BAB I PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Hibrida Hibrida padi dikembangkan dikembangkan oleh peneliti peneliti pemulia pemulia tanaman, tanaman, mengikuti mengikuti sukses teknologi hibrida pada tanaman jagung. Adalah China yang sejak tahun akhir 1980 1980-a -an n tela telah h berh berhas asil il mena menana nam m padi padi hibr hibrid idaa selu seluas as 15 juta juta ha. ha. Indo Indone nesi siaa (Puslitban (Puslitbang g Tanaman Tanaman Pangan) Pangan) mulai merintis program penelitian penelitian padi hibrida sejak akhir tahun 1985-an, namun program pengembangan varietas unggul non hibrida masih tetap berjalan terus. Hingga kini telah tersedia 17 varietas hibrida pad padii yang yang telah telah dile dilepa pass di Indo Indone nesi sia, a, empa empatt di anta antara rany nyaa hasi hasill pene peneli liti tian an Pusl Puslit itba bang ng Tana Tanama man n Pang Pangan an,, dan dan tiga tigabe bela lass lain lainny nyaa hasi hasill dari dari pene peneli liti tian an perusahaan benih swasta. Namun di tengah gencar-gencarnya upaya swasembada beras nasional, ternyata respon petani terhadap padi hibrida masih agak pasif. Efek heterosis yang ada pada padi hibrida memberikan keunggulan dalam hal hasil dan sifat-sifat penting lainnya dibanding padi inbrida (Virmani et al . 1997). Perbedaan lain antara hibrida dan inbrida adalah dalam perbanyakan benih. Petani harus selalu menanam benih F1 hibrida agar keunggulan yang ada dapat muncul.
1.2.
Tujuan
1. Menget Mengetahu ahuii penger pengertia tian n dari padi padi hibr hibrida ida 2. Menget Mengetahu ahuii cara budida budidaya ya padi padi hibri hibrida da 3. Mengetahui Mengetahui kelebihan kelebihan dan kekurangan kekurangan padi hibrida hibrida 4. Mengetahui Mengetahui syarat-syarat syarat-syarat memproduk memproduksi si padi hibrida hibrida
1
BAB II PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Hibrida
Hibrida adalah produk persilangan antara dua tetua padi yang berbeda secara genetik. Apabila tetua-tetua diseleksi secara tepat, maka hibrida turunannya akan akan memilik memilikii vigor vigor dan daya hasil hasil yang yang lebih lebih tinggi tinggi daripa daripada da kedua kedua tetua tetua tersebut. Dalam biologi Dalam biologi,, hibrida memiliki tiga arti. 1.
Hibr Hibrid idaa meru merupa paka kan n ketu keturu runa nan n (zur (zuria iat, t, prog progen eni) i) dari dari dua dua varietas varietas,, subspesies,, spesies subspesies spesies,, atau atau dua genus yang yang berb berbed eda. a. Untu Untuk k dua dua yang yang pertam pertama, a, hibrid hibridany anyaa disebu disebutt hibrid hibridaa intrasp intraspesi esifik fik,, untuk untuk yang yang ketiga ketiga diseb isebu ut
hib hibrida rida
inte inters rsp pesif esifik ik,,
dan
yan yang
tera terak khir hir
dis disebut ebut
hibri ibrida da
intergenerik. 2.
Hibrida merupakan silangan antar populasi,, antar kultivar populasi kultivar , atau antar galur galur dalam dalam suatu suatu spesies spesies.. Peng Pengert ertia ian n ini ini serin sering g dipa dipaka kaii dala dalam m pemuliaan tanaman (lihat artikel varietas hibrida). hibrida).
3.
Hibrida memiliki arti berbeda di bidang biologi bidang biologi molekular , lihat hibridisasi (biologi molekular). molekular). Dalam pertanian, pertanian, yang yang dimaks dimaksud ud dengan dengan variet varietas as hibrid hibridaa adalah adalah tipe tipe
kultivar yang berupa keturunan langsung dari persilangan antara dua atau lebih populasi populasi pemuliaan. pemuliaan. Popula Populasi si pemuli pemuliaan aan yang yang dipaka dipakaii dapat dapat berupa berupa varietas bersari bebas (baik sintetik (baik sintetik maupun maupun komposit) komposit) ataupun galur /lini. /lini. Varietas hibr hibrid idaa dibu dibuat at untu untuk k meng mengam ambi bill manf manfaa aatt dari dari munc muncul ulny nyaa kombinasi yang baik dari tetua yang dipakai. Jagung hibrida dan padi hibrida memiliki daya tumbuh yang lebih tinggi, relatif lebih tahan penyakit, dan potensi hasilnya lebih tinggi. Ini terjadi karena munculnya gejala heterosis yang hanya dapat dapat terjad terjadii pada pada persil persilang angan. an. Pada Pada kelapa hibrid hibrida, a, gejala gejala hetero heterosis sis tidak tidak
2
dima dimanf nfaat aatka kan, n, tetap tetapii dua dua sifa sifatt baik baik dari dari kedu keduaa tetua tetua yang yangte terg rgab abun ung g pada pada keturunannya dimanfaatkan. Kelapa sawit yang dibudidayakan juga merupakan hibrida dengan alasan yang sama. 2.2. Padi Hibrida
Teknik produksi padi lokal dan hasil introduksi masih belum cukup untuk mengatasi hal tersebut, oleh sebab itu dibutuhkan alternatif baru yaitu produksi benih padi hibrida. Pada prinsip rangkian proses produksi benih padi hibrida sama deng dengan an prod produk uksi si beni benih h padi padi bers berset etifi ifika kat. t. Perb Perbed edaa aan n terd terdap apat at pada pada tahap tahapan an penyiapan galur induk jantan dan betina yang berasal dari jenis yang berbeda sifat genetiknya. Sebagai contoh adalah jantan mempunyai sifat genetik produksinya tinggi (diatas 5 ton per hektar) sedangkan induk betina mempunyai sifat genetik enak rasanya. Pada umumnya persilangan kedua galur jantan dan betina ini sudah diuji berulang kali melalui penelitian yang panjang. Teknologi produksi benih hibrida hibrida sangat sangat berbeda berbeda dari varietas varietas non hibrida. Benih hibrida hibrida harus diproduksi diproduksi setiap musim tanam, tanam, dan dipertahank dipertahankan an kemurnian kemurnian genetiknya genetiknya hingga hingga lebih dari 98% agar dicapai hasil yang memuaskan. Seba Sebaga gaii
cont contoh oh kasu kasuss
prod produk uksi si beni benih h
hibr hibrid idaa
akan akan disa disamp mpai aika kan n
berdasarka berdasarkan n hasil penelitian IRRI (Internatio (International nal Rice Research Research Institute) Institute) yang berlokasi di Filipina yaitu varietas Magat (PSB Rc26H, lama penanaman 110 hari dengan dengan rata-rat rata-rataa produk produksi si 5.6 ton/ha ton/ha), ), Metsiz Metsizo o (PSB (PSB Rc72H Rc72H dengan dengan waktu waktu penanaman 123 hari dan rata-rata hasil 5.4 t/ha) dan Panay (PSB Rc76H dengan waktu penanaman selama 106 hari dan hasil produksi rata-rata 4.8 t/ha). Benih padi hibrida dihasilkan ketika sel telur dari induk betina buahi oleh serbuksari dari anther varietas yang berbeda atau galur yang digunakan sebagai induk induk jantan jantan.. Hasil Hasil persil persilang angan an kedua kedua induk induk terseb tersebut ut disebu disebutt sebaga sebagaii First
Generation atau turunan generasi pertama atau first filial generation dan dikenal dengan dengan istilah istilah (F1) yang merupakan hasil penyilangan antara dua varietas padi yang berbeda secara genetik. Padi hibrida pada umumnya memberi peluang hasil pro produ duks ksii yang yang lebih lebih ting tinggi gi.. Menur Menurut ut IRRI IRRI (200 (2006) 6) Beni Benih h padi padi hibr hibrid idaa F1 menghasilkan keuntungannya sekitar 10-15% dibandingkan dengan varietas yang dihasilkan melalui persilangan sendiri. 3
Menghadapi kondisi lahan budidaya padi yang semakin menyempit, maka penggunaan varietas hibrida merupakan salah satu solusi yang tepat. Sebelum melakukan serangkaian proses produksi benih padi hibrida, sebaiknya dianalis terlebih terlebih dahulu standar standar benih padi hibrida hibrida yang telah ditetapkan ditetapkan.. Penguasaan Penguasaan informasi tentang standar kualitas benih dapat memudahkan pengelolaan proses kegiatan di lapangan budidaya. Sebagai contoh untuk standar kemurnian benih padi padi hibrid hibridaa adalah adalah 98%, 98%, artiny artinyaa penang penangkar kar benih benih harus harus melaku melakukan kan roguin roguing g dengan sangat seksama jangan sampai ada varietas lain yang tumbuh selain 2 varietas induk jantan dan induk betina yang direncanakan untuk disilangkan agar menghasilk menghasilkan an benih padi hibrida. Contoh kedua adalah tentang standar kadar air maksimal 14%. Dengan adanya pengetahuan tentang informasi standar benih padi terseb tersebut, ut, maka maka penang penangkar kar benih benih akan akan melaku melakukan kan kegiat kegiatan an penger pengering ingan an benih benih sampai dengan kadar airnya ≤14%.
2.3. Budidaya Padi Hibrida
Selain itu, pemintaan terhadap beras dari tahun ke tahun cenderung naik sejalan dengan laju peningkatan jumlah penduduk. Disisi lain varietas unggul yang digunakan petani tidak dapat berproduksi lebih tinggi karena keterbatasan kemampuan genetik tanaman. Sejalan dengan tujuan pembangunan pertanian yang lebih memfokuskan kepa kepada da peni pening ngka kata tan n pend pendap apat atan an dan dan kese kesejah jahte teraa raan n peta petani ni,, maka maka prog program ram intensifikasi padi sudah selayaknya mendapat perbaikan dan penyempurnaan dari berbagai aspek. Padi Padi
hibr hibrid idaa
berp berper eran an
untu untuk k
meni mening ngka katk tkan an
prod produk uksi si..
Tekn Teknol olog ogii
pengemban pengembangan gan padi hibrida yang diterapkan diterapkan secara intensif intensif di daerah asalnya China, India dan Vietnam mampu meningkatkan produktifitas sebesar 15 - 20 %. Keberhasilan penanaman padi hibrida secara intensif menunjukkan bahwa varietas padi hibrida merupakan teknologi yang praktis dalam peningkatan produksi padi.
4
1. Peny Penyia iapa pan n Laha Lahan n Pada Prinsipnya lahan untuk budidaya padi hibrida sama dengan penyiapan lahan untuk budidaya padi biasa (inhibrida) •
Tanah diolah secara sempurna yaitu dibajak I dibiarkan selama 7 hari dala dalam m kead keadaa aan n maca macakk-ma maca cak, k, kemu kemudi dian an diba dibaja jak k II diga digaru ru untu untuk k melumpurkan dan meratakan tanah.
•
Untuk menekan pertumbuhan gulma, lahan yang telah diratakan disemprot dengan herbisida pra tumbuh dan dibiarkan selama 7 - 10 hari atau sesuai dengan anjuran.
2. Pers ersemaian ian Pembuatan persemaian dilakukan sebagai berikut : •
Tanah diolah, dicangkul dicangkul atau dibajak, dibiarkan dalam kondisi kondisi macakmacakmacak selama minimal 7 hari agar gabah yang ada dalam tanah tumbuh. Kemudi Kemudian an olah olah tanah tanah kedua kedua sambil sambil member membersih sihkan kan lahan lahan dari dari tanama tanaman n padi yang tumbuh liar dan gulma.
•
Buat Buat bede bedeng ngan an deng dengan an ting tinggi gi mini minimal mal 5 - 10 cm, cm, leba lebarr 110 110 cm dan dan panjang disesuaikan dengan petak kebutuhan.
•
Pupuk persemaian dengan Urea, SP36 dan KCL masing-masing sebanyak 5 gr/m persegi atau 1 kg benih per 20 meter persegi lahan.
•
Kebutuhan benih untuk 1 hektar areal pertanaman adalah 10 - 20 kg.
3.
Penanamaan
•
Penanaman dilakukan pada saat bibit berumur 10 - 15 hari.
•
Jarak tanam 20 x 20 cm, satu tanaman per rumpun.
•
Populasi bibit di persemaian lebih jarang daripada yang bisa dipraktekan petani, sehingga pada umur 21 hari bibit telah mempunyai anakan.
5
Varietas yang digunakan Dari Dari hasil hasil uji coba coba yang yang telah telah dilaks dilaksana anakan kan telah telah didapa didapatt beberap beberapat at beberap beberapaa variet varietas as padi padi hibrid hibridaa yang yang dihasi dihasilka lkan n oleh oleh Badan Badan Litban Litbang g Pertan Pertanian ian maupun maupun introduksi dari negara China, Vietnam, Jepang dan lain-lain yaitu : •
Varitas rokan
•
Varietas Maro
•
Varietas Intani 1
•
Varietas Intani 2
•
Varietas Miki 1
•
Varietas Miki 2
•
Varietas Miki 3
4. Pemupukan Anjuran pemupukan padi hibrida adalah : Musim Kemarau •
Takaran pupuk 300 kg Urea, 100 kg SP 36 dan 150 kg KCL/ha.
•
Waktu Pemberian : (1). Saat tanam : 60 kg Urea + 100 kg SP36 + 15 kg KCL/ KCL/ha ha.. (2). (2). 4 ming minggu gu sete setela lah h tana tanam m : 90 kg Urea Urea/h /ha. a. (3). (3). 7 Ming Minggu gu sete setela lah h tana tanam m : 75 kg Urea Urea + 50 kg KCL/ KCL/ha ha.. (4). (4). 5 % berb berbun unga ga : 75 Urea/ha
Musim Hujan •
Takaran pupuk 250 kg Urea, 100 kg SP36 dan 150 kg KCL/ha.
•
Waktu pemberian : (1). Saat tanam : 50 kg Urea + 100 kg SP36 + 100 kg KCL/ha KCL/ha.. (2). 4 Minggu Minggu setelah setelah tanam : 75 kg Urea/h Urea/ha. a. (3). (3). 7 Minggu Minggu sete setela lah h tana tanam m : 75 kg Urea Urea + 50 kg KCL/ KCL/ha ha.. (4). (4). 5% berb berbun unga ga : 50 Urea/ha
5. Peme Pemeli liha haraa raan n Tana Tanama man n
6
•
Penyiangan dilakukan secara intensif agar tanaman tidak terganggu gulma, yang dilakukan paling sedikit 2 kali yaitu menjelang pemupukan ke 2 dan ke 3.
•
Padi hibrida yang ada pada saat ini peka terhadap penyakit tungro dan hama wereng coklat. Maka padi hibrida yang dikembangkan di daerah endemi endemiss hama hama dan penyak penyakit it perlu perlu ditera diterapka pkan n PHT dengan dengan monito monitorin ring g kebe keberad radaa aan n tung tungro ro dan dan kepa kepada data tan n popu popula lasi si were wereng ng secar secaraa inte intens nsif if.. Perhatikan Perhatikan juga serangan serangan tikus sejak dini dan monitoring monitoring penerbangan penerbangan ngengat penggerek batang.
•
Penggunaan pestisida secara bijaksana.
6. Pane Panen n dan dan Pasc Pascaa Pan Panen en Pada prinsipnya secara panen dan pasca panen padi hibrida tidak beda dengan padi biasa (inhibrida). Penentuan saat panen sangat berpengaruh terhadap kualitas gabah. gabah. Tanama Tanaman n padi padi yang yang dipane dipanen n muda muda juga juga digili digiling ng akan akan mengha menghasil silkan kan banyak beras pecah. Ciri-ciri tanaman padi yang siap untuk dipanen adalah : •
95 % butir-butir padi dan daun bendera sudah menguning.
•
Tang Tangka kaii menu menund nduk uk karen karenaa serat serat mena menang nggu gung ng butir butir-b -but utir ir padi padi yang yang bertambah berat.
•
Butir padi bila ditekan terasa keras dan berisi.
Peralatan panen dapat digunakan sabit bergerigi atau reaper dan dilaksanakan secara beregu. Hasil panen dimasukan kedalam karung kemudian dirontokkan dengan dengan pedal pedal thresh thresher er atau atau power power thresh thresher. er. Keterla Keterlamba mbatan tan peront perontoka okan n dan pengeringan akan mengakibatkan butir kuning. Selama perontokan agar menggunakan alas dari anyaman bambu, tikar plastik, sehing sehingga ga gabah gabah hasil hasil peront perontoka okan n mudah mudah dikump dikumpul ul kembal kembali. i. Gabah Gabah setela setelah h diro diront ntok ok dibe dibers rsih ihka kan n dari dari koto kotoran ran gaba gabah h hamp hampaa dan dan bend bendaa asin asing g lainn lainnya ya.. Pembersihan gabah akan mempertinggi efisiensi pengolahan hasil, mempertinggi daya simpan dan harga jual per satuan berat.
7
Pengeringan agar menggunakan lantai jemur, bila tidak ada panas matahari dapat menggunakan dryer. kematangan gabah dan alat penggilingan sangat menentukan rendemen, tingkat kehilangan hasil dan mutu beras. Umur tanaman yang belum optimal dan tidak seragam akan menurunkan mutu berat dan rendemennya.
2.4. Keunggulan Padi Hibrida
1. Hasil lebih tinggi dari hasil padi unggul biasa. 2. Vigor lebih baik sehingga lebih kompetitif terhadap gulma.
2.5. Kekurangan Padi Hibrida
Tentu saja, semua produk akan memiliki dua sisi bersebelahan. Di satu sisi, padi hibrida memiliki keunggulan seperti hasil yang lebih tinggi daripada hasil padi unggul biasa (inbrida) dan vigor lebih baik sehingga lebih kompetitif terhadap gulma. Namun di sisi lain, padi hibrida juga punya kelemahan. Karena produk hibrida memanfaatkan teknologi tinggi dan berbiaya mahal, maka konsekuensinya harga benih juga relatif mahal. Di samping itu, ada satu sifat produk hibrida yang menyulitkan dalam upaya pengadaan benih oleh petani, yakni sifat “sekali pakai”. Artinya, petani harus membeli benih baru setiap kali akan tanam karena benih hasil panen sebelumnya dari benih hibrida tidak dapat dipakai untuk pertanaman berikut. Tidak semua galur atau varietas dapat dijadikan sebagai tetua padi hibrida. Dengan kata lain, pengadaan benih padi hibrida menuntut penguasaan teknologi dan investasi usaha yang besar. Hingga saat ini, varietas padi hirbida yang sudah dilepas mencapai lebih dari 20 varietas. varietas. Meskipun Meskipun pada awalnya awalnya terdapat terdapat banyak banyak kekhawatira kekhawatiran, n, kini tersedia hibrida dengan kualitas gabah yang baik dan ketahanan yang lebih baik terhadap hama dan penyakit. Untuk memproduksi padi hibrida, selain perlu ada sistem 8
produksi dan distribusi beih nasional, program jaminan mutu nasional, juga perlu ada kemampuan nasional untuk mengawasi produksi galur dan benih. 2.6. Syarat Memproduksi Benih Hibrida
Untuk memproduksi benih hibrida dperlukan persyaratan sebagai berikut: 1. Diperlukan adanya galur mandul jantan (GMJ atau Galur A atau CMS line) – varietas padi tanpa serbuk sari yang hidup dan dianggap berfungsi sebagai tetua betin betinaa dan menerim menerimaa serbuk serbuk sari dari dari tetua tetua jantan jantan untuk untuk mengha menghasil silkan kan benih benih hibrida. 2. Diperlukan adanya galur pelestari (Galur B atau maintainer line) – varietas atau galur yang berfungsi untuk memperbanyak atau melestarikan keberadaan GMJ. 3. Dipe Diperl rluk ukan an adan adanya ya tetua tetua jant jantan an (rest (restor orer) er) – varie varieta tass padi padi deng dengan an fung fungsi si reproduksi normal yang dianggap sebagai tetua jantan untuk menyediakan serbuk sari bagi tetua betina di lahan produksi benih yang sama. 4. Benih padi hibrida dapat dihasilkan (diproduksi) dengan cara menyilangkan antara GMJ dengan restorer yang terpilih secara alami di lapangan.
2.7. Varietas Padi Hibrida yang Telah Dilepas
Samp Sampai ai saat saat ini ini suda sudah h dile dilepa pass lebih lebih dari dari 20 vari variet etas as padi padi hibr hibrid ida, a, diantaranya adalah Intani 1, Intani 2, Rokan, Maro, Miki 1, Miki 2, Miki 3, Longping Pusaka 1, Longping Pusaka 2, Hibrindo R-1, Hibrindo R-2, Batang Samo, Hipa 3, Hipa 4, PP1, Adirasa, Mapan 4, Manis 5, Bernas Super, dan Bernas Prima.
2.8. Pengujian Padi Hibrida
Menurut menurut pengamatan Sumarno (2006), daya hasil padi hibrida tidak tidak menunj menunjukk ukkan an hasil hasil yang yang memuas memuaskan kan.. hibrid hibridaa padi padi tidak tidak menunj menunjukk ukkan an
9
heterosis yang tinggi, melebihi produktivitas varietas murni non hibrida, seperti varietas Ciherang, IR-64, Membrano, dsbnya. Namun hal ini bukan berarti potensi hasil hibrida padi lebih rendah dibandingkan varietas-varietas murni homozigot tersebut. Di sentra sentra produksi produksi padi Sumatera Sumatera padi hibrida hanya menghasilka menghasilkan n 5-6,5 ton/ ton/h ha
berd berdas asar arka kan n
konve onvers rsii
has hasil
plo plot,
dan dan
sete setela lah h
diko ikoreks reksii
20%
produktivitasnya hanya 4-5 ton/ha gabah kering. Daya hasil hibrida tersebut hanya setara dengan daya hasil varietas murni biasa. Tabel 1. Daya hasil padi hibrida dari data percobaan tahun 2002 di beberapa sentra produksi padi di Sumatera
No
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
Hibrida
Maro Maro Rokan Intani-1 Maro Rokan Intani Maro Rokan Rata-rata
Daya hasil data plot (t/ha) GKG*)
6,44 5,24 6,27 5,61 5,60 6,84 5,58 6,21 6,76 6,06
Perikanan produktivitas skala luas (t/ha)**) 5,15 4,19 5,02 4,49 4,48 5,47 4,46 4,97 5,41 4,85
Lokasi/Musim
Asahan, MK 2002 Simalungun, MK 2002 Simalungun, MK 2002 Simalungun, MK 2002 Tanah Datar, MK 2002 Lampung Selatan, MK 2002 Lampung Selatan, MK 2002 Musi Rawas, MK 2002 Musi Rawas, MK 2002
Sumber : Puslitbangtan, 2003 *) Daya hasil dari konversi plot 10 m2 menjadi ton/hektar. **) Perkiraan produktivitas skala luas = hasil konversi plot –20%
Tabel 2. Daya hasil padi hibrida dari data percobaan tahun 2002/2003 di beberapa sentra produksi padi di Jawa No.
1
2 3 4
Hibrida
Maro Rokan Intani Maro Maro Rokan Rokan
Daya hasil data plot (t/ha) GKG *)
7,20 7,90 6,03 7,55 7,83 9,57 6,05
Perkiraan produktivitas skala luas (t/ha) **) 5,76 6,32 4,82 6,04 6,26 7,66 4,84
Lokasi/Musim
Subang, MK 2002 -”-”Majalengka, MH 2002 Sragen, MK 2002 -”Cilacap, MK 2002 10
5
Rokan Maro Intani 6 Maro Rokan Maro Rokan Intani Rata-rata
7,52 8,90 7,56 8,84 11,06 10,30 9,40 8,80 8,30
6,02 7,12 6,05 7,07 8,85 8,24 7,52 7,04 6,64
Bojonegoro, MH 2002/2003 -”-”Blitar, MK 2002 -”Blitar, MH 2002/2003 -”-”-
*) Daya hasil dari konversi plot 10 m2 menjadi ton/hektar. **) Perkiraan produkstivitas skala luas = hasil konservasi plot –20%.
Uji daya hasil padi hibrida di sentra produksi padi di Jawa menunjukkan pro produ dukt ktiv ivit itas as yang yang lebi lebih h ting tinggi gi,, anta antara ra 6 hing hingga ga 11 ton/ ton/ha ha gaba gabah h keri kering ng berda berdasark sarkan an data data plot plot 10 m2. Setelah Setelah dikoreks dikoreksii 20% daya hasil hasil padi padi hibrid hibridaa menjadi 4,8 hingga 8,9 ton/ha, atau rata-rata 6,6 ton/ha. Daya hasil padi hibrida di Jawa Jawa itu pun tidak sangat sangat spekt spektaku akuler ler,, karena karena padi padi variet varietas as murni murni pun pada kondisi optimal dapat menghasilkan 7-8 ton/ha. Selain daya hasilnya yang tidak spektakuler sangat tinggi, padi hibrida yang tersedia juga masih memiliki beberapa kelemahan, seperti rasa nasinya yang kura kurang ng enak enak,, peka peka terh terhad adap ap hama hama weren wereng g cokl coklat at dan dan peny penyak akit it hawa hawarr daun daun (krese (kresek). k). Untuk Untuk mendap mendapatk atkan an produk produksi si yang yang maksim maksimal, al, padi padi hibrid hibridaa harus harus ditanam pada tanah yang subur, hara tanah cukup tersedia, dosis pupuk optimal, penga pengaira iranny nnyaa cukup cukup,, OPTnya OPTnya dikend dikendali alikan kan,, dan pengel pengelola olaan an tanama tanaman n secara secara keseluruhan dilakukan dengan baik.
11
BAB III KESIMPULAN
1. Hibrid Hibridaa adalah adalah produk produk persilan persilangan gan antara antara dua tetua tetua padi padi yang yang berbed berbedaa secara secara geneti genetik. k. Apabil Apabilaa tetua-t tetua-tetu etuaa disele diseleksi ksi secara secara tepat, tepat, maka maka hibrid hibridaa turunannya akan memiliki vigor dan daya hasil yang lebih tinggi daripada kedua tetua tersebut. •
Teknik produksi padi lokal dan hasil introduksi masih belum cukup untuk
mengat mengatasi asi hal terseb tersebut, ut, oleh oleh sebab sebab itu dibutu dibutuhka hkan n altern alternatif atif baru baru yaitu yaitu produksi benih padi hibrida. •
Padi Padi
hibr hibrid idaa
berp berper eran an
untu untuk k
meni mening ngka katk tkan an
prod produk uksi si..
Tekn Teknol olog ogii
pengembangan padi hibrida yang diterapkan secara intensif di daerah asalnya China, India dan Vietnam mampu meningkatkan produktifitas sebesar 15 - 20 %. Keberhasilan penanaman padi hibrida secara intensif menunjukkan bahwa varietas padi hibrida merupakan teknologi yang praktis dalam peningkatan produksi padi. •
Keunggulan Keunggulan padi hibrida yaitu hasil lebih tinggi tinggi dari hasil padi unggul
biasa dan vigor lebih baik sehingga lebih kompetitif terhadap gulma. •
Padi hibrida juga mempunyai kelemahan yaitu harga benih yang sangat
mahal karena penggunakan mesin-mesin berteknologi tinggi.
12
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2008. Varietas Hibrida. Available at http://id.wikipedia.org/wiki/Varietas_hibrida diakses pada 11 November 2009 pukul 16.32. Anonim. 2009. Hibrida. Available at http://id.wikipedia.org/wiki/Hibrida diakses pada 11 November 2009 pukul 16.38. IRRI Rice Knowledge Bank dan Satoto. 2006. Padi Hibrida. Available at http://www.pustaka-deptan.go.id/bppi/lengkap/bitp07009.pdf diakses http://www.pustaka-deptan.go.id/bppi/lengkap/bitp07009.pdf diakses pada 11 November 2009 pukul 16.30. Nurwadani, Paristiyanti. 2008. Teknik Pembibitan Tanaman dan Produksi Benih
Jilid 2 untuk SMK . Jakarta : Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, Departemen Pendidikan Nasional. Sukirman, dkk. 2006. Teknik Produksi Benih Untuk Keperluan Uji Daya Hasil
Padi Hibrida. Available at http://www.pustakadeptan.go.id/bppi/lengkap/bt11206k.pdf diakses deptan.go.id/bppi/lengkap/bt11206k.pdf diakses pada 12 November 2009 pukul 03.00. Sumarno. 2006. Mengapa Hibrida Padi Tidak Sesukses Hibrida Jagung?. Available at http://www.litbang.deptan.go.id/artikel/one/120/pdf/Mengapa %20Hibrida%20Padi%20Tidak%20Sesukses%20Hibrida%2 %20Hibrida%20Padi%20T idak%20Sesukses%20Hibrida%20Jagung?.pdf 0Jagung?.pdf diakses diakses pada 11 November 2009 pukul 16.40.
13