khusus dari Markas Kogab yang kegiatannya mengendalikan penanggulangan gangguan keamanan dan kerusakan akibat pertempuran di daerah belakang. 4)
Pusat
Koordinasi
Bantuan
Tembakan
(Puskorbantem).
Puskorbantem adalah fasilitas staf yang beranggotakan personil Staf Umum dan Staf Khusus untuk merencanakan dan mengendalikan sarana
Bantuan
Tembakan,
agar
dapat
dicapai
penggunaan
semaksimal mungkin. c.
Fasilitas Komlek.
Sistem K4IPP didukung oleh Sistem Komunikasi
dalam bentuk jaringan komunikasi dan data dengan kapasitas yang sesuai dengan kebutuhan.
Jaringan komunikasi K4IPP
akan memanfaatkan
Siskomsat TNI yang didukung dengan penggelaran troposcatter radio, HF/VHF/UHF radio, meteor Burst radio, terrestrial/microwave link, kabel dan leased channel sebagai alternatif route : 1)
Dari segi fungsi, jarring komunikasi TNI terdiri dari : a)
Jaringan
komunikasi
fungsi
komando.
Jaring
Komunikasi Komando adalah komunikasi yang menghubungkan Panglima TNI (Pang TNI) dengan Kepala Staf Angkatan, serta pejabat-pejabat eselon pimpinan TNI lainnya di Komando Strategis TNI, TNI dan Kogasgab serta Komando Strategis lainnya yang dibentuk sesuai kebutuhan.
Jaringan ini
merupakan jaring Lintas tipis namun memiliki derajat kendalian yang tinggi.
43
b)
Jaring komunikasi fungsi operasi.
Jaring komunikasi
untuk hubungan dari antar pejabat eselon pimpinan dan pejabat pimpinan Mabes TNI, Angkatan ke Kotama TNI, Angkatan dan Kogasgab. c)
Jaring komunikasi
(Minlog).
fungsi
Administrasi dan Logistik
Jaring ini adalah jaring komunikasi untuk hubungan
dari dan antar pejabat eselon pelaksana Komando Strategis TNI. 2)
Ditinjau dari jenis informasi yang dikirimkan, maka jaring
komunikasi terdiri dari : a)
Jaring komunikasi suara yang antara lain digunakan
untuk penyampaian perintah-perintah dan laporan lisan. b)
Jaring
komunikasi
penyampaian
data
perintah-perintah
yang dan
digunakan
untuk
laporan-laporan
dari
sensor-sensor berupa data antara lain dengan mengguna-kan teleprinter, faximile, komputer, teleconference dan lain-lain. 35.
Penyelenggaraan
Komando
Pengendalian.
Penggunaan
dan
pengendalian dalam suatu operasi merupakan sarana Komando yang diperlukan oleh Panglima atau Komando untuk mengatur rencana pengembangan, pengarahan dan pengendalian kekuatan dalam pencapaian sasaran sesuai tugas yang diberikan. Untuk itu penyelenggaraan pengomandoan dan pengendalian dapat disusun sebagai berikut : a.
Perencanaan.
Perencanaan pengomandoan dan pengendalian
meliputi penyiapan : 1)
Kogab meliputi struktur, fungsi dan tanggung jawab Staf, Rantai
Komando dan Status Unsur. 2)
Personil
yang
mencakup
penunjukkan
Panglima
atau
Komandan atasan atau Komando Bawahan sesuai rantai komando, Perwira Staf dan Personil Ahli sesuai kebutuhan. 3)
Fasilitas meliputi fasilitas Komando dan Staf serta ruangan-
ruangan yang diperlukan seperti ruang yudha, ruang operasi, ruang briefing dan ruang data.
44
4)
Peralatan meliputi alat Pengolah data, papan data dan peralatan
komunikasi. 5) b.
Data operasi. Pengorganisasian
Pengorganisasian.
Pengomandoan
dan
Pengendalian meliputi : 1)
Pengambil Keputusan.
Pengambil Keputusan yaitu Panglima
atau Komandan atasan yang bertindak sebagai pemberi Komando atau
memberi
perintah
kepada
Komandan
Satuan
Bawahan.
Panglima atau Komandan ini diberikan Staf serta peralatan dan fasilitas untuk memproses data operasi menjadi rencana Operasi yang selanjutnya menjadi Perintah Operasi setelah diputuskan Panglima atau Komandan dan siap untuk dilaksanakan oleh Komandan Bawahan. 2)
Pelaksana.
Setiap Komandan Bawahan sesuai kewenangan
adanya tanggung jawabnya melaksanakan perintah operasi yang tercantum dalam perintah Operasi.
Komandan atasan memberikan
perintah kepada Komandan Bawahan sesuai rantai Komando. 3)
Pengumpulan Informasi.
Pengumpulan informasi memberikan
data yang diperlukan untuk diproses sehingga Panglima atau Komandan dapat mengambil keputusan yang tepat dan cepat. Pengumpulan informasi ini dapat berupa satuan pengamat atau deteksi (optis, elektronik) intelijen maupun laporan situasi. c.
Pelaksanaan. Meliputi pengomandoan dan pengendalian. 1)
Pengomandoan.
Setelah data yang diperlukan diproses dan
keluar keputusan panglima, maka keputusan tersebut melalui media komunikasi
diteruskan
kepada
Komandan
bawahan
untuk
dilaksanakan. 2)
Pengendalian.
Perintah Panglima atau Komando Atasan
pelaksanaannya dapat dipengaruhi dengan perkembangan situasi meliputi daerah keadaan operasi. sendiri. informasi.
Keadaan musuh atau keadaan
Perkembangan situasi ini dapat diketahui dari pengumpulan
45
Dalam situasi demikian, maka Panglima atau Komando atas harus memperhatikan perubahan situasi ini dengan mengeluarkan perintah baru yang telah disesuaikan.
Demikian juga bila perintah yang
dikeluarkan dalam pelaksanaannya terdapat penyimpangan yang mendasar maka harus segera diadakan perintah koreksi.
Komandan-
komandan Bawahan dapat melaksanakan tindakan yang sama dengan Panglima atau Komandan atasan terhadap Komando Bawahannya sejauh tidak menyimpang dari tujuan yang digariskan dalam tugas pokok. d.
Pengawasan. Pengawasan dalam pengomandoan dan pengendalian
menyangkut tuntutan disiplin penggunaan fasilitas, sarana Komando dan Staf serta prosedur komunikasi.
BAB V KOMANDO PENGENDALIAN DALAM OPERASI GABUNGAN TNI
36.
Umum.
Operasi Gabungan TNI adalah suatu bentuk operasi militer untuk
perang yang dilakukan oleh TNI, terdiri dari dua angkatan atau lebih, dibawah satu Komando dan direncanakan oleh Staf Gabungan. 37.
Tujuan dan Azas Operasi Gabungan a.
Tujuan.
Operasi Gabungan dilaksanakan dengan tujuan
meningkatkan daya guna dan hasil guna usaha komponen Angkatan secara terpadu untuk menggagalkan setiap serangan dan ancaman nyata dari musuh. b.
Azas-azas. Azas-azas operasi gabungan yang digunakan adalah : 1)
Azas kebersamaan Doktrin
2)
Azas Terpadu
46
38.
Dalam pelaksanaan operasi gabungan dikenal
Jenis Operasi Gabungan.
jenis-jenis operasi sebagai berikut : Operasi Lintas Udara, Operasi Amfibi, Operasi Pertahanan Pantai, Operasi Gabungan Khusus Pertahanan Udara Nasional, Operasi Laut Gabungan, Operasi Darat Gabungan, Operasi Pendaratan Administrasi dan Kampanye Militer. 39.
Wilayah Operasi a.
Mandala Perang.
Mandala Perang adalah wilayah darat, laut dan
udara yang ditetapkan untuk penyelenggaraan suatu operasi. perang dibagi : 1)
Mandala
Daerah Belakang a) Daerah belakang (Rahkang) adalah bagian dari wilayah nasional didalam Mandala Perang yang tidak termasuk dalam suatu Mandala Operasi. b) Rahkang merupakan tempat untuk menghasilkan dan merehabilitasi barang perbekalan dan mempersiapkan personel yang dibutuhkan guna mendukung operasi. Oleh karena itu Rahkang sedapat mungkin terpisah dari operasi dan keutuhan Rahkang merupakan landasan bagi penyelenggaraan Dukmin Pasukan.
2) Mandala Operasi. Mandala Operasi adalah sebagian dari Mandala Perang yang diperlukan bagi Operasi Militer yang bersifat defensif maupun ofensif dan untuk kegiatan administrasi yang berhubungan dengan operasi tersebut. Pembentukan dan pembagian Mandala Operasi adalah sebagai berikut : a) Pembentukan Mandala Operasi. Mandala Operasi dapat dibentuk didalam wilayah nasional dan diluar wilayah nasional sesuai dengan sifat operasi yang dilaksanakan. b) Pembagian Mandala Operasi. Mandala Operasi dapat dibagi menjadi daerah tempur dan daerah komunikasi. Batas antara kedua daerah ini ditetapkan oleh Panglima Mandala. (1) Daerah Tempur (Rahpur). Daerah tempur adalah bagian Mandala Operasi yang digunakan oleh satuan tempur untuk melaksanakan pertempuran.
47
Rahpur dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu Daerah Tempur Depan (Rahpurpan) dan Daerah Perbekalan (Rahbek). (2)
Daerah
Komunikasi
Komunikasi
adalah
(Rahkom).
bagian
belakang
Daerah dari
mandala
Operasi, dimana barang yang dihasilkan di daera belakang ditimbun dan selanjutnya diteruskan ke depan kepada satuan-satuan pemakai.
Rahkom biasanya
terdiri dari satu atau lebih seksi depan dan seksi pangkalan.
Bila perlu dalam suatu Rahkom dapat
dibentuk suatu Komando Daerah (Korah). b.
Wewenang Penentuan Mandala Perang/Mandala Operasi.
Batas
geografi dari Mandala Perang/Mandala Operasi ditentukan oleh Presiden melalui Pang TNI. 40.
Organisasi dan Komando pengendalian Operasi Gabungan Linud a.
Organisasi.
Untuk setiap Operasi Linud dibentuk suatu Kogasgab
Linud dibawah seorang Komandan/ Panglima.
Pembentukan Komando
Gabungan untuk Operasi Linud dilaksanakan dengan batas tanggung jawab, Kodal dan kedudukan sebagai berikut : 1)
Wewenang pembentukan Kogasgab Linud oleh Pangkogab-
pad/Kogabsus. 2)
Dalam keadaan tertentu Pang TNI dapat membentuk secara
langsung Kogasgab Linud. 3) b.
Pembentukan Kogasgab Linud oleh Kogasgab yang telah ada.
Komando Pengendalian Operasi Gabungan Linud 1)
Panglima Kogasgab Linud.
Atasan yang berwenang
membentuk Kogasgab Linud menunjuk Panglima Kogasgab Linud serta
memerintahkan
menyusun
Staf
Komando
Gabungan.
Pangkogasgab Linud menyusun organisasi tugas gabungan untuk disahkan atasan yang mengangkatnya.
Pengisian personel dan
perlengkapan dimintakan kepada Komponen Angkatan.
48
2)
Pangkogasgab
Linud
mempunyai
wewenang
Kendali
Operasional terhadap unsur-unsur yang ditugaskan kepadanya dan melakukan
koordinasi
dengan
panglima
Komponen
untuk
pengendalian dalam bidang Minlog. 3) Staf Komando Gabungan. Staf Komando Gabungan yang mendukung dalam membantu Pangkogasgab Linud melaksanakan fungsi-fungsi Utama Komando dalam Operasi gabungan, meliputi : Intelijen, Operasi, Personel, Logistik, Teritorial, Komlek untuk memungkinkan rencana yang baik, Staf Kogasgab Linud harus koordinasi dengan Staf Komponen Angkatan. c.
Satuan Lintas Udara (Satlinud) 1) Merupakan unsur utama Kogasgab Linud. Sesuai dengan kebutuhan Satlinud dapat terdiri dari Satuan Tempur, Banpur dan Banmin. Satuan-satuan ini dapat terdiri dari Satuan Linud TNI AD, Satuan Paskhas TNI AU dan satuan-satuan lain dengan latihan khusus untuk Operasi Linud. 2) Komandan Satlinud mempunyai wewenang Komando penuh terhadap satuan-satuan bawahannya. 3) Satlinud mempunyai tugas utama merebut dan menduduki sasaran sampai terbentuknya Tumpuan Udara dan mempertahankan sampai dengan selesainya Operasi Linud. 4) Membantu mengamankan dan melindungi Pangkalan yang direbut untuk kelancaran tugas-tugas Satgasud. 5)
Susunan Organisasi Satlinud terdiri dari : a) Timpur. Timpur adalah unsur-unsur utama dan Satlinud yang bertugas untuk merebut dan menguasai sasaran, membentuk serta mempertahankan tumpuan udara. b) Kelompok Banmin dan Banpur. Tugas Banpur dan Banmin untuk membantu Satlanud pada saat perebutan sasaran pembentukan tumpuan udara dan pertahanan tumpuan udara.
49
c)
Timkam.
Timkam merupakan bagian dari Satlinud yang
personelnya disusun dari pandu udara diinfiltrasikan ke daerah operasi sebelum babak serbuan, sebagai bagian dari Kelompok Depan Operasi Lintas Udara (KDOL) untuk mengamankan dan melindungi
Tim
Dalpur
disamping
melaksanakan
tugas
utamanya membantu Satlinud menuju Titik Berkumpul. d.
Satuan Tugas Udara (Satgasud) 1)
Merupakan salah satu unsur utama Kogasgab Linud.
Sesuai
dengan kebutuhan, Satgasud dapat terdiri dari satuan-satuan intai udara, tempur udara, angkut udara, Dallan/Dalpur dan Gugus Khusus serta unsur pangkalan. 2)
Komandan Satgasud mempunyai wewenang Komando Penuh
terhadap satuannya. 3)
Satgasud bertanggung jawab terhadap kelancaran pemindahan
Satlinud dari daerah pemuatan ke daerah penerjunan/pendaratan, sesuai dengan kebutuhan rencana taktis darat. 4)
Satgasud
membantu
Satlinud
dalam
sasaran
sampai
terbentuknya tumpuan udara dan memberikan bantuan terhadap pertahanan Tumpuan Udara. 5)
Mendukung kelancaran penyampaian logistik pasukan dan
evakuasi korban. 41.
Organisasi dan Komando Pengendalian Operasi Gabungan Amphibi a.
Organisasi 1)
Prinsip-prinsip Operasi Amphibi a)
Susunan tugas operasi amphibi harus mencerminkan
adanya hubungan yang erat pda setiap tingkat dalam susunan organisasi Pasrat.
Satuan Tugas Laut dan Satuan Tugas
Udara yang tergabung dalam Kogasgabfib.
Atas dasar hal-hal
tersebut maka dalam susunan Kogasgabfib harus diutamakan pertimbangan-pertimbangan
tentang
penggugus
tugasan,
50
faktor-faktor penggunaan kekuatan secara ekonomis dan kesejajaran komando pada setiap tingkat Pasrat, Satuan Tugas Laut dan Satuan Tugas Udara. (1)
Penggunaan tugas Satuan-satuan Pasrat disusun
kedalam susunan tugas yang telah ditentukan dan selanjutnya dibentuk susunan tugas yang sejajar untuk satuan yang menyediakan kapal-kapal penyerbu serta membantu pasukan.
Susunan tugas Kogasgabfib
terutama didasarkan atas kebutuhan untuk membentuk Pasrat di Darat. (2)
Penggunaan kekuatan secara ekonomis. Operasi
Amfibi membutuhkan kapal-kapal penyerbu dalam jumlah banyak, sehingga Pasrat harus disusun begitu rupa, hanya
terdiri
dari
satuan-satuan
yang
benar-benar
dibutuhkan dalam arti kata kekuatan efektif dan efisien. (3)
Rantai
pembentukan
Komando rantai
yang
sejajar.
komando
Dalam
diperhatikan
hal-hal
sebagai berikut : (a)
Komandan
Komandan
Kogasgabfib
Satuan
Tugas
dijabat
Laut,
oleh
bertanggung
jawab atas pelaksanaan operasi.
Untuk itu
Komandan Kogasgabfib melaksanakan wewenang komando yang dilimpahkan kepadanya terhadap seluruh kesatuan peserta, kecuali selama babak perencanaan. (b)
Komandan
Komandan
Satuan
Pasrat
Tugas
mempunyai
Laut
dan
kedudukan
komando yang setingkat dalam hal pengendalian terhadap kesatuan masing-masing. (c)
Pada
setiap
tingkat
eselon
komando
bawah, baik di kesatuan-kesatuan laut maupun Pasrat ditentukan adanya para komandan yang sederajat.
51
(d) Persoalan komando yang hanya menyangkut kesatuan tugas laut akan diselesaikan oleh komando kesatuan tugas laut melalui rantai komando satuan tugas laut. (e) Persoalan komando yang hanya menyangkut Pasrat akan diselesaikan oleh Komandan Pasrat melalui rantai komando Pasrat. (f) Persoalan komando yang hanya menyangkut kesatuan tugas laut dan Pasrat akan diselesaikan melalui rantai komando kesatuan tugas unit dan yang sejajar. b) Susunan tugas Kogasfib secara keseluruhan harus memenuhi kebutuhan untuk Embarkasi, gerakan menuju ke daerah sasaran, perlindungan, pendaratan dan bantuan kepada Pasrat. Susunan organisasi Kogasgabfib disesuaikan dengan tugas pokok dan kekuatan yang dialokasikan kepadanya oleh komando atas. Berdasarkan hal tersebut maka susunan tugas ditentukan sesuai kebutuhan taktis yang akan dihadapi. Pada saat perumusan susunan tugas, sekaligus ditentukan nama yang akan dipakai untuk kepentingan operasional, sedangkan sebutan administrasi tetap dipakai untuk tujuan administratif. c) Komandan Kogasgabfib dijabat oleh Komandan Satuan Tugas Laut TNI AL (Satgasla) dan dinyatakan didalam petunjuk pendahuluan. Komando Pasrat dijabat oleh Komando Satuan Korps Marinir atau TNI AD disesuaikan dengan susunan, Pasrat dinyatakan dalam Petunjuk Pendahuluan. Para Komandan Satuan Tugas bahwa Kogasgabfib, apabila tidak dinyatakan dalam petunjuk pendahuluan ditetapkan oleh Komandan Kogasfib atau Komandan Pasrat sesuai garis komando masingmasing. d) Bagi kesatuan didalam organisasi Kogasgabfib digunakan cara penomoran TNI AL. Dalam organisasi pasrat hanya pasukan pendarat yang diberi nomor. Apabila dibentuk gugus serang terpisah, maka satuan pendarat yang sederajat akan juga diberi nomor. Kesatuan tugas penting lainnya juga diberi nomor sesuai dengan kebutuhan.
52
2)
Komando Tugas Gabungan Amfibi (Kogasgabfib). Kogasgabfib
meliputi Kesatuan Tugas Laut dan Pasukan Pendarat dengan satuan penerbangannya apabila ada, serta Kesatuan Tugas Udara apabila diperlukan yang dilayani oleh unsur udara Kogasgab.
Kesatuan-
kesatuan Kogasgabfib terdiri dari : a)
Satuan Tugas Laut (1)
Satuan tugas laut Kogasgabfib meliputi kesatuan-
kesatuan tugas yang dibutuhkan oleh pelaksanaan operasi seperti : (a)
Satuan
Angkut.
Satuan
sangkut
digunakan untuk Embarkasi, gerakan menuju sasaran, pendaratan dan bantuan logistik Pasrat yang terdiri dari semua kapal yang mengangkut Pasrat,
termasuk
Helikopter.
kapal
yang
mengangkut
Sekoci pendarat yang akan dipakai
dalam gerakan kapal ke pantai adalah organik atau dibawah perintah kepada kesatuan tingkat ini. (b)
Satuan Pengendali.
Satuan pengen-dali
ini terdiri atas personel, kapal dan sekoci yang ditujukan untuk mengendalikan gerakan kapal ke pantai. (c)
Satuan Pengendali Udara Taktis.
Satuan
ini merupakan organisasi pengendali udara yang berada di kapal dan yang bertindak sebagai Pusat Operasi Udara dan pusat Pengendalian Udara Taktis untuk mengendalikan operasi udara. (d)
Satuan Bantuan Tembakan.
Satuan ini
terdiri atas satuan penjelajah, perusak, fregat, korvet, kapal roket dan kapal jenis lainnya yang ditunjuk untuk memberikan bantuan tembakan kapal,
termasuk
tembakan
roket
dan
peluru
kendali untuk membantu pendaratan dan operasi di darat.
53
(e)
Satuan Udara TNI AL.
Kesatuan ini
merupakan Satuan Udara Armada yang berada dibawah
komando
penuh
Satuan Tugas Laut,
yang akan ditempatkan didalam daerah operasi Kogasgabfib untuk memberikan bantuan udara kepada Kogasgabfib. (f)
Satuan Tabir.
Satuan ini digunakan untuk
memberikan perlindungan kepada Kogasgabfib selama
lintas
laut
dan
selama
pelaksanaan
operasi di daerah sasaran. (g)
Satuan Penyapu Ranjau.
Satuan ini
melaksanakan operasi ranjau baik ofensif maupun defensif yang dilancarkan oleh Kogasgabfib. (h)
Satuan Demolisi Bawah Permukaan dan
Intai amfibi, Satuan ini meliputi kapal, pasukan intai amfibi dan tim demolisi bawah permukaan, yang
melaksanakan
hidrografi
dan
pengintaian,
penghancuran
penelitian
rintangan
alam
maupun buatan di laut dan di pantai musuh. (j)
Satuan Desepsi.
operasi
desepsi
Satuan ini melaksanakan
terhadap
musuh,
termasuk
dengan cara elektronika, komunikasi, visual dan cara-cara
lainnya,
yang
ditujukan
untuk
memberikan keterangan yang salah, menyesatkan dan membingungkan musuh. (k)
Satuan pelindung Dekat.
Satuan ini terdiri
atas satuan kapal penjelajah, perusak fregat, korvet dan kapal jenis lain yang diperlukan untuk melindungi
Kogasgabfib
terhadap
serangan
pesawat udara kapal perang musuh. (l)
Satuan Bantuan Administrasi.
merupakan
kesatuan
bertugas
di
atau
daerah
badan
Satuan ini staf
sasaran
yang untuk
menyelenggarakan dan bertanggung jawab atas
54
kelancaran tugas administrative yang mencakup bidang-bidang hidrografi,
perbaikan,
salvage,
penelitian
jala
pelindung,
pemasangan
pemasangan bui dan perambuan, pengendalian dan pengembangan pelabuhan pada saat awal, fungsi pengendalian pelabuhan pool sekoci, dinas pos dan atau tugas lain yang ditentukan.
Selama
tahap
bantuan
awal
serbuan,
administrasi
semua
dilakukan
fungsi
oleh
Komandan
Kogasgabfib atau komando bawahannya yang ikut serta dalam serangan.
Tugas administrasi
diserahkan kepada komandan kesatuan bantuan administrasi
apabila
kemajuan
serbuan
memungkinkan. (2)
Apabila
mencukupi
kapal
kebutuhan
TNI
AL
yang
angkutan
tersedia
keseluruhan,
tidak dapat
digunakan kapal pemerintah dan swasta khususnya sebagai kapal susulan.
Pengadaan kebutuhan kapal
tersebut diatur oleh Komandan Kogasgabfib melalui saluran TNI AL atas seijin Pang TNI. b)
Pasukan Pendarat (1)
Pasukan pendarat berasal dari Korps Marinir dan
atau kesatuan TNI AD dari satuan-satuan tempur, bantuan tempur dan bantuan administrasi beserta satuan penerbangannya apabila ada yang ditugaskan untuk melaksanakan operasi amfibi. (2)
Apabila digunakan kesatuan TNI AD secara
keseluruhan,
maka
diorganisasian,
dilatih
kesatuan dan
tersebut
dilengkapi
untuk
harus dapat
melaksanakan operasi amfibi oleh TNI AL, dengan kesatuan staf Pasrat, satuan Intai Amfibi, Ranfib sekoci pendarat dan pengemudinya menggunakan satuan TNI AL.
Untuk satuan TNI AD yang belum cukup terlatih
sebagai pasrat, dapat digunakan untuk memperkuat satuan
Marinir
merebut
tumpuan
pantai,
dengan
55
Komando Pasrat tetap berada pada Marinir.
Pasrat
dapat dilengkapi dengan personel TNI AD, TNI AU, ahli elektronika, intelijen dan ahli khusus lainnya. (3)
Istilah "Pasrat" hanya dapat digunakan bagi eselon
pasukan yang tertinggi. (4)
Pasrat diorganisasikan untuk menyelenggara-kan
fungsi-fungsi dalam operasi sebagai berikut : (a)
Embarkasi
Pasukan,
pembekalan
dan
peralatannya. (b)
Organisasi Taktis Dasar.
Organisasi taktis
adalah susunan tugas Pasrat untuk melaksanakan pertempuran yang meliputi satuan-satuan tempur, bantuan tempur dan bantuan administrasi untuk melaksanakan tugas di darat.
Bentuk organisasi
tersebut
mungkin
digunakan
secepat
setelah
pendaratan untuk menguasai tumpuan pantai. (5)
Apabila unsur pasukan pendarat diembar-kasikan
ke kapal bukan TNI AL maka Pasrat bertanggung jawab untuk menyediakan : (a)
Pelepon kapal.
(b)
Peralatan khusus seperti sling, alas muatan
(dunage) dan lain-lain. (c)
Personel dan peralatan komunikasi bagi
keperluan Pasrat. c)
Susunan Tugas Udara (1)
Satuan Tugas Udara dilayani oleh Komponen TNI
AU/unsur Udara Kogasgab yang berintikan kekuatan TNI AU (Kogasud). (2)
Satgasud menyelenggarakan fungsi-fungsi operasi
sebagai berikut :
56
(3)
(a)
Pengintaian taktis.
(b)
Pengawalan konvoi.
(c)
Pertempuran laut gabungan.
(d)
Bantuan tembakan udara.
(e)
Khusus
Komandan Kogasgabfib mempunyai wewenang
Komando
operasional
Satgasud.
terhadap
pesawat-pesawat
Pengendalian operasi dilimpahkan pada
suatu badan pengendali yang ditunjuk oleh komponen TNI AU/unsur Udara dan diberikan kepada Kogasgabfib. Wewenang Komando Taktis dilimpahkan kepada Perwira Komando Taktis dilimpahkan
(Pakotis), sedang pengendalian taktis
kepada
kapal
pengendali
udara
yang
ditunjuk oleh Dan Kogasgabfib atau Pakotis. (4)
Dan Kogasgabfib hanya mempunyai wewenang
kendali operasional terhadap Satgasud apabila ada factor keterbatasan yang menyangkut jumlah pesawat udara yang dimiliki oleh unsur udara, rentang kendali dan menyangkut jenis operasi udara yang bukan wewenang Dan Kogasgabfib. d) di
Kesatuan lain. atas,
dapat
Kesatuan lain di luar kesatuan tersebut
diperbantukan
untuk
sementara
kepada
Kogasgabfib, guna melaksanakan tugas-tugas khusus yang tidak merupakan bagian operasi amfibi.
Aparat teritorial dan
satuan pengembangan pangkalan dapat pula diperbantukan kepada Kogasgabfib. atas
Embarkasi
dan
Komandan Pasrat bertanggung jawab pendaratan
satuan
tersebut
serta
pemberian tugas taktis awal sesuai dengan kemajuan operasi di darat. 3)
Satuan tugas serang a)
Didalam beberapa keadaan tertentu perlu dibentuk
satuan tugas yang sejajar dengan pasrat didalam Kogasgabfib.
57
Pembentukan kesatuan tersebut diputuskan oleh Komandan Kogasgabfib
selama
perencanaan,
setelah
berkonsultasi
dengan Komandan Pasrat dan didasarkan pada hal-hal sebagai berikut : (1) Diperlukan adanya serbuan yang bersamaan atau hampir bersamaan ditempat pendaratan yang letaknya berjauhan didalam daerah sasaran amfibi sehingga tidak memungkinkan pengendalian langsung yang efektif oleh hanya seorang Komandan. (2)
Besar kesatuan yang dilibatkan berada di luar
kemampuan pengendalian staf pusat. b)
Satuan tugas serang dibentuk dalam susunan sebagai
berikut : (1)
Satuan Laut.
Satuan laut adalah organisasi
tugas dibawah satuan tugas serang dilayani oleh Satgasla yang terdiri dari kapal-kapal penyerang dan satuan
Bantu
melindungi,
yang
ditugaskan
mendaratkan
dan
untuk
mengangkut,
membantu
satuan
pendarat. (2)
Satuan Pendarat.
Satuan pendarat adalah
Kesatuan dibawah Satgas serang yang akan dilayani oleh
Pasrat
terdiri
dari
Pasukan
yang
khusus
diorganisasikan, dilatih dan dilengkapi termasuk satuan penerbangannya melaksanakan
apabila operasi
ada,
pendaratan
untuk terhadap
mampu suatu
kedudukan musuh. c)
Komandan Satuan Tugas Serang diberi wewenang
komando terhadap Satuan pendarat yang sejajar. 4)
Satuan Aju a)
Satuan Aju adalah unsur Kogasgabfib
sasaran.
menuju ke
Satuan ini berfungsi untuk menyiapkan daerah
sasaran guna serbuan, dengan cara melaksanakan operasi-
58
operasi pengintaian, menyapu ranjau, pemboman pendahuluan, operasi demolisi bawah permukaan, operasi udara dan lain-lain tanpa
mengabaikan
memperhatikan
factor
klasifikasi
kerahasiaan sasaran.
dan
dengan
Bergantung
kepada
kebutuhan taktis, Satuan Aju dapat terdiri atas :
b)
(1)
Satuan pengendali udara taktis
(2)
Satuan bantuan tembakan kapal
(3)
Satuan bantuan udara taktis
(4)
Satuan Tabir
(5)
Satuan peperangan ranjau
(6)
Satuan intai amfibi dan demolisi bawah
(7)
Satuan lindung dekat
(8)
Satuan desepsi taktis
(9)
Satuan demonstrasi
Bila akan dilaksanakan operasi pendaratan amfibi seperti
perebutan pulau-pulau dilepas pantai, atau operasi pengintaian darat yang lebih luas, maka kedalam organsiasi Satuan Aju dapat dimasukan satuan pendarat, satuan angkut dan satuan pengendali. c)
Pada saat badan induk Kogasgabfib tiba di daerah
sasaran,
satuan
aju
dibubarkan
dikembalikan ke kesatuan semula.
dan Waktu
unsur-unsurnya pembubaran
dan pengembalian unsur-unsur tersebut harus diumumkan, sehingga
semua
komando
yang
berkepentingan
mengetahuinya. d)
Satuan demonstrasi
diorganisasikan
yang dari unsur Kogasgabfib
untuk melaksanakan operasi yang ditujukan
untuk memperdayakan musuh .
Satuan ini dapat terdiri
atas
satuan Pasrat dan satuan-satuan lain seperti yang terdapat dalam satuan aju tersebut di atas.
59
5)
Kesatuan yang membantu Kogasgabfib. Kemungkinan
ada
pula kesatuan lain yang ditugaskan membantu Operasi Amfibi tidak dimaksudkan dalam Operasi Kogasgabfib. tersebut
didasarkan
atas
permintaan
Ikut sertanya kesatuan Kogasgabfib,
sedangkan
pengendaliannya sesuai prosedur komando dan pengendalian Operasi Gabungan yang berlaku. b.
Komando dan pengendalian 1)
Hubungan komando selama perencanaan a) Pada permulaan tahap perencaan sesuai dengan perintah komando atas, para komandan satuan dalam Kogasgab melaporkan diri kepada Komandan Kogasgabfib yang bertanggung jawab atas persiapan perencanaan Operasi Amfibi secara keseluruhan. b) Komandan Pasrat bertanggung jawab atas perencaan dan pelaksanaan pendaratan serta serbuan di darat. Keikut sertaan satuan lain di dalam penyerbuan pada umumnya berbentuk bantuan bagi Pasrat, untuk pembentukan tumpuan pantai. c) Komandan Kogasgabfib bertindak pula sebagai koordinator dalam pembuatan perencanaan. Khususnya selama perencanaan, Komandan Kogasgabfib, Komandan Pasrat dan Komandan Satgasud kedudukannya adalah sederajat.
2)
Hubungan Komando selama pelaksanaan operasi a) Sejak babak pelaksanaan operasi dimulai yaitu saat dimulai pelaksanaan Embarkasi, Komandan Kogasgabfib bertanggung jawab penuh atas seluruh kesatuan dalam Kogasgabfib dan pelaksanaan operasinya. b) Komandan Kogasgabfib melaksanakan Komando bawahannya tersebut melaksanakan melalui rantai komando masing-masing.
wewenang wewenang
c) Di dalam daerah sasaran amfibi Komandan Kogasgabfib diberi wewenang Komando tertentu sesuai ketentuan yang ada dalam petunjuk pendahuluan.
60
Kesatuan lain yang berada di daerah sasaran amfibi harus berada di bawah Komando/Kendali Komandan Kogasgabfib. Apabila satuan tersebut hanya melintas di daerah sasaran amfibi, maka pengendalian dilaksanakan terbatas pada tujuan untuk meniadakan kekacauan. d) Tanggung jawab atas pelaksanaan operasi darat dan pengamanan seluruh personel serta badan yang berada di tangan Komandan Pasrat, dalam lingkup wewenang operasi dari Komandan Kogasgabfib. e) Pada saat ditetapkan oleh Komando atas, para komandan kesatuan Kogasgab melaporkan diri kepada komandan Kogasgabfib untuk pelaksanaan operasi. Bagi Komandan Pasrat paling lambat dilaksanakan pada waktu Embarkasi. f)
Wewenang dan tanggung jawab atas operasi yang
dilaksanakan oleh Pasrat berada pada Komandan Kogasgabfib. Apabila dibentuk suatu kesatuan serang yang terdiri dari kesatuan laut dan kesatuan pendarat, maka komandan tugas serang tersebut mempunyai wewenang kendali operasi dan bertanggung jawab atas pelasanaan operasi satuan pendarat yang ada di bawahnya. g)
Di
Komandan
dalam
melaksanakan
Kogasgabfib
meminta
wewenang dalam
komandonya hal-hal
yang
menyangkut bidang keahlian dan kekhususannya masingmasing.
Namun demikian hal tersebut sama sekali tidak
membatasi kewenangannya komando Komandan Kogasgabfib. h)
Suatu keputusan yang dapat mempengaruhi Komandan
lain tidak boleh diambil tanpa koordinasi terlebih dahulu dengan komandan komando yang bersangkutan. j)
Semua
Perintah yang dikeluarkan
oleh seorang
komandan yang dapat mempengaruhi personel di bawah komandan lain yang sederajat mungkin dikeluarkan melalui komandan atau rantai komando yang bersangkutan.
61
Hal tersebut di atas tidak akan mengurangi wewenang seorang komandan kapal atau pesawat udara terhadap personel yang di muat di dalamnya, terutama mengenai soal keamanan dan tata tertib kapal atau pesawat atau kewenangan seorang perwira tertua dalam mengambil tindakan pada keadaan-keadaan darurat. k) Didalam Kogasgabfib perlu ditentukan secara tegas tanggung jawab dan wewenang para komandan bawahan yang sederajat dalam koordinasi dalam pelaksanaan tugas-tugas yang harus dilaksanakan bersama. Apabila terdapat perselisihan pendapat yang tidak dapat diselesaikan, maka hal itu diteruskan kepada komandan masing-masing. l) Semua Perintah yang dikeluarkan oleh seorang Komandan yang dapat mempengaruhi personel dibawah komandan lain yang sederajat mungkin dikeluarkan melalui komandan atau rantai komando yang bersangkutan. Hal tersebut diatas tidak akan mengurangi wewenang seorang komandan kapal atau pesawat udara terhadap personel yang dimuat didalamnya, terutama mengenai soal keaman dan tata tertib kapal atau pesawat atau kewenangan seorang perwira tertua dalam mengambil tindakan pada keadaan-keadaan darurat. k) Didalam Kogasgabfib perlu ditentukan secara tegas tanggung awab dan wewenang para komandan bawahan yang sederajat dalam koordinasi dalam pelaksanaan tugas-tugas yang harus dilaksanakan bersama. Apabila terdapat perselisihan pendapat yang tidak dapat diselesaikan, maka hal itu diteruskan kepada komandan masing-masing. l) Pengendalian administrative tetap berada pada kesatuan induk masing-masing. 3) Pendelegasian Bawahan
wewenang
Komandan
kepada
Kesatuan
a) Selama pelaksanaan operasional Komandan Kogasgabfib melaksanakan wewenang Komandonya terhadap seluruh Kogasgabfib.
62
Seorang Komandan bawahan satuan laut dapat diberikan wewenang Komando terhadap seorang Komandan bawahan Pasrat yang sejajar, apabila : (1)
Perlu dibentuk dua atau lebih kesatuan tugas
serang yang sederajat untuk melaksanakan serbuan yang bersamaan atau hampir bersamaan di daerahdaerah yang letaknya cukup berjauhan, sehingga tidak memungkinkan pelaksanaan pengendalian yang efektif oleh hanya seorang Komandan. (2)
Perlu dilaksanakan operasi-operasi terpisah oleh
sesuatu kekuatan dari kesatuan Kogasgabfib, seperti operasi oleh suatu satuan Aju bersama satuan pendarat yang diperlukan. b)
Komandan
Kogasgabfib
dapat
mendelegasikan
kewenangan Komando atas satuan pendarat kepada seorang Komando bawahan satuan laut.
Hal ini diputuskan oleh
Komandan Kogasgabfib didalam tahap perencanaan, setelah berkoordinasi dengan Komandan pasrat dan para Komandan kesatuan lainnya.
Selanjutnya Komandan Kogasgabfib
melaksanakan wewenang Komandonya melalui Komandan bawahan
kesatuan
laut
tersebut.
Apabila
Komandan
Kogasgabfib melaksanakan wewenang Komandonya melalui Komandan bawahan kesatuan laut tersebut.
Apabila
Komandan Kogasgabfib akan memberikan perintah kepada Komandan bawahan satuan laut misalnya Komandan Satuan Tugas Serang atau Satuan Aju, yang akan mempengaruhi satuan pendarat sederajat, maka Komandan pasrat harus diberi informasi dikeluarkan.
dan
diminta
pendapatnya
sebelum
perintah
Apabila wewenang Komando terhadap kesatuan
pendarat dikeluarkan telah didelegasikan kepada seorang Komandan bawahan kesatuan laut, maka hubungan antara Komandan tersebut dengan Komandan satuan pendarat yang bersangkutan sama halnya seperti antara para Komandan Kogasgabfib dengan komandan Pasrat.
63
c) Pertanggung jawaban Komando satuan tugas serang Komandan bawahan yang melaksanakan wewenang komando atas satuan pendarat yang sederajat, dinyatakan berakhir oleh Komandan Kogasgabfib, apabila keadaan atau saat tertentu yang dikuasai. 5) Pengalihan fungsi Pengendalian Bantuan Tembakan apabila seluruh system pengendalian bantuan tembakan telah siap berfungsi di darat, maka Komandan Kogasgabfib akan menyerahkan pengendalian bantuan tembakan kapal. Termasuk roket, peluru kendali dan BTU kepada Komandan pasrat. Selanjutnya Komandan Kogasgabfib dapat menyerahkan pengendalian operasi udara di daerah sasaran amfibi kepada Komandan Pasrat atau kepada seorang Komandan lain di darat yang mempunyai kemampuan mengendalikan operasi tersebut. Pengendalian bantuan tembakan artileri selalu berada pada Komandan pasrat. 42.
Organisasi, Komando dan Pengendalian Operasi Gabungan Hantai a.
Organisasi 1)
Setiap Kompartemen Strategi (Kodam) dipersiapkan sebagai
Komando Tugas Gabungan Pertahanan Pantai (Kogasgabfib Hantai). Organisasi Kogasgabfib Hantai dibentuk langsung oleh Panglima TNI, sedangkan organisasi Satgas Hantai dapat dibentuk oleh Panglima Komando Tugas Gabungan (Pangkogasgab) yang telah dibentuk sebelumnya. 2)
Struktur Organisasi.
Struktur organisasi Kogasgab Hantai
yang dibentuk oleh Pang TNI atau Satgas Hantai yang dibentuk oleh Pangkogasgab yang telah ada. 3)
Organisasi Kogasgab hantai disusun berdasarkan eselon : a)
Eselon Pimpinan : Panglima
b)
Eselon Pembantu Pimpinan (1)
Staf Gabungan.
Susunan Staf Gabungan
disesuaikan dengan komposisi dari satuan-satuan yang dilibatkan dalam operasi, untuk melaksanakan fungsifungsi Staf Umum.
64
(2)
Staf Khusus.
Susunan Staf Khusus disesuaikan
dengan kebutuhan Operasi, antara lain terdiri dari Ka Balakdukmin, Ka Puskorbantem, Dan Satkomlek dan lain-lain. c)
Eselon Pelayanan Markas.
Detasemen Markas sebagai
eselon pelayanan bertugas untuk memberikan pelayanan markas bagi semua satuan yang tergabung dalam Kogasgab Hantai.
Komandan Detasemen Markas bertanggung jawab
atas terselenggaranya kegiatan pelayanan dan pemeliharaan fasilitas Komando. d) Eselon Pelayanan Staf. Pelayanan staf yang dimiliki oleh Kogasgab Hantai antara lain Badan pelaksana Dukungan Administrasi (Balakdukmin) dan Satuan Komunikasi dan Elektronika (Satkomlek). Balakdukmin dan Satkomlek bertugas untuk memberikan dukungan pelayanan sesuai fungsi dan tanggung jawabnya. e)
Eselon Pelaksanaan.
Eselon ini terdiri dari :
(1) Satuan Darat dipimpin oleh seorang Komandan membawahi Satuan Darat. (2) Satuan Laut dipimpin membawahi Satuan Laut.
seorang
Komandan
(3) Satuan Udara, dipimpin membawahi satuan Udara.
seorang
Komandan
(4) Komando Teritorial dipimpin seorang Komandan membawahi unsur/satuan Teritorial. b.
Komando dan Pengendalian Operasi Gabungan Hantai 1)
Wewenang a) Pangkogasgab mempunyai wewenang Komando Operasional terhadap satuan-satuan dibawahnya. Dalam pelaksanaan Operasi, sebagian wewenang tersebut dapat dilimpahkan kepada Komandan bawahannya.
65
b) Komandan satuan Darat mempunyai Komando terhadap satuan Darat bawahannya.
wewenang
c) Komandan Satuan Laut mempunyai Komando terhadap Satuan Laut bawahannya.
wewenang
d) Komandan Satuan Udara mempunyai Komando terhadap Satuan Udara bawahannya.
wewenang
e) Komandan Koter mempunyai terhadap unsur-unsur bawahannya. 2)
wewenang
Komando
Tugas dan Tanggung Jawab a)
Panglima Kogasgab adalah pemegang Komando atas
seluruh satuan/unsur yang berada dan tergabung dalam Komandonya. Tugas dan tanggung jawab Panglima, meliputi : (1)
Melaksanakan
tugas
pokok
dan menentukan
tugas-tugas satuan bawahannya. (2)
Menyusun Organisasi Komando Gabungan.
(3)
Menyusun Staf Gabungan.
(4)
Merencanakan,
mengendalikan
menggelar,
dan
memimpin,
mengorganisasikan
tindakan-
tindakan dari satuan bawahannya. (5)
Mengatur mekanisme dukungan administrasi.
(6)
Bertanggung jawab kepada Panglima TNI atau
Pangkogasgab yang membentuk. b)
Perwira Staf. (1)
Perwira Staf Gabungan. (a)
Tugas.
Membantu
menyelenggarakan melaksanakan bidangnya.
tugas
fungsi-fungsi
Panglima pokoknya sesuai
dalam dalam dengan
66
(b)
Bertanggung
jawab
kepada
Panglima
Kogasgab. (2)
Perwira Staf Khusus. (a)
Tugas.
Membantu
menyelenggarakan melaksanakan
tugas
fungsi-fungsi
Panglima pokoknya sesuai
dalam dalam dengan
bidangnya. (b)
Bertanggung
jawab
kepada
Panglima
Kogasgab. c)
Komandan-Komandan Satuan. (1)
Komandan Satuan Darat. (a) Memimpin pantai darat.
penyelenggaraan
pertahanan
(b) Dalam melaksanakan tugasnya mengadakan koordinasi dengan Satuan Laut, Satuan Udara dan Satuan lain yang terkait. (c) Bertanggung jawab atas pelaksanaan tugasnya kepada Panglima Kogasgab. (2)
Komandan Satuan Laut. (a) Memimpin penyelenggaraan pengintai-an laut, patroli laut dan pertempuran laut. (b) Memimpin pemberian bantuan tembakan kapal dan mengkoordinasikannya dengan satuan darat. (c) Dalam melaksanakan tugasnya mengadakan koordinasi dengan satuan darat, satuan udara dan satuan lain yang terkait. (d) Bertanggung jawab atas pelaksanaan tugasnya kepada Panglima Kogasgab.
67
(3)
Komandan Satuan Udara. (a) Bertanggung Operasi Udara.
jawab
penyelenggaraan
(b) Dalam melaksanakan tugasnya mengadakan koordinasi dengan Satuan Darat, Laut dan Kohanudnas. (c) Bertanggung jawab atas pelaksanaan tugasnya kepada Panglima Kogasgab. (4)
Komandan Koter. (a) Bertanggung jawab atas penyeleng-garaan tugas pembinaan dan operasi teritorial serta bantuan teritorial. (b)
Dalam
melaksanakan
tugasnya
mengadakan koordinasi dengan Satuan Darat, Laut dan Udara. (c)
Dalam
tanggung kepada darurat
keadaan
jawab
atas
Panglima
biasa/darurat
sipil
pelaksanaan
tugasnya
Kogasgab,
militer/perang
dalam
ber
keadaan
ber-tanggung
jawab
pelaksanaan tugasnya kepada penguasa Darurat Militer/Perang Pusat. d)
Komandan Detasemen Markas.
Komandan Detasemen
Markas bertanggung jawab atas kelancaran penyelenggaraan pelayanan Markas Komando. e)
Kepala/Komandan Pelayanan Staf. (1)
Ka Balakdukmin. (a)
Menyelenggarakan koordinasi dengan Ka
Puskordukmin,
Ka
Bakordukmin
Balakdukmin Kogasgab serta Koter.
dan
Ka
68
(b)
Menerima,
menyimpan,
menyalurkan
Dukmin yang diterima. (c)
Melaksanakan
pengendalian
pendistri-
busian Dukmin. (d)
Mengajukan kebutuhan Dukmin.
(e)
Menyelenggarakan/membantu
dalian
kerusakan
daerah
dan
pengenpengamanan
instalasi Dukmin. (f)
Ikut serta menyiapkan dukungan logistik
wilayah
apabila
diperlukan
dalam
operasi
selanjutnya. (g) (2)
Bertanggung jawab kepadaKogasgab.
Dan Satkomlek. (a)
Menyusun analisa dan perkiraan kebutuhan
Komlek. (b)
Menyusun
Protop,
Instop
dan
Insops
Komlek. (c)
Memberikan pengarahan kepada satuan
Komlek. (d)
Merencanakan Siskomlek.
(e)
Melaksanakan
Pernika
terbatas
atas
perintah dengan sasaran efektifitas Siskomlek musuh dan meningkatkan efektifitas Siskomlek sendiri. (f)
Mengadakan
pengawasan
terhadap
pelaksanaan Komlek. (g)
Bertanggung jawab kepada Pangkogasgab.
69
43. Organisasi dan Komando Pengendalian Operasi Gabungan Khusus Hanud Nasional. a.
Organisasi.
Kohanudnas adalah suatu Komando Gabungan Khusus
dengan TNI-AU sebagai kekuatan inti dibantu oleh unsur-unsur angkatan lain. Kohanudnas dipimpin oleh seorang Panglima yang bertanggung jawab langsung kepada Panglima TNI. 1) Kohanudnas membawahi beberapa Kosek Hanudnas yang merupakan perpanjangan tangan dari Kohanudnas dalam menyelenggarakan Operasi Kohanudnas, sedangkan kebijaksanaan dalam penghancuran tetap berada ditangan Panglima Kohanudnas. Kosek Hanudnas dipimpin oleh seorang Komandan yang bertanggung jawab kepada Pang Kohanudnas. 2) Unsur-unsur Kohanudnas yang merupakan kekuatan inti Kohanudnas ialah unsur-unsur dari Hanud Aktif yang disusun dalam satuan-satuan dipimpin oleh seorang Komandan yang bertanggung jawab operasional kepada Pang Kohanudnas. Sedangkan unsurunsur TNI maupun non TNI berperan dalam kegiatan Hanud Pasif dikoordinasikan dalam satuan-satuan oleh Komando Teritorial setempat. b. Komando dan Pengendalaian. Panglima Kohanudnas memegang Komando dan Pengendalian Operasional terhadap semua Komando Sektor Hanudnas maupun Satuan-satuan Hanudnas. Dalam hal tertentu pangkohanudnas dapat melimpahkan wewenang Komando kepada Komandan Kosek Hanudnas. Pangkohanudnas memiliki wewenang untuk memberikan tingkat-tingkat waspada dan siaga. Komandan Kosek Hanudnas diberi wewenang untuk meningkatkan setingkat lebih tinggi sesuai dengan situasi udara disektornya masing-masing. 1) Pengalihan Komando dan Pengendalian. Pengalihan Kodal dapat dilaksanakan apabila terjadi putus hubungan Popunas antara Kosek dengan Posek. Posek dengan satuan pelaksanaan Operasional. a) Popunas terputus dari Posek Hanudnas. Bila terjadi keadaan demikian wewenang pengendalian Popunas dilimpahkan kepada Posek Hanudnas (Pusat Operasi Sektor) yang sebelumnya telah disiapkan sebagai cadangan Popunas. Peralihan wewenang Komando dilaksanakan secara bertahap.
70
b) Posek Hanudnas terputus dari Satuan-satuan Pelaksana Operasional. Apabila hubungan Posek terputus dari satuansatuan pelaksana operasional, wewenang pengendalian dilimpahkan kepada Pusat Operasi Radar GCI (Control and Reporting) yang telah disiapkan sebagai cadangan posek Hanudnas. 2) Koordinasi. Selama proses perencanaan maupun dalam pelaksanaan Operasi, koordinasi dengan Komando Instansi/Satuan lain tetap dilaksanakan Lingkup Koordinasi yang dilaksanakan adalah : a)
Dengan Unsur TNI (1) Kohanudnas mengadakan koordinasi dengan satuan Darat, Laut yang mempunyai kemampuan Hanud. (2) Kosek Hanudnas mengadakan koordinasi dengan Kosek lainnya. Komando utama Operasi/-Pembinaan Angkatan dan Komando Teritorial setempat.
b)
Dengan Unsur-unsur Sipil (1) Kohanudnas berkoordinasi dengan pusat Penerbangan Sipil (ATCC) untuk mendapatkan informasi dari seluruh kegiatan penerbangan Sipil dan dengan Pusat SAR nasional. (2) Kosek Kohanudnas berkoordinasi dengan Penerbangan Sipil diwilayah udara Kosek Hanudnas bersangkutan dan dengan SAR Daerah. (3) Kohanudnas/Kosek Kohanudnas dengan Pemerintah Pusat/Daerah untuk memberikan pengarahan/bimbingan tentang dan cara menghadapi serangan udara, antara lain membuat perlindungan terhadap serangan bom Konvensional maupun Nubika.
c) Dengan Negara Lain. Dengan negara lain/tetangga perlu diadakan koordinasi untuk mendapatkan informasi atau laporan dari kegiatan Hanud Negara Tetangga terutama mengenai laporan sasaran udara, sehingga dapat tercapai kedalaman Pertahanan Udara.
71
c.
Tanggung Jawab 1)
Pangkohanudnas.
Pangkohanudnas mempunyai wewenang
Komando dan Pengendalian terhadap semua Komando-Komando Sektor Hanudnas maupun Satuan-satuan Hanudnas yang ditugaskan kepadanya.
Kecuali tersebut diatas, Pangkohanudnas mempunyai
wewenang mengarahkan dan mengkoordinasi potensi Sipil, untuk keperluan kegiatan Hanud Pasif.
Pangkohanudnas bertanggung
Jawab kepada Pang TNI. 2)
Pa Staf Kohanudnas.
Kepala
Staf
Kohanudnas
Pa Staf Kohanudnas dipimpin oleh untuk
membantu
Pangkohanudnas
melaksanakan fungsi-fungsi yang meliputi kegiatan Intelijen, Operasi, Personel, Logistik dan Komlek serta hal-hal khusus.
Kepala Staf
Kohanudnas bertanggung jawab kepada Pangkohanudnas.
Pa Staf
yang terlibat langsung dalam pengendalian Operasi Hanudnas, bertanggung jawab kepada Pangkohanudnas. 3)
Dan Kosek.
Dan Kosek mempunyai wewenang kendali
operasi terhadap unsur Hanudnas yang diberikan kepadanya dan bertanggung jawab kepada Pangkohanudnas. 4)
Pimpinan Dep. Perhubungan Cq. Dirjen Perhub Udara a)
Pada Masa Damai.
Bertanggung
jawab dalam
penyampaian informasi penerbangan, cuaca dan fasilitas untuk kebutuhan
operasi
Hanudnas
yang
diselenggarakan
oleh
Kohanudnas. b)
Pada Masa Perang.
Pada masa perang, Unit
Keselamatan Lalu Lintas Udara berada langsung dibawah Komando dan pengendalian dan bertanggung jawab kepada Pangkohanudnas,
sedangkan
pembinaannya
tetap
berada
dibawah tanggung jawab Departemen Perhubungan Cq. Dirjen Perhubungan Udara.
72
44.
Organisasi dan Komando Pengendalian Operasi Laut Gabungan a.
Organisasi 1)
Organisasi
Komando
yang
melaksanakan
Operasi
Laut
Gabungan dapat dibentuk oleh Pang TNI, Pangkogab atau dan Kogasgab.
Apabila Komando itu dibentuk langsung oleh Panglima
TNI atau Pangkogasgab maka disebut Komando Tugas Gabungan Laut (Kogasgabla). (Kogasgabla) .
Apabila Komando itu dibentuk oleh Kogasgab
maka disebut Satuan Tugas Gabungan Laut. 2)
Organisasi Satuan Bawah.
Satuan Bawah diorganisasikan diorganisasik an
sesuai dengan keadaan, baik keadaan ancaman, keadaan daerah operasi maupun keadaan kekuatan sendiri.
Namun demikian secara
garis besar dan umum diorganisasikan menjadi tiga kelompok tugas untuk satuan bawah dari satuan laut, Organsiasi satuan Bawah. b.
Komando pengendalian Operasi Gabungan Laut 1)
Panglima Kogasgabla adalah pemegang Komando atas seluruh
unsur yang bergabung dalam Komandonya.
Panglima mempunyai
tugas wewenang dan tanggung jawab : a)
Menyusun Staf dan Komandonya.
b)
Menyusun tugas organisasi gabungan.
c)
Merencanakan, menggelar, memimpin, mengenda-likan mengenda-lik an
dan mengorganisasikan tindakan-tindakan dari komponen atau unsur yang ditugaskan kepadanya. d)
Mengatur kebutuhan logistik didalam Komandonya.
e)
Pengisian personel dan perlengkapan.
f)
Mempunyai wewenang atas Satuan laut dan Kendali
Operasi Satuan Udara. g)
Bertanggung jawab kepada Pang TNI atau atas an yang
berwenang.
73
2)
Staf
Panglima Kogasgabla. Kogasgabla.
Staf Panglima Kogasgabla
mempunyai tugas wewenang dan tanggung jawab a)
Membantu Panglima dan melaksanakan tugas utama
Komando meliputi Intelijen, Operasi, Personel, Logistik, Komlek dan Khusus untuk memungkinkan penyelenggaraan operasi dan dukungannya secara baik. b) 3)
Bertanggung jawab kepada Panglima Kogasgabla.
Pengendalian Pesawat Udara a)
Proses pengendalian pesawat udara dari pangkalan
udara dilaksanakan sebagai berikut : (1)
Pemberangkatan Pemberangkata n dari pangkalan udara.
(2)
Memasuki sektor mendekat dari satuan laut.
(3)
Identifikasi Identif ikasi pesawat udara yang datang, oleh kapal
piket atau pesawat udara.
b)
(4)
Masuk pengendalian Pusdaludtis.
(5)
Diarahkan kepada koordinator udara.
Pengendalian
pesawat
udara
yang
berasal
dari
pangkalan udara guna membantu satuan laut dalam rangka peperangan
anti
kapal
permukaan
dilaksanakan
sebagai
berikut : (1)
Pesawat udara harus melalui formasi laut/ konvoi,
baru kemudian diarahakn ke sasaran yang diinginkan. (2)
Apabila
karena
sesuatu
hal
pesawat
udara
terpaksa tidak melalui konvoi maka daerah operasi harus cukup aman dan jauh dari daerah operasi satuan laut dengan daerah penyangga yang cukup. c)
Pengendalian
pesawat
udara
yang
berasal
dari
pangkalan darat dalam tugas membantu satuan laut dalam rangka pelaksanaan peperangan dalam anti udara.
74
(1)
Lamanya
dikendalikan dikendalika n
tergantung
atas
jarak
pangkalan itu dari konvoi satuan laut, makin jauh dari konvoi makin sedikit waktu stationnya. (2)
Pesawat udara akan masuk ke sector mendekat
dan
memberikan
tanda-tanda
kapal
pada
pikat
identifikasi. (3)
Pesawat udara oleh Pusdaludtis akan dikendalikan
oleh Perwira Koordinator peperangan anti udara. (4)
Oleh Komandan Sektor PAU ditetapkan pada
station yang ditentukan atau diarahkan ke Pesawat Udara Lawan. (5)
Penggabungan unsur udara dengan satuan laut
(Air Joining Procedure). Untuk menjamin keselamatan, setiap kegiatan usnur udara di daerah pertahanan udara harus diketahui oleh kesatuan, kerjasama taktis unsur TNI AL dalam operasi laut. d)
Pengendalian
pesawat
udara
yang
berasal
dari
pangkalan darat dalam tugas membantu satuan laut dalam rangka pelaksanaan peperangan anti kapal peperangan dan permukaan
ranjau
sama
halnya
dengan
pelaksanaan
peperangan anti udara. 45.
Organisasi dan Komando pengendalian pengendalian Operasi Darat Darat Gabungan a.
Organisasi. Organisasi .
Secara keseluruhan susunan organisasi komando yang
menyelenggarakan menyelenggaraka n Opsratgab adalah sebagai berikut : 1)
Apabila Opsratgab merupakan satu-satunya satu-sat unya operasi di Mandala
Operasi, dibentuk satu Komando yang disebut Komando Tugas Gabungan Darat disingkat Kogasgabrat yang dipimpin oleh seorang Panglima dengan organisasi disusun sebagai berikut :
75
a)
Tingkat Markas Komando (1)
Eselon Pimpinan, Panglima dijabat oleh Pati yang
berasal dari personel TNI AD. (2)
Eselon Pembantu Pimpinan.
Merupakan staf
Gabungan yang disusun sesuai dengan unsur yang dilibatkan dan memiliki kemampuan sebagai berikut : (a)
Staf Intelijen.
dibidang
Memiliki kemampuan staf
penyelidikan,
pengamanan
dan
penggalangan, sesuai matra dari untuk yang terlibat. (b)
Staf Operasi memiliki kemampuan staf
dibidang organisasi, latihan dan operasi. (c)
Staf Personel. Personel.
dibidang
tata
Memiliki kemampuan staf
cara
personel,
pemeliharaan
kekuatan, tenaga pengganti, urusan moril dan pelayanan personel, hukum, disiplin dan tata tertib, serta tawanan perang dan pembinaan Markas Komando. (d)
Staf Logistik. Logistik.
dibidang
Memiliki kemampuan staf
perbekalan,
pemeliharaan,
angkutan
pengngsian korban dan perawatan rumah sakit konstruksi
serta
mengkoordinasi
kebutuhan
logistik antara angkatan sesuai unsur yang terlibat. (e)
Staf Teritorial. Teritorial. Memiliki kemampuan staf
dibidang
teritorial, teritoria l,
perlawanan
rakyat
dan
kekuasaan militer. (f)
Staf komunikasi komunikasi dan elektronika, elektronika, memiliki
kemampuan
staf
dibidang
komunikasi
dan
elektronika. (3)
Eselon Pendukung.
Terdiri dari berbagai unsur
yang terlibat dan memiliki kemampuan untuk mendukung administrasi administrasi Opsratgab.
76
b)
Tingkat Komando Pelaksana terdiri dari : (1)
Satratgab membawahi unsur-unsur Darat yang
dipimpin oleh seorang Komandan dibantu oleh Staf sesuai kebutuhan. (2)
Satgasla membawahi unsur-unsur laut Laut yang
dipimpin oleh seorang Komandan dibantu oleh staf sesuai kebutuhan. (3) yang
Satgasud. dipimpin
kebutuhan.
Membawakan unsur-unsur Udara oleh
seorang
Komandan
sesuai
Penggunaan Satgasud ini dialokasikan oleh
Kogasud sesuai kebutuhan. 2) b.
Struktur Organisasi, lihat gambar
Komandan Pengendalian Operasi Darat Gabungan 1)
Tanggung jawab Panglima/Komandan a)
Menyusun organisasi pelaksanaan operasi gabungan
sesuai tugas yang akan dilaksanakan. b)
Merencanakan, mempersiapkan, melaksanakan serta
mengendalikan jalannya operasi sehingga tercapai hasil yang optimal. c)
Melaksanakan koordinasi dengan satuan dan staf yang
terkait. d)
Bertanggung jawab atas pelaksanaan tugasnya kepada
Panglima/Pangkogasgab. 2)
Tanggung jawab Perwira Staf Gabungan a)
Membantu
Panglima/Komandan
dalam
menye-
lenggarakan tugas pokoknya dengan melaksanakan fungsifungsi staf, sehingga menghasilkan rencana yang baik serta pelaksanaan operasi yang berhasil dan berdaya guna.
77
b)
Bertanggung jawab atas pelaksanaan tugasnya kepada
Panglima/Komandan. 3)
Komandan/Pimpinan Eselon Pendukung.
Bertanggung jawab
kepada penyelenggaraan bantuan/dukungan administrasi, baik dari Mabes Angkatan dari Mabes TNI maupun dari Komando kewilayahah agar pelaksanaan operasi dapat berjalan sesuai dengan rencana. 4)
Komandan Satuan Tugas Darat a)
Memimpin
penyelenggaraan
pertempuran/Operasi
Darat. b)
Bertanggung jawab atas pelaksanaan tugasnya kepada
Panglima/Komandan. c)
Dalam pelaksanaan tugasnya mengadakan koordiansi
dengan satuan lain yang terkait. 5)
Komandan Satuan Tugas Laut a)
Memimpin penyelenggaraan blokade laut, patroli laut
pengintaian laut. b)
Memimpin bantuan tembakan kapal dan mengkoor-
dinasikannya dengan satuan darat. c)
Memimpin
penyelenggaraan
angkatan
Laut
dan
Dukminlog. d)
Dalam melaksanakan tugasnya mengaakan koordinasi
satuan yang terkait. e)
Bertanggung jawab atas pelaksanaan tugasnya kepada
Panglima/Komandan. 6)
Komandan Satuan Tugas Udara a)
Memimpin penyelenggaraan operasi pengintaian udara.
b)
Memimpin penyelenggaraan operasi serangan udara
langsung (SUL) sesuai permintaan dalam rangka perkuatan satuan Darat.
78
c)
Memimpin penyelenggaraan operasi penyekatan udara
untuk menghancurkan jalur komunikasi musuh. d)
Memimpin operasi angkutan udara baik dalam rangka
pemindahan pasukan dan evakuasi medis udara maupun dukungan administrasi. e)
Memimpin dan merencanakan pelaksanaan SAR tempur.
f)
Mengadakan koordinasi dengan Kosekhanudnas dalam
pengamanan dan pelaksanaan operasi udara. g)
Bertanggung jawab atas pelaksanaan tugasnya kepada
Panglima/Komandan. 46.
Organisasi
dan
Komando
pengendalian
Operasi
Pendaratan
Administrasi. a.
Organisasi.
Satuan-satuan yang terlibat Opsratmin diorganisasikan
berdasarkan tugas pada tiap babak/tahap sehingga tercapai efesiensi, efektivitas dan memudahkan serta mempertegas Dasar-dasar
pengorganisasian
dalam
Opsratmin
pelaksanaan Kodal. yaitu
:
Organisasi,
Kogasgabratmin disusun sesuai dengan kebutuhan tiap babak/tahap Ops sebagai berikut : 1)
Struktur Organisasi tahap/babak perencanaan
KOGAB
KOGASGAB FIB
KOGASGAB RAT
SATGAS RAT
KOGASGAB RATMIN
SATGAS LA
SATGAS LINDUNG
KOGASUD
79
2)
Struktur Organisasi Embarkasi KOGASGAB RATMIN
SATGAS LINDUNG
SATGASLA
3)
TERM MOBIL
SATGASRAT
Struktur Organisasi Linla
KOGASGAB RATMIN
SATGAS LAT
4)
SATGAS LINDUNG
SATGASRAT
Struktur Organisasi Debarkasi KOGASGAB RATMIN
SATGAS LA
TERM MOBIL
SATGASRAT
80
b.
Komando dan pengendalian. 1)
Selama pelaksanaan Operasi. a)
Selama pelaksanaan operasi kedudukan Satgasla
dan Pasukan sejajar. b)
Kodal terhadap unsur-unsurnya oleh masing-
masing Komandan. 2)
Selama Embarkasi a)
Mulai pasukan bergerak sampai dengan daerah
kumpul Embarkasi Kodal dipegang Komandan pasukan. b)
Pasukan berada di daerah Embarkasi.
Kodal
oleh Dan Sat Embarkasi, pasukan berada di titik Embarkasi kodal, pasukan dan Satla oleh Dansatgasla. c)
Dari titik Embarkasi sampai penempatan di atas
kapal Kodal oleh Katim Embarkasi dipandu regu Aju Kapal. d)
Pelaksanaan
Embarkasi
Komandan
Tim
Embarkasi lapor kesiapan kepada Dan Kapal sedang Regu Aju lapor ke posko Embarkasi. e)
Selesai Embarkasi Dan Pasukan selaku Dan Sat
Embarkasi lapor ke Dan Satgasla. 3)
Selama Linla. a)
Dan Satgasla mendelegasikan wewenang kepada
Dan Kapal. b)
Dan
Kapal mengendalikan kegiatan
selama di kapal. 4)
Selama Debarkasi. a)
Kodal berada di Dansatgasla
pasukan