Demam Thypoid 1. Pengertian
Metode pemecahan masalah gizi pada pasien dengan demam thypoid secara sistematis yang dilakukan oleh dietisien dalam menangani masalah gizi tersebut sehingga aman, efektif dan berkualitas.
2. Assessment/Pengkajian Antropometri
Melanjutkan hasil skring MST yang dilakukan oleh perawat. Melihat data dan atau mengukur berat badan, tinggi/panjang badan, dan lingkar lengan atas.
Biokimia
Melihat data hasil Laboratorium seperti Hb, Leukosit, LED, dan test widal serta hasil laboratorium lain tekait penyakit yang diderita dan berhubungan dengan gizi
Klinis/Fisik
Mual, muntah, diare, konstipasi, dan anoreksia
Dietary
Alergi makanan dan pola makan pasien serta rata-rata asupan makan pasien sebelum masuk rumah sakit
Riwayat Personal
Riawayat sosial, ekonomi , dan budaya atau kepercayaan. Riawayat penyakit saat ini dan keluarga
3. Diagnosis Gizi
Terdiri dari domain intake, clinis, dan behavioral Contoh domain Intake
Kekurangan intake makanan dan minuman dihubungan dengan gejala klinis yang timbul dari penyakit yang diderita seperti mual dan muntah dibuktikan dengan nilai asupan <90%. (NI-2.1) Contoh domain clinis
Perubahan nilai lab dihubungkan dengan penyakit yang diderita dibuktikan dengan nilai test widal tinggi. (NC-2.2)
1
Contoh domain Behavioral
Pengetahuan yang kurang dikaitkan dengan pangan dan gizi dihubungkan dengan belum pernah mendapatkan edukasi gizi dan m akanan (NB-1.1) Diagnosis gizi disesuaikan dengan kondisi pasien 4. Intervensi Gizi Perencanaan
Tujuan 1. Mencapai atau mempertahankan status gizi optimal 2. memenuhi kebutuhan zat gizi 3. memberikan makanan dan cairan yang tidak memperberat kerja saluran pencernaan
Implementasi
Syarat Diet 1. mudah cerna, porsi kecil dan sering 2. Energi dan protein cukup sesuai dengan kemampuan pasien 3. Lemak rendah 4. Rendah serat 5. Cairan cukup 6. Tidak mengandung bahan makanan dan bumbu yang tajam 7. Laktosa rendah 8. Bentuk makanan dikondisikan dengan kondisi klinis dan kemampuan pasien mengkonsumsi
Edukasi
Pemberian edukasi dan kosneling gizi kepada pasien dan keluarga pasien mengenai diet lambung
Koordinasi dengan tenaga keehatan lain
Koordinasi pelayanan gizi dengan tenaga kesehatan lain seperti dokter, perawat, apoteker, serta tenaga kesehatan lain terkait asuhan pasien
5. Monitoring dan Evaluasi
1. Asupan makan 2. Fisik/klinis terkait asupan makan 3. Status gizi berdasarkan antropometri 4. Hasil biokimia terkait gizi
6. Indikator/Outcome
1. Asupan makan >90% dari kebutuhan 2. Status gizi
2
7. Kepustakaan
1. Anggraeni, Adisty. 2012. Asuhan Gizi Nutritional Care Process. Graha Ilmu. Jakarta. 2. Almatsier, Sunita. 2006. Penuntun Diet. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
3
Gastroentritis Akut (GEA) 1. Pengertian
Metode pemecahan masalah gizi pada pasien dengan GEA secara sistematis yang dilakukan oleh dietisien dalam menangani masalah gizi tersebut sehingga aman, efektif dan berkualitas.
2. Assessment/Pengkajian Antropometri
Melanjutkan hasil skring MST yang dilakukan oleh perawat. Melihat data dan atau mengukur berat badan, tinggi/panjang badan, dan lingkar lengan atas.
Biokimia
Melihat data hasil Laboratorium tekait penyakit yang diderita dan berhubungan dengan gizi
Klinis/Fisik
Mual, muntah, diare, dan anoreksia
Dietary
Alergi makanan dan pola makan pasien serta rata-rata asupan makan pasien sebelum masuk rumah sakit
Riwayat Personal
Riawayat sosial, ekonomi , dan budaya atau kepercayaan. Riawayat penyakit saat ini dan keluarga
3. Diagnosis Gizi Terdiri dari domain intake, clinis, dan behavioral Contoh domain Intake
Kekurangan intake makanan dan minuman dihubungan dengan gejala klinis yang timbul dari penyakit yang diderita seperti mual dan muntah dibuktikan dengan nilai asupan <90%. (NI-2.1) Contoh domain clinis
Perubahan nilai lab dihubungkan dengan penyakit yang diderita. (NC-2.2) Contoh domain Behavioral
Pengetahuan yang kurang dikaitkan dengan pangan dan gizi dihubungkan dengan belum pernah mendapatkan edukasi gizi dan m akanan (NB-1.1) Diagnosis gizi disesuaikan dengan kondisi pasien 4. Intervensi Gizi Perencanaan
Tujuan
4
1. mencapai atau mempertahankan status gizi optimal 2. memenuhi kebutuhan zat gizi 3. memberikan makanan dan cairan yang tidak memperberat kerja saluran pencernaan Implementasi
Syarat Diet 1. mudah cerna, porsi kecil dan sering 2. Energi dan protein cukup sesuai dengan kemampuan pasien 3. Lemak rendah 4. Rendah serat (untuk masa akut tidak diberikan sayur dan buah hanya pisang) 5. Cairan cukup 6. Tidak mengandung bahan makanan dan bumbu yang tajam 7. Tidak mengkonsumsi makan atau minumam yang mengandung Laktosa 8. Tidak mengkonsumsi makanan yang manis-manis 9. Bentuk makanan dikondisikan dengan kondisi klinis dan kemampuan pasien mengkonsumsi
Edukasi
Pemberian edukasi dan kosneling gizi kepada pasien dan keluarga pasien mengenai diet lambung dengan penyakit gastroenteritis akut
Koordinasi dengan tenaga keehatan lain
Koordinasi pelayanan gizi dengan tenaga kesehatan lain seperti dokter, perawat, apoteker, serta tenaga kesehatan lain terkait asuhan pasien
5. Monitoring dan Evaluasi
1. Asupan makan 2. Fisik/klinis terkait asupan makan 3. Status gizi berdasarkan antropometri 4. Hasil biokimia terkait gizi
6. Indikator/Outcome
1. Asupan makan >90% dari kebutuhan 2. Status gizi
7. Kepustakaan
1. Anggraeni, Adisty. 2012. Asuhan Gizi Nutritional Care Process. Graha Ilmu. Jakarta. 2. Almatsier, Sunita. 2006. Penuntun Diet. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
5
Anemia 1. Pengertian
Metode pemecahan masalah gizi pada pasien dengan Anemia secara sistematis yang dilakukan oleh dietisien dalam menangani masalah gizi tersebut sehingga aman, efektif dan berkualitas.
2. Assessment/Pengkajian Antropometri
Melanjutkan hasil skring MST yang dilakukan oleh perawat. Melihat data dan atau mengukur berat badan, tinggi/panjang badan, dan lingkar lengan atas.
Biokimia
Melihat data hasil Laboratorium tekait penyakit yang diderita dan berhubungan dengan gizi seperti Hb
Klinis/Fisik
Mual, muntah, diare, konstipasi, dan anoreksia
Dietary
Alergi makanan dan pola makan pasien serta rata-rata asupan makan pasien sebelum masuk rumah sakit
Riwayat Personal
Riawayat sosial, ekonomi , dan budaya atau kepercayaan. Riawayat penyakit saat ini dan keluarga
3. Diagnosis Gizi
Terdiri dari domain intake, clinis, dan behavioral Contoh domain Intake
Kekurangan intake makanan dan minuman dihubungan dengan gejala klinis yang timbul dari penyakit yang diderita seperti mual dan muntah dibuktikan dengan nilai asupan <90%. (NI-2.1) Contoh domain clinis
Perubahan nilai lab dihubungkan dengan penyakit yang diderita. (NC-2.2) Contoh domain Behavioral
Pengetahuan yang kurang dikaitkan dengan pangan dan gizi dihubungkan dengan belum pernah mendapatkan edukasi gizi dan m akanan (NB-1.1) Diagnosis gizi disesuaikan dengan kondisi pasien 4. Intervensi Gizi Perencanaan
Tujuan
6
1. mencapai atau mempertahankan status gizi optimal 2. memenuhi kebutuhan zat giziterutama protein Implementasi
Syarat Diet 1. mudah cerna, porsi kecil dan sering 2. Energi cukup sesuai dengan kemampuan pasien 3. Protein tinggi terutama sumber hewani 4. Lemak cukup 5. Makanan diberikan dalam bentuk mudah cerna 6. Bentuk makanan dikondisikan dengan kondisi klinis dan kemampuan pasien mengkonsumsi
Edukasi
Pemberian edukasi dan kosneling gizi kepada pasien dan keluarga pasien mengenai diet anemia
Koordinasi dengan tenaga kesehatan lain
Koordinasi pelayanan gizi dengan tenaga kesehatan lain seperti dokter, perawat, apoteker, serta tenaga kesehatan lain terkait asuhan pasien
5. Monitoring dan Evaluasi
1. Asupan makan 2. Fisik/klinis terkait asupan makan 3. Status gizi berdasarkan antropometri 4. Hasil biokimia terkait gizi
6. Indikator/Outcome
1. Asupan makan >90% dari kebutuhan 2. Status gizi 3. Nilai Lab Hb
7. Kepustakaan
1. Anggraeni, Adisty. 2012. Asuhan Gizi Nutritional Care Process. Graha Ilmu. Jakarta. 2. Almatsier, Sunita. 2006. Penuntun Diet. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
7
Hipertensi 1. Pengertian
Metode pemecahan masalah gizi pada pasien dengan Hipertensi secara sistematis yang dilakukan oleh dietisien dalam menangani masalah gizi tersebut sehingga aman, efektif dan berkualitas.
2. Assessment/Pengkajian Antropometri
Melanjutkan hasil skring MST yang dilakukan oleh perawat. Melihat data dan atau mengukur berat badan, tinggi/panjang badan, dan lingkar lengan atas.
Biokimia
Melihat data hasil Laboratorium tekait penyakit yang diderita dan berhubungan dengan gizi
Klinis/Fisik
Mual, muntah, diare, konstipasi, dan anoreksia. Selain itu hasil dari tensi darah.
Dietary
Alergi makanan dan pola makan pasien serta rata-rata asupan makan pasien sebelum masuk rumah sakit
Riwayat Personal
Riawayat sosial, ekonomi , dan budaya atau kepercayaan. Riawayat penyakit saat ini dan keluarga
3. Diagnosis Gizi
Terdiri dari domain intake, clinis, dan behavioral Contoh domain Intake
Kekurangan intake makanan dan minuman dihubungan dengan gejala klinis yang timbul dari penyakit yang diderita seperti mual dan muntah dibuktikan dengan nilai asupan <90%. (NI-2.1) Contoh domain clinis
Perubahan nilai lab dihubungkan dengan penyakit yang diderita. (NC-2.2) Contoh domain Behavioral
Pengetahuan yang kurang dikaitkan dengan pangan dan gizi dihubungkan dengan belum pernah mendapatkan edukasi gizi dan m akanan (NB-1.1) Diagnosis gizi disesuaikan dengan kondisi pasien 4. Intervensi Gizi Perencanaan
Tujuan
8
1. mencapai atau mempertahankan status gizi optimal 2. memenuhi kebutuhan zat gizi 3. menurunkan tekanan darah Implementasi
Syarat Diet 1. mudah cerna, porsi kecil dan sering 2. Energi cukup sesuai dengan kemampuan pasien 3. Jumlah natrium disesuaikan dengan berat tidaknya hipertensi yang diderita 4. Makanan diberikan dalam bentuk mudah cerna 5. Bentuk makanan dikondisikan dengan kondisi klinis dan kemampuan pasien mengkonsumsi
Edukasi
Pemberian edukasi dan kosneling gizi kepada pasien dan keluarga pasien mengenai diet rendah garam
Koordinasi dengan tenaga kesehatan lain
Koordinasi pelayanan gizi dengan tenaga kesehatan lain seperti dokter, perawat, apoteker, serta tenaga kesehatan lain terkait asuhan pasien
5. Monitoring dan Evaluasi
1. Asupan makan 2. Fisik/klinis terkait asupan makan dan tensi darah 3. Status gizi berdasarkan antropometri 4. Hasil biokimia terkait gizi
6. Indikator/Outcome
1. Asupan makan >90% dari kebutuhan 2. Status gizi 3. Klinis (tensi darah)
7. Kepustakaan
3. Anggraeni, Adisty. 2012. Asuhan Gizi Nutritional Care Process. Graha Ilmu. Jakarta. 4. Almatsier, Sunita. 2006. Penuntun Diet. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
9
Diabetes Melitus 1. Pengertian
Metode pemecahan masalah gizi pada pasien dengan Diabetes Melitus secara sistematis yang dilakukan oleh dietisien dalam menangani masalah gizi tersebut sehingga aman, efektif dan berkualitas.
2. Assessment/Pengkajian Antropometri
Melanjutkan hasil skring MST yang dilakukan oleh perawat. Melihat data dan atau mengukur berat badan, tinggi/panjang badan, dan lingkar lengan atas.
Biokimia
Melihat data hasil Laboratorium tekait penyakit yang diderita dan berhubungan dengan gizi seperti kadar gula darah
Klinis/Fisik
Mual, muntah, diare, konstipasi, dan anoreksia.
Dietary
Alergi makanan dan pola makan pasien serta rata-rata asupan makan pasien sebelum masuk rumah sakit
Riwayat Personal
Riawayat sosial, ekonomi , dan budaya atau kepercayaan. Riawayat penyakit saat ini dan keluarga
3. Diagnosis Gizi
Terdiri dari domain intake, clinis, dan behavioral Contoh domain Intake
Penurunan kebutuhan zat gizi tertentu (KH) dihubungkan dengan penyakit yang diderita (diabetes mellitus) dibuktikan dengan kadar gula darah yang tinggi (NI-5.4) Contoh domain clinis
Perubahan nilai lab dihubungkan dengan penyakit yang diderita. (NC-2.2) Contoh domain Behavioral
Pengetahuan yang kurang dikaitkan dengan pangan dan gizi dihubungkan dengan belum pernah mendapatkan edukasi gizi dan m akanan (NB-1.1) Diagnosis gizi disesuaikan dengan kondisi pasien 4. Intervensi Gizi Perencanaan
Tujuan
10
1. mencapai atau mempertahankan status gizi optimal 2. memenuhi kebutuhan zat gizi 3. mencapai kadar gula darah normal Implementasi
Syarat Diet 1. mudah cera 2. Energi cukup sesuai dengan kemampuan pasien 3. Kebutuhan karbohidrat 50-60% 4. Protein dan lemak cukup 5. Penggunaan gula murni tidak diperbolehkan kecuali jumlahnya sedikit sebagai bumbu 6. Penggunaan gula alternative dalam jumlah terbatas 7. Asupan serat dianjurkan 25 gr/hari dengan mengutamakan serat larut air yang terdapat di dalam sayur dan buah 8. Makanan dikondisikan dengan kondisi klinis dan kemampuan pasien mengkonsumsi
Edukasi
Pemberian edukasi dan kosneling gizi kepada pasien dan keluarga pasien mengenai diet diabetes mellitus
Koordinasi dengan tenaga kesehatan lain
Koordinasi pelayanan gizi dengan tenaga kesehatan lain seperti dokter, perawat, apoteker, serta tenaga kesehatan lain terkait asuhan pasien
5. Monitoring dan Evaluasi
1. Asupan makan 2. Hasil biokimia terkait gizi yaitu kadar gula darah sewaktu 3. Fisik/klinis terkait asupan makan 4. Status gizi berdasarkan antropometri
6. Indikator/Outcome
1. Asupan makan >90% dari kebutuhan 2. Kadar gula darah normal 3. Status gizi
7. Kepustakaan
1. Anggraeni, Adisty. 2012. Asuhan Gizi Nutritional Care Process. Graha Ilmu. Jakarta. 2. Almatsier, Sunita. 2006. Penuntun Diet. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
11
DHF (Dengue Hemorrhagic Fever) / DBD 1. Pengertian
Metode pemecahan masalah gizi pada pasien dengan DHF/DBD secara sistematis yang dilakukan oleh dietisien dalam menangani masalah gizi tersebut sehingga aman, efektif dan berkualitas.
2. Assessment/Pengkajian Antropometri
Melanjutkan hasil skring MST yang dilakukan oleh perawat. Melihat data dan atau mengukur berat badan, tinggi/panjang badan, dan lingkar lengan atas.
Biokimia
Melihat data hasil Laboratorium tekait penyakit yang diderita dan berhubungan dengan gizi seperti trombosit, hematokrit.
Klinis/Fisik
Mual, muntah, diare, konstipasi, dan anoreksia.
Dietary
Alergi makanan dan pola makan pasien serta rata-rata asupan makan pasien sebelum m asuk rumah saki
Riwayat Personal
Riawayat sosial, ekonomi , dan budaya atau kepercayaan. Riwayat penyakit saat ini dan keluarga
3. Diagnosis Gizi
Terdiri dari domain intake, clinis, dan behavioral Contoh domain Intake
Peningkatan kebutuhan zat gizi tertentu (Protein) dihubungkan dengan penyakit yang diderita (DHF/DBD) dibuktikan dengan nilai trombosit dan hematokrit yang rendah (NI-5.1) Contoh domain clinis
Perubahan nilai lab dihubungkan dengan penyakit yang diderita. (NC-2.2) Contoh domain Behavioral
Pengetahuan yang kurang dikaitkan dengan pangan dan gizi dihubungkan dengan belum pernah mendapatkan edukasi gizi dan m akanan (NB-1.1) Diagnosis gizi disesuaikan dengan kondisi pasien 4. Intervensi Gizi Perencanaan
Tujuan
12
1. mencapai atau mempertahankan status gizi optimal 2. memenuhi kebutuhan zat gizi 3. mencapai kadar trombosit dan hematokrit yang normal Implementasi
Syarat Diet 1. Mudah cerna, porsi kecil dan sering 2. Energi dan protein tinggi secara bertahap 3. Lemak rendah 4. Rendah serat 5. Tidak mengandung bahan makanan dan bumbu yang tajam 6. Rendah Laktosa 7. Bentuk makanan dikondisikan dengan kondisi klinis dan kemampuan pasien mengkonsumsi
Edukasi
Pemberian edukasi dan kosneling gizi kepada pasien dan keluarga pasien mengenai diet Tinggi Kalori Tinggi Protein dan diet lambung terkait dengan penyakit DBD
Koordinasi dengan tenaga kesehatan lain
Koordinasi pelayanan gizi dengan tenaga kesehatan lain seperti dokter, perawat, apoteker, serta tenaga kesehatan lain terkait asuhan pasien
5. Monitoring dan Evaluasi
1. Asupan makan 2. Fisik/klinis terkait asupan makan 3. Hasil biokimia terkait gizi yaitu trombosit dan hematokrit 4. Status gizi berdasarkan antropometri
6. Indikator/Outcome
1. Asupan makan >90% dari kebutuhan 2. Nilai Lab trombosit dan hematokrit 3. Status gizi
7. Kepustakaan
1. Anggraeni, Adisty. 2012. Asuhan Gizi Nutritional Care Process. Graha Ilmu. Jakarta. 2. Almatsier, Sunita. 2006. Penuntun Diet. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
13
Dispepsia 1. Pengertian
Metode pemecahan masalah gizi pada pasien dengan dispepsia secara sistematis yang dilakukan oleh dietisien dalam menangani masalah gizi tersebut sehingga aman, efektif dan berkualitas.
2. Assessment/Pengkajian Antropometri
Melanjutkan hasil skring MST yang dilakukan oleh perawat. Melihat data dan atau mengukur berat badan, tinggi/panjang badan, dan lingkar lengan atas.
Biokimia
Melihat data hasil laboratorium yang berhubungan dengan gizi
Klinis/Fisik
Mual, muntah, diare, konstipasi, dan anoreksia
Dietary
Alergi makanan dan pola makan pasien serta rata-rata asupan makan pasien sebelum masuk rumah sakit
Riwayat Personal
Riawayat sosial, ekonomi , dan budaya atau kepercayaan. Riawayat penyakit saat ini dan keluarga
3. Diagnosis Gizi
Terdiri dari domain intake, clinis, dan behavioral Contoh domain Intake
Kekurangan intake makanan dan minuman dihubungan dengan gejala klinis yang timbul dari penyakit yang diderita seperti mual dan muntah dibuktikan dengan nilai asupan <90%. (NI-2.1) Contoh domain clinis
Perubahan nilai lab dihubungkan dengan penyakit yang diderita. (NC-2.2) Contoh domain Behavioral
Pengetahuan yang kurang dikaitkan dengan pangan dan gizi dihubungkan dengan belum pernah mendapatkan edukasi gizi dan m akanan (NB-1.1) Diagnosis gizi disesuaikan dengan kondisi pasien 4. Intervensi Gizi Perencanaan
Tujuan
14
1. Mencapai atau mempertahankan status gizi optimal 2. memenuhi kebutuhan zat gizi 3. memberikan makanan dan cairan yang tidak memperberat kerja saluran pencernaan Implementasi
Syarat Diet 1. mudah cerna, porsi kecil dan sering 2. Energi dan protein cukup sesuai dengan kemampuan pasien 3. Lemak rendah 4. Rendah serat 5. Cairan cukup 6. Tidak mengandung bahan makanan dan bumbu yang tajam 7. Laktosa rendah 8. Bentuk makanan dikondisikan dengan kondisi klinis dan kemampuan pasien mengkonsumsi
Edukasi
Pemberian edukasi dan kosneling gizi kepada pasien dan keluarga pasien mengenai diet lambung
Koordinasi dengan tenaga keehatan lain
Koordinasi pelayanan gizi dengan tenaga kesehatan lain seperti dokter, perawat, apoteker, serta tenaga kesehatan lain terkait asuhan pasien
5. Monitoring dan Evaluasi
1. Asupan makan 2. Fisik/klinis terkait asupan makan 3. Status gizi berdasarkan antropometri 4. Hasil biokimia terkait gizi
6. Indikator/Outcome
1. Asupan makan >90% dari kebutuhan 2. Status gizi
7. Kepustakaan
1. Anggraeni, Adisty. 2012. Asuhan Gizi Nutritional Care Process. Graha Ilmu. Jakarta. 2. Almatsier, Sunita. 2006. Penuntun Diet. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
15
TBC (Tuberculosis) 1. Pengertian
Metode pemecahan masalah gizi pada pasien dengan TBC secara sistematis yang dilakukan oleh dietisien dalam menangani masalah gizi tersebut sehingga aman, efektif dan berkualitas.
2. Assessment/Pengkajian Antropometri
Melanjutkan hasil skring MST yang dilakukan oleh perawat. Melihat data dan atau mengukur berat badan, tinggi/panjang badan, dan lingkar lengan atas.
Biokimia
Melihat data hasil Laboratorium tekait penyakit yang diderita dan berhubungan dengan gizi seperti Hb
Klinis/Fisik
Mual, muntah, diare, konstipasi, dan anoreksia
Dietary
Alergi makanan dan pola makan pasien serta rata-rata asupan makan pasien sebelum masuk rumah sakit
Riwayat Personal
Riawayat sosial, ekonomi , dan budaya atau kepercayaan. Riawayat penyakit saat ini dan keluarga
3. Diagnosis Gizi
Terdiri dari domain intake, clinis, dan behavioral Contoh domain Intake
Peningkatan kebutuhan energy dihubungkan dengan penyakit yang diderita (TBC) (NI-1.2) Peningkatan kebutuhan zat gizi tertentu (Protein) dihubungkan dengan penyakit yang diderita (TBC) (NI-5.1) Contoh domain clinis
Perubahan nilai lab dihubungkan dengan penyakit yang diderita. (NC-2.2) Contoh domain Behavioral
Pengetahuan yang kurang dikaitkan dengan pangan dan gizi dihubungkan dengan belum pernah mendapatkan edukasi gizi dan m akanan (NB-1.1) Diagnosis gizi disesuaikan dengan kondisi pasien 4. Intervensi Gizi
16
Perencanaan
Tujuan 1. mencapai atau mempertahankan status gizi optimal 2. memenuhi kebutuhan zat gizi terutama protein
Implementasi
Syarat Diet 1. mudah cerna, porsi kecil dan sering 2. Tinggi energy dan protein secara bertahap 3. Lemak cukup 4. Bentuk makanan dikondisikan dengan kondisi klinis dan kemampuan pasien mengkonsumsi
Edukasi
Pemberian edukasi dan kosneling gizi kepada pasien dan keluarga pasien mengenai diet Tinggi Kalori Tinggi Protein
Koordinasi dengan tenaga kesehatan lain
Koordinasi pelayanan gizi dengan tenaga kesehatan lain seperti dokter, perawat, apoteker, serta tenaga kesehatan lain terkait asuhan pasien
5. Monitoring dan Evaluasi
1. Asupan makan 2. Fisik/klinis terkait asupan makan 3. Status gizi berdasarkan antropometri 4. Hasil biokimia terkait gizi
6. Indikator/Outcome
1. Asupan makan >90% dari kebutuhan 2. Status gizi 3. Nilai Lab Hb
7. Kepustakaan
1. Anggraeni, Adisty. 2012. Asuhan Gizi Nutritional Care Process. Graha Ilmu. Jakarta. 2. Almatsier, Sunita. 2006. Penuntun Diet. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
17
Hipokalemia 1. Pengertian
Metode pemecahan masalah gizi pada pasien dengan Hipokalemia secara sistematis yang dilakukan oleh dietisien dalam menangani masalah gizi tersebut sehingga aman, efektif dan berkualitas.
2. Assessment/Pengkajian Antropometri
Melanjutkan hasil skring MST yang dilakukan oleh perawat. Melihat data dan atau mengukur berat badan, tinggi/panjang badan, dan lingkar lengan atas.
Biokimia
Melihat data hasil Laboratorium tekait penyakit yang diderita dan berhubungan dengan gizi seperti nilai kalium
Klinis/Fisik
Mual, muntah, diare, konstipasi, dan anoreksia
Dietary
Alergi makanan dan pola makan pasien serta rata-rata asupan makan pasien sebelum masuk rumah sakit
Riwayat Personal
Riawayat sosial, ekonomi , dan budaya atau kepercayaan. Riawayat penyakit saat ini dan keluarga
3. Diagnosis Gizi
Terdiri dari domain intake, clinis, dan behavioral Contoh domain Intake
Peningkatan kebutuhan zat gizi tertentu (Kalium) dihubungkan dengan penyakit yang diderita(Hipokalemia) (NI-5.1) Contoh domain clinis
Perubahan nilai lab dihubungkan dengan penyakit yang diderita. (NC-2.2) Contoh domain Behavioral
Pengetahuan yang kurang dikaitkan dengan pangan dan gizi dihubungkan dengan belum pernah mendapatkan edukasi gizi dan m akanan (NB-1.1) Diagnosis gizi disesuaikan dengan kondisi pasien 4. Intervensi Gizi Perencanaan
Tujuan
18
1. mencapai atau mempertahankan status gizi optimal 2. memenuhi kebutuhan zat gizi terutama protein Implementasi
Syarat Diet 1. mudah cerna, porsi kecil dan sering 2. Energi, protein, lemak, dan Kh cukup 3. Tinggi Kalium 4. Bentuk makanan dikondisikan dengan kondisi klinis dan kemampuan pasien mengkonsumsi
Edukasi
Pemberian edukasi dan kosneling gizi kepada pasien dan keluarga pasien mengenai diet tinggi kalium
Koordinasi dengan tenaga kesehatan lain
Koordinasi pelayanan gizi dengan tenaga kesehatan lain seperti dokter, perawat, apoteker, serta tenaga kesehatan lain terkait asuhan pasien
5. Monitoring dan Evaluasi
1. Asupan makan 2. Fisik/klinis terkait asupan makan 3. Hasil biokimia terkait gizi 4. Status gizi berdasarkan antropometri
6. Indikator/Outcome
1. Asupan makan >90% dari kebutuhan 2. Status gizi 3. Nilai Lab Hb
7. Kepustakaan
1. Anggraeni, Adisty. 2012. Asuhan Gizi Nutritional Care Process. Graha Ilmu. Jakarta. 2. Almatsier, Sunita. 2006. Penuntun Diet. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
19
Melena 1. Pengertian
Metode pemecahan masalah gizi pada pasien dengan melena secara sistematis yang dilakukan oleh dietisien dalam menangani masalah gizi tersebut sehingga aman, efektif dan berkualitas.
2. Assessment/Pengkajian Antropometri
Melanjutkan hasil skring MST yang dilakukan oleh perawat. Melihat data dan atau mengukur berat badan, tinggi/panjang badan, dan lingkar lengan atas.
Biokimia
Melihat data hasil Laboratorium tekait penyakit yang diderita dan berhubungan dengan gizi
Klinis/Fisik
Mual, muntah, diare, konstipasi, dan anoreksia
Dietary
Alergi makanan dan pola makan pasien serta rata-rata asupan makan pasien sebelum masuk rumah sakit
Riwayat Personal
Riawayat sosial, ekonomi , dan budaya atau kepercayaan. Riawayat penyakit saat ini dan keluarga
3. Diagnosis Gizi
Terdiri dari domain intake, clinis, dan behavioral Contoh domain Intake
Kekurangan intake makanan dan minuman dihubungan dengan gejala klinis yang timbul dari penyakit yang diderita seperti mual dan muntah dibuktikan dengan nilai asupan <90%. (NI-2.1) Contoh domain clinis
Perubahan nilai lab dihubungkan dengan penyakit yang diderita. (NC-2.2) Contoh domain Behavioral
Pengetahuan yang kurang dikaitkan dengan pangan dan gizi dihubungkan dengan belum pernah mendapatkan edukasi gizi dan m akanan (NB-1.1) Diagnosis gizi disesuaikan dengan kondisi pasien 4. Intervensi Gizi Perencanaan
Tujuan 1. mencapai atau mempertahankan status gizi optimal
20
2. memberikan makanan secukupnya yang memungkinkan istirahat pada saluran cerna, mengurangi risiko perdarahan ulang, mencegah aspirasi
Implementasi
Syarat Diet 1. Pada fase akut dapat diberikan makanan parenteral saja selama 24-48 jam untuk memberi istirahat pada lambung 2. Diet diberikanjika perdarahan pada saluran cerna atau duodenum sudah tidak ada 3. mudah cerna, porsi kecil dan sering 4. Energi, protein, lemak, dan Kh cukup 5. Tidak meninggalkan sisa 6. Bentuk makanan dikondisikan dengan kondisi klinis dan kemampuan pasien mengkonsumsi
Edukasi
Pemberian edukasi dan kosneling gizi kepada pasien dan keluarga pasien mengenai diet tinggi kalium
Koordinasi dengan tenaga kesehatan lain
Koordinasi pelayanan gizi dengan tenaga kesehatan lain seperti dokter, perawat, apoteker, serta tenaga kesehatan lain terkait asuhan pasien
5. Monitoring dan Evaluasi
1. Asupan makan 2. Fisik/klinis terkait asupan makan 3. Hasil biokimia terkait gizi 4. Status gizi berdasarkan antropometri
6. Indikator/Outcome
1. Asupan makan >90% dari kebutuhan 2. Status gizi 3. Nilai Lab
7. Kepustakaan
1. Anggraeni, Adisty. 2012. Asuhan Gizi Nutritional Care Process. Graha Ilmu. Jakarta. 2. Almatsier, Sunita. 2006. Penuntun Diet. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
21
Hepatitis 1. Pengertian
Metode pemecahan masalah gizi pada pasien dengan hepatitis secara sistematis yang dilakukan oleh dietisien dalam menangani masalah gizi tersebut sehingga aman, efektif dan berkualitas.
2. Assessment/Pengkajian Antropometri
Melanjutkan hasil skring MST yang dilakukan oleh perawat. Melihat data dan atau mengukur berat badan, tinggi/panjang badan, dan lingkar lengan atas.
Biokimia
Melihat data hasil Laboratorium tekait penyakit yang diderita dan berhubungan dengan gizi seperti SGPT dan SGOT
Klinis/Fisik
Mual, muntah, diare, konstipasi, dan anoreksia
Dietary
Alergi makanan dan pola makan pasien serta rata-rata asupan makan pasien sebelum masuk rumah sakit
Riwayat Personal
Riawayat sosial, ekonomi , dan budaya atau kepercayaan. Riawayat penyakit saat ini dan keluarga
3. Diagnosis Gizi
Terdiri dari domain intake, clinis, dan behavioral Contoh domain Intake
Kekurangan intake makanan dan minuman dihubungan dengan gejala klinis yang timbul dari penyakit yang diderita seperti mual dan muntah dibuktikan dengan nilai asupan <90%. (NI-2.1) Contoh domain clinis
Perubahan nilai lab dihubungkan dengan penyakit yang diderita. (NC-2.2) Contoh domain Behavioral
Pengetahuan yang kurang dikaitkan dengan pangan dan gizi dihubungkan dengan belum pernah mendapatkan edukasi gizi dan m akanan (NB-1.1) Diagnosis gizi disesuaikan dengan kondisi pasien 4. Intervensi Gizi Perencanaan
Tujuan
22
1. mencapai atau mempertahankan status gizi optimal 2. mencegah katabolisme protein Implementasi
Syarat Diet 1. energy tinggi untuk mencegah pemecahan protein 2. Tinggi Protein 3. Lemak cukup 4. mudah cerna, porsi kecil dan sering 5. Bentuk makanan dikondisikan dengan kondisi klinis dan kemampuan pasien mengkonsumsi
Edukasi
Pemberian edukasi dan konseling gizi kepada pasien dan keluarga pasien mengenai diet hati
Koordinasi dengan tenaga kesehatan lain
Koordinasi pelayanan gizi dengan tenaga kesehatan lain seperti dokter, perawat, apoteker, serta tenaga kesehatan lain terkait asuhan pasien
5. Monitoring dan Evaluasi
1. Asupan makan 2. Fisik/klinis terkait asupan makan 3. Hasil biokimia terkait gizi 4. Status gizi berdasarkan antropometri
6. Indikator/Outcome
1. Asupan makan >90% dari kebutuhan 2. Status gizi 3. Nilai Lab
7. Kepustakaan
1. Anggraeni, Adisty. 2012. Asuhan Gizi Nutritional Care Process. Graha Ilmu. Jakarta. 2. Almatsier, Sunita. 2006. Penuntun Diet. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
23
Hiperemesis 1. Pengertian
Metode pemecahan masalah gizi pada pasien dengan hiperemesis secara sistematis yang dilakukan oleh dietisien dalam menangani masalah gizi tersebut sehingga aman, efektif dan berkualitas.
2. Assessment/Pengkajian Antropometri
Melanjutkan hasil skring MST yang dilakukan oleh perawat. Melihat data dan atau mengukur berat badan, tinggi/panjang badan, dan lingkar lengan atas.
Biokimia
Melihat data hasil Laboratorium tekait penyakit yang diderita dan berhubungan dengan gizi.
Klinis/Fisik
Mual, muntah, diare, konstipasi, dan anoreksia
Dietary
Alergi makanan dan pola makan pasien serta rata-rata asupan makan pasien sebelum masuk rumah sakit
Riwayat Personal
Riawayat sosial, ekonomi , dan budaya atau kepercayaan. Riawayat penyakit saat ini dan keluarga
3. Diagnosis Gizi
Terdiri dari domain intake, clinis, dan behavioral Contoh domain Intake
Kekurangan intake makanan dan minuman dihubungan dengan gejala klinis yang timbul dari penyakit yang diderita seperti mual dan muntah dibuktikan dengan nilai asupan <90%. (NI-2.1) Contoh domain clinis
Perubahan nilai lab dihubungkan dengan penyakit yang diderita. (NC-2.2) Contoh domain Behavioral
Pengetahuan yang kurang dikaitkan dengan pangan dan gizi dihubungkan dengan belum pernah mendapatkan edukasi gizi dan makanan (NB-1.1) Diagnosis gizi disesuaikan dengan kondisi pasien 4. Intervensi Gizi Perencanaan
Tujuan 1. Secara berangsur memberikan makanan bernergi dan zat gizi yang cukup
24
Implementasi
Syarat Diet 1. Karbohidrat tinggi 2. Lemak rendah 3. Protein sedang 4. Makanan mudah cerna, tidak merangsang saluran cerna dan diberikan sering dalam porsi kecil 5. Bentuk makanan dikondisikan dengan kondisi klinis dan kemampuan pasien mengkonsumsi
Edukasi
Pemberian edukasi dan konseling gizi kepada pasien dan keluarga pasien mengenai diet hiperemesis
Koordinasi dengan tenaga kesehatan lain
Koordinasi pelayanan gizi dengan tenaga kesehatan lain seperti dokter, perawat, apoteker, serta tenaga kesehatan lain terkait asuhan pasien
5. Monitoring dan Evaluasi
1. Asupan makan 2. Fisik/klinis terkait asupan makan 3. Hasil biokimia terkait gizi 4. Status gizi berdasarkan antropometri
6. Indikator/Outcome
1. Asupan makan >90% dari kebutuhan 2. Status gizi 3. Nilai Lab
7. Kepustakaan
1. Anggraeni, Adisty. 2012. Asuhan Gizi Nutritional Care Process. Graha Ilmu. Jakarta. 2. Almatsier, Sunita. 2006. Penuntun Diet. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
25
Preeklampsia 1. Pengertian
Metode pemecahan masalah gizi pada pasien dengan preeklampsia secara sistematis yang dilakukan oleh dietisien dalam menangani masalah gizi tersebut sehingga aman, efektif dan berkualitas.
2. Assessment/Pengkajian Antropometri
Melanjutkan hasil skring MST yang dilakukan oleh perawat. Melihat data dan atau mengukur berat badan, tinggi/panjang badan, dan lingkar lengan atas.
Biokimia
Melihat data hasil Laboratorium tekait penyakit yang diderita dan berhubungan dengan gizi.
Klinis/Fisik
Mual, muntah, diare, konstipasi, dan anoreksia
Dietary
Alergi makanan dan pola makan pasien serta rata-rata asupan makan pasien sebelum masuk rumah sakit
Riwayat Personal
Riawayat sosial, ekonomi , dan budaya atau kepercayaan. Riawayat penyakit saat ini dan keluarga
3. Diagnosis Gizi
Terdiri dari domain intake, clinis, dan behavioral Contoh domain Intake
Kekurangan intake makanan dan minuman dihubungan dengan gejala klinis yang timbul dari penyakit yang diderita seperti mual dan muntah dibuktikan dengan nilai asupan <90%. (NI-2.1) Contoh domain clinis
Perubahan nilai lab dihubungkan dengan penyakit yang diderita. (NC-2.2) Contoh domain Behavioral
Pengetahuan yang kurang dikaitkan dengan pangan dan gizi dihubungkan dengan belum pernah mendapatkan edukasi gizi dan m akanan (NB-1.1) Diagnosis gizi disesuaikan dengan kondisi pasien 4. Intervensi Gizi Perencanaan
Tujuan 1. Mencapai dan mempertahan kan status gizi optimal
26
2. mencapai dan mempertahankan tekanan darah normal 3. Mencegah dan mengurangi retensi garam atau air Implementasi
Syarat Diet 1. Energy dan zat gizi cukup 2. Garam diberikan rendah sesuai dengan berat ringannnya retensi garam atau air 3. Makanan mudah cerna, tidak merangsang saluran cerna dan diberikan sering dalam porsi kecil 4. Bentuk makanan dikondisikan dengan kondisi klinis dan kemampuan pasien mengkonsumsi
Edukasi
Pemberian edukasi dan konseling gizi kepada pasien dan keluarga pasien mengenai diet Preeklampsia
Koordinasi dengan tenaga kesehatan lain
Koordinasi pelayanan gizi dengan tenaga kesehatan lain seperti dokter, perawat, apoteker, serta tenaga kesehatan lain terkait asuhan pasien
5. Monitoring dan Evaluasi
1. Asupan makan 2. Fisik/klinis terkait asupan makan 3. Hasil biokimia terkait gizi 4. Status gizi berdasarkan antropometri
6. Indikator/Outcome
1. Asupan makan >90% dari kebutuhan 2. Status gizi 3. Nilai Lab
7. Kepustakaan
1. Anggraeni, Adisty. 2012. Asuhan Gizi Nutritional Care Process. Graha Ilmu. Jakarta. 2. Almatsier, Sunita. 2006. Penuntun Diet. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
27