PAPER BANGUNAN AIR BENDUNG BEDADUNG
Disusun oleh : Ahmad Maulidi
(161910301004) (161910301004)
Akhmad Yunior Zamzami
(161910301021) (161910301021)
Hafi Anshori Ramadhani
(161910301041) (161910301041)
Lucky Dwi Handayani
(161910301045) (161910301045)
Hurrin Ufiantara
(161910301055) (161910301055)
Nabil Ghozi
(161910301073) (161910301073)
Hari Subagio
(161910301089) (161910301089)
Balqis Nanda Rahmania
(161910301091) (161910301091)
Rizqy Dhinia
(161910301101) (161910301101)
Alvin Shaka Mahasin
(161910301135) (161910301135)
TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS JEMBER 2017
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .......................................... ................................................................ ............................................ .......................................... .................... i DAFTAR ISI ............................................ .................................................................. ............................................ ............................................ ............................... ......... ii ABSTRAK ........................................... .................................................................. ............................................. ............................................ .................................. ............ iii BAB I
PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG ......................................... ............................................................... .......................................... .................... 1 1.2 RUMUSAN MASALAH ............................................. .................................................................... .................................. ........... 2 1.3 TUJUAN ............................................ .................................................................. ............................................ ...................................... ................ 2 1.4 MANFAAT..................................... MANFAAT........................................................... ............................................ .......................................... .................... 2 1.5. TINJAUAN PUSTAKA ...................................... ............................................................ .......................................... .................... 3
BAB II
METODE PENELITIAN......................................... ............................................................... .......................................... .................... 7
BAB III PEMBAHASAN 3.1 KONDISI BANGUNAN BENDUNG BEDADUNG....................................... ....................................... 9 3.2. PERMASALAHAN YANG ADA DI BENDUNG BEDADUNG................10 3.3 SOLUSI UNTUK PERMASALAHAN YANG TERJADI DI BENDUNG ...11 ...11 3.4 DATA ELEVASI BENDUNG BEDADUNG ............................................. ............................................. ...12 BAB IV PENUTUP 3.1 KESIMPULAN ..................................... ........................................................... ............................................ ...................................... ................ 13 3.2 SARAN ........................................................ .............................................................................. ............................................. ............................... ........ 13 LAMPIRAN DOKUMENTASI ............................................ .................................................................. ............................................ ........................ 14 DAFTAR PUSTAKA ........................................................... .................................................................................. .............................................. ....................... 15
ii
ABSTRAK
Sungai mempunyai peranan yang penting bagi kehidupan manusia. Peranan sungai dalam kehidupan manusia sebagai kebutuhan dasar bagi manusia dalam hidupnya tanpa ada air maka kehidupan tidak akan berjalan dengan lancar . Salah satu alasannya yaitu sebgai tempat mencari penghasilan dan juga sebgai tempat penghasil makanan. Maka dari itu sungai sangatlah penting . Sungai yang sangat besar akan sulit di gunakan atau dimanfaatkan karena arus yg sangat besar maka dari itu
diperlukanlah yang namanya bendung, bendung
bermanfaat sebagai pencegah banjir, mengukur debit sungai dan juga untuk memperlambat aliran sungai yang sangat deras. Bendung yang akan diakan diteliti adalah Bendung Bedadung yang terletak di daerah Rowotamtu-Jember. Untuk itu mengetahui kondisi dari bendung bedadung dan permasalahan-permasalahan yang ada serta solusi dari masalah bendung bedadung. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa di bendung bedadung terdapat 3 permasalahan yang sedikit mempengaruhi kinerja sebagai bendung. Kata kunci : Bendung Bedadung
iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Sungai mempunyai peranan yang penting bagi kehidupan manusia. Salah satunya adalah sebagai sumber air yang dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan irigasi, penyediaan air minum, kebutuhan industri dan lain lain. Semakin hari pertumbuhan populasi manusia semakin meningkat hingga akhirnya kepadatan penduduk di suatu daerah semakin meningkat pula. Teutama di negara Indonesia, dimana Indonesia tergolong sebagai negara dengan kepadatan penduduk yang tinggi. Hal ini mengakibatkan semakin banyak kebutuhan manusia yang harus terpenuhi baik kebutuhan pokok maupun kebutuhan lainnya. Contoh dari kebutuhan pokok tersebut adalah kebutuhan air bersih yang dapat diperoleh dari sumber air maupun dari aliran sungai. Untuk memenuhinya perlu adanya pembagian aliran sungai agar setiap daerah terpenuhi dengan merata sesuai kebutuhan air masing-masing, serta agar pemanfaatan dapat digunakan secara efektif dan efisien. Pembagian aliran sungai tersebut dapat dilakukan dengan pembangunan bendung. Definisi bendung menurut ARS Group, 1982, Analisa Upah dan Bahan BOW (Burgerlijke Openbare Werken), bendung adalah bangunan air beserta kelengkapannya yang dibangun melintang sungai atau pada sudetan untuk meninggikan taraf muka air sehingga dapat dialirkan secara gravitasi ke tempat yang membutuhkannya. Oleh karena itu karya tulis ini disusun untuk mengetahui kondisi salah satu bendung yang ada di wilayah jember yaitu rowotamtu.
1
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan fokus masalah diatas, maka dapat dirumuskan suatu masalah yakni : 1. Bagaimana kondisi bangunan Bendung Bedadung? 2. Apa saja permasalahan yang ada di Bendung Bedadung? 3. Bagaimana solusi untuk mengatasi permasalahan yang ada di Bendung Bedadung?
1.3. Tujuan
Sesuai dengan masalah yang diangkat diatas, tujuan penulisan ini adalah untuk mengetahui dan mendeskripsikan secara sistematis dan logis te ntang : 1. Kondisi mengenai Bendung Bedadung. 2. Permasalahan yang ada di Bendung Bedadung. 3. Solusi untuk mengatasi permasalahan yang ada di Bendung Bedadung.
1.4. Manfaat
Hasil penulisan ini diharapkan mampu memberikan informasi mengenai : 1. Kondisi mengenai Bendung Bedadung. 2. Permasalahan yang ada di Bendung Bedadung. 3. Solusi untuk mengatasi permasalahan yang ada di Bendung Bedadung.
2
1.5. Tinjauan Pustaka
a. Bangunan Utama Menurut KP-02, Bendung dapat didefinisikan semua bangunan yang direncanakan di sungai atau aliran air untuk membelokkan air ke dalam jaringan irigasi, biasanya dilengkapi dengan kantong lumpur agar bisa mengurangi kandungan sedimen yang berlebihan serta memungkinkan untuk mengukur dan mengatur air yang masuk. b. Jenis - Jenis Bangunan Utama yang Ada di Indonesia Menurut KP-02, bendung dikelompokkan menjadi : 1. Bendung Tetap Bangunan air ini dengan kelengkapannya dibangun melintang sungai atau sudetan, dan sengaja dibuat untuk meninggikan muka air dengan ambang tetap sehingga air sungai dapat disadap dan dialirkan secara gravitasi ke jaringan irigasi. Kelebihan airnya dilimpahkan ke hilir dengan terjunan yang dilengkapi dengan kolam olak dengan maksud untuk meredam energi. 2. Bendung Gerak Vertikal Bendung ini terdiri dari tubuh bendung dengan ambang tetap yang rendah dilengkapi dengan pintu-pintu yang dapat digerakkan vertikal maupun radial. Tipe ini mempunyai fungsi ganda, yaitu mengatur tinggi muka air di hulu bendung kaitannya dengan muka air banjir dan meninggikan muka air sungai kaitannya dengan penyadapan air untuk berbagai keperluan. Operasional di lapangan dilakukan dengan membuka pintu seluruhnya pada saat banjir besar atau membuka pintu sebagian pada saat banjir sedang dan kecil. Pintu ditutup sepenuhnya pada saat saat kondisi normal, yaitu untuk kepentingan penyadapan air. 3. Bendung Karet (Bendung Gerak Horisontal) Bendung ini berfungsi meninggikan muka air dengan cara mengembungkan tubuh bendung dan menurunkan muka air dengan cara mengempiskannya. Tubuh bendung yang terbuat dari tabung karet dapat diisi dengan udara atau air. Proses pengisian udara atau air dari pompa udara atau air dilengkapi dengan instrumen pengontrol udara atau air (manometer). 4. Bendung Saringan Bawah
3
Bendung ini berupa bendung pelimpah yang dilengkapi dengan saluran penangkap dan saringan. Bendung ini meloloskan air lewat saringan dengan membuat bak penampung air berupa saluran penangkap melintang sungai dan mengalirkan airnya ke tepi sungai untuk dibawa ke jaringan irigasi. Operasional di lapangan dilakukan dengan membiarkan sedimen dan batuan meloncat melewati bendung, sedang air diharapkan masuk ke saluran penangkap. Sedimen yang tinggi diendapkan pada saluran penangkap pasir yang secara periodik dibilas masuk sungai kembali. 5. Pompa Pompa digunakan bila bangunan-bangunan pengelak yang lain tidak dapat memecahkan permasalahan pengambilan air dengan gravitasi, atau kalau pengambilan air relative sedikit dibandingkan dengan lebar sungai. Dengan instalasi pompa pengambilan air dapat dilakukan dengan mudah dan cepat. Namun dalam operasionalnya memerlukan biaya operasi dan pemeliharaannya cukup mahal terutama dengan makin mahalnya bahan bakar dan tenaga listrik. Dari cara instalasinya pompa dapat dibedakan atas pompa yang mudah dipindah-pindahkan karena ringan dan mudah dirakit ulang setelah dilepas komponennya dan pompa tetap (stationary) yang dibangun/dipasang dalam bangunan rumah pompa secara permanen. 6. Pengambilan Bebas Pengambilan air untuk irigasi ini langsung dilakukan dari sungai dengan meletakkan bangunan pengambilan yang tepat ditepi sungai, yaitu pada tikungan luar dan tebing sungai yang kuat atau massive. Bangunan pengambilan ini dilengkapi pintu, ambang rendah dan saringan yang pada saat banjir pintu dapat ditutup supaya air banjir tidak meluap ke saluran induk. Kemampuan menyadap air sangat dipengaruhi elevasi muka air di sungai yang selalu bervariasi tergantung debit pengaliran sungai saat itu.
Pengambilan
bebas biasanya digunakan untuk daerah irigasi dengan luasan yang kecil sekitar 150 ha dan masih pada tingkat irigasi ½ (setengah) teknis atau irigasi sederhana. 7. Bendung Tipe Gergaji
4
Diperkenankan dibangun dengan syarat harus dibuat di sungai yang alirannya stabil, tidak ada tinggi limpasan maksimum, tidak ada material hanyutan yang terbawa oleh aliran.
c. Bagian-bagian Bangunan Utama Menurut KP-02, Bangunan utama terdiri dari berbagai bagian yang akan dijelaskan secara terinci dalam pasal berikut ini. Pembagiannya dibuat sebagai berikut : 1. Bangunan Bendung Bangunan bendung adalah bagian dari bangunan utama yang benar-benar dibangun di dalam air. Bangunan ini diperlukan untuk memungkinkan dibelokkannya air sungai ke jaringan irigasi, dengan jalan menaikkan muka air di sungai atau dengan memperlebar pengambilan di dasar sungai seperti pada tipe bendung saringan bawah ( bottom rack weir ). Bila bangunan tersebut juga akan dipakai untuk mengatur elevasi air di sungai, maka ada dua tipe yang dapat digunakan, yakni: (1) bendung pelimpah dan (2) bendung gerak ( barrage) 2. Pengambilan Pengambilan adalah sebuah bangunan berupa pintu air. Air irigasi dibelokkan dari sungai melalui bangunan ini. Pertimbangan utama dalam merencanakan sebuah bangunan pengambilan adalah debit rencana pengelakan sedimen. 3. Pembilas Pada tubuh bendung tepat di hilir pengambilan, dibuat bangunan pembilas guna mencegah masuknya bahan sedimen kasar ke dalam jaringan saluran irigasi. Pembilas dapat direncanakan sebagai: (1) pembilas pada tubuh bendung dekat pengambilan (2) pembilas bawah ( undersluice ) (3) shunt undersluice (4) pembilas bawah tipe boks. 4. Kantong lumpur Kantong lumpur mengendapkan fraksi-fraksi sedimen yang lebih besar dari fraksi pasir halus tetapi masih termasuk pasir halus dengan diameter butir berukuran 0,088 mm dan biasanya ditempatkan persis di sebelah hilir pengambilan. Bahan-bahan yang lebih halus tidak dapat ditangkap dalam
5
kantong lumpur biasa dan harus diangkut melalui jaringan saluran ke sawahsawah. Bahan yang telah mengendap di dalam kantong kemudian dibersihkan secara berkala. Pembersihan ini biasanya dilakukan dengan menggunakan aliran air yang deras untuk menghanyutkan bahan endapan tersebut kembali ke sungai. Dalam hal-hal tertentu, pembersihan ini perlu dilakukan dengan cara lain, yaitu dengan jalan mengeruknya atau dilakukan dengan tangan. 5. Bangunan Perkuatan Sungai Pembuatan bangunan perkuatan sungai khusus di sekitar bangunan utama untuk menjaga agar bangunan tetap berfungsi dengan baik, terdiri dari: (1) Bangunan perkuatan sungai guna melindungi bangunan terhadap kerusakan akibat penggerusan dan sedimentasi. Pekerjaan-pekerjaan ini umumnya berupa krib, matras batu, pasangan batu kosong dan/atau dinding pengarah. (2) Tanggul banjir untuk melindungi lahan yang berdekatan terhadap genangan akibat banjir. (3) Saringan bongkah untuk melindungi pengambilan atau pembilas, agar bongkah tidak menyumbah bangunan selama terjadi banjir. (4) Tanggul penutup untuk menutup bagian sungai lama atau, bila bangunan bendung dibuat di kopur, untuk mengelakkan sungai melalui bangunan tersebut. 6. Bangunan pelengkap Bangunan-bangunan atau perlengkapan yang akan ditambahkan ke bangunan utama diperlukan keperluan : (1) Pengukuran debit dan muka air di sungai maupun di saluran. (2) Rumah untuk opreasi pintu. (3) Peralatan komunikasi, tempat teduh serta perumahan untuk tenaga operasional, gudang dan ruang kerja untuk kegiatan operasional dan pemeliharaan. (4) Jembatan di atas bendung, agar seluruh bagian bangunan utama mudah di jangkau, atau agar bagian-bagian itu terbuka untuk umum. (5) Instalasi tenaga air mikro atau mini, tergantung pada hasil evaluasi ekonomi serta kemungkinan hidrolik. Instalasi ini bisa dibangun di dalam bangunan bendung atau di ujung kantong lumpur atau di awal saluran.
6
(6) Bangunan tangga ikan ( fish ladder ) diperlukan pada lokasi yang senyatanya perlu dijaga keseimbangan lingkungannya sehingga kehidupan biota tidak terganggu. Pada lokasi diluar pertimbangan tersebut tidak diperlukan tangga ikan.
7
BAB II METODE PENELITIAN
2.1. Jenis Penelitian
Permasalahan yang akan dikaji oleh penulis merupakan masalah yang bersifat penemuan. Oleh karena itu, penulis memilih menggunakan metode penelitian kualitatif untuk menentukan cara mencari, mengumpulkan, mengolah dan menganalisis data hasil penelitian tersebut. Penelitian kualitatif ini dapat digunakan untuk memastikan kebenaran data, misalnya dengan wawancara sehingga akan ditemukan informasi yang jelas.
2.2. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Bendung Bedadung.
2.3. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret 2017 – April 2017.
2.4. Bentuk Data dan Sumber Data
Bentuk data dibagi atas data primer yang bersumber dari hasil wawancara kondisi mengenai Bendung Bedadung, permasalahan yang ada di Bendung Bedadung, serta solusi untuk mengatasi permasalahan yang ada di Bendung Bedadung dan data sekunder yang berasal dari literatur – literatur yang berkaitan dengan teori yang diteliti khususnya tentang bendung.
2.5. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan yaitu dengan cara wawancara yang merupakan proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara Tanya
8
jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan informan atau orang yang diwawancarai, dengan atau tanpa menggunakan pedoman ( guide) wawancara. 2.6. Metode Analisis Data
Metode analisis data yang digunakan yaitu metode deskriptif kualitatif yang merupakan suatu proses mendeskripsikan data apa adanya dan menjelaskan data atau kejadian dengan kalimat – kalimat penjelasan secara kualitatif.
9
BAB III PEMBAHASAN
3.1. Kondisi Bangunan Bendung Bedadung
Bendung Bedadung merupakan bangunan peninggalan Belanda, Bendung bedadung tergolong bendung tetap yaitu bendung dengan ambang tetap sehingga muka air banjir tidak dapat diatur. Bangunan air ini dibangun melintang sungai selebar 32 meter dengan kedalaman 9 meter dari permukaan air laut. Sungai ini mengaliri air dengan baku sawah 13.245 Ha. Yang selanjutnya dibagi menjadi 3 bangunan pembagi yaitu daerah wuluhan sebanyak 6.278 Ha, balung 3.054 Ha, dan Curah Malang 1.913 Ha. kontruksi
bangunan
bendung
bedadung
terdiri
atas
5
pintu
intake
(pengambilan), 2 pintu pembilas, mercu bendung, dan kolam olak. Untuk pintu pengambilan dengan lebar pintu 1,60 meter, tinggi pintu 2,60 meter, dan berat masingmasing pintu adalah 6 ton. Pintu pengambilan terdiri dari 5 pintu, 4 pintu terbuat dari baja dan 1 pintu masih terbuat dari kayu. Dalam pengoperasian saat membuka maupun menutup pintu ini masih menggunakan cara manual yaitu dengan menggunakan tenaga manusia. Pintu pembilas mempunyai ukuran lebar 2,50 meter, dan tinggi 3,65 meter. Pengoperasiaannya tidak lagi menggunakan manusia melainkan menggunakan tenaga jenset.
10
3.2. Permasalahan yang Ada Di Bendung Bedadung
Di Bendung Bedadung tidak banyak kerusakan dikarenakan pembangunan pada zaman belanda sudah sangat lama dan bangunan tersebut tergolong sangat kuat hanya saja cara merawat dari bangunan itu sendiri yang harus di perhatikan, meskipun bangunan tersebut sangat kuat tetapi debit aliran air sungai bedadung yang berubahubah membuat bangunan bendung lambat laun akan merusak pada bagian-bagian bendung yang mengakibatkan pada optimalnya kinerja dari bendung itu. Pada Bendung bedaduung terdapat permasalahan-permasalahan yang berasal dari bangunan bendung dan juga pada perawatan bendung, yaitu :
Tingkat sedimentasi yang mulai naik Semakin banyaknya material material yang terendap didalam sungai bedadung ini berakibat pendangkalan pada sungai tersebut yang disebabkan oleh laju erosi yang semakin meningkat, sehingga Jika
pendangkalan
terus
terjadi
apabila
volume
air
sedang
tinggi
akan
mengakibatkan kebanjiran.
Salah satu pintu penggambilan masih menggunakan kayu Bagian-bagian bendung sebagian sudah mengalami renovasi tetapi juga ada yang belum atau sama sekali di renovasi untuk bangunan utamanya jelas belum di renovasi dikarenakan biaya yang dibtuhkan juga tidak sedikit, bagian – bagian yg sudah di renovasi seperti pada pintu- pintu pengambilan pada bendung bedadung yang sebagian sudah menggunakan baja tetapi ada satu pintu pengambilan yang belum menggunakan pintu baja masih menggunakan bahan kayu.
Permasalahan lingkungan lain yang ada di bendungan ini adalah tentang keberadaan sampah. Sampah yang ada di bendung bedadung bersumber dari aliran air yang masuk ke bendungan juga berasal dari sampah – sampah yang di buang oleh masyarakat sekitar di sungai bedadung. Adapun masalah masalah lainnya seperti banyaknya endapan sedimen di kantong lumpur, tanggul kanan dan kiri berupa lahan kosong dan pekarangan rumah penduduk, pada ruas saluran yang ada dasar saluran dari tanah banyak endapan sedimen pada dasar saluran.
11
3.3. Solusi Untuk Mengatasi Permasalahan yang Ada di Bendung Bedadung
Untuk mengatasi masalah- masalah yang berkaitan dengan bendung bedadung dapat diselesaikan dengan berbagai cara, untuk sedimentasi yang semakin naik mengakibatkan pendangkalan pada sungai dapat diatasi dengan cara upaya vegetasi dalam konservasi hutan atau tanaman-tanaman yang berada disekitar bendung bedadung dan juga upaya pemerintah seperti memberdayakan masyarakat dalam mengolah tanah agar tidak menimbulkan erosi dengan cara menanam pohon disekitar sungai dan juga disekitar bendung. Selain itu pemerintah juga perlu merevisi kembali prosedur operasi dan pemeliharaan dari bendung bedadung itu sendiri, terutama yang memiliki tingkat resiko yg tinggi pada sedimentasi. Dengan ini tidak hanya menyentuh sektor fisik pada bangunan bendung bedadug saja tetapi juga menyentuh sektor sosial yang turut menentukan dalam keberlangsungan fungsi bendung bedadung. Yang kedua yaitu untuk masalah penggantian konstruksi atau bagian bendung butuhlah biaya yg tidak sedikit dari pihak pengelola bendung haruslah ada usulan lagi terhadap pemerintah dikarenakan jika semakin lama jika pintu pengambilannya terbuat dari kayu mudah sekali rusak jika terus terkena arus aliran air sungai dan mengakibatkan tidak dapat menahan dari derasnya aliran air jika volume air terus meningkat. Yang ketiga yaitu masalah sampah sudah sangatlah umum terjadi dimanapun berada terutama dialiran air sungai . Pihak utama berperan pada kebersihann bendungan yaitu masyarakat
tidak membuang sampah pada aliran sungai bedadung yang dapat
mengakibatkan permasalahan lingkungan.
12
3.4 Data Elevasi Bendung Bedadung
Data – data hasil pengamatan pada bendung bedadung 1. Lebar Sungai
: 32,00 m
2. Elevasi dasar sungai hulu
: + 36,00 m
3. Elevasi dasar sungai hilir
: + 36,00 m
4. Elevasi tanggul hulu
: + 47,32 m
5. Elevasi tanggul hilir
: + 43,00 m
6. Elevasi Mercu bendung
: + 41,60 m
7. Elevasi muka air hulu
: + 42,60 m
8. Elevasi muka air hilir
: + 38,00 m
9. Elevasi dasar bangunan pengambilan : + 36,00 m 10. Elevasi pintu air pengambilan
: + 39,60 m
11. Elevasi pintu pembilas
: + 42,60 m
13
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Bendungan Bendung Bedadung mempunyai berbagai permasalahan lingkungan yang masih dalam taraf sederhana yakni permasalahan lingkungan yang berhubungan dengan pengelolaan bendung dan masalah – masalah yang ditimbulkan oleh pihak-pihak lain dan juga permasalahan pada bangunan bendung yang sudah sangat lama. Permasalahan lingkungan yang ada dapat diselesaiakan apabila ada kerjasama dan pengananan yang serius, pemerintah bertindak sebagai pelopor dan pengawas sedangkan masyarakat sekitar bertindak sebagai pelaku kaitanya dengan menjaga dan meningkatkan peran bendungan Bendung Bedadung.
4.2 Saran
Penulis menyarankan agar perencanaan suatu bendung perlu memperhatikan perawatan yang tepat supaya stabilitas fungsi bendung itu sendiri dapat bermanfaat bagi pemerintah maupun masyarakat yg ada di sekitar bendung.
14
Lampiran Dokumentasi
15
DAFTAR PUASTAKA
http://civilioengineerio.blogspot.com/2012/01/makalah-bendung.html Juru Pengairan Curah Malang, Jember, PT. Hari Karya Sumber: Kriteria Perencanaan Bagian Banggunan Utama KP-02
16
17