KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT ARUN LHOKSEUMAWE NOMOR : / KPTS / RSAL / III / 2018 TENTANG KEBIJAKAN TENTANG PELAYANAN TRANFUSI DARAH DAN PRODUK DARAH DI RUMAH SAKIT ARUN LHOKSEUMAWE DIREKTUR RUMAH SAKIT ARUN LHOKSEUMAWE
Menimbang
: a. Bahwa dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan Rumah Sakit Arun Lhokseumawe, maka diperlukan penyelenggaraan pelayanan tranfusi darah dan produk darah yang berkualitas dan bermutu; b. Bahwa agar pelayanan tranfusi darah dan produk darah di Rumah Sakit Arun Lhokseumawe dapat terlaksana dengan baik, perlu adanya kebijakan Direktur Rumah Sakit Arun Lhokseumawe sebagai landasan bagi penyelenggaraan pelayanan Rumah Sakit Arun Lhokseumawe. c. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dimaksud dalam a dan b , perlu ditetapkan dengan Keputusan Direktur Rumah Sakit Arun Lhokseumawe.
Mengingat
: 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit. 2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan 3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1438/MENKES/PER/IX/2010 tentang Standar Pelayanan Kedokteran 4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 290/MENKES/PER/III/2008 tentang Persetujuan Tindakan Kedokteran
MEMUTUSKAN : Menetapkan
:
Kesatu
: KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT ARUN LHOKSEUMAWE TENTANG KEBIJAKAN PELAYANAN TRANFUSI DARAH DAN PRODUK DARAH DI RUMAH SAKIT ARUN LHOKSEUMAWE.
Kedua
: Kebijakan pelayanan tranfusi darah dan produk darah di Rumah Sakit Arun Lhokseumawe sebagaimana tercantum dalam Lampiran Keputusan ini.
Ketiga
: Pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan pelayanan tranfusi dan produk darah di Rumah Sakit Arun Lhokseumawe dilaksanakan oleh Kepala Bidang Pelayanan Medik Rumah Sakit Arun Lhokseumawe.
Keempat
: Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkannya, dan apabila di kemudian hari ternyata terdapat kekeliruan dalam penetapan ini akan diadakan perbaikan sebagaimana mestinya
Ditetapkan di Lhokseumawe Pada tanggal 12 Maret 2018 Direktur Rumah Sakit Arun Lhokseumawe
dr. Syahruddin Ibrahim
Lampiran Keputusan Direktur Rumah Sakit Arun Lhokseumawe Nomor : SK/ /III/2018 Tanggal :12 Maret 2018
KEBIJAKAN PELAYANAN TRANFUSI DARAH DAN PRODUK DARAH RUMAH SAKIT ARUN LHOKSEUMAWE Kebijakan Umum 1.
Peralatan di unit harus selalu dilakukan pemeliharaan dan kalibrasi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
2.
Pelayanan di unit harus seialu berorientasi kepada mutu dan keselamatan pasien.
3.
Semua petugas unit wajib memiliki izin sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
4.
Dalam melaksanakan tugasnya setiap petugas wajib mematuhi ketentuan dalam K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja)
5.
Setiap petugas harus bekerja sesuai dengan standar profesi, standar prosedur operasional yang berlaku, etika profesi dan menghormati hak pasien.
6.
Pelayanan unit dilaksanakan dalam 24 jam.
7.
Penyediaan tenaga harus mengacu kepada pola ketenagaan.
8.
Untuk melaksanakan koordinasi dan evaluasi wajib dilaksanakan rapat rutin bulanan minimal satu bulan sekali.
9.
Setiap bulan wajib membuat laporan.
Kebijakan Khusus 1.
Setiap permintaan darah harus berdasarkan atas permintaan dokter.
2.
Pelayanan Unit Bank Darah harus seialu berorientasi kepada mutu dan keselamatan pasien.
3.
Unit Bank Darah dipimpin oleh dokter spesialis Patologi Klinik.
4.
Untuk mempertahankan dan meningkatkan kompetensi, setiap petugas wajib mengikuti pelatihan di bidang tranfusi darah yang diselenggarakan oleh Palang merah Indonesia (PMI).
5.
Darah untuk pasien kelompok "cito" akan diprioritaskan dari pada pasien yang tidak tergolong "cito".
6.
Dokter bertugas memutuskan pemberian, pengawasan dan pemeriksaan lebih lanjut.
7.
Bila persediaan darah di Unit Bank Darah tidak mencukupi atau tidak ada, baru di cari ke PMI.
8.
Sebelum melakukan transfusi darah, pasien harus melalui serangkaian pemeriksaan kelayakan.
9.
Pada pelaksanaan tranfusi darah hendaknya dilaksanakan secara aman dan meminimalkan resiko tranfusi.
Direktur Rumah Sakit Arun Lhokseumawe
dr. Syahruddin Ibrahim
PEMBERIAN TRANFUSI DARAH
No. Dokumen SPO/ / /III/2018
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)
Tanggal terbit
No Revisi
Halaman
0
1/4
Ditetapkan Oleh : Direktur Rumah Sakit Arun Lhokseumawe
12 Maret 2018 dr. Syahruddin Ibrahim
PENGERTIAN
Tranfusi darah adalah proses menyalurkan darah atau produk berbasis darah dari satu orang ke sistem peredaran orang lain. Tranfusi darah dapat hidup-tabungan dalam beberapa situasi, seperti darah besar kerugian akibat trauma atau dapat digunakan untuk menggantikan darah yang hilang selama operasi.
TUJUAN
1. Meningkatkan volume darah sirkulasi (setelah pembedahan, trauma atau heragi) 2. Meningkatkan jumlah sel darah merah dan untuk mempertahankan kadar hemoglobin pada klien anemia. 3. Memberikan komponen seluler tertentu sebagai terapi sulih (misalnya: faktor pembekuan untuk membantu mengontrol perdarahan pada pasien hemofilia)"
KEBIJAKAN
Surat Keputusan Direktur Rumah Sakit Arun Lhokseumawe Nomor : SK/ /III/2018 tentang pelayanan transfusi darah di Rumah Sakit Arun Lhokseumawe
PEMBERIAN TRANFUSI DARAH
No. Dokumen
No Revisi
Halaman 2/4
0 PROSEDUR
Prosedur Kerja: 1. Tentukan indikasi tranfusi dengan jelas dan tepat 2. Pilih darah / komponen darah yang akan diberikan 3. Hitung jumlah volume darah yang akan ditranfusikan 4. Informed Concent kepada pasien atau orang tua / wali pasien 5. Ambil contoh darah untuk uji laboratorium (golongan darah, tes cocok serasi) 6. 1st formulir permintaan darah (PMI) dengan lengkap 7. Cocokkan darah yang datang dari Bank Darah / PMI (nama pasien, nomor rekam medis, jenis darah) 8. Prosedur di bangsal: a. Perawat dan dokter bangsal sudah mengetahui rencana tranfusi b. Darah yang datang dicek ulang dan lakukan uji kebocoran kantong darah c. catat waktu mulai dan selesai tranfusi di kerjakan 9. Persiapan tranfusi darah: a. Siapkan peralatan infuse: tiang penyangga, set tranfusi, lokasi jalur infus, ukuran jarum kateter (no. 18-20), filter 170-200 mikroliter. Kantong darah sebaiknya memakai kantong darah khusus . b. Bekerja secara aseptic c. Cara pemasangan akses tranfusi 1) Pilih vena yang besar, lurus dan tidak pada persendian 2) Masukkan abocath, kemudian hubungkan dengan set transfusi 3) Berikan pertama kali NaCl 0,9% sebelum darah atau komponen darah lainnya
PEMBERIAN TRANFUSI DARAH
No. Dokumen
No Revisi
Halaman
0
3/4
PROSEDUR d. Persiapkan labu (flask) darah: 1) Perhatikan dengan teliti: nama penderita, golongan darah, hasil uji cocok serasi, nomor labu darah / label, ada atau tidaknya gumpalan darah 2) Labu darah jangan dikocok, cukup dibolak-balik 2-3 kali segera sebelum diberikan, labu darah dihangatkan mendekati suhu tubuh. 3) Cocokkan nomor labu dengan selang kantong darah. e. Temperatur darah harus dijaga. Untuk tranfusi yang diberikan secara cepat (>100 ml/menit), jaga suhu jangan sampai hipotermia (dapat mengakibatkan aritmia hingga henti jantung). Bila setelah datang dari bangsal darah tidak segera digunakan, simpan dulu dilemari pendingin. f. Tidak diperkenankan menambah obat apapun kedalam kantung darah g. Kecepatan infus tergantung kasus yang dihadapi: kehilangan darah akut,kecepatan > 100 ml/menit sampai tekanan sistolik 100 mmHg h. Anemia kronis, tiap unit darah diberikan dalam waktu 4 jam (tidak melebihi 2 ml/menit) i. Penderita penyakit kronik bila harus mendapatkan lebih dari 2 unit darah, diberikan dalam 2 kali secara terpisah j. Tranfusi darah lengkap dan PRC dimulai dalam waktu 30 menit setelah kantung darah dikeluarkan lebih dari 4 jam k. Tranfusi trombosit dimulai sesegera mungkin setelah produk darah diterima, diberikan dalam waktu 20 menit. l. Tranfusi FFP dimulai dalam 30 menit setelah kantong darah dikeluarkan dari lemari pendingin, diberikan dalam waktu 20 menit. m. Tranfusi kriopesipitat dan faktor VIII tidak lebih dari 10 ml/menit
PEMBERIAN TRANFUSI DARAH
No. Dokumen
No Revisi
Halaman
0
4/4
PROSEDUR
n. Pada PRC atau darah yang sedikit kandungan plasmanya, viskositasnya tinggi sehingga kecepatan aliran akan berkurang, perlu dicampur dengan NaCI fisiologis (50-100 ml/unit) o. Transfusi darah tidak diberikan pada malam hari diatas pukul 22.00, kecuali dalam keadaan darurat (cyto). 10. Pemantauan Pemantauan pasien dilakukan sebelum, selama dan sesudah selesai tranfusi: a. Pantau kecepatan tetesan dan reaksi tranfusi darah pada 15-30 menit pertama tranfusi b. Pantauan rutin adalah tanda vital, diuresis, lokasi jalur infuse (reaksi inflamasi dan ekstravasasi), terjadinya reak si tranfusi c. Bila ada risiko overload dapat diberikan diuretic kuat (furosemid) intravena, pantauan dilanjutkan sampai 12-24 jam pasca tranfusi 11. Evaluasi akhir a. Setelah darah dan komponen darah yang ditranfusi habis, kantung tranfusi diganti dengan infus NaCI serta transfuse set diganti dengan infuse set biasa. b. Lepas jarum infus, cek sekitar lokasi, bila ada tanda radang segera tekan dan tutup dengan kassa steril c. Pantau kembali akan kemungkinan terjadinya reaksi tranfusi d. Pemeriksaan darah ulang pasca tranfusi.
UNIT TERKAIT
Komite Medik, Kabid.yanmed, Departemen/SMF/Sub SMF, Instalasi Gawat Darurat , Instalasi Kamar Operasi, Instalasi Anestesi dan Reaminasi, Instalasi Radiologi, Instalasi Laboratorium, Instalasi Rawat Inap, Instalasi Rawat Jalan dan Instalasi Bank Darah.
TRANFUSI DARAH PADA ANAK
No. Dokumen SPO/ /
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)
/III/2018
Tanggal terbit
No Revisi
Halaman
0
1/5
Ditetapkan Oleh : Direktur Rumah Sakit Arun Lhokseumawe
12 Maret 2018 dr. Syahruddin Ibrahim
PENGERTIAN
Tranfusi darah adalah proses menyalurkan darah atau produk berbasis darah dari satu orang ke sistem peredaran orang lain. Tranfusi darah dapat hidup-tabungan dalam beberapa situasi, seperti darah besar kerugian akibat trauma atau dapat digunakan untuk menggantikan darah yang hilang selama operasi.
TUJUAN
1. Meningkatkan volume darah sirkulasi (setelah pembedahan, trauma atau heragi). 2. Meningkatkan jumlah sel darah merah dan untuk mempertahankan kadar hemoglobin pada klien anemia. 3. Memberikan komponen seluler tertentu sebagai terapi sulih (misalnya: faktor pembekuan untuk membantu mengontrol perdarahan pada pasien hemofilia).
KEBIJAKAN
Surat Keputusan Direktur Rumah Sakit Arun Lhokseumawe Nomor : SK/ /III/2018 tentang pelayanan transfusi darah dan produk darah di Rumah Sakit Arun Lhokseumawe.
TRANFUSI DARAH PADA ANAK
PROSEDUR
No. Dokumen
No Revisi
Halaman
SPO/PAP//III/2018
0
2/5
1. Pasien yang mempunyai indikasi untuk dilakukan tranfusi, diambil contoh darahnya untuk dikirim ke PMI untuk dilakukan crass-matching dengan darah dari pendonor atau darah simpan yang ada di PMI. Sampel darah dikirim bersama lembar khusus permintaan darah yang ditandatangani oleh dokter yang meminta dan petugas / perawat yang mengambil sampel darah tersebut. 2. Setelah proses di PMI selesai, darah yang akan ditranfusi diambil dengan menggunakan termos khusus. Darah yang diambil secukupnya sesuai kebutuhan awal, sebab darah idealnya harus disimpan dalam temperatur dan tempat yang khusus di PMI. 3. Darah tidak perlu dihangatkan sebelum diberikan karena dapat menyebabnya rusaknya sel-sel darahnya, tetapi cukup menggunakan blood warmer saat pemberian darah tersebut 4. Cek nama pasien, nomor medical record, serta nomor yang tercantum di lembaran kertas kantong darah, dicocokkan dengan data-data pasien, oleh minimal 2 perawat 5. Kecepatan pemberian sesuai dengan instruksi dokter, biasanya 2 jam atau lebih untuk setiap unit darah yang diberikan. 6. Dalam hal keadaan timbulnya reaksi alergi akibat tranfusi, maka yang pertama kali dilakukan adalah menyetop pemberian tranfusi yang sedang berlangsung. Sebagian besar reaksi ketidakcocokan terjadi dalam 15 menit pertama, sehingga harus diawasi pada awal prosedur.
TRANFUSI DARAH PADA ANAK
No. Dokumen SPO /PAP/ PROSEDUR
/III/ 2018
No Revisi
Halaman
0
3/5
TRANFUSI PRC 1. Bayi berumur diatas 4 bulan a. Kehilangan darah intraoperatif b. Hemoglobin < 8,0 g/dl 1) Pada periode perioperatif, dengan gejala 2) Pada kemoterapi / radioterapi 3) Pada anemia kongenital kronis / anemia simptomatik didapat 4) Pada prosedur bedah emergensi dengan kehilangan darah yang dapat diperkirakan pada pasien anemia preoperatif yang bermakna 5) Pada anemia preoperatif bila terapi koreksi lainnya tidak tersedia c. Hemoglobin < 13,0 g/dl dengan: - Penyakit kardiopulmonal yang berat d. Kehilangan darah akut dengan hipovolemia yang tidak responsif terhadap teragi lain e. Program tranfusi berkelanjutan (seperti pada thalasemia dan Sindroma Diamond Blackfan yang tidak responsif terhadap terapi lainnya) 2. Bayi berumur dibawah 4 bulan 1. Hemoglobin < 7,0 g/dl dengan retikulosit yang rendah dan symptom anemia 2. Hemoglobin < 10,0 g/dl dengan bayi: 1) Oksigen sungkup < 35% 2) Oksigen nasal kanul 3) Continuous Positif Airway Pressure (CPAP) atau Intermitten Mandatory Ventilation (IMV) dengan tekanan udara H20 < 6 cm
TRANFUSI DARAH PADA ANAK
No. Dokumen SPO/PAP/ PROSEDUR
/III/2018
No Revisi
Halaman
0
4/5
4)Continuous Positif Airway Pressure (CPAP) atau Intermitten Mandatory Ventilation (IMV) dengan tekanan udara H20 < 6 cm 5) Apneu atau bradikardia yang signifikan 6) Takikardia atau takipneu yang signifikan 7)Penambahan berat badan yang rendah 3. Hemoglobin < 12,0 g/dl dengan bayi: 1) Oksigen Sungkup > 35% 2) CPAP / IMV dengan tekanan udara H20 > 6 - 8 cm 4. Hemoglobin < 15,0 g/dl dengan: - Penyakit jantung sianotik bawaan TRANFUSI TROMBOSIT 1. Menjaga kadar trombosit ≥ 100.000/ul pada perdarahan SSP atau tindakan operasi SSP 2. Menjaga kadar trombosit ≥ 50.000/ul jika terdapat perdarahan aktif atau akan menjalani operasi mayor 3. Sebagai tranfusi profilaksis pada pasien dengan kadar trombosit 5-10.000/ul 4. Trombosit < 20.000/ul dengan kegagalan sumsum tulang dengan risiko perdarahan 5. Trombosit < 10.000/ul dengan kegagalan sumsum tulang tanpa risiko perdarahan
TRANFUSI DARAH PADA ANAK
No. Dokumen SPO/PAP/ PROSEDUR
/III/2018
No Revisi
Halaman
0
5/5
TRANFUSI DARAH LENGKAP (Whole Blood) 1. Pendarahan pada anak umur < 2 tahun 2. Operasi jantung yang komplek dan memerlukan kardiopulmonal bypass DOSIS TRANFUSI 1. Sel darah merah: dosis 10-15 ml/kg BB dapat meningkatkan 2-3 g/dl. 2. Trombosit: dosis 5-10 ml/kg BB dapat meningkatkan trombosit 50.000-10.000/ul 3. Granulosit: dosis ≥ 1x 109 netrofil/kg BB, diulang sampai tertihat respon klinis 4. FFP: dosis 10-15 ml/kg BB dapat meningkatkan faktor 15-20% 5.AHF : dosis 1-2 unit/10kg BB dapat meningkatkan fibrinogen 60-100 mg/kg BB
UNIT TERKAIT
Komite Medik, Siyanmed, Departemen/SMF/Sub SMF, Instalasi Gawat Darurat , Instalasi Kamar Operasi, Instalasi Anestesi dan Reaminasi, Instalasi Radiologi, Instalasi Patologi, Instalasi Rawat Inap, Instalasi Rawat Jalan dan Instalasi Bank Darah.
TRANFUSI DARAH PADA PASIEN DEWASA
No. Dokumen SPO/PAP/
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)
/III/2018
Tanggal terbit 12 Maret 2018
No Revisi
Halaman
0
1/2
Ditetapkan Oleh : Direktur Rumah Sakit Arun Lhokseumawe
dr. Syahruddin Ibrahim PENGERTIAN
Tranfusi darah adalah proses menyalurkan darah atau produk berbasis darah dari satu orang ke sistem peredaran orang lain. Tranfusi darah dapat hidup-tabungan dalam beberapa situasi, seperti darah besar kerugian akibat trauma atau dapat digunakan untuk menggantikan darah yang hilang selama operasi.
TUJUAN
1. Meningkatkan volume darah sirkulasi (setelah pembedahan, trauma atau heragi). 2. Meningkatkan jumlah sel darah merah dan untuk mempertahankan kadar hemoglobin pada klien anemia. 3. Memberikan komponen seluler tertentu sebagai terapi sulih (misalnya: faktor pembekuan untuk membantu mengontrol perdarahan pada pasien hemofilia).
KEBIJAKAN
Surat Keputusan Direktur Rumah Sakit Arun Lhokseumawe Nomor : SK/ /III/2018 tentang pelayanan transfusi darah dan produk darah di Rumah Sakit Arun Lhokseumawe.
TRANFUSI DARAH PADA PASIEN DEWASA
No. Dokumen SPO/PAP/
/ III / 2018
No Revisi
Halaman
0
2/2
PROSEDUR
7. Pasien yang mempunyai indikasi untuk dilakukan tranfusi, diambil contoh darahnya untuk dikirim ke PMI untuk dilakukan crass-matching dengan darah dari pendonor atau darah simpan yang ada di PMI. Sampel darah dikirim bersama lembar khusus permintaan darah yang ditandatangani oleh dokter yang meminta dan petugas / perawat yang mengambil sampel darah tersebut. 8. Setelah proses di PMI selesai, darah yang akan ditranfusi diambil dengan menggunakan termos khusus. Darah yang diambil secukupnya sesuai kebutuhan awal, sebab darah idealnya harus disimpan dalam temperatur dan tempat yang khusus di PMI. 9. Darah tidak perlu dihangatkan sebelum diberikan karena dapat menyebabnya rusaknya sel-sel darahnya, tetapi cukup menggunakan blood warmer saat pemberian darah tersebut 10. Cek nama pasien, nomor medical record, serta nomor yang tercantum di lembaran kertas kantong darah, dicocokkan dengan data-data pasien, oleh minimal 2 perawat 11. Kecepatan pemberian sesuai dengan instruksi dokter, biasanya 2 jam atau lebih untuk setiap unit darah yang diberikan. 12. Dalam hal keadaan timbulnya reaksi alergi akibat tranfusi, maka yang pertama kali dilakukan adalah menyetop pemberian tranfusi yang sedang berlangsung. Sebagian besar reaksi ketidakcocokan terjadi dalam 15 menit pertama, sehingga harus diawasi pada awal prosedur.
UNIT TERKAIT
Komite Medik, Kabid.yanmed, Departemen/SMF/Sub SMF, Instalasi Gawat Darurat , Instalasi Kamar Operasi, Instalasi Anestesi dan Reaminasi, Instalasi Radiologi, Instalasi Patologi, Instalasi Rawat Inap, Instalasi Rawat Jalan dan Instalasi Bank Darah.
UJI COCOK SERASI
No. Dokumen SPO/PAP/ /III/2018
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)
PENGERTIAN
TUJUAN
KEBIJAKAN
PROSEDUR
Tanggal terbit 12 Maret 2018
No Revisi
Halaman
0
1/2
Ditetapkan Oleh : Direktur Rumah Sakit Arun Lhokseumawe
dr. Syahruddin Ibrahim Uji cocok serasi adalah tes yang dilakukan dengan memeriksa kecocokan antara darah donor dan darah penerima untuk mencegah terjadinya reaksi tranfusi yang tidak diinginkan dan memeberikan tranfusi yang aman pada pasien .
1. Melakukan beberapa test untuk mengetahui keamanan produk darah yang akan diberikan kepada pasien 2. Mencegah terjadinya reaksi akibat pemberian tranfusi 3. Memberikan tranfusi darah dan produk darah yang aman dan berkualitas pada pasien Surat Keputusan Direktur Rumah Sakit Arun Lhokseumawe Nomor : SK/ /III/2018 tentang pelayanan transfusi darah dan produk darah di Rumah Sakit Arun Lhokseumawe 1. Contoh darah pasien yang akan diperiksa haruslah darah beku dan berumur tidak lebih dari 2 X 24 jam 2. Tetapkan Golongan Darah ABO & Rhesusnya sesuai dengan Prosedur Tetap Pemeriksaan Golongan Darah 3. Ambilkan Darah Donor sebanyak yang diperlukan. 4. Ambil dari selang kantong darah contoh darahnya + 1 ml dan tentukan golongan darah ABO dan Rhesusnya. 5. Antara darah pasien dan darah donor harus bergolongan darah sama baik ABO maupun Rhesus. 6. Pisahkan serum / plasma contoh darah pasien dan darah donor Buat Suspensi sel darah merah pasien 5% dan sel darah merah donor 5%.
UJI COCOK SERASI
Tanggal terbit 12 Maret 2018
PROSEDUR
UNIT TERKAIT
No Revisi
Halaman
0
2/2
7. Buat suspensi sel darah merah pasien 1% dan sel darah (darah donor 1 % dengan cara memasukkan ID Dilluent -2 sebanyak 500 ul kedalam tabung dan dengan mikropipet tambahkan 5 ul sel darah merah pekat ( PRC) atau 10 ul darah lengkap (WB) Kocok isi tabung minggu homogen 8. Cek ulang semua pencatatan yang telah diisi oleh orang kedua Mengisi Lembar kerja pemeriksaan golongan darah ABO dan Rhesus a. Lembar kerja pemeriksaan uji cocok serasi untuk permintaan darah, satu kantong darah b. Lembar kerja pemeriksaan uji cocok serasi untuk permintaan darah > dari satu kantong darah Langkah Pemeriksaan Examination steps: a. Lakukan pemeriksaan sesuai dengan instruksi kerja pemeriksaan uji cocok serasi Metode Aglutinasi Untuk metode Agglutinasi lakukan sesuai dengan instruksi Metode gel Untuk pengerjaan menggunakan gel test lakukan sesuai dengan instruksi kerja pemeriksaan uji cocok serasi metode gel b. Baca dan catat hasil pemeriksaan pada lembar kerja pemeriksaan dan lembar kerja uji cocok serasi c. Hasil yang telah dicatat dan dicek oleh orang kedua, kemudian dicek penanggung jawab Komite Medik, Kabid.yanmed, Departemen/SMF/Sub SMF, Instalasi Gawat Darurat , Instalasi Kamar Operasi, Instalasi Anestesi dan Reaminasi, Instalasi Radiologi, Instalasi Patologi, Instalasi Rawat Inap, Instalasi Rawat Jalan dan Instalasi Bank Darah.