KATA PENGANTAR
Assalaamu 'alaikum wa rahmatullaahi wa barakaatuh
Alhamdulillaahi robbil 'aalamiin, puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, Tuhan semesta alam, Yang Maha Kuasa atas segala sesuatu. Atas kuasa-Nyalah penulis dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.
Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas yang diberikan dosen Dasar-Ekologi Pangan dan Gizi. Membuat makalah tidaklah semudah membalikkan telapak tangan.
Penulis sadar bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Penulis tak luput dari kesalahan, mengingat penulis masih dalam tahap pembelajaran. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari bapak untuk kesempurnaan makalah ini.
Wassalaamu 'alaikum wa rahmatullaahi wa barakaatuh
Gorontalo, September 2015
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I 1
PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 2
C. Tujuan 3
BAB II 4
PEMBAHASAN 4
A. Pengertian Neraca Bahan Makanan 4
B. Kegunaan Neraca Bahan Makanan 4
C. Konsep dan Definisi dalam NBM 4
D. Pengertian Pola Pangan Harapan 9
E. Tujuan PPH 10
F. Perhitungan Skor PPH 11
BAB III 13
PENUTUP 13
A. Kesimpulan 13
B. Saran 13
DAFTAR PUSTAKA 15
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pengadaan pangan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan pangan seluruh penduduk dan sesuai dengan persyaratan gizi, merupakan masalah terbesar sepanjang sejarah kehidupan manusia. Untuk menjawab masalah ini diperlukan informasi mengenai situasi pangan disuatu negara/daerah pada periode tertentu. Hal ini dapat terlihat dari gambaran produksi, pengadaan dan penggunaan pangan serta tingkat ketersediaan untuk konsumsi penduduk per kapita. Salah satu cara untuk memperoleh gambaran situasi pangan dapat disajikan dalam suatu neraca atau tabel yang dikenal dengan nama "Neraca Bahan Makanan".
Di dalam Neraca Bahan Makanan (NBM) disajikan angka rata-rata jumlah jenis Bahan Makanan yang tersedia untuk dikonsumsi penduduk per kapita pertahun dalam kilogram serta per kapita per hari dalam satuan gram, pada kurun waktu tertentu. Selanjutnya untuk mengetahui nilai gizi Bahan Makanan yang tersedia untuk dikonsumsi tersebut, maka angka ketersediaan pangan untuk konsumsi per kapita per hari diterjemahkan ke dalam satuan energi, protein, dan lemak per kapita per hari.
Pemenuhan penyediaan bahan pangan merupakan faktor penting dalam memenuhi kebutuhan gizi, terutama untuk peningkatan gizi masyarakat. Menurut Departemen Pertanian (2001) angka kecukupan rata-rata energi dan protein untuk penduduk Indonesia masing- masing sebesar 2.200 kalori dan 55 gram protein per kapita per hari, sedangkan angka kecukupan lemak telah direkomendasikan minimal setara dengan 10 % dan maksimal 25 % dari energi (Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi 1993).
Oleh karena pentingnya neraca bahan makanan dalam suatu wilayah, maka kami tertarik untuk membahas lebih rinci tentang Neraca Bahan Makanan.
Menurut Peraturan Pemerintah RI nomor 28 tahun 2004 pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati dan air, baik yang diolah maupun yang tidak diolah, yang diperuntukkan sebagai makanan atau minuman bagi konsumsi manusia, termasuk bahan tambahan pangan, bahan baku pangan, dan bahan lain yang digunakan dalam proses penyiapan, pengolahan dan atau pembuatan makanan atau minuman.
Pangan merupakan kebutuhan mendasar bagi manusia untuk dapat mempertahankan hidup dan karenanya kecukupan pangan bagi setiap orang setiap waktu merupakan hak azasi yang layak dipenuhi. Berdasar kenyataan tersebut masalah pemenuhan kebutuhan pangan bagi seluruh penduduk setiap saat di suatu wilayah menjadi sasaran utama kebijakan pangan bagi pemerintahan suatu negara. Indonesia sebagai negara dengan jumlah penduduk yang besar menghadapi tantangan yang sangat kompleks dalam memenuhi kebutuhan pangan penduduknya. Ketahahan pangan merupakan bagian dari ketahahan ekonomi nasional yang berdampak besar pada seluruh warga negara yang ada dalam Indonesia. Dalam hal ketahanan pangan, bukan hanya sebatas pada sesuatu yang dianggap mudah dan ia memiliki pengaruh besar terhadap pertahahanan keamanan. Pertahanan pangan merupakan salah satu hal yang mendukung dalam mempertahankan pertahahanan keamanan, bukan hanya sebagai komoditi yang memiliki fungsi ekonomi, akan tetapi merupakan komoditi yang memiliki fungsi sosial dan politik, baik nasional maupun global. Untuk itulah, ketahahan pangan dapat mempunyai pengaruh yang penting pula agar pertahanan keamanan dapat diciptakan.
Rumusan Masalah
Apakah definisi dari Neraca Bahan Makanan?
Apakah kegunaan dari Neraca Bahan Makanan?
Apa saja konsep dan definisi dalam Neraca Bahan Makanan?
Apa definisi dari Pola Pangan Harapan?
Apa tujuan dari Pola Pangan Harapan?
Bagaimana perhitungan skor Pola Pangan Harapan?
Tujuan
Untuk mengetahui definisi dari Neraca Bahan Makanan
Untuk mengetahui kegunaan dari Neraca Bahan Makanan
Untuk mengetahui konsep dan definisi dalam Neraca Bahan Makanan
Untuk mengetahui definisi dari Pola Pangan Harapan
Untuk mengetahui tujuan dari Pola Pangan Harapan
Untuk mengetahui perhitungan skor Pola Pangan Harapan
BAB II
PEMBAHASAN
Pengertian Neraca Bahan Makanan
Kegunaan Neraca Bahan Makanan
Melakukan evaluasi terhadap pengadaan dan penggunaan pangan
Memberikan informasi tentang produksi, pengadaan serta semua perubahan- perubahan yang terjadi,
Alat perencanaan di bidang produksi atau pengadaan pangan dan gizi,
Merumauskan kebijakan pangan dan Gizi.
Sedangkan menurut Suhardjo (1996) beberapa factor yang menguntungkan dalam pemakaian neraca bahan makanan yaitu:
Dapat menggambarkan imbangan antara persediaan pangan dihubungkan dengan kebutuhan yang seharusnya dipenuhi. Dapat dibandingkan terhadap konsumsi pangan yang nyata dari survei konsumsi pangan.
Bila persediaan total energi yang dibandingkan dengan perkiraan kebutuhan tidak banyak berbeda, maka diduga tidak terdapat masalah kekurangan gizi serius bila distribusinya merata. Namun demikian bila persediaannya jauh lebih rendah dari perkiraan kebutuhan, maka dapat menyebabkan masalah kekurangan gizi berat.
Secara mudah dapat menggambarkan perkiraan persediaan zat gizi dari berbagai kelompok jenis pangan, seperti energi, protein, lemak, vitamin dan mineral.
Sangat berarti sebagai alat komunikasi diantara para ahli gizi, pertanian, dan ekonomi.
Konsep dan Definisi dalam NBM
Jenis Bahan Makanan
Bahan makanan yang dicantumkan dalam kolom NBM adalah semua jenis bahan makanan baik nabati maupun hewani yang umum tersedia untuk dikonsumsi oleh masyarakat. Bahan makanan tersebut dikelompokkan menurut jenisnya yang diikuti prosesnya dari produksi sampai dengan dapat dipasarkan/dikonsumsi dalam bentuk belum berubah atau bentuk lain yang berbeda sama sekali setelah melalui proses pengolahan. Pengelompokkan bahan makanan tersebut adalah sebagai berikut :
Padi-padian
Padi-padian adalah kelompok komoditas yang terdiri atas : gandum, padi, jagung dan sorgum (cantel), serta produksi turunannnya.
Makanan Berpati
Makanan berpati adalah bahan makanan yang mengandung pati yang berasal dari akar/umbi dan lain-lain bagian tanaman yang merupakan bahan makanan pokok lainnya. Yang termasuk dalam kelompok komoditas ini adalah ubi kayu, ubi jalar dan sagu serta produksi turunannya. Contoh : gaplek/chips dan tapioca/pellet adalah turunan dari ubi kayu. Kelompok komoditi makanan berpati ini merupakan jenis bahan makanan yang mudah rusak jika disimpan dalam jangka waktu yang cukup lama bila tidak melalui proses pengolahan
Gula
Gula adalah kelompok komoditas yang terdiri atas : gula pasir dan gula merah (gula mangkok, gula lempengan , gula semut dan lain- lain), baik dari hasil olahan pabrik maupun rumah tangga yang merupakan produksi olahan dari tanaman kelapa deres, aren, siwalan, nipah, dan tebu.
Buah/biji berminyak
Buah/biji berminyak adalah kelompok bahan makanan yang mengandung minyak, yang berasal dari buah dan biji-bijian. Komoditas yang termasuk dalam kelompok ini adalah kacang hijau, kelapa, kacang tanah, kacang kedelai, kacang mete, kemiri pala, wijen, kacang bogor dan lain- lain yang sejenis. Sebagian dari komoditas ini khususnya kelapa, diolah menjadi kopra yang selanjutnya dijadikan minyak goreng, sehingga produk turunannya tercantum dalam kelompok minyak dan lemak.
Buah-buahan
Buah-buahan adalah sumber vitamin dan mineral dari bagian tanaman yang berupa buah. Umumya merupakan produksi tanaman tahunan yang biasa dikonsumsi tanpa dimasak.
Sayuran
Sayuran adalah sumber vitamin dan mineral yang dikonsumsi dari bagian tanaman yang berupa daun, bunga, buah, batang, atau umbi. Tanaman tersebut pada umumnya berumur kurang dari 1 (satu) tahun.
Daging
Daging adalah bagian dari hewan yang disembelih atau dibunuh dan lazim dimakan manusia, kecuali yang telah diawetkan dengan cara lain dari pada pendinginan.
Telur
Telur adalah telur unggas. Telur yang dimaksud yaitu telur ayam buras, telur ayam ras, telur itik dan telur unggas lainnya.
Susu
Susu adalah cairan yang diperoleh dari ternak perah sehat, dengan cara pemerahan yang benar, terus menerus dan tidak dikurangi sesuatu dan/atau ditambahkan kedalamnya sesuatu bahan lain.
Ikan
Ikan adalah komoditas yang berupa binatang air (ikan berkulit halus dan berkulit keras) dan biota perairan lainnya. Yang dimaksud komoditas disini adalah yang berasal dari kegiatan penangkapan dilaut maupun diperairan umum (waduk, sungai dan rawa) dan hasil dari kegiatan budidaya (tambak, kolam, keramba dan sawah) yang dapat diolah menjadi bahan makanan yang lazim/umum dikonsumsi masyarakat. Berdasarkan banyaknya jenis ikandarat/laut yang dikonsumsi penduduk dirinci menjadi : tuna/cakalan/tongkol, kakap, cucut, bawal, teri, lemuru, kembung, tengiri, bandeng, belanak, mujair, ikan mas, udang, rajungan, kerang darat, cumi-cumi,/sotong dan ikan lainnya.
Minyak dan Lemak
Minyak dan lemak adalah kelompok bahan makanan yang berasal dari nabati seperti : minyak kelapa, minyak sawit, minyak kacang tanah, minyak kacang kedelai dan minyak jagung serta yang berasal dari hewani yaitu minyak ikan. Sedangkan lemak umumnya berasal dari hewani seperti : lemak sapi, lemak kerbau, lemak kambing/domba, lemak babi dan lain- lain.
Produksi
Produksi adalah jumlah keseluruhan hasil masing-masing bahan makanan yang dihasilkan dari sektor pertanian (tanaman pangan, perkebunan, perikanan dan peternakan), baik yang belum mengalami proses pengolahan maupun yang sudah mengalami proses pengolahan. Produksi dikategorikan menjadi 2 kategori sebagai berikut:
Masukan (input) adalah produksi yang masih dalam bentuk asli maupun dalam bentuk hasil olahan yang akan mengalami proses pengolahan lebih lanjut.
Keluaran (output) adalah produksi dari hasil keseluruhan atau sebagian hasil turunan yang diperoleh dari hasil kegiatan berproduksi yang belum mengalami perubahan. Besarnya keluaran sebagai hasil masukkan sangat tergantung pada besarnya derajat ekstraksi dan faktor konversi.
Stok dan Perubahan Stok
Stok dan perubahan stok adalah perubahan jumlah bahan makanan yang berada dilumbung atau di gudang-gudang yang dikuasai oleh pemerintah (Dolog), yang merupakan selisih antara stok akhir tahun dengan stok awal tahun. Perubahan stok ini hasilnya bisa negatif (-) dan bisa positif (+). Negatif berarti ada penurunan stok akibat pelepasan stok ke pasar, dengan demikian komoditas yang beredar di pasar untuk dikonsumsi bertambah jumlahnya. Positif berarti ada peningkatan stok digudang yang berasal dari komoditas yang beredar di pasar, dengan demikian komoditas yang beredar di pasar menjadi menurun jumlahnya.
Impor di Kabupaten
Impor adalah sejumlah bahan makanan yang didatangkan ke wilayah Kabupaten Lamongan, baik yang berasal dari luar negeri maupun dari kabupaten lain. Bahan makanan ini termasuk bahan yang belum diolah maupun yang sudah mengalami pengolahan.
Penyediaan di Kabupaten
Penyediaan di kabupaten sebelum ekspor adalah sejumlah bahan makanan yang berasal dari produksi (keluaran) setelah dikurangi perubahan stok ditambah impor.
Ekspor di Kabupaten
Ekspor adalah sejumlah bahan makanan yang dikeluarkan dari wilayah Kabupaten Lamongan, baik yang dikirim ke luar negeri maupun ke Kabupaten lain. Bahan makanan ini termasuk bahan yang belum diolah maupun yang sudah mengalami perubahan.
Pemakaian di Kabupaten
Pemakaian di Kabupaten adalah sejumlah bahan makanan yang digunakan di daerah Kabupaten Lamongan dan dialokasikan untuk pakan ternak, bibit/benih, diolah untuk industri makanan dan industri non-makanan, yang tercecer, dan yang tersedia untuk dimakan.
Makanan ternak (pakan) adalah sejumlah bahan yang langsung diberikan kepada ternak peliharaan , baik ternak besar, ternak kecil, unggas maupun ikan.
Bibit/benih adalah sejumlah bahan makanan yang digunakan untuk keperluan berproduksi selanjutnya
Diolah untuk makanan adalah sejumlah bahan makanan yang masih mengalami proses pengolahan lebih lanjut melalui industri makanan dan hasilnya dimanfaatkan untuk makanan manusia dalam bentuk lain.
Diolah untuk bukan bukan makanan adalah sejumlah bahan makanan yang masih mengalami proses pengolahan lebih lanjut dan dimanfaatkan untuk kebutuhan industri, bukan untuk manusia, termasuk untuk industri pakan ternak/ikan.
Tercecer adalah sejumlah bahan makanan yang hilang atau rusak, sehingga tidak dapat dimakan manusia, yang terjadi secara tidak sengaja sejak pasca panen hingga tersedia untuk konsumen.
Tersedia untuk Dikonsumsi adalah sejumlah bahan makanan yang tersedia untuk dikonsumsi oleh penduduk pada tingkat pedagang pengecer dan pada tingkat rumah tangga, dalam kurun waktu tertentu.
Ketersediaan Per Kapita
Ketersediaan per Kapita adalah sejumlah bahan makanan yang tersedia untuk dikonsumsi setiap penduduk Kabupaten Lamongan dalam suatu kurun waktu tertentu, baik dalam bentuk natural maupun dalam bentuk unsur gizinya. Unsur gizi utama tersebut adalah:
Energi adalah sejumlah kalori hasil pembakaran karbohidrat yang berasal dari berbagai jenis bahan makanan. Energi ini sangat dibutuhkan oleh tubuh untuk kegiatan tubuh seluruhnya.
Protein adalah suatu persenyawaan yang mengandung unsur "N", sangat dibutuhkan tubuh untuk pertumbuhan serta penggantian jaringan-jaringan yang rusak/aus.
Lemak adalah salah satu unsur zat makanan yang dibutuhkan oleh tubuh sebagai tempat penyimpanan energi, protein dan vitamin.
Vitamin merupakan salah satu unsur zat makanan yang sangat diperlukan tubuh untuk proses metabolisme dan pertumbuhan normal.
Mineral merupakan zat makanan yang diperlukan manusia agar memiliki kesehatan dan pertumbuhan yang baik.
Pengertian Pola Pangan Harapan
Pola pangan harapan (PPH) atau desirable dietary pattern (DDP) adalah susunan beragam pangan yang didasarkan pada sumbangan energy tiap kelompok pangan (baik secara absolute maupun relative) dari suatu pola ketersedian dan konsumsi pangan. FAO – RAPA (1989) Mendefinisikan PPH sebagai komposisi dari kelompok – kelompok pangan utama yang ketika disiapkan untuk dikonsumsi sebagai makanan untuk memenuhi kebutuhan kalori akan memberikan semua zat gizi dalam jumlah yang mencukupi.
Pola Pangan Harapan (PPH) adalah Penilaian kualitas konsumsi pangan berdasarkan keragaman dankeseimbangan komposisi energi dapat dilakukan dengan pendekatan PolaPangan Harapan (PPH). PPH merupakan kumpulan beragam jenis dan jumlahkelompok pangan utama yang dianjurkan untuk memenuhi kebutuhan energidan zat gizi pada komposisi yang seimbang.
Tabel 1 Susunan Pola Pangan Harapan
Tujuan PPH
PPH pertama kali diperkenalkan oleh FAO-RAPA pada tahun 1988, yang kemudian dikembangkan oleh departemen pertanian republic Indonesia melalui tahap workshop yang diselenggarakan Departemen Pertanian bekerja sama dengan FAO. Tujuan utama penyusunan PPH adalah untuk membuat suatu rasionalisasi pola konsumsi pangan yang dianjurkan, yang terdiri dari kombinasi aneka ragam pangan untuk memenuhi kebutuhan gizi dan sesuai cita rasa.
Untuk pertama kali, PPH untuk kawasan Asia Pasifik dikembangkan berdasarkan data pola pangan (pola ketersediaan pangan) dari neraca bahan pangan karena bahan inilah yang mudah tersedia dan tersedia secara berkala setiap tahun. Sementara data konsumsi pangan dari berbagai negara di kawasan Asia Pasifik tidak tersedia secara terbuka.
Dengan pendekatan PPH, keadaan perencanaan penyediaan dan konsumsi pangan penduduk diharapkan tidak hanya dapat memenuhi kecukupan gizi (Nutritional Adequacy), tetapi sekaligus mempertimbangkan keseimbangan gizi (Nutritional Balance) yang didukung oleh cita rasa (Palatability), daya cerna (Digestability), daya terima masyarakat (Acceptability), kuantitas dan kemampuan daya beli (Affortability).
Perhitungan Skor PPH
Skor PPH digunakan untuk mengetahui kualitas pangan dilihat darikeragamannya pola pangan, biasanya untuk menilai kualitas dari sisi ketersediaan pangan.
Cara Perhitungan Skor Pola Pangan Harapan (PPH) Untuk menghitung PPH, dapat mengikuti langkah langkah di bawah ini:
Mengelompokkan jenis pangan ke dalam delapan kelompok pangan.
Menghitung jumlah energi masing-masing kelompok pangan denganDKBM (Daftar Komposisi Bahan Makanan).
Menghitung persentase masing-masing kelompok pangan terhadap totalenergi per hari.
Skor PPH dihitung dengan mengalikan persen energi dari kelompok pangan dengan bobot.
Kriteria
Kriteria Skor PPH sebagai berikut:Skor PPH < 78 : Segitiga Perunggu Skor PPH 78- 88 : Segitiga Perak Skor PPH > 88 : Segitiga Emas. Semakin tinggi skor PPH, konsumsi pangan semakin beragam dan bergiziseimbang. Jika skor konsumsi pangan mencapai 100, maka wilayah tersebutdikatakan tahan pangan.
Dalam menentukan PPH ada beberapa komponen yang harus diketahui diantaranya yaitu konsumsi energi dan zat gizi total, persentase energi dan gizi aktual, dan skor kecukupan energi dan zat gizi.
Menghitung energi dan zat gizi
Energi dihitung dari total energi yang dikonsumsi dari masing-masing bahan pangan. Pada cell energi pada sheet PPH diketik =SUM(data energi setiap golongan bahan pangan pada sheet konsumsi). Selanjutnya dihitung jumlah total energi untuk semua golongan bahan pangan dengan cara ketik =SUM(data energi setiap golongan bahan pangan dari padi-paadian sampai yang lainnya).
Menghitung % energy energy dan zat gizi
Menghitung persentase nergi energy energy adalah dengan membagi energy setiap golongan dengan energy total untuk semua golongan. Caranya adalah dengan mengetik =cell setiap golongan/cell total energy*100.
Menghitung % angka kecukupan energy dan zat gizi
Untuk menghitung persentase Angka Kecukupan Energi adalah dengan membandingkan persentase energy energy dengan angka kecukupan energy (2000 kkal) dikali 100. Untuk rumus formulanya dapat ditulis dengan mengetik =cell % energy energy/2000*100.
Menghitung skor AKE
Untuk menghitung skor angka kecukupan energi (AKE) adalah dengan mamasukkan kolom bobot untuk setiap golongan pangan terlebih dahulu. Bobot menggambarkan kontribusi setiap golongan bahan pangan dalam menyumbangkan energi. Misalnya untuk golongan padi-padian bobotnya adalah 0.5, umbi-umbian 0.5 panga hewani 2.0 dan seterusnya. Selanjutnya adalah menghitung skor aktual energi setiap golongan bahan pangan yaitu dengan mengalikan persentase AKE setiap golongan bahan pangan dengan bobot setiap golongan bahan pangan.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
NBM mulai disusun pada tahun 1963 oleh Badan Pusat Statistik (BPS), dan tahun 1985 dibentuk tim Penyusunan NBM Regional/ Provinsi yang bertugas menyusun NBM Regional/Provinsi masing-masing
Adapun komponen utama dalam tabel NBM yaitu: Jenis Bahan Makanan, Produksi, Stok dan Perubahan Stok, Impor/Masuk Kabupaten, Penyediaan di Kabupaten sebelum ekspor, Ekspor/Keluar Kabupaten, Pemakaian di Kabupaten, Ketersediaan per Kapita.
Untuk menyusun NBM dalam suatu wilayah diperlukan data jenis bahan makanan, data penduduk, besaran dan angka konversi, komposisi gizi bahan makanan. Yang akan digunakan dalam pengisian tabel NBM.
Pangan merupakan salah satu kebutuhan manusia yang mendasar, dianggap strategis dan sering mencakup hal-hal yang bersifat emosional, bahkan politis. Terpenuhinya pangan secara kuantitas dan kualitas merupakan hal yang sangat penting sebagai landasan bagi pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dalam jangka panjang. Undang-undang pangan Nomor 7/1996 mengamatkan bahwa pangan merupakan salahsatu kebutuhan pokok yang pemenuhannya bagian dari hak asasi manusia
Pola pangan harapan (PPH) adalah susunan beragam pangan atau kelompok pangan yang didasarkan atas sumbangan energinya, baik secara absolute maupun relative terhadap total energy baik dalam hal ketersediaan maupun konsumsi pangan, yang mampu mencukupi kebutuhan dengnan mempertimbangkan aspek-aspek sosial, ekonomi, budaya, agama, cita rasa
Saran
Untuk merubah pola konsumsi masyarakat yang masih cukup tinggi dalam mengkonsumsi beras, diperlukan intervensi kebijakan di bidang perberasan melalui implementasi prioritaskebijakan yang berbeda satu daerah dengan daerah lainnya.
Perlu dilakukan sosialisasi dan kampanye menggalakkan makanan non beras yang telah ada selama ini di berbagai daerah pedesaan dengan melibatkan Pemerintah Provinsi Sumatera Utara maupun Kabupaten/Kota seperti : Dinas Pertanian, Badan Ketahanan Pangan, Tim Penggerak PKK dan stakeholders lainnya.
Untuk menarik minat masyarakat dalam mengkonsumsi pangan non beras diperlukan diversifikasi pangan melalui pengembangan teknologi pangan yang tidak hanya meningkatkan produksi berbagai macam bahan pangan, namun yang terpenting adalah merubah struktur bahan pangan yang dikonsumsi menjadi kecukupan gizi yang berimbang.
Penganekaragaman pangan yang dilakukan bukan hanya untuk mengurangi ketergantungan masyarakat terhadap beras, tetapi juga untuk peningkatan mutu gizi makanan rakyat dalam rangka meningkatkan kualitas sumberdaya manusia.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2014. Pola Pangan Harapan. On-Line https://atikinayatirohmah.wordpress.com/2014/12/02/pola-pangan-harapan/ (diakses tanggal 19 September 2015)
Baliwati, Yayuk Farida dkk. 2010. Pengantar Pangan dan Gizi. Jakarta: Penebar Swadaya.
Jimmy Ludin, SST , 2007. Neraca Bahan Makanan Kabupaten Keerom 2007 http://bps.papua.go.id/keerom/dl_jump.php?id=25. (Di akses pada tanggal 19 April 2009.
Rahmadani, 2009. Neraca Bahan Makanan (NBM), Materi Kuliah Ekologi Pangan Dan Gizi, Jurusan Sosek Pertania Fakultas Pertanian Unhas.
Suhardjo, 1996. Perencanaan Pangan dan Gizi, Jakarta; Bumi Aksara.
Necaca Bahan MakananiiNecaca Bahan Makananii
Necaca Bahan Makanan
ii
Necaca Bahan Makanan
ii