KEMENTERIAN KESEHATAN RI DIREKTORAT JENDERAL BINA UPAYA KESEHATAN
PANDUAN PRAKTIK KEDOKTERAN RSUP DR. M. DJAMIL PADANG
EDISI I
2014
J L. P E R I N TI S K EM ER D EK A A N - PAD A N G
Panduan Praktik Kedokteran Di RSUP Dr. M. Djamil Padang (Edisi 1)
DIREKTORAT JENDERAL BINA UPAYA KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN RI 2014
Panduan Praktik Kedokteran Di RSUP Dr. M. Djamil Padang PENGARAH 1. dr. Irayanti, Sp.M 2. dr. Yusirwan, Sp.B, Sp.BA, MARS 3. drg. Rahmadsyah Mansur, M.Kes 4. Drs. Sudarto, MM PENYUSUN 1. dr. Dody Efmansyah, Sp.BU 2. Ns. Zarni Zamzahar, S.Kep, MARS EDITOR 1. Femil Chandra 2. Asperijon Agus, SKM Dilarang memperbanyak, mencetak, menerbitkan sebagian atau seluruh isi panduan ini dengan cara dan bentuk apapun tanpa seizin Direktur Utama RSUP Dr. M. Djamil Padang Untuk dipakai di lingkungan sendiri. 21 cm x 29,7 cm 9 halaman; Edisi I Cetakan Pertama Maret 2014
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum w.w Segala puji bagi Allah SWT, Tuhan yang menciptakan manusia dan menambah ilmu pengetahuan bagi mereka yang berusaha mendapatkannya. Salawat dan salam senantiasa tercurahkan kepada Rasulullah, penghulu dan mahaguru bagi kita semua. Alhamdulillah Panduan Praktik Kedokteran RSUP Dr. M. Djamil Padang telah kita miliki. Panduan ini diharapkan menjadi acuan dalam peningkatan mutu pelayanan di lingkungan RSUP Dr. M. Djamil Padang yang kita cintai ini. Ucapan terimakasih kepada Bidang Pelayanan Medik yang telah menyelesaikan Panduan Praktik Kedokteran di RSUP Dr. M. Djamil Padang ini. Kami percaya bahwa tidak ada yang sempurna kecuali Allah SWT, saran dan masukan sangat diharapkan untuk kesempurnaan panduan ini untuk masa yang akan datang. Wassalamu’alaikum w. w. Padang, 27 Maret 2014 Direktur Utama, dr. Irayanti, Sp.M NIP. 196201231989012001
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG Institusi pelayanan kesehatan selalu berupaya meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan, terutama oleh para pemberi pelayanan yang langsung berhadapan dengan pasien dan keluarganya. Saat ini kemajuan ilmu dan teknologi kedokteran berlangsung dengan cepat sesuai dengan kemajuan perkembangan zaman, dengan pesatnya perkembangan ilmu dan teknologi, berpengaruh terhadap peningkatan pelayanan kesehatan salah satunya di bidang pelayanan praktik kedokteran. Praktik kedokteran adalah kegiatan yang mencakup keperluan banyak pasien, atau mengandung resiko, dan cenderung menggunakan sumber daya yang besar. Agar kemajuan ilmu dan teknologi kesehatan tersebut dapat dipraktekkan, aman bagi pasien dan dokter, maka perlu dilakukan pendekatan yang secara “evidence-based medicine” yaitu dengan melakukan langkah-langkah tertentu seperti memformulasi pertanyaan klinis, mencari evidence mutakhir, melakukan telaah kritis evidence yang sahih, penting, dan dapat diterapkan. Dengan demikian diperlukan upaya standarisasi praktik kedokteran di RSUP Dr. M. Djamil Padang. Pelayanan kedokteran termasuk salah satu profesi tertua di dunia, telah banyak manusia terselamatkan, dicegah dari perburukan kondisinya, serta direhabilitasi kembali. Namun tidak dapat disangkal ada juga yang tidak berhasil, atau terjadi ketidaksempurnaan dalam penanganannya. Agar pelayanan kedokteran dapat bermanfaat, serta dapat meminimalkan terjadinya kesalahan perlu pengaturan standar di RSUP Dr. M. Djamil Padang yang mengacu kepada peraturan dan per undang undangan yang berlaku. B. TUJUAN Tujuan Panduan Penyelenggaraan Praktik Kedokteran ini adalah :
1. Memberikan panduan pada dokter dan dokter gigi dalam menyiapkan dan melaksanakan praktik kedokteran di RSUP Dr. M. Djamil. 2. Memberikan perlindungan kepada pasien 3. Mempertahankan dan meningkatkan mutu pelayanan medis yang diberikan oleh dokter dan dokter gigi. 4. Memberikan kepastian hukum kepada masyarakat, dokter dan dokter gigi. C. SASARAN Sasaran Panduan Penyelenggaraan Praktik Kedokteran ini adalah ; 1. Struktur Organisasi RSUP Dr. M. Djamil Padang 2. Kelompok Staf Medis
BAB II PENGERTIAN
A. TEKNOLOGI KESEHATAN Teknologi kesehatan adalah segala bentuk alat dan atau metode yang ditujukan untuk membantu menegakkan diagnosa, pencegahan, dan penanganan permasalahan kesehatan manusia. B. PRAKTEK KEDOKTERAN Yang dimaksud dengan Praktik Kedokteran dalam Pedoman ini adalah : rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh dokter dan dokter gigi RSUP Dr. M. Djamil
terhadap pasien dalam melaksanakan upaya kesehatan secara di RSUP Dr. M. Djamil Padang. Dokter dan dokter gigi tersebut harus memenuhi ketentuan kode etik, standar profesi, hak pengguna pelayanan kesehatan, standar pelayanan, dan standar prosedur operasional. Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan dan/atau serangkaian kegiatan yang dilakukan secara terpadu, terintegrasi dan berkesinambungan untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dalam bentuk pencegahan penyakit, peningkatan kesehatan, pengobatan penyakit, dan pemulihan kesehatan oleh pemerintah dan/atau masyarakat. Upaya kesehatan yang diselenggarakan dalam bentuk kegiatan dengan pendekatan promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif yang dilaksanakan secara terpadu, menyeluruh, dan berkesinambungan.
Kegiatan pokok yang termasuk dalam Praktik Kedokteran tersebut adalah: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Mewawancarai pasien Memeriksa fisik dan mental pasien Menentukan pemeriksaan penunjang Menegakkan diagnosis Menentukan penatalaksanaan dan pengobatan pasien Melakukan tindakan kedokteran atau kedokteran gigi Menulis resep obat dan alat kesehatan Menerbitkan surat keterangan dokter atau dokter gigi;
C. STANDAR PELAYANAN Standar acuan yang digunakan untuk menyelenggarakan praktik kedokteran adalah acuan untuk menyamakan persepsi tentang perbagai istilah tersebut, dokumen ini terutama mengacu pada artikel Ashton (2002), dengan sedikit modifikasi sebagai berikut: 1. Pedoman nasional pelayanan medis.
2. 3. 4. 5. 6. 7.
Panduan pelayanan medis Alur klinis (clinical pathway) Algoritme Protokol Prosedur Standing orders.
Dalam menyelenggarakan praktik kedokteran dokter dan dokter gigi wajib mengikuti standar pelayanan kedokteran atau kedokteran gigi yang telah ditetapkan oleh Direktur. Standar pelayanan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibedakan menurut jenis dan strata sarana pelayanan kesehatan. Standar pelayanan untuk dokter atau dokter gigi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) diatur dengan Peraturan Menteri. Penyelenggaraan pelayanan kesehatan dilaksanakan secara bertanggung jawab, aman, bermutu, serta merata dan nondiskriminatif. Pemerintah dan Pemerintah Daerah bertanggung jawab atas penyelenggaraan pelayanan kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1). Pengawasan terhadap penyelenggaraan pelayanan kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan masyarakat. Setiap tenaga kesehatan yang bekerja di rumah sakit harus bekerja sesuai dengan standar profesi, standar pelayanan rumah sakit, standar prosedur operasional
yang
berlaku,
etika
profesi,
menghormati
hak
pasien
dan
mengutamakan keselamatan pasien. Tata kelola klinis yang baik. 1. Memberikan pelayanan medis sesuai dengan standar profesi standar pelayanan, standar prosedur operasi sesuai kebutuhan medis pasien. 2. Melakukan konsultasi sesuai kebutuhan medis pasien 3. Merujuk pasien apabila ada ditemukan keterbatasan kemampuan, sarana dan prasarana rumah sakit
Praktik Kedokteran diatur dalam UU No 29 tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1438 / MENKES / PER / IX / 2010 tentang Standar Pelayanan Kedokteran. Disebutkan disini bahwa standar pelayanan kedokteran meliputi Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran dan Standar Prosedur Operasi. Panduan Nasional Praktek Kedokteran (PNPK) adalah panduan tentang penyakit atau kondisi yang memenuhi beberapa persyaratan seperti paling sering, paling banyak terjadi, memiliki resiko tinggi, membutuhkan biaya tinggi serta terdapat
keberagaman
dalam
pengelolaannya.
Panduan
Nasional
Praktek
Kedokteran (PNPK) disusun oleh kelompok pakar profesi, berdasarkan bukti ilmiah, dan disahkan oleh menteri Kesehatan. Standar Pelayanan Operasional sesuai dengan Taxonomy of Health System Standard dan PMK 1438 dipecah menjadi : Clinical Practice Guideline (Panduan Praktek Klinik), Clinical Pathways (Alur Klinis), algoritme, protocol dan prosedur. PPK dapat disusun oleh Komite Medis tanpa adanya Panduan Nasional Praktek Kedokteran (PNPK), dengan merujuk pada literatur, artikel dari collegium yang bersangkutan.
1.
Panduan Praktek Klinik (PPK) Panduan Praktek Klinik (PPK) adalah terjemahan dari Panduan Nasional
Praktek Kedokteran (PNPK). hanya ada 1 jenis Panduan Praktek Klinik untuk 1 diagnosis utama ( menggunakan ICD X ). Harus dibuat berdasarkan ketersediaan
SDM, sarana dan prasarana yang ada di RSUP Dr. M. Djamil Padang serta melibatkan semua spesialisasi terkait sehingga bersifat spesifik untuk digunakan di RSUP Dr. M. Djamil. Tujuan Panduan Praktek Klinik (PPK) 1.
Meningkatkan mutu pelayanan
2.
Mengurangi resiko intervensi yang tidak perlu
3.
Memberikan pilihan treatment terbaik dengan keuntungan maksimal dan resiko terkecil.
4.
Tatalaksana dengan biaya optimal
Panduan Praktek Klinik (PPK) sekurang-kurangnya mengandung pengertian, anamnesis, pemeriksaan fisik, kriteria diagnosis, diagnosis banding, pemeriksaan penunjang, terapi, edukasi, prognosis dan kepustakaan. Panduan Praktek Klinik dibuat oleh staf medis dan dikoordinasikan ke komite medis., kemudian ditetapkan oleh Direktur Utama. Panduan Praktek Klinik harus ditinjau minimal 2 tahun sekali. Panduan Praktek Klinik
kadang membutuhkan
perangkat tambahan agar dapat dilaksanakan dengan baik, perangkat itu adalah alur klinik, algoritme, protokol, dan prosedur, serta standing order. Panduan Praktek Klinik bukan merupakan hal terbaik untuk semua pasien, penyusun Panduan Praktek Klinik tidak bertanggung jawab atas hasil apapun yag terjadi akibat penggunaan Panduan Praktek Klinik dalam tatalaksana pasien (DISCLAIMER )
2.
Alur Klinis Alur Klinis adalah penjabaran rencana pelayanan pasien terstandar hari demi
hari dalam suatu lembaran kerja. Alur klinis dibuat bilamana pelayanan bersifat
multidisiplin yaitu oleh dokter, perawat, atau tenaga kesehatan lainnya dengan tujuan untuk memperjelas penerapan pelayanan dan mempermudah monitoring kemajuan pasien. Tidak semua diagnosis membutuhkan alur klinis, alur klinis akan sangat bermanfaat jika digunakan pada pasien dengan penyakit yang memiliki pola, dengan demikian alur klinis paling cocok dibuat untuk penyakit multidisiplin dan perjalanan klinisnya dapat diprediksi. ALur klinis dapat dibuat untuk semua penyakit asal disertai dengan kriteria inklusi dan ekslusi yang jelas, dan jika ada komplikasi atau komorbiditas yang tidak tertulis pada alur klinis, maka pasien tersebut harus dikeluarkan dari alur klinis tersebut. Tujuan dibuatnya alur klinis bukanlah untuk memperoleh rincian biaya. tapi mungkin dapat menjadikan biaya perawatan menjadi lebih murah, menjadi dasar kajian untuk “diagnostic related group’.
3.
Algoritme Merupakan format tertulis berupa “flowchart’ pohon pengambilan keputusan,
dengan melihat algoritme dapat dilihat secara cepat apa yang harus dilakukan pada situasi tertentu.
4.
Protokol Panduan pelaksanaan kondisi / tindakan tertentu. contoh pada kasus retensio
urine perlu pemasangan kateter urethra. Pada protokol pemasangan kateter urethra akan dapat diketahui semua hal mulai dari pemilihan jenis dan ukuran kateter, persiapan, teknik pemasangan dan seterusnya.
Dalam protokol harus tertulis jelas tentang siapa pelaksana, tentang komplikasi, bagaimana mencegah dan mengatasinya, kapan harus berhenti atau konsultasi,dan seterusnya. 5.
Prosedur Merupakan uraian langkah demi langkah untuk melaksanakan tugas teknis/
tindakan tertentu. prosedur dapat dilakukan oleh perawat seperti memotong/ merawat tali pusat bayi.
6.
Standing Orders. Adalah suatu set instruksi dokter kepada mitra kerja/ perawat atau profesional
lainnya untuk melaksanakan tugas pada saat dokter tertentu tidak ada di tempat, contohnya: standing orders pemberian antipiretik, pemberian antikejang per rectal, dan lain-lain.